• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Kota Tangerang Selatan Tahun 2013"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG DI KLINIK UMUM RUMAH SAKIT

BHINEKA BAKTI HUSADA KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH:

AZIZATUL HAMIDIYAH NIM : 109101000079

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarata.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Mei 2013

(3)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, Mei 2013

Azizatul Hamidiyah, NIM: 109101000079

Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

xvi + 87 halaman, 18 tabel, 6 bagan, 4 lampiran

ABSTRAK

Minat konsumen memakai jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan sebelumnya. Jika jasa yang dialami memenuhi atau melebihi harapan, maka kualitas pelayanan akan dipersepsikan baik dan memuaskan sehingga mereka berminat menggunakan jasa itu kembali. Klinik umum di RS.Bhineka Bakti Husada menduduki urutan keenam dengan persentase kunjungan pasien lama terendah dibanding 18 poliklinik lainnya. Klinik umum menjadi sorotan selain karena persentase angka kunjungan pasien lama rendah juga memiliki angka kunjungan pasien lama yang menurun terutama pada tahun 2011-2012. Sehingga perlu dilakukan penelitian hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan terhadap minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling.Populasi adalah seluruh pasien baru di klinik umum. Sampel adalah pasien baru di klinik umum yang telah merasakan pelayanan di unit klinik umum mulai dari parkir, registrasi, pelayanan dokter, perawat, apotek hinga kasir serta bukan pegawai rumah sakit atau keluarganya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel kehandalan (Pvalue = 0,000), daya tanggap (Pvalue = 0,000), jaminan (Pvalue = 0,000), empati (Pvalue = 0,000) dan bukti fisik pelayanan (Pvalue = 0,000) dengan minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada. Secara umum saran bagi RS. Bhineka Bakti Husada yaitu terus meningkatkan kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik pelayanan yang ada selama ini guna meningkatkan persepsi baik pasien tentang kualitas pelayanan sehingga meningkatkan minat kunjungan ulang di klinik umum.

(4)

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES PUBLIC HEALTH PROGRAM STUDY

HEALTH CARE MANAGEMENT Undergraduate Thesis, May 2013

Azizatul Hamidiyah, NIM: 109101000079

The Relation of Patient Perceptions about Service Quality with Repurchase Intention at General Clinic Bhineka Bakti Husada Hospital South Tangerang City in 2013

xvi + 87 pages, 18 tables, 6 diagrams, 4 attachments

ABSTRACT

Consumer intentions to use the service of the same service provider is strongly influenced by the experience of previous service satisfaction. If the service that is given met or exceed expectations, the perceived service quality will be good and satisfying that they intend to use it again. General clinic at Bhineka Bakti Husada Hospital was the 6th clinics with the lowest percentage of old patient visit than the 18 other clinics. General Clinic at Bhineka Bakti Husada Hospital became the spotlight because the percentage point of old patient visit was low and also the number of old patient visits decreased mainly in 2011-2012. So, it was necessary to study the relation of patient perceptions about service quality with repurchase intention at general clinic Bhineka Bakti Husada Hospital South Tangerang City in 2013.

This research used quantitative research with cross sectional method. Sample collection used purposive sampling technique. The population was all new patients at general clinic. The samples were new patient in the clinic who have got the public service at general clinical units ranging from parking, registration, physician services, nursing, pharmacy, and cashier and not hospital employees or their family. The data were collected through questionnaire interview. Analysis of the data used univariate with frequency distributions and bivariate with chi-square test.

The result showed that there was a significant relationship between the reliability (Pvalue = 0,000), responsiveness (Pvalue = 0,000), assurance (Pvalue = 0,000), empathy (Pvalue = 0,000), and tangibles service variables (Pvalue = 0,000) with repurchase intention at general clinic Bhineka Bakti Husada Hospital. Generally, suggestions for Bhineka Bakti Husada Hospital is that to continue improving reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible which exist in order to improve patients’ good perception of service quality so that repurchase intention at general clinic can be improved.

(5)

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG DI KLINIK UMUM RUMAH SAKIT

BHINEKA BAKTI HUSADA KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2013

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

oleh:

Azizatul Hamidiyah

NIM: 109101000079

Pembimbing I,

Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM

Pembimbing II,

Ir. Febrianti, M.Si

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(6)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi dengan judul HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG

KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG DI KLINIK UMUM RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2013 telah diujikan dalam sidang ujian skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 29 Mei 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Jakarta, 29 Mei 2013

Sidang Ujian Skripsi

Anggota,

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Azizatul Hamidiyah

Alamat : Perumtren No.1 RT/RW 003/005 Pondok Pesantren

Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur

68374

No. HP : +6281932255122

Email : azizatulhamidiyah@gmail.com

Tempat, Tanggal Lahir : Situbondo, 22 April 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Riwayat Pendidikan

1996-1998 : RA Ibrahimy Sukorejo Situbondo

1998 - 2003 : SD Ibrahimy Sukorejo Situbondo

2003 - 2006 : SMP 1 Ibrahimy Sukorejo Situbondo

2006 - 2009 : SMA 1 Ibrahimy Sukorejo Situbondo

2009 - 2013 : S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan

Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran dan

(8)

LEMBAR PERSEMBAHAN

*

بغراف

كبر

ىلإو

*

بصناف

تغرف

اذإف

*

اًرسي

رسعلا

عم

نإ

*

اًرسي

رسعلا

عم

نإف

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah

kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(QS. Al-Insyirah: 5-8).

Skrpisi ini ku persembahkan teruntuk:

Abah-Ibuku tercinta

Kakak dan Adik tersayang

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

nikmat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat Kunjungan

Ulang di Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Kota Tangerang Selatan Tahun 2013” dengan baik.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bantuan,

petunjuk, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu secara khusus peneliti

menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta, Abah Ibuku tersayang, Drs.HM.Manshur Idris, MM dan Nur

Hamidah, S.Pd.I, Mba’ Nashiratul Hasanah, Hayatun Nufus, M.Doktor, Ufi, atas do’a, dukungan, nasehat, dan kasih sayang yang tiada henti dan mungkin tak akan

mampu peneliti membalasnya. Semoga Allah selalu memberikan limpahan rezeki

dan rahmat-Nya kepada kita semua.

2. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM, selaku dosen pembimbing I yang

selalu menyempatkan waktu ditengah kesibukannya untuk membimbing dengan

penuh kasih sayang dan kesabaran serta mengarahkan peneliti selama proses

penyusunan skripsi.

