• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK CREATIVE NETWORK INTERNASIONAL DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK CREATIVE NETWORK INTERNASIONAL DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK CREATIVE NETWORK

INTERNATIONAL DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

ADELINE TIARASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK CREATIVE NETWORK

INTERNASIONAL DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

ADELINE TIARASARI

Creative Network International (CNI) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk dimana sistem pemasarannya melalui kegiatan penjualan berjenjang Multi Level Marketing (MLM). Tidak seperti perusahaan MLM lainnya, CNI menjual produk yang lebih lengkap seperti suplemen kesehatan, makanan dan minuman, perawatan dan kecantikan diri, kebutuhan rumah tangga dan pertanian.

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kinerja variabel-variabel dari bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, saluran distribusi, sumber daya manusia, proses dan prasarana fisik berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk CNI. Masalah kedua dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen akan suatu produk yang dipengaruhi oleh bauran pemasaran perusahaan dari produk tersebut.

Data ini diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner yang kemudian dihitung dengan menggunakan model persamaan struktural atau Structural Equation Modelling (SEM) dengan ukuran sampel 400 responden.

(3)

(X4), sumber daya manusia (X5), proses (X6), dan prasarana fisik (X7) dapat dilihat bahwa dari kinerja tersebut yang memiliki kinerja tertinggi adalah variabel harga dengan bobot nilai sebesar 3612 (60,2%). Sedangkan variabel yang

memiliki kinerja terendah adalah variabel proses dengan bobot nilai sebesar 2415 (32,25%). Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian SEM diketahui bahwa variabel produk dan prasarana fisik memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan dengan variabel lainnya yaitu sebesar 0,71.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... ... v

SANWACANA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 10

1.2.1 Identifikasi Permasalahan ... 10

1.2.2 Rumusan Permasalahan ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.5 Kerangka Pemikiran ... 12

1.6 Hipotesis ... 13

1.6.1 Hipotesis 1 ... 13

1.6.2 Hipotesis 2 ... 14

II. LANDASAN TEORI ... 15

(8)

2.3.1 Kebijakan Produk ... 17

2.3.2 Kebijakan Harga ... 18

2.3.3 Kebijakan Promosi ... 21

2.3.4 Kebijakan Tempat / Saluran Distribusi ... 24

2.3.5 Kebijakan Sumber Daya Manusia ... 24

2.3.6 Kebijakan Prasarana Fisik ... 25

2.3.7 Kebijakan Proses ... 26

2.4 Keputusan Pembelian ... 26

III. METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Objek Penelitian ... 29

3.2 Sumber Data ... 29

3.3 Jenis Penelitian ... 30

3.3.1 Penelitian Pustaka ... 30

3.3.2 Penelitian Lapangan ... 30

3.4 Variabel Operasional ... 31

3.5 Metode Pengambilan Populasi dan Sampel ... 34

3.5.1 Populasi ... 34

3.5.2 Sampel ... 36

3.6 Skala Pengukuran Variabel ... 36

3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 37

3.7.1 Uji Validitas ... 37

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.8 Alat Analisis ... 38

3.8.1 Analisis Deskriptif ... 38

3.8.2 Analisis Kuantitatif ... 39

3.9.2.1 Structural Equation Modeling (SEM) ... 39

3.9 Pengujian Hipotesis ... 45

3.9.1 Hipotesis 1 ... 45

(9)

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 47

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ... 48

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... 50

4.4 Karakteristik Responden ... 51

4.5 Hipotesis 1 ... 52

4.5.1 Ringkasan Setiap Indikator ... 53

4.6 Hipotesis 2 ... 58

4.6.1 Pengelompokan Variabel ... 59

4.7 Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk CNI di Bandar Lampung ... 62

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

(10)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketatnya persaingan antara perusahaan pada era global saat ini, menuntut perusahaan untuk memberikan pelayanan yang lebih memuaskan kepada

konsumen agar menjadi yang terbaik dan terdepan. Adanya perkembangan yang pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi telah menyokong perkembangan kegiatan promosi. Konsekuensi dari membanjirnya komoditas produk adalah membanjirnya kegiatan promosi.

(11)

akan ditawarkan kepada konsumen sehingga dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk tersebut.

Menurut MLM Leaders (2007: 20), Multi Level Marketing (MLM) adalah metode pendistribusian barang atau jasa dengan sistem penjualan langsung melalui

program pemasaran berbentuk jaringan. Dimana para distributornya akan mendapatkan pendapatan dari penjualan langsung yang dilakukan sendiri dan pendapatan dari total omzet jaringan atau kelompok dari organisasi yang dibangunnya.

Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang usaha perdagangan produk dimana sistem atau cara pemasarannya dilakukan melalui kegiatan penjualan berjenjang (Multi Level Marketing) di Bandar Lampung yaitu CNI. Produk-produk yang ditawarkan CNI merupakan produk atau kebutuhan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti suplemen kesehatan, makanan dan minuman, perawatan dan kecantikan diri, kebutuhan rumah tangga, dan pertanian.

Dalam menjalankan usahanya CNI di Bandar Lampung tidak banyak memiliki saingan. CNI masih menjadi pilihan bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan selera pasar. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh variabel bauran pemasaran.

Menurut Kotler & Keller (2009:109)

(12)

Bauran pemasaran diantaranya : 1. Kebijakan Produk

Menurut Kotler & Keller (2009: 4)

“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.”

Menurut Subagyo (2010: 241)

“Para konsumen memperhitungkan produk yang mereka ingin beli dengan kualitas tinggi dan mereka akan mengambil keputusan untuk membeli berdasarkan atas tingkat kebutuhan yang luas.”

Dalam strategi produk ini, CNI tidak hanya menawarkan produk kesehatan saja tetapi makanan dan minuman, perawatan diri, kebutuhan rumah tangga, dan pertanian. Dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan CNI memberikan daya tarik sendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian produk

tersebut. Produk-produk yang ditawarkan sangat berkualitas, contohnya produk kopi ginseng CNI yang sudah 5 tahun menjadi top brand. Tabel 1.1 Jenis Produk CNI

Produk Keterangan

Makanan Kesehatan

Produk makanan kesehatan CNI yang dikembangkan bertahun-tahun untuk membantu masyarakat meningkatkan derajat kesehatannya. Makanan

dan Minuman

Tidak hanya cita rasa yang CNI kedepankan dalam produk Food & Beverage CNI, tetapi juga bagaimana produk tersebut dapat memberi nilai tambah kesehatan orang yang mengonsumsinya. Perawatan

Diri

Semakin kritisnya masyarakat memilih produk perawatan tubuh dan wajah, membuat produk Personal Care CNI dipasarkan setelah melalui serangkaian riset dan quality control yang ketat. CNI percaya, kulit tubuh dan wajah yang sehat akan menjadi faktor penting dalam pembentukan kepercayaan diri.

Kebutuhan Rumah Tangga

Produk kebutuhan rumah tangga dipersembahkan untuk memenuhi keinginan masyarakat terhadap produk perawatan rumah tangga dan dapur yang berkualitas, hemat energi, menjaga nutrisi makanan tidak hilang, mudah dibersihkan, dan tahan lama.

Pertanian Produk pertanian CNI telah menjadi solusi para petani terhadap kebutuhan pupuk pelengkap yang efektif meningkatkan produktivitas tanaman dan tambak.

(13)

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat jenis produk yang ditawarkan CNI kepada konsumen. Konsumen dapat memilih produk-produk sesuai dengan kebutuhannya. CNI juga memberikan jaminan atas setiap produk yang dibeli konsumen maksimal 10 hari dari tanggal pembelian produk.

2. Kebijakan Harga

Menurut Kotler & Keller (2009: 67)

“Harga adalah salah satu bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu.” Menurut Kotler & Keller (2009:72)

“Keputusan pembelian didasarkan pada bagaimana konsumen menganggap harga dan berapa harga aktual saat ini yang mereka pertimbangkan –bukan harga yang dinyatakan pemasar.”

Harga harus diukur dengan nilai yang dirasakan dari tawaran itu atau kalau tidak maka pembeli akan beralih pada pesaing untuk membeli barang/jasa yang dibutuhkan. Harga produk CNI terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Beberapa contoh produk CNI beserta harga seperti Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Harga Beberapa Produk Favorit CNI di Bandar Lampung

Jenis Produk Nama Produk Harga

Suplemen Kesehatan Vitasigi-F Rp 70.000,-

Ester-C Plus Tablet Strip Rp 105.000,-

Makanan dan Minuman CNI Ginseng Coffee Pouch Rp 77.000,-

Up Sugar Free Rp 70.000,-

Perawatan dan Kecantikan Diri Nutimoist 20gr Rp 82.500,- Kebutuhan Rumah Tangga

Super SC 88 Laundry Compound – Sachet

Rp 53.000,-

Ichi-I Frypan 12 cm Rp 39.000,-

Pertanian Plant Catalyst 2006 Rp 100.000,-

Plankton Catalyst 2006 Rp 37.000,-

(14)

3. Kebijakan Promosi

CNI melakukan kegiatan promosi melalui: a. Advertising

Melalui media katalog dan brosur yang disertai jenis dan keunggulan dari tiap produknya sehingga konsumen dapat dengan mudah memilih produk yang diinginkan.

b. Direct Selling

CNI adalah perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan dan

kecantikan yang memiliki sistem penjualan langsung (direct selling). c. Hubungan Masyarakat

CNI sering mengadakan aksi sosial seperti bina tani di seluruh lampung, mengadakan cek kesehatan gratis, mengadakan sunatan massal, dan ikut serta dalam bazaar.

d. Personal Selling

CNI adalah perusahaan yang bergantung pada distributor yang berperan sebagai tenaga penjual dimana merupakan ujung tombak perusahaan dalam memasarkan dan menjual produknya.

Promosi melalui aksi sosial untuk setiap tahunnya tidak ada ketentuan kapan akan diadakan dikarenakan untuk mengadakan aksi sosial tersebut

(15)

4. Kebijakan Saluran Distribusi Menurut Kotler & Keller (2009: 14)

“Saluran distribusi adalah untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau pengguna.”

Tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran. Dengan demikian, produsen harus mengatur seluruh distribusi yang tepat (melalui grosir dan pengecer). Disamping itu, mengecek persediaan dan mengatur pengangkutan dan penyimpanan produk secara efisien harus

dilakukan secara teratur. Untuk menunjang kebutuhan anggota dan masyarakat umum akan ketersediaan produk-produk CNI di seluruh nusantara, CNI mempunyai sistem distribusi yang terintegrasi, yaitu Distribution Center Chain Store. Untuk Distribution Center Chain Store Lampung hanya ada satu yaitu yang berlokasi di jalan Kartini. Produk CNI juga dapat dibeli pada anggota CNI yang tersebar di seluruh kota di

Lampung.

5. Kebijakan Sumber Daya Manusia Menurut Lovelock & Wright (2007: 19)

Orang adalah karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi.”

(16)

karyawan yang melayani konsumen. Setiap karyawan mempunyai tugasnya sendiri.

Berikut Tabel 1.3 Daftar Karyawan Di Distribution Center Bandar Lampung: No.

Nama Pekerjaan Bagian

1. Drs.Hendaya Pemilik Pemilik

2. Erinda Putri Karyawan Keuangan dan stok barang 3. Yuliani Karyawan Administrasi

4. Fitri Karyawan Stockist

Sumber: CNI Bandar Lampung, 2013

6. Kebijakan Prasarana Fisik

Menurut Lovelock & Wright (2007: 20)

Physical evidence adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa.”

Pelayanan yang baik dari penyedia jasa (people) akan membentuk suatu physical evidence pada pelanggan akibat proses pemberian jasa yang dilakukan sangat baik. Dari physical evidence yang telah terbentuk memungkinkan untuk peningkatan jumlah pelanggan yang ingin menggunakan jasa layanan yang sama.Untuk mendukung kegiatan

pemasarannya, CNI memiliki stockist distribution center, katalog produk, gedung, lapangan parkir.

7. Kebijakan Proses

Menurut Lovelock & Wright (2007: 19)

“Proses adalah metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.”

(17)

pembelian konsumen yaitu memesan ke karyawan stokis CNI lalu melakukan pembayaran dan kemudian barang diserahkan oleh karyawan CNI kepada konsumen.

Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai.

Tabel 1.4 Image Corporate Award kategori Multi Level Marketing di Indonesia

MLM CII 2011 CII 2012 CII 2013

PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) 3.790 3.573 1.554

PT Orindo Alam Ayu (Oriflame) 3.665 3.506 1.271

PT Omindoway Jaya (Amway) 3.783 3.533 1.224

PT Herbalife Indonesia - - 1.000

PT Klink Indonesia - - 0.542

PT Singa Langit Jaya Indonesia (Tiens Internasional) 3.440 - 0.401

Sophie Martin - 3.443 -

Sumber: http://imacaward.com, 2013

Dari Tabel 1.4 diatas dapat dilihat pemenang dari IMACAWARD di Indonesia. Penilaian diambil berdasarkan quality, performance, responbility, and

(18)

Tabel 1.5 Penjualan Produk CNI di Bandar Lampung

Bulan Tahun 2011 Tahun 2012

Juli Rp. 166.832.680,- Rp. 489.126.378,- Agustus Rp. 69.705.150,- Rp. 173.904.930,- September Rp. 202.477.750,- Rp. 418.622.834,- Oktober Rp. 206.615.590,- Rp. 217.749.314,- November Rp. 218.062.230,- Rp. 359.293.618,- Desember Rp. 54.552.280,- Rp. 233.330.794,- Sumber: CNI Bandar Lampung, 2011-2012.

Pada Tabel 1.5 terlihat bahwa pada tahun 2012 bulan Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember produk CNI mengalami peningkatan dalam penjualan produknya dibandingkan penjualan produk pada tahun 2011. Maka dari itu, penulis ingin melakukan penelitian ini lebih lanjut guna mengetahui seberapa besar pengaruh dari bauran pemasaran produk CNI tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen.

(19)

Berdasarkan uraian tersebut maka judul penelitian “Pengaruh Bauran

Pemasaran Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Creative Network International di Bandar Lampung

1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Permasalahan

Banyak terdapat perusahaan MLM yang bergerak di dalam berbagai macam jenis kegiatan, salah satu perusahaan MLM yang berada di Bandar Lampung saat ini adalah PT Citra Nusa Insan Cemerlang atau yang lebih dikenal CNI. CNI di Bandar Lampung berdiri sejak tahun 1995 sampai sekarang yang terus melakukan perkembangan. Masalah yang dihadapi oleh CNI adalah persaingan dari

perusahaan Multi Level Marketing (MLM) sejenis yang menawarkan produk atau kebutuhan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada Tabel 1.4 dan Tabel 1.5, terlihat bahwa CNI menghadapi persaingan dari Amway, Tien Shi, Herbalife dan perusahaan MLM lainnya.

Dalam usaha untuk mempertahankan pelanggannya CNI terus melakukan perkembangan dan meningkatkan kualitas dari setiap produk yang ditawarkan oleh CNI, dan dengan tetap mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat pada umumnya, sehingga konsumen dapat menjatuhkan pilihannya. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya penjualan dari produk CNI.

Banyak variabel yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan

(20)

dan juga tujuan belanja mereka (ekonomi atau sosial). Seperti layaknya produk, adanya segmentasi, dan pemasar yang menerapkan berbagai jenis saluran, harus disadari juga bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan berbeda selama proses pembelian.

1.2.2 Rumusan Permasalahan

a. Bagaimanakah kinerja perusahaan dari variabel-variabel seperti produk, harga, distribusi, promosi, sumber daya manusia, barang fisik, proses, dan keputusan pembelian konsumen.

b. Apakah bauran pemasaran berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produk CNI di Bandar Lampung.

1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kinerja dari variabel-variabel seperti produk, harga, distribusi, promosi, sumber daya manusia, barang fisik, proses, dan keputusan pembelian konsumen, perusahaan dapat meningkatkan atau memperbaiki strategi pemasaran perusahaan yang telah ada sebelumnya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lainnya agar konsumen tetap memutuskan untuk membeli produk CNI.

(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, yaitu: 1. Bagi Perusahaan

Mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen pada produknya sehingga perusahaan dapat memperbaiki strategi pemasaran yang efektif.

2. Bagi Peneliti

Mengetahui dan memperluas wawasan penulis mengenai pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran serta kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat menjadi landasan atau bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama di masa yang akan datang.

1.5 Kerangka Pemikiran

Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi mengambil keputusan memerlukan satu seri tindakan, membutuhkan beberapa langkah. Dalam proses memutuskan untuk melakukan pembelian, bauran pemasaran memegang peranan penting dalam hal ini. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang dapat

dikendalikan, yang diterapkan ke produk dari perusahaan itu sendiri untuk

(22)

Berdasarkan uraian yang ada, maka model penelitian yang diajukan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 menunjukkan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, saluran distribusi, sumber daya manusia, proses, dan prasarana fisik mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian.

1.6 Hipotesis

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 290)

“Hipotesis adalah pernyataan belum teruji yang menjelaskan suatu fakta atau fenomena jawaban masalah penelitian, berdasarkan telaah konsep-konsep teoritis yang perlu diuji secara impiris.”

1.6.1 Hipotesis 1:

Kinerja variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan atau selera pasar. Produk, harga, promosi, saluran distribusi, sumber daya manusia, proses, dan prasarana fisik dari bauran pemasaran dan keputusan pembelian konsumen dapat memperlihatkan kinerja perusahaan.

Bauran Pemasaran (X)

Produk (X1)

Harga (X2)

Promosi (X3)

Saluran Distribusi (X4)

Sumber daya manusia (X5)

Prasarana Fisik (X6)

Proses (X7)

(23)

1.6.2 Hipotesis 2:

Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk CNI di Bandar Lampung. Hipotesis diterima apabila rata-rata skor

variabel produk, harga, promosi, saluran distribusi, sumber daya manusia, proses, dan prasarana fisik menunjukkan pengaruh yang tinggi dalam keputusan

(24)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan

berakhir dengan kebutuhan konsumen. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian di bidang pemasaran. Selain itu juga tergantung pada kemampuan untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar dapat berjalan lancar.

Menurut Kotler & Keller (2009: 5)

“Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.”

Menurut Dharmesta dan Irawan (2005: 5)

“Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.”

(25)

2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler & Keller (2009: 5)

“Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”

Menurut Subagyo (2010: 1)

“Manajemen pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.”

2.3 Pengertian Bauran Pemasaran

Istilah bauran pemasaran menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan organisasi misalnya mencapai laba yang optimal dan peningkatan omzet penjualan.

Menurut Kotler & Keller (2009: 76)

“Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang dapat

dikendalikan, yang diterapkan ke produk dari perusahaan itu sendiri untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap pasar.”

Alat-alat tersebut diklasifikasikan oleh Hawkins dalam Kotler (2002: 13), menjadi empat kelompok yang luas dalam kegiatan pemasaran yaitu product features, price, communications, distribution, and services.

(26)

2.3.1 Kebijakan Produk

Menurut Kotler & Keller (2009: 4)

“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.” Untuk mengembangkan strategi pemasaran produk dan jasa suatu perusahaan perlu mengembangkan beberapa klasifikasi produk.

Klasifikasi produk yang dijelaskan dalam Kotler & Keller (2009: 5-7) adalah sebagai berikut:

1. Menurut daya tahan dan wujud produk, dibagi menjadi tiga yaitu: Barang-barang yang tidak tahan lama, adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Misalnya: bir dan sabun.

Barang tahan lama, adalah barang-barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama. Misalnya: kulkas, alat-alat mesin, dan pakaian.

Jasa, adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musnah. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan kendali kualitas kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang lebih besar. Misalnya: salon potong rambut dan perbaikan peralatan. 2. Menurut barang konsumen, dapat dibagi menjadi empat yaitu:

(27)

Barang belanja, adalah barang yang secara karakteristik

dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Misalnya: perabotan, pakaian, mobil bekas, dan peralatan rumah tangga utama.

Barang khusus, adalah barang yang mempunyai karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Misalnya: mobil, komponen stereo, peralatan fotografi, dan busana pria. Barang yang tidak dicari, adalah barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Misalnya: detektor asap, asuransi jiwa, dan ensiklopedia.

3. Menurut barang industri dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

Bahan dan suku cadang, adalah barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen.

Barang modal, adalah barang tahan lama yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk.

Layanan bisnis dan pasokan, adalah barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi.

2.3.2 Kebijakan Harga

Menurut Kotler & Keller (2009: 67)

(28)

Enam langkah menetapkan harga menurut Kotler & Keller (2009: 76-90), yaitu: 1. Memilih tujuan penetapan harga.

Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaan menetapkan harga. Lima tujuan utama adalah kemampuan bertahan, laba saat ini maksimum, pangsa pasar maksimum, pemerahan pasar maksimum, dan kepemimpinan kualitas produk.

2. Menentukan permintaan

Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Dalam menentukan permintaan, perusahaan harus

memperhatikan sensitivitas harga, memperkirakan kurva permintaan dan elastisitas kurva permintaan.

3. Memperkirakan biaya

Permintaan menetapkan batas harga yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya dan biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi,

mendistribusikan, dan menjual produk, termasuk tingkat pengembalian yang wajar untuk usaha dan resikonya.

4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing

Dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing.

5. Memilih metode penetapan harga

(29)

a. Penetapan harga markup, yaitu perusahaan menambah markup standar ke biaya produk.

b. Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran, yaitu perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi sasarannya (ROI).

c. Penetapan harga nilai anggapan, yaitu perusahaan harus

menghantarkan nilai yang dijanjikan oleh proposisi nilai mereka, dan pelanggan harus dapat menerima nilai ini menjadi nilai anggapan.

d. Penetapan harga nilai, yaitu perusahaan memenangkan pelanggan setia dengan mengenakan harga yang cukup rendah untuk

penawaran berkualitas tinggi.

e. Penetapan harga going rate, yaitu perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal, atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama.

f. Penetapan harga jenis lelang, bertujuan untuk membuang

persediaan berlebih atau barang bekas. Tiga jenis lelang utama dari prosedur penetapan harga yaitu lelang Inggris, lelang Belanda, dan lelang tender tertutup.

6. Memilih harga akhir

(30)

pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga berbagi keuntungan dan resiko, dan dampak harga pada pihak lain.

2.3.3 Kebijakan Promosi

Mewakili semua komunikasi yang seorang pemasar dapat digunakan di pasar, promosi mempunyai empat elemen yang berbeda yaitu periklanan, public relations, dari mulut ke mulut dan titik penjualan.

Menurut Subagyo (2010: 132)

“Promosi adalah suatu usaha dari pemasaran dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.” Menurut Kotler & Keller (2009: 189-192), promosi terdiri dari:

a. Promosi penjualan

Menurut Kotler & Keller (2009: 190), alat promosi penjualan menawarkan tiga manfaat yang berbeda, yaitu:

Komunikasi

Promosi penjualan meraih perhatian dan dapat mengarahkan konsumen kepada produk.

Insentif

Promosi penjualan mencakup beberapa konsesi, pendorong, atau kontribusi yang memberikan nilai bagi konsumen.

Undangan

(31)

Dengan kata lain, promosi penjualan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memberitahukan, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan konsumen akan suatu produk.

b. Periklanan

Iklan menjangkau pembeli yang tersebar secara geografis. Bentuk iklan tertentu seperti TV memerlukan anggaran yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk iklan seperti surat kabar. Karena berbagai bentuk dan penggunaan iklan, sulit melakukan generalisasi tentang hal tersebut. c. Penjualan Personal

Penjualan personal merupakan alat paling efektif pada tahap proses pembelian selanjutnya terutama dalam membentuk preferensi, keyakinan, dan tindakan pembelian.

Penjualan personal mempunyai tiga kualitas berbeda, yaitu: Interaksi pribadi

Penjualan personal menciptakan episode segera dan interaktif antara dua orang atau lebih.

Pengembangan

Penjualan personal juga memungkinkan semua jenis hubungan berkembang, mulai dari masalah hubungan penjualan sampai pertemanan pribadi yang dalam.

Respons

(32)

d. Hubungan masyarakat dan publisitas

Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga kualitas berbeda, yaitu:

Kredibilitas tinggi

Kisah dan fitur baru lebih autentik dan kredibel bagi pembaca daripada iklan.

Kemampuan untuk mencapai pembeli

Hubungan masyarakat dapat menjangkau calon pembeli yang suka menghindari wiraniaga dan iklan.

Dramatisasi

Hubungan masyarakat mempunyai potensi mendramatisasi perusahaan atau produk.

e. Pemasaran langsung dan interaktif

Pemasaran langsung dan interaktif mempunyai banyak bentuk—melalui telepon, online, dan secara pribadi. Mereka berbagi tiga karakteristik berbeda.

Pesan pemasaran langsung dan interaktif adalah: Penyesuaian

Pesan dapat disiapkan untuk menarik individu yang dibidik. Terkini

Pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat. Interaktif

(33)

2.3.4 Kebijakan Tempat / Saluran Distribusi

Tempat mewakili lokasi dimana suatu produk dapat dibeli. Hal ini sering disebut sebagai saluran distribusi (Subagyo, 2010: 131).

Menurut Kotler & Keller (2009: 14)

“Saluran distribusi adalah untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau pengguna. Saluran distribusi dapat mencakup toko fisik maupun toko-toko virtual di internet. Strategi distribusi bertujuan untuk memberi kemudahan kepada konsumen dalam menemukan informasi dan keberadaan produk.”

Komponen kombinasi distribusi terdiri dari pengangkutan yang akan digunakan, metode distribusi, saluran distribusi, serta jumlah lokasi yang akan dipergunakan. Faktor utama yang perlu mendapat perhatian adalah beban biaya berbagai jenis saluran distribusi jarak antara pabrik dengan konsumen, luas pasar, serta sejauh mana perusahaan ingin menguasai distribusi barang.

2.3.5 Kebijakan Sumber Daya Manusia Menurut Lovelock & Wright (2007: 19)

“People adalah karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi.”

Menurut Suparno (2003: 85) elemen orang ini memiliki dua aspek yaitu: a. Pelayanan

Melalui pelayanan yang cepat, baik, ramah, teliti dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap

(34)

b. Konsumen

Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada di antara para pelanggan. Jaringan dan kemampuan mendekatkan diri dengan konsumen mampu memberikan keyakinan konsumen untuk menilai baik.

2.3.6 Kebijakan Prasarana Fisik Menurut Lovelock & Wright (2007: 20)

“Physical evidence adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa.”

Menurut Tandjung (2004: 231)

“Para pemasar dalam menciptakan layanan berkualitas perlu

memperhatikan elemen layanan fisik sebagai berikut: prasarana yang berkaitan dengan layanan pelanggan juga harus diperhatikan oleh

manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin, alat telekomunikasi yang canggih, perabot kantor yang berkualitas dll menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk atau jasa.”

Pelayanan yang baik dari penyedia jasa (people) akan membentuk suatu physical evidence pada pelanggan akibat proses pemberian jasa yang dilakukan sangat baik. Dari physical evidence yang telah terbentuk memungkinkan untuk

peningkatan jumlah pelanggan yang ingin menggunakan jasa layanan yang sama.

Tanda-tanda bukti fisik yang harus diberikan penyedia jasa juga dapat

(35)

lingkungan servicescape, yaitu konsumen dan karyawan, sebagai paket dari jasa yang ditawarkan dalam suatu cara yang berbeda dengan cara menawarkan barang, dapat membedakan perusahaan jasa dari pesaing serta menjadi tanda dari segmen pasar mana yang dituju.

2.3.7 Kebijakan Proses

Menurut Lovelock & Wright (2007:19)

“Proses adalah metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.”

Menurut Zeitmal dalam Hurriyati (2005:64)

“Semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.”

2.4 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Keller (2009: 165)

“Tugas pemasar adalah memahami perilaku konsumen pada setiap tahap karena perilaku konsumen menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk “.

Pengenalan masalah

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian Perilaku pascapembelian

[image:35.595.258.375.511.649.2]

Pencarian informasi

(36)

Penjelasan gambar: 1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. 2. Pencarian informasi

Sebelum konsumen memutuskan untuk pembelian suatu produk, konsumen akan mencari informasi mengenai produk tersebut. Tiap informasi

menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber informasi konsumen digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, rekan.

b. Sumber komersial: iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.

c. Sumber publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen. d. Sumber eksperimental : penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan

produk. 3. Evaluasi alternatif

Bagaimana konsumen memproses informasi merek kompertitif dan melakukan penilaian nilai akhir. Ada beberapa konsep dasar yang

(37)

mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk

memuaskan kebutuhan ini. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan. 4. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai.

Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan, yaitu keputusan tentang merek, keputusan dari siapa

membeli, keputusan tentang jumlah yang akan dibeli, keputusan waktu membeli dan keputusan cara pembayaran.

5. Perilaku pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Perusahaan harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian sampai penggunaan dan penyingkiran produk pasca pembeliaan.

(38)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah produk CNI dengan subjek yang dipilih adalah

masyarakat Bandar Lampung yang menggunakan atau mengetahui produk CNI.

3.2 Sumber Data

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 44), data dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

(39)

3.3 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang mengambil sampel dari satu populasi dan mempergunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Sesuai dengan tujuannya, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Tujuan penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif adalah untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan dari variabel bebas terhadap variabel terikat berdasarkan angka-angka yang ditemukan selama penelitian melalui penyebaran kuesioner, sedangkan tujuan menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan konsep manajemen pemasaran khususnya konsep bauran pemasaran dan pengambilan keputusan.

3.3.1 Penelitian Pustaka

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 28)

“Penelitian pustaka adalah penelitian yang dilaksanakan dengan

menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.”

3.3.2 Penelitian Lapangan

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 28)

“Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung di lakukan di lapangan atau kepada responden.”

Penelitian lapangan dilakukan dengan metode:

(40)

- Sampel adalah Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

- Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan metode survei yang menggunakan pertanyaan kepada subyek penelitian secara tertulis (Sangadji dan Sopiah, 2010: 292).

- Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada responden atau informan (Sangadji dan Sopiah, 2010: 44).

3.4 Variabel Operasional

Definisi variabel operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (Independent Variable) Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 42)

“Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai sebab munculnya variabel lain, variabel ini umumnya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya (pengaruh) dengan variabel lain.”

(41)

b. Variabel terikat (dependent variable) Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 42)

“Variabel terikat merupakan variabel respons atau output yang muncul sebagai akibat manipulasi suatu variabel yang

dimanipulasikan dalam penelitian.”

[image:41.595.91.556.264.698.2]

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Konsep

Variabel

Indikator Sub Indikator Skala

Bauran Pemasaran (X) Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang dapat dikendalikan, yang diterapkan ke produk dari perusahaan itu sendiri untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap pasar (Kotler & Keller, 2009 : 76).

Produk (X1)

Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide (Kotler & Keller, 2009: 4).

a. Variasi produk b. Kualitas produk c. Desain kemasan

produk

Ordinal

Harga (X2)

Elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu (Kotler & Keller, 2009: 67).

a. Harga sesuai mutu

b. Harga yang ditawarkan bersaing c. Pilihan harga

Ordinal

Promosi (X3)

Usaha dari pemasaran dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkan (Subagyo, 2010: 132).

a. Iklan

b. Word of Mouth c. Hadiah

(42)

Tempat / Saluran Distribusi (X4)

Untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau pengguna (Kotler & Keller, 2009: 14).

a. Lokasi pembelian b. Hasil pengiriman c. Distribusi

pengiriman

Ordinal

Sumber Daya Manusia (X5)

Karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi

(Lovelock & Wright, 2007: 19).

a. Kecakapan dalam pelayanan

b. Responsif dalam Pelayanan c. Kompetensi

dalam melayani

Ordinal

Prasarana Fisik (X6) Petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa

(Lovelock & Wright, 2007: 20).

a. Kenyamanan di Distribution Center

b. Fasilitas untuk bertransaksi c. Fasilitas di

Distribution Center Chain Strore

Ordinal

Proses (X7)

Metode pengoperasian / serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.

