• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Hidup Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Maybelline Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Hidup Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Maybelline Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK MAYBELLINE PADA

MAHASISWA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI USU

OLEH

APRITA SIMANJUNTAK 080521052

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yesus, karena atas kasihNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi Departemen Manajemen pada Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, yaitu Papa Drs. W. Simanjuntak dan Mama “yang paling cantik” I. Simanungkalit sebab tanpa kasih sayang beliau berdua aku tidaklah mungkin berusaha, berjuang dan mampu bertahan dalam menggapai semua harapan serta cita-cita yang diimpikan. Kemudian kepada keempat saudaraku abang Balintang Simanjuntak, kakak Monalisa Simanjuntak ST, abang Soni Simanjuntak dan adikku Karta Simanjuntak,ST yang selalu menemani dan mendukungku selama ini.

Peneliti juga telah banyak memperoleh masukan, bimbingan, nasihat, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan FE USU.

2. Ibu Dr.Isfenti Sadalia, SE. ME dan Ibu Dra, Marhayanie, Msi, selaku ketua dan sekretaris Departemen Manajemen FE USU.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. M.Si selaku ketua program studi Manajemen FE USU.

4. Bapak Drs. Ami Dilham M.Si selaku dosen pembimbing.

(3)

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai FE USU.

8. Buat “abad” Ferryson Pangaribuan, ST terimakasih buat doa dan motivasi yang selama ini diberikan.

9. Teman-temanku di Manajemen Ekstensi USU angkatan 2008: Dina, Anggi, Fetty, Cici, Fina, Enny, dan teman-teman lainnya yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu.

10.Saudara-saudaraku “The Phenomenal” Edwin, Marlan, Nuel, Grace, Siska, Okop, Torang.

11.Sahabat “Ibu-ibu Teknik” Ndut, Vicot, Beq2.

12.Sahabat kecil yang tidak dapat tergantikan Dinarta Pardede, Cory Hutabarat.

13.Adik-adik ku di rumah gg.pardamean Tika Sharma, Nene, Muktar

14.Seluruh keluarga besar Simanjuntak dan Simanungkalit, terima kasih atas semua doanya.

15.Keponakan yang paling kusayangi, Johannes Simarmata.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka dan semoga mendapat kemudahan dan berkat dari Tuhan Yesus Yang Maha Pengasih. Amin.

Medan, Juni 2011 Peneliti

(4)
(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pengertian Konsumen ... 7

2.2 Pengertian Gaya Hidup... 8

2.3 Pengertian Sikap Konsumen ... 11

2.4 Keputusan Pembelian ... 14

2.5 Penelitian Terdahulu ... 19

2.6 Kerangka Konseptual ... 20

2.7 Hipotesis... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

3.3 Batasan Operasional ... 23

(6)

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 26

3.6 Populasi dan Sampel ... 27

3.7 Jenis Data ... 29

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 30

3.10 Teknis Analisis ... 31

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 40

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 40

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 40

4.1.2 Visi dan Misi... 42

4.1.3 Jenis-Jenis Produk ... 42

4.2 Uji Validitas dan Reabilitas ... 43

4.2.1 Uji Validitas ... 43

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 46

4.3 Teknik Analisis Data ... 47

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.3.2 Metode Analisis Deskriptif ... 4.3.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 52

4.3.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 54

4.3.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

4.3.4 Uji Hipotesis ... 59

4.3.4.1 Uji F (Uji Serentak) ... 59

4.3.4.2 Uji Parsial (Uji t) ... 61

4.3.4.3 (Koefisien Determinan (R2) ... 63

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 18

1.3 Jumlah Mahasiswa Departemen Manajemen USU ... 27

4.1 Item-Total Statistics ... 51

4.2 Validitas Instrumen ... 52

4.3 Reliability Statistic ... 53

4.4 Coefficientsa ... 56

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 58

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian ... 59

4.13 Variables Entered/Removedb... 60

4.15 ANOVAb ... 62

4.16 Coefficientsa ... 63

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Proses Keputusan Konsumen ... 10

2.2 Kerangka Konseptual ... 15

4.1 Histogram ... 54

4.2 Normal P-P Plot ... 55

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 60

2 Uji Validitas dan Reabilitas Intrumen ... 63

3 Hasil Output SPSS: Analisis Regresi ... 64

4 Tabulasi Data 86 Responden. ... 67

4 Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05 . .... 70

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang Masalah

Perilaku konsumen di zaman sekarang cenderung berubah-ubah. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara Asia, yang memberi dampak pada peningkatan pendapatan individual, sehingga konsumen di zaman sekarang lebih berorientasi pada nilai suatu produk dari pada harganya.

Konsumen rela untuk membelanjakan uang lebih dengan tujuan mendapatkan pelayanan yang baik, yang tentunya memberi nilai kepuasan kepada konsumen. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah gaya hidup. Gaya hidup akan mempengaruhi penilaian yang dilakukan oleh seseorang yang akan membeli suatu produk.

Gaya hidup menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan sehari-hari, minat, dan pendapatnya terhadap suatu hal yang sudah melekat pada diri personal seseorang. Gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Karena mereka juga memikirkan apa yang mereka pakai sehari-hari. Begitu juga dengan sikap konsumen merupakan faktor penting yang perlu dipahami oleh pemasar karena sikap dianggap mempunyai korelasi yang positif dan kuat terhadap keputusan pembelian.

(12)

mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku artinya konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk tersebut begitu juga sebaliknya.

Wanita pada dasarnya identik dengan kosmetik. Kosmetik merupakan barang yang dibutuhkan di kalangan wanita yang menyukai penampilan cantik dan percaya diri. Kebutuhan kosmetik sudah mengarah pada gaya hidup yang selanjutnya akan menentukan pilihan-pilihan konsumsinya dengan berbagai macam merek kosmetik baik produk dalam negeri maupun luar negeri dengan kualitas baik yang kemudian akan menjadikan seseorang berubah menjadi konsumtif, karena pada dasarnya gaya hidup adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Kaum wanita memang memiliki gaya hidup yang tinggi serta sikap yang positif terhadap kosmetik. Hal ini dikarenakan gaya hidup dan sikap kaum wanita lebih mengandalkan naluri dan emosionalnya.

Menurut Sumarwan (2003:289), segencar apapun persaingan yang ada di pasar, konsumen tetaplah sebagai penentu dalam membuat keputusan pembelian. Pilihan-pilihan produk yang ditawarkan tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi pengambilan keputusan membeli bagi konsumen. Pasar hanya menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang bermacam-macam. Namun pada akhirnya, konsumen yang memiliki hak untuk bebas memilih apa dan bagaimana produk yang nantinya akan mereka konsumsi.

(13)

mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap suatu merek, maka ia akan sangat terlibat dan sangat selektif dalam keputusan pembeliannya.

Menurut Setiadi (2003:415), pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang dapat disebut sebagai pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai. Selanjutnya konsumen membuat keputusan perilaku mana yang ingin dilakukan untuk dapat mencapai sasaran tersebut. Degan demikian hal ini dapat memecahkan masalahnya.

Mahasiswi dimana pada umumnya apabila pergi ke kampus tidak hanya berpakaian rapih, tetapi juga memakai riasan wajah, seperti bedak, pelembab bibir, perona pipi, mascara dan lain-lain supaya terlihat lebih cantik. Mobilitas kegiatan tersebut berdampak semakin banyak mahasiswi menghabiskan waktunya di luar rumah karena banyaknya kegiatan. Mahasiswi yang sebagian besar lebih suka menggunakan kosmetik dengan merek yang terkenal dan berkualitas. Dimana kualitas ditentukan oleh pandangan dan pengalaman mereka terhadap suatu produk.

(14)

saudara perempuan T.L. Williams yang menjadi inspirasi produknya) dan

Perusahaan ini diambil alih oleh sebelumnya sempat diambil alih oleh kemudian berubah nama menjadi dan grup yang diluncurkan Maybelline adalah Maybelline Cake Mascara pada tahun Maybelline pertama kali menciptakan It's Maybelline" pada tahun

Perkembangan Maybelline 10 tahun terakhir dibandingkan dengan produk kosmetik lainnya :

Gambar 1.1

Sumber:

(15)

juga memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan merek lainnya. Pada zaman sekarang telah terjadi perubahan gaya hidup dan sikap konsumen yang cenderung untuk memakai kosmetik buatan luar negeri dengan kualitas yang baik dan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan buatan dalam negeri sendiri. Maybelline memiliki keunggulan yaitu menggabungkan unsur-unsur seperti ukuran, gaya, warna, memberikan rasa menawan pada wajah dan ditujukan untuk usia muda. Walaupun kosmetik Maybelline sedikit lebih mahal dibandingkan produk kosmetik lainnya namun minat wanita untuk memilih kosmetik Maybelline tetap tinggi.

Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Gaya Hidup dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Maybelline Terhadap Mahasiswa Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :

Apakah gaya hidup dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen produk kosmetik Maybelline pada Mahasiswa Manajemen USU ?

1.3Tujuan Penelitian

(16)

1.4Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas produk agar konsumen melakukan pembelian ulang dan menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi para pelaku bisnis kosmetik. b. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

c. Bagi Penulis

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen dapat dikelompokkan yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Yang dimaksud konsumen akhir adalah konsumen akhir memperoleh barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain (Tatik Suryani 2003:12) . Ada dua cara untuk memperoleh barang, yakni:

a. Membeli

Bagi orang yang memperolehh suatu barang dengan cara membeli, tentu ia terlibat dengan suatu perjanjian dengan pelaku usaha, dan konsumen memperoleh perlindungan hukum melalui perjanjian tersebut.

b. Cara lain selain membeli yakni hadiah, hibah dan warisan

(18)

Sehingga secara umum konsumen adalahh setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.

2.2 Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Kotler (2002;192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam altivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

(19)

menunjukkan bagaiamana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Factor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.

Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa penting bagi pemasar untuk melakukan segmentasi pasar dengan mengidentifikasi gaya hidup melalui pola perilaku pembelian produk yang konsisten,penggunaan waktu konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai aktivitas. Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya.

Beberapa biro riset telah mengembangkan klasifikasi gaya hidup. Klasifikasi yang banyak digunakan adalah tipologi values and lifestyle (VALS) (Kotler 2005:210).

a. Actualizers

(20)

b. Fulfiieds

Profesional yang matang, bertanggung jawab, berpendidikan tinggi. Pusat aktivitas waktu senggang mereka ada di rumah, tetapi mereka memperoleh informasi cukup dan terbuka untuk ide baru.

c. Believers

Konsumen konservatif, dapat ditebak dengan pendapatan lebih dari cukup yang menyukai produk Amerika dan produk terkenal.

d. Achivers

Orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dalam politik yang mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga mereka.

e. Strivers

Orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achivers (orang yang berhasil) tetapi sumber daya ekonomi, sosial, dan psikologinya lebih sedikit. Gaya amat penting bagi mereka ketika mereka berusaha keras untuk menirukan konsumen dalam kelompok lain yang lebih banyak sumber dayanya.

f. Experiences

Konsumen yang berkeinginan besar untuk banyak membeli pakaian, makanan siap santap, musik, dan kesenangan lain anak muda. Mereka terutama menyukai hal-hal yang baru.

g. Makers

(21)

h. Strugglers

Orang dengan penghasilan paling rendah dan terlalu sedikit sumber dayanya untuk dimasukkan ke dalam orientasi konsumen yang manapun. Dengan segala keterbatasannya mereka cenderung menjadi konsumen yang loyal kepada merek.

2.3 Pengertian Sikap Konsumen

Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek, baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten (Setiadi 2003:214).

Menurut Mowen dan Minor (2002:319) sikap adalah inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok situasi, objek, dan ide-ide tidak berwujud tertentu.

Sedangkan Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:162) menyatakan sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek.

(22)

Berikut adalah beberapa karakteristik sikap : 1. sikap memiliki objek,

2. konsistensi sikap,

3. sikap positif, negatif, netral, 4. resistensi sikap, dan

5. keyakinan sikap. 6.

2.3.1 Fungsi-fungsi Sikap

Menurut Katz dalam Sumarwan (2002:138) mengklasifikasikan fungsi sikap yaitu:

a. Fungsi Utilitarian

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Di sini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan.

b. Fungsi Ekspresi Nilai

Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

c. Fungsi Mempertahankan Ego

(23)

d.Fungsi Pengetahuan

Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya sendiri.

2.3.2 Model Sikap

Secara garis besar,Sumarwan (2002:82) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa model sikap, antara lain :

a. The Tricomponent Attitude Model (Triandis). Sikap konsumen terhadap suatu produk terbentuk dari tiga komponen yaitu kepercayaan (kognitif), emosi (afektif), dan keinginan berperilaku (konatif).

b. Multi Attribute Attitude Model (Fishbein). Model multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu model sikap (produk atau merek) sangat ditentkan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.

c. Ideal Point Model (Model Angka-Ideal) menjelaskan bahwa model angka ideal ini memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek yang ideal yang dirasakan konsumen.

2.4 Keputusan Pembelian

(24)

apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya.

Keputusan pembelian merupakan kontinue dan memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah degree, menunjukkan keterlibatan konsumen di dalam keputusan membeli yaitu dari high involvement decision (keputusan pembelian dengan keterlibatan tinggi) ke low invoolvement purchase decision (keputusan pembelian dengan keterlibatan rendah). Dimensi kedua adalah content, menunjukkan jumlah informasi yang dibutuhkan oleh konsumen untuk dapat membuat keputusan pembelian yaitu dari decision making (mencari informasi dan mempertimbangkan berbagai alternatif merek) ke habit (sedikit membutuhkan informasi dan hanya mempertimbangkan satu merek saja) (Tatik Suryani 2003:14).

2.4.1 Tipe keputusan pembelian a. Dimensi degree

Pembuatan keputusan pembelian dapat bergerak dari pembuatan keputusan pembelian dengan keterlibatan tinggi (high involvement purchase decision) ke pembuatan keputusan pembelian dengan keterlibatan rendah (low involvement purchase decision).

Konsumen akan lebih terlibat dengan suatu produk ketika produk yang akan dibeli memiliki kriteria sebagai berikut.

1. Penting bagi konsumen

2. Memiliki keterlibatan emosional

(25)

4. Mengakibatkan resiko keuangan

5. Merupakan identitas yang menciptakan image khusus bagi konsumen. Dengan demikian, semakin penting dan beresiko suatu produk yang akan dibeli, konsumen semakin mempertimbangkan berbagai merek dan mencari berbagai informasi yang dibutuhkan.

b. Complex decision making

Complex decision making bisa terjadi, ketika konsumen melakukan pembelian produk yang membutuhkan berbagai pertimbangan sehubungan dengan pentingnya produk dan tingginya resiko bagi individu konsumen. Pada umumnya, konsumen akan mempertimbangkan berbagai merek dan mencari berbagai informasi yang dibutuhkan sebelum membeli rumah atau mobil. Informasi ini penting bagi konsumen, supaya tidak terjadi post purchase dissonaance (ketidaknyamanan setelah pembelian).

c. Limited decision making

Limited decision making terjadi ketika konsumen melakukan keputusan untuk membeli suatu produk yang membutuhkan pertimbangan merek dan informasi, yang secara kontiniu menarik bagi konsumen sering mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut. Proses pembuatan keputusan terbatas ini membutuhkan lebih sedikit informasi daripada complex decision making.

(26)

memutuskan pembelian produk sereal atau makanan ringan, daripada konsumen pada umumnya, sehingga pembuatan keputusannya termasuk kompleks.

d. Brand loyalty

Brand loyalty menunjukkan sikap loyal terhadap merek tertentu dan berdampak pada pembelian secara konsisten sepanjang waktu. Konsumen loyal terhadap merk tertentu akan melakukan pembelian merk tersebut dalam jangka panjang, dan membutuhkan informasi yang relatif sedikit, karena sudah menjadi kebiasaannya untuk membeli produk dengan merek tersebut.

Loyalitas konsumen terhadap merek tertentu ini disebabkan oleh rasa puas terhadap merk tersebut secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.

e. Inertia

Ketika konsumen menggunakan hierarki low involvement, konsumen membentuk keyakinan terhadap produk secara pasif dan membuat keputusan hanya dengan memproses sedikit informasi dan selanjutnya mengevaluasi merek setelah pembelian. Jenis produk inertia antara lain garam dapur. Konsumen tidak perlu pikir panjang untuk membeli garam dapur berdasarkan pengalamannya di masa lalu terhadap merk tertentu, atau merek lain yang tersedia di toko.

(27)

2.4.2 Proses keputusan pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian, sehingga jelas bahwa pemasar perlu focus pada seluruh proses pengambilan keputusan (Setiadi, 2003:16)

Tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Sumber: Setiadi (2003 :16)

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan masalah, proses membeli secara diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. 2. Pencarian informasi, seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan

terdorong untuk mencari informasi lebih banyak.

3. Evaluasi alternatif, kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

(28)

4. Keputusan pembelian, pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. 5. Perilaku sesudah pembelian suatu produk, konsumen akan mengalami

beberapa tingkat kepuaasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dengan penggunaan produk.

2.5Penelitian Terdahulu

Melita (2008) melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Oleh Kaum Metroseksual Di Bandar Lampung”. Jumlah sample yang digunakan 85 orang. Dari hasil uji simultan (uji f) diketahui bahwa gaya hidup berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik dan berdasarkan uji parsial (uji t) diketahui bahwa gaya hidup berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik.

(29)

konsumen berpengaruh secara positif dan signifikan t erhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda.

2.6Kerangka Konseptual

Keputusan pembelian (variabel Y) adalah pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Hal ini akan menentukan banyak dari keputusan pembelian konsumen, yang akan berputar kembali pada gaya hidup dan sikap konsumen. (Kotler, 2005).

Gaya hidup seseorang sebagai pusat dari proses konsumsi, yaitu sebagai pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya yang dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasat mata, yang menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya yang mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang. Dengan mengetahui gaya hidup konsumen akan menjadi peluang bagi pemasar untuk menciptakan produk yang berkualitas sehingga konsumen dalam menentukan keputusan pembelian merasa puas dengan produk yang menjadi pilihannya tersebut.

(30)

sebaliknya. menurut pernyatan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Gambar 1.2. Kerangka Konseptual Sumber: Kotler (2005:210), Setiadi (2003:214)

2.7 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini sebagai berikut: “Gaya Hidup Dan Sikap Konsumen Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

Gaya Hidup (X1)

Sikap Konsumen (X2)

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubung dengan variabel yang lain. Dengan pendekatan kuantitatif yaitu survei. Survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1989).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2011 sampai penelitian selesai, dengan tempat penelitian di Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara, No.1 Jalan Prof.Dr.T.HANAFIAH,sh, Medan.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a) Variabel Independent (X) terdiri dari Gaya hidup (X1) dan Sikap konsumen (X2).

(32)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti, yaitu : a. Pengaruh Gaya Hidup sebagai X1

Gaya hidup merupakan Pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, ketertarikan dan pendapat tentang sesuatu di lingkungan sekitar. Gaya hidup juga mencermikan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaiman ia menggunakan uang dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya.

b. Pengaruh Sikap Konsumen sebagai X2

Sikap konsumen merupakan mempelajari kecenderungan, memberikan tanggapan terhadap sesuatu baik tanggapan positif atau negatif disebut juga evaluasi dari seseorang tentang suatu objek apakah disukai atau tidak. c. Keputusan Pembelian sebagai Y

(33)

Defenisi operasionalisasi variabel pada penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1 berilut ini.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi

(34)

memenuhi

Sumber: Setiadi (2004:210), Kotler (2005:114), data diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 pada Tabel 1.2 berikut ini :

Tabel 1.2 Instrument Skala Likert

No Skala Likert Skor

(35)

3.6 Populasi Dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU yang menggunakan Maybelline terlihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa Departemen Manajemen USU

Stambuk Perempuan

2008 186

2009 205

2010 211

Total 602

Sumber: Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi USU, 2011. b. Sampel

Penelitian ini menggunakan cara probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2005:78). Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004:78) yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan sampel dari populasi dengan rumus sebagai berikut :

(36)

N = ukuran populasi e = taraf kesalahan (10 )

Dengan menggunakan rumus diatas diihasilkan sejumlah sampel sebagai berikut :

2

Total sampel dibulatkan menjadi 86 orang untuk menghindari pengurangan sampel.

3.7 Jenis Data a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel penelitian.

a. Data sekunder

Adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, jurnal, majalah, informasi perusahaan maupun internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kuesioner

(37)

b. Studi Dokumentasi

Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah di dapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Penelitian ini diuji pada mahasiswa manajemen fakultas ekonomi USU. Uji validitas dilakukan pada 30 orang mahasiswa diluar sampel. Pengujian menggunakan SPSS 17.00 for windows. Kriteria dalam validitas kuesioner adalah sebagai berikut :

Jika r hitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid Jika r hitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden diluar daripada sampel yang digunakan. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel.

3.9.2 Uji reliabilitas

(38)

validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

Jika r alfa > rtabel maka kuesioner reliabel Jika r alfa < rtabel maka kuesioner tidak reliabel

Pengujian validitas dan realibilitas menggunakan bantuan software SPSS (Statistic package and Social Science) 17.0 for windows.

3.10.Teknis Analisis

3.10.1. Teknis Analisis Deskriptif

Melalui metode ini data yang diperoleh diklasifikasikan, diinterpretasikan, dan selanjutnya dianalisis, sehingga diperoleh gambaran umum tentang masalah yang diteliti.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar di dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu.

1) Uji Normalitas

(39)

2) Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, artinya varians variabel independen adalah konstant untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Jika probabioltias signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya.

a. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. (Situmorang et.al. 2008:104).

3.10.2 Teknis Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda yang menggunakan persamaan

(40)

Keterangan

Y = Keputusan pembelian X1 = Gaya Hidup

X2 = Sikap Konsumen b1-b2 = Koefisien regresi a = Konstanta

e = Standar error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah krisis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria penetapan yaitu :

1) Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Ho : b1 = b2 = 0 Artinya, secara simultan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari gaya hidup dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian. Ho : b1 ≠ b2 ≠ 0. artinya secara simultan terdapat penga ruh yang positif dan signifikan dari gaya hidup dan sikap kosumen terhadap keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan :

(41)

2) Uji signifikan Parsial (Uji – t)

Nilai-nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan hasil perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh karena itu, disamping uji-F, dilakukan juga uji – T untuk masing-masing nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahan (α). Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabiltias variabel bebas lebih

kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut berpengaruh

terhadap variabel terikat.

Model pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, Artinya gaya hidup dan sikap konsumen secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Ho : b1 ≠ 0, Artinya gaya hidup dan sikap konsumen secara parsial berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Ho diterima jika t-hitung <L t-tabelpada α = 5% Ho ditolak jika t-hitung > t-tabelpada α = 5%

3) Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

(42)
(43)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Maybelline adalah pro tahu merupakan gabungan dari Maybel (nama saudara perempuan T.L. Williams yang menjadi inspirasi produknya) dan

(44)

distribusi yang modern yang terus dikembangkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan bisnis 2 digit selama 20 tahun ke depan.

Problem distribusi memang menjadi kendala utama karena tidak semua kota dan pulau di Indonesia memiliki hipermarket dan supermarket. 
Pangsa pasar seluruh produk L’Oréal di Indonesia saat ini berjumlah sekitar 1 juta konsumen dengan pertumbuhan bisnis sebesar 10-25 persen per tahun. Di antara 17 produk yang ada di Indonesia, 12 di antaranya diproduksi di Indonesia.

(45)

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

‘To satisfy the needs ot their customers with glamour and excitement that they provide at an affordable price.” Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka dengan glamour dan kegembiraan yang mereka sediakan dengan harga yang terjangkau.

Misi

“To emerge as leader in cosmetic and personal care throughout the world. Maybelline takes pride in manufacturing the top skin care and strives to please young and older woman alike.” Untuk muncul sebagai pemimpin dalam kosmetik dan perawatan pribadi di seluruh dunia. Maybelline bangga menjadi manufaktur perawatan kulit yang top dan berusaha untuk menyenangkan baik wanita muda dan tua.

4.1.4 jenis-jenis Produk Perusahaan

a. Wajah (Face)

b. Bibir (Lips)

c. Mata (Eyes)

(46)

e. Kuku (Nails)

f. Badan (Body)

4.2 Uji Validitas dan Reabilitas Data

4.2.1 Uji Validitas

(47)

Pengujian validitas data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas data adalah sebagai berikut :

Item-Total Statistics

Sumber : Hasil Pengolahan dengan SPSS, diolah (2011)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa semua variabel valid, dimana rhitung > rtabel. 11 daftar pernyataan yang diberikan kepada 30 orang responden dalam penelitian, diperoleh item total statistik yang menerangkan beberapa hal berikut:

1. Scale mean if item deleted menunjukkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika variabel waktu dihapus maka rata-rata total bernilai 39.5000 dan seterusnya.

(48)

3. Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap variabel pernyataan. Adapun taraf signifikansi adalah 5% dan nilai N (jumlah sampel) = 30, sehingga r (0,05:30), diperoleh r tabel adalah 0,361.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 11 daftar pernyataan adalah valid, dapat dilihat dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada 11 daftar pernyataan lebih besar dari rtabel (0,361), sehingga 11 daftar pernyataan dapat digunakan untuk penelitian.

Tabel 4.2 Validitas Instrumen

Corrected Item-Total Correlation (rhitung) r tabel Validitas

(49)

VAR00002 .604 0,361 Valid

VAR00003 .592 0,361 Valid

VAR00004 .647 0,361 Valid

VAR00005 .644 0,361 Valid

VAR00006 .387 0,361 Valid

VAR00007 .667 0,361 Valid

VAR00008 .692 0,361 Valid

VAR00009 .680 0,361 Valid

VAR00010 .630 0,361 Valid

VAR00011 .820 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan software SPSS 17,0 for windows, dengan ketentuan apabila ralpha positif > r tabel, maka pernyataan adalah reliabel atau handal.

Menurut Ghozali (Situmorang et al, 2008:80) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,80.

Hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

(50)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2011

Tabel 4.3 menunjukkan seluruh daftar pernyataan reliabel karena nilai Cronbach Alpha sebesar 0,902 lebih besar dari 0,80. Dengan demikian, kuesioner penelitian dinyatakan reliabel, sehingga dapat disebarkan kepada responden yang terpilih untuk dijadikan instrument dalam penelitian ini.

4.3 Teknik Analisis Data 4.3.1 Uji Asumsi Klasik

A. Normalitas

Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng.

Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

(51)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011) Gambar 4.1 : Histogram

(52)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

Gambar 4.2 : Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

B. Multikolineritas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variable independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multiko, yaitu adanya masalah multikolineritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independennya.

Tabel 4.4

(53)

Model

a. Dependent Variable: Kptusan_pmblian

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel gaya hidup (X1), sikap konsumen (X2) masing-masing menunjukkan nilai kurang dari 5 (VIF < 5), nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada variable gaya hidup adalah 1,464; varibel sikap konsumen adalah 1,464. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang leih kecil dari 5 (lima) menunjukkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas dalam model penelitian ini. Nilai tolerance pada variable gaya hidup adalah 0,683, dan varibel sikap konsumen sebesar 0,683. Nilai tolerance lebih besar dari 0,1 (Tolerance > 0,1) maka juga tidak menunjukkan adanya multikolinearitas masalah karena nilainya mendekati satu.

C. Heteroskedastisitas

(54)

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011) Gambar 4.3 Scatterplot

Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat pada gambar Scatterplot yang titik-titiknya menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu dan tersebar baik di atas maupun di bawah sumbu Y.

(55)

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi konsumen. Data diperoleh berupa data primer yaitu yang diperoleh langsung dari responden terpilih dalam penelitian dalam hal ini yaitu mahasiswa Depertemen Manajemen Ekstensi USU.

4.3.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Adapun responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli kosmetik Maybelline minimal 2 kali.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah %

20-24 68 79,06

25-28 20 23,25

Jumlah 86 100

Sumber : Hasil Penelitian 2011

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa 68 orang dari konsumen berusia 20-24 tahun, 20 orang dari konsumen berusia 25-28 tahun. Dapat dilihat bahwa konsumen yang berusia antara 20-24 tahun yang menjadi responden terbanyak.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

(56)

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Usia Jumlah %

2008 40 46,51

2009 26 30,23

2010 20 23,25

Jumlah 86 100

Sumber : Hasil Penelitian 2011

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Karakteristik responden berdasarkan frekuensi pembelian dapat diketahui berdasarkan Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian

Pembelian Frekuensi %

2 kali 21 24,41

> 2 kali 65 75,58

Jumlah 86 100

Sumber : Hasil Penelitian 2011

Data pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa 21 orang dari konsumen frekuensi membeli 2 kali dalam sebulan dan 65 orang dari konsumen frekuensi membeli lebih dari 2 kali dalam sebulan. Dapat dilihat bahwa konsumen yang frekuensi membeli lebih dari 2 kali adalah responden yang paling banyak.

4.3.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

(57)

konsumen (X2), 5 keputusan pembelian (Y), jadi jumlah seluruh pernyataan adalah 11 butir.

A. Variabel Gaya Hidup

Tabel 4.9

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup Pernyataa Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 86 responden untuk variabel aktivitas pada Tabel 4.9 yaitu:

a. Pada pernyataan pertama (kosmetik Maybelline membantu penampilan saudari dalam beraktivitas) sebanyak 17 orang atau 19,76% yang menyatakan sangat setuju, 56 orang atau 65,11% menyatakan setuju, 9 orang atau 10,46% menyatakan kurang setuju, 4 orang atau 4,65% menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. b. Pada pernyataan kedua (Kosmetik Maybelline memberikan saudari

ketertarikan tersendiri dari produk lain) sebanyak 7 orang atau 8,13% yang menyatakan sangat setuju, 49 orang atau 56,97% menyatakan setuju, 24 orang atau 27,90% menyatakan kurang setuju, 13 orang atau 15,11% yang menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. c. Pada pernyataan ketiga (Kosmetik menambah kepercayaan diri saudari

(58)

11,62% menyatakan kurang setuju, 20 orang atau 23,25% menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju.

B. Variabel Sikap Konsumen

Tabel 4.10

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Sikap Konsumen Pernyataan Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Total

n % N % n % n % n % n %

1 17 19,76 51 59,30 14 16,27 4 4,65 - 0 86 100 2 10 11,62 56 65,11 18 20,93 2 2,32 - 0 86 100 3 20 23,25 53 61,62 11 12,79 3 3,4 - 0 86 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 96 responden untuk variabel minat pada Tabel 4.10 yaitu:

a. Pada pernyataan pertama (Pemakaian kosmetik Maybelline memberikan manfaat baik bagi saudari) sebanyak 17 orang atau 19,76% yang menyatakan sangat setuju, 51 orang atau 59,30% menyatakan setuju, 14 orang atau 16,27% menyatakan kurang setuju, 4 orang atau 4,65% menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju. b. Pada pernyataan kedua (Kosmetik maybelline memiliki keunggulan dari

kosmetik lain) sebanyak 10 orang atau 11,62 % yang menyatakan sangat setuju, 56 orang atau 65,11 % menyatakan setuju, 18 orang atau 20,93 % menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 2,32% menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju.

(59)

% menyatakan setuju, 11 orang atau 12,79 % menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 3,4% menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju.

.

C. Variabel Keputusan Pembelian Tabel 4.11

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Pernyataan Skor 5 Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 96 responden untuk variabel keputusan konsumen pada Tabel 4.12 yaitu:

a. Pada pernyataan pertama (Saudari melakukan pembelian karena membutuhkan kosmetik maybelline ) sebanyak 13 orang atau 15,11% yang menyatakan sangat setuju, 53 orang atau 61,62% menyatakan setuju, 11 orang atau 12,79% menyatakan kurang setuju, 9 orang atau 10,46% menyatakan tidak setuju, dan 0 % yang menyatakan sangat tidak setuju. b. Pada pernyataan kedua (Kosmetik maybelline memiliki kualitas yang

(60)

c. Pada pernyataan ketiga (Kosmetik maybelline harga terjangkau) sebanyak 20 orang atau 23,25% yang menyatakan sangat setuju, 39 orang atau 45,34% menyatakan setuju, 26 orang atau 30,23% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 1,16% menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju.

d. Pada pernyataan kedua (Merek kosmetik maybelline sudah sangat terkenal di pasar) sebanyak 32 orang atau 37,20% yang menyatakan sangat setuju, 52 orang atau 60,46% menyatakan setuju, 1 orang atau 1,16% menyatakan kurang setuju, 0% yang menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju.

e. Pada pernyataan ketiga (Kosmetik maybelline memberikan kepuasan bagi saudari) sebanyak 18 orang atau 20,93% yang menyatakan sangat setuju, 48 orang atau 55,81% menyatakan setuju, 12 orang atau 13,95% menyatakan kurang setuju, 8 orang atau 9,30% menyatakan tidak setuju, dan 0% yang menyatakan sangat tidak setuju.

4.3.2 Metode Analisis Regresi Liniar Berganda

Metode Analisis Regresi Berganda adalah metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari gaya hidup dan sikap konsumen terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Dengan memakai program enter pada SPSS 17.00. metode enter digunakan untuk analisis regresi agar dapat mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Seluruh varibel akan dimasukkan kedalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel independent.

Dihasilkan output sebagai berikut:

Tabel 4.13

(61)

Model

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Keputusan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen dimasukkan dalam analisis ini, atau dengan kata lain tidak ada variabel independen yang tidak dimasukkan. Dan yang menjadi variable dependent adalah keputusan pembelian, sehingga diperoleh persamaan;

Y = a + b1X1 +b2+ b2X2+ e

Dimana: Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b1,2 = Koefisien Regresi X1 = Gaya Hidup X2 = Sikap Konsumen e = Standar Eror

Suatu perhitungan statistik disebut juga signifikan secara statistic apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut juga tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah Ho diterima.

1.3.4 Uji Hipotesis

4.3.4.1 Uji F (Uji Serempak)

Uji F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:

(62)

Ha : bi ≠ 0 (artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat).

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Nilai Ftabel pada tingkat kesalahan (α) = 5%, dengan derajat kebebasan (df) = (n – k) ; (k – 1). Jumlah sampel (n) adalah sebanyak 86 orang, dan jumlah variabel penelitian (k) adalah sebanyak 4. Jadi, df = (86 – 4) ; (4 – 1) = 82 ; 2. Dengan demikian, nilai Ftabel 0.05 (82 ; 2) adalah sebesar 2.05.

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel, pada α = 5% Ha diterima bila Fhitung > Ftabel, pada α = 5%

Nilai Fhitung yang diperoleh dengan menggunakan bantuan program software SPSS versi 17.00 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15

a. Predictors: (Constant), Sikap_ksmen, Gaya_hidup b. Dependent Variable: Kptusan_pmblian

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

Hasil uji Fhitung pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai Fhitung pada kolom (F) adalah sebesar 82,455 sedangkan nilai Ftabel yang didasarkan pada derajat keyakinan tertentu adalah sebesar 2.05. Nilai signifikan Fhitung pada kolom (Sig.) adalah 0.000, nilai ini lebih kecil dari tingkat kesalahan (α) 0.05. Jadi, nilai Fhitung ini adalah signifikan. Berdasarkan kriteria uji hipotesis apabila nilai Fhitung (82,455) > nilai Ftabel (2.05), dan nilai signifikansi Fhitung (0.000) < tingkat kesalahan (α) 0.05, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

(63)

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian pada kosmetik Maybelline.

4.3.4.2Uji Parsial (Ujit)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Model hipotesis yang digunakan dalam uji t ini adalah:

H0 : bi = 0 (variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat).

Ha : bi ≠ 0 (variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel pada tingkat kesalahan (α) = 5%, dengan derajat kebebasan (df) = (n – k). Jumlah sampel (n)adalah sebanyak 86 orang, dan jumlah variabel penelitian (k) adalah sebanyak 3. Jadi, df = (86– 3) = 83. Oleh karena uji thitung yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan adalah t½. Dengan demikian, nilai ttabel (0.025;83) adalah sebesar 1,989.

(64)

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.373 1.021 3.303 .001

Gaya_Hidup .535 .082 .500 6.512 .000

Sikap_Knsmen .543 .099 .421 5.482 .000

a. Dependent Variable: Kptusan_Pmblian

Tabel 4. 16 menunjukkan bahwa :

1. Nilai thitung pada variabel gaya hidup adalah 6,512 dan nilai ttabel adalah 1,989 sehingga thitung >ttabel (6,512 > 1,989) . Tingkat signifikasi pada variabel gaya hidup yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Nilai thitung sebesar 6,512 dan memiliki tingkat pengaruh positif dan signifikan antara variabel gaya hidup terhadap variabel keputusan pembelian pada kosmetik Maybelline.

2. Nilai thitung pada variabel sikap konsumen adalah 5,482 dan ttabel bernilai 1,989 sehingga thitung < ttabel 5,482 (5,482>1,989) dan tingkat signifikan sebesar 0.000 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel sikap konsumen terhadap keputusan pembelian kosmetik Maybelline.

Hasil uji signifikansi-t (Uji t) menyatakan bahwa kedua variabel memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada kosmetik Maybelline yaitu gaya hidup dan sikap konsumen.

Hasil penggunaan metode Analisis Regresi Berganda pada penelitian ini, maka diperoleh suatu bentuk persamaan, yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2+ e

(65)

Hal ini mengandung aarti bahwa pengambilan keputusan yang terlihat dari nilai constanta sebesar 3,373 Apabila variable gaya hidup meningkat 1 satuan maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,535 satuan (unit). Nilai constanta sebesar 3,373. Apabila sikap konsumen meningkat 1 satuan maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0, 543 satuan (unit).

4.3.4.3 Koefisien Determinan (R2)

Pengujian determinan (R2) dilakukan untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas. Nilainya adalah 0-1, jika R2 semakin mendekati nol maka model semakin tidak baik.

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Sikap_Knsmen, Gaya_Hidup b. Dependent Variable: keputusan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, diolah (2011)

(66)
(67)

4.4 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua unsur gaya hidup dan sikap konsumen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap kosmetik Maybelline. Hal ini sesuai dengan pendapat Minor dan Mowen (2002:282), gaya hidup merujuk pada bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen. Menurut Mowen dan Minor (2002:319) sikap adalah inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok situasi, objek, dan ide-ide tidak berwujud tertentu. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah akibat dari pengetahuan konsumen.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Melita (2008) melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Oleh Kaum Metroseksual Di Bandar Lampung”. Jumlah sample yang digunakan 85 orang diketahui bahwa gaya hidup berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik oleh Kaum Metroselsual. Dan Wahyuni (2008) melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat.

(68)

kali, menganggap bahwa kosmetik Maybelline adalah kosmetik yang sesuai untuk membantu wanita dalam berpenampilan melakukan aktivitas dan menghabiskan waktu seharian baik di kampus ataupun berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswi melalui pengalaman telah memberikan sikap positif terhada kosmetik Maybelline yaitu bahwa kosmetik Maybelline menawarkan produk kosmetik yang berkualitas dengan rasa yang lembut,aman dikulit serta produk yang bervariasi. Kosmetik Maybelline selalu berusaha menciptakan produk-produk yang inovasi dan kreatif untuk menjaga agar para konsumen tetap loyal terhadap kosmetik Maybelline.merasa. Menurut hasil penelitian telah diketahui bahwa gaya hidup memiliki pengaruh yang dominan dalam pengambilan keputusan pembelian kosmetik Maybelline.

(69)
(70)

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara serentak variabel bebas yaitu gaya hidup (X1), sikap konsumen (X2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) pada kosmetik Maybelline.

2. Secara parsial variabel gaya hidup (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) pada kosmetik Maybelline. Variabel sikap konsumen (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) pada kosmetik Maybelline. Variabel gaya hidup (X1) merupakan variabel yang dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian untuk menggunakan kosmetik Maybelline.

(71)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Gaya hidup merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada kosmetik Maybelline. Oleh karena itu, pihak perusahaan kosmetik Maybelline harus dapat menciptakan produk-produk yang inovatif dan kreatif bagi para konsumen.

2. Pihak perusahaan kosmetik Maybelline harus dapat menjaga kualitas produknya agar dapat mempertahankan para konsumennya.

3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor lain yang menjadi indikator untuk mengukur keputusan pembelian kosmetik Maybelline.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Amir, Taufiq M. 2005. DinamikaPemasaran, Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada.

