• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Terapi Autogenic Training Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Mahasiswa Penderita Insomnia (Studi Kasus Di Fakultas Teknik Dan Informatika Umm Angkatan 2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas Terapi Autogenic Training Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Mahasiswa Penderita Insomnia (Studi Kasus Di Fakultas Teknik Dan Informatika Umm Angkatan 2011)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi melalui proses

homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal

yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dan

kehidupan itu sendiri. Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki

Maslow. Seseorang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih

dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain.

Kebutuhan fisiologis tersebut salah satunya adalah istirahat dan tidur (Wahid, 2008).

Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina,

karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, dengan begitu tubuh yang tadinya

mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali (Ulumuddin, 2011). Menurut Prof.

Dr. Dadang Hawari, Guru Besar Pskiatri Fakultas Kedokteran UI, sudah menjadi

pengetahuan umum bahwa para ahli menyarankan 8 jam tidur dalam 1 hari, jika tidak

memungkinkan maka utamakan kualitas tidur, bukan kuantitasnya (Siregar, 2011).

Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Kurang

tidur juga dapat menurunkan kemampuan mental. Kemampuan otak untuk

menghafal mungkin masih optimal, tetapi kreatifitas untuk menggunakan bahan

hafalan tersebut akan menurun yang menyebabkan produktfitas seseorang ikut

menurun, stabilitas emosional pun terganggu (mudah marah), cenderung menjadi

kurang efisien dalam melakukan kegiatannya dan kesulitan untuk berkonsentrasi

(Siregar, 2011).

(2)

Kondisi tidur dapat memasuki suatu keadaan istirahat periodik dan pada saat

itu kesadaran terhadap alam menjadi terhenti, sehingga tubuh dapat beristirahat. Otak

memiliki sejumlah fungsi, struktur, dan pusat-pusat tidur yang mengatur siklus tidur

dan terjaga. Tubuh pada saat yang sama menghasilkan substansi yang ketika

dilepaskan ke dalam aliran darah akan membuat mengantuk. Proses tersebut jika

diubah oleh stres, kecemasan, gangguan dan sakit fisik dapat menimbulkan insomnia

(Wahid, 2008).

Menurut Siregar (2011), insomnia adalah salah satu fenomena umum dalam

gangguan pola tidur dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan menderita gejala

somatik dan perkembangan penyakit, atau bahkan dapat menimbulkan penyakit

mental dengan dimensi (Siregar, 2011). Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi

kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gejala-gejala insomnia secara

umum adalah seseorang sulit untuk memulai tidur, sering terbangun pada malam hari

ataupun di tengah-tengah saat tidur. Orang yang menderita insomnia juga bisa

terbangun lebih dini dan kemudian sulit untuk tidur kembali, penderita insomnia

mengalami ngantuk yang berlebihan di siang (Perry & Potter, 2006).

Insomnia merupakan ganggguan tidur yang paling sering dikeluhkan.

Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kurang lebih 1/3

dari orang dewasa pernah menderita insomnia setiap tahunnya. Gangguan tidur ini

dapat mempengaruhi pekerjaan, aktifitas sosial dan status kesehatan penderitanya.

Menurut Nurmiati Amir dalam Ulumuddin (2011), dokter spesialis kejiwaan dari

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

mengatakan bahwa insomnia menyerang 10 persen dari total penduduk di Indonesia

(3)

3

situasional seperti masalah keluarga, kerja atau sekolah, jet lag, penyakit, atau

kehilangan orang yang dicintai. Insomnia temporer akibat situasi stres dapat

menyebabkan kesulitan kronik untuk mendapatkan tidur yang cukup, mungkin

disebabkan oleh kekhawatiran, stres, dan kecemasan (Potter & Perry, 2006).