3. Ir.Febriyanti, M.Si., selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing II yang telah memberikan

(10)

4. dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, selaku dosen peminatan Manajemen Pelayanan

Kesehatan (MPK), yang selalu memberikan dukungan penuh dalam setiap proses

pembelajaran yang kami jalani.

5. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Kementrian Agama RI, yang telah memberikan beasiswa sekaligus membina secara

khusus selama masa studi berlangsung.

7. Keluarga besar RS. Bhineka Bakti Husada yang telah memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk melaksanakan kegiatan penelitian.

8. Teman-teman tercinta, mbok Dhe, mbok Dila, Kiki, Lulu, Leli, Omi, Badra, Iqbal,

dan Adila, yang telah membantu dalam proses penelitian skripsi sekaligus pelipur

lara dalam setiap kegalauan yang ada.

9. Teman-teman seperjuangan; MPK angkatan 2009 dan Kesmas 2009 untuk berbagai

informasi dan semangatnya.

10.Semua pihak terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih

atas dukungannya.

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, peneliti berharap semua kebaikan

yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi peneliti dan pembaca umumnya.

Jakarta, Mei 2013

(11)

DAFTAR ISI

(12)

D. Persepsi Pasien ... 16

1. Definisi Persepsi Pasien ... 16

2. Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan ... 18

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan ... 20

E. Minat Kunjungan Ulang ... 21

F. Kerangka Teori ... 24

BABIII KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 27

(13)

5. Klinik Umum ... 52

B. Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 54

C. Hasil Analisis Univariat ... 57

D. Hasil Analisis Bivariat ... 63

BAB VI PEMBAHASAN ... 69

A. Keterbatasan Penelitian ... 69

B. Gambaran dan Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada ... 69

1. Gambaran dan Hubungan Persepsi Pasien tentang Kehandalan Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada ... 69

2. Gambaran dan Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada ... 72

3. Gambaran dan Hubungan Persepsi Pasien tentang Jaminan Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada ... 75

4. Gambaran dan Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada ... 78

(14)

DAFTAR TABEL

Jadwal Dokter di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Distribusi Usia Responden di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Distribusi Jenis Kelamin Responden di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Distribusi Pendidikan Responden di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Distribusi Pekerjaan Responden di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Distribusi Pendapatan Responden di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Kehandalan di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Jaminan di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Empati di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Bukti Fisik di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013 Distribusi Frekuensi Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS. Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

(15)

5.14

5.15

5.16

5.17

RS.Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Jaminan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Bukti Fisik dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada Tahun 2013

64

65

66

67

(16)

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1 Proses Persepsi 17

Bagan 2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pasien terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan

21

Bagan 2.3 Kerangka Teori 26

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 27

Bagan 5.1 Struktur Organisasi Bagian Keperawatan Klinik Umum RS.Bhineka bakti Husada Tahun 2013

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4

Surat Izin Penelitian Kuesioner Penelitian

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No.44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Rumah sakit tidak hanya berfungsi untuk kegiatan kuratif, tetapi merupakan

tempat untuk meningkatkan status kesehatan individu, sehingga kualitas kesehatan

dan hidup manusia Indonesia juga meningkat.

Dalam menghadapi era desentralisasi dan globalisasi ekonomi, berbagai

macam tantangan serta perubahan tentu dihadapi oleh rumah sakit. Perubahan

epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat semakin

menuntut akan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas (Karyati, 2006).

Menurut data Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) dalam Meryana (2012), jumlah rumah sakit di Indonesia per Mei 2012

sudah mencapai 1.959 unit. Rumah sakit pemerintah sebanyak 785 atau lebih dari

50% merupakan rumah sakit swasta. Tren kenaikan jumlah rumah sakit yang

semakin tahun semakin bertambah mengindikasikan bahwa rumah sakit harus

mampu bersaing. Oleh karena itu, rumah sakit yang telah berdiri dan beroperasi saat

ini harus mempersiapkan diri untuk membina organisasinya agar mampu

(19)

Menurut Kotler (2003), biaya untuk mendatangkan pelanggan baru lebih

besar dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang telah ada.

Oleh karena itu akan jauh lebih baik bagi rumah sakit untuk mempertahankan

pasien yang telah ada dengan menampilkan dan memberikan pelayanan kesehatan

yang berkualitas sehingga mampu memberikan kepuasan kepada pasien.

Dalam hal ini, menurut Solomon (1985) dalam Karyati (2006), perilaku

pembeli dapat dijadikan kiat dasar untuk menghubungkan kualitas pelayanan dan

minat perilaku konsumen untuk menggunakan pelayanan yang sama. Pembeli yang

merasa puas akan kualitas produk jasa yang mereka terima akan membeli ulang

produk itu kembali. Karena Minat perilaku konsumen untuk membeli atau memakai

jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasan

terhadap pelayanan yang diberikan sebelumnya. Setelah menerima jasa pelayanan

kesehatan, pasien akan membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang

diharapkan. Jika jasa yang dialami memenuhi atau melebihi harapan, maka kualitas

pelayanan akan dipersepsikan baik dan memuaskan serta mereka akan

menggunakan jasa itu kembali. Hal ini dapat dilihat dari tren rasio jumlah

kunjungan pasien lama dengan total jumlah kunjungan (Rustiyanto, 2010).

Menurut Maslina (2011), Salah satu pelayanan yang sangat penting dalam

Rumah Sakit adalah pelayanan rawat jalan, dimana rawat jalan merupakan tulang

punggung sistem pelayanan kesehatan karena perannya sebagai pintu gerbang

pelayanan rawat inap dan pelayanan kesehatan lainnya. Selain itu menurut Hapsari

(2006), Pelayanan kesehatan pasien rawat jalan kini merupakan salah satu

(20)

dikarenakan kecenderungan masyarakat mencari upaya pelayanan pengobatan yang

praktis sekali datang dan pada hari itu pula memperoleh pelayanan yang lengkap

(one day care).Oleh sebab itu para manajemen rumah sakit menyadari bahwa menetapkan sebuah posisi yang kuat dalam pasar rawat jalan adalah penting demi

kelangsungan rumah sakit. Dengan demikian, para manajemen rawat jalan harus

mampu memberikan pelayanan yang berkualitas agar dapat mempertahankan

pelanggan yang telah ada.

Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada merupakan rumah sakit swasta yang

telah berdiri 25 tahun yang teletak di lokasi strategis di Jl. Cabe Raya No. 17

Pamulang, Tangerang Selatan. Namun, dalam perkembangannya banyak sekali

rumah sakit baru yang bermunculan dan menjadi rumah sakit kompetitor,

diantaranya RSUD Tangerang Selatan, RS. Permata Pamulang, RS. Sari Asih, RS.

