• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Tentang Oto Iskandar Dinata Melalui Media Biografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Tentang Oto Iskandar Dinata Melalui Media Biografi"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

▸ Baca selengkapnya: oto biografi sunda

(2)
(3)
(4)

16

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lutfi Yadi Rahmat

Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 29 Agustus 1992 Status Perkawinan : Belum Menikah

Hobi : Membaca, Bermain Musik

Alamat : Jln. Dago Pojok Bunisari no.24 Email : lutfiyadirahmat@gmail.com HP :081223380066

SD Negeri 12, Jakarta ( 1994-2001)

SMP Negeri 35, Bandung (2004-2007) SMA Negeri 19, Bandung ( 2007-2010)

Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung (2010-2016)

DATA PRIBADI

(5)

17 Dream weaver, Flash, Director, Fireworks, Freehand, Adobe Photoshop, Page Maker/ In Design, Premiere, Corel Draw, Photo paint, Ulead Video Director, Microsoft Office, Microsoft Visio, Microsoft Publisher, Microsoft Front Page, 3D Studio Max

RILL MANAGEMENT, ROAD MANAGER (2008) GOD INCORPORATED clothing & Distro, Purchasing (2010) PT. MARAGHITA, Desainer (2014)

KEMAMPUAN PENGUASAAN PERANGKAT

LUNAK

(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI

TENTANG OTO ISKANDAR DI NATA MELALUI MEDIA BIOGRAFI

DK 38315 / Tugas Akhir

Semester II 2015-2016

oleh:

Lutfi Yadi Rahmat

NIM. 51910191

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(7)

iii KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas karunia

rahmat dan ridha-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan Pengantar Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu prasyarat penilaian

mata kuliah pengantar tugas akhir dan proses kelulusan pada Program Studi Desain

Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia Bandung. Judul pengantar

Tugas Akhir adalah : PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG OTO

ISKANDAR DI NATA MELALUI BUKU BIOGRAFI, penulis sadar sepenuhnya

banyak kekurangan dan kesalahan serta masih jauh dari kesempurnaan dalam

membuat Laporan Pengantar Tugas Akhir ini, untuk itu penulis berharap adanya kritik

dan saran yang membangun menuju arah yang lebih baik lagi dari para pembaca

sehingga laporan ini menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermaanfaat bagi

semua dan penulis pada khususnya. Aamiin

Bandung, Agustus 2016

Penulis,

(8)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...

KATA PENGANTAR ...

ABSTRAK ...

ABSTRACT ... DAFTAR ISI ...

DAFTAR GAMBAR ...

BAB I. PENDAHULUAN ...

I.1 Latar Belakang Masalah ...

I.2 Identifikasi Masalah ...

I.3 Rumusan Masalah ...

I.4 Batasan Masalah ...

I.5 Tujuan Perancangan ...

BAB II. KAJIAN TEORITIS TENTANG MASALAH

II.1 Pahlawan……… ...

II.1.1 Jenis-jenis Pahlawan Nasional………

II.2 Sikap Kepahlawanan...

II.3 Nilai – Nilai Kepahlawanan………

II.4 Profil Oto Iskandardinata………

II.4.1 Sejarah Singkat………

II.4.2 Kepribadian Oto Iskandardinata………..

II.5 Sifat Positif dari Oto Iskandar Di Nata………

II.6 Data hasil riset……….

II.7 Analisis dan Usulan Desain……….

(9)

vii BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III .1 Strategi Perancangan……….

III.1.1 Tujuan Komunikasi………...

III.1.2 Pendekatan Komunikasi……….

III.1.3 Materi Pesan………...

III.1.4 Gaya Bahasa………...

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan………..

III.1.5.1 Target Audiens……….

III.1.5.2 Consumer Insight……….

III.1.5.3 Consumer Journey………...

III.1.5.4 Indikator Konsumen………/………

III.1.7 Strategi Kreatif………

III.1.8 Strategi Media……….

III.1.9 Strategi Distribusi………...

III.2 Konsep Visual………

III.2.1 Format Desain……….

III.2.2 Tata Letak (layout)………..

III.2.3 Typografi………

III.2.4 Gaya Visual (Ilustrasi)………

III.2.6 Warna..………...

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Material Produksi………..

IV.1.1 Perangakat keras (Hardware)……….

IV.1.2 Perangakat Lunak (Software)………

(10)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Bagan pahlawan……….

Gambar II.2 Oto Iskandar di nata………...

Gambar II.3 Oto Iskandar di nata……….………..

Gambar II.4 Makam Oto Iskandar Di Nata………

Gambar II.5 Diagram 1………..

Gambar II.6 Diagram 2………..

Gambar III.1.5.4.1 indikator 1………...

Gambar III.1.5.4.2 indikator 2………...

Gambar III.2.4.1 reverensi visual 1………

Gambar III.2.4.2 reverensi visual 2………

Gambar III.2.4.1.1 karakter………

Gambar III.2.4.1.2 Oto Iskandar………

Gambar III.2.6.1 warna………..

Gambar IV.2.2.1 Sketsa……….

Gambar IV.2.2.2 Tahapan Sketsa warna………

Gambar IV.2.2.3 Tahapan Sketsa warna………

Gambar IV.2.2.4 Tahapan Sketsa warna………

Gambar IV.2.2.5 Tahapan Sketsa warna ………..

Gambar IV.2.2.6 Tahapan Sketsa warna………

Gambar IV.2.2.7 Tahapan Sketsa warna………

Gambar IV.2.2.8 Hasil dari Sketsa warna………..

Gambar IV.2.3.1 poster………..

Gambar IV.2.3.2 x-banner……….

Gambar IV.2.3.3 kaos………

Gambar IV.2.3.4 gantungan kunci………...

Gambar IV.2.3.5 buku tulis………....

Gambar IV.2.3.6 handbag………..

Gambar IV.2.3.7 sticker……….

Gambar IV.2.3.8 pembatas buku………

(11)

ix

Gambar IV.2.3.9 tempat pensi………...

Gambar IV.2.3.10 mug………..

48

(12)

49 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ajisaka, Arya. 2008. Mengenal Pahlawan Indonesia Edisi Revisi. Jakarta: Kawan Pustaka

Boediman, S, Andi. (2007) Photoshop master class, Escaeva, Jakarta:Kepustakaan apopular Gramedia

Chaerulsyah, Edwin Mirza. 2013. Persepsi siswa tentang keteladanan Melalui pembelajaran sejarah di Sma Negri 4 Kota Tegal, Pendidikan Sejarah. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang:Universitas Negeri Semarang.

Danton. Sihombing. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

E. Kosim. 1981. Biografi dan perjuangan Oto Iskandardinata, laporan Penelitian jurusan sejarah fakultas sastra UNPAD, Bandung.

Jonathan, Sarwono. (2007). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual,

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hendi, Hendratman.(2008). Tips&trik Desain Graphics, Bandung: Informatika Bandung

Nina H. Lubis. 2005. Sijalakharupat, Biografi Oto Iskandardinata, Gramedia Pustaka utama, Cet I, Jakarta.

Safwan, Mardanah. Et al. 1975. Riwayat hidup dan perjuangan Oto Iskandardinata.

Lembaga sejarah dan antropologi. Jakarta.

Sagimus. 1985. Pahlawan Nasional. Jakarta: Depdikbud

Soebagiijo IN, 31 Maret hari lahir: Oto Iskandardinata, Kampus, Jakarta, 31 maret 1971.

Sri Sutjiatiningsih. 1980. R. Oto Iskandardinata, Depdikbud, Jakarta.

Yahya, Lip D. 2008. Oto Iskandardinata The Untold Stories.Bandung: FDWB Publishin

(13)

50 Sumber Internet

Sindonews (2016) Si Jalak harupat di kutip dari:

http://daerah.sindonews.com/read/976544/29/otto-iskandar-

dinata -si-jalak-harupat-dari- bojongsoang-1426326631/2

Si jalak harupat. Diakses pada tanggal 11 Februari 2016, 10:55:00

Mesin cetak (2016) Desain Mug di kutip dari:

http://desain-mug.com/cara-membuat-mug-digital-sablon/. Diakses pada

tanggal 14 Agustus 2016, 23:20:00

Divapress (2016) 5 Elemen Penting Buku bergambar di kutip dari:

http://blogdivapress.com/dvp/5-elemen-penting-buku-buku-bestseller-dunia/

(14)

1 BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang semasa

hidupnya melakukan sesuatu tindakan kepahlawanan berjuang melawan penjajah

atau semasa hidupnya menciptakan suatu prestasi yang luar biasa untuk kemajuan

pembangunan dan kemajuan bangasa dan Negara republik Indonesia, semangat

kepahlawanan yang telah diwujudkan oleh para pejuang merupakan perjuangan

yang dipersembahkan kepada bangasa dan tanah air, mereka berjuang berdasarkan

jiwa dan semangat rela berkorban untuk bangsanya, semangat juang yang

menggelora, keberanian, rasa kesetiakawanan yang tinggi, sifat kegotongroyongan,

strategi dan perhitungan yang matang, tidak mengenal menyerah serta percaya pada

kemampuan diri sendiri.

Pembelajaran tersebut harus ditanamkan ketika usia masih dini, karena ketika usia

masih dini anak akan terbiasa berfikir dan menggunakan pengetahuan yang mereka

miliki untuk mengetahui sekelilingnnya, dapat belajar lebih teratur dan tidak tergesa

– gesa, mengembangkan rasa ingin tahu sekaligus kesabaran untuk memahami. (Adhim, 2006: Hal. 42), salah satu metode yang tepat untuk meningkatkan belajar

anak yaitu dengan memberitahu biografi tokoh yang menginspirasi motifasi

semangat anak, salah satu tokoh yang menginspirasi yang bisa menjadi acuan dalam

belajar serta memberi pengaruh terhadap kemajuan serta perkembangan bangasa

Indonesia adalah Oto Iskandar DI Nata.

Oto Iskandar Di Nata biasa dikenal dengan nama Otista adalah Menteri Negara

Kabinet Pertama di Indonesia (19 Agustus 1945 – 14 November 1945), Oto

Iskandar Di Nata adalah sesorang yang selalu mementingkan pendidikan, salah satu

upaya untuk mencerdaskan warga pribumi melalui pendirian sekolah-sekolah bagi

bangsa pribumi, dari tahun ke tahun sekolah yang didirikan semakin bertambah dan

semakin menunjukan peningkatan yang signifikan ketika Oto Iskandar Di Nata

memimpin (Nina, 2003: Hal. 51).

Namun pada jaman ini, anak-anak jarang atau bahkan tidak mengetahui siapa itu

(15)

2 terbukti dari beberapa data yang penulis ambil, berdasarkan data wawancara pada

50 anak sekolah dasar yang dipilih secara random menyatakan bahwa 6 anak mengetahui Otista sebagai pahlawan, 4 anak mengetahuin Otista sebagai pahlawan

dari jawa barat, dan 44 anak mengatakan tidak tau Otista. Berdasarkan data tersebut

dapat di simpulkan bahwa kurangnya anak mengetahui biografi Oto Iskandar Di

Nata hal ini terjadi karena keterbatasannya buku yang kurang di mengerti oleh anak,

maka dari itu perlunya media informasi yang mudah diserap oleh anak sehingga

anak bisa mengetahui biografi dari Oto Iskandar Di Nata.

1.2.Identifikasi Masalah

 Pengetahuan anak-anak mengenai Oto Iskandar Di Nata sangat kurang sebagai seorang pahlawan dari Kota Bandung.

 Tidak adannya buku yang diperuntukkan untuk anak mengenai Oto Iskandar Di Nata

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diambil

perumusan masalah yaitu bagaimana cara menumbuhkan pengetahuan pada anak

tentang biografi Oto Iskandar Di Nata sebagai tokoh yang dapat menginspirasi dari

aspek kepribadiannya seperti sikap dan perilaku, sikap Oto Iskandar Di Nata pada

masa itu sangatlah berani dan pantang menyerah, prilaku Oto yang dikenal positif

terhadap orang dan sangat semangat menjalani kehidupan dinilai sangat penting

untuk ditularkan kepada anak.

1.4.Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan pembahasan mengenai biografi Oto Iskandar Di Nata.

Yaitu sebagai seorang pemimpin pergerakan perjuangan di Bandung yang dapat

menjadi inspirasi. Aspek kepribadian dari Oto Iskandar Di Nata seperti:

 Berani dan Disiplin

 Pantang Menyerah

 Tolong menolong

(16)

3 1.5.Tujuan Perancangan dan Manfaat

 Menjadi inspirasi bagi anak

 Memotivasi anak melalui Oto Iskandar Di Nata

(17)

4 BAB II. KAJIAN TEORITIS TENTANG MASALAH

II.1 Pahlawan

Menurut Tjandrasasmita (1991,19) dua buah perkataan “Pahlawan Nasional”

mengandung pengertian yang sangat luas jika ditinjau dari berbagai aspeknya.

Dalam bahasa Jawa Kuno dan terdapat pada kitab klasik antara lain: Kitab

Ramayana, Bharatayudha, Negarakertagama dan sebagainya yang mungkin, perkataan pahlawan berasal dari kata “Phala” yang artinya buah atau hasil bayaran, dengan demikian arti kata “Pahlawan” adalah orang yang mencapai hasil atau bayaran dari kerja atau usahanya. Sesuai dengan tambahan sebutan atau gelar

nasional, maka pahlawan nasional berarti seseorang yang telah mencapai hasil

usahanya atau memetik buah dalam usahanya untuk kepentingan nasional atau

bangsanya. Dalam hal ini pengertian usaha tidaklah diartikan sempit, melainkan

usaha dalam arti luas untuk kepentingan bangsanya.

Menurut Pasal I Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tanggal 14 November

1964 No. 23 tahun 1964 tentang penetapan penghargaan dan pembinaan terhadap

pahlawan menurut Sagimun (1981, 244) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan

pahlawan adalah :

A. Warga Negara Indonesia yang tewas atau gugur atau meninggal dunia karena

nilai jasa perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan

bangsa.

B. Warga Negara Indonesia yang masih diridhoi dalam keadaan hidup setelah

melakukan tindak kepahlawanannya yang cukup membuktikan jasa

pengorbanannya dalam suatu tugas perjuangan untuk membela negara dan

bangsa dan yang dalam riwayat hidup selanjutnya tidak ternoda oleh suatu tindak

atau perbuatan yang menjadi cacat nilai perjuangan.

Menurut Tjandrasasmita (1985, 20) usaha-usaha seseorang atau beberapa orang

sehingga layak mendapat julukan pahlawan nasional dapat melalui berbagai

kegiatan atau aspek menurut bidangnya masing- masing. Munculnya

(18)

5 masyarakat baik disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, kultural, sosial dan

sebagainya. Karena itu dalam saat-saat kritis itulah lazimnya masyarakat atau

bangsa nasibnya tergantung pada seseorang atau beberapa orang pemimpin atau

bukan, yang dengan cepat dapat menyelamatkan masyarakat dan bangsa itu dari

bahaya, ancaman dan kekacauan. Jelaslah bahwa dalam tindakan-tindakan yang

cepat dan tepat oleh seseorang atau beberapa orang dalam usaha menyelamatkan

situasi krisis yang menimpa masyarakat atau bangsa itu tidak terlepas dari

kepemimpinan atau leadership.

Dalam sejarah umat manusia baik dalam bentuk kelompok maupun bangsa

timbulnya pahlawan-pahlawan itu bukan hanya karena hasil-hasil perjuangan yang

bersifat fisik saja, misalnya seseorang pemimpin atau bukan menyelamatkan

rakyatnya dari bahaya peperangan saja, tetapi juga dapat timbul

pahlawan-pahlawan melalui usaha atau kegiatan dibidang pemikiran untuk mengadakan

perubahan besar yang dirasakan untuk kepentingan umum.

II.1.1 Jenis-jenis Pahlawan Nasional

Terdapat beberapa pegangan dan pedoman dalam penentuan seseorang menjadi

pahlawan nasional, maka oleh badan pembinaan pahlawan pusat telah disusun

rencana persyaratan atau kriteria pahlawan nasional, seperti yang dikutip oleh

Sagimun (1981, 254) sebagai berikut:

a. Pahlawan adalah seseorang yang sudah wafat atau gugur.

b. Pahlawan dibagi menurut bidang jasanya dan menurut periode atau masa

pengabdiannya.

Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan puncak tertinggi di dalam sejarah Bangsa

Indonesia. Dengan bertitik tolak pada proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai puncak

tertinggi sejarah Bangsa Indonesia, maka menurut periode atau masa

pengabdiannya jenis pahlawan ada:

A. Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia

(19)

6

 Pahlawan pergerakan nasional (tahun 1900-1945)

B. Sejak berdirinya Republik Indonesia

1) Kriteria pahlawan perjuangan kemerdekaan (sebelum tahun 1900)

 Pahlawan perjuangan kemerdekaan adalah seseorang yang sudah wafat atau gugur dan sangat berjasa pada tanah air dan rakyat Indonesia.

 Melakukan perjuangan bersenjata melawan penjajah demi kepentingan dan didukung oleh rakyat.

 Sikap dan sepak terjangnya dari awal sampai akhir menunjukkan garis lurus yang konsekuen (tidak pernah menyimpang dari cita-cita perjuangan) yakni menentang

panjajah untuk kemerdekaan tanah air dan rakyat.

 Perjuangan bersenjata yang dilakukan mempunyai suri tauladan bagi rakyat Indonesia.

2) Kriteria pahlawan pergerakan nasional (1900-1945)

Man of Action

Pahlawan pergerakan nasional adalah seseorang yang sudah wafat atau gugur dan

sangat berjasa pada tanah air dan rakyat Indonesia. Dengan tindakan nyata

melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik menentang penjajah

untuk mencapai persatuan dan kemerdekaan nasional, rela berkorban dan berani

menanggung segala akibat dari cita-cita perjuangannya untuk mencapai persatuan

dan kemerdekaan nasional.

Man Of Through Inspiration

Pahlawan pergerakan nasional dibidang ini adalah seseorang yang sudah wafat atau

gugur dan berjasa luar biasa kepada tanah air dan bangsa Indonesia karena dengan

hasil karya atau pemikirannya mendorong orang melakukan perjuangan untuk

menentang penjajah guna mencapai persatuan nasional dan kemerdekaan.

3) Kriteria pahlawan kemerdekaan nasional Indonesia (sesudah proklamasi 17

Agustus 1945).

(20)

7 Ialah orang-orang yang dengan tindakan-tindakan nyata sangat berjasa kepada nusa

dan bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan kemerdekaan nasional

sebagaimana tercantum dalam UUD 1945.

b. Man of through inspiration

Ialah seseorang yang berjasa luar biasa kepada negara dan bangsa Indonesia karena

dengan hasil karya pemikirannya mempengaruhi banyak orang sehingga orang itu

begerak dalam rangka mencapai kemerdekaan nasional sebagaimana tercantum

dalam UUD 1945.

Sebagai monumen “heroisme” hari pahlawan juga saat tepat untuk mengenang

keberanian dan pengorbanan para pahlawan pra dan pasca kemerdekaan. Memang

hanya sedikit pahlawan yang dikenang dari mereka yang gugur sebagai pahlawan

anonim. Namun darah mereka telah mambasahi ibu pertiwi, menguatkan cita-cita

kemerdekaan, mereka berjuang tanpa pamrih bagi nusa dan bangsa.

2.1 Bagan Pahlawan

(Sumber: http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_tandajasa&cat)

(di akses pada tanggal 4 april 2016)

Menurut Yonky Karman (Kompas, 9 November 2002), sekarang problem nasional

dibutuhkannya dedikasi terbaik dari putra-putri bangsa. Dibutuhkan

pahlawan-pahlawan yang tanpa pamrih, bukan pahlawan-pahlawan yang takut kehilangan jabatan,

(21)

8 II.2 Sikap Kepahlawanan

Ciri-ciri orang-orang yang memiliki sikap kepahlawanan sebagai berikut:

 Adanya rasa cinta tanah air dan bangsa

 Rasa saling mengasihi kepada sesama

 Berani membela kebenaran

 Menatap masa depan dengan optimistis

 Ulet dan Bertanggung jawab

II.3 Nilai – Nilai Kepahlawanan

Nilai-nilai kepahlawanan yang diharapkan dimasa sekarang

 Cinta tanah air dan bangsa.

 Berani membela kebernaran dan keadilan.

 Menyayangi sesama

II.4 Profil Oto Iskandardinata

II.4.1 Sejarah Singkat

Oto Iskandar Dinata adalah salah satu pahlawan nasional berdarah Sunda yang lahir

di desa Bojongsoang, Dayeuhkolot, di selatan Kota Bandung. Ayahnya bernama

Rd. Nataatmadja, yang setelah pulang dari ibadah haji berganti nama menjadi R.H.

Adam Rakhmat, ibunya bernama Siti Hadijah. Salah seorang saudaranya yang

bernama Rd. Ating Atmadinata pada tahun 1945 pernah menjadi Walikota Bandung

(Nina, 2003: Hal.9).

 Semasa kecil

Oto Iskandardinata lahir pada tanggal 31 maret 1897, sebagai seorang anak yang

lahir dari kalangan menak Oto iskandardinata hidup lebih baik di banding dengan anak – anak yang lain, Oto bersekolah di HIS ( Hollandsch Inlandsche school) sekolah tersebut hannya di peruntukan untuk keluarga bangsawan yang di tentukan

dari status sosial seseorang, status sosial yang di tentukan oleh keturunan, jabatan,

kekayaan dan pendidikan.

Pada masa kanak – kanak Oto gemar berlolahraga, terutama main sepakbola, di

(22)

9 kesenian sehinggal Oto pandai menabuh gamelan dan menari sunda. (Nina, 2003:

Hal.9-16).

 Semasa pemuda

2.2 Oto Iskandar Di Nata

(Sumber:

http://assets-a2.kompasiana.com/statics/crawl/555f08900423bd38188b4567.jpeg?t=o&v=760)

(diakses pada tanggal 9 april 2016)

Setelah menamatkan di HIS, Oto melanjutkan pelajarannya ke Kweekschool Onderbouw (sekolah guru bagian pertama) di Bandung, sekolah ini biasa juga di sebut “Sakola Raja”. Setelah menyelasaikan studinya di Kweekschool Oto Iskandardinata melanjutkan studinya ke Hogere Kweekschool (HKS) atau sekolah Guru atas purwirejo jawa tengah. Di sini tampak bahwa jiwa pemuda Oto yang

menanjak dewasa mulai gemar membaca.

Bacaannya terutama buku – buku dan surat kabar yang berbau politik pada masa

itu, bacaan – bacaan tersebut mengakibatkan jiwa Oto menjadi matang Ota menjadi

tertarik pada masalah kemasyarakatan, kebangsaaan dan perjuangan bangasa.

(Nina, 2003: Hal.16-18).

Setelah lulus sekolah guru Oto Iskandardinata mulai pengabdiannya dengan

menjadi guru di HIS, profesi sebagai guru adalah cita – cita Oto, Oto menjalan

(23)

10 dengan pendidikan bangsanya dapat menjadi bangsa yang berilmu dan mengerti

tugas serta tanggung jawab terhadap tanah air (Nina, 2003: Hal.18).