Menurut Siregar (2011), insomnia merupakan fenomena yang dapat terjadi

pada siapa saja dan juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada mahasiswa. Waktu

tidur remaja dan dewasa secara umum meningkat menjadi 8,5-9,25 jam setiap hari,

tetapi waktu tidur berubah, rasa kantuk akan menyerang sekitar tengah malam

dimana orang lain sudah tertidur. Saat orang lain mulai mengantuk pada pukul 21.00

atau 22.00, orang muda justru bersemangat untuk berkarya, baik untuk belajar

ataupun menyelesaikan pekerjaan dan harus bagun lebih awal untuk mempersiapkan

memulai aktivitas. National Sleep Foundation menyatakan bahwa di Indonesia

prevalensi penderita insomnia mencapai 70% paling sedikit seminggu sekali dan 30

juta orang sulit tidur setiap malamnya (Ulumuddin, 2011).

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tidur. Salah

satunya terapi nonfarmakologi yang dapat dilakukan dalam jangka waktu yang tidak

terbatas dan biasanya tidak memiliki efek samping. Salah satu teknik yang dapat

digunakan adalah teknik autogenic training. Penelitian mengenai efektifitas terapi

autogenik training telah banyak dilakukan. Beberapa menfaat mengenai terapi

autogenik training adalah untuk menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi, menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabettes mellitus,

peningkatan konsentrasi serta efektif bagi penderita insomnia.

Menurut Setter (2002) dalam Kristiarini, dkk (2012) Autogenik Training ( AT)

(4)

oleh berbagai macam masalah. Autogenik merupakan salah satu contoh dari teknik

relaksasi yang berdasarkan konsentrasi pasif dengan menggunakan persepsi tubuh

(misalnya, tangan terasa hangat dan berat) yang difasilitasi oleh sugesti diri sendiri.

Widyastuti (2004) dalam Kristiarini, dkk (2012), menambahkan autogenik training

merupakan relaksasi yang bersumber dari diri sendiri dengan menggunakan kata-kata

atau kalimat pendek yang bisa membuat pikiran menjadi tenang. Autogenik training

membantu individu untuk dapat mengendalikan beberapa fungsi tubuh seperti

tekanan darah, frekuensi jantung, memperlancar aliran darah dan meningkatkan

gelombang otak α yang membuat kondisi rileks sehingga dapat meningkatkan kualitas

tidur.

Pelatihan autogenik bertujuan untuk membantu menjaga keseimbangan

kegiatan antara dua belahan otak, serta cabang saraf simpatis dan parasimpastis dari

sistem saraf otonom. Auotogenik training juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, pengendalian diri dan refleksi diri. Autogenik menawarkan strategi

yang aman yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan seperti kemarahan dan

kecemasan. Teknik ini dapat di gambarkan sebagai sebuah metode sederhana dalam

penyembuhan diri (Klott, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian Bowden (2011) mengenai efektifitas dari

Autogenik training sebagai pendekatan non-medis untuk mengatasi gangguan tidur di dapatkan dari 153 partisipan, 73 % mengalami gangguan tidur dan setelah di lakukan

autogenik training , partisipan merasakan lebih mudah untuk tertidur, jauh lebih segar

ketika bangun dan lebih berenergi.

Setelah dilakukan studi pendahuluan pada mahasiswa angkatan 2011 di

(5)

5

Desember 2014 ditemukan ada 10 orang mahasiswa yang menderita insomnia yang di

tandai dengan penurunan kualitas dan kuantitas tidur. Hasil wawancara salah seorang

mahasiswa mengatakan penyebab terjadinya insomnia atau penurunan kualitas tidur

dikalangan mahasiswa IT adalah tugas sebagai seorang mahasiswa yang harus

menyelesaikan sebuah program-program komputer yang mengharuskan mereka

duduk di depan komputer sepanjang malam atau sering tertidur larut malam dan

bangun terlalu pagi, dan ada beberapa mahasiswa yang telah menghabiskan waktu

untuk bermain game komputer (gamer), selain itu juga mahasiswa IT angkatan 2011

saat ini sedang dalam program skripsi sehingga beban tugas mereka semakin

meningkat sehingga melupakan waktu kebutuhan istirahat tidur.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian mengenai

Efektifitas Terapi Autogenic Training Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Mahasiswa

Penderita Insomnia (Studi Kasus di Fakultas Teknik dan Informatika UMM

Angkatan 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini “ Apakah terapi autogenik training efektif terhadap perubahan kualitas

tidur mahasiswa penderita insomnia (Studi Kasus di Fakultas Teknik dan Informatika

(6)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas Terapi Autogenic Training Terhadap Perubahan

Kualitas Tidur Mahasiswa Penderita Insomnia (Studi Kasus di Fakultas

Teknik dan Informatika UMM Angkatan 2011).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kualitas tidur mahasiswa yang menderita insomnia

sebelum dilakukan terapi autogenik training di Fakultas Teknik dan

Informatika UMM Angkatan 2011.

