Yessica Meiriana. F24102130. Pengaruh Ekstrak Buah Merah (Panrlanus conoirlercs Lam.) T e r h a d a p Aktivitas Proliferasi Sel Limfosit Manusia Secara Iiz Vitro. Di bawah bimbingao : Prof. Dr. Ir. Fransiska Zakaria, MSc d a n drh. Bambang Pontjo Priosoeqanto, MS, Ph.D. 2006.
RINGKASAN
Buah merah mempunyai nama ilmiah Pat~datizcs cot~oidezcs Lam. Buah ini umumnya tumbuh di tanah Papua. Di Papua, populasi terbanyak buah lnerah berada di pegunungan Jayawijaya. Hasil olahan dari buah merah yang sangat dikenal adalah dalam hentuk minyak buah merah. Minyak tersebut diperoleh melalui proses trzdisional yaitu pengukusan. Bcah merah menjadi sangat terkenal karena banyaknya khasiat yang diduga dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode in lin'o, dengan menggunakan sel limfosit manusia. Pada kultur sel, kondisi dibuat semirip mungkin dengan keadaan lingkungan awal di dalam tubuh untuk mempertahankan spesifitas sel.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengamh dari 3 jenis ekstrak buah merah (aquades, n-heksan, metanol) dan minyak buab merah terhadap kemampuan proliferasi sel limfosit manusia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dosis konsumsi efektif yang dapat menstimulasi
proliferasi sel limfosit.
Penelitian ini dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah ekstraksi, pada tahap ini dilakukan ekstraksi buah merah dengan herbagai pelamt, yaitu aquades, n-heksan, metanol, dan ditambah dengan minyak buah merah yang diperoleh dari pengolahan secara tradisional dengan pengukusan. Tahap kedua adalah isolasi sel limfosit. Pada tahap ini, diperoleh jumlah sel limfosit yang akan digunakan untuk kultur sel.
Tahap ketiga adalah pengujian ekstrak terhadap proliferasi sel limfosit menggunakan metode MTT dan Biru tripan. Pada penelitian ini, digunakan konsentrasi C1 (4.167 pg/ml), C2 (8.333 pglml), dan C3(16.667 pglml) dari masing-masing ekstrak. Pada pengujian menggunakan metode biru tripan, jumlali sel limfosit dihitung dengan pewarnaan biru tripan menggunakan haemacytometer untuk menentukan persentase indeks stimulasi limfosit. Pada pengujian menggunakan metode MTT, ditambahkan 10 pL larutan MTT 0,5 % 4 jam sebelum masa inkubasi berakhir dan 100 pL HCL-isopropanol 0,04 N pada masing-masing sumur, kemudian dilakukan pengukuran absorbansi pada h 570 nm menggunakan Spectrophotoniefer Microplate Reader.
Tahap terakhir adalah analisis kimia yang meliputi analisis total karoter., total fenol, dan vitamin E. Analisis ini didasarkan atas kemungkinan terdapatnya komponen tersebut dalam jumlah yang cukup besar pada ekstrak, sehingga dapat mernpengaruhi proliferasi sel limfcsit.