PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2009-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Akhir Program Sarjana
Disusun Oleh:
Rukniati Rustandi
0707549
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan
Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Disusun oleh : Rukniati Rustandi Pembimbing 1 : Drs. Nono Supriatna, M.Si Pembimbing 2 : Arvian Triantoro, S.Pd., M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan (profitabilitas, produktivitas, dan nilai pasar). Profitabilitas di ukur dengan Return On Asset (ROA), produktivitas diukur dengan Asset Turn Over (ATO), dan nilai pasar diukur dengan Market to Book Value (MB). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diukur dengan menggunakan VAIC™, sedangkan variabel dependennya adalah ROA, ATO, dan MB.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif verifikatif. Data diperoleh dari perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian tahun 2009-2011. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampling jumlah sampel yang digunakan adalah 7 perusahaan retail. Penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana untuk menganalisis data.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas, intellectual capital berpengaruh secara negatif terhadap produktivitas, dan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai pasar.
Kata kunci : Intellectual Capital, Kinerja Keuangan, Profitabilitas,
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
The Influence of Intellectual Capital to Financial Performance at Retail Company Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) year period 2009 - 2011
Compiled by : Rukniati Rustandi First Supervisor : Drs. Nono Supriatna, M.Si Second Supervisor : Arvian Triantoro, S.Pd., M.Si
ABSTRACT
The research aims to examine the influence of intellectual capital to company’s financial performance (profitability, productivity, and market valuation. Profitability measured by Return On Asset (ROA), productiviy measured by Asset Turn Over (ATO), and market valuation measured by Market to Book Value (MB). Independent variabel used in this research is intellectual capital which measured by VAIC™, while dependent variable are ROA, ATO, and MB.
In this research, the authors used a quantitative verificative. Data obtainable from retail company listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) year period 2009-2011. The samples in this research using the method of purposive. Based on sampling criteria the final sample in this research is 7 retail companies. This research use simple linear regression for data analysis.
From the research that has been done shows that intellectual capital has positive influence to profitability, intellectual capital has negative influence to productivity, and intellectual capital has no effect to market valuation.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…….……….… i
UCAPAN TERIMA KASIH ………...……… ii
DAFTAR ISI………. v
DAFTAR TABEL ………...vii
DAFTAR GAMBAR ………..…………..……... x
DAFTAR GRAFIK ………. ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang….………..………1
1.2 Rumusan Masalah……….……14
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..………..……15
1.4 Kegunaan Penelitian………..……….. 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka………...………..17 2.1.1Resourch Based Theory……….………..17
2.1.2Intellectual Capital…….……….………...19
2.1.3Value Added Intellectual Coefficient (VAIC)………...…… 26
2.1.4Kinerja Keuangan Perusahaan……….……….30
2.1.5 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan……….... 35
2.2 Kerangka Pemikiran ……….……….. 42
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian……….………..53
3.2 DesainPenelitian………... 53
3.2.1 Metode Penelitian………... 53
3.2.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel………54
3.2.2.1 Variabel Independen (variabel x)………55
3.2.2.2 Variabel Dependen (variabel y) ………..58
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian………. 59
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data………. 61
3.2.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis……….. 62
3.2.5.1 Statistik Deskriptif………...62
3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik………...63
3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis………. 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian..……… .………..73
4.1.1 Pengumpulan Data………..73
4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian……….74
4.1.2.1 Gambaran Intellectual Capital……… 74
4.1.2.2 Gambaran Kinerja Keuangan Perusahaan ………..77
4.1.3 Hasil Analisis Statistik………79
4.1.3.1 Hasil Statistik Deskriptif……….79
4.1.3.2 Hasil Uji Normalitas………81
4.1.3.3 Hasil Uji Heterokedastisitas………82
4.1.3.4 Hasil Uji Autokorelasi ………84
4.1.3.5 Hasil Uji Linearitas ……….86
4.1.4 Hasil Pengujian Hipotesis ………..89
4.1.4.2 Pengujian Hipotesis 2 ……….95
4.1.4.3 Pengujian Hipotesis 3 ……….99
4.2 Pembahasan……….104
4.2.1 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas ………104
4.2.2 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Produktivitas ……….105
4.2.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar ……….107
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……....……… .………..109
5.3 Saran ………...110
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Market Value dan Assets (in billion dollars)………...……..….3
Tabel 1.2 Pertumbuhan Penjualan Bersih perusahaan retail………...…...……7
Tabel 1.3 Net Profit Margin dan Harga Saham………...……..…….8
Tabel 1.4 Kinerja Keuangan Perusahaan Retail Tahun 201...……..………10
Tabel 2.1 Kerangka Kerja Pengukuran Intellectual Capital………...…………..…24
Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian Empiris………..…………..…...39
Tabel 3.1 Ikhtisar Variabel Variabel X………...………..52
Tabel 3.2 Ikhtisar Variabel Variabel Y………...………....…..54 Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Retail………..………...55
Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel………..………...71
Tabel 4.2 Data Intellectual Capital Perusahaan Retail………..………...73
Tabel 4.3 Data Kinerja Keuangan Perusahaan Retail………...75
Tabel 4.4 Hasil Statistik Deskriptif………..………..………...77
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas………..………...79
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ROA………..…………...………...83
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ATO………..…………...………...83
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi MB………..…………...……..………...84
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Pearson………..…………...…...…………...88
Tabel 4.10 Hasil Regresi Linear Sederhana ROA………...………...89
Tabel 4.11 Hasil Uji t ROA………...……….…….…...91
Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinasi ROA……….…..……….…….…...92
Tabel 4.14 Hasil Uji t ATO………...………...…….…….…...96
Tabel 4.15 Hasil Koefisien Determinasi ATO……….………….…….…...97
Tabel 4.16 Hasil Regresi Linear Sederhana MB………….………...………...98
Tabel 4.17 Hasil Uji t MB………...….……….…….…...100
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas ROA………...………80
Grafik 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ATO………...………81
Grafik 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas MB………...………82
Grafik 4.4 Hasil Uji Linearitas ROA………...…………...………85
Grafik 4.5 Hasil Uji Linearitas ATO………...…………...………86
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ekonomi membawa dampak
perubahan yang nyata terhadap pengelolaan bisnis dan penentuan strategi
bersaing. Agar dapat terus bertahan, perusahaan-perusahaan harus dengan cepat
mengubah bisnis berdasarkan pada tenaga kerja (labour based bussines) menuju
bisnis berdasarkan pada pengetahuan (knowledge based bussines), sehingga
karakteristik perusahaan berubah menjadi knowledge based bussines. Seiring
dengan adanya perubahan ekonomi menjadi berkarakteristik ilmu pengetahuan
dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management), maka
kemakmuran suatu perusahaan bergantung pada suatu penciptaan transformasi
dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono dan Kadir, 2003:35).
