• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Administrasi pada Universias HKBP Nommensen Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Administrasi pada Universias HKBP Nommensen Medan"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI PADA

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

TESIS

Oleh

FERRY PANJAITAN

097019003/IM

SE

K O L A

H

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI PADA

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

FERRY PANJAITAN

097019003/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI PADA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Nama Mahasiswa : Ferry Panjaitan Nomor Pokok : 097019003

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dr. Prihatin Lumban Raja, M.Si) (Dra. Nisrul Irawati, MBA)

K e t u a Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 25 Mei 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Prihatin Lumban Raja, M.Si

Anggota : 1. Dra. Nisrul Irawati, MBA

2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS

3. Dr. Parulian Simanjuntak, MA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini yang berjudul: “Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Administrasi pada

Universias HKBP Nommensen Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri

dan sepanjang pengetahuan saya tesis ini belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun, juga sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan

telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Mei 2011

Yang Membuat Peryataan

(6)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI PADA UNIVERSITAS

HKBP NOMMENSEN MEDAN

ABSTRAK

Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja individu, kinerja kelompok, kinerja perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Kinerja pegawai akan dipengaruhi oleh banyak faktor beberapa diantaranya adalah motivasi, kepemimpinan dan budaya organisasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada pegawai administrasi Universitas HKBP Nommensen Medan dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap motivasi pegawai administrasi Universitas HKBP Nommensen Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sifat penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan varabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai administrasi di biro rektor Universitas HKBP Nommensen Medan yaitu sebanyak 52 orang, dan seluruh populasi tersebut dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi dan variabel-variabel yang diteliti menggunakan skala Likert. Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas,

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa motivasi, kepemimpinan dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai administrasi pada Universitas HKBP Nommensen Medan. Secara parsial motivasi lebih dominan dari pada kepemimpinan dan budaya organisasi. Selanjutnya pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi pegawai administrasi Universitas HKBP Nommensen Medan.

(7)

ANALYZE FACTORS OF THE INFLUENCE OF EMPLOYEE PERFORMANCE AT UNIVERSITY OF HKBP NOMMENSEN MEDAN

ABSTRACT

Employee performance is the level of achievement of the implementation of certain tasks in this regard include individual performance, group performance, company performance is influenced by internal and external. factors employee performance will be influenced by many factors, some of which are motivation, leadership and organizational culture.

The objective of this study is to know and to analyze the influence of motivation, leadhership, and organizational culture on employee performance at University of HKBP Nommensen Medan and to know and to analyze the influence of compensation on employee motivation at University of HKBP Nommensen Medan.

The method used in this study is the survey approach, the study was descriptive quantitative and the nature of the research is explanatory research. The population in this study was all employees at bureau rector University of HKBP Nommensen Medan, with the amount to 52 employees, and sample in this study all population. Data were collected by doing interviews, documentation study and giving questionnaires. Variables examined by using a Likert scale. First, questionnaire was tested by using the validity and reliability test.

The resulf of the first hypothesis show that motivation, leadership and organizational culture are simultaneously significant effect of the performance of employees at University of HKBP Nommensen Medan. Partially motivation is more dominant than the leadership and organizational culture. Another findings of the second hypothesis showed that compensasion signicantly influence the employee motivation at University of HKBP Nommensen Medan.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan karuniaNya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian

tesis ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian tesis

ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, cara penulisan dan analisis

semuanya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu peneliti masih

mengharapkan masukan ataupun kritikan dari semua pihak yang membaca tesis

ini agar tesis ini lebih baik.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, judul penelitian

dalam tesis ini adalah “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Pegawai Administrasi pada Universitas HKBP Nommensen Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini penulis menerima

banyak masukan dari banyak pihak yang membantu serta membimbing penulis

untuk menyelesaikan tesis ini atas dasar itu penulis menyampaikan terima kasih

yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), Selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, Selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE,MBA, selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, MSi, selaku Pembimbing Utama dan Ibu Dra.

Nisrul Irawati, MBA, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu serta memberikan arahan dan bimbingan yang sangat

(9)

6. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, Dr. Parulian Simanjuntak, MA, dan

Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah

meluangkan waktu dan memberikan kritikan dan masukan serta pengarahan

untuk kesempurnaan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu staf pengajar Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak

ilmu dan wawasan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Bapak dan Ibu pegawai administratif Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara yang membantu dan

melayani penulis khususnya mengenai administrasi.

9. Bapak dan Ibu pegawai administratif di biro rekor Universitas HKBP

Nommensen yang telah bersedia memberikan data dan informasi bagi penulis

yang berhubungan dengan tesis ini.

10.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

selaku rekan kerja yang banyak membantu penulis, dan kepada Bapak. Dekan

Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin belajar.

11.Seluruh Mahasiswa Angkatan XVII Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang tetap memberikan semangat.

12.Khusus kepada bapak saya St. Bungaran Panjaitan dan Ibu saya Surti

Tambunan (alm), Lisna Simanjuntak yang saya cintai yang memberikan

kasih sayang, doa dan semangat bagi penlis.

13.Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

dalam penulisan tesis ini.

Semoga Tuhan yang memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua

piak yang telah memberikan bantuan moral maupun materil kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Mei, 2011

Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Ferry Panjaitan, lahir pada tanggal 14 Mei 1984 di Sipahutar, Kabupaten

Tapanuli Utara, dari pasangan Bapak St. Bungaran Panjaitan dan Ibu Surti

Tambunan (Alm).

Sekolah Dasar di SD Negeri No 177657 Siabal abal tamat dan lulus tahun

1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 1 Sipahutar, Tapanuli

Utara tamat dan lulus tahun 2000, Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1

Sipahutar, Tapanuli Utara tamat dan lulus tahun 2003, Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

Medan, lulus tahun 2007, mulai Tahun 2009, mengikuti Pendidikan di Program

Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas HKBP

(11)

DAFTAR ISI

II.2.2. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow... 12

(12)

II.6. Teori tentang Kinerja ... 26

II.6.1. Pengertian Kinerja... 26

II.6.2. Metode Penilaian dan Evaluasi Kinerja ... 27

II.6.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 32

II.7. Kerangka Konseptual ... 34

III.4. Metode Pengumpulan Data... 40

III.5. Jenis dan Sumber Data ... 40

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 41

III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 41

III.7. Statistik Inferensial ... 43

III.7.1. Pengujian Validitas ... 43

III.7.1.1. Pengujian validitas instrumen variabel motivasi ... 44

III.7.1.2. Pengujian validitas instrumen variabel kepemimpinan ... 45

III.7.1.3. Pengujian validitas instrumen variabel budaya organisasi ... 46

III.7.1.4. Pengujian validitas instrumen variabel kompensasi ... 47

III.7.1.5. Pengujian validitas instrumen variabel kinerja ... 48

(13)

III.8. Model Analisis Data ... 50

III.8.1. Model Analisis Data untuk Hipotesis Pertama ... 50

III.8.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 51

III.9. Uji Asumsi Klasik ... 53

III.9.1. Uji Normalitas ... 53

III.9.2. Uji Multikolinieritas ... 54

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56

IV.1. Hasil Penelitian ... 56 IV.1. IV.2. Karakteristik Responden ... 59

IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

IV.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 60

IV.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan . 61

IV.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 62 IV.3. Penjelasan Atas Variabel Penelitian ... 62

IV.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Motivasi .... 62

IV.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepemimpinan 64 IV.3.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Budaya Organisasi ... 65

IV.3.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompensasi 67 IV.3.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja... 68

IV.4. Analisis Deskriptif ... 69

VI.5. Pengujian Hipotesis Pertama ... 70

VI.5.1. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama... 70

IV.6. Koefisien Determinasi ... 73

IV.7. Uji Serempak (Uji F) ... 75

IV.8. Uji Parsial (Uji t)... 76

IV.9. Pengujian Hipotesis Kedua... 78

(14)

IV.9.2. Uji Parial (Uji t) Hipotesis Kedua... 78

IV.10. Pembahasan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

V.1. Kesimpulan ... 83

V.2. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA... .... 85

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

I.1. Gaji Pegawai Biro Rektor Universitas HKBP Nommensen ... 3

III.1. Populasi ...……….. 40

III.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 42

III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi ... 44

III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepemimpinan ... 45

III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Budaya Organisasi... 46

III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompensasi ... 47

III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja ... 48

III.8. Hasil Uji Reliabilitas ... 50

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 60

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 61

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan ... 61

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 62

IV.5. Penjelasan responden Atas Variabel Motivasi ... 63

IV.6. Penjelasan responden Atas Variabel Kepemimpinan... 64

IV.7. Penjelasan responden Atas Variabel Budaya Organisasi ... 66

IV.8. Penjelasan responden atas Variabel Kompensasi ... 67

IV.9. Penjelasan responden atas Variabel Kinerja ... 68

IV.10. Analisis Deskriptif ... 69

IV.11. Hasil Uji Multikonieritas Hipotesis Pertama ... 72

IV.12. Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 73

IV.13. Uji Serempak (Uji F) Hipotesis Pertama ... 75

IV.14. Uji Parsial (Uji t) Hipotesis Pertama... 76

IV.15. Koefisien Determinan Hipotesis Kedua ………... 78

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul. Halaman

II.1. Kerangka Konseptual ... 37

IV.1. Struktur Organisasi Universitas HKBP Nommensen ... 58

IV.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama ... 70

IV.3. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama (P-P Plot) ... 71

IV.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama... 73

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul. Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 90

2. Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi ... 94

3. Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepemimpinan ... 95

4. Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Budaya Oraganisasi 96 5. Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Kompensasi ... 97

6. Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja ... 98

7. Tabulasi Data penelitian Variabel Motivasi ... 99

8. Tabulasi Data Penelitian Variabel Kepemimpinan ... 101

9. Tabulasi Data Penelitian Variabel Budaya Organisasi ... 103

10. Tabulasi Data Penelitian Variabel Kompensasi... 105

11. Tabulasi Data Penelitian Variabel Kinerja ... 107

12. Hasil Uji Statistik Hipotesis Pertama... 109

13. Hasil Uji Statistik Hipotesis Kedua ... 111

(18)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI PADA UNIVERSITAS

HKBP NOMMENSEN MEDAN

ABSTRAK

Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja individu, kinerja kelompok, kinerja perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Kinerja pegawai akan dipengaruhi oleh banyak faktor beberapa diantaranya adalah motivasi, kepemimpinan dan budaya organisasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada pegawai administrasi Universitas HKBP Nommensen Medan dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap motivasi pegawai administrasi Universitas HKBP Nommensen Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sifat penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan varabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai administrasi di biro rektor Universitas HKBP Nommensen Medan yaitu sebanyak 52 orang, dan seluruh populasi tersebut dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi dan variabel-variabel yang diteliti menggunakan skala Likert. Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas,

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa motivasi, kepemimpinan dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai administrasi pada Universitas HKBP Nommensen Medan. Secara parsial motivasi lebih dominan dari pada kepemimpinan dan budaya organisasi. Selanjutnya pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi pegawai administrasi Universitas HKBP Nommensen Medan.

(19)

ANALYZE FACTORS OF THE INFLUENCE OF EMPLOYEE PERFORMANCE AT UNIVERSITY OF HKBP NOMMENSEN MEDAN

ABSTRACT

Employee performance is the level of achievement of the implementation of certain tasks in this regard include individual performance, group performance, company performance is influenced by internal and external. factors employee performance will be influenced by many factors, some of which are motivation, leadership and organizational culture.

The objective of this study is to know and to analyze the influence of motivation, leadhership, and organizational culture on employee performance at University of HKBP Nommensen Medan and to know and to analyze the influence of compensation on employee motivation at University of HKBP Nommensen Medan.

The method used in this study is the survey approach, the study was descriptive quantitative and the nature of the research is explanatory research. The population in this study was all employees at bureau rector University of HKBP Nommensen Medan, with the amount to 52 employees, and sample in this study all population. Data were collected by doing interviews, documentation study and giving questionnaires. Variables examined by using a Likert scale. First, questionnaire was tested by using the validity and reliability test.

The resulf of the first hypothesis show that motivation, leadership and organizational culture are simultaneously significant effect of the performance of employees at University of HKBP Nommensen Medan. Partially motivation is more dominant than the leadership and organizational culture. Another findings of the second hypothesis showed that compensasion signicantly influence the employee motivation at University of HKBP Nommensen Medan.

(20)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting dalam suatu

perusahaan karena sumber daya manusia memiliki peranan sebagai subyek

pelaksanaan kebijakan dan kegiatan operasional sebuah perusahaan. Maka setiap

organisasi haruslah memperhatikan dan memberdayakan sumber daya manusia

yang dimilikinya dengan baik agar organisasi dapat berkembang.

Dalam rangka memberdayakan pegawai yang ada maka perusahaan harus

mampu memotivasi pegawainya agar mau dan bersemangat dalam melakukan

pekerjaanya didalam perusahaan, pihak perusahaan juga harus memperhatikan

kompensasi yang diberikan kepada pegawai agar memiliki motivasi dalam

bekerja.

Untuk mencapai tujuannya organisasi juga harus mampu menentukan

pimpinan yang tepat, yang mampu membawa perusahaan kearah yang lebih baik

serta mampu memberi dorongan, motivasi dan bimbingan kepada seluruh

anggotanya, selanjutnya menciptakan budaya organisasi yang baik yang

mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

Kinerja seorang pegawai dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya

tentunya tidak terlepas dari motivasi yang ada dalam diri pegawai tersebut,

(21)

dilakukannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya didalam

organisasi.

Saat ini banyak pegawai di Universitas HKBP Nommensen yang

lamban dalam menyelesaikan pekerjaannya, tidak bekerja dengan serius,

bahkan banyak pegawai yang sebenarnya mampu mengerjakan pekerjaanya

tetapi tidak mau mengerjakan pekerjaan tersebut, kebanyakan pegawai

termotivasi hanya jika pekerjaan tersebut memberikan honor dan jika tidak

pegawai akan berusaha menghindari pekerjaan tersebut, banyak juga

karyawan yang tidak mampu bekerjasama dengan pegawai yang lain.

Faktor kepemimpinan tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja

pegawai dalam suatu organisasi dan hendaknya pemimpin mampu

mempengaruhi, memotivasi dan mendorong bawahannya agar mampu dan

mau memberikan yang terbaik kepada organisasi.

Kepemimpinan dalam lingkungan Universitas HKBP Nommensen saat

ini tidak mampu untuk mendorong dan memotivasi para pegawai untuk

melakukan pekerjaaan dan tugas-tugasnya dengan baik, bahkan cenderung

membiarkan bekerja sebagaimana keinginan pegawai tersebut dan sampai

saat ini pimpinan di Universitas HKBP Nommensen tidak pernah

memberikan sanksi yang tegas terhadap pegawai yang tidak bekerja dengan

baik, hal ini mengakibatkan para pegawai semakin nyaman dengan cara

(22)

karena tidak adanya penghargaan baik pegawai yang memiliki kinerja baik

dan sanksi bagi pegawai yang kinerjanya tidak baik.

Pada jam kerja tidak semua pegawai di Universitas HKBP

Nommensen bekerja dengan baik, tetapi ada juga yang tidak bekerja selain

itu ada juga pegawai yang tidak masuk kantor dengan alasan mencari

pekerjaan tambahan diluar karena gajinya sebagai pegawai Universitas

HKBP Nommensen tidak mampu menutupi biaya rumah tangganya, gaji ini

selalu menjadi masalah bagi pegawai dimana dengan pedapatan saat ini

kebanyakan pegawai merasakan gaji tersebut terlalu rendah dan alasan ini

sering mengakibatkan pegawai malas dalam bekerja.

Tingginya harga bahan pokok mengakibatkan nilai gaji yang diterima

pegawai setiap bulannya semakin rendah, gaji yang diterima pegawai

mungkin tidak cukup untuk membiayai keluarga dan tentunya hal ini akan

mengurangi semangat bekerja para pegawai. Besaran gaji pegawai pegawai

biro rektor Universitas HKBP Nommensen dari segi gaji pokok dan total gaji

adalah sebagai berikut:

Tabel I.1. Gaji Pegawai Biro Rektor Universitas HKBP Nommensen

Gaji Diterima Jumlah

(Orang) Persentase (%) Dibawah Rp.1.000.000,

Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,- Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 1.999.000,- Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 2.499.000,- Diatas Rp. 2.500.000,-

(23)

Dari segi gaji yang diterima tiap bulannya terlihat bahwa gaji pegawai

biro rektor Universitas HKBP Nommensen masih ada yang dibawah Rp.

1.000.000,- yaitu sebanyak 4 orang atau sekitar 7,69%. Hal ini menunjukkan

tingkat gaji sebagian pegawai administrasi Universitas HKBP Nommensen

masih rendah jika dibandingkan dengan UMP Sumatera Utara 2011 yaitu Rp.

1.035.500.

Keberhasilan suatu perusahaan/organisasi tentunya tidak terlepas dari

budaya organisasi yang dimiliki oleh semua pegawai yang ada didalam

organisasi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya didalam organisasi, dan

budaya organisasiyang dimiliki pegawai akan tercermin dalam sikap dan

perilaku pegawai tersebut saat melaksanakan tugas-tugasnya, untuk itulah

sangat penting memelihara budaya organisasi yang baik karena hal ini akan

mampu mempengaruhi hubungan dan suasana kerja yang lebih baik dan

sekaligus akan mampu memperbaiki kinerja setiap pegawai karena dengan

semakin kuatnya budaya organisasi dalam suatu perusahaan maka kinerja

juga akan semakin tinggi.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas dirumuskan masalah

(24)

1. Bagaimana pengaruh motivasi, kepemimpinan, dan budaya organisasi

terhadap kinerja pegawai Administrasi Universitas HKBP Nommensen

Medan?

2. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap motivasi pegawai

Administrasi Universitas HKBP Nommensen Medan?

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Pengaruh motivasi, kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap

kinerja pegawai Administrasi Universitas HKBP Nommensen Medan.

2. Pengaruh kompensasi terhadap motivasi pegawai Administrasi

Universitas HKBP Nommensen Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pimpinan Universitas HKBP Nommensen Medan, dalam rangka

meningkatkan motivasi Pegawai, menciptakan budaya organisasi yang

baik serta kepemimpinan yang kondusif guna meningkatkan kinerja

pegawainya.

2. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU,

merupakan tambahan kekayaan penelitian studi kasus untuk dapat

(25)

3. Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan yang

dimiliki akan bertambah luas terutama mengenai motivasi, kepemimpinan,

budaya organisasi, kompensasi dan kinerja.

4. Bagi Peneliti berikutnya, sebagai referensi dalam melakukan penelitian

khususnya mengenai motivasi, kepemimpinan, budaya organisasi,

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Amilmin (2008) melakukan penelitian di Universitas Muhammadiyah

Mataram dengan judul “Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Non Edukatif

Universitas Muhammadiyah Mataram Nusa Tenggara Barat”. Penelitian ini

memiliki empat tujuan, pertama menguji pengaruh kepemimpinan dan budaya

organisasi terhadap kepuasan kerja. Kedua, menguji pengaruh kepemimpinan

dan budaya organisasi terhadap kinerja. Ketiga, Menguji pengaruh kepuasan

kerja terhadap kinerja. Terakhir adalah untuk menguji pengaruh kepemimpinan

dan budaya organisasi melalui kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan non edukatif di Universitas Muhammadiyah Mataram.

Penelitian ini termasuk explanative research dan survey dengan sampel karyawan non edukatif di Universitas Muhammadiyah Mataram. Untuk

menganalisis hubungan kausal antar variabel dan menguji hipotesis penelitian

digunakan analisis jalur (path analysis).

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kepemimpinan dan budaya

organisasi sama-sama berpengaruh positip dan signifikan terhadap kepuasan

(27)

kuat pula kepuasan kerja, demikian pula budaya organisasi yang semakin kuat

menjadikan kepuasan kerja yang semakin tinggi. Namun bila diperbandingkan

pengaruhnya terhadap kepuasan kerja, ternyata budaya organisasi memiliki

pengaruh yang lebih besar dibandingkan kepemimpinan. Kepemimpinan dan

budaya organisasi sama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja. Hal ini berarti bahwa semakin kuat kepemimpinan, maka akan semakin

tinggi pula kinerja, demikian pula semakin kuat budaya organisasi akan diikuti

dengan peningkatan kinerja yang semakin tinggi pula. Apabila diperbandingkan

pengaruhnya terhadap kinerja, ternyata budaya organisasi memiliki pengaruh

yang lebih besar dibandingkan kepemimpinan. Kepuasan kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin

tinggi kepuasan kerja akan diikuti dengan peningkatan kinerja semakin tinggi

pula. Kepemimpinan yang didukung dengan budaya organisasi yang kuat akan

menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi yang selanjutnya berpengaruh pada

peningkatan kinerja karyawan non edukatif di Universitas Muhammadiyah

Mataram.

Nasri (2007) melakukan penelitian di Universitas Widyagama Malang

dengan judul “Dampak Reposisi Strategi Sumber Daya Manusia dan Motivasi

terhadap Kinerja Karyawan Administrasi Universitas Widyagama Malang”

(28)

a. Untuk mengetahui pengaruh reposisi strategi sumber daya manusia dan motivasi

secara simultan terhadap kinerja karyawan administrasi universitas widyagama

Malang.

b. Untuk mengetahui pengaruh reposisi strategi sumber daya manusia dan motivasi

secara parsial terhadap kinerja karyawan administrasi universitas widyagama

Malang.

c. Untuk mengetahui variabel yang dominan memberikan pengaruh terhadap kinerja

karyawan administrasi Universitas Widyagama Malang.

Penelitian ini merupakan penelitian Explanatory Research dimana mempunyai tujuan untuk menjelaskan dan menganaisis ada tidaknya hubungan

antara variabel Reposisi Strategi SDM dan Motivasi terhadap kinerja karyawan

administrasi Universitas Widyagama Malang.

Objek penelitian ini adalah reposisi strategi SDM (X1), Motivasi (X2)

serta kinerja karyawan (Y). dimana jumlah responden yang menjadi populasi

adalah sejumlah 67 orang. Pengumpulan data dilaksanakan dengan membagikan

daftar pertanyaan kepada responden, wawancara kepada anggota organisasi,

selain itu juga melihat dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Data yang

dikumpulkan diuji validitas dan reliabilitasnya. Model analisis penelitian ini

adalah regresi linear berganda, didukung dengan pengujian asumsi-asumsi klasik

(29)

koefisien determinasi, pengujian hipotesis secara simultan dilakukan uji F dan

pembuktian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial

variabel X (Reposisi Strategi SDM dan Motivasi) memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan menghasilkan nilai Fhitung sebesar

18.852 dan nilai Ftabel = 3.148 yang berarti Fhitung lebih besar dari Ftabel, dengan

nilai koefisien probabilitas (p-value) sebesar 0.000 lebih kecil dari α 5% (0,05) dengan nilai ini disimpulkan bahwa Reposisi Strategi SDM dan Motivasi

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

II.2. Teori tentang Motivasi

Pengertian motivasi erat kaitannya dengan timbulnya suatu

kecenderungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Ada hubungan

yang kuat antara kebutuhan motivasi, perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan

kepuasan, karena setiap perubahan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi.

Setiap tindakan atau perbuatan seseorang cenderung dimulai dari apa yang

memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Buhler, (2004) memberikan

pendapat tentang pentingnya motivasi sebagai berikut: “Motivasi pada dasarnya

adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan

untuk melaksanakan pekerjaan”. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini

(30)

menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam

perusahaan”.

Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko, (1997:252) motivasi adalah

keadaan dalam pribadi seorang yang mendorong keinginan individu melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Buhler, (2004:191)

memberikan pendapat tentang pentingnya motivasi sebagai berikut: “Motivasi

pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan

dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan”. Motivasi atau dorongan untuk

bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia

harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan

dalam perusahaan”. Motivasi bukanlah pekerjaan sambilan, ia bukanlah sesuatu

tambahan setelah organisasi didirikan dan dioperasikan. Motivasi melibatkan

hubungan mendasar yang terbangun dalam hubungan organisasi. (A. Dale Timpe

2002).

Robbins (2001) mengemukakan pendapatnya bahwa motivasi

didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi

untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk

memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Dengan demikian indikator motivasi kerja

dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi ekternal, yang meliputi: (a) hubungan antar pribadi, (b)

(31)

2. Motivasi Internal, yang meliputi: (a) dorongan untuk bekerja, (b) kemajuan

dalam karier, (c) pengakuan yang diperoleh, (d) rasa tanggung jawab dalam

pekerjaan, (e) minat terhadap tugas, (f) dorongan untuk berprestasi.

Sedangkan menurut McClland (Mulyasa 2006: 145) menyatakan bahwa

motivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku yang terdapat dalam

setiap individu. Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, yang

terjadi pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sempat

dirasakan atau mendesak.

Menurut Hamzah (2008) motivasi kerja merupakan salah satu faktor

yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi

pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang

diberikan. Perbedaan motivasi kerja bagi pegawai biasanya tercermin dalam

berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang dicapainya.

Menurut Hasibuan (2002) motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Dari pengertian ini dapat kita lihat bahwa dengan bekerjasama dan bekerja efektif

maka kinerja juga akan meningkat. Menurut Reksohadiprodjo dkk, (2001)

motivasi adalah keadaan dalam pribadi seorang yang mendorong keinginan

individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.

Menurut Santoso (2008) motivasi merupakan suatu proses psikologis

(32)

yang terjadi pada diri seseorang. Dan motivasi sebagai proses psikologis timbul

diakibatkan oleh faktor di dalam diri seorang orang itu sendiri yang disebut

faktor intrinsik atau faktor dari luar diri yang disebut faktor ekstrinsik.

II.2.1.Teori Motivasi Mc.Clelland

David Mc. Clelland (dalam Owens 1987) mengemukakan adanya

pemuasan kebutuhan personil yang menimbulkan motivasi mereka, yaitu:

kebutuhan prestasi, kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi. David Mc

Cleand, melalui riset empiris, telah mengemukakan bahwa para usahawan,

ilmuwan dan ahli mempunyai tingkat motivasi prestasi di atas rata-rata. Motivasi

prestasi seorang usahawan tidak semata-mata ingin mencapai keuntungan , tetapi

dia mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi. Seseorang dianggap

mempunyai motivasi prestasi yang tinggi apabila dia mempunyai keinginan

untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi.

Menurut Mc Clelland, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pengukuran motivasi kerja, yakni:

a. Tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yaitu kesediaan individu untuk

menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

b. Mempunyai tujuan yang sesuai kemampuan, yaitu kemampuan individu untuk

mencapai tujuan pribadi secara realitik, aktif, efektif dan efisien.

c. Daya tahan terhadap tekanan yaitu kemampuan individu dalam mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi, agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya

(33)

d. Ketidakpuasan yaitu sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuan.

e. Kepercayaan diri yaitu sikap positif individu tentang dirinya bahwa ia mengerti

sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan.

II.2.2. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Maslow berpendapat bahwa dalam setiap manusia terdapat suatu hirarkhi

yang terdiri dari lima kebutuhan. Pemenuhan kelima kebutuhan tersebut

dilakukan secara bertahap dari yang paling rendah basic phisiological needs

bergerak menuju self-actualization.

Selanjutnya Maslow (1994) menerangkan lima tingkatan kebutuhan

manusia itu sebagai berikut:

a. Kebutuhan-kebutuhan fisiolgis (Phisiological needs). Kebutuhan fisiologis ini berupa kebutuhan dasar bagi manusia, oleh karena itu kebutuhan ini masih

bersifat kebutuhan jasmani/fisik atau kebendaan. Kebutuhan ini berupa pangan,

sandang, dan pakaian. Contoh kongkrit misalnya: gaji, honorarium,

insentive/upah pungut, kebutuhan perumahan, pakaian seragam dan sebagainya.

Kebutuhan ini merupakan motivasi terbesar.

b. Kebutuhan akan keselamatan (Safety needs). Kebutuhan akan keselamatan ini berupa: keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa

takut, cemas dan kekalutan, ketertiban, hukum, kebijakan dan administrasi, dan

sebagainya. Kebutuhan ini hampir-hampir merupakan pengatur perilaku yang

(34)

kebutuhan itu, dan layaknya apabila organisme itu digambarkan sebagai suatu

mekanisme pencari keselamatan.

c. Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta (Social affilliation needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan ingin dihormati, ingin maju, hubungan yang

harmonis antar sesama teman maupun atasan, diterima dalam kelompoknya

dimana ia berada, rasa cinta terhadap sekolah dan siswa yang diajar, rasa

memiliki terhadap sekolah. Suatu hal yang harus ditekankan mengenai hal ini

bahwa cinta bukan sinonim dengan seks. Seks dapat ditelaah sebagai kebutuhan

fisik murni.

d. Kebutuhan akan harga diri (Esteen needs). Hampir semua orang dalam masyarakat mempunyai kebutuhan dan keinginan akan penilaian mantap, akan

hormat diri atau harga diri, dan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini dapat

diklasifikasikan dalam dua perangkat, perangkat pertama keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan, kepercayaan pada

diri sendiri, serta kemerdekaan dan kebebasan. Kedua adalah apa yang disebut hasrat akan nama baik atau gengsi, status, ketenaran, pengakuan, perhatian, dan

martabat.

e. Kebutuhan akan perwujudan diri (The needs of self-actualization). Keinginan orang akan perwujudan diri, yakni pada kecenderungannya untuk mewujudkan

dirinya sesuai kemampuannya. Kecenderungan ini dapat diungkapkan sebagai

keinginan untuk makin lama makin istimewa, untuk menjadi apa saja menurut

(35)

II.2.3. Teori Dua Faktor Herzberg

Herzberg (dalam Owens 1987), mengatakan bahwa hubungan seseorang

dengan pekerjaan merupakan hal yang sangat mendasar, dan sikap terhadap

pekerjaannya ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan dalam pekerjaan.

Dalam penilitiannya Herzberg menyimpulkan bahwa kepuasan pekerjaan (job content), dan ketidakpuasan bekerja selalu disebabkan karena hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek-aspek disekitar yang berhubungan dengan

pekerjaan (job context). Kepuasan-kepuasan dalam bekerja oleh Herzberg diberi nama motivator, adapun ketidakpuasan disebut faktor higiene. Kedua faktor ini

kemudian dikenal dengan teori motivasi dua faktor dari Herzberg.

Menurut Herzberg (dalam Owens 1987:126) yang tergolong dalam faktor

higiene (penyehat) adalah sebagai berikut: kebijakan dan administrasi, supervisi yang bersifat teknikal, kesejahteraan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja,

kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang, kehidupan pribadi, keamanan

kerja, dan status.

Apabila faktor-faktor higiene tersebut di atas berkurang, umumnya akan

menghasilkan ketidakpuasan. Faktor higiene ini bersifat ekstrinsik, yaitu berada

di luar diri seseorang. Apabila faktor tersebut terpenuhi (tersedia dengan

memadai) akan dapat mencegah ketidakpuasan, namun tidak berarti akan

menimbulkan motivasi.

Faktor-faktor yang tergolong sebagai motivator (pendorong) adalah:

(36)

faktor-faktor motivasi tersebut tersedia akan menimbulkan rasa yang sangat

puas, namun demikian apabila faktor-faktor tersebut berkurang, umumnya tidak

akan menghasilkan ketidak puasan. Sifat faktor tersebut instriksik, yaitu berada

di dalam diri seseorang. Faktor ini bila dikembangkan akan dapat

membangkitkan motivasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja menurut Wexle dan

Yukl dalam Sobaruin, (1992) antara lain:

a. Faktor financial incentive yang meliputi upah atau gaji yang pantas serta jaminan

kesehatan dan jaminan hari tua.

b. Faktor non financial yang meliputi keadaan pekerjaan yang memuaskan pada tempat bekerja, sikap pimpinan terhadap karyawan.

c. Faktor social incentive yang meliputi sikap dan tingkah laku anggota organisasi lain terhadap karyawan lainnya yang bersangkutan.

Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa motivasi kerja terdiri dari

dua yaitu: (1) motivasi internal dan (2) motivasi eksternal. Kedua motivasi inilah

yang menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau kerja.

II.3. Teori tentang Kepemimpinan

Topik pembahasan tentang kepemimpinan senantiasa selalu menarik

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan fungsi dan peran pemimpin sangat

(37)

Dalam banyak literatur dan berbagai hasil penelitian baik yang lama

maupun yang kontemporer kepemimpinan didefenisikan dengan cara berbeda

bergantung pada sudut pandang masing-masing. Ivancevich, dkk (2003)

mendefinisikan kepemimpinan sebagai ability to influence through communication the activities of others, individually or as group to ward the accomplishment of worthwhile meaningful, and challenging goals. Sedangkan Terry (2003) mendefinisikan kepemimpinan sebagai the relationship in which one person (the leader) influence others to work together willingly on related tasks to attain goals desired by the leader and/group.

Dari dua teori kepemimpinan di atas, dapat dikatakan bahwa hakekat

kepemimpinan sebenarnya terletak dari cara bagaimana seorang pemimpin

mampu mempengaruhi bawahannya dalam mencapai suatu tujuan. Dalam

bukunya Laws of Leadership, Maxwell (2001) dengan tegas mengatakan bahwa

inti dari kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih tidak kurang. T.Handoko

(2001) menyatakan bahwa “kepemimpinan merupakan kemampuan yang

dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja sama untuk

mencapai tujuan”. Kepemimpinan adalah salah satu pengganggu pikiran ideal

yang sering kali tidak dapat didefenisikan (A.Dale Timpe, 2002).

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai

kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung kepada mutu

kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan, bahkan

(38)

organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan

organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan terutama terlihat

dalam kinerja pegawainya (Siagian, 1999)

Sukidjo Noto Admojo (2003) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan

memainkan peran yang sangat peting dalam keseluruhan upaya untuk

meningkatkan kinerja, baik pada tingkat kelompok maupun pada tingkat

organisasi, dikatakan demikian karena kinerja tidak hanya menyoroti pada sudut

tenaga pelaksana yang pada umumnya bersifat teknis akan tetapi juga dari

kelompok kerja dan manajerial. Yasin (2001) mengemukakan bahwa keberhasilan

kegiatan usaha pengembangan organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas

kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak organisasi untuk

investasi energi yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi pimpinan.

Dalam teori kepemimpinan, pengaruh seorang pemimpin dapat bersumber

dari kekuasaan yang dimilikinya. Menurut French dan Raven seperti dikutip oleh

Ivancevich, dkk (2003) paling tidak ada empat sumber kekuasan seorang

pemimpin yaitu (1) memaksa (coersive), (2) imbalan (reward), (3) sah (legitimate), (4) ahli (expert) dan (5) referensi (referent).

Dalam kehidupan modern yang berubah serba cepat akibat perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, peran pimpinan sebagai pemimpin sangat

penting dalam mengantisipasi setiap tuntutan perubahan itu. Perusahaan sebagai

(39)

hanya harus peka terhadap perubahan seharusnya pula mampu mengantisipasi

perkembangan-perkembangan yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu.

Perusahaan dalam batas-batas tertentu dapat pula dianggap sebagai

sebuah masyarakat yang mana di dalamnya terjadi interaksi intelektual, sosial,

dan emosional. Berbagai interaksi yang terjadi di dalam masyarakat perusahaan

itu sudah tentu dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.

Adanya sifat yang unik dan kompleks ini, maka sangatlah penting

peranan pimpinan dalam mencapai tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh

Lipham (Wahjusumidjo, 1999) “kebersihan perusahaan adalah keberhasilan

pimpinan”. Pimpinan dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi

bagi para staf dan para karyawan. Pimpinan adalah mereka yang banyak

mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang menentukan irama bagi

perusahaan mereka. Kemudian Lipham (Wahjusumodjo, 1999) mengatakan ada

dua hal yang perlu diperlihatkan pimpinan yakni: (1) pimpinan berperan sebagai

kekuatan harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan

perusahaan, serta memiliki bahwa pimpinan sebagai pimpinan bertanggung

jawab terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan tersebut, kadang-kadang

pimpinan dihadapkan pada situasi sulit, dimana salah satu faktor penyebabnya

adalah rendahnya mutu karyawan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan

(40)

fakta di lapangan yang sering terlihat masih ada karyawan yang belum

melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.

Terdapat sebelas ciri kepemimpinan dalam perubahan terencana yang

dikemukakan oleh Sheila Murray (dalam hamzah 2008) sebagai berikut:

1. Punya misi yang penting

2. Seorang pemikir yang besar

3. Seorang pemimpin mempunyai ciri seorang master pengubah yang menciptakan

masa depan, yaitu mengantisipasi kebutuhan dan perubahan produktif yang

memimpin.

4. Memiliki ciri bersifat peka terhadap masalah yang dihadapi sehari-hari

5. Pemimpin mengambil resiko

6. Seorang pemimpin adalah seorang pengambil keputusan

7. Seorang pemimpin menggunakan kekuasaannya secara bijaksana

8. Seorang pemimpin berkomunikasi efektif

9. Seorang pemimpin adalah pembangun tim

10.Pemimpin bersifat berani

11.Seorang pemimpin mempunyai komitmen

II.4. Teori tentang Budaya Organisasi

Budaya organisasional adalah sistem makna, nilai-nilai dan kepercayaan yang

dianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadi rujukan untuk bertindak dan

(41)

Budaya organisasi selanjutnya menjadi identitas atau karakter utama organisasi yang

dipelihara dan dipertahankan (mas’ud, 2004). Suatu budaya yang kuat merupakan

perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena

membantu karyawan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap

karyawan pada awal karirnya perlu memahami budaya dan bagaimana budaya

tersebut terimplementasikan.

Berdasarkan pendapat para ahli (Gibson, 2003; Robbins, 2001) dapat

disimpulkan bahwa tingkat kinerja karyawan cenderung dipengaruhi oleh budaya

organisasi yang berlaku.

Menurut Rivai (2004) budaya organisasi mempunyai fungsi sebagai berikut:

(a) Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya

menciptakan perbedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi yang

lain. (b)Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi. (c) Budaya

mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu.

(d) Budaya itu meningkatkan kemantapan system social. (e) Budaya sebagai

mekanisme pembuat makna kendali yang memandu serta membentuk sikap dan

perilaku karyawan.

Dalam Kotter dan Haskett (1997:18) menyatakan budaya yang kuat sering

dikatakan membantu kinerja karena menciptakan suatu tingkat motivasi yang

luar biasa dalam diri pegawai. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa budaya

(42)

kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan organisasi tugas, serta dampak yang

dihasilkan.

Budaya yang ada pada suatu perusahaan menyebabkan para pekerja memiliki

cara pandang yang sama dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan. Budaya

berhubungan dengan bagaimana perusahaan membangun komitmen mewujudkan

visi, memenangkan hati pelanggan, memenangkan persaingan dan membangun

kekuatan perusahaan (Mangkusasono, 2007).

Dalam buku Kotter dan Haskett yang berjudul Corporate Culture and Performance (1992) mengemukakan pengaruh budaya organisasi dengan kinerja pegawai, mereka melakukan penelitian terhadap 207 perusahaan di dunia yang

aktifitasnya berada di Amerika Serikat. Penelitian tersebut menghasilkan empat

kesimpulan (dalam Tika, 2006), yaitu:

1. Budaya organisasi dapat mempunyai dampak yang berarti dalam kinerja

organisasi jangka panjang.

2. Budaya organisasi mungkin akan menjadi suatu faktor yang bahkan lebih penting

lagi dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam dasawarsa yang akan

datang. Budaya yang menomorsatukan kinerja mengakibatkan dampak kinerja

negatif dengan berbagai alasan. Alasan utama adalah kecenderungan menghambat

organisasi- organisasi dalam menerima prubahan-perubahan taktik dan strategi

yang dibutuhkan.

3. Budaya organisasi yang menghambat peningkatan kinerja jangka panjang cukup

(43)

yang penuh dengan orang-orang pandai dan berakal sehat. Budaya-budaya yang

mendorong perilaku yang tidak tepat dan menghambat perubahan kearah strategi

yang lebih tepat, cenderung muncul perlahan-lahan dan tanpa disadari dalam

waktu bertahun-tahun, biasanya sewaktu oranisasi berkinerja baik.

4. Walaupun sulit untuk diubah, budaya organisasi dapat dibuat agar bersifat lebih

meningkatkan kinerja.   

Budaya organisasi dapat digambarkan sebagai nilai, norma dan artefak

yang diterima oleh anggota organisasi sebagai iklim organisasi ia akan

mempengaruhi dan dipengaruhi strategi organisasi, struktur dan system

organisasi (Amstrong, 2004).

Berdasarkan asil penelitian Hofstede, Geert, Michael Harris Bond dan

Chung-Leung (dalam Fuad Mas’ud, 2004) tedapat (6) enam karakteristk dalam

suatu budaya perusahaan yaitu: Profesionalisme, jarak dari manajemen, percaya

pada rekan sekerja, keteraturan, permusuhan, dan integrasi.

II.5. Teori tentang Kompensasi

II.5.1. Pengertian Kompensasi

Kompensasi dapat kita artikan sebagai balas jasa yang diberikan pemberi

pekerja terhadap pekerja/karyawan, karena karyawan tersebut telah menyumbangkan

tenaga, pikiran dan waktunya untuk kemajuan usaha tersebut.

(44)

Sedangkan Milkovich dan Newman (1996) mengatakan: ”Compensation refers to all form of financial returns and benefits employees receive as part of an employment relationship.” Sedangkan Milkovich dan Newman (2002) mengatakan bahwa kompensasi berkenaan dengan segala bentuk balas jasa finansial dan

pelayanan yang tangible (nyata), serta keuntungan yang diterima karyawan sebagai bagian dari suatu hubungan pekerjaan.

II.5.2. Tujuan Kompensasi

Pada dasarnya semua badan usaha memberikan kompensasi kepada

karyawannya bertujuan untuk menghargai dan memberi balas jasa atas semua yang

telah dilakukan karyawan tersebut terhadap badan usaha baik itu tenaga, waktu, dan

pikiran. Gary Dessler (2005) menyatakan ”Compensation experts therefore argue that managers should understand the motivational bases of pay-for-performance plans”

Iskandar Putong & Cecep Hidayat (2010) menyatakan bahwa ”Pemimpin

harus peka terhadap perbedaan kebutuhan individu diantara bawahan, dan harus

diberikan imbalan sesuai kebutuhannya. Tujuan imbalan adalah agar bawahan

termotivasi untuk meningkatkan prestasi demi produktivitas organisasi”.

Hani Handoko (2001): ”Pemberian kompensasi terbukti efektif dalam

pemeliharaan tenaga kerja dengan memotivasi karyawan mencapai tingkat prestasi

(45)

Compensation is the total of all rewards provided to employees in return for their services”.

Menurut Sofyandi (2008), “Tujuan diadakannya pemberian kompensasi

adalah: 1). Untuk menjalin ikatan kerja sama antara pimpinan dengan karyawan.

Artinya bahwa dengan terjalinnya kerja sama secara formal akan terbentuk

kommitmen yang jelas mengenai hak dan kewajiban yang harus dipikul

masing-masing. 2). Memberikan kepuasan kepada karyawan. Artinya bahwa melalui

kepuasan yang dirasakan para karyawan, maka karyawan akan memberikan

prestasinya yang terbaik. 3). Untuk memotivasi karyawan dalam bekerja. Artinya

agar karyawan bersemangat dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, 4). Untuk

menciptakan disiplin bagi karyawan”.

Sehubungan dengan tujuan pemberian kompensasi, Suprihanto (2000)

menyatakan bahwa:

a. Fungsi Kompensasi Secara umum adalah:

1. Untuk mengalokasikan sumberdaya manusia secara efisien khususnya

angkatan kerja.

2. Untuk menggunakan sumber daya manusia secara efisien dan efektif.

3. Mendorong stablitas dan pertimbuhan ekonomi pada umumnya.

b. Tujuan Kompensasi adalah:

1. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomis atau memberikan rasa aman di bidang

ekonomi (economic secrity) bagi karyawan.

(46)

3. Untuk mengkaitkan penerimaan dengan sukses finansial badan usaha.

4. Untuk menjaga keseimbangan dan keadilan dalam pemberian kompensasi

pada para karyawan.

II.5.3. Jenis-jenis Kompensasi

Leap dan Crino (1993) mengelompokkan jenis-jenis kompensasi sebagai

berikut:

a. Wages an salary, Upah (wages) merupakan pembayaran atas pekerjaan yang

berdasarkan waktu per jam atau per hari, sedangkan gaji (salary) merupakan pembayaran atas pekerjaan yang berdasarkan minggu, bulan, atau tahun.

b. Incentive programs, merupakan kompensasi tambahan diluar gaji atau upah,

program insentif ini berupa bonus atau kepemilikan saham badan usaha.

c. Employee benefit programs, program ini diberikan dalam bentuk asuransi, uang

saku liburan, dan uang pensiun.

d. Perquisites, merupakan suatu penghasilan

II.6. Teori tentang Kinerja

II.6.1. Pengertian Kinerja

Definisi kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Simanjuntak (2005)

adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini

mencakup kinerja individu, kinerja kelompok, kinerja perusahaan yang

dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Kinerja berasal dari pengertian

(47)

kerja atau prestasi kerja, namun sebenarnya kinerja mempunyai makna yang

lebih luas, bukan hanya hasil, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan

berlangsung. (Wibowo, 2007).

Selanjutnya, definisi kinerja pegawai menurut Mangkunegara (2000)

adalah sebagai berikut: “Kinerja pegawai (prestasi kerja) adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya”.

Menurut Sedarmayanti (2004) Pengertian kinerja (Performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara ilegal tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Menurut Siagian (1995) mengemukakan pengertian kinerja bahwa:

“Kinerja adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari

sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal

bahkan kalau perlu mungkin yang maksimal”.

Menurut Mashun (2006) Kinerja adalah mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan kegiatan atau program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi dan visi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi.

Sedang menurut Ravianto (1990), yaitu: “Kinerja adalah pengaruh kerja

(48)

diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut, atau dengan rumusan yang

lebih umum rasio antara keputusan kebutuhan dan pengorbanan yang diberikan”.

Sedangkan pengertian kinerja menurut Bernadin, Kane & Johnson adalah

sebagai berikut: “Kinerja adalah Outcome hasil kerja keras organisasi dalam mewujudkan strategik yang ditetapkan organisasi, kepuasan pelanggan serta

kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat”.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat dipahami bahwa kinerja

adalah prestasi seseorang baik kuantitas dan kualitas karena dalam

melaksanakan pekerjaan secara maksimal dengan memanfaatkan sumber daya

yang ada dalam periode tertentu.

II.6.2. Metode Penilaian dan Evaluasi Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan

untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan

sasaran. Secara garis besarnya standar penilaian kinerja pegawai dapat

digolongkan menjadi 3 bentuk yaitu:

1. Standar Dalam Bentuk Fisik

Standar dalam bentuk fisik adalah semua standar yang dipergunakan untuk

menilai atau mengukur hasil pekerjaan atau kinerja yang bersifat nyata tidak

dalam bentuk uang, sifatnya kuantitatif, seperti: kuantitas hasil produksi,

kualitas hasil produksi dan waktu

(49)

Standar dalam bentuk uang adalah semua standar yang dipergunakan untuk

menilai atau mengukur kinerja dalam jumlah uang.

3. Standar Intangibel

Standar Intangibel adalah semua standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan yang diukur baik dalam bentuk uang

maupun satuan lainnya.

Level atas dari struktur organisasi memerlukan kualitas informasi kinerja

dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Informasi kinerja sifatnya lebih teragregasi

b. Data/informasi kinerja tidak hanya bersifat kuantitatif seperti input dan

output, tetapi juga yang bersifat kualitatif, misalnya informasi mengenai

outcome dan impact dari program instansi. c. Informasi kinerja yang bersifat real time

Sedangkan untuk pimpinan di tingkat bawah kebutuhan informasi kinerja

biasanya tidak teragregasi, bersifat lebih kuantitatif, dan dengan frekuensi

lebih sering, misalnya mingguan, harian bahkan ke menit. Oleh karenanya

desain dari suatu sistem pengukuran harus memperhatikan struktur organisasi

dan kebutuhan kinerja pimpinan instansi.

Setiap organisasi biasanya cenderung untuk tertarik pada pengukuran

(50)

1. Aspek finansial

Aspek finansial dapat dianalogikan sebagai aliran darah dalam tubuh

manusia, maka aspek finansial merupakan aspek penting yang perlu

diperhatikan dalam pengukuran kinerja.

2. Kepuasaan pelanggan

Dalam globalisasi perdagangan, peran dan posisi pelanggan sangat krusial

dalam penentuan strategi perusahaan. Hal serupa juga terjadi pada instansi

pemerintah. Dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan pelayanan

berkualitas, maka instansi pemerintah dituntut untuk secara terus menerus

memberikan pelayanan yang berkualitas prima. Untuk itu pengukuran kinerja

perlu di desain sehingga pimpinan dapat memperoleh informasi yang relevan

atas tingkat kepuasan pelanggan.

3. Operasi bisnis internal

Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa

seluruh kegiatan instansi pemerintah sudah in-concert (seirama) untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang tercantum dalam

rencana strategi. Disamping itu informasi operasi bisnis internal diperlukan

untuk melakukan perbaikan terus menerus atas efisiensi dan efektifitas oleh

perusahaan.

4. Kepuasan Pegawai

Dalam setiap organisasi, pegawai merupakan asset yang harus dikelola

(51)

peran strategis pegawai sungguh sangat nyata. Hal serupa juga terjadi pada

instansi pemerintah. Apabila pegawai tidak terkelola dengan baik maka

kehancuran dari instansi pemerintah sungguh sulit untuk dicegah.

5. Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders

Instansi pemerintah tidak beroperasi “in vacum”, artinya kegiatan instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai pihak yang menaruh kepentingan

terhadap keberadaannya. Untuk itu informasi dari pengukuran kinerja perlu

di desain untuk mengakomodasikan pada kepuasan dari pada stakeholders. 6. Waktu

Ukuran waktu juga merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam desain

pengukuran kinerja. Betapa sering kita membutuhkan informasi untuk

pengambilan keputusan, Namun informasi tersebut lambat diterima.

Sebaliknya informasi yang ada sering sudah tidak relevan atau kadaluarsa.

Evaluasi kinerja dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan

kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari para pelaku organisasi.

Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja adalah:

1. Meningkatkan saling pengertian antara pegawai tentang persyaratan kinerja

2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang pegawai, sehingga mereka

termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya

berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.

3. Mencatat dan membuat analisis dari setiap persoalan untuk mencapai

(52)

4. Memberikan peluang kepada pegawai untuk mendiskusikan keinginan dan

aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap

pekerjaan yang diembannya sekarang.

5. Mendefiniskan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga

pegawai termotivasi untuk berprestasi sesuai potensi.

6. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan, yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan, khususnya rencana diklat dan kemudian menyetujui

rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

Banyak organisasi berusaha mencapai sasaran suatu kedudukan yang

pertama, yang terbaik dan terpercaya dalam bidangnya. Untuk itu sangat

tergantung daripada pelaksanaannya, yaitu para pegawainya agar mereka

mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam corporate planningnya.

Para bawahan harus memahami dan sepakat dengan sasaran-sasaran dan

tujuan-tujuan manajer. Para manajer dan pengawas sebaliknya harus sependapat

dengan para bawahan mereka tentang tujuan pekerjaan dan karier mereka, kriteia

kinerja kerja juga harus jelas bagi semua pihak (A.Dale Timpe,2002).

II.6.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bagi pimpinan dapat digunakan untuk

(53)

maupun meningkatkan kinerja pegawai. Menurut Bernardi dan Russel (dalam

Simamora, 2001) bahwa “Kinerja dipengaruhi oleh kemampuan dan usaha kerja

individu serta kesempatan kerja yang diperoleh individu atau karyawan tersebut

di dalam pekerjaannya”.

Sedangkan menurut Tiffin dan Cormick (1979), bahwa performance atau kinerja berhubungan dengan individual variable dan situational variable. Individual variabel mencakup sikap, karakteristik kepribadian, karakteristik

fisik, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan personal

variabel lainnya. Situasional variabel terdiri dari physical dan job variable, serta organisasional variabel antara lain: metode kerja, ruang dan susunan kerja, serta

lingkungan fisik, karakter organisasi, pelatihan dan supervisi, tipe

insentif/kompensasi, dan lingkungan sosial.

Agar pegawai mengetahui sejauh mana hasil pekerjaan yang telah dicapai

maka perlu bagi mereka diadakan penilaian kerja. Umumnya yang memberikan

penilaian adalah pimpinan, namun bisa pula dilakukan oleh pegawai itu sendiri.

Dalam penilaian ini juga bahwa pimpinan penting mengingatkan para

bawahannya jika pekerjaanya tidak baik karena “Jika para karyawan tidak

diberitahukan bahwa kinerja tidak memenuhi harapan-harap, kinerjanya hampir

dipastikan tidak akan meningkat” Raymond A.Noe dkk (2010).

Menurut Simamora (1999) penilaian kerja adalah “Proses dengan mana

organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja individu, menilai kontribusi

(54)

Menurut Robbins (1998) ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi kinerja:

a. Kemampuan fisik, mental, pengetahuan dan keterampilan.

b. Motivasi, yaitu kemampuan individu untuk mengeluarkan energi yang

diperlukan untuk mencapai tujuan

c. Kesempatan, atau oppurtunity yaitu kesempatan bagi individu untuk menunjukkan kinerjanya.

Menurut Gibson (1996), kinerja (performance) adalah hasil yang

diinginkan dari perilaku. Dan kinerja individu adalah dasar kinerja organisasi.

Menurut Dessler (1992) ada 5 (lima) faktor dalam penilaian kinerja yang

populer, yaitu:

a. Kualitas pekerjaan meliputi: akurasi, ketelitian, penampilan, dan penerimaan

keluaran.

b. Kualitas pekerjaan meliputi: volume keluaran dan kontribusi.

c. Supervisi yang diperlukan, meliputi: membutuhkan sasaran, arahan, atau

perbaikan.

d. Kehadiran meliputi: regularitas, dapat dipercaya/diandalkan dan ketepatan

waktu.

e. Konservasi meliputi: pencegahan pemborosan, kerusakan, pemeliharaan

peralatan.

Menurut Simamora dalam mangkunegara (2006) Kinerja dipengaruhi

(55)

a. Faktor individual yang mencakup kemampuan, keahlian, latar belakang dan

demografi.

b. Faktor psikologis terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi.

c. Faktor organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur,

dan job design.

II.7. Kerangka Konseptual

Apabila suatu organisasi berjalan dengan lesu, orang sering

mempersoalkan motivasi para pekerja didalam organisasi dan masalah

kepemimpinan, selain itu budaya organisasi juga akan menjadi bahan perhatian

apabila kinerja pegawai kurang baik. Pimpinan perusahaan haruslah memiliki

karakteristik khusus yang mencakup kepribadian yang terpuji, memiliki

keahlian, pengalaman dan pengetahuan serta kemampuan menata administrasi

yang baik. Kepribadian Pimpinan perusahaan sebagai pemimpin akan tercermin

dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, bertanggung jawab, berani mengambil resiko

akan keputusan yang dihasilkan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan tauladan.

Sujak (1990) dalam Ermayanti (2001), mengemukakan bahwa

pemahaman motivasi, baik yang ada dalam diri karyawan maupun yang berasal

dari lingkungan akan dapat membantu dalam peningkatan kinerja. Pengertian

motivasi erat kaitannya dengan timbulnya suatu kecenderungan untuk berbuat

Gambar

Tabel I.1. Gaji Pegawai Biro Rektor Universitas HKBP Nommensen
Gambar II.1. Kerangka Konseptual  Organisasi
Tabel III.1. Populasi
Tabel III.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh bahwa, (1) Sistem takaran yang digunakan oleh pedagang bahan bakar minyak pertalite eceran di Kota Palangka Raya adalah menggunakan botol (2)

Untuk itu, sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program maka disusunlah DAFTAR LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2012,

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter menurut Ki Hadjar Dewantara haruslah sesuai dengan tingkatan umur para peserta didik. Hal ini dikarenakan seorang guru harus

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa variabel Debt Equity Ratio memiliki koefisien sebesar -2,027 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dibandingkan nilai

[r]

Apabila indeks pembangunan yang diusulkan oleh UNRISD ini digunakan sebagai indicator kesejahteraan atau pembangunan ekonomi, maka perbedaan tingkat pembangunan antara negara maju

Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kementerian Sosial, Praktikan ditempatkan pada Tata Usaha Direktorat Perlindungan dan

Dengan memperhatikan Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Barang Jasa Pemerintah, serta sesuai Dokumen Kualifikasi perusahaan saudara, setelah dilakukan evaluasi yang berdasarkan