• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN PNEUMONIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA PASIEN PNEUMONIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

NOFITA SARI

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA

PASIEN PNEUMONIA

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Rumah

Sakit Umum Daerah Sidoarjo)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE PADA

PASIEN PNEUMONIA

(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Rumah Sakit

Umum Daerah Sidoarjo)

Periode Desember-Februari 2016

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2015

Oleh :

NOFITA SARI NIM : 201110410311090

Disetujui oleh

Pembimbing II

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS NIP 11406090449

Pembimbing I

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN

CEFTRIAXONE PADA PASIEN PNEUMONIA (Penelitian Dilakukan di

Instalasi Rawat Inap (IRNA) Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo).

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari

peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, hidayah, serta

inayah-Nya kepada hamba-Nya, dan Rasulullah SAW, yang telah

menuntun kita menuju jalan yang lurus.

2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp. Kom., selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Drs. Didik Hasmono, MS., Apt., selaku Dosen Pembimbing I dan

Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS, selaku Dosen Pembimbing

II yang dengan tulus dan ikhlas penuh kesabaran, membimbing,

mengarahkan dan memberikan saran serta masukan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Dosen Penguji I dan Ibu

Dra. Lilik Yusetyani., Apt., Sp.FRS, selaku Dosen Penguji II yang telah

banyak memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi

Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi

dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas

(4)

v

Farmasi Universitas Muhammadiayah Malang yang telah memberikan

waktunya untuk mengajarkan ilmu- ilmu yang sangat bermanfaat

6. Ketua Komite Etik Penelitian Kesehatan beserta staf yang telah

memberikan izin dan kelaiakan etik sehingga penulis bisa melakukan

penelitian di RSUD Sidoarjo.

7. Semua laboran Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

membantu saya pada saat pratikum selama saya kuliah di Universitas

Muhammadiyah Malang.

8. Seluruh staf tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

9. Orang Tua saya tercinta, Bapak H.Hasan dan Bunda Jumari yang jauh

disana,mama Hj.Wani yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal

baik secara materi maupun non materi, dengan sabar mendoakan untuk

kebaikan dan kesuksesan putrinya. Terima kasih banyak atas didikan dan

kerja keras untuk membuat anaknya bahagia serta mendapat ilmu yang

bermanfaat sehingga insya Allah berguna bagi agama, keluarga, sesama/

masyarakat, bangsa dan negara.

10.Adik saya tercinta Khameliatul Izzah yang selalu memberi semangat dan

motivasi dalam segala hal.

11.Nenek dan Kakek tercinta dan keluarga besar saya yang selalu

memberikan semangat dan motivasi kepada saya dalam kehidupan.

12.Sahabat – sahabatku tersayang, keluarga besar dan adek-adek yayasan

Peduli kasih KNDJH Malang terimakasih atas segala bantuan dukungan,

kecerian, semangat, motivasi dan doa kalian selama ini serta terimaksih

buat teman- teman sejawatku Farmasi B dan Farmasi 2011.

13.Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf

dan terimakasih. Semua keberhasilan ini tidak luput dari bantuan dan doa’

yang telah kalian berikan.

Penulis tidak mampu membalas semua kebaikan dari seluruh pihak yang

membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, semoga amal baik semua pihak

mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

(5)

vi

membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan bagi penelitian berikutnya. Amin ya robbal’alamiin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang,30 April 2016

Penulis,

(6)

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 4

1.3 TUJUAN PENELITIAN ... 4

1.4 MANFAAT PENELITIAN ... 4

1.4.1 Bagi Peneliti ... 4

1.4.2 Bagi Manajemen Rumah Sakit ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 TINJAUAN TENTANG PNEUMONIA ... 6

2.1.1 Definisi Pneumonia ... 6

2.1.2 Epidemiologi Pneumonia ... 7

2.1.3 Etiologi Pneumonia ... 8

2.1.4 Klasifikasi pneumonia ... 10

2.1.5 Patofisiologi Pneumonia ... 14

2.1.6 Manifestasi Klinik ... 17

2.1.7 Pemeriksaan Fisik pneumonia ... 19

2.1.8 Terapi pneumonia ... 21

2.1.8.1 Terapi Suportif Pneumonia ... 22

(7)

xii

2.1.9 Terapi Pneumonia Komunitas ... 26

2.1.9.1 Terapi Suporti Pneumonia Komunitas menurut British Thoracic Sociaty (2009) ... 26

2.1.9.2 Terapi Antibiotika Pneumonia Komunitas ... 27

2.1.10 Terapi Pneumonia Nosokomial ... 29

2.1.11 Tinjauan Antibiotika pada Pneumonia ... 30

2.2 TINJAUAN TENTANG CEFTRIAXONE ... 38

2.2.1 Mekanisme Kerja Ceftriaxone ... 39

2.2.2 Sifat Farmakodinamik dan Farmakokinetik Ceftriaxone. 39 2.2.3 Dosis Ceftriaxone ... 40

2.2.4 Stabilitas Penyimpanan ... 41

2.2.5 Efek samping obat ... 42

2.2.6 Ceftriaxone di Indonesia ... 42

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 46

3.1 KERANGKA KONSEPTUAL ... 46

3.2 KERANGKA OPERASIONAL ... 47

BAB IV METODE PENELITIAN... 48

4.1 RANCANGAN PENELITIAN ... 48

4.2 POPULASI DAN SAMPEL ... 48

4.2.1 Populasi ... 48

4.2.2 Sampel ... 48

4.3 KRITERIA DATA INKLUSI ... 48

4.4 KRITERIA DATA EKLUSI ... 48

4.5 BAHAN PENELITIAN ... 49

4.6 INSTRUMEN PENELITIAN... 49

4.7 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 49

4.8 DEFINISI OPERASIONAL ... 49

4.9 METODE PENGUMPULAN DATA ... 50

4.10 ANALISIS DATA ... 51

BAB V HASIL PENELITIAN ... 52

5.1. DATA DEMOGRAFI PASIEN ... 53

(8)

xiii

5.1.2. Distribusi Usia Pasien ... 53

5.1.3. Distribusi Penjamin Biaya Pengobatan Pasien Pneumonia ... 54

5.2. DISTRIBUSI DIAGNOSA PENYERTA PADA PASIEN PNEUMONIA ... 54

5.3. DISTRIBUSI POLA TERAPI CEFTRIAXONE ... 55

5.3.1. Distribusi Pola Terapi Ceftriaxone ... 55

5.3.2. Terapi Ceftriaxone Tunggal ... 55

5.3.3. Terapi Kombinasi Dua Antibiotik ... 56

5.3.4. Terapi Kombinasi Tiga Antibiotik ... 57

5.3.5. Profil Switching Dosis, Rute, dan Jenis Antibiotik Pada pasien Pneumonia ... 57

5.4. TERAPI PENYERTA PADA PASIEN PNEUMONIA ... 59

5.5. LAMA TERAPI CEFTRIAXONE ... 60

5.6. LAMA MASUK RUMAH SAKIT ... 60

5.7. KONDISI KLINIS KELUAR RUMAH SAKIT ... 61

BAB VI PEMBAHASAN ... 62

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

7.1. KESIMPULAN ... 68

7.2. SARAN ... 68

(9)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Bakteri Patogen Berdasar Tipe Pneumonia(Cappellety, 2008) ... 10

Tabel II.2 Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Etiologinya ... 12

Tabel II.3 Klasifikasi dan Faktor Resiko Pneumonia (Dipiro et al., 2011) ... 12

Tabel II.4 Manifestasi Klinis Pneumonia (Dipiro et al., 2011) ... 18

Tabel II.5 Terapi Empirik Antibiotika untuk Pneumonia pada pasien Pediatri (Dipiro et al., 2011) ... 23

Tabel II.6 Terapi Empirik Antibiotika untuk Pneumonia pada pasien Dewasa (Wells Barbara G.et al., 2009) ... 24

Tabel II.7 Jenis Obat dan Dosis pada Pneumonia (Dipiro et al., 2011) ... 25

Tabel II.8 Antibiotika pada Terapi Empiris Pneumonia Komunitas (Dipiro et al., 2011). ... 28

Tabel II.9 Antibiotika pada Terapi Empiris Pneumonia Nosokomial (Dipiro et al,.2011) ... 29

Tabel II.10 Antibiotika pada Terapi Empiris Pneumonia Nosokomial (Antibiotic Guidelines 2015-2016). ... 29

Tabel II.11 Tabel Ceftriaxone di Indonesia (MIMS Online Indonesia, 2015) ... 42

Tabel V.1 Jenis Kelamin Pasien Pneumonia ... 53

Tabel V.2 Umur Pasien ... 53

Tabel V.3. Distribusi Penjamin Biaya Pengobatan Pasien Pneumonia ... 54

Tabel V.4. Distribusi Diagnosa Penyerta pada Pasien Pneumonia ... 55

Tabel V.5. Distribusi Pola Terapi Ceftriaxone Pada Pasien Pneumonia ... 55

Tabel V.6. Pola Terapi Tunggal Ceftriaxone Pada Pasien Pneumonia ... 55

Tabel V.7. Distribusi Pola Kombinasi Dua Terapi Antibiotik ... 56

Tabel V.8. Distribusi Pola Kombinasi Tiga Terapi Antibiotik ... 57

Tabel V.9. Distribusi Profil Switching Dosis, Rute, dan Jenis Antibiotik ... 57

(10)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alveoli Normal dan Alveoli Pneumonia ... 6

Gambar 2.2 Patofisiologi Pneumoni ... 14

Gambar 2.3 Manifestasi pneumonia ... 19

Gambar 2.4 Struktur kimia ceftriaxone (Sweetman, S.C., 2009) ... 39

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Studi Penggunaan Obat pada Pasien pneumonia ... 46

Gambar 3.2 Kerangka Operasional Pada Pasien Pneumonia ... 47

Gambar 5.1 Skema Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian pada Pasien Pneumonia ... 52

Gambar 5.2. Jumlah pasien berdasarkan usia yang Dirawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Periode Bulan Januari Hingga Desember Pada Tahun 2015 ... 54

Gambar 5.3. Lama Terapi Ceftriaxone 25 Pasien Pneumonia yang Dirawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Periode Bulan Januari Hingga Desember Pada Tahun 2015 ... 60

Gambar 5.4. Lama Masuk Rumah Sakit 25 Pasien Pneumonia yang Dirawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Periode Bulan Januari Hingga Desember Pada Tahun 2015 ... 60

(11)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup ... 74

2. Surat Pernyataan ... 75

3. Surat izin penelitian ... 76

4. Surat keterangan laik etik ... 77

5. Tabel Data induk Pasien Pneumonia di RSUD Sidoarjo ... 78

(12)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A : Assesment

AC : Sebelum makan

APS : Atas Permintaan Sendiri

BB : berat badan

BBLR : Berat badan lahir rendah

BBLSR : Berat badah lahir sangat rendah

CAP : Community Acquired Pneumonia

CAP : Community Aquired Pneumonia

Clcr : Clirens Creatinin

COPD : Choronic Obstructive Pulmonology Disease

Cr/Kr : Creatinin / Kreatinin

DRPs : Drug Related Problems

DUE : Drug Use Evaluation

GFR : glomerular filtration rate

HAP : Hospital Acquired Pneumonia

HCAP : Health Care Associated Pneumonia

ICU : Instalasi Rawat Intensif

IDSA : Infectious Diseases Society of America

ISPA : Infeksi pada Saluran Nafas Akut

IV : Intravena

KBM : Kadar Bakterisidal Minimal

KEMENKES : Kementrian Kesehatan

KFT : Komite Farmasi dan Terapi

KHM : Kadar Hambat Mininimal

MHC : Kadar Hambat Minimal

NP : Nosocomial Pneumonia

NSAIDs : Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs

O2 : oksigen

(13)

xviii PBP : penicillin binding protein

PDPI : Persatuan Dokter Paru Indonesia

PMNs : Poly Morfonuclear Neutrofils

Rikesdas : Riset Kesehatan Dasar

RMK : Rekam Medik Kesehatan

SDT : Standar Diagnosa dan Terapi

t½ : waktu paruh

(14)

68

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, Hood dan Abdul Mukty (Editor), 2010, Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan

kesepuluh, Surabaya; Airlangga University Press.

Aradiya J., Harshad V oriya, Shailesh K. Bhavsar U vesh., 2010. Pharmakonetics of

Ceftriaxone in Calves. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/. Diakses tanggal 19

September 2015.

ATS., 2005, Guidlines for the Management of Adults with Hospital-acquired,

Ventilator-associates, and Healthcare-associated Pneumonia. Am J Respir Crit Care Med.

Ausjesky D, Fine M.J. Does Guideline Adherence for Empeiric antibiotic therapy Reduce

Mortality in Community-Acquired Pneumonia? Editorials. Am J respire Crit Care

Med 2005; 172: 655-59.

BNF, 2011. Page 86. London. Copyright © BMJ Group andthe Royal Pharmaceutical

Society of Great Britain 2011. ISBN: 978 0 85369 962 0 . ISSN: 0260-535X

Brooks, Geo, F., Jawetz., Melnick., Adelberg., Janet, S.B., L, Nicholas, O., 1996.

Mikrobiologi kedokteran. Editor Irawati, S. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Cappellety, D.M., 2008. Lower Respiratory Tract Infections, In : In : J.T. dipiro, et al., 2008.

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7 th Ed., NewYork:

McGraw-Hill, p. 1041-60.

Dahlan Zul, 2009, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V, Jakarta; Interna Publishing.

Depkes RI., 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2001. Jakarta : DepKes RI. Pusat Data

Kesehatan

Depkes. 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit Saluran Pernapasan Akut. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., 2011.

Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach. Seventh Edition. DOI:

10.1036/007147899X. Copyright © 2008 by The McGraw-Hill Companies, Inc.

Dipiro, Joseph T., 2011. Infectious Disease. In: Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer,

T.L., Dipiro, C.V., Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 8th Edition.

(15)

69

Fauci, Braunwald, Kasper et al. Harrison : Manual Kedokteran. Jilid 2.Tanggerang : 2012.

Frei, Christopher R. dkk. 2011. A clinical pathway for community-acquired

Gauri S. Shah, Ashok K. Dutta, Dheeraj Shah, & Om P. Mishra., 2012, “Role of Geneva.

Glover, M,L,. & Reed, M.D., 2005. Lower Respiratory Tract Infection, In : J.T. dipiro, et

al., 2005. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6 th Ed., NewYork:

McGraw-Hill.

Grau Santiago, Virginia Lozano, Amparo Valladares, Rafael Cavanillas, Yang Xie , Gonzalo

Nocea., 2014. Antibiotic expected effectiveness and cost under real life

microbiology: evaluation of ertapenem and ceftriaxonein the treatment of

community-acquired pneumonia elderly patients in Spain. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/. Diakses tanggal 2 September 2015.

Grau Santiago, Virginia Lozano, Amparo Valladares, Rafael Cavanillas, Yang Xie , Gonzalo

Nocea., 2014. Antibiotic expected effectiveness and cost under real life

microbiology: evaluation of ertapenem and ceftriaxonein the treatment of

community-acquired pneumonia elderly patients in Spain.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/. Diakses tanggal 2 September 2015.

Guideline for The Diagnosis and Management of Community Acquired Pneumonia : Adult. .

By the Alberta Medical Association 2006 Update.

Gupta Dheeraj , dkk. 2012. Guidelines for Diagnosis and Management of Community and

Hospital Acquired Pneumonia in Adults: Joint ICS/ NCCP (I)

Recommendations. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3458782/.

Diakses tanggal 22 Desember

2015.http://www.clinmed.rcpjournal.org/content/12/3/28.short. Diakses tanggal 5

Januari 2016.

Jahanmerh, S.A.H., et al., 2004. The Resistence of Streptococcus Pneumonia Againts

Penicillins and Other Antibiotic, Acta Medica Iranica. Jogjakarta, Bursa Ilmu.

Jones, R., Sader, H., Moet, G. and Farrell, D. (2010). Declining antimicrobial susceptibility

of Streptococcus pneumoniae in the United States: report from the SENTRY

Antimicrobial Surveillance Program (1998_2009). Diagn Microbiol Infect Dis 68: 334_336.

(16)

70

Katzungs G.B. and Anthony J. Trevor, 2015, Basic and Clinical Pharmacology, 13th. Ed.,

McGraw-Hill.Inc., London

Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta : Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. Pusat Data Kesehatan.

Kemenkes, 2010, Modul Tatalaksana Standar Pneumonia, hal: 31, Jakarta,

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tanggal 19 Oktober 2004

tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

Kobzik, L., 1999. The Lung. In : R. S. Cotran, V. Kumar, T. Collins (Eds.)., Robbins

Pathologic Basic of Disease. 6th Ed., Philadelphia : W.B. saunders.

Lacy, Charles F. dkk, 2010. Drug Information Handbook, A Comprehensive Resource

for all Clinicians and Healthcare Profesional 18th Edition, North American: Lexi Comp’s inc., pp304-307

M. Phil Sonia Akter, SM Shamsuzzaman M. Phil, PhD., Ferdush Jahan, M.Phil., 2014.

Community Acquired Bacterial Pneumonia: Aetiology, Laboratory detection

and Antibiotic Susceptibility pattern. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/. Diakses

tanggal 19 September 2015

Manurung, Santa. 2009. Asuhan Keperawatan gangguan Sistem Pernafasan Akibat

Infeksi. Jakarta Timur : CV. Trans Indo Media

McEvoy,Gerald K., 2011. AHFS Drug Information Essentials. Bethesda: the American

Society of Health-System Pharmacist, Inc.

Menon Resmi U., Abraham P. George., Unnukrishnan K. Menon., 2013. Etiology and

Anti-microbial Sensitivity of Organism Causing Community Acquired Pneumonia :

A Single Hospital Study.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3902680/. Diakses tanggal 2

September 2015.

Niederman, M.S., 2008. Principles of Antibiotic Use and the Selection of Empiric Therapy

for Pneumonia. In : Fishman, A.P., Elias, J.A., Fishman, J.A., Grippi, M.A., Senior,

R.M., Pack., A.I., Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders. 4th Ed., USA :

McGraw-Hill.

Patterson Caroline M, Michael R Loebinger. 2012. Community acquired pneumonia:

(17)

71

PDPI, 2003, Pneumonia Nosokomial Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di Indonesia,

Jakarta; Balai Penerbit FKUI.

Petri, William A., Jr. 2006. Penicillins, Cephalosporins, and Other Beta-Lactam Antibiotics. In : Hardman JG, et al (eds). Goodman & Gillman’s he pharmacological basics of therapeutics. 11th ed. New York : McGraw Hills

Pharmaceutical Partners Of Canada, 2013. Ceftriaxone of Injection. http://fresenius-kabi.ca.

Diakses 19 September 2015.

pneumonia: an observational cohort study. http://bmcinfectdis.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2334-11-188. Diakses

tanggal 12 Januari 2016.

Rabbat A, Huchon GJ., 2004, Bacterial Pneumonia. Dalam: Albert RK, Spiro SG, Jett JR,

Clinical Respiratory Medicine, second edition. Ontario; Mosby.

Robinson, D. dkk, 1986. Interpretation of Serum Drug Concentrations. Dalam: A Text Book

For The Clinical Application of Therapeutic Drug Monitoring. ed Taylor W.J.

Texas: Abbott Laboratories

Shah P B, Giudice J C. The Newer Guidelines for Management of Community-Aquired

Pneumonia. JAOA 2004; 104: 521-26.

Simonetti Antonella F., Diego Viasus, Carolina Garcia-Vidal and Jordi Carratala. 2014.

Management of community-acquired pneumonia in older adults.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4072047/. Diakses tanggal 5 Januari

2016.

Singh Yudh Dev. 2012. Pathophysiology of Community Acquired.

http://japi.org/january_special_2012/03_pathophysiology_of_community.pdf.

Diakses tanggal 10 Januari 2016.

