PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan pembangunan di segala bidang yang pesat terutama industri
dan pemukiman sangat berpengaruh negatif terhadap pengembangan sektor
pertanian khususnya produksi padi, karena menyebabkan terjadinya alih fungsi
lahan pertanian khususnya lahan sawah menjadi lahan non pertanian atau non
sawah yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Berdasarkan Data
Badan Pusat Statistik mencatat alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan
lainnya selama 2002-2010 rerata 56.000-60.000 ha per tahun yang dapat
menjadikan Indonesia mengalami defisit beras dan nilai impor beras akan semakin
meningkat pada tahun-tahun mendatang (Ditjen PSP, 2013).
Pembangunan pertanian di Indonesia saat ini banyak mengalami kendala
karena terjadinya alih fungsi lahan yang produktif menjadi kegiatan non
pertanian seperti untuk perumahan (real estate), industri, bisnis, tambang dan
sebagainya. Dalam upaya perluasan usaha pertanian, pemanfaatan lahan mengarah
kepada lahan-lahan marginal yang kurang subur (Sumono, 2015).
Jenis-jenis tanah yang tergolong lahan marginal untuk lahan kering
umumnya termasuk ordo Ultisol (podsolik), sedangkan untuk lahan basah (rawa)
termasuk ordo Histosols (gambut), Entisols (alluvial), dan Inceptisol (alluvial).
Sebagian besar tanah podsolik mempunyai kendala berupa tingkat kesuburan yang
rendah dan sifat fisika tanah yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman
(Noor, 1996).
Entisol mempunyai sifat fisik dan kimia yang kurang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Tanah ini umumnya bertekstur pasir sehingga struktur
lepas, porositas aerasi besar dan permeabilitas cepat. Selain itu kadar lempung dan
bahan organik rendah, menyebabkan kapasitas menahan air dan unsur hara
rendah, agregasi lemah, kemantapan agregat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
tanah ini mudah mengalami dispersi apabila mengalami tumbukan air hujan, dan
mengakibatkan tanah ini mudah tererosi dan agregat yang hancur menjadi
partikel-partikel yang sangat halus dapat menutupi pori-pori tanah sehingga
menurunkan kapasitas infiltrasi tanah. Oleh sebab itu perlu dilakukan perbaikan
sifat fisik, kimia dan biologi Entisol dengan penambahan bahan organik dan
penyediaan air yang cukup sehingga tanah ini dapat digunakan untuk usaha-usaha
pertanian (Sudjadi, 1984).
Untuk mengatasi permasalahan tanah yang padat dapat digunakan
pembenah organik yang ringan sehingga tanah menjadi lebih gembur (properti
bobot jenis/BD diturunkan). Pembenah organik seperti kompos mempunyai
keunggulan lain, asam organik (asam humik, asam fulvat atau koloid organik)
pada kompos dapat mengatur reaksi kimia di dalam tanah seperti membuat ikatan
organik dengan mineral tertentu (khelat), menyediakan tempat pertukaran aktif
dan daya pegang air menjadi lebih baik (meningkat). Secara biologi kompos juga
berperan menjaga kehidupan organisme dalam tanah sehingga daur elemen yang
dibutuhkan tanaman dapat lebih terjaga (Atmojo, 2003).
Huda (2016) dan Harahap (2016) telah melakukan kajian sifat fisika dan
kimia tanah, masing-masing pada tanah Ultisol dan Inceptisol dengan perlakuan
pemberian kompos. Perlakuan pemakaian kompos dimulai dengan tanah mineral
tanpa kompos (sebagai kontrol), kemudian perbandingan pemakaian tanah
mineral dan kompos berturut-turut 9 kg : 1 kg, 8 kg : 2 kg dan 7 kg : 3 kg.
Hasilnya menunjukkan terjadi peningkatan porositas, kemampuan tanah
menyimpan air dan air tersedia dengan semakin meningkatnya pemakaian kompos
dan masih ada kecenderungan terus meningkat dengan meningkatnya pemakaian
kompos.
Respon proporsi pemberian kompos pada tanah tentunya akan bergantung
pada jenis dan komposisi kompos serta jenis tanahnya yang pada gilirannya juga
menyebabkan berbedanya pencapaian maksimal pemakaian kompos atau
pemakaian yang tepat perbandingan pemakaian tanah mineral dan kompos dalam
upaya memperbaiki sifat fisika tanah. Untuk itu perlu dilakukan kajian guna
mengetahui proporsi pemberian kompos yang tepat pada tanah Entisol dalam
upaya memperbaiki sifat fisik tanahnya dan sesuai bagi pertumbuhan tanaman.
Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji pembenahan sifat fisika tanah Entisol dengan perlakuan kompos.
Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan
syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai sifat fisik tanah Entisol dengan perlakuan kompos
3. Bagi masyarakat, untuk membantu petani dalam pengembangan dan
pengelolaan jenis tanaman pada tanah Entisol dengan perlakuan kompos.