2. Mengetahui kualitas tidur mahasiswa yang menderita insomnia setelah

dilakukan terapi autogenik training di Fakultas Teknik dan Informatika

UMM Angkatan 2011.

3. Mengetahui efektifitas terapi autogenik training terhadap perubahan

kualitas tidur mahasiswa penderita insomnia di Fakultas Teknik dan

Informatika UMM Angkatan 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai bahan masukan dalam menangani mahasiswa yang mengalami

gangguan tidur insomnia sehingga menyebabkan masalah pada prestasi

akademik.

2. Bagi Responden

Mahasiswa perlu memperhatikan kebutuhan tubuh akan tidur. Mahasiswa

diharapkan mampu mengenali gangguan-gangguan tidur yang dialami terkait

(7)

7

baik dan pengaturan aktivitas agar mahasiswa dapat memperoleh kualitas

tidur yang baik. Kualitas tidur yang baik dapat mempengaruhi kesegaran,

semangat dan performa mahasiswa dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.

Salah satu cara yang mudah dilakukan oleh mahsiswa yaitu dengan melakukan

latihan autogenic setiap hari sampai dirasakan perubahan kearah yang lebih

baik.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan wawasan dalam praktik keperawatan komunitas untuk

bisa menetukan terapi yang lebih efektif untuk membantu dalam

meningkatkan kualitas tidur

4. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan pustaka untuk menambah literatur terhadap penelitian

selanjutnya khususnya terapi yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur

penderita insomnia.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Bowden, Ann, dkk. 2011. Autogenic Training as behavioural approach to insomnia : a

prospective cohort studi. Hasil penelitian menunjukkan dari 153 partisipan, 73 % mengalami gangguan tidur dan setelah dilakukan terapi autogenik partisipan

merasakan lebih mudah untuk tertidur, jauh lebih segar ketika bangun, lebih

berenergi . Penelitian memiliki persamaan dan perbedaan mulai dari variabel

yang diteliti dan metode penelitian. Pada peneitian ini, variabel bebas autogenic

(8)

2. Klott, Oliver. 2013. Autogenic Training – a self – help technique for children with

emotional and behavioural problems. Hasil penelitian mengatakan, terapi Autogenik efektif untuk anak-anak yang mengalami gangguan perilaku dan

emosi. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan mulai dari variabel

yang diteliti dan metode penelitian.pada penelitian ini, variabel bebas

autogenik training. Variabel terikat teknik menolong diri sendiri pada anak

dengan gangguan perilaku dan emosi. Penelitian ini menggunakan metode

review literatur internasional dan pengalaman penulis.

3. Kurnia, Anggraini Dwi, dkk. 2009. Aromaterapi bunga lavender memperbaiki

kualitas tidur pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan aromaterapi bunga lavender singnifikan meningkatkan kualitas tidur lansia. Penelitian ini

memiliki persamaan dan perbedaan mulai dari variabel yang diteliti dan

metode penelitian. Pada penelitian ini , variabel bebas aromaterapi bunga

lavender dan variabel terikat kualitas tidur lansia. Metode penelitian ini

menggunakan kuasi experiment dengan one-group pre-test dan post test dengan kelompok kontrol acak.

