• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Tentang Minuman Keras Untuk Remaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Tentang Minuman Keras Untuk Remaja"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG

MINUMAN KERAS UNTUK REMAJA

DK 26313/Tugas Akhir

Semester 2 2009/2010

Oleh:

Yardina Pattihahuan

NIM:

52106022

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ii Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG

MINUMAN KERAS UNTUK REMAJA

DK 26313/Tugas Akhir

Semester 2 2009/2010

Oleh:

Yardina Pattihahuan

NIM:

52106022

Program Studi Desain Grafis

Disahkan oleh:

Pembimbing

M. Syahril Iskandar, S.Sn

4127 32 06 012

Koordinator Tugas Akhir

Kankan Kasmana, S.Sn

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(UU no.

23/ 1992 tentang kesehatan). Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama

untuk hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang

berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Tetapi kenyataannya tidak semua

orang memperoleh atau memiliki kesehatan yang memadai.

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol. yang juga biasa disebut etil

alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, Etanol adalah sejenis

cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan

alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol murni

(absolut) dihasilkan pertama kalli pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu

dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang. Senyawa ini dapat

ditemukan pada minuman beralkohol.

Minuman beralkohol memiliki kadar yang berbeda-beda. Misalnya, bir dan

soda alkohol (1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol), dan minuman keras atau

biasa disebut dengan spirit (35-55% alkohol), Konsentrasi alkohol dalam darah

dicapai dalam 30-90 menit setelah diminum. Meskipun belum ada standard yang

diterima secara umum tentang tingkat keamanan untuk konsumsi minuman

beralkohol, namun secara sederhana peminum alcohol dapat dibagi kedalam 3

(tiga) kelaompok, yang meliputi peminum ringan, peminum menegah dan peminum

berat.

(Journal Alcoholism: Clinical and Experimental Research)

Sebagian besar peminum alkohol memulai kebisaannya ini pada masa

remaja. Masa ini sangatlah kritis dimana pada periode yang inilah merupakan pintu

(4)

Beberapa faktor penyebab penyalahgunaan alkohol pada remaja yaitu motif

ingin tahu, adanya kesempatan, sarana dan prasarana, kepribadian, emosi dan

mental lemah. Oleh karena itu, diperlukan himbauan berupa informasi terhadap

masyarakat khususnya para remaja perihal bahaya minuman yang mengandung

alkohol, dengan cara penanggulangan sejak dini diharapkan dapat efektif

mengurangi jumlah peminum minuman beralkohol karena ditanggulangi dari akar

permasalahannya yaitu peminum minuman beralkohol remaja setingkat SMA.

Diharapkan pula dengan adanya media informasi ini dapat memberikan

pemahaman akan dampak alkohol pada seseorang efek jera lalu meninggalkan

kebisaannya.

Himbauan ini dapat berupa media informasi yang mengarah tepat dan efektif

agar dapat menginformasikan pesan yang dimaksud.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Kurangnya pemahaman masyarakat akan bahaya pengkonsumsian minuman

beralkohol.

2. Kurangnya pengawasan dan bimbingan orang tua dan masyarakat terhadap

remaja akan bahaya sesungguhnya dari minuman beralkohol.

3. Kurangnya usaha pemerintah menginformasikan kepada masyarakat tentang

bahaya minuman berlakohol.

1.3 Fokus Permasalahan

1. Strategi kreatif dalam menyampaikan informasi, khususnya kepada remaja

berumur 15 - 18 tahun tentang bahaya minuman beralkohol.

2. Bagaimana media yang tepat dan efektif untuk menunjang strategi kreatif yang

efektif untuk mencapai tujuan perancangan media informasi.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan Tugas Akhir ini adalah untuk menginformasikan kepada

remaja setingkat siswa SMA tentang masalah minuman beralkohol,

(5)

karena remaja tidak memiliki kemampuan untuk menilai resiko kesehatan yang

akan ditimbulkan oleh minuman beralkohol dan sifat zat psikoaktif yang bersifat

adiktif (ketagihan/kecanduan) yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, remaja

mulai mengkonsumsi minuman beralkohol dengan berbagai macam sebab yang

berbeda (alasan tersendiri).

Dengan cara penanggulangan sejak dini ini diharapkan dapat efektif

mengurangi jumlah alkoholik karena ditanggulangi dari akar permasalahannya

yaitu peminum remaja dan diharapkan pula akan timbul kesadaran pada diri remaja

tersebut agar mengetahui bahaya akan pengkonsumsian minuman beralkohol dan

bahan yang terkandung didalamnya sehingga timbul efek takut dan jera lalu segera

meninggalkan kebiasaannya dalam mengkonsumsi minuman beralkohol.

1.5 Manfaat Perancangan

1.5.1 Bagi Penulis dan Rekan-Rekan Seprofesi

1. Menyelesaikan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat mutlak kelulusan

mahasiswa di jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer

Indonesia.

2. Menambah pengetahuan yang lebih dalam mengenai minuman

beralkohol dan bahayanya terhadap peyalahgunaan alkohol khususnya

terhadap siswa SMA yang mengkonsumsi minuman beralkohol.

1.5.2 Bagi Masyarakat

1. Memberikan informasi tentang bahaya minuman beralkohol terhadap

kesehatan kepada remaja setingkat siswa SMA.

2. Menghimbau para orangtua khususnya yang berusia 15-18 tahun agar

memantau dan memberikan pengertian kepada anak tersebut tentang

bahaya minuman beralkohol beserta kandungannya yang mengancam

kesehatan dan masa depan anak tersebut.

1.6 Kata Kunci

(6)

BAB II

MEDIA INFORMASI DAMPAK MINUMAN BERALKOHOL

2.1. Perancangan

2.1.1. Definisi Perancangan

Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai

definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya memiliki maksud dan tujuan yang sama,

sejumlah definisi tentunya sangat berguna dalam memandang definisi

perancangan secara luas. Perancangan adalah suatu kegiatan membuat desain

teknis berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis. Analisis

adalah suatu kegiatan dalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk

permasalahan atau kasus yang terjadi.

2.2. Informasi

2.2.1. Pengertian Informasi

Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,

pengalaman, atau instruksi. Namun istilah ini memiliki banyak arti bergantung

pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti,

pengetahuan, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.

Informasi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang

peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses

komunikasi, pengumpulan data, atau sesuatu yang didapatkan dari berita.

Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi

statistik. Kesimpulannya, informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari

pembelajaran, pengalaman, atau instruksi, dan pemberitahuan.

Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387)

yang diambil dari bahasa latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktifitas dalam

“pengetahuan yang dikomunikasikan”

(7)

2.3.1. Definisi Dampak

Dampak dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai pengaruh kuat

yang dapat mendatangkan akibat baik negatif maupun positif .

2.4. Perihal Alkohol

2.4.1 Definisi Alkohol

Alkohol adalah zat psikoatif yang bersifat adiktif. Zat psikoatif adalah

golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, yang dapat

menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan kesadaran

seseorang. Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu keadaan kecanduan atau

ketergantungan terhadap jenis zat tertentu. Seseorang yang menggunakan

alkohol mempunyai rentang respon yang tidak stabil dari kondisi yang ringan

sampai berat. (Teguh Pribadi, 2009).

Alkohol juga merupakan zat penekan susuan syaraf pusat meskipun

dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Bahan

psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari

proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi umbian.

Nama yang populer alkohol di Indonesia untuk konsumsi adalah miras,

kamput, topi miring, raja jemblung, cap tikus, balo, dan lain sebagainya.

Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan

soda alkohol (1% - 10% alkohol), martini dan anggur (10% - 20% alkohol), dan

minuman keras import yang biasa disebut sebagai whisky dan brandy (20% - 50%

alkohol).

2.4.2 Komposisi Alkohol

Ada dua cara menamai alkohol:

1. Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil,

lalu menambahkan kata "alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil

(8)

2. Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya,

menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya, "metanol"

dan "etanol"

Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya

metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:

H H H

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol

saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,

dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman

beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang

paling tua.

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,

adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol

paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan,

mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang

khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin

anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.

2.5. Perihal Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari

perjalanan panjang peradaban manusia. Bangsa Mesir kuno percaya bahwa

bouza, sejenis bir, merupakan penemuan Dewi Osiris dan merupakan makanan

sekaligus minuman. Anggur juga ditemukan oleh bangsa Mesir kuno dan

(9)

obat. Dalam perkembangan selanjutnya, anggur dianggap sebagai minuman kaum

ningrat (aristocrat) dan bir adalah minuman rakyat jelata (masses). Di negeri kita

juga dijumapi banyak minuman tradisional yang mengandung alkohol seperti tuak,

arak dan lainnya. Setelah melalui perjalanan sejarah yang amat panjang barulah

pada paruh pertengahan abad 18 para dokter di Inggris menemukan adanya efek

buruk alkohol terhadap kesehatan. Penemuan ini akhirnya melahirkan suatu

peraturan mengenai penggunaan minuman beralkohol sebagai Gin Act tahun

1751(Widianarko, 2000).

Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap Negara

di seluruh dunia. Tingkat konsumsi alkohol di setiap Negara berbeda-beda

tergantung pada kondisi sosio kultural, pola religius, kekuatan ekonomi,serta

bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap negara.

Pada saat ini terdapat kecenderungan penurunan angka pecandu alkohol di

negara-negara maju namun angka pecandu alkohol ini justru meningkat pada

negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO) memperkirakan

saat ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang, dengan

angka ketergantungan yang beragam di setiap negara. Di Amerika misalnya,

terdapat lebih dari 15 juta orang yang mengalami ketergantungan alkohol

dengan 25% diantaranya adalah pecandu dari kalangan wanita. Kelompok

usia tertinggi pengguna alkohol di negara ini adalah 20 - 30 tahun, sementara

kelompok usia terendah pengguna alkohol adalah di atas 60 tahun, dan

rata-rata mereka mulai mengkonsumsi alkohol semenjak usia 15 tahun.

Sementara di Canada tercatat sekitar 1 juta orang mengalami kecanduan

alkohol, jumlah pecandu pria dua kali lipat dari wanita dengan kelompok umur

pengguna alkohol tertinggi adalah 20 - 25 tahun. Angka mengejutkan didapatkan

di Russia di mana terdapat data yang menunjukkan bahwa 40% pria dan 17%

wanita di negara ini adalah alkoholik (Encarta Encyclopedia, 2006).

Pada pertemuan yang digelar oleh World Health Organization - South

East Asia Regional Office (WHO SEARO) Juni 2002 di Bali dengan dihadiri 174

negara anggota, didapatkan beberapa fakta menarik terkait masalah penggunaan

(10)

Penggunaan alkohol untuk konsumsi dilarang di 7 negara di dunia

Peraturan tentang usia minimum untuk konsumsi alkohol hanya terdapat

pada 67 negara

Monopoli untuk produksi alkohol dilakukan 19 negara

Model lisensi produksi alkohol dilakukan di 50 negara

Pelarangan periklanan alkohol di berlakukan hanya pada 37 negara

Konsumsi alkohol mengalami penurunan di banyak negara maju namun

mengalami peningkatan drastis di negara-negara berkembang

Alkohol menjadi penyebab kematian tertinggi setelah rokok dan narkoba

Sekitar 774.000 kematian terjadi di seluruh dunia tiap tahun akibat

penyalahgunaan alkohol

Alkohol diproduksi dan diekspor oleh negara maju untuk negara-negara

berkembang

Alkohol mampu menyumbang pendapatan negara sekitar 2 - 4% di

negara-negara maju, dan mencapai 24% untuk negara-negara berkembang

Peranan Public Health Technology dalam menurunkan prevelensi

pengguna alkohol lebih dominan di negara maju daripada di

negara-negara berkembang

Kebijakan dan regulasi alkohol mendapatkan tantangan serius dari

reformasi pasar bebas

Monitoring dan pengawasan terhadap penggunaan alkohol masih sangat

kritis dan perlu untuk ditingkatkan

Rekomendasi bagi semua negara anggota WHO untuk mengadopsi

suatu program nasional penganganan masalah penyalahgunaan alkohol

yang komprehensif (education, treatment, and regulation) dengan

disesuaikan dengan budaya yang ada pada tiap-tiap negara

Di Indonesia sendiri penyalahgunaan alkohol juga menjadi masalah

kesehatan yang cukup serius. Sering munculnya pemberitaan tentang tata

niaga miras (minuman keras) setidaknya merupakan indikasi bahwa minuman

(11)

penduduk muslim ini. Sudah sering terungkap bahwa miras hanya akan

memberikan efek negatif (mabuk) bagi peminumnya bahkan pada beberapa kasus

justru berakibat pada kematian, namun setiap tahun jumlah pecandu miras justru

semakin meningkat. Bagi banyak kalangan mabuk dianggap sebagai sarana

untuk unjuk kegagahan atau kejantanan.

Penyalahgunaan alkohol yang terjadi di Indonesia menurut WHO (WHO

SEARO, 2002).dari tahun ke tahun adalah :

Tahun 1986 tercatat 2,6% pria pengkonsumsi alkohol yang berusia

rata-rata 20 tahun ke atas, sementara untuk wanita tercatat sekitar

0,8%.

Tahun 1998 di Indonesia tercatat lebih dari 350.000 orang meninggal

karena penyakit khronis akibat konsumsi alkohol.

Tahun 1999 - 2000, 58% angka kriminalitas terjadi ditenggara akibat

pengaruh minuman keras.

Pada tahun 2000 diinformasikan di Indonesia terdapat lebih dari

13.000 pasien penderita penyakit terkait penyalahgunaan alkohol dan

obat-obatan terlarang,

meninggal di Manado dan Minahasa

Tahun 2008 tercatat lebih dari 40 kematian akibat keracunan alkohol

(12)

2.5.1 Faktor Determinan Penyalahgunaan Alkohol

Terdapat 4 kelompok determinan dari penyalahgunaan alkohol (sosial,

ekonomi, budaya, dan lingkungan) yang mana peranannya sangat kompleks

dan saling terkait satu sama lainnya.

Sosial

Penggunaan alkohol sering kali didasari oleh motif-motif sosial seperti

meningkatkan prestige ataupun adanya pengaruh pergaulan dan

perubahan gaya hidup. Selain itu faktor sosial lain seperti sistem norma

dan nilai (keluarga dan masyarakat) juga menjadi kunci dalam

permasalahan penyalahgunaan alkohol.

Ekonomi

Masalah penyalahgunaan alkohol bisa ditinjau dari sudut ekonomi.

Tentu saja meningkatnya jumlah pengguna alkohol di Indonesia juga

dapat diasosiasikan dengan faktor keterjangkauan harga minuman

beralkohol (import atau lokal) dengan daya beli atau kekuatan ekonomi

Melalui sudut pandang budaya dan kepercayaan masalah alkohol juga

menjadi sangat kompleks. Di Indonesia banyak dijumpai produk lokal

minuman beralkohol yang merupakan warisan tradisional (arak, tuak,

badeg, dll) dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat dengan alasan

tradisi. Sementara bila tradisi budaya tersebut dikaitkan dengan sisi

agama dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah kaum muslim

yang notabene melarang konsumsi alkohol, hal ini tentu saja menjadi

sangat bertolak belakang.

Lingkungan

Peranan negara dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari

(13)

regulasi tentang minuman beralkohol, serta pelaksanaan yang tegas

menjadi kunci utama penanganan masalah alkohol ini. Selain itu yang

tidak kalah penting adalah peranan provider kesehatan dalam

mempromosikan kesehatan terkait masalah alkohol baik itu sosialisasi

di tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan decision maker.

2.5.2 Karakteristik Dari Perilaku Pengguna Minuman Beralkohol

Meskipun belum ada standar yang diterima secara umum tentang tingkat

keamanan untuk konsumsi minuman beralkohol, namun secara sederhana

peminum alkohol dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok, yang meliputi

peminum ringan, peminum sedang, dan peminum berat.

Peminum Ringan (Light Drinker)Yaitu mereka yang mengkonsumsi antara

0,28 - 5,9 gram atau ekuivalen dengan minum 1 botol bir atau kurang.

Peminum Menengah (Moderate Drinker)Kelompok ini mengkonsumsi

antara 6,2 - 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 - 4 botol bir per hari.

Peminum Berat (Heavy Drinker)Yang mengkonsumsi lebih dari 28 gram

alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir setiap harinya.

Indikator terbaik untuk efek minuman beralkohol adalah ukuran tingkat

kandungan alkohol dalam darah. Indikator ini sering dipergunakan oleh para

polisi lalu-lintas di beberapa negara untuk menindak pelanggaran di jalan

raya. Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30 - 90 menit setelah

diminum. Ketika kandungan alkohol darah mencapai 5% (5 bagian alkohol

per 100 bagian cairan darah) maka si peminum akan mengalami sensasi

positif, seperti persaan relaks dan kegembiraan (euphoria). Dan pada kandungan

di atas 5% maka si peminum akan merasa tidak enak dan secara bertahap akan

kehilangan kendali bicara, keseimbangan dan emosi.. Jika kandungan alkohol

dalam darah dinaikkan lagi sampai 0,1% maka si peminum akan mabuk total.

(14)

sebagian orang akan mengalami koma, dan jika mencapai 0,4% si peminum

kemungkinan besar tewas.

Gangguan penyalahgunaan alkohol dapat diklasifikasikan menjadi 5

kategori utama menurut respon serta motif individu terhadap pemakaian

alkohol itu sendiri (Sundeen, 1997).

1. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat eksperimental. Kondisi

penggunaan alkohol pada tahap awal yang disebabkan rasa ingin

tahu dari seseorang (remaja). Sesuai dengan kebutuhan tumbuh

kembangnya, remaja selalu ingin mencari pengalaman baru atau sering

juga dikatakan taraf coba-coba, termasuk juga mencoba menggunakan

alkohol.

2. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat rekreasional. Penggunaan

alkohol pada waktu berkumpul bersama-sama teman sebaya,

misalnya pada waktu pertemuan malam minggu, ulang tahun atau

acara pesta lainnya. Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi

bersama teman sebaya.

3. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat situasional. Seseorang

mengkonsumsi alkohol dengan tujuan tertentu secara individual, hal itu

sebagai pemenuhan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi.

Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri dari

masalah, konflik, stress dan frustasi.

4. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat penyalahgunaan.

Penggunaan alkohol yang sudah bersifat patologis, sudah mulai

digunakan secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan.

Sudah terjadi penyimpangan perilaku, mengganggu fungsi dalam peran di

lingkungan sosial, seperti di lingkungan pendidikan atau pekerjaan.

5. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat ketergantungan.

Penggunaan alkohol yang sudah cukup berat, telah terjadi

ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai

dengan adanya toleransi dan sindroma putus zat (alkohol). Suatu kondisi

(15)

rutin pada dosis tertentu akan menurunkan jumlah zat yang digunakan

atau berhenti memakai, sehingga akan menimbulkan gejala sesuai

dengan macam zat yang digunakan.

Dari respon individu terhadap penyalahgunaan alkohol seperti tersebut

diatas, dampak yang diakibatkan oleh individu yang sudah berada pada fase

penyalahgunaan dan ketergantungan adalah paling berat. Individu yang sudah

berada pada fase penyalahgunaan dan ketergantungan akan dapat

berperilaku anti sosial. Perilaku agresif, emosional, acuh, dan apatis terhadap

permasalahan dan kondisi sosisalnya adalah sifat-sifat yang sering muncul

pada orang dengan penyalahgunaan dan ketergantungan terhadap alkohol.

Pada fase eksperimental, rekreasional dan situasional, dampak yang

muncul biasanya diakibatkan oleh perilaku kelompok remaja pemakai alkohol

pada tahap ini. Kebut-kebutan di jalan, pesta pora, aktivitas seksual, perkelahian,

dan tawuran adalah perilaku yang sering ditunjukkan oleh kelompok remaja

pemakai alkohol pada tahap awal ini.

2.5.3 Dampak Minuman Beralkohol

Dampak negatif penggunaan alkohol dikategorikan menjadi 3, yaitu

dampak fisik, dampak neurology dan psychologi, juga dampak sosial (Woteki,

1992).

1. Dampak Fisik

Beberapa penyakit yang diyakini berasosiasi dengan kebiasaan minum

alkohol antara lain serosis hati, kanker, penyakit jantung dan syaraf.

Sebagian besar kasus serosis hati (liver cirrhosis) dialami oleh peminum

berat yang kronis. Sebuah studi memperkirakan bahwa konsumsi 210

gram alkohol atau setara dengan minum sepertiga botol minuman

keras (liquor) setiap hari selama 25 tahun akan mengakibatkan serosis

(16)

Untuk kanker terdapat bukti yang konsisten bahwa alkohol

meningkatkan resiko kanker di beberapa bagian tubuh tertentu,

termasuk: mulut, kerongkongan, tenggorokan, larynx dan hati. Alkohol

memicu terjadinya kanker melalui berbagai mekanisme. Salah satunya

alkohol mengkatifkan ensim-ensim tertentu yang mampu memproduksi

senyawa penyebab kanker. Alkohol dapat pula merusak DNA,

sehingga sel akan berlipatganda (multiplying) secara tak terkendali.

Peminum minuman keras cenderung memiliki tekanan darah yang

relatif lebih tinggi dibandingkan non peminum (abstainer), demikian pula

mereka lebih berisiko mengalami stroke dan serangan jantung.

Peminum kronis dapat pula mengalami berbagai gangguan syaraf mulai

dari dementia (gangguan kecerdasan), bingung, kesulitan berjalan dan

kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang berlebihan dapat

menimbulkan defisiensi thiamin, yaitu komponen vitamin B komplek

berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya sistem syaraf.

2. Dampak Psikoneurologis

Pengaruh addictive, imsonia, depresi, gangguan kejiwaaan, serta dapat

merusak jaringan otak secara permanen sehingga menimbulkan

gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan

gangguan neurosis lainnya.

3. Dampak Sosial

Gangguan sosial yang berpengaruh bagi orang lain, di mana

perasaan pengguna alkohol sangat labil, mudah tersinggung, perhatian

terhadap lingkungan menjadi terganggu. Kondisi ini menekan pusat

pengendalian diri sehingga pengguna menjadi agresif, bila tidak terkontrol

akan menimbulkan tindakan yang melanggar norma bahkan memicu

tindakan kriminal serta meningkatkan resiko kecelakaan. Sedangkan

pengaruh penggunaan alkohol menurun kisaran waktu (periode)

(17)

Pengaruh jangka pendek

Walaupun pengaruhnya terhadap individu berbeda-beda, namun

terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah Blood

Alkohol Concentration (BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan

stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya

konsentrasi alkohol di dalam darah. Resiko intoksikasi (mabuk)

merupakan gejala pemakaian alkohol yang paling umum. Penurunan

kesadaran seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang

berat demikian juga nafas terhenti hingga kematian. Selain itu efek

jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya produktifitas kerja.

Alkohol juga dapat menyebabkan perilaku kriminal. Ditenggarai 70%

dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak

kekerasan dan lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi

oleh alkohol

Pengaruh Jangka Panjang

Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang dapat

menyebabkan penyakit khronis seperti kerusakan jantung, tekanan darah

tinggi, stroke, kerusakan hati, kanker saluran pencernaan, gangguan

pencernaan lain (misalnya tukak lambung), impotensi dan berkurangnya

kesuburan, meningkatnya resiko terkena kanker payudara, kesulitan tidur,

kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan,

(18)

2.6. Remaja

2.6.1. Definisi Remaja

Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak

tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam

Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara

masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak

memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan

secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada

umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir

belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Jadi kesimpulannya remaja

adalah manusia berumur belasan tahun, masa remaja manusia tidak dapat

disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak - anak. Masa

remaja adalah masa peralihan manusia dari anak - anak menuju dewasa.

2.6.2. Alasan Remaja Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

Masa di mana seseorang pertama kali mencoba mengkonsumsi

alkohol adalah masa remaja. Masa ini sangatlah kirtis di mana pada

periode yang inilah merupakan pintu masuk pertama penyalahgunaan

alkohol. Beberapa faktor penyebab penyalahggunaan alkohol pada

remaja dapat diidentifikasikan berikut ini (Mason, 2002).

(19)

Pemberian informasi yang tidak tepat bisa mempengaruhi perkembangan

remaja. Pada masa remaja seseorang akan mempunyai rasa ingin tahu

yang sangat besar, termasuk keingintahuan terhadap alkohol.

Adanya Kesempatan

Remaja mengenal alkohol bisa dikarenakan faktor kurangnya perhatian

orang tua dan kurangnya rasa kasih sayang keluarga. Kontrol yang

merajalela di perkotaan sampai ke pelosok desa akan mempermudah

remaja untuk mendapatkan alkohol.

Kepribadian

Kepribadian yang labil dan pengaruh teman pergaulan di masyarakat

ataupun di lingkungan sekolah bisa menjadikan remaja terjerat dalam

lingkaran penyalahgunaan alkohol.

Emosi dan Mental Lemah

Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi untuk

melakukan perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan

alkohol.

Ciri Pecandu Alkohol :

Menjadi pemurung, mudah tersinggung, dan emosional

Wajah pucat dan bibir menjadi kecoklatan

(20)

Mata berair dan merah

Perut membuncit dan tangan gemetar

Nafas tersengal dan susah tidur

Badan lesu dan selalu gelisah

2.7. Analisis

2.7.1. Analisis SWOT

Analisis ini digunakan untuk mengetahui lebih jelas kemana arah

Media informasi ini ditujukan. Analisis bersifat subjektif berdasarkan

pengamatan penulis. Analisis yang dilakukan yaitu :

1. Strengths ( kekuatan)

Mayoritas mayarakat Indonesia adalah kaum Muslim

Norma dan sistem nilai dominan yang menganggap alkohol sebagai

larangan

Kultur dominan yang menganggap alkohol sebagai larangan

Keberadaan peraturan, regulasi dan perangkat hukum

2. Weakness (kelemahan)

Keberadaan minuman keras lokal tradisional dan ilegal (tidak

terdaftar)

Pengaruh pergaulan, lifestyle, dan nilai prestige dari

pengkonsumsian alkohol

Ketersediaan dan keterjangkauan minuman beralkohol

Kekuatan ekonomi makro termasuk pendapatan negara Indonesia

Maraknya media periklanan komersial

Minimnya program pomosi kesehatan terkait masalah alkohol

3. Oportunitty (peluang)

(21)

Mekanisme harga pasar sebagai kontrol peredaran minuman

beralkohol

4. Threat (ancaman)

Arus globalisasi dan perang kebudayaan

Perdagangan bebas dan maraknya produk alkohol import

2.7.2. Pemecahan Masalah

Dari analisa diatas maka dibutuhkan suatu srategi untuk mengatasi

ketidaktahuan para remaja yang masih duduk dibangku SMA terhadap

dampak minuman beralkohol terhadap kesehatan dan masa depan mereka

yaitu dengan cara membuat berbagai macam media informasi tentang

dampak minuman beralkohol pada siswa SMA di wilayah Jakarta agar

mereka lebih mengetahui cara penanggulangan dari masalah minuman

beralkohol ini.

2.8. Target Sasaran

2.8.1. Target Sasaran Media Informasi

Target sasaran dari perancangan media informasi dampak minuman

beralkohol ini dilihat dari beberapa segi yaitu :

1. Demografis ( Jenis / Tipe orang )

Untuk jenis/tipe orang yang dijadikan sasaran adalah remaja

berusia 15 - 18 tahun berpendidikan tingkat SMA kelas 1-3

2. Geografis ( berdasarkan lokasi)

Untuk pemilihan lokasi penulis menentukan pilihan lokasi pada

wilayah Jakarta karena banyaknya konsumen minuman

(22)

3. Social Economi Status ( S.E.S )

Remaja dengan status ekonomi menengah ke atas.

4. Psikografis (sifat / karakteristik)

Yaitu para remaja yang bergaya hidup masa kini, hedonist,

cenderung tidak perduli terhadap sekitar, dan bersifat ekspresif

namun cenderung kearah negatif (rusuh).

5. Behavioristis (perilaku)

Yaitu seorang pelajar dengan frekuensi main yang tinggi,

mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol

yang belum pasti (belum kecanduan / masih mencoba-coba)

(23)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1. Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dilakukan disimpulkan dari beberapa

pemecahan masalah dari bahaya minuman beralkohol pada remaja setingkat SMA

di wilayah Jakarta yaitu membuat media informasi tentang bahaya minuman

beralkohol.

3.2. Strategi Komunikasi

Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisa, maka dalam

perancangan akan dilakukan pendekatan komunikasi dengan mengungkapkan

fakta-fakta yang terjadi disertai dengan solusi yang harus dilakukan. Fakta yang

diperoleh dari data-data yang ada membuktikan bahwa minuman beralkohol

menimbulkan berbagai macam akibat buruk bagi kesehatan tubuh.

Strategi komunikasi yang akan dilakukan yaitu : Membuat sasaran melihat

dan mengerti pesan yang disampaikan melalui media informasi dengan cara

menggunakan gaya bahasa yang tepat juga visual yang menarik, berbeda namun

bersifat faktual (mengacu pada fakta-fakta yang ada dan terjadi) juga dapat

dimengerti sasaran, dan menyebarkan informasi ini ditempat yang tepat.

3.2.1. Tujuan Komunikasi

Dalam pembuatan perancangan informasi sebagai media informasi

bahaya minuman beralkohol pada remaja setingkat SMA di wilayah

Jakarta, tujuan komunikasi sangatlah penting agar media informasi yang

disampaikan dapat tepat sasaran, adapun tujuan dari komunikasi adalah

selain memberikan informasi dan pengertian tentang pentingnya

kesehatan dan ancaman dari minuman beralkohol, juga diharapkan dapat

mengajak masyarakat juga mengetahui bahwa minuman beralkohol

adalah salah satu ancaman dan pembunuh sehingga diharapkan tumbuh

(24)

3.2.2. Tema Dasar Komunikasi

Dalam penyampaian pesan utama yang akan disampaikan kepada

objek sasaran adalah “ Informasi tentang bahaya minuman beralkohol bagi para remaja setingkat siswa SMA di wilayah Jakarta ”.

3.2.3. Materi Pesan

Dalam penyampaiannya, perancangan media informasi ini

memerlukan materi yang akan disampaikan sebagai pesan dari kegiatan

informasi ini, materi yang akan disampaikan adalah :

1. Dampak minuman beralkohol.

2. Alkohol tiket loe mati.

3. Penyakit-penyakit akibat alkohol yang berujung pada kematian.

3.3. Strategi Kreatif

Agar informasi yang disampaikan mencapai tujuan yang diharapkan, maka

informasi haruslah dilakukan secara efektif. Maksud dari informasi yang efektif

adalah informasi yang isi pesan, bentuk pesan, dan strategi visualnya yang

berbeda namun menarik, dengan pola seperti itu diharapkan agar informasi yang

disampaikan dapat menarik perhatian orang-orang khususnya objek sasaran yang

dituju.

3.4. Strategi Media

Setelah selesai merancang strategi komunikasi dan strategi kreatif setelah

itu yang harus dilakukan adalah merancang strategi media informasi yang baik,

karena dalam menyampaikan suatu pesan kepada khalayak dibutuhkan sebuah

media, pemilihan media ini bertujuan agar pesan yang dapat diterima dengan baik

oleh objek sasaran yang ditujunya.

(25)

Didasarkan pada permasalahnya, maka dalam pemilihan suatu

media harus benar-benar tepat dan cermat agar dapat menjadi solusi dan

menjawab permasalahan, berikut ini pemilihan media :

Media Utama

1. Poster

Poster adalah media yang cukup efektif untuk menarik perhatian

remaja selain karena biayanya yang cukup rendah poster juga dapat

ditempatkan dimana saja sehingga cakupannya luas.

Media Pendukung

2. Brosur

Alasan pemilihan brosur untuk media informasi adalah karena brosur

sangatlah memungkinkan untuk menyampaikan informasi yang lebih

banyak, biayanya pun cukup rendah, dapat dibagikan langsung

kepada objek sasaran yang dituju sehingga informasinya tepat

sasaran dan efektif.

3. Papan informasi

Papan informasi sangat berguna untuk mengingatkan para siswa

untuk tidak mengkonsumsi minuman berlakohol, papan informasi ini

dapat ditempatkan di tembok sekolah atau tempat-tempat strategis

yang lain.

4. Flyer

Flyer adalah satu halaman pamphlet, media ini biayanya cukup murah

dan cukup efektif karena dapat menyampaikan secara langsung

kepada target sasaran, dan mudah dibawa kemana-mana sehingga

dapat dibaca berulang-ulang.

5. Iklan Majalah

Iklan Majalah adalah sebuah iklan yang ditempatkan pada halaman

(26)

sambil membaca sebuah majalah yang dipilih sesuai dengan usia

orang hanya beberapa detik saja melihatnya.

Merchandise

Media ini sangat efektif sebagai pengingat serta pendukung ambient

media juga mampu menarik perhatian dan berdaya guna.

Merchandise yang digunakan antara lain :

7. Bukaan botol

Bukaan botol merupakan media yang dipilih agar pesan yang

disampaikan tepat sasaran atau langsung kepada pengkonsumsi

minuman beralkohol.

8. Mouse Pad

Mouse pad dipilih sebagai media pengingat dan dapat berguna bagi

para siswa setingkat SMA sebagai alas mouse.

9. Pembatas Buku

Pembatas buku dipilih sebagai media pengingat dan dapat berguna

bagi para siswa SMA sebagai pembatas buku pelajaran atau buku

lainnya.

10. Mini Brosur

Mini brosur berisikan informasi singkat tentang bahaya minuman

beralkohol. Mini brosur ini akan dimasukan kedalam bungkus rokok.

(27)

Tas Kain adalah media yang biasa digunakan dalam kehidupan

sehari-hari sehingga sangat berguna sebagai media pengingat. Tas

kain berisikan Mini brosur, sticker, Pin dan Penggaris yang nantinya

akan dibagikan satu paket.

12. Penggaris

Penggaris merupakan media pengingat yang dapat berguna bagi para

siswa SMA. Penggaris ini akan dimasukan kedalam Tas kain.

13. Baju ( Kaos / T-Shirt )

Baju akan di berikan kepada para remaja setingkat SMA di

sekolah-sekolah sebagai wujud partisipasi dalam penyampaian informasi dan

dapat digunakan sehari-hari sehingga menjadi media pengingat baik

untuk diri sendiri maupun orang lainnya.

14. Sticker

Dapat dibagi-bagikan langsung kepada objek sasaran yang dituju,

pada saat sticker dipakai dan ditempel dapat memberikan informasi

pada yang melihatnya dan sangat efektif. Sticker ini akan dimasukan

kedalam Tas kain.

15. Pin

Dipilih karena dapat dibagi-bagikan langsung kepada objek sasaran

yang dituju, pada saat pin dipakai dapat memberikan informasi pada

yang melihatnya dan sangat efektif. Pin ini akan dimasukan kedalam

Tas kain.

16. Buku Catatan

Media ini dipilih karena dapat dibagi-bagikan langsung kepada objek

sasaran yang dituju, dan dapat digunakan sebagai buku catatan yang

dapat berguna dan efektif sebagai pengingat bahaya minuman

beralkohol.

17. Topi

Topi akan di berikan kepada para remaja sebagai wujud partisipasi

(28)

sehingga menjadi media pengingat baik untuk diri sendiri maupun

orang lainnya.