Pada manajemen yang berbasis pengetahuan (knowledge management),
keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan tidak lagi ditentukan oleh
kepemilikan dan penggunaan modal konvensional seperti sumber daya alam,
sumber daya keuangan, dan aktiva fisik lainnya, tetapi lebih pada modal yang
berbasis ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi. Rupert (dalam Sawarjuwono
pengetahuan dan teknologi, maka dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan
sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan
menimbulkan keunggulan kompetitif di dalam persaingan.
Menurut Barney (dalam Ariawan, 2011:55) mengemukakan keunggulan
kompetitif didapat dengan mengimplementasikan strategi yang mengeksploitasi
keunggulan internal perusahaan, merespon kesempatan dari lingkungan sekitar
dan menetralisir ancaman dari luar. Teori Resource-Based View yang dipelopori
oleh Barney (dalam Mualim, 2009:2) berpandangan bahwa nilai ekonomis dan
keunggulan bersaing sebuah perusahaan terletak pada kepemilikan dan
pemanfaatan secara efektif sumber daya organisasi yang mampu menambah nilai
(valuable), bersifat langka (rare), sulit untuk ditiru (imperfectly immitable) dan
tidak tergantikan oleh sumberdaya lain (non- substitutable). Oleh karena itu,
strategi bersaing diletakkan pada upaya-upaya mencari, mendapatkan,
mengembangkan dan mempertahankan sumber daya strategis. Sumber daya
strategis yang dimaksud adalah Intellectual capital.
Perkembangan knowledge based bussines yang secara prinsip dikendalikan
oleh informasi dan pengetahuan, telah memincu tumbuhnya minat dalam
intellectual capital (Stewart, 1999:25). Area yang menarik perhatian akademisi dan praktisi adalah manfaat intellectual capital sebagai salah satu alat untuk
menentukan nilai perusahaan dan kontribusinya dalam peningkatan kinerja
perusahaan. Salah satu ukuran yang digunakan secara luas mengenai kontribusi
(2007: 28) adalah “the value of an asset as recorded in the company’s balance
sheet”. Sedangkan market value (nilai pasar) adalah “the value of an asset, a
share, a product or a company if sold today” (Collin, 2007: 141). Selanjutnya menurut Martin et. al. (2001: G- 8) mengatakan bahwa “market value is the value
observed in the market place, where buyers and sellers negotiate a mutually acceptable price for the assets”. Oliveras dan Kasperskaya (2002:5) mengungkapkan meskipun aktiva tetap berkurang secara signifikan, penghargaan
pasar terhadap value suatu perusahaan tidak akan ikut berkurang seperti pada
tabel 1.1 Market value yang lebih besar dari book value mengindikasikan terdapat
hidden value yang ikut berperan dalam peningkatan kinerja perusahaan yaitu intellectual capital. Hal ini ditegaskan oleh Sveiby (1997), Edvinsson dan Malone
(1997) serta Lev (2001) dalam Lonnqvist (2002: 283) bahwa “the difference between market value and book value was considered to be the result of the company’s intellectual capital or intangible assets”.
Tabel 1.1
Market Value dan Assets (in billion dollars)
Company Market
Value
Revenue Profits Net Assets Hidden
Value
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa market value terjadi karena
masuknya konsep intellectual capital yang merupakan faktor utama yang dapat
Tabel 1.1 perusahaan Microsoft memiliki hidden value besar yaitu sebesar 94%
hal ini menunjukkan aplikasi komputer yang diproduksi oleh Microsoft, dimana
produk yang dihasilkan dibuat berdasarkan kemapuan intellectual capital dari
karyawannya.
Intellectual capital merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja di Indonesia tetapi juga dilingkungan bisnis global, hanya beberapa negara maju
yang telah menerapkan konsep ini, contohnya Australia, Amerika dan Rusia. Pada
umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jawaban yang tepat
mengenai nilai lebih apa yang dimiliki perusahaan (Mualim, 2009:11). Nilai lebih
ini sendiri dapat berasal dari kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai
pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan (Mualim, 2009:11). Nilai lebih ini
dihasilkan oleh intellectual capital yang dapat diperoleh dari budaya
pengembangan perusahaan maupun kemampuan perusahaan dalam memotivasi
karyawannya sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat meningkat.
Dengan adanya pengelolaan dari intellectual capital sebagai nilai tambah di
dalam perusahaan, dapat diketahui pengaruhnya terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Apabila pengelolaan intellectual capital semakin baik maka kinerja
perusahaan akan semakin meningkat. Hal tersebut telah dibuktikan secara empiris
oleh beberapa penelitian tentang hubungan intellectual capital dengan kinerja
keuangan perusahaan, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Penelitian tersebut
dilakukan oleh Firrer dan Williams (2003), Chen et al. (2005), Tan et al. (2007),
Suhendah (2007), Ulum (2008), Gan dan Saleh (2008), Gosh dan Mondal (2009),
yang beragam mengenai hubungan intellectual capital dengan kinerja keuangan
perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan adanya perbedaan di dalam sampel
penelitian, variabel intellectual capital yang digunakan, maupun alat analisisnya.