Siswandono, soekardjo, 1995, Kimia Medisinal, Airlangga University Press, Surabaya

Siswandono, Apt., M.S. Dr., H. Bambang Soekardjo, Apt., S.U. Prof. Dr., 2000, Kimia

Medisinal, Surabaya; Airlangga Univesity Press.

Stockley, I.H., 1994, Drug Interactions a Source Book of Adverse Interaction, Their

Mechanisms, Clinical Importance and Management Adverse Interaction. Edisi 3

England.

(18)

72

Sweetman, S.C. (2009). Martindale 36 The Complete Drug Reference. London: The

Pharmaceutical Press.

Tan Hoan Tjay, Drs., Kirana Rahardja, Drs.,1988, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan

dan Efek-efek Sampingnya, Edisi Keenam, Jakarta.

Tierney, L.M., S.J. McPhee., M.A. Papadakis., 2002. Current Medical Diagnosis and

Treatment. Diterjemahkan oleh dr. Abdul Gofir, Sp.S. Jakarta : Salemba Medika.

Underwood, J.E., 2000. Pneumonia. In : E.T. Herfindal and Dick R., Textbook of

Therapeutics : Drug And Disease Management. 7th Ed., Philadelphia : Lipincott

William and Wilkins.

W.H Jain dkk. 2015. Community-Acquired Pneumonia Requiring Hospitalization among U.S

Adult. http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1500245. Diakses tanggal 19

Desember 2015.

Wells Barbara G., 2009. Infectious Disease. In: Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer,

T.L., Dipiro, C.V., Pharmacotherapy Handbook 7th Edition. NewYork: The

McGraw-Hill Companies, Inc., pp. 417-477.

WHO, 2003, Drug And Therapeutic Committees; A Practical Guide,

WHO. 2006. “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”. Avenue Appia 20,1211 eva.

Switzerland.

Wilson, L. M., S. Anderson., 1995. Pathophysiology Clinical Concepts of Disease

Processes. 4 th Ed., Diterjemahkan oleh PT. Anugerah. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Woodhead, M., Blasi, F., Ewig, S., Garau, J., Huchon,G., Ieven, M. et al. (2011). Guidelines

for the management of adult lower respiratory tract infections – full version.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pneumonia adalah inflamasi akut pada parenkim paru yang disebabkan oleh

mikroorganisme (bakteri atau virus) dan menjadi penyebab utama mortalitas dan

morbiditas anak (Zul Dahlan,2009). Pneumonia termasuk penyakit yang

berbahaya karena paru-paru tidak mendapatkan asupan oksigen untuk dialirkan ke

seluruh tubuh. Sreptococcus pneumoniae adalah bakteri yang menyerang sistem

imun dan mengakibatkan infeksi pada sistem pernafasan (Kartasamita, 2010).

Infeksi ini menyebabkan peradangan pada paru dan akumulasi dari eksudat pada

jaringan paru. Selain itu pneumonia juga bisa disebabkan noninfectius agent yang

jarang dijumpai yaitu obat dan senyawa-senyawa kimia antara lain alkohol dan

narkotik (Glover & Reed, 2005; Mc Phee, 2005). Pneumonia yang disebabkan

oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk, sedangkan peradangan paru

yang disebabkan oleh non-mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan

toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (Gauri et al., 2012).

WHO mengatakan bahwa Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian balita

tiap tahunnya. Jumlah ini melebihi angka kematian gabungan akibat AIDS,

malaria, dan tuberculosis. Infeksi respiratori akut menyebabkan kematian anak

usia di bawah 5 tahun (20%) di dunia dengan penyebab terbanyak pneumonia dan

bronkiolitis (rudan,et al.,2010). Pneumokokus masih banyak sebagai penyebab

community acquired pneumonia (CAP) pada anak. World Health Organization

(WHO) memperkirakan pneumokokus menyebabkan kematian 1.612.000 anak

setiap tahun di dunia, dan lebih dari 2 juta anak di antaranya berusia di bawah

lima tahun. Diperkirakan setiap tahun lebih dari 95% kasus baru pneumonia

terjadi di negara berkembang, Dan diperkirakan 26% kematian tersebut terjadi

terutama di Negara - negara Asia Tenggara, Afrika ,Asia Pasifik dan Sub-Sahara

Afrika (WHO., 2013). Data SEAMIC Health Statistic 2001 menunjukkan bahwa

influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia

dan Thailand, nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia, serta nomor 3 di

(20)

2

menurut provinsi, Indonesia 2013 di jawa timur menduduki peringkat ke 15

(Kemenkes RI, 2010).