Syarif Hidayatullah dan RSUD Depok.

Berdasarkan data rekam medis Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada (2013),

kunjungan pasien lama rawat jalan Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada selama tiga

tahun terakhir menunjukkan penurunan pada jumlah kunjungan pasien lama di unit

rawat jalan. Penurunan angka kunjungan pasien lama terutama dari tahun 2011 ke

2012. Penurunan yang terjadi mencapai 920 kunjungan.

Dari data penurunan jumlah kunjungan pasien lama tersebut, klinik umum

menjadi sorotan karena merupakan klinik yang memiliki rata-rata persentase

kunjungan pasien lama ke enam yang rendah setelah klinik terendah lainnya yaitu

(21)

kunjungan pasien lama klinik umum terus mengalami penurunan dibandingkan

klinik terendah lainnya (Rekam Medis RS.Bhineka Bakti Husada, 2013).

Kunjungan pasien lama klinik umum memiliki angka yang lebih rendah

dibandingkan dengan kunjungan pasien baru. Tahun 2010, kunjungan pasien lama

berjumlah 1320 sedangkan pasien baru 1638. Begitu pula pada tahun 2011, pasien

lama berjumlah 2833 dan pasien baru 3303. Serta tahun 2012, kunjungan pasien

lama sebesar 2399 dan 2114 pasien baru. Apabila dirata-ratakan dalam persentase

selama tiga tahun terakhir, angka kunjungan pasien lama sebesar 48%

dibandingkan dengan total angka kunjungan. Serta angka kunjungan pasien lama di

klinik umum terjadi penurunan, terutama pada tahun 2011 ke 2012 sebesar 434

kunjungan (Rekam Medis RS.Bhineka Bakti Husada, 2013).

Hal ini menunjukkan masih rendahnya minat pasien untuk kembali

menggunakan pelayanan klinik umum. Sehingga agar tetap dapat menjadi

pelayanan pilihan pasien, Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada harus terus

meningkatkan kualitas pelayanannya. Sebagaimana menurut Parasuraman dalam

Trimurthy (2008), minat perilaku konsumen untuk membeli atau memakai jasa dari

pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasan terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan sebelumnya.

Hasil penelitian Karyati (2006) menunjukkan bahwa ada hubungan antara

persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dokter spesialis obstetri dan ginekologi

dengan minat kunjungan ulang pasien di instalasi rawat jalan. Yuliastuti (2009) juga

menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi terhadap kualitas pelayanan

(22)

menurut Trimurthy (2008), Niti (2009) dan Maslina (2011) menunjukkan bahwa

ada hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan minat kunjungan

ulang pelayanan rawat jalan. Sehingga, Atas latar belakang tersebut peneliti ingin

mengetahui persepsi pasien tentang kualitas pelayanan terhadap minat kunjungan

ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada.

B. Rumusan Masalah

Persentase data kunjungan pasien lama rawat jalan di Rumah Sakit Bhineka

Bakti Husada selama 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa klinik umum menjadi

klinik yang menjadi sorotan dalam hal persentase angka kunjungan pasien lama

yang rendah dibandingkan enam klinik dengan kunjungan pasien lama terendah

lainnya yaitu klnik psikologi, gizi, Medical Check Up, mata dan THT. Total angka kunjungan pasien lama klinik umum juga terjadi penurunan, terutama pada tahun

2011 ke 2012. Dan apabila dirata-ratakan dalam persentase selama tiga tahun

terakhir, perbandingan angka kunjungan pasien lama klinik umum dengan total

kunjungan di klinik umum yaitu sebesar 48%.

Hal ini menunjukkan rendahnya minat pasien untuk kembali menggunakan

pelayanan klinik umum. Sehingga agar tetap dapat menjadi pelayanan pilihan

pasien, Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada harus terus meningkatkan kualitas

pelayanannya. Sebagaimana menurut Parasuraman dalam Trimurthy (2008), minat

perilaku konsumen untuk membeli atau memakai jasa dari pemberi jasa yang sama

sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasan terhadap kualitas pelayanan yang

(23)

mengetahui hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan terhadap minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun 2013.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran persepsi pasien tentang kualitas pelayanan meliputi

kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan bukti fisik (tangible) pelayanan klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun 2013?

2. Bagaimana gambaran minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang klinik

umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun 2013?

3. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan dengan

minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada

Tahun 2013?

4. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan dengan

minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada

Tahun 2013?

5. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang jaminan pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

2013?

6. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang empati pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

(24)

7. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang bukti fisik pelayanan dengan

minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada

Tahun 2013?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

2013.

2. Tujuan Khusus

1. Diketahui gambaran persepsi pasien tentang kualitas meliputi kehandalan,

daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik pelayanan klinik umum

Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun 2013.

2. Diketahui gambaran minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang klinik

umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun 2013.

3. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan dengan

minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada

Tahun 2013.

4. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan dengan

minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada

(25)

5. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang jaminan pelayanan dengan

minat kunjungan ulang di klinik Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

2013.

6. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang empati pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada

Tahun 2013.

7. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang bukti fisik pelayanan dengan

minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada

Tahun 2013.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman peneliti terkait

hubungan persepsi pasien tentang kualitas dengan minat kunjungan ulang

sebagai media pengembanggan kompetensi diri sesuai dengan keilmuan yang

diperoleh selama perkuliahan.

2. Bagi Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta

1. Terlaksananya salah satu upaya mengimplementasikan tri dharma perguruan

tinggi, akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat.

2. Sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian yang berguna bagi

masyarakat, khususnya terkait hubungan persepsi pasien tentang kualitas

pelayanan dengan minat kunjungan ulang klinik umum.

(26)

3. Bagi Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan

angka kunjungan klinik umum berdasarkan persepsi pasien tentang kualitas

pelayanan berupa kehandalan, jaminan, bukti fisik, daya tanggap dan

empati.

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam memberikan

gambaran minat kunjungan ulang pasien di klinik umum.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan klinik umum berupa kehandalan, jaminan,

bukti fisik, daya tanggap dan empati.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini berjudul “Hubungan persepsi pasien tentang kualitas

pelayanan dengan minat kunjungan ulang di klinik Rumah Sakit Bhineka Bakti

Husada Tahun 2013”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

cross sectional yang dilakukan di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Jl. Cabe Raya No. 17 Pamulang, Tangerang Selatan, dimana pengambilan sampelnya

menggunakan teknik purposive sampling dengan melakukan wawancara kuesioner kepada pasien baru yang berkunjung di klinik umum unit rawat jalan Rumah Sakit

Bhineka Bakti Husada dan telah merasakan pelayanan di unit klinik umum mulai

dari parkir, registrasi, pelayanan dokter, perawat, apotek hinga kasir serta bukan

pegawai rumah sakit atau keluarganya. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

Rumah sakit menurut Kepmenkes no.129/Menkes/SK/II/2008 yaitu sarana

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi

pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sedangkan, menurut Undang-Undang

No.44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,

padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah

sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian serta

mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, agar rumah sakit mampu

melaksanakan fungsi yang professional baik di bidang teknis medis maupun

administrasi kesehatan.Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus

mempunyai satu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan

(Rustiyanto, 2010).

