KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perubahan Akuntansi dan Analisis Kesalahan”.
Makalah ini berisikan tentang informasi-informasi yang berisikan tentang Perubahan Akuntansi dan Analisis Kesalahan
Saya berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan memberikan informasi pengetahuan kepada teman-teman semua dan masyarakat lainnya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan Saya terima dengan tangan terbuka selalu demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Depok, 15 Juni 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... 1
BAB I PENDAHULUAN...3
1.1. Latar Belakang...3
1.2. Tujuan... 4
1.3. Rumusan Masalah... 4
BAB II PEMBAHASAN... 5
2.1. Perubahan Akuntansi...5
2.2. Perubahan Kebijakan Akuntansi...9
2.3. Pendekatan Perubahan Akuntansi Retrospektif...11
2.4. Perubahan Estimasi Akuntansi...13
2.5. Analisis Kesalahan...13
BAB III PENUTUP... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Begitu banyak perubahan pada kerangka kerja konseptual FASB mendeskripsikan komparabilitas juga mencakup konsistensi sebagai salah satu karakteristik kualitatif yang berkontribusi terhadap manfaaat informasi akuntansi. Sayangnya, perusahaan-perusahaan mengalami kesulitan menjaga komparabilitas dan konsistensi akibat berbagai perubahan prinsip-prinsip akuntansi yang diserahkan oleh FASB. Lebih lanjut, sejumlah perusahaan menghadapi pelaporan ulang akibat kesalahan laporan keuangan mereka.
Meskipun perusahaan yang melaporkan perubahan material persentasenya kecil, Anda masih harus berhati-hati. Penyebabnya adalah Jumlah laporan keuangan dapat berubah akibat perusahaan prinsip-prinsip akuntansi dan pelaporan ulang.
FASB telah menetapkan kerangka kerja pelaporan, yang mencakup tiga jenis perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan akuntansi adalah:
1. Perubahan Prinsip Akuntansi
Perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Sebagai contoh, perubahan metode penilaian persediaannya dari metode LIFO menjadi metode rata-rata.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi
Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau diperolehnya pengalaman tambahan. Contohnya adalah perubahan estimasi umur aktiva yang dapat disusutkan.
3. Perubahan Entitas Pelaporan
Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi.
4. Kesalahan-kesalahan Dalam Laporan Keuangan
Kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan matematis, kesalahan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau penyalahgunaan fakta yang ada pada saat laporan keuangan disusun. Contohnya adalah penerapa metode persediaan eceran yang tidak tepat dalam menentukan nilai persediaan akhir.
Perubahan-perubahan itu diklasifikasikan oleh FASB dalam empat kategori ini karena karakteristik individual dari setiap kategori membutuhkan metode yang berbeda untuk mengakui perubahan ini dalam laporan keuangan. Masing-masing kategori tersebut akan dibahas untuk menentukan bagaimana masing-masing kategori harus dilaporkan dalam akun serta bagaimana informasi harus diungkapkan dalam laporan komparatif.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembahasan Perubahan Akuntansi dan Analisis Kesalahan antara lain adalah: mengidentifikasikan jenis-jenis perubahan akuntansi, menguraikan akuntansi untuk perubahan prinsip-prinsip akuntansi, memahami bagaimana memperhitungkan perubahan akuntansi retrospektif, memahami bagaimana memperhitungkan perubahan tidak praktis, menguraikan akuntansi untuk perubahan estimasi, mengidentifikasikan perubahan dalam entitas pelaporan, meguraikan akuntansi untuk koreksi kesalahan, mengidentifikasikan motif-motif ekonomi untuk mengubah metode akuntansi, dan menganalisis pengaruh kesalahan.
1.3. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perubahan Akuntansi
Salah satu tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang akan digunakan untuk membuat perban-dingan, meramalkan dan menilai kemampuan suatu perusahaan. Untuk dapat memenuhi tujuan di atas, laporan-laporan keuangan harus dapat diperbandingkan. Perbandingan-perbandingan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu horizontal dan vertikal. Perbandingan horizontal adalah perbandingan laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain untuk periode yang sama. Sedangkan perbandingan vertikal adalah perbandingan laporan keuangan dari suatu perusahaan dengan laporan yang sama untuk periode-periode sebelumnya. Perbandingan antar perusahaan harus memenuhi prinsip comparability, sedangkan perbandingan antar periode harus memenuhi prinsip konsistensi.
