• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan)."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERUSAHA

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN

KEMANDIRIAN USAHA TERHADAP

KINERJA PENGUSAHA

(Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan) SKRIPSI

OLEH:

NUR ANITA SIREGAR 060502093

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Nur Anita Siregar (2010). Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan). Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si, selaku dosen Penguji I. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Penguji II dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha secara bersama-sama dengan kinerja pengusaha pada pengusaha rumah makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan.

Populasi dalam Penelitian ini adalah semua pengusaha rumah makan yang terletak di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan yang berjumlah 31 orang. Metode penarikan sampelnya adalah metode sensus atau sampling jenuh, dimana semua anggota populasi yang berjumlah 31 orang dijadikan sebagai sampel. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS versi 16.00 for windows.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis korelasi Rank Spearman. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi berusaha dengan kinerja pengusaha menujukkan adanya korelasi yang cukup dan searah, hubungan antara pengetahuan kewirausahaan dengan kinerja pengusaha menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan searah, dan hubungan antara kemandirian usaha dengan kinerja pengusaha menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan searah. Hasil perhitungan Koefisien Determinasi didapat angka sebesar 30%.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, bimbingan, motivasi, nasehat, serta do’a yang tiada hentinya kepada penulis.

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, dan motivasi dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Ibu Dra. Ramona R.I Hasibuan, MP selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

9. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

(5)

11.Sahabat-sahabatku Firdaus, SE, Yuli Yunus, M. Ardiansyah, Nurkhairunnisa, Heni Mega Silvya, Nur Azizah, Intan Suhela, Juli Asrima dkk. Terima kasih buat motivasi, semangat, dan dukungan kepada penulis. 12.Seluruh teman-teman dan sahabat lainnya di Manajemen 2006: anak-anak

grup A, grup B, grup C dan grup D. Terima kasih buat motivasi, semangat, dan dukungan kepada penulis.

13.Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukunganya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, Juni 2010 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

1. Karakteristik Kewirausahaan ... 23

2. Manfaat Kewirausahaan ... 26

3. Peran Kewirausahaan ... 27

4. Etika Wirausaha ... 29

D. Tinjauan Mengenai Kemandirian Usaha ... 31

E. Tinjauan Mengenai Kinerja Pengusaha ... 32

1. Pengertian Kinerja ... 32

2. Manfaat Pengukuran Kinerja ... 33

3. Evaluasi Kinerja ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM PENGUSAHA A. Gambaran Umum Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan ... 36

B. Gambaran Umum Responden ... 38

(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52

B. Metode Analisis Deskriptif ... 56

a. Deskriptif Responden ... 56

b. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

c. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

d. Karekteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 57

e. Karekteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha ... 58

C. Metode Analisis Statistik ... 58

a. Analisis Korelasi Rank Spearman ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Operasional Variabel ... 11

Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert ... 12

Tabel 2.1 Data Pribadi Pengusaha Rumah Makan ... 38

Tabel 2.2 Data Nama Usaha Dan Lama Berusaha ... 40

Tabel 3.1 Item -Total Statistics... 52

Tabel 3.2 Reliabilitas Instrumen ... 55

Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

Tabel 3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 57

Tabel 3.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha... 58

Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Motivasi Berusaha (X1) ... 58

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X2) ... 60

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Usaha (X3) ... 60

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Pengusaha (Y)... 61

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

ABSTRAK

Nur Anita Siregar (2010). Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan). Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si, selaku dosen Penguji I. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Penguji II dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha secara bersama-sama dengan kinerja pengusaha pada pengusaha rumah makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan.

Populasi dalam Penelitian ini adalah semua pengusaha rumah makan yang terletak di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan yang berjumlah 31 orang. Metode penarikan sampelnya adalah metode sensus atau sampling jenuh, dimana semua anggota populasi yang berjumlah 31 orang dijadikan sebagai sampel. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS versi 16.00 for windows.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis korelasi Rank Spearman. Data yang digunakan adalah data primer. Hasil korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi berusaha dengan kinerja pengusaha menujukkan adanya korelasi yang cukup dan searah, hubungan antara pengetahuan kewirausahaan dengan kinerja pengusaha menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan searah, dan hubungan antara kemandirian usaha dengan kinerja pengusaha menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan searah. Hasil perhitungan Koefisien Determinasi didapat angka sebesar 30%.

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bisnis rumah makan adalah bisnis yang memiliki banyak potensi serta prospek untuk berkembang dengan cepat yang dapat membawa keuntungan yang mencapai hampir 150 % untuk setiap item makanan apabila dikelola dengan manajemen yang baik dan profesional (www. waspada.co.id). Bisnis ini merupakan usaha sepanjang masa yang tidak ada matinya karena menyangkut kebutuhan pokok manusia. Bisnis ini menuntut pengelolaan manajemen yang baik dan ketekunan dalam menjalankan suatu usaha, agar bisnis rumah makan dapat terus berkembang dari waktu ke waktu. Seorang pengusaha harus memiliki sebuah motivasi yang dapat mendorong berjalannya suatu usaha, supaya bisnis rumah makannya bisa berjalan dengan lancar.

(12)

Menurut Robbins (2002:55) motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan individu. Suatu kebutuhan (need) berarti suatu kekurangan secara fisik atau psikologis yang membuat keluaran tertentu terlihat menarik.

Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Wirausaha tidak melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Dorongan motivasi berusaha untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausaha, karena dapat membentuk mental yang ada pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standar yang ada.

Masalah kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan paling penting dalam perekonomian suatu negara sebagai penggerak perekonomian serta pendorong berkembangnya suatu bisnis. Melihat begitu pentingnya keberadaan bisnis atau usaha bagi perekonomian Indonesia maka perlu dilakukannya pembinaan dan pengembangan agar daya saing dari usaha kecil dapat ditingkatkan. Pengusaha akan menggunakan keahlian kewirausahaannnya untuk mengorganisasi tanah, modal, dan tenaga kerja dalam memproduksi barang dan jasa.

(13)

kepribadian tertentu, yaitu pribadi yang mulia, yang mampu berdiri sendiri di atas kemampuan sendiri, yang mampu menerapkan tujuan yang ingin dicapai atas pertimbangannya sendiri.

Kemandirian berusaha direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfkleksikan dengan adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Faktor pengalaman dalam pekerjaan juga sangat berperan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sebab pengalaman itu sendiri berfungsi sebagai seni, dalam menangani berbagai masalah yang timbul dalam rangka menjalankan suatu usaha (www. waspada.co.id).

Kinerja pengusaha yaitu serangkaian nilai kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya (Ranto, 2007:19). Serangkaian hasil kerja itu akan diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja agar memperoleh kepercayaan dari relasinya.

(14)

yang disediakan menyangkut berbagai sarana kerja, hunian, sarana penunjang dan fasilitas sosial yang cukup lengkap serta adanya pembinaan berbagai aspek yang dibutuhkan pengusaha, diharapkan dan seharusnya para pengusaha mampu meningkatkan kinerjanya, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja para pengusaha baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal lebih banyak berasal dari pengusaha itu sendiri diantaranya adalah: keterbatasan kemampuan sumber daya manusia, latar belakang pendidikan, kemampuan teknis, permodalan, pemasaran, sistem operasi, informasi, sikap mental, etos kerja, kemandirian, percaya diri, motivasi, dan masalah internal lainnya. Faktor eksternal dihadapkan kepada permasalahan di luar organisasi diantaranya: lingkungan, peluang, persaingan, sistem informasi global, dan masalah eksternal lainnya.

Bisnis makanan atau Rumah Makan merupakan prospek yang tinggi bagi suatu daerah, khususnya kota Medan. Fakta membuktikan bahwa pada tahun 2005 ditargetkan perolehan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor UKM sangat signifikan. Rinciannya, dari sekretariat Kota Medan berupa ritribusi izin usaha mencapai Rp.100 juta, Dinas Pendapatan Daerah Berupa Pajak Hotel Rp.16,5 milyar, Pajak Restoran Rp.35,480 milyar, Pajak Hiburan Rp.8 milyar. yang paling tinggi adalah pada Pajak Restoran, ini membuktikan bahwa bisnis rumah makan atau makanan di Kota Medan berkembang pesat.

(15)

makanan. Penyebabnya adalah jalan ini berada pada daerah pendidikan dan perumahan. Sebagai contoh untuk tempat Pendidikan adalah USU (Universitas Sumatera Utara) dan UMA (Universitas Medan Area). Untuk Perumahan adalah Kompleks TASBI (Taman Setia Budi Indah), Villa Abadi, Setia Budi Regency, dan Villa Abadi Residence yang terletak di Jl. Setia Budi Medan. Hal ini yang menyebabkan Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan sebagai tempat refreshing untuk melepaskan lelah bagi para Mahasiswa, pegawai kantor serta tempat berkumpul bagi remaja dan keluarga.

Ada beberapa Rumah Makan atau Usaha Makanan yang berada di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan ini, antara lain adalah Rumah Makan Sibul Jaya, Rumah Makan Minang Setia, Bakso Masno, Bakso Sahabat, Mie Aceh Titi Bobrok, Mie Aceh baru, Warung Nasi Timbel, Warung Kampoeng, Bakso & Ayam Penyet Ponegoro, serta beberapa aneka jenis usaha makanan yang lainnya. Usaha-usaha di atas yang akan peneliti digunakan sebagai objek penelitian untuk mengetahui kinerja pengusaha tersebut.

(16)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ” Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha (Studi kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: ”Apakah Terdapat Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan?”

C. Kerangka Konseptual

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. (Cantika, 2005:89). Dapat dikatakan bahwa kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin dan kinerja organisasi atau perusahaan, di mana hasil kegiatan kinerja dapat dilaksanakan secara efisiens dan efektifitas.

(17)

Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. (Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara mengambil substansi dari orgasnisasi lain.

Kemandirian usaha adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam Ranto, 2007:23).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka model kerangka konseptual yang dipakai adalah:

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Cantika (2005), Suryana (2003) diolah D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut ”Terdapat hubungan antara Motivasi berusaha, Pengetahuan kewirausahaan dan Kemandirian usaha secara bersama-sama dengan Kinerja Pengusaha”.

Motivasi berusaha ( X1 )

Pengetahuan Kewirausahaan ( X2 )

Kemandirian Usaha ( X3 )

(18)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha secara bersama-sama dengan kinerja pengusaha pada pengusaha Rumah Makan di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk : a. Bagi Pelaku Bisnis

Sebagai sumber informasi untuk menjadi bahan pertimbangan dan masukan kepada wirausahawan mengenai hubungan motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha secara bersama-sama terhadap kinerja pengusaha.

b. Bagi Peneliti

Memberikan pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola pikir dalam menganalisis hubungan motivasi berusaha pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha.

c. Bagi Peneliti Lain

(19)

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Penelitian ini hanya dibatasi pada pengusaha Rumah Makan, Warung Bakso, dan Mie Aceh di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan, untuk mengetahui hubungan antara kinerja pengusaha dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya secara lebih rinci. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha. 2. Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka perlu definisi operasional variabel dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas (independent variable) 1. Motivasi Berusaha (X1

a. Tanggung Jawab

), adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (tujuan), yang terdiri dari :

(20)

c. Kondisi kerja yang menyenangkan d. Promosi

2. Pengetahuan kewirausahaan (X2

a. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha

), adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dapat dilihat melalui :

b. Kemampuan berinisiatif c. Kemampuan berinovasi

d. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri 3. Kemandirian usaha (X3

a. Mengandalkan kemampuan diri sendiri b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri c. Keberanian menghadapi tantangan

d. Kebebasan berfikir

), adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain. Dapat dilihat melalui :

b. Variabel Terikat (Dependent variable)

(21)

Tabel 1.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Motivasi berusaha (X1

suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses

psikologis, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (tujuan) )

a. Tanggung Jawab b. Pencapaian

c. Kondisi Kerja yang menyenangkan

suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin

mengatur waktu dan membiasakan diri

Likert

Kemandirian usaha (X3

kekuatan diri dalam upaya untuk

menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada d. Kebebasan berfikir

Likert

Kinerja pengusaha (Y)

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.

a. Semangat kerja b. Kualitas kerja c. Produk unggulan d. Keberhasilan e. Akuntabilitas

Likert

(22)

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132). Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.2

Instrumen Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2008:133)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai Februari 2010 sampai dengan Mei 2010. 5. Populasi dan Sampel

(23)

makan yang terletak di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan yang berjumlah 31 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus atau sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2006:78). Sehingga responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 31 orang.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

(24)

a. Wawancara

Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat langsung didalam penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.

b. Daftar Pertanyaan (kuesioner)

Teknik yang digunakan angket atau kuesioner dalam suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut selanjutnya diberi skor dengan skala Likert.

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

(25)

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r table

b. Jika r

, maka pertanyaan dinyatakan valid

hitung < r table b. Uji Reliabilitas

, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

(26)

Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliable alat ukur tersebut.

Dalam pengujian realibilitas instrumen digunakan pengujian satu skor pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.

9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:206). Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.

b. Metode Analisis Statistik

1. Analisis Korelasi Rank Spearman

(27)

dengan ketentuan, kita perlu mempunyai kriteria yang menunjukkan kuat atau lemahnya korelasi (Sarwono, 2006:107). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1

b. Besar kecilnya angka berkorelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Kriteria angkanya adalah sebagai berikut:

0 - 0.25 : Korelasi Sangat Lemah (dianggap tidak ada) > 0,25 – 0,5 : korelasi Cukup

> 0,5 – 0,75 : Korelasi Kuat

> 0,75 – 1 : Korelasi Sangat Kuat

c. Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variabel terikat juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif, hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna jika variabel bebas besar, maka variabel terikat menjadi kecil. Dengan ketentuan jika angka mendekati 1 (satu), hubungan kedua variabel semakin kuat. Jika angka mendekati 0 (nol) hubungan kedua variabel semakin lemah.

(28)

Jika Probabilitas < 0,05, hubungan kedua variabel signifikan Jika Probabilitas > 0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan 2. Menentukan signifikansi Hasil Korelasi :

Menentukan signifikansi hasil korelasi digunakan untuk mengetahui apakah angka korelasi tersebut signifikan atau tidak. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tentukan Hipotesis :

H0 : Hubungan antara variabel motivasi berusaha, pengetahuan

kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha tidak signifikan.

H1

b. Kriteria Pengambilan Keputusan :

: Hubungan antara variabel motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha signifikan.

Jika Probabilitas atau signifikansi < 0,05, hubungan kedua variabel signifikan.

Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan.

Untuk mengetahui besarnya sumbangan atau peranan variabel motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha, dapat dihitung dengan menggunakan koefisien determinasi (Sarwono, 2006:114). Rumusnya adalah : KD = r2 x 100%

(29)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2007), dengan judul penelitian “ Analisis Hubungan Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha Pada Kawasan Industri Kecil di daerah Pulogadung”, Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel pada populasi menggunakan kusioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha industri kecil di perkampungan pulogadung. Populasi terjangkau yang digunakan sebagai kerangka sampling adalah 442 pengusaha industri kecil yang bergerak di bidang garment, kulit meubel, logam, dan aneka komoditi.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan jamak yang diperoleh dalam penelitian ini sangat signifikan. Temuan ini membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha secara bersama-sama dengan kinerja pengusaha industri kecil telah teruji kebenarannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2007), melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Warnet Di Padang Bulan)”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), Kemandirian (X3)

(30)

warnet di Padang Bulan. Variabel motif berprestasi (X2) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada para pemiliki usaha warnet di Padang Bulan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha Studi Kasus Pada Pendagang Pakaian Pajak Sore Jln. Jamin Ginting”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa, variabel (X1) dan Kemandirian pribadi (X2

B. Pengertian Motivasi

) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pedagang pakaian pada pajak sore Jl. Jamin Ginting.

Menurut Robbins (2002:55) motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan individu. Suatu kebutuhan (need) berarti suatu kekurangan secara fisik atau psikologis yang membuat keluaran tertentu terlihat menarik.

Suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi menciptakan ketegangan, sehingga merangsang dorongan dalam diri individu. Dorongan-dorongan ini menghasilkan suatu pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai akan memuaskan kebutuhan dan menyebabkan penurunan ketegangan.

(31)

untuk mencari nilai-nilai hakiki agar cita-cita hidup berlandaskan keyakinan dan watak luhur untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Munurut Robbins (2002:55) ada beberapa teori yang diformulasi khusus selama periode ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Teori Hierarki Kebutuhan

Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukan Abraham Maslow, membuat hipotesis bahwa dalam diri manusia terdapat lima tingkatan kebutuhan.Yaitu : a. Kebutuhan fisik : Meliputi lapar, haus, tempat bernaung, seks, dan

kebutuhan tubuh lainnya.

b. Kebutuhan rasa aman : Meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik dan emosi.

c. Kebutuhan sosial : Meliputi kasih sayang, rasa memiliki, penerimaan, dan persahabatan.

d. Kebutuhan penghargaan : Meliputi faktor-faktor internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor-faktor eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.

e. Kebutuhan aktualisasi diri : Dorongan untuk menjadi apa yang mampu dia lakukan; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan pemenuhan kebutuhan diri sendiri.