 Semasa perjuangan

2.3 Oto Iskandar Di Nata (Sumber:

http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/tokoh/2012/03/15/4600/200x300/r-otto-iskandardinata.jpg )

(diakses pada tanggal 9 april 2016)

Kemunculan Organisasi Boedi Oetomo pada masa itu sangat menarik, Oto sangat

terpikat dengan gagasan dan kegiatan Boedi Oetomo yang gigih membela nasib

bangsa yang sedang dijajah bangsa lain. Setelah lama berada di Boedi Oetomo Oto

kemudian memasuki organisasi Paguyuban Pasundan pada bulan juli tahun 1928,

dalam organisasi barunya Oto tak butuh waktu lama untuk mendapatkan tempat

yang strategis, Oto Iskandardinata langsung mendapatkan posisi Sekretaris

pengurus bersar, kemudian pada saat kongres besar Paguyuban Pasundan yang di

selenggarakan di bandung bulan Desember 1929, Oto Iskandardinata terpilih

menjadi ketua Pengurus besar Paguyuban Pasundan,Pada masa kepemimpinan Oto

Iskandardinata Organisasi paguyuban pasundan mengalami kemajuan pesat

dibidang kegiatannya, yaitu bidang pendidikan, politik, sosial, ekonomi dan

(24)

11 Perjuangan Oto dalam memperjuangakan rakyak Indonesia begitu gigih terlihat

dengan perdebatan panjang disiding Volksraad keberanian Oto dalam berbicara

didepan siding, kritikannya yang pedas serta suarannya yang keras, membuat Oto

dijuluki “SI Jalak Harupat” yaitu ayam jago yang keras dan tajam kalau

menghantam lawan, kencang bila berkokok dan selalu menang kalau diadu. (Nina,

2003: Hal.86).

 Semasa menjadi mentri

Setelah kemerdekaan, Oto Iskandar Dinata kemudian diangkat menjadi Menteri

Negara urusan masalah keamanan yang merupakan masalah krusial dalam awal

kemerdekaan itu, masalah keamanan pada situasi revolusi di mana pun juga di dunia

ini sangat kompleks karena bukan hannya mengusir soal tentara saja, tetapi soal –

soal di luar ketentaraan yang sangat sulit di uraikan dan di selesaikan, pada masa

Oto menjabat sebagai mentri pertahanan banyak gagasan – gagasan Oto yang sangat

berpengaruh terhadap kemajuan beberapa bidang. (Nina, 2003: Hal.146- 158).

2.4 Makam Oto Iskandar Di Nata (Sumber:

https://catatansamping.files.wordpress.com/2015/05/p1010092.jpg )

(di akses pada tanggal 9 april 2016)

Oto Iskandar Dinata adalah sosok pejuang Sunda yang pantang menyerah dan

berjiwa nasionalis. Tentu saja sangat anti terhadap segala bentuk penjajahan.

Namun akhir hidupnya menyimpan kisah yang bukan saja ironis tetapi juga tragis.

Oto Iskandardinata di culik pada tanggal 5 November 1945 tewas dibunuh dengan

(25)

12 kelompok yang menamakan diri pasukan Laskar Hitam. Sekelompok orang yang

justru mengaku sebagai bagian dari Republik Indonesia. Jenazahnya kemudian

dihanyutkan di pantai Mauk, Tangerang. Pihak yang pro Oto Iskandardinata yang

bersimpati penuh tangis dan cucuran airmata, membawa tanah pasir pantai Mauk

sebagai simbol jasad Si Jalak Harupat ke makam Pasir Pahlawan di Lembang.

(Nina, 2003: Hal.146- 158).

II.4.2 Kepribadian Oto Iskandardinata

 Keras

Dalam hal ini yang di maksud kerasa adalah keras akan argumentasi yang dimiliki

sehingga Oto Iskandar Di Nata di juluki “ si jalak harupat” yang berarti dalah

sebutan untuk sejenis ayam jantan dalam Bahasa Sunda. Ayam tersebut dimitoskan

sebagai ayam yang kuat, pemberani, nyaring saat berkokok, selalu menang saat

diadu. Sifatnya yang demikian membuatnya dijadikan julukan bagi seorang

pemberani.

 Cinta Negara Indonesia

Kecintaan Oto Iskandar Di Nata kepada Indonesia begitu sangat lebih penting di

bandingkan dengan apapun Oto tidak gentar dan terus membela membela

kepentingan rakyak demi tercapainya Negara Indonesia.

 Berani membela kebenaran

Pada masa kepemimpinan Oto Iskandar Di Nata kebijakan-kebijakan yang telah di

buat sangat menguntungkan masyarakat karna itu Oto sangat mementingkan

kondisi masyarakat yang di tindas oleh belanda karna ketidak adilan pada masa itu.

 Menatap masa depan dengan optimistis

Oto Iskandar Di Nata menanamkan jiwa optimistis pada setiap bagaian

perjuangannya bahawa tidak ada kata menyerah utnuk membela Negara dan tidak

ada kata berhenti sebelum merdeka hal itu yang membuat Oto selalu yakin bahwa

(26)

13 Dari data diatas mengenai biografi Oto Iskandar Di Nata dapat disimpulkan bahwa

Oto adalah sosok yang penuh dengan kegigihan dalam menjalani hal apapun,

dengan keyakinan yang begitu besar Oto mampu membangun bangsa dengan kerja

keras.

II.5 Sifat Positif dari Oto Iskandar Di Nata

 Bertanggung Jawab

Oto sangat lah bertanggung jawab atas segala apa yang telah dimulai. Dari sisilain

Oto Iskandar Di Nata dinilai tegas dalam mengambil segala keputusan yang telah

iya berikan.

 Rasa tolong menolong sesama

Banyaknya perbuatan-perbuatan positif yang telah dilakukan oleh Oto Iskandar Di

Nata terhadap masyarakat membuat nama Oto sangat disegani,untuk menolong

sesama Oto tidak banyak berfikir untuk menolong orang yang membutuhkan

bantuannya.

 Berjiwa pelopor

Kiprah Oto Iskandar Di Nata di paguyuban pasundan adalah meningkatkan

kecerdasan bangsa pribumi, atas dasar tersebut Oto membuat beberapa sekolah

yang dari tahun ketahun jumlahnya terus betambah dan semakin menunjukan

peningkatan yang signifikan. (Nina, 2003: Hal.50- 51).

 Disiplin

Dari kecil Oto sangat tekun belajar sehingga beliau masuk ke beberapa sekolah

yang sangat elit pada jaman itu.

 Cinta budaya dan bangsa

Oto kecil selain gemar berolah raga, Oto menaruh perhatian yang cukup besar

terhadap kesenian daerah, Oto sangat gemar main tonil (sandiwara) dan ikut aktif dalam mengurus dan mengatur pertunjukannya.

(27)

14 Oto adalah seorang figure yang cocok untuk dipanuti karena Oto sangat terkenal

berani melawan ketidak adilan pada masa penjajahan Belanda, beliau berani

melawan Belanda dengan memperjuangkan hak-hak warga.

 Berjiwa pemimpin

Oto Iskandar Di Nata sangat berjiwa pemimpin terlihat dari beliau semasa kecil Oto

menjadi kapten tim sepakbola disekolahnya hingga dewasa Oto memimpin

paguyuban pasundan.

II.6 Data hasil riset

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan dengan secara kuantitatif, yang di

laksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 dengan jumblah responden 50 siswa

sekolah dasar dari beberapa sekolah di kota Bandung sebagai berikut:

 Pengetahuan siswa tentang Oto Iskandar Di Nata

Gambar II.5 Diagram 1

Sumber: data pribadi 87%

13% Tidak mengetahuin

Otoiskandardinata 44 Siswa

(28)

15

 Pengetahuan siswa tentang profil Oto Iskandar Di Nata

Gambar II.6 Diagram 2

Sumber: data pribadi

Berdasarkan data di atas dapat di simpulkan bawah rata – rata siswa sekolah dasar

sedikit mengetahui Oto Iskandar Di Nata, dan tidak mengetahui biografi tentang

Oto Iskandar Di Nata. Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa

kurangnya pengetahuan siswa sekolah dasar tentang biografi dari Oto Iskandar Di

Nata. Adapun karakteristik anak menurut Elizabet(1990) mengatakan bahwa

anak-anak mempunyai rasa ingin tahu, senang bermain dan sudah bias membaca sendiri,

pada masa anak-anak lebih menyukai buku dan majalah anak-anak yang

menekankan kisah petualangan dan anak dapat membaca tentang tokoh pahlawan

sebagai tokoh identifikasi diri (Hal.162.)