Untuk menjaga agar prinsip comparability dan konsistensi ini dapat terlaksana, perubahan-perubahan yang terjadi dipisahkan menjadi dua, yaitu perubahan metode-metode akuntansi dan perubahan-perubahan yang terjadi karena koreksi kesalahan-kesalahan dalam periode-periode yang lalu. Perubahan dalam metode akuntansi dipisahkan menjadi tiga:
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi.
2. Perubahan dalam taksiran-taksiran akuntansi. 3. Perubahan dalam kesatuan usaha.
I. Perubahan Dalam Prinsip Akuntansi
Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam periode sebelumnya.Istilah prinsip akuntansi di sini mencakup juga metode-metode yang digunakan.Perubahan dalam prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena perusahaan mempunyai beberapa alternatif metode untuk penerapan suatu prinsip.
Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk:
a. Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru pertama kali terjadi dalam perusahaan.
b. Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena adanya perubahan sifat transaksi.
c. Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.
Beberapa contoh dari perubahan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut : a. Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti
dari LIFO ke FIFO atau ke rata-rata tertimbang.
b. Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining balance method ke straight line method.
c. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari metode kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian.
d. Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct costing.
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif.Akibat kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut: a. Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan
laba rugi di antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporan-nya dengan jumlah sesudah dikurangi pajak penghasilan.
b. Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi. c. Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode
Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif, dimana laporan keuangan periode-periode sebelumnya yang dilaporkan disusun kembali sesuai dengan prinsip yang baru.Kalau masih terdapat sisa akibat kumulatif sesudah laporan keuangan periode-periode sebelumnya yang dilaporkan, direvisi maka sisa tersebut dikoreksikan ke saldo awal rekening laba tidak dibagi dari periode terawal yang dikoreksi. Perubahan prinsip akuntansi yang memerlukan retroaktif adjustment adalah:
a. Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode yang lain.
b. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, dan c. Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri
extractive.
II. Perubahan Taksiran-Taksiran Akuntansi
Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya dari perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran akuntansi.Dalam perubahan metode depresiasi, akibatnya dapat dipisahkan dari perubahan taksir-an-taksiran akuntansi seperti umur, residu dan Iain-lain.Oleh karena itu perubahan metode depresiasi harus diperlakukan sebagai perubahan prinsip akuntansi dan perubahan taksiran umur, nilai residu dan Iain-lain diperlakukan sebagai perubahan taksiran akuntansi.
Laporan keuangan bisa berubah karena adanya perubahan kesatuan usaha.Perubahan kesatuan usaha ini terjadi dalam hal disusunnya laporan keuangan konsolidasi sebagai ganti laporan keuangan masing-masing perusahaan, perubahan-perubahan dalam anak perusahaan yang laporan-laporannya dikonsolidasikan, atau terjadinya penggabungan-penggabungan baru.Apabila terjadi perubahan kesatuan usaha maka laporan keuangan tahun berjalan harus menjelaskan sifat-sifat dan sebab-sebab perubahan itu.Di samping itu akibat-akibat perubahan terhadap laba rugi juga harus dicantumkan dalam laporan laba rugi sebelum elemen-elemen luar biasa, begitu pula laba bersih dan jumlah pendapatan per lembar saham.Laporan keuangan tahun berikutnya tidak perlu lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan tahun berjalan.Agar laporan keuangan tahun berjalan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, laporan keuangan tahun sebelumnya harus disusun dengan anggapan jika seandainya sudah terjadi perubahan kesatuan usaha.
III. Perubahan Dalam Kesatuan Usaha
Konsep kesatuan usaha menyatakan bahwa setiap kesatuan usaha harus membuat akuntansi perusahaan yang terpisah. Hanya aktiva, hutang, dan ekuitas pemilik yang secara khusus berhubungan dengan suatu usaha tertentu yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Walaupun demikian, haruslah dicatat bahwa dalam beberapa keadaan investor atau pemilik perusahaan secara hukum bertanggungjawab atas hutang atau kerugian. Kewajiban ini tergantung dari bentuk hukum perusahaannya. Pada saat ketika seorang individu mempunyai lebih dari satu jenis bisnis yang tidak berhubungan, setiap bisnis harus diperlakukan sebagai suatu kesatuan yang terpisah.
Konsep kesatuan usaha telah menetapkan harus dipandang terpisah dari perusahaan-perusahaan lain. Seseorang yang memiliki dua buah perusahaan misalnya sebuah apotik dan sebuah bengkel mobil hendaknya mengadakan catatan-catatan akuntansi tersendiri untuk Perusahaan itu.
2.2. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Menurut definisi, perubahan kebijakan akuntansi melibatkan perubahan dari satu kebijakan akuntansi yang berlaku untuk yang lain. Musuh contoh sebuah perusahaan mungkin mengubah dasar harga persediaan dari biaya rata-rata untuk FIFO. atau, mungkin merubah metode pengakuan pendapatan untuk kontrak konstruksi jangka panjang dari biaya-recovery dengan metode persentase-of-selesai.
dianggap sebagai perubahan kebijakan akuntansi jika mereka menjadi material dan sebagainya saya bisa diterima ditangguhkan dan diamortisasi
Akhirnya, bagaimana jika sebuah perusahaan sebelumnya mengikuti kebijakan akuntansi yang tidak dapat diterima? Atau, bagaimana jika perusahaan menerapkan kebijakan salah? Dalam kasus seperti ini jenis perubahan merupakan koreksi dari kesalahan. Misalnya, beralih dari uang tunai (pajak penghasilan) dasar akuntansi ke basis akrual merupakan koreksi dari kesalahan. Atau, jika sebuah perusahaan dikurangi nilai sisa ketika menghitung ganda menurun penyusutan aktiva tetap dan penyusutan kemudian menghitung ulang tanpa dikurangi estimasi nilai sisa telah dikoreksi kesalahan.
Ada tiga pendekatan yang mungkin untuk melaporkan perubahan kebijakan akuntansi:
II. Laporan perubahan secara retrospektif. Penerapan secara retrospektif dari kebijakan akuntansi yang berbeda untuk menyusun kembali laporan keuangan yang telah diterbitkan sebelumnya seolah-olah kebijakan baru selalu digunakan. dengan kata lain, perusahaan "kembali" dan menyesuaikan tahun sebelum pernyataan secara konsisten dengan kebijakan baru diadopsi. perusahaan menunjukkan efek kumulatif perubahan sebagai penyesuaian saldo awal laba ditahan tahun penyajian. Para pendukung posisi ini berpendapat bahwa aplikasi retrospektif memastikan komparabilitas. Pikirkan sejenak apa yang terjadi jika pendekatan ini tidak digunakan: tahun-tahun sebelumnya dengan perubahan akan di metode lama: tahun-tahun perubahan akan melaporkan seluruh penyesuaian kumulatif: dan tahun-tahun berikutnya akan menyajikan laporan keuangan atas dasar baru tanpa efek kumulatif perubahan. seperti kurangnya konsistensi gagal untuk menyediakan data yang bermakna produktif-tren dan hubungan keuangan lainnya yang diperlukan untuk mengevaluasi bisnis.
