• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecernaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kecernaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KECERNAAN NUTRIEN PADA KAMBING PERAH

YANG DIBERI RANSUM DENGAN PENAMBAHAN

DAUN GINSENG JAWA (

Talinum Paniculatum Gaertn

)

ARIEF SAEPUDIN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kecernaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

(4)

ABSTRAK

ARIEF SAEPUDIN. Kecernaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn). Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. TOTO TOHARMAT, M.Agr.Sc dan Dr. Ir. DIDID DIAPARI, M.Si.

Penelitian telah dirancang untuk mengetahui kecernaan nutrien pada kambing perah yang diberi ransum dengan penambahan daun ginseng jawa. Penelitian dilaksanakan di kandang kambing perah Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor dari bulan Mei sampai Juli 2012. Penelitian ini menggunakan 9 ekor kambing perah persilangan dengan bobot rata-rata berkisar 32.96 ± 3.14 kg. Kambing berada pada periode laktasi ke 2 dan produksi susu rata-rata sebesar 1 liter/hari.Pakan perlakuan terdiri dari: G0= rumput ad-libitum (3000 g-4500 g bahan segar) + konsentrat 43% bahan kering ransum + daun gamal 12% bahan kering ransum,G1= G0 + daun ginseng jawa 3% bahan kering ransum, G2= G0 + daun ginseng jawa 6% bahan kering ransum.Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3perlakuan dan 3ulangan. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan Contrast Polynomial Orthogonal. Peubah yang diukur adalah konsumsi pakan segar, konsumsi dan kecernaan nutrien, total digestible nutrient (TDN), dan produksi susu. Hasil menunjukkan bahwa pemberian daun Ginseng Jawa hingga 6% BK ransum tidak mempengaruhi palatabilitas pakan, konsumsi, kecernaan nutrien, produksi dan persistensi produksi susu. Pakan yang diberikan seperti hijauan ad-libitum dan konsentrat 43% BK ransum memiliki kualitas yang tidak cukup baik, namun mencukupi kebutuhan PK dan LK untuk kebutuhan hidup dan produksi ternak. Pemberian daun ginseng jawa hingga 6% BK ransum tidak mampu meningkatkan produksi susu dalam kondisi ransum yang memiliki kualitas rendah.

Kata Kunci: ginseng, kecernaan, kambing, konsumsi, susu

ABSTRACT

ARIEF SAEPUDIN. Nutrients Digestibility in Dairy Goat Offered Diets Containing Java Jinsom Leaf (Talinum Paniculatum Gaertn). Supervised by Prof. Dr. Ir. TOTO TOHARMAT, M.Agr.Sc and Dr. Ir. DIDID DIAPARI, M.Si.

An experiment was designed in order to study the nutrients digestibility in dairy goat offered diets containing java jinsom leaf. The research was conducted in a dairy goat barn in Animal Research Center, Ciawi, Bogor from May until July 2012. This study used 9 cross breed dairy goats with average weight of 32.96 ± 3.14 kg. The goats were on the 2nd lactation periode and had an average milk yield of 1 liter/day. The dietary treatments were: G0= forage ad-libitum (3000 g – 4500 g) + concentrate 43% dry matter intake + gliricidia 12% dry matter intake G1= G0 + java jinsomleaf 3% dry matter intake; G2= G0 + java jinsom leaf 6% dry matter intake. The treatment were allocated in a completely randomized design with 3treatments and 3replications. The Parameters measured were feedintake, nutrients digestibility, total digestible nutrient (TDN), and milk yield. The different among treatments tested by Contrast Polynomial Orthogonal. The result showed that treatments did notaffect the parameter observed. Feeding grass ad-libitum and concentrate 43% dry matter indicated low quality, but fulfilled protein and fat requirements for maintenance and production of the animal. Feeding java jinsom leaf until 6% dry matter did not increase milk yield of sapera dairy goat offered low quality feed.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

KECERNAAN NUTRIEN PADA KAMBING PERAH

YANG DIBERI RANSUM DENGAN PENAMBAHAN

DAUN GINSENG JAWA (

Talinum Paniculatum Gaertn

)

ARIEF SAEPUDIN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Kecernaan Nutrien pada Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn)

Nama : Arief Saepudin

NIM : D24080375

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Toto Toharmat M Agr Sc Pembimbing I

Dr Ir Didid Diapari M Si Pembimbing II

Diketahui oleh

DrIr Idat Galih Permana M Sc Agr Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Alhamdulillahhi Rabbil Alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kecernaan Nutrien Kambing Perah yang Diberi Ransum dengan Penambahan Daun Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn)” sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian Institut pertanian Bogor.

Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2012. Lokasi penelitian dilakukan di kandang kambing perah Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. Penelitian dilakukan bersama saudara Hatmoko Ari Prasetya selaku rekan angkatan se-fakultas peternakan departemen ilmu produksi dan teknologi peternakan (IPTP).

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Lokasi dan Waktu 2

Ternak dan Bahan Pakan 2

Alat 3

Prosedur 4

Pemeliharaan 4

Koleksi feses 4

Rancangan dan analisis data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Konsumsi bahan pakan Segar Selama Pemeliharaan 5

Konsumsi Bahan Kering dan Nutrien Pakan 6

Konsumsi Bahan Kering 6

Konsumsi Protein Kasar 7

Konsumsi Lemak Kasar 7

Konsumsi Serat Kasar 7

Konsumsi Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen 8

Kecernaan Bahan Kering dan Nutrien Pakan 8

Kecernaan Bahan Kering 8

Kecernaan Protein Kasar 9

Kecernaan Lemak Kasar 9

Kecernaan Serat Kasar 9

Kecernaan Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen 10

Total Digestible Nutrient (TDN) 10

Produksi Susu dan Persistensi Produksi Susu 11

Produksi Susu 11

Persistensi Produksi Susu 12

KESIMPULAN DAN SARAN 13

Kesimpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

RIWAYAT HIDUP 16

(11)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi nutrien bahan pakan penelitian dalam 100% BK 2 2 Status bobot badan dan kebutuhan BK kambing perah penelitian 3 3 Formulasi pakan dan komposisi nutrien pakan dalam 100% BK 3 4 Konsumsi bahan segar rumput raja, daun gamal, daun ginseng jawa dan

konsentrat pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun

ginseng jawa selama pemeliharaan 5

5 Konsumsi bahan kering dan nutrien pada kambing yang mendapatperlakuan pemberian daun ginseng jawa 8 6 Kecernaan bahan kering dan nutrien pada kambing yang mendapat

perlakuan pemberian daun ginseng jawa 11

7 Persistensi produksi susu pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa selama pemeliharaan 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Komposisi nutrien feses yang dihasilkan kambing penelitian yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa 18 2 Analisis ragam konsumsi pakan segar pada kambing yang mendapat

perlakuan pemberian daun ginseng jawa 18

3 Analisis ragam konsumsi BK pada kambingyang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 18

4 Analisis ragam konsumsi PK pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 18

5 Analisis ragam konsumsi LK pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 19

6 Analisis ragam konsumsiSK pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 19

7 Analisis ragam konsumsi BETN pada kambing yang mendapat

perlakuan pemberian daun ginseng jawa 19

8 Analisis ragam kecernaan BK pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 19

9 Analisis ragam kecernaan PK pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 20

10 Analisis ragam kecernaan LK pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 20

11 Analisis ragam kecernaan SK pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 20

(12)

12 Analisis ragam kecernaan BETN pada kambing yang mendapat

perlakuan pemberian daun ginseng jawa 20

13 Analisis ragam TDN pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 21

14 Analisis ragam produksi susu pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa 21

15 Analisis ragam persistensi produksi susu pada kambing yang mendapat

perlakuan pemberian daun ginseng jawa 21

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Populasi ternak kambing terus meningkat dari tahun 2008 sebanyak 15 147 432 ekor menjadi 17 862 203 ekor pada tahun 2012 (Ditjennak 2012).

Komoditi ternak kambing saat ini telah berkembang menjadi suatu usaha yang menjanjikan. Salah satu usaha ternak kambing yang berkembang di Indonesia saat ini adalah usaha ternak kambing perah untuk produksi susu. Perkembangan ini menandakan bahwa kambing perah dapat membantu penyediaan produksi susu yang masih kurang yang biasa disediakan oleh susu sapi. Produksi susu yang dihasilkan oleh ternak perah seperti kambing perah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pakan. Pakan yang memiliki kualitas dan palatabilitas yang baik akan menghasilkan produksi susu yang optimal serta dapat menghasilkan susu yang berkualitas baik.Pakan yang diberikan untuk ternak kambing harus dapat memenuhi kebutuhannya untuk hidup pokok dan reproduksi (Ensminger 2001).

Penggunaan bahan pakan nonkonvensial tanpa disadari sudah banyak dilakukan oleh para peternak sebagai bahan pakan tambahan disamping bahan pakan utama yang diberikan. Penggunaan pakan tambahan ini sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan kualitas dari pakan sehingga dapat mengoptimalkan produksi susu yang dihasilkan. Salah satu bahan pakan tambahan yang dapat digunakan adalah daun ginseng.

Tanaman ginseng merupakan tanaman herba yang tersedia sepanjang tahun dan dapat tumbuh dimana saja (Khim 1999), oleh karena itu daun ginseng mudah didapatkan. Di Indonesia jenis ginseng yang terkenal yaitu ginseng jawa. Ginseng jawa dikelompokkan ke dalam kelompok ginseng yang diyakini bermanfaat untuk meningkatkan fertilitas dan daya seksual (afrodisiak), terlebih untuk ketahanan tubuh (Keller 1998).

Daun ginseng jawa mengandung saponin yang dapat merangsang selaput lendir, memecah butir darah merah hingga merangsang penambahan jumlah darah dan memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh (Hidayat 2005). Daun ginseng jawa juga mengandung flavonoid yang dapat mengurangi pembengkakan, bakterisidal dan antivirus, serta mengandung minyak atsiri sebagai penambah nafsu makan (Hidayat 2005).

(15)

2

METODE

Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian di Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat; Laboratorium Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan; Laboratorium Penelitian Antar Universitas (PAU) Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak dilakukan di Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengujian dilakukan di Laboratorium Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan. Analisis proksimat Laboratorium Penelitian Antar Universitas (PAU) Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012.

Ternak dan Bahan Pakan

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing perah persilangan antara kambing Saanen dengan kambing Peranakan Ettawa (PE) yang diberi nama kambing sapera sebanyak sembilan ekor yang memiliki produksi susu rata-rata satu liter, status laktasi ke 2. Bobot badan kambing penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pakan konsentrat, daun gingseng jawa (Talinum paniculatum Gertn),daun gamal, dan rumput raja. Komposisi nutrien bahan pakan dapat dilihat pada Tabel 1. Formulasi dan komposisi nutrien ransum dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 1 Komposisi nutrien bahan pakan penelitian dalam 100% BK

Nama Bahan Bahan Kering

Kadar Abu

Protein Kasar

Lemak Kasar

Serat Kasar

Bahan Ekstak Tanpa Nitrogen

……….…%……….……….

Rumput raja1 21.81 9.74 7.96 2.11 30.37 49.82 Daun gamal1 26.31 9.05 19.84 4.06 12.04 55.01 Daun ginseng jawa2 9.41 24.06 31.24 4.14 9.56 31.00 Konsentrat1 90.57 12.75 13.87 9.48 10.17 53.73 Keterangan: 1. Laboratorium Pusat Antar Universitas, IPB (2012)

(16)

3 Tabel 2 Status bobot badan dan kebutuhan BK kambing perah penelitian

Perlakuan Nomor

Keterangan: BK=Bahan Kering, BB=Bobot Badan

Tabel 3 Formulasi pakan dan komposisi nutrien pakandalam 100% BK

Bahan Pakan Perlakuan

Keterangan: BK=Bahan Kering, PK=Protein Kasar, LK=Lemak Kasar, SK=Serat Kasar, BETN=Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Alat

(17)

4

Prosedur

Pemeliharaan

Pemeliharaan dilaksanakan selama 35 hari. Persiapan pemeliharaan meliputi pembersihan kandang individu, penempatan ternak pada kandang individu, penyesuaian pakan (preliminary) dan pemberian pakan perlakuan. Penentuan kebutuhan konsumsi bahan kering didasarkan pada rekomendasi Rashid (2008) dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pada masa adaptasi yakni 4 persen dari berat badan ternak.Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari. Pagi hari ternak diberikan pakan daun ginseng jawa terlebih dahulu, kemudian konsentrat, dan rumput raja. Sore hari ternak tersebut diberikan pakan daun ginseng jawa, kemudian daun gamal, dan rumput raja. Pakan yang tersisa ditimbang setiap harinya.Susu diperah pada pagi hari dan sore hari. Susu diukur dengan menggunakan parameter gram. Produksi susu per hari diukur berdasarkan hasil pemerahan pagi dan sore hari.

Koleksi feses

Koleksi feses dilakukan selama 5 hari pada akhir pemeliharaan. Selama koleksi feses kambing dipelihara dalam kandang metabolis individu. Feses yang dihasilkan setiap kambing ditimbang setiap hari. Feses yang telah ditimbang diambil 10% untuk dikeringkan. Pengeringan dilakukan menggunakan oven dengan suhu 600 C. Feses kemudian dikompositkan sampai akhir periode koleksi feses. Feses komposit yang dihasilkan, diambil secukupnya untuk analisis kandungan nutrien. Analisis kandungan nutrien dilakukan menggunakan analisis proksimat.

Rancangan dan Analisis Data

Perlakuan pakan terdiri dari G0 (tanpa daun ginseng jawa), G1 (3% BKransum daun ginseng jawa), dan G2 (6% BK ransum daun ginseng jawa). Konsentrat diberikan sebesar 43% BK ransum, daun gamal 12% BK ransum, dan rumput raja ad-libitum berkisar antara 3000g sampai 4500g ekor-1 hari-1. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dengan tiga ulangan dengan model matematika sebagai berikut:

Yij = μ + Ti + Eij Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

μ = Rataan umum

Ti = Pengaruh perlakuan ke-i (i = 1, 2, 3,....10) Eij = Pengaruh galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

(18)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Bahan Pakan Segar Selama Pemeliharaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bahan segar pada kambing yang diberi perlakuan pemberian daun ginseng jawa tidak berbeda nyata (Tabel 4). Ransum penelitian memiliki kandungan nutrisi yang sama (Tabel 3) dan diduga memiliki palatabilitas yang sama, dengan demikian konsumsi pada kambing terhadap pakan yang diberikan akan sama. Konsumsi pakan erat kaitannya dengan sifat fisik dan kimia pakan, bobot hidup dan status fisiologi ternak (Mc Donaldet al. 2002). Pemberian daun ginseng jawa sampai taraf 6% BK ransum tidak nyata mempengaruhi konsumsi bahan pakan segar (Tabel 4). Daun ginseng jawa memiliki palatabilitas tinggi, terlihat dari daun ginseng jawa yang relatif selalu habis dikonsumsi kambing. Kadar bahan kering yang rendah dalam daun ginseng jawa membuat ketersediaan nutrien menjadi sedikit, sehingga konsumsi nutrien daun ginseng jawa oleh ternak jawa tidak berpengaruh nyata terhadap kebutuhan ternak. Hal ini membuat ternak akan tetap mengkonsumsi bahan pakan lain untuk mencukupi kebutuhan nutriennya.Pakan yang diberikan untuk ternak kambing harus dapat memenuhi kebutuhannya untuk hidup pokok dan reproduksi (Ensminger 2001).

(19)

6

Tabel 4 Konsumsi bahan segar rumput raja, daun gamal, daun ginseng jawa dan konsentrat pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa selama pemeliharaan

Keterangan: Nilai dalam kurung merupakan nilai persentase konsumsi bahan pakan terhadap

jumlah pemberian bahan pakan tersebut

Konsumsi Bahan Kering dan Nutrien Pakan

Konsumsi Bahan Kering

Pemberian daun ginseng jawa segar hingga 6% BK ransum tidak nyata mempengaruhi konsumsi bahan kering (Tabel 5). Daun ginseng jawa memiliki kadar bahan kering dan serat yang rendah, sehingga konsumsi pada kambing yang mendapat daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak mempengaruhi konsumsi BK ransum. Ternak kambing akan mengkonsumsi kekurangan bahan kering dari pakan lain sampai kebutuhan bahan kering terpenuhi.Namun demikian, konsumsi bahan kering ransum dipengaruhi oleh bentuk (Apdini 2011) dan kandungan serat (Toharmat 2006) bahan penyusunnya. Bentuk partikel pakan yang semakin panjang, maka waktu retensi dalam rumen akan meningkat sehingga menurunkan konsumsi pakan (Orskov 2001). Waktu retensi juga dipengaruhi oleh kandungan serat bahan. Kandungan serat bahan pakan yang tinggi akan meningkatkan waktu retensi dalam rumen yang mengakibatkan turunnya jumlah konsumsi bahan kering (Toharmat 2006).

(20)

7

Konsumsi Protein Kasar

Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata mempengaruhi konsumsi protein kasar (Tabel 5). Pemberian daun ginseng jawa tidak menyebabkan kenaikan konsumsi protein yang signifikan. Daun ginseng jawa membantu ketersediaan protein ternak. Daun ginseng jawa mengandung protein kasar lebih tinggi dari bahan pakan lainnya (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa daun ginseng jawa memiliki kualitas protein yang baik.

Konsumsi protein kasar pada kambing yang mendapat perlakuan daun ginseng jawa berkisar antara 147–153 g ekor-1 hari-1 (Tabel 5).Konsumsi protein lebih tinggi dari yang disarankan NRC (1981) yang berkisar 123-134 g ekor-1 hari-1. Konsumsi protein yang lebih tinggi disebabkan oleh tingginya kadar protein bahan penyusunransum yaitu daun gamal, daun ginseng jawa, dan terutama konsentrat karena memiliki bahan kering yang tinggi (Tabel 1).Konsumsi PK yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jenis bahan pakan khususnya bahan penyusun konsentrat (Rangkuti 2011). Persentase konsumsi protein kasar pada kambing penelitian berkisar 13.96%-14.41 % dari bahan kering sesuai dengan pernyataan Rashid (2008) yaitu 12%-17 %. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah protein kasar pakan yang diberikan dan konsumsinya sesuai dengan standar kebutuhan kambing fase laktasi.

Konsumsi Lemak Kasar

Pemberian daun ginseng jawa hingga 6% BK ransum tidak nyata mempengaruhi konsumsi lemak kasar (Tabel 5). Hal ini disebabkan sumber lemak dalam pakan berasal dari komponen pakan yang sama dengan kadar dalam campuran yang sama (Tabel 3).Konsumsi lemak kasar pada kambing sapera yang mendapat perlakuan pemberian 0%, 3%, dan 6% daun ginseng jawa berturut-turut adalah 6.43 ± 0.30 %, 6.52 ± 0.18 %, 6.33 ± 0.17 %. Konsumsi lemak kasarlebih tinggi dari laporan Ruhimat (2003) yaitu sebesar 2.73%. Peningkatan kadar lemak terkait dengan konsumsi hijauan yang tinggi. Konsumsi hijauan yang cukup banyak akan meningkatkan jumlah konsumsi lemak, apalagi ditambah bahan makanan khusus (dari berbagai makanan konsentrat) yang banyak mengandung lemak (Parakkasi 1999).Namun demikian, kadar lemak ransum yang diberikan tidak mengganggu palatabilitas ternak terhadap pakan(Tabel 3). Kadar lemak ransum yang melebihi 7%-8% akan menyebabkan penurunan konsumsi yang disebabkan oleh gangguan fungsi mikroorganisme dalam rumen (Parakkasi 1999).

Konsumsi Serat Kasar

(21)

8

berserat tinggi akan meningkatkan sensasi kenyang karena mengakibatkan regangan saluran pencernaan (Toharmat 2006). Konsumsi seratkasar minimum pakan oleh ternak kambing laktasi adalah 17% (Sudono et al. 2003). Hal ini menunjukkan bahwa bahan pakan penelitian mengandung serat yang sulit dicerna.