Ginting, Paham dan Situmorang, Syahfrizal Helmi. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Medan: USU Press.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Salemba Empat.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Mowen, John C dan Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Doli M. Ja’far Dalimunthe, Iskandar Muda, Muslich Lufti, Syahyunan. 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS). Medan: USU Press.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, Ujang dan Krisnawati, Lolita. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suryani, Tatik. 2003. Perilaku Konsumen. Edisi Pertama.Graha Ilmu,Yogyakarta

SKRIPSI :

(73)

Melita 2008 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Oleh Kaum Metroseksual Di Bandar Lampung”. Universitas Negeri Lampung

WEBSITE :

(74)

Lampiran

Kuesioner PengaruhGaya Hidup Dan Sikap Konsumen TerhadapKeputusan Pembelian Produk Maybelline Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara

No. Responden : ...

Responden yang terhormat,

Penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul ”Pengaruh Gaya Hidup

dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Maybelline pada

Mahasiswi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU” Pada program sarjana

Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Saya mengharapkan kesediaan saudari untuk

menjawab pertanyaan dengan baik.

I. Identitas Responden

Nama :

Stambuk :

Umur :

Frekuensi membeli produk Maybelline : ( ) duakali

( ) lebih dari duakali

II. Isilah kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda, dengan memberi jawaban dan

berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang paling sesuai menurut pendapat anda.

(75)

Skala Ukur

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Kosmetik maybelline membantu

penampilan saudari dalam beraktivitas

2. Kosmetik maybelline memberikan saudari ketertarikan tersendiri dari

produk kosmetik yang lain

3. Kosmetik maybelline menambah

kepercayaan diri saudari dalam berpenampilan

Variabel Sikap Konsumen

Skala Ukur

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Pemakaian kosmetik maybelline memberikan manfaat baik bagi saudari

2. Kosmetik maybelline memiliki

keunggulan dari kosmetik lain

3. Kosmetik maybelline banyak

digunakan oleh wanita sehingga saudari percaya untuk

menggunakannya

Variabel Keputusan Pembelian

Skala Ukur

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saudari melakukan pembelian karena membutuhkan kosmetik maybelline

2. Kosmetik maybelline memiliki kualitas

(76)

3. Kosmetik maybelline harga terjangkau

4. Merek kosmetik maybelline sudah

sangat terkenal di pasar.

5. Kosmetik maybelline memberikan

kepuasan bagi saudari.

(77)

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Corrected Item-Total Correlation (rhitung) r tabel Validitas

VAR00001 .694 0,361 Valid

VAR00002 .604 0,361 Valid

VAR00003 .592 0,361 Valid

VAR00004 .647 0,361 Valid

(78)

VAR00006 .387 0,361 Valid

VAR00007 .667 0,361 Valid

VAR00008 .692 0,361 Valid

VAR00009 .680 0,361 Valid

VAR00010 .630 0,361 Valid

VAR00011 .820 0,361 Valid

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.902 11

(79)
(80)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.373 1.021 3.303 .001

Gaya_hidup .535 .082 .500 6.512 .000 .683 1.464

Sikap_ksmen .543 .099 .421 5.482 .000 .683 1.464

(81)

Tabel 4.13

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Sikap_ksmen,

Gaya_hidupa

. Enter

a. All requested variables entered.

(82)

Tabel 4.15

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 226.826 2 113.413 82.455 .000a

Residual 114.163 83 1.375

Total 340.988 85

a. Predictors: (Constant), Sikap_ksmen, Gaya_hidup

b. Dependent Variable: Kptusan_pmblian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.373 1.021 3.303 .001

Gaya_Hidup .535 .082 .500 6.512 .000

Sikap_Knsmen .543 .099 .421 5.482 .000

a. Dependent Variable: Kptusan_Pmblian

(83)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .816a .665 .657 1.17280

a. Predictors: (Constant), Sikap_Knsmen, Gaya_Hidup

b. Dependent Variable: keputusan

Lampiran 4 Tabulasi Data 96 Responden

4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4

4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4

4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4

2 2 3 2 3 4 4 4 3 4 3

3 4 3 4 3 3 4 4 3 5 2

4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3

(84)
(85)
(86)

4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4

4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5

4 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5

4 4 5 4 3 3 3 3 5 5 4

5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4

4 3 4 4 3 3 3 4 3 5 4

4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3

3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2

5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5

4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5

4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3

5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5

5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4

5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5

3 3 2 3 4 4 2 4 3 4 2

3 3 2 3 4 4 2 4 3 4 2

2 3 2 2 4 4 1 4 3 4 3

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 1.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Gambar 1.2.  Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Schumpeter (1954) mengatakan, terdapat suatu great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama lebih dari 500 tahun, yaitu pada masa yang dikenal dengan dark ages oleh

Tidak ada sesuatu yang sempurna. Mungkin itulah filsafat yang perlu kita anut, sehingga kita tidak akan merasa puas dengan apa yang telah kita perbuat. Kita harus

Sampel bubuk cincau yang dihasilkan kemudian dilakukan uji rendemen dengan perhitungan menggunakan rumus, distribusi ukuran partikel menggunakan shieve shaker, uji

Namun disamping kelebihan tersebut, model pembelajaran problem solving juga memiliki kelemahan yang menyebabkan hasil pencapaian hasil belajar belum maksimal dan

Berdasarkan penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa: 1) besarnya pengaruh langsung variabel stres kerja terhadap kinerja karyawan arahnya negatif. Hal ini dikarenakan

Bagaimana perencanaan pembelajaran keterampilan menulis dengan menerapkan metode Pisang Batita untuk meningkatkan kemampuan melengkapi cerita rumpang sehingga menjadi

sangat terbantu sehingga harus mengamati lebih teliti siapa saja aktor-aktor yang berperan dalam penerapan program Jogja taqwa di BAZNAS Kota Yogyakarta, sehingga

Deprtemen Agama, Paduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktiif Strategis di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan wakaf, 2006, Hlm.39.. Analisis Pemberdayaan Harta Wakaf