Fungsi diselenggarakannya pelayanan di rumah sakit adalah sebagai berikut

(Depkes, 2009):

1. Menyelenggarakan pelayanan medik, penunjang medik, rehabilitasi, pencegahan

(28)

2. Menyelenggarakan tempat pendidikan kesehatan dan atau latihan tenaga medis

dan paramedis atau tenaga kesehatan lainnya

3. Menyediakan tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang

kesehatan.

B. Pelayanan Klinik Umum

Klinik umum merupakan salah satu pelayanan kesehatan dalam pelayanan

rawat jalan rumah sakit. Rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien

yang masuk rumah sakit untuk keperluan observasi, diagnosis pengobatan,

rehalibilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat

inap. Instalasi rawat jalan bukanlah suatu unit pelayanan rumah sakit yang dapat

bekerja sendiri, melainkan mempunyai kaitan sangat erat dengan instalasi lain di

rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan kepada pasien dengan baik. Begitu

pula dengan klinik umum mempunyai kaitan sangat erat dengan instalasi lain di

rumah sakit, yaitu unit rekam medis, farmasi, keuangan, pemeliharaan sarana rumah

sakit dan lainnya. Agar dapat memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada

pasien maka dalam melakukan kegiatan pelayanannya, unit atau bagian tersebut

harus berkoordinasi dengan baik. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan pertama

dan merupakan pintu gerbang rumah sakit, serta merupakan satu-satunya bagian dari

pelayanan yang memberikan kesan pertama bagi pasie sebagai konsumen (Rijadi,

1997 dalam Wahyuningsih, 2008).

Beberapa prinsip yang penting dalam manajemen rawat jalan termasuk klinik

(29)

1. Kemudahan dan kecepatan pelayanan mulai dari pendaftaran sampai waktu

menerima obat.

2. Keberadaan tenaga medis dan paramedik tepat pada waktunya, dan memiliki

kualifikasi yang memadai.

3. kelengkapan dan kualitas peralatan medis, serta sarana fisik yang ada.

4. Kemudahan hubungan antar poliklinik dengan fasilitas penunjang medis maupun

fasilitas umum.

5. Peraturan dan prosedur pelayanan yang jelas.

C. Kualitas Pelayanan

Menurut American Society for Quality Control dalam Lupiyoadi (2008), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu produk/ jasa dalam

hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat

laten. Pelayanan menurut Kotler (2000) adalah setiap kegiatan dan manfaat yang

dapat diberikan oleh suatu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak bewujud

dan tidak perlu berakibat pemilikan sesuatu. Sedangkan menurut Gasper dalam

Mauludin (2001), pelayanan merupakan aktivitas pada ketertarikan antara pemasok

dan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi, kualitas pelayanan

merupakan keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu jasa yang tidak bewujud

dan tidak perlu berakibat pemilikan sesuatu dalam hal kemampuannya untuk

memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan.

Pengertian kualitas pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (1996) dalam

(30)

pelayanan kesehatan yang di satu pihak dapat memberikan kepuasan kepada setiap

pasien serta di pihak lain tata cara pelaksanaannya sesuai dengan standar kode etik

profesi yang sudah ditetapkan. Parasuraman dalam Mauludin (2001) mengemukakan

bahwa kualitas pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu

pelayanan yang baik.

Menurut Parasuraman et al (1985) dalan Tjiptono (2009), ada dua faktor

utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service (jasa yang diharapkan) dan perceveid service (jasa yang diterima). Apabila jasa dalam hal ini pelayanan yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan baik dan memuaskan.Jika pelayanan yang diterima melampaui

harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang

ideal. Begitupula sebaliknya, dengan demikian, baik tidaknya kualitas pelayanan

tergantung pada kemampuan pada penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan

pemakainya secara konsisten.

Di bidang pelayanan kesehatan, jasa adalah kegiatan yang dilakukan oleh

institusi penyedia layanan kesehatan (health care providers). Jenis pelayanannya tidak tampak secara kasat mata. Jasa yang dihasilkan dikonsumsi oleh pasien sebagai

pengguna layanan kesehatan dalam waktu yang bersamaan. Artinya, pada saat

penyedia jasa layanan memberikan pengobatan kepada pasien, pada saat itu juga

pasien menerima pelayanan kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, efektivitas jasa

pelayanan kesehatan akan sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi dan komunikasi

verbal dan nonverbal antara penyedia dan pengguna pelayanan kesehatan serta

(31)

Untuk mengukur sebuah kualitas pelayanan adalah dengan mengetahui

persepsi tentang pelayanan tersebut dari kaca mata seorang konsumen atau

pelanggan. Begitu juga dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan dengan

mengetahui penilaian atau persepsi pelayanan tersebut oleh pasien. Persepsi pasien

ini sangat penting karena pasien yang puas akan mematuhi pengobatan dan mau

datang berobat kembali (Pohan, 2007).

Banyak sekali pendapat yang dikemukakan mengenai dimensi kualitas

pelayanan, namun pendapat yang paling sering digunakan dalam penilaian pelayanan

adalah sebagaimana menurut Parasuraman et al (1988) dalam Lupioadi (2008),

Suryani (2008), Jasfar (2009) dan Muninjaya (2011), ada 5 dimensi yang digunakan

dalam menilai kualitas pelayanan yang dikenal dengan nama ServQual, yaitu: 1. Bukti fisik (Tangibles)

Kualitas pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung oleh

para penggunanya dengan menyediakan fasilitas fisik dan perlengkapan yang

memadai. Hal tersebut, meliputi: penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan

ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan

kenyamanan ruangan, penampilan petugas, kelengkapan peralatan pelayanan dan

komunikasi.