Penelitian Suhendah (2007) menggunakan kinerja perusahaan yang terdiri
dari tiga bagian, yaitu profitabilitas digambarkan dengan Return On Asset (ROA),
produktivitas digambarkan dengan Asset Turn Over (ATO), dan nilai pasar
digambarkan dengan Market to Book Value (MB). Hasilnya menyatakan bahwa
tidak ada pengaruh positif antara intellectual capital terhadap kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuryanto
dan Syafruddin (2008), dan Ayu (2010).
Namun, hasil penelitian yang berbeda dihasilkan oleh Firrer dan Williams
(2003), Chen et al. (2005) , tan et al. (2007) serta Ulum (2008). Firrer dan
Williams menggunakan kinerja perusahaan yang sama dengan Suhendah (2007),
namun penelitian ini menghasilkan intellectual capital berpengaruh terhadap
kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2005) yang
merupakan pengembangan dari penelitian Firrer dan Williams (2003)
membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar dan
kinerja keuangan, Chen et al. (2005) menggunakan variabel kinerja keuangan
perusahaan yang digambarkan oleh Market to Book Value (MB), Return On
Equity (ROE), Return On Asset (ROA), Grownth in Revenue (GR) dan Earning Per Share (EPS). Serupa dengan penelitian Chen et al. (2005), Tan et al. (2007)
secara positif terhadap kinerja keuangan perusahaan maupun kinerja keuangan
perusahaan di masa yang akan datang.
Semua jenis industri secara luas tergantung pada penggunaan knowledge
sebagai bagian dari input. Tidak hanya industri keuangan, asuransi dan
komunikasi yang disebut “knowledge-based industries” saja yang bergantung
pada penggunaan knowledge begitu juga dengan industri retail yang sangat
bergantung pada knowledge agar dapat bersaing dengan memiliki keunggulan
kompetitif.
Retail merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya
penjualan langsung pada konsumen akhir. Bisnis Retail didefinisikan sebagai
mata rantai terakhir dalam melakukan kegiatan penjualan barang dan jasa dari
produsen sampai kepada konsumen akhir (Sopiah dan Syihabudhin, 2008:7).
Seiring bangkitnya perekonomian global dan minat belanja konsumen yang sangat
tinggi, maka bisnis di sektor retail sangat menjanjikan. Menurut pengamat
ekonomi, Fauzi Ichsan (dalam Republika, 27 februari 2012) menyatakan bahwa
“sektor retail adalah sektor yang akan terus tumbuh meskipun terjadi krisis
global, hal ini dikarenakan karena sektor retail pertumbuhannya ditopang
pertumbuhan PDB dan suku bunga global yang rendah”.
Industri retail memegang peranan yang sangat penting karena memberikan
banyak kontribusi dalam menyerap tenaga kerja, sehingga bisa mengurangi angka
pengangguran (Sopiah dan Syihabudhin, 2008:110). Berdasarkan data yang
didapat dari Kompas pada bulan Maret 2012 bahwa perkembangan retail di
terlihat dari penjualan retail yang mengalami peningkatan hingga 12% pada 2010.
Pada tahun 2011 mengalami peningkatkan hingga mencapai 15%. Sedangkan
pada tahun 2009 peningkatkan hanya sebesar 0,02%. Hal ini merupakan akibat
dari krisis global sehingga daya beli konsumen menurun karena rupiah melemah.
Namun pertumbuhan kembali meningkat cukup besar pada tahun 2010.
Investasi langsung di sektor perdagangan juga mengalami peningkatan yang
tajam. Hal ini terlihat dari realisasi investasi domestik pada tahun 2009, di sektor
perdagangan mencapai Rp 1,4 triliun atau meningkat sebesar 142,4% dari tahun
2008, sedangkan investasi luar negeri tahun 2009 mencapai 706 juta dollar AS
atau meningkat sebesar 21,3% dari tahun 2008. Meningkatnya angka investasi
tersebut berpengaruh positif bagi perekonomian Indonesia karena dapat menyerap
tenaga kerja yang tidak sedikit, hal ini terlihat dari sektor perdagangan, hotel, dan
restoran yang mampu menyerap 20,9% jumlah tenaga kerja nasional. Oleh sebab
itu bisnis di sektor retail sangat menjanjikan (Kompas,Mei 2010). Berikut
disajikan tabel pertumbuhan penjualan bersih perusahaan retail yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.
Tabel 1.2
Pertumbuhan Penjualan Bersih Perusahaan Retail yang Terdaftar di BEI Tahun 2009
(MPPA)
PT. Metro Supermarket Reality Tbk (MTSM)
23.344.789 23.141.990 (0,87)
PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
Sumber : Kompas Thiono Mei 2010, diolah
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2009, 5 dari 9 perusahaan retail
di pasar modal mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang negatif, sedangkan
4 perusahaaan lainnya mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang positif.
Tabel 1.2 menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan retail mengalami
pertumbuhan penjualan bersih yang negatif, hal ini dipengaruhi krisis keuangan
global pada tahun 2008-2009, yang mengakibatkan melemahnya daya beli
masyarakat karena mata uang Rupiah.
Meskipun banyak perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan
bersih yang negatif, namun hal ini tidak mempengaruhi harga saham perusahaan
tersebut, hal ini diperlihatkan oleh Tabel 1.3
Tabel 1.3 Net Profit Margin dan Harga Saham
Perusahaan Retail yang Terdaftar di BEI Tahun 2008 dan 2009 Perusahaan Retail Net Profit Margin ( % )
PT. Metro Supermarket
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa perusahaan retail Hero Supermarket Tbk
(HERO), Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), Matahari Putra Prima Tbk (MPPA),
Metro Supermarket Reality Tbk (MTSM) dan Sona Topas Tourism Tbk (SONA)
mengalami kenaikan harga saham sebagai akibat dari naiknya pendapatan bersih
pada tahun 2008 ke tahun 2009. Hal ini berbanding terbalik di beberapa
perusahaan seperti Alfa Retailindo Tbk (ALFA) dan Ramayana Lestari Sentosa
Tbk (RALS) yang justru mengalami kenaikan harga saham ketika pendapatan
bersih menurun. Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan harga saham
tertinggi pada tahun 2008 sebesar Rp 5.714, sedangkan harga saham terkecil di
bukukan oleh Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO) sebesar Rp 58,4. Sedangkan
kenaikan harga saham paling tinggi di catat oleh Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
yang mengalami kenaikan sebesar 300% harga saham pada tahun 2008 sebesar Rp
282,2 dan saham pada tahun 2009 sebesar Rp 695,2.