4. Bowden. 2008. Autogenic Training as a Non-Drug Approach to Improving Sleeping

Patterns and General Health. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa 61 dari 72 responden mengalami peningkatan pada pola / kualitas tidurnya

ditandai dengan perubahan pada waktu untuk memulai tidur, jumlah jam

tidur, perasaan segar saat bangun tidur serta level energi responden signifikan

mengalami perubahan. Penelitian memiliki persamaan dan perbedaan mulai

dari variabel yang diteliti. Pada peneitian ini, variabel bebas autogenic training.

(9)

EFEKTIFITAS TERAPI AUTOGENIC TRAINING

TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS TIDUR

MAHASISWA PENDERITA INSOMNIA

(Studi Kasus di Fakultas Teknik dan

Informatika UMM Angkatan 2011)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang

Oleh :

HAITUSSA’DAH

NIM. 201110420311085

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim....

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, berkat rahmat dan

bimbingannya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektifitas Terapi

Autogenic Training Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Mahasiswa Penderita Insomnia

(Studi Kasus di Fakultas Teknik dan Informatika UMM Angkatan 2011)”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.kep)

pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya dengan

hati yang tulus kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep. Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Sri Sunaringsih Ika Wardojo, SKM, MPH, selaku pembimbing I yang telah

sabar memberikan dorongan, motivasi, serta bimbingan dalam proses

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sunardi S.Kep,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah sabar

memberikan dorongan, motivasi, serta bimbingan dalam proses penyusunan

skripsi ini.

5. Ibu Henny Dwi Susanti, M.Kep, Sp.Mat, selaku dosen wali Program Ilmu

(12)

7. Teman-teman PSIK 2011 khususnya kelas B dan semua pihak yang tidak dapat

saya sebutkan namanya satu persatu yang turut membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan

diterima sebagai ibadah oleh ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan

dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu ktritik dan saran bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Semoga ALLAH SWT senantiasa

memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu

menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Malang, Januari 2015

(13)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan Seminar Hasil ... ii

Lembar pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iv

Motto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... x

Abstract ... xii

Intisari ... xiii

Daftar Isi ... xiv

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Konsep Tidur ... 9

2.1.1 Pengertian Tidur ... 9

2.1.2 Fisiologi Tidur ... 9

2.1.3 Jenis-Jenis Tidur ... 10

2.1.4 Fungsi dan Tujuan Tidur ... 12

2.1.5 Kebutuhan Remaja / Dewasa ... 14

2.1.6 Kualitas Tidur ... 15

2.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Tidur ... 17

2.1.8 Insomnia ... 21

2.1.8.1 Pengertian Insomnia ... 21

2.1.8.2 Penyebab Insomnia ... 22

2.1.8.3 Macam-macam Insomnia ... 23

2.1.8.4 Dampak Insomnia ... 26

2.1.8.5 Solusi Insomnia ... 27

2.1.9 Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) ... 28

2.1.10 Pittsburgh Insomnia Rating Scale_20 (PIRS_20) ... 31

2.2 Autogenik Training ... 32

2.2 1 Pengaruh Teknik Autogenik Training Bagi Tubuh ... 33

2.2.2 Persyaratan Untuk Mencapai Suatu Kondisi Autogenik ... 34

2.2.3 Tahapan Kerja Teknik Autogenik Training ... 35

(14)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 42

4.1 Desain Penelitian ... 42

4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 43

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling... 45

4.3.1 Populasi ... 45

4.3.2 Sampling ... 45

4.3.3 Sampel ... 46

4.4 Variabel Penelitian ... 46

4.4.1 Variabel Independent ... 46

4.4.2 Variabel Dependent ... 47

4.5 Definisi Operasional ... 47

4.6 Tempat Penelitian ... 49

4.7 Waktu Penelitian ... 49

4.8 Instrument Penelitian ... 49

4.9 Prosedure Pengumpulan Data... 50

4.9.1 Persiapan Responden ... 50

4.9.2 Persiapan Bahan dan Alat ... 51

4.9.3 Prosedure Pelaksanaan Tindakan ... 51

4.10 Pengolahan Data dan Analisa Data ... 51

4.10.1 Pengolahan Data ... 51

4.10.2 Analisa Data ... 52

4.10.2.2 Analisa Univariat ... 52

4.10.2.2 Analisa Bivariat ... 52

4.11 Etika Penelitian ... 53

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 54

5.1 Karakteristik Responden ... 54

5.2 Perbandingan Kualitas Tidur Penderita Insomnia Antara Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Autogenic Training ... 55

BAB VI PEMBAHASAN ... 58

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

6.1.1 Kualitas Tidur Mahasiswa Penderita Insomnia Sebelum Dilakukan Terapi Autogenic Training ... 58

6.1.2 Kualitas Tidur Mahasiswa Penderita Insomnia Setelah Dilakukan Terapi Autogenic Training ... 63

6.1.3 Efektifitas Terapi Autogenic Training Terhadap Perubahan Kualitas Tidur Mahasiswa Penderita Insomnia ... 65

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 68

6.3 Implikasi untuk Keperawatan... 69

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

7.1 Kesimpulan ... 70

7.2 Saran ... 70

Daftar Pustaka ... 72

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Standart Operasional Terapi AT ... 75

Lampiran 2 Kuesioner PSQI ... 77

Lampiran 3 Kuesioner PIRS_20 ... 78

Lampiran 4 Surat Perijinan Melakukan Penelitian ... 80

Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ... 81

Lampiran 6 Lembar Permohonan Inform Consent... 82

Lampiran 7 Hasil Uji Statistik ... 83

Lampiran 8 Dokumentasi ... 84

Lampiran 9 Lembar Konsultasi Skripsi ... 85

Lampiran 10 Penilaian Skor 7 Komponen PSQI ... 89

Lampiran 11 Daftar Responden... 90

Lampiran 12 Hasil Skoring PSQI Sebelum dan Sesudah Terapi Autogenic Training ... 91

Lampiran 13 Angket Persetujuan Seminar Proposal ... 92

(16)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta

______________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekan Praktik. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Baker FC, et.al. 2007. Sleep Quality and Sleep Electroencephalogram in Women with Severe Premenstrual Syndrome. Sleep. 30(10).1283-1291

Bowden, Ann, et.al. 2011. Autogenic Training As a Behavioural Approach To Insomnia: A Prospective Cohort Study. Primary Health Care Research & Development. 1-11

_______________. 2008. Autogenic Training as a Non-Drug Approach to Improving Sleeping Patterns and General Health. University London College HospitalF

Brick CA, et.al. 2010. Association between Sleep Hygiene and Sleep Quality in Medical Students. Behav Sleep Med . 8(2).113-121

Haryono, dkk. 2009. Prevalensi Gangguan Tidur Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sari Pediatri. 11 (3)

Hidayat, A. Aziz Alimul . 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

___________________. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Hurgobin, Shalini. 2006. Autogenic Training (AT) for Reducing Anxiety and Promoting Psychological Well-being. University of Zululand

Indrawati, B Nova. 2012. Perbandingan Kualitas Tidur Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti UKM pada Mahasiswa Reguler FIK UI. Universitas Indonesia Depok

Kabo, Prof. Dr. Peter. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner Kesaksian Seorang Ahli Jantung dan Ahli Obat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Khasanah, Khusnul, dkk. 2012. Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri Semarang. 1 (1). 189-190.

(17)

Kristiarini, dkk. 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Terhadap Skala Nyeri Pada Ibu Post Operasi Sectio Caesaria (SC) di RSUD BANYUMAS. Universitas Jendral Soedirman

Kurnia, Anggraini Dwi, dkk. 2009. Aromaterapi bunga lavender memperbaiki kualitas tidur pada lansia.Jurnal Kedokteran Brawijaya. 25 (2). 83.

Manalu, Ayu Ria Nova. 2012. Hubungan Kualits Tidur dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Riau. Universitas Riau

Marfuah, Dewi. 2014. Kualitas Tidur Hubungannya dengan Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar di Yogyakarta. Profesi. (12)

Modjod, D. 2007. Insomnia Experience, Management Strategies, and Outcomes in ESRD Patients Undergoing Hemodialysis. Mahidol University

Moul, Douglas MD. 2007. Pittsburgh Insomnia Rating Scale-20 Item Version (PIRS_20). University of Pittsburgh School of Medicine.

Mubarak, Wahit Iqbal & Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC

Mutjahidin. 2012. Doa dan Terapi Khusus Bebas Insomnia & Gangguan Tidur. Depok : Pustaka IimaN

Nashori, Fuad. 2005. Perbedaan Kualitas Tidur dan Ualitas Mimpi Antara Mahasiswa Laki-Laki dan Mahasiswa Perempuan. Universitas Islam Indonesia

___________. 2004a. Menggapai Prestasi Puncak dengan Meningkatkan Kualitas Tidur dan Kualitas Mimpi. Makalah. Disampaikan dalam Kongres IX

Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Surabaya, 14-17 Januari 2004.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Perry dan Potter. 2006. Fundamental Keperawatan volume 2, Edisi IV. Jakarta: EGC

____________ .2010. Fundamental Keperawatan Buku 3, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika

Pieter, Herri Zan, dkk. 2011. Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana

Restanti, Ernie Dwi, S.ST. 2013. Pengaruh Audio Brainwave Terhadap Perubahan Frekuensi Gelombang Otak Manusia. Universitas Braawijaya

(18)

Saputri, D. 2009. Hubungan antara Sleep Hygiene dengan Kualitas Tidur pada Lanjut Usia di Dusun Sendowo, Kelurahan Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Sateiya, Michael J & Buysse Daniel J. 2010. Insomnia Diagnosa and Treatment. London : Informa Healthcare

Siregar, Mukhlidah Hanun. 2011. Mengenal Sebab-Sebab, Akibat-Akibat dan Cara Terapi Insomnia. Yogyakarta : FlashBook

Smyth, Carole. 2012. The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). General Assessment Series Try This: Best Practice To Nursing Care to Older Adults. New York University College of Nursing. 6 (1)

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

_______.2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogykarta: Gava Media

Susilo, Yekti dan Ari Wulandari. 2011. Cara Jitu Mengatasi Insomnia. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Swarjana, IK. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset

Syahida, Novia. 2012. 12 Alasan Mengapa Tidur Malam Itu Penting Bagi Tubuh Kita. http://informasitips.com/12-alasan-mengapa-tidur-malam-itu-penting-untuk-tubuh-kita. Diakses tanggal 14 Desember 2014

Tsai, L, dkk. 2004. Sleep Pattern in College Student. Gender and Grade Differences. Journal of Psychosomatic Research (56). 231-237

Ulumuddin A, Bahrul. 2011. Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Diponegoro

Wahid N. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC

Widya. 2010. Mengatasi Insomnia. Yogyakarta : Katahati

Wong, Dr.Moses. 2006. Tidur Tanpa Obat. Jakarta: PT Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) adalah perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliakal. NPB ini sering disertai penjalaran ke tungkai sampai kaki.

unidirectional yakni pola pikir yang memfokuskan pada satu aspek dan satu strategi. b) Dalam menjawab soal multistruktural, subjek melakukan penalaran secara

Proses pengeringan, umumnya berlangsung melalui empat mekanisme transfer (Mounir & Allaf,2009), yaitu: 1) perpindahan panas dari sumber panas (outside) ke

More precisely, the relational model consists of the following components: (a) an open-ended collection of scalar types, including in particular type BOOLEAN; (b) a relation

Permasalahan yang dialami oleh salah satu usaha skala mikro saat ini di Kabupaten Ponorogo adalah masih sangat sederhana dalam hal pengemasan dan pembuatan label merek (branding),

Simpulan dari penelitian ini adalah hasil pengembangan adalah produk berupa perangkat pembelajaran matematika materi vektor SMK Teknokestan dengan pendekatan

Waktu fermentasi mempengaruhi konsentrasi etanol yang dihasilkan.Penelitian ini dilakukan dengan variasi ukuran partikel substrat untuk memperoleh waktu maksimum yang

Dilihat dari hasil penelitian terbukti dengan mengelola lahan secara agroforestry dengan sistem tumpangsari dapat meningkatkan produktifitas tanah, dapat meningkatkan upaya