2. Kehandalan (Reliability)

Kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan tepat waktu

dan akurat sesuai dengan yang dijanjikan dan memuaskan tanpa melakukan

(32)

nonstandardized output, dan produknya juga sangat tergantung dari aktivitas manusia sehingga akan sulit mengharapkan output yang konsisten. Apalagi

pelayanan dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan. Untuk meningkatkan

reliability di bidang pelayanan kesehatan, pihak manajemen puncak perlu membangun budaya kerja berkualitas yaitu budaya tidak ada kesalahan atau

corporate culture of no mistake yang diterapkan mulai dari pimpinan puncak sampai ke front line staff (yang langsung berhubungan dengan pasien). Budaya kerja seperti ini perlu diterapkan dengan membentuk kelompok kerja yang

kompak dan mendapat pelatihan secara terus menerus sesuai dengan

perkembangan teknologi kedokteran dan ekspektasi pasien.

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Dimensi ini dimasukkan ke dalam kemampuan petugas kesehatan

menolong pelanggan dan kesiapannya melayani sesuai prosedur dan bisa

memenuhi harapan pelanggan. Daya tanggap merupakan respon atau kesiapan

petugas dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tanggap, meliputi kesigapan petugas dalam melayani pelanggan, kecepatan

petugas dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan.

Dimensi ini merupakan penilaian kualitas pelayanan yang paling dinamis.

Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan cederung meningkat dari

waktu ke waktu sejalan dengan kemajuan teknologi dan informasi kesehatan

yang dimiliki oleh pelanggan. Nilai waktu bagi pelanggan menjadi semakin

(33)

para penggunanya. Pelayanan kesehatan yang responsive terhadap kebutuhan

pelanggannya kebanyakan ditentukan oleh sikap front-line staff. Mereka secara langsung berhubungan dengan para pengguna jasa dan keluarganya baik melalui

tatap muka, komunikasi verbal maupun nonverbal.

4. Jaminan (Assurance)

Dimensi ini berhubungan dengan pengetahuan, kemampuan, kesopanan

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para petugas. Pemenuhan terhadap

kriteria pelayanan ini akan mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari

risiko dan bahaya.

5. Empati (Emphaty)

Dimensi ini merupakan upaya perhatian individual yang diberikan

pemberi pelayanan kepada pelanggan dengan tulus seperti kemudahan untuk

menghubungi pemberi pelayanan, kemampuan petugas untuk berkomunikasi

dengan pelanggan dan usaha pemberi pelayanan untuk memahami keinginan dan

kebutuhan pelanggannya.

D. Persepsi Pasien 1. Definisi Persepsi

Persepsi menurut Parcek (1984) dalam Hidajati (2009) adalah proses

menerima, menyeleksi, mengorganisir, mengartikan, menguji dan memberikan

reaksi kepada rangsang panca indera. Kotler (2009) juga menyebutkan bahwa

persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan

(34)

bergantung pada rangsangan fisik tetapi ada juga hubungan rangsangan

terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap individu.

Menurut Prasetijo (2005), persepsi adalah sebuah proses dimana sensasi atau

rasa yang diterima seseorang terhadap sesuatu hal melalui mekanisme sistematis

secara terpilah dan terpilih sehingga menghasilkan suatu penilaian atau

interpretasi.

Schiffman dan Kanuk (2004) dalam Suryani (2008) mengemukakan

bahwa persepsi adalah proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan

menginterpretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna. Sebagaimana

proses persepsi yang dikemukakan menurut Simon (1998) dalam Kunto (2004)

dalam bagan 2.1:

Bagan 2.1 Proses Persepsi

Sumber: Simon (1998) dalam Kunto (2004)

Dari bagan 2.1 memperlihatkan bahwa terdapat tiga proses penting dalam

persepsi yaitu menyeleksi (memilih) stimuli, mengorganisasikan dan

menginterpretasikan stimuli tersebut agar memiliki arti atau makna.

Proses persepsi diawali dengan adanya stimuli yang mengenai panca

indera. Dilanjutkan dengan pengorganisasian, dimana konsumen memilih stimuli

mana yang akan diperhatikan, kemudian konsumen akan mengorganisasikan

(35)

yang dilihatnya agar dapat diinterpretasikan, sehingga mempunyai makna.

Setelah konsumen mengorganisir stimuli yang ada dan mengkaitkannya dengan

informasi yang dimiliki, maka konsumen menginterpretasikan atau menafsirkan

stimuli tersebut. Pada tahap ini, konsumen secara sadar atau tidak sadar akan

mengait-ngaitkan dengan semua informasi yang dimiliki agar mampu

memberikan makna yang tepat. Informasi tersebut baik berupa pengalaman dan

kondisi psikologis konsumen seperti kebutuhan, harapan dan kepentingan

(Suryani, 2008).

2. Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan

Konsumen secara langsung atau tidak langsung akan memberikan

penilaian terhadap jasa yang akan dibeli atau yang pernah dikonsumsinya.

Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian keseluruhan antara apa yang diterima

dan dialami dibandingkan dengan yang diharapkan. Persepsi konsumen atau

pelanggan terhadap kualitas pelayanan di pengaruhi oleh harapan terhadap

produk atau pelayanan yang diinginkan. Harapan ini dibentuk oleh apa yang

konsumen dengar, konsumen lihat dan konsumen rasakan pada masa

sebelumnya terhadap produk yang sejenis. Sedangkan penilaian konsumen

terhadap suatu kualitas pelayanan akan terbentuk dari harapan yang ada dan

pelayanan yang pernah diterimanya (Willian, 1996 dalam Munaryo, 2008).

Persepsi seseorang dalam melakukan penilaian terhadap kualitas

pelayanan menurut Engel (1994) akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan

(36)

kepuasan atau ketidakpuasan terhadap pelayanan tersebut. Dan hal ini akan

sangat berpengaruh terhadap keinginan atau kesediaan dalam memanfaatkan

atau menggunakan pelayanan tersebut. Konsumen yang merasa puas, akan

bersedia untuk memanfaatkan kembali suatu saat atau membeli ulang produk

pelayanan tersebut atau bahkan akan menyatakan atau menyampaikan informasi

keunggulan produk tersebut kepada orang lain.

Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya Parasuraman et al (1988)

dalam Lupioadi (2008), Suryani (2008), Jasfar (2009) dan Muninjaya (2011)

mengidentifikasi bahwa ada lima dimensi kualitas jasa yang digunakan

pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa dalam hal ini pelayanan, yaitu:

kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), empati (emphaty),

jaminan (assurance), dan bukti fisik (tangible).

Pohan (2007) juga menyatakan bahwa pasien melihat layanan kesehatan

yang berkualitas sebagai suatu pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan yang

dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat

waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah

berkembangnya atau meluasnya penyakit. Pandangan pasien ini sangat penting

karena pasien yang merasa puas akan mematuhi pengobatan dan mau berobat

(37)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pasien terhadap Kualitas Pelayanan

Menurut Robbins (2001) dan Muchlas (2005), Faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi adalah :

1. Pelaku Persepsi (perceiver)

Seseorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan

apa yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh

karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual itu.

