• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUANGAN ABU PADA KOMPOR GASIFIKASI DENGAN PRINSIP PNEUMATIC CONVEYING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUANGAN ABU PADA KOMPOR GASIFIKASI DENGAN PRINSIP PNEUMATIC CONVEYING"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

MAKING AND TESTING ASH DISPOSAL SYSTEM ON STOVE GASIFICATION WITH PRINCIPLES

PNEUMATIC CONVEYING By

AGUNG PRASETYO

Type of downdraft gasification stove ever made by Adiansyah (2013) there are problems one of which is at the disposal of ash from combustion. In the ashes are still frequently occur due to a blockage in his disposal of ash from the burning diruang oxidation is still not evenly distributed due to the presence of flammable materials are hampered by the air pipeline. The advantages of pneumatic conveying of material moved in the pipeline, the ability to move the dusty material, saving space and transfer capability in a variety of angles and directions, few moving parts, and the ease of the automatic removal process. Based on the advantages of pneumatic conveying can overcome one of the drawbacks of such tools.

Making process is done in the production workshop which covers the process of cutting, welding, drilling, lathing, smoothing, and painting. With a pipe diameter of 2.5 in and throat diameter of 0.75 in. Based on the results of tests performed and the voltage obtained the best air speed is 5.4 m/s with a separation of 94% effective.

(2)

ABSTRAK

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUANGAN ABU PADA KOMPOR GASIFIKASI DENGAN PRINSIP pembakarannya. Pada pembuangan abu masih sering terjadi sumbatan pada pembuangan nya karena abu dari hasil pembakaran diruang oksidasi belum merata terbakar karena masih adanya bahan baku yang terhambat oleh pipa saluran udaranya. Kelebihan pneumatic conveying adalah material yang dipindahkan dalam pipa, kemampuan memindahkan material berdebu, menghemat ruang dan kemampuan pemindahan dalam berbagai sudut dan arah, sedikit part yang bergerak, dan kemudahan dalam proses pemindahan otomatis. Berdasarkan kelebihan-kelebihan pneumatic conveying dapat mengatasi salah satu kekurangan dari alat tersebut.

Proses pembuatan dilakukan di bengkel produksi yang meliputi proses pemotongan, pengelasan, pengeboran, pembubutan, penghalusan, dan pengecatan. Dengan diameter pipa 2.5 in dan diameter throat 0.75 in. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh voltase dan kecepatan udara yang terbaik adalah 5,4 m/s dengan efektifitas pemisahan sebesar 94 %.

(3)

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUANGAN ABU PADA KOMPOR GASIFIKASI DENGAN PRINSIP

PNEUMATIC CONVEYING

Oleh

AGUNG PRASETYO

Laporan Proyek Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar AHLI MADYA (A.Md)

Pada

Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Timur pada tanggal 25 Mei 1993 sebagai anak ke dua dari pasangan suami istri Imam Mahmudi dan Sujiati, Pendidikan penulis diawali dari sekolah Taman Kanak-Kanak Yayasan Satya Dharma Sudjana Gunung Madu pada tahun 1997 dan menyelesaikan pada tahun 1999, kemudian pada tahun 1999 penulis melanjutkan di Sekolah Tingkat Dasar SDN 2 Terusan Nunyai diselesaikan pada tahun 2005, kemudian pada tahun 2005 penulis melanjutkan di sekolah menengah pertama SMP Satya Dharma Sudjana, PT. Gunung Madu Plantation dan diselesaikan pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2008 penulis melanjutkan di sekolah menengah atas SMAN 1 Terusan Nunyai dan diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian tahun 2011 penulis melanjutkan kuliah di Universitas Lampung dengan jalur PMPD jurusan Teknik Mesin dan diselesaikan pada tahun 2014. Tahun 2013 penulis melakukan kerja praktek di PT. Gunung Madu Plantation dengan judul Cara Kerja Dan Perawatan Mesin Rotary Screen (Penyaring Air Nira Tebu).

(8)
(9)

Motto

“Jadikan hari esok adalah hari terakhir dalam hidupmu”

Manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan tetapi manusia tidak

dapat dikalahkan selama manusia itu Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH

pada dirinya sendiri

Orang tua adalah ha

l yang paling indah aku miliki dalam hidup”

(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Akhir dengan judul Pembuatan dan Pengujian Sistem Pembuangan Abu Pada Kompor Gasifikasi Dengan Prinsip Pneumatic Conveying.

Laporan Proyek Akhir ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik pada program studi Diploma III Teknik Mesin Universitas Lampung.

Dalam pelaksanaan Proyek Akhir ini banyak sekali pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini, dari awal pelaksanaan hingga akhir penulisan laporan Proyek Akhir. Sehingga penulis mendapat pengalaman yang berharga dan ilmu yang bermanfaat selama pelaksanaan Proyek Akhir. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(11)

2. Kakaku Ina Diah Kurniawati, terima kasih atas bantuan dana untuk semuanya; bawel, egois, rusuh hehehe, dan kasih sayangnya .

8. Saudaraku di Teknik Mesin angkatan 2011 khususnya, dan angkatan 1998 sampai 2013 pada umumnya, solidarity forefer.

Akhir kata, penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan dalam penyajian Laporan Proyek Akhir ini, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 5 September 2014 Penulis

(12)

2.2. Komposisi Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi ... 6

2.3. Pneumatic Conveyor ... 7

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu ... 16

3.2. Alat dan Bahan ... 16

3.3. Kalibrasi Alat ukur ... 19

(13)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembuatan Sistem Pembuangan Abu ... 21

4.2. Hasi Pengujian ... 26

V. SIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 29

5.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Karakteristik Rongga Pengisian Penumatik ... 9

2.2. Nilai Faktor α Terhadap Ukuran Partikel ... 11

3.1. Data Hasil Kalibrasi Blower ... 20

4.1. Bahan Yang Digunakan ... 25

4.2. Alat Yang Digunakan ... 25

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tipe Gasifier ... 5

2.2. Dua Sub-Tipe Reaktor Gasifikasi Moving Bed ... 6

2.3. Ventury Feeder ... 12

2.4. Siklon Separator ... 14

2.5. Perancangan Siklon Separator ... 15

3.1. Gasifier type downdraft ... 17

3.2. Blower ... 17

3.3. Voltage regulator ... 18

3.4. Anemometer... 18

3.5. Timbangan Digital ... 19

3.6. Abu Sekam Padi ... 19

4.1. Sistem Pembuangan Abu Yang Sebelumnya ... 21

4.2. Sistem Pembuangan Abu Yang Telah Dimodifikasi ... 22

4.3. Perancangan Siklon Separator ... 23

4.4. Proses Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arch Welding) ... 25

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Proses Pabrikasi... 33

2. Proses Pengambilan Data... 34

3. Blower... 35

4. Pipa Pneumatic Conveying... 36

5. Seklon Separator... 37

(17)
(18)

M1 : masa abu yang keluar pada bagian Material Out ; gr M2 : masa abu yang keluar pada bagian Gas Out ; gr B : faktor yang dianggap sama dengan (2 sampai 5) x 10 -5 ������ : perbandingan ratio Pt dengan Pi

(19)

1

Laporan Proyek Akhir

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mesin pemindah bahan (material handling equipment) merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang tidak jauh, misalnya pada bagian atau departemen pabrik, pada tempat-tempat menumpukan bahan, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan, dsb (Zainuri, 2008).

Salah satu dari mesin pemindah bahan tersebut ialah pneumatic conveying. Pneumatic conveying, atau disebut juga konveyor udara terutama berfungsi untuk

memindahkan muatan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara yang bergerak melalui pipa. Kelebihan pneumatic conveying adalah material yang dipindahkan dalam pipa, kemampuan memindahkan material berdebu, menghemat ruang dan kemampuan pemindahan dalam berbagai sudut dan arah, sedikit part yang bergerak, dan kemudahan dalam proses pemindahan otomatis (Zainuri, 2008).

(20)

2

Laporan Proyek Akhir

nya masih belum sempurna dikarenakan gas masih tercampur air dengan abu, sehingga gas masih belum sempurna yang dihasilkan oleh kompor gasifikasi tersebut. Pada pembuangan abu masih sering terjadi sumbatan pada pembuangan nya karena abu dari hasil pembakaran diruang oksidasi belum merata terbakar karena masih adanya bahan baku yang terhambat oleh pipa saluran udaranya.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan pneumatic conveying dapat mengatasi salah satu kekurangan dari alat yang dibuat oleh Adiansyah (2013). Oleh sebab itu penulis menerapkan konsep pneumatic conveying terhadap kompor gasifikasi tersebut dan menjadikan hal tersebut menjadi proyek akhir.

1.2. Tujuan Proyek Akhir

Adapun tujuan pembuatan dan pengujian sisitem pembuangan abu pada kompor gasifikasi dengan menggunakan prinsip pneumatic conveying ini adalah

a. Mengoptimalkan sistem pembuangan abu yang efisien dan praktis dengan prinsip pneumatic conveying.

b. Mengetahui dimensi dari perangkat pneumatic conveying dengan pengujian berdasarkan kecepatan udara.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan laporan proyek akhir ini, hanya dibatasi pada pembuatan Mesin pneumatic conveying dan pengujiannya.

1.4. Sistem Penulisan

(21)

3

Laporan Proyek Akhir

1. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan latar belakang, tujuan proyek akhir, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisikan teori-teori yang diperlukan dalam landasan penyusunan laporan proyek akhir ini.

3. METODOLOGI PROYEK AKHIR

Dalam bab ini berisikan waktu dan tempat pelaksanaan, alat dan bahan, dan tahap pengujian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas tentang pembuatan dan hasil pengujian alat untuk mengetahui hasil kinerja alat tersebut.

5. SIMPULAN DAN SARAN

(22)

4

Laporan Proyek Akhir II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gasifikasi

Gasifikasi adalah proses konversi energi dari bahan bakar yang mengandung karbon (padat ataupun cair) menjadi gas yang disebut producer gas dimana gas tersebut memiliki nilai bakar dengan cara oksidasi parsial pada temperatur tinggi. Produk luaran gasifikasi yang telah dimurnikan adalah komponen yang mudah terbakar yang terdiri dari campuran karbon monoksida (CO), hydrogen (H2) dan metan (CH4) yang disebut syngas dan pengotor anorganik seperti NH3, HCN, H2S, debu halus, serta pengotor organik yaitu tar (Milne, Abatzoglou, dan Evan, 1998) (Stevens, 2001).

Ada beberapa tipe reaktor gasifikasi, yang secara garis besar terbagi menjadi fixed-bed dan fluidized-bed. Reaktor tipe fluidized-bed biasanya berukuran besar dan menghasilkan daya dalam besaran MW. Sedang tipe fixed-bed digunakan untuk memperoleh daya kecil dengan kisaran kW sampai beberapa

MW.

(23)

5

Laporan Proyek Akhir

Gambar 2.1. Tipe Gasifier (Knoef, 2005)

Pada tipe moving-bed, biomasa akan mengalir ke bawah secara lambat dalam reaktor berbentuk tabung, seiring dengan laju pembakaran yang terjadi pada bagian bawah tumpukan tersebut. Pada tipe tersebut selama proses gasifikasi, front nyala api terjadi di bagian bawah reaktor, sehingga nama lengkap untuk tipe ini adalah moving-bed fixed-flame. Reaktor moving bed cocok untuk biomasa yang mudah bergerak ke bawah oleh gaya gravitasi misalnya serpih atau cebis kayu (wood chips), kayu potong kecil, tongkol jagung, tempurung kelapa, dan sebagainya. Tipe reaktor moving bed yang saat ini beroperasi terdiri dari 2 macam yaitu down-draft (co-current) dan up-draft (counter-current).

(24)

6

Laporan Proyek Akhir

sehingga lebih mudah dan murah untuk membersihkannya. Pada Gambar 2.2 ditunjukkan skema reaktor gasifikasi up-draft dan down-draft.

a. Up-draft

b. Down-draft

Gambar 2.2. Dua Sub-Tipe Reaktor Gasifikasi Moving Bed (Turare, 1997)

2.2. Komposisi Sekam Padi Dan Abu Sekam Padi

(25)

7

Laporan Proyek Akhir

baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar ataupun sebagai adsorpsi pada logam-logam berat. Sekam tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang mengandung banyak silika dalam bentuk serabut-serabut yang sangat keras. Pada keadaan normal, sekam berperan penting melindungi biji beras dari kerusakan yang disebabkan oleh serangan jamur, dapat mencegah reaksi ketengikan karena dapat melindungi lapisan tipis yang kaya minyak terhadap kerusakan mekanis selama pemanenan, penggilingan dan pengangkutan (Paramita, 2010).

2.3. Pneumatic Conveyor

Pneumatic coveyor, atau disebut juga konveyor udara, terutama berfungsi

untuk memindahkan muatan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara yang bergerak melalui pipa (duct) (Zainuri, 2008). Prinsip umum operasional semua jenis pemindahan pneumatik adalah gerak dipindahkan ke bahan oleh aliran udara yang bergerak sangat cepat.

Pneumatic conveyor banyak digunakan di industri, seperti industri makan dan

minuman, industri obat-obatan dan sebagainya. Berbagai macam material yang dapat dipindahkan terdiri dari material kering (dry free-flowing) dan material bubuk (powdered material), seperti: semen, debu, batu bara, butiran, alumina, apatie concentrate, ashes, kapas, batu bara serbuk, serbuk kayu gergajian, bahan

katalis, dan sebagainya.

(26)

8

Laporan Proyek Akhir Kelebihan pneumatic conveyor adalah

a. Material yang dipindah dalam pipa yang ditutup rapat (hermetically sealed pipe) dan tanpa losses.

b. Kemampuan memindahkan material berdebu.

c. Menghemat ruang dan kemampuan pemindahan dalam berbagai sudut dan arah.

d. Sedikit part yang bergerak.

e. Kemudahan dalam proses pemindahan otomatis. Kekurangan utama pneumatic conveyor adalah

a. Konsumsi daya besar (1 sampai 4 kWh per ton material yang dipindahkan).

b. Part mudah sobek ketika memindahkan bahan abrasif.

c. Tidak sesuai untuk memidahkan bahan yang mudah mengembun (moist) dan mudah menempel pada logam (sticky materials).

Ada beberapa macam pneumatic conveyor. Berdasarkan metode pemindahanya, pneumatic conveyor dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a. Suction conveyor. b. High pressure conveyor. c. Medium pressure conveyor.

d. Kombinasi suctionpressure conveyor.

Pneumatic conveyor untuk memindahkan material curah dalam aliran

(27)

9

Laporan Proyek Akhir

perhitungan pneumatic conveyor adalah kebutuhan udara yang diperlukan Vair

(m3/det), tekanan udara P (kg/cm2), dan diameter dalam pipa konveyor dp (m). Parameter lain adalah panjang lintasan konveyor � (�), berat konsentrasi campuran µ (kg),dan kecepatan pemindahan aliran udara dalam pipa konveyor vair (m/det). Perhitungan umunya berdasarkan data yang diperoleh dari pengalaman praktik operasional dan uji lab (test plants).

Tabel 2.1. Karakteristik Rongga Pengisian Pneumatik

Diameter rongga 2.3.1. Menentukan Panjang lintasan Konveyor (Lred)

(28)

10

Laporan Proyek Akhir

Panjang ekuivalen tergantung sifat-sifat bahan yang akan dipindahkan, dimensi geometris, dan hambatan alat. Rumusan untuk menghitung panjang lintasan konveyor Leq adalah (Zainuri, 2008) :

Leq = ∑lhor + ∑lv+ ∑leq e+ ∑leq v (m) ... (2.1)

Keterangan

∑lhor : jumlah panjang bagian horizontal

∑lv : jumlah panjang bagian vertikal

∑leq e : jumlah panjang ekuivalen karena elbow

∑leq v : jumlah panjang ekuivalen karena katup (valve)

2.3.2. Menentukan Kecepatan Aliran Udara Konveyor (vair)

Bahan yang akan dipindahkan secara steady sepanjang pipa hanya jika kecepatan aliran udara vair cukup besar. Kecepatan udara sebaiknya tidak terlalu

lebih besar dari kecepatan ijin minimum (kecepatan kritis) untuk menghindari konsumsi daya yang efektif. Juga tidak boleh dibawah batas kecepatan kritis karena akan membuat pipa buntu, yang disebut bottlenecks. Material yang dinaikan dan dibawa aliran udara ke titik tertentu ditentukan oleh kecepatan angkut (pick-up velocity) vk, yaitu kecepatan naik aliran udara sehingga

(29)

11

Laporan Proyek Akhir

Untuk bagian yang memiliki tekanan mendekati tekanan atmosfer, yaitu pada sisi keluar konveyor bertekan dan pada nozzle konveyor isap, pada �air = konst = 1 kg/m3, kecepatan udara pemindah yang dibutuhkan di tentukan dengan persamaan.

���� = α �+ �2eq (m/det) ... (2.2)

dengan α : faktor ukuran partikel yang meningkat dengan besar ukuran partikel

1 : berat jenis partikel, ton/m3.

B : faktor yang dianggap sama dengan (2 sampai 5) x 10 -5, untuk partikel bubuk kering.

Leq : Panjang lintasan konveyor.

Untuk konveyor isap (suction conveyor), B L2red diabaikan karena panjang pipa konveyor jarang yang mencapai 100 m.

Tabel 2.2. Nilai Faktor � Terhadap Ukuran Partikel

Karakteristik Bahan Ukuran Partikel

2.3.3. Menentukan Berat Konsentrasi Campuran

(30)

12

Laporan Proyek Akhir

Umumnya konsentrasi campuran akan tergantung terhadapa diameter pipa konveyor di, tekanan P, dan panjang konveyor Leq. Setiap jenis Pneumatic Conveyor beroperasi dengan tekanan udara spesifik, yaitu: untuk sistem

bertekan tinggi (high pressure conveyor) = 0,2 sampai 0,45 kg/cm2. Menentukan konsumsi udara dan diameter dalam pipa konveyor. Konsumsi udara ditentukan dari persamaan: standar yang terdekat. Tebal pipa akan dipilih dengan memperhatikan abrasivitas bahan yang dipindahkan.

2.3.4. Perancangan Venturi

Venturi pada dasarnya terdiri dari pengurangan dikontrol pipa penampang di wilayah mana materi diberi makan dari gerbong pasokan, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.3.

(31)

13

Laporan Proyek Akhir

Konsekuensi dari pengurangan di daerah aliran adalah peningkatan kecepatan udara dan penurunan nilai tekanan, yang akan terjadi di wilayah ini. Perancangan venturi, menggunakan tekanan di throat sedikit lebih rendah, atau sama seperti yang di gerbong pasokan yang memungkinkan mendorong material untuk mengalir dengan mudah kebawah gravitasi kedalam pipa selanjutnya.

Dua parameter penting dalam pengumpan venturi adalah kecepatan pada throat (Ct) dan diameter throat (dt) (Mills, 2004). Cp : Panas Spesifik Pada Tekanan Konstan (J/kg.K)

2.3.5. Cyclone Separator (Siklon Separator)

(32)

14

Laporan Proyek Akhir

bentuk spiral yang lebih kecil. Gas yang bersih keluar dari bagian puncak siklon sedangkan partikel keluar dari dasar siklon.

Gambar 2.4. Siklon Separator (Mills, 2004)

Siklon sering digambarkan sebagai peralatan dengan efisiensi rendah. Namun dalam perkembangannya siklon mampu menghasilkan efisiensi 98% bahkan lebih untuk partikel yang lebih besar dari 5 microns (Cooper, 1986). Efisiensi lebih dari 98% juga tercatat pada siklon untuk partikel yang diameternya lebih dari 346 microns (Funk, 2000).

(33)

15

Laporan Proyek Akhir

Perubahan diameter badan siklon dan diameter pipa gas keluar diperoleh hasil bahwa perubahan keduanya tidak mempunyai pengaruh secara signifikan pada efisiensi. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa siklon dengan bukaan kerucut (cone) yang lebih kecil akan mempunyai efisiensi lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa partikel secara dipercepat dalam seksi kerucut akibat pengecilan luasan penampang kerucut secara bertahap. Luas penampang yang lebih kecil akan menghasilkan kecepatan tangensial yang lebih besar dan gaya sentrifugal yang lebih besar terjadi pada partikel di dalam aliran gas. Akibatnya terjadi peningkatan pengumpulan partikel. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan diameter kerucut tidak mempengaruhi bentuk kurva efisiensi (Xiang, 2001). Berikut merupakan gambar perancanganya (Mills, 2004).

(34)

16

Laporan Proyek Akhir

III. METODOLOGI PROYEK AKHIR

3.1. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan proyek akhir ini dilakukan dibeberapa tempat antara lain:

a. Bengkel modifikasi baja dan bengkel las sukarame, merupakan tempat fabrikasi.

b. Laboratorium Teknik Mesin Universitas Lampung, sebagai tempat pengujian proyek akhir guna mendapatkan data-data yang diperlukan. Dan pelaksanaanya pada tanggal 1 februari sampai dengan 30 juni 2014.

3.2. Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan proyek akhir ini, diperlukan beberapa peralatan penunjang serta bahan yang dibutuhkan sebagai berikut:

3.2.1. Alat

Adapun alat pendukung yang digunakan untuk proses pengujian perangkat pneumatic conveying adalah sebagai berikut:

a. Gasifier

Gasifier atau Gasifikasi Biomassa merupakan alat yang dapat digunakan

(35)

17

Laporan Proyek Akhir

digunakan dalam penelitian ini adalah gasifier downdraft yang sudah ada pada jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

Gambar 3.1. Gasifier type downdraft di Teknik Mesin Universitas Lampung b. Blower

Blower berfungsi sebagai penyuplai udara untuk proses pneumatic

conveying. Pada penelitian ini digunakan 1 buah blower untuk memenuhi

debit udara yang dibutuhkan.

(36)

18

Laporan Proyek Akhir

c. Voltage Regulator

Voltage regulator berfungsi untuk mendapatkan variasi flowrate blower.

Gambar 3.3. Voltage regulator d. Digital Anemometer

Digital Anemometer ini digunakan untuk mengukur flowrate dari keluaran

blower. Anemometer digunakan adalahjenis AM-4200

Gambar 3.4. Anemometer e. Timbangan Digital

(37)

19

Laporan Proyek Akhir

Gambar 3.5. Timbangan Digital 3.2.1. Bahan

Bahan baku yang digunakan pada pengujian perangkat pneumatic conveying yaitu:

a. Abu Sekam Padi

Abu Sekam padi sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam pengujian sistem pembuangan pada gasifair. Perlakuan awal abu sekam padi hanya dikeringkan secara alami dengan bantuan panas matahari.

Gambar 3.6. Abu Sekam Padi

3.3. Kalibrasi Alat ukur

(38)

20

Laporan Proyek Akhir

mengukur flowrate tersebut, berdasarkan fungsi kecepatan aliran (m/s). Mengacu spesifikasi alat ukur, satuan kecepatan pada anemometer dapat diubah menjadi ft/min atau km/jam. Berikut adalah data hasil kalibrasi tersebut:

Tabel 3.1. Data Hasil Kalibrasi Blower

No. Voltase b. Memasang blower pada pipa inlet.

c. Memasang kantong plastik di bagian exaust material cylone separator. d. Menghubungkan kabel daya blower pada regulator yang dipakai untuk

mengatur debit udara yang dialirkan.

e. Menghidupan blower dan set up pada tegangan voltase yang akan diujikan. f. Memasukan abu sekam padi sebanyak 2 gr pada lubang atas throat yang

telah ditimbang sebelumnya menggunakan timbangan digital.

g. Mematikan blower setelah abu tertuang semua pada lubang atas throat. h. Menimbang abu sekam padi yang telah masuk kedalam pelastik dengan

(39)

21

Laporan Proyek Akhir

(40)

29

Laporan Proyek Akhir V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari proyek akhir ini, adapun kesimpulan yang dapat penulis sampaikan dari pembuatan dan pengujian alat ini adalah

1. Sistem pneumatic conveying yang digunakan pada kompor gasifikasi ini bertujuan untuk menanggulangi masalah yang terjadi pada kompor gasifikasi yang dibuat oleh Adiansyah (2013) dan terbukti lebih praktis hingga efisien dari yang sebelumnya.

2. Pada sistem pneumatic conveying ini digunakan kecepatan aliran udara yang dibutuhkan sebesar 5,9 m/s, dengan diameter pipa sebesar 6,4 cm. Hal-hal tersebut dapat berubah seiring terhadap material yang dipindahkan dan jauh dekatnya material yang akan dipindahkan.

3. Pada proses perancangan mendapatkan diameter venturi sebesar 1,7 cm dan diameter cyclone sebesar 10 cm. Hal ini pun juga mengacu pada material yang dipindahkan dan jarak material yang akan dipindahkan.

(41)

30

Laporan Proyek Akhir

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan, untuk terciptanya alat yang lebih baik yaitu

1. Dalam pemakaian pipa sebaiknya menggunakan pipa dengan tingakat kekasaran yang rendah sehingga dapat mengoptimalkan sistem pneumatic conveying.

2. Agar tidak mematikan blower pada saat pengopersian kompor gasifikasi, karena akan menyebabkan terjadinya penumpukan pada pipa pneumatic, sehingga menyebabkan penyumbatan.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Adiansyah, Yusi. 2013 “Pembuatan Kompor Gasifikasi Berbahan Sekam Padi Type Down Draft” Laporan Proyek Akhir. Universitas Lampung, Bandar

Lampung.

Ach. Zainuri, Muhib, S.T., M.T, 2008, Mesin Pemindah Bahan-Ed. II. Andi. Yogyakarta.

Belonio, a.t.;2005; rice husk gas stove handbook; appropriate technology center, departemen of agricultural enngineering and environmental management,

collage of agriculture, central phillipine university, iloilo city, philippines.

Bernando, S., Peres, A.P., dan Mori, M., 2005, Computational Study of Ciclone Flow Fluid Dynamics Using a Different inlet section angle, Thermal

Engineering, Vol.4.

Cooper, C.D. dan Alley, F.C., 1986, Air pollution Control, USA.

Dr. Mills David, 2004, Pneumatic Conveying Design Guide Second Edition, Elsevier Butterworth-Heinemann, Science and Technology Rights Department in Oxford

(43)

J.PA. Neeft, H.A.M. Knoef, U. Etc., Guideline for sampling and Analiysis of Tar and Particles in Biomassa producer gases, version 3.3.

Milne, T.A., N. Abatzoglou, dan R.J Evan, 1998, Biomass Gasifier “Tars”:Their Nature, Formation And Coversion, National Renewable Energy

Laboratory (NREL).

Paramita, Anisa., 2010, Sekam padi, sumber energi yang mulai dilirik, Diakses dari http://bulkdensity.com/-culture/teknologi.htm. Diakses pada tanggal 13 desember 2013 pada pukul 01.00 WIB.

Turare, C., 1997, Biomass Gasification Technology and Utilisation, Diakses dari http://memebers.tripod.com/-cturare/bio.htm. Diakses pada tanggal: 21 April 2013 pada pukul 23.00 WIB.

(44)
(45)

Proses Pabrikasi

Proses Pemotongan Proses Pengelasan

Hasil Pengelasan Tampak depan Hasil Pengelasan Tampak kanan

(46)

Proses Pengambilan Data

Proses Penimbangan Masa Awal Proses Penimbangan Masa Abu

Proses Kalibrasi Alat Ukur Proses Seting Voltase

Proses Pemasangan Plastik Outlet Proses Penuangan Abu Pada Pipa Throat

(47)

(48)
(49)
(50)
(51)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

Alhamdulillaahirobbil’aalamiinn, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang yang selalu melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayahnya, karena pertolongan dan izin Nya jua laporan akhir yang berjudul “ RANCANG

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq, dan hidayahnya, dan tak lupa ucapan terimakasih

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Bismillahirahmanirrahim, Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi dengan