PENGARUH ASAM HUMAT DAN KOMPOS AKTIF UNTUK
MEMPERBAIKI SIFAT TAILING DENGAN INDIKATOR
PERTUMBUHAN TINGGI SEMAI
Enterolobium cyclocarpum
Griseb dan
Altingia excelsa
Noronhae
ATU BADARIAH FAUZIAH
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGARUH ASAM HUMAT DAN KOMPOS AKTIF UNTUK
MEMPERBAIKI SIFAT TAILING DENGAN INDIKATOR
PERTUMBUHAN TINGGI SEMAI
Enterolobium cyclocarpum
Griseb dan
Altingia excelsa
Noronhae
ATU BADARIAH FAUZIAH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
ATU BADARIAH FAUZIAH. E44051480. Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif Untuk Memperbaiki Sifat Tailing Dengan Indikator Pertumbuhan Tinggi Semai Enterolobium cyclocarpumGriseb danAltingia excelsaNoronhae. Dibimbing oleh Dr. Ir. Basuki Wasis, MS dan Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc
PT. Antam Tbk UBPE Pongkor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Penambangan emas tersebut meninggalkan limbah berupa
tanah bekas penambangan (rock-dump) dan tanah bekas pengolahan (tailing).
Tailing merupakan salah satu bentuk limbah yang diproduksi dalam jumlah banyak pada kegiatan pertambangan emas, yaitu sekitar 2500 ton per hari
Beberapa karakter yang biasa terdapat pada tailing diantaranya yaitu mengandung logam seperti Pb, Zn, dan Fe dengan konsentrasi yang sangat tinggi, yaitu sebesar 1535.40 ppm, rendahnya kandungan hara esensial, KTK (kapasitas tukar kation) rendah, kandungan bahan organik dan aktivitas mikroorganisme juga
rendah. Tailing juga berpotensi menurunkan tingkat kesuburan tanah dan
menyebabkan keracunan bagi tanaman sehingga sulit bagi tanaman untuk tumbuh. Revegetasi menjadi kegiatan yang mutlak dilakukan pada lahan bekas penambangan. Namun seringkali upaya revegetasi menghadapi kendala yang cukup berat. Aplikasi kompos aktif dan asam humat pada tailing diharapkan dapat meningkatkan kualitas tailing sebagai media tanam dalam rangka meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh asam humat dan kompos aktif dalam memperbaiki sifat kimia tailing sebagai media tanam, mengetahui apakah pemberian asam humat dan kompos aktif dapat menurunkan Kandungan Pb, Zn, dan Fe, serta mengetahui pengaruh penambahan asam humat dan kompos aktif dalam memperbaiki sifat kimia tailing dengan indikator
pertumbuhan tinggi semaiEnterolobium cyclocarpumGriseb danAltingia excelsa
Noronhae
Penelitian ini dilaksanakan di Tailing dam PT. Antam Tbk UBPE Pongkor pada bulan Desember 2008-Maret 2009. Pada penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap 3 faktorial, yaitu media, asam humat, dan dosis pupuk NPK.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan asam humat dan
kompos aktif mampu memperbaiki sifat kimia tailing sehingga dapat
meningkatkan kandungan hara bagi tanaman. Pemberian kompos aktif yang ditambahkan dengan asam humat tanpa pemberian pupuk merupakan kombinasi perlakuan yang paling berpengaruh terhadap petambahan tinggi sengon buto. Perlakuan media, asam humat dan dosis pupuk NPK tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan rasamala. Akan tetapi interaksi dari ketiga perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi rasamala.
Kata Kunci : Tailing, Asam humat, Kompos aktif, Enterolobium cyclocarpum,
ABSTRACT
ATU BADARIAH FAUZIAH. E44051480. The Use of Humic Acid and Active Compos To Repair The Tailing Characteristic With High Growth Indicator
Enterolobium cyclocarpum Griseb. and Altingia excelsa Noronhae. Under Supervision Dr. Ir. Basuki Wasis, MS and Dr. Ir. Yadi Setiadi, MSc
One of cause that doing by people that can make degradation forest is mining operation, is about damaged vegetation and degradation of soil physical, chemistry and biology characteristic. PT Antam Tbk UBPE Pongkor is mining operation company. The gold mining had to leave sink like soil after mining (rock-dump) and tailing produce. Tailing is one of sink produce in some of in gold mining operation, that is about 2.500 ton/day.
Some characteristic is there on tailing is about contain the metal like Pb, Zn and Fe with high concentrate, low of essencial hara contain, low KTK, low of organic material contain, and low of microorganism activity. Tailing can decrease soil fertility and can be toxic by the plant, so the plant can not growth. So it needed to repair / rehabilitation that disturbance land by mining operation. The application of humic acid and compos active in tailing is hoped can increase tailing quality as plant media in plant growth increasing.
The purpose of this research is to know influence of humic acid and compos active treatment in rehabilitation chemical characters of tailing on tailing media. To know what the humic acid and compos active treatment can decrease Pb, Zn, and Fe concentrate. And to get effect of add of humic acid and compos
active to rehabilitation chemical characters on tailing seeding Enterolobium
cyclocarpumGriseb dan Altingia excelsaNoronhae with growing indicator
This research has done in Tailing dam PT Antam Tbk UBPE Pongkor on December 2008 – March 2009. This research by using complete randomised experimental design which consist 3 factorial, where that is media, humic acid, and NPK manure dosis.
The result this research show that add of humic acid and compos active can repair tailing chemistry characteristic, so can increase hara contain for the plant. Add of humic acid and compos active without NPK manure is the best treatment combination that very influence for sengon buto growth. Media, humic acid and NPK manure dosis treatment is not significant influence for rasamala growth. But the interaction from the third treatment give the significant influence for rasamala growth.
Key words : Tailing, humic acid, compos active, Enterolobium cyclocarpum,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Asam
Humat dan Kompos Aktif untuk Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator
Pertumbuhan Tinggi Semai Enterolobium Cyclocarpum Griseb dan
Altingia Excelsa Noronha adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan
bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2009
Atu Badariah Fauziah
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif untuk
Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator
Pertumbuhan Tinggi Semai Enterolobium cyclocarpum
Griseb danAltingia excelsaNoronhae
Nama : Atu Badariah Fauziah
NRP : E44051480
Menyetujui:
Ketua, Anggota,
Dr. Ir. Basuki Wasis, MS Dr. Ir. Yadi Setiadi, MSc
NIP. 19651002 199103 1 003 NIP. 19551205 198003 1 004
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan
Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP. 19611126 198601 1 001
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tercurah bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
segala Rahmat, Hidayah, dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan
Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Dalam
skripsi ini penulis membahas tentang Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif
untuk Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator Pertumbuhan Tinggi Semai
Enterolobium cyclocarpumGriseb danAltingia excelsaNoronhae
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,
pengarahan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua dan adik tercinta yang tiada hentinya selalu mendoakan.
Serta keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, do’a, dan
motivasi
2. Dr. Ir. Basuki Wasis, MS selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas
bimbingan, perhatian, dan segala bantuan yang telah Bapak berikan.
3. Dr. Ir. Yadi Setiadi, Msc selaku Dosen Pembimbing atas arahan, masukan,
bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis.
4. Bapak Abimanyu D.Nusantara, yang senantiasa memberikan masukan dan
informasi selama berlangsungnya penelitian hingga penulisan skripsi
5. Bapak Irwan Supaito selaku Asisten Manager Lingkungan PT Antam Tbk
UBPE Pongkor. Terima kasih atas segala bantuan dan kesempatan yang telah
diberikan.
6. Bapak Yadi dan rekan-rekan PT Antam Tbk UBPE Pongkor Terima kasih atas
segala bantuannya selama penelitian berlangsung
7. Priyo Suprayogi, terima kasih atas support dan sebagai pemberi semangat,
masukan, saran, kritik serta hiburan selama penulis menyelesaikan skripsi ini
8. Kumala Club (Hilda, Yuli, Tatik, Muzi, Retha, dan Fidry) yang telah
9. Rekan-rekan mahasiswa Silvikultur angkatan 42, yang memberikan bantuan
dalam proses penelitian.
10. Mas Genta Hariangbanga, S.T. dan mas Hendrik Terima kasih atas bantuan
dan ilmu yang telah diberikan
11. Serta semua pihak yang telah membantu, baik langsung maupun tidak
langsung. Terima kasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
segala masukan sangat diharapkan guna menghasilkan karya yang lebih baik di
masa yang akan datang.