2. Objek yang dipersepsikan

Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat

mempengaruhi apa yang dipersepsikan.

3. Situasi

Selain kedua hal tersebut situasi berpengaruh pula terhadap persepsi individu.

Situasi ini mencakup waktu, keadaan / tempat kerja dan keadaan sosial.

Sedangkan menurut Prasetijo (2005) dan Umar (2000) persepsi

konsumen dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti sikap, motivasi,

kepentingan atau minat, pengalaman dan pengharapan.Selain itu juga

variabel-variabel umur, tingkat pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, budaya,

pekerjaan, kepribadian dan pengalaman individu. Persepsi ini akan berpengaruh

pada perilaku konsumen yang akan membuat keputusan untuk membeli.

Jacobalis (2000) juga mengatakan bahwa persepsi konsumen terhadap

kualitas pelayanan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: umur, jenis

(38)

serta kepribadian dan pengalaman pasien. Hal tersebut sebagaimana dalam bagan

2.2 berikut :

Bagan 2.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan

Sumber: Jacobalis (2000)

E. Minat Kunjungan Ulang

Menurut Eysenck dkk (2002) dalam Susanti (2010), Minat adalah suatu

kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek. Menurut

Hurlock (1996) dalam Susanti (2010) mengartikan minat sebagai sumber motivasi

yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi

kebebasan untuk memilihnya. Minat merupakan suatu kecenderungan seseorang

dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau

suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap

bermanfaat bagi dirinya.

(39)

perusahaan yang sama. Menurut Wathne et al (2001), Bolton, Kannan, dan Bramlett (2000) dalam Hsuan Li (2010), alasan yang membuat pelanggan memutuskan untuk

memilih penyedia layanan yang sama dan membeli kembali layanan yang sama

didasarkan atas pengalaman mereka. Begitu pula menurut Ranaweera, Chatura dan

Prabhu (2003) dalam Hsuan Li (2010) bahwa minat pembelian kembali merupakan

kecenderungan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang dengan perusahaan

yang sama dalam waktu dekat.

Fornell (1992) dalam Hsuan Li (2010) mengemukakan bahwa minat

pembelian kembali merupakan konsep yang paling penting dalam pemasaran. Selain

itu, minat pembelian kembali juga menjadi konsep inti dari loyalitas pelanggan.

Sebagaimana yang disebutkan Parasuraman dan Grewal (2000) dalam Hsuan Li

(2010) bahwa minat pembelian kembali menunjukkan kemungkinan klien berulang

kali membeli barang atau jasa di masa depan dan hal itu berkaitan erat dengan

loyalitas pelanggan. Sehingga dengan meningkatnya minat pembelian kembali dapat

meningkatkan pendapatan berkelanjutan perusahaan dan meningkatkan efisiensi

operasional dari waktu ke waktu (McDougall dan Levesque, 2000 dalam Hsuan Li,

2010).

Dalam hal ini, Kotler (2009) dan Hartono (2010) juga menyebutkan bahwa

minat pembelian ulang merupakan bagian dari perilaku purna pembelian, setelah

membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan.

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku

konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan

(40)

konsumen merasa tidak puas atau bahkan dirugikan maka akan mengambil tindakan

publik seperti mengajukan keluhan, menggugat melalui pengacara, mengadu ke

lembaga lain, berhenti menggunakan jasa dan menceritakan pengalaman buruknya

kepada rekan-rekannya. Dimana menururt Zeithmal dan Bitner (1996) dalam

Lupiyoadi (2008), faktor utama penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi

pelanggan terhadap kualitas jasa .

Suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui mengapa pasien/

pelanggan tidak kembali lagi ditemukan kenyataaan sebagai berikut : (Leboeuf,1992

dalam Karyati,2006)

1. 1 % karena meninggal dunia

2. 3 % karena pindah tempat tinggal

3. 5% karena menemukan persahabatan dengan perusahaan lain

4. 9 % karena bujukan pesaing

5. 14% karena tidak puas dengan produk dan

6. 68% karena kualitas pelayanan yang buruk

Begitu pula menurut Oswald S.L et al (1998) dalam Hidajati (2009) dan

Chandon et al. (2004) dalam Hsuan Li (2010) mengemukakan bahwa pengalaman

terhadap kualitas pelayanan kesehatan pertama yang dirasakan akan berpengaruh

terhadap minat kunjungan ulang, sehingga dengan memberikan pelayanan dengan

kualitas baik serta terus meningkatkan kualitasnya akan menarik pelanggan untuk

terus berkunjung ke pelayanan kesehatan tersebut.

Hasil penelitian Karyati (2006) menunjukkan bahwa ada hubungan antara

(41)

ginekologi dengan minat kunjungan ulang pasien di instalasi rawat jalan RSI Sultan

Agung Semarang. Yuliastuti (2009) juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara

persepsi terhadap kualitas pelayanan dengan minat kunjungan ulang pasien rawat

jalan di ruang okupasi terapi RSOS. Serta hasil penelitian Niti (2009), Maslina

(2011) dan Hasbi (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi pasien tentang

kualitas pelayanan dengan minat kunjungan ulang pelayanan rawat jalan. Begitu

pula hasil penelitian Kunto (2004) dan Trimurthy (2008) menunjukkan bahwa ada

hubungan persepsi pasien tentang kualitas (daya tanggap, kehandalan, bukti fisik,

empati dan jaminan) berhubungan dengan minat kunjungan ulang pelayanan rawat

jalan.

F. Kerangka Teori

Menurut American Society for Quality Control dalam Lupiyoadi (2001), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu produk/ jasa dalam

hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat

laten. Parasuraman dalam Mauludin (2001) mengemukakan bahwa kualitas

pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu pelayanan

yang baik. Selain itu, menurut Parasuraman et al (1985) dalan Tjiptono (2009), ada

dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service ( jasa yang diharapkan) dan perceveid service (jasa yang diterima). Apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan

memuaskan. Sebagaimana menurut Kotler (2009) dan Hartono (2010), setelah

(42)

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku

konsumen selanjutnya. Begitu pula Oswald S.L et al (1998) dalam Hidajati (2009)

mengemukakan bahwa pengalaman terhadap kualitas pelayanan kesehatan pertama

yang dirasakan akan berpengaruh terhadap minat kunjungan ulang.

Dalam mengukur sebuah kualitas pelayanan jasa adalah dengan mengetahui

persepsi tentang pelayanan jasa tersebut dari kaca mata konsumen atau pelanggan.

