• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKANHORTICULTURAL THERAPY DI RAAL(RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA) GRIYA ASIH LAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKANHORTICULTURAL THERAPY DI RAAL(RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA) GRIYA ASIH LAWANG"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SEBELUM

DAN SESUDAH DILAKUKAN HORTICULTURAL THERAPY

DI RAAL (RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA)

GRIYA ASIH LAWANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

ROCKZAND AL-WAHDY YUSUF

NIM. 09060150

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Perbedaan Tekanan Darah Lansia Sebelum dan Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia)

Griya Asih Lawang

SEMINAR HASIL Disusun Oleh : Rockzand Alwahdy Yusuf

09060150

Proposal Skripsi ini Telah Disetujui Untuk di Seminarkan Pada Tanggal November 2013

Pembimbing I,

Dr. H. Moch. Agus Krisno B., M.Kes NIP. UMM. 10489090118

Pembimbing II,

Aini Alifatin, S.Kp, M.Kep NIP. UMM. 11293110305

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

(3)
(4)

iv

MOTTO

“ .... Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S Mujaadilah 58:11)

Don’t be afraid to try..! Don’t be afraid to start..! If U have fought, U’re the best. Whatever the result is,The fighting spirit

(5)

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Tak ada yang pantas kiranya untuk diserukan selain ucapan syukur Alhamdulillah tak terhingga kepada Allah SWT. Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW :

Kupersembahkan karya ini kepada :

Kedua Orang Tuaku :

Terimakasih untuk Ayahanda Rendra Yusuf (Alm.) yang tak pernah lelah mendidik dan mendukung setiap langkah hidupku sehingga menjadikan aku tumbuh seperti saat ini, serta Ibunda Frieda Dwi Rochwindrani yang sangat ku rindukan berada jauh disana, semoga kelak dapat bertemu beliau dengan membawa berita gembira. Doa tulus kepada ananda seperti air dan tak pernah berhenti yang terus mengalir, pengorbanan, motivasi, kesabaran, ketabahan, dan tetes air matamu yang terlalu mustahil untuk dinilai, walaupun jauh, engkaulah sebaik-baik panutan meski tidak selalu sempurna.

Kakakku tersayang :

Doa, kebersamaan, dukungan dan kasih sayangmu selama ini, terima kasih untuk semua yang engkau berikan, maafkan bila sampai saat ini belum bisa menjadi contoh yang baik.

Keluargaku :

(6)

vi Best Friend :

Terima kasih kepada seluruh teman-temanku yang amat saya banggakan (Adit, Aris, Rahma, Try, Ririn, Arif RH, Arif K, Dimas, Haryadi, Indra D.S, Firman W, Neon, M. Ardi, Basong, Nyamen, dll) engkau merupakan keluarga kecilku serta sebaik-baiknya teman yang selalu hadir disaat keresahan, kebingungan, keraguanku, dan kebersamaan yang selama ini kita lewati bersama.

HIMIKA FIKES UMM :

Thanks for himika family, pengalaman organisasi yang telah didapat dari para senior (Mas Alif, mbak Nina, mas Sigit, mas Mamba, mas Agus, mbak Dian, mbak Fani, mbak Riska,mbak Niken, mas Aziz, dll) terima kasih untuk semangat serta ilmu organisasi yang telah engkau diberikan, terima kasih kepada kerabat seperjuangan khususnya himika periode 2011-2012, banyak sekali yang dapat dipelajari, dipahami, serta pengalaman berorganisasi sesungguhnya yang tidak pernah didapatkan sebelumnya, terima kasih kepercayaan, keyakinan, teman-teman seperjuangan yang kalian berikan. Maaf yang sebesar-besarnya jika ada ucapan dan perilaku yang tidak berkenan selama kepengerusan.

PSIK C 2009 :

Teman-teman seperjuangan PSIK 2009, serta para pejuang PSIK C 2009 yang telah mengijinkan saya selama 4 tahun terakhir ini untuk menjadi salah satu bagian dalam hidupnya.

(7)

vii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rockzand Alwahdy Yusuf

NIM : 09060150

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Perbedaan Tekanan Darah pada Lansia Sebelum dan Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya Asih Lawang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapt dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Malang, 30 Oktober 2013

Yang Membuat Pernyataan

Rockzand Alwahdy Yusuf

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Tekanan Darah pada Lansia Sebelum dan Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya Asih Lawang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S, Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ns. Nurul Aini, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. H. Moch. Agus Krisno B, M.Kes selaku Dosen pembimbing I yang

senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.

4. Aini Alifatin, S.Kp, M.Kep selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Semua keluargaku, yang telah memberikan semangat, doa, dan

bantuannya baik dalam moril, material, spiritual kepada saya selama menempuh pendidikan.

6. Kepala RAAL Griya Asih Lawang Bapak Daniel, Bapak Prawoto dan Ibu

Cori yang telah memberikan izin dan memfasilitasi saya dalam proses pelaksanaan penelitian.

7. Seluruh dosen program studi ilmu keperawatan yang telah memberikan ilmunya

(9)

ix

Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin,

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, November 2013

(10)

x

ABSTRAK

Perbedaan Tekanan Darah pada Lansia Sebelum dan Sesudah

dilakukan Horticultural Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan

Lansia) Griya Asih Lawang

Rockzand A.Y1, Dr. H. Moch. Agus Krisno B, M.Kes2, Aini Alifatin, S.Kp, M.Kep3

Latar Belakang:

Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada kelompok lansia Penyakit atau gangguan yang menonjol sering terjadi pada gangguan pembuluh darah dari hipertensi sampai stroke. Hal ini harus ditangani agar terhindar dari komplikasi yang lebih berat lagi. Horticultural Therapy merupakan terapi bermetodekan rekreasi yang cocok dan mudah dilakukan dengan berbagai kegiatan gaya hidup sehat yang menyatu dengan alam sekitar terutama pada lansia dengan hipertensi melalui berkebun yang digunakan sebagai sarana terapi dan rehabilitasi tanpa memberikan efek samping.

Metode : Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-exsperimental design (one group pre test – post test design). Penelitian ini dilakukan di RAAL Griya Asih Lawang Kab. Malang. Subyek penelitian meliputi lansia yang sedang menderita hipertensi yang berada di RAAL Griya Asih Lawang dengan tehnik sampling Simple Random Sampling (n=9). Tehnik analisa data menggunakan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov dan uji hipotesis menggunakan paired t-test.

Hasil : Hasil Intervensi yang dilakukan dengan Horticultural Therapy pada responden penelitian, diperoleh uji data dengan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov (pretest/posttest) sebaran normal dengan nilai signifikansi lebih besar dari alpha 5% (0,05), dan uji hipotesis menggunakan paired t-test (pretest/posttest) diperoleh nilai p (Probabilitas) = 0.000 (p<0.05). Horticultural Therapy melibatkan pergerakan fisik sebagai pergerakan otot untuk melancarkan aliran darah dan sensasi alam yang diberikan melalui berkebun.

Kesimpulan : Horticultural Therapy memberikan dampak pada tekanan darah tinggi, sehingga ada perbedaan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan horticultural therapy di RAAL Griya Asih Lawang.

Kata Kunci : Horticultural Therapy, tekanan darah, lansia

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

(11)

xi

ABSTRACT

Differences Blood Pressure in the Elderly Before and After done Horticultural

Therapy in RAAL (Foster Homes Children and Elderly) Griya Asih Lawang

Rockzand A.Y1, Dr. H. Moch. Agus Krisno B, M.Kes2, Aini Alifatin, S,Kp ,M.Kep3

Background : High blood pressure is a primary risk factor for heart disease and stroke. In the elderly group of prominent diseases or disorders often occur in the blood vessels of hypertensive disorders to stroke. This should be addressed in order to avoid more severe complications. Horticultural Therapy is a therapeutic recreation bermetodekan suitable and easy to do with a variety of healthy lifestyle activities that blend with the natural surroundings, especially in the elderly with hypertension through gardening is used as a means of therapy and rehabilitation without any side effects.

Method : The method used in this study are pre-exsperimental design (one group pre test - post test design). The research was conducted at the Griya Asih RAAL District Lawang, Malang. Subjects of study include the elderly who are suffering from hypertension which is RAAL Griya Asih Lawang by sampling Simple random sampling technique (n = 9). Techniques of data analysis using One-Sample Kolmogorov-Smirnov and hypothesis testing using paired t-test.

Result : Results of interventions carried out by Horticultural Therapy on survey respondents, the data obtained by the method of test One-Sample Kolmogorov-Smirnov (pretest / posttest) a normal distribution with a significance value greater than 5% alpha (0.05), and hypothesis testing using paired t -test (pretest / posttest) obtained p value (probability) = 0.000 (p <0:05). Horticultural Therapy involves physical movement as a movement of muscles for blood flow and sensation of nature given through gardening.

Conclusion : Horticultural Therapy impact on high blood pressure, so there is a difference in blood pressure in the elderly with hypertension before and after horticultural therapy in RAAL Griya Asih Lawang.

Keywords: Horticultural Therapy, blood pressure, elderly

1 University Student in the Study Program of Nursing Science, Faculty of health Science, University of Muhammadiyah Malang

2 Lecturer in the Study Program of Nursing Science, Faculty of health Science, University of Muhammadiyah Malang

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR SKEMA ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktisi ... 8

1.5 Keaslian Penelitian ... 8

1.6 Batasan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Konsep Horticultural Therapy ... 11

2.1.1 Definisi Horticultural Therapy ... 11

2.1.2 Dasar Teori Horticultural Therapy ... 11

2.1.3 Tujuan Horticultural Therapy ... 17

2.1.4 Manfaat Horticultural Therapy ... 19

2.1.5 Jenis-Jenis Program Horticultural Therapy ... 20

2.1.6 Jenis-Jenis Kebun ... 23

2.1.7 Prosedur Penatalaksanaan Horticultural Therapy ... 23

2.2 Konsep Tekanan Darah ... 24

2.2.1 Pengertian Tekanan Darah ... 24

2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah ... 24

2.2.3 Mekanisme Pemeliharaan Tekanan Darah ... 26

2.3 Konsep Hipertensi ... 27

2.3.1 Definisi Hipertensi ... 27

2.3.2 Klasifikasi Hipertensi Pada Lansia ... 28

(13)

xiii

2.3.4 Patofisiologi ... 32

2.3.5 Respon Penderita Hipertensi ... 33

2.3.6 Gejala ... 33

2.3.7 Komplikasi ... 34

2.3.8 Penatalaksanaan Hipertensi ... 35

2.4 Konsep Lansia ... 37

2.4.1 Definisi Lansia ... 37

2.4.2 Proses Menua ... 37

2.4.3 Teori-Teori Proses Menua ... 39

2.4.4 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia ... 43

2.4.5 Tugas Perkembangan Lansia ... 45

2.5 Pengaruh Horticultural Therapy terhadap Fisiologis Tekanan Darah ... 48

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 51

3.1 Kerangka Konsep ... 51

3.2 Hipotesis Penelitian ... 54

BAB IV METODE PENELITIAN ... 55

4.1 Desain Penelitian ... 55

4.2 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work) ... 56

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ... 57

4.3.1 Populasi ... 57

4.3.2 Sampel ... 57

4.3.3 Sampling ... 58

4.4 Variabel Penelitian ... 59

4.4.1 Variabel Independen ... 59

4.4.2 Variabel Dependen ... 60

4.4.3 Variabel Confounding ... 60

4.5 Definisi Operasional... ... 60

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 61

4.7 Instrument Penelitian ... ... 61

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 62

4.8.1 Prosedur Penelitian ... 62

4.8.2 Pengolahan Data ... 67

4.9 Analisis Data ... ... 68

4.10 Etika Penelitian ... 69

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 71

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 71

5.2 Karakteristi Responden ... 71

5.2.1 Usia ... 72

5.2.2 Riwayat Pendidikan ... 72

5.2.3 Penyakit Penyerta ... 73

5.3 Variabel Confounding (Perancu) ... 74

5.3.1 Nutrisi ... 75

5.3.2 Obat ... 75

5.3.3 Olahraga ... 75

5.3.4 Terapi Penyerta ... 76

(14)

xiv

5.5 Data Hasil Tekanan Darah Sesudah dilakukan Horticultural Therapy

di RAAL Griya Asih Lawang ... 77

5.6 Perbedaan Tekanan Darah pada Lansia Sebelum dan Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL Griya Asih Lawang ... 79

BAB VI PEMBAHASAN ... 83

6.1 Interprestasi dan Diskusi Hasil ... 83

6.1.1 Karakteristik Responden ... 83

6.1.2 Variabel Confounding ... 85

6.1.3 Tekanan Darah Sebelum dilakukan Horticultural Therapy pada Lansia di RAAL Griya Asih Lawang ... 89

6.1.4 Tekanan Darah Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL Griya Asih Lawang ... 90

6.1.5 Perbedaan Tekanan Darah pada Lansia Sebelum dan Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di Griya Asih Lawang ... 92

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 96

6.3 Implikasi untuk Keperawatan ... 96

BAB VII PENUTUP ... 98

7.1 Kesimpulan ... 98

7.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Horticultural Therapy ... 23

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO ... 28

Tabel 2.3 Komplikasi Hipertensi ... 34

Tabel 4.1 Desain Operasional ... 60

Tabel 4.2 Rencana Tabulasi Data ... 68

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di RAAL Griya Asih Lawang Kab. Malang bulan September 2013 ... 72

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Confounding (Perancu) .... 74

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Tekanan Darah sebelum dilakukan Horticultural Therapy di RAAL Griya Asih Lawang pada Tanggal 24 September 2013 ... 76

Tabel 5.4 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL Griya Asih Lawang pada Tanggal 21 Oktober 2013 ... 77

Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL Griya Asih Lawang pada Tanggal 24 September - 21 Oktober 2013 ... 80

Tabel 5.6 Data Hasil Signifikansi Uji Normalitas ... 81

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Pendidikan di RAAL Griya Asih Lawang Kab. Malang pada bulan September

2013 ... 73

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Penyerta Di RAAL Griya Asih Lawang Kab. Malang September 2013 ... 74

Gambar 5.3 Grafik Penurunan Tekanan Darah Sistolik Sebelum dan Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL Griya Asih Lawang pada Tanggal 24 September – 21 Oktober 2013 ... 78

Gambar 5.4 Grafik Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan Sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL Griya Asih Lawang pada Tanggal 24 September 2013 – 21 Oktober 2013 ... 79

Gambar 4.3 Rencana Tabulasi Data ... 73

Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di RAAL Griya Asih Lawang Kab. Malang bulan September 2013 ... 77

Gambar 5.2 Faktor Perancu (Confounding) ... 81

Gambar 5.3 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pretest ... 83

(17)

xvii

DAFTAR SKEMA

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SURAT IJIN STUDI PENDAHULUAN

Lampiran 2 SURAT IJIN SELESAI MELAKUKAN PENELITIAN Lampiran 3 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 4 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 5 SYARAT & PERATURAN PROGRAM HORTICULTURAL

THERAPY

Lampiran 6 ALAT DAN BAHAN HORTICULTURAL THERAPY

Lampiran 7 INSTRUMEN HORTICULTURAL THERAPY

Lampiran 8 LEMBAR PENGUKURAN TANAMAN

Lampiran 9 HASIL INSTRUMEN HORTICULTURAL THERAPY

Lampiran 10 LAPORAN PENGUKURAN TANAMAN

Lampiran 11 MASTER OF TABLE TEKANAN DARAH LANSIA DI RAAL

GRIYA ASIH LAWANG Lampiran 12 UJI NORMALITAS Lampiran 13 UJI HIPOTESIS

Lampiran 14 DOKUMENTASI PENELITIAN

(19)

DAFTAR PUSTAKA

[Komnas Lansia] Komisi Nasional Lansia. (2010). Pedoman Active Ageingn (Penuaan

Aktif) Bagi Pengelola dan Masyarakat. Jakarta: Komnas Lansia.

