• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROGRAM SIMPAN PINJAM PEREMPUAN

TERHADAP TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA ( STUDI

KASUS PADA PNPM – MP KELOMPOK SIMPAN PINJAM

PEREMPUAN ) DI DESA SINONOAN KECAMATAN SIABU

KABUPATEN MANDAILING NATAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna meraih Gelar Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara

Oleh :

FAHRUR ROZI

060902029

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH :

NAMA : Fahrur Rozi

NIM : 060902029

DEPARTEMEN : Ilmu Kesejahteraan Sosial

JUDUL : Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

Medan, Mei, 2011 PEMBIMBING

( Drs. Bengkel Ginting, M. Si ) NIP : 19630103 198903 1 003

KETUA DEPARTEMEN

( Hairani Siregar, S. Sos, M. SP ) NIP : 19710927 199801 2 001

DEKAN FISIP USU

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukut kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok Simpan Pinjam Perempuan ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal, sebagai syarat unutk memperoleh gelar sarjana sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan keterbatasan waktu, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pada penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan, untuk itu demi penyempurnaan skripsi ini,penulis membukakan diri untuk saran dan kritik agar kiranya skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung dan tidak langsung kepada penulis di dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati :

1. Bapak Prof. Dr Badaruddin, M. Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(4)

3. Bapak Bengkel Ginting, M. Si selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan atas segala bantuan, bimbingan dan perhatiannya selama dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Ibu Zuraida Hannum, selaku bagian administrasi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam segala urusan selama kuliah. 5. Abang Ahmad Syukur Hasibuan , selaku Kepala Desa Sinonoan Kecamatan

Siabu Kabupaten Mandailing Natal

6. Ibu Hapni, Ibu Syaripah Siregar, selaku pengurus Kelompok Simpan Pinjam Perempuan, dan tak lupa keseluruhan anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. 7. Ayahanda tercinta ( Marahakim Nasution ) dan Ibunda tersayang ( Yusni )

yang selalu mendoakan, mendidik, memberi semangat, dukungan dan kasih sayang.

8. Kepada semua dosen Ilmu Kesejahteraan Sisoal dan semua Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

9. Buat teman – teman penulis selama perkuliahan khususnya stambuk 2006, Anwar, Ahmad Azhar, Beni Susanto, Gugus Gian Loka, Alpredo, Erwin Pratama, Ikhwanul, Padu Naro Putra, ropikoh, Dewi, Porman, Bobi, Ade Zul, serta teman yang lain yang belum saya sebutkan namanya.

(5)

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya atas kebaikan dan kemurahan hati Bapak / Ibu, Saudara / i, sekalian.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi dunia pendidikan.

Medan, Mei, 2011 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... ix

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Mamfaat Penelitian ... 8

1.4 sistematika Penulisan ... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Program ... 11

2.2 Pemberdayaan Masyarakat ... 11

2.3 PNPM Mandiri Pedesaan ... 15

2.3.1 PNPM Mandiri Pedesaan ... 15

2.3.2 Visi dan Misi PNPM Mandiri Pedesaan ... 16

2.3.3 Tujuan PNPM Mandiri Pedesaan ... 17

2.3.4 Prinsip Dasar PNPM Mandiri Pedesaan ... 17

2.3.5 Jenis Kegiatan PNPM-MP ... 19

2.4 PNPM-MP Bidang Kegiatan SPP ... 20

2.4.1 Tujuan PNPM-MP- SPP... 20

(7)

2.4.3 Sasaran Program... 22

2.4.4 Bentuk Kegiatan ... 22

2.5 Sosial Ekonomi Masyarakat ... 22

2.6 Pengertian Desa ... 23

2.6.1 Pembangunan Desa ... 24

2.6.2 Kesejahteraan Sosial ... 26

2.7 Kerangka Pemikiran ... 27

2.8 Hipotesa ... 29

2.9 Defenisi Konsep dan Operasional ... 30

2.9.1 Defenisi Konsep ... 30

2.9.2 Defenisi Operasional ... 31

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 34

3.2 Lokasi Penelitian ... 34

3.3 Populasi ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Desa sinonoan ... 38

4.2 Data Monografi ... 39

4.2.1 Batas Wilayah ... 39

(8)

4.2.3 Sturuktur Organisasi Pemerintahan Desa Sinonoan

Kecamatan Siabu ... 40

4.2.4 Kependudukan ... 41

4.2.5 Sarana dan Prasarana ... 45

4.3 Profil dan Kepengurusan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan Desa Sinonoan ... 46

BAB V : HASIL ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik Responden ... 51

5.2 Variabel Bebas ( X ) ... 57

5.3 Variabel Terikat ( Y ) ... 68

5.4 Uji Hipotesa ... 82

BAB VI : PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 86

6.2 Saran ... 87

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Anggota Keluarga Menurut Kelompok Umur ... 41

Tabel 2 Menurut Tinggat Pendidikan ... 42

Tabel 3 Menurut Status Pekerjaan ... 44

Tabel 4 Sarana dan Prasarana ... 45

Tabel 5 Umur Responden ... 51

Tabel 6 Status Perkawinan ... 52

Tabel 7 Pendidikan Terakhir ... 53

Tabel 8 Pendidikan Terakhir Suami ... 55

Tabel 9 Jumlah Anak ... 56

Tabel 10 Lama Keanggotaan ... 58

Tabel 11 Frekwensi Penyuluhan ... 59

Tabel 12 Jumlah Dana Yang Diterima ... 60

Tabel 13 Frekwensi Mendapat Dana Pinjaman Modal Usaha ... 61

Tabel 14 Jumlah Penghasilan Perbulan ... 62

Tabel 15 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Pengurusan SPP 63 Tabel 16 Distribusi Responden Berdasarkan Persyaratan Untuk Mendapatkan Pendanaan SPP ... 64

Tabel 17 Distribusi Responden Berdasarkan Dana Yang Diterima Dapat memenuhi Kebutuhan Modal Usaha ... 65

(10)

Tabel 19 Disribusi responden Berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan

Hidup ... 67

Tabel 20 Pekerjaan suami ... 69

Tabel 21 Jenis Usaha Yang Dikembangkan Sebelum mengikuti SPP ... 70

Tabel 22 Jenis Usaha Setelah Mengikuti SPP ... 71

Tabel 23 Pekerjaan Dapat Menambah Penghasilan ... 72

Tabel 24 Keuntungan / Pendapatan Bersih ... 73

Tabel 25 Pendapatan Lain Yang Bersumber dari Pekerjaan lain ... 74

Tabel 26 Penghasilan Mampu Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari .... 75

Tabel 27 Dapat Menabung... 76

Tabel 28 Bidang Pengeluaran Terbesar Setiap Hari ... 77

Tabel 29 Pemenuhan Pokok Sehari-hari ... 78

Tabel 30 Frekwensi makanan Dalam Sehari ... 79

Tabel 31 Jumlah Anak Yang Aktif Sekolah ... 80

Tabel 32 Kemampuan Untuk Membiayai Sekolah ... 81

Tabel 33 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi ... 84

(11)

ABSTRAK

( skripsi ini terdiri dari 6 bab, 86 halaman, 31 tabel, 8 lampiran, serta 17 kepustakaan dan sumber lain yang berasal dari internet )

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan suatu proses yang dilakukan guna memampukan ataupun meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Pemberdayaan ekonomi masyakarat adalah sebuah keniscayaan, karena sesuai dengan perkembangan zaman, pemerintah harus melakukan inovasi untuk tetap dapat eksisi sebagai pemerintah daerah yang bertugas untuk menjalankan roda ekonomi masyarakat dan pembangunan didesa pada khususnya dan di negara pada umumnya. Upaya pelaksanaan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal, pemerintah daerah mengambil kebijakan atau langkah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yaiutu melalui PNPM MP.

Skripsi ini berjudul Pengaru Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Masalah yang diangkat adalah “apakah ada hubungan antara Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Desa Sinonoan.

Penelitian ini adalah metode eksplanasi yaitu bertujuan untuk menguji variabel yang dihipotesiskan, dimana sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota dari dua kelompok simpan pinjam perempuan, yaitu sebanyak 23 orang.

Dari hasil analisis korelasi yang dilakukan dengan analisis product moment diketahui koefisien korelasi (rxy) = 0,516 dengan taraf siknifikan 5% ( tarap kepercayaan 95%) yaitu 0,413, ternyata lebih besar dari harga t tabel yaitu 0,413, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kegiatan simpan pinjam perempuan terhadap tingkat pendapatan sosial ekonomi keluarga”Ho di tolak” yang memberikan kontribusi sebesar 26,62%, sedangkan 73,38 % diperoleh dari luar Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan, yaitu jumlah pendapatan rumah tangga responden.

(12)

ABSTRACT

(This thesis consists of 6 chapters, 86 pages, 31 tables, 8 appendix, and 17 literature and other sources from the internet)

Community economic empowerment is a process conducted in order to enable or enhance the ability and independence of the community. Economic empowerment of society is a necessity, because in accordance with the times, the government must innovate to remain to exist as a local government in charge to run an economy and community development in villages in particular and the country in general. Efforts implementation of economic empowerment of communities in Mandailing Natal district, local government took measures or steps in the economic empowerment of the community is through PNPM MP.

This thesis is entitled The Effect of the National Program for Community Empowerment Rural Affairs Mandiri Savings and Loans Women Against Family Socioeconomic Sinonoan Village Sub District Siabu Mandailing Natal. The problem raised was "whether there is a relationship between the activity of the Savings and Loans Women Socioeconomic Sinonoan Family Village.

This research is a method of explanation that is intended to test the hypothesized variables, where the sample in this study were all members of the two women's savings groups, as many as 23 people.

From the results of correlation analysis performed by analysis of known product moment correlation coefficient (rxy) = 0.516 with significant level of 5% (95% confidence tarap), ie 0.413, were higher than the price of t table is 0.413, so it can be concluded that there is a saving relationship borrow women's socio-economic level of family income "Ho on the decline" which contributed 26.62% while 73.38% is obtained from outside the Savings and Loans Women's Activities, namely the amount of household income.

(13)

ABSTRAK

( skripsi ini terdiri dari 6 bab, 86 halaman, 31 tabel, 8 lampiran, serta 17 kepustakaan dan sumber lain yang berasal dari internet )

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan suatu proses yang dilakukan guna memampukan ataupun meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Pemberdayaan ekonomi masyakarat adalah sebuah keniscayaan, karena sesuai dengan perkembangan zaman, pemerintah harus melakukan inovasi untuk tetap dapat eksisi sebagai pemerintah daerah yang bertugas untuk menjalankan roda ekonomi masyarakat dan pembangunan didesa pada khususnya dan di negara pada umumnya. Upaya pelaksanaan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal, pemerintah daerah mengambil kebijakan atau langkah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yaiutu melalui PNPM MP.

Skripsi ini berjudul Pengaru Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Masalah yang diangkat adalah “apakah ada hubungan antara Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Desa Sinonoan.

Penelitian ini adalah metode eksplanasi yaitu bertujuan untuk menguji variabel yang dihipotesiskan, dimana sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota dari dua kelompok simpan pinjam perempuan, yaitu sebanyak 23 orang.

Dari hasil analisis korelasi yang dilakukan dengan analisis product moment diketahui koefisien korelasi (rxy) = 0,516 dengan taraf siknifikan 5% ( tarap kepercayaan 95%) yaitu 0,413, ternyata lebih besar dari harga t tabel yaitu 0,413, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kegiatan simpan pinjam perempuan terhadap tingkat pendapatan sosial ekonomi keluarga”Ho di tolak” yang memberikan kontribusi sebesar 26,62%, sedangkan 73,38 % diperoleh dari luar Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan, yaitu jumlah pendapatan rumah tangga responden.

(14)

ABSTRACT

(This thesis consists of 6 chapters, 86 pages, 31 tables, 8 appendix, and 17 literature and other sources from the internet)

Community economic empowerment is a process conducted in order to enable or enhance the ability and independence of the community. Economic empowerment of society is a necessity, because in accordance with the times, the government must innovate to remain to exist as a local government in charge to run an economy and community development in villages in particular and the country in general. Efforts implementation of economic empowerment of communities in Mandailing Natal district, local government took measures or steps in the economic empowerment of the community is through PNPM MP.

This thesis is entitled The Effect of the National Program for Community Empowerment Rural Affairs Mandiri Savings and Loans Women Against Family Socioeconomic Sinonoan Village Sub District Siabu Mandailing Natal. The problem raised was "whether there is a relationship between the activity of the Savings and Loans Women Socioeconomic Sinonoan Family Village.

This research is a method of explanation that is intended to test the hypothesized variables, where the sample in this study were all members of the two women's savings groups, as many as 23 people.

From the results of correlation analysis performed by analysis of known product moment correlation coefficient (rxy) = 0.516 with significant level of 5% (95% confidence tarap), ie 0.413, were higher than the price of t table is 0.413, so it can be concluded that there is a saving relationship borrow women's socio-economic level of family income "Ho on the decline" which contributed 26.62% while 73.38% is obtained from outside the Savings and Loans Women's Activities, namely the amount of household income.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu problem sosial yang amat serius. Kemiskinan adalah sebuah kondisi kehilangan terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan. Mereka yang berada dalam kategori miskin, hidupnya serba kekurangan. Di dalam masyarakat, dapat diketemukan dua macam keadaan : (1) terdapat kemiskinan sekaligus kesenjangan, atau (2) tidak terdapat kemiskinan tetapi boleh jadi masih ada kesenjangan ( Usman, 2003 : 33 ).

Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius, karena saat ini kemiskinan membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu karena masih banyaknya masyarakat yang mengalami pengangguran dalam bekerja. Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga angka kemiskinan selalu ada ( kemiskinan-di indonesia-menjadi-masalah-berkelanjutan.html diakses pada tanggal 12 oktober 2010 pukul 21:13 ).

(16)

dilaksanakan selama ini juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus menerus menjadi masalah yang berkepanjangan ( 2010 pukul 21:42 ).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin tahun 2007 mencapai 37,17 juta jiwa atau 16,68 persen dari total penduduk Indonesia. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2006 yang berjumlah 39,30 juta (17,75 persen), memang ada penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 2,13 juta, di mana di daerah perdesaan berkurang 1,20 juta dan di daerah perkotaan berkurang 0,93 juta orang. Meskipun demikian, persentase penduduk miskin pada Maret 2007 ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan Februari 2005, di mana persentase penduduk miskin sebesar 15,97 persen ( operasiuntukatasikemiskinan&catid=25:artikel&Itemid=44 diakses pada tanggal 29 September 2010 pukul 11: 30 ).

Di Sumatera Utara jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2009 sebesar 1.499.700 orang (11,51 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2008 yang berjumlah 1.613.800 orang (12,55 persen), berarti jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara berkurang sebanyak 114.100 orang (1,04 persen).

(17)

berkurang 73.700 orang (1,40 persen). Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berbeda. Pada bulan Maret 2009, penduduk miskin berada di daerah perdesaan sebesar 11,56 persen dan di daerah perkotaan sebesar 11,45 persen.

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Sumatera Utara relatif kecil perubahannya dari tahun 2008 ke tahun 2009, yaitu dari 0,58 menjadi 0,50. Untuk Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), angkanya sedikit mengalami penurunan, yakni dari 2,17 menjadi 1,92. Ini mengindikasikan bahwa kondisi atau rata-rata pengeluaran penduduk miskin dan tingkat kesenjangan semakin kecil selama periode satu tahun ini ( 2010 pukul 11;43 ).

Untuk mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan memberdayakan masyarakat, pembangunan nasional terangkai dalam tiga arah kebijakan yang saling mendukung. Pertama, kebijakan yang tidak langsung diarahkan pada terciptanya kondisi yang

menjamin kelangsungan semua upaya pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan, penyediaan sarana dan prasarana, penguatan kelembagaan, serta penyempurnaan perundang-undangan yang menunjang kegiatan sosial-ekonomi masyarakat. Masuk dalam kebijakan ini adalah penciptaan ketenteraman sosial dan politik, penciptaan iklim usaha, dan stabilitas ekonomi melalui pengelolaan ekonomi mikro yang hati-hati, pengendalian pertumbuhan penduduk, dan pelestarian lingkungan hidup.

Kedua, kebijakan langsung diarahkan pada peningkatan peran serta dan

(18)

melalui penyediaan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, kesehatan dan pendidikan, serta pengembangan kegiatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong kemandirian. Pemenuhan kebutuhan dasar diharapkan dapat memberikan peluang bagi penduduk melakukan kegiatan sosial ekonomi sehingga menghasilkan pendapatan yang memadai. Dalam hubungan ini, pengembangan kegiatan sosial ekonomi rakyat diprioritaskan pada kegiatan produktif berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan permodalan yang didukung pelatihan.

Kegiatan ekonomi produktif diharapkan dapat menghasilkan nilai tambah lebih tinggi dan pendapatan lebih besar. Dalam tataran ini, pengembangan ekonomi rakyat dilakukan melalui pendekatan kelompok berbentuk usaha bersama. Diharapkan, dengan kelembagaan yang didasarkan pada kebersamaan, kegiatan sosial ekonomi yang dikembangkan kelompok penduduk dapat mendorong terciptanya kemandirian secara berkelanjutan.

Ketiga, kebijakan khusus diarahkan melalui mekanisme pembangunan daerah

dan dikenal sebagai bantuan Inpres. Bantuan ini, yang ditujukan untuk mempercepat peningkatan pemerataan pembangunan, penguatan otonomi, dan desentralisasi pembangunan di daerah. Bantuan diberikan secara terpilih sesuai kebutuhan masyarakat dan kesiapan aparat daerah setempat ( Sumodiningrat, 2007: 33 ).

(19)

masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Program tersebut terdiri dari Program Inpres Desa Tertinggal ( IDT ) dan dimantapkan dalam Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal ( P3DT ), program dilanjutkan dengan Program Pengembangan Kecamatan ( PPK ) ( Gunawan, 1999 dalam buku Miar & Rintuh, 2005 ).

Program Pengembangan Kecamatan (PPK) merupakan usaha pemerintah Indonesia untuk mengurangi kemiskinan masyarakat di pedesaan, dan juga untuk memperbaiki kinerja pemerintah daerah. Selain Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Pemerintah Indonesia sejak tahun 2007 juga mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM MANDIRI) yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. (Tim Koordinasi, (Petunjuk Teknis Operasional) program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, Jakarta ).

(20)

Sasaran program ini adalah kecamatan-kecamatan yang dinilai paling miskin di Indonesia diantaranya Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal termasuk salah satu yang masuk dalam Program Nasioanal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM MANDIRI) karena lapisan masyarakatnya yang beragam dari mulai petani, pedagang, pejabat ataupun sopir yang kesemuanya itu mempunyai kebutuhan hidup, akan tetapi lahan pertanian dalam desa tersebut tidak begitu dapat memberikan hasil sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup dari sekian banyak profesi diatas maka pekerjaan yang paling dominan untuk usaha mereka adalah berdagang sehingga untuk usaha tersebut mereka meminjam pada bank sebagai modal awal dan juga untuk memajukan usaha kecil mereka demi meningkatkan taraf ekonomi untuk hidup yang lebih baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, usaha kecil perlu diberdayakan dalam memanfaatkan peluang kerja dan menjawab tantangan perkembangan ekonomi dimasa yang akan datang, yang dimaksud dengan usaha kecil sesuai dengan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil adalah “usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini”. Banyak masyarakat Desa Sinonoan yang berdagang kecil-kecilan terlebih lagi kaum perempuan atau ibu-ibu. Berdagang dilakukan guna membantu perekonomian keluarga supaya dapat mencukupi kehidupan sehari-hari.

(21)

penulis adalah pinjaman tersebut hanya dikhususkan kepada kaum perempuan saja. Namun dalam prakteknya tidak selalu berjalan mulus dalam setiap pengeluaran dari suatu program, terlebih lagi yang berhubungan dengan uang. PNPM-MP SPP banyak mengalami hambatan dan kendala dalam hal pengembalian uang dari para nasabah atau peminjam antara lain : ( a ) Pengembalian telat atau tidak sesuai dari jadwal yang ditentukan dalam musyawarah, dan ( b ) Nasabah tidak mau membayar atau karena belum ada uang.

Penulis mencoba melakukan penelitian karena program ditujukan untuk Desa yang memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.Kemiskinan dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan sturuktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di pedesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.

(22)

1.2Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena langkah ini akan menentukan ke mana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya akan dicari melalui penelitian ( Soehartono, 2008 : 23 ).

Setelah mengetahui dan memahami uraian dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan permasalahannya untuk dikaji lebih dalam lagi. Perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini yaitu : Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

(23)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian pasti mendatangkan manfaat sebagai tindak lanjut dari apa yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian. Adapun manfaat penelitian tersebut yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan pemahaman terhadap permasalahan yang diteliti.

b. Untuk membentuk pola pikir yang dinamis serta untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

c. Dapat digunakan sebagai karya ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.

(24)

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika penulisan skripsi ini meliputi : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan mamfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan sejarah singkat gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Program

Program adalah produk yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perencanaan, program dapat juga diartikan sebagai pernyataan tertulis mengenai

a. Situasi wilayah

b. Masalah yang dihadapi c. Tujuan yang ingin dicapai

d. Cara mencapai tujuan, yaitu perencanaan kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, kapan dilakukan, bagaimana cara melakukan, mengapa dilakukan, dan dimana hal tersebut dilakukan.

Menurut Martinez ( 1985 ), perencanaan program merupakan upaya perumusan, pengembangan, dan pelaksanaan program-program. Disebutkan pula bahwa perencanaan program merupakan proses yang berkelanjutan melalui semua warga masyarakat, penyuluhan, dan para ilmuwan untuk memusatkan pengetahuan dan keputusan-keputusan dalam mencapai pembangunan yang lebih ter arah dan mantap ( Martinez, 1985 dalam buku Setiana, 2005: 70 ).

2.2 Pemberdayaan Masyarakat

(26)

2.2.1 Pengertian Pemberdayaan

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan berasal dari kata power ( kekuasaan atau pemberdayaan ). Pemberdayaan menunjukkan pada kemampuan orang. Khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

(27)

2.2.2 Pengertian Masyarakat

Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan. Melainkan unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berintekrasi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu, yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Untuk arti yang lebih khusus masyarakat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia, yang dapat diketahui, pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir, kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri ( Soelaeman, 2006: 122 ).

2.2.3 Pemberdayaan Masyarakat

(28)

Pada dasarnya, memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dalam kerangka pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah dimulai dengan bagaimana cara menciptakan kondisi, suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Dalam mencapai tujuan pemberdayaan, berbagai upaya dapat dilakukan melalui berbagai macam strategi, di antara strategi tersebut adalah modernisasi yang mengarah pada perubahan struktur sosial, ekonomi dan budaya yang bersumber pada peran serta masyarakat setempat. Prioritas utama program pemberdayaan masyarakt adalah terciptanya kemandirian, yang artinya masyarakat diharapkan mampu menolong dirinya sendiri dalam berbagai hal, terutama yang menyangkut kelangsungan hidupnya.

(29)

2.3 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri Perdesaan

2.3.1 PNPM Mandiri Perdesaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998. PNPM Mandiri sendiri dikukuhkan secara resmi oleh Presiden RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah perdesaan. Program ini menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakat/ kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung. Besaran dana BLM yang dialokasikan sebesar Rp750 juta sampai Rp3 miliar per kecamatan, tergantung jumlah penduduk.

Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya.

(30)

didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga pemberi bantuan dibawah koordinasi Bank Dunia ( september 2010 pukul 11:15 ).

2.3.2 Visi dan Misi PNPM Mandiri Perdesaan

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin pedesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan.

Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah :

1. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya 2. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif

3. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana, sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat

(31)

2.3.4 Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan

Tujuan umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

Tujuan khususnya meliputi :

a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.

b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya lokal.

c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

d. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar ekonomi yang diperioritaskan oleh masyarakat.

e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antara desa.

g. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

2.3.5 Prinsip Dasar PNPM Mandiri Perdesaan

(32)

rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai-nilai tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan, prinsip-prinsip itu meliputi :

a. Bertumpu pada pembangunan manusia. Masyarakat hendaknya memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia dari pada pembangunan fisik semata

b. Otonomi.masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tampa intervensi negatif dari luar

c. Desentralisasi. Memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat

d. Beriorientasi pada masyarakat miskin. Segala keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin

e. Partisipasi. Masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, melalui dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk material

f. Kesetaraan dan keadilan gender. Masyarakat baik laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya disetiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik

(33)

h. Trasparansi dan akuntabel. Masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapan dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administrative

i. Prioritas. Masyarakat memilih kegiatan yang di utamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengantasan kemiskinan

j. Keberlanjutan. Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan sistem pelestariannya ( PTO PNPM Mandiri Perdesaan, 2010: 2-4 ).

2.3.6 Jenis Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan

(34)

Usulan kegiatan yang dapan di danai dalam PNPM Mandiri Perdesaan dapat diklasifikasikan atas 4 jenis kegiatan yang meliputi :

1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.

2. Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat.

3. Kegiatan peningkatan kapasitas / keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal 4. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan ( SPP )

2.4 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri

Perdesaan Bidang Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Kegiatan Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP) merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam.

2.4.1 Tujaun PNPM Mandiri Perdesaan Simpan Pinjam

a. Tujuan umum

(35)

kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja.

b. Tujuan khusus

- Mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial daras

- Memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan modal usaha.

- Mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan.

2.4.2 Ketentuan Dasar

a. Kemudahan, artinya masyarakat miskin dengan mudah dan cepat mendapatkan pelayanan pendanaan kebutuhan tanpa syarat agunan.

b. Terlembagakan, artinya dana kegiatan SPP disalurkan melalui kelompok yang sudah mempunyai tata cara dan prosedur yang baku dalam pengelolaan simpan dan pengelolaan pinjam.

c. Keberdayaan, artinya proses pengelolaan didasari oleh keputusan yang professional oleh kaum perempuan dengan mempertimbangkan pelestarian dan pengembangan dana bergulir guna meningkatkan kesejahteraan.

(36)

e. Akuntabilitas, artinya dalam melakukan pengelolaan dana bergulir harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

2.4.3 Sasaran Program

Sasaran program adalah rumah tangga miskin yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di masyarakat.

2.4.4 Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan SPP adalah memberikan dana pinjaman sebagai tambahan modal kerja bagi kelompok kaum perempuan yang mempunyai pengelolaan dana simpanan dan pengelola dana pinjaman ( Penjelasan IV:jenis dan proses pelaksanaan bidang kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, 2009: 1 & 58 ).

2.5 Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sisoal masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sipembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin. Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi.

(37)

kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam pergaulan. Interaksi ini pertama terjadi pada keluarga ada terjadi hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Dari adanya interaksi antara anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan masyarakat luar.

Melly G. Tan mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat dapat digolongkan kedalam kedudukan sisoal ekonomi rendah, sedang, dan tinggi seperti di bawah ini :

a. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain.

b. Golongan masyarakat perpenghasilan sedang, yaitu pendapatan harga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.

c. Golongan masyarakat berpendapatan tinggi, yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatan itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain.

2.6 Pengertian Desa

(38)

Timur disebut dengan istilah kampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.

Menurut peraturan pemerintah nomor 57 tahun 2005 tentang desa, disebut bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengetur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( Modul Pelatihan Kepala Desa dan BPD, 2009 ).

2.6.1 Pembangunan Desa

Disadari bahwa pembangunan pedesaan telah banyak dilakukan sejak dari dahulu hingga sekarang, tetapi hasilnya belum memuaskan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Pembangunan pedesaan seharusnya dilihat bukan hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek pembangunan. Pembangunan pedesaan harus dilihat sebagai : (1) upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk memberdayakan masyarakat, dan (2) upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kokoh ( Adisasmita, 2006: 17 )

(39)

dikatakan menjadi tanggung jawab dan menuntut partisipasi dari semua warga Negara, dan hasilnya pun harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat secara merata. Namun demikian, salah satu tantangan pembangunan paling serius yang harus disikapi secepatnya yakni upaya penanggulangan besarnya jumlah keluarga miskin pedesaan ( Ali, 2007: 7-8 ).

Upaya pembangunan yang dilakukan selama ini, dengan berbagai bentuk dan variasinya, pada dasarnya dilakukan guna meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Terkait dengan luas lingkup dari kesejahteraan masyarakat ataupun kesejahteraan sosial ini, Spiker (1995:3) menggambarkan sekurang-kurangnya ada lima aspek utama yang harus diperhatikan yaitu:

1. Kesehatan 2. Pendidikan 3. Perumahan 4. Jaminan sosial 5. Pekerja sosial

(40)

2.6.2 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Tarap hidup yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memerhatikan aspek sosial, mental, dan segi kehidupan spiritual.

Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila ( Adi, 2008: 44-45 ).

Pengertian kesejahteraan sosial sebagai suatu aktivitas biasanya disebut sebagai usaha kesejahteraan sosial. Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha yang terencana dan melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayana sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah-masalah sosial. Tujuan PKS adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara menyeluruh yang mencakup:

1. Peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan jaminan sosial segenap lapisan masyarakat yang kurang beruntung dan rentan yang sangat memerlukan perlindunang sosial.

(41)

3. Penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksesibilitas dan pilihan-pilihan kesempatan sesuai dengan aspirasi, kemampuan dan standar kemanusiaan ( Suharto, 2009: 4 ).

Secara historis usaha manusia dalam mengusahakan adanya kesejahteraan hidup bersama dalam masyarakat dimulai sejak awal manusia membentuk kelompok sosial. Pada zaman primitif dorongan-dorongan untuk melakukan usaha perlindungan diri sendiri, kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan kelompok mereka dalam kehidupan bersama telah terbentuk ( Tim Dosen IKS UMM, 2007: 1 ).

2.7 Kerangka Pemikiran

Upaya pembangunan sosial sebagai suatu pemberdayaan masyarakat memfokuskan pada keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga memegang peranan penting sebagai pelaku pembangunan. Maka, upaya pembangunan keluarga berkualitas dilakukan melalui pemberdayaan keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia.

(42)

bertujuan untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi keluarga dilakukan dengan pokok-pokok kegiatan :

1. Pembinaan dan pengembangan usaha

Rangkaian kegiatan pengembangan usaha kelompok terdiri dari peningkatan sumber daya manusia, pembinaan kemitraan, kelangsungan jaringan usaha, pembinaan produksi, dan pembinaan modal, serta pemberdayaan dalam mengakses pasar.

2. Pengembangan keterampilan keluarga

keluarga yang tidak memiliki minat dan keterampilan untuk berusaha akan diarahkan pada peningkatan keterampilan yang dimiliki.

(43)

Bagan I

Kerangka Pemikiran

2.8 Hipotesa

Hipotesa adalah dugaan logis sebagai kemungkinan pemecahan masalah yang hanya dapat diteriama sebagai kebenaran bilamana setelah diuji ternyata fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan sesuai dengan dugaan tersebut. (Nawawi,1983:161). Hipoteasa dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat pengaruh kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terhadap tingkat pendapatan sosial ekonomi keluarga.

Ha : Terdapat pengaruh kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) terhadap tingkat pendapatan sosial ekonomi keluarga.

1. Lama keanggotaan 2. Frekwensi penyuluhan

3. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) - Pengembangan potensi kegiatan simpan pinjam - Kemudahan akses pendanaan usaha

- Pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha - Penanggulangan rumah tangga miskin

Sosial Ekonomi Masyarakat

- Pekerjaan adalah profesi yang dilakukan dalam mencari penghasilan untuk mendapatkan pendapatan rumah tangga

- Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama - Pendidikan adalah kemampuan untuk menyekolahkan

anak

- Kesehatan adalah kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap keluarga

(44)

2.9 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.9.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan abstraksi dari suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu ( Singarimbun,1989: 34).

Penelitian ini dimaksut untuk mengetahui pengaruh pemberian bantuan pinjaman oleh PNPM-MP terhadap sosial ekonomi keluarga, oleh karana itu untuk menghindari kesalapahaman dalam penelitian ini maka merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang dipergunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan tidak muncul salah pengertian pemakaian istilah yang dapat mengaburkan tujuan peneliti. Yang menjadi konsep penelitian ini adalah :

1. Pengaruh adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi. 2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

3. Kehidupan sosial ekonomi adalah suatu kondisi seseorang yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sisoal masyarakat.

(45)

5. Pembangunan desa adalah suatu upaya perubahan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai kondisi dan situasi yang lebih baik, dilaksanakan secara sistematis dan bertahap di semua bidang.

2.9.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur, dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian,seorang peneliti akan tahu pengukuran suatu variabel, sehingga ia dapat mengetahui baik buruknya suatu pengukuran tersebut ( Singarimbun,1989: 46 ).

Berdasarkan hal tersebut maka di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau unsur yang menentukan ada atau munculnya gejala atau unsur yang lain. Sedangkan variabel terikat merupakan sejumlah gejala atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi oleh adanya variabel bebas ( Nawawi, 1983: 56-57 ).

Variabel bebas (x) yaitu Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan, merupakan salah satu kegiatan PNPM-MP yang dalam kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Indikatornya :

1. Lama keanggotaan 2. Frekwensi penyuluhan

3. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan

(46)

- Kemudahan dalam akses pendanaan usaha adalah masyarakat miskin dengan mudah dan cepat mendapatkan pelayanan pendanaan kebutuhan tanpa syarat agunan

- Pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha adalah dengan adanya dana SPP yang produktif,sehingga kebutuhan pebdanaan usaha masyarakat dapat terpenuhi. - Penanggulangan rumah tangga miskin adalah kegiatan SPP yang dilakukan

benar-benar memberikan perubahan di masyarakat miskin kearah yang lebih sejahtera.

Variabel terikat (y) yaitu sisoal ekonomi masyarakat adalah segala kegiatan dan upaya masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Indikatornya :

- Pekerjaan adalah merupakan kategori profesi yang dilakukan dalam mencari penghasilan untuk mendapatkan pendapatan rumah tangga, dengan indikator : - Jenis usaha yang dikembangkan

- Jenis pekerjaan suami

- Aktivitas ekonomi seperti status bekerja

- Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama, dengan indikator :

- Pendapatan dari hasil usaha - Tanggungan dalam keluarga - Besarnya keluarga

(47)

- Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari berupa pemenuhan sandang, pangan, papan

- Pendidikan adalah kualitas pendidikan anak dilihat dari kemampuan serta akses untuk mengenyam dan memperoleh proses pendidikan suatu lembaga penyelenggara pendidikan sampai jenjang pendidikan tertinggi dengan ukuran : - Kemampuan menyekolahkan anak.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel yang akan di hipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas akan ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini sendiri menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah suatu variabel disebabkan/ dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya ( Faisal, 2005: 21 ).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Pemilihan lokasi ini karena Desa Sinonoan merupakan salah satu Desa yang mendapat program PNPM Mandiri Perdesaan bidang kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP).

3.3 Populasi

(49)

PNPM-MP bidang Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Ada dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 12 orang untuk kelompok Sepakat, dan 11 orang untuk kelompok Mandiri. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok SPP tersebut, yakni berjumlah 23 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat informasi atau data yang dibutuhkan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh mealui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket berupa daftar pertanyaan tertutup dan terbuka untuk dijawab oleh keluarga yang mendapat dana SPP.

(50)

3. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari instansi pemerintahan yang terkait dengan PNPM-MP bidang kegiatan SPP.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Korelasi product moment merupakan teknik pengukuran tingkat hubungan antara dua variabel yang datanya berskala interval. Angka korelasinya disimpulkan dengan “r ”

Rumus Teknik Korelasi Product Moment :

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− =

Y

Y

X

X

r

N N

Y X XY

N

xy 2 2 2 2

Keterangan :

Rxy : Koefisien korelasi Product Moment N : Jumlah individu dalam sampel X : Angka mentah untuk variabel X Y : Angka mentah untuk variabel Y

Harga Rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu :

(51)

2. Arah korelasi, yaitu arah yang menunjukkan kesejajaran antara nilai variabel X dengan nilai variabel Y. arah korelasi ini ditunjukkan oleh tanda hitungan yang ada didepan indeks. Jika tandanya plus ( + ), maka arah korelasinya positif, sedangkan kalau minus ( - ), maka arah korelasinya negatif.

(52)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Desa Sinonoan

Desa Sinonoan pertama kali dibentuk pada tahun ± 1856 dengan luas Desa 15 Ha yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Borkat yang merupakan anak dari Raja yang ada di Desa Pintu Padang Jae yang bernama Sutan Panjaringan. Pada tahun 1945 kekuasaan raja berpindah tangan pada pemerintahan sehingga kepemimpinan Raja tidak lagi dibutuhkan melainkan seorang Kepala Desa hingga saat ini

Menurut cerita yang saya dapatkan dari tokoh masyarakat yang ada di Desa Sinonoan, asal kata Desa Sinonoan berawal dari orang – orang yang bepergian ke kota Panyabungan, dimana pada saat itu Desa Sinonoan merupakan jalan utama bagi orang – orang yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan menuju Panyabungan. Pada saat itu alat trasportasi yang dipakai masih pedati, setibanya di Sinonoan orang – orang yang bepergian ke Panyabungan selalu mengantuk di daerah Sinonoan tersebut, sehingga masyarakat Desa Sinonoan menyebut istilah ” nono mata ni halak ” yang berarti mengantuk, sehinggga disebut Desa Sinonoan.

(53)

4.2 Data Monografi

4.2.1 Batas Wilayah

Batas-batas wilayah desa Sinonoan adalah sebagai berikut : a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Hutabaringin b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pintu Padang Jae c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Aek Mual

4.2.2 Pemerintahan

Seperti pada umumnya sebuah desa di Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Desa, walaupun dibeberapa desa di Indonesia berbeda sebutan untuk desa, seperti Aceh dipakai nama ”Gampong” atau ”Meunasah”. Ditanah Batak, sebutan desa disebut dengan ”Kuta” atau ”Huta”. Sementara didaerah Minang Kabau, desa disebut dengan nama ”Nagari”, namun didaerah Kabupaten Mandailing Natal tetap disebut desa.

(54)
[image:54.612.82.580.114.387.2]

4.2.3 Struktur Organisasi Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kab. Madina

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI DESA SINONOAN KECAMATAN SIABU

KEPALA DESA BARANI BATUBARA

SEKRETARIS DESA TAMBANGAN MATONDANG

KAUR PEMERINTAHAN AKHIRUDDIN

KAUR PEMBANGUNAN ASMAR EFENDI

KAUR

(55)

4.2.4 Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Sinonoan bulan Maret tahun 2009 yaitu 1. 115 jiwa, yang terdiri dari 525 jiwa laki – laki dan 590 jiwa perempuan. Sementara jumlah penduduk menurut umur di Desa Sinonoan dapat dilihat dalam tabel.

[image:55.612.112.529.326.613.2]

4.2.4.1 Anggota Keluarga Menurut Kelompok Umur

Tabel 1

Anggota Keluarga Menurut Kelompok Umur

Usia Orang Persen ( % )

Bayi K 1 tahun Balita 1 – K 5 tahun Usia 5 – 6 tahun

Laki - laki Usia 7 – 15 tahun Perempuan Usia 7 – 15 tahun Usia 16 – 21 tahun

Usia 22 – 59 tahun 60 tahun keatas

15 104 58 130 132 169 536 70

1,23 8,56 4,77 10,87 10,70 13,92 44,15 5,76

Jumlah 1.214 100

Sumber : Kantor Kepala Desa, 2011

(56)

1. Kelompok usia belum produktif ( usia 0-15 tahun ) yaitu sebanyak 439. 2. Kelompok usia produktif ( usia 16-59 tahun ) yaitu sebanyak 705. 3. Kelompok usia tidak produktif ( usia > 60 tahun ) yaitu sebanyak 70.

Dari data diatas terlihat bahwa usia 22 – 59 tahun mendominasi penduduk Desa Sinonoan. Sementara usia anak – anak tampak menurun. Data ini juga dapat membuktikan bahwa angka usia harapan hidup di Desa Sinonoan bisa dikatakan kecil begitu juga dengan angka kelahiran.

[image:56.612.115.535.399.603.2]

4.2.4.2 Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 2

Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat

Pendidikan

Jiwa Persen ( % )

1 2 3 4

Tidak tamat SD Tamat SD – SLTP Tamat SLTA Perguruan Tinggi

58 199 37 13

18,98 64,82 12,05 4,23

Jumlah 307 100

Sumber : Kantor Kepala Desa, 2011

(57)

tersebut. Kualitas manusia dalam pembanguan dapat dilihat dari latar belakang pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. Hal ini dapat diperoleh melalui jalur pendidikan yang bersifat formal maupun informal, juga tidak tertutup kemungkinan dari pengalaman yang didapat dari dunia luar.

Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Desa Sinonoan berpariasi pada umumnya penduduk mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini ada pengeruhnya dari pihak orang tua yang tidak memperdulikan pendidikan anaknya, karena orang tua lebih memilih anaknya bekerja untuk membantu menambah penghasilan keluarga dari pada sekolah.

(58)

4.2.4.3 Kepala Keluarga Menurut Status Pekerjaan

Tabel 3

Menurut Status Pekerjaan

Status Pekerjaan Orang Persen ( % )

Bekerja Tidak Bekerja

276 23

92,30 7,69

Jumlah 299 100

Sumber : Kantor Kepala Desa, 2011

Seperti desa pada umumnya di Indonesia. Desa Sinonoan yang merupakan desa dataran rendah sangat menggantungkan hidupnya pada pertanian. Disamping menggantungkan hidupnya pada pertanian masyarakat juga bekerja atau berusaha disektor informal, yaitu sebagai pedagang, supir, kuli bangunan, dan lain - lain yang menjadi pilihan beberapa masyarakat.

(59)

4.2.5 Sarana dan prasarana

Layaknya sebuah desa tentunya harus dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sarana dan prasarana ini sangat dibutuhkan untuk menunjang aktifitas - aktifitas baik ekonomi maupun aktifitas pendidikan dan kesehatan maupun agama, sehingga dengan sarana ini masyarakat bisa hidup dengan lebih mudah dan berkualitas.

[image:59.612.107.535.427.600.2]

Di indonesia biasanya pembangunan itu sifatnya sentralisasi, sehingga desa cenderung menjadi anak tiri pembangunan. Maka tidak heran jika sarana dan prasarana di desa sangat minim dan sangat kurang. Berikut ini sarana prasarana yang tersedia di Desa Sinonoan.

Tabel 4

Sarana dan prasarana

No Nama Jumlah

1 2 3 4

SD SMK Mesjid Puskesmas

1 1 1 1

Jumlah 4

(60)

tersebut. Untuk mengenyam pendidikan SMP, mereka harus pergi ke Ibu Kota Kecamatan Siabu. Dalam bidang kesehatan, masyarakat Desa Sinonoan lebih percaya berobat kepada mantri dari pada ke puskesmas, karena di Desa sinonoan ada satu mantri. Bukan masyarakat Desa Sinonoan saja yang berobat kepada mantri ini, tetapi banyak masyarakat yang datang dari desa – desa lain, ini menunjukkan betapa hebatnya mantri ini dalam bidang pengobatan.

4.3 Profil Kelompok Simpan Pinjam Perempuan Desa Sinonoan Kecamatan

Siabu

Ada beberapa program pembangunan yang dilaksanakan dengan mekanisme pelaksanaan yang bertumpu pada masyarakat, yaitu bantuan disalurkan langsung kepada masyarakat. Dalam kaitan ini dikembangkan modal pembangunan kelembagaan masyarakat yang berkelanjutan yang merupakan prinsip pembangunan yang partisipatif yaitu upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri dari segenap unsur masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Program tersebut terdiri dari Program Inpres Desa Tertinggal ( IDT ) dan dimantapkan dalam Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal ( P3DT ), program dilanjutkan dengan Program Pengembangan Kecamatan ( PPK ).

(61)

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus ( P2DTK ) untuk pengembangan daerah tertinggal. Pelaksanaan PNPM Mandiri 2008 juga akan diprioritaskan pada desa – desa tertinggal yaitu dengan memunculkan PNPM MP.

Kelompok SPP Desa Sinonoan Kecamatan Siabu berdiri pada tahun 2008, yang mempunyai anggaran sebesar 36 milyar se Kecamatan Siabu dan Muara Sipongi. Kelompok SPP Desa Sinonoan Kecamatan Siabu terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok Mandiri beranggota 11 orang sedangkan kelompok Sepakat beranggotakan 12 orang dan seluruhnya adalah perempuan. Awal berdirinya kelompok ini bertujuan untuk melakukan perkumpulan arisan.

Pada umumnya pekerjaan sehari – hari anggota adalah berdagang, bertani dan berkebun. Untuk menambah penghasilan keluarga sebagian anggota kelompok adalah berjualan, beternak itik, ayam ataupun sapi.

Tujuan anggota kelompok mengajukan kredit pada umumnya adalah untuk penambahan modal usaha seperti untuk pembelian itik, ayam, dan lain sebagainya. Selainnya adalah untuk penambahan modal usaha berdagang.

(62)

4.3.1 Sturuktur Kepengurusan SPP

a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara

Tugas ketua adalah mensosialisasikan kepada anggota, bertanggung jawab terhadap kelancaran pembayaran dan pembukuan.

Tugas sekretaris adalah

a. Membantu ketua kelompok melaksanakan tugas – tugas administrasi b. Memperbaharui informasi dan laporan penggunaan dana

c. Mengadministrasikan dan mengarsipkan seluruh dokumen dan berkes.

Tugas bendahara adalah

a. Menyimpun dan menjaga uang kas

b. Menyiapkan kwitansi – kwitansi setiap pembayaran c. Melaksanakan pencatatan pada buku kas

4.3.2 Kelompok – kelompok SPP Desa Sinonoan Kecamatan Siabu tahun 2008 :

(63)

4.3.3 Keanggotaan dalam SPP

a. Pengurus b. Anggota

4.3.4 Syarat Menjadi Anggota

a. Minimal umur 20 tahun b. Memiliki penghasilan c. Memiliki usaha

(64)

BAB V

HASIL ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dibahas data – data yang diperoleh dari lapangan, data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui obsevasi, wawancara dan melalui koesioner. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi suatu bagian – bagian tertentu menurut kelompok data jawaban responden, analisis data yang dimaksut adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dilapangan tetap berpedoman pada tujuan penelitian.

Pada bagian ini penulis mencoba menganalisis data – data yang diperoleh dari hasil koesioner yang diajukan kepada para responden yaitu anggota kelompok yang mengikuti kegiatan Simpan Pinjam Perempuan ( SPP ) di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal yang jumlah keseluruhan 23 orang yang terdiri dari 2 kelompok yaitu 11 kelompok Mandiri dan 12 kelompok Sepakat. Data yang di analisis pada bab ini adalah :

1. Analisis Karakteristik Responden

(65)

5.1 Karakteristik Responden

Karateristik responden dalam penelitian ini menyangkut umur, status perkawinan, pendidikan terakhir, pendidikan terakhir suami, dan jumlah anak. Adapun frekwensi jawaban responden dapat dilihat pada tabel – tabel di bawah ini.

[image:65.612.111.528.272.556.2]

a. Umur

Tabel 5

Umur Responden

No Usia frekwensi Persen ( % )

1 2 3 4 5 6 7

20 – 25 26 – 31 32 – 37 38 – 43 44 – 49 50 – 55 56 – 61

1 3 5 7 6 1 - 4,34 13,04 21,73 30,43 26,08 4,34

Jumlah 23 100

Sumber : Kuesioner, 2011

(66)

penduduk yang berusia 15 – 49 tahun. Untuk dapan menjadi anggota Simpan Pinjam Perempuan ( SPP ), umur responden minimal 20 tahun.

Berdasarkan data hasil kuesioner maupun wawancara yang dilakukan dengan ketua kelompok mandiri dan sepakat, dapat diketahui bahwa keseluruhan anggota kelompok SPP beragama Islam. Hal ini juga dikarenakan 100 % mayoritas penduduk di Desa Sinonoan beragama Islam, dan seluruh responden berasal dari Desa Sinonoan tidak ada dari desa lain. Karateristik responden berdasarkan suku bangsa menunjukkan bahwa keseluruhan responden adalah suku Batak, dan keseluruhannya merupakan etnis Batak Mandailing.

[image:66.612.116.529.441.556.2]

b. Status perkawinan

Tabel 6

Status Perkawinan

No Status Perkawinan Frekwensi Persen ( % ) 1

2

Menikah

Belum Menikah

22 1

95,65 4,34

Jumlah 23 100

Sumber : kuesioner, 2011

(67)

membuka usaha dagang makanan yang buka malam hari saja, karena profesi responden adalah sebagai honorer di Dinas Kesehatan.

Tingginya kepercayaan pengurus SPP terhadap responden yang belum menikah ini dikarenakan responden mempunya usaha dagang makanan yang selalu laris terjual, apa lagi responden bekerja di Dinas Kesehatan dan dia juga orang yang selalu pertama mengembalikan dana angsuran, sehingga kami percaya pada responden. Begitulah hasil wawancara yang dilakukan kepada ketua pengurus SPP.

c. Pendidikan Terakhir

Tabel 7

Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Frekwensi Persen ( % ) 1

2 3 4 5

Tidak Sekolah SD

SMP SMA

Diploma / Sarjana - 7 9 6 1

- 8,69 39,13 47,82 4,34

Jumlah 23 100

Sumber : kuesioner, 2011

(68)

dipisahkan dari pendidikan sebagai sarana untuk menciptakan dan meningkatkan kualirtas sumber daya pembangunan.

Kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh yang meliputi tingkat kesehatan, ilmu pengetahuan, keterampilan, mamfaat teknologi, dan sikap mentalnya dalam pembangunan dan akan menentukan pembangunan itu sendiri, terutama dalam mengatasi ketertinggalan dari daerah itu. Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir anggota kelompok pada umumnya masih rendah.

(69)
[image:69.612.112.529.162.399.2]

d. Pendidikan Terakhir Suami

Tabel 8

Pendidikan Terakhir Suami

No Pendidikan Terakhir Suami

Frekwensi Persen ( % )

1 2 3 4 5

Tidak Sekolah SD

SMP SMA

Diploma / Sarjana - 9 10 3 -

- 40,90 45,45 13,63 -

Jumlah 22 100

Sumber : Kuesioner, 2011

(70)
[image:70.612.113.528.164.398.2]

e. Jumlah Anak

Tabel 9

Jumlah Anak

No Jumlah Anak Frekwensi Persen ( % )

1 2 3 4 5 6 1 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang 6 Orang - 2 2 3 8 7 - 9,09 9,09 13,63 36,36 31,81

Jumlah 22 100

Sumber : Kuesioner, 2011

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa jumlah anak responden cukup banyak, bagi mereka banyak anak banyak rezeki, sehingga sedikitnya responden yang mengikuti program KB. Bagi responden yang mengikuti program KB, yang menyadari bahwa anak yang banyak akan mempersulit mereka dalam menyekolahkan anak mereka kelak. Seperti yang diungkapkan ibu Siti berikut ini:

Berapalah penghasilan kami,kalau anak kami banyak nanti susah untuk

membiayai sekolah mereka, sedangkan saya maunya anak - anak itu sekolah.

(71)

5.2 Variabel Bebas ( X )

Pada bab ini dikemukakan data tentang variabel bebas, yakni yang menyangkut : 1. Lama Keanggotaan

2. Frekwensi Penyuluhan

3. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan

(72)
[image:72.612.114.528.165.339.2]

1. Lama Keanggotaan

Tabel 10

Lama Keanggotaan

No Lama Keanggotaan Frekwensi Persen ( % ) 1

2 3

2 Tahun 1 Tahun

Kurang dari 1 Tahun

23 - -

100 - -

Jumlah 23 100

Sumber : Kuesioner, 2011

Keinginan anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan ditentukan oleh kuat lemahnya motivasi mereka untuk berminat dan merupakan panduan dari tiga faktor, yaitu kekuatan dari keinginan yang terkait dengan hal tersebut, nilai intensif yang akan didapat, dan kemungkinan keberhasilan ( Zander dalam Adi, 2003: 14 ).

(73)

Gambar

Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI DESA SINONOAN
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyimpanan biji dalam koleksi - bank biji dibedakan menjadi dua tempat penyimpanan, yaitu penyimpanan suhu ruang dan penyimpanan dalam pendingin. Penyimpanan

Yang menarik dalam proses justifikasi pengetahuan ini ialah, kepercayaan (pengetahuan-yang-dipercaya) itu dapat saja mempeorleh dukungan atau penolakan dari kondisi mental

Pencegahan tersier.. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara

Pelayanan kesehatan di Puskesmas Wonorejo sudah memberikan kepuasan terhadap pasien karena beberapa elemen-elemen pendukung kenyamanan pelayanan seperti fasilitas dan

Terhadap Produktifitas Kerja Bagian Produksi Pada CV. Hashar Utama Di kabupaten Gowa, Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Langkah-langkah yang tepat untuk menyidipkan video dalam power point adalah... klik menu file – klik sound from file- pilih menu movie

Perubahan isi perjanjian juga dilakukan oleh Bapak Mahdi sebagai pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa yaitu Bapak Fadhil dan Muhammad Jamin. Pembayaran sewa

Dörnyei and associates argued that integrative and instrumental orientations are unable to capture learners’ fluctuations and complexity of motivation as the