III. Perubahan Laporan prospektif (di masa depan). Dalam pendekatan ini, sebelumnya melaporkan hasil tetap. Akibatnya, perusahaan tidak menyesuaikan membuka saldo untuk mencerminkan perubahan dalam kebijakan. Para pendukung posisi ini berpendapat bahwa manajemen sekali menyajikan laporan keuangan berdasarkan kebijakan akuntansi diterima, mereka adalah final: manajemen tidak dapat mengubah periode sebelumnya dengan mengadopsi kebijakan baru. Menurut alur penalaran ini, penyesuaian kumulatif saat periode tidak tepat karena pendekatan yang mencakup jumlah yang memiliki sedikit atau tidak ada hubungan pada tahun pendapatan saat atau peristiwa ekonomi
2.3. Pendekatan Perubahan Akuntansi Retrospektif
akibatnya, IASB memungkinkan perusahaan untuk mengubah kebijakan akuntansi jika:
a. Diperlukan oleh IFRS (misalnya, IFRS baru pada instrumen keuangan akan tunduk pada perubahan Akuntansi tepat dalam kebijakan akuntansi) atau
b. Itu menghasilkan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang dapat diandalkan dan relevan mengenai posisi keuangan perusahaan, performence keuangan, dan arus kas. Misalnya, sebuah perusahaan dapat menentukan bahwa perubahan dari metode biaya rata-rata penilaian persediaan dengan metode FIFO memberikan informasi yang dapat diandalkan dan relevan pada saat ini nilai persediaan.
Ketika sebuah perusahaan mengubah kebijakan akuntansi, harus melaporkan perubahan menggunakan aplikasi Dari kasus ini. Secara umum, di sini adalah apa yang harus dilakukan:
a. Itu menyesuaikan laporan keuangan untuk setiap periode lalu yang disajikan. Dengan demikian, informasi laporan keuangan tentang periode sebelumnya adalah atas dasar yang sama sebagai kebijakan akuntansi baru.
b. Ini menyesuaikan nilai tercatat aset dan kewajiban pada awal tahun pertama disajikan. Dengan demikian, account tersebut mencerminkan efek kumulatif pada periode sebelum yang disajikan dari perubahan kebijakan akuntansi baru. Perusahaan ini juga membuat penyesuaian offsetting pada saldo awal saldo laba atau komponen lain yang tepat ekuitas atau aktiva bersih pada awal tahun pertama disajikan.
2.4. Perubahan Estimasi Akuntansi
Untuk menyusun laporan keuangan, perusahaan harus memperkirakan efek dari kondisi masa depan dan peristiwa. Misalnya, item berikut memerlukan estimasi.
Kredit macet
Persediaan using
Umur manfaat dan nilai sisa asset
Periode diuntungkan oleh biaya ditangguhkan
Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan
Cadangan mineral Dipulihkan
Perubahan metode penyusutan
Nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan
Sebuah perusahaan tidak dapat memahami kondisi masa depan dan peristiwa dan efek mereka dengan pasti. Oleh karena itu, memperkirakan membutuhkan latihan penghakiman. Estimasi akuntansi akan berubah karena peristiwa baru terjadi, sebagai perusahaan memperoleh lebih banyak pengalaman, atau karena memperoleh informasi tambahan.
2.5. Analisis Kesalahan
Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya, kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan dalam tahun berjalan sebagai penyesuaian saldo awal Laba Ditahan. Jika laporan komparatif disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh haruslah dinyatakan kembali untuk mengkoreksi kesalahan.
Ada tiga jenis kesalahan : I. Kesalahan Dalam Neraca
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun aktiva, kewajiba atau ekuitas pemegang saham. Contoh :
klasifikasi piutang jangka pendek sebagai bagian dari investasi
klasifikasi wesel bayar sebagai hutamg usaha
Jika ditemukan kesalahan, maka akan dilakukan reklasifikasi atas pos-pos tersebut ke posisi yang benar.
II. Kesalahan Dalam Laporan Laba-Rugi
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam laporan laba-rugi. Contoh :
mencatat pendapatan bunga sebagai bagian dari penjualan
mencatat pembelian sebagai beban piutang ragu-ragu
beban penyusutan sebagai beban bunga
Tidak berpengaruh terhadap neraca dan laba bersih. Ayat jurnal reklasifikasi diperlukan jika kesalahan ditemukan pada tahun laporan itu dibuat.
III. Pengaruh Neraca dan Laporan Laba-Rugi
Mempengaruhi penyajian neraca maupun laba-rugi. Diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Kesalahan yang saling menyeimbangkan
Apakah dalam kondisi pembukuan sudah ditutup atau belum..?