Ackley, D.R. (1985). The Effect of a Horticultural Therapy Program on Cerebral Palsied Children. Donald R. Ackley. A THESIS submitted toOregon State University. Completed August 13,

Alimul, A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Cetakan ke-3. Jakarta: Salemba Medika

American Horticultural Therapy Association (AHTA). (2007). http://www.ahta.org,

Diperoleh pada tanggal 20 maret 2013.

American Horticultural Therapy Association (AHTA). (2012). Definition & Position. ©

2012 American Horticultural Therapy Association.

Anggraini, A.D., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., Siahaan, S.S. (2009).

Faktor-faktor yang Berhubungan DenganKejadian Hipertensi Pada Pasien yang berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008.

Diambil 27 Februari 27, 2010, dari http://yayanakhyar.wordpres.com

Arikunto, S. (2002), Proses Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi RevisiIII. Jakarta: Rineke Cipta

Arthur, C.G., dan John, E.H., (2008). Fisiologo Kedokteran. Ed(11). Buku Penerbit Kedokteran EGC. Jakarta. Hal:1011-1027.

Brook RD et al. (2013). AHA Scientific Statement."Beyond Medications and Diet:

Alternative Approaches to Lowering Blood Pressure." Hypertension; doi:

10.1161/HYP.0b013e318293645f.

Bunner & Suddarth, (2007). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 2. Jakarta : EGC

Bustan, M.N., (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Canadian Horticultural Therapy Association (CHTA). (2010). http://www.chta.org,. Diperoleh pada tanggal 21 maret 2013.

Dalimartha, S. et al, (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus +

Dalimartha, Setiawan. (2008). Herbal untuk Pengobatan Reumatik 96 Resep Untuk

(20)

Davis S. (1994). Ninth annual congressional initiatives award ceremonies. Senate Russel Office Building, Washington, DC; April 19.

Dekker, E. (1996). Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : CV Muliasari.

Dennision PE, Dennison GE. (2002) Brain Gym. Senam Otak buku panduan lengkap.

Edisi Indonesia I. Jakarta : PT. Grasindo

Depkes RI. (2006). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi.

Depkes, Jakarta : iii + 32 hlm.

Devi N. (2010). Nutrition and Food Gizi Untuk Keluarga. Kompas Media Nusantara. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2010. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya.

Donald, R. Ackley. (1986). The Effect of a Horticultural Therapy Program on Cerebral Palsied Children Completed. Oregon State University, August 13.

Duzenli, et al. (2007). Effects of Menopause on the Myocardial Velocities and Myocardial Performance Index. Circ J; 71: 1728 – 1733

Farizati, Karim. (2002). Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI.

Frank, H, Netter, MD. (1995). Interactive Atlas of Human Anatomy. Ciba Medical Educations & Publications

Friends Hospital. (2005). Healing with plants: The wonders of horticultural therapy. http://www.friendshospitalonline.org/History.htm Diperoleh pada tanggal 28 Maret 2013.

Gerlach-Spriggs, N., Kaufman, R.E. & Warner, S.B. (1998). Restorative gardens: The

healing landscape. New Haven and London: Yale University Press.

Gray, Huon H, dkk., (2003). Lecture Notes: Kardiologi Edisi Keempat. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Gunawan, L. (2001). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Guyton A. C., Hall J. E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. P. 208 – 212, 219 – 223, 277 – 282, 285 – 287.

Haller, R. & Kramer, C. (Eds.). (2006). Horticultural therapy methods: Making connections in health care, human service, and community programs. Binghamton, NY: The Haworth Press.

Harsono, (2003). Kapita Selekta Neurologi. Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press,

(21)

Hayati, sri. Manalu, Murnaria. (2007). IPS : Geografi untuk SMP dan MTS kelas VIII. Penerbit Elangga.

Hayens, B., et. al. (2003).Buku Pintar Menaklukan Hipertensi. Penerbit Ladang. Pustaka dan Intimedia. Jakarta.

Howard Z. Lorber,. (2011). The use of Horticulture in the Treatment of Post-Traumatic Stress Disorder in a Private Practice Setting. The Journal of Therapeutic Horticulture; (917) 710-7578.

Ismudiati Rilantono et al, Lily. (2003). Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : FKUI.

Izzo Jr, J.L., and Black, H.R., 1999. Hypertension Primer: The Essential of High Blood Pressure. ed 2nd. USA : American Heart Association, 253-255.

Jellicoe, G. & Jellicoe, S. (1995). Landscape of man (2nd ed.). London: Thames and Hudson, 1995.

Kaplan R, Kaplan S. (1989). The experience of nature. Cambridge, NY: Cambridge University Press:177-200.

Kaplan, N.M., (2002). Clinical Hypertension. 8th ed. Jakarta: EGC. 317.

Kozier, B., Erb., & Oliver, R. (2004), Fundamental of nursing; consept, process and practice, (fourth edition) California: Addison-Wesley Publishing CO

Kozier, B., et al. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC. Kusharyadi. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:

Salemba Medika

Mansjoer, Arif, (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama. Media Aesculapius, Jakarta.