Mikroorganisme masuk kesaluran pernapasan bagian bawah dapat melalui 3

rute, yaitu dapat dihirup seperti aerosol, bisa masuk paru-paru melalui aliran darah

dari suatu infeksi diluar paru atau dapat dengan aspirasi orofaringeal mungkin

terjadi (Well et al.,2009). Ketika mekanisme pertahanan paru berfungsi secara

optimal, mikroorganisme dapat dikeluarkan atau dapat hilang dengan sendirinya

sebelum terjadinya infeksi. Infeksi paru-paru oleh virus menekan antibakteri dari

paru-paru dengan merusak fungsi makrofag akibatnya dapat terjadinya pneumonia

sekunder (Dipiro et al.,2011). Partikel dengan diameter 100 µm terjebak di sekresi

hidung, partikel dengan diameter kurang dari 5 µm dapat mencapai alveoli,

kebanyakan diameter bakteri adalah 1 µm atau lebih, tetapi Mycoplasma,

Chlamydophila, dan Caxiella 5 sampai 100 lebih kecil (Sigh Yudh Dev, 2012).

Manifetasi klinis pneumonia pada umumnya meliputi batuk, dyspnoea,

demam >38oC, menggigil, nyeri pada pleuritik (Patterson Caroline M, 2012). Pada pemeriksaan fisik terjadi takipnea dan takikardi, kusam pada perkusi, peningkatan

fremitus taktil, pectoriloquy bisikan, dan esophony, retraksi dinding dada dan

pernapasan mendengus, serta napas terdengar berkurang terlebih di daerah yang

terkena infeksi. Pada pemeriksaan laboratorium meliputi hitung jenis leukositnya

bergeser ke kiri dan saturasi oksigen rendah (Dipiro et al., 2011).

Pneumonia diklasifikasikan menjadi 4 yaitu pneumonia komuniti

(community-acquired pneumonia), Health Associated (HCAP), pneumonia

nosokomial (Hospital acquired-pneumonia), Ventilator associated (VAP).

Bakteri penyebab pneumonia komuniti pada pasien rawat jalan meliputi

S.pneumoniae, M.pneumoniae, H.influenza, C.pneumoniae, M.catarrhalis, gram

negatif bacilli, sedangkan pada pasien rawat inap yang tidak dirawat di ICU

meliputi S.pneumoniae, H.influenza, M.penumoniae, C.pneumoniae, Legionella

sp. dan pada pasien yang rawat di ICU meliputi S.pneumoniae, S.aureus,

Legionella sp, gram negatif bacilli, H.influenza. Pada pneumonia nosokomial

bakteri penyebab meliputi pada pasien yang tidak ada faktor resiko MDR patogen

yaitu disebabkan oleh S.penumoniae, H.influenza, MSSA enteric Gram negatif

(21)

3

disebabkan oleh P.aeruginosa, K.pneumoniae (ESBL), Acinobacter p. (Dipiro et

al.,2011).

Penatalaksana pneumonia sebaiknya disesuaikan dengan agen penyebabnya,

namun karena berbagai kendala diagnostik etiologi semua pasien pneumonia

diberikan antibiotika secara empiris. Walaupun pneumonia viral dapat

ditatalaksana tanpa antibiotik,tetapi pasien diberikan antibiotika karena kesulitan

membedakan infeksi virus dengan bakteri. Kesulitan diagnosis virology dan

kesulitan dalam isolasi penderita, disamping itu kemungkinan infeksi bakteri

sekunder tidak dapat disingkirkan. Pengobatan pneumonia dilakukan dengan

menggunakan antibiotika spektrum luas yang bertujuan melawan langsung

beberapa penyebab infeksi (Grau S dkk, 2014). Pemilihan antibiotika pada

penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya, perlu di perhatikan

ada atau tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan

resiko infeksi dengan mikroorganisme patogen yang spesifik misal S.pneumoniae

yang resisten terhadap penisilin. Menurut pedoman Infectious Disease Society of

American (IDSA) di pengaturan rawat jalan, direkomedasikan pengobatan empiris

adalah makrolida untuk sebelumnya pasien sehat yang belum pernah

menggunakan antimikroba dalam 3 bulan sebelumnya, namun pada beberapa

negara makrolida telah resisten terhadap S.pneumoniae (Jones et al.,2010).