Perusahaan retail sebagai entitas bisnis memiliki tujuan mengejar
keuntungan sebesar-besarnya. Diperlukan pengelolaan yang baik untuk menjamin
kelancaran pendapatan dan kepastian keberlangsungan usaha. Manajemen
berusaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan manajemen dapat
dan dianalisa, karena kinerja keuangan mencerminkan kondisi keuangan dan
informasi mengenai pemanfaat sumber daya yang ada. Ada tiga jenis rasio
keuangan yang umum digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu
perusahaan, yaitu rasio profitabilitas, produktivitas, dan nilai pasar. Rasio
profitabilitasdi gambarkan oleh Return on Assets (ROA), produktivitas di gambarkan oleh Asset Turnover (ATO), dan nilai pasar yang di gambarkan oleh
Market to Book Value (MB). Kinerja keuangan yang dibukukan oleh perusahaan
retail selama tahun 2010, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.4 Kinerja Keuangan Perusahaan Retail Tahun 2010
No. Nama Perusahaan ROA ATO MB
1. Alfa Retailindo Tbk (ALFA) (0,11) 2,33 1947,10 2. Hero Supermarket Tbk (HERO) 0,06 2,35 465,02 3. Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 0,05 1,22 304,59 4. Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) 0,03 0,97 393,42 5. Metro Supermarket Reality Tbk (MTSM) 0,002 0,21 521,35 6. Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) 0,10 1,34 1364,81 7. Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO) (1,64) 4,18 1000 8. Sona Topas Toursim Industry Tbk (SONA) 0,05 1,04 1050,79 Sumber : www.idx.com, diolah
Tabel 1.4 menunjukan bahwa Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
merupakan perusahaan yang memperolah ROA paling besar, yaitu sebesar 0,10.
Rasio ROA memberikan ukuran atas profitabilitas perusahaan untuk
menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperolah laba. Semakin besar nilai ROA maka semakin baik, karena tingkat
pengembaliannya semakin besar. Nilai ATO terbesar di catatkan oleh Rimo Catur
Lestari Tbk (RIMO) sebesar 4,18. Rasio ATO memberikan ukuran atas
produktivitas perusahaan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan di dalam
yang mencatat sebagai MB terbesar adalah Alfa Retailindo Tbk (ALFA) sebesar
1947,10. Rasio MB menunjukkan tingkat ketertarikan para investor terhadap
saham tertentu, hal ini menjelaskan bahwa para investor lebih banyak tertarik
menanamkan modalnya pada perusahaan ALFA dibandingkan perusahaan retail
lainnya.
Penjelasan mengenai kinerja keuangan perusahaan retail pada Tabel 1.4
menunjukkan bahwa perusahaan Alfa Retailindo Tbk (ALFA) memiliki
profitabilitas bernilai negatif namun hal ini tidak mempengaruhi nilai pasar
perusahaan, karena ALFA merupakan perusahaan yang memiliki nilai pasar
paling tinggi. Hal ini mengungkapkan meskipun profitabilitas negatif
penghargaan pasar terhadap ALFA tidak ikut berkurang. Menurut penelitian yang
telah dilakukan oleh Abidin (2000) nilai pasar yang tinggi terjadi karena
masuknya konsep intellectual capital yang merupakan faktor utama yang dapat
meningkatkan nilai suatu perusahaan. Sumber daya tidak berwujud lebih
memungkinkan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif karena seringkali
benar-benar langka dan lebih menyulitkan bagi pesaing untuk ditiru.
Penerapan intellectual capital merupakan sesuatu yang masih baru di
industri retail. Pada umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jawaban
yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki perusahaan. Nilai lebih ini
sendiri dapat berasal dari kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai pada
loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Nilai lebih ini dihasilkan oleh
produktivitas perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan dapat meningkat. Nilai
lebih ini sangat diperlukan oleh perusahaan retail dalam menghadapi persaingan
di pasar domestik dan regional. Sangatlah penting untuk diketahui seberapa
besarnya pengaruh intellectual capital pada kinerja keuangan perusahaan retail,
karena intellectual capital adalah sumber keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan (Bontis, 2001:274). Selain itu sangat perlu diketahui seberapa
besar pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan industri retail,
sehingga perusahaan-perusahaan retail mampu meningkatkan daya saingnya.
Adanya kesulitan di dalam pengukuran intellectual capital secara langsung
mengakibatkan Pulic (1998) memperkenalkan pengukuran intellectual capital
secara tidak langsung dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient
(VAIC), yaitu suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai
hasil dari kemampuan intelektual perusahaan. Sumber daya perusahaan yang juga
merupakan komponen utama dari VAIC adalah physical capital (VACA –
Value Added Capital Employed), human capital (VAHU – Value Added Human
Capital), structural capital (STVA – Structural Capital Value Added).
Pulic (dalam Solikhah, 2010:5) menyatakan bahwa VAIC dianggap
memenuhi kebutuhan dasar ekonomi kontemporer dari “sistem pengukuran” yang
menunjukan nilai sebenarnya dan kinerja suatu perusahaan, karena tujuan utama
dalam ekonomi berdasarkan knowledge based business adalah untuk menciptakan
value added. Sedangkan untuk menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang
tepat tentang physical capital (dana-dana keuangan) dan intellectual potential
melekat pada mereka). Penciptaan value added pada perusahaan memungkinkan
benchmarking dan dapat memprediksi kemampuan perusahaan di masa yang akan
datang. Selain bagi perusahaan, value added sangat berguna bagi stakeholder
yang berada di dalam value creation process (pemberi kerja, karyawan,
manajemen, inverstor, pemegang saham, dan mitra bisnis) dan dapat diterapkan
pada semua tingkat aktivitas bisnis. VAIC dapat menunjukan bagaimana
physical capital dan intellectual potential telah secara efisien dimanfaatkan oleh
perusahaan.
Hasil penelitian dari Firer dan Williams (2003), Chen et al. (2005), Tan et
al. (2007), Suhendah (2007), Kuryanto dan Syafruddin (2008), Ulum (2008), serta
Ayu (2010) masih menunjukkan hasil yang kontradiktif dan bervariasi, sehingga
penulis tertarik untuk mengkaji ulang dengan melakukan penelitian mengenai
pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam
lingkungan industri yang berbeda dengan menggunakan pendekatan yang sama.
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Tan et al. (2007) dengan
sedikit modifikasi yang merupakan adopsi dari penelitian Firrer dan Williams
(2003). Modifikasi yang dimaksud adalah proksi atas ukuran kinerja keuangan.
Tan et al (2007) menggunakan Return On Equity (ROE), Earning Per Share
(EPS) dan Annual Stock Return (ASR). Sedangkan penelitian ini menggunakan
Return On Asset (ROA), Asset Turn Over (ATO), dan Market to Book Value
(MB) yang mengacu pada penelitian Firrer dan Williams (2003). Pemilihan ROA,
ATO dan MB sebagai indikator untuk kinerja keuangan perusahaan karena tiga
(MB) agar penelitan ini dapat mendapatkan hasil yang komprehensif mengenai
kinerja keuangan perusahaan, tidak melihat dari nilai pasar saja. Perbedaan lain
penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan, yaitu lokasi
penelitian, objek penelitian, periode penelitian dan metode penelitian.
Penelitian Tan et al. (2007) melakukan penelitian pada seluruh perusahaan
yang terdaftar di Singapore Stock Exchange (SGX) dari berbagai jenis industri.
Sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Sedangkan untuk alat analisis penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear sederhana.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan sebelumnya, penulis
mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakahintellectual capital berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek
2. Apakah intellectual capital berpengaruh secara positif terhadap
produktivitas (ATO) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
3. Apakah intellectual capital berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar
(MB) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran
mengenai intellectual capital dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan, dan
dengan tujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas
(ROA) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap produktivitas
(ATO) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
4. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar (MB)
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa kegunaan baik
secara akademis maupun praktis, antara lain:
1. Aspek Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
serta dapat dijadikan berbagai bahan kajian dalam pengembangan lebih
lanjut khususnya mengenai intellectual capital dan kinerja keuangan
perusahaan.
2. Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan –
perusahaan untuk lebih memperhatikan dan mengembangkan intellectual
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan dengan indikator kinerja keuangan berupa profitabilitas
(ROA), produktivitas (ATO), dan nilai pasar (MB) pada perusahaan retail yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yang menjadi variabel bebasnya adalah
intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC, sedangkan yang menjadi
variabel terikatnya adalah kinerja keuangan perusahaan. Objek dalam penelitian
ini adalah perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan obyek dan subjek penelitian tersebut, maka data yang diperoleh akan
dianalisis untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang diwakili oleh ROA, ATO, dan MB.
3.2 Desain Penelitian
Menurut Jogiyanto (2007:53) desain penelitian adalah “rencana dari
valid, objektif, efisien, dan efektif “. Dari pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa desain penelitian adalah rencana dan struktur. Sebagai rencana
dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yaitu
penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari
perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan
hipotesis sampai rancangan analisis data yang dituangkan secara tertulis ke dalam
bentuk usulan atau proposal penelitian. Desain penelitian dapat di ibaratkan
sebagai peta alur bagi peneliti untuk menuntun agar proses penelitian berlangsung
dengan benar sesuai tujuan. Oleh karena itu, desain penelitian sangat penting
dalam penelitian. Berikut langkah-langkah dalam desain penelitian ini:
1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian;
2. Merumuskan masalah penelitian;
3. Menjelaskan definisi dan metode pengukuran variabel;
4. Menentukan teknik pemilihan sampling dan instrumen pengumpulan data;
5. Melakukan pengolahan data;
6. Menjelaskan metode analisis data;
7. Membuat laporan tentang hasil penelitian.
3.2.1 Metode Penelitian
Menurut Nazir (2003:44), “metode penelitian merupakan suatu metode yang
memandu peneliti untuk melakukan penelitian secara terurut dan bagaimana
menurut Sugiyono (2010:2), “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dari kedua
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian dapat memberikan
gambaran mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan agar mencapai tujuan
dan kegunaan penelitian. Pemilihan metode penelitian yang tepat dapat membantu
peneliti dalam memecahkan masalahnya.
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah
metode deskriptif dan kausal. Pengertian metode deskriptif menurut Nazir
(2003:54) adalah “suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek,
set kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang yang
bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki”. Sedangkan metode kausal (Umar, 2003:30) adalah “metode yang
bertujuan menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.
Berdasarkan pengertian tersebut, kedua metode ini diambil karena sesuai
dengan tujuan penelitian yang dilakukan, yaitu ingin menguji pengaruh
intellectual capital terhadap kinerja pada penelitan-penelitian sebelumnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan.
3.2.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Menurut Nazir (2003:92), “operasionalisasi variabel adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberi arti atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut”. Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel adalah memberikan
gambaran atau arti pada variabel-variabel penelitian sehingga dapat diukur,
dianalisa, dan ditarik kesimpulannya.
Agar penulisan ini lebih terarah maka perlu ditekankan variabel-variabel
yang akan diteliti, dengan cara diberi batasan-batasan. Berdasarkan judul yang
diajukan, yaitu “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan” terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel
dependen yang akan dijelaskan di sub bab berikutnya.
3.2.2.1 Variabel Independen (variabel X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
tidak bebas atau yang fungsinya menerangkan variabel lainnya. Dalam penelitian
ini variabel independennya adalah intellectual capital. Intellectual capital
menurut Ulum (2009:24) adalah “sumber daya berupa pengetahuan seperti
pelanggan, kompetensi karyawan, dan teknologi dimana perusahaan dapat
menggunakannya dalam proses penciptaan nilai”. Intellectual capital di proksikan
pengukuran pokok untuk ketiga variabel independen dalam penelitian ini.
Pulic (1998) mengukur kinerja intellectual capital dengan value added yang
diciptakan oleh physical capital, human capital, dan structural capital. VAIC
merupakan gabungan dari ketiga indikator value added yang dapat dinyatakan
sebagai berikut:
1. Value Added Capital Employed (VACA)
VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan ekuitas
perusahaan (CE), rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit
dari CE terhadap value added organisasi. Pemanfaatan ekuitas perusahaan (CE)
merupakan bagian dari pemanfaatan intellectual capital perusahaan karena VACA
merupakan indikator kemampuan intelektual perusahaan dalam mengelola dan
memanfaatkan modal fisik secara lebih baik (Ulum, 2008:39). Formulasi
menghitung Value Added Capital Employed (VACA) adalah sebagai berikut:
Pertama menghitung Value Added (VA). VA dihitung sebagai selisih antara
output dan input (Pulic, 1999)
VA = OUT – IN
Dimana:
Output (OUT) : Total penjualan dan pendapatan lain.
Input (IN) : Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan). Value Added (VA) : Selisih antara output dan input.
Setelah diperoleh VA, selanjutnya menghitung Value Added Capital Employed
(VACA). VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh salah satu unit
dari physical capital. Rasio ini menunjukan kontribusi yang dibuat oleh setiap
VACA = VA CE Dimana:
VACA : Rasio dari VA dan CE. VA : Value added.
Capital Employed (CE) : Dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih).
2. Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap rupiah yang di investasikan dalam HC terhadap value added organisasi
(Ulum, 2008:39).
VAHU = VA/HC
Dimana:
VAHU : Rasio dari VA terhadap HC. VA : Value added.
Human Capital (HC) : Beban karyawan.
3. Structural Capital Value Added (STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1
rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai (Ulum, 2008:40).
STVA = SC/VA
Dimana:
STVA : Rasio dari SC terhadap VA.
Tabel 3.1
Ikhtisar Variabel, Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel X
Variabel Indikator Pengukuran Skala
Intellectual
Sehingga formulasi perhitungan VAIC™ adalah :
VAIC = VACA + VAHU + STVA
Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi. VAIC dapat juga dianggap sebagai BPI (Business
Performance Indicator). VAIC merupakan penjumlahan dari 3 (tiga) komponen
sebelumnya, yaitu: VACA, VAHU, dan STVA (Ulum, 2008:40).
3.2.2.2 Variabel Dependen (Variabel Y)
Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini
variabel dependennya adalah kinerja keuangan perusahaan. Sucipto (2003:2)
mendefinisikan kinerja keuangan adalah “penentuan ukuran-ukuran tertentu yang
dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba”.
Menurut Firrer dan Williams (2003:348) variabel kinerja keuangan perusahaan
1. Return On Asset (ROA)
Merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam seluruh aktiva untuk menghasilkan keuntungan perusahaan.
ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam
pemanfaatan total assets (Chen et al., 2005:165). ROA dikalkulasi dengan
formula:
ROA = Laba bersih Total aset
2. Asset Turn Over (ATO)
ATO adalah rasio dari total pendapatan terhadap nilai buku dari total aset
(Firrer dan Williams, 2003:352). ATO dikalkulasikan dengan formula:
ATO = Total pendapatan Total aset
3. Market to Book Value (MB)
Menggambarkan perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai
bukunya. MB dikalkulasikan dengan formula:
Tabel 3.2
Ikhtisar Variabel, Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel Y
Variabel Indikator Pengukuran Skala
Kinerja
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:61) adalah “wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek-obyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:130),
mengungkapkan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjekpenelitian”.
Sampel menurut Sugiyono (2009:62) adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.Adapun jenis sampling yang digunakan
adalah purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2007:79) “cara pengambilan
sampel dengan tujuan tertentu”.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan retail yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011. Sedangkan, sampel sengaja dipilih
agar dapat mewakili populasi yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan
memenuhi kriteria sampel berikut ini:
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011;
2. Perusahaan yang memiliki laba bersih positif;
3. Perusahaan tidak delisting dari BEI selama periode tahun 2009 – 2011.
4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan yang telah di audit
selama 3 tahun, yaitu tahun 2009-2011.
Berdasarkan pengertian di atas, maka sampel memenuhi kriteria dari 20
(dua puluh) perusahaan adalah 7 (tujuh) perusahaan retail yang ada di BEI sub
sektor retail trade yang di tujukan pada Tabel 3.3, sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Sampel Perusahaan Retail yang terdaftar di BEI
No Nama Perusahaan Kode BEI
1. PT. Ace Hardware Indonesia Tbk ACES 2. PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk CSAP 3. PT. Hero Supermarket Tbk HERO 4. PT. Mitra Adiperkasa Tbk MAPI 5. PT. Matahari Putra Prima Tbk MPPA 6. PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk RALS 7. PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk SONA Sumber : Diolah dari fact book BEI, 2009-2011.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009:240), teknik pengumpulan data adalah “cara yang
dipakai dalam mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai suatu obyek
penelitian”. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang
disebut dengan teknik pengumpulan data.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik telaah dokumen.
Menurut Sugiyono (2009:240) “dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang”. Dokumen tersebut adalah laporan keuangan akhir
tahun (annual report) perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) yang dimulai dari tahun 2009 sampai tahun 2011.
Data penelitian ini termasuk ke dalam jenis data sekunder. Menurut
Sugiyono (2009:240) “Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai
variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak
lain”. Data sekunder yang digunakan berupa VACA, VAHU, STVA, ROA, ATO,
dan MB yang terdapat di laporan tahunan (annual report) perusahaan-perusahaan
sektor retail yang telah terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2009-2011.
Data sekunder dikumpulkan dengan cara teknik telaah dokumen.
Datadiperoleh melalu website Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id). Dari
sumber tersebut didapat data kuantitatif berupa laporan keuangan tahunan (annual
report) perusahaan retail yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2.5 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2009:147) kegiatan dalam analisis data adalah
“mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
diteliti, melakukan perhitungan menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.
Pada penelitian ini pengumpulan data salah satunya adalah membandingkan
antara data yang ada di lapangan dengan data kepustakaan kemudian dilakukan
analisis untuk ditarik kesimpulan. Adapun analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif
untuk menganalisis tentang pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan. Sedangkan, Analisis statistik untuk menganalisis data sampel yang
digunakan untuk pengujian hipotesis. untuk menganalisis data-data yang telah
diperoleh dan dianalisis lebih lanjut dan untuk pengujian hipotesis.
3.2.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2006). Mean menunjukkan nilai rata-rata.
Maksimum dan minimum menunjukkan nilai terbesar dan terkecil. Analisis
statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung nilai
minimum, maksimum, mean, standar deviasi pada Intelletucal capital yang
dihitung menggunakan metode pulic VAIC™ dan kinerja keuangan diwakili oleh
ROA (profitabilitas), ATO (produktivitas), dan MB (nilai pasar) pada sampel
perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik
Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-
sifat tak bias linier terbaik suatu penaksir (Gujarati, 1995). Selain itu, suatu model
dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila telah lolos
dari serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya. Uji asumsi klasik
merupakan prasyarat untuk melakukan analisis regresi, Uji asumsi klasik yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji
autokorelasi, dan uji multikolinieritas.
3.2.5.2.1 Uji Normalitas
Menurut Gozhali (2006) Uji normalitas adalah “pengujian tentang
kenormalan distribusi data”. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
sebuah regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
terdistribusi secara normal. Untuk mengetahui bentuk distribusi data, bisa
dilakukan dengan grafik distribusi dan analisis statistik. Pengujian dengan grafik
distribusi dilakukan dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006).
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan program SPSS dengan
digunakan dalam uji Kolmogrov Smirnov adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas nilai signifikansi > 0,05 berarti data residual
berdistribusi normal.
b. Jika nilai probabilitas nilai signifikansi < 0,05 berarti data residual tidak
berdistribusi normal.
3.2.5.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan heterokedastisitas,
sedangkan adanya gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan
lain disebut dengan hemokedastisitas (Santosa dan Ashari, 2005).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat menggunakan
metode menggunakan grafik scatterplot antara nilai variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID), dimana sumbu X adalah yang diprediksi dan
sumbu Y adalah residual. Dasar pengambilan keputusan yang diambil adalah
sebagai berikut(Ghozali, 2006):
a. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
3.2.5.2.3 Uji Autokorelasi
Menurut Singgih Santoso (2012:241), “tujuan uji autokorelasi adalah untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya
adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, sepeti bulanan, tahunan, dan
seterusnya, karena itu ciri khusus uji ini adalah waktu (Santoso, 2012:241). Untuk
mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (D-W).
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan
berikut (Santoso, 2012:242):
Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.2.5.2.4 Uji Linieritas
Menurut Singgih Santoso (2012:243), “tujuan uji linieritas untuk
mengetahui apakah dalam sebuah mode regresi linier antara sebuah variabel
independen dengan variabel dependen”. Seharusnya ada hubungan yang bersifat
garis lurus, dengan arah garis ke kanan atas atau ke kanan bawah, antara kedua
variabel tersebut. Jika hubungan tidak linier, dalam arti keduanya mempunyai
hubungan yang hiperbola atau membentuk kurva atau bentuk non linier lainnya,
dependen (Santoso, 2012:243).
Saat menguji liniearitas hubungan variabel independen dengan variabel
dependen harap berhati-hati dengan pengaruh waktu pengambilan data. Pengujian
dilakukan dengan asumsi hubungan kedua variabel bersifat linier dalam waktu
dan kondisi tertentu. Pengujian linieritas harus mempertimbangkan kondisi dan
waktu pengambilan sampel.
3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah menguji apakah intellectual capital
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA), produktivitas (ATO), dan nilai pasar
(MB). Pengujian hipotesis yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis
korelasi person, analisis regresi linier sederhana, uji t, dan koofesien determinasi.
Dalam menguji hipotesis yang telah dikemukakan, peneliti menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Korelasi Pearson
Korelasi termasuk dalam analisis multivariat, karena menyangkut hubungan
antara dua variabel atau lebih, dengan variabel-variabel tersebut dianalisis
bersama-sama. Tujuan analisis korelasi pearson adalah menguji apakah di antara
dua variabel terdapat hubungan yang signifikan; dan jika terdapat hubungan,
bagaimana arah hubungan dan seberapa besar/kuat hubungan tersebut. Analisis
korelasi sering digabung dengan analisis regresi; keduanya berhubungan erat,
hubungan antara dua variabel atau lebih, sedangkan analisis regresi memprediksi
seberapa jauh pengaruh tersebut (Santoso, 2012:197).
Korelasi pearson mempunyai ciri kedua variabel yang akan dicari
korelasinya adalah data kuantitatif, baik interval atau rasio. Berikut rumus dari
korelasi pearson:
∑ ∑ ∑
√( ∑ ∑ ( ∑ ∑ ) )
(Sugiyono, 2009)
Keterangan:
r : Korelasi Pearson
Xi : Skor variabel independen Yi : Skor variabel dependen n : Ukuran sampel
nilai korelasi pearson paling kecil -1 dan paling besar +1. Jika r = korelasi
pearson, maka nilai r dapat dinyatakan secara sistematis -1 ≤ 0 ≤ +1.
Dimana:
Jika r = +1, maka hubungan variabel X dan variabel Y sempurna dan positif.
Jika r mendekati +1, maka hubungan variabel X dan variabel Y sangat kuat
dan positif.
Jika r = -1, maka hubungan variabel X dan variabel Y sempurna dan negatif.
Jika r mendekati -1, maka hubungan variabel X dan variabel Y sangat kuat
dan negatif.
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen(Y). Selain itu analisis
regresi sangat baik digunakan untuk mengetahui kecenderungan perubahan satu
variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier sederhana karena jumlah variabel independen hanya satu,
yaitu intellectual capital yang di proksikan VAIC™, sehingga persamaan regresi
yang terbentuk yaitu:
Y = a + bX
(Sugiyono, 2009:270)
Harga a dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
(Sugiyono, 2009:270)
Harga b dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
(Sugiyono, 2009:270)
Keterangan:
a : Bilangan konstanta
b : Angka arah atau koefisien regresi X : Variabel Dependen
3. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih besar dari t tabel,
membuktikan bahwa variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen (Ghozali, 2006).
√∑ ∑ ∑
√ ∑
Keterangan:
bi : Koefisien regresi
Sbi : Standar deviasi koefisien regresi
Uji statistik t dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh
yang signifikan diantara intellectual capital terhadap kinerja keuangan. Tingkat
signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Penolakan atau
penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Hipotesis diterima bila t hitung lebih kecil dari t tabel.
Selanjutnya dapat dilihat signifikansinya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka signifikan.
2. Jika nilai signifikansi (sig) lebih kecil dari 0,05 maka tidak signifikan.
4. Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi ( ) dilaksanakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam
penelitian ini besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dilihat dari
koefisien standardized yang memberikan nilai path atau jalur. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2006). Dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Kd : Koefisien Determinasi
r : Nilai Koefisien Kolerasi
Nilai Kd berada antara 0 sampai dengan 1:
1. Jika nilai Kd = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y).
dipengaruhi oleh variabel independen (X).
Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1, maka besarnya pengaruh variabel
independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri, dan selebihnya berasal dari
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini berusaha menguji pengaruh secara positif dari intellectual
capital terhadap kinerja keuangan perusahaan (profitabilitas, produktivitas, dan nilai pasar) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengujian ini menggunakan 3 hipotesis, dimana 1 hipotesis diterima (H1)
sedangkan 2 hipotesis yang ditolak (H2 dan H3). Hasil penelitian ini mendukung
bahwa intellectual capital berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) dan intellectual capital berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap produktivitas (ATO). Sedangkan intellectual capital tidak berpengaruh
terhadap nilai pasar (MB). Hal ini mengindikasikan bahwa intellectual capital
pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2009-2011 yang dijadikan sampel mempengaruhi secara positif terhadap
profibilitas (ROA) dan mempengaruhi secara negatif terhadap produktivitas
(ATO).
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Semakin tinggi intellectual capital, maka profitabilitas perusahaan akan
semakin meningkat; berlaku sebaliknya jika intellectual capital rendah , maka
profitabilitas perusahaan akan semakin menurun. Menurut pendekatan
resource based theory, intellectual capital merupakan hal yang sangat
penting agar memiliki keunggulan kompetitif dari perusahaan pesaing. Hasil
temuan pada penelititian ini konsisten dengan Chen et al (2005), Tan et al
(2007), dan Ting dan Lean (2009).
2. Penolakan terhadap Hipotesis ke-2 dapat disimpulkan bahwa intellectual
capital berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap produktivitas
(ATO). Hal ini sesuai dengan Nerdrum (2001) Pengaruh negatif terjadi
karena perusahaan yang telah menggangarkan beban karyawan tinggi
berharap akan mendapatkan value added yang tinggi dari karyawan, tetapi
anggaran yang tinggi jika tidak diimbangi dengan pelatihan dan training
justru akan menurunkan produktivitas perusahaan. Karyawan yang kurang
efektif dan efisien dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan
akan menurunkan produktivitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Suhendah (2007) dan Tarigan (2011).
3. Penolakan terhadap Hipotesis ke-3 dapat disimpulkan bahwa intellectual
capital tidak berpengaruh dan signifikan terhadap nilai pasar (MB). Hal ini
sesuai dengan Sunarsih dan Mendra (2010) yaitu penghargaan pasar pada
suatu perusahaan lebih didasarkan pada sumber daya fisik yang dimiliki,
investor cenderung tidak menitikberatkan pada sumber daya intelektual yang
yang menunjukkan bahwa para investor menilai perusahaan hanya
mempertimbangkan aset fisik.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah penulis sampaikan diatas, terdapat
saran-saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel tidak hanya pada
satu industri saja, melainkan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Sehingga generalisasinya dan uji testnya lebih kuat, dan bisa
menggambarkan intellectual capital pada seluruh perusahaan yang bergerak
di bidang yang berbeda.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji hubungan antar indikator
formatif intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC™, yang terdiri
dari tiga indikator formatif VACA, VAHU, dan STVA. Sehingga dapat
diketahui manakah diantara ketiga indikator formatif VAIC™ yang paling
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode waktu penelitian,
karena periode waktu pada penelitian ini tergolong terlalu singkat sehingga
Rukniati Rustandi, 2013
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. (2000). “Upaya Mengembangkan Ukuran-ukuran Baru”. Media Akuntansi. Edisi 7. Thn. VIII. pp. 46-47.
Accounting Principles Board. (1970). “Intangible Assets, APB Opinion 17”. American Institute of Certified Public Accountants, New York, NY.
Accounting Standards Board. (1997). “Goodwill and Intangible Assets, FRS 10”. Accounting Standards Board, London.
Astuti, P.D. dan A. Sabeni. (2005). “Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance”. Proceeding SNA VII. Solo. pp. 694-707.
Ariawan. (2011). “Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010)”. Juli. Semarang.
Ayu, Wahdikorin. (2010). “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2009”. Juli. Semarang.
Barney, J.B. (1991). “Firm resources and sustainable competitive advantage”. Journal of Management. Vol. 17 No.1. pp. 99-120.
Bontis, W.C.C. Keow, S. Richardson. (2000). “Intellectual capital and business performance in Malaysian industries”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No. 1. pp. 85-100.
_________. (2001). “Assessing knowledge assets: a review of the models used to measure intellectual capital”. International Journal of Technology Management. Vol. 3 No. 1. pp. 41-60.