Parasuraman et al (1988) dalam Jasfar (2009) dan Lupioadi (2008), menyebutkan 5

dimensi yang digunakan dalam menilai kualitas pelayanan yaitu: relliability

(kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty

(empati), tangible (bukti fisik).

Kehandalan pelayanan adalah kemampuan pemberi pelayanan kesehatan

untuk memberikan pelayanan dengan tepat waktu dan akurat sesuai dengan yang

dijanjikan dan memuaskan tanpa melakukan kesalahan. Daya tanggap pelayanan

adalah respon atau kesiapan petugas dalam membantu pelanggan dan memberikan

pelayanan yang cepat dan tanggap dalam melayani pelanggan, kecepatan petugas

dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan.Jaminan pelayanan

adalah pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki

para petugas dalam memberikan pelayanan, sehingga mengakibatkan pengguna jasa

merasa terbebas dari risiko dan bahaya. Empati pelayanan adalah upaya perhatian

individual yang diberikan pemberi pelayanan kepada pelanggan dengan tulus seperti

kemudahan untuk menghubungi pemberi pelayanan, kemampuan petugas untuk

berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha pemberi pelayanan untuk memahami

(43)

kualitas pelayanan kesehatan yang dapat dirasakan secara langsung oleh para

penggunanya dari fasilitas fisik dan perlengkapan yang disediakan. Sehingga

berdasarkan teori tersebut diperoleh kerangka teori dalam bagan 2.3:

Bagan 2.3 Kerangka Teori

Sumber: Parasuraman et al (1985) dalan Tjiptono (2009), Kotler (2009), Parasuraman et al (1988) dalam Jasfar (2009)

Persepsi Pasien terhadap Kualitas Pelayanan :

1. Tangible 2. Reliability 3. Responsiveness 4. Assurance

5. Emphaty

Pelayanan yang diharapakan (expected service)

Pelayanan yang diterima (perceveid service)

(44)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi pasien tentang

kualitas pelayanan dengan minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit

Bhineka Bakti Husada Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. Variabel yang akan

diteliti yaitu variabel dependen dan variabel independen.Variabel dependen yaitu

minat kunjungan ulang dan variabel independen yaitu persepsi pasien tentang

kualitas pelayanan yang terdiri dari persepsi pasien tentang daya tanggap, persepsi pasien tentang kehandalan, persepsi pasien tentang jaminan, persepsi pasien tentang empati dan persepsi pasien tentang bukti fisik. Berikut kerangka konsep dalam

penelitian ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.1 Bagan Kerangka Konsep

Persepsi pasien tentang daya tanggap (Responsiveness) Pelayanan

Persepsi Pasien tentang kehandalan (Reliability) Pelayanan

Persepsi Pasien tentang jaminan (Assurance) Pelayanan

Persepsi Pasien tentang Empati (Emphaty) Pelayanan

Persepsi Pasien tentang Bukti fisik (Tangible) Pelayanan

(45)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Dependen

1) Minat kunjungan ulang Pernyataan pasien akan

kembali menggunakan jasa pelayanan klinik umum unit rawat jalan apabila

membutuhkan pelayanan.

Wawancara Kuesioner 1. Berminat 2. Tidak Berminat (Trimurthy, 2008)

Ordinal

Independen

1) Persepsi pasien tentang bukti fisik pelayanan

(46)

/peralatan untuk pelayanan responden

5)Penilaian responden tentang kelengkapan peralatan

komunikasi

6)Penilaian responden tentang penampilan petugas.

2) Persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan

Skor responden akan kesediaan petugas untuk membantu pasien dan memberikan pelayanan segera di klinik umum unit rawat jalan setelah akurat dan dapat diandalkan di

Wawancara Kuesioner 1. Baik, Total skor ≥ Nilai Median

2. Tidak Baik, Total skor < Nilai Median

(47)

klinik umum unit rawat jalan

4) Persepsi pasien tentang jaminan pelayanan

Skor responden akan

(48)

responden

5) Persepsi pasien tentang empati pelayanan

(49)

C. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

2013.

2. Ada hubungan persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

2013.

3. Ada hubungan persepsi pasien tentang jaminan pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

2013.

4. Ada hubungan persepsi pasien tentang empati pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

2013.

5. Ada hubungan persepsi pasien tentang bukti fisik pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tahun

(50)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel dependen dan variabel independen diukur pada waktu yang bersamaan.Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan persepsi pasien

tentang kualitas pelayanan dengan minat kunjungan ulang di klinik umum unit rawat

jalan Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik umum unit rawat jalan Rumah Sakit

Bhineka Bakti Husada Jl. Cabe Raya No. 17 Pamulang, Tangerang Selatan, Banten

pada bulan April 2013- Mei 2013.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien baru di klinik umum unit

rawat jalan Rumah Sakit Bhineka Bhakti Husada Tahun 2013.

2. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah pasien baru yang berkunjung ke klinik

(51)

pelayanan di unit klinik umum mulai dari parkir, registrasi, pelayanan dokter,

apotek hinga kasir. Penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

Kriteria inklusi, meliputi:

a. Pasien baru yang telah memanfaatkan pelayanan klinik umum unit rawat

jalan namun belum melakukan kunjungan ulang saat dilakukan penelitian ini.

b. Bersedia menjadi responden penelitian.

c. Pasien dalam kondisi sadar dan dapat melakukan komunikasi dengan baik.

Kriteria eksklusi, meliputi:

a. Pasien adalah pegawai rumah sakit dan atau keluarganya.

Penentuan jumlah sampel pasien ditentukan dengan menggunakan rumus

uji hipotesis dua proporsi (Ariawan, 1998) :

=

{ Z 1−α/2 2P 1−P +Z 1−β P1 1−P1 +P2 1−P2 }

2

(P1−P2)2 x deff

Keterangan:

n : Jumlah Sampel

Z 1α/2 : Tingkat Kemaknaan pada α= 5% ( Z 1α/2 = 1,96)

Z 1β : Kekuatan uji pada 1-β = 80% (Z 1β= 0,84)

P1 : Proporsi persepsi pasien tidak baik tentang kehandalan pelayanan dengan minat kunjungan ulang pada penelitian sebelumnya 65,4% (Trimurthy, 2008)

P2 : Proporsi persepsi pasien baik tentang kehandalan pelayanan dengan minat kunjungan ulang pada penelitian sebelumnya 34,6% (Trimurthy, 2008)

(52)

Maka besar sampel yang dihasilkan adalah:

=

{1,96 2.0,5 1−0,5 +0,84 0,654 1−0,654 +0,346 1−0,346 }2

(0,654−0,346)2 x 2

= 41 x 2 = 82 Sampel

Berdasarkan perhitungan sampel didapatkan hasil sebesar 82 sampel.

