UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III MEDAN
PERENCANAAN ANGGARAN PADA PT. BURUNG LAUT
BANDA ACEH CABANG MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
M. RICKY SOFIAN HSB
102101076
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ucapan dan aktivitas Alhamdulillahi kepada Allah SWT yang telah
menciptakan konsepsi berupa Alqur’an sebagai bimbingan, solusi atas segala
problematika. Sholawat dan salam kepad Rosulullah Muhammad SAW yang telah
mengajarkan teknis berupa sunnah sebagai cara dalam menyebarkan ajaran Allah
SWT. Insya Allah kita semua dapat mengamalkan kedua warisan tersebut untuk
mewujudkan jannah di dunia dan mewujudkan hari tegaknya aturan Allah, Amin ya
Robbal ‘Alamin.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Perencanaan Anggaran Pada PT.
Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan”. Tugas akhir ini merupakan salah satu
syarat akademis untuk dapat menyelesaikan studi di Program Diploma III Jurusan
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibunda tercinta Hj. Elia Nadra Lubis, SH dan ayahanda tercinta H. Sofian Efendi
Hasibuan, SE, orang tua paling hebat sedunia, yang telah memberikan dukungan
berupa doa, moril hingga materil. Doakan ananda agar dapat menjadi anak yang
solehah yang dapat membahagiakan dunia dan akhirat.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE. M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta seluruh staf pengajar dan karyawan
Program Studi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Buat Manajer Umum dan Personalia serta para staf PT. Burung Laut Banda Aceh
Cabang Medan, yang telah memberikan penulis izin untuk melakukan riset, serta
Ibu Syahridawaty dan Bapak Indra Jaya yang telah banyak membantu penulis.
6. Sahabat-sahabat saya Farid, Farhan, Rizky, Aris, Manda, Ane, Rizky Tri, Hendra,
Vira, Desi, Dilla, Heavenly Band, Riza, Rezani, Toga dan lainnya, terima kasih
atas kebersamaan dan kelucuan yang kita jalani selama ini.
7. Semua pihak yang telah membantu membantu secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam
penulisan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi perbaikan lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya Mahasiswa Program
Studi Keuangan.
Medan, 25 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……… . i
DAFTAR ISI ……… iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitiaan... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan.... 6
B. Jenis Usaha... 9
C. Struktur Organisasi... 9
D. Uraian Tugas... 12
E. Rencana Kegiatan... 14
F. Laporan Realisasi Anggaran PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan... 14
B. Anggaran Beban Operasional... 18
C. Penyusunan Angaran Operasional... 20
D. Laporan Realisasi Beban Operasional... 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 30
B. Saran... 31
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, tujuan utama dari pendirian perusahaan baik yang bergerak
dalam bidang jasa, dagang, maupun industri adalah untuk memperoleh laba yang
maksimal. Agar tujuan ini tercapai, maka setiap perusahaan harus mempunyai sistem
dan prosedur yang jelas, baik dalam mengelola dan mengawasi semua kegiatan yang
ada di perusahaan.
Dalam pencapaian tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, diperlukan
perencanaan dan pengawasan yang baik terhadap anggaran perusahaan. Perencanaan
menurut Suandy (2001:2) adalah suatu proses penentuan tujuan organisasi
(perusahaan) dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi (program),
taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukam
umtuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Namun menurut Sundjaja dan
Inge Barlian (2003:161), perencanaan merupakan aspek penting dari operasi dan
sumber penghasilan perusahaan karena memberikan petunjuk yang mengarahkan,
mengkoordinasi dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pada dasarnya memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber ekonomi yang dimiliki
kumpulan keputusan-keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
keadaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai
kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk
menghindari kegagalan.
Pada perusahaaan, pengawasan dilakukan untuk suatu kegiatan dalam
mengadakan penilaian, pengukuran, dan perbaikan mengenai suatu aktivitas yang
dilaksanakan, dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan rencana telah
dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya perencanaan, maka
perusahaan akan lebih efisien dalam penggunaan anggaran untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan, dan memudahkan untuk melakukan pengawasan, sehingga
pemborosan dana dapat ditekan seminimal mungkin.
Dalam suatu perencanaan, jumlah dan unsur-unsur semua beban perlu
dianggarkan terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kegiatan
yang akan dilakukan. Anggaran memberikan kepada manajemen suatu proyeksi yang
dapat dipercaya dalam bentuk kuantitatif, mengenai rencana kegiatan operasi yang
akan dilakukan sebelum kegiatan nyata dalam perusahaan dilaksanakan, karena pada
waktu mempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan menyelidiki
semua faktor-faktor yang mempengaruhi, dan harus membuat analisa yang diteliti
berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.
Sebagaimana diketahui bahwa pengelolaan perusahaan ditujukan untuk
memperoleh laba, dan laba tersebut memerlukan perencanaan yang benar. perusahaan
membuat perencanaan dan untuk mengendalikan kegiatan dan sebagai pedoman
untuk melaksanakan kegiatan. Dimana perencanaan melihat kemasa depan, yaitu
menentukan tindakan – tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan
tujuan suatu lembaga atau organisasi, sedangkan pengendalian untuk melihat
kebelakang dengan menilai hasil kerja dan membandingkan dengan rencana yang
telah ditetapkan. Hasil perbandingan tersebut akan digunakan untuk memperbaiki
perencanaan, anggaran dan pelaksanaan.
Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya yang sesuai
dengan yang direncanakan dalam anggaran Setelah suatu rencana kerja dipilih untuk
mencapai sasaran anggaran. Sehingga perencanaan anggaran dimaksudkan untuk
memberikan jaminan pencapaian tentang program jangka panjang, yang mencakup
pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian, keuangan, citra
perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dengan biaya sesuai
dengan yang dianggarkan sebelumnya.
PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, merupakan perusahaan jasa
yang bergerak di bidang pelayaran yang melayani jasa pengangkutan dengan
menggunakan kapal-kapal yang dimiliki oleh perusahaan. Mengingat perusahaan ini
menyediakan jasa pengangkutan dengan menggunakan kapal-kapal yang dimiliki
peusahaan, maka dapat dipastikan perusahaan ini banyak melakukan transaksi
keuangan dan mengeluarkan anggaran dalam setiap kegiatannya.
Sebelum melakukan kegiatan operasional, perusahaan ini terlebih dahulu
perusahaan. Sebagai tindak lanjut dari proses perencanaan tersebut, maka dilakukan
pengawasan terhadap beban operasional perusahaan. Menurut Adisaputro dan
Anggarini (2007:13), anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan,
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan selaras dalam mencapai tujuan (laba).
Anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya akan dihadapkan dengan realisasinya
guna menemukan penyimpangan yang terjadi, serta untuk mengetahui apakah
penyimpangan itu terjadi karena perencanaan yang kurang baik, atau pada sistem
pengawasannya yang kurang baik.
Peningkatan yang sangat besar antara beban operasi tahun sekarang dengan
tahun sebelumnya, dan apabila laporan laba rugi perusahaan tidak diuraikan secara
jelas beban-beban apa saja yang dikeluarkan dapat menimbulkan kesulitan bagi pihak
manajemen. Dari laporan laba rugi yang diuraikan tidak secara jelas dapat dinyatakan
bahwa perencanaan anggaran yang dibuat perusahaan hampir sama sekali tidak
mempunyai jaminan sebagai pedoman kerja perusahaan, karena masih menyebabkan
peningkatan beban operasi. Untuk itu perencanaan dan penganalisaan yang baik
terhadap kondisi masa depan sangat diperlukan, karena sangat mendukung kemajuan
perusahaan, dan penulis ingin mengetahui bagaimana perusahaan membuat
perencanaan yang sesungguhnya terhadap anggaran yang ada pada perusahaan.
Namun fenomena yang menarik adalah ketika anggaran yang ditetapkan oleh
PT. burung Laut Banda Aceh Cabang Medan di awal periode tidak sesuai dengan
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai
perencanaan anggaran, yang selanjutnya memilih topik tugas akhir dengan judul
“Perencanaan Anggaran Pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut, yaitu
“Bagaimana perencanaan anggaran pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang
Medan?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
perencanaan anggaran yang ditetapkan oleh PT. Bururng Laut Banda Aceh Cabang
Medan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat ataupun kegunaan yang diharapkan atas penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menggunakan anggaran sebagai
alat perencanaan dan pengawasan setiap kegiatan perusahaan
2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dan
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai dengan
akte No. 18 April 1988 yang dibuat dihadapan Notaris Aniswar Yanis, SH di Medan.
Akte pendirian tersebut telah beberapa kali mengalami perubahan. Terakhir dirubah
dengan akte No. 59 tanggal 19 Oktober 1996 dengan Notaris Djaidir, SH di Medan.
PT. Burung Laut diberi kepercayaan untuk menjadi transportir laut dan darat untuk
keperluan angkutan BBM keperluan pabrik semen di Lhoknga Banda Aceh, dimana
angkutan laut mempergunakan Kapal MT. Bumegah dan angkutan darat adalah
mobil-mobil tangki milik PT. Karya Ilham Masa.
PT Burung Laut ini dibeli dan diambil alih kepemilikannya dari pemilik
yang lama oleh H.M. Noernikmat pada tahun 1989, dan semenjak itu pula, PT.
Burung Laut diberi kepercayaan oleh PT. Semen Andalas Indonesia (PT. SAI)
Lhoknga - Banda Aceh, untuk meneruskan kegiatan selaku mitra usaha PT. SAI
menjadi General Agent di pelabuhan-pelabuhan manapun di Indonesia terhadap
kapal-kapal pengangkut Semen Curah (Cemen Carrier) yang dicharter PT. SAI dari
perusahaan Pelayaran Nasional, maka PT. Burung Laut menjadi perantara untuk
bertindak selaku Charterer dengan Ship Owner's di luar negeri, terutama
yang menyangkut pembayaran pajak badan usaha asing yang kapalnya beroperasi di
Indonesia.
Pada tahun 1996/1997 dibeli 1 (satu) unit tunda TB. Pelita Maju dari
perusahaan pelayaran asing di Singapore secara Purchase Hire yang lunas dibayar
pada bulan September 1997 dan selanjutnnya resmi ganti bendera Indonesia dan
didaftarkan sebagai kapal milik PT. Burung Laut. PT. Burung Laut Banda Aceh
bergerak di bidang usaha pelayaran kapal milik sendiri maupun sewa. Perusahaan
juga berperan sebagai keagenan umum dan komisi dari perusahaan-perusahaan yang
sama atau sejenisnya baik dalam negeri maupun luar negeri. PT. Burung Laut Banda
Aceh dalam menjalankan operasinya mempunyai empat kapal milik sendiri yaitu :
1. MT. Pelita Laut (Motor Tanker)
2. MT. Pelita Energi (Motor Tanker)
3. MT. Pelita Andalas (Motor Tanker)
4. MT. Pelita Samudera (Motor Tanker)
Sesuai dengan akte perusahaan PT. Burung Laut Banda Aceh berkedudukan
dan berkantor pusat di Banda Aceh dan mempunyai cabang atau perwakilan di Banda
Aceh, Lhoksemawe, Belawan, Medan. Di samping itu, PT. