• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AGAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

AGAMA DAN LINGKUNGAN HIDUP

DISUSUN OLEH:

(130901029) Winda Mey Sari

(140901004) Azizah Dwi Ramadhan

(140901029) Agus Sutiwi

(140901042) Cekwan Kristopel Purba

(140901054) Lia Ariska

(140901065) Yanda Triana

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama dan Lingkungan Hidup” ini. Makalah ini ditulis dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Sosiologi Agama.

Dalam proses penyelesaian makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dony Saputra, selaku asisten dosen mata kuliah Sosiologi Agama.

Penulis berharap pembaca dapat memaklumi kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, Maka dari itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar i

Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1. Pengertian agama 2

2.2. Pengertian Lingkungan Hidup 2

2.3. Persoalan Lingkungan Hidup 4

2.4. Agama dan Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan 5

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap

lingkungan 7

BAB III PENUTUP 9

3.1. Kesimpulan 9

3.2. Saran 9

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Agama dan lingkungan seringkali dipahami secara terpisah. Pemahaman tersebut berkembang selama ini, sehingga agama cenderung tidak memberikan kontribusi yang memadai terhadap kesadaran umat dalam menjaga lingkungan. Agama dan lingkungan dianggap dua hal yang terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain. Sering sekali kita tidak berpikir bahwa agama sangat mempengaruhi keberlangsungan lingkungan hidup. Padahal terdapat hubungan yang erat antara agama dan lingkungan hidup, khususnya pada kontribusi agama dalam mempengaruhi perilaku manusia terhadap persepsi dan tingkah lakunya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup di sekitarnya.

Agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari arti penting menjaga lingkungan sehari-hari. Karena agama mengajarkan setiap umatnya untuk peduli terhadap lingkungan. Agama mengajarkan bagaimana cara menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Bahwa setiap kerusakan alam, lingkungan pada akhirnya akan memberikan dampak buruk jangka panjang kepada diri manusia sendiri.

Secara umum, penelitian tentang agama dan lingkungan telah banyak dikaji, Moehammad Soerjani misalnya menyatakan bahwa pada umumnya kajian tersebut ingin menunjukkan dan menyatakan bahwa agama telah mengatur nilai-nilai terhadap lingkungan. Tetapi kebanyakan kajian tersebut fokus kepada agama dan lingkungan secara teoritis tidak dilengkapi dengan kasus-kasus maupun studi lingkungan dan tidak disertai dengan penelitian terhadap kasus maupun peranjakan asumsi dasar bahwa agama membawa pengaruh terhadap lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana hubungan antara agama dan lingkungan hidup?

1.2.2 Bagaimana agama mempengaruhi lingkungan hidup?

1.3. Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui hubungan agama dan lingkungan hidup

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Agama merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang telah terlembaga berdasarkan nilai dan norma tertentu. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, dan agama juga mengandung mitologi.

Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci.

Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.

2.2 Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia, dengan lingkungan fisik manusia dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan materilnya, dengan lingkungan biologi manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya, dan dengan lingkungan sosial manusia dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya.

(6)

cukup mendapatkan makanan, udara bersih, air bersih dan perlindungan yang dibutuhkan sebagai kebutuhan dasarnya. Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan tidak hidup serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Manusia di sekitar kita adalah bagian dari lingkungan hidup kita masing-masing. Oleh karena itu, kelakuan manusia merupakan unsur lingkungan hidup kita. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan hidup manusia. Begitupun sebaliknya, kehidupan manusia sangat tergantung pada tersedianya sumber daya alam yang memadai dalam lingkungan hidup.

Antara manusia dengan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik, di mana manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya, manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan hidupnya dan ia tidak dapat terpisahkan daripadanya. Eksistensinya terjadi sebagian karena sifat-sifat keturunannya dan sebagian lagi karena lingkungan hidupnya. Interaksi antara dirinya dengan lingkungan hidupnya telah terbentuk seperti ia di dalamnya. Demikianlah pula dengan lingkungan hidup terbentuk oleh adanya interaksi antara lingkungan hidup dengan manusia.

Antara manusia dengan lingkungan hidupnya terdapat hubungan yang dinamis. Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan perubahan dalam kelakuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru. Perubahan dalam kelakuan manusia ini selanjutnya akan menyebabkan pula perubahan dalam lingkungan hidup. Dengan adanya hubungan dinamis-sirkuler antara manusia dan lingkungan hidupnya, dapat dikatakan hanya dalam lingkungan hidup yang baik, manusia dapat berkembang secara maksimal, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan hidup dapat berkembang ke arah yang optimal.

Lingkungan hidup yang berkualitas memiliki konsep yang sangat erat hubungannya dengan konsep kualitas hidup. Suatu lingkungan hidup yang dapat mendukung kualitas hidup yang baik, dikatakan mempunyai kualitas yang baik pula pada lingkungannya. Konsep kualitas hidup adalah derajat terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Makin baik kebutuhan dasar itu dapat dipenuhi oleh lingkungan hidup, makin tinggi pula kualitas lingkungan hidup itu. Perbincangan lingkungan hidup dewasa ini adalah pencemaran oleh industri, pestisida, alat transportasi, erosi, banjir dan kekeringan. Karena masalah-masalah tersebut banyak menganggap bahwa tindakan manusia telah merusak lingkungan hidup, sedangkan segala yang alamiah merupakan lingkungan hidup yang baik. Apabila kita melihat kualitas lingkungan hidup dari kebutuhan dasar, maka anggapan tersebut tidaklah benar.

Selain itu, sumber daya alam juga berpengaruh terhadap terbentuknya kualitas lingkungan hidup. Beberapa jenis sumberdaya alam mempunyai peranan yang sangat vital dalam menentukan kualitas lingkungan hidup. Sumber daya alam itu adalah sumberdaya alam hayati, hewan, tumbuhan, tanah, air, udara dan energi. Sumber daya alam hayati dan hewani

(7)

karena itu air diperlukan dan kuantitas dan kualitas yang memadai dan pada waktu yang tepat. Baik kebanyakan maupun kekurangan air juga akan menimbulkan masalah.

Udara merupakan mesin kehidupan bagi manusia. Akan tetapi karena udara terdapat dalam jumlah yang berlebihan juga berbahaya. Namun, udara yang banyak itu bukanlah tidak terbatas. Hal ini baru disadari ketika terjadi polusi (pencemaran udara) yang berat. Akan tetapi karena efek pencemaran tersebut tidak langsung mematikan, sebagian orang belum menyadari bahwa kualitas lingkungan hidup telah merosot dan orang pun belumlah mengambil tindakan yang nyata. Karena itu dikhawatirkan pencemaran udara akan semakin meningkat dan meluas dengan semakin cepatnya proses industrialisasi dan semakin banyaknya kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi yang berbahaya bagi manusia.

(8)

dan ketidaknyamanan kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora maupun fauna. Ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan tersebut dapat dikatakan sebagai bencana atau kerusakan lingkungan hidup, yang bentuk-bentuknya berupa pencemaran air, pencemaran tanah, krisis keanekaragaman hayati (biological diversity), kerusakan hutan, kekeringan dan krisis air bersih, pertambangan dan kerusakan lingkungan, pencemaran udara, banjir lumpur dan sebagainya.

Contohnya Rencana Pendirian dan penambangan pabrik semen di Rembang PT. Semen Indonesia mendapat tolakan karena masyarakat ingin mempertahankan kelestarian lingkungan. Dan pencemaran udara yang disebabkan pabrik-pabri dan kendaraan bermesin membuat masyarakat melakukan aksi one man one tree untuk memperbaiki udara. Bukan hanya itu pada tanggal 22 April, masyarakat dunia memperingati hari Bumi Sedunia. Majelis Umum PBB pada tahun 1969 mengeluarkan sebuah resolusi Hari Bumi untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia.

2.4. Agama dan Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan

Pembahasan tentang lingkungan hidup pada intinya adalah membahas bagaimana kita sebagai manusia berinteraksi dan bersikap bersahabat dengan alam, hewan, tumbuhan dan lautan. Lingkungan yang serendah-rendahnya yang harus kita perhatikan adalah kebersihan diri, rumah dan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama. Namun selama ini, hanya sedikit dari masyarakat yang menghiraukan lingkungan umum seperti tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan kembali sarana umum setelah dipakai. Hanya sedikit yang peduli terhadap lingkungan sehingga rasa memiliki kebersamaan belum ada.

Lingkungan hidup mencakup cakupan yang luas, yang memiliki manfaat dalam jangka panjang serta pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia. Lingkungan hidup terdiri dari air, tanah dan udara. Oleh karena itu dilakukan program penanaman pohon (seperti; “one man on three, sejuta pohon), dan larangan menebang pohon. Adapun yang dimaksud kesadaran hidup adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan manusia khususnya pemuda masa kini. Karena pada dasarnya penyebab kesadaran lingkungan dalam masyarakat adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai sekarang berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan kepada sistem nilai yang menduduki manusia bukan bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Kegiatan manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan.

(9)

dan asri akan tercipta berdasarkan tingginya tingkat kesadaran di kalangan masyarakat bahwa lingkungan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi masyarakat.

Seharunya umat islam menjaga lingkungannya sesuai dengan firman Allah SWT : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”( QS Al-Araf: 56 )

Pandangan agama Kristen tentang alam atau lingkungan adalah:

1. Dunia (alam) adalah ciptaan Allah. Allah menciptakan dunia ini dari tidak ada (ex nihilo), tetapi alam semesta memiliki satu permulaan (Kej. 1:1)

2. Dunia (alam) ini adalah milik Allah. Tuhanlah yang empunya bumi dan segala isinya (Mzm. 24:1). Allah menjadikan bumi, dan Dia memilikinya. Allah adalah pemilik taman, dan manusia adalah penjaganya. Tuhan berkata kepada Ayub, “Apa yang ada di seluruh kolong langit, adaah kepunyaan-Ku” (Ayb. 41:2). Allah menyatakan “sebab punya-Kulah dunia dan segala isinya’ (Mzm. 50:10, 12).

3. Dunia (alam) adalah satu refleksi dari Allah. Ciptaan merefleksikan kemuliaan Penciptanya. Alam merupakan refleksi dari Allah. Allah dimana-mana nyata; Dia ada di dalam terang dan kegelapan, di daratan dan di lautan, di ketinggian dan di kedalaman (Mzm. 139:7-12; bdk Roma 1:20).

4. Alam ditopang dan diselenggarakan oleh Allah. Allah tidak hanya menciptakan dunia tetapi Allah juga menopangnya dan menyelenggarakannya (Ibr. 1:3; Kol. 1:7; Mzm. 104:10-14)

5. Alam berada di bawah kovenan Allah. Setelah peristiwa air bah, Allah membuat satu perjanjian dengan semua makhluk yan ghidup (Kej. 9:12). Allah sebagai pemilik segala yang hidup telah membuat satu perjanjian dengan umat manuusia untuk tidak lagi menghancurkan mereka dengan air bah.

6. Manusia adalah penjaga alam. Allah adalah Pencipta dan pemilik bumi, sedangkan manusia adalah pemeliharanya (Kej. 1:28 bdk. Kej. 2:15).

Pandangan agama Buddha terhadap lingkungan seperti yang dibawah ini:

1. Sang Buddha, Dhammapada: Bunga-Bunga, ayat 49 “Seperti lebah yang mengumpulkan madu dengan tidak merusak atau mengusik warna dan aroma sang bunga; begitu jugalah cara orang yang bijak bergerak melewati dunia”.

(10)

Hutan adalah makhluk hidup yang khas dengan kebaikan dan kebajikan tak terbatas yang tak meminta makanan untuk menghidupinya dan dengan murah hati menawarkan apa yang dihasilkan oleh hidupnya; ia memberikan perlindungan pada semua makhluk.

Pandangan agama Hindu terhadap lingkungan seperti yang dibawah ini:

Kewajiban umat Hindu agar lingkungan tetap terjaga dalam artian harmoni ditegaskan dalam Kitab Atharwaweda (XII:1), menegaskan :

Hakikat hubungan antara manusia dengan alam adalah apabila terjadi keadaan yang harmonis, seimbang antara unsur-unsur yang ada pada alam dan unsur-unsur yang dimiliki oleh manusia. Keseimbangan inilah yang selalu meski dijaga, dan salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan yadnya. Dalam kontek hubungan manusia dengan lingkungan (alam, binatang dan tumbuh-tumbuhan) pada masyarakat Bali misalnya, ada upacara Tumpek Bubuh dan Tumpek Kandang. Dasar filosofis Tumpek Bubuh berpijak pada sikap untuk memberi sebelum menikmati, dalam konteks dengan pelestarian sumber daya hayati, sebelum manusia menikmati dan menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai bagian menu makanan haruslah diawali dengan proses penanaman dan pemeliharaan, misalnya seorang petani sebelum menikmati nasi, ia terlebih dahulu menanam padi. Seperti halnya Tumpek Bubuh, Tumpek Kandang juga menawarkan kepada kita untuk selalu mencintai segala jenis satwa, dan dasar filosofis Tumpek Kandang berpegang pada ajaran bahwa manusia dengan lingkungan ibarat singa dengan hutan, singa adalah penjaga hutan dan hutanpun menjaga singa.

Apabila manusia hanya ingin mencari kesenangan tanpa terlebih dahulu memberi kesenangan terhadap makhluk lain adalah pencuri. Manusia yang semena-mena menjadikan sumber hidupnya sebagai obyek kesenangan tidak disertai tindakan memelihara sama dengan perilaku pencuri. Mengambil tanpa sebelumnya memberi, menikmati dengan tidak memberi, menggunakan tanpa sikap memelihara, sama dengan perilaku pencuri.

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap lingkungan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap lingkungan adalah: 1. Faktor ketidak-tahuan

(11)

2. Faktor Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan minimum. Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling berpengaruh terhadap timbulnya masalah sosial. Dengan penghasilan yang bergaji rendah menyebabkan masyarakat pusing dengan kebutuhan keluarganya, pendidikan. Sehingga bagaimana mungkin mereka berfikir tentang peduli lingkungan. Pada saat lapar dan kebutuhan yang terdesak yang terpikiradalah bagaimana kebutuhan terpenuhi, sedangkan lingkunga tidak terpikirkan.

3. Faktor Kemanusiaan

Kemanusiaan adalah sifat-sifat manusia sebagai pengatur alam. Sifat dasar manusia yang ingin berkuasa atau superior terhadap lingkungan hidup yang menyebabkan lingkungan rusak. Hal ini dikarenakan oleh masyarakat yang tidak berpedoman pada agama bahwa agama telah mengatur sikap-sikap manusia terhadap alam. Sehingga agama seharusnya mampu mengubah manusiayang perusak lingkungan menjadi manusi yang peduli lingkungan.

4. Faktor Gaya Hidup

Pengaruh teknologi informasi yang sangat cepat memberi pengaruh yang cepat pula pada manusia sebagai kondividu yang hidup dalam lingkungannya. Gaya yang mempengaruhi perilaku manusia untuk merusak lingkungan hidup adalah gaya hidup yang menggangu lingkungan sebagai bagian yang dapat memberi kenikmatan hidup. Di masyarakat dikenal sebagai gaya Hedonisme, yaitu gaya hidup yang selalu ingin hidup enak, pesta pora. Gaya hidup lain yang memberikan kontribusi untuk merusak lingkungan adalah gaya hidup metrialistik, konsumerisme dan individualisme.22 Untuk

(12)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Agama secara implisit mengajarkan umat beragama untuk mengetahui, dan menyadari arti penting menjaga lingkungan hidup sehari-hari. Karena agama mengajarkan setiap umatnya untuk peduli terhadap lingkungan. Agama mengajarkan bagaimana cara menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Bahwa setiap kerusakan alam, lingkungan pada akhirnya akan memberikan dampak buruk jangka panjang kepada diri manusia sendiri.

Lingkungan hidup mencakup cakupan yang luas, yang memiliki manfaat dalam jangka panjang serta pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia. Lingkungan hidup terdiri dari air, tanah dan udara. Oleh karena itu dilakukan program penanaman pohon (seperti; “one man on three, sejuta pohon), dan larangan menebang pohon. Adapun yang dimaksud kesadaran hidup adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan manusia khususnya pemuda masa kini. Karena pada dasarnya penyebab kesadaran lingkungan dalam masyarakat adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai sekarang berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan kepada sistem nilai yang menduduki manusia bukan bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Kegiatan manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan.

Dengan kita mempelajari berbagai defenisi, study kasus tentang agama dan lingkungan hidup bahwa agama itu sangat berpengaruh baik untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mendorong masyarakat untuk mengetahui beta pentingnya menjaga linkungan dan melestarikan untuk kebaikan hidup dijangka panjang

3.2. Saran

Saran untuk mahasiswa, mahasiswa adalah pemuda yang berilmu dan mempunyai wawasan, untuk itu mari kita sama-sama mensosialisasikan kepada masyarakat supaya mereka mengetahui dan paham betapa pentingnya agama untuk merubah perilaku masyarakat untuk memperbaiki lingkungan hidup dan melestarikan supaya tercipta ketentraman dan kenyamanan, dan sebagai mahasiswa salah satu pecontoh untuk membuat kegiatan-kegiatan sosialisasi pecinta alam dan pelestarian alam.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1.

A.A. Yewangoe. 2002. Agama dan Negara. Yogyakarta: Institut Dian

2.

Bustanuddin, Agus. 2003. Sosiologi Agama. Padang: Universitas Andalas

3.

Hendropuspito. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius

4.

Ishomuddin. 2002. Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia

5.

Nasruddin, Sudarsono. 2008. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

6.

Robert Ackecmoon, John. 1991. Agama sebagai Kritik. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Referensi

Dokumen terkait

43 Kekerapan Ikatan Tautan Mengikut Bentuk dengan Makna Waktu Khusus dalam Tautan Penghubung Ayat Waktu. 44 Butiran Wacana Mantera Berdasarkan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disampaikan saran agar kerjasama dapat dilakukan berdasarkan aspirasi dari bawah ( bottom up ) sehingga lebih membuka peluang

1) Akses perempuan etnis Cina (Tionghoa) dalam pemilu secara umum rendah terutama dalam hal- hal berikut: (a) menjadi panitia pelaksana pemungutan suara; (b) terlibat

Alat pemindahan bahan ( material handling equipment ) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang tidak

Seperti yang di katakan oleh BRIPKA Syamsuddin Rizal Dalam suatu tindak pidana dimana seorang Tersangka atau terdakwa tidak mengakui perbuatannya atau mencabut

Sedangkan 2 responden (08,00%) menyatakan ragu-ragu, dan 6 responden (24,00%) menyatakan tidak setuju, serta 2 responden (08,00%) menyatakan sangat tidak setuju bahwa dalam

Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih,

Salah satu sektor informal yaitu pedagang kaki lima (PKL) di perkotaan masih menimbulkan banyak masalah, karena kondisi di lapangan mereka selalu termarginalkan dari arus kehidupan