Untuk mengantisipasi adanya missing jawaban maka peneliti menambahkan

jumlah sampel sebanyak 10%, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 90 orang.

D. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama

baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil

pengisian kuesioner (Umar, 2000). Data primer dalam penelitian ini berupa

variabel dependen dan independen yang diperoleh dari hasil wawancara

kuesioner tentang hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan

minat kunjungan ulang di klinik umum unit rawat jalan Rumah Sakit Bhineka

(53)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data

sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut (Umar, 2000).

Dalam penelitian ini, data sekunder bersumber dari studi kepustakaan dan telaah

dokumen berupa profil Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada, data kunjungan

pasien klinik umum unit rawat jalan, dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terstruktur

berisi pernyataan yang harus diisi oleh responden terpilih. Format yang dipakai

dalam kuesioner adalah format skala likert dan skala guttman. Skala likert pada

variabel independen dengan jawaban atas pertanyaan yaitu skala nilai 1-4. Nilai

yang dimaksud adalah skor atas jawaban responden. Skor yang peneliti gunakan

adalah sebagai berikut :

STS (Sangat Tidak Sesuai) = nilainya 1

TS (Tidak Sesuai) = nilainya 2

S (Sesuai) = nilainya 3

SS (Sangat Sesuai) = nilainya 4

Skala Guttmann pada variabel dependen dengan jawaban “ya-tidak”. Nilai

yang dimasukkan adalah skor atas jawaban responden dimana yang peneliti

(54)

Tidak = nilainya 1

Ya = nilainya 2

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Sulistyo (2010), validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu

instrumen dalam pengukuran. Sedangkan menurut Sugiyono (2010), instrumen yang

valid adalah alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Seperti meteran dapat mengukur panjang dengan teliti, karena meteran merupakan

alat untuk mengukur panjang. Dan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang

bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan

data yang sama.

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan

data, maka diharapkan hasil penelitian akan valid dan reliabel. Sehingga, instrumen

yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian

yang valid dan reliabel. Begitu pula instrumen dalam penelitian telah diuji coba dan

dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 20 orang. Sebagaimana menurut Hidayat

(2007), agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati kurva normal

maka sebaiknya jumlah responden untuk uji validitas dan reliabilitas yaitu 20 orang.

Hasil validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuesioner telah valid dan reliabel dengan nilai

(55)

G. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data dapat dinyatakan berdistribusi normal apabila mempunyai nilai

p-Kolmogorov Smirnov> 0,05. Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengkategorikan hasil ukur variabel independen. Apabila data berdistribusi normal,

maka hasil ukur variabel dikategorikan sebagaimana berikut:

1. Baik, Total skor ≥ Nilai Mean

2. Tidak baik, Total skor < Nilai Mean

Apabila data tidak berdistribusi normal, maka dalam mengkategorikan hasil

ukurnya, sebagaimana berikut:

1. Baik, Total skor ≥ Nilai Median

2. Tidak baik, Total skor < Nilai Median

Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan bahwa data dalam penelitian ini

berdistribusi tidak normal dengann nilai Pvalue ≤0,05 sehingga menggunakan cut of point nilai median masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Persepsi pasien tentang kehandalan:

Baik, apabila memiliki nilai ≥18

Tidak baik, apabila memiliki nilai < 18

2. Persepsi pasien tentang daya tanggap: Baik, apabila memiliki nilai ≥24

Tidak baik, apabila memiliki nilai < 24

(56)

Baik, apabila memiliki nilai ≥15

Tidak baik, apabila memiliki nilai < 15

4. Persepsi pasien tentang empati: Baik, apabila memiliki nilai ≥18

Tidak baik, apabila memiliki nilai < 18

5. Persepsi pasien tentang bukti fisik:

Baik, apabila memiliki nilai ≥35

Tidak baik, apabila memiliki nilai < 35

H. Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari serangkaian tahapan yang harus dilakukan agar

data siap untuk diuji statistik dan dilakukan analisis/interpretasi (Amran, 2012) .

1. Data Coding

Data yang masih dalam kode huruf akan dilakukan pengkodean dengan

mengubahnya menjadi angka agar lebih mudah dalam mengentry dan menganalisis data.

2. Data Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuesioner

apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah:

a. Lengkap: semua pertanyaan sudah terisi jawabannya

b. Jelas: jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca

c. Relevan: jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaannya

(57)

konsisten.

3. Data Structure

Data structure dikembangkan sesuai dengan analisis yang akan dilakukan dan jenis perangkat lunak yang digunakan. Pada saat mengembangkan data

structure bagi masing-masing variabel ditetapkan: nama, skala ukur variabel, jumlah digit.

4. Data Entry

Data akan dientry dengan menggunakan software statistik agar dapat dilakukan analisis data.

5. Data Cleaning

Data yang telah dientry akan dicek ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan data.

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan dengan menganalisis

tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2005). Analisis univariat untuk

menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Analisis

univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian

rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.

Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Analisis

Gambar

gambaran minat kunjungan ulang pasien di klinik umum.
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 5.1 Jadwal Dokter di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada Tahun 2013
Tabel 5.2 Distribusi Usia Responden di Klinik Umum RS.Bhineka Bakti Husada
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian nilai budaya dan karakter tokoh remaja dalam novel negeri 5 menara karya ahmad fuadi sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di sma.. Sekolah Pascasarjana,

2015, ‘ Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Gambaran Makroskopik Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus

Dimensi terbesar dari self resillience mahasiswa PG PAUD FKIP Universitas Riau adalah pada taraf sense of purpose dan taking control yaitu kemampuan untuk memiliki tujuan-tujuan

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXIX-B5, 2012 XXII ISPRS Congress, 25 August – 01 September 2012,

Penelitian ini mengembangkan sistem jaringan syaraf tiruan tipe GRNN untuk melakukan rekonstruksi citra medis agar citra tersebut memiliki resolusi yang cukup signifikan

Berdasarkan hasil akhir skor rata-rata keterampilan guru yaitu 3,87 dalam kategori sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa peneliti telah mampu dikatakan sebagai

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf pasal 40 yang menjelaskan tentang harta benda wakaf yang sudah diikrarkan tidak

Berdasarkan pengamatan penulis pada Perumahan Telagamas dalam sistem masuk kendaraan yang berjalan saat ini dapat dikembangkan untuk memberikan keamanan perumahan dan mampu