• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR AKUNTANSI"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

AKUNTANSI

(2)

BAB 1

AKUNTANSI DAN RUANG LINGKUPNYA

1.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi tepatnya Akuntansi Keuangan atau ada juga yang menyebut akunting adalah merupakan bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan suatu informasi tentang kondisi keuangan, berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, uang dan modal suatu usaha pada suatu waktu atau periode tertentu. Dengan informasi ini pembaca laporan tidak perlu lagi mengunjungi suatu perusahaan atau melakukan interview untuk mengetahui keadaan keuangannya, hasil usahanya maupun memprediksi masa depan perusahaan ini.

Definisi akuntansi yang dapat dipakai unutk memahami lebih dalam pengertian akuntansi ini, ada dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), akuntansi diartikan sebagai berikut “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan

menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternative dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”

Sedangkan Komite istilah American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendifinisikan Akuntansi sebagai berikut “Akuntansi adalah seni pencatatan,

penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya”

Definisi ini bisa dipermasalahkan seandainya kita berhadapan dengan keadan sistem pencatatan yang sudah menggunakan komputerisasi, apalagi proses pengolahan datanya tidak lagi melalui pencatatan tetapi melalui optic, dialing atau keyboard

(3)

sehingga sama sekali tidak melibatkan proses pencatatan konvensioanal. Definisi ini sudah “out of date”

Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah

memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara berbagai alternative”.

1.2 Pemakai Informasi Akuntansi

Secara umum pihak-pihak yang berkepentingan. Pemilik dan calon pemilik dari suatu perusahaan perlu mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan dari prospeknya di masa datang. Bagi pemilik I informasi itu dapat digunakan untuk memutuskan, apakah ia akan tetap mempertahankan kepemilikannya di perusahaan itu atau menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya di tempat lain. Bagi calon pemilik informasi akuntansi akan digunakan untuk memutuskan apakah ia akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Pihak kreditur (misalnya bank) ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah pinjaman diberikan. Bagi calon kreditur, informasi tentang perusahaan diperlukan untuk menilai risiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diputuskan untuk diberikan. Badan-badan Pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan untuk tujuan-tujuan pajak dan pengaturan-pengaturannya. Kantor pajak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi perusahaan untuk memeriksa kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan. Pegawai dan serikat pekerjanya sangat tertarik mengenal stabilitas dan profitabilitas perusahaan yang mempekerjakannya.

(4)

Pihak yang sangat tergantung dan paling banyak berhubungan dengan hasil akhir akuntasi adalah mereka yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Kadang-kadang mereka, secara keseluruhan disebut sebagai manajemen (management) perusahaan. Jenis informasi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap manajemen perusahaan berbeda sesuai dengan besarnya perusahaan. Manajemen sebuah, perusahaan kecil mungkin hanya membutuhkan informasi akuntansi yang sedikit saja. Semakin besar perusahaan, semakin sedikit kesempatan manajemen perusahaan unutuk berhubungan langsung dengan kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, walaupun demikian, ia harus mendapatkan inforamsi yang tepat waktu mengenai bermacam-macam aspek yang terdapat dalam perusahaan itu.

Informasi yang relevan untuk satu pihak mungkin menjadi tidak relevan bagi pihak lain. Akan tetapi, begitu kelompok-kelompok yang membutuhkan inforamsi akuntansi dapat diidentifikasikan, informasi yang relevan juga dapat ditentukan. Jika kedua hal tersebut telah diketahui, seorang akuntan dapat menciptakan kerangka sistem inforamsi yang diperlukan untuk membantu setiap kelompok tersebut dalam membuat penilaian dan keputusan yang berhubungan dengan tindakan-tindakan di masa mendatang.

1.3 Profesi Akuntan

Secara garis besar akuntan dapat digolongkan menjadi: 1. Akuntan public

2. Akuntan manajemen 3. Akuntan pemerintah 4. Akuntan pendidik

(5)

Akuntan public atau kadang disebut akuntan ekstern (external accountants) adalah akuntan independent yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja secara bebas, pada umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Termasuk dalam kategori akuntan public adalah akuntan yang bekerja pada kantor tadi. Untuk dapat berpraktik sebagai akuntan public dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan public dapat memberikan pelayanan dalam bidang:

1. Jasa pemeriksaan (audit)

2. Jasa perpajakan (tax services) 3. Jasa konsultasi manajemen 4. Jasa akuntansi

Akuntan manajemen atau disebut juga akuntan intern (internal accountants) adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Jabatan yang dapat diduduki mulai dari staf biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi, controller atau direktur keuangan.

Tugas yang dikerjakan oleh akuntan intern dapat berupa: 1. penyusunan sistem akuntansi

2. Penyusunan laporan akuntansi kepada pihak-pihak di luar perusahaan Penyusunan laporan akuntansi kepada manajemen

3. Penyusunan anggaran

4. Menangani masalh perpajakan 5. Melakukan pemeriksaan intern.

(6)

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah, seperti di departemen-departemen, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK), Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain. Disamping tiga golongan akuntan tersebut di atas, terdapat akuntan yang bekerja sebagai pendidik. Akutan pendidik terutama bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.

1.4 Bidang Akuntansi

Seperti halnya bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga mempunyai bidang-bidang khusus sebagai akibat dari perkembangan zaman. Pembahasan mengenai bidang-bidang akuntansi banyak diambil dari Guideline on The Core of Konowledge

Professional Subjects; International Federation of Accountants; Now York; 1984.

Kecenderungan untuk sosialisasi disebabkan oleh perkembangan perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan oleh Pemerintah terhadap kegiatan perusahaan. Faktor-faktor tersebut bersama-sama dengan kemajauan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat telah mengharuskan akuntan untuk memperoleh keahlian yang tinggi dalam spesialiasi tertentu.

Berikut ini adalah bidang- bidang dalam Akuntansi: Akuntansi Keuangan (Financial Accounting).

Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi, secara keseluruhan. Ia berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Oleh karena pihak-pihak di luar perusahaan yang mempunyai kepentingan banyak macam ragamnya, maka laporan yang dihasilkan bersifat serba guna (general

(7)

untuk pihak-pihak ini adalah aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Aturan-aturan itu disebut “Standar Akuntansi Keuangan”. Adalah merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk mengikuti standard akuntansi keuangan tersebut dalam menyusun laporan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Standard akuntansi keuangan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Auditing

Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. Konsep yang mendasari auditing adalah objektivitas dan independensi dari pemeriksa. Konsep lain yang dianut adalah kerahasiaan serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup dan relevan. Pengumpulan bukti, bukti pemeriksaan yang cukup dan relevan tadi dilakukan melalui pengujian terhadap catatan-catatan akuntansi dan prosedur pemeriksaan lainnya.

Dalam melakukan audit, akuntan tunduk pada standard auditing dan kode etik akuntan. Standard auditing dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam bentuk Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Audit merupakan jasa utama yang diberikan oleh akuntan public. Tetapi disamping akuntan public, hampir semua perusahaan besar juga mempekerjakan pegawai yang berfungsi sebagai pemeriksa intern (Internal auditor). Salah satu tugas utama dari pemeriksa intern adalah menentukan sampai sejauh mana tiap-tiap bagian dalam perusahaan telah mematuhi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

(8)

Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Titik sentral dalam akuntansi manajemen adalah informasi untuk manajemen perusahaan. Beberapa kegunaan dari akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas yang dijalankan merupakan trend baru dalam akuntansi manajemen. Keguanaan akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan dapat dilihat, misalnya dalam hal yang diperlukan, akuntasi manajemen tidak membatasi diri pada data historis saja. Ada kalanya digunakan data yang baru terjadi dan bahkan data taksiran di masa datang.

Disamping itu, pemecahan masalah akuntansi manajemen kadang memerlukan bantuan disiplin ilmu lain, misalnya: teori organisasi, ilmu perilaku, dan teori informasi. Dalam tahun-tahun terakhir ini, akuntan public telah mengembangkan penyediaan jasa konsultasi bisnis serta jasa konsultasi ekonomi dan keuangan. Jasa-jasa tersebut banyak mendasarkan pada pengetahuan tentang akuntansi manajemen.

Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Bidang ini menekankan pada penetapan dan control atas biaya. Ia terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang, tetapi perhatian yang makin meningkat mulai diberikan atas biaya distribusi. Bahkan akuntansi biaya telah mengarah pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas. Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi-manajemen sebagai alat control atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk membuat rencana di masa mendatang.

(9)

Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)

Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh peraturan pajak. Oleh karena setiap perusahaan akan selalu berurusan dengan masalah perpajakan, maka seorang akuntan perlu mengetahui konsep, metode, dan cara pelaporan untuk perpajakan tersebut. Di samping itu, peraturan perpajakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan usaha yang akan dilkakukan perusahaan. Dalam menghadapi masalah pajak, akuntan dapat berperan dalam hal perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan peraturan perpajakan atau mewakili perusahaan dihadapan kantor pajak. Tugas akuntan dalam perencanaan pajak di antaranya adalah memberi nasihat tentang bagaimana meminimalisasi pengaruh pajak, apabila secara hukum dimungkinkan. Nasihat-nasihat tersebut di antaranya adalah pemilihan bentuk badan usaha, metode akuntansi yang diterapkan dan cara menangani suatu transaksi. Dalam pelaksanaan peraturan perpajakan seorang akuntan dapat membantu dalam perhitungan pajak yang terutang, mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) dan kegiatan-kegiatan administrasi perpajakan lainnya. jasa mewakili perusahaan berkaitan dengan kegiatan pengurusan masalah perpajakan yang memerlukan hubungan langsung dengan pihak pajak.

Sistem Inforamsi (Information System)

Bidang ini menyediakan inforamsi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan kepada pemegang saham, kreditur, badan-badan Pemerintah, pimpinan perusahaan, pegawai dan pihak-pihak

(10)

lain. Sistem yang dirancang dengan baik akan memungkinkan pimpinan perusahaan mengidentifikasikan masalah dan menelaahnya sehingga masalah tersebut dapat ditangani. Beberapa aspek dari suatu sistem adalah bahwa ia harus dapat menghasilkan informasi pada waktu yang tepat, dalam bentuk yang bermanfaat dan pada tingkat akurasi yang wajar.

Perlu diterapkan pengendalian dalam sistem sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya pada tingkat biaya yang layak. Bidang ini berhubungan dengan perencanaan serta pelaksanaan prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan maupun non-keuangan. Sistem yang dirancang haruslah menyediakan cara untuk melindungi kekayaan perusahaan sedemikian rupa sehingga terdapat adanya “pengendalian intern” dan sedapat mungkin mendapatkan arus laporan yang efisien dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Ia juga harus mengetahui tentang penggunaan dan kegunaan dari beberapa peralatan pemrosesan data (data processing equipment). Tugas seorang akuntan dalam bidang ini dapat meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi suatu sistem dalam perusahaan.

Penganggaran (Budgeting)

Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan pengontrolannya. Anggaran adalah saran untuk menjabarkan tujuan perusahaan. Ia berisi rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di masa datang serta nilai uang yang terlibat di dalamnya. Apabila rencana ini dibandingkan dengan realisasinya, maka ia dapat merupakan alat control di dalam perusahaan.

Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)

Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan Pemerintah. Ia menyediakan laporan akuntansi tentang aspek

(11)

kepengurusan dari administrai keuangan Negara. Di samping itu, bidang ini mencakupi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran Negara. Termasuk di dalamnya adalah kesesuaian dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

1.5 Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai wadah organisasi profesi akuntansi Indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun1973, dengan maksud antara lain untuk menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu itu, di mana laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public, harus disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi tersebut.

Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 adalah hasil kerja panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur daripada “Generally Accepted Accounting Principles dan Gengerally Accepted Auditing Standars” yang terdiri dari Dewan Penasihat Panitia kerja, antara lain telah berhasil menghimpun dan mengkodifikasikan prinsip akuntansi. Hasilnya kemudian disahkan pasca Kongres III tanggal 2 Deesember 1973, yaitu menjelang diaktifkannya kembali Pasar Uang dan Modal. PAI ini merupakan salah satu prasarana mutlak bagi terbentuknya pasar uang dan modal pada waktu itu, dimana laporan keuangan perusahaan yang akan mengeluarkan surat-surat berharga kepada masyarakat harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi tersebut. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghimpun Prinsip Akuntasi 1973 adalah sebagai berikut:

1. Buku prinsip-prinsip Accounting yang diterbitkan oleh Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN),

(12)

Departemen Keuangan RI sekarang bernama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

2. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul Gradi, diterbitkan oleh AICPA.

3. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA.

4. Kumpulan dan Accounting Research Bulletins (ARBs), diterbitkan oleh AICPA

5. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation 6. Wet op de jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA. 7. Beberapa literature lainnya.

PAI 1973 ini setelah berjalan selama satu dasawarsa kemudian disempurnakan lagi dengan “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip Akuntansi 1984 adalah sebagai ganti Prinsip Akuntansi Indonesia 1973. Sama halnya dengan PAI 1973, perumusan prinsip, prosedur, metode dan teknik-teknik dalam Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 ini, dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan yang diungkapakan secara garis besar atau bersifat umum, tidak mencakup praktek akuntansi untuk industri tertentu. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataan”tersendiri.

Sehubungan dengan itu, Komite PAI-IAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI dan Interpretasi PAI untuk mengembangkan, menambah, mengubah serta menjelaskan standard akuntansi keuangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PAI 1984. Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti dengan Standar Akuntansi Keuangan 1994. Standar Akuntansi

(13)

Keuangan 1994 mengadopsi pernyataan resmi (pronouncements) International Accounting Standars Committee (IASC). IAI mengadopsi statements atau pernyataan IASC sebagai dasar acuan standard akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, kemudian menerbitkan dua buah buku, yaitu”Standar Akuntansi Keuangan – Oktober 1994”, buku satu dan dua yang berisi:

1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

2. Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35 pernyataan yang setaraf standard Internasional.

Kerangka dasar dan seperangkat pernyataan tersebut, merupakan landasan yang dianggap kokoh untuk pengembangan lebih lanjut. Berlaku untuk penyusunan laoporan keuangan mencakup periode laporan yang dimulai atau setelah tanggal 1 januari 1995. Standard Akuntansi Keuangan terus menerus direvisi dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang terbaru diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 2004.

1.5 Sifat Dasar Akuntansi

Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bisa menjadi keterbatasan atau sekaligus kekuatan informasi ini yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Banyak kajian yang telah menawarkan dan menjelaskan prinsip atau sifat dasar akuntansi itu. Dalam APB Statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan) sebagai berikut:

1. Accounting entity:

Dalam menyusun informasi akuntansi maka yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas

(14)

sebagai sesuatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Kita tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.

2. Going concern

Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bubaar. Prinsip ini menjad dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan. Nilai kekayaan dari suatu perusahaan yang dianggap hidup terus atau going concern tidak akan sama dengan nilai atau harga kekayaan atau kewajiban dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan dilikuidasi. Biasanya harga atau nilai asset dari perusahaan yang sudah dinyatakan bubar atau likuidasi akan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga atau nilai asset yang masih berjalan.

3. Measurement:

Akuntansi ialah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (Economic

Resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki

perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu asset, kewajiban, mmodal, hasil dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan kesalahan atau kelemahan dalam pengukuran itu.

4. Time Period

Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi

(15)

menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu. Sedangkan laporan Arus Kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu.

5. Monetary Unit

Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang (rupiah atau dollar misalnya).

6. Accrual

Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak atau kewajiban perussahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.

7. Exchange Price

Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply).

8. Approximation

Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian dan sebagainya.

(16)

9. Judgement:

Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgement tentang memilih FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan dan sebagainya.

10. General Purpose:

Informasi yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus. Tidak ditujukan khusus kepada bankir, investor, kreditor, analisis, manajemen, atau karyawan.

11. Interrelated Statement

Neraca, Daftar Laba Rugi, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.

