PENGARUH TERPAAN TAYANGAN TELEVISI MALAYSIA TERHADAP ADOPSI BUDAYA MASYARAKAT SAMBAS (Studi Pada Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas)
SKRIPSI
OLEH : REZKY HUDAYA
NIM. 07220279
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGARUH TERPAAN TAYANGAN TELEVISI MALAYSIA TERHADAP ADOPSI BUDAYA MASYARAKAT SAMBAS “Studi Pada Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas”
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
OLEH :
REZKY HUDAYA
NIM: 07220279
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Rezky Hudaya
NIM : 07220279
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : PENGARUH TERPAAN TAYANGAN TELEVISI
MALAYSIA TERHADAP ADOPSI BUDAYA MASYARAKAT SAMBAS
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan skripsi ini dapat
berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Terpaan
Tayangan Televisi Malaysia Terhadap Adopsi Budaya Pada Masyarakat Sambas”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam penyelesaian studi
Strata – 1 pada Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi.
Dalam penyusunan Skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Abdullah Masmuh, Drs., M.Si., Pembimbing I yang telah
membimbing penulis dalam menyusun karya ilmiah ini. Bapak Nasrullah,
M.Si., Pembimbing II atas saran, bimbingan, dan arahannya dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
2. Orang tua, kakak, dan adik-adik penulis yang senantiasa menyalurkan
semangat dan kasih sayang yang tiada henti kepada penulis.
3. Saudara-saudara penulis yang kehadirannya memberikan kesejukan dan
senyumannya yang membuahkan optimisme pada penulis untuk terus maju
menapaki jalan-jalan semangat dalam hidup ini.
4. Teman-teman angkatan 2007 atas kebersamaan dan dukungannya selama
penulis menyelesaikan Usulan Penelitian.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata Sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami sampaikan terima kasih.
Hormat kami,
ABSTRAKSI
Kata Kunci: Terpaan Televisi, Adopsi Budaya
Penelitian ini di dasari atas fenomena komunikasi massa (masuknya siaran Televisi Malaysia ke Indonesia) yang terjadi di daerah Kabupaten Sambas yaitu Desa Temajok Kecamatan Paloh. Berdasarkan penelitian awal peneliti diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat desa Temajok menonton Televisi Malaysia untuk memenuhi kebutuhan hiburan. Dalam Teori Kultivasi diungkapkan bahwa media mempengaruhi penonton dan masing-masing penonton meyakini melalui perulangannya. Jadi para pecandu televisi akan memiliki kecenderungan sikap yang sama satu sama lain. Dengan kata lain semakin sering masyarakat diterpa oleh sebuah media, maka masyarakat akan memiliki kecendrungan untuk memiliki perubahan sikap. Hal inilah yang menjadi dasar Kekhawatiran peneliti atas daerah Sambas yang merupakan daerah yang rawannya Disintegrasi baik suku secara khusus dan bangsa secara umum. Peneliti mencatat ada dua kejadian yang sangat menyita perhatian publik, pada tahun 1999 Konflik antar suku dan yang palaing terbaru adalah kasus perbatasan di dusun Camar Bulan, Desa Temajok. Maka dari itu, penelitian ini menarik untuk di kaji dengan melihat pengaruh antara terpaan televisi Malaysia terhadap adopsi Budaya dalam bentuk bahasa (dialek) dan sistem peraltan hidup (busana sehari-hari, sistem bercocok tanam dan sistem pengolahan hasil pertanian)
Melalui Pendekatan Kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif, didapatkan persamaan regresi linear sederhana Y = 33,795 + 0,247 X dengan α = 33,795 yang artinya apabila variabel bebas (x) (terpaan televisi Malaysia) konstan maka berpengaruh terhadap Variabel terikat (y) (adopsi budaya) sebesar 33,795. Sedangkan b = 0,247 artinya apabila variabel bebas (x) ( Terpaan Televisi Malaysia) ditingkatkan satu-satuannya maka akan meningkatkan variabel terikat (y) sebesar 0,247 . Untuk pengujian hipotesis (uji t), dengan nilai thitung 9,958 dengan signifikansi sebesar 0,000, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh variabel bebas (x) (terpaan televisi Malaysia) terhadap variabel terikat (y) (adopsi budaya). diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,516 yang berarti besarnya pengaruh Variabel terpaan televisi Malaysia (x) terhadap adopsi budaya (y) sebesar 0,516% atau 51,6% sedangkan sisanya 48,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan kedalam model penelitian
Peneliti
Rezky Hudaya
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
ABSTRACT
Rezky Hudaya, 07220279 THE EFFECT OF MALAYSIA TELEVISION EXPOSURE AGAINTS
THE CULTURE ADOPTION OF SAMBAS COMMUNITY, Study in the Temajok village, sub-district of Paloh, District of Sambas.