2. Teori X dan Teori Y

Dalam Teori X, terdapat empat asumsi yang dapat diyakini, yaitu :

(32)

b. Karena para karyawan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Para karyawan akan mengelakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah formal.

d. Kebanyakan pekerja mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat) di atas semua faktor dan hanya menunjukkan sedikit ambisi.

Dalam Teori Y, terdapat empat asumsi berlawanan yang diyakini, yaitu : a. Para karyawan memandang pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat

dan bermain.

b. Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri.

c. Seorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung jawab.

d. Kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik didelegasikan kepada karyawan secara luas dan tidak harus berasal dari orang yang berada dalam manajemen.

3. Teori Motivasi Higienis

(33)

C. Wirausaha Dan Kewirausahaan

Menurut Hakim dan Arifin (2001:1) wirausahawan (enterpreneur) adalah seorang inovator yang menggabungkan teknologi yang berbeda dan konsep-konsep bisnis untuk menghasilkan produk atau jasa, yang mampu mengenali setiap kesempatan yang menguntungkan, yang menyusun konsep strategi perusahaan, dan yang berhasil menerapkan ide-idenya. Menurut Kasmir (2006:16) wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Menurut Hakim dan Arifin (2001:2) kewirausahaan (enterpreneurship) merujuk kepada kepribadian tertentu, yaitu pribadi yang mulia, yang mampu berdiri sendiri, yang mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri serta mampu menerapkan tujuan yang ingin dicapai atas pertimbangannya sendiri. Setiap usaha yang dijalankan, bahkan oleh mereka yang sukses, senantiasa dimulai dengan adanya semangat kewirausahaan (enterpreneurship spirit).

Menurut Dewanti (2008:3) mengemukakan bahwa kewirausahaan tidak terbatas pada kemampuan mengelola bisnis semata sebagai pengusaha tetapi juga siapapun yang mengelola upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan sumber daya untuk menemukan peluang demi perbaikan hidup.

(34)

yang mungkin dihadapinya. Kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi:

1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan tujuan hidup/ usaha diperlukan adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa yang menjadi kemauannya.

2. Kemampuan berinisiatif. Mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa berinisiatif.

3. Kemampuan berinovasi. Melahirkan kreativitas (daya cipta) dan setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan atau kombinasi baru yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat.

4. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri. Untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan dan tidak menunda pekerjaan. 1. Karakteristik Kewirausahaan

Ciri dan Watak wirausahawan disebutkan oleh Geoffrey G. Meredith antara lain adalah :

(35)

b. Berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan berwatak butuh berprestasi, berorientasi laba, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.

c. Pengambilan resiko dan suka tantangan. Wirausahawan memiliki watak mampu mengambil resiko yang wajar.

d. Kepemimpinan. Wirausahawan berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik.

e. Keorisinilan. Wirausahawan berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel. f. Berorientasi ke masa depan. Wirausaha berpandangan ke depan,

perspektif.

Profil wirausahawan juga dikemukan Zimmerer (2008:7) disebutkan sebagai berikut :

a. Menyukai tanggung jawab. Wirausahawan bertanggungjawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempat mereka terlibat.

b. Lebih menyukai resiko menengah. Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar, melainkan seorang yang mengambil resiko diperhitungkan.

(36)

d. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung. Wirausawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari pengukuhan.

e. Tingkat energi yang tinggi. Wirausahawan lebih energik dibandingkan orang kebanyakan. Energi ini merupakan faktor penentu mengingat luar biasanya bisnis yang diperlukan untuk mendirikan suatu perusahaan.

f. Orientasi ke depan. Wirausahawan memiliki indera yang kuat dalam mencari peluang. Mereka melihat ke depan dan tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan lebih mempersoalkan apa yang akan dikerjakan besok.

g. Ketrampilan mengorganisasi. Membangun perusahaan dari nol dapat dibayangkan seperti menghubungkan potong-potongan sebuah gambar besar. Para wirausahawan mengetahui cara mengumpulkan orang-orang yang tepat untuk menyelesaikan suatu tugas.

h. Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang. Salah satu kesalahan pengertian mengenai wirausahawan adalah anggapan bahwa mereka sepenuhnya terdorong oleh keinginan menghasilkan uang. Sebaliknya prestasi tampak sebagai motivasi utama wirausahawan. Uang hanyalah cara untuk menghitung skor pencapaian sasaran atau simbol prestasi. 2. Manfaat Kewirausahaan

(37)

a. Peluang mengendalikan sendiri : memberikan kabebasan dan peluang untuk menentukan sasaran yang penting bagi dirinya.

b. Kesempatan melakukan perubahan : melakukan perubahan yang dianggap penting.

c. Peluang untuk menggunakan potensi sepenuhnya : bisnis merupakan alat aktualisasi diri dimana pertumbuhan diri hanya dibatasi oleh bakat dan kekuatan sendiri.

d. Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas : keuntungan tanpa batas bisa menjadi motivasi untuk menciptakan kekayaan atau memperoleh lebih banyak kesenangan.

e. Peluang untuk berperan bagi masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha sendiri : memberikan citra yang baik bagi perekonomian nasional atau masyarakat sekitarnya adalah kepuasan pribadi baginya.

f. Peluang melakukan sesuatu yang disukai : membuat pekerjaannya menjadi suatu kesenangan hidup karena mereka tertarik dan menyenangi pekerjaan tersebut.

3. Peran Kewirausahaan

Menurut Dewanti (2008:11) kewirausahaan diawali dengan inovasi yang dipicu oleh beberapa faktor yaitu :

1. Faktor pribadi antara lain adalah :

a. Pencapaian locus of control: pengendalian internal b. Toleransi: menghargai orang lain

(38)

d. Nilai-nilai pribadi: prinsip diri, agama, budaya e. Pendidikan: pengetahuan dan implementasinya f. Ketidakpuasan: tidak berpuas diri

g. Usia: semangat, kekuatan, dan fisik h. Komitmen: kesanggupan

2. Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain : a. Peluang: situasi menguntungkan

b. Model peranan: tanggungjawab masing-masing di lingkungannya c. Aktivitas: koordinasi

d. Pesaing: industri yang sama e. Inkubator: sumber ide

f. Sumberdaya: alam, manusia, teknologi g. Kebijakan pemerintah: peraturan bisnis

3. Faktor Sosiologi, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Jaringan kelompok: Dua orang atau lebih bergabung secara formal ataupun non formal untuk berinteraksi dengan kelompok lain

b. Orangtua: Penentu kehidupan anaknya c. Keluarga: Kekerabatan

(39)

4. Etika Wirausaha

Menurut Kasmir (2006:21) ada beberapa ketentuan yang diatur dalam etika wirausaha secara umum adalah sebagai berikut :

a. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam suatu negara atau masyarakat.

b. Penampilan yang ditunjukkan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.

c. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu yang berlaku.

d. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata krama, tidak menyinggung atau mencela orang lain.

e. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.

Kemudian, etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha adalah sebagai berikut :

a. Kejujuran

Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.

b. Bertanggung jawab

(40)

harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan pemerintah.

c. Menepati janji

Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran, pengiriman barang atau penggantian.

d. Disiplin

Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya.

e. Taat Hukum

Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah.

f. Suka membantu

Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat dalam berbagai cara.

g. Komitmen dan menghormati

(41)

h. Mengejar prestasi

Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin. Tujuannya agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan.

D. Tinjauan Mengenai Kemandirian Usaha

Kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu upaya sendiri yang meliputi segala aspek kebutuhan, mampu dipenuhi sendiri tanpa harus menggantungkan kepada orang lain (dalam Ranto, 2007:2). Hal ini mengandung suatu maksud bahwa dengan segala usaha yang dilakukan mulai dari perencanaan, penetapan tujuan, bernegoisasi, memenangkan persaingan, melaksanakan pekerjaan, menciptakan ide, mencari sumber-sumber, dan menyelesaikan masalah-masalah usaha mampu dilakukan sendiri dengan usaha yang keras. Dengan demikian dari usaha yang dilakukan tersebut mampu membawa keberhasilan yang meberikan kepuasan.

Kemandirian pada dasarnya memiliki dua bentuk yaitu dalam pemikiran dan tindakan, seorang pemimpin memerlukan keduanya untuk menunjukkan dirinya sendiri mandiri. Pemikiran yang mandiri akan membawanya pada perspektif yang berbeda dalam strategi, sehingga mampu menentukan skala prioritas. Tindakan yang mandiri berarti seorang pemimpin tidak memiliki konflik kepentingan terhadap perusahaannya.

(42)

ditekankan bahwa usaha harus berbasis pada kepemilikan akan pengetahuan, keterampilan, sikap mental dan kewaspadaan. Unsur pengetahuan mencirikan tingkat penalaran (reasoning) yang dimiliki seseorang dalam proses berpikir (dalam Ranto, 2007:22).

Kemandirian usaha menurut Amir (2000:18) terlebih dahulu dapat diamati dari kemandirian seseorang dalam perannya sebagai wiraswasta, yang artinya menciptakan lapangan kerja baru bagi diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain (Independent) sekaligus menjadi majikan bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang bekerja dengannya.

E. Tinjauan Mengenai Kinerja Pengusaha 1. Pengertian Kinerja

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mardiasmo, 2006:28). Kinerja bisa diketahui hanya jika individu maupun kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai.

(43)

baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan), hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Mardiasmo, 2006:30).

Terkait dengan kinerja pengusaha yaitu serangkaian nilai kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Serangkaian hasil kerja itu akan diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja agar memperoleh kepercayaan dari koleganya. Kemudian dia akan berusaha mencari umpan balik dari hasil usaha tersebut sebagai pembuktian diri bahwa dia berani bersikap dan memiliki pendirian yang kuat. Dia juga akan berupaya selalu bersikap jujur, berlaku adil, dan akan selalu berupaya membuktikan bahwa dia mampu mewujudkan sesuatu.

2. Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Mardiasmo (2006:33) ada beberapa manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja.

b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.

(44)

d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.

e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.

f. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif. i. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.

j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi. 3. Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Pencapaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan skala pengukuran tertentu. Informasi pencapaian kinerja dapat dijadikan feedback dan reward punishment, penilaian kemajuan organisasi dan dasar peningkatan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

a. Feedback

(45)

b. Penilaian Kemajuan Organisasi

Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai oragnisasi. Kriteria yang digunakan untuk menilai kemajuan organisasi adalah tujuan yang telah ditetapkan. Dengan membandingkan hasil aktual yang tercapai dengan tujuan organisasi yang dilakukan secara berkala (triwulan, semester, tahunan) maka kemajuan organisasi bisa dinilai. Jika pada suatu periode, kinerja yang dicapai ternyata lebih rendah daripada periode sebelumnya, maka harus diidentifikasi dan ditemukan sumber penyebabnya dan alternatif solusinya.

c. Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan dan Akuntabilitas

(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM PENGUSAHA A. Gambaran Umum Jalan Setia Budi Tanjung-Rejo Medan.

Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai kota metropolitan, aktivitas perekonomian di Sumatera Utara banyak berpusat di kota Medan dan sudah tentu menimbulkan peluang-peluang untuk berwirausaha.

Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan indikasi bahwa Medan merupakan salah satu kota tujuan untuk mencari penghidupan atau nafkah. Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa. Dengan demikian Medan merupakan salah satu

kota dengan jumlah penduduk yang besar.

(47)

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan bahwa Jln.Setia Budi Tanjung-Rejo ini termasuk jalan penghubung antara perumahan dengan daerah perkantoran serta pendidikan sehingga sangat sesuai dijadikan daerah komersial disekitar jalan ini. Jln.Setia Budi Tanjung-Rejo ini juga sangat strategis, karena di daerah ini terdapat banyak perumahan serta dekat dengan perkantoran yang terdapat di daerah sekitarnya.

Sumber :

(48)

B. Gambaran Umum Responden

Para wirausahawan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut meliputi tempat tinggal, jenis kelamin, usia dan pendidikan. Ketika peneliti melakukan penelitian, ada beberapa pengusaha yang tidak mau memberikan data pribadinya secara lengkap, sehingga peneliti menulis sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan.

Tabel 2.1

(49)

NO. Responden Umur (tahun)

Jenis Kelamin

Pendidikan Terakhir TertTter

26. 26 30 Perempuan SMU

27. 27 34 Perempuan SMU

28. 28 29 Perempuan Diploma

29. 29 36 Perempuan Diploma

30. 30 43 Perempuan SLTP

31. 31 48 Laki-laki SMU

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah)

(50)

Tabel 2.2

Data Nama Usaha dan Lama Berusaha NO. Responden Nama Usaha Jumlah

(51)

26. 26 Mie Aceh Baru 26 orang Pemilik 3 tahun Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukan bahwa responden yang diwawancarai memiliki jabatan yang berbeda yaitu pemilik dan manajer. Pemilik adalah pengusaha yang memiliki langsung usaha tersebut sekaligus merangkap menjadi manajer usahanya. Manajer adalah pengusaha yang bertanggung jawab penuh terhadap jalannya usaha.

Jumlah tenaga kerja yang ada pada 31 usaha ini berjumlah 396 orang. Kurang lebih 400 orang untuk 31 usaha seperti rumah makan, warung bakso dan mie aceh di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan. Jumlah karyawan yang paling banyak terdapat pada RM. Sop Sum-Sum Langsa yang mempunyai karyawan 30 orang dengan sistem paruh waktu.

(52)

dan >20-25 tahun hanya 1 usaha yaitu Mie Aceh Titik Bobrok yang merupakan usaha yang paling lama di Jln Setia Budi Tanjung-Rejo Medan.

C. Gambaran Umum Usaha Rumah Makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan.

1. Warung Babe

Usaha ini adalah usaha rumah makan yang menawarkan menu makanan dengan harga standard dan tidak terpengaruh dengan persaingan harga yang terjadi pada usaha saingan. Keistimewaan usaha warung babe ini adalah memiliki studio musik yang terdapat di lantai 2 usahannya.

2. Bakso Urat

Usaha ini adalah cabang dari Bakso Urat yang terdapat daerah Padang Bulan. Dengan menawarkan menu bakso yang memang terbuat dari daging asli, selain itu usaha ini juga menawarkan menu-menu makanan lainnya.

3. Ayam Penyet Ponogoro

(53)

4. Pondok Zam-zam

Pondok Zam-Zam di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo ini termasuk cabang dari Pondok Zam-Zam yang pusatnya berada di Jln. DR. Mansyur. Usaha rumah makan ini termasuk yang paling banyak diminati konsumen karena harganya yang murah dan banyak tersedia pilihan menu makanan. Target pasar dari usaha rumah makan ini adalah kalangan mahasiswa.

5. RM. Kita Saudara

Rumah makan kita saudara pada tahun 2009 dan memiliki lokasi yang berada di dekat pasar pagi setia budi, dimana target pasar dari usaha ini adalah semua kalangan masyarakat dan pedagang-pedagang di pasar pagi tersebut.

6. Warung Ibu

Usaha ini merupakan usaha yang menjual makanan seperti berbagai jenis mie, dan nasi campur. Target pasar dari usaha ini adalah para karyawan yang ada disekitar warung ini.

7. RM. Sibul Jaya

(54)

terlalu mahal, yang menjadi target pasar rumah makan ini adalah seluruh masyarakat di daerah ini.

8. RM. Minang Setia

Rumah makan yamg tetap bertahan dengan harga standard dan tidak terpengaruh dengan persaingan harga yang terjadi pada usaha saingan yang sejenis. Letak usaha rumah makan ini bersebelahan dengan rumah makan sibul jaya.

9. Bakso Lestari

Usaha bakso ini merupakan usaha yang menjual makanan seperti bakso dan siomay yang menjadi ciri khas dari usaha ini, dengan membuat rasa yang berbeda dari pesaing untuk dapat menarik konsumen berkunjung ke warung bakso ini.

10. Bakso Mas No

(55)

11. Bakso Sahabat

Bakso sahabat ini merupakan usaha makanan bakso yang berbeda dengan usaha saingan. Usaha ini terletak bersebelahan dengan bakso mas no, dan keunikan dari usaha ini dalam penyajian daging baksonya dipotong-potong setiap penyajian per porsinya.

12. Bakso Pak De

Usaha ini merupakan usaha yang menjual makanan bakso dan jenis makan lainnya. Usaha bakso ini kurang begitu dikenal oleh masyarakat, karena lokasi dan tempat usahanya tergolong masih sangat sederhana. Dan warung bakso ini juga tidak terlalu besar, selain itu warung bakso ini berada disekitar ruko-ruko yang ada disebelah warung ini sehingga sulit untuk dilihat orang.

13. RM. Tiga Saudara

Usaha rumah makan ini merupakan usaha keluarga yang didirikan oleh tiga kakak beradik, dimana makanan yang menjadi cirri khas rumah makan ini adalah sop kambing.

14. RM. 3 M

(56)

15. Warung Indra Jaya

Warung indra jaya ini didirikan pada bulan desember 2004 oleh Bpk. Sarwan dengan makanan yang ditawarkan adalah mie aceh, selain itu warung ini juga menyediakan jenis makanan lain yang merupakan makanan khas dari daerah aceh.

16. Ayam Penyet Akbar

Ayam penyet akbar ini didirikan pada tahun 2006. Usaha ini menjual makanan ayam penyet dengan rasa khas jawa tengah, hal ini yang membedakan usaha ini dengan usaha-usaha yang terdapat didaerah ini.

17. Warung Mie Aceh dan Canai Qatary

Warung ini didirikan pada tahun 2007, dengan menawarkan makanan mie aceh dan jenis makanan lainnya. Warung ini juga termasuk warung yang memiliki ciri khas tersendiri dengan lay out ruangan yang sangat indah dan bersih, selain itu usaha ini juga sudah memiliki cabang.

18. RM. Sop Sum-sum Langsa

(57)

19. Bakso Mas Gendon

Usaha ini didirikan oleh Bpk. Supardi pada tahun 2006, makanan yang ditawarkan adalah bakso dan mie ayam, selain itu usaha ini juga menawarkan menu-menu lain dan berbagai jenis minuman.

20. Warung Sop Kambing

Warung Sop kambing ini didirikan pada tahun 2008, dengan ciri khas makanan di warung ini adalah sop kambing, yang merupakan nama dari usaha ini. 21. Warung Sinar Delima

Warung ini didirikan pada tahun 2004 dan yang bertanggung jawab atas berjalannya usaha ini adalah Sdr, Asnawi. Dengan makanan yang ditawarkan adalah mie aceh dan makanan lain seperti nasi campur.

22. Warung Sopo Nyono

Usaha ini didirikan oleh Bpk. Abuhori pada tahun 2006, jenis makanan yang di tawarkan juga sangat beragam. Usaha ini juga pernah memenangkan kompetisi yang disponsori oleh Kecap Bangoe pada tahun 2008 di Medan, selain itu warung sopo nyono ini juga sudah memiliki 1 cabang yaitu di daerah Ring Road.

23. Ayam Penyet Warisan

(58)

dikenal dengan sebutan ayam penyet cabe hijau, hal ini yang membeda dengan ayam penyet lain.

24. RM. Sentosa

Rumah makan yang menawarkan harga standar dengan berbagai jenis makanan, dan rumah makan ini memiliki tempat yang terbuka dan dekat jalan raya.

25. RM. Budhi Mulya

Rumah makan ini merupakan rumah makan yang dimiliki oleh orang India, dimana makanan yang ditawarkan oleh rumah makan ini sekaligus menjadi ciri khasnya adalah makanan India.

26. Mie Aceh Baru

Usaha Mie Aceh Baru ini merupakan usaha yang cukup besar di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo. Usaha ini memiliki keunikan tersendiri, karena tersedia fasilitas Wi Fi gratis yang ada di usaha ini, hal ini yang menjadi daya tarik usaha ini untuk dapat menarik konsumen.

27. Mie Aceh Titi Bobrok

(59)

28. Warung Kampoeng

Warung Kampoeng ini didirikan pada awal tahun 2009, dengan lokasi yang berada dekat dengan jalan raya. Warung ini menawarkan harga yang murah untuk setiap makanan yang disediakan di warung ini, ciri khas warung ini adalah menjual makanan dengan rasa yang masih tradisonal.

29. Warung Nasi Timbel

Warung ini merupakan usaha yang menyediakan makanan khas sunda. Kualitas dan harga sangat diperhatikan oleh pemilik usaha, agar tidak mengecewakan para pelanggannya.

30. Warung Garoet Jaya

Warung ini adalah usaha rumah makan dengan menjual makanan yang berciri khas Jawa Barat. Garoet Jaya merupakan nama dari daerah asal pemilik usaha warung/rumah makan ini.

31. RM. Minang Melayu

(60)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Production and Service Solution) versi 16.0 dengan

tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

Tabel 3.1

r-Tabel validitas

(61)

Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut: Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Mei,2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika r hitung > r table 2. Jika r

, maka pertanyaan dinyatakan valid hitung < r table

3. r

, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

hitung

Pada Tabel 3.1 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga semua butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Interpretasi item total statistic, yaitu :

dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Scale

r-Tabel validitas

(62)

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 75,8387, jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 76,1935, dan seterusnya.

2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 21.406, sedangkan jika

variabel (butir) item 2 dihapus adalah 23,161, dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel

2. Uji Reliabilitas

untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

(63)

Tabel 3.2 Reliabilitas Instrumen

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Mei,2010) Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

Jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.

Berdasarkan Tabel 3.2 diatas dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,70, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted Reliabilitas

Butir1 .783 Reliabel

Butir10 .766 Reliabel

Butir11 .769 Reliabel

Butir12 .779 Reliabel

Butir13 .787 Reliabel

Butir14 .723 Reliabel

Butir15 .762 Reliabel

Butir16 .762 Reliabel

Butir17 .706 Reliabel

Butir18 .774 Reliabel

(64)

B. Metode Analisis Deskriptif a. Deskrtiptif Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan hubungan antara motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha. Variabel motivasi berusaha (X1) yang terdiri dari 5 butir

pertanyaan, variabel pengetahuan kewirausahaan (X2) yang terdiri dari 5 butir

pertanyaan, dan variabel kemandirian usaha (X3

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, sedangkan variabel kinerja pengusaha (Y) terdiri dari 5 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 31 orang responden.