Konsumsi Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata mempengaruhi konsumsi BETN (Tabel 5). Pakan percobaan, baik yang tanpa maupun yang diberi daun ginseng jawa memiliki kadar BETN yang sama(Tabel 3).Rataan konsumsi BETN kambing sapera pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.Konsumsi BETN lebih rendah daripada konsumsi BETN kambing PE penelitian Atabany (2002) dan Rangkuti (2011), yaitu berturut-turut sebesar 817 g ekor-1 hari-1 dan 799.16 g ekor-1 hari-1. Hal ini dapat disebabkan konsumsi bahan kering yang rendah sehingga berpengaruh terhadap konsumsi BETN.BETN merupakan gambaran energi dalam analisis proksimat. Konsumsi BETN dipengaruhi oleh bentuk pakan dan komponen serat pakan. Konsumsi hijauan yang tinggi mengakibatkan konsumsi terhadap energi menurun (Toharmat 2006).

Tabel 5 Konsumsi bahan kering dan nutrien pada kambing yang mendapatperlakuan pemberian daun ginseng jawa

Konsumsi Perlakuan

Keterangan: Nilai dalam kurung adalah persen konsumsi bahan kering terhadap bobot badan (BB) dan konsumsi nutrien terhadap bahan kering (BK).

Kecernaan Bahan Kering dan Nutrien Pakan

Kecernaan Bahan Kering

(22)

9 Kecernaan bahan kering pada penelitian ini berkisar 48.98% - 55.86%. Kecernaan bahan kering lebih rendah daripada hasil penelitian Apdini (2011) pada kambing PE yang diberi ransum Indigofera sp. yaitu sebesar 73.91%. Hal inimenunjukkan bahwa ransum memiliki kecernaan bahan kering yang rendah.Kecernaan yang rendah terkait dengan konsumsi bahan keringyang rendah (Tabel 5) dan komponen bahan pakan berserat dalam ransum. Mc Donald et al. (2002) menyatakan bahwa kecernaan ransum dipengaruhi oleh komposisi kimia bahan penyusun ransum, dan fraksi bahan pakan berserat berpengaruh besar pada kecernaan. Pemberian rumput yang ad-libitum meningkatkan jumlah konsumsi rumput. Peningkatan jumlah konsumsi rumput dapat meningkatkan laju aliran pakan dalam rumen (Toharmat 2006). Oleh karena itu, kecernaan bahan kering menjadi menurun. Kecernaan BK pada ternak dapat menggambarkan kondisi kecernaan pakan. Kecernaan bahan kering yang rendah menurunkan absorpsi nutrien pakan dan menurunkan ketersediaan nutrien untuk produksi susu.

Kecernaan Protein Kasar

Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata mempengaruhi kecernaan protein kasar (Tabel 6). Daun ginseng jawa memiliki kadar protein kasar yang tinggi, namun kadar BKnya rendah (Tabel 1). Kadar BK yang rendah membuat laju alir bahan meninggalkan rumen lebih cepat (Toharmat 2006) sehingga membuat kecernaan komponen bahan oleh mikroba menurun. Oleh karena itu, daun ginseng jawa tidak mempengaruhi kecernaan protein kasar ransum.

Kecernaan protein kambing sapera pada penelitian ini berkisar 66.86% - 67.01%, lebih rendah daripada penelitian yang dilakukan Novita (2006)

pada kambing PE yang diberi pakan konsentrat dan rumput gajah terfermentasi yaitu sebesar 77±6 %. Konsumsi protein yang cukup tinggi (Tabel 5) tidak diikuti dengan kecernaan yang tinggi.Hal ini menunjukkan bahwa komponen bahan pakan yang sukar dicernamempengaruhi kecernaan nutrien protein.

Kecernaan Lemak Kasar

Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak mempengaruhi kecernaan lemak kasar (Tabel 6). Daun ginseng jawa memiliki kadar lemak kasar yang cukup tinggi setelah konsentrat (Tabel 1). Kadar lemak daun ginseng jawa yang cukup tinggi tidak mengganggu kecernaan lemak ransum. Kecernaan lemak kasar berkisar 81.50% – 85.02%. Kecernaan lemak kasar pada kambing sapera pada penelitian ini lebih rendah daripada kecernaan lemak kambing PE yang dinyatakan oleh Mathius (2002) sebesar 90.10%. Namun demikian, kecernaan lemak kasar pada kambing penelitian cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kambing sapera mampu memanfaatkan lemak sebagai sumber energi dengan lebih baik walaupun pakan yang diberikan pada penelitian ini memiliki kadar lemak kasar yang rendah. Sebagian pakan adalah hijauan, pencampuran lemak dengan bahan pakan berserat tinggi dapat meningkatkan kecernaan lemak (Toharmat 2006).

Kecernaan Serat Kasar

(23)

10

jawa tidak mengganggu aktifitas mikroba rumen dalam mencerna serat pakan karena memiliki kadar serat kasar yang rendah (Tabel 1). Kecernaan serat kasar berkisar 22.03% – 33.88%. Kecernaan serat pada kambing penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Mathius (2002) pada kambing PE sebesar 60.92%. Hal ini disebabkan bahan pakan yang diberikan memiliki kadar serat kasar yang mudah dicerna rendah. Serat kasar merupakan penyedia energi yang lambat dan dibutuhkan mikroba rumen setelah ketersediaan karbohidrat mudah dicerna menurun. Kecernaan serat kasar suatu bahan baik dari segi jumlah maupun dari komposisi kimia seratnya sangat mempengaruhi kecernaan komponen pakan lainnya (Tillman et al. 1991). Selain itu, kadar serat yang rendah dapat mengindikasikan bahwa bahan pakan sumber serat yang diberikan mengandung serat kasar yang susah dicerna.

Kecernaan Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen

Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata mempengaruhi kecernaan BETN (Tabel 6). Daun ginseng jawa memiliki kadar bahan kering yang rendah sehingga pemberian daun ginseng jawa dalam ransum tidak mengganggu kecernaan BETN ransum. Kecernaan BETN berkisar antara 53.21% - 60.79 %. Kecernaan BETN tidak cukup tinggi, mengingat konsumsi BK rendah. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah konsumsi rumput raja (Tabel 4). Banyaknya konsumsi bahan pakan sumber serat akan mengurangi ketersediaan energi mudah dicerna (Toharmat 2006). Oleh karena itu, kecernaan BETN menjadi berkurang.

Total Digestible Nutrient (TDN)

(24)

11 Tabel 6 Kecernaan bahan kering dan nutrien pada kambing yang mendapat

perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Kecernaan Perlakuan

Produksi Susu dan Persistensi Produksi Susu

Produksi Susu

(25)

12

g/har

i

Gambar Produksi susu pada kambing perah penelitian yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa selama 5 minggu masa pemeliharaan

Persistensi Produksi Susu

Pemberian daun ginseng jawa sampai 6% BK ransum tidak nyata mempengaruhi persistensi produksi susu (Tabel 7). Persistensi susu merupakan laju penurunan produksi susu pada saat kurva produksi susu turun dan laju peningkatan produksi susu pada saat kurva produksi susu naik. Daun ginseng jawa memiliki kadar protein kasar yang tinggi. Protein tinggi sangat dibutuhkan dalam sintesis produk susu. Namun demikian, daun ginseng jawa memiliki kadar bahan kering yang rendah sehingga ketersediaan nutrien daun ginseng jawa tidak mempengaruhi nutrien protein ransum (Tabel 3). Protein merupakan komponen utama dalam nutrisi ransum. Protein diperlukan oleh ternak ruminansia untuk kebutuhan optimal (hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi, dan produksi) (Haryanto dan Djajanegara 1992). Kambing penelitian yang mendapat pemberian daun ginseng jawa atau tanpa pemberian daun ginseng jawa menunjukkan persistensi produksi susu yang bervariasi setiap minggunya (Tabel 7). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pakan yang diberikan bervariasi setiap minggunya terutama pakan hijauan yang diberikan.

800.00 850.00 900.00 950.00 1000.00 1050.00 1100.00 1150.00 1200.00 1250.00

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34

g har

iˉ¹

Hari Pengukuran

(26)

13 Tabel 7 Produksi susu dan persistensi produksi susu per minggu pada kambing yang diberi taraf perlakuan pemberian daun ginseng jawa selama pemeliharaan

Minggu Ke

Produksi susu kambing perlakuan (satuan g)

Persistensi (satuan %) G0 G1 G2 G0 G1 G2 1 1017.86 1158.05 1080.00

2 1007.48 1096.24 1044.14 1.02 5.34 3.32 3 951.62 1088.38 1004.48 5.54 0.72 3.80 4 961.10 1062.14 1002.62 -1.00 2.41 0.18 5 976.54 1088.80 958.38 -1.61 -2.51 4.41

Keterangan: Nilai positif menunjukkan persistensi penurunan produksi

susu dan nilai negatif menunjukkan persistensi kenaikan produksi susu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian daun Ginseng Jawa hingga 6% BK ransum tidak mempengaruhi palatabilitas pakan, konsumsi, kecernaan nutrien, produksidan persistensi produksi susu. Pakan yang diberikan seperti hijauan ad-libitum dan konsentrat 43% BK ransumkurang memiliki kualitas yang baik, namun telah mencukupi kebutuhan PK dan LK untuk kebutuhan hidup dan produksi ternak. Pemberian daun ginseng jawa hingga 6% BK ransum tidak mampu meningkatkan produksi susu dalam kondisi ransum yang memiliki kualitas rendah.

Saran

(27)

14

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi R. 1984. Ilmu Makanan Ternak. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Apdini TAP. 2011. Pemanfaatan Pellet Indigofera Sp. pada Kambing Perah Peranakan Etawah dan Saanen Di Peternakan Bangun Karso Farm [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Asminaya NS. 2007. Penggunaan ransum komplit berbasis sampah sayuran pesar untuk produksi dan komposisi susu kambing perah [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Atabany A, Abdulganil IK, Sudonol A, Mudikdjo K. 2002. Performa Produksi, Reproduksi dan Nilai Ekonomis Kambing Peranakan Etawah di Peternakan Barokah. Med.Pet [Internet]. 2013 Juli 24; [diunduh 2013 Juni 05]; 24(2): 1-7

[DITJENNAK] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta (ID): CV. Alnindra Dunia Perkasa.

Ensminger ME. 2002. Sheep And Goat. Animal Agriculture Series. 6th ed. Danvile (AS): Interstate Publisher Inc.

Ensminger ME. 2001. Sheep And Goat Science. Animal Agriculture Series. 6th ed. Danvile (AS): Interstate Publisher Inc.

Ensminger ME, Oldfield JE, Heinemann WW. 1990. Feeds and Nutrition. 2nd ed. California (AS): The Ensminger Publishing Company.

Haryanto B, Supriyati A, Thalib, Surayah, Abdurahman, Sumanto K. 2002. Penggunaan probiotik dalam upaya peningkatan fermentasi mikrobial rumen. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; 30 Sep-1 Okt 2002. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian. 206-208.

Hidayat S. 2005. Ginseng. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Keller P. 1998. Ginseng. 2013 Juli 23; [diunduh 2013 Oktober 21]. http://www.siu.edu/~ebl/leaflets/ginseng.htm).

Khim LE. 1999. Ginseng dan kegunaannya. 2013 Juli 24; [diunduh 2012 oktober 21]. http://pkukmweb.ukm.my/ahmad/tugas/s3_99/lim_eng.htm.

Macciota NPP, Dimauro C, Steri R, Cappio-Borlino A. 2008. Mathemical modeling of goat lacatation curve. In: Pulina G, Cannas A (Eds). Dairy Goats Feeding and Nurition. Cab International. Wallingford. Mangan JL. 1988. Nutritional Effect Of Tanin in Animal Feeds. Nat.Res.Rev. 1: 209-231. Mathius IW, Gaga IB, Sutama IK. 2002. Kebutuhan Kambing Pejantan Muda akan

Energi dan Protein Kasar: Konsumsi, Kecernaan, Ketersediaan dan Pemanfaatan Nutrien. JITV. 7(2): 99-109.

(28)

15 [NRC] National Research Council. 1981. Nutrient Requirement of Goat.

Washington DC (AS): National Academy Press.

Novita CI, Sudono A, Sutama IK, Toharmat T. 2006. Produktivitas Kambing Peranakan Etawah yang Diberi Ransum Berbasis Jerami Padi Fermentasi. Med. Pet. 29(2): 96–106.

Nursasih E. 2005. Kecernaan Zat Makanan dan Efisiensi Pakan pada Kambing Peranakan Etawah yang Mendapat Ransum dengan Sumber Serat Berbeda. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Orskov ER. 2001. The Feeding of Ruminants Principles and Practice. Lincoln (AS): Chalcombe Publication.

Parakkasi A. 1999.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminant. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.

Rangkuti JH. 2011. Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah (PE) pada Kondisi Tatalaksana yang Berbeda. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rashid M. 2008. Goat and Their Nutrition. Manitoba Agriculture.2013 Juli 23; [Diunduh 1 Maret 2012]. Http://www.Gov.Mb.Ca/Agriculture/Livestock/ Goat/Pdf/Bta01s08.Pdf.

Ruhimat A. 2003. Produktivitas Kambing Persilangan Peranakan Etawah Betina dengan Kambing Saanen Jantan (Pesa) di PT Taurus Dairy Farm. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sudono A, Rosdiana RF, Setiawan BS. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Sutardi T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tillman AD, Hari H, Soedomo R, Soeharto PI, Soekanto L. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): UGM Press.

(29)

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Januari 1990 di Cirebon. Penulis adalah anak pertama dari Agus Muslim dan Suhaebah.

Pendidikan dasar penulis ditempuh di SDN 2 Kaligawe dan lulus pada tahun 2002. Kemudian pada 2005, penulis lulus dari SMPN 1 Karangsembung Kabupaten Cirebon. Pada Tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan SMA di SMAN 1 Lemahabang Kabupaten Cirebon.

Penulis diterima di IPB sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dengan Mayor Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan. Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan, baik di kampus maupun di luar kampus. Terdapat beberapa kepanitian diikuti oleh

penulis, seperti let’s fight again drugs dormitory sebagai ketua divisi acara IPB pada tingkat TPB, IPB goes to School sebagai bendaraha yang diselenggarakan Ikatan

Kekeluargaan Cirebon, D’Farm Festival fakultas peternakan sebagai divisi logstran,

dan lain-lain. Pada tingkat 2 penulis mengikuti Program Kegiatan Mahasiswa Penilitian dan mendapat dana pada tingkat IPB. Pada tingkat 3 dan 4 penulis mengikuti program Kewirausahaan yang dilaksanaan oleh CDA (Career Development and Alumni Affair) dan mendapatkan dana usaha. Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan kewirausahaan di luar kampus sampai sekarang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Sc.Agr. dan Bapak Dr. Ir. Didid Diapari, M.Si. selaku pembimbing akademik atas arahan dan motivasi yang diberikan selama pelaksanaan penelitian sampai penulisan skripsi ini. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Sc.Agr. selaku pembimbing skripsiyang telah memberikan dukungan dana dan fasilitas selama penelitian berlangsung. Selain itu, ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada kepala, staf Laboratorium, Bapak Gunawan, Bapak Andi, Bapak Udin, Bapak Juli, dan Staff kandang lainnya di Balai Penelitian Ternak Ciawi yang telah memberikan izin dalam Pelaksanaan penelitian, penggunaan laboratorium dan fasilitasnya, dan membantu memperlancar selama pelaksanaan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayahanda

(30)

17

(31)

18

Lampiran 1 Komposisi nutrien feses kambing penelitian yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa dalam 100% BK

Kambing (%)

Serat Kasar, BK = Bahan Kering, BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen

Lampiran 2 Analisis ragam konsumsi pakan segar pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber Galat 6 873861.666 145643.611

Total 8 1417667.639

Lampiran 3 Analisis ragam konsumsi BK pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber

(32)

19 Lampiran 5 Analisis ragam konsumsi LK pada kambing yang mendapat

perlakuan pemberian daun ginseng jawa Sumber perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber perlakuan pemberian daun ginseng jawa

(33)

20

Lampiran 9 Analisis ragam kecernaan PK pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber perlakuan pemberian daun ginseng jawa

(34)

21 Lampiran 13 Analisis ragam TDN pada kambing yang mendapat perlakuan

pemberian daun ginseng jawa Sumber

keragaman DB

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah Fhit P-value Pemberian daun

ginseng jawa 2 4444.162 2222.081 .576 .590

Galat 6 23145.269 3857.545

Total 8 27589.432

Lampiran 14 Analisis ragam produksi susu pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber

keragaman DB

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah Fhit P-value Pemberian daun

ginseng jawa 2 23291.810 11645.905 .428 .670 Galat 6 163167.091 27194.515

Total 8 186458.901

Lampiran 15. Analisis ragam persistensi produksi susu pada kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa

Sumber

keragaman DB

Jumlah Kuadrat

Kuadrat

Tengah Fhit P-value Pemberian daun

ginseng jawa 2 8.110 4.055 .491 .628

Galat 6 74.347 8.261

(35)

22

Lampiran 16 Rataan produksi susu harian kambing yang mendapat perlakuan pemberian daun ginseng jawa selama pemeliharaan

Tanggal Perlakuan

G0 G1 G2

1 1055.3 1006.0 952.0

2 988.7 1179.0 1105.7

3 1030.0 1178.0 1140.0

4 1018.7 1157.0 1051.7

5 940.3 1202.3 1109.7

6 1038.3 1226.0 1180.0

7 1053.7 1158.0 1021.0

8 1072.0 1027.3 1025.3

9 1004.3 1140.7 1098.0

10 959.0 1097.3 1072.0

11 1042.7 1206.0 1089.0

12 1016.3 1060.3 1079.0

13 981.0 1100.7 1030.3

14 977.0 1041.3 915.3

15 992.0 1134.3 965.3

16 928.7 1096.0 1025.3

17 938.3 1122.3 1036.7

18 985.0 1084.7 1011.0

19 976.0 1093.7 1002.0

20 973.0 1047.0 1060.0

21 868.3 1040.7 931.0

22 965.3 1075.3 1049.3

23 943.0 1033.7 1017.3

24 944.7 1032.0 1000.7

25 910.0 1031.7 957.3

26 969.3 1071.3 977.0

27 989.3 1092.3 1000.7

28 1006.0 1098.7 1016.0

29 966.7 1086.0 998.3

30 934.3 1039.0 945.0

31 985.3 1079.7 955.0

32 1005.1 1130.9 976.3

33 1019.3 1137.0 967.3

34 962.0 1063.0 914.7

Gambar

Tabel  1 Komposisi nutrien bahan pakan penelitian dalam 100% BK
Tabel  3   Formulasi pakan dan komposisi nutrien pakandalam 100% BK
Tabel  4 Konsumsi bahan segar rumput raja, daun gamal, daun ginseng jawa dan
Gambar    Produksi susu pada kambing perah penelitian yang mendapat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam jaringan akar, ranting, dan daun tanaman berkhasiat obat ginseng jawa (Talinum paniculatum) terdapat 7 isolat

Penambahan 10% daun rami berbentuk silase atau hay dalam konsentrat ransum kambing jawarandu dapat dilakukan dan dapat menghasilkan kecernaan ransum yang

Melalui penelitian ini dilakukan pengujian daya antibakteri metabolit dari 7 spesies kapang endofit yang telah terisolasi dari daun dan ranting tanaman ginseng Jawa (

Frekuensi pemberian ransum flushing pada saat sebelum dan sesudah kawin serta pertengahan kebuntingan menunjukkan nilai kecernaan bahan kering, protein kasar,

Jenis, konsentrasi dan waktu bahan sterilisasi yang optimal dalam menekan kontaminasi pada eksplan daun ginseng Jawa ( Talinum paniculatum ) berturut-turut adalah

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam jaringan akar, ranting, dan daun tanaman berkhasiat obat ginseng jawa (Talinum paniculatum) terdapat 7 isolat

Konsentrasi sukrosa yang tepat terhadap biomassa dan kadar saponin kalus ginseng jawa (Talinum paniculatum Gaertn.) berbagai waktu kultur yaitu pada konsentrasi

Berdasarkan analisis secara deskriptif, periode subkultur berpengaruh terhadap kadar saponin akar rambut tanaman ginseng jawa (Talinum paniculatum Gaertn.) dan perlakuan