Keywords: Television exposure, Cultural Adoption
This research is based on the phenomenon of mass communication
(Malaysian television broadcasting that entry into Indonesia) that occurred in the
District of Sambas, Sub-district of Paloh, Temajok Village. Based on the early
researchers is concluded that most of the villagers in Temajok watch The
Malaysian television program to satisfy the entertainment needs. In the Theory of
Cultivation is expressed that the media effects the audience and each audience
believe through the recurrences. So that, for all the television’s addicts will have a
tendency of a similar attitude for each other. In other words, as more as the people
are presented by the media, the public will have a tendency to get a change of
their attitude. This is the basic concern of researchers over the Sambas region is
an area that the susceptibility of both ethnic disintegration in particular and the
nation in general. Researchers reported that there were two events that are very
attract the public attention, in 1999 ethnic conflict and the latest are borderline
cases in the hamlet of Camar Bulan, Village of Temajok. Therefore, this research
is interesting to study in the review by looking at the effect of Malaysian
television exposure for the culture adoption by Sambas Community.
According to Dolf, exposure is the experience that we get from television,
newspapers in which there is indirect pressure, so that cause the influences. In this
study, Television exposure is measured by three indicators, they are frequency,
duration and intensity. The Culture adoption essentially can be understood as a
process of acceptance the cultural elements of languages, organization system,
social organization, systems of equipment life and technology, livelihood system,
religion system and the arts. Adoption of the culture in this study were measured
by two indicators, language in a dialect, living systems and technology equipment
Through The Quantitative Approach and the type of explanative research.
Obtained the simple linear regression test equation, Y = 33.795 + 0.247 X for α =
33.795, which means that an independent variable (x) (Malaysian television
exposure) is constant then the effect on the dependent variable (y) (Culture
adoption) of 33.795. While b = 0.247 it’s means that if the independent variable
(x) (Malaysian television exposure) is enhanced the unit will increase the
dependent variable (y) to 0.247. So About the hypothesis test (T test), for a value
Tcount 9.958 with a significance 0.000, so that H0 is refused and Ha is received which means there is the influence of the independent variable (x) (Malaysian
television exposure) on the dependent variable (y) (Culture adoption), coefficient
values determination is obtained 0.516 which means the magnitude of the
influence of Malaysian television exposure (x) to the culture adoption (y) is
0.516% or 51.6% while the remaining 48.4% is influenced by other variables that
Daftar Isi
2.2. Fungsi Komunikasi Massa ... 9
2.3. Efek Komunikasi Massa ... 10
2.4. Teori Kultivasi ... 14
2.5. Konsep Kultivasi ... 21
2.6. Metode-Metode Analisis Kultivasi ... 21
2.7. Adopsi Inovasi ... 22
2.8. Difusi Inovasi... 29
2.9. Kebudayaan ... 34
2.10. Empat Wujud Kebudayaan ... 35
2.11. Unsur-Unsur Kebudayaan ... 38
2.12. Suku Melayu ... 40
BAB III. METODE PENELITIAN ... 45
3.2. Rancangan Penelitian... 46
3.3. Populasi dan Sampel ... 46
3.4. Definisi Operasional ... 48
3.5. Variabel Penelitian... 48
3.6.Skala Pengukuran Variabel ... 50
3.7. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 51
3.8. Instrumen Penelitian ... 52
3.9. pengujian Instrumen ... 53
3.10. Metode Analasis Data ... 54
3.11. Pengujian hipotesis ... 55
BAB IV. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 57
4.1. Kondisi Penduduk Desa Temajok ... 57
BAB V. HASIL PENELITIAN ... 60
5.1. Deskripsi Data ... 60
5.2. Pengujian Hipotesis ... 88
BAB VI. ANALSIS DATA ... 89
6.1. Analsis Regresi Linear Sederhana ... 89
