• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DAN REALISASI ALAT DETEKSI KECERAHAN MINYAK GORENG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega8535 (DESIGN AND REALIZATION DETECTION EQUIPMENT BRIGHTNESS OF PALM COOKING OIL USING OPTOCOUPLER SENSOR BASED MICROCONTRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DAN REALISASI ALAT DETEKSI KECERAHAN MINYAK GORENG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega8535 (DESIGN AND REALIZATION DETECTION EQUIPMENT BRIGHTNESS OF PALM COOKING OIL USING OPTOCOUPLER SENSOR BASED MICROCONTRO"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

DESAIN DAN REALISASI ALAT DETEKSI KECERAHAN MINYAK GORENG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER

BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega8535

Oleh

YUYUN YULIANTI

Telah dirancang dan direalisasikan alat deteksi kecerahan minyak goreng kelapa sawit menggunakan sensor optocoupler dengan menampilkan hasilnya pada komputer. Perangkat keras dari alat ini terdiri dari sensor LDR, mikrokontroler ATMega8535, K-125 dan komputer atau notebook. Sedangkan untuk perangkat lunak digunakan bahasa Bascom dan Visual basic 6.0. Sumber cahaya yang digunakan adalah LED merah, hijau dan biru. Proses kerja alat ini adalah cahaya LED yang berada di sisi kiri tabung ditangkap oleh LDR yang berada di seberang LED. Kemudian keluaran dari LDR dibaca mirokontroler dan kemudian ditampilkan dalam bentuk persentasi kecerahan oleh komputer. Nilai kecerahan dari LED merah, hijau dan biru digunakan untuk menentukan satu nilai yang mewakili dari kecerahan minyak kelapa sawit dengan menggunakan grayscale. Warna kuning pada setiap minyak goreng memiliki perbedaan, untuk itulah digunakan grayscale ini untuk menetralisir warna minyak. Jadi warna minyak dianggap memiliki warna yang sama untuk semua minyak goreng kelapa sawit. Menggunakan nilai grayscale, dapat ditentukan kualitas minyak goreng yaitu nilai sampel A 59,307, sampl B 44,699 dan sampel C 43,735. Melalui nilai grayscale, sampel A adalah minyak goreng dengan kualitas terbaik dibandingankan sampel B dan sampel C.

(3)

ABSTRACT

DESIGN AND REALIZATION DETECTION EQUIPMENT BRIGHTNESS OF PALM COOKING OIL USING OPTOCOUPLER SENSOR BASED

MICROCONTROLLER ATMEGA8535

By

YUYUN YULIANTI

It has been designed and realized brightness detection instruments of palm cooking oil using optocoupler sensor by displaying the results on a computer. The hardware of this device consists of LDR sensor, microcontroller ATMega8535, K-125 and the computer or notebook. The software used is Bascom and Visual Basic 6.0. The light source used is LED red, green and blue. The working process of this tool is a LED light located on the left side of the tube captured by LDR which is across the LED. Then the output of the LDR is read by the microcontroller and then displayed as a percentage of brightness by a computer. Brightness value of red LED, green and blue are used to determine the value of the brightness representing palm oil by using grayscale. Yellow color on any cooking oil is different, the grayscale used to neutralize the oil color. So the color of the oil is considered to have the same color for all cooking oil palm. Using a grayscale value, can be determined the quality of cooking oil palm is the value of sample A is 59.307, sample B is 44.699 and sample C is 43.735. Through the grayscale value, sample A is palm cooking oil with the best quality compared to samples B and sample C.

(4)
(5)
(6)

x DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ...xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Masalah ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Kelapa Sawit ... 4

B. Minyak kelapa Sawit ... 6

C. Intensitas Cahaya ... 9

D. LED (light Emitting diode) ... 10

E. Sensor Cahaya LDR ... 11

F. Mikrokontroler ATMega8535 ... 13

G. BASCOM AVR ... 17

H. Visual Basic 6.0 ... 23

I. Grayscale ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

B. Alat dan Bahan ... 26

C. Prosedur Penelitian ... 28

1. Perancangan Hardware atau Perangkat Keras ... 28

2. Perancangan Software ... 32

3. Diagram Alir Penelitian ... 32

(7)

xi

B. Pembahasan ... 44 1. Analisis Perangkat Keras (Hardware) ... 44 2. Analisis Perangkat Lunak (Software) ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA

(8)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada daerah tropis. Indonesia merupakan

tempat yang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman kelapa sawit.

Buah dari tanaman kelapa sawit merupakan sumber yang menghasilkan

minyak sawit. Indonesia merupakan penghasil utama minyak sawit dunia, yang

memproduksi lebih dari 44% minyak sawit dunia.

Minyak kelapa sawit berpotensi untuk digunakan dalam berbagai aplikasi yang

sangat luas dan beragam; baik sebagai pangan, maupun untuk keperluan

non-pangan. Dalam bidang pangan, minyak sawit banyak digunakan sebagai

minyak goreng, shortening, margarine, vanaspati, cocoa butter substitutes, dan

berbagai ingridien pangan lainnya (Haryadi, 2010).