12. Substance Over Form

Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya. Misalnya dalam akte Notaris modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan setoran (transaksi) belum ada maka akuntansi berpihak pada kenyataan yang sebenarnya. Kalau memang belum ada setoran yang benar-benar telah masuk ke rekening perusahaan maka belum bisa dicatat kendatipun secara legal

(17)

formal dianggap sudah disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui tetapi belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat sebesar penggunaannya saja kendati pun secara legal dana itu sudah dapat dimanfaatkan atau diambil.

13. Materiality

Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Pengertian penting di sini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil keputusan yang normal.

Disamping sifat-sifat tersebut sebenarnya para penulis lain mengemukakan sifat-sifat lain yang terkandung dalam akuntansi keuangan seperti:

1. Laporan Historis:

Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak mencatat informasi yang akan terjadi atau masa depan. Sehingga informasinya bukan prediksi kendati pun dari laporan historis kita bisa melakukan prediksi dalam keadaan situasi normal.

2. Classification

Inforamsi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar akuntansi yang dapat memudahkan para pemakainya misalnya klasifikasi perkiraan berdasarkan likuiditasnya, klasifikasi biaya produksi, biaya operasi, berguna untuk kepentingan pemilik, kreditur, dan pemakai lainnya.

(18)

3. Summarization

Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai dengan pola yang sudah mapan dalam akuntansi sehingga lebih mudah dipahami dan dianalisa.

4. Measuremen Basis

Dalam pengukuran yang digunakan dalam akuntansi ada bernacan-macam metode pengukuran seperti Haga Pokok (Cost) Harga Pasar (Market), Harga yang terendah antara harga Pokok dan harga Pasar atau Locom (Lower of Cost

on Market), Harga realisasi (Realizable Value), dan lain-lain. 5. Verifiability

Setiap inforamsi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti-bukti dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.

6. Conservation

Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang belum pasti (uncerainty). Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan akan menginformasikan dengan cara memilih angka yang kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai asset dan pendapatannya yang paling minimal. Jika ada potensi rugi kendati pun belum direalisir tetapi sudah ada dasarnya sudah dapat dicatat atau diinformasikan, sedang laba yang belum direalisir, walau sudah ada indikasi laba belum dapat dicatat sebagai laba. Hal ini jelas menunjukkan keberpihakan akuntansi kepada para pemilik modal, kapitalis atau pemilik perusahaan. Karena jika potensi laba itu akan terrealisasi nantinya maka akan dinikmati pemilik modal yang terus bertahan.

(19)

7. Technical Terminology

Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah teknis akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi yang harus dipahami para pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu yang lain.

Demikianlah sifat dan ciri akuntansi yang harus diketahui agar kita dapat memanfaatkan outputnya. Akuntansi merupakan tool of management, ia membantu fungsi-fungsi manajemen. Dalam fungsi perencanaan informasi, akuntansi sangat berguna dalam penyusunan anggaran atau perencanaan. Dalam pengawasan, tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan planning untuk mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga dapat dengan mudah melakukan usaha-usaha koreksi dan perbaikan secara lebih dini.

(20)

BAB 2

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

kas dari kegiatan Investasi:

Pembayaran kas untuk akuisisi tanah (7.500.000)

Arus kas dari kegiatan keuangan:

Kas diterima sbg investasi pemilik 10.000.000 Dikurangi:prive oleh pemilik (1.000.000)

Arus kas bersih dari kegiatan keuangan 9.000.000

Arus kas bersih dan saldo kas 31 Agustus 2005 3.400.000

Pada semua laporan keuangan harus dicantumkan nama perusahaannya, judul laporan, serta tanggal atau periodenya. Data yang disajikan dalam neraca adalah per tanggal tertentu. Sedangkan data yang disajikan dalam perhitungan rugi-laba, laoporan modal pemilik, dan laporan arus kas adalah untuk suatu periode tertentu. Perlu diperhatikan penggunaan spasi, judul yang jelas tanda mata uang, dan garis bawah, dalam sebuah penyusunan laporan keuangan tersebut. Hal ini sangat membantu untuk memberi penekanan pada setiap bagian laporan itu bagi yang membacanya.

Perhitungan Rugi-Laba

Kelebihan pendapatan atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan disebut laba bersih atau penghasilan bersih. Jika beban perusahaan melebihi pendapatannya, kelebihannya disebut rugi bersih. Biasanya tidak mungkin untuk menentukan jumlah yang tepat dari beban yang dikeluarkan dalam hubungan

(21)

dengan masing-masing transaksi pendapatan. Oleh karenanya, dianggap memuaskan untuk menentukan laba bersih atau rugi bersih bagi periode waktu yang ditetapkan, seperti sebulan atau setahun, dan bukan untuk setiap penjualan atau sekelompok kecil penjualan.

Seperti yang ditunjukkan, penentuan laba bersih (atau rugi bersih) periodik merupakan proses penandingan dua langkah, pertama, pendapatan diakui selama periode itu. Kedua, aktiva yang dikonsumsi dalam menghasilkan pendapatan harus ditandingkan (matched) terhadap pendapatan guna menentukan laba bersih atau rugi bersih. Pada umumnya, pendapatan dari pemberian jasa akan diakui setelah jasa tersebut diterima oleh pelanggan. Aktiva yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan selama suatu periode harus diakui sebagai beban. Dengan cara seperti ini, beban ditandingkan dengan tepat terhadap pendapatan yang dihasilkan.

Dampak pendapatan yang dihasilkan dan beban yang dikeluarkan selama bulan ini untuk White Bird Taxi ditunjukkan dalam persamaan, masing-masing sebagai kenaikan dan penurunan di dalam modal pemilik. Rinciannya, bersama dengan laba bersih sejumlah 1.700.000 dilaporkan dalam perhitungan rugi-laba.

Cara beban operasi disajikan dalam perhitungan rugi-laba bervariasi di antara beberapa perusahaan. Salah satu susunan yang umum diikuti adalah mengurutnya menurut besarnya, dimulai denganpos yang terbesar. Beban rupa-rupa biasanya diperlihatkan sebagai pos terakhir, tanpa memperhatikan jumlahnya.

Laporan Modal Pemilik

Tiga jenis transaksi yang mempengaruhi modal pemilik untuk White Bird Taxi selama bulan ini adalah :

(22)

2. Pendapatan dan beban yang menghasilkan laba bersih sebesar 1.700.000 untuk bulan bersangkutan;

3. Pengamblilan 1.000.000 oleh pemilik Informasi ini disajikan dalam laporan modal pemilik. Sebagai penghubung antara neraca dan perhitungan rugi-laba. Karena White Bird Taxi baru beroperasi selama sebulan, tidak terdapat modal pemilik pada awal bulan Agustus. Akan tetapi untuk bulan September dan bulan-bulan berikutnya, terdapat saldo awal yang akan dilaporakan pada laporan modal pemilik. Sebagi contoh, asumsikan White Bird Taxi melaporkan laba bersih sebesar 2.400.000 dan pemilik mengambil 2.000.000 selama bulan September. Laporan modal pemilik bagi White Bird Taxi utnuk bulan September akan tampaik sebagai berikut:

White Bird Taxi Laporan Modal Pemilik

Untuk bulan yang berakhir 30 September 2005

Modal Nadin 1 September 2005 10.700.000

Laba bersih bulan ini 2.400.000

Dikurangi: Penarikan 2.000.000

Penambahan modal pemilik 400.000

(23)

Neraca

Jumlah aktiva, kewajiban dan modal pemilik White Bird Taxi pada akhir bulan Agustus, bulan pertama operasi, tampak pada baris terakhir. Dengan sedikit menyusun kembali data ini dan menambahkan judul menghasilkan pada neraca yang diilustrasikan pada halaman sebelumnya. Bentuk neraca ini, dengan bagian kewajiban dan modal pemilik disajikan di bawah bagian aktiva, disebut bentuk laporan. Susunan lain yang biasa digunakan adalah aktiva dibagian kiri dan kewajiban serta modal pemilik di bagian kanan.oleh karena mirip dengan perkiraan, yaitu peralatan akuntansi dasar, maka deisebut neraca bentuk perkiraan.

Adalah lazim untuk memulai bagian aktiva dengan kas. Pos ini diikuti dengan piutang, perlengkapan, asuransi dibayar di muka, dan aktiva lain yang akan diubah menjadi kas atau digunakan dalam waktu dekat. Aktiva yang bersifat relatif permanan, seperti tanah, bangunan dan peralatan mengikuti pola urutan itu.

Untuk pos kewajiban dan modal pemilik dalam neraca, biasanya kewajiban disajikan terlebih dahulu, baru disusul modal pemilik. Pada ilustrasi, pos kewajiban seluruhnya terdiri dari hutang usaha. Apabila pos kewajiban tersebut terdiri dari beberapa jenis kewajiban, setiap jenis harus dirinci, kemudian dijumlah, seperti contoh:

Kewajiban

Hutang usaha... 1.100.000 Hutang gaji... 300.000

(24)

Laporan Arus Kas

Adalah biasa untuk melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran kas) dalam tiga bagian:

1. Kegiatan operasi, 2. Kegiatan investasi, 3. Kegiatan keuangan.

Data untuk penyusunan kegita bagian laporan arus kas untuk White Bird Taxi tampak dalam kolom kas dan ikhtisar.

Arus kas dari bagian kegiatan operasi mencakup transaksi kas yang termasuk dalam penentuan laba bersih. Untuk White Bird Taxi, kas yang diterima dari konsumen adalah 4.500.000 untuk honor yang dihasilkan. Pembayaran kas berjumlah 2.500.000, yang terdiri dari 400.000 dibayarkan kepada kreditor untuk perlengkapan yang dibeli dan 2.200.000 dibayarkan untuk upah, sewa, prasarana dan beban rupa-rupa. Arus kas bersih dari kegiatan operasi adalah 1.900.000 (4.500.000-2.600.000).

Arus kas bersih dari kegiatan operasi umumnya berbeda dari jumlah laba bersih periodebersangkutan. Untuk white bird Taxi, arus kas bersih dan kegiatan operasi (1.900.000) berbeda dari laba bersih (1.700.000) sebesar 200.000. perbedaan ini timbul karena perlengkapan sebesar 600.000 digunakan selama bulan Agustus, tetapi hanya 400.000 yang dibayarkan kepada kreditor. Jadi, meskipun perhitungan rugi-laba melaporkan beban perlengkapan sebesar 600.000, laporan arus kas hanya mencakup 400.000 sebagai pembayaran kas untuk perlengkapan.

Arus kas dari bagian kegiatan investasi melaporkan transaksi kas yang mengakibatkan investasi kas oleh pemilik,. Dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik. Untyuk kWhite Bird Taxi, arus kas dari kegiatan keuangan adalah 10.000.000 dari investasi oleh pemilik, dikurangi pengambilan tunai 1.000.000 oleh

(25)

pemilik. Arus kas bersih dari kegiatan keuangan, 9.000.000 diperoleh dengan mengurangkan penarikan 1.000.000 dari kas 10.000.000 yang diterima dari pemilik sebagai investasi.

Karena bulan Agustus merupakan bulan pertama operasi White Bird Taxi, maka kenaikan arus kas untuk bulan Agustus adalah saldo kas tanggal 31 Agustus 2005. Dalam laporanyang akan datang, saldo kas pada awal periode ditambahkan pada kenaikan (atau penurunan kas) dalam periode tersebut untuk menunjukkan saldo kas pada akhir periode. Untuk menggabarkannya, asumsikan bahwa arus kas bersih White Bird Taxi pada bulan September naik sebesar 250.000. kenaikan itu dihasilkan dari transaksi kas berikut:

Kas diterima dari pelanggan... 6.000.000 Pembayaran kas untuk beban dan

pembayaran kepada kreditor 3.750.000

(26)

Laporan arus kas White Bird Taxi untuk bulan September adalah sebagai berikut:

White Bird Taxi Laporan Modal Pemilik

Untuk bulan yang berakhir 30 September 2005

Modal Nadin 1 September 2005 10.700.000

Laba bersih bulan ini 2.400.000

Dikurangi: Penarikan 2.000.000

Penambahan modal pemilik 400.000

(27)

SOAL Soal 1

Berikut ini adalah transaksi dari PT. Bintang Surga selama bulan Juni 2005: 1. Menerima uang kontan sebesar Rp.10.000.000 dari pemiliknya sebagai

tambahan investasi

2. Membeli bensin dan oli Rp.850.000 dibayar tunai

3. Membebankan jasa angkutan Rp.900.000 kepada pelanggan secara kredit 4. Menerima uang kontan sebesar Rp.1.750.000 dari pelanggan secara tunai 5. Membayar beban iklan Rp.750.000

6. Membayar sewa bulan juni sebesar Rp.1.500.000 7. Membayar utang Rp.350.000 kepada kreditor

8. Menerima uang tunai Rp.700.000 dar ipelanggan kredit

9. Membayar uang kontan Rp.1.000.000 kepada pemilik untuk keperluan pribadi 10. Dengan stok opname, ditetapkan bahwa pemakaian bensin dan oli selama

bulan itu adalah Rp.575.000

Tunjukkanlah akibat dari setiap transaksi di atas terhadap persamaan akuntansi, dengan cara berikut: buatlah daftar berbentuk table, diberi yang benar dari berikut ini dengan tanda huruf:L

a. Menambah aktiva yang satu mengurangi aktiva yang lain b. Menambah aktiva, menambah kewajiban

(28)

d. Mengurangi aktiva, mengurangi kewajiban e. Mengurangi aktiva, mengurangi modal pemilik

Soal 2:

Aktiva CV.Mahadewi laundry pada tanggal 1 Oktober tahun berjalan adalah sebagai berikut: Kas Rp.1.000.000, Piutang Rp.2.200.000, Perlengkapan Rp.850.000, Tanah Rp.11.450.000, Utang Usaha Rp.2.030.000, CV, Mahadewi laundry adalah sebuah perusahaan perorangan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Ny. Dewi. Saat ini perusahaan menyewa sebuah gedung, truk pengangkut, dan peralatan sambil menunggu selesainya fasilitas baru. Pekerjaan sebenarnya dari jasa pencucian dilakukan oleh perusahaan lain dengan tarif partai besar. Transaksi bisnis selama bulan Oktober diikhtisarkan sbb:

a. Diterima kas dari pelanggan untuk jasa pencucian Rp.4.928.000 b. Membayar kreditur Rp.1.755.000

c. Diterima per kas Rp.3.700.000 dari Ny. Dewi sebagai investasi tambahan d. Dibayar sewa untuk bulan ini sebesar Rp.1.200.000

e. Dibebankan pada pelanggan untuk jasa pencucian secara kredit Rp.1.025.000 f. Dibeli perlengkapan secara kredit sebesar Rp.245.000

g. Diterima perkas dari pelanggan yang berutang Rp.2.000.000

h. Diterima faktu bulanan untuk beban jasa pencucian bulan oktober (akan dibayar tanggal 10 November) Rp.1.635.000

i. Dibayar beban upah Rp.850.000 beban truk Rp.250.000, beban prasarana Rp.325.000, beban rupa—rupa Rp.75.000

(29)

j. Ditentukan, dengan mengadakan stok opname,l biaya perlengkapan yang digunakan selama bula ini Rp.115.000.

Instruksi

1. Tentukan jumlah modal pemilik (Modal Ny. Dewi ) per 1 Oktober tahun berjalan.

2. Tetapkan aktiva, kewajiban dan modal pemilik per 1 Oktober dalam bentuk persamaan yang serupa dengan yang ditunjukkan dalam topic ini. Dalam bentuk kolom-kolom di bawah persamaan tersebut, tunjukkan kenaikkan dan penurunan yang dihasilkan dari setiap transaksi dan soldo baru setelah masing-masing yang tepat pada bagian kanan jumlah itu.