3.5. Strategi Distribusi

Strategi distribusi adalah suatu cara yang menjelaskan pertimbangan dasar

distribusi dan jalur distribusi. Dalam strategi distribusi pada perancangan media

informasi ini dibuat struktur gambar untuk waktu pendistribusian media yang

dibuat. Media-media yang telah disiapkan akan disebarkan ke sekolah- sekolah

tingkat Menengah Atas (SMA) dan juga tempat kumpul / nongkrong (café) remaja

di wilayah Jakarta, disebar mulai dari awal bulan September dan berakhir pada

bulan November yang bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, pada

(29)

Gambar 3. 1 Jadwal pendistribusian media

3.6. Konsep Visual

Konsep visual yang ditampilkan dalam media informasi ini memanfaatkan

teknik penyampaian dengan teknik fotografi dan digital imaging sebagai kekuatan

visual dan dibantu oleh bodycopy dan headline. Bentuk dan pesan secara visual

menggunakan image yang dekat dengan kehidupan remaja setingkat siswa SMA

yang mengkonsumsi minuman beralkohol, image tersebut lalu diolah sedemikian

rupa dengan teknik digital imaging agar pesan yang ingin disampaikan yaitu

bahaya minuman beralkohol dapat mudah dimengerti dan menarik perhatian.

(30)

Kesan visual yang ditampilkan dalam perancangan media informasi

bahaya minuman beralkohol pada remaja setingkat siswa SMA di wilayah

Jakarta ini memperlihatkan visual yang dramatis dan pengasosiasian

(disamakan /perumpamaan). Oleh karena itu, warna yang ditampilkan

dalam visualnya adalah warna hitam, abu-abu, putih dan coklat agar

mempertegas visual dan image tentang bahaya minuman beralkohol.

3.6.2. Format Desain

Format desain yang digunakan dalam media informasi ini dibuat

sederhana dengan menonjolkan image sebagai inti pesan melalui visual

dan didukung dengan pesan yang disampaikan dengan tulisan dengan

tujuan memperjelas dan mempertegas image yang ditampilkan. Berikut

formatnya :

1. Format Desain dengan Potrait

3 Poster

2. Format Desain dengan Landscape

Poster

Baju

Bukaan Botol

(31)

Mini brosur

Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen visual yaitu

gambar dan teks agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan

pembaca dalam menerima informasi yang disajikan. Dalam setiap media

layout yang disusun selalu mengacu pada konsep awal yaitu penempatan

unsur-unsur grafis yang disusun sedemikian rupa untuk mendapat kesan

yang menarik juga informatif.

Untuk mendapatkan kesan tersebut, maka dibuat variasi yang

berupa pemberian unsur grafis. Selain itu, diberi perbedaan ukuran juga

warna huruf yang digunakan untuk memberikan penekanan dalam kata

yang dianggap penting dalam informasi tersebut.

3.6.4. Tipografi

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan

gerak mata, energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam

penggunaannya senantiasa diperhatikan segi estetika, kenyamanan

keterbacaan, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen

(32)

Oleh karena itu, huruf yang baik mengacu pada keterbacaan dan

kemenarikan juga kesesuaian dengan tema yang diambil. Huruf tertentu

dapat menciptakan kesan atau karakter dari subjek yang ditampilkan .

Pemilihan huruf yang digunakan berdasar pada kesan visual yang ingin

dicapai, huruf yang digunakan dalam media informasi ini adalah jenis

huruf Anthology dan calibri.

Anthology

Anthology adalah jenis huruf yang tidak bertangkai, baik bagian atas

maupun bawahnya. huruf ini tebal, lurus, kaku dan mempunyai tekstur.

alasan digunakannya font ini adalah karena media yang dirancang adalah

media informasi yang menuntut informasi yang jelas dan tegas maka

tingkat keterbacaan pesan yang akan disampaikan harus baik. Maka

dipilihlah jenis huruf anthology, karena jenis tulisan menggunakan jenis

huruf ini mudah terbaca. Namun jenis huruf ini mempunyai kelemahan

yaitu apabila ukuran huruf terlalu kecil maka tulisan teks akan sulit terbaca

karena terlalu tebal.

Calibri

Calibri adalah jenis huruf yang tidak bertangkai dan agak tebal, huruf ini

digunakan untuk artikel-artikel yang ingin menampilkan tulisan yang

(33)

dipergunakan agar informasi yang akan disampaikan dapat tersampaikan

dengan baik karena tingkat keterbacaannya.yang baik. Font Calibri ini

digunakan pada media-media yang berukuran kecil yang menuntut tulisan

berukuran kecil dan dapat terbaca.

3.6.5. Ilustrasi

Ilustrasi adalah gambar yang dapat berbentuk sketsa atau image

atau foto. Ilustrasi yang digunakan pada perancangan media informasi ini

adalah foto yang diambil dari kamera digital. Foto-foto yang dipakai dalam

perancangan media informasi ini adalah :

1. Foto Remaja Setingkat SMA

Alasan mengapa ada foto Remaja Setingkat SMA adalah karena

media informasi ini mengangkat masalah minuman beralkohol pada

(34)

Gambar 3. 2 Foto Remaja Setingkat SMA

2. Foto Botol Minuman keras

Alasan mengapa ada foto minuman beralkohol adalah agar saat

target audiens melihat media informasi ini tanpa membaca informasi

yang ada dalam media ini dapat langsung mengerti tentang masalah

yang diangkat.

Gambar 3. 3 Foto Botol Minuman Keras

3. Foto Kaki Mayat .

Alasan mengapa ada foto ini adalah agar target audience melihat

(35)

berlebihan agar mengingatkan konsumen tentang bahaya minuman

beralkohol.

Gambar 3.4 Foto Kaki Mayat

3.6.6. Warna

Setiap warna memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yang

dimaksudkan karakteristik disini adalah sifat khas yang dimiliki dalam

suatu warna. Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang

peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat

kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Lebih lanjut dijelaskan

oleh Henry Dreyfuss “warna digunakan dalam simbol-simbol grafis

(36)
(37)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1. Teknis Media

Dalam proses produksi media dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :

a. Tahap Sketsa Awal

Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk pertama dari visual media

informasi ini. Tahap ini dibuat dalam bentuk gambar yang dibuat

menggunakan alat tulis. Tahap sketsa dilakukan untuk mempermudah dalam

proses eksekusi visual.

b. Tahap Eksekusi Visual

Eksekusi visual adalah tahap dimana dilakukannya proses visual,

dalam hal ini proses visual adalah pemotretan dengan model yang dapat

mewakili citra remaja setingkat SMA, pada saat pemotretan remaja tersebut

selain di potret satu badan penuh, model remaja dipotret kakinya sesuai

dengan sketsa awal. Selain itu dilakukan juga pemotretan pada barang-barang

yang berhubungan dengan masalah yang diangkat yaitu botol minuman keras,

gelas beer, tali, penanda jenazah.

c. Tahap Perancangan

Tahap perancangan adalah tahap penting untuk merancang

media-media informasi yang akan dibuat sesuai dengan konsep yang telah

ditetapkan. Langkah pertama proses perancangan ini adalah mengolah

foto-foto yang sudah dilakukan pada tahap eksekusi visual. Setelah di olah

sedemikian rupa maka tahap selanjutnya adalah membuat layout dan

memasukan informasi yang akan disampaikan yang berupa tulisan.

d. Tahap Akhir adalah sebagai berikut :

1. Poster

(38)

Teknis Produksi : Cetak separasi, kertas Glossy laminasi Glossy

Media poster dipakai sebagai media utama dalam perancangan

media informasi ini, alasannya adalah karena visual poster yang dibuat

menarik sehingga target audiens tertarik untuk melihatnya, selain itu isi

pesan yang singkat namun jelas membuat target audiens tidak terlalu sulit

untuk mencerna isi dari poster ini. Media poster dapat ditempel langsung ke

tempat sasaran.

Media ini terdiri dari 1 versi yaitu “Tiket loe buat mati” visual poster dibagi menjadi 4 visual yang berbeda. Berikut tampilan posternya :

a. Poster Tiket loe buat mati 1

Gambar 4 .1 Poster 1

Pada poster ini ditampilkan remaja setingkat SMA yang tengkurap

tergeletak pada botol minuman keras. Arti dari poster ini adalah minuman

beralkohol dapat membuatmu tidak sadarkan diri, sakit bahkan mati. Pada

poster ini botol minuman keras itu dijadikan sebagai sebuah tempat

bertumpu, bersandar atau merebahkan diri, maksud dari model remaja

yang tergeletak diatasnya adalah merupakan efek yang ditimbulkan

langsung kepada remaja konsumen minuman beralkohol karena

menjadikan minuman keras ini sebagai sandarannya ataupun tumpuan.

(39)

Gambar 4 .2 Poster 2

Pada poster ini ditampilkan remaja setingkat SMA yang

tenggelam / terapung didalam gelas beer. Poster ini

mengumpamakan gelas beer sebagai kolam yang berisi air yang

mematikan dan remaja adalah seseorang yang tercebur kedalam

kolam tersebut dan meninggal (mayat). Arti dari poster ini adalah

mengkonsumsi minuman beralkohol pada usia remaja akan

mengantarkan peminum tersebut meninggal usia muda.

c. Poster Tiket loe buat mati 3

(40)

Pada poster ini ditampilkan remaja yang mati gantung diri. Botol

minuman keras diumpamakan sebagai tiang gantungannya. Arti dari

poster ini adalah minuman keras merupakan media untuk seorang

remaja yang ingin mengakhiri hidupnya sendiri dengan kematian.

d. Poster Tiket loe buat mati 3

Gambar 4 .4 Poster 4

Pada poster ini ditampilkan kaki jenazah yang diberi tanda

pengenal. Pada tanda pengenal yang ada pada jenazah ada image

botol minuman keras. Arti dari poster ini adalah orang yang

mengkonsumsi minuman beralkohol berujung pada kematian.

2. Brosur

Ukuran media : 30 x 21 cm

Teknis Produksi : Cetak separasi, glossy Paper double side 80gr.

Media brosur adalah media pendukung dari media utama yaitu

poster, media ini dipilih karena selain informasi yang dapat disampaikan

brosur lengkap dan jelas, brosur dapat dibagikan langsung kepada para

(41)

Gambar 4 .5 Brosur depan

Gambar 4 .6 Brosur belakang

3. Spanduk

Ukuran media : 800 x 120 cm

Teknis Produksi : Kain spanduk, separasi.

Media spanduk digunakan sebagai media pendukung dari media

utama yaitu poster, alasan pemilihan media ini adalah karena spanduk

berukuran besar sehingga dapat terlihat dengan jelas, apabila

penempatannya strategis dapat menjadi media pengingat dari media

(42)

Gambar 4 .7 Spanduk

4. Flyer

Ukuran media : 10 x 18,5 cm

Teknis Produksi : Cetak separasi, glossy Paper 150 gr.

Flyer digunakan sebagai media pendukung dari media utama yaitu

poster, alasan pemilihan media ini adalah karena flyer dapat dibagikan

langsung kepada remaja setingkat SMA dan dapat berfungsi sebagai media

pengingat dari media utama yaitu poster.

Gambar 4 .8

(43)

5. Papan informasi

Ukuran media : 42 x 24 cm

Teknis Produksi : Cetak separasi, kertas Glossy, laminasi glossy.

Papan informasi digunakan sebagai media pendukung dari media utama

yaitu poster, alasan pemilihan media ini adalah karena papan informasi

dapat ditempel langsung pada tembok sekolah dan dapat berfungsi sebagai

media pengingat dari media utama.

Gambar 4 .9 Papan informasi

6. Bukaan Botol

Ukuran media : 12 x 5,5 cm

Teknis Produksi : Acrylic.

Bukaan Botol digunakan sebagai merchandise media, alasan pemilihan

media ini adalah karena bukaan botol dapat dibagikan langsung kepada

remaja setingkat SMA dan dapat berfungsi sebagai media pengingat dari

media utama karena bukaan botol ada nilai gunanya.

(44)

Gambar 4 .10 Bukaan Botol

7. Sticker

Ukuran media : 7 x 9 cm

Teknis Produksi : Cetak separasi, sticker paper 130gr, laminasi glossy.

Sticker digunakan sebagai merchandise media, alasan pemilihan

media ini adalah karena sticker dapat dibagikan langsung kepada remaja

setingakat SMA dan dapat berfungsi sebagai media pengingat dari media

utama karena sticker dapat ditempel dimanapun dan ada nilai gunanya.

Gambar 4 .11 Sticker

8. Pin

Ukuran media : 4 x 4 cm

Teknis Produksi : Print Inkjet paper, laminasi dan press pin.

Pin digunakan sebagai merchandise media, alasan pemilihan media

ini adalah karena pin dapat dibagikan langsung kepada remaja setingkat

SMA dan dapat berfungsi sebagai media pengingat dari media utama

karena pin dapat dipakai dan ada nilai gunanya.

(45)

9. Mouse Pad

Ukuran media : 20 x 14 cm

Teknis Produksi : Cetak separasi, Artpaper 230gr, laminasi

mesin Print Develop ineo.

Mouse pad digunakan sebagai merchandise media, alasan pemilihan

media ini adalah karena mouse pad dapat dibagikan langsung kepada

remaja setingkat SMA dan dapat berfungsi sebagai media pengingat dari

media utama karena mouse pad dapat dipakai dan ada nilai gunanya.

Gambar 4 .13 Mouse Pad

10. Buku Catatan

Ukuran media : 13,5 x 18,5 cm

Teknis Produksi : Cover cetak separasi, Art paper, jilid buku.

Buku catatan digunakan sebagai merchandise media, alasan

pemilihan media ini adalah karena buku catatan dapat dibagikan langsung

kepada remaja setingkat SMA dan dapat berfungsi sebagai media

pengingat dari media utama karena buku catatan dapat dipakai dan ada

(46)

Gambar 4 .14 Buku Catatan

11. Pembatas Buku

Ukuran media : 17 x 4,5 cm

Teknis Produksi : Cetak offset dua warna, Artpaper 230gr

Doubleside.

Pembatas buku digunakan sebagai merchandise media, alasan

pemilihan media ini adalah karena pembatas buku dapat dibagikan

langsung kepada remaja setingkat SMA dan dapat berfungsi sebagai media

pengingat dari media utama karena pembatas buku dapat dipakai dan ada

nilai gunanya.

Gambar 4 .15 Pembatas Buku

(47)

12. Mini Brosur

Ukuran media : 9 x 13 cm

Teknis Produksi : Cetak separasi, glossy Paper double side 120gr.

Mini brosur digunakan sebagai merchandise media, bentuknya yang

kecil memungkinkan mini brosur ini masuk kedalam Tas kain yang sudah

disiapkan. Alasan pemilihan media ini adalah karena mini brosur dapat

dibagikan langsung kepada remaja setingkat SMA dan dapat berfungsi

sebagai media pengingat dari media utama.

Gambar 4 .16 Mini Brosur

13. Penggaris

Ukuran media : 15,5 x 3,5 cm

Teknis Produksi : Cetak separasi, Acrylic.

Penggaris digunakan sebagai merchandise media. bentuknya yang

kecil memungkinkan penggaris masuk ke dalam tas kain yang sudah

disiapkan. Alasan pemilihan media ini karena penggaris dapat dibagikan

langsung kepada remaja setingkat SMA dan dapat berfungsi sebagai media

pengingat dari media utama karena penggaris dapat dipakai dan ada nilai

(48)

Gambar 4 .17 Penggaris

14. Tas Kain

Ukuran media : 30 x 20 cm

Teknis Produksi : Sablon, kain belacu.

Tas Kain digunakan sebagai merchandise media. Alasan pemilihan

media ini adalah karena tas kain memungkinkan mini brosur, pin, sticker

dan penggaris untuk masuk kedalamnya. karena desain dari tas yang

menarik dapat berfungsi sebagai media pengingat dari media utama serta

mempunyai nilai guna.

Gambar 4 .18 Tas Kain

(49)

Ukuran media : S, M, L

Teknis Produksi : Sablon, katun.

Baju digunakan sebagai merchandise media. Alasan pemilihan

media ini adalah karena desain dari baju yang menarik dapat berfungsi

sebagai media pengingat dari media utama serta mempunyai nilai guna.

Gambar 4 .19 Baju

16. Topi

Ukuran media : All size.

Teknis Produksi : Sablon, nylon dan katun.

Topi digunakan sebagai merchandise media. Alasan pemilihan media

ini adalah karena desain dari topi yang menarik dapat berfungsi sebagai

(50)

Gambar 4 .20 Topi

4.2. Spesifikasi Hardware dan Software

4.2.1 Spesifikasi Hardware

Personal Computer

AMD Athlon(tm) 64 Processor 3000+ 1746 MHz

1.81 GHz, 1.00 GB of RAM

NVIDIA GeForce 6600 GT

4.2.2 Spesifikasi Software

Windows XP Professional (5.01.2600 Service Pack 3)

Perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Photoshop CS3, Corel X4,

(51)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Fokus Masalah... 2

1.4 Tujuan Perancangan... 3

1.5 Manfaat Perancangan... 3

1.6 Kata Kunci... 4

BAB II MEDIA INFORMASI BAHAYA ROKOK... 6

2.1 Perancangan... 6

2.5 Perihal Minuman Beralkohol………. 9

2.5.1 Faktor Determinan Penyalahgunaan Alkohol...………...13

(52)

2.5.3 Dampak Minuman Beralkohol……….. 17

2.5.4 Faktor Yang Menyebabkan Orang Berhenti Merokok... 18

2.6 Remaja... 19

2.6.1 Definisi Remaja... 19

2.6.2 Alasan Remaja Mengkonsumsi Minuman Beralkohol………... 20

2.7 Analisis... 22

2.7.1 Analisis SWOT... 22

2.7.2 Pemecahan Masalah... 23

2.8 Target Sasaran... 23

2.8.1 Target Sasaran Media Informasi... 23

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL... 25

3.1 Strategi Perancangan... 25

3.2 Strategi Komunikasi... 25

3.2.1 Tujuan Komunikasi... 25

3.2.2 Tema Dasar Komunikasi... 26

(53)

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA... 39

4.1 Teknis Media... 39

4.2 Spesifikasi Hardware dan Software... 53

4.2.1 Spesifikasi Hardware... 53

4.2.2 Spesifikasi Software... 53

4.3 Kesimpulan... 54

(54)

1 Daftar Pustaka

Baer &Corado. (1999:294). Pengantar Psikologi. Atkinson.

Darmaprawira Sulasmi. (2002). Warna, Teori, dan Kreatifitas

Penggunannya. Bandung, ITB

Hendratman, Hendi. (2006). Computer Graphics Design. Bandung.

Informatika Bandung.

Sihombing, Danton (2001, Januari). Tipografi Dalam Desain, Jakarta :

Gramedia Pusaka Utama.

U.S Department of Health & Human Services (2006). Alcohol Alert. Tersedia

di : http://pubs.niaaa.nih.gov

Kesehatan dan Psikologi, (2008).Pengaruh alcohol terhadap otak dan organ

tubuh. Tersedia di:

http://abidinblog.blogspot.com/2010/01/alkohol-merusak-organ-tubuh.html

World Health Organization, (2010). Global Information System on Alcohol

and Health (GISAH). Tersedia di: http://apps.who.int/globalatlas/default.asp

Sarah N. Mattson, (2001).Teratogenic Effects of Alcohol on Brain and Behavior.Questia. Tersedia di: http://pubs.niaaa.nih.gov/publications/arh25-3/185-191.htm

(55)

iii KATA PENGANTAR

Shalom.

Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yesus yang telah

melimpahkan rahmat, berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik.

Penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan Diploma Tiga Jurusan Desain Komunikasi

Visual Universitas Komputer Indonesia dengan mengangkat judul

“PERANCANGAN MEDIA INFORMASI TENTANG MINUMAN KERAS

UNTUK REMAJA”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini

masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan baik dalam penyajian

materi maupun dalam pemberian analisis. Hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh

karena itu, penulis tidak menutup diri untuk menerima saran dan kritik dari

berbagai pihak yang bersifat membangun.

Bandung, Agustus 2010

(56)

Gambar

Gambar 3. 1 Jadwal pendistribusian media
Gambar 3. 2 Foto Remaja Setingkat SMA
Gambar 3. 5 Penjelasan Warna
Gambar 4 .1  Poster 1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun terdapat klaim bahwa media menjadi bagian dari pandangan atau ideologi kelas dominan di satu sisi, dan mewakili ideologi yang menentangnya di sisi lain,

Plastik retail yang memiliki sifat mekanik yang baik adalah plastik HDPE perforated yang memiliki kekuatan tarik sebesar 65.21 MPa dengan elongasi 421.02% pada orientasi MD dan kuat

[r]

Pemikiran Zakiah Daradjat tentang Pendidikan Anak dalam Keluarga.. Ilmu

[r]

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh antara penerapan

Pada 2 petridish ke cil kelompok kontrol tidak diberi ekstrak namun ditambahkan 50 μL RPMI(sebagai kontrol, resting netrofil). 6) Dilakukan pipeting untuk mencampur. 8)

Tabel 4.9 Data Jenis dan Jumlah Cacat pada Kesalahan Ukuran 51 Tabel 4.10 Data Jenis dan Jumlah Cacat pada Kerusakan Bahan 52 Tabel 4.11 Data Jenis dan Jumlah Cacat