Bogor, Juni 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 September 1987.
sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan
A. Fauzi dan Sunengsih. Adapun riwayat pendidikan penulis
mengikuti sekolah dasar di SDN. Dr. Semeru 4 Bogor dari
tahun 1993 sampai 1999, sekolah lanjutan tingkat pertama di
SLTP Negeri 6 Bogor dari tahun 1999 sampai 2002, sekolah
menengah umum di SMU Negeri 5 Bogor dari tahun 2002 sampai 2005. Pada
tahun 2005 penulis melanjutkan ke perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Ujian Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) Selama duduk dibangku
kuliah, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi
(himpro) Tree Grower Community (TGC) sebagai Ketua Divisi Informasi dan
Komunikasi pada tahun kepengurusan (2006-2007), dan sebagai Anggota Divisi
Project pada tahun kepengurusan (2007-2008). Semasa perkuliahan, penulis juga
dipercaya untuk menjadi asisten praktikum mata ajaran Dendrologi dan Pengaruh
hutan semester ganjil tahun ajaran 2008/2009.
Penulis telah menyelesaikan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH)
yang bertempat di KPH Banyumas Barat, KPH Banyumas Timur, Penulis juga
telah menyelesaikan Praktek Pembinaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung
Walat. Dan telah menyelesaikan Praktek Kerja Profesi di PT. Antam Tbk UBPE
Pongkor, Bogor selama 2 bulan.
Untuk menyelesaikan studi pada program pendidikan Sarjana Kehutanan
di Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis
melakukan penelitian tentang Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif untuk
Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator Pertumbuhan Tinggi Semai
Enterolobium cyclocarpum Griseb dan Altingia excelsa Noronhae dibawah
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Manfaat ... 2
1.4 Hipotesis... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tailing... 3
2.2 Kendala Revegetasi Lahan Tambang... 3
2.3 Bio-organik... 3
2.3.1 Asam humat ... 4
2.3.2 Kompos aktif... 5
2.4 Karakteristik Sengon Buto dan Rasamala . 2.4.1 Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpumGriseb).... 5
2.4.2 Rasamala (Altingia excelsaNoronha) ... 6
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 7
3.2 Alat dan Bahan Penelitian... 7
3.3 Prosedur Kerja... 7
3.3.1 Tahapan sebelum penanaman ... 7
3.3.2 Tahapan penyiapan media tanam ... 9
3.3.3 Tahapan penanaman... 10
3.3.4 Tahapan pemeliharaan dan pengamatan tanaman.... 10
PENGARUH ASAM HUMAT DAN KOMPOS AKTIF UNTUK
MEMPERBAIKI SIFAT TAILING DENGAN INDIKATOR
PERTUMBUHAN TINGGI SEMAI
Enterolobium cyclocarpum
Griseb dan
Altingia excelsa
Noronhae
ATU BADARIAH FAUZIAH
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGARUH ASAM HUMAT DAN KOMPOS AKTIF UNTUK
MEMPERBAIKI SIFAT TAILING DENGAN INDIKATOR
PERTUMBUHAN TINGGI SEMAI
Enterolobium cyclocarpum
Griseb dan
Altingia excelsa
Noronhae
ATU BADARIAH FAUZIAH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
ATU BADARIAH FAUZIAH. E44051480. Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif Untuk Memperbaiki Sifat Tailing Dengan Indikator Pertumbuhan Tinggi Semai Enterolobium cyclocarpumGriseb danAltingia excelsaNoronhae. Dibimbing oleh Dr. Ir. Basuki Wasis, MS dan Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc
PT. Antam Tbk UBPE Pongkor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Penambangan emas tersebut meninggalkan limbah berupa
tanah bekas penambangan (rock-dump) dan tanah bekas pengolahan (tailing).
Tailing merupakan salah satu bentuk limbah yang diproduksi dalam jumlah banyak pada kegiatan pertambangan emas, yaitu sekitar 2500 ton per hari
Beberapa karakter yang biasa terdapat pada tailing diantaranya yaitu mengandung logam seperti Pb, Zn, dan Fe dengan konsentrasi yang sangat tinggi, yaitu sebesar 1535.40 ppm, rendahnya kandungan hara esensial, KTK (kapasitas tukar kation) rendah, kandungan bahan organik dan aktivitas mikroorganisme juga
rendah. Tailing juga berpotensi menurunkan tingkat kesuburan tanah dan
menyebabkan keracunan bagi tanaman sehingga sulit bagi tanaman untuk tumbuh. Revegetasi menjadi kegiatan yang mutlak dilakukan pada lahan bekas penambangan. Namun seringkali upaya revegetasi menghadapi kendala yang cukup berat. Aplikasi kompos aktif dan asam humat pada tailing diharapkan dapat meningkatkan kualitas tailing sebagai media tanam dalam rangka meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh asam humat dan kompos aktif dalam memperbaiki sifat kimia tailing sebagai media tanam, mengetahui apakah pemberian asam humat dan kompos aktif dapat menurunkan Kandungan Pb, Zn, dan Fe, serta mengetahui pengaruh penambahan asam humat dan kompos aktif dalam memperbaiki sifat kimia tailing dengan indikator
pertumbuhan tinggi semaiEnterolobium cyclocarpumGriseb danAltingia excelsa
Noronhae
Penelitian ini dilaksanakan di Tailing dam PT. Antam Tbk UBPE Pongkor pada bulan Desember 2008-Maret 2009. Pada penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap 3 faktorial, yaitu media, asam humat, dan dosis pupuk NPK.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan asam humat dan
kompos aktif mampu memperbaiki sifat kimia tailing sehingga dapat
meningkatkan kandungan hara bagi tanaman. Pemberian kompos aktif yang ditambahkan dengan asam humat tanpa pemberian pupuk merupakan kombinasi perlakuan yang paling berpengaruh terhadap petambahan tinggi sengon buto. Perlakuan media, asam humat dan dosis pupuk NPK tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan rasamala. Akan tetapi interaksi dari ketiga perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi rasamala.
Kata Kunci : Tailing, Asam humat, Kompos aktif, Enterolobium cyclocarpum,
ABSTRACT
ATU BADARIAH FAUZIAH. E44051480. The Use of Humic Acid and Active Compos To Repair The Tailing Characteristic With High Growth Indicator
Enterolobium cyclocarpum Griseb. and Altingia excelsa Noronhae. Under Supervision Dr. Ir. Basuki Wasis, MS and Dr. Ir. Yadi Setiadi, MSc
One of cause that doing by people that can make degradation forest is mining operation, is about damaged vegetation and degradation of soil physical, chemistry and biology characteristic. PT Antam Tbk UBPE Pongkor is mining operation company. The gold mining had to leave sink like soil after mining (rock-dump) and tailing produce. Tailing is one of sink produce in some of in gold mining operation, that is about 2.500 ton/day.
Some characteristic is there on tailing is about contain the metal like Pb, Zn and Fe with high concentrate, low of essencial hara contain, low KTK, low of organic material contain, and low of microorganism activity. Tailing can decrease soil fertility and can be toxic by the plant, so the plant can not growth. So it needed to repair / rehabilitation that disturbance land by mining operation. The application of humic acid and compos active in tailing is hoped can increase tailing quality as plant media in plant growth increasing.
The purpose of this research is to know influence of humic acid and compos active treatment in rehabilitation chemical characters of tailing on tailing media. To know what the humic acid and compos active treatment can decrease Pb, Zn, and Fe concentrate. And to get effect of add of humic acid and compos
active to rehabilitation chemical characters on tailing seeding Enterolobium
cyclocarpumGriseb dan Altingia excelsaNoronhae with growing indicator
This research has done in Tailing dam PT Antam Tbk UBPE Pongkor on December 2008 – March 2009. This research by using complete randomised experimental design which consist 3 factorial, where that is media, humic acid, and NPK manure dosis.
The result this research show that add of humic acid and compos active can repair tailing chemistry characteristic, so can increase hara contain for the plant. Add of humic acid and compos active without NPK manure is the best treatment combination that very influence for sengon buto growth. Media, humic acid and NPK manure dosis treatment is not significant influence for rasamala growth. But the interaction from the third treatment give the significant influence for rasamala growth.
Key words : Tailing, humic acid, compos active, Enterolobium cyclocarpum,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Asam
Humat dan Kompos Aktif untuk Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator
Pertumbuhan Tinggi Semai Enterolobium Cyclocarpum Griseb dan
Altingia Excelsa Noronha adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan
bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2009
Atu Badariah Fauziah
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif untuk
Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator
Pertumbuhan Tinggi Semai Enterolobium cyclocarpum
Griseb danAltingia excelsaNoronhae
Nama : Atu Badariah Fauziah
NRP : E44051480
Menyetujui:
Ketua, Anggota,
Dr. Ir. Basuki Wasis, MS Dr. Ir. Yadi Setiadi, MSc
NIP. 19651002 199103 1 003 NIP. 19551205 198003 1 004
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan
Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP. 19611126 198601 1 001
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tercurah bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
segala Rahmat, Hidayah, dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan
Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Dalam
skripsi ini penulis membahas tentang Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif
untuk Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator Pertumbuhan Tinggi Semai
Enterolobium cyclocarpumGriseb danAltingia excelsaNoronhae
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,
pengarahan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua dan adik tercinta yang tiada hentinya selalu mendoakan.
