• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRAK UMBI KEMBANG SUNGSANG (Gloriosa superba L.) TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EKSTRAK UMBI KEMBANG SUNGSANG (Gloriosa superba L.) TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK UMBI KEMBANG SUNGSANG (Gloriosa superbaL.) TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH

(Capsicum annuumL.)

Oleh

Lies M.Octa Dian S

Cabai merah (Capsicum annuumL.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat. Pada tahun 2009 produksi cabai di Indonesia rata-rata produksi nasional mencapai 7,04 ton/ha sedangkan pada tahun 2010 produksi cabai di Indonesia mencapai 3,83 ton/ha. Rendahnya produktivitas cabai di Indonesia disebabkan oleh kualitas benih yang masih rendah, teknik budidaya belum optimal, dan gangguan hama serta penyakit.

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman cabai adalah dengan membuat tanaman poliploid. Tanaman poliploid dapat diinduksi dengan menggunakan senyawa kolkisin. Senyawa kolkisin dapat diperoleh dari tanaman kembang sungsang. Kembang sungsang mengandung senyawa kolkisin yang terdapat hampir di seluruh bagian tanaman, khususnya pada umbi. Perlakuan ekstrak umbi kembang sungsang diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan konsentrasi dan lama perendaman benih dalam ekstrak umbi kembang sungsang (Gloriosa superbaL.) terhadap produksi tanaman cabai merah.

Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 4 ulangan. Faktor yang digunakan adalah faktor A (Konsentrasi) yaitu 0% (kontrol), 20%, 40%, 60%, dan 80%. Faktor B (Lama Perendaman) yaitu 24, 48, dan 72 jam. Data dianalisis ragam, apabila terdapat perbedaan yang nyata maka diuij lanjut menggunakan Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman benih cabai merah dalam ekstrak umbi

(2)

untuk meningkatkan produktifitas tanaman cabai yang dapat dilihat dari ukuran berat buah dan jumlah buah cabai yang terbentuk.

(3)

V.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Konsentrasi dan lama perendaman benih cabai dalam ekstrak umbi kembang sungsang yang mengandung kolkisin memberikan pengaruh terhadap produksi tanaman cabai. 2. Secara keseluruhan konsentrasi 40% dan lama perendaman 24 jam (A2B1) merupakan

konsentrasi dan lama perendaman yang optimum untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai yang dapat dilihat dari ukuran berat buah dan jumlah buah cabai yang terbentuk.

B. Saran

(4)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annuumL.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai merah memiliki ukuran buah yang besar, permukaan buah bergelombang dan kulit buah tipis. Penampilannya khas karena ujung buahnya meruncing. Cabai ini memiliki keunikan yaitu berbunga secara serentak, sehingga setelah 5-6 kali panen buah sudah habis semua. Pertumbuhan dan produksi terbaik diperoleh apabila ditanam pada tanah yang berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik ( Nazaruddin, 1999 ).

Buah cabai mempunyai banyak manfaat seperti kandungan gizi antara lain: vitamin A, vitamin B1, vitamin C, kalori, protein, lemak, kalsium, karbohidrat, fosfor, dan besi. Selain sebagai bumbu masakan, buah cabai dapat dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional, bahan campuran pada industri makanan, obat-obatan dan pakan ternak. Buah cabai mengandung kapsikin yang dapat mempertajam rasa di lidah. Selain itu, buah cabai mengandung minyak atsiri yaitu kapsikol yang dapat dimanfaatkan untuk menggantikan fungsi minyak kayu putih. Kandungan bioflavonoids yang ada di dalam buah cabai dapat menyembuhkan radang paru-paru akibat udara dingin

(5)

Pada tahun 2009 produksi cabai di Indonesia rata-rata produksi nasional mencapai 7,04 ton/ha sedangkan pada tahun 2010 produksi cabai di Indonesia mencapai 3,83 ton/ha (BPS, 2011). Produksi cabai di Indonesia yang rendah disebabkan oleh kualitas benih yang masih rendah, teknik budidaya belum optimal, dan gangguan hama serta penyakit. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan cabai tercatat pada kisaran 3 kg/kapita/tahun. Apabila jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta, berarti per tahunnya dibutuhkan sebanyak 750.000 ton (Warisno dan Dahana, 2010).

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi cabai merah adalah dengan membuat tanaman poliploid. Poliploidi adalah kondisi pada suatu organisme yang memiliki set kromosom (genom) lebih dari sepasang. Tanaman dengan sel bersifat poliploid memiliki beberapa kelebihan, yaitu penampakan morfologi tanaman lebih kekar, stomata lebih besar, sel-sel lebih besar, daun lebih lebar, tanaman lebih tahan terhadap perubahan lingkungan seperti lebih tahan serangan patogen dan kekeringan, serta produksinya lebih tinggi (Sutrian, 1992; Soedjono, 2003).

Tanaman poliploid dapat diperoleh dengan mutasi buatan atau dikenal dengan istilah

(poliploid). Senyawa kimia yang sering digunakan adalah kolkisin. Kolkisin dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman. Produksi tanaman ditentukan oleh organ reproduksi, antara lain viabilitas serbuk sari dan reseptifitas kepala putik. Keberhasilan penyerbukan dan pembuahan ditentukan oleh kedua hal tersebut.

(6)

Senyawa kolkisin dapat diperoleh dari tanaman kembang sungsang. Kembang sungsang termasuk dalam suku Liliaceae. Kembang sungsang merupakan tanaman merambat, memiliki umbi, bagian atas bunga bewarna merah dan pangkal bunga berwarna kuning kehijauan. Kembang sungsang mengandung senyawa kolkisin sekitar 0,3% yang terdapat hampir di seluruh bagian tanaman (Acharyaet al, 2005). Menurut Addink (2002), umbi dan bagian tanaman lain dari kembang sungsang mengandung kolkisin sekitar 0,1% - 0,8%.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang organ reproduksi tanaman cabai khususnya yang berkaitan erat dengan produksi tanaman. Ekstrak umbi kembang sungsang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai mutagen alami yang dapat mempengaruhi organ reproduksi tanaman, sehingga diperoleh tanaman cabai poliploid yang produksinya tinggi.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman benih dalam ekstrak umbi kembang sungsang (Gloriosa superbaL.) terhadap produksi tanaman cabai merah (Capsicum annuumL.)

(7)

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah tentang penggunaan ekstrak umbi kembang sungsang (Gloriosa superbaL.) sebagai biomutagen untuk

menghasilkan tanaman cabai merah poliploid yang produksinya tinggi.

D. Kerangka Pikir

Kembang sungsang (Gloriosa superbaL.) merupakan tanaman yang memiliki senyawa aktif kolkisin hampir di seluruh bagian tanaman, khususnya pada umbi. Kolkisin merupakan salah satu agen untuk mutasi yang menyebabkan terjadinya poliploid, yaitu organisme memiliki tiga set atau lebih kromosom dalam sel-selnya. Sifat umum tanaman poliploid adalah

tanaman lebih kekar, bagian tanaman lebih besar (akar, batang, daun, bunga dan buah), tahan terhadap penyakit dan produksinya lebih tinggi. Dengan demikian, sifat-sifat tanaman yang kurang baik dapat menjadi lebih baik.

(8)

Penggunakan kolkisin yang terkandung dalam ekstrak umbi kembang sungsang (Gloriosa superbaL.) akan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman. Produksi buah merupakan salah satu faktor yang sangat ditentukan oleh organ reproduksi tanaman. Viabilitas serbuk sari, reseptifitas kepala putik dan pematangan telur menentukan keberhasilan penyerbukan dan pembuahan suatu tanaman. Viabilitas serbuk sari yang baik dapat dilihat dari ukuran diameter serbuk sari yang membesar dan persentase perkecambahan serbuk sari yang tinggi. Kepala putik yang reseptif ditunukkan dengan adanya sekresi

ekstraseluler dari kepala putik. Pematangan sel telur terjadi setelah proses

megagametogenesis selesai. Oleh karena itu, produksi cabai yang tinggi ditentukan oleh viabilitas serbuk sari yang tinggi, kepala putik yang reseptif dan kematangan sel telur.

Dari pemikiran di atas, maka perlu dilakukan penelitian menggunakan ekstrak umbi kembang sungsang (Gloriosa superbaL.) yang mengandung senyawa kolkisin dengan variasi

konsentrasi dan lama perendaman, sehingga nantinya diperoleh kombinasi konsentrasi dan lama perendaman yang optimum untuk meningkatkan produksi tanaman cabai merah (Capsicum annuumL.).

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Konsentrasi dan lama perendaman benih dalam ekstrak umbi kembang sungsang (Gloriosa superbaL.) dapat meningkatkan produksi tanaman cabai merah (Capsicum annuumL.).

(9)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Siswa dapat melakukan gerakan dasar renang gaya dada dengan baik  melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan.

[r]

Mahasiswa mendaftar ujian seminar proposal skripsi di SIAKAD dengan mengupload deskripsi singkat/ proposal skripsi.. Mahasiswa menyerahkan berkas persyaratan ujian seminar

For dense reconstruction semi-global matching is used and it is shown in section 5 how redundant stereo information can be used to automatically filter matching errors and

c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi siswa tentang perilaku seksual di SMA X Purwokerto. Mengetahui hubungan paparan media masa dengan

Narasumber : ya pasti tentunya ada ya, dalam ICW setiap anggota berperan dalam setiap pemberitaan negatif yang masuk, setiap anggota bebas memecahkan setiap pemberitaan

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran tahfidh ul Qur’an di pondok tahfidh putri anak-anak Yanaabii'ul