3. Susunlah: a. perhitungan rugi-laba untuk bulan Oktober b. laporan Modal pemilik untuk bulan Oktober c. neraca per 31 Oktober

(30)

BAB 3

JURNAL UMUM DAN POSTING

3.1 Pengertian Jurnal Umum

Secara umum jurnal, dapat dikatakan sebagai, buku atau formulir yang digunakan dalam mencatat semua transaksi perusahaan secara kronologis. Kenapa buku atau formulir, karena hanya merupakan media pencatatan yang paling penting adalah bahwa transaksi harus dicatat secara kronologis, sehingga akan dapat menyajikan kondisi keuangan yang sebenarnya. Jurnal dapat juga dikatakan sebagai suatu buku harian untuk mencatat segala transaksi secara kronologis, dimana dalam pencatatan ini sudah ditentukan judul akun yang diperlukan serta jumlah uang yang harus di debit dan jumlah uang yang harus di kredit.

Adapun jenis jurnal yang biasa digunakan adalah jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal khusus hanya digunakan untuk transaksi tertentu saja, sedangkan jurnal umum dapat digunakan untuk semua jenis transaksi. Selanjutnya akan kita pelajari dulu mengenai jurnal umum (general journal). Jurnal ini dikatakan jurnal umum karena jurnal ini yang paling umum dipakai oleh perusahaan. Jurnal umum ini dikenal juga dengan nama jurnal dua kolom (teo column journal) dan dikatakan demikian karena jurnal ini mempunyai 2 kolom, yaitu kolom debit dan kolom kredit. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka tujuan dibuatnya jurnal umum adalah sebagai buku perantara, yaitu untuk mempermudah dalam memasukkan transaksi ke dalam buku besar (general ledger).

Di dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya, pencatatan atas suatu transaksi atau sekelompok transaksi yang sama, harus didasari oleh tanda bukti berupa dokumen transaksi seperti faktur, kwintansi, nota debet, nota kredit, cek dan bukti lainnya. Dari

(31)

dokumen ini transaksi di catat ke dalam jurnal baru kemudian di posting ke buku besar.

Pengaruh transaksi tidak dicatat secara langsung dalam buku besar, tetapi masing-masing transaksi dianalisis dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen laporan keuangan (aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau biaya) selanjutnya hasil analisis dicatat dalam jurnal dan kemudian baru dipindahkan ke buku besar.

Dengan demikian jurnal merupakan penghubung antara transaksi dengan buku besar. Hubungan tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut:

3.2 Fungsi dan Bentuk Jurnal Umum

Jurnal umum berfungsi untuk mencatat semua jenis transaksi perusahaan, sedangkan bentuk jurnal umum terdapat berbagai bentuk mulai dari yang sederhana sampai yang rumit.

Bentuk-bentuk jurnal yang sangat kompleks biasanya adalah jurnal khusus (dirancang dalam sistem informasi akuntansi). Sedangkan jurnal umum biasanya merupakan bentuk jurnal yang paling sederhana dan merupakan bentuk standar, yang disebut jurnal dua kolom. Sebenarnya kolom yang terdapat dalam jurnal ini lebih dari dua buah, tetapi kolom yang tersedia untuk mencatat jumlah rupiahnya hanya dua, yaitu satu kolom untuk mencatat jumlah rupiah yang didebit, dan kolom lain untuk mencatat jumlah rupiah yang dikredit. Contoh bentuk jurnal adalah sebagai berikut:

TRANSAKSI BUKTI-BUKTI TRANSAKSI

(32)

Jurnal Umum (1) Halaman:....

Tanggal Nomo

r Bukti

Nama Rekening dan Keterangan

Ref Debet Kredit

(2) (3) (4) (5) (6) (7)

Adapun fungsi kolom-kolom tersebut adalah sebagai berikut:

1. Setiap halaman pada jurnal harus diberi nomor urut untuk rujukan (referansi).

2. Tahun ditulis paling atas, cukup sekali kecuali berubah, sesudah itu tulis bulan cukup sekali saja kecuali berubah, baru selanjutnya tanggal cukup sekali untuk setiap hari.

3. Nomor bukti transaksi dicatat dan dijadikan dasar pencatatan

4. Ditulis nama rekening yang akan didebet dan dikredit, dan juga narasi atau keterangan singkat tentang transaksi.

5. Mencatat kode rekening yang bersangkutan di buku besar nantinya. 6. Rekening yang di debet nilai uangnya akan dicatat pada kolom ini 7. Rekening yang di kredit nilai uangnya akan dicatat pada kolom ini.

(33)

3.3 Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Umum

Proses pencatatan suatu transaksi di dalam jurnal disebut menjurnal. Prosedur yang harus diikuti dalam menjurnal adalah sebagai berikut:

1. Tahun ditulis di atas sub judul. Tahun biasanya tidak ditulis berulang-ulang pada suatu halaman apabila halaman tidak berganti.

2. Nama bulan ditulis sekali sesudah tahun dan untuk transaksi yang pertama terjadi dalam bulan yang bersangkutan. Nama bulan tidak perlu ditulis lagi pada bagian atas halaman yang baru atau pada awal bulan yang baru. Jadi nama bulan tidak perlu ditulis berulang-ulang pada halaman yang sama, kecuali kalau bulan berganti.

3. Tanggal untuk setiap transaksi dicatat pada kolom pertama, pada bagian kolom yang kecil (sebelah kanan). Untuk setiap transaksi tanggal tidak perlu ditulis berkali-kali meskipun dalam tanggal yang sama terjadi beberapa transaksi.

4. Nama rekening yang didebit ditulis merapat ke tepi sebelah kiri dalam kolom (4) dan jumlah pendebitandimasukkan ke dalam kolom (6).

5. Nama rekening yang dikredit ditulis dalam baris berikutnya pada kolom (4), dan ditulis sedikit masuk ke sebelah kanan bila dibandingkan dengan nama rekening yang didebit. Jumlah pengkreditan dimasukkan ke dalam kolom (7). 6. Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom (4).

Sebaiknya keterangan ditulis secara singkat tanpa mengabaikan informasi yang penting, dan dapat dipahami dengan jelas.

(34)

Proses pencatatan transaksi ke dalam suatu jurnal akan dijelaskan menggunakan contoh berikut:

PO Cipto bergerak di bidang jasa angkutan, pada awal pendiriannya Tuan Cipto menyerahkan harta berikut sebagai modal perusahaan:

Uang tunak Rp.15.000.000,- kendaraan Rp.6.000.000,- dan peralatan kantor

Rp.1.300.000,-Adapun transaksi yang terjadi selama bulan Juli 2003 adalah sebagai berikut: Juli 5 Dibeli peralatan kantor tunai Rp.2.500.000,-cek 4601

6 Diterima uang Rp.750.000,- hasil jasa angkutan Kwt 001 Dibayar untuk bensin Rp.500.000,- dan Rp.250.000,- untuk supir cek4602

8 Diterima Rp.50.000,- sebagai uang muka jasa angkutan bulan depan Kwt 002

10 Memberikan jasa angkutan Rp.850.000,- baru diterima tunai sebesar Rp.500.000,- sisanya kemudian faktur 101

15 Dibeli perlengkapan kantor tunai Rp.250.000,- cek 4603 Dibayar sewa gedung untuk jangka waktu 1 tahun Rp.3.600.000,- cek 4604

16 Dibayar gaji karyawan Rp.300.000,- cek 4605

Dibayar uang muka untuk pembelian bensin ke SPBU Badak Singa sebesar Rp.750.000,- untuk memudahkan supir dalam pengisian bensin cek 4606

18 Diterima tunai atas jasa angkutan Rp.900.000,- dan sisanya sebesar Rp.600.000,- akan diterima dua minggu lagi kwt 003

(35)

20 Dibeli sebidang tanah seharga Rp.10.000.000,- baru dibayar sebesar2.500.000,- sisanya dua bulan lagi cek 4607

29 Dibayar gaji karyawan 400.000,-cek 4608 Catatlah transaksi di atas ke dalam jurnal umum

Tanggal No.Bukti Keterangan Ref Debet Kredit

Juli 1 - Kas 15.000.000 -Kendaraan 6.000.000 -Peralatan Kantor 13.000.000 Modal - 22.300.000 (memulai Usaha) 5 4601 Peralatan Kantor 2.500.000 Kas - 2.500.000 (pemb. Plt kntr tunai) 6 1 Kas 750.000 Pend.Jasa - 750.000

(Pend. Jasa tunai)