(65)

Tabel 3.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Mei, 2010)

Tabel 3.3 menunjukkan komposisi responden menurut jenis kelamin dimana terlihat dari total responden sebesar 31 orang, komposisi perempuan sebanyak 9 orang (29%) dan laki-laki sebanyak 22 orang (71%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 3.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase

20 - 25 2 6,5%

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa moyaritas usia responden berada pada usia 20-25 tahun sebesar 6,5%, usia >25-30 tahun sebesar 32,25%, usia >30-35 sebesar 9,6%, usia >35-40 sebesar 12,91%, usia >40-45 sebesar 16,13%, usia >45-50 sebesar 12,91%, usia >50-55 sebesar 6,5%, dan usia >55-60 sebesar 3,2%. Total responden yang menjawab adalah 31 orang yaitu 100%.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki – Laki 22 71%

Perempuan 9 29%

TOTAL 31 100%

(66)

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tabel 3.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Jlh Tenaga Kerja Frekuensi Persentase

1 – 5 3 9,67%

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Mei, 2010)

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yang paling dominan yang terdapat pada usaha rumah makan di Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo adalah >5-10 orang sebesar 38,71 %.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha Tabel 3.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha Uang Saku / Bln (Rp) Frekuensi Persentase

1 – 5 18 58,06%

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Mei, 2010)

(67)

C. Metode Analisis Statistik

Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu.

1) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Motivasi Berusaha (X1

Tabel 4.1

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Motivasi Berusaha (X ) Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pertanyaan 1, sebagian besar responden menjawab setuju 14 orang (45,2%) dan sangat setuju 17 orang (54,8%). Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan responden terhadap variabel motivasi berusaha cukup tinggi dalam menjalankan usaha yang lebih berhasil.

b. Pada pertanyaan 2, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 25 orang (80,6%) dan menjawab sangat setuju 6 orang (19,4%). Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan usaha didasari dengan motivasi yang cukup tinggi.

c. Pada pertanyaan 3, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 19 orang (61,3%) dan menjawab sangat setuju 12 orang (38,7%). Hal ini menunjukkan bahwa suasana kerja yang nyaman memotivasi untuk melakukan usaha yang lebih baik.

(68)

menunjukkan bahwa dalam menjalankan usaha yang berbeda dengan orang lain dapat menarik konsumen.

e. Pada pertanyaan 5, sebagian besar menjawab setuju yaitu 15 orang (48,4%) dan menjawab sangat setuju 16 orang (51,6%). Data ini menunjukkan bahwa ide-ide baru sangat memotivasi dalam meningkatkan perkembangan usaha.

2) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X2

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X

)

2

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Mei, 2010)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab setuju bahkan menjawab sangat setuju, dan hanya sebagian kecil responden yang menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan itu penting untuk mencapai kinerja pengusaha yang baik.

)

3) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Usaha (X3

Tabel 4.3

(69)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian responden menjawab setuju bahkan menjawab sangat setuju, dan hanya sebagian responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian dalam menjalankan usaha cukup tinggi. 4) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Pengusaha (Y)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Pengusaha (Y)

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Mei, 2010) Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pertanyaan 15, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 14 orang (45,2%), dan menjawab sangat setuju 17 orang (54,8%). Hal ini menunjukkan bahwa menjalankan sebuah usaha diperlukan semangat dari pengusaha.

b. Pada pertanyaan 16, sebagian besar responden menjawab setuju 9 orang (29,0%) dan menjawab sangat setuju 22 orang (71,0%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.

c. Pada pertanyaan 17, ada 13 orang (41,9%) menjawab setuju, 14 orang (45,2%) menjawab sangat setuju, 2 orang (6,5%) manjawab kurang setuju, dan 2 orang (6,5) menjawab tidak setuju.

Item SS S KS TS STS TOTAL

F % F % F % F % F %

15 17 54,8% 14 45,2% 0 0% 0 0% 0 0 % 31

16 22 71,0% 9 29,0% 0 0% 0 0% 0 0% 31

17 14 45,2% 13 41,9 % 2 6,5% 2 6,5% 0 0% 31

18 22 71,0 % 9 29,0% 0 0% 0 0% 0 0 % 31

(70)

d. Pada pertanyaan 18, ada 9 orang (29,0%) yang menjawab setuju, dan 22 orang (71,0%) yang menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden mengharapkan usaha yang dijalani berhasil dan mengalami peningkatan.

e. Pada pertanyaan 19, ada 17 orang (54,8%) menjawab setuju, dan ada 14 orang (45,2%) menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa semua biaya pengeluaran dan pemasukan, harus dicatat untuk dapat melakukan pengembangan usaha.

b. Analisis Korelasi Rank Spearman

Metode analisis koreasi rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha) dan variabel terikat (kinerja pengusaha). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah.

Ketentuan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : c. Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1

d. Besar kecilnya angka berkorelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel. Kriteria angkanya adalah sebagai berikut:

0 - 0.25 : Korelasi Sangat Lemah (dianggap tidak ada) > 0,25 – 0,5 : korelasi Cukup

> 0,5 – 0,75 : Korelasi Kuat

Gambar

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber
Tabel 1.2 Instrumen Skala
Gambar 1.2 : Peta Lokasi Jln. Setia Budi Tanjung-Rejo dan
Tabel 2.1 Data Pribadi Pengusaha Rumah Makan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perencanaan juga mengembangkan aspek moral dan nilai-nilai agama yakni dapat menirukan pelaksanaan kegiatan ibadah secara sederhana dan aspek sosial emosional yakni

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahidatul Kistatuhu tentang penggunaan media program autoplay untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas VII A

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan bahwa peran panti asuhan membawa pengaruh pada tumbuh kembang anak. Melalui panti asuhan anak di didik dengan dengan

Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya

Apakah terdapat perbedaan ion kalsium yang terlepas dari permukaan enamel gigi pada perendaman selama 5 menit antara larutan teh, kopi, dan kopi susu.. Universitas

Perlu dipilih atau dikembangkan metode peramalan selain Double Exponential Smoothing untuk meramalkan harga emas Antam sehingga nilai Tracking Signal dalam setiap data

Hasil temuan lain adalah pada aspek sikap terhadap tingkah laku dan aspek sikap norma subjektif memiliki sumbangan efektif yang lebih besar daripada aspek sikap kontrol

Pada DFD ini terdapat 7 proses yaitu proses login yang dilakukan admin, proses mengolah data siswa yang dilakukan admin, proses mengolah data pengajar yang dilakukan admin,