6.2. Uji t ... 90
6.3. Pembahasan ... 91
BAB VII. PENUTUP ... 95
7.1. Kesimpulan ... 95
7.2. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Tabel
Tabel 3.1. Definisi Operasional Pengaruh Terpaan Televisi Malaysia
Terhadap Adopsi Budaya Masyarakat Sambas
(Studi Pada Masyarakat Desa Temajok
Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas) ... 46
Tabel 3.2. Skala Pengukuran Variabel Jawaban Responden ... 51
Tabel 4.1.2.1. Jumlah Penduduk Menurut Suku Tahun 2012 ... 57
Tabel 4.1.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2012 ... 58 Tabel 4.1.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012 ... 58
Tabel 4.1.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2012 ... 59
Tabel 5.1.1. Karakteristik Responden Menurut Usia ... 60
Tabel 5.1.2. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 61
Tabel 5.1.3. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ... 61
Tabel 5.1.4. Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...62
Tabel 5.1.2.1.1. Uji Validitas Variabel Terpaan Televisi Malaysia (X)...63
Tabel 5.1.2.1.2. Uji Validitas Variabel Adopsi Budaya (Y)...64
Tabel 5.1.5.2.1. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Terpaan Televisi Malaysia (X)... 65
Tabel 5.1.3.1.1.1. Seringnya Menonton Televisi TVRI ... 67
Tabel 5.1.3.1.1.2 Seringnya Menonton TV Malaysia ... 68
Tabel 5.1.3.1.1.3. Seringnya Menonton TV sambas ... 68
Tabel 5.1.3.1.2.1. Komparasi Menonton Televisi TV Malaysia dengan Sambas TV ... 69
Tabel 5.1.3.1.2.2. Komparasi Menonton TV Malaysia dan Sambas TV ... 70
Tabel 5.1.3.1.3.1. Menonton Acara Komedi TV Malaysia ... 71
Tabel 5.1.3.1.3.2. Mengikuti Program Acara Film/Drama di TV Malaysia ... 72
Tabel 5.1.3.1.3.3. Mengikuti Program Acara Berita di TV Malaysia ... 72
Tabel 5.1.3.1.3.4. Mengikuti Program Acara Film/Drama TV di TVRI ... 73
Tabel 5.1.3.1.3.5. Mengikuti Program Acara berita di TVRI ... 74
Tabel 5.1.3.1.3.6. Mengikuti Program Acara Musik TVRI ... 74
Tabel 5.1.3.1.3.8. Mengikuti Program Acara Musik di Sambas TV... 75
Tabel 5.1.3.1.3.9. Ketertarikan atas TVRI ... 76
Tabel 5.1.3.1.3.9. Ketertarikan atas Sambas TV ... 77
Tabel 5.1.3.1.3.10. Ketertarikan atas TV Malaysia ... 77
Tabel 5.1.3.2.1.1. Pemahaman Bahasa Melayu Malaysia ... 78
Tabel 5.1.3.2.1.2. Pemahaman Bahasa Indonesia` ... 79
Tabel 5.1.3.2.1.3. Kesenangan Program acara Televisi Menggunakan Bahasa Melayu ... 79
Tabel 5.1.3.2.1.4. Kesenangan Program acara Televisi Menggunakan Bahasa Indonesia ... 80
Tabel 5.1.3.2.1.5. Penggunaan Bahasa Melayu Sambas Dalam Berinteraksi... 81
Tabel 5.1.3.2.1.6. Menyelipkan bahasa Melayu Malaysia dalam bertutur kata ... 81
Tabel 5.1.3.2.1.7. Penggunaan Bahasa Indonesia ... 82
Tabel 5.1.3.2.1.8. Penggunaan Istilah Lelucon di TV Malaysia ... 83
Tabel 5.1.3.2.1.9. Penggunaan Istilah Lelucon di Sambas TV ... 83
Tabel 5.1.3.2.1.10. Penggunaan Istilah Lelucon di TVRI... 84
Tabel 5.1.3.2.2.1. Ketertarikan Menggunakan Peralatan Seperti DI TVRI dan Sambas TV ... 85
Tabel 5.1.3.2.2.2. Meniru Cara Bercocok Tanam di TV Malaysia ... 85
Tabel 5.1.3.2.2.3. Meniru Cara Bercocok Tanam di TVRI dan Sambas TV ... 86
Tabel 5.1.3.2.2.4. Meniru Pengolahan Hasil Pertanian/Perkebunan Seperti di TV Malaysia ... 86
Tabel 5.1.3.2.2.5. Meniru Pengolahan Hasil Pertanian Masyarakat di Kota-Kota Besar Indonesia Seperti yang di saksikan di TVRI ... 87
Tabel 5.1.3.2.2.6. Mencontoh Cara Berpakaian Masyarakat Malaysia Seperti di Siaran TV Malaysia ... 88
Tabel 6.1.1.1. Estimasi Persamaan Regresi Linear Sederhana X terhadap Y ... 89
Daftar Gambar
Gambar 2.1. Model Proses Pengambilan Keputusan Inovasi ... 32
Gambar 2.2. Kerangka Kebudayaan menurut Koentjaraningrat ... 36
Gambar 2.3. Rincian Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat... 40
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Pengaruh Terpaan Televisi Malaysia
terhadap Adopsi Budaya (Studi pada Desa Temajok
DAFTAR PUSTAKA
Alexanderll, James (September 2006). Malaysia Brunei & Singapore. New Holland Publishers.
