PENGARUH PENGUNGKAPAN LAPORAN
KEUANGAN, LABA AKUNTANSI, SUKU BUNGA SBI,
DAN UANG BEREDAR TERHADAP HARGA SAHAM
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Juniadhi Fajar
NIM : 104082002653
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
Abstract
This research concerned with analysis of Stock Price influenced by Disclosure of Financial Statment, Accounting Earning, SBI, and Money Supply by using multiple regression method. The data in this research was taken from Property and Real Estate Companies listed in Indonesia Stock Exchange. By using purposive sampling method, had choosen 19 companies which can be used as sample.
The goal of this research is to find out the influence of Disclosure of financial statment, Accounting Earning, SBI, and Money Supply simultanously and partialy to Stock Price.
Based of this research, showed that Disclosure of financial statement, Accounting Earning, SBI, and Money Supply have significant influence simultanously to stock price. But partialy only Accounting Earning and SBI have significant influence to Stock Price..
PENGARUH PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN,
LABA AKUNTANSI, SUKU BUNGA SBI, DAN UANG
BEREDAR TERHADAP HARGA SAHAM
Oleh:
Juniadhi Fajar
Abstrak
Penelitian ini menganalisis harga saham yang dipengaruhi oleh pengungkapan laporan keuangan, laba akuntansi, suku bunga SBI, dan uang beredar di Bursa Efek Indonesia dengan metode analisis regresi berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan metode purposive sampling diperoleh 19 perusahaan yang dapat dijadikan sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan dan secara parsial terhadap harga saham.
Berdasarkan pengujian tersebut, diperoleh bahwa pengungkapan laporan keuangan laba akuntansi, suku bunga SBI, dan uang beredar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya laba akuntansi dan suku bunga SBI yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
senantiasa selalu mencurahkan segala rahmat dan nikmatnya kepada setiap
umat-Nya sehingga sekarang penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi ini. Salawat serta salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta keluarganya, sahabat dana pengikutnya dan semoga kita semua
mendapat safa’atnya nanti di hari akhir.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengungkapan Laporan Keuangan, Laba
Akuntansi, Suku Bunga SBI, dan Uang Beredar Terhadap Harga Saham. (Studi
pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”,
skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE)
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, tetapi inilah hasil kerja maksimal yang dapat
penulis berikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan
khususnya bagi penulis sendiri.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak sekali pihak yang telah membantu
sehingga penyusunan skripsi ini akhirnya bisa terselesaikan dengan baik. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang membantu skripsi dari penyusunan awal sampai akhir. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orang tua yang telah memberikan dorongan doa, nasehat, kasih sayang
dan memberikan dorongan moril serta materi dengan tak henti-hentinya.
2. Kedua Saudara ku, Ka Nita dan Arman terima kasih untuk doa dan
dukungannya.
3. Puji Saraswati terima kasih atas bantuannya doa dan supportnya selama ini.
Kamu adalah salah satu cahaya semangat aku sayang. Terima kasih buat
Mahdi atas segala bantuannya dan supportnya selama ini, anda adalah teman
4. Bapak Yahya Hamja, MM, PhD, selaku dosen pembimbing I yang telah
berkesampatan untuk berkenan memberikan waktunya untuk membaca dan
mengoreksi selama penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan
memberikan waktunya untuk mengoreksi segala kesalaha-kesalah skripsi ini
serta memberikan arahan selama penyusunan skripsi ini berlangsung.
6. Bapak. Prof. DR.Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial.
7. Bapak. Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
8. Bapak. Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
10.Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, khususnya
bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi penulis.
11.Teman-teman seperjuangan dalam penulisan skripsi, Nursawal Indrayana, Elly
Juliansyah, Wendy, habib Sanusi, terima kasih atas semangatnya.
12.Sahabat-sahabat serta teman-teman di Akuntansi B dan yang lainnya: Widya,
Rahma, DW, Aris. S dan Herlin, Adi. Dan anak-anak yang masih berjuang
Anca, Kibleh, Andi Awaludin, Artha, Agin, Faat, Epenk, dan Iyokz ayo
semangat untuk cepat sukses dan lulus.
13.Semua rekan dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
terimakasih atas semua persahabatan yang telah terjalin selama ini.
Penulis telah berusaha melakukan jerih payah semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis
menerima saran maupun kritik yang dapat menjadikan skripsi ini lebih baik.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, November 2009
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengungkapan ... 9
1. Pengertian Pengungkapan ... 9
2. Kriteria Pengungkapan ... 9
3. Jenis Pengungkapan ... 12
4. Tujuan Pengungkapan ... 13
B. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan ... 14
1. Pengungkapan Atas Data Kuantitif ... 14
2. Pengungkapan Atas Data Non Kuantitatif ... 14
C. Peraturan Tentang Pengungkapan Laporan Keuangan
di Indonesia ……….. . 18
1. Undang-undang no.3 1983 tetang pendaftaran Perusahaan ………... 19
2. Peraturan Pemerintah no.64 tahun 1999 Tentang laporan tahunan ……… . 19
3. Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 Tahun 2007 ……….. 19
D. Laporan Keuangan ………...… . 19
1. Pengertian Laporan Keuangan ……….19
2. Tujuan Laporan Keuangan ……….. 20
3. Karatristik Laporan Keuangan ……….22
4. Pemakai Laporan keuangan ………. 24
E. Pasar Modal ……… ... 26
2. Keuntungan Membeli Saham ………...34
3. Kerugian Membeli Saham ………... 35
J. Penelitian Sebelumnya ……… .. 45
L. Perumusan Hipotesis ………..50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 51
B. Metode Penentuan Sampel ... 51
C. Metode Pengumpulan Data ... 52
1. Data Sekunder ………. 52
5. Persamaan Regresi Berganda ……… .. 58
E. Operasi Variabel Penelitian dan Pengukurannya ……….. 59
1. Variabel Independen ……….... 60
2. Variabel Dependen ……….. 63
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64
1. PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIP) …………... 64
2. PT Sentul City Tbk (BKSL) ……… 64
3. PT Duta Anggada Reality Tbk (DART) ……….. 65
4. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) ………... 66
5. PT Bakrieland Development (ELTY) ... 67
6. PT Fortune Indonesia (FORU)... 68
7. PT Gowa Makasar Tourism Development (GMTD) ... 69
8. PT Jaya Real Properti (JRPT) ………..70
9. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) ………… 71
11. PT Lippo Cikarang (LPCK) ……… 72
12. PT Lipo Karawaci (LPKR) ……….. 73
13. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) ………. 74
14. PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) ………… 74
15. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) ………... 76
16. PT Panca Wiratma Sakti (PWSI) ……… 76
17. PT Surya Indah Permata Tbk (SIIP) ……… 78
18. PT Suryamas Duta Makmur Tbk (SMDM) …………..79
19. PT Summarecon Tbk (SMRA) ……… 79
B. Penemuan dan Pembahasan... 80
1. Statistik Deskriptif ... 80
2. Uji Normalitas... 81
3. Uji Asumsi Klasik ... 83
4. Uji Hipotesis ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 98
B. Implikasi……….….99
DAFTAR PUSTAKA... 100
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Edi Kartono (2008) dan Adi
Sujarwo (2007) ...48
4.1 Statistik Deskriptif...80
4.2 Hasil Uji Multikolinearitas sebelum outlier...84
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas setelah outlier...85
4.4 Hasil Uji Autokorelasi (Run Test) sebelum outlier...88
4.5 Hasil Uji Autokorelasi (Run Test) setelah outlier...89
4.6 Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)...90
4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)... 91
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Model Hubungan Pengaruh Tingkat Pengungkapan Akuntansi,
Laba Akuntansi, Suku Bunga SBI dan Uang Beredar
Terhadap Harga Saham……….49
4.1 Hasil Uji Normalitas sebelum outlier ………..82
4.2 Hasil Uji Normalitas setelah outlier………...83
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas sebelum outlier ……….86
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Sampel Emiten Penelitian (Perusahaan Properti dan Real Estat)…. 104
2 Tingkat Pengungkapan ………. 105
3 Item Scoring Pengungkapan Laporan Tahunan ……….... 107
4 Peraturan Nomor VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan ... 111
5 Suku Bunga Bank Indonesia (Suku Bunga SBI) ...118
6 Uang Beredar ……… 130
7 Hasil Data Output Semua Perusahaan Sampel ………... 131
8 Uji Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estat Sebelum Outlier ……… 133
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Penggunaan informasi akuntansi seperti laporan keuangan telah sangat
meluas di kalangan dunia usaha. Dan informasi merupakan kebutuhan utama
para investor. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai kebutuhan oleh
berbagai pihak. Penyusunan laporan keuangan dalam perkembangannya
merupakan produk utama dari akuntansi keuangan yang didasarkan pada
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). SAK dapat sebagai prosedur akuntansi
yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan.
Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu
mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. Investor di pasar modal
berkepentingan dengan informasi kinerja perusahaan. Salah satu informasi
yang dapat digunakan oleh investor adalah laporan keuangan.
Penggunaan informasi keuangan dapat melalui laporan keuangan oleh
pihak luar (outsiders) yaitu membuat keputusan investasi dalam menempatkan
sumberdaya yang akan di investasikan. Laporan keuangan dirancang untuk
mengetahui kemampuan atas solvency dan profitability perusahaan.
Laporan keuangan juga merupakan pijakan utama dalam menentukan
pilihan investasi, meski dalam transaksi saham harian tidak sedikit investor
yang melakukan transaksi by issue (sesuai dengan kondisi pasar saat itu).
terombang-ambing oleh isu karena memiliki pedoman yang kuat terhadap investasinya.
Ketidakpastian informasi sering terjadi ketika perdagangan saham tengah
berlangsung. Isu dan rumor selalu mewarnai pergerakan harga saham. Pada
kondisi ini, maka laporan keuangan yang disajikan emiten merupakan
pedoman yang tidak terbantahkan, karena selain pedoman dari hasil sebuah
kinerja dalam periode tertentu, laporan keuangan juga mampu memberikan
ekspektasi kepada investor saham. Bagi sebagian investor, keberadaan laporan
keuangan ini diperlukan untuk mengukur sejauh mana kinerja perusahaan
berjalan sesuai harapan, baik secara individu maupun disetarakan dengan
industri sejenis lainnya.
Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat pengungkapan yang
memadai oleh sebagian investor dipandang sebagai laporan keuangan yang
penuh dengan resiko (Juniarti et. al. 2003 dalam Kartono 2008). Penyajian
informasi laba melalui laporan keuangan merupakan fokus kinerja perusahan
yang penting dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan
pada meningkat atau menurunnya modal perusahaan. Fokus kinerja tersebut
mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi
yang profitable. Keyakinan manajemen dengan pertumbuhan kinerjanya pada
laba menjadikan dorongan untuk memberikan kepuasan kepada investor
dalam penetapan kebijakan dividen dan harga saham, mengingat suatu
kenaikan dividen dan harga saham memberikan sinyal bahwa laba perusahaan
Diketahui bahwa di saat suku bunga naik, maka biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan akan meningkat, sehingga akan mengurangi laba
perusahaan. Perubahan pada kurs juga akan mempengaruhi tingkat kompetitif
suatu perusahaan yang kemudian mempengaruhi tingkat kompetitif suatu
perusahaan atau struktur cost of fund, hal tersebut dapat membawa pengaruh
terhadap harga saham suatu perusahaan. Di samping mempengaruhi kondisi
tersebut maka dari faktor-faktor yang umumnya dijadikan informasi untuk
pengembalian keputusan adalah konsisi ekonomi makro, kinerja industri dan
perusahaan.
Tandelilin (2001) mengemukakan bahwa beberapa variabel makro
meliputi, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, dan jumlah uang yang
beredar. Analisis ekonomi di bangun atas dasar asumsi variabel-variabel
ekonomi makro yang berpengaruh secara sistematik terhadap keberhasilan
pencapaian laba perusahaan. Naik serta turunnya laba seiring dengan variasi
naik serta turunnya tingkat pengembalian investasi saham yang direfleksikan
oleh rasio perdagangan saham.
Penelitian yang sebelumnya menguji pengaruh tingkat pengungkapan
laporan keuangan, laba akuntansi dan, variabel-variabel makro dengan harga
saham telah ada dilakukan dengan berbagai hasil kesimpulan penelitian.
Irawan (2006) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEJ. Berdasarkan analisis regresi berganda dapat di ketahui bahwa variabel
on Total Aset (ROA), porsi saham publik (PUB), ukuran perusahaan (Size),
umur perusahaan (MUR), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin
(NPM), Return on Equity (ROE) dan status perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan tahunan perusahaan yaitu sebesar 13,6% sedangkan 86%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model. Sovi (2008) meneliti tentang
pengaruh tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan
sukarela terhadap kualitas laba. Dalam penlitian tersebut tidak berhasil
membuktikan hipotesis yang diajukan bahwa, tingkat ketaatan pengungkapan
wajib dan luas pengungkapan sukarela secara parsial berpengaruh positif
terhadap kualitas laba yang diukur dengan Ernings Response Coefficients
(ERC). Selain itu peneliti juga tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat
ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas ERC.
Hasil penelitian Triyono dan Hartono (2000) dalam Atikah, dkk
(2004;436) membuktikan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap harga
saham tetapi laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham, yang
berarti laba akuntansi mempunyai kandungan informasi hanya terhadap harga
saham.
Penelitian Haqqi (2008) meneliti hubungan kausalitas antara suku bunga
SBI, nilai tukar rupiah, uang yang beredar, dan inflasi terhadap harga saham
mempunyai hubungan terhadap indeks harga saham JII secara jangka panjang,
sedangkan untuk SBI tidak memiliki hubungan terhadap Harga Saham.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian yang
dilakukan oleh, (1) Kartono (2008) yang meneliti tentang pengaruh tingkat
pengungkapan laporan keuangan, dividen, dan ekuitas terhadap harga saham.
Pada penelitian tersebut memberikan kesimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan pada tingkat pengungkapan keuangan dan dividen terhadap
harga saham. (2) Sujarwo (2007) menganalisa pengaruh kandungan informasi
laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian replikasi yang telah
dijelaskan sebelumnya adalah, (1) penelitian ini hanya memakai variabel
tingkat pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel independen dan
harga saham sebagai variabel dependen yang terdapat dalam judul penelitian
Kartono (2008). (2) sedangkan dalam penelitian Sujarwo (2007) penelitian ini
hanya memakai variabel laba akuntansi sebagai variabel independen dan harga
saham sebagai variabel dependen. (3) penelitian ini menambahkan variabel
makro yaitu variabel uang beredar dan suku bunga SBI sebagai variabel
independen. Dwiridotjahjono (2006:36) varibel-variabel ekonomi makro perlu
mendapatkan serius oleh investor karena merupakan determinan utama dalam
menentukan rate of return yang disyaratkan dari investasi pada saham suatu
Dari uraian di atas peneliti melakukan penelitian dalam bentuk skripsi
yang berjudul Pengaruh Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan, Laba Akuntansi, Suku Bunga SBI, Uang beredar, Tehadap Harga Saham.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah tingkat pengungkapan laporan keuangan, laba akuntansi, uang
yang beredar, dan suku bunga SBI berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap harga saham ?
2. Apakah tingkat pengungkapan laporan keuangan, laba akuntansi, uang
yang beredar, dan suku bunga SBI berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap harga saham ?
3. Variabel independen manakah yang paling berpengaruh signifikan
terhadap harga saham?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, tujuan dari penelitian ini
adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh signifikan tingkat pengungkapan laporan
keuangan, laba akuntansi, uang yang beredar, dan suku bunga SBI
b. Untuk menganalisis pengaruh signifikan tingkat pengungkapan laporan
keuangan, laba akuntansi, uang yang beredar, dan suku bunga SBI
secara parsial terhadap harga saham.
c. Untuk menganalisis variabel independen manakah yang paling
dominan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2. Manfaat Penelitian
a. Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk mengetahui
keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh para
investor dalam pengambilan keputusan investor dari pasar modal.
b. Emiten
Agar dapat dijadikan pertimbangan dalam membuat laporan keuangan.
c. Penulis
Dapat menerapkan Ilmu Ekonomi jurusan Akuntansi, khususnya dalam
Akuntansi Manajemen yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.
d. Akademis
Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang bagaimana pengaruh
tingkat pengungkapan laporan keuangan, laba akuntansi, suku bunga
SBI dan uang beredar terhadap harga saham. Selain itu juga dapat
memperkaya bahan kajian atau referensi di bidang keuangan dan pasar
e. Mahasiswa dan Masyarakat
Dapat sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengungkapan
1. Pengertian Pengungkapan
Menurut Siegel dan Shim (2005:147) pengungkapan adalah informasi
yang diberikan sebagai lampiran pada laporan keuangan dalam bentuk
catatan kaki atau tambahan serta informasi ini menyediakan penjelasan
posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Informasi penjelasan
mengenai kesehatan keuangan dapat diberikan dalam laporan
pemeriksaan. Semua materi harus disingkapkan termasuk informasi
kuantitatif (seperti komponen dolar dalam persediaan) dan kualitatif
(seperti tuntutan hukum) yang akan sangat membantu pengguna laporan
keuangan.
2. Kriteria Pengungkapan
Informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan harus dapat
dipahami oleh mereka yang mempunyai pengertian memadai mengenai
aktifitas bisnis dan ekonomi serta cenderung untuk mempelajari informasi
tersebut dengan ketekunan yang sewajarnya. Menurut Sovi (2008:5) ada
a. Pengungkapan memadai (adequate disclosure)
Memadai berarti menyiratkan jumlah pengungkapan minimum yang
sejalan dengan tujuan negatif sehingga membuat laporan tersebut tidak
menyesatkan.
b. Pengungkapan wajar ( fair disclosure)
Wajar menyiratkan suatu tujuan etika, yaitu memberikan perlakuan
yang sama pada semua calon pembaca.
c. Pengungkapan penuh (full dsiclosure)
Lengkap menyiratkan penyajian seluruh informasi yang relevan.
Lengkap bukan berarti terlalu banyak informasi sehingga penyajian
rincian yang tidak penting dapat menyembunyikan informasi yang
signifikan dan relevan, namun tujuannya adalah agar laporan
keuangan dapat membantu pengambilan keputusan terbaik.
Banyak perusahaan-perusahaan saat ini yang kurang cenderung
mengungkapkan lebih banyak informasi keuangannya dengan berbagai
argumentasi yang kadang tidak realistis dan tidak mendapat dukungan
banyak pihak yang berkepentingan antara lain:
a. Pengungkapan yang membantu pesaing dan akan merugikan
pemegang saham.
b. Serikat pekerja akan memperoleh keuntungan dengan tawar menawar
upah dengan pengungkapan informasi keuangan yang lengkap.
c. Investor sering dinyatakan tidak dapat memahami kebijakan dan
d. Sumber lain terkadang dianggap mampu menyediakan informasi
tersebut dengan biaya yang lebih rendah daripada jika diberikan oleh
oleh perusahaan dalam laporan keuangannya.
e. Tidak adanya pengetahuan tentang kebutuhan para investor.
Banyak perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi yang cukup
dalam laporan keuangannya menuntut adanya regulasi (peraturan) yang
menentukan isi dan format laporan keuangan serta memuat
ketentuan-ketentuan spesifik yang berhubungan dengan pengungkapan.
Menurut Theodorus (1985:222) keberatan-keberatan yang diajukan
perusahaan untuk menambah disclosure adalah:
a. Disclosure hanyalah akan membantu kompetitor dan merugikan
pemegang saham dari perusahaan yang men-disclose.
b. Serikat-serikat buruh mendapat keuantungan dalam
perundingan-perundingan kerja bersama. Sebenarnya disclosure akan membuat
suasana perundingan menjadi lebih sehat.
c. Sering adanya kesangsian mengenai kemampuan para investor untuk
mengerti kebijaksanaan dan prosedur akuntansi, sehingga full
disclosure hanyalah akan menyesatkan mereka. Tuduhan inipun
sebenarnya tidak mempunyai dasar karena para analis keuangan dan
investment bankers mempunyai penguasaan yang baik terhadap
kebijaksanaan akuntansi.
d. Salah satu argumen yang memang mempunyai dasar adalah bahwa
3. Jenis Pengungkapan.
Menurut Sovi (2008:4) ada dua jenis pengungkapan dalam
hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar dan
regulasi, yaitu:
a. Pengungkapan Wajib (mandatory disclousure)
Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan minimum yang
disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Peraturan tentang standar
pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan
penawaran umum dan perusahaan publik yaitu, Peraturan No. VIII.G.7
tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No.
VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Peraturan tersebut diperkuat
dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995, yang
selanjutnya diubah melalui Keputusan Ketua Bapepem No.
Kep-38/PM/1996 yang berlaku bagi semua perusahaan yang telah
melakukan penawaran umum dan perusahaan publik. Peraturan
tersebut diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No.
SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk setiap jenis
industri.
b. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)
Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui
pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor
merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela
oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
Sedangkan dari sumber PSAK dapat disimpulkan bahwa informasi lain
atau informasi tambahan (telaahan keuangan yang menjelaskan
karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi
keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian, laporan mengenai
lingkungan hidup, laporan nilai tambah) adalah merupakan
pengungkapan yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan diperlukan
dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan
kebutuhan pemakai.
Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu,
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial budaya suatu negara,
teknologi informasi, kepemilikan perusahaan dan peraturan-peraturan
yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
4. Tujuan Pengungkapan
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah pengadaan informasi bagi
pengambilan keputusan. Hal ini memerlukan pengungkapan data keuangan
yang memadai. Menurut Theodorus (1986:223) tujuan yang positif dari
pengungkapan pada laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang penting dan relevan kepada pemakai-pemakai laporan keuangan
sehingga dapat membantu mereka dalam membuat keputusan dengan cara
Menurut PSAK No. 50 (2007:50.13) tujuan dari pengungkapan adalah
untuk menyediakan informasi guna meningkatkan pemahaman mengenai
signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi keuangan, kinerja dan
arus kas entitas, serta membantu penilaian jumlah, waktu, dan tingkat
kepastian arus kas masa depan yang terkait dengan instrumen tersebut.
B. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan
Menurut Theodorus (1985:223) terdapat beberapa pengungkapan dalam
laporan keuangan yaitu:
1. Pengungkapan Atas Data Kuantitatif
a. Memusatkan perhatian kepada metode pengukuran dan pelaporan
probabilistic data dan bukannya kepada jumlah-jumlah yang
deterministic.
b. Melakukan pengungkapan pada tingkat accuracy yang
berbeda-beda.
c. Melakukan perincian-perincian mengenai segmen-segmen usaha
yang disajikan.
d. Menyampaikan data ramalan (forecast data) karena investor justru
tertarik kepada masa depan perusahaan.
2. Pengungkapan Atas Data Non Kuantitatif
Ada dua data non kuantitatif yang akan dibahas, yakni : kebijaksanaan
a. Kebijaksanaan Akuntansi
Beragamnya prosedur akuntansi yang digunakan banyak perusahaan
bahkan dalam perusahaan yang sama menyebabkan komparabilitas
antara laporan keuangan menjadi sulit. Salah satu alternatif untuk
keseragamannya adalah mengurangi jumlah alternatif. Cara lain selain
mengurangi jumlah alternatif adalah dengan mengungkapkan
metode-metode spesifik yang digunakan dalam setiap kasus dengan asumsi
bahwa pembaca dapat menyajikan kembali laporan akuntansi itu guna
mencapai komparabilitas. Informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan perlu untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan
yang wajar. Bagimanapun juga pengungkapan mengenai
kebijaksanaan akuntansi akan dapat memberikan kemungkinan untuk
melakukan interpretasi yang lebih baik dari ikhtisar keuangan
perusahaan dan karenanya dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan investasi. Atas dasar asumsi inilah Accounting Principle
Board dalam opini No. 22 menyimpulkan bahwa informasi mengenai
kebijaksanaan akuntansi yang diterapkan, merupakan suatu keharusan
bagi penyajian ikhtisar keuangan secara layak.
b. Perubahan Akuntansi
Penggunaan prinsip akuntansi secara konsisten telah lama dianggap
sebagai sesuatu yang sangat penting dalam menilai kegiatan
kegiatan-kegiatan kemudian hari. APB dalam opini No. 20
mendukung pandangan ini, tetapi juga menyatakan bahwa apabila
perubahan ini memang dapat dibenarkan, maka harus ada keterangan
mengenai alasan untuk membenarkan perubahan tersebut serta
perubahan tersebut harus diungkapkan dalam laporan keuangan ketika
perubahan dilakukan disertai justifikasi untuk perubahan itu. Menurut
Theodorus (1985:225) perubahan akuntansi mencakup perubahan
prinsip akuntansi, taksiran akuntansi, dan unit pelaporan (reporting
entity).
3. Pengungkapan Atas Peristiwa Kemudian
Banyak peristiwa sesudah tanggal neraca akan mempengaruhi
keabsahan, ikhtisar keuangan dan interpretasi terhadap
ikhtisar-ikhtisar keuangan. Karena hal tersebut akan mempengaruhi pembuat
keputusan berdasarkan informasi yang ada dalam ikhtisar keuangan.
Peristiwa-peristiwa penting mungkin terjadi atau diketahui setelah tanggal
laporan akan tetapi sebelum laporan dirampungkan, maka untuk mencapai
tujuan pengungkapan, informasi tersebut harus diungkapkan dalam
laporan. Ada tiga peristiwa sesudah tanggal neraca yang perlu
diungkapkan:
a. Peristiwa yang langsung mempengaruhi jumlah yang dilaporkan.
Peristiwa ini timbul karena kurangnya informasi dalam masa akuntansi
tanggal neraca, perlu adan perubahan-perubahan terhadap penilaian
yang didasarkan atas taksiran-taksiran.
b. Peristiwa yang dapat mengubah secara material keabsahan penilaian
neraca atau hubungan antara equity holders, atau secara material
mempengaruhi kegunaan laporan kegiatan dimasa yang lalu sebagai
bahan prediksi. Peristiwa ini tidak mempunyai akibat langsung
terhadap ikhtisar-ikhtisar tersebut. Peristiwa ini meliputi:
1) Peristiwa yang mempengaruhi secara material struktur keuangan
perusahaan atau hubungan di antara para equity holders;
2) Peristiwa yang mempengaruhi pembagian dividen dikemudian
hari. Contohnya adalah penerbitan atau emisi saham yang sangat
besar atau pembelian/penjualan sejumlah aktiva yang merupakan
persentase tinggi dari total aktiva.
3) Peristiwa yang dapat mempengaruhi secara material
kegiatan-kegiatan atau peristiwa-peristiwa dikemudian hari. Peristiwa yang
mempunyai akibat telah dapat diketahuinya income atau penilaian
dimasa datang. Contohnya adalah, perubahan kondisi pasar dalam
harga-harga yang mempengaruhi perusahaan, kebijaksanaan
manajemen baru, penandatanganan kontrak-kontrak besar,
peristiwa-peristiwa eksternal seperti perang, perubahan
Menurut Simamora (2000) informasi yang harus diungkapkan dalam
laporan keuangan meliputi:
1. Ringkasan metode-metode akuntansi yang dipakai dalam penyusunan
laporan keuangan
2. Pengaruh rupiah dari setiap perubahan metode akuntansi selama periode
berjalan
3. Setiap kontinjensi rugi (loss contingencies) yang kemungkinan memiliki
pengaruh material atas posisi keuangan perusahaan
4. Ketentuan-ketentuan kontraktual yang akan mempengaruhi arus kas
dimasa yang akan datang, termasuk syarat perjanjian pinjaman, program
pensiun karyawan, dan komitmen untuk membeli/menjual sejumlah aktiva
yang material
5. Kejadian-kejadian signifikan yang terjadi setelah tanggal neraca, namun
sebelum laporan keuangan sesungguhnya diterbitkan
6. Pelanggan-pelanggan tertentu yang berpengaruh besar terhadap kegiatan
usaha perusahaan
7. Transaksi-transaksi tidak biasa atau konflik kepentingan antara perusahaan
dengan karyawan-karyawan kuncinya
C. Peraturan Tentang Pengungkapan Laporan Keuangan di Indonesia
Beberapa peraturan dan undang-undang yang berkaitan dengan
1. Undang-undang no.3 tahun 1983 tentang pendaftaran perusahaan.
Dalam undang-undang ini perusahaan harus menyediakan informasi yang
dapat di akses publik yang diantaranya terdiri dari: nama perusahaan,
informasi mengenai anggota dewan komisaris, dan dewan direktur serta
modal yang diperoleh.
2. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 Tentang Laporan Tahunan.
Peraturan pemerintah ini memperluas jangkauan perusahaan
perusahaan-perusahaan yang diharuskan menyediakan laporan keuangan kepada
publik. Sebelumnya hanya perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa
saja yang diharuskan untuk melaporkan keuangan kepada publik.
3. Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 Tahun 2007
mengenai instrumen keuangan dalam penyajian dan pengungkapan.
D. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi
keuangan utama kepada pihak-pihak diluar korporasi. Laporan ini
menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
Laporan keuangan (financial statement) yang sering disajikan adalah (1)
neraca, (2) laporan laba rugi, (3) laporan arus kas, dan (4) laporan ekuitas
pemilik atau pemegang saham. Selain itu, catatan atas laporan keuangan
atau pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan
Menurut Warren, dkk (2005:24) laporan keuangan adalah laporan
akuntansi yang menghasilkan informasi setelah transaksi dan diikhtisarkan
yang disiapkan berupa laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca,
dan laporan arus kas bagi pemakai.
Sedangkan menurut Siegel dan Shim (2005:185) menyatakan laporan
keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah
organisasi. Laporan keuangan yang diperlukan adalah neraca, laporan rugi
laba, dan laporan perubahan posisi keuangan. Ketiganya dapat
digabungkan dengan laporan pelengkap adalah laporan keuangan yang
disesuaikan dengan tingkat inflasi. Beberapa bahan pelengkap hanya
diperlukan untuk perusahaan umum.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen suatu perusahaan
diperlukan karena informasi yang disajikan relatif seragam, sedangkan
kebutuhan dari pemakai laporan beragam. Pihak luar perusahaan tidak
terlibat dalam operasional sehari-hari sehingga mereka hanya bergantung
pada laporan keuangan yang disajikan.
Menurut Kieso (2002:6) tujuan pelaporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit,
menyediakan informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan,
dan menyediakan informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim
Pahala (2006:109) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan
menyangkut usaha untuk mengetahui:
a. Kondisi Likuiditas Jangka Pendek
Pengguna informasi ingin mengetahui kesinambungan perusahaan
dalam suatu waktu. Hal ini merupakan pertanyaan yang paling
mendasar, yaitu memastikan bahwa dalam jangka pendek perusahaan
masih memiliki cukup uang kas atau aktiva lancar lainnya untuk
membiayai kegiatannya sehari-hari.
b. Arus Dana (Funds Flow)
Analisis digunakan untuk mengetahui bagaimana arus kas masuk dan
keluar dari perusahaan saat ini dan di masa depan. Dengan
memanfaatkan analisis laporan keuangan, dicoba untuk memprediksi
pemasukan dan pengeluaran kas di masa depan berdasarkan laporan
cash flow yang disajikan untuk suatu periode yang sudah lalu
(historis).
c. Struktur Permodalan dan Solvabilitas
Pengguna informasi ingin mengetahui kemampuan perusahaan
menghasilkan pendapatan. Pendapatan akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran dan sisanya merupakan keuntungan yang
berarti menambah kekayaan pemilik saham.
d. Return dari Investasi
Sebagai pemilik saham di perusahaan tersebut tentu nilai saham yang
memperbesar nilai dari periode ke periode. Return dari investasi ini
memiliki minimum rate of return, yaitu opportunity cost dari modal
tersebut. Artinya, pengembalian dari investasi berupa saham pada
perusahaan haruslah menghasilkan keuntungan yang lebih besar
ketimbang tingkat bunga SBI.
e. Kinerja Operasi Perusahaan
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan
pendapatan dan menutupi pengeluaran sedemikian rupa hingga dapat
menghasilkan laba operasi yang maksimal. Kinerja yang baik akan
ditunjukkan salah satunya dengan hasil usaha atau keuntungan yang di
atas rata-rata industri sejenisnya.
3. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:5) laporan keuangan
memiliki 4 (empat) karakteristik kualitatif pokok yang harus dipenuhi
dalam menyusun laporan keuangan. Karakteristik kualitatif pokok tersebut
antara lain:
a. Dapat dipahami
Merupakan karakteristik bahwa laporan keuangan dengan mudah
dipahami oleh pemakai yang memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta mempunyai
b. Relevan
Informasi yang memenuhi syarat relevan, jika informasi itu dapat
membantu pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu dan
memprediksi masa depan. Hasil evaluasi peristiwa masa lalu sangat
berguna untuk peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory)
atas prediksi yang dibuat untuk masa lalu.
c. Materialitas
Relevansi informasi dapat mempengaruhi kemampuan pemakai untuk
melakukan pengambilan keputusan, hal ini berarti terdapat fakta atau
kejadian yang cukup material tidak tersajikan dalam laporan keuangan.
Substansi merupakan realita ekonomi yang harus disajikan walaupun
transaksi itu sendiri tidak konsisten dengan apa yang tampak dari
bentuk hukum. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau
kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian
dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat.
d. Dapat diperbandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan (trend) posisi
dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan
perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.
4. Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:2), pemakai laporan
keuangan meliputi:
a. Investor
Penanam modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan
dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi
yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat
c. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan Kreditur Lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian
jangka panjang atau tergantung perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaan
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan
statistitik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dalam menyediakan
informasi kecendrungan (trend) dan perkembangan kemakmuran serta
E. Pasar Modal.
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana
yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengarahan dan guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang (obligasi) ataupun modal sendiri (saham).
Menurut Kamaruddin (2004:18), ada tiga definisi pasar modal:
a. Definisi yang luas
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi
termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang
keuangan, serta surat-surat berharga/klaim, jangka panjang dan jangka
pendek, primer dan tidak langsung.
b. Definisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan
lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham,
obligasi, pinjaman berjangka hipotek, dan tabungan serta deposito
c. Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan
saham-saham dan obligasi dan memakai jasa dari makelar, komisioner
dan para underwriter.
Pengertian pasar modal lebih spesifik lagi tercantum di dalam
Undang-undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 pasal 1 angka 13:
“Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan Publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek”.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, pasar modal
adalah suatu pasar yang merupakan sumber utama bagi perusahaan yang
membutuhkan dana dalam jumlah yang sangat besar atau juga tempat yang
mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan dengan
kepentingan saling mengisi, yaitu emiten menerbitkan saham atau obligasi
dan pemodal (investor) membeli saham atau obligasi tersebut untuk
kepentingan jangka menengah atau panjang kedua belah pihak. Serta
dijadikan tempat terjadinya transaksi permintaan dan penawaran dari dana
jangka menengah atau panjang tersebut.
Husnan (1994:246) mengemukakan bahwa pasar modal yang efisien
adalah pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan
informasi yang relevan. Implikasi dari pasar efisien bahwa harga saham
2. Tujuan Pasar Modal
Menurut Kamaruddin (2004:19), tiga aspek dasar atau tujuan dari
pasar modal yaitu:
a. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam
kepemilikan saham-saham perusahaan.
b. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham
perusahaan.
c. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dan
penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.
3. Manfaat Pasar Modal
Menurut Anoraga dan Pakarti (2003:12), manfaat pasar modal terbagi
menjadi tiga yaitu: bagi emiten, bagi investor, dan bagi pemerintah.
a. Manfaat pasar modal bagi emiten adalah.
1) Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.
2) Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar
perdagangan selesai.
3) Tidak ada “convenant” sehingga manajemen dapat lebih bebas
dalam pengelolaan dana atau perusahaan.
4) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra
perusahaan.
5) Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.
6) Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga
7) Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko
tinggi.
8) Tidak ada bebas finansial yang tetap.
10) Tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu.
11) Profesionalisme dalam manajemen meningkat.
b. Manfaat pasar modal bagi Investor.
1) Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham
yang mencapai capital gain.
2) Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang
saham dan bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi
pemegang obligasi.
3) Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham.
4) Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya dari
saham A ke saham B, sehingga dapat meningkatkan keuntungan
atau mengurangi risiko.
5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen
yang mengurangi risiko.
c. Manfaat pasar modal bagi pemerintah
1) Mendorong laju pembangunan.
2) Mendorong investasi.
3) Penciptaan lapangan kerja.
5) Mengurangi beban anggaran bagi BUMN.
4. Tugas Bursa Efek
Di Indonesia, pasar modal lebih dikenal dengan istilah bursa efek
(stock exchange). Bursa Efek adalah lembaga/perusahaan yang
menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek antar berbagai perusahaan
atau perorangan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan efek
perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa efek.
Tugas bursa efek menurut Hendy dan Tjiptono (2001:17)
a. Menyediakan sarana perdagangan efek.
b. Mengupayakan likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dana secara
cepat pada pada efek-efek yang terjual.
c. Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat.
d. Memasyarakatkan pasar modal, untuk menarik calon investor dan
perusahaan yang go public.
e. Menciptakan instrumen dan jasa baru.
f. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa.
g. Mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui pelaksanaan fungsi
pengawasan.
h. Ketentuan bursa efek mempunyai kekuatan hukum yang mengikat bagi
F. Saham
Menurut Siegel dan Shim (2005:441) saham adalah bukti pemilikan dalam
sebuah perusahaan dan tuntutan terhadap aktiva serta keuntungan perusahaan
dimana merupakan modal resmi dari sebuah kesatuan yang dibagi menjadi
lembaran saham.
1. Jenis-jenis saham
a. Cara peralihan hak
1) Saham atas unjuk
Pada sertifikat jenis ini tidak dituliskan namanya. Dengan pemilikan
saham atas unjuk, seseorang pemilik sangat mudah untuk
mengalihkan kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.
Untuk itu siapa saja yang memegang sertifikat saham atas unjuk,
dialah yang dianggap sebagai pemilik dan berhak untuk
memperalihkannya, berhak atas pembagian dividen dan berhak untuk
ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).
2) Saham atas nama
Sertifikat saham yang diatasnya tertulis nama pemiliknya. Cara
peralihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan
dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam
buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang
b. Ditinjau dari segi manfaat
1) Saham biasa
Saham biasa menunjukkan kepemilikan dalam perusahaan.
Pemegang saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari
perusahaan.
Ciri-ciri atau karakteristik saham biasa.
a) Tagihan terhadap pendapatan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa memiliki
hak untuk sisa pendapatan setelah pemegang obligasi dan saham
preferen memperoleh pembayarannya.
b) Tagihan terhadap aset
Saham biasa memiliki tagihan terhadap sisa pendapatan, ia juga
memiliki tagihan terhadap sisa aktiva jika terjadi likuidasi. Hanya
jika tagihan dari pemegang obligasi dan pemegang saham
preferen telah diselesaikan, barulah tagihan pemegang saham
biasa dapat dilakukan.
c) Hak suara
Pemegang saham biasa memilih dewan komisaris dan merupakan
satu-satunya pemegang sekuritas yang memiliki hak suara.
2) Saham preferen
Saham preferen memiliki banyak karakteristik baik dari saham
biasa ataupun obligasi.
Ciri-ciri saham preferen:
a) Berbagai tingkat kelas
Jika memang dikehendaki, perusahaan dapat menerbitkan lebih
dari satu seri atau kelas saham preferen yang memiliki
karakteristik berbeda-beda juga mempunyai prioritas yang
berbeda-beda dalam melakukan tagihan terhadap aktiva dan
pendapatan jika terjadi kebangkrutan.
b) Tagihan terhadap aktiva pendapatan
Saham preferen lebih diprioritaskan dibanding dengan saham
biasa dalam melakukan tagihan terhadap aktiva jika terjadi
kebangkrutan. Tagihan saham preferen dilakukan setelah
obligasi dan lebih dahulu sebelum saham biasa.
c) Sifat kumulatif
Saham preferen kumulatif menyaratkan agar semua dividen
saham preferen yang belum dibayarkan sebelumnya harus
diselesaikan sebelum saham biasa diumumkan.
d) Persyaratan perlindungan
Persyaratan perlindungan ini biasanya memberikan hak suara
dividen saham biasa jika pembayaran dana ditanam tidak
terpenuhi atau jika perusahaan mengalami masalah keuangan.
e) Dapat ditukar
Kebanyakan saham preferen yang diterbitkan sekarang ini
dapat ditukar berdasarkan kesepakatan pemegangnya menjadi
sejumlah saham biasa.
2. Keuntungan Membeli Saham
a. Adanya dividen atau pembagian laba usaha setiap akhir tahun, Jika
perusahaan berkembang dengan baik
b. Nilai saham akan terus meningkat terutama selama perusahaan mampu
berkembang dengan pesat, saham dapat dijual untuk memperoleh
capital gain yang diperoleh dari selisih nilai pada waktu dijual
dibandingkan pada saat pembelian. Saham dapat dijadikan arena
spekulasi atau adu untung.
c. Nilai saham tidak akan dipengaruhi oleh inflasi, depresiasi ataupun
devaluasi rupiah, sebagai assets akan tetap memiliki nilai saham,
selama perusahaan masih berjalan.
d. Saham merupakan assets kekayaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi
artinya dengan mudah diperjualbelikan untuk mendapatkan uang tunai
dengan segera.
e. Pemegang atau pemilik saham tetap memiliki hak atas sisa milik
perusahaan setelah dikurangi hak para kreditor, pada saat perusahaan
3. Kerugian Membeli Saham
a. Tidak mendapatkan dividen
Perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut
mengalami kerugian.
b. Capital loss
Dimana pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah
dari pada harga beli.
c. Perusahaan Bangkrut atau dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut maka secara otomatis saham
perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di Delist
d. Saham di Delist dari Bursa (delisting)
Saham yang telah di delist hanya bisa diperdagangkan di luar Bursa
dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika
terjual biasanya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga
sebelumnya.
e. Saham disuspend
Saham yang diberhentikan perdagangannya oleh Otoritas Bursa Efek.
G. Laba
1. Pengertian Laba
Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan
tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya, Belkaoui (1997:233).
Definisi ini mengemukakan lima ciri khas laba akuntansi:
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan (terutama pendapatan yang timbul dari penjualan
barang atau jasa dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai
penjualan itu.
b. Laba akuntansi didasarkan pada postulate periode dan berhubungan
dengan prestasi keuangan perusahaan itu selama periode waktu
tertentu.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan
definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan.
d. Laba akuntansi membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya
historis bagi perusahaan, yang melahirkan kepatuhan yang ketat pada
prinsip biaya. Sebuah aktiva diperhitungkan sebesar biaya
perolehannya sampai penjualan direalisasi, dimana pada saat itu diakui
setiap perubahan dalam nilainya. Jadi biaya adalah aktiva yang jatuh
tempo atau harga pokok perolehan yang jatuh tempo.
e. Laba akuntansi mensyaratkan agar pendapatan yang direalisasi dari
periode itu dikaitkan pada biaya relevan yang tepat atau sepadan.
Dengan demikian, laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching.
Biaya tertentu atau biaya periode yang dialokasikan serta dibandingkan
(matched) dengan pendapatan dan biaya-biaya lain, dilaporkan dan
dibandingkan dengan pendapatan periode dianggap mempunyai suatu
potensi jasa yang jatuh tempo.
Menurut Sujarwo (2007:15) laba (earnings) adalah ukuran kinerja
untuk suatu periode. Sedangkan laba seperti yang dijelaskan dalam
statement of financial accounting concepts (FASB 1984) adalah
pengertian yang sama dengan laba bersih (net income) yang berlaku dalam
praktek saat ini, yaitu semua laba bersih untuk satu periode.
Dalam penelitian Sujarwo (2007) menguji apakah laba akuntansi dan
komponen arus kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa laba akuntansi dan total arus
kas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
2. Tujuan Pelaporan Laba
Menurut Hendriksen (2004:130) menyatakan bahwa tujuan utama
pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi
mereka yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan. Salah satu
tujuan dasar yang dapat dikatakan paling penting bagi semua pemakai
laporan keuangan adalah untuk membedakan antara modal yang
diinvestasikan dan laba antara stock dan arus keuangan sebagai bagian dari
proses akuntansi deskriptif. Tujuan yang lebih khusus meliputi
penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen, penggunaan
distribusi dividen di masa yang akan datang, dan penggunaan laba sebagai
pengukuran keberhasilan serta sebagai pedoman pengambilan keputusan
manajerial di masa yang akan datang.
3. Konsep Laba
Menurut Hendriksen (2004:130) konsep laba terbagi menjadi:
a. Konsep laba sintaksis (structural)
Pada tingkatan sintaksis konsep income dihubungkan dengan konversi
(kebiasaan) dan aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada
premis dan konsep yang telah berkembang dari praktek akuntansi yang
ada. Konsekuensinya pada Akuntan yang sudah sejak lama dan
berulang kali menggunakan istilah income menurut pandangan
akuntansi merasa konsep yang mereka gunakan adalah paling tepat.
Akibatnya masyarakat umum cenderung menerimanya seakan-akan
memiliki interprestasi dalam dunia nyata, walaupun pengertian income
menurut akuntan berbeda dengan pengertian income menurut para
ekonom. Para akuntan biasanya menghitung laba bersih berdasarkan
prinsip dan kaidah yang sering tidak ada hubungannya dengan
fenomena dunia nyata atau akibat-akibat perilaku.
Terdapat dua pengukuran laba (income measurement) pada tingkat
sintaksis yaitu:
1) Pendekatan transaksi
Pendekatan transaksi adalah pendekatan konvensional yang banyak
mencatat perubahan nilai eksternal maupun transaksi internal.
Prosedur yang lazim dari pendekatan ini adalah mencatat revenue
dan expense pada saat terjadinya berdasarkan transaksi eksternal
dan maupun transaksi internal. Prosedur yang lazim dari
pendekatan ini adalah mencatat revenue dan expense pada saat
terjadinya berdasarkan transaksi eksternal.
2) Pendekatan aktivitas
Apabila pendekatan transaksi menggunakan konsep pengakuan
pada saat penjualan atau pertukaran dengan metode pembebanan
akuntansi konvensional maka pendekatan aktivitas menitikberatkan
pada penjelasan suatu kejadian atau aktivitas perusahaan dari pada
pelaporan suatu transaksi. Income diasumsikan timbul pada
terjadinya aktivitas atau kegiatan tertentu dan bukannya terjadi
pada suatu transaksi. Oleh karena itu income dapat dicatat pada
berbagai aktivitas perusahaan seperti: (1) pada saat perencanaan,
(2) pembelian, (3) proses produksi, (4) penjualan, atau (5) mungkin
pada saat penagihan.
b. Konsep laba sematik (interpretatif)
Pada konsep income di telaah melalui hubungannya dengan realita
ekonomi. Dalam usahanya memberikan makna interpretatif dari
konsep laba akuntansi (accounting income), para akuntan seringkali
merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut
1) Konsep perubahan dari keadaan kesejahteraan sering disebut
dengan istilah konsep pemeliharaan modal (capital maintenance
concept). Menurut konsep ini laba (income) didefinisikan sebagai
jumlah yang dapat diberikan perusahaan kepada para pemegang
saham sehingga tingkat kesejahteraan atau kekayaan (capital)
mereka pada akhir periode sama dengan pada awal periode.
2) Laba sebagai alat ukur efisiensi
Konsep ekonom kedua yang digunakan para akuntan untuk
memberi makna interpretatif dari laba akuntansi adalah
maksimalisasi laba. Ukuran yang paling umum digunakan untuk
pencapaian laba maksimal adalah tingkat efisiensi manajemen
dalam mengelola perusahaan. Para pemakai laporan keuangan,
khususnya pemakai eksternal (investor dan kreditor) sangat
berkepentingan dengan kinerja perusahaan. Operasi perusahaan
yang efisien berpengaruh kepada pembagian dividen dimasa yang
akan datang. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan
untuk mendapakan maksimum output dari sejumlah sumber daya
tertentu, atau output konstan dengan pengunaan sumber daya
sekecil mungkin, atau kombinasi sumber daya optimum dengan
permintaan produk yang telah ditetapkan untuk menghasilkan
f. Konsep laba pragmatis
Pada tingkat pragmatis, konsep income dikaitkan perilaku pengguna
laporan keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba
perusahaan. Beberapa reaksi dapat ditunjukan dengan proses
pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi harga surat
berharga terhadap pelaporan income atau, reaksi umpan balik dari
manajemen dan akuntan terhadap income yang dilaporakan.
Berdasarkan uraian diatas konsep income sebagai alat peramalan serta
income sebagai bahan pengambilan keputusan manjerial.
1) Income sebagai alat peramalan
SFAC No. 1 menyatakan bahwa user khususnya investor dan
kreditor ingin menilai prospek cash flow serta menggunakan laba
untuk menilai earning power dan menilai resiko apabila
berinvestasi atau memberikan pinjaman. Nilai perusahaan dan
harga saham tergantung dari arus distribusi kas kepada pemegang
saham di masa yang akan datang. Kemampuan meramalkan kinerja
perusahaan di masa-masa yang akan datang ini memberikan
implikasi dalam praktik-praktik akuntansi berupa rekayasa laba
atau penghalusan laba (income smoothing) yang dilakukan oleh
sebagian manajemen perusahaan.
2) Income sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen laporan
keuangan yang formal umumnya ditujukkan untuk para pemakai
manajemen dengan alat dan bahan baku yang dibutuhkan untuk
pengendalian dan mengambil keputusan yang baik. Seperti halnya
para investor umumnya berkepentingan dengan arus dividen yang
akan datang, manajemen berkepentingan dengan apa yang terjadi
di masa datang. Keputusan hanya dapat mempengaruhi kejadian
yang akan datang.
H. Suku Bunga SBI
Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia. SBI diterbikan oleh BI lebih ditujukan sebagai alat kebijakan
moneter. SBI diterbitkan pertama kali pada tahun 1984 sebagai alternatif
investasi bagi pemilik dana dengan jaminan keamanan dana yang diberikan
oleh bank sentral serta pemberian tingkat suku bunga yang cukup kompetitif.
Fungsi SBI tidak jauh dari treasury bill yaitu surat hutang yang diterbitkan
oleh pemerintah.
SBI diterbitkan dengan sistem diskonto dan tanpa warkat dengan
penyelesaian transaksi 1 hari. Satuan unit SBI adalah sebesar Rp. 1 juta
dengan transaksi terkecil di pasar perdana sebesar 1.000 unit atau Rp. 1
Milyar, jangka waktu SBI terdiri dari 1,2,3,6 dan 1 tahun. Metode
perdagangannya dilakukan melalui sistem lelang dan non lelang. SBI
memiliki prospek yang sangat bagus karena kausalitas surat utang ini dijamin
langsung oleh Bank Indonesia, selain itu tingkat suku bunga SBI dijadikan
deposito kepada nasabahnya dan dapat juga dijadikan agunan (Syahril
Ramadhan, 2002).
Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan masa
depan, serta merupakan variabel penting diantara variabel-variabel makro
ekonomi (mankiw, 2005 : 157).
Interest rate atau tingkat bunga adalah harga pasar yang mentransfer
sumber daya masa lalu dan masa depan atau merupakan hasil tabungan dan
biaya peminjaman (mankiw, 2005 : 494).
Menurut Wyss (2001:21) disaat suku bunga meningkat investasi dalam
deposito atau tabungan akan menarik bagi investor dibandingkan investasi
dalam bentuk saham yang memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan
deposito tabungan. Namun pada saat suku bunga menurun investasi dalam
bentuk deposito atau tabungan akan tidak menarik bagi investor karena hal
tersebut memiliki return yang rendah.
I. Uang Beredar
Menurut Sadono Sukirno (2004) uang beredar adalah semua jenis uang
yang beredar didalam perekonomian, yaitu uang dalam peredarannya
ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang beredar memiliki
definisi yang berbeda sesuai dengan tingkat likuiditasnya biasanya uang
didefinisikan:
1. M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk