• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 Sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "5 Sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN SISTEM

AKUNTANSI DI INDONEESIA

(2)

Laporan Keuangan Relevan dan

yang Relevan

dan Reliable

Kualitas Audit

Pasar Modal yang efsien • Keputusan

yang tepat

(3)

Standar Akuntansi

Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan

keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness)

Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari

penyusun

Memudahkan auditor dalam mengaudit

Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.

Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna.

Program studi akuntansi menghasilkan lulusan yang akan menyusun; mengaudit atau menggunakan

laporan keuangan.

Salah satu kompetensi lulusan dapat menyusun laporan keuangan sesuai standar menjadi

(4)

Sejarah Akuntansi di

Indonesia

Sejarah Akuntansi di

Indonesia

Tahun

1747

ketika

ditemukan

praktik

pembukuan yang dijalankan oleh Amphioen

Societeit yang berpusat di Jakarta. Di era

penjajahan Belanda menerapkan pembukuan

dengan sistem pembukuan berpasangan, dan

menganut sistem kontinental.

(5)

5

IAI berdiri 23 desember 1957, didirikan oleh 11

Akuntan Indonesia pertama.

3 tonggak perkembangan akuntansi di Indonesia

:

Pertama, (1973 – 1984)

1973 IAI melakukan kodifkasi prinsip dan

standar akuntansi yang berlaku di Indonesia,

dalam satu buku yang berjudul Prinsip Akuntansi

Indonesia (PAI).

Kedua, 1984,

Standar Akuntansi di Indonesia

mengikuti standar yang bersumber dari IASC

(6)

Ketiga, 1994 IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI

1984 dan mengkodifikasikannya dalam buku Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994. Sejak

tahun 1994, IAI juga memutuskan untuk melakukan

harmonisasi dengan standar akuntansi internasional

(7)

PSAK

Indonesia

 Disusun oleh Dewan Standar Akuntansi

SFAS dan SFAC dari US-GAAP

USA

 Disusun oleh FASB (Financial Accounting Standard Board)  Sebelumnya APB (Accounting Principles Board) APBOs

 Sebelumnya lagi Committe on Accounting Procedures ARBs

IFRS dan IAS

Internasional

Disusun oleh IASB (International Accounting Standard Board

Sebelumnya International Accounting Standard Committee dengan

produk International Accounting Standard

Standar Akuntansi

(8)

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

PernyataanStandar Akuntansi

Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik signifkan - SAK-ETAP

Standar Akuntansi Syari’ah – SAK

Syariah

Standar Akuntansi Pemerintahan

- SAP

PernyataanStandar Akuntansi

Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik

signifkan

- SAK-ETAP

Standar Akuntansi Syari’ah – SAK

Syariah

Standar Akuntansi Pemerintahan

- SAP

 IFRS hanya diadopsi PSAK

 SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 Juli 2009

(9)

PSAK SYARIAH

Basis transaksi

Digunakan oleh entitas yang melakukan

transaksi syariah baik entitas lembaga syariah

maupun non lembaga syariah

Pengembangan dengan model PSAK umum

namun berbasis syariah dengan acuan fatwa

MUI

PSAK 100 – PSAK 106

Kerangka konseptual, Penyajian Laporan

Keuangan Syariah, Akuntansi Murabahah,

Musyarakah, Mudharabah , Salam, Istishna

(10)

Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP)

Instansi Pemerintah menggunakan Standar

Akuntansi Pemerintahan, PP 24 tahun 2005

PP 71 tahun 2010

Standar disusun oleh Komite Akuntansi

Pemerintahan kemudian ditetapkan dengan

PP

Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam

menyusun LKPP dan LKPD:

 instansi pemerintah pusat  Instansi pemerintah daerah

 BLU (digabung), BUMN (sbg investasi) PSAK

(11)

SAK ETAP

Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa

akuntabilitas publik

ETAP adalah entitas yang:

1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifkan; dan

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general

purpose fnancial statement) bagi pengguna eksternal.

Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium

Enterprises.

Lebih sederhana antara lain:

1. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan

2. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan

metode ekuitas.

3. Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan 4. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.

Tahun 2011 perusahaan harus memilih menjadi

menggunakan PSAK-IFRS atau PSAK-ETAP

(12)

PSAK – IFRS BASED

Wajib diterapkan untuk entitas dengan

akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan

publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.

Dapat diterapkan oleh entitas lainya.

Basis transaksi, bukan basis industri.

Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi

user laporan keuangan

(13)

Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru)

Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar

bagian depan.

Substansi / konseptual

Redaksional

Tanggal efektif

Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti

pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.

Setelah konvergensi IFRS

PSAK akan berkembang

dinamis mengikuti IFRS

IFRS - PSAK

(14)

Mengapa IFRS ?

Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO

(Statement Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai accounting standard.

Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan

pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum.

Hasil dari pertemuan pemimpin negara G 20 forum di

Washington DC, 15 November 2008 :

“Strengthening Transparency and Accountability”Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan

kesepakatan untuk Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the accounting standard

setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and

(15)

Manfaat IFRS

Meningkatkan daya banding laporan

keuangan.

Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi

perbedaan dalam ketentuan pelaporan

keuangan.

Mengurangi biaya pelaporan keuangan

bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis

keuangan bagi para analis.

Meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan menuju “best practise”.

(16)

Karakteristik IFRS

IFRS menggunakan

“Principles Base “ :

Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar

sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

 Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan

evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar

akuntansi.

Menggunakan

fair value

dalam penilaian

, jika tidak

ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri

(perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai

Mengharuskan pengungkapan (

disclosure) yang

(17)

Karakteristik IFRS ??

Principle

Based :

Judgment

Dinamis

Fair Value

Lebih

banyak

Pengungkap

an

(18)

Tahap Adopsi 2007 -2010 Adopsi seluruh IFRS ke dalam SAK

Tahap Persiapan Akhir (2011) Penyiapan akhir infrastruktur pendukung

Tahap Implementasi (2012)

Penerapan SAK yang sudah mengadopsi IFRS

Proses konvergensi tersebut bisa digambarkan dalam

(19)

Roadmap IFRS di Indonesia

IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IAS 41 Agriculture

b. IFRIC 21 Levies

c. IAA 32/39 Financial Instrument d. IAS 36 Impairment

IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IAS 41 Agriculture

b. IFRIC 21 Levies

c. IAA 32/39 Financial Instrument d. IAS 36 Impairment

Diskusi IFRS

a. IFRS 4 Insruance Contract b. IFRS Revenue from

Contract with Customers c. Leases

d. IFRS 9 Instrumen Keuangan

Diskusi IFRS

a. IFRS 4 Insruance Contract b. IFRS Revenue from

Contract with Customers c. Leases

d. IFRS 9 Instrumen Keuangan

(20)

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU

EFEKTIF PER 1 JANUARI 2016 

No

. Standar Akuntansi Keuangan

Tanggal Pengesahan 1 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 27 Agustus 2014 2 PSAK 2 Laporan Arus Kas 27 Agustus 2014 3 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim 27 Agustus 2014 4 PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendir

i 18 November 2015

5 PSAK 5 Segmen Operasi 18 November 2015 6 PSAK 7 Pengungkapan Pihak-pihak B

erelasi 18 November 2015

7 PSAK 8 Peristiwa S

etelah Periode Pelaporan

27 Agustus 2014

8 PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs V

(21)

