iv
Bandung in Good Relation with The Journalist By:
Acep Badrul Ihya 43308001 Counsellor:
Sangra Juliano P,S,I.Kom
This study aimed to know the credibility of PT Kereta Api Indonesia (Persero) Public Relations Daop 2 Bandung in strengthening good relation with journalist, using indicators of expertise research, honesty, attractiveness and credibility.
This study used qualitative approach of descriptive method. The data collection technique used by the researcher are interviews, literature study, and internet. Researcher used a purposive sampling technique. The subject of the research is Public Relations Daop 2 Bandung and two informants.
The result showed that Public Relations Daop 2 Bandung has high credibility in strengthening good relation with journalist. Public Relations Daop 2 Bandung has capability and extensive knowledge in transferring company policy information, transferring the information objectively, as needed and have the honesty. In addition Public Relations Daop 2 Bandung also has a good relationship with journalist, whether it’s formal and non formal relationship.
iii
Wartawan Tetap Di Lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Oleh : Acep Badrul Ihya
43308001
Pembimbing: Sangra Juliano P,S,I.Kom
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kredibilitas Humas Daop 2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) , dengan menggunakan indikator penelitian keahlian, kejujuran, daya tarik dan kredibilitas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode dekriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh Peneliti melalui wawancara, studi pustaka, dan internet. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Humas Daop 2 Bandung dan mempunyai informan sebanyak 2 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Humas Daop 2 Bandung memiliki kredibilitas dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan. Humas Daop 2 Bandung mampu dan memiliki pengetahuan luas dalam menyampaikan informasi kebijakan perusahaan, menyampaikan informasi tersebut secara objektif, sesuai kebutuhan dan memiliki kejujuran. Selain itu Humas Daop 2 Bandung juga memiliki keakraban dan hubungan yang baik dengan wartawan, baik itu hubungan formal maupun hubungan non formal.
1 1.1Latar Belakang
Indonesia termasuk negara di Asia yang mengenal industri transportasi
modern lebih dulu dibanding negara Asia lainnya. Industri transportasi Indonesia
modern dimulai saat diresmikan jalan (rel) kereta api oleh pemerintahan Batavia pada
15 September 1871. Itu pun jaraknya cuma 6 kilometer. Dua tahun kemudian baru
diresmikan jalan kereta rute Jakarta-Bogor sepanjang 60 kilometer. Dalam kalimat
plastis dan ringkas, pakar perhubungan Giri Suseno, mengungkapkan, bahwa
kehidupan akan berhenti jika transportasi tidak beroperasi. Transportasi membantu
menghilangkan kesenjangan antara anggota masyarakat dalam hal ekonomi,
sosial-budaya, politik dan keamanan. Transportasi juga merupakan salah satu wahana untuk
mempertahankan persatuan dan keutuhan nasional, wahana untuk mensejahterakan
Bangsa. Karena itu kebijakan-kebijakan yang menyangkut transportasi tidak hanya
didasarkan pada pertimbangan ekonomi/bisnis semata, tetapi didasarkan pada
pertimbangan kepentingan Bangsa secara utuh. Untuk itu, pendekatan pembangunan
yang digunakan harus bersifat holistik.1
Kereta api di Indonesia sudah ada sejak tahun 1864. Kereta api merupakan
moda transportasi darat yang paling hemat yang digunakan oleh masyarakat. Kereta
bukan hanya dapat membawa penumpang dengan banyak dan cepat, tetapi juga
1
membawa barang, kontainer, ternak, hasil tambang, hasil perkebunan, dan lainnya
dengan cepat dan murah. Untuk liburan bersama pun bisa lebih menyenangkan dan
berguna untuk anak-anak karena dengan naik kereta api mereka bisa merasa lebih
dekat dengan alam serta mengenal kehidupan masyarakat secara lebih menyeluruh
sehingga akan membentuk jiwa yang lebih baik.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN
yang bergerak di bidang transportasi darat, yakni kereta api. Tujuan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan
dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di
bidang transportasi, dengan menyediakan barang dan jasa bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat di pasar dalam negeri ataupun internasional di bidang perkeretaapian yang
meliputi usaha pengankutan orang dan barang dengan kereta api, kegiatan perawatan
prasarana perkeretaapian, pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan usaha
penunjang prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan
menetapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan layanan kereta api
penumpang dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan
angkutan kereta api penumpang yang dijalankan secara teratur. PT Kereta Api
Indonesia (Persero) mengoperasikan kereta api di wilayah provinsi Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung serta semua provinsi di Jawa.
2500 kilometer jalur telah ditutup, sebagian besarnya adalah jalur cabang yang
dianggap tidak menguntungkan bila tetap dipergunakan.
Dalam pengoperasiannya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dibantu oleh 9
daerah operasi, yang terdiri dari 3 divisi regional dan 2 sub divisi regional yang
tersebar di seluruh wilayah pengoperasiannya. Untuk wilayah Jawa Barat di bawah
naungan daerah operasi 2 Bandung. Daop atau daerah operasi 2 Bandung memiliki
manajemen di bawah kepemimpinan Kepala daerah operasi (Kadaop) sebagai
pimpinan tertinggi Daerah Operasi 2 Bandung.
Bagian atau Divisi Humas PT.Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2
Bandung Berdiri pada tanggal 1 April 1997. Bagian Hubungan Masyarakat
Daerah/Humasda dipimpin oleh seorang Kepala Humas (Kahumasda) yang dalam
pelaksanaannya bertanggung jawab secara langsung kepada vice president daerah operasi 2 Bandung. Pengertian Humasda adalah satuan organisasi di lingkungan
PT.Kereta Api (Persero) yang berada di bawah daerah operasi 2 dan mempunyai
tugas pokok yakni melaksanakan hubungan masyarakat, penyuluhan di lingkungan
perusahaan (internal) dan dengan media massa di luar perusahaan (eksternal).
Sebagai bagian dari manajemen perusahaan atau organisasi, Humas Daerah
Operasi 2 Bandung berorientasi pada aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan maksud
menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri pada
masyarakat. Minimal ada dua fungsi utama Humas dalam masyarakat., yaitu pertama,
masyarakat. Dan yang kedua, secara defensif berusaha menjadi sarana pembelaan
diri terhadap pendapat negatif tatkala menerima penyerangan yang tidak wajar dari
pihak luar.
Melalui tugas utamanya, Humas Daerah Operasi 2 Bandung dituntut untuk
mampu menggugah dan mengembangkan kesadaran masyarakat agar turut berperan
secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan perusahaan, misalnya menyebarluaskan
informasi kebijakan perusahaan yang telah, sedang atau akan dilaksanakan kepada
pengguna jasa kereta api.
Peran Humas dalam suatu perusahaan menjadi penting mengingat nama baik
perusahaan juga ditentukan oleh fungsi kehumasan dalam menjalankan
tugas-tugasnya. Pada dasarnya Humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang
diperlukan dalam setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial
maupun non komersial.
Upaya yang ditempuh dalam kegiatan dan tugas Humas itu sendiri adalah
melalui berbagai bentuk strategi pendekatan dengan memanfaatkan berbagai jenis
saluran informasi dan komunikasi yaitu berupa media massa dan media tatap muka,
kesemuanya merupakan upaya dan pelayanan informasi kepada masyarakat.
Mengingat pentingnya peran dan tugas yang diemban dalam penyebaran dan
pelayanan informasi, Humas harus dapat meningkatkan hubungan baik dan saling
bersinergi dengan pihak media massa dalam hal ini wartawan untuk dapat mencapai
Dari sini terlihat, Humas mempunyai dua arah komunikasi. Dari dua arah ini,
tugas terberat Humas adalah keberhasilannya mewujudkan hubungan yang harmonis
antara perusahaan dengan masyarakat melalui sarana yang positif berupa, public understanding (pengertian publik), public confidence (kepercayaan publik), public support (dukungan publik) dan public cooperation (kerja sama publik).
Lekatnya bidang Humas dengan dunia komunikasi, secara otomatis
mengarahkan proses komunikasi Humas berhadapan dengan dua bentuk hubungan
yang berbeda strateginya, yakni hubungan secara psikologis dan hubungan sosiologis
dengan publik. Yang pertama, kegiatan Humas dihadapkan pada masalah-masalah
yang berhubungan dengan opini masyarakat dan proses persuasi. Sementara yang
kedua dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi massa,
human relations dan group relations.
Dewasa ini media massa sudah menjadi bagian dari banyak orang. Nyaris tak
ada kegiatan yang tak melibatkan media massa dalam kehidupan kita. Kompetisi
dalam pasar bebas sekarang terutama dalam bidang transportasi darat sangat erat
kaitannya dengan maraknya media massa seperti koran, radio, televisi dan internet.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui divisi Humas Daerah Operasi 2
Bandung selalu menjalin hubungan baik dengan pihak wartawan yang mewakili dari
media massa. Tentu sudah sangat dimengerti bahwa secara teori, hubungan baik
dengan wartawan memiliki fungsi atau peran pertama berkenaan dengan komunikasi,
dan yang kedua adalah berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi
Media massa bagi Humas Daerah Operasi 2 Bandung bukanlah sekadar mitra
kerja yang sifatnya sementara, melainkan bersifat permanen. Saking pentingnya
media massa, kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung dituntut untuk mengenal
dunia pers sebagaimana para wartawan bekerja. Mulai dari soal penyampaian materi
konferensi pers, editor bahasa teks realese, materi hingga style siaran radio/televisi, semuanya menjadi bagian keseharian dalam dunia Humas.
Dalam kegiatan kehumasan menjalin hubungan baik dengan wartawan akan
menuntut pentingnya kredibilitas dari Humas itu sendiri. Kredibilitas seorang Humas
ini diperlukan dalam menyampaikan informasi kebijakan perusahaan terhadap pihak
media. Kredibilitas adalah alasan yang masuk akal untuk bisa dipercayai. Seorang
yang memiliki kredibilitas berarti dapat dipercayai, dalam arti kita bisa memercayai
karakter dan kemampuannya. Socrates mengatakan, "Kunci utama untuk kejayaan
adalah membuat apa yang nampak dari diri kita menjadi kenyataan.2
Ketika suatu perusahaan akan mengadakan perubahan maka faktor kredibilitas
dan kepemimpinan menjadi hal utama. Kredibilitas merupakan hal paling potensial
jika perusahaan mau unggul dalam persaingan pasar. Kedudukannya sebagai sumber
energi positif dari dalam seorang pemimpin. Di dalamnya ada beragam nilai seperti
kepercayaan tinggi, kepemimpinan karakter pribadi, kompetensi, kepedulian, dan
komitmen tinggi. Semakin tinggi nilai unsur-unsur tersebut semakin tinggi kualitas
kredibilitas seorang pemimpin.
2
Kredibilitas hanya bisa ditegakkan melalui nilai-nilai etis, dan bertindak di
setiap waktu sedemikian rupa untuk menegakkan kepercayaan publik. Nilai-nilai
kepemimpinan yang menunjukkan penghormatan, keadilan dan kesopanan dalam
berhubungan dengan seluruh kepentingan stakeholder adalah dasar untuk membentuk kredibilitas.
Inilah yang menjadi tugas dari seorang Humas untuk menunjukkan apakah
dirinya mempunyai kredibilitas yang baik dalam memberikan informasi secara aktual
dan dapat dipercaya. Masyarakat dapat menilai kredibilitas dari Humas tersebut,
apakah baik atau tidak dan itu akan berdampak pula kepada kredibilitas perusahaan
itu sendiri. Dengan kata lain, apabila masyarakat menilai kredibilitas Humas baik
melalui Informasi kebijakan perusahaan baik, maka penilaian tentang perusahaan
tersebut akan baik pula.
Kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia
(Persero) dapat dilihat dan diteliti dalam kegiatan penyampaian media informasi
perusahaan, dan bukan hanya itu saja Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu
mengadakan kegiatan-kegiatan kehumasan baik formal maupun informal yang
bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan baik dengan wartawan tetap di
lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu menjaga hubungan baik
dengan pihak wartawan bukan hanya dilingkungan perusahaan saja, tetapi diluar pun
hubungan baik tersebut tetap terjalin dengan baik, misalnya memberikan cinderamata
pembuktian bahwa Humas Daerah Operasi 2 Bandung menekankan pentingnya
hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) demi terciptanya hubungan kerjasama yang baik juga.
Bertolak dari latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut: ” BAGAIMANA KREDIBILITAS HUMAS DAERAH OPERASI 2
BANDUNG DALAM MENJALIN HUBUNGAN BAIK DENGAN
WARTAWAN TETAP DI LINGKUNGAN PT KERETA API INDONESIA
(PERSERO)?”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana keahlian Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin
hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia
(Persero)?
2. Bagaimana kepercayaan Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin
hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia
(Persero)?
3. Bagaimana daya tarik Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin
hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia
4. Bagaimana kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin
hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia
(Persero)?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kredibilitas Humas Daerah Operasi
2 Bandung dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT
Kereta Api Indonesia (Persero).
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keahlian Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin
hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia
(Persero).
2. Untuk mengetahui kepercayaan Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam
menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api
Indonesia (Persero).
3. Untuk mengetahui daya tarik Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam
menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api
4. Untuk mengetahui kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam
menjalin hubungan baik dengan wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api
Indonesia (Persero).
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan :
1. Sebagai aplikasi ilmiah untuk mengembangkan wacana keilmuan
komunikasi khususnya Hubungan Masyarakat.
2. Sebagai literatur khususnya kredibilitas Humas dan hubungan baik dengan
wartawan.
1.4.2Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Kegunaan Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat membuat peneliti lebih memahami
kredibilitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan
baik dengan wartawan secara lebih mendalam.
2. Kegunaan Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan tentang
kredibilitas Humas dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan bagi
3. Kegunaan Bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Sebagai bahan masukan untuk lembaga instansi terkait, khususnya Humas
Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero), agar lebih
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kehumasan
dalam menjalin hubungan baik dengan wartawan.
1.5Kerangka Penelitian
1.5.1Kerangka Teoritis
Konsep kredibilitas menurut Kiousis (dalam Jurnal Mass Communication and Society, Nov. 4, 2001) secara umum terbagi dua, yaitu; kredibilitas sumber dan kredibilitas medium. Kredibilitas sumber (source credibility) meliputi konteks-konteks antarpribadi, organisasi, dan media massa, telah terlibat dalam pengkajian
mengenai bagaimana ciri-ciri komunikator yang berbeda-beda dapat mempengaruhi
pemprosesan pesan.3
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat
komunikator (Jalaluddin Rakhmat 2003 : 257). Dalam definisi ini terkandung dua hal:
1. Kredibilitas adalah persepsi komunikasi; jadi tidak inheren dalam diri komunikator.
2. Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya
akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.
3
Kebanyakan penelitian kredibilitas berkenaan dengan prior ethos (persepsi komunikan tentang komunikator). Penelitian Hovland dan Weiss misalnya, membuat
kredibilitas dengan deskripsi verbal. Maka dengan membicarakan prior ethos, kita mengisyaratkan faktor waktu dalam kredibilitas. Penelitian awal pada kredibilitas
mencari tahu bagaimana modifikasi pada karakteristik-karakteristik sumber
mempengaruhi keinginan orang mengubah sikapnya terhadap isu-isu tertentu.
Hovland dkk menemukan bahwa keahlian dan kredibilitas sumber dianggap sebagai
dua atribut penting dari kredibilitas sumber. Meskipun demikian mereka juga
mengakui bahwa dampak pesan dapat juga tergantung publikasi atau saluran
tertentu. (Tan,1981:104-105).
Menurut Tan (1981), karakteristik komunikator dapat ditinjau melalui dua
faktor yakni kredibilitas dan daya tarik komunikator. Kredibilitas komunikator terdiri dari dua komponen yaitu keahlian dan kepercayaan.
Kredibilitas komunikator (credibility) terdiri dari aspek keahlian (expertise) dan kepercayaan (trustworthiness) sedangkan daya tarik (attractiveness) komunikator, meliputi kesamaan (similarity), familiaritas (familiarity), kesukaan (liking), dan physical attractiveness ( Tan, 1981:104).
Pernyataan Tan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikator dapat dikatakan
memiliki kredibilitas apabila komunikator mempunyai keahlian dan memberikan
kepercayaan dari komunikannya, selain itu faktor yang mendukung keberhasilan dari
komunikator yaitu daya tarik yang dimiliki komunikator itu sendiri.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Jalaluddin Rakhmat yang menyatakan
komunikator dalam hubungannya dengan topik yang sedang dibicarakan”(Jalaluddin
Rakhmat, 1991:260).
Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap cerdas, mampu ahli, tahu banyak, berpengalaman atau terlatih. Sebaliknya, jika komunikator yang tidak berpengalaman dan tidak tahu banyak dengan apa yang akan dibicarakan tentunya komunikan akan menilai rendah pada keahlian komunikator tersebut. (Jalaluddin Rakhmat, 1991:260).
Pernyataan Jalaluddin Rakhmat diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang
komunikator dapat dikatakan memiliki keahlian jika komunikator tersebut mampu
menyampaikan ide, gagasan, atau pemikirannya yang dituangkan dalam pesan.
Komunikator yang baik adalah yang menguasai cara-cara menyampaikan buah
pikiran baik secara lisan maupun tertulis.
Selain keahlian, komponen kedua dalam kredibilitas adalah kepercayaan.
Kepercayaan adalah “tingkat dimana sumber dirasakan termotivasi untuk
mengkonsumsikan pendapatnya tanpa prasangka” (Tan, 1981:105). Kepercayaan atau
sifat dapat dipercaya ini adalah kesan tentang komunikator yang berkaitan dengan
wataknya. Karakter atau watak merupakan sesuatu yang agak samar-samar tetapi
kurang penting karena dapat menunjukkan bagaimana komunikator yang dipersepsi.
Dari kepercayaan (sifat dapat dipercaya) ini dapat terlihat apakah komunikator
objektif, dapat diandalkan, bermotivasi baik, dan disukai. Kepercayaan mutlak
dibutuhkan agar suatu hubungan dapat tumbuh dan berkembang untuk membangun
suatu hubungan baik. Sebagai orang yang dapat dipercaya merupakan aspek penting
komunikasi tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya”(Jalaluddin
Rakhmat, 1991:260).
Setelah kepercayaan komunikator, bagian yang merupakan dari kredibilitas
adalah daya tarik komunikator. Menurut Tan, daya tarik fisik sulit diukur secara
objektif. Daya tarik komunikator secara fisik terlihat dari lebih ramah, lebih fasih,
lebih lancar berbicara (Jalaluddin Rakhmat, 1991:261). Dapat disimpulkan bahwa
komunikator yang menarik secara fisik akan mudah dalam mempersuasif
komunikannya.
Daya tarik sumber merupakan karakteristik penting yang harus diperhatikan sebagai faktor yang dapat menentukan efektivitas persuasi :menyebutkan faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal, terdiri dari daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan (Jalaluddin Rakhmat,1991:261).
Hubungan media adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu
ataupun profesi humas suatu organisasi untuk menjalin pengertian dan hubungan baik
dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal
serta berimbang (balance). Media digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu pesan, media tersebut memiliki pengertian “Suatu alat penghubung media yang
befungsi dalam penyampaian suatu pesan / yang digunakan sebagai penghubung
dalam penyampaian pesan. Media yang digunakan biasanya adalah media cetak dan
media elektronik, agar efektifnya suatu penyampaian pesan“(Abdurrachman,
1.5.2 Kerangka Konseptual
Istilah dan profesi Humas semakin hari, makin memasyarakat dan mendapat
tempat dalam kegiatan bisnis modern, sehingga banyak perusahaan baik pemerintah
maupun swasta merasakan betapa pentingnya membentuk divisi Humas di
perusahaan mereka, untuk menciptakan hubungan baik dengan pers dalam upaya
merebut dukungan publik terhadap perusahaan.
Salah satu kegiatan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api
Indonesia (Persero) dalam memberikan informasi kebijakan perusahaan kepada
masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah kegiatan
hubungan pers atau menjalin hubungan baik dengan pers yakni wartawan.
Penting sekali dalam kegiatan menjalin hubungan baik dengan wartawan, bila
Humas memahami cara kerja wartawan tersebut, maka informasi kebijakan
perusahaan yang disampaikan akan menjadi layak berita. Disini lah peran kredibilitas
Humas dipertaruhkan.
Kredibilitas itu sendiri meliputi unsur keahlian, yaitu kemampuan praktisi
Humas untuk membuat pernyataan yang salah atau valid mengenai karakteristik dan
kinerja perusahaan. Keahlian Humas Daerah Operasi 2 Bandung memegang peranan
penting terhadap kelancaran dan keberhasilan dalam menyampaikan informasi
kebijakan perusahaan, misalnya press release. Keahlian Humas Daerah Operasi 2 Bandung merupakan kesan yang dibentuk wartawan tentang kemampuan dan
Dalam menyampaikan informasi mengenai kebijakan PT Kereta Api
Indonesia (Persero), Humas Daerah Operasi 2 Bandung dituntut harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman terhadap informasi kebijakan perusahaan tersebut.
Biasanya setiap ada informasi terbaru dari kebijakan perusahaan, Humas Daerah
Operasi 2 Bandung menginformasikan kepada masyarakat melalui mitra kerjanya
yaitu wartawan. Disini peran Humas sangat penting karena menjadi ujung tombaknya
apakah informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Misalnya dalam menyampaikan informasi jadwal keberangkatan kereta api terbaru,
Humas Daerah Operasi 2 Bandung harus jelas dan rinci dalam menyampaikanya,
karena informasi jadwal keberangkatan kereta api merupakan salah satu inti dari
pelayanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan masyarakat berhak untuk
mengetahuinya.
Humas Daerah Operasi 2 Bandung juga harus dapat berperan aktif dalam
menanggapi berita negatif mengenai perusahaan yang berkembang di masyarakat.
Contoh kasus, yaitu kecelakaan pengguna kereta api, yang ceroboh tidak mematuhi
peraturan dengan menaiki atas gerbong kereta api.
Unsur kedua dalam kredibilitas adalah kepercayaan. Kepercayaan merupakan
kesan wartawan tentang Humas Daerah Operasi 2 Bandung yang berkaitan dengan
wataknya. Kepercayaan juga menerangkan mengenai bagaimana komunikan
dimotivasi oleh komunikator untuk mengkomunikasikan pendiriannya tanpa
Kepercayaan meliputi siap dan meyakinkan Humas Daerah Operasi 2
Bandung dalam menyampaikan informasi kebijakan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) terhadap wartawan. Bukan hanya itu saja kepercayaan juga dapat meliputi
berpengalaman di bidangnya. Bila Humas memiliki pengalaman dibidangnya maka
pihak media atau wartawan akan yakin bahwa informasi yang disampaikan adalah
benar berdasarkan fakta dan data, Sebab publik mempunyai hak untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya.
Unsur yang ketiga faktor pendukung dari kredibilitas adalah daya tarik
komunikator. Daya tarik Humas Daerah Operasi 2 disini dapat terlihat dari sikap
menjalin hubungan baik dengan wartawan, yaitu berpenampilan menarik, bertutur
kata ramah dan sopan, serta mempunyai karisma.
Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu menganggap wartawan adalah mitra
kerja yang baik karena diantara keduanya akan mendapatkan hubungan yang saling
menguntungkan. Hubungan baik yang terjalin bukan hanya terjadi dalam suasana
formal saja, tetapi terjadi dalam suasana non formal. Dalam kesehariannya, kepala
Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu mengajak salah satu wartawan yang sedang
berkunjung ke kantor Daerah Operasi 2 Bandung untuk menikmati makan siang
dengan penuh keakraban. Hal tersebut merupakan salah satu contoh bahwa Humas
Daerah Operasi 2 Bandung senantiasa memberikan pelayanan dengan baik kepada
pihak wartawan.
Di sisi lain kredibilitas tidak berperan untuk memulihkan sesuatu agar
dapat mengurangi ketidak-pastian dan ancaman saja. Untuk itulah kepemimpinan
yang kredibel dalam manajemen perubahan sangat diperlukan sekali. Kepemimpinan
yang kredibel dapat dilihat dari kepercayaan yang diterima seorang pemimpin.
Kepercayaan timbul karena pemimpin selalu memberikan keteladanan perilaku yang
baik kepada subordinasi dan pihak lain. Hal demikian dapat dilihat dari unsur
karakter. Dalam kesehariannya, sebagai seorang pemimpin, dia bersikap jujur, adil,
dan rendah hati. Dia selalu mampu menjadi penengah yang handal ketika terjadi suatu
konflik di dalam perusahaan. Sementara, ditinjau dari sisi kompetensi berarti dia
seseorang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap perilaku positif, inovatif,
dan pengalaman yang panjang.
Penting sekali dalam sebuah kegiatan Humas menjalin hubungan pers atau
media relations yang baik dengan para pemimpin dan reporter/wartawan surat kabar, majalah, radio dan telivisi. Perlakukan yang berdasarkan like dan dislike dalam memberikan keterangan dapat menimbulkan adanya berita/tulisan yang tidak akurat,
bahkan berita yang tidak benar tentag instansi/perusahaan tersebut, yang mungkin
akan membawa kerugian. (Abdurachman,2001:41).
Dalam menjalankan tugasnya, Humas Daerah Operasi 2 Bandung harus
kreatif, inspiring dan mudah beradaptasi dengan lingkungan media sehingga terjalin hubungan baik dengan media. Selalu tampil hangat kepada media, up to date, responsif terhadap kebutuhan media merupakan beberapa ciri yang harus dimiliki.
Menjalin hubungan baik dengan media sangat penting karena ini merupakan
terhadap isu perusahaan sehingga kepentingan perusahaan tetap terjaga baik.
Pendekatan-pendekatan kreatif kepada wartawan juga menjadi bagian dari taktik
praktisi Humasagar pintu kerja sama terbuka lebar.
1.6Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian
dimaksudkan untuk memberikan arahan (guidelines) tentang gejala atau fenomena dalam beberapa tema masalah. Pertanyaan penelitian ini merupakan istilah yang
lebih lazim digunakan daripada hipotesis dalam penelitian kualitatif. Berikut
beberapa pertanyaan peneliti :
1. Keahlian
a. Bagaimana kecerdasan kerja Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT
Kereta Api Indonesia (Persero)?
1. Prestasi kerja apa saja yang pernah dicapai oleh Humas Daerah Operasi
2 Bandung?
2. Kapan Prestasi kerja tersebut dapat dicapai?
3. Bagaimana agar prestasi kerja tersebut dapat dipertahankan?
4. Apa yang dapat dilakukan oleh Humas Daerah Operasi 2 Bandung
untuk mencapai prestasi kerja selanjutnya atau yang ingin dicapai?
b. Bagaimana kemampuan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mampu menyampaikan
informasi perusahaan dengan baik kepada wartawan?
2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mampu menuangkan ide,
gagasan atau pemikirannya dalam informasi perusahaan yang
disampaikan kepada wartawan?
3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung menguasai penyampaian
informasi perusahaan secara lisan kepada wartawan?
4. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung menguasai penyampaian
informasi perusahaan secara tertulis kepada wartawan?
c. Bagaimana pengetahuan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
Api Indonesia (Persero)?
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mengetahui (tahu banyak)
dalam menyampaikan informasi perusahaan kepada wartawan?
2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mempunyai pengetahuan
yang luas terhadap dunia kehumasan?
3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mempunyai pengetahuan
yang luas terhadap media relations?
d. Bagaimana Pengalaman Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
Api Indonesia (Persero)?
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung berpengalaman
2. Berapa lama pengalaman yang telah ditempuh oleh Humas Daerah
Operasi 2 Bandung ?
3. Bagaimana cara yang ditempuh Humas Daerah Operasi 2 Bandung
dalam menjaga eksitensi dibidangnya?
2. Kepercayaan
a. Bagaimana objektifitas Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
Api Indonesia (Persero)?
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan
informasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan, padat dan efisien?
2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan
informasi perusahaan sesuai data dan fakta?
3. Bila informasi yang disampaikan tidak sesuai, apakah akan
menimbulkan kesalahpahaman atau citra yang negatif terhadap
perusahaan?
b. Bagaimana keandalan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
Api Indonesia (Persero)?
1. Apakah PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengandalkan Humas
Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan informasi perusahaan
kepada wartawan?
2. Bagaimana sikap atau cara Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam
menanggapi isu atau negatif yang berkembang di masyarakat terhadap
3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu meng-update infomasi perusahaan kepada wartawan ?
c. Bagaimana motivasi Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api
Indonesia (Persero)?
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung mempunyai tujuan dalam
menjalin hubungan baik dengan wartawan?
2. Apa yang memotivasi Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam
menjalin hubungan baik dengan wartawan?
d. Bagaimana sikap dapat disukai Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT
Kereta Api Indonesia (Persero)?
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung tulus dalam menjalin
hubungan baik dengan wartawan?
2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan pers?
3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu mengadakan
kunjungan media?
3. Daya Tarik
a. Bagaimana keramahan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
Api Indonesia (Persero)?
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan
2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung selalu menjamu dengan
baik setiap wartawan yang berkunjung ke kantor Daop 2 Bandung? 3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menjalin hubungan
baik dengan wartawan bertutur kata sopan?
b. Bagaimana kefasihan Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
Api Indonesia (Persero)?
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung fasih dalam menyampaikan
informasi kepada wartawan?
2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung dalam menyampaikan
informasi perusahaan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar?
3. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung bersikap tenang dalam
menyampaikan informasi perusahaan kepada wartawan?
c. Bagaimana penampilan fisik Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT
Kereta Api Indonesia (Persero)?
1. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung berpenampilan rapi bila
bertemu dengan wartawan?
2. Apakah Humas Daerah Operasi 2 Bandung berpenampilan sopan bila
bertemu dengan wartawan?
3. Bagaimana penampilan Humas Daerah Operasi 2 Bandung bila
bertemu dengan wartawan dalam acara informal atau diluar kantor
1.7 Metode Penelitian
Dalam satu penelitian, agar masalah dapat berjalan sesuai dengan yang
digunakan, maka perlu didukung oleh suatu metode penelitian yang sesuai dengan
masalah yang akan dibahas.
Dalam penelitian fenomena ini peneliti menggunakan metode deskriptif
(descriptive research), dapat diartikan pula sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk memotret fenomena individual, situasi, atau kelompok tertentu yang terjadi
secara kekinian. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan untuk
menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi, atau kelompok tertentu
secara akurat, dimana dalam penelitian ini lebih spesifik dengan memusatkan
perhatian pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai
variabel.
Metode Deskriptif bertujuan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan maslah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang (Jalaluddin Rakhmat,2002 : 25)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat kondisi alami
dari suatu fenomena. Pendekatan ini bertujuan mempertahankan bentuk dan isi
perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih mengubahnya
menjadi entitas-entitas kuantitatif. (Mulyana, 2000:150).
Penelitian kualitatif atau paradigma interpretatif yang digunakan pada
yang dikutip oleh Engkus Kuswarno dalam bukunya Fenomenologi menyebutkan
bahwa “secara konseptual, peneliti kualitatif malah justru harus membebaskan dirinya
dari “tawanan suatu teori”. Hal tersebut didasarkan pada suatu tradisi bahwa fokus
atau masalah penelitian diharapkan berkembang sesuai dengan kenyataan di
lapangan. Penelitian kualitatif mementingkan perfektif emik, dan bergerak dari fakta,
informasi, atau peristiwa menuju ke tingkat abtraksi yang lebih tinggi (apakah itu
konsep ataukah teori) serta bukan sebaliknya teori atau konsep ke data atau informasi.
(Kuswarno, 2009:126).
Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau prilaku
yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).
Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau
hipotesis. Tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
“Penelitian kualitatif juga, bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara utuh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.” (Lexy J. Moleong, 2006:6).
Dalam pendekatan kualitatif, realitas dipandang sebagi sesuatu yang
berdimensi banyak, sesuatu kesatuan yang utuh, serta berubah-ubah. Sehingga
biasanya, rancangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti sebelum
penelitannya dimulai. Untuk alasan itu pula, pengertian kualitatif sering diasosiasikan
1.8 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang akan
peneliti gunakan dalam penelitian ini, dengan maksud untuk lebih memperdalam dan
memperluas data-data yang diperlukan. Wawancara mendalam adalah metode yang
selaras dalam penelitian kualitatif, karena hal tersebut memungkinkan pihak yang
diwawancarai untuk mendifinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk
menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak
sekedar menjawab pertanyaan (Mulyana, 2000 :183).
Wawancara adalah proses memperoleh informasi berupa keterangan mengenai
suatu hal atau peristiwa yang dilakukan melalui proses tanya jawab antara
pewawancara atau penanya dengan sumber atau orang yang diwawancarai. Dalam
penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada 3 orang yaitu kepala Humas Daerah
Operasi 2 Bandung dan 2 orang wartawan tetap Daop 2 Bandung PT Kereta Api
(Persero).
b. Studi Kepustakaan
Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi
buku-buku atau literatur. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memenuhi atau
mempelajari serta mengutip pendapat-pendapat para ahli yang ada hubungannya
c. Internet
Pencarian data di Intenet merupakan salah satu langkah yang digunakan
peneliti sebagai bentuk satu terobosan efisensi waktu dalam perolehan data maupun
studi letratur, dengan menanfaatkan situs-situs yang sifatnya gratis (freeware) maupun parabayar (payment).
1.9 Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian, selanjutnya data
tersebut akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data
serta kejelasan data.
2. Klasifikasi data, yakni proses penelitian, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data kasar dari catatan tertulis laporan/penelitian,
membuat ringkasan, penggolongan kategori jawaban dan kualifikasi
jawaban responden/informan atau penelitian.
3. Analisis data, yakni penyusunan penyajian kategori jawaban informan
atau kecenderungan informan disertai analisis awal terhadap berbagai
temuan data di lapangan sebagai proses awal dalam pengolahan data. 4. Proses akhir analisis penelitian dan pembahasan yang didasarkan pada
rujukan berbagai teori yang digunakan dimana di dalamnya ditentukan
suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian atau
1.10 Subjek Dan Informan Penelitian
1.10.1 Subjek Penelitian
Dalam sebuah penelitian penting untuk dapat menentukan subjek penlitian,
karena pada dasarnya subjek penelitian ini memberikan kejelasan mengenai tempat
berlangsungnya penelitian dan bagian-bagian yang ada di dalamnya. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Jalaluddin Rakhmat dalam buku “Metode Penelitian Komunikasi” bahwa, salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian
hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang
diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi
Objek penelitian dapat berupa orang, umpi, organisasi, kelompok, lembaga, buku,
kata-kata, surat kabar dan lain-lain. Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut
satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur subjek penelitian (Jalaluddin Rakhmat, 1991: 78).