Minyak goreng adalah hasil akhir (refined oils) dari sebuah proses pemurnian

minyak nabati dan terdiri dari beragam jenis senyawa trigliserida. Minyak

dapat diguakan sebagai medium penggoreng bahan pangan. Dalam

penggorengan, minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas,

menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan

(9)

Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok yang digunakan setiap hari oleh

masyarakat. Minyak goreng penting untuk menjaga kualitas makanan yang

dimasak, minyak goreng yang digunakan juga sangat berpengaruh pada

kesehatan tubuh kita. Untuk itu sangat peting dalam pemilihan minyak goreng

yang tepat dan berkualitas.

Parameter kualitas minyak meliputi sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik

minyak meliputi warna, bau, kelarutan, titik cair, titik didih, titik pelunakan,

slipping point, shot melting point, bobot jenis, viskositas, indeks bias, titik

kekeruhan (turbidity point), titik asap, titik nyala dan titik api (Ketaren, 1986).

Pada penelitian ini, parameter yang digunakan adalah kecerahan minyak

goreng dimana kecerahan ini sangat berhubugan dengan kejernihan minyak.

Pada penelitian ini digunakan sensor optocoupler sebagai pendeteksi cahaya

untuk mengetahui tingkat kecerahan minyak goreng kelapa sawit yang hasilnya

dapat dilihat pada komputer. Pada peneletian ini juga digunakan

mikrokontroler ATMega8535 sebagai pengolah data dari sensor yang

kemudian ditampilkan pada komputer.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana mengaplikasikan sensor cahaya LDR sebagai alat untuk

mengetahui kecerahan minyak goreng kelapa sawit sebagai dasar

(10)

2. Membuat perangkat lunak pada system mikrokontroler sehingga data dapat

ditampilkan pada computer.

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengaplikasikan sensor cahaya LDR sebagai pendeteksi kecerahan minyak

goreng kelapa sawit sebagai parameter penentuan kualitas minyak goreng.

2. Menambah referensi alat deteksi kecerahan minyak goreng kelapa sawit.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini bermanfaat untuk:

1. Adanya pengenalan alat deteksi kecerahan minyak goreng dengan

optocoupler berbasis mikrokontroler.

2. Diperolehnya sebuah standar mutu minyak goreng kelapa sawit

berdasarkan kecerahan.

E.Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang ada pada penelitian ini.

1. Pada penelitian ini digunakan minyak goreng kelapa sawit kemasan.

2. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa Bascom.

3. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler ATMega8535.

(11)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A.Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda

pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari

Mamitius dan Amsterdam kemudian ditanam di kebun Raya Bogor.

Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai dibudidayakan secara komersial. Perintis

usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang

Belgia). Bididaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai

lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan

kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh.

Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.

Pada tahun 1919, Indonesia mengekspor minyak sawit sebesar 576 ton dan

pada tahun 1923 mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa

pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa

menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa

pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran.

Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan

(12)

56.000 ton pada tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia

mengekspor 250.000 ton minyak sawit.

Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia,

pemerintah mengambil alih perkebunan (dengan alasan politik dan keamanan).

Untuk mengamankan jalannya produksi, pemerintah meletakkan perwira

militer di setiap jenjang manajemen perkebunan. Pemerintah juga membentuk

BUMIL (Buruh Militer) yang merupakan kerja sama antara buruh perkebunan

dan militer. Perubahan manajemen dalam perkebunan dan kondisi sosial politik

serta keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi

kelapa sawit menurun dan posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit

dunia terbesar tergeser oleh Malaysia.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan

dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan sektor penghasil devisa negara. Pemerintah terus mendorong

pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan

mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172

ton. Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat

terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang

melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR-BUN) (

(13)

B.Minyak Kelapa Sawit

Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat

digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari

sembilan bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat.

Konsumsi minyak goreng biasanya digunakan sebagai media menggoreng

bahan pangan, penambah citarasa, ataupun shortening yang membentuk tekstur

pada pembuatan roti. (Wijana, 2005).

Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek

kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak,

kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma

dan kejernihan serta kemurnian produk (Siswantoe, 2007).

Minyak kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya adalah

merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen

penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan nontrigliserida.

1. Trigliserida Pada Minyak Kelapa Sawit.

Seperti halnya lemak dan minyak lainnya, minyak kelapa sawit terdiri atas

trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dengan tiga molekul asam

lemak. Berikut ini adalah Tabel dari komposisi trigliserida dan Tabel

(14)

Tabel 1.1. Komposisi Trigliserida Dalam Minyak Kelapa Sawit

Trigliserida Jumlah (%)

Tripalmitin 3-5

Dipalmito-Stearine 1-3

Oleo-Miristopalmitin 0-5

Oleo-Dipalmitin 21-43

Oleo-Palmitostearine 10-11

Palmito-Diolein 32-48

Stearo-Diolein 0-6

Linoleo-Diolein 3-12

Tabel 1.2. komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit.