Maryam, S dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika :

Jakarta

Matthew Wichrowski, HTR; Jonathan Whiteson, MD; Franc¸ois Haas, PhD; Ana Mola, RN, ANP; Mariano J. Rey, MD. (2005). Effects of Horticultural Therapy on Mood and Heart Rate in Patients Participating in an Inpatient Cardiopulmonary Rehabilitation Program. Journal of Cardiopulmonary Rehabilitation; 25:270-274

Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Dan Hematologi, Jakarta: Salemba Medika

(22)

Nasution, I.K., (2007). Stres pada Remaja. Universitas Sumatera Utara. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3637/1/132316815% 281%29.pdf Diperoleh pada 4 Maret 2010.

NJAES. (2006). Guidelines For Starting A Horticultural Therapy Program by Partnering With

Volunteers. Rutgers, The State University of New Jersey.

Notoatmojo. S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ke dua Edisi Revisi. Jakarta: Rineke Cipta

Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Nugroho, W. (2008). Gerontik dan Geriatik. EGC: Jakarta 2010. Asuhan Keperawatan

Nursalam. (2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (Edisi Pertama). Jakarta: Salemba Medica

Palmer, Anna : Bryan Williams. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Erlangga : Jakarta

Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,

dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta : EGC

Price, S & Wilson, L, (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. EGC, Jakarta.

Profil Kabupaten Malang. http://www.malangkab.go.id Diperoleh pada tanggal 27

juni 2013

Relf, P.D. (2006). Agriculture and health care: The care of plants and animals for therapy and rehabilitation in the United States. In J .Hassink & M. van Dijk (Eds.), Farming for health (pp.309-343). The Netherlands: Springer.

Relf D. (1992). Human issues in horticulture. Horticulture Technology, 2(2): 1-11

Rilantono. Lily Ismudiati. Et. El. (2003). Buku Ajar Kardiologi, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Rilantono. Lily Ismudiati, dkk. (1998). Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : FKUI

Rush, B. (1812). Medical inquiries and observations upon diseases of the mind. Philadelphia: Kimber & Richardson. Diperoleh pada tanggal 29 Maret 2013 dari http://deila.dickinson.edu/theirownwords/title/0034.htm

Sa’diyah, R. (2007). Hipertensi sebagai Faktor Risiko Stroke di RS Roemani Muhammadiyah

(23)

Santoso, S,S,Prasoedjo, & Zalbawi, (2001). Artikel faktor – faktor yang mendorong penderita hipertensi kepengobatan tradisional. Jakarta : Puslitbang Ekologi Kesehatan.

Sekretariatan Kabinet RI. (2013).

http://setkab.go.id/berita-7977-penduduk-lansia-capai-181-juta-pemerintah-tambah-puskesmas-santun.html. Diperoleh pada tanggal 24 Mei 2013

Shapiro BA, Kaplan MJ. Mental illness and horticultural therapy practice. In: Simpson SP, Strauss MC, eds. Horticulture as Therapy. Binghamton, NY: Haworth Press; (1998):157-197.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Sidiarto LD, Kusumoputro S. (2003). Memori anda setelah usia 50. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia; p.4 1-5.

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, Alih

Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, EGC, Jakarta.

Stuart, G.W, & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8 edition. St Louis: Mosby Book Inc

Stuart, Gail W. (2006). Buku saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatfi, Kualitatif dan R&D. Edisi 4. Bandung: CV Alvabeta

Taddei S. (2009). Blood pressure through Aging and Menopause. Climacteric. Department

of Internal Medicine, University of Pisa, Pisa, Italy;12 Suppl 1:36-40.

Tjandra, A.Y. (2011). Rokok dan Kesehatan, Jakarta: UI-Press

WHO/SEARO. (2010). Surveillance of major non-communicable diseases in South–East Asia

region. Report of an inter-country consultation. Geneva: WHO

Yuko MM, Syoji K, Yutaka HO, Fusayo A. (2008). Horticultural Therapy has Beneficial

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada

saat ini hipertensi adalah faktor resiko ketiga terbesar yang menyebabkan kamatian

dini (Depkes, 2006). Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi

penderitanya untuk menderita stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan jantung,

serta 5 kali lebih besar kemungkinan meninggal karena jantung (congestif heart

failure). Menurut WHO, stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsional

serebral/otak, baik lokal maupun menyeluruh (global) yang berlangsung lebih dari 24

jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain dari pada

gangguan vaskuler (Harsono, 2003). Pada kelompok lansia Penyakit atau gangguan

yang menonjol adalah gangguan pembuluh darah (dari hipertensi sampai stroke),

gangguan metabolik (Diabetes Meletus), gangguan Persendian (arthritis, encok dan

terjatuh) dan gangguan psikososial (kurang penyesuaian diri dan merasa tidak efektif

lagi) (Bustan, 2007). Stroke menyerang 35,8 % pasien usia lanjut (Anggraini, 2009).

Sekitar 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke (Tjandara, 2011).