(Lovelock & Wright, 2007: 19)

a. Responsif

penjualan barang b. Kecepatan

penjualan barang c. Proses transaksi

Ordinal Keputusan Pembelian (Y) Proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.

(43)

3.5Metode Pengambilan Populasi Dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Subagyo, 2010: 85). Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti adalah konsumen CNI di Bandar Lampung.

3.5.2 Sampel

Menurut Subagyo (2010: 185)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili (Subagyo, 2010 : 186).

(44)
[image:44.595.144.486.86.216.2]

Tabel 3.2 Ukuran Sampel Minimal Banyaknya Variabel Banyaknya Variabel Ukuran Sampel Minimal

3 200

5 200

10 200

15 360

20 630

25 975

30 1395

Sumber: Achmad Bachrudin & Harapan L., Tobing, 2003, Analisis Data untuk Penelitian Survei dengan menggunakan Lisrel 8, Jurusan Statistika FPMIPA UNPAD, Bandung dalam Nasrullah Yusuf (2009: 110)

Dalam penelitian ini, banyaknya variabel yang diteliti adalah 17. Oleh karena itu berdasarkan perhitungan interpolasi yang mengacu pada Tabel 3.2 di atas, maka dalam penelitian ini dapat ditentukan ukuran sampelnya, masuk dalam ukuran sampel yang keempat, yaitu sebanyak 360 responden tetapi peneliti mengambil 400 responden yang menggunakan atau

mengetahui produk CNI agar hasil yang didapat lebih optimal. Ukuran sampel tersebut sudah dikatakan representatif untuk mewakili populasi sehingga kesimpulan penelitian dari pengumpulan data yang diperoleh melalui sampel tersebut dapat menggambarkan karakteristik populasi.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan atau mengetahui produk CNI, yang ada di Bandar Lampung. Oleh karena itu, penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling yang proposional. Berdasarkan teknik tersebut, ukuran sampel untuk masing-masing skala industri menggunakan ukuran proporsional dengan strata populasi/proportional to size (dalam Hidayati, 2012) dengan rumus :

(45)

Keterangan :

= Ukuran sampel tiap stratum = Ukuran populasi tiap stratum N = Ukuran populasi

n = Ukuran sampel

3.6 Skala Pengukuran Variabel

Dalam melakukan penelitian, penulis memberikan skala untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti melalui tanggapan responden dengan

menggunakan skala ordinal. Teknik pengukuran data ordinal yang diperoleh dari kuesioner yang diolah menggunakan likert.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 300)

“Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori peringkat urutan constructyang diukur.”

Pemberian nilai terhadap jawaban dalam kuesioner dibagi menjadi lima tingkat alternatif jawaban yang disusun bertingkat dengan pemberian bobot nilai sebagai berikut:

a. Sangat setuju (SS) = 5

b. Setuju (S) = 4

c. Netral (N) = 3

(46)

3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.7.1 Uji Validitas

Setiap instrument penelitian (kuesioner) perlu diukur tingkat validitasnya, agar terlihat korelasi dari masing-masing item dalam kuesioner. Semakin tinggi tingkat validitas instrument penelitian, semakin baik instrument penelitian yang

digunakan.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 303)

“Validitas adalah tingkat kemampuan skala atau instrument untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. “

Uji validitas dalam penelitian ini, menggunakan uji Pearson dengan bantuan SPSS (Statistical Product Service Solution) sampai diperoleh hasil yang valid. Instrumen yang valid berarti instrument tersebut digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukurnya secara tepat dan benar. Dengan mempergunakan

instrumen penelitian yang memiliki validitas yang tinggi, hasil penelitian mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan atau kejadian yang sebenarnya dengan signifikansi dibawah 0,05 dan Guttman Split-Half Coefficient dengan nilai r hitung > r tabel atau probabilitas < 0,05, maka kuesioner dinyatakan valid dan reliabel.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah tingkat kemampuan suatu instrumen pengukur dapat

(47)

hasil skor yang konsisten pada setiap pengukuran. Pengujian reliabilitas ditunjukkan oleh koefisien Alpha Croanbach dan dapat diolah dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) dengan rumus:

Keterangan:

r11 : Realibilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan : Jumlah varians pertanyaan : Varians total

Dimana –

Coefficiant Alpha (Croanbach Alpha) yaitu koefisien reliabilitas yang

menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkolerasi satu sama lain. Hasil uji reliabilitas dengan Alpha Croanbach > 0,5 dikatakan reliabel.

3.8 Alat Analisis 3.8.1 Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) berdasarkan fakta yang nampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1998: 36, dalam Wulan, 2012). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan

(48)

yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.

3.8.2 Analisis Kuantitatif

3.8.2.1 Structuran Equation Modelling (SEM)

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equatiton Modelling (SEM). Perangkat lunak yang digunakan untuk analisis structural adalah Lisrel dan analisis deskriptif menggunakan SPSS 19.

Menurut Hair et al dalam Wulan (2012: 58) terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan dalam pemodelan SEM, yaitu:

1. Pengembangan Model Berbasis Teori

Langkah ini merupakan suatu proses pembuatan suatu model yang akan diteliti yang memiliki landasan teori yang kuat. Tanpa adanya justifikasi teoritis yang kuat, suatu model tidak ada artinya bila dianalisis dengan SEM. SEM tidak digunakan untuk menghasilkan suatu model, tetapi

mengkonfirmasi suatu model yang didukung oleh teori berdasarkan data empirik. Dalam pengembangan model seorang peneliti berdasarkan pijakan teoritis yang cukup membangun hubungan-hubungan mengenai suatu fenomena. Peneliti mempunyai kebebasan untuk membangun hubungan sepanjang terdapat justifikasi teoritis yang cukup.

2. Pembuatan Diagram Alur (PathDiagram)

(49)

uji. Dalam pengoperasian perangkat lunak penghitung SEM (seperti Lisrel), hubungan kausalitas itu cukup digambarkan dalam suatu path diagram, dan selanjutnya bahasa program akan mengkonversi gambar menjadi persamaan, dan persamaan menjadi estimasi. Langkah ini merupakan suatu proses penentuan/penggambaran alur-alur kausalitas dari suatu variabel terhadap variabel lainnya (variabel eksogen terhadap variabel endogen maupun antar variabel endogen), setelah suatu model ditetapkan.

Suatu garis anak panah satu arah (biasanya lurus) menunjukkan hubungan kausalitas antar variabel yang dihubungkan. Sedangkan suatu garis anak panah dua arah (biasanya lengkung) menunjukkan korelasi antar variabel yang dihubungkan.

3. Mengkonversikan Diagram Alur kedalam Serangkaian Persamaan Struktural Setelah teori/model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram salur, peneliti dapat mulai mengkonversikan spesifikasi model tersebut dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun akan terdiri:

a. Persamaan-persamaan struktural (Structural Equation) dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan struktural pada dasarnya dibangun dengan pedoman berikut:

Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error b. Persamaan Spesifikasi Model Pengukuran (Measurement Model).

Pada spesifikasi itu, peneliti menemukan variabel mana mengukur konstruk mana, serta menentukan serangkaian matriks yang

(50)

4. Pemilihan Matrik Input dan Teknik Estimasi atas Model yang Dibangun Perbedaan SEM dengan teknik-teknik multivariate lainnya adalah dalam input data yang digunakan dalam permodelan dan estimasinya. SEM hanya menggunakan matriks varian/kovarian atau matriks korelasi sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan. Apabila tujuan analisis adalah pengujian suatu model yang telah mendapatkan justifikasi teori, maka yang sesuai adalah data matriks varian-kovarian. Dalam hal ini tidak

dilakukan interpretasi terhadap besar kecilnya pengaruh kausalitas pada jalur-jalur yang ada pada model. Sedangkan input data pada matriks korelasi dapat digunakan bila mana tujuan analisis adalah ingin mendapatkan penjelasan mengenai pola hubungan kausal antar varibel. Peneliti dapat melakukan eksplorasi jalur-jalur mana yang memiliki pengaruh kausalitas lebih dominan dibandingkan dengan jalur lainnya.

Pedoman yang dilakukan untuk menentukan ukuran sampel yang akan dipakai untuk estimasi parameter adalah:

a. Ukuran sampel tergantung pada metode estimasi parameter yang dipakai. Bila estimasi parameter menggunakan metode Maximum Likelohood Estimasi (MLE), ukuran sampel yang disarankan adalah 100-200. b. Ukuran sampel tergantung pada kompleksitas model yang akan diteliti.

(51)

c. Ukuran sampel tergantung pada distribusi data. Bila distribusi data semakin jauh dari normal, maka ukuran sampel yang dibutuhkan semakin besar dengan pedoman sekitar 15 kali jumlah parameter.

5. Menilai Kemungkinan Munculnya Masalah Identifikasi

Pedoman identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini:

a. Standard Error yang sangat besar pada suatu atau beberapa koefisien. b. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya

disajikan.

c. Munculnya angka-angka yang aneh, seperti adanya varians error yang bernilai negatif.

d. Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang diperoleh (> 0,9).

e. Pendugaan parameter tidak dapat di peroleh, misalnya terjadi matriks tidak definit positif.

Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan lebih banyak konstrain pada model yang dianalisis tersebut.

6. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit

(52)

adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM. Apabila asumsi-asumsi-asumsi-asumsi ini dipenuhi, maka model dapat di uji. Menurut Ferdinand dalam Andriani (2011: 53), asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan permodelan SEM adalah:

a. Ukuran Sampel

Jumlah minimum sampel yang harus dipenuhi dalam model ini minimal sebanyak 200 responden dalam SEM dan menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap estimated parameter. Apabila ingin dikembangkan model dengan 20 parameter, maka minimum sampel yang harus

digunakan adalah 100 sampel. b. Nomalitas dan Linieritas

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk permodelan SEM. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode statistik. Uji normalitas perlu dilakukan, baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun normalitas multivariate dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Uji linieritas dapat dilakukan dengan mengamati scatterplots data (memilih pasangan data dan melihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas).

c. Outliers (Nilai-nilai Ekstrim)

(53)

kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi lainnya.Outlier dapat diatasi asal diketahui bagaimana munculnya outliers itu. Pada dasarnya outliers dapat muncul karena:

Kesalahan prosedur, seperti kesalahan dalam memasukkan data atau memberi kode data.

Keadaan khusus yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain, tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai

penyebab munculnya nilai ekstrim tersebut.

Adanya suatu alasan, tetapi peneliti tidak dapat mengetahui penyebabnya atau tidak ada penjelasannya mengenai nilai ekstrim tersebut muncul. Outliers dapat muncul dalam rentang nilai yang ada, namun bila dikombinasikan dengan variabel lainnya,

kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim (multivariate outliers).

d. Multicolinearity dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil memberi indikasi adanya masalah multikolinearitas atau singularitas. Penanganan data yang data yang dapat dilakukan adalah dengan mengeluarkan variabel yang menyebabkan singularitas tersebut. Bila singularitas dan

multikolinearitas dikemukakan dalam data dikeluarkan itu, salah satu treatmentyang dapat diambil adalah dengan menciptakan “composite

variables”, untuk digunakan dalam analisis selanjutnya. Dalam analisis

(54)

hipotesis mengenai model. Umumnya terdapat berbagai jenis fiz index yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan.

3.9 Pengujian Hipotesis

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 290)

“Hipotesis adalah pernyataan belum teruji yang menjelaskan suatu fakta atau fenomena jawaban masalah penelitian, berdasarkan telaah konsep-konsep teoritis yang perlu diuji secara impiris.”

3.9.1 Hipotesis 1

Kinerja variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan atau selera pasar. Produk, harga, promosi, saluran distribusi, sumber daya manusia, proses, dan prasarana fisik dari bauran pemasaran dan keputusan pembelian konsumen dapat memperlihatkan kinerja perusahaan. Hipotesis diterima apabila rata-rata skor variabel produk, harga, promosi, saluran distribusi, sumber daya manusia, proses, dan prasarana fisik menunjukkan pengaruh yang tinggi dalam keputusan pembelian konsumen pada produk CNI. Jika bauran pemasaran memiliki kinerja yang tinggi maka keputusan pembelian produk CNI akan tinggi pula (Zikmund at all, 2003: 45 dalam Yusuf, 2009: 120).

Untuk menjawab hipotesis ini, digunakan distribusi frekuensi dari skor interval. Skor interval yang tergantung banyaknya kuesioner dari setiap variabel yang akan di uji. Rumus perhitungan skor interval adalah:

(55)

Score survey dari angka 1, 2, 3, 4, 5 yang tertinggi 5 dan yang terendah 1. Bahwa: n = jumlah sampel, q = jumlah kuesioner setiap variabel. (Dapat dilihat pada Lampiran 4 Tabel perhitungan skor dan range interval).

3.9.2 Hipotesis 2

Bauran Pemasaran (produk, harga, promosi, saluran distribusi, sumber daya manusia, proses dan prasarana fisik) berpengaruh positif bagi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk CNI di Bandar Lampung.

(56)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis dari hasil pembahasan hasil penelitian , dapat disimpulkan bahwa “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Creative Network Internationaldi Bandar Lampung” mempunyai pengaruh yang signifikan. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu:

1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, da[at dilihat bahwa variabel dari Bauran Pemasaran (X) seperti produk (X1), harga (X2), promosi (X3), saluran distribusi (X4), sumber daya manusia (X5), proses (X6), dan prasaran fisik (X7) memiliki kinerja yang berbeda. Produk memberikan bobot nilai sebesar 3609 (60,15%), harga 3612 (60,2%), promosi 3471 (57,85), saluran distribusi 2404 (40,07%), sumber daya manusia 2440 (40,52%), proses 2415 (32,25%) dan prasarana fisik 2396 (39,94%). Sehingga dapat diketahui bahwa kontribusi yang paling besar diberikan oleh variabel harga dengan nilai 3612 (60,2%), dan yang terendah adalah variabel proses dengan nilai 2415 (32,25%).

(57)

memberikan kontribusi yang berbeda. Produk memberikan nilai sebesar 0,71, harga 0,91, promosi sebesar 0,95, saluran distribusi sebesar 0,96, sumber daya manusia sebesar 0,88, proses sebesar 32,25 dan prasarana fisik sebesar 0,71. Sehingga dapat diketahui bahwa saluran distribusi memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan varibael lainnya dengan nilai sebesar 0,96 dan variabel yang memiliki pengaruh terendah adalah produk dan prasarana fisik dengan nilai 0,71.

3. Penilaian kualitas model penelitian yang diajukan cukup baik.hal tersebut dapat dilihat dari uji kecocokan model yang dihasilkan yaitu nilai X2 (chi-kuadrat) sebesar 44,38 dengan df ( degrees of freedom) sebesar 45 dan probability sebesar 0,000, GFI (Goodness of Fit Index) sebesar 0,99 hal tersebut baik karena ≥ 0,90 dan AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) sebesar 0,98 hal tersebut baik karena ≥ 0,90.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari perhitungan untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel, beberapa saran yang diajukan sebagai berikut:

(58)

karyawan dan memberikan pelatihan untuk karyawan itu sendiri agar karyawan dapat memberikan layanan yang lebih memuaskan konsumen. CNI dalam meningkatkan kinerja dari variabel prasarana fisik sebaiknya CNI Distribution Center Chain Store Bandar Lampung meningkatkan fasilitas parkir dengan memperluas lahan parkir.

CNI dalam meningkatkan kinerja dari proses perusahaan sebaiknya perusahaan memberikan kebijakan konsumen dengan memberikan alternatif lain dalam melakukan pembayaran seperti pembayaran secara berkala sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli lebih banyak produk.

2. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian SEM diketahui bahwa variabel produk dan prasarana fisik memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan dengan variabel lainnya yaitu sebesar 0,71. Untuk itu, baiknya CNI meningkatkan variasi dari produknya dan

mendesain kembali kemasan produk sehingga konsumen lebih tertarik untuk membelinya.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

CNI. 2013. Katalog Info Belanja CNI 2013. CNI: Jakarta. CNI. 2013. Membership Guide Book CNI. CNI: Jakarta.

Dharmesta & Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Liberti: Yogyakarta.

Hidayati, Nur. 2012. Analisis Personality Celebrity Endoser (Daya Tarik, Kepercayaan, dan Keahlian) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Sabun Lux. Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta: Bandung.

Kotler, Philiph and Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid 1. PT Indeks: Jakarta.

Kotler, Philip. dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Penerbit Erlangga, Jakarta

Lovelock, Christoper., Wright, Lauren. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Alih Bahasa. PT Indeks, Jakarta.

MLM Leaders. 2007. The Secret Book of MLM. PT Menuju Insan Cemerlang: Surabaya.

(60)

Pelayanan Terhadap Keputusan Menggunakan Fasilitas Kredit Usaha Mikro Pada PT Bank Mandiri Mikro Bussines Unit Cabang Cut Meutia Bandar Lampung. Tesis Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Andi: Yogyakarta.

Santoso, Singgih. 2002. Statistik Multivariat. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

Subagyo, Ahmad. 2010. Marketing In Business. Mitra Wacana Media: Jakarta. Suparno. 2003. Marketing Professional. Restu Agung: Jakarta.

Tandjung, Jenu Widjaja. 2004. Marketing Management: Pendekatan Pada Nilai-Nilai Pelanggan. Edisi Kedua. Bayumedia Publishing: Malang.

Yusuf, Nasrullah. 2009. Kinerja Strategi dan Pelanggan dan Pesaing Sasaran. Pengaruhnya Terhadap Kinerja Strategi Pemasaran Jasa serta Implikasinya Terhadap Kepercayaan Pelanggan. Disertai Ilmu Kekhususan Manajemen Bisnis Pascasarjana Universitas Padjajaran.

Website:

Gambar

Tabel 1.2 Harga Beberapa Produk Favorit CNI di Bandar Lampung
Tabel 1.4 Image Corporate Award kategori Multi Level Marketing di     Indonesia
Tabel 1.5 Penjualan Produk CNI di Bandar Lampung
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
+4

Referensi

Dokumen terkait

Skala Fahrenheit kemudian didefinisikan kembali untuk membuat interval beku mendidih tepatnya 180 derajat, nilai nyaman seperti 180 adalah angka yang sangat komposit, yang

Reis (2008) explained that LULC alterations (based especially on human activities), negatively effect the patterns of.. climate, the patterns of natural hazard and

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini bahwa penggunaan media

EKSPLORASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS VII SEKOLAH INDONESIA

[r]

Setelah peneliti menganalisis data yang diperoleh, langkah selanjutnya yaitu interpretasi data. Seperti yang dijelaskan pada siklus I, peneliti belum memeroleh keberhasilan

Pemenang wajib melunasi seluruh harga lelang dalam jangka waktu 2 (Dua) hari pada hari Rabu 27 Juli 2016 dari setelah lelang dilaksanakan, apabila dalam jangka waktu

Perbedaannya yaitu, probalistik adalah perubahan pada suatu sistem yang tidak dapat. dipredikisi secara pasti, contohnya : gerak pantulan bola,