Asam Lemak Jumlah (%)

Asam Kaprilat -

Asam Kaproat -

Asam Miristat 1,1-2,5

Asam Palmitat 40-46

Asam Stearat 3,6-4,7

Asam Oleat 30-45

Asam Laurat 0

Asam Linoleat 7-11

2. Senyawa Non Trigliserida Pada Minyak Kelapa Sawit.

Selain trigliserida masih terdapat senyawa non trigliserida dalam jumlah

kecil. Yang termasuk senyawa non trigliserida ini antara lain:

motibgliserida, diglisrida, fosfatida, karbohidrat, turunan karbonidrat.,

protein, beberapa mesin dan bahan-bahan berlendir atau getah (gum) serta

zat-zat berwarna yang memberikan warna serta rasa dan bau yang tidak

diinginkan. Dalam proses pemurnian dengan penambahan alkali (biasanya

disebut dengan proses penyabunan) beberapa senyawa non trigliserida ini

dapat dihilangkan, kecuali beberapa senyawa yang disebut dengan senyawa

(15)

Tabel 1.3. Komposisi Senyawa Yang Tak Tersabunkan Dalam Minyak Sawit.

Senyawa % ppm

Karotenoida

α-Karotenoida 36,2

-Karotenoida 54,4

-Karotenoida 3,3 500-700

Likopene 3,8

Xantophyl 2,2

Tokoperol

α-Tokoperol 35

-Tokoperol 35

δ-Tokoperol 10 500-800

Σ+Б+Tokoperol 20

Sterol

Kolesterol 4

Kompesterol 21 Mendekati 300

Stigmasterol 21

-Sitosterol 63

Phospatida Alkohol Total

Triterpenik Alkohol 80 Mendekati 800

Alifatik Alkohol 26

Menurut Ketaren (1986), zat warna dalam minyak kelapa sawit terdiri dari dua

golongan yaitu:

a. Zat warna alamiah.

Merupakan zat warna yang terdapat secara alamiah di dalam kelapa sawit

dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna

tersebut antara lain terdiri dari α-karoten, -karoten, xanthopil, klorofil dan

antosianin. Zat-zat warna tersebut menyebabkan minyak berwarna kuning

kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Pigmen berwarna

(16)

merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan jika minyak

dihidrogenasi, maka karoten juga ikut terhidrogenasi sehingga intensitas

warna kuning berkurang.

b. Zat warna dari hasil degradasi zat warna alamiah.

Minyak yang mengalami oksidasi dan degradasi dapat menyebabkan

warna minyak menjadi gelap, coklat dan kuning. Warna gelap ini

disebabkan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol (vitamin E). Warna

coklat terjadi akibat reaksi molekul karbohidrat dengan gugus pereduksi

seperti aldehid serta gugus amin dari molekul protein, selain itu

disebabkan oleh aktivitas enzim seperti phenol oksidase, poliphenol

oksidase dan lain sebagainya.

C.Intensitas Cahaya

Cahaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari

misalnya cahaya lampu, dimana iluminansi cahaya bergantung pada jarak

terhadap sumber cahaya tersebut (Hartati dan Suprijadi, 2010).

Cahaya merupakan suatu bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat

dideteksi mata manusia. Cahaya dapat merambat dalam medium, mempunyai

frekuensi antara 4x1014 Hz sampai 7,5x1014 Hz. Panjang gelombang cahaya

antara 400nm (infra merah) sampai 700nm (ultra ungu). Cahaya memiliki

sifat-sifat, yaitu cahaya bergerak lurus ke semua arah. Buktinya, mata mampu

melihat lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap.

(17)

bergerak lurus tidak dapat berbelok. Namun cahaya dapat dipantulkan (Noor,

2010).

Luminous intensity atau intensitas cahaya I didefinisikan sebagai banyaknya

fluks cahaya yang memancar per sudut ruang :

(1)

Total sudut ruang adalah (Sterdian). Fluks cahaya adalah besarnya

intensitas cahaya yang memancar pada sudut ruang tertentu (Frederick, 1994).

D.LED

LED merupakan suatu semikonduktor sambungan PN yang memancarkan

cahaya apabila diberi panjar maju (Sutrisno, 1987). Gambar 2.1 merupakan

contoh LED. LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Di dalam

LED terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya jika

elektron-elektron melewatinya. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari

sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, dengan ketidakmurnian

untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa

muatan elektron dan lubang mengalir ke sambungan dari elektroda dengan

voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ketingkat

energi yang lebih rendah dan melepas energi dalam bentuk photon (Akbar,

(18)

Gambar 2.1. LED (Light Emitting Diode).

Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik diode

yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila

diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan

yang diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan sebuah diode

untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf) (Anonimous, 2011).

E.Sensor Cahaya LDR

Sensor adalah device atau komponen elektronika yang digunakan untuk

mengubah besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga bisa dianalisa dengan

menggunakan rangkaian listrik. Sebagai contoh, sensor cahaya adalah sensor

yang cara kerjanya mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik (Hani,

2010).

