• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan media informasi tentang Tari Katumbiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan media informasi tentang Tari Katumbiri"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Reddy Russanto

NIM : 51909284

Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 28 Januari 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

Jenjang : Strata 1

Fakultas : Desain dan Seni

Alamat : Dsn: Karangnangka RT/RW 003/002

Desa: Karangheuleut Kecamatan: Situraja Kabupaten: Sumedang

Contact : 089669740405

Email : reddyrussanto@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan

Tahun Pendidikan

1996-2003 SD Negeri Karangnangka 1

2003-2006 SMP Negeri 4 Situraja

2006-2009 SMA Negeri 3 Sumedang

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG TARI KATUMBIRI

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2012-2013

Oleh :

Reddy Russanto 51909284

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ... ii

LEMBAR SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 2

I.5 Tujuan Perancangan ... 2

BAB II PENGETAHUAN GENERASI MUDA TENTANG TARI KATUMBIRI II.1 Pengertian Tari ... 3

II.1 Tari Katumbiri ... 3

II.3 Rias dan Busana Tari Katumbiri ... 5

II.4 Koreografi Tari Katumbiri ... 6

II.5 Pencipta Tari Katumbiri ... 7

II.6 Pamentasan Tari Katumbiri ... 7

II.7 Esensi Tari Katumbiri... 7

II.8 Pengetahuan Generasi Muda Tentang Tari Katumbiri ... 8

(7)

viii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI TARI KATUMBIRI

III.1 Strategi Perancangan ... 10

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 10

III.1.2 Tujuan Komunikasi ... 11

III.1.3 Pendekatan Visual ... 11

III.1.4 Pendekatan Verbal ... 12

III.1.5 Strategi Kreatif ... 12

III.1.6 Strategi Media ... 13

III.1.6.1 Media Primer (Media Utama) ... 13

III.1.6.2 Media Skunder (Media Pendukung ... 13

III.1.7 Strategi Distribusi... 15

III.2 Konsep Visual ... 16

III.2.1 Format Desain ... 16

III.2.2 Tata Letak... 17

III.2.3 Tipografi ... 18

III.2.5 Warna ... 19

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Proses Perancanggan Buku Informasi Tari Katumbiri ... 23

IV.2 Media Utama ... 26

IV.2.1 Buku Informasi Tari Katumbiri ... 26

IV.3 Media Pendukung ... 27

IV.3.1 Dvd ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(8)

32 DAFTAR PUSTAKA

• Ardiansyah, Yulian. (2005). Tips&Trik Fotografi. Jakarta: PT.Gramedia WidiaSarana Indonesia

• Asmani, Ma'mur Jamal. (2012). Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja Di Sekolah. Jogjakarta: Buku Biru

• Hadi, Sumandiyo Y. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pustaka

• Junaedi, Dedi. (2003). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

• Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset

• Kompasiana.com. (2013). Kebudayaan Bangsa Semakin Terancam. Diakses pada 25 Januari 2013.

• Mustika, Mega Yuliani. (2012). Kepenarian Tari Katumbiri. Bandung • Nungroho, R.Amien. (2007). Kamus Fotografi.Yogyakarta: Andi Offset • Nurwati, Tati; R. M. Soedarso. (2005). Tari Sunda, dulu, kini,dan esok.

Bandung: PAST UPI

• Rustan, Surianto.(2009). LAYOUT, Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia.

• Sari , V. Kumala. (1980). Sejarah Kebudayaan Indonesia, Bandung. • Sediawai, Edi. (1984). Tari, Tinjauan dari berbagai segi. Jakarta: Pustaka

Jaya.

(9)

iv KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena hanya berkah dan karunia-Nya akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir dengan judul: PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG TARI KATUMBIRI. Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Tugas Akhir di Fakultas Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Dengan terselesaikannya Laporan Pengantar Tugas Akhir ini, penulis juga mengucapkan terima kasih tulus iklas kepada:

• Kedua orang tua, keluarga besar yang telah memberi semangat dan dukungan. • Taufan Hidayatullah, M. DS Sebagai pembimbing.

• Ade Nana Priyatna W, S. Sn Ketua Jurusan Seni Tari SMKN 10 Bandung. • Novi Haryani, S. Pd Guru Seni Tari SMKN 10 Bandung.

• Siswa Jurusan Seni Tari SMKN 10 Bandung.

Penulis menyadari bahwa Laporan Pengantar Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari berbagai pihak untuk memperbaiki Laporan Tugas Akhir ini.

Bandung, 26 Agustus 2013

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Masalah

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang di suatu kelompok orang dengan cara diwariskan dari generasi ke generasi, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, karya seni. Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri manusia, ketika seseorang berusaha berkomunikasi membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. ( Drs. V. Kumala Sari, Sejarah Kebudayaan Indonesia, 1980, hal 4)

Budaya juga merupakan suatu perangkat yang sangat rumit untuk dimengerti karena budaya mengandung pandangan atas keistimewaan sendiri. Namun budaya dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, kebudayaan itu bersifat absrak.

Kesenian adalah sesuatu yang bernilai seni, kesenian merupakan keindahan yang diciptakan oleh manusia, seni dapat terlahir kerena manusia senang dengan yang namanya keindahan. Sebagai salah satu kebutuhan manusia karya seni akan tetap di kembangkan dan dipertahankan. ( Wiyoso Yudoseputro, Pengantar Wawasan Seni Budaya, 1993, hal 73)

Kebudayaan Sunda merupakan salah satu bentuk budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Sunda memiliki banyak kesenian tari. Kehadirannya dapat dilihat sebagai bentuk ekspresi masyarakat Sunda. Tari bukan hanya sebuah media hiburan, tetapi seni tari dapat menjadi sebuah media komunikasi melalui gerak.

(11)

2

memunculkan spektrum warna). Tari Katumbiri merupakan tari kreasi baru yang bertema tentang alam.

Seni tari Katumbiri saat ini jarang dipentaskan. Pertunjukannya hanya pada saat-saat tertentu saja. Selain itu, hanya ada beberapa sanggar dan sekolah yang mengajarkan tari Katumbiri. Permasalahan lain yang ditemukan masih sulit media informasi tentang tari Katumbiri.

I. 2 Identifikasi Masalah

• Sedikitnya tempat pembelajaran tari Katumbiri.

• Masih sulit ditemukannya informasi data tentang tari Katumbiri. • Tari Katumbiri jarang dipertunjukan.

I. 3 Rumusan Masalah

Setelah melakukan identifikasi yang terpapar diatas dapat dirumuskan permasalahan bagaimana merancang media informasi yang berisi gerak tari Katumbiri sebagai media informasi dan media pembelajaran.

I. 4 Batasan Masalah

Berdasarkan pembahasan yang terpapar diatas akan diberikan batasan masalah secara jelas dan terfokus. Permasalahan dibatasi pada tari Katumbiri yang sekarang ini dikembangkan di Bandung.

I. 5 Tujuan Perancangan

(12)

3 BAB II

PENGETAHUAN GENERASI MUDA TENTANG TARI KATUMBIRI II. 1 Pengertian Tari

Tari adalah salah satu jenis gerak yang mempunyai keindahan ekpresi jiwa manusia yang di ungkapkan melalui tubuh yang diperhalus dengan estetika, Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta. (Haukin: 1990, 2).

Pada seni tari tenaga sangat dibutuhkan karena tenaga sangat berhubungan dengan rasa dan emosi agar tari yang di tampilkan lebih kreatif, gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang lebih mendalam.

Perkembangan budaya masyarakat dapat mempengaruhi seni tari yang menjadikan seni tari dapat berfungsi sebagai suatu kegiatan, seperti kegiatan upacara, seni tari sebagai adat keagamaan, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyalur terapi dan pendidikan.

II. 2 Tari Katumbiri

Gambar II.1 Gambar Tari Katumbiri

(13)

4

Tari Katumbiri merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang berasal dari Sunda, yang lebih tepatnya dari Bandung Jawa Barat. Tarian Katumbiri memiliki gerakan yang tersusun dan di konsep sebuah koreografi. Tema dari tari Katumbiri ini mengambil tema dari sebuah fenomena alam yaitu pelangi, dalam tari Katumbiri terdiri dari gerak pokok, dan gerak peralihan yang berkarakter putri ladak, make up dari tari Katumbiri di rias dengan cantik kerena menggambarkan seorang putri atau bidadari, Katumbiri yang memiliki arti pelangi, pelangi yang memiliki tujuh warna berbeda-beda yaitu warna merah, kuning, hijau, biru, ungu, pink, orange, dilakukan oleh tujuh penari putri yang memakai baju berwarna-warni mengambil dari warna pelangi, tari Katumbiri mempunyai ciri khas gerakannya dari tari Sunda pada umumnya, pada tarian ini yang lebih inovatif dan dinamis di tunjang dengan tatanan gending yang melodius retmik dan ada hentakan pada moment gerakannya tertentu. ( Yuliani Mega Mustika, Kepenarian Tari Katumbiri, 2012, hal 1)

(14)

5 II. 3 Rias dan Busana Tari Katumbiri

Gambar II.2 Gambar Rias dan Busana Tari Katumbiri

Foto: Yuliani Mega Mustika

Dari kostum yang telah dikembangkan yaitu singer asal bulu-bulunya hanya satu di tengah, lalu dikereasikan menjadi lebih banyak bulu-bulu yang terdapat di singer tari katumbiri, busana dalam tari Katumbiri di desain dengan rias busana cantik, yang di gunakan oleh penari kreasi baru dengan putri untuk mendukung karakter yang ada pada tarian tersebut. Tari dan busana dalam seni tari yang saling berhubungan jadi tidak dapat dipisahkan, karena sudah termasuk ke dalam penyajian pentas.

Rias yang di gunakan dalam tari Katumbiri adalah :

a. Alis masekon ipis yang berfungsi memperjelas pada bagian alis yang bisa memperkuat karekter.

b. Pasau teleng trisula adalah gambar berbentuk huruf V yang berada di tengah-tengah antara dua alis. Di atas hidung (seperti orang india).

c. Godeg mecut ipis yang berfungsi untuk memperjelas pada bagian pipi dibagian samping kiri dan kanan yang berdekatan dengan telinga.

d. Eye Shadow yang berfungsi memperjelas pada bagian mata. e. Blus on yang berfungsi untuk memperjelas pada bagian atas pipi.

(15)

6

Busana yang di pakai tidak kalah pentingnya dari rias busana yang digunakan seorang penari, busana yang digunakan tari Katumbiri adalah :

a. Apok yang berfungsi sebagai baju penutup di bagian atas.

b. Sinjang yang berfungsi sebagai penutup pada bagian bawah tubuh. c. Sampur adalah properti busana untuk menari.

d. Beubeur adalah sabuk yang berfungsi sebagai perlengkapan pada bagian pinggang.

e. Kewer yaitu aksesoris yang dipasang pada bagian tengah sabuk. f. Singer yaitu aksesoris yang di pasang dibagian kepala.

g. Gelang tangan yaitu aksesoris yang dipasang dibagian tangan.

h. Kalung yaitu berfungsi sebagai aksesoris yang dipasang dibagian leher. i. Kilat bahu berfungsi sebagai aksesoris perlengkapan busana dibagian bahu. j. Andong yaitu pita yang membentuk setengah lingkaran dari sudut kanan ke kiri

untuk perlengkapan busana.

k. Sanggul yaitu perlengkapan rambut tambahan yang dipasang dibelakang kepala agar rambut terkesan panjang.

l. Giwang yaitu aksesoris yang berfungsi sebagai perlengkapan busana yang dipasang pada bagian telinga.

II. 4 Koreografi Tari Katumbiri

(16)

7 II. 5 Pencipta Tari Katumbiri

Awal mula yang menciptakan tari Katumbiri yaitu oleh R. ENOCH ATMADIBRATA yang diciptakan pada tahun 1957, R. Enoch sangat piawai dalam menciptakan sebuah tarian beberapa tarian ciptaannya adalah tari Cendrawasih, tari Hujan Munggaran, Sendarwati, Lutung Kasarung, dan salah satunya tari Katumbiri, seni tari Katumbiri ini menggambarkan kegembiraan anak-anak setelah hujan dan munculnya pelangi, konsep tari Katumbiri ini ialah gerakan yang dinamis dengan diiringi gending melodius retmik, dengan penari yang membuat hentakan-hentakan dan menjadi karakteristik dari tarian Katumbiri tersebut.

Objek pelangi ini juga menjadi objek pengamatan Profesor Iyus Rusliana yang menjadikan inspirasi untuk menciptakan sebuah tari, dan kemudian tercipta tari Katumbiri yang diperbaharui dengan iringannya yaitu pelog-sorog (gamelan), dalam tarian ini digambarkan ada tujuh orang wanita sebagai penari yang memakai kostum, masing-masing mewakili satu warna pelangi.

II. 6 Pementasan Tari Katumbiri

Dari hasil observasi yang didapat, bahwa tari Katumbiri jarang diadakan pertunjukan, pertunjukannya hanya pada acara-acara tertentu saja, sehingga keberadaanya kurang diketahui banyak orang, tarian ini hanya ditemukan di SMKN 10 Bandung sebagai salah satu pelajaran dijurusan seni tari.

Dengan kurangnya pelestarian, tempat pembelajaran serta publikasi tarian Katumbiri, menjadikan minat generasi muda zaman sekarang lebih memilih tarian modern dari pada tarian tradisional.

II. 7 Esensi Tari Katumbiri

(17)

8

sedang bersuka cita ketika turun dari tangga emas dan mensucikan diri di telaga, jenis dari tarian ini hanya ditarikan oleh wanita, karena tari ini tarian putri, tarian ini disajikan kelompok atau di tarikan lebih dari satu penari.

Cerita dari tari Katumbiri ini yaitu menggambarkan para bidadari yang turun kebumi untuk mandi, dan lambang pelangi sebagai jembatan yang dijadikan para penari untuk turun ke bumi yang memiliki karakter putri ladak atau tarian ini memiliki gerakan yang tidak lembut dan tidak juga kasar.

II. 8 Pengetahuan Generasi Muda Tentang Tari Katumbiri

Grafik II.1 Perhitungan Hasil Survei

Lingkungan yang berada di kota besar sangat mempengaruhi banyaknya berbagai macam masalah yang seharusnya memerlukan pembinaan. Dengan cepatnya perkembangan teknologi, masyarakat cenderung tidak menghargai warisan budaya tradisional.

Dari hasil kuesioner yang disebarluaskan secara acak melalui media digital tehadap responden (pelajar dan mahasiswa ) yang berada di Bandung-Jawa Barat dan berdomisili di daerah Dipatiukur dengan rentang usia enam belas sampai dua puluh pima tahun, hanya enam orang yang mengetahui tari Katumbiri.

(18)

9

mengetahui tari Katumbiri mereka sangat setuju jika adanya upaya yang kongkrit untuk melestarikan tari Katumbiri atau seni tari secara umum.

Kurangnya media informasi yang menyebar luas dimasyarakat menjadi faktor utama yang menyebabkan masyarakat tidak mengetahui tentang tari Katumbiri sebagai tarian tradisional. Bahkan banyak responden yang berpendapat bahwa tarian tradisional sudah banyak yang tidak diperhatikan lagi.

II. 9 Kesimpulan dan Solusi

Dari hasil analisis data yang didapat bahwa sangat kurangnya pengetahuan masyarakat secara umum terhadap tarian Katumbiri. Maka pentingnya upaya dan kerjasama dari banyak pihak, seperti pemerintah, tokoh kesenian atau masyarakat itu sendiri untuk mengambil langkah-langkah tertentu yang bertujuan untuk mengenalkan kembali tari Katumbiri kepada masyarakat luas melestarikan kesenian daerah dan memelihara budaya seni tari yang menjadi salah satu kekayaan budaya bangsa.

Walaupun tari Katumbiri belum sepenuhnya punah perlu upaya-upaya pelestarian dan pengembangan tarian ini. Minimnya informasi tentang tari Katumbiri sudah seharusnya segera diatasi dengan cara memperkenalkan kembali tari Katumbiri.

Maka dari pada itu seharusnya ada penyebaran informasi melalui media, baik itu media cetak maupun media elektronik, hal tersebut agar memudahkan masyarakat untuk menerima informasi yang mudah dijumpai, upaya ini dilakukan karena sangat terancamnya keberadaan tarian tersebut, meskipun banyak masyarakat yang menyukai kesenian tari, namun mereka lebih memilih tari modern daripada tari tradisional.

(19)

10 BAB IIl

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI TARI KATUMBIRI

III. 1 Strategi Perancangan

Permasalahan yang diangkat dalam media informasi ini adalah mengenai kurang tahunya generasi muda terhadap tari Katumbiri. Kurangnya media informasi yang tersebar luas dimasyarakat menjadi faktor utama yang menyebabkan tidak mengetahui tentang tari Katumbiri.

Maka daripada itu sebagai solusi seharusnya ada penyebaran informasi tari Katumbiri melalui media, baik itu media cetak maupun media elektronik yang bersifat membujuk, mempengaruhi, mengubah prilaku audience, dengan pesan yang disesuaikan target audince agar mudah untuk dimengerti.

III. 1. 1 Pendekatan Komunikasi

Pendapat dari Handoko: Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus tidak hanya memerlukan transmisi data. Tetapi bahwa tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran informasi.

Sebelum dijabarkan lebih lanjut mengenai strategi komunikasi berikut pemaparan tentang target audience.

Target Audience - Demografis

• Usia : Remaja 16-18 tahun

Yang menjadi target audience dari perencangan media komunikasi ini adalah remaja yang berumur 16-18 tahun dimana seorang remaja mulai mengalami perkembangan dari masa anak-anak menjadi orang dewasa. • Status ekonomi sosial: Kalangan menengah atas

(20)

11 - Psikografi:

Dipilih remaja yang berumur 16-18 tahun, karena pada usia tersebut tingkah laku dan pola hidup mereka masih belum konsisten untuk memilih apa yang terbaik dan menarik untuk dipelajari, kehidupan mereka masih bersifat keingin tahuan dan mengenal. Memiliki kebiasaan berkumpul dengan teman-teman sebayanya.

- Geografis :

Berdasarkan lokasi yang menjadi target audience pada perancangan ini adalah remaja yang bertempat tinggal di daerah perkotaan, tepatnya di daerah Bandung Jawa Barat. Karena dapat dijelaskan dari penelitian yang telah dilakukan, remaja perkotaan lebih mudah terpengaruh kebudayaan asing daripada terpengaruh budayanya sendiri.

III. 1. 2 Tujuan Komunikasi

Tujuan dari media komunikasi ini adalah untuk mengenalkan kembali kesenian tradisional Jawa Barat yaitu tari Katumbiri dan diharapkan masyarakat bisa mempelajari gerakan tari Katumbiri sehingga keberadaannya bisa dilestarikan.

III. 1. 3 Pendekatan Visual

Komunikasi visual adalah komunikasi yang dilakukan secara visual (gambar) yang hanya dapat dirasakan melalui indra penglihatan. Bentuk komunikasi visual dapat menyajikan informasi dengan menarik, karena pada dasarnya lebih cepat dan mudah mendapatkan perhatian. Namun harus bisa dimengerti oleh audience.

(21)

12 III. 1. 4 Pendekatan Verbal

Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih, disampaikan komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) dengan cara tertulis. Jadi untuk pendekatan verbal dalam media informasi ini menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia untuk bahasa pengantar dan bahasa Sunda untuk menyampaikan istilah-istilah yang khas pada seni tari Katumbiri.

Agar mudah untuk dimengerti adanya penambahan tagline, yaitu sebagai pengingat, pembeda. Tagline ini bertujuan agar orang-orang yang membacanya akan lebih mudah mengenali apakah yang diwakili oleh tagline tersebut, dengan pertimbangan terpilih kata:

KENALI LEBIH DEKAT LAGI”.

III. 1. 5 Strategi Kreatif

Agar informasi mencapai tujuan yang diharapkan maka informasi harus kreatif dan memberikan informasi yang efektif, strategi kreatif yang akan dirancang dalam media informasi ini adalah dengan teknik fotografi dan videografi.

Teknik fotografi ini akan menginfomasikan gerakan-gerakan tari Katumbiri dari awal sampai akhir, Dengan teknik pengambilan gambar menggunakan sudut pengambilan gambar long shoot (gambar yang ditampilkan terlihat keseluruhan), Sehingga bisa memperlihatkan ekspresi dan menjelaskan dimana objek itu berada.

(22)

13 III.1.6 Strategi Media

Media adalah salah satu hal terpenting dalam penyampaian sebuah informasi, yaitu sabagai alat penghubung untuk menyampaikan pesan kepada audience. Maka diperlukan media yang sesuai agar informasi mudah dipahami dengan baik.

Media yang akan digunakan dalam perancangan media informasi ini berupa media primer dan media skunder, media primer adalah media utama yang berisi informasi yang lengkap untuk disampaikan, dan media skunder adalah media pelengkap yang menunjang dari media utama.

III. 1. 6. 1 Media Primer (Media Utama) • Buku Informasi

Karena buku merupakan media cetak yang memiliki daya tarik dan dapat menampung banyak informasi. Media utama yang digunakan dalam perancangan media informasi tari Katumbiri ini adalah berupa buku informasi.

Kemudian daripada itu saat sekarang ini media buku yang menjelaskan tentang tari Katumbiri sulit untuk ditemukan di toko buku maupun di perpustakaan-perpustakaan sekolah seni.

III. 1. 6. 2 Media Skunder (Media Pendukung) • Dvd

Media pendukung dvd ini adalah sebagai alat bantu berupa video, agar audience bisa mengikuti gerakan-gerakan tari Katumbiri dan mendengarkan iringannya.

• Poster

Poster adalah media informasi yang dapat menampung banyak informasi yang singkat dan cepat di pahami. Poster ini di cetak di ukuran 29 cm x 41 cm. • Mini X Banner

(23)

14 • Stiker

Stiker adalah media yang sangat mudah untuk diaplikasikan dan dekat dengan masyarakat, stiker ini akan dibagikan kepada perorangan agar mereka bisa ikut untuk mempromosikan tari Katumbiri dengan cara menempelkan stiker ini ditempat yang mereka inginkan.

• Jam dinding

Jam dinding adalah media yang sering ditemukan setiap hari, pemilihan media jam dinding ini adalah karena jam dinding sangat mudah dijumpai dan bagian hal terpenting didalam kehidupan.

• Gantungan Kunci

Selain alat yang dapat berfungsi gantungan kunci bisa dijadikan sebagai media informasi karena media ini mudah untuk dibawa-bawa, maka dipilihlah media gantungan kunci ini.

• Gelas

Gelas ini menjadi salah satu media promosi pendukung untuk menginformasikan tari Katumbiri, teknik yang akan di gunakan pada gelas ini adalah dengan cara di print laser.

III. 1. 7 Strategi Distribusi

Jadwal penyebaran media komunikasi tari Katumbiri ini akan disebarkan selama 2 bulan, yaitu pada bulan Agustus dan September hal ini sebelumnya sudah di pertimbangan, karena mengambil moment pada saat masuknya siswa baru, untuk jadwal penyebaran medianya adalah sebagai berikut:

Media Distribusi

Buku Pendistribusian buku ini akan dipublikasikan di toko buku, perpustakaan sekolah seni yang berada di Bandung.

Dvd Dvd ini akan disatukan di dalam buku

(24)

15

Mini X Banne Pemasangan mini x banner akan di pasang di toko-toko buku dan perpustakaan sekolah.

Stiker Stiker ini akan di bagikan di sekolah-sekolah yang ada di bandung.

Jam Dinding Jam dinding ini akan di distribusikan di toko-toko jam. Gantungan

Kunci

Gantungan kunci ini akan dijadikan bonus pada saat pembelian buku

Gelas Media pendukung gelas ini akan di tempatkan di kantin-kantin sekolah.

Tabel III.1 Tabel Distribusi

Media

Agustus September

Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4

Buku

Dvd

Poster

Mini X Bannner

Jam Dinding

Gantungan Kunci

Gelas

(25)

16 III. 2 Konsep visual

Konsep visual dalam perancangan media informasi ini adalah merancang sebuah buku informasi dengan menampilkan seorang penari yang memperagakan gerakan-gerakan tari Katumbiri, teknik visual yang ditampilkan memakai teknik fotografi.

Perancangan konsep buku ini didalamnya selain terdapat gerakan-garakan dari tari Katumbiri, menyajikan beberapa poin yaitu terdapat tata letak (layout), tipografi, dan dvd video tari Katumbiri yang menampilkan ketujuh penari tari Katumbiri lengkap dengan iringannya agar dapat mendukung perancangan dari media informasi ini, sehingga audience lebih mudah untuk memahami dan mempelajarinya. Judul buku yang terpilih adalah "CARA CEPAT BELAJAR TARI KATUMBIRI", pemilihan judul ini adalah agar bisa menarik perhatian target audience untuk membeli.

III. 2. 1 Format Desain

Format Desain Cover Buku

Dalam perancangan media informasi tentang tari Katumbiri ini format desain yang digunakan berukuran 20x20 cm.

(26)

17

Gambar III.2 Sketsa Cover Buku

III. 2. 2 Tata Letak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Garcia dan Stark seperti yang dikutip Rustan tahun 2007, di wilayah-wilayah pengguna bahasa dan tulisan latin, orang membaca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah, namun tidak hanya itu saja , arah gerak mata juga dipengaruhi oleh hal-hal lain berupa pemberian pembada pada suatu objek, yaitu seperti warna, ukuran, style, dalam isi desain media buku informasi ini menggunakan arah baca pada umumnya yaitu dari kiri ke kanan dengan sequence seperti huruf Z, tata letak visual yang di tampilkan adalah foto dari penari Katumbiri lebih di perbesar dari keterangan gerakan tari, agar memudahkan audience untuk mengikuti gerakannya.

(27)

18 III. 2. 3 Tipografi

Huruf sangat berfungsi dalam sebuah media informasi, yaitu sebagai lambang bunyi atau penyampai pesan, huruf yang dipakai didalam media informasi buku ini memakai dua jenis huruf dari script dan serif yaitu Freestyle Script dan Minion Pro, Penggunaan huruf Freestyle Script akan dipakai pada bagian headlines atau judul agar berfungsi mengantarkan pandangan mata pembaca menuju teks pada buku yang disajikan sehingga lebih jelas terbaca, dan penggunaan huruf Minion Pro digunakan pada bagian isi buku agar pembaca lebih nyaman dan jelas untuk membacanya. Dengan mempertimbangkan kesan dinamis seperti yang terkandung dalam gerakan tari Katumbiri.

Gambar III.4 Font Freestyle Script

(28)

19 III. 2. 4 Warna

Warna merupakan unsur terpenting dalam sebuah desain, setiap warna memiliki kekuatan dan arti yang berbeda-beda warna juga mampu merangsang prilaku dan perasaan seseorang. Pemilihan warna harus sesuai dengan konsep dan pesan yang ingin disampaikan. Dalam perancangan media buku informasi ini warna utama yang di gunakan adalah hitam dan putih yang dijadikan sebagai latar atau background agar desain buku terlihat lebih elegan dan memiliki kesan mewah.

Gambar III.6 Warna Primer

Penggunaan warna merah, kuning, biru, pink, orange ini adalah sebagai warna pendukung pada desain buku, agar terlihat lebih hidup yang mengambil warna dari sebagian warna busana tari Katumbiri, sehingga identitas tari Katumbiri tetap ada dibagian desain media buku informasi ini.

(29)

xi DAFTAR TABEL

Gambar

Gambar II.1 Gambar Tari Katumbiri
Gambar II.2 Gambar Rias dan Busana Tari Katumbiri
Grafik II.1 Perhitungan Hasil Survei
Tabel III.1 Tabel Distribusi
+5

Referensi

Dokumen terkait