Serta keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, do’a, dan
motivasi
2. Dr. Ir. Basuki Wasis, MS selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas
bimbingan, perhatian, dan segala bantuan yang telah Bapak berikan.
3. Dr. Ir. Yadi Setiadi, Msc selaku Dosen Pembimbing atas arahan, masukan,
bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis.
4. Bapak Abimanyu D.Nusantara, yang senantiasa memberikan masukan dan
informasi selama berlangsungnya penelitian hingga penulisan skripsi
5. Bapak Irwan Supaito selaku Asisten Manager Lingkungan PT Antam Tbk
UBPE Pongkor. Terima kasih atas segala bantuan dan kesempatan yang telah
diberikan.
6. Bapak Yadi dan rekan-rekan PT Antam Tbk UBPE Pongkor Terima kasih atas
segala bantuannya selama penelitian berlangsung
7. Priyo Suprayogi, terima kasih atas support dan sebagai pemberi semangat,
masukan, saran, kritik serta hiburan selama penulis menyelesaikan skripsi ini
8. Kumala Club (Hilda, Yuli, Tatik, Muzi, Retha, dan Fidry) yang telah
9. Rekan-rekan mahasiswa Silvikultur angkatan 42, yang memberikan bantuan
dalam proses penelitian.
10. Mas Genta Hariangbanga, S.T. dan mas Hendrik Terima kasih atas bantuan
dan ilmu yang telah diberikan
11. Serta semua pihak yang telah membantu, baik langsung maupun tidak
langsung. Terima kasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
segala masukan sangat diharapkan guna menghasilkan karya yang lebih baik di
masa yang akan datang.
Bogor, Juni 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 September 1987.
sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan
A. Fauzi dan Sunengsih. Adapun riwayat pendidikan penulis
mengikuti sekolah dasar di SDN. Dr. Semeru 4 Bogor dari
tahun 1993 sampai 1999, sekolah lanjutan tingkat pertama di
SLTP Negeri 6 Bogor dari tahun 1999 sampai 2002, sekolah
menengah umum di SMU Negeri 5 Bogor dari tahun 2002 sampai 2005. Pada
tahun 2005 penulis melanjutkan ke perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Ujian Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) Selama duduk dibangku
kuliah, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi
(himpro) Tree Grower Community (TGC) sebagai Ketua Divisi Informasi dan
Komunikasi pada tahun kepengurusan (2006-2007), dan sebagai Anggota Divisi
Project pada tahun kepengurusan (2007-2008). Semasa perkuliahan, penulis juga
dipercaya untuk menjadi asisten praktikum mata ajaran Dendrologi dan Pengaruh
hutan semester ganjil tahun ajaran 2008/2009.
Penulis telah menyelesaikan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH)
yang bertempat di KPH Banyumas Barat, KPH Banyumas Timur, Penulis juga
telah menyelesaikan Praktek Pembinaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung
Walat. Dan telah menyelesaikan Praktek Kerja Profesi di PT. Antam Tbk UBPE
Pongkor, Bogor selama 2 bulan.
Untuk menyelesaikan studi pada program pendidikan Sarjana Kehutanan
di Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis
melakukan penelitian tentang Pengaruh Asam Humat dan Kompos Aktif untuk
Memperbaiki Sifat Tailing dengan Indikator Pertumbuhan Tinggi Semai
Enterolobium cyclocarpum Griseb dan Altingia excelsa Noronhae dibawah
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Manfaat ... 2
1.4 Hipotesis... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tailing... 3
2.2 Kendala Revegetasi Lahan Tambang... 3
2.3 Bio-organik... 3
2.3.1 Asam humat ... 4
2.3.2 Kompos aktif... 5
2.4 Karakteristik Sengon Buto dan Rasamala . 2.4.1 Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpumGriseb).... 5
2.4.2 Rasamala (Altingia excelsaNoronha) ... 6
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 7
3.2 Alat dan Bahan Penelitian... 7
3.3 Prosedur Kerja... 7
3.3.1 Tahapan sebelum penanaman ... 7
3.3.2 Tahapan penyiapan media tanam ... 9
3.3.3 Tahapan penanaman... 10
3.3.4 Tahapan pemeliharaan dan pengamatan tanaman.... 10
3.5 Rancangan Percobaan ... 11
3.6 Analisia Data... 12
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN... 13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL
5.1.1 Karakteristik Media... 14
5.1.2 Pertumbuhan Tinggi Enterolobium cyclocarpum
Griseb ... . 17
5.1.3 Pertumbuhan TinggiAltingia excelsaNoronha... 20
5.2 PEMBAHASAN
5.2.1 Karakteristik Media ... ... 22
5.2.2 Perubahan KarakteristikTailingdengan adanya
Penambahan Asam humat dan Kompos Aktif. .... 23
5.2.3 Pertumbuhan Tinggi SemaiE.cyclocarpumUmur
14 mst... 28
5.2.4 Pertumbuhan Tinggi SemaiA. excelsa14 mst ….. 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 36
DAFTAR PUSTAKA... 38
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Karakter media tanamtailing; campurantailingdan asam humat;
Campurantailing,kompos aktif dan asam humat... 16
2. Rata-rata pertumbuhan tinggi semaiE.cyclocarpumumur 14 mst pada
berbagai perlakuan ... 17
3. Sidik ragam pengaruh media, asam humat dan pupuk NPK
terhadap pertumbuhan tinggi semai Sengon buto umur 14 mst ... 19
4. Pengaruh jenis media terhadap pertumbuhan tinggi semai Sengon buto
umur 14 mst... 19
5. Pengaruh pemberian pupuk terhadap pertumbuhan tinggi semai
Sengon buto umur 14 mst ... 19
6. Interaksi antara media, asam humat, dan pupuk terhadap pertumbuhan
tinggi semai Sengon buto umur 14 mst... 20
7 Rata-rata pertumbuhan tinggi semaiE.cyclocarpumumur 14 mst pada
berbagai perlakuan ... 20
8 Sidik ragam pengaruh perlakuan media, asam humat dan
pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi semai rasamala umur
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Cara pengambilan sampeltailing... 8
2. Cara pengambilantop soil... 9
3. Pertumbuhan tinggi semaiE. Cyclocarpumumur 14 mst... 18
4. Pertumbuhan tinggi semaiA. excelsaumur 14 mst... 21
5. Peningkatan unsur Nitrogen dan C-Organik pada mediatop soil+
asam humat,tailing+ asam humat,tailing+ kompos aktif, dan
tailing+ asam humat + kompos aktif ... 24
6. Perubahan KTK dan unsur makro pada mediatop soil+ asam humat,
tailing+ asam humat,tailing+ kompos aktif, dan tailing +
asam humat + kompos aktif ... 25
5. Penurunan kandungan Pb, Zn, dan Fe pada mediatop soil+ asam
humat,tailing+ asam humat,tailing+ kompos aktif, dantailing+
asam humat + kompos aktif ... 26
6. Sengon buto yang ditanam pada mediatailingmurni, tailing + asam
humat,tailing+ asam humat + pupuk NPK 10 gram pada umur
14 mst ... 28
7. Pertumbuhan Rasamala pada umur 4 mst ... 32
8. Rasamala pada umur 14 mst pada mediatailing,tailing+
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Lay outpenelitian... 42
2. Data pengukuranE. cyclocarpum... 43
3. Data pengukuranA. excelsa... 47
4. Hasil analisistailing... 51
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan pengelolaan emas.
Penambangan emas tersebut meninggalkan limbah berupa tanah bekas
penambangan (rock-dump) dan tanah bekas pengolahan (tailing). Tailing
merupakan salah satu bentuk limbah yang di hasilkan dalam jumlah banyak pada
kegiatan pertambangan emas. Jumlah tailingyang dihasilkan oleh PT Antam Tbk
mencapai 2.500 ton per hari.
Beberapa karakter yang biasa terdapat pada tailing diantaranya, yaitu
mengandung logam seperti Pb, Zn, dan Fe dengan konsentrasi yang sangat tinggi,
yaitu sebesar 1.535,40 ppm, rendahnya kandungan hara esensial, KTK (kapasitas
tukar kation) rendah, kandungan bahan organik dan aktivitas mikroorganisme juga
rendah. Tailing juga berpotensi menurunkan tingkat kesuburan tanah dan
menyebabkan keracunan bagi tanaman, sehingga sulit bagi tanaman untuk
tumbuh.
Revegetasi menjadi kegiatan yang mutlak dilakukan pada lahan bekas
penambangan, namun seringkali upaya revegetasi menghadapi kendala yang
cukup berat. Untuk meningkatkan keberhasilan revegetasi pada lahan yang
didominasitailing, dibutuhkan jenis tanaman yang mampu beradaptasi dan
upaya-upaya perbaikan seperti memperbaiki kembali sifat fisik tanahnya, dan
meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
Berbagai macam formula asam humat dan kompos dikembangkan untuk
meningkatkan kemampuannya memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Bio-organik merupakan kompos aktif yang telah diperkaya dengan bio-activator
yang merupakan cairan organik mengandung campuran enzim, asam amino,
hormon serta berbagai unsur hara mikro esensial (Green Earth Trainer 2006).
Aplikasi bio organik dan asam humat pada tailing diharapkan dapat meningkatkan
kualitas tailing sebagai media tanam dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh asam humat dan kompos aktif dalam memperbaiki
sifat kimiatailingsebagai media tanam;
2. Mengetahui apakah pemberian asam humat dan kompos aktif dapat
menurunkan Kandungan Pb, Zn, dan Fe;
3. Mengetahui pengaruh penambahan asam humat dan kompos aktif dalam
memperbaiki sifat kimiatailing dengan indikator pertumbuhan tinggi semai
Enterolobium cyclocarpumGriseb danAltingia excelsaNoronha.
1.3 Manfaat Penelitian
Upaya dalam memperbaiki sifat tailing, dapat meningkatkan keberhasilan
program revegetasi pada lahan yang didominasitailing.
1.4 Hipotesis
Beberapa hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
1. Pemberian asam humat dan kompos aktif dapat memperbaiki sifat kimia
mediatailing;
2. Pemberian asam humat dan kompos aktif pada media tailing dapat
menurunkan Pb, Zn, dan Fe;
3. Penambahan asam humat dan kompos aktif dapat meningkatkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tailing
Penambangan emas menghasilkan sisa pengolahan bahan tambang atau
sering disebuttailing, yaitu berupa bubuk batuan yang berasal dari batuan mineral
yang telah digerus sedemikian rupa hasil pemisahan tembaga, emas dan perak di
pabrik pengolahan (Boul 1981).
Sifat fisik tailing yang merupakan masalah bagi pertumbuhan tanaman
adalah tekstur, agregasi dan struktur, densitas dan infiltrasi, kompaksi, daya
pegang dan stabilitasnya. Menurut USDA ukuran partikel tailing relatif kecil dan
seragam berupa pasir halus berukuran 0,25-0,10 mm. Selain itu, sifat kimia tailing
seperti status hara yang rendah, kandungan logam berat seperti Cd, Hg, Pb, As
yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan (Williamson 1982).
2.2 Kendala Revegetasi Lahan Tambang
Kendala utama dalam melakukan aktivitas revegetasi pada lahan-lahan
terbuka pasca penambangan adalah kondisi lahan yang tidak mendukung
(marginal) bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi ini secara langsung akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi masalah ini, maka
sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah terlebih dahulu perlu diketahui, sehingga
penanganannya (soil amandement) dapat dengan tepat bisa dilakukan (Green
Earth Trainer 2007).
Kondisi tanah yang kompak karena pemadatan dapat menyebabkan
buruknya sistem tata air (water infiltration and percolation) dan aerasi (peredaran
udara) yang secara langsung dapat berdampak negatif terhadap fungsi dan
perkembangan akar. Akar tidak dapat berkembang dengan sempurna dan
fungsinya sebagai alat absorpsi unsur hara akan terganggu. Akibatnya tanaman
tidak dapat berkembang dengan normal, tetapi pertumbuhannya tetap kerdil dan
merana (Green Earth Trainer 2007).
2.3 Bio organik
Bio organik merupakan hasil fermentasi bahan organik secara aerob
maupun anaerob. Adapun produk yang dihasilkan berupa padatan atau cairan
pembuatan bio organik adalah kotoran sapi. Kotoran sapi sebagai sumber
mikroba yang dapat digunakan untuk menghancurkan selulosa, hemi selulosa
dan lignin yang ada pada bahan organik.
Dibandingkan dengan produk organik lain, bio organik selain dapat
meningkatkan, produktifitas dan kualitas hasil pertanian, perkebunan dan
pertumbuhan tanaman kehutanan, produk ini juga dapat memperbaiki
kesuburan tanah, serta pemakaiannya aman bagi lingkungan. Produk ini juga
popular digunakan untuk merehabilitasi lahan-lahan paska tambang yang
kondisi lahannya marginal (Hariangbanga 2008).
Produk bio-organik dapat memberikan banyak manfaat diantaranya:
1. Pembenah lahan paska tambang
Dengan pemberian bio-organik dapat membantu dalam pemulihan lahan
paska tambang dan lahan marginal
2. Sebagai penyubur tanah
Bio-organik selain dapat mensuplai unsur makro dan mikro juga dapat
memperbaiki struktur tanah ke arah yang lebih remah, sehingga kondusif
untuk perkembangan akar.
3. Mengaktifkan miroba potensial
Keberadaan mikroba potensial seperti mikoriza, sangat diperlukan untuk
menjamin ketersediaan unsur hara secara kontinyu. Dengan bio-organik,
maka keberadaan mikroba potensial dapat terus dipertahankan.
4. Meningkatkan kapasitas tukar kation
Dengan bio-organik, KTK tanah secara bertahap dapat ditingkatkan,
sehingga selain tanah menjadi subur, juga dosis pemberian pupuk dapat
dikurangi.
2.3.1 Asam humat
Secara umum asam humat diyakini berasal dari dekomposisi lignin atau
karbohidrat tanaman yang membusuk. Asam humat biasanya kaya akan
karbon, yang berkisar antara 41 - 47%, namun bahan ini juga dapat
mengandung nitrogen dan bahan organik (Tan 1991; Robinson 1995).
Asam humat mempunyai peranan yang penting dalam menyokong
meningkatkan permeabilitas membran dan membantu memperlancar nutrisi
untuk menembus dinding sel, meningkatkan produksi klorofil dan
fotosintesis, menstimulasi hormon dan meningkatkan aktivitas enzim (Bio
Flora International Inc 1997).
Kemampuan asam humat dalam meningkatkan serapan hara juga
ditunjukkan dalam penelitian Cooper (1998) menunjukkan adanya
peningkatan penyerapan P pada tanaman Agrostis stolonifera L. Sementara
Olk dan Cassman (1995) menunjukkan bahwa pemberian asam humat dapat
menurunkan fiksasi kalium di tanah vermikulit, sehingga meningkatkan
ketersediaannya di dalam tanah.
Hasil penelitian Ayuso (1996) membuktikan bahwa penambahan asam
humat meningkatkan kemampuan penyerapan unsur hara makro (N, P, K)
tetapi banyaknya hara yang terserap berbeda untuk setiap unsurnya.
Proses aplikasi asam humat di bidang kehutanan adalah rehabilitasi
lahan pasca kebakaran, pembangunan hutan tanaman pada lahan marginal,
dan sistem pembibitan tanaman kehutanan (Anonim 2000).
2.3.2 Kompos aktif
Kompos aktif merupakan salah satu produk pupuk organik dengan
bahan dasar berupa kompos kotoran sapi ditambah arang sekam, fosfat alam
(rock phosphate) dan bio-activator. Bio-activator terbuat dari campuran
enzim, asam amino, hormon serta telah diperkaya dengan unsur hara esensial
untuk tanaman (Green Earth Trainer 2006).
2.4 Karakteristik Sengon Buto dan Rasamala
2.4.1 Sengon Buto (Enterolobium cyclocarpumGriseb.)
Berdasarkan penelitian Syarif (2008), disimpulkan bahwa sengon buto
terbukti merupakan tanaman yang toleran terhadap media tanam limbahtailing
yang terkontaminasi. Sengon buto masih dapat bertahan dan tumbuh pada
tanah limbah tailing walaupun tanpa diberi perlakuan pupuk NPK, karena
terbukti bahwa pemupukan NPK tidak berpengaruh nyata pada peningkatan
pertumbuhan dan produksi biomasa tanaman, setidaknya pada tahap anakan.
Akumulasi sianida pada sengon buto tidak meningkat dengan adanya
Berdasarkan penelitian Juhaeti (2006), menyimpulkan bahwa
pemupukan dengan dosis yang tepat dapat membantu meningkatkan
pertumbuhan sengon buto yang ditanam di tanah tailing. Pemupukan dengan
dosis 2 g/pot menunjukkan hasil yang terbaik.
Sedangkan dalam penelitian Sudiana (2004), menyimpulkan bahwa
sengon buto yang diinokulasi dengan rhizobium dapat tumbuh baik pada
ekosistem lahan tailing. Penambahan bahan organik di lahan tailing mutlak
diperlukan untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik.
2.4.2 Rasamala (Altingia excelsaNoronha)
Rasamala merupakan unsur khas hutan basah campuran di perbukitan
dan pegunungan. Pohon ini sering tumbuh berkelompok dan dapat tumbuh
pada ketinggian 500-1.500 m dpl, dengan curah hujan sekurang-kurangnya
100 mm dalam bulan kering. Rasamala biasanya berasosiasi terutama dengan
jenis-jenis pohonPodocarpus danQuercus. Ditanam pada jarak rapat, karena
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi tailing dam PT. ANTAM UPBE
Pongkor. Lokasi pengambilan sampel tanah top soil dilakukan di sekitar
pertambangan emas PT. ANTAM UPBE Pongkor tersebut. Penelitian ini
dilakukan selama 4 bulan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Maret 2009.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: sarung tangan, sprayer,
kaliper, penggaris, gelas ukur, sekop, alat tulis, saringan tanah berukuran 4 x 4
mm, meteran 100 m, ajir, tali rafia, cangkul, garpu tanah, timbangan, alat tulis,
tally sheet, kamera digital, dan komputer.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tailingtambang emas
Pongkor, tanah top soil Pongkor, bibit sengon buto umur 3 bulan, bibit rasamala
umur 6 bulan, Asam humat (Humate Substance Complex), Bio-remedy, Kompos
aktif (Solid Remedy),rock fosfatdan pupuk NPK mutiara.
3.3 Prosedur Kerja
Sebelum melakukan penanaman, sampel tanahtop soildantailing
masing-masing diambil sebanyak 1 Kg untuk dianalisis. Tujuan dari analisis ini adalah
untuk mengetahui sifat kimia tanah. Analisis ini dilakukan sebelum perlakuan dan
dianalisis kembali setelah perlakuan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
3.3.1 Tahapan sebelum penanaman
a. Bibit yang sudah dipersiapkan disiram denganbio remedy sebelum tanam
sebanyak 2 kali.Bio remedydiencerkan terlebih dahulu, yaitu 1 liter
bio remedy dilarutkan dalam 200 liter air, dan diberikan 250 cc per bibit.
Hal ini bertujuan untuk mempercepat perkembangan akar.
b. Pengambilan sampel tanah top soil dan tailing pada lokasi penelitian
dilakukan. Mekanisme pengambilan tailing dan top soil ini menggunakan
metode yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah (2004). Adapun
Gambar 1 Cara pengambilan sampeltailing.
c. Mengukur luas lokasi yang akan digunakan, kemudian pada setiap sisi
diberi patok.
d. Mengukur jarak dari satu sisi ke tengah lalu ambil tengahnya, lalu ambil
tailingdari jarak tengah tersebut.
e. Membersihkan permukaantailingdari rumput, batu, atau kerikil, dan
sisa-sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah.
f. Mencangkul tailing tersebut sedalam 10 cm, kemudian diambil dengan
menggunakan sekop atau cangkul.
g. Mencampur dan mengaduk contoh tailing dari 5 titik tersebut dalam satu
tempat (ember atau hamparan plastik), kemudian ambil kira-kira 1 kg, dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik (ini merupakan contoh tailing
komposit).
Mekanisme pengambilan sampeltop soil, yaitu :
1. Membersihkan permukaan tanah dari rumput, batu, atau kerikil, dan
sisa-sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah.
2. Mencangkul tanah tersebut sedalam 10 cm.
3. Mencampur dan mengaduk tanah tersebut 15 contoh dalam satu tempat
(ember atau hamparan plastik), kemudian ambil kira-kira 2 kg.
1
2 3
4 5
50 m
Gambar 2 Cara pengambilantop soil.
3.3.2 Tahapan penyiapan media tanam
a. Membuat lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 30 cm x 40 cm
b. Tailing hasil galian lubang tanam, disimpan di samping kiri dan kanan
lubang tanam.
c. Setelah membuat lubang tanam selesai, dinding lubang tanam diberi
rock phospat sebanyak 300 gram, perlakuan ini diberikan pada semua
lubang tanam
d. Setelah diberi rock phospate, dinding lubang tanam disiram dengan asam
humat 250 cc yang terlebih dahulu dilarutkan dengan 100 liter air, akan
tetapi tidak semua lubang tanam disiram dengan asam humat, hal ini
berdasarkan perlakuan
e. Tailing hasil galian dicampur dengan 1 kg kompos aktif, cara mencampur
nya yaitu:
1. Tailing yang disimpan di samping kiri lubang tanam di campur dengan
500 gram kompos aktif.
2. Tailing yang disimpan di samping kanan lubang tanam di campur
dengan 500 gram kompos aktif.
f. Tailing hasil galian dicampur dengan 2 kg top soil, cara mencampurnya
yaitu:
1. Tailing yang disimpan di samping kiri lubang tanam di campur dengan
2. Tailing yang disimpan di samping kanan lubang tanam dicampur
dengan 1 kgtop soil.
g. Tailing hasil galian tidak dicampur (kontrol).
3.3.3 Tahapan penanaman
a. Dekat lubang tanam, bibit dalam polybag dibuka secara hati-hati agar
sistem perakarannya tidak rusak.
b. Tailing hasil campuran tersebut dimasukkan kembali kedalam lubang
tanam, kemudian bibit ditanam tegak lurus pada lubang tanam sedalam
leher akar dan akarnya tidak boleh terlipat.
c. Disekitar bibit yang telah ditanam diberi berbagai perlakuan, yaitu:
1. Tidak diberi pupuk.
2. Diberi pupuk NPK 5 gram.
3. Diberi pupuk NPK 10 gram.
d. Setelah bibit masuk ke dalam lubang tanam, tailing sisa hasil campuran
dimasukkan kembali dan dipadatkan dengan menggunakan tangan.
e. Pada bibit yang telah ditanam, diberi ajir dan bibit diikatkan pada ajir
tersebut.
f. Setelah itu, bibit diberi berbagai perlakuan, yaitu:
1. Tidak di beri asam humat.
2. Diberi asam humat, yaitu 1 liter asam humat dilarutkan dengan 100
liter air, bibit disiram sebanyak 250 cc/lubang.
g. Setiap perlakuan memiliki ulangan sebanyak 5 kali dan dilakukan pada dua
jenis tanaman yaitu sengon buto dan rasamala.
h. Jarak tanam yang digunakan yaitu 2 m x 2 m.
i. Penempatan bibit dengan berbagai perlakuan dilakukan secara acak di
lapangan
3.3.4 Tahapan pemeliharaan dan pengamatan tanaman
a. Penyiraman semai dengan menggunakan asam humat yang terlebih dahulu
diencerkan dengan perbandingan 1 liter asam humat dengan 100 liter air,
dan asam humat yang diberikan 250 cc per bibit, penyiraman dilakukan
humat tidak semuanya, yaitu hanya semai yang mendapat perlakuan asam
humat saja.
b. Pengamatan terhadap kecepatan tumbuh tanaman pada lahan tailing,
dilakukan pengukuran terhadap tinggi pada hari pertama penanaman, dan
selanjutnya dilakukan pengukuran setiap 2 minggu. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan mistar mulai dari pangkal batang yang telah ditandai
hingga titik tumbuh pucuk semai.
3.4 Pengumpulan Data dan Parameter Sifat Kimia Tanah yang Dianalisis
Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung dan pengukuran tinggi yang dilakukan dua minggu sekali. Parameter
yang dianalisis untuk sifat kimia tanah adalah: pH, C-organik, kejenuhan basa
(KB), logam Pb (timbal), Zn (seng), Fe (besi), N total, P, Ca, Mg, K, Na, dan
Kapasitas Tukar Kation (KTK).
3.5 Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3
faktor. Faktor pertama, yaitu media yang terdiri dari 3 taraf; faktor kedua, yaitu
Asam humat yang terdiri dari 2 taraf; dan faktor ketiga, yaitu dosis pupuk yang
terdiri dari 3 taraf. Masing-masing taraf perlakuan terdiri dari 5 ulangan,
masing-masing ulangan terdiri dari satu tanaman. Perlakuan dalam percobaan sebagai
berikut:
Faktor I : Media Tanam
M0 =Tailingsaja
M1 =Tailingdan kompos aktif
M2 =Tailingdan top soil
Faktor II : Asam humat
H0 = Tanpa diberi Asam humat
HI = Diberi Asam humat 1%, sebanyak 250 cc/ semai
Faktor III : Dosis pupuk NPK
P0 = Tanpa pupuk NPK
PI = Diberi pupuk NPK 5 gram
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan
dianalisis dengan menggunakan rancangan percobaan, dimana dapat digambarkan
dalam model linear :
Yijkl =μ+ Mi + Hj + Pk + (MH)ij + (MP)ik + (HP)jk + (MHP)ijk +εijk,
i = 1, 2, 3
j = 1, 2
k = 1, 2, 3
r = 1, 2, 3, 4, 5
dimana :
Yijk = Nilai pengamatan pada faktor M (Media Tanam) taraf ke-i, faktor P
taraf ke-j dan ulangan ke-k
μ = Nilai rata-rata umum
Mi = Pengaruh utama faktor M (Media Tanam) pada taraf ke-i
Hj = Pengaruh utama faktor H (Pemberian asam humat) pada taraf ke-j
Pk = Pengaruh utama faktor P (Pemberian pupuk NPK) pada taraf ke-k
(MH)ij = Pengaruh interaksi faktor M pada taraf ke-i dengan faktor H pada
taraf ke j
(MP)ik = Pengaruh interaksi faktor M pada taraf ke-i dengan faktor P pada taraf
ke-k
(HP)jk = Pengaruh interaksi faktor H pada taraf ke-j dengan faktor P pada taraf
ke-k
(MHP)ijk = Pengaruh interaksi faktor M pada taraf ke-i dengan faktor H pada
taraf ke-j dan faktor P pada taraf ke-k
εijk = Pengaruh acak
3.6 Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dilakukan sidik ragam dengan
uji-F. Data diolah dengan menggunakan perangkat lunak statistika SPSS. jika:
a. F hitung < F tabel, maka perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap parameter tinggi
b. F hitung > F tabel, maka perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap
parameter tinggi. Jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilakukan uji
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
PT. Aneka Tambang Tbk berdiri sebagai sebuah lembaga dengan bentuk
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah naungan Departemen
Pertambangan dan Energi yang bergerak dibidang bahan-bahan galian tambang
batubara, emas, perak, timah dan minyak bumi. Kepemilikan tambang ini terbagi
menjadi dua komponen, yaitu 65% kepemilikan oleh Pemerintah RI dan 35%
kepemilikan oleh publik.
Ketinggian dari permukaan laut antara 400 – 1.800 m, dengan suhu
maksimum 330C dan minimum 220C, serta curah hujan tahunan mencapai
rata-rata 3.000-3.500 mm. Ditinjau dari segi topografi, wilayah cukup bervariasi yaitu
berupa daerah pegunungan di bagian selatan dan dataran rendah di sebelah Barat.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan mengenai perluasan
Taman Nasional, maka Tambang Emas Pongkor masuk kedalam kawasan Taman
Nasional Gunung Halimun. Lokasi Pertambangan Emas Pongkor termasuk pada
Zona Bogor Barat yang membentang di bagian tengah Jawa Barat. Luas Kuasa
Pertambangan (KP) 4.058 ha dengan rincian Kawasan Taman Nasional 105 ha,
Hutan Lindung 275 ha, Hutan Produksi 2.052 ha dan 1.635 ha merupakan tanah
milik di luar kawasan hutan. Lahan yang sudah dibuka dari pemilikan lahan
sampai tahun 2007 adalah seluas 126,26 ha atau sebesar 61% dan hanya 2% dari
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Karakteristik media
Media tumbuh merupakan tempat bagi perakaran tanaman untuk
berkembang dan menunjang bagian pucuk tanaman agar dapat tumbuh dengan
baik karena dari perakaran inilah tanaman memperoleh kebutuhan hara mineral
melalui proses penyerapan.
Karakteristik media tanam merupakan indikator yang sangat penting untuk
mengetahui tingkat kesuburan media yang akan digunakan. Selain itu juga untuk
menentukan bentuk modifikasi teknologi dalam meningkatkan kesuburan tanah.
Paparan secara deskriptif tentang perbedaan karakter media tailing murni serta
perubahan karakternya setelah adanya campuran tailing murni dengan top soil,
kompos aktif, dan asam humat dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil analisa karakteristik hara tailing (Tabel 1) tampak
bahwa tekstur tailing didominasi oleh fraksi pasir 35,12% dan debu 30,69%,
sedangkan kandungan liat pada tailing hanya 34,19%. Nilai Kapasitas Tukar
Kation (KTK) pada tailing tergolong rendah, yaitu hanya 8,90 me/100 g. Selain
itu sifat tailing bersifat asam, hal ini dapat terlihat dari pH nya, pada tailing
pH-nya mencapai 6,6. Kandungan C-organik cenderung rendah hapH-nya 0,32%,
kandungan N-total sangat rendah 0,05%, unsur P hanya 10,5 ppm. Kandungan K
di dalam tailing pun hanya 0,10 me/100g. Kandungan Ca terlarut tinggi 18,38
me/100g, sedangkan kandungan Mg sebesar 1,21 me/100g. dan logam berat Pb
terlarut sebesar 3,51 ppm, sedangkan logam Pb total sebesar 165 ppm. Pada
tailing logam Fe bersifat racun, karena keberadaannya yang terlalu tinggi yaitu
sebesar 1.535,40 ppm.
Pemanfaatan Asam humat dan kompos aktif pada media tersebut telah
merubah karakter media tailing murni dengan terjadinya penurunan dominasi
debu, pH dan meningkatkan KTK, peningkatan kandungan C-organik dan N total
serta ketersediaan P dan penurunan kelarutan logam berat Pb serta logam Fe.
kompos aktif, tailing dan top soil dan pada campuran media (tailing + kompos
aktif + asam humat).
Berdasarkan hasil penelitian Setyaningsih (2007), pada media tailing
Pongkor, adanya penambahan bio-organik mampu meningkatkan KTK sebesar
600% dan unsur hara seperti C-organik dan N-total masing-masing sebesar 400
dan 200%. Juga terjadi penurunan kadar logam Pb sebesar 21%. Penambahan
kompos aktif dapat meningkatkan kolonisasi cendawan mikoriza arbuskula dari
inokulan NPI 126 (Glomus etunicatum) dan kolonisasi cendawan mikoriza
arbuskula yang terbawa secara alami pada mediatailingdan media campuran.
Penambahan kompos aktif dan inokulasi cendawan mikoriza arbuskula
dari inokulan mycofer dan NPI 126 dapat meningkatkan pertumbuhan semai
mindi pada media tailing dan campuran tanah tailing. Pertumbuhan semai mindi
terbaik apabila ditanam pada media tailing berkompos aktif dengan inokulasi
mycofer atau NPI 126.
Berdasarkan hasil penelitian Hariangbanga (2008), dengan adanya
penambahan bahan organik terjadi perubahan N dari 0,03% (tailing) menjadi
0,23% (bio-organik) dan 0,23% (bio-organik + asam humat). Hal yang sama
terjadi pada P, dari 0,9 ppm (tailing) menjadi 53,7 ppm (bio-organik) dan 81,0
ppm (bio-organik + asam humat), K dari 0,32 me/100 g (tailing) menjadi 0,99
me/100 g (bio-organik) dan 0,90 me/100 g (bio-organik + asam humat), Ca dari
2,34 me/100 g (tailing) menjadi 25,9 me/100 g (bio-organik) dan 31,2 me/100 g
bio-organik + asam humat), Mg dari 1,59 me/100 g (tailing) menjadi 4,65
1
[image:40.842.86.814.142.456.2]6
Tabel 1 Karakter media tanam tailing; campuran tailing, top soil dan asam humat; campuran tailing dan asam humat; campuran tailing dan kompos aktif; campuran tailing, kompos aktif dan asam humat
Sifat Tailing Top soil + HSC % Perubahan Tailing + Asam humat % Perubahan Tailing + Kompos aktif % Perubahan Tailing + Kompos aktif + Asam
humat % Perubahan Standar sifat kimia tanah Sumber : Pusat Penelitian Tanah 1983
Debu (%) 30.69 32.24 5.05 33.61 9.51 33.56 9.35 36.42 18.67
-Liat (%) 34.19 48.32 41.33 35.71 4.45 36.20 5.88 37.24 8.92
-Pasir (%) 35.12 19.44 -44.65 30.68 -12.64 30.24 -13.90 26.34 -25.00
-pH 6.6 5.0 -24.24 6.4 -3.03 5.6 -15.15 5.9 -10.61 7
KTK
(me/100g) 8.9 10.89 22.36 10.24 15.06 18.82 111.46 19.38 117.75 17-25
C-org (%) 0.32 2.32 625.00 2.21 590.63 2.3 618.75 2.53 690.63 2-3
N-Total (%) 0.05 0.3 500.00 0.19 280.00 0.21 320.00 0.25 400.00 0,21-0,5
P (ppm) 10.5 7.6 -27.62 11.6 10.48 11.8 12.38 11.2 6.67 16-25
K (me/100g) 0.10 0.25 150.00 0.15 50.00 0.19 90.00 0.2 100.00 21-40
Ca (me/100g) 18.38 7.65 -58.38 25.81 40.42 26.91 46.41 28.46 54.84 6-10
Mg (me/100g) 1.21 3.2 164.46 2.2 81.82 2.39 97.52 3.41 181.82 1,1-2,0
Zn (ppm) 37.40 36.9 -1.34 37.30 -0.27 32.20 -13.90 32.4 -13.37 10-300
Pb (ppm) 165.00 160.63 -2.65 140.35 -14.94 134.20 -18.67 120.61 -26.90 2-200
Perlakuan Rata-rata Pertumbuhan tinggi (cm) Efisiensi (%)
Tailing 5,42 0,0
Tailing+ NPK 5 gram 6,06 11,8
Tailing+ NPK 10 gram 7,50 38,4
Tailing+ Asam humat 7,12 31,4
Tailing+ Asam humat + NPK 5 gram 8,00 47,6
Tailing+ Asam humat + NPK 10 gram 8,88 63,8
Tailing+ Kompos aktif 8,72 60,9
Tailing+ Kompos aktif + NPK 5 gram 9,98 84,1
Tailing+ Kompos aktif + NPK 10 gram 10,56 94,8
Tailing+ Kompos aktif + Asam humat 11,10 104,8
Tailing+ Kompos aktif + Asam humat + NPK 5 gram 12,08 122,9
Tailing+ Kompos aktif + Asam humat + NPK 10 gram 11,14 105,5
Tailing +Top soil 7,10 31,0
Tailing +Top soil+ NPK 5 gram 7,64 41,0
Tailing +Top soil+ NPK 10 gram 8,02 48,0
Tailing +Top soil+ Asam humat 8,22 51,7
Tailing +Top soil+ Asam humat + NPK 5 gram 9,20 69,7
Tailing +Top soil+ Asam humat + NPK 10 gram 11,90 119,6
5.1.2 Pertumbuhan Tinggi E. cyclocarpum
Pengamatan terhadap pertumbuhan tinggi semaiE.cyclocarpum dilakukan
setiap 2 minggu sekali hingga minggu ke-14 setelah tanam. Hasil pengukuran
pertumbuhan tinggi pada 3 media, yaitu tailing, kompos aktif dan top soil dapat
[image:41.595.117.508.224.421.2]dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rata-rata pertumbuhan tinggiE. cyclocarpumumur 14 mst pada berbagai
perlakuan
Secara umum, semai E. cyclocarpum yang ditanam pada media tailing
murni pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan semai
E. cyclocarpum yang ditanam pada media campuran. Hal ini dapat disebabkan
dikarenakan adanya logam-logam berat yang terlarut, sehingga berakibat
peracunan pada tanah dan juga terjadinya defisiensi unsur-unsur lain yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman tersebut
terhambat.
Efisiensi pertumbuhan yang paling tinggi, yaitu terdapat pada perlakuan
kompos aktif + asam humat + pupuk NPK 5 gram, hal ini disebabkan karena
kompos aktif secara tidak langsung berperan terhadap pertumbuhan sengon buto
melalui perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi media. Kompos aktif dapat
memperbaiki sifat fisik tanah dengan jalan memperbaiki struktur dan tekstur
tanah. Selain itu mampu menyediakan unsur-unsur hara makro dan mikro seperti
50.0 52.0 54.0 56.0 58.0 60.0 62.0 64.0 66.0 68.0 70.0
0 2 4 6 8 10 12 14
Minggu Ke T in g g i (c m ) tailing
tailing + kompos aktif
tailing + top soil
mediatop soil terdapat pada pada perlakuantop soil + asam humat + pupuk NPK
[image:42.595.120.498.118.340.2]10 gram, hal ini disebabkan karenatop soilmengandung mikroba yang cukup.
Gambar 3 Pertumbuhan tinggiE. Cyclocarpumumur 14 mst.
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui perkembangan tinggi semai
E. Cyclocarpum umur 14 mst, pertumbuhan E. Cyclocarpum yang paling baik
ditanam pada media tailing yang dicampur dengan kompos aktif. Pada minggu
pertama tinggi semai pada media tailing lebih tinggi daripada semai pada media
tailing + kompos aktif. Akan tetapi, pada akhir pengamatan tinggi semai pada
media tailing saja lebih rendah daripada tinggi semai pada media tailing + kompos
aktif.
Untuk mengetahui interaksi antara media, asam humat, dan dosis pupuk
NPK, dilakukan pengujian menggunakan taraf uji F 0,05. Hasil sidik ragam pada
Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan media dan asam humat memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi bibit pada taraf uji F
0,05; namun perlakuan dosis pupuk NPK dan interaksi antara media dan asam
humat, media dan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata. Interaksi antara asam
humat dan pupuk NPK, interaksi antara media dan asam humat serta pupuk NPK
memberikan pengaruh yang nyata. Untuk mengetahui media yang terbaik maka
Tabel 3 Sidik ragam pengaruh media, asam humat dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi semai Sengon buto umur 14 mst
Keterangan : * perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji F 0,05 ** perlakuan berpengaruh sangat nyata pada taraf uji F 0,05 tn perlakuan tidak berpengaruh nyata pada taraf uji F 0,05
Pengaruh jenis media berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan
[image:43.595.117.509.117.256.2]sengon buto, namun pertumbuhan tinggi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengaruh jenis media terhadap pertumbuhan tinggi semai sengon buto umur 14 mst
Media Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm)
Tailing(kontrol) 0,884 a
Top soil 1,006 b
Kompos aktif 1,288 c
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang tidak sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95%
Tabel 5 Pengaruh pemberian pupuk terhadap pertumbuhan tinggi semai sengon buto umur 14 mst
Dosis pupuk NPK Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm)
0 gram 1,027 a
5 gram 1,045 a
10 gram 1,106 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh
yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada selang
kepercayaan 95%
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK dengan dosis 0, 5,
dan 10 gram tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
sengon buto; sedangkan interaksi antara media, asam humat dan pupuk NPK
terhadap pertumbuhan Sengon buto dapat dilihat pada Tabel 6.
Perlakuan db JK JKT F P
Media 2 2,575 1,288 44,34 0,000**
Asam humat 1 0,584 0,584 20,11 0,000**
Pupuk 2 0,102 0,051 1,76 0,179tn
Media*Asam humat 2 0,024 0,012 0,41 0,668tn
Media*Pupuk 4 0,124 0,031 1,07 0,378tn
Asam humat*Pupuk 2 0,188 0,094 3,23 0,045*
Media*Asam humat*Pupuk 4 0,309 0,077 2,66 0,039*
[image:43.595.113.512.370.440.2] [image:43.595.112.509.539.597.2]Tabel 6 Interaksi antara media, asam humat, dan pupuk terhadap pertumbuhan tinggi semai Sengon buto umur 14 mst
Interaksi Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm)
M0H0P0 0,678 a
M0H0P2 0,756 ab
M2H0P0 0,888 abc
M0H1P0 0,890 abc
M2H1P2 0,912 abcd
M0H0P1 0,944 bcde
M2H0P1 0,956 bcde
M0H1P1 1,000 bcde
M2H0P2 1,002 bcde
M0H1P2 1,036 cdef
M1H0P0 1,092 cdefg
M2H1P0 1,128 cdefg
M2H1P1 1,152 defg
M1H0P2 1,170 efgh
M1H1P1 1,260 fghi
M1H0P1 1,324 ghi
M1H1P2 1,394 hi
M1H1P0 1,488 i
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95%
M0=Tailing, M1= Kompos aktif, M2=Top soil
H0= Tanpa diberi Asam humat, H1= diberi Asam humat
P0= Pupuk NPK 0 g, P1= Pupuk NPK 5 g, P2= Pupuk NPK 10 g
5.1.4 Pertumbuhan TinggiA. excelsa
Pertumbuhan rasamala selama 14 Minggu Setelah Tanam dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7 Rata-rata pertumbuhan tinggi semaiA. excelsaumur 14 mst pada berbagai
perlakuan
P e r la k u a n R a ta -r a ta tin g g i a k h ir ( c m ) E fis ie n s i ( % )
T a il in g 0 ,6 5 0
T a il in g + N P K 5 g r a m 0 ,9 0 2 7 ,8
T a il in g + N P K 1 0 g r a m 1 ,0 0 5 3 ,8 T a il in g + A s a m h u m a t 1 ,3 5 1 0 7 ,7 T a il in g + A s a m h u m a t + N P K 5 g r a m 1 ,5 5 1 3 8 ,5 T a il in g + A s a m h u m a t + N P K 1 0 g r a m 1 ,6 0 1 4 6 ,2
K o m p o s a k tif 1 ,7 5 1 6 9 ,2
K o m p o s a k tif + N P K 5 g ra m 1 ,9 5 2 0 0 ,0 K o m p o s a k tif + N P K 1 0 g r a m 2 ,2 0 2 3 8 ,5 K o m p o s a k tif + A s a m h u m a t 2 ,3 5 2 6 1 ,5 K o m p o s a k tif + A s a m h u m a t + N P K 5 g r a m 2 ,4 5 2 7 6 ,9 K o m p o s a k tif + A s a m h u m a t + N P K 1 0 g r a m 2 ,6 0 3 0 0 ,0
T o p so i l 2 ,1 0 2 2 3 ,1
[image:44.595.117.509.581.761.2]32.0 33.0 34.0 35.0 36.0 37.0 38.0 39.0 40.0
0 2 4 6 8 10 12 14
Minggu ke T in g g i (c m ) tailing
tailing + kompos aktif tailing + top soil
Penambahan kompos aktif + asam humat + pupuk NPK 10 gram pada
media tailing, telah mampu meningkatkan pertumbuhan semai rasamala umur 14
mst. Efisiensi peningkatannya mencapai 300% dibandingkan dengan pertumbuhan
tinggi semai yang hanya ditanam pada media tailing saja. Sedangkan
[image:45.595.133.497.193.399.2]pertumbuhan semaiA. Excelsaumur 14 mst dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Pertumbuhan tinggi semaiA. Excelsa umur 14 mst.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan semai A. Excelsa
umur 14 mst, dari grafik diatas terlihat bahwa pertumbuhan yang paling baik yaitu
A. Excelsa yang ditanam pada media campuran antara tailing dengan kompos
aktif.
Hasil sidik ragam pada Tabel 8 menunjukkan bahwa interaksi antara
media, asam humat dan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan rasamala pada taraf uji 0,05.
Tabel 8 Sidik ragam pengaruh perlakuan media, asam humat dan pupuk NPK
terhadap pertumbuhan tinggi semaiA. excelsaumur 14
Perlakuan db JK JKT F P
Media 2 4,3 2,2 0,01 0,987 tn
Asam humat 1 69,2 69,2 0,42 0,52 tn
Pupuk 2 188,9 94,4 0,57 0,568 tn
Media + Asam humat 2 52,2 26,1 0,16 0,854 tn
Media + Pupuk 4 405,9 101,5 0,61 0,654 tn
Asam humat + Pupuk 2 4,1 2,0 0,01 0,988 tn
Media + Asam humat + Pupuk 4 1.511,4 377,9 2,28 0,069 *
[image:45.595.116.513.600.724.2]Keterangan : * perlakuan berpengaruh nyata pada taraf uji F 0,05 tn perlakuan tidak berpengaruh nyata pada taraf uji F 0,05
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa perlakuan media, asam humat dan
dosis pupuk NPK tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan
rasamala.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik media
Berdasarkan hasil analisa karakteristik hara tailing tambang emas
Pongkor, tampak bahwa tekstur tailing didominasi oleh fraksi pasir, dengan
komposisi 35,12% (pasir), fraksi debu sebesar 30,69%, dengan adanya dominasi
pasir seperti ini maka sulit untuk menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tekstur
tanah sangat menentukan reaksi kimia dan fisik yang terjadi dalam tanah, sebab
ukuran partikel tanah dapat menentukan luas permukaan tanah. Fraksi liat pada
tailing sebesar 34,19%. Fraksi liat merupakan fraksi yang terpenting karena
semakin tinggi kadar liat, maka kemampuan menahan air semakin tinggi.
Kapasitas Tukar Kation merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu
menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK
rendah. Tanah dengan KTK tinggi dan kejenuhan basa tinggi dapat meningkatkan
kesuburan tanah. KTK tanah berbanding lurus dengan jumlah butir liat, semakin
tinggi jumlah liat suatu jenis tanah yang sama, KTK juga bertambah besar. Hal ini
dapat terlihat bahwa dengan adanya penambahan asam humat dan kompos aktif
dapat meningkatkan jumlah liat dan diikuti dengan adanya pertambahan KTK.
(Hardjowigeno 2003).
Nilai KTK pada tailing tergolong rendah, yaitu hanya 8,90 me/100 g, hal
ini masih jauh dari kriteria penilaian sifat kimia tanah oleh staf Pusat Penelitian
Tanah 1983, yaitu berkisar antara 17-25 me/100g.
Kemasaman tanah (pH) mempengaruhi serapan unsur hara dan
pertumbuhan tanaman, yaitu melalui pengaruh terhadap tersedianya unsur hara
dan adanya unsur-unsur yang beracun. Tetapi walaupun pengaruh pH yang
ekstrim, kebanyakan tanaman tahan terhadap keadaan itu asalkan unsur hara
bila pH berkisar antara 5,0-8,0 (Soepardi 1983). pH padatailingbersifat asam, hal
ini dapat terlihat dari pH nya, padatailingpH-nya mencapai 6,6.
Kandungan bahan organik dalam tailing, ditunjukkan dengan nilai
C-organik hanya 0,32%. Kandungan C-C-organik padatailing belum mencapai standar
sifat kimia tanah (Pusat Penelitian Tanah 1983), yaitu 2,01-3,00. C-Organik
merupakan penyusun utama bahan organik. Menurut Istomo (1994), bahan
organik ternyata mempunyai peranan yang sangat penting dalam tanah terutama
pengeruhnya terhadap kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai daya jerap
kation yang tinggi, dengan semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah
maka tinggi pula KTK nya dengan asumsi faktor-faktor lainnya relatif sama
(Hakim dan Nurhayati 1986). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Musthofa
(2007), menyatakan bahwa kandungan bahan organik harus dipertahankan tidak
kurang dari 2 %. Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun
dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi, maka sewaktu pengolahan
tanah, penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun.
Kandungan N-total sangat rendah (0,05%), unsur P hanya 10,5 ppm. Nilai
tersebut masih jauh dari standar penilaian sifat kimia tanah yaitu berkisar antara
16-25 ppm, Kandungan K di dalam tailing pun masih jauh dari standar, yaitu
hanya 0,10 me/100g. Ketiga unsur tersebut memiliki fungsi yang sangat penting
bagi pertumbuhan tanaman. Kandungan Ca terlarut tinggi 18,38 me/100g,
sedangkan kandungan Mg sebesar 1,21 me/100g. dan logam berat Pb terlarut dan
total sebesar 3,51 ppm dan 165 ppm. Pada tailing logam Fe bersifat racun, karena
keberadaannya yang terlalu tinggi yaitu sebesar 1.535,40 ppm. Berdasarkan
kriteria penilaian sifat kimia tanah (Pusat Penelitian Tanah 1983), logam Fe
dikatakan cukup apabila berkisar antara 50-250 ppm.
5.2.2 Perubahan karakteristik tailing dengan adanya penambahan Asam humat dan kompos aktif
Penambahan bahan organik dapat merubah sifat fisik dan kimiatailinghal
ini disebabkan karena kompos aktif mengandung unsur makro seperti N, P, K, Ca,
Mg dan juga dilengkapi mineral, asam amino dan mikroorganisme. Dengan
adanya penambahan Asam humat dan kompos aktif menyebabkan terjadinya
menjdi 0,30 % (tailing + top soil+ asam humat) 0,21 % (tailing + kompos aktif)
dan 0,25 % (tailing + kompos aktif + asam humat) dapat dilihat pada Gambar 5.
Adanya penambahan asam humat pada media tailing telah menyebabkan
perubahan nitrogen, tetapi perubahan tersebut belum mencapai standar yang telah
ditetapkan, yaitu berkisar antara 0,21-0,50%. Akan tetapi, dengan adanya
penambahan top soil, asam humat, dan kompos aktif telah menyebabkan
[image:48.595.112.518.227.433.2]perubahan nitrogen hingga mencapai standar yang telah ditetapkan.
Gambar 5 Peningkatan unsur Nitrogen dan C-organik pada media TS+AH (Top
soil+ Asam
Humat) T+AH (Tailing+ Asam humat) T+BO (Tailing+ Kompos aktif)
T+BO+AH (Tailing+ Kompos aktif + Asam humat).
Terjadinya peningkatan unsur-unsur tersebut dikarenakan kompos aktif
dapat mengaktifkan mikroba tanah yang berfungsi untuk mempercepat sistem
humifikasi, sehingga dapat bermanfaat untuk mempercepat pembentukan humus
pada daerah perakaran tanaman, serta dapat memperbaiki kondisi fisik tanah dan
mempercepat perkembangan akar tanaman. Selain itu kompos aktif dapat
meningkatkan serapan hara tanaman, dan dapat merubah hara dalam bentuk metal
organik yang lebih mudah diserap oleh tanaman.
Peranan bahan organik (asam humat dan kompos aktif) dalam
pertumbuhan tanaman dapat secara langsung, atau sebagian besar mempengaruhi
tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah. Keberadaan bio-organik (asam
humat dan kompos aktif) dapat mempengaruhi sifat fisik tanah, diantaranya akan
kemampuan dalam mengikat air (Brady 1974), dan air yang ada dapat digunakan
sebagai media pelarut bagi berbagai unsur hara untuk proses transfer ke akar
tanaman, selain itu juga sebagai salah satu komponen penting dalam proses
fotosintesis. Terhadap sifat kimia media, bio-organik (asam humat dan kompos
aktif) telah terbukti mampu meningkatkan KTK m