LDR atau Light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang nilai

hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima. LDR dibuat dari bahan

cadmium sulfida (CdS) yang peka terhadap cahaya. Saat cahaya mengenai

(19)

intensitas cahaya yang datang, maka semakin banyak elektron yang terlepas

dari ikatannya sehingga hambatan LDR akan berubah (Suyamto, dkk, 2008).

Gambar 2.2 berikut merupakan gambar dari sensor LDR.

Gambar 2.2. Sensor cahaya LDR.

Karakteristik LDR terdiri atas dua macam yaitu laju recovery dan respon

spektral.

1. Laju Recovery

Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai

resitansi dalam waktu tertentu.

2. Respon Spektral

LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang

gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa

digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja,

emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan

penghantar yang paling banyak digunakan karena mepunyai daya hantar

(20)

F. Mikrokontroler ATmega8535

Mikrokontroller adalah suatu kombinasi mikroprosesor, piranti I/O

(Input/Output) dan memori, yang terdiri atas ROM (Read Only Memory) dan

RAM (Random Access Memory), dalam bentuk keping tunggal (single chip)

(Setya Abadi, 2008).

Ada beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantarnya Intel,

Microchip, Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain-lain. Dari beberapa

vendor tersebut, yang paling popular digunakan adalah mikrokontroler buatan

Atmel (Ketaren, 2008).

Arsitektur mikrokontroler jenis AVR pertamakali dikembangkan pada tahun

1996 oleh dua orang mahasiswa Norwegian Institute of Technology yaitu

Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Mikrokontroler AVR kemudian

dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Seri pertama AVR yang dikeluarkan

adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515, dengan konfigurasi pin yang sama

dengan mikrokontroler 8051, termasuk address dan data bus yang

termultipleksi. Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi

berukuran 16 bit dan sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda

dengan mikrokontroler MCS-51 yang instruksinya bervariasi antara 8 bit

sampai 32 bit dan dieksekusi selama 1 sampai 4 siklus mesin, dimana 1 siklus

(21)

Karakteristik mikrokontroler AVR seri ATMega8535

1. Fitur ATMega8535

Fitur yang tersedia pada ATMega 8535 adalah :

• Frekuensi clock maksimum 16 MHz

• Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam PortA, PortB, PortC dan PortD

• Analog to Digital Converter 10 bit sebanyak 8 input

• Timer/Counter sebanyak γ buah

• CPU 8 bit yang terdiri dari γβ register

• Watchdog Timer dengan osilator internal

• SRAM sebesar 512 byte

• Memori Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write

• Interrupt internal maupun eksternal

• Port komunikasi SPI

• EEPROM sebesar 51β byte yang dapat diprogram saat operasi

• Analog Comparator

• Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps

(22)

Gambar 2.3. Konfigurasi Pin ATMega8535.

2. Peta Memori ATMega8535

ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaitu Data Memory dan Program

Memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memory untuk

penyimpan data.

 Program Memory

ATMega8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash

Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program

memori dibagi menjadi dua bagian yaitu Boot Flash Section dan

Application Flash Section seperti pada Gambar 2.4. Boot Flash Section

digunakan untuk menyimpan program Boot Loader, yaitu program yang

harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.

Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi

yang dibuat user. AVR tidak dapat menjalankan program aplikasi ini

sebelum menjalankan program Boot Loader. Besarnya memori Boot

(23)

tergantung setting pada konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika Boot

Loader diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga

sudah aman.

Gambar 2.4. Peta Program Memory.

 Data Memory

Gambar 2.5 berikut menunjukkan peta memori SRAM pada

ATMega8535. Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi

address digunakan untuk Register File dan I/O Memory sementara 512

lokasi address lainnya digunakan untuk internal data SRAM. Register

File terdiri dari 32 general purpose working register, I/O register terdiri

(24)

Gambar 2.5. Peta data memori.

 EEPROM Data Memory

ATMega8535 memiliki EEPROM sebesar 512 byte untuk menyimpan

data. Lokasinya terpisah dengan sistem address register, data register dan

control register yang dibuat khusus untuk EEPROM (Soebhakti, 2007).

G.BASCOM AVR

Bahasa pemprograman BASIC dikenal di seluruh dunia sebagai bahasa

pemrograman handal, cepat, mudah dan tergolong kedalam bahasa

pemprograman tingkat tinggi. Bahasa BASIC adalah salah satu bahasa

(25)

kemudahan dan kompatibel terhadap mikrokontroler jenis AVR dan didikung

oleh compiler software berupa BASCOM-AVR.

Kontruksi bahasa BASIC pada BASCOM-AVR

Setiap bahasa pemprograman mempunyai standar penulisan program.

Konstruksi dari program bahasa BASIC harus mengikuti aturan sebagai berikut:

$regfile = “header”

’inisialisasi

’deklarasi variabel

’deklarasi konstanta

Do

’pernyataan-pernyataan

Loop

End

Pengarah preprosesor

$regfile = “m16def.dat” merupakan pengarah pengarah preprosesor bahasa

BASIC yang memerintahkan untuk menyisipkan file lain, dalam hal ini adalah

file m16def.dat yang berisi deklarasi register dari mikrokonroller ATmega 16,

pengarah preprosesor lainnya yang sering digunakan ialah sebagai berikut:

$crystal = 12000000 ‘menggunakan crystal clock 1β MHz

$baud = 9600 ‘komunikasi serial dengan baudrate 9600

(26)

Tipe Data

Tipe data merupakan bagian program yang paling penting karena sangat

berpengaruh pada program. Pemilihan tipe data yang tepat maka operasi data

menjadi lebih efisien dan efektif.