Data terbaru menunjukkan bila pasien menerima makrolida, kuinolon, atau

penisilin pada 3 bulan terakhir, maka selanjutnya infeksi pneumococcus lebih

cenderung resisten pada antibiotik yang diterima di masa lalu, daripada antibiotika

lain (Simonetti Antonella F. dkk, 2014). Peningkatan resistensi terhadap

makrolida dan penisilin yang merupakan antibiotik pilihan utama pada pneumonia

menyebabkan perlunya pemilihan antibiotik lain sebagai pilihan terapi. Golongan

sefalosporin yang merupakan pilihan berikutnya setelah penisilin untuk terapi

pneumonia. Sefalosporin merupakan derivat β-laktam yang memiliki spektrum

luas dengan mekanime kerjanya menghambat sintesis dinding sel bakteri.

Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun gram negatif (Aradiya

Jayesh dkk,2010).

Ceftriaxone adalah sefaloporin generasi ketiga dengan aktivitas spektrum

(22)

4

banyak digunakan untuk mengobati pasien lanjut usia di antaranya pneumonia

(Grau S.dkk, 2014). Menurut hasil penelitian Streptococcus pneumoniae

ditemukan peka terhadap ceftriaxone sebesar 80% setelah amoxicilin klavulanat

dan ampisilin selain itu juga bakteri gram negatif lain lebih sensitif terhadap

morepenem dan ceftriaxone (M.Phil Sonia Akhter dkk,2014). Hal ini ini

membuktikan bahwa ceftriaxone mempunyai kepekaan yang cukup tinggi dalam

mengatasi bakteri penyebab penumonia, oleh karena itu akan dilakukan penelitian

pada antibiotik ceftriaxone dengan diagnosa pasien pneumonia di Rumah Sakit

Umum Daerah Sidoarjo, bagaimana keefektifan antibiotik tersebut berdasarkan

pola penggunaan dan dosis yang diberikan serta lama pemberian dalam rangka

peningkatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pola penggunaan antibiotik ceftriaxone pada pasien pneumonia di

Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Memahami profil penggunaan antibiotik ceftriaxonepada pasien pneumonia

di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.

1.3.2 Tujuan Khusus

Memahami profil penggunaan terapi ceftriaxone pada pasien pneumonia di

Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo meliputi dosis,

aturan pemakaian, rute pemakaian, frekuensi penggunaan dan lama waktu

penggunaan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Peneliti

Memahami profil penggunaan terapi ceftriaxone pada pasien pneumonia.

1.4.2 Bagi Manajemen Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi Penggunaan ceftriaxone

pada kasus pneumonia di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Sidoarjo sehingga bisa menjadi pertimbangan untuk pemantauan, evaluasi, dan

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh

callina memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada daya putus, total mikroba dan organoleptik (tekstur, rasa, aroma dan warna), tetapi tidak berbeda nyata terhadap

komplikasi hipertensi. Hasil penelitian menyatakan bahwa Pelaksanaan.. konseling dalam home care berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan pasien dalam penggunaan

4.2.1.3 The Effect of Cooperative Learning in Improving Students Writing Competence .... viii LIST

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang terdapat pada perusahaan adalah tingkat kebisingan mesin yang melebihi nilai ambang batas pada

Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan public, serta

Penelitian ini dilakukan untuk memetakan posisi pemain dan alur Strategi Futsal menggunakan Finite State Automata (FSA) dengan konsep Non Deterministic Finite State Automata

Dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembiayaan pensiunan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Bukittinggi penulis dalam proses pengumpulan datanya merasa perlu