Ardianto, Elvinaro, et al. 2007. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Preaktek. Jakarta:PT Rineka Cipta
Gazali, Effendi. 2003 Konstruksi Sosial Industri Penyiaran. Jakarta:Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI.
Armando, Ade. 2011. Televisi Jakarta Diatas Indonesia. Bentang.Jakarta Hamidi. 2006 Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang:UMM Press. Hamidi. 2010. Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah. Malang:UMM Press. Hidayat, A.A.A. Metode Penelitian Kesehata Paradigma Kuantitatif. Surabaya:
Health Books Publishing
Ihromi, T. O. 1994. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Antrologi. Jilid 1. Jakarta: Rineka Cipta Kahn, Joel S. (1998). Southeast Asian identities: culture and the politics of
representation in Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand. I.B.Tauris. Kitley, Philip. 2000. Konstruksi Budaya Layar Kaca. Jakarta:LSPP, PT Media
Lintas Inti Nusantara
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana McQuail, Denis. 1996, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar (terjemahan),
Jakarta:Erlangga Milner, Anthony (2010). The Malays. John Wiley and Sons.
Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. O. W. Wolters (1999). History, culture, and region in Southeast Asian perspectives. Singapore: Cornell University Southeast Asia Program Publications. Rakhmat, Jalaluddin, 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Panuju, Redi. 1997 Sistem Komunikasi Indonesia. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Rogers, Everett M, 1995, Diffusions of Innovations, Forth Edition. New York:
Tree Press.
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Banuang. Alfabeta.
Severin, Werner J. and James W. Tankard (2001). Communication Theories: Origins, Methods and Uses in Mass Media (5th Edition). New York: Allyn & Bacon.
Winarni, 2003. Komunikasi Massa:Suatu Pengantar. Malang:UMM Press
Non Buku:
Anonymous. Dialek Melayu dan Isolek Kerabat.Melayu-Online.com Diakses tanggal 1 april 2012
Anonymous, Difusi Inovasi 3-4 diakses tanggal 12 desember 2011 ( www. Fimages. komunikasipublik .multiply .multiplaycontent.com)
Anonymous. "Early Malay kingdoms". http://www.Sabrizain.org. Diakses pada 21 Maret 2012.
Orr, Greg. Diffusion of Innovations, by Everett Rogers (1995) review, http://www.stanford.edu/class diakses tanggal 14 januari 2012, pukul 19.00 WIB
Purnama, E.P. Kami Ingin Lihat TVRI, Bukan TV Malaysia. http://www.republika.co.id. diakses tanggal 14 januari 2012, pukul 19.30 WIB)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam berberapa tahun terakhir, Kabupaten Sambas sangat ramai
diperbincangkan di berbagai media nasional Indonesia, penulis mencatat ada dua
kasus besar yang sangat menyedot perhatian publik, mulai dari kasus konflik antar
suku pasca orde baru tahun 1999, hingga sampai kepermasalahan klasik antara
Indonesia-Malaysia yaitu kasus perbatasan. Dari dua kasus diatas, sangat jelas
terlihat Kabupaten Sambas sangat rawan akan disintegrasi baik suku secara
khusus maupun bangsa secara umum nya. Hai ini tentu saja berimbas pada
sektor-sektor lain seperti lambannya pertumbuhan ekonomi daerah, hingga
perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi tidak terkecuali
pertelevisian.