Konstanta

Konstanta merupakan suatu nilai dengan tipe data tertentu yang tidak dapat

diubah-ubah selama proses program berlangsung. Konstanta harus

didefinisikan terlebih dahulu diawal program.

Contoh : Kp = 35, Ki=15, Kd=40

Variabel

Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili

suatu nilai tertentu di dalam proses program yang dapat diubah-ubah sesuai

dengan kebutuhan. Nama dari variable terserah sesuai dengan yang diinginkan

namun hal yang terpenting adalah setiap variabel diharuskan :

1. Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus

berupa huruf, max 32 karakter.

2. Tidak boleh mengandung spasi atau symbol-simbol khusus seperti : $, ?,

%, #, !, &, *, (, ), -, +, = dan lain sebagainya kecuali underscore.

3. Deklarasi

Deklarasi sangat diperlukan bila akan menggunakan pengenal (identifier)

(27)

Deklarasi Variabel

Bentuk umum pendeklarasian suatu variable adalah Dim nama_variabel AS tipe_data.

Contoh : Dim x As Integerdeklarasi x bertipe integer

Deklarasi Konstanta

Dalam Bahasa Basic konstanta di deklarasikan langsung.

Contohnya : S = “Hello world”Assign string

Deklarasi Fungsi

Fungsi merupakan bagian yang terpisah dari program dan dapat dipanggil di

manapun di dalam program. Fungsi dalam Bahasa Basic ada yang sudah

disediakan sebagai fungsi pustaka seperti print, input data dan untuk

menggunakannya tidak perlu dideklarasikan.

Deklarasi buatan

Fungsi yang perlu dideklarasikan terlebih dahulu adalah fungsi yang dibuat

oleh programmer. Bentuk umum deklarasi sebuah fungsi adalah :

SubTest ( byvalvariabelAs type)

Contohnya : Sub Pwm(byval Kiri As Integer , Byval Kanan As Integer)

Operator

1. Operator Penugasan

Operator Penugasan (Assignment operator) dalam Bahasa Basic berupa “=”.

2. Operator Aritmatika

(28)

/ : untuk pembagian

+ : untuk pertambahan

- : untuk pengurangan

% : untuk sisa pembagian (modulus)

3. Operator Hubungan (Perbandingan)

Operator hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan dua buah

operand atau sebuah nilai / variable, misalnya :

= : Equality X = Y

< : Less than X < Y

> : Greater than X > Y

<= : Less than or equal to X <= Y

>= : Greater than or equal to X >= Y

4. Operator Logika

Operator logika digunakan untuk membandingkan logika hasil dari

operator-operator hubungan. Operator logika ada empat macam, yaitu :

NOT : Logical complement

AND : Conjunction

OR : Disjunction

XOR : Exclusive or

5. Operator Bitwise

Operator bitwise digunakan untuk memanipulasi bit dari data yang ada di

memori. Operator bitwise dalam Bahasa Basic :

Shift A, Left, 2 : Pergeseran bit ke kiri

(29)

Rotate A, Left, 2 : Putar bit ke kiri

Rotate A, right, 2 : Putar bit ke kanan

Pernyataan Kondisional (IF-THEN – END IF)

Pernyataan ini digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap

dua buah bahkan lebih kemungkinan untuk melakukan suatu blok pernyataan

atau tidak. Konstruksi penulisan pernyatan IF-THEN-ELSE-END IF pada

bahasa BASIC ialah sebagai berikut:

IF pernyataan kondisi 1 THEN

‘blok pernyataan 1 yang dikerjakan bila kondisi 1 terpenuhi

IF pernyataan kondisi 2 THEN

‘blok pernyataan β yang dikerjakan bila kondisi β terpenuhi

IF pernyataan kondisi 3 THEN

‘blok pernyataan γ yang dikerjakan bila kondisi γ terpenuhi

Setiap penggunaan pernyataan IF-THEN harus diakhiri dengan perintah END

IF sebagai akhir dari pernyatan kondisional.

Pernyataan Kondisional (SELECT-CASE-END SELECT)

Pernyataan ini digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap

banyak kondisi. Konstruksi penulisan pernyatan SELECT-CASE-END

SELECT pada bahasa BASIC ialah sebagai berikut:

SELECT CASE var

CASE ‘kondisi1: ‘blok perintah1

CASE ‘kondisi2: ‘blok perintah2

(30)

CASE ‘kondisi4: ‘blok perintah4

CASE ‘kondisi5: ‘blok perintah5

CASE ‘kondisi’n’: ‘blok perintah’n’

END SELECT ‘akhir dari pernyatan SELECT CASE (Fahmizal, 2010).

H.Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa

pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk

melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang

dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan

dari pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose

Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual

Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat

berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem

operasi Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman

komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP).