21

9 PSAK 13 Properti Investasi 18 November 2015

10 PSAK 14 Persediaan 27 Agustus

2014 11 PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi

 dan Ventura Bersama

18 November 2015

12 PSAK 16 Aset Tetap 18 November

2015 13 PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Progra

m Manfaat Purnakarya 27 Agustus 2014

14 PSAK 19 Aset Takberwujud 18 November 2015

15 PSAK 22 Kombinasi Bisnis 18 November 2015

16 PSAK 23 Pendapatan 27 Agustus

2014

17 PSAK 24 Imbalan Kerja 28 Oktober 2015

18 PSAK 25 Kebijakan Akuntansi,Perubahan

Estimasi Akuntansi, dan  Kesalahan 18 November 2015

19 PSAK 26 Biaya Pinjaman 27 Agustus 2014

20 PSAK 28 Akuntansi Kontrak Asuransi Ker

(22)

21 PSAK 30 Sewa 27 Agustus 2014 22 PSAK 34 Kontrak Konstruksi 27 Agustus 2014 23 PSAK 36 Akuntansi Kontrak Asuransi

Jiwa 11 Desember 2012

24 PSAK 38 Kombinasi Bisnis Entitas Se

pengendali 11 September 2012

25 PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengem

bangan Real Estat 23 Desember 1997

26 PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas  Nirlaba

8 April 2011

(23)

23

28 PSAK 48 Penurunan Nilai Aset 29 April 2014 29 PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyaji

an 29 April 2014

30 PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham 18 November 2015

31 PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengak

uan dan Pengukuran 29 April 2014

32 PSAK 56 Laba Per Saham 27 Agustus 2014 33 PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi,

dan Aset Kontinjensi 18 November 2015

34 PSAK 58 Aset Tidak Lancar yang Dimil iki untuk Dijual dan Operasi yang Dihe ntikan

27 Agustus 2014 35 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengun

gkapan 27 Agustus 2014

36 PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan 

Pengungkapan Bantuan Pemerintah

(24)

37 PSAK 62 Kontrak Asuransi 27 Agustus 2014 38 PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam

Ekonomi Hiperinfasi 27 Agustus 2014

39 PSAK 64 Aktivitas Eksplorasi dan Ev aluasi Pada Pertambangan Sumber D aya Mineral

27 Agustus 2014 40 PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolid

asian

18 November 2015

41 PSAK 66 Pengaturan Bersama 18 November 2015 42 PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan

 

dalam Entitas Lain

18 November 2015

43 PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar 18 November 2015 44 PSAK 70 Akuntansi Aset dan Liabilita

s Pengampunan Pajak 14 September 2016

45 ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perj

anjian Mengandung Suatu Sewa 27 Agustus 2014

46 ISAK 9 Perubahan atas Liabilitas Akti vitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Li abilitas Serupa

(25)

25

47 ISAK 10 Program Loyalitas Pelangga

n 27 Agustus 2014

48 ISAK 11 Distrubusi Aset Nonkas kep

ada Pemilik 27 Agustus 2014

49 ISAK 13 Lindung Nilai Investasi Neto

dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri 27 Agustus 2014

50 ISAK 14 Aset Tak berwujud –  Biaya Situs Web

27 Agustus 2014

51 ISAK 15 PSAK 24 – 

Batas Aset Imbalan Pasti, Persyarata n Pendanaan Minimum

, dan Interaksinya

1 Oktober 2014

52 ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa 27 Agustus 2014 53 ISAK 17 Laporan Keuangan Interim d

an Penurunan Nilai 27 Agustus 2014

54 ISAK 18 Bantuan Pemerintah –Tidak Berelasi Spesifk dengan Aktivitas Op erasi

(26)

55 ISAK 19 Penerapan Pendekatan Peny ajian Kembali dalam PSAK 63: Pelapo ran Keuangan dalam Ekonomi Hiperi nfasi

27 Agustus 2014 56 ISAK 20 Pajak penghasilan – P

erubahan dalam Status Pajak E ntitas atau Para Pemegang Saham nya

27 Agustus 2014

57 ISAK 21 Perjanjian Konstruksi Real E

stat 18 Mei 2011

58 ISAK 22 Perjanjian Konsesi Jasa: Pen

gungkapan 27 Agustus 2014

59 ISAK 23 Sewa Operasi –Insentif 27 Agustus 2014 60 ISAK 24 Evaluasi Substansi B

eberapa Transaksi yang Melibatkan  Suatu Bentuk Legal Sewa

(27)

27

61 ISAK 25 Hak atas Tanah 29 November 2011 62 ISAK 26 Penilaian Kembali

 Derivatif Melekat

27 Agustus 2014

63 ISAK 27 Pengalihan Aset dari Pelang

gan 27 Agustus 2014

64

ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keua ngan dengan Instrumen Ekuitas

(28)

65 ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan T anah 

d

alam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka

27 Agustus 2014

66 ISAK 30 Pungutan 28 Oktober 2015 67 PPSAK 1 Pencabutan PSAK 32: Akunt

ansi 

Kehutanan

, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jas a Telekomunikasi, dan PSAK 37: Aku ntansi Penyelenggaraan 

Jalan Tol

16 Juni 2009

68 PPSAK 2 Pencabutan PSAK 41: Akunt ansi Waran dan  PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang

5 Desember 2009 69 PPSAK 3 Pencabutan PSAK 54: Akunt

ansi Rekstrukturisasi Utang Piutang Bermasalah

(29)

29

70 PPSAK 4 Pencabutan PSAK 31: Akuntan si Perbankan, PSAK 42:Akuntansi Perus ahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Per usahaan Reksa Dana

15 Desember 2009

71 PPSAK 5 Pencabutan ISAK 6: Interpreta si atas paragraf 12 dan 16 PSAK 55 (199 9) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing

15 Desember 2009

72 PPSAK 6 Pencabutan PSAK 21: Akuntan si Ekuitas, ISAK 1: Penentuan Harga Pas ar Dividen; ISAK 2

: Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham,

 dan ISAK 3:

 Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan

1 Februari 2011

73 PPSAK 7 Pencabutan PSAK 44: Akuntan

(30)

75 PPSAK 9 Pencabutan ISAK 5: Interpr etasi atas Paragraf 14 PSAK 50 (1998 ) Tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investa

si Efek dalam Kelompok Tersedia u ntuk Dijual

20 Desember 2011

76 PPSAK 10 Pencabutan PSAK 51: Aku ntansi 

Kuasi Reorganisasi

20 Desember 2011

77 PPSAK 11 Pencabutan PSAK 39: Aku

ntansi Kerja Sama Operasi 28 Juni 2011

78 PPSAK 12 Pencabutan PSAK 33: Akti vitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum

12 Juli 2013 74 PPSAK 8 Pencabutan PSAK 27:Akunt

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis model secara terpisah berdasarkan tiap faktor kepribadian menunjukkan bahwa faktor keramahan dan keterbukaan relatif tahan terhadap respons tipuan yang

yang telah memberikan nikmat dan keridhaan-Nya sehingga Laporan Skripsi dengan Judul Analisis Matrix Acidizing dengan konsentrasi HCL 15 % pada sumur KTB-X di

Tahapan analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi lima tahap (Gambar 2) yaitu: 1) Identifikasi dan pemetaan wilayah endemik kekeringan untuk pengelolaan risiko

Dari Tabel 6, hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah bahwa nilai F hitung adalah 30, 655 dan F tabel sebesar 2, 74 artinya F hitung > F tabel atau signifikansi

Nama mitra transaksi yang merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak Nilai total transaksi dengan menyebutkan mata uang yang digunakan Metode

Perkosaan adalah suatu tindakan kriminal di saat korban dipaksa untuk melakukan hubungan seksual di luar kemauannya sendiri, kejahatan dalam bentuk perkosaan

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menanggani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat setra

"Validation of LC for the Determination of -Mangostin in Mangosteen Peel Extract: A Tool for Quality Assessment of Garcinia mangostana L.", Journal of..