Berdasarkan data WHO (2010-b), setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di

seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian sebanyak 5

juta orang dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen (WHO,

2010). Di Indonesia angka kejadian stroke yang terpapar hipertensi meningkat tiga

kali dibandingkan yang tidak terpapar hipertensi (Sa’diyah, 2007). Dari hasil studi

(25)

2

Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita

Lansia adalah penyakit sendi (52,3%), hipertensi (38,8%), anemia (30,7%) dan katarak

(23%). Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia

(komnas lansia, 2010). Prevalensi kasus hipertensi primer di Jawa Timur mengalami

peningkatan dari 4,20% pada tahun 2009, dan 4,89% pada tahun 2010 di RS Sentinel

di Jatim. Sedangkan kasus hipertensi di puskesmas sentinel provinsi jatim juga

mengalami peningkatan dari 11,77% pada tahun 2008, dan 12,41% pada tahun 2010

dengan masuk kategori penyakit terbanyak ke 3 di Provinsi Jawa Timur (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2011).

Usia lanjut dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai dengan

berbagai penderitaan seperti beberapa penyakit dan keudzuran serta kesadaran bahwa

setiap orang akan mati, maka kecemasan akan kematian menjadi masalah psikologis

yang penting pada lansia, khususnya lansia yang mengalami penyakit kronis

(Nugroho, 2000). Menurut Nugroho, proses menua merupakan proses yang terus

menerus/berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk

hidup. Misalnya, dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan

jaringan lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Kecepatan proses menua setiap

individu pada organ tubuh tidak akan sama. Manusia secara lambat dan progresif

akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh semakin banyak

penyakit degeneratif (hipertensi, arteriosklerosis, diabetes militus dan kanker) yang

akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan episode terminal yang dramatis,

misalnya stroke, infark miokard, koma asidotik, kanker metastatis dan sebagainya.

Kondisi ini jelas menunjukkan bahwa proses menua merupakan kombinasi dari

bermacam-macam faktor yang saling berkaitan yang dapat mempengaruhi

(26)

3

Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk

lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni

mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6 persen dari jumlah penduduk. Sementara

itu, Umur Harapan Hidup (UHH) manusia Indonesia semakin meningkat dimana

pada RPJMN Kemkes tahun 2014 diharapkan terjadi peningkatan UHH dari 70,6

tahun pada 2010 menjadi 72 tahun pada 2014 yang akan menyebabkan terjadinya

perubahan struktur usia penduduk. Menurut proyeksi Bappenas jumlah penduduk

lansia 60 tahun atau lebih akan meningkat dari 18.1 juta pada 2010 menjadi dua kali

lipat (36 juta) pada 2025 (Sekretariatan Kabinet RI, 2013).

Usaha-usaha yang dilakukan pada berbagai peneliti untuk menurunkan

tekanan darah salah satunya dengan menggunakan terapi. Terapi menurut kamus

besar bahasa indonesia adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang

sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit. Dalam penelitian-penelitian yang

sudah dilakukan untuk penurunan tekanan darah, menurut hasil review American

Heart Association terhadap 1.000 penelitian terkait terapi tekanan darah, ada beberapa

cara alami yang bisa dilakukan, latihan meremas stressball, nafas perlahan, meditasi

dan dengan aktivitas yang menyatu dengan alam (Brook, 2013).

Tekanan darah terdapat dua penentu utama tekanan darah arteri rata-rata

adalah curah jantung dan resistensi perifer total. Curah jantung merupakan volume

darah yang dipompa ventrikel tiap menit dan dipengaruhi oleh volume sekuncup

(volume darah yang dipompa oleh setiap ventrikel per detik) dan frekuensi jantung.

Resistensi merupakan ukuran hambatan pembuluh darah terhadap aliran darah

melalui suatu pembuluh yang ditimbulkan oleh friksi antara cairan yang mengalir dan

dinding pembuluh darah yang stasioner. Resistensi bergantung pada 3 faktor yaitu,

(27)

4

secara konstan dipantau oleh baroreseptor yang diperantarai secara otonom dan

mempengaruhi jantung serta pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan

resistensi perifer total sebagai usaha memulihkan tekanan darah normal (Sherwood,

L, 2001). Resistensi perifer total terutama ditentukan ditingkat arteriol dan

bergantung pada efek pengaruh saraf dan hormon (Robbins, 2007). Sedangkan

aktifitas fisik yang kurang dapat meningkatkan risiko aterosklerosis yang dapat

merubah struktur pada dinding pembuluh darah dan mengecilkan lumen pembuluh

darah sehingga terjadi peningkatan resistensi perifer total (Frank, 1995).

Berkebun merupakan kegiatan yang populer dan bermetodekan rekreasi yang

cocok dan mudah dilakukan dengan berbagai kegiatan gaya hidup sehat yang

menyatu dengan alam sekitar. Horticultural Therapy (HT) adalah sebuah proses di mana

tanaman, kegiatan berkebun, dan kedekatan dengan alam lingkungan digunakan

sebagai sarana terapi dan rehabilitasi Davis S, (1994) (dalam Yuko MM, 2008).

Pada Horticultural Therapy pergerakan fisik dilibatkan dalam memanipulasi

tanaman merupakan sebagai latihan pergerakan otot yang paling baik serta

melancarkan aliran darah. Referensi dibuat pada pengalaman-pengalaman dengan

pemindahan ketrampilan fisik dari penanaman di pot hingga memberi air Hiott

(1978) (dalam Haller & Kramer, 2005). Horticultural Therapy memberikan kemudahan

berinteraksi yang pada kelanjutannya meningkatkan rasa ingin menerima untuk

didekati orang lain (Stamn & Barber, dalam Donald, 1986). Sehingga memberikan

ketenangan, kedamaian dan aman melalui media tanaman yang dilibatkan.

Model Kaplans menegaskan bahwa sebagian besar kepuasan pada saat proses

berkebun dilakukan bukan hanya dari produk akhir. Sensorially, daya tarik dan misteri

(28)

5

perhatian, fisik, kognitif, dan emosional menurut Kaplan & Kaplan, (1989) (dalam

Howard Z, 2011).

Di Indonesia sendiri berada di antara lintang 6 derajat LU - 11 derajat LS dan

dilewati garis katulistiwa. Oleh karena itu, wilayah indonesia dipengaruhi iklim tropis.

Karena dipengaruhi iklim tropis, indonesia memperoleh curah hujan yang tinggi

sepanjang tahun. Indonesia juga memiliki suhu dan kelembapan udara yang sangat

tinggi. Kondisi iklim yang demikian memungkinkan indonesia memiliki banyak hutan

yang lebat dan senantiasa hijau (Hayati, 2007). Kondisi iklim yang demikian sangat

memungkinkan di indonesia untuk kegiatan bertanam di segala daerah pesisir,

dataran rendah, dataran tinggi maupun daerah pegunungan sesuai dengan jenis

tanaman dan daerah yang cocok untuk ditanam. Khususnya di Kabupaten Malang,

Jawa Timur Sendiri memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara dan

timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat banyak

ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa Timur.

Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura, seperti salak dan

semangka (Profil Kabupaten Malang, 2013).

Kegiatan berkebun di masyarakat sudah banyak dilakukan, namun hanya

sebatas untuk membuahkan hasil panen dan memperindah lingkungan sekitarnya.

Dari hasil wawancara ke 3 tempat panti Tresna Wherda di Malang, di antaranya Panti

Tresna Wherda Al-islah, Panti Tresna Wherda Pangesti, dan RAAL (Rumah Asuh

Anak & Lansia) Griya Asih. Peneliti menanyakan langsung kepada Kepala Panti

terkait keterlibatan aktif lansia untuk melakukan kegiatan berkebun selama ada di

Panti. Dari ketiga tempat panti tersebut, menyatakan belum pernah diadakan kegiatan

(29)

6

Studi pendahuluan dilakukan di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya

Asih Lawang Kab. Malang. Berdasarkan data di RAAL (Rumah Asuh Anak dan

Lansia) Griya Asih terdapat 19 lansia perempuan. Selama ini upaya yang diberikan

oleh RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) terhadap penanganan kasus hipertensi

adalah dengan memberikan penyuluhan tentang diet makanan seperti mengurangi

konsumsi garam, makanan manis, berlemak, kopi, rokok, dan juga hidup sehat

dengan berolahraga. Tetapi hal tersebut masih juga belum memberikan hasil yang

memuaskan, dalam sebulan terakhir setelah pengaturan asupan makan belum ada

tanda-tanda penurunan tekanan darah tinggi pada lansia. Seiring dengan penurunan

fungsi fisik pada lansia maka gangguan kesehatan pun banyak terjadi, dari hasil

observasi dan wawancara jumlah lansia tersebut terdapat 73% atau 14 lansia

mengalami hipertensi dari jumlah lansia dengan rata-rata tekanan darah 171,6/101,6

mmHg. Hal ini akan berisiko timbulnya komplikasi yang berbahaya dari hipertensi.

Berdasarkan data-data di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti perbedaan

tekanan darah pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan horticultural therapy di RAAL

(Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya Asih Lawang, mengingat dampak hipertensi

yang tidak terkontrol akan dapat memperburuk penyakit yang diderita pada lansia

dengan hipertensi. Di Indonesia sendiri sudah banyak yang menggunakan kegiatan

berkebun untuk penghijauan, namun belum banyak yang meneliti tentang manfaat

Horticultural Therapy di bidang kesehatan khususnya keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menajadi perumusan masalah dalam

(30)

7

dilakukan Horticultural Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya Asih

Lawang ?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan tekanan darah lansia sebelum dan sesudah dilakukan

Horticultural Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya Asih Lawang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden penelitian.

b. Mengidentifikasi faktor-faktor perancu (Confounding).

c. Mengidentifikasi tekanan darah lansia sebelum pemberian Horticultural

Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya Asih Lawang.

d. Mengidentifikasi tekanan darah lansia setelah pemberian Horticultural

Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya Asih Lawang.

e. Mengidentifikasi perbedaan tekanan darah lansia sebelum dan sesudah

dilakukan Horticultural Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia)

Griya Asih Lawang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Bagi penulis, merupakan sarana untuk menambah wawasan,

pengetahuan dan pengalaman sehingga menjadi bekal dan dapat diterapkan

dalam praktek sehingga tercapai keselarasan antara teori dan praktek di Lapang

sekaligus sebagai media belajar untuk dapat memecahkan masalah secara

(31)

8

b. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Karya tulis akhir ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran

tentang Horticultural Therapy dengan tingkat tekanan darah.