Untuk membuka program Visual Basic dengan cara mengklik icon Visual

(31)
[image:31.595.188.452.85.340.2]

Gambar 2.6. Tampilan awal Visual Basic 6.0.

Untuk memulai program standar pilih Standard EXE kemudian klik open,

maka akan muncul tampilan seperti Gambar 2.7 (Octovhiana, 2003).

Gambar 2.7. Tampilan lembar kerja Visual Basic 6.0.

1 2

3 4

5

[image:31.595.128.495.427.702.2]
(32)

Keterangan :

1. Menubar : Merupakan menu standar windows yang digunakan

untuk menyimpan project, membuka project, mengedit,

mengkompile dan sebagainya.

2. Toolbar : Berisi su menu yang berisi menu-menu dari Menubar.

3. Form Designer : Merupakan tempat untuk merancang interfacing.

4. Toolbox : Berisi komponen-komponen yang digunakan untuk

interfacing.

5. Project Explorer : Merupakan project yang sedang di kerjakan.

6. Properties : Menampilkan bagain dari komponen yang sedang aktif

pada form designer.

I. Grayscale

Grayscalling adalah teknik yang digunakan untuk mengubah citra berwana

(RGB) menjadi bentuk grayscale atau tingkat keabuan (dari hitam ke putih).

Dengan pengubahan ini, matriks penyusun citra yang sebelumnya 3 matriks

akan berubah menjadi 1 matriks saja. Dalam komputasi, suatu citra digital

grayscale atau greyscale adalah suatu citra dimana nilai dari setiap pixel

merupakan sample tunggal. Citra yang ditampilkan dari citra jenis ini terdiri

atas warna abu-abu, bervariasi pada warna hitam pada bagian yang intensitas

terlemah dan warna putih pada intensitas terkuat (Aryanti, 2012). Untuk

mengubah RGB menjadi greyscale dapat digunakan rumus sebagai berikut:

(33)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan April

2013 di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi dan Ruang workshop

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam, Universitas

Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat - alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Catu Daya

Pada rancang bangun ini menggunakan alat yang menggunakan arus DC

sebagai suplay tegangan. Catu daya berfungsi mengubah arus AC menjadi

arus DC yang dibutuhkan oleh alat.

2. Multimeter Digital

Digunakan sebagai alat pengukur listrik baik tegangan, arus atau hambatan.

3. Mikrokontroler ATmega8535

Mikrokontroler ini digunakan untuk merekam data yang hasilkan oleh

(34)

4. Komputer

Komputer digunakan sebagai interfacing terhadap mikrokontroler, baik itu

sebagai piranti perangkat keras untuk mendownload program ke

mikrokontroler ataupun sebagai interfacing pembacaan hasil rancang

bangun alat oleh mikrokontroler.

5. Bor Listrik digunakan untuk melubangi papan PCB.

6. Solder, digunakan untuk melelehkan timah agar komponen dapat melekat

kuat pada papan PCB.

7. K-125 digunakan untuk mendownload program ke mikrokontroler dan

sebagai komunikasi serial ke komputer.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lay-Out PCB

- Papan PCB digunakan untuk menghubungkan arus diantara komponen-komponen agar arus mengalir dari komponen-komponen satu ke yang lain.

- Spidol Permanen digunakan untuk menggambar jalur rangkaian pada papan PCB.

- Pelarut Fe2Cl3 digunakan untuk melarutkan lapisan tembaga yang tidak

dilapisi spidol atau yang bukan merupakan jalur rangkaian pada papan

PCB.

2. Catu Daya

- Transformator, dioda dan kapasitor yang masing-masing transformator digunakan untuk menurunkan tegangan AC menjadi lebih kecil, dioda

digunakan untuk mengalirkan arus ke satu arah, dan kapasitor sebagai

(35)

- IC Regulator 7805 sebagai penghasil regulasi tegangan output sebesar 5 Volt.

- Transistor 2N3055 sebagai penguat arus. 3. Sensor Optocouple

- LED (Light Emitting Diode) sebagai sumber cahaya yang diberikan ke sensor.

- LDR (Light Dependent Resistor) sebagai penerima cahaya yang kemudian dikonversi menjadi tegangan listrik.

4. Mikrokontroler

- IC mikrokontroler ATMega8535 sebagai pengolah data dan akuisis data ke komputer

- Crystal 11.0592 MHz

- Resistor sebagai penghambat arus

- Kapasitor

5. Kabel untuk menghubungkan setiap rangkaian ke rangkaian lain.

C. Prosedur Penelitian

1. Perancangan Hardware atau Perangkat Keras

Pada perancangan dan realisasi alat uji deteksi kecerahan minyak goreng

kelapa sawit ini menggunakan sensor optocoupler (LED dan LDR). LED

pada alat uji ini berfungsi sebagai sumber cahaya yang kemudian cahaya

tersebut ditangkap oleh sensor LDR untuk diubah menjadi besaran

elektrik. Keluaran sensor diolah oleh mikrokontroler yang hasilnya akan

(36)

Prosedur perancangan alat deteksi kecerahan minyak goreng sawit dapat

dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 yang merupakan blok diagram

[image:36.595.168.449.170.318.2]

dari perancangan alat ini.