Subjek penelitian adalah sifat keadaan (attributes) dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan
dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas (benda, orang, dan lembaga), bisa
berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau
Subjek penelitian merupakan keseluruhan dari keadaan perilaku, pendapat
pandangan dan sikap dari informan, sehingga pada subjek penelitian ini ialah Humas
Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero), berjumlah 3 orang,
diantaranya :
Tabel 1.1
Subjek Penelitian
No Nama Jabatan
1 Bambang S. Prayitno Kepala Humas Daop 2 Bandung
2 Rusen Permana Staff Ahli Humas Daop 2 Bandung
3 M. Husni Staff Pembantu Humas Daop 2 Bandung
Sumber : Arsip Humas Daop 2 Bandung 2011
1.10.2 Informan
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi
(data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai
objek penelitian tersebut. Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut
Narasumber kunci (key informan) –seorang ataupun beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai
objek yang sedang diteliti tersebut.
Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan teknik pengambilan yang
pengertian “Suatu teknik penarikan sampel dengan cara memilih orang-orang tertentu
karena dianggap-berdasarkan penilaian tertentu-mewakili statistik, tingkat
signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis” ( Jalaluddin Rakhmat, 2009:97).
Tabel 1.2
Data Informan
No Nama Jabatan
1 Bambang S. Prayitno Kepala Humas Daop 2 Bandung
Sumber : Arsip Humas Daop 2 Bandung 2011
Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Humas Daerah Operasi 2
Bandung. Berdasarkan surat keputusan Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
tahun 2011, menyatakan bahwa Kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung diberi
wewenang penuh untuk bertanggung jawab dalam menjalin hubungan baik dengan
wartawan tetap di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Untuk itu, Peneliti
memutuskan bahwa Kepala Humas Daerah Operasi 2 Bandung, yaitu Bapak
Bambang S. Prayitno sebagai informan penelitian ini.
Selain itu Peneliti juga mengambil key informan dari praktisi wartawan berjumlah 2 orang, yang dapat dijadikan pembanding informan penelitian. Wartawan
merupakan perwakilan dari mitra kerja media massa untuk Humas Daerah Operasi 2
Tabel 1.3
Data Key Informan
No Nama Media
1
2
Yudi
Yanto
Wartawan Harian Pikiran Rakyat
Wartawan Elektronik Radio Rama
Bandung
Sumber : Arsip Humas Daop 2 Bandung 2011
Key informan pertama adalah Bapak Yudi, Beliau merupakan praktisi wartawan Harian Umum Pikiran Rakyat yang ditugaskan untuk meliput PT Kereta
Api Indonesia (Persero). Bapak Yudi sudah lebih dari lima tahun menjadi mitra kerja
Humas Daerah Operasi 2 Bandung dan Beliau aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
diadakan Humas Daerah Operasi 2 Bandung. Adapun untuk key informan kedua adalah Bapak Yanto, praktisi wartawan media elektronik radio Rama Bandung.
Beliau ditugaskan untuk meliput PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah lebih dari
2 tahun dan sama dengan key informan pertama, Beliau juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Humas Daerah Operasi 2 Bandung PT Kereta
1.11 Lokasi dan Waktu
1.11.1 Lokasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data sebagai syarat
penulisan penelitian ini, Peneliti memilih Humas Daerah Operasi 2 Banndung PT
Kereta Api Indonesia (Persero), yang berkantor di :
a. Alamat : Jl. Stasiun Timur No 14 Bandung 40181
b. Telp : (022) 42079779
1.11.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama beberapa bulan, terhitung dari
bulan Maret s/d Juli 2011. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel waktu
Tabel 1.4
Waktu Penelitian
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 Pengajuan Judul
2 Acc Judul
3 Persetujuan Pembimbing
4 Pengajuan Surat Penelitian
5 Mulai Bimbingan
6 Penyerahan Bab 1
7 Penyerahan Bab 2
8 Penyerahan Bab 3
9 Penyerahan Bab 4
10 Penyerahan Bab 5
11 Penyusunan Tugas Akhir
12 Sidang
13 Revisi Setelah Sidang
Sumber : Data Pribadi Peneliti tahun 2011
1.12 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian memiliki sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, berisikan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, kerangka penelitian, pertanyaan penelitian, metode
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data,
subjek dan informan penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini, berisikan mengenai tinjauan tentang Humas,
tinjauan tentang kredibilitas, tinjauan tentang hubungan baik
dengan media, dan tinjauan tentang wartawan.
BAB III : OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini berisikan mengenai tinjauan tentang PT Kereta
Api Indonesia (Persero) dan tinjauan tentang wartawan tetap
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan tentang deskriptif identitas informan,
hasil penelitian, dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan penetilian dan
36 2.1 Tinjauan Tentang Humas
2.1.1 Pengertian Humas
Istilah public relations dalam istilah bahasa Indonesia lebih dikenal dengan hubungan masyarakat atau Humas. Biasanya Humas sering digunakan dalam instansi
pemerintah. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara pengertian Humas dan public relations, keduanya sama dari segi pengertian, proses, tujuan, fungsi dan kegiatannya. Semua orang percaya bahwa definisi dari public relations/ Humas bisa saja berbeda – beda arti bagi masing – masing pihak. Ada yang melihatnya dari segi
komunikasi, publikasi, manajemen, pemasaran atau periklanan, begitu kompleksnya..
Definisi Humas menurut Anggoro yaitu “keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan
dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayaknya” (Jefkins,1992:2). Sedangkan Frank Jefkins mendefinisikan
Humas sebagai semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun
ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khlayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 1992:10).
Definisi sederhana dari Philip Lesly seperti yang dikutip oleh Leonald Mogel
organisasi tersebut dapat menjalin hubungan baik dengan publiknya. Publik ini yang
nantinya akan menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan dari perusahaan
tersebut (Kasali, 1994 : 63).
Batas pengertian Humas, menurut para ahli sampai saat ini belum ada
kesepakatan secara tegas, ini disebabkan karena Pertama, banyaknya definisi Humas
yang telah dirumuskan oleh baik para pakar atau ahli, maupun profesional Humas
yang satu sama lain saling berbeda pendapat rentang Humas. Kedua, terjadinya
perbedaan batas pengertian rentang Humas diakibatkan karena adanya latar belakang
yang berbeda, misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademis akan lain
dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi Humas. Ketiga, sesuatu yang
menunjukan baik secara teoritis maupun praktisi bahwa kegiata Humas itu bersifat
dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika masyarakat serta mengikuti
kemajuan zaman.
Seorang Humas atau public relations juga membantu organisasi untuk mengantisipasi dan merespon persepsi dan opini, merespon nilai dan gaya hidup yang
baru, merespon pergeseran di antara elektorat dan di dalam lembaga legislatif, dan
merespon perubahan-perubahan lain yang terjadi dalam lingkungan karena tanpa PR
yang efektif, organisasi akan cenderung menjadi tidak peka terhadap perubahan yang
terjadi di sekitarnya dan menjadi tidak peduli dengan lingkungannya (Cutlip, Center,
dan Broom, 2006 : 29).
Kegiatan Humas pada hakikatnya merupakan bagian dari teknik komunikasi
organisasi yang diwakilinya dengan publik atau sebaliknya. Setelah melakukan
kegiatan komunikasi tersebut, pihak Humas menganalisa untuk mengetahui efeknya
atau feed back, apakah berdampak baik terhadap citra, atau sebaliknya menjaddi
negatif sehingga kurang menguntungkan posisi organisasi atau lembaga bersangkitan
di mata masyarakat. ( Ruslan, 1999:19).
Definisi Humas yang dikemukakan oleh para ahli atau pakar, menurut
International Public Relations Associations (IPRA) terbitan gold paper N0 4 dengan judul A model for public relations education for profesional practice, walaupun terdapat perbedaan, tetapi mengandung kesamaan arti diantaranya :
a. Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh good will, kepercayaan, saling pengertian dan citra baik di masyarakat.
b. Sasaran Public Relations adalah berupaya ciptakan opini publik yang favorable dan menguntungkan semua pihak.
c. Public Relations merupakan unsur yang cukup penting dalam mendukung manajemen untuk menciptakan tujuan yang spesifik dari organisasi atau
lembaga.
d. Public Relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu lembaga dengan pihak masyarakat melalui suatu proses timbal
balik, hubungan yang harmonis, saling mempercayai dan menciptakan citra
2.1.2 Proses Humas
Proses praktisi Humas sangat tergantung dari input informasi, karena bidang
Humas adalah suatu studi yang menyangkut sikap manusia yang membutuhkan
ketajaman dan kepekaan analisis, serta data yang dapat mengubah sikap manusia atau
kelompok manusia secara efektif. Proses Humas selalu dimulai dan diakhiri dengan
penelitian. Berdasarkan prosesnya, ada empat langkah yang biasa dilakukan dalam
proses Humas sebagaimana yang diajukan oleh Cutlip dan Center sebagai berikut
(Cutlip,Center,dan broom, 2006 :75) :
1. Definisikan Permasalahan
Dalam tahap ini Public Relations perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu Public Relations perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu Public Relations perlu memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan prilaku mereka
yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan.
Tahap ini merupakan penerapan atau fungsi intelijen perusahaan. Langkah ini
dilakukan oleh seorang Public Relations setiap saat secara kontinu bukan hanya pada saat krisis terjadi.
2. Perencanaan dan Program
Pada tahap ini seorang Humas sudah menemukan penyebab timbulnya
permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau
pencegahan. Langkah-langkah ini dirumuskan dalam bentuk rencana dan
mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak perusahaan karena besar
kemungkinan langkah yang di ambil akan sangat strategis dan melibatkan
keikutsertaan banyak bagian.
3. Aksi dan Komunikasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan / kegiatan sesuai dengan fakta dan
data dalam bentuk perencanaan. Pada tahap ini, aksi dan komunikasi harus
dikaitkan dengan objektif dan goals yang spesifik. 4. Evaluasi Program
“Proses Public Relations selalu dimulai dari pengumpulan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan fakta. Untuk mengetahui prosesnya sudah selesai atau belum, seorang Public Relations selalu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang di ambil. Maka tahap ini akan melibatkan pengukuran atas hasil tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program yang sama. Atau setelah suatu masa berakhir”.(Kasali, 1994: 84-85).
Keempat langkah diatas merupakan tahap – tahap yang penting, sehingga
dalam menjalankan keempat tahap itu harus lengkap, tidak boleh ada yang terlewat.
2.1.3 Tujuan Humas
Tujuan Humas atau public relations secara umum/universal yang pada prinsipnya adalah menciptakan, memelihara, Meningkatkan citra yang baik dari
orang atau perusahaan kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi
daripada publik yang bersangkutan dan memperbaiki jika citra menurun/rusak.
Dalam sebuah organisasi, Humas dibentuk atau digiatkan untuk menunjang
manajemen yang berupaya untuk mencapai tujuan organisasi sehingga tujuan sentral
diperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh Humas itu tergantung pada sifat
organisasinya. Tujuan Humas secara umum adalah untuk menciptakan, memelihara,
dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan
dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika
citra itu menurun / rusak.
Yulianti dalam bukunya “Dasar dasar Public Relations”, mengatakan ada empat hal yang prinsip dari tujuan public relations yakni:
1. Menciptakan citra yang baik.
2. Memelihara citra yang baik.
3. Meningkatkan citra yang baik.
4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun / rusak. (Yulianita,1999:
43).
Menurut Frank Jefkins tujuan public relations adalah: “Meningkatkan unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut”. (Yulianita, 1999: 42). Sedangkan menurut Charles S. Steinberg tujuan public relations adalah: “Menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan -kegiatan yang dilakukan
oleh badan yang bersangkutan”. (Yulianita, 1999:42).
Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat dirumuskan tentang tujuan public relations secara umum/universal yang pada prinsipnya menekankan tujuan pada aspek citra/image. Citra merupakan salah satu tujuan penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan memiliki yang baik, sebuah perusahaan akan dinilai bonafid. Hal ini
2.1.4 Fungsi Humas
Fungsi merupakan kegiatan operasional dari suatu benda atau lembaga.
Mengenai istilah fungsi ini, Ralph Currier dan Allan C. Filley dalam bukunya
“Principle of Management” diikuti oleh Effendy (1993:24) menyatakan bahwa “Istilah fungsi menunjukan suatu tahap yang jelas yang dapat dibedakan bahkan dari
tahap pekerjaan lain”.
Fungsi Humas dalam suatu fungsi manajemen yang menggunakan penelitian
dan upaya yang berencana dengan mengikuti standar-standar etis yaitu sebagai
berikut :
1) Suatu proses yang mencakup hubungan antara organisasi dengan
publiknya
2) Analisa dan evaluasi melalui penelitian terhadap sikap dan opini dan
kecenderungan sosiental, dan mengkomunikasikan kepada manajemen
3) Konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata cara dan kegiatan-kegiatan secara sosial dalam kepentingan bersama
antara organisasi dengan publik
4) Pelaksanaan dan penindakan program yang berencana, komunikasi dan
evaluasi melalui penelitian
5) Pencapaian itikad baik, pengertian dan penerimaan sebagai hasil akhir
Dengan adanya komponen terakhir diatas dari Humas, fungsi Humas yang
dapat diterapkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan adalah membantu
organisasi atau perusahaan tersebut untuk menjalin komunikasi yang efektif dengan
komunitasnya. Selain itu didukung dengan pendapat Rex F. Harlow seperti yang
dikutip oleh Cutlip, Center, dan Broom (2006:5) yang menyatakan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama
antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya.