4602 Biaya BBM 500.000 Biaya Konsumsi 250.000 Kas 750.000 (dibyr bl BBM dan Konsumsi 8 2 Kas 50.000 Pendapatan dimuka 50.000

(diterima pend jasa dimuka)

10 101 Kas 500.000

Piutang Usaha 350.000

Pend.Jasa 850.000

(jasa diterima sebagian

15 4603 Perlengkapan Kantor 250.000

Kas 250.000

(perl. Ktr dibeli tunai)

4604 Sewa gedung dimuka 3.600.000

Kas 3.600.000

(dibayar sewa gd u/ 1th)

(36)

Kas 300.000 (dibayar gaji dua

mingguan)

4606 BBM Dimuka 750.000

Kas 750.000

(dibayar uang muka BBM)

18 3 Kas 900.000

Piutang Usaha 600.000

Pend.Jasa 1.500.000

(jasa diterima sebagian)

20 4607 Tanah 10.000.000

Hutang Usaha 7.500.000

Kas 2.500.000

(dibeli tanah dbyr sebagian)

29 4608 Biaya Gaji 400.000

Kas 400.000

(biaya gaji dua mingguan)

3.4 Posting Dari Jurnal Umum Ke Buku Besar

Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke dalam buku besar disebut posting. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan jumlah dari kolom debit jurnal ke dalam sisi debit rekening dan memindahkan jumlah dari kredit jurnal ke dalam sisi kredit rekening dan memindahkan jumlah dari kredit jurnal ke dalam sisi kredit rekening. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, nama rekening yang diposting di buku besar harus sesuai dengan nama rekening yang tertulis di dalam jurnal. Urutan kegiatan memindahkan ke rekening buku besar ini harus sejalan dengan urutan mendebit dan mengkredit dari jurnal.

(37)

Dalam perusahaan-perusahaan besar biasanya posting ke buku besar dilakukan dengan menggunakan mesin pembukuan atau secara otomatis dilakukan dengan komputer. Apabila posting dilakukan dengan tangan (dengan secara manual), maka cara yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam rekening yang bersangkutan. Apabila suatu jumlah yang dicatat di sisi debit dalam jurnal, maka posting harus dilakukan ke sisi kredit rekening. Cara mencatat tahun, bulan dan tanggal, sama dengan yang dilakukan dalam jurnal.

2. Apabila posting telah dilakukan, maka nomor halaman jurnal harus dituliskan dalam kolom F (Folio) di rekening (buku besar).

3. Langkah berikutnya adalah menuliskan nomor rekening yang telah diposting pada kolom Nomor Rekening di dalam jurnal. Prosedur ini mempunyai dua tujuan, yaitu:

a. Untuk menunjukkan bahwa jurnal tersebut sudah di posting

(38)

SOAL

1. Morinaga, mendirikan perusahaan perbengkelan dengan nama PO Morenos, transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2004, adalah sebagai berikut: Jan 4 Morinaga menyetor uang tunai Rp.3.000.000 ke perusahaan.

5 Dibeli perlengkapan tunai Rp.1.200.000 cek 4061

6 Dipinjam uang ke BCA Rp.15.000.000 bunga 12%/tahun dibayar tiap akhir bulan

8 Dibeli peralatan Rp.2.000.000 baru dibayar Rp.1.000.000 faktur 101 9 Dibayar sewa gedung untuk 1 tahun Rp.2.400.000

11 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.800.000 uang langsung diterima Dibeli perlengkapan tunai Rp.500.000

13 Diselesaikan pekerjaan Rp.1.000.000 uang baru diterima Rp.450.000 15 Dibayar gaji pegawai Rp.300.000 biaya konsumsi Rp.150.000

Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.750.000 uang belum diterima 19 Dibeli peralatan bengkel tunai Rp.300.000

20 Dibayar premi asuransi untuk 1 tahun Rp.600.000

21 Dibayar listrik Rp.150.000 PDAM Rp.30.000 dan Telepon Rp.100.000

23 Dibayar biaya pemeliharaan peralatan bengkel Rp.250.000 Diterima tunai dari tanggan 13 dan lunas

24 Dibeli perlengkapan tunai Rp.1.000.000

26 Diterima tunai untuk pekerjaan yang sudah diselesaikan Rp.850.000 30 Dibayar biaya konsumsi Rp.100.000 biaya gaji Rp300.000

(39)

31 Dibayar biaya BBM Rp.150.000 dan Morinaga mengambil untuk pribadi sebesar Rp.500.000

(40)

2. Perusahaan Jackal Holiday, sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu, dibawah ini adalah daftar saldo neraca per 31 Desember 2004.

Kas Rp.25.000.000 Piutang Usaha Rp.15.000.000

Perlengkapan Rp.900.000 Bangunan Rp.25.000.000

Hutang Usaha Rp.5.000.000 Hutang Bank Rp.10.000.000

A/P Bangunan Rp.1.250.000

Transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2005 adalah sbb:

Jan 1 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.5.000.000 uang belum diterima 4 Diterima piutang usaha Rp.7.500.000

6 Dibayar Hutang Bank Rp.5.000.000 bunga Rp.500.000

9 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.7.350.000 uang langsung diterima 14 Dibayar biaya listrik Rp.50.000 PDAM Rp.25.000 Telepon

Rp.150.000

16 Diambil untuk pribadi uang tunai Rp.250.000 19 Dibayar gaji pegawai Rp.3.500.000

21 Dibeli perlengkapan kantor tunai Rp.525.000

24 Dibeli peralatan kantor Rp.5.650.000 baru dibayar Rp.2.000.000 27 Diselesaikan pekerjaan senilai Rp.6.500.000

30 Perlengkapan tersisa Rp.520.000, penyusutan bangunan Rp.750.000 dan penyusutan peralatan kantor Rp.350.000

(41)

BAB 4

BUKU BESAR

4.1 Pengertian Buku Besar Umum

Sistem akuntansi dirancang dengan sebaik-baiknya sehingga setiap kenaikan dan penurunan pada setiap pos laporan keuangan akan selalu terdeteksi dan terlihat dalam catatan terpisah. Catatan ini disebut dengan nama rekening (account/akun). Masing-masing catatan ini untuk Masing-masing-Masing-masing pos tersebut. Kumpulan akun dalam entitas usaha disebut buku besar (ledger), sedangkan nomor atau kode dalam buku besar disebut kode rekening (chart of account).

Buku bessar yang terdiri atas rekening-rekening adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan. Dalam buku besar pengaruh transaksi-transaksi perusahaan diklasifikasikan dan diringkas. Di dalam praktik akuntansi yang sesungguhnya. Pencatatan atas suatu transaksi atau sekelompok transaksi yang sama, harus didasari oleh tanda bukti berupa dokumen-dokumen transaksi seperti faktur, kwitansi dan sebagainya. Pengaruh transaksi tidak dicatat secara langsung dalam buku besar, tetapi masing-masing transaksi dianalisis dahulu pengaruhnya terhadap elemen-elemen persamaan akuntansi (aktiva, kewajiban, modal, pendapatan atau biaya) dan kemudian baru dipindahkan ke buku besar.

Buku besar merupakan “buku referensi” dari sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi dan menyiapkan data guna penyusunan laporan keuangan. Buku besar juga merupakan sumber informasi yang berharga bagi kepentingan manajemen, misalnya, dapat memberikan informasi mengenai jumlah penjualan periode tertentu atau saldo kas pada akhir periode tertentu, dan informasi lainnya.

(42)

4.2 Bentuk Buku Besar Umum

Metode yang sistematis untuk mengidentifikasikan dan menempatkan setiap rekening sangat diperlukan. Kode rekening merupakan daftar rekening-rekening yang diungkapkan dengan menggunakan angka-angka. Pada beberapa perusahaan, nomor rekening bisa terdiri dari ratusan item. Nomor rekening dicantumkan di atas sub judul masing-masing rekening. Bentuk buku besar ada dua yaitu:

1. Bentuk T, disebut bentuk T karena memang bentuknya seperti huruf T Bentuk T yang lengkap terlihat seperti di bawah ini

Nama:

…. No. :…

Tanggal Keterangan Fol Jumlah Tanggal Keterangan Fol Jumlah

Ada lagi bentuk T yang sederhana seperti di bawah ini:

Nama: …. No. : ….

Bilamana yang digunakan buku besar bentuk T, maka kita dapat menghemat tempat, apalagi kalau menggunakan bentuk T sederhana, sedangkan kekurangannya adalah saldo akhir buku besar baru dapat dihitung setelah semua transaksi di catat dalam buku besar tersebut.

2. Bentuk berkolom (columnar account), bentuk ini banyak jenisnya, ada yang seperti di bawah ini:

42

Nama: …. No. : ….

(43)

Ada lagi bentuk berkolom yang lain, seperti di bawah ini: Nama:

….

No. : ….

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.)

Bilamana yang digunakan buku besar berkolom, maka tidak dapat menghemat tempat, tetapi saldo akhir akan cepat dapat diketahui setiap saat.

4.3 Tata Cara Mendebet Dan Mengkredit

Akuntansi mempunyai konversi bahwa untuk rekening-rekening tertentu penambahan diletakkan di sebelah kiri dan untuk beberapa rekening yang lain penambahan diletakkan di sebelah kanan. Konvensi adalah suatu kebiasaan yang sudah berjalan lama dalam praktik maupun disiplin pengetahuan sehingga dianggap sebagai suatu kesepakatan yang berlaku dan menjadi pedoman umum. Konversi akuntansi yang dimaksud di sini adalah aturan pencatatan jumlah dalam rekening dan penyajian dalam laporan keuangan. Konvensi pencatatan dalam buku besar sebagai berikut:

1. Kolom atau sisi sebelah kiri disebut dengan debit dan kolom atau sisi sebelah kanan disebut dengan kredit.

2. Aktiva disajian dalam neraca disebelah kiri (debit). Sebagai konsekuensinya, kalau aktiva bertambah/ naik maka dicatat sebelah debit.

(44)

3. Pasiva disajikan dalam neraca disebelah kanan (kredit). Sebagai konsekuensinya, kalau pasiva bertambah/naik maka dicatat sebelah kredit. 4. Akuntansi mendasarkan pada konsep kesatuan usaha yang mengakibatkan

pencatatan akuntansi menggunakan sistem berpasangan. Dengan demikian, setiap transaksi minimal akan mempengaruhi dua pos atau rekening.

5. Kalau suatu jumlah transaksi telah dicatat dalam suatu rekening di sebelah debit maka jumlah yang sama harus dicatat disebelah kredit dalam satu atau beberapa rekening dalam jumlah yang sama, demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan konvensi akuntansi tersebut di atas, jika suatu jumlah dimasukkan di sisi kiri suatu rekening atau sebelah debit, rekening tersebut disebut didebit. Jika suatu jumlah dimasukkan di sisi kanan atau sebelah kredit dikatakan bahwa rekening tersebut dikredit. Singkatan untuk debit dan kredit ialah D dan K atau Db dan Kr. Apakah penambahan terhadap suatu rekening akan didebit atau dikredit tergantung pada kategorinya. Sifat dasar pos tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan Bertambah Berkurang

Harta/Kativa/Assets Debet Kredit

Hutang/Kewajiban/Liabilities Kredit Debet

Modal/Ekuitas/Capital Kredit Debet

Pendapatan/Income Kredit Debet

(45)

Untuk lebih jelas cara mendebit dan mengredit, kita gunakan contoh dari latihan sebelumnya yaitu Jurnal Umum PO Cipto

Tanggal

No.Bukt

i Keterangan Ref Debet Kredit

Juli 1 - Kas 15.000.00 0 -Kendaraan 6.000.000 -Peralatan Kantor 13.000.00 0 Modal - 22.300.000 (memulai Usaha) 5 4601 Peralatan Kantor 2.500.000 Kas - 2.500.000 (pemb. Plt kntr tunai) 6 1 Kas 750.000 Pend.Jasa - 750.000

(Pend. Jasa tunai)

4602 Biaya BBM 500.000

Biaya Konsumsi 250.000

Kas 750.000

(dibyr bl BBM dan Knsumsi

8 2 Kas 50.000

Pendapatan dimuka 50.000

(diterima pend jasa dimuka)

10 101 Kas 500.000

Piutang Usaha 350.000

Pend.Jasa 850.000

(jasa diterima sebagian

15 4603 Perlengkapan Kantor 250.000

Kas 250.000

(perl. Ktr dibeli tunai)

4604 Sewa gedung dimuka 3.600.000

Kas 3.600.000

(46)

16 4605 Biaya Gaji 300.000

Kas 300.000

(dibayar gaji dua mingguan)

4606 BBM Dimuka 750.000

Kas 750.000

(dibayar uang muka BBM)

18 3 Kas 900.000

Piutang Usaha 600.000

Pend.Jasa 1.500.000

(jasa diterima sebagian)

20 4607 Tanah

10.000.00 0

Hutang Usaha 7.500.000

Kas 2.500.000

(dibeli tanah dbyr sebagian)

29 4608 Biaya Gaji 400.000

Kas 400.000

(biaya gaji dua mingguan)

Buku besar umum yang dibuat cukup satu untuk satu rekening, dan akan dicatat di debet ataupun di kredit, tergantung pada transaksi yang terjadi mempengaruhi rekening yang bersangkutan.

Modal No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 Juli 1 Tunai -22,300,00 0 - 22,300,000 Kas No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.)

(47)

-2003 0 0 5 Peralatan Kantor - 2,500,000 12,500,00 0 -6 Pendapatan Jasa 750,000 -13,250,00 0 -6 Biaya BBM - 500,000 12,750,00 0 -Biaya Konsumsi - 250,000 12,500,00 0 -8 Pendapatan dimuka 50,000 - 12,550,00 0 -10 Pendapatan Jasa 500,000 -13,050,00 0 -15 Perlengkapan Kantor - 250,000 12,800,00 0 -Sewa Gedung dimuka - 3,600,000 9,200,000 -16 Biaya Gaji - 300,000 8,900,000 -BBM - 750,000 8,150,000 -18 Penjdapatan Jasa 900,000 - 9,050,000 -20 Tanah - 2,500,000 6,550,000 -29 Biaya Gaji - 400,000 6,150,000 -Kendaraan No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 Juli 1 Memulai usaha 6,000,000 - 6,000,000 -Peralatan Kantor No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 1 Memulai usaha 1,300,000 - 1,300,000

(48)

-Juli

5 Pembelian tunai 2,500,000 - 3,800,000

-Perlengkapan Kantor No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003

Juli 15 Pembelian Tunai 250,000 - 250,000

-Piutang Usaha No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003

Juli 10 Pendapatan Jasa 350,000 - 350,000

-18 Pendapatan Jasa 600,000 - 950,000

-Sewa Gedung dimuka No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 Juli 15 Tunai 3,600,000 - 3,600,000 -BBM Dimuka No. :

Tanggal Keterangan Folio Debet

(Rp.)

Kredit (Rp.)

Saldo

(49)

(Rp.) (Rp.) 2003 Juli 1 6 Tunai 750,000 - 750,000 -Tanah No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003

Juli 20 Tunai & Kredit

10,000,00 0

-10,000,00 0

-Hutang Usaha No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 Juli 20 Tanah - 7,500,000 - 7,500,000

Pendapatan Dimuka No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 Juli 8 Kas - 50,000 - 50,000

Pendapatan Jasa No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 Juli 6 Tunai - 750,000 - 750,000

10 Tunai & Kredit - 850,000 - 1,600,000

18 Tunai & Kredit - 1,500,000 - 3,100,000

Biaya BBM No. :

Tanggal Keterangan Folio Debet

(Rp.)

Kredit (Rp.)

Saldo

(50)

(Rp.) (Rp.) 2003

Juli 6 Tunai 500,000 - 500,000

-Biaya Konsumsi No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 Juli 6 Tunai 250,000 - 250,000

-Biaya Gaji No. :

Tanggal Keterangan Folio

Debet (Rp.) Kredit (Rp.) Saldo Debet (Rp.) Kredit (Rp.) 2003 Juli 16 Tunai 300,000 - 300,000 -29 Tunai 400,000 - 700,000

(51)

-4.4 Penggolongan Buku Besar

Rekening (Akun) dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu:

1. Rekening riil/neraca, yaitu rekening yang dilaporkan ke neraca. Saldo rekening terbawa dari periode ke periode berikutnya. Ada tiga kelompok rekening riil, ialah harta/aktiva/asset, utang, dan modal/ekuitas.

2. Rekening nominal (laba/rugi), yaitu rekening yang disajikan dalam laporan laba/rugi. Rekening nominal terbagi dalam dua kelompok, ialah pendapatan dan beban. Saldo rekening pendapatan dan beban dipindahkan ke rekening modal/ekuitas.

4.5 Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan suatu daftar yang menunjukkan saldo rekening yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Jika jumlah posisi debit suatu perusahaan lebih besar dari jumlah kredit, selisihnya disebut saldo debit tetapi sebaliknya jika jumlah sisi kredit suatu rekening lebih besar dari jumlah sisi debit, maka disebut saldo kredit. Jika hasil perhitungan dilakukan dengan benar jumlah kolom debit harus sama dengan jumlah kolom kredit.

Setiap transaksi akan menghasilkan jumlah debit dan kredit yang seimbang di buku besar, total jurnal debit di buku besar seharusnya seimbang dengan total semua jurnal kredit. Pada akhir periode keseimbangan ini dicek dengan menyiapkan suatu daftar berkolom dua yang disebut neraca percobaan atau neraca saldo yang membandingkan total semua saldo debit dengan total semua saldo kredit. Prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Majukkan rekening-rekening sesuai dengan nomor rekeningnya pada daftar berkolom dua.

(52)

2. Catatlah saldo setiap rekening, masukkan saldo debit di kolom sebelah kiri dan saldo kredit di kolom sebelah kanan. Rekening harta/aktiva dan biaya atau beban didebit jika bertambah dan umumnya mempunyai saldo debit. Utang, modal ekuitas dan pendapatan dikredit jika bertambah dan umumnya mempunyai saldo kredit.

3. Jumlahkan kedua kolom,catat totalnya.

4. Bandingkan total sebelah kiri dengan total sebelah kanan.

Jika totalnya sama, neraca saldo seimbang, menunjukkan keseimbangan debit dan kredit ratusan atau ribuan transaksi yang dimasukkan dalam buku besar. Neraca saldo dapat mencegah terjadinya kesalahan perhitungan dalam pencatatan tetapi tidak dapat mencegah terjadinya kesalahan teoritis. Misalnya, jika pembelian mesin adalah dibebankan sebagai biaya, neraca saldonya tetap seimbang, tetapi secara teoritis rekeningnya salah, biaya akan lebih tinggi dari pada keadaan yang sebenarnya, sedangkan mesin akan lebih rendah. Juga neraca saldo memungkinkan penyiapan laporan keuangan periodic yang terhindar dari kesalahan perhitungan, karena neraca saldo merupakan dua kolom pertama dari neraca lajur (worksheet) yang akan dijadikan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

(53)

Sebagai contoh, dari buku besar di atas kita buat neraca saldo, maka akan terlihat seperti di bawah ini:

PO CIPTO

Neraca saldo, per 31 Juli 2003

No. Nama Barang Debet Kredit

1 Kas 6,150,000

-2 Piutang Usaha 950,000

-3 Perlengkapan Kantor 250,000 -

4 Sewa Gedung Dimuka 3,600,000

-5 BBM Dimuka 750,000 -6 Tanah 10,000,00 0 -7 Kendaraan 6,000,000 -8 Peralatan Kantor 3,800,000 -9 Hutang Usaha - 7,500,000 10 Pendapatan Dimuka - 50,000 11 Modal - 22,300,000 12 Pendapatan Jasa - 3,100,000 13 Biaya BBM 500,000 - 14 Biaya Konsumsi 250,000 -15 Biaya Gaji 700,000 -32,950,00 0 32,950,000

(54)

SOAL

Untuk pengerjaan soal, lanjutkan dari soal pada topic 3, kerjakan dari jurnal posting ke buku besar dan membuat neraca saldo

(55)

BAB 5

AYAT JURNAL PENYESUAIAN

5.1 Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian

Ayat jurnal penyesuaian atau disebut juga Adjusting Entries, biasanya dibuat pada setiap akhir periode akuntansi, dengan tujuan untuk memperbaiki rekening-rekening tertentu sehingga mencerminkan keadaan harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya yang sebesarnya dari suatu perusahaan.

Pada tiap akhir periode akuntansi, bila perusahaan ingin menyusun laporan keuangan biasanya diadakan penyesuaian terhadap beberapa rekening karena belum mencerminkan keadaan sebenarnya, sehingga bila tidak diadakan penyesuaian laporan keuangan akan menyesatkan pemakainya.

5.2 Tujuan Dilakukan Penyesuaian

Penyesuaian dilakukan agar, memperlihatkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya, karena selama ini ada anggapan bahwa semua neraca saldo yang sudah seimbang, berarti sudah memperlihatkan kondisi yang sebenarnya. Padahal masih banyak yang perlu disesuaikan atau diperbaiki, karena ada dua kondisi yang akhirnya mengharuskan membuat ayat jurnal penyesuaian yaitu:

1. Suatu kondisi dimana suatu transaksi sudah terjadi, tetapi belum dilakukan pencatatan pada rekening yang bersangkutan.

2. Kondisi dimana suatu rekening sudah dicatat, tetapi kondisi saldo rekeningnya perlu dikoreksi, sehingga akan mencerminkan nilai yang sebenarnya.

(56)

5.3 Ayat Jurnal Penyesuaian

Dibuatnya AJP terhadap perkiraan tertentu, pada intinya melakukan koreksi terhadap perkiraan tersebut supaya mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari aktiva, pasiva serta pendapatan dan biaya. Ada dua macam dimana perlu dilakukan membuat AJP yaitu:

a. Transaksi telah terjadi tetapi belum dicatat dalam perkiraan contoh biaya gaji. b. Transaksi sudah dicatat dalam perkiraan, tetapi saldonya perlu

perlengkapannya.

Secara umum contoh langkah-langkah penyusunan AJP adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi rekening-rekening yang perlu dilakukan penyesuaian

2. Setelah rekening diketahui, maka dibuat debet dan kredit dari rekening yang diseduaikan

3. Menghitung angka / nilai dengan benar dalam rekening yang disesuaikan Adapun perkiraan yang biasanya di adjustment pada akhir tahun biasanya berpengaruh pada neraca dan rugi/laba, sehingga adjustment entries bisa dibagi menjadi:

1. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi biaya dan hutang

Jurnal penyesuaian ini perlu dibuat karena adanya biaya yang telah terjadi, tetapi belum dicatat, biaya-biaya masih harus dibayar (accrued expense)

2. Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi rekening biaya dan aktiva

Jurnal penyesuaian ini perlu dibuat karena saldo perkiraan yang ada sudah tidak mencerminkan kedaan biaya dan aktiva yang sebernarnya.

Referensi

Dokumen terkait

(Silabus) Membekali pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dengan mengedepankan penguasaan topik utama yaitu mengenai prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan t wajib baik untuk pemerintah pusat maupun

Berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Pedoman asistensi akuntansi keuangan desa dalam IAI-KASP menyatakan “bahwa siklus

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Standar Akuntansi

Akhrinya, jika prinsip akuntansi yang sebelumnya diikuti tidak dapat diterima atau jika prinsip itu diterapkan secara tidak benar, maka perubahan ke prinsip akuntansi yang berlaku

Terkait dengan kondisi diatas, untuk mempermudah UMKM dalam penyusunan laporan keuangan, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah menerbitkan SAK EMKM yaitu standar akuntansi

Terkait kondisi tersebut, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) merasa memiliki kewajiban untuk menyusun sebuah standar akuntansi keuangan yang sesuai dengan

Laporan Keuangan begitu penting dalam suatu Perusahaan, biasanya yang Menyusun laporan Keuangan adalah Bagian Keuangan atau Bagian Akuntansi, nantinya disusun oleh Bagian Akuntansi ,