Gambar 3.1. Perangkat keras alat deteksi kecerahan minyak goreng. Keterangan:

1. LED

2. LDR

3. Tabung berisi sampel

4. Mikrokontroler

5. PC

Gambar 3.2. Blok diagram perancangan alat uji.

a. Rangkaian Catu Daya

Rangkaian catu daya berfungsi sebagai sumber tegangan untuk LED

dan mikrokontroler. Rangkaian ini mengubah tegangan AC 220 Volt

Sensor Mikrokontroler Komunikasi serial K-125

Komputer 4

2 1

3 3

4

(37)

menjadi tegangan DC yang di inginkan. Pada penlitian ini digunakan

arus DC sebesar 5 Volt. Rangkaian catu daya ini berfungsi

memberikan tegangan 5 Volt ke rangkaian mikrokontroler dan juga

rangkaian Sensor (LED dan LDR). rangkaian catu daya ini terdiri dari

trafo 2 Ampere yang berfungsi menurunkan tegangan AC, kemudian

diberi IC LM7805 untuk mengubah tegangan menjadi 5 Volt DC dan

kapasitor sebagai penyimpan muatan sementara. Gambar 3.3

[image:37.595.171.509.258.471.2]

menunjukkan rangkaian catu daya.

Gambar 3.3. Rangkaian catu daya.

b. Rangkaian Sensor

Sensor yang digunakan pada penelitian ini adalah sensor optocoupler.

Optocoupler merupakan pasangan sensor LDR dengan LED, dimana

LED sebagai sumber cahaya dan LDR sebagai sensor yang mengubah

cahaya menjadi besaran elektrik. LED dan LDR ini masing-masing

dirangkai secara seri dengan resistor. Gambar 3.4 menunjukkan

(38)
[image:38.595.197.437.89.265.2]

Gambar 3.4. Rangkaian sensor optocoupler.

c. Rangkaian Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan pusat kendali pada pembuatan alat ini.

Mikrokontroler yang digunakan pada penelitian ini adalah

mikrokontroler ATMega8535. Berikut sistem minimum

mikrokontroler ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler.

[image:38.595.194.483.451.674.2]
(39)

2. Perancangan Software

Perancangan perangkat lunak pada penelitian ini yaitu perancangan

perangkat lunak pada mikrokontroler dan perangkat lunak pada komputer.

Pada mikrokontroler menggunakan bahasa BASCOM AVR untuk

mengolah data dari sensor dan pada komputer digunakan bahasa Visual

Basic 6.0 untuk membaca data dari mikrokontroler dan menampilkannya

pada komputer.

3. Diagram Alir Penelitian

Adapun diagram alir dari perancangan dan realisasi alat uji deteksi

(40)
[image:40.595.172.494.81.741.2]

Gambar 3.6. Diagram alir penelitian. Membuat Diagram Blok

Merancang dan Membuat Rangkaian

Pengujian Rangkaian

Berhasil/Tidak

Pembuatan Program

Berhasil/Tidak

Program Interface

BerhasilTidak Mulai

Selesai BerhasilTidak

Penyatuan rangkaian dan pengujian alat deteksi secara keseluruhan

Tidak

Tidak

Tidak Ya

Ya

(41)

4. Rancangan Data Pengamatan

Setelah perancangan dan pembuatan alat deteksi kecerahan selesai, untuk

selanjutnya adalah pengambilan data penelitian. Tabel 3.1 berikut ini

[image:41.595.150.508.223.317.2]

merupakan rancangan tabel data pengukuran kecerahan minyak.

Tabel 3.1. Data pengukuran kecerahan minyak.

No Lama Kecerahan (%) Grayscale

Pemanasan (Menit) LED Merah LED Hijau LED Biru

1 0

2 10

3 20

(42)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut.

1. Grayscale mewakili nilai kecerahan untuk semua LED merah, hijau dan

biru, sehingga dapat diterapkan sebagai salah satu acuan pengukuran

kualitas minyak.

2. Menggunakan nilai grayscale, dapat ditentukan kualitas minyak goreng

yaitu nilai sampel A 59,307, sampl B 44,699 dan sampel C 43,735.

3. Melalui nilai grayscale, sampel A adalah minyak goreng dengan kualitas

terbaik dibandingankan sampel B dan sampel C.

B.Saran

Untuk pengembangan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya, maka

disarankan hal berikut ini:

Alat yang telah dibuat memiliki tegangan dan ADC yang tidak stabil, untuk itu

pada penelitian selanjutnyan diharapkan dapat menggunakan sumber tegangan

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Tias harfiansyah. 2011. Pendeteksi Kebocoran Tabung Gas Dengan Menggunakan Sensor Gas Figarro TGS 2610 Berbasis Mikrokontroler AT89S52. Jurnal Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Depok: Universitas gunadarma.

Anonimous.2011.Dioda Pancaran Cahaya.http://id.wikipedia.org. Diakses pada 5 Juni 2012 pukul 11.00 WIB.