Dalam kaitannya dengan Humas, maka Humas dalam suatu organisasi dapat
dikatakan berfungsi apabila menunjukan kegiatan yang jelas yang dapat dibedakan
dengan kegiatan yang lainnya.
"Fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara lembaga / organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motifasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga / organisasi". (Rachmadi, 1992:21).
Selanjutnya mengutip dari Edwin Emery dalam “Introductions to Mass Communications” F. Rachmadi menyebutkan fungsi Public Relations :
Adapun fungsi dasar dari Humas seperti yang diungkapkan oleh Moore,
meliputi:
1. Menginterpretasikan opini publik untuk kepentingan manajemen dan
mengumpulkan informasi mengenai sikap publik.
2. Membuat manajemen sadar akan kecenderungan dalam politik, sosial dan
ekonomi.
3. Meminta perhatian manajemen atas aspek-aspek dari stimuli pengoprasiaan
yang dapat merintangi hubungan perusahaan dengan publik.
4. Menyampaikan saran-saran kepada manajemen untuk menangani hubungan
tersebut. (Effendy, 1993:160)
Cutlip and Center dalam bukunya “Effective Public Relations” juga mengemukakan 3 fungsi Public Relations yaitu:
a. To ascertain and public opini as it relates to his organization (menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi).
b. To councel axacutives on way of dealing with public opinion as it exist (untuk memberikan nasehat / penerangan pada manajemen dalam hubungannya
dengan opini publik yang ada)
c. To use communication to influence public opinion (untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik). (Effendy, 1993:134)
Penekanan dari uraian diatas mengenai fungsi Humas, Cutlip and Center lebih
menekankan kepada penciptaan dampak yang menyenangkan dari pihak publik
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Humas” mengemukakan 4 fungsi
public relations yaitu:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern.
c. Menciptakan komunikasi dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum. (Effendy, 1993: 31-32).
Bertrand R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and Problems” menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari public relations ini dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu bersifat internal maupun eksternal. Dalam bukunya, ia mengemukakan tiga fungsi public relations:
1. It should server the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik). 2. Maintain good communicatio (memelihara komunikasi yang baik)
3. And stress good morals and manners (menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik). (Yulianita, 1999:49).
Dari definisi fungsi Humas diatas pada dasarnya dapat ditarik suatu
kesimpulan tentang fungsi Humas secara universal sehingga mudah untuk dipahami dan dilaksanakan oleh seorang Public Relations Officer (PRO) yaitu hanya menyangkut 2 fungsi Humas yang prinsipnya:
1. Menyampaikan Kebijaksanaan manajemen pada publik.
2. menyampaikan opini publik pada manajemen.
Untuk itu sebagai fungsi manajemen, Humas berarti mempunyai kontribusi
membantu hal–hal yang berkait dengan upaya untuk menilai sikap publik terhadap
organisasi.
Fungsi Humas apabila dilaksanakan dengan seksama akan menjadi dukungan
yang nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi beserta manajemennya, karena
fungsi yang tidak memihak. Fungsi Humas adalah menciptakan komunikasi dua arah
timbal balik, sehingga dengan adanya komunikasi yang timbal balik ini kesenjangan
komunikasi dalam organisasi bisa diantisipasi dan tercipta hubungan yang harmonis.
Dengan memelihara komunikasi yang baik, yaitu hubungan komunikatif
diantara Humas dengan publik internal maupun publik eksternal yang dilakukan
secara timbal balikyang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati. Selain
itu dengan menitik beratkan moral dan prilaku yang baik, fungsi Humas juga
mewakili organisasi agar memperoleh pandangan yang positif dari publik.
2.1.5 Kegiatan Humas
Publik adalah kelompok atau orang – orang yang berkomunikasi dengan suatu
organisasi, baik secara internal, maupun eksternal (Jefkins,1995;71). Pengertian publik yang dikemukakan oleh Jefkins di atas merupakan pokok tujuan dari Humas
(eksternal). Dan pernyataan tersebut sesuai dengan pengertian Humas itu sendiri yaitu:
“Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara sesuatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan – tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”(Jefkins, 1992; 9).
Publik dalam sebuah perusahaan merupakan setiap kelompok yang berada di
dalam, maupun di luar perusahaan, yang mempunyai peran untuk menentukan
keberhasilan perusahaan. Para pihak ini menurut Wheelen dan Hunger, seperti yang
dikutip Yosal Iriantara adalah kelompok – kelompok yang berkepentingan dengan
aktivitas organisasi, dan lantaran berkepentingan, maka kelompok – kelompok
tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan. Oleh
karena itu di antara organisasi dan publik ini sebaiknya terjadi hubungan yang saling
mempengaruhi, sehingga terjadinya perubahan pada salah satu pihak akan mendorong
terjadinya perubahan pada pihak yang lain (Kasali, 1994 : 63).
Publik yang dimaksud di sini adalah a group of people who share a common problem or goal and recognize their common interest (Kasali, 1994 : 11), atau yang juga dapat disebut sebagai stakeholders perusahaan. The Institute of Public Relations, seperti yang dikutip oleh M. E. K. Munshi (1995:16) mendefinisikan publik sebagai,
“certain specific group of people who form subdivisions within the community or general public.”
M. E. K. Munshi mengelompokkan publik dalam 8 kelompok, yaitu :
investors, distributors, consumers and users, and opinion leaders. Dengan adanya beberapa publik ini, maka perusahaan perlu menjalin hubungan baik dengan setiap
publiknya. Menurut Kasali (1994 : 65), setiap perusahaan perlu membina hubungan
baik dengan setiap media karena setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang di
dalam suatu masyarakat akan selalu menghadapi tekanan, baik yang berasal dari luar
perusahaan itu sendiri, maupun yang berasal dari dalam.
2.1.5.1 Kegiatan Internal Humas
Publik internal humas adalah salah satu bentuk dari Humas yang menitik
beratkan ke dalam perusahaan itu. Istilah ke “dalam” maksudnya, publik tersebut
berlaku kepada hubungan publik yang ada didalam instansi atau perusahaan.
Publik internal mempunyai tugas menjalin hubungan baik dan harmonis
antara manajemen perusahaan dengan karyawannya. Menurut Griswold, “mencapai
karyawan yang mempunyai kegairahan kerja adalah tujuan internal publik”
(Abdulrachman, 2001;34). Seperti :
1. Hubungan dengan karyawan (Employe Relations). 2. Hubungan manusiawi (Human Relations).
3.Hubungan dengan buruh (Labour Relations). 4. Hubungan dengan pemegang saham (Stockholder).
2.1.5.2 Kegiatan Eksternal Humas
Kegiatan eksternal Humas bertugas untuk membina hubungan dengan orang–
orang di luar perusahaan dan juga harus dapat menciptakan citra positif perusahaan.