II.7 Analisis dan Usulan Desain

Belajar harus ditanamkans sejak sedini mungkin, dengan mengenalkan tokoh yang

menginspirasi maka akan membuat anak mendapatkan motivasi. Dengan

mengenalkan biografi Oto Iskandar Di Nata akan menginspirasi anak dalam belajar,

mengenalkan tokoh Nasional yang menginspirasi kepada anak untuk dijadikan

teladan, dapat sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak. Dengan

demikian perlunya media informasi untuk anak yang menarik dan efektif serta

membuat anak termotifasi untuk semangat belajar serta menaikan minat baca anak

sehingga anak dapat dengan mudah mempelajari dan memahaminya dengan baik

(29)

16 BAB. III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan dalam pembuatan konsep perancangan media informasi

tentang Oto Iskandar Di Nata melalui media biografi ini, digunakan agar pesan yang

ingin disampaikan ke anak-anak dapat dimengerti dan diterima dengan baik,

berdasarkan analisa dan riset yang dilakukan. Bagaimana merancang sebuah

pendekatan verbal dan non verbal. Strategi kreatif dan strategi media dilakukan

berdasarkan coverage area, target audiens sehingga pesan yang dikomunikasikan dapat diterima oleh audiens secara tepat.

Dalam perancangan media informasi tentang Oto, perlu adanya strategi

perancangan yang tepat agar pesan yang akan disampaikan kepada target dapat

diterima dengan baik dan efektif. Strategi yang dilakuan penulis adalah merancang

buku biografi bergambar tentang Oto Iskandar Di Nata, karena buku sangat dinilai

efektif untuk menarik minat baca anak-anak.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi yang dilakukan dalam perancangan media informasi tentang

Oto Iskandar Di Nata melalui media biografi, antara lain:

 Agar anak mengetahui bagaimana perjalan singkat hidup dari Oto Iskandar Di Nata.

 Agar dapat memotivasi anak dengan memperlihatkan sifat-sifat baik dari Oto Iskandar Di Nata sehingga anak bisa mengaplikasikannya.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang dilakukan adalah “belajar mengetahui sambil

membaca”. Cara yang digunakan adalah membuat anak-anak membaca buku

bergambar tentang Oto Iskandar Di Nata. Agar anak mengenali dan mengetahui

akan adannya pahlawan dari Bandung, salah satunya melalui komunikasi visual

melalui buku bergambar, pendekatan dilakukan dengan emosional, pendekatan

(30)

17 berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang memiliki perasaan pasti

dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah. Dan

di dalamnya terdapat perasaan intelektual, perasaan estetis, etis, sosial dan perasaan

harga diri. Pendekatan emosional adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap

murid melalui rangsangan verbal maupun nonverbal serta melalui

sentuhan-sentuhan emosi (perasaan). Rangsangan verbal itu misalnya ceramah, cerita,

sindiran, pujian, ejekan, berita, dialog, anjuran, perintah, dan sebagainya sedangkan

rangsangan nonverbal dalam bentuk perilaku berupa sikap karna agar pesan yang

di sampaikan melalui media buku bergambar dapat dipahami dengan baik.

III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan ini yang akan disampaikan adalah media informasi tentang Oto

Iskandar Di Nata melalu media biografi. Pada awalnya akan diperlihatkan buku

bergambar tentang biografi Oto Iskandar Di Nata. Setelah itu anak-anak membaca

bagaimana perjalanan hidup Oto Iskandar Di Nata dari lahir hingga menjadi

pahlawan dan juga didalam buku diselipkan beberapa sifat semangat Oto dengan

harapan anak-anak dapat semangat untuk belajar dan melakukan aktifitas dengan

optimis.

III.1.4 Gaya Bahasa

Dalam perancangan ini gaya bahasa yang digunakan disesuaikan dengan

anak-anak, agar pesan yang disampaikan mudah diterima dengan baik oleh anak-anak.

Gaya bahasa yang digunakan yaitu gaya bahasa Indonesia tidak baku dan santai.

Bahasa yang sehari-hari digunakan, hal ini disesuaikan dengan target audiens yaitu anak skolah dasar agar informasi dan pesan yang ingin disampaikan tidak sulit

dipahami oleh anak-anak.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Khalayak sasaran ini hannya anak-anak, karena pada masa umur 7-12 anak biasa

dipengaruhi dengan beberapa cerita yang dapat menginspirasi. Oleh karena itu tidak

menutup kemungkinan perancangan ini akan mempengaruhi masyarakat selain dari

(31)

18 respon yang baik dari masyarakat diharapkan dapat menanamkan prilaku yang baik

kepada anak dengan cara mengarahkan anak untuk membaca dan memahami

maksud dan tujuan atau inti dari buku yang akan dibaca.

III.1.5.1 Target Audiens

A.Demografi

 Sasaran : anak-anak

 kelamin: Laki-laki dan Perempuan

 Usia : 7-12 tahun

 Pendidikan : Pelajar

 Agama : Semua Agama

 Kelas Sosial : Menengah ke atas

 Target Primer : Anak- anak .

 Target Sekunder : masyarakat umun yang berada di Kota Bandung.

B. Psikografis

Secara psikografis siswa SD, atau rentang usia 7 tahun sampai 12 tahun. Menurut

Hurlock (1980, 162) anak yang lebih besar lebih menyukai buku dan majalah

anak-anak yang menekankan tentang sejarah dan dimana ia dapat membaca tentang tokoh

pahlawan sebagai tokoh identifikasi diri. Ia lebih menyukai lingkungan yang

menyenangkan dan interaksi kelompok yang positif dan orang-orang kelas

menengah dari lingkungan yang kaku dan interaksi kelompok yang negatif dari

orang-orang kota. Yang penting, ia ingin akhir cerita yang bahagia.

C. Geografis

Dari segi geografis khalayak sasaran meliputi daerah perkotaan khususnya di

Wilayah Kota Bandung.

III.1.5.2 Consumer Insight

 Menyukai hal yang menarik

(32)

19 III.1.5.3 Consumer Journey

Target audiens dari perancangan ini adalah pelajar sekolah dasar, untuk

menentukan media yang akan digunakan dapat dilihat dari aktifitas dari target

audiens dengan point of contact sebagai berikut :

Tabel III.I.5.3.1. Consumer Journey

Sumber: Dokumen pribadi, 2016.

Suasana Kegiatan Tempat Point Of Contact

Pagi

Bangun tidur, mandi,

pakai seragam sekolah,

sarapan, nonton tv,

kemudian dianter orang

tua menuju sekolah

iklan di tv, piring,

Gelas, poster,

billboard,

gantungan kunci.

Siang

Belajar, Istrahat dan

makan, Pulang sekolah,

nonton tv, Tidur siang

Sekolah, rumah

Bermain dengan teman,

jalan – jalan, bermain

gadget

Dihalaman rumah,

ruang tamu, jalan

raya

Sticker, billboard,

iklan tv, kalender.

(33)

20

smartphone, internet, media sosial, poster, stiker, dan lain-lain. Benda dan tempat tersebut memungkinkan untuk dijadikan sebagai media promosi.

III.1.5.4 Indikator Konsumen

Indikator konsumen ialah menjelaskan bagaimana ciri-ciri tampilan fisik target

audiens secara umum. Berikut adalah tampilan fisik sebagian anak sekolah dasar di

Kota Bandung.

Gambar III.1.5.4.1. Indikator 1

Sumber: http://siapbelajar.com/wp-content/uploads/2015/12/Baca-anak.jpg

(diakses pada 10/06/2016)

Gambar III.1.5.4.2. Indikator 2

Sumber:

http://1.bp.blogspot.com/-n_umWMAQwxY/UALr1L1q10I/AAAAAAAAADU/bpXYbc39OUc/s1600/sd4.

jpg

(34)

21 III.1.7 Strategi Kreatif

Kreatifitas dalam informasi sangat diperlukan agar informasi yang di sampaikan

mencapai tujuan yang diharapkan, maka informasi yang dilakukan harus efektif dan

informasi yang efektif adalah informasi yang kreatif yakni informasi tersebut harus

berbeda dengan informasi yang lain, hal ini perlu dilakukan karena jika informasi

yang disampaikan kurang kreatif maka informasi tersebut dikhawatirkan tidak

dapat menarik perhatian anak, hal ini dilakukan agar tujuan informasi tersebut dapat

tercapai.

Strategi kreatif yang dilakukan adalah menciptakan sebuah media informasi melalui

buku bergambar, menurut divapress (2016) dalam pembuatan buku bergambar

tentu saja harus ada 5 elemen yang menarik yaitu:

 Tema yang menarik

Tema yang menarik adalah elemen pertama dalam buku bergambar. Tema-tema yg

menarik tentu akan mudah menarik minat baca. Apa saja tema-tema yang menarik

itu? Di antaranya tema religi, sensasi, informasi dan panduan, kisah petualangan,

humor, buku anak, dll.

 Teknik penulisan yang apik

Inilah elemen kedua dalam buku-buku bergambar, yakni ditulis dengan apik, juga

asyik dan menarik. Sering kali, masalahnya bukan pada apa yang kita tuliskan,

tetapi bagaimana kita menuliskannya. Cerita yang biasa bisa jadi bagus jika

diceritakan dengan bagus. Hal yang sama juga berlaku untuk tulisan.

 Riset yang baik

Inilah elemen ketiga dalam buku-buku bestseller dunia. Buku yang bestseller

didahului oleh riset yang baik. Bahkan novel percintaan juga membutuhkan riset

yang baik.

 Kreativitas yang unik

Kreatif berarti suatau karya unik, berbeda, sekaligus punya sesuatu yang menarik

untuk dibaca. Kreativitas adalah satu di antara hal-hal besar yang menggerakkan

(35)

22 memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; atau bersifat

(mengandung) daya cipta; Dalam tulis-menulis, berarti si penulis mampu ‘menciptakan’ suatau tulisan yang belum pernah ada yang seperti itu sebelumnya, unik, berbeda. Tapi, kreatif tidak selalu berarti bisa menciptakan sesuatu yang baru.

 Promosi yang cantik

Tulisan sebagus apa pun, jika tidak diperkenalkan kepada khayalak pembaca, maka

dunia akan susah untuk menghargainya. Terlebih di era digital seperti saat ini,

ketika jumlah buku yang terbit semakin banyak, sementara waktu untuk membaca

buku semakin sedikit. Jika sebuah buku tidak dipromosikan, maka ia akan

tenggelam.

Menceritakan biografi dari Oto Iskandar Di Nata dengan membuat tema yang

menarik sehingga dapat dengan mudah menarik minat baca anak, membuat sesuatu

yang menarik perhatian anak agar dapat memunculkan emosi sewaktu melihat

visual maupun bahasa dan dapat memotivasi anak untuk tertarik membaca. Serta

pendekatan secara bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan, yang mudah

dipahami dan sederhana.

III.1.8 Strategi Media

Strategi media berperan peting dalam menyampaikan pesan terhadap audiens.

Menurut George E. Belch dan Michael A. Belch perencanaan media adalah “the series of decisions involved in delivering the promotional message to the

prospective purchasers and/or users of the product or brand” (Serangkaian

keputusan terlibat dalam menyampaikan pesan promosi kepada calon pembeli

dan/atau pengguna produk atau merek). (2003,h.301).

Didasarkan pada permasalahan yang menjadi pemikiran perancang, maka dalam

pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab

permasalahan. Dalam perancangan media informasi tentang Oto Iskandar Di Nata,

(36)

23 1. Media utama berupa buku bergambar yang akan dibaca oleh anak sekolah

dasar di Kota Bandung.

2. Media Pendukung

Media pendukung mempunyai peran yang sebagai penguat media utama dengan

tujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan promosi media informasi.

Pemilihan media pendukung berdasarkan target audience untuk memudahkan

penyampain informasi. Media pendukung untuk media informasi ini meliputi:

X-Banner

Pemasangan media jenis ini dapat ditempatkan di took buku agar dapat menarik

perhatian pengunjung dan dapat menarik perhatian dari kejauhan.

 Poster

Media ini bersifat non personal karena ukurannya yang relative besar dan dapat

dilihat beberapa orang dalam satu tempat pemasangan.

Flyer

Adalah media atau bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun

secara bersistem atau cetakan yang hanya

terdiri atas beberapa halaman dan lipatan tanpa jilid atau selembaran cetak yang

berisi keterangan singkat tetapi lengkap.

Merchandise a. Buku tulis

Adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah

satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran

kertas pada buku disebut sebuah halaman.

b. Gantungan kunci

Gantungan kunci merupakan media atau alat untuk menggantungkan kunci, terbuat

dari kayu, logam, plastik atau dengan berbagai macam bentuk yang lain yang

(37)

24 c. Stiker

Adalah bahan yang dapat menempel sendiri atau dengan kata lain dia memiliki

bahan perekat sehingga dapat ditempelkan di benda

Sticker pada umumnya dibuat dari vinyl atau kertas.

d. Kaos

Baju merupakan hal yang tak pernah lepas dari pandangan anak, kaos merupakan

media pengingat yang efektif karna hampir setiap hari digunakan oleh anak-anak.

e. Handbag

Handbag ini berfungsi sebagai media pendukung untuk mempromosikan buku,

totbag ini cocok untuk remaja dengan banyak kegiatan yang memerlukanya untuk

membawa buku-buku atau benda-benda lain sehingga beban pada tas berkurang.

f. Mug

Stiker berfungsi sebagai media pengingat yang sederhana namun menarik untuk

anak, dapat diaplikasikan dimana saja.

g. Pembatas buku

Suatu pembatas yang diberikan untuk menandai lokasi pada suatu karya cetak. Jenis

pembatas buku yang sering digunakan biasanya berupa secarik kertas atau seuntai

tali yang digunakan untuk membatasi buku. Banyak pembatas buku yang dapat

dijepitkan pada halaman buku untuk mempermudah pembacaan.

III.1.9 Strategi Distribusi

Strategi distribusi merupakan strategi yang secara khusus dipersiapkan dalam upaya

penyebaran media yang digunakan untuk mendukung tercapainya targer sasaran.

Adapun yang menjadi bagian dari strategi distribusi media, yaitu distribusi media

berdasarkan lokasi penyebaran. Penyebaran buku informasi ini dilakukan secara

langsung dengan mendatangi sekolah-sekolah dasar. Tujuannya agar pesan yang

(38)

25 III.2 Konsep Visual

Dalam perancangan ini konsep visual yang digunakan adalah beberapa gambar

yang memperlihatkan sifat-sifat dan perjalanan hidup dari Oto iskandar secara

singakat dan padat,serta gambar yang sedikit ke arah kartun untuk menimbulkan

semangat anak untuk membaca dan melihat gambar-gambar yang menarik. Gaya

gambar yang diambil adalah jenis gambar “ANIME” karena anak-anak zaman

sekarang sangat tertarik dengan anime. Maka dari itu, desainer harus mengikuti

kemauan anak-anak pada umumnya, karena mereka akan tertarik dengan apa yang

mereka suka.

III.2.1 Format Desain

Dalam perancangan media informasi ini menggunakan buku landscape, dengan menyertakan tagline, dan beberapa ornament dicover, selain itu penambahan elemen-elemen grafis lainnya seperti garis, bentuk, tekstur, untuk meningkatkan

perhatian audiens.

III.2.2 Tata Letak (layout)

Secara umum layout dan komposisi adalah ekspresi dari keseimbangan, proporsi dan hubungan dengan ruang, dengan memasukkan unsur-unsur DKV berdasarkan

prinsip-prinsip dalam desain sesuai dengan keinginan seorang desainer. Dalam

perancangan media informasi ini guna menarik perhatian audiens maka tata letak diatur sedemikian rupa agar menarik perhatian audiens, dan pesan yang di sampaikan efektif. Selain gambar yang menjadi peranan penting dalam gambar

adalah irama visual.

III.2.3 Typografi

Tipografi adalah seni merancang, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia,

untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk

mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dalam perancangan

(39)

26 jelas tegas dan mudah dalam pembacaaan, contohnya jenis huruf adalah Aquino

demo dan Candara.

Pemilihan jenis huruf harus selaras dengan element grafis lainnya, sehingga audiens

mudah membaca pesan yang disampaikan. Menurut Rustan (2011) menjelaskan

bahwa “pada umumnya kategori serif dan sans serif paling baik untuk text type

karena ditujukan untuk itu, sedangkan dekoratif dan script untuk display” (h.80). Huruf dapat menyampaikan visual dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami oleh

audiens, Huruf dapat memberikan citra dan kesan yang serta makna yang berbeda bagi audiens. Untuk itu pemilihan jenis huruf harus sesuai dengan tema dan tujuan promosi.

Aquino demo

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U

V W X Y Z

a b c d e f g h i j k l m n o p r s t u v

w x y z

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

! @ #

$

% & *

(

)

_ +

{

}

: “ <> ? , . / ; ‘

[

]

Candara

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X

Y Z

a b c d e f g h i j k l m n o p r s t u v w x y z

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(40)

27 III.2.4 Gaya Visual (Ilustrasi)

Ilustrasi merupakan penjelas informasi yang akan diberikan kepada target audiens. Menurut Kusmiyati (1999) menjelaskan “ilustrasi gambar adalah gambaran singkat alus cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan” (h.46).

Ilustrasi atau elemen visual memperkuat pesan yang disampaikan. Ilustrasi adalah

seni membuat gambar yang fungsinya untuk memperjelas, memperindah, dan

menerangkan sebuah naskah. Elemen visual haruslah sinergi dengan headline, sub

headline, body copy sehingga tercipta sebuah pesan yang efektif disamping itu

elemen visual merupakan esensi dari pesan yang akan disampaikan. Dalam

menentukan elemen visual harus di pertimbangkan jenis elemen visual yang akan

dibutuhkan, apakah bentuk fotografi, ilustrasi berupa lukisan atau goresan tangan,

atau gabungan dari keduannya selain itu elemen visual juga harus memperhatikan

faktor warna serta haris ditentukan mana yang menjadi fokus perhatian dalam

elemen visual tersebut.

Gaya ilustrasi yang digunakan dalam buku bergambar ini adalah desain yang

sederhana dan datar, dengan gaya yang minimalis akan menghindari tekstur dan

efek bayangan. Ilustrasi yang digunakan sering disebut Anime, karena anime sangat pas untuk anak-anak, anime adalah Animasi Jepang (Japanese Animation) yang banyak digunakan di berbagai serial TV, Film, Video, Games, Komersial, dan

Beberapa Situs Internet. Kian Lama Anime ini semakin Populer. Banyak Serial TV

Anime yang diambil dari Manga (Komik Jepang). Nama Anime diambil dari kata

Animation yang berarti Animasi. Di Jepang, Pelafalan kata Animation menjadi

Anime-Shon, Kata ini kemudian disingkat menjadi Anime yang berarti Animasi buatan Jepang.

Ilustrasi anime sangat cocok digunakan untuk media buku bergambar karena dengan gaya yang minimalis atau sederhana tidak akan membuat mata lelah

sehingga mata lebih cepat mengenali karakter yang di buat. Bagi kalangan

anak-anak anime bisa dibilang sangat cocok untuk dibaca dan mereka sangat menyukainya. Berikut beberapa referensi yang akan digunakan pada gaya visual

(41)

28

Gambar III.2.4.1 reverensi visual anime1

Sumber: http://img3.rnkr-static.com/list_img_v2/15663/1825643/C430/all-madhouse-anime-ranked-best-to-worst-u2.jpg

Gambar III.2.4.2 reverensi visual anime2

(42)

29 III.2.4.1 Karakter

Perancangan buku bergambar ini menggunakan 1 karakter yang bernama Oto

Iskandar Di Nata dan beberapa karakter pendukung

Gambar III.2.4.1.1 karakter pada buku biografi Oto Sumber: Dokumen Pribadi, 2016

Oto Iskandar Di Nata adalah seorang anak yang berusia 8 tahun. Oto sebagai siswa

sekolah dasar. Oto memiliki kepribadian sama dengan anak-anak seusianya, yaitu

baik, rajin, pintar dalam mengaji dan lain-lain. Fungsi karakter tersebut sebagai

karakter utama pada buku biografi ini umumnya akan dibaca oleh anak laki-laki

(43)

30

 Studi visual karakter

Gambar III.2.4.1.2 Oto Iskandar Di Nata Sumber: Dokumen Pribadi, 2016

III.2.6 Warna

Warna merupakan salah satu elemen penting dalam buku, buku akan tampak

menarik dan serasi jika warna yang dipilih sesuai, dan terlihat kusam dan kurang

menarik jika warna yang dipilih tidak sesuai dengan tema nya.

Warna terbagi menjadi 5 yaitu:

 Warna primer

Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain.

Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan

kuning.

 Warna sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1.

Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning,

hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan

biru.

(44)

31 Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.

Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan

jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna merah, kuning dan

biru.

 Warna netral

Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1.

Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam.

Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.

Dalam menentukan warna perlu diperhatikan, apakah dalam format RGB (Red,

Green, Blue) atau CMYK(Cyan, Magenta, Yellow, Black) format warna tersebut

akan berpengaruh kepada proses pemilihan media. Salah menempatkan format

warna kedalam aplikasi media akan mengakibatkan hasil media tesebut tidak akan

sesuai hasilnya seperti yang diharapkan warna yang digunakan dalam media

informasi ini adalah dominasi warna biru. Yang memiliki arti kejujuran, ketekunan,

dan pandangan yang luas, kedamaian, ketenangan, kepercayaaan kepada diri sendri,

keseimbangan, semangat batin.

(45)

32 BAB. IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Material Produksi

Dalam pembuatan buku sebagai media bacaan yang menarik ini diperlukan

spesifikasi computer yang memiliki kemampuan untuk mengolah data agar

mencapai hasil akhir yang diharapkan. Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

IV.1.1 Perangakat keras (Hardware)

a. Spesifikasi computer

Processor : Intel core I5

media-media yang ingin di buat.

IV.1.2 Perangkat Lunak (Software)

Software merupakan elemen yang sangat penting dalam pembuatan sebuah buku bergambar. Pemilihan software sanagt menentukan dalam tahap produksi. Software

yang penulis gunakan dalam pembuatan buku bergambar adalah sebagai berikut:

a. Sistem operasi menggunakan Windows 7 ultimate

b. Microsoft Office Word 2010, digunakan untuk menyusun teks dalam tampilan

buku dan juga di pergunakan untuk mengetik pembuatan tulisan tugas akhir.

c. Adobe photoshop cs5, untuk digunakan dalam pengolahan yang sudah tersedia

kemudian diolah di Adobe Photoshop setelah itu mulai proses editing hingga

fhinishing.

d. Adobe Ilustrator cs5, diugunakan untuk mengedit gambar.

(46)

33 IV.2 Teknis Produksi

Dalam suatu perancangan media informasi dilakukan beberapa tahap teknis

produksi yaitu pra produksi, dan produksi diantarannya sebagai berikut:

IV.2.1 Pra Produksi

Tahap pra produksi merupakan proses perancangan yang dilakukan sebelum

membuat sebuat media, pada tahap ini penulis melakukan beberapa tahap,

diantarannya:

a. Menentukan cerita

Cerita yang penulis pilih adalah cerita yang menggambarkan beberapa perjalanan

hidup Oto Iskandar Di Nata dari kecil hingga menjadi Mentri.

b. Sketsa

Dalam pembuatan perancangan media informasi buku bergambar, sketsa

merupakan tahapan awal setelah konsep dibuat. Sketsa merupakan gambaran

sederhana tampilan visual yang akan dibuat.

c. Editing Gambar

Setelah desain dibuat secara manual maka langkah selanjutanya yaitu gambar

diolah pada computer. Dalam pembuatan perancangan media informasi buku

bergambar, penulis menggunakan 2 software desain, diantaranya Adobe photoshop Cs5, Corel Draw x5, pengolahan gambar secara keseluruhan.

d. Pemilihan Alternatif

Pengolahan gambar dibuat dalam beberapa alternative, untuk memilih mana yang

paling cocok untuk digunakan. Setelah alternative terpilih, maka dilakukan koreksi

warna dan pemotongan gambar untuk dimaksimalkan hasilnya.

e. Finishing

Desain yang telah terpilih dipersiapkan untuk proses cetak, teknis cetak disesuaikan

(47)

34 IV.2.2 Produksi

Pada tahap ini merupakan proses pengolahan visual dari gambar sketsa sampai

finishing, teknis media berdasarkan pengelompokan tahapan perancangan media

informasi sebagai berikut:

 Tahap pertama

Memilih sketsa yang akan di edit untuk proses perancangan buku informasi dengan

konsep yang telah ditentukan.

Gambar IV.2.2.1 Sketsa Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

 Tahap kedua

Sketsa yang sudah terpilih, kemudian dimasukan pada satu dokumen di Adobe Photoshop Cs5 lalu mulai proses mewarnai dengan menggunakan magic erase tool ke tempat bagian yang akan di warnai setelah itu dilanjut kan dengan menekan

tombol ctrl+j lalu pilih layer, Arrange dan pilih sand to back,setelah itu pilih brush

tool lalu mulai mewarnai seperti gambar dan terus di ulang-ulang proses tersebut

(48)

35

Gambar IV.2.2.2 tahap warna sketsa Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

(49)

36

Gambar IV.2.2.4 tahap warna sketsa Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

(50)

37

Gambar IV.2.2.6 tahap warna sketsa Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

 Tahap ketiga

Mengatur dan menempatkan posisioning yang tepat untuk memasukan huruf atau

angka, untuk jenis font penulis menggunakan font Aquino dan candra, kenapa

penulis menggunakan kedua font tersebut karena dari bentuk segi ketegasan kedua

font tersebut sangat pass untuk digunakan.

(51)

38

 Tahap keempat

Setelah semua proses diatas ditancang sesuai yang diinginkan tahpan selanjutnya

penyimpanan fine dengan format image siap cetak. Penulis menggunakan format

.jpg

Gambar IV.2.2.8 Hasil dari sketsa berwarna Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

IV.2.3 Media Pendukung

 Poster

Proses pembuatan media poster menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS6

isinya tentang ajakan serta membuat orang tergir untuk membeli. Poster ini

(52)

39

Gambar IV.2.3.1 poster Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Format: Potrait

Ukuran: 29,7 cm x 42 cm (A3)

Resolusi: 300 dpi

Bahan: art paper 150 gram Teknis Produksi: Digital Printing

Poster ini menggunakan kertas ukuran A3 karena mengikuti poster-poster yang

sering dipasang di tempat umum. Poster ini juga menggunakan digital printing.

 X-Banner

(53)

40

Gambar IV.2.3.2 x-banner Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Format: Potrait

Ukuran: 60 cm x 160 cm

Resolusi: 300 dpi

Bahan: vynil laminasi doff

Teknis Produksi: Digital Printing

X-banner ini mengikuti ukuran pada umumnya dan bahan yang digunakan yaitu

vynil laminasi doff. Vynil laminasi doff ini cocok untuk ditempatkan dalam ruangan

indoor

 Kaos

Kaos dibuat untuk diberikan kepada anak agar terlihat lebih menarik. Pada kaos

terlihat gambar warna warni serta anak yang sedang membawa buku untuk

(54)

41

Gambar IV.2.3.3 baju Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Ukuran: M, L,S

Bahan: katun combed

Teknis Produksi: Print DTG(Direct To Garment)

Untuk bahan kaos yang digunakan yaitu bahan katun combed seperti kaos pada umumnya yang digunakan oleh anak. Koas ini menggunakan teknik cetak print

DTG karena memunculkan warna yang variatif dan pengerjaan lebih cepat. Kaos

ini hanya akan diberikan pada saat rilis pertama buku biografi Oto Iskandar Di Nata

sehingga hanya beberapa orang yang dapat memakainya.

 Gantungan kunci

Gantungan kunci merupakan aksesoris yang dapat digunakan pada pada pakaian,

tas dan media lainnya yang berfungsi sebagai media pengingat. Material plat

(55)

42

Gambar IV.2.3.4 pin Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Ukuran: diameter 58 mm

Bahan: artpaper tipis

Teknis Produksi: Digital Printing

Ukuran gantungan kunci ini menggunakan ukuran pada umumnya yang tidak

terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Untuk bahan yang digunakan yaitu bahan

akrilik karena lebih kuat dan tahan lama.

 Buku Tulis

Buku Tulis sebagai media pengingat juga berfungsi untuk mencatat data atau

(56)

43

Gambar IV.2.3.5 buku Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Ukuran: 14,8 cm x 21 cm

Bahan: art papper 250gram

Teknis Produksi: Digital Printing

Ukuran buku dengan 14,8 cm x 21cm mengikuti ukuran buku pada umumnya

namun cover dibuat semenarik mungkin agar anak menginginkannya.

Handbag

(57)

44

Gambar IV.2.3.6 Handbag Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Ukuran: 21 cm x 29,7 cm (A4)

Bahan: kanvas

Teknis Produksi: Print DTG (Direct To Garment)

Ukuran handbag ini menyesuaikan dengan ukuran handbag pada umumnya, bahan

handbag yang digunakan yaitu bahan kanvas karena lebih kuat jika membawa barang-barang yang berat handbag ini menggunakan teknik produksi Print DTG.

Sticker

(58)

45

Gambar IV.2.3.7 sticker

Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Ukuran: 5 cm x 5 cm

Bahan: vinyl

Teknis Produksi: Digital Printing

Ukuran stiker ini menggunakan ukuran persegi 5 x 5 cm dengan bahan vinyl karena akan dicetak banyak sehingga memilih bahan vinyl agak kualitas gambar lebih bagus dan tahan lama.

 Pembatas Buku

Pembatas buku sebagai media pengingat juga berfungsi untuk membatasi buku bila

(59)

46

Gambar IV.2.3.8 Pembatas buku Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Ukuran: 20cm x 3 cm

Bahan: Artpaper tebal

Teknis Produksi: Digital Printing

Ukuran pembatas buku ini menggunakan ukuran 20cm x 3 cm dengan bahan

Artpaper tebalkarena akan dicetak banyak sehingga memilih bahan Artpaper tebal agak kualitas gambar lebih bagus dan tahan lama.

 Tempat pensil

(60)

47 Gambar IV.2.3.9 tempat pensi

Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Ukuran: 19cm x 5 cm

Bahan: pelastik

Teknis Produksi: kerajinan tangan

Ukuran tempat pensil ini menggunakan ukuran 19cm x 5 cm dengan bahan pelastik.

Tempat pensil ini digunakan sebagai souvenir yang akan diberikan keapda anak

yang akan membaca atau membeli buku biografi tentang Oto Iskandar Di Nata ini.

 Mug

Mug sebagai media pengingat juga berfungsi sebagai hadiah untuk anak-anak.

(61)

48 Gambar IV.2.3.10 mug

Sumber: Dokumen Pribadi, 2016.

Ukuran dan Teknis Media

Ukuran: 85mm x 95 mm

Bahan: Mug putih polos Coating

Teknis Produksi: Mesin Press Mug

Mug berfungsi sebagai media promosi seperti merchandise dengan menggunakan bahan mug putih polos dan menggunakan mesin press mug membuat mug cepat

Gambar

Gambar II.5 Diagram 1
Gambar II.6 Diagram 2
Tabel III.I.5.3.1. Consumer Journey
Gambar III.1.5.4.2. Indikator 2
+7

Referensi

Dokumen terkait