Aryanti, Vina. 2012. Pengantar Pengolahan Citra.

http://vinaaryantii.blogspot.com/2012/09/pengantar-pengolahan-citra.html. Diakses pada 14 Maret 2013 pukul 10.00 WIB.

C.M. Ananta. 1991. Skripsi Sarjana. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Indonesia.

Edwar, Zulkarnain, Suyuthie, Heldrian, Yerizel, Ety dan Sulastri. Delmi. 2011. Pengaruh Pemanasan terhadap Kejenuhan Asam Lemak Minyak Goreng Sawit dan Minyak Goreng Jagung.J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 6, Juni 2011.

Fahmizal.2010.Mengenal bahasa BASIC pada BASCOM AVR.

http://fahmizaleeits.wordpress.com/2010/04/09/mengenal-bahasa-basic-pada-bascom-avr/. Diakses pada 8 Februari 2013 pukul 10.30 WIB.

Frederick Bueche, David L. Wallach., 1994, Technical Physics 4th Ed, John Wiley & Sons, Inc.

Hani, Slamet.2010. Sensor Ultrasonik SRF05 Sebagai Memantau Kecepatan Kendaraan Bermotor. Jurusan Teknik Elektro. IST AKPRIND Yogyakarta. Yogyakarta.

Hariyadi, Purwiyatno.2010. Sepuluh Karakter Unggul Minyak Sawit.

Herlambang.2010.Sensor Cahaya – LDR (Light Dependent Resistor).

http://nubielab.com. Diakses pada 6 Juni 2012 pukul 10.30 WIB.

(44)

Ketaren, Elimiananta. 2008. Rancang Bangun Sistem Monitoring Objek Bergerak Dalam Ruangan Menggunakan Sinar Laser Via SMS Berbasis Mikrokontroler ATMega8535. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ketaren, S., 1986. Pengantar Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.

Kumala M. Peran asam lemak tak jenuh jamak dalam respon imun. Majalah GizMindo. 2003;2(6):11-2

Noor, Etty Damayanti.2010. Pembuatan Alat Pendeteksi Kadar Beta Karoten

Menggunakan Sensor Warna Tcs230. Universitas Islam Negeri (UIN)

Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Octovhiana, Krisna D.2003.Cepat Mahir Visual Basic 6.0. Copyright © 2003 IlmuKomputer.Com.

Rhephi. 2007. Sejarah Kelapa Sawit. http://rhephi.wordpress.com/2007/10/28/. Diakses pada 6 Juni 2012 pukul 10.30 WIB.

Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2009. Pengaruh Suhu Dan Lama Proses Menggoreng

(Deep Frying) Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 23-28.

Setya Abadi, Delta Agus.2008. Sensor Ultrasonik Sebagai Alat Navigasi Robot Pada Robot Pemadam Api Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535. Universitas Diponegoro. Semarang.

Siswantoe. 2007. Penggolongan/Klasifikasi dalam Komoditi Kelapa Sawit. http://siswantoe.wordpress.com/. Diakses pada 6 Juni 2012 pukul 13.30 WIB.

Sitorus, Syarif Abdillah.2008. Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR dan Handphone. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Soebhakti, Hendawan., ST.2007. Basic AVR Microcontroller Tutorial. Politeknik Batam. Batam.

Sutrisno. 1987. Elektronika 2. Teori dan Penerapannya. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Suwandi M, Sugianto B, Rahman A. 1989. Kimia organik karbohidrat, lipid dan protein [Disertasi]. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

(45)

Gambar

Tabel 1.2. komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit.
Tabel 1.3. Komposisi Senyawa Yang Tak Tersabunkan Dalam Minyak Sawit.
Gambar 2.1. LED (Light Emitting Diode).
Gambar 2.2 berikut merupakan gambar dari sensor LDR.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kajian QSAR dalam penelitian ini digunakan analisis regresi multilinear dengan data log (1/IC 50 ) sebagai variabel tidak bebas, sedangkan data muatan bersih atom pada

Dengan keberhasilan yang dilakukan oleh beberapa peneliti dalam meramalkan model hidrologi menggunakan metode ANFIS, maka dalam penelitian ini akan menguji tingkat

Aspek bahasa berkaitan dengan pilihan kata, susunan kata dan struktur kalimat, aspek pengalaman jiwa berhubungan dengan makna atau ide yang terjelma dalam puisi, sedangkan aspek

perusahaan efek yang memiliki volume transaksi dibawah 500.000 saham. per hari justru terdapat 65 Perusahaan Efek, sementara

Dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel tayangan fashion dari internet dengan hasil belajar desain busana karena r hitung

m em pert anggungjaw abkan secara jelas keberadaan sebagian milik para det eni ant ara lain berupa uang, dan barang2 lainnya yang t elah disebut para det eni dalam

Yüksek Lisans Tez Savunma Sınavı Rapor Formu Master Defense Examination Report Form.. Page 1 of

Dari latar belakang di atas, penting untuk dilakukan penelitian analisis kualitas buku teks SMA mata pelajaran fisika kelas XI Kurikulum 2013 yang dikhususkan pada aspek