Televisi adalah salah satu media yang paling berperan dalam masyarakat,
ini tidak lebih dari power yang dimiliki oleh media televisi tersebut, untuk
mengendalikan massa. Pertelevisian Indonesia dimulai pada tahun 1962, yaitu
dengan berdirinya Televisi Republik Indonesia (TVRI) dalam kerangka lembaga
penyiaran publik dan merupakan bagian dari proyek prestisius Asian Games di
Jakarta. Konteks kelahiran ini menunjukkan bagaimana pendirian TVRI
berlangsung terutama untuk kepentingan pemerintah pusat. Soekarno
menggambarkan televisi sebagai alat untuk pembangun bangsa, revolusi dan
2
berbicara lain. Sebelum sempat TVRI berkembang, Soekarno sudah harus jatuh
dari kekuasaan. (Armando, 2011:72). Pada era Orde Baru, peran sebagai media
propaganda ini dilanjutkan TVRI ketika pemerintahan Soekarno jatuh. TVRI yang
baru berusia sekitar lima tahun itu dengan segera dilebur kedalam mesin
pemerintahan Orde Baru, sebagai media untuk menyampaikan suara pemerintah.
(Armando, 2011:73)
Periode 1970-1980 juga dapat dicatat sebagai masa kejayaan TVRI karena
ruang yang diberikan pada TVRI untuk memperoleh pemasukan iklan. Dengan
demikian kendatipun dana yang disediakan Anggaran Belanja Negara pada TVRI
terbatas, TVRI memiliki keluasaan untuk memanfaatkan aliran dana pengiklan
pada suatu masa dimana televisi yang melakukan siaran dalam jangkauan nasional
tampak sebagai media promosi sangat efektif bagi pemasaran industri
barang-barang konsumen yang baru saja mengalami pertumbuhan (Armando, 2011:75).
Pada dekade berikutnya, tepatnya di tahun 1981, keputusan Presiden
Soeharto untuk tidak memasuknya iklan di TVRI, seolah membunuh stasiun
televisi monopolistis Indonesia. Dari berberapa kajian di dalam buku “Televisi
Jakarta diatas Indonesia”, karya Ade Armando keputusan Presiden Soeharto
didasari pada, penghindaran perilaku konsumtif masyarakat Indonesia dan
kesenjangan sosial. Tetapi keputusan Soeharto ini kemudian mendorong
pemerintah untuk mulai mengijinkan berdirinya stasiun-stasiun televisi baru atas
dasar kebutuhan hiburan yang selama ini dipegang oleh TVRI. Dengan
dikeluarkan Keputusannya Menteri Penerangan RI Nomor: 190/A/Menpen/1987
3
televisi swasta yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), yang kemudian
beruntun hingga tahun 2002 yaitu Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), SCTV,
Indosiar, ANTV, TV 7 saat ini menjadi Trans 7, Lativi saat ini menjadi TV One,
Trans TV, Global TV dan Metro TV. Semakin bertambah banyaknya Stasiun
televisi Swasta tentu nya berdampak pada kemunduran dari pertelevisian publik
(TVRI), sehingga yang tercatat pada tanggal 4 April 2003, terbentuk Tim
Asistensi Penyelamatan TVRI (TAPTVRI) (Gazali et.al, 2003:73).
Keberalihan era dari televisi publik ke televisi swasta, sedikit banyaknya
pasti mempunyai dampak pada berberapa daerah di Indonesia, salah satunya
Kabupaten Sambas. Keterbatasan area signal satellit yang dipancarkan oleh
televisi swasta membuat masyarakat Kabupaten Sambas pada umumnya tidak
dapat menikmati saluran yang ada di Televisi Swasta Indonesia terkecuali
menggunakan Digital Satellit Receiver Parabola. Di berberapa daerah Kecamatan
di Kabupaten Sambas, memang sudah banyak yang menggunakannya untuk
mendapatkan siaran-siaran dari stasiun televisi swasta, tapi ternyata masih ada
salah satu Desa di Kecamatan Paloh tepatnya di Desa Temajok, Kabupaten
Sambas tidak dapat mengakses seluruh chanel televisi nasional termasuk TVRI.
Hal ini didasari pada belum masuknya listrik di desa tersebut, sehingga pada
jam-jam on air TVRI, mereka tidak dapat mengaksesnya, baik dari segi hiburan
bahkan sampai ke informasi dalam negri. Seperti apa yang telah di muat dalam
media online Republika pada tanggal 16 Oktober 2011, sebenarnya ada persentase
kecil dari masyarakat Desa Temajok, Kecamatan Paloh, yang dapat mengakses
4
genset dan Digital Satellite Receiver Parabola, tapi seperti yang telah dijelaskan di
atas, persentasenya sangat sedikit (republika, diakses tanggal 25 januari 2012).
Melihat dari kasus yang peneliti paparkan secara singkat di atas artinya
ada dua masalah utama yang harus di garis bawahi. Yang pertama, ketiadaan
jaringan listrik yang menyebabkan jam on air TVRI terlewatkan. Yang kedua,
pengaruh besar dari TV Malaysia hampir dapat di pastikan ada, ini didasari oleh
Teori cultivation yang mengatakan semakin sering orang menonton sesuatu
semakin kuat terpaan tayangan itu mempengaruhi perilakunya.
Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi
Kalimantan Barat dipilih peneliti sebagai subjek penelitian karena, akses
informasi, hiburan televisi di Desa tersebut hampir mutlak dipegang oleh stasiun
televisi swasta dan Kerajaan Malaysia, ini didukung dengan ketiadaan jaringan
listrik, sehingga mengakibatkan persentase menonton siaran televisi Indonesia
sangat kecil bahkan sebagian besar akses televisi indonesia dari semua chanel,
baik publik maupun swasta nasional tidak dapat dinikmati. Hal ini kemudian
menimbulkan kekawatiran dari peneliti, akan terjadi suatu proses adopsi budaya,
yang akan berakibat pada terkikis nya sikap patriotisme terhadap Republik
Indonesia, ditambah lagi dengan letak geografis Desa Temajok, Kecamatan Paloh,
sebagai gerbang perbatasan langsung antara Indonesia dan Malaysia yang rawan
akan disintegrasi, seperti yang terjadi di Desa Camar Bulan berberapa bulan
5
Maka dari itulah peneliti tertarik untuk mengkaji pengaruh terpaan stasiun
Televisi Malaysia sebagai Objek Penelitian, untuk mengetahui seberapa kuat
pengaruh terpaan Televisi Malaysia terhadap Adopsi budaya yang dilakukan
masyarakt Sambas.
Penelitian ini menarik untuk diteliti, karena dari berberapa daerah
Kecamatan di Kabupaten Sambas, dapat dikatakan Desa Temajok, Kecamatan
Paloh, merupakan daerah yang paling besar terkena dampak dari terpaan Lembaga
televisi Swasta dan Kerajaan Malaysia, Sehingga tidak menutup kemungkinan
adopsi budaya terjadi.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti
mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
Seberapa besar pengaruh terpaan stasiun Televisi Malaysia terhadap adopsi
budaya oleh masyarakat Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui tingkat pengaruh terpaan stasiun Televisi Malaysia terhadap
adopsi budaya masyarakat Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas
1.4. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:71) hipotesis adalah sebagai alternatif
dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam
6
Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif yaitu jawaban
sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Dari pengertian dari Hipotesis tersebut maka
hipotesis penelitian ini adalah:
Ho : Tidak adanya pengaruh antara terpaan televisi Malaysia terhadap adopsi
budaya masyarakat Sambas
Ha : Adanya pengaruh antara terpaan televisi Malaysia tehadap adopsi budaya
Masyarakat Sambas
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangsih pemikiran pada
kajian ilmu komunikasi terutama studi dibidang pertelevisian mencakup
teori kultivasi dan kebudayaanyang mencakup adopsi inovasi, dan
masyrakat Melayu.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
evaluasi terhadap pemerintah Kabupaten Sambas guna memperhatikan
fenomena komunikasi massa yang sudah terjadi sangat lama, agar dapat
meredam unsur-unsur budaya yang masuk ke dalam daerah Kabupaten
Sambas sehingga kehilangan kecintaan terhadap Republik Indonesia juga
dapat diredam. Hal ini dirasa penting mengingat Kabupaten Sambas pada
7
maupun bangsa secara umum seperti yang terjadi pada kasus dusun Camar