Jika pembukuan sudah ditutup :
a. Jika kesalahan telah saling diseimbangkan, maka tidak ada ayat jurnal yang diperlukan.
b. Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka diperlukan ayat jurnal untuk menyesuaikan penyajian saldo laba ditahan.
Jika pembukuan belum ditutup :
a. Jika kesalahan sudah saling diseimbangkan dan perusahaan telah memasuki tahun kedua, maka ayat jurnal akan diperlukan untuk mengkoreksi periode berjalan dan menyesuaikan saldo awal Laba Ditahan.
2. Berikut ini kesalahan-kesalahan dalam pelaporan keuangan : a)
Kelalaian untuk mencatat upah Akrual
Pada tanggal 31 Desember 2006, Hurley Enterprises tidak mengakrualkan upah sebesar $ 1.500. Ayat jurnal pada tahun 2007 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan mengasumsikan bahwa pembukuan untuk tahun 2007 belum ditutup, adalah :
Dr. Laba Ditahan $ 1.500
Cr. Beban Upah $ 1.500
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2007, maka tidak ada ayat jurnal yang dibuat karena kesalahannya telah saling diseimbangkan.
b)
Kelalaian untuk Mencatat Beban Dibayar Dimuka
Pada Bulan Januari 2006 Hurley Enterprises membeli polis asuransi berjangka waktu 2 tahun dengan biaya $ 1.000. Beban asuransi telah didebet dan Kas telah dikredit. Tidak ada ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun 2006.
Ayat jurnal pada tanggal 31 Desember 2007 untuk mengkoreksi kesalahan ini, dengan mengasumsikan bahwa pembukuan belum ditutup untuk tahun 2007, adalah :
Dr. Beban Asuransi $ 500
Cr. Laba Ditahan $ 500
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2007, maka tidak ada ayat jurnal yang dibuat karena kesalahannya telah saling diseimbangkan.
c)
Pembelian yang Dinyatakan Terlalu Tinggi
Persediaan fisik tahun 2006 telah dinyatakan dengan benar. Perusahaan ini menggunakan metode periodical. Ayat jurnal per 31 Desember 2007, untuk mengkoreksi kesalahan ini dengan mengasumsikan bahwa pembukuan belum ditutup untuk tahun 2007 adalah :
Dr. Pembelian $ 9.000
Cr. Laba Ditahan $ 9.000
3. Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan
Karena suatu kesalahan tidak saling menyeimbangkan setelah lebih dari periode 2 tahun, maka ayat jurnal untuk kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan ini akan menjadi lebih kompleks dan ayat jurnal koreksi akan diperlukan, meskipun pembukuan telah ditutup.
a) Kelalaian untuk mencatat Penyusutan
Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Januari 2001, Hurley Enterprises membeli mesin seharga $10.000 yang memiliki estimasi umur manfaat selama 5 tahun. Akuntan secara tidak benar membebankan mesin ini pada tahun 2001. Kesalahan ini baru ditemukan pada tahun 2002. Jika kita mengasumsikan bahwa perusahaan ini menggunakan penyusutan garis lurus atas aktiva ini, maka ayat jurnal per 31 Desember 2002, untuk mengoreksi kesalahan ini, apabila pembukuan belum ditutup, adalah :
Dr. Mesin $ 10.000 Dr. Beban Penyusutan $ 2.000
Cr. Laba Ditahan $ 8.000 Cr. Akumulasi Penyusutan $ 4.000
Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2002, maka ayat jurnalnya adalah :
Dr. Mesin $ 10.000
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Perubahan akuntansi dibagi menjadi 3 jenis: (1) perubahan prinsip akuntansi penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam dalam periode, (2) perubahan taksiran-taksiran akuntansi perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya dari perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran akuntan, (3) perubahan dalam kesatuan usaha ialah bahwa sebuah perusahaan yang harus dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang terpisah dari pemiliknya dan juga dari perusahaan-perusahaan lainnya.