1.4.2 Manfaat Praktisi

a. Bagi Akademik

Sebagai sumbangsih pemikiran kepada pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi khususnya dalam upaya penanggulangan hipertensi

pada lansia. Serta mengembangkan asuhan keperawatan jiwa dan gerontik

dengan menggunakan metode baru.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai masukan bagi warga untuk pengembangan dalam manfaat

berkebun atau Horticultural Therapy dalam menurunkan stress dan tekanan

darah.

c. Bagi Klinis

Dapat mengembangkan sistem pelayanan untuk kemandirian penderita

dengan memberdayakan lansia sehingga diharapkan lansia tersebut menjadi

lansia yang produktif dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan diketahui peneliti terkait

penelitian tentang perbedaan tekanan darah lansia sebelum dan sesudah dilakukan

Horticultural Therapy di RAAL (Rumah Asuh Anak dan Lansia) Griya Asih Lawang sebagai berikut :

1. Rochmani Eka Mardiyati, (2012) Efektivitas Terapi Lingkungan (Plant Therapy)

(32)

9

Muhammadiyah Probolinggo. Desain yang digunakan adalah Pre Experiment

dengan metode pengambilan data pre and post test one group. Teknik sampling yang

digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel subyek 20 orang

pada sampel berpasangan. Analisa data dilakukan dengan uji statistik chi square

tanpa ada perlakuan pada kontrol. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

diatas adalah variabel dan tempat penelitiannya, pada penelitian ini subjek

penelitiannya lansia di Panti Wisma Tresna Werdha Muhammadiyah

Probolinggo sedangkan penelitian diatas adalah lansia di RAAL Griya Asih

Lawang Kab. Malang. Penelitian ini variabel dependennya adalah tingkat depresi

sedangkan penelitian diatas variabel dependennya adalah perbedaan tekanan

darah.

2. Armita Agustiningtyas Rahayu, (2012) dengan judul penelitian “Efektivitas

Terapi Bekam Basah (Wet Oxidant Release Therapy) Terhadap Penurunan

Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Rumah Sehat Dompet Dhuafa,

Balikpapan, Kalimantan Timur”. Penelitian ini bersifat preeksperimental dengan

one group pre test and post test. Populasinya adalah semua pasien dengan

hipertensi di Rumah Sehat Dompet Dhuafa Balikpapan. Jumlah sampel

sebanyak 34 responden, diambil dengan metode nonprobability sampling

dengan tehnik purposive sampling. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

diatas adalah Subjek, variabel dan tempat penelitian, pada penelitian ini subjek

penelitiannya untuk penderita hipertensi semua umur di Rumah Sehat Dompet

Dhuafa Balikpapan sedangkan penelitian diatas adalah lansia dengan hipertensi

atau yang beresiko di RAAL Griya Asih Lawang. Penelitian ini variabel

independennya adalah Terapi Bekam Basah sedangkan penelitian di atas variabel

(33)

10

3. Siti Aisyah, (2011) dengan judul penelitian Studi Komparasi Tipe Kepribadian A

dan B Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Kertosari

Kelurahan Ketawanggede Kota Malang. Penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan rancangan cross sectional. Sampel dalam

penelitian ini berjumlah 30 responden yang di ambil dari 60 responden dengan

metode purposive sampling. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas

adalah variabel dan tempat yang digunakan, pada penelitian ini variabel

independen yang digunakan adalah tipe kepribadian A dan B di Posyandu lansia

Kertosari Ketawanggede Kota Malang sedangkan penelitian di atas

menggunakan variabel independen Horticultural Therapy bertempat di RAAL

Griya Asih Lawang.

1.6 Batasan Penelitian

Penelitian membatasi masalah penelitian ini hanya pada perbedaan tekanan

darah pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan Horticultural Therapy di RAAL Griya

Asih Lawang.

1. Tekanan Darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir

kedalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia

(Gunawan, 2001).

2. Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses

kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu

(Nugroho, 2002).

3. Horticultural Therapy adalah keterlibatan klien dalam kegiatan berkebun, yang difasilitasi oleh seorang terapis, untuk mencapai tujuan pengobatan yang spesifik

Gambar

Gambaran Umum Lokasi Penelitian  ...............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tugas Akhir : Keefektifan Pameran Sebagai Media Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Ekspor Pada CV Palem Craft Jogja.. Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa

This paper describes on species identification and species composition of sharks and rays and their fishery at fish landing sites in south-eastern Indonesia.. MATERIALS

Untuk menghadapi itu, guru menerjemahkan kata-kata dalam Bahasa Inggris kedalam Bahasa Indonesia, membiasakan siswa untuk mendengarkan kalimat Bahasa Inggris, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui massa silika optimum, nilai koefisien rejeksi dan nilai fluks sehingga limbah cair rumah makan yang dihasilkan industri rumah makan

Penyimpanan memo debit yang dilampiri dengan laporan pengiriman barang dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar atau pencatatan memo debit kedalam kartu utang diotorisasi

Semua dilakukan RSIB dengan harapan pemberian motivasi kepada karyawan akan memberikan feedback yang baik sehingga tujuan RSIB untuk dapat menjadi rumah sakit swasta

Analisis kandungan total fenolik, flavonoid dan tanin, penentuan aktivitas penangkal radikal bebas menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil) dan metode

Misalkan pelanggan pemasangan daya listrik yang 450 Volt daya listrik seperti kebutuhan yang sangat banyak pemakaian yang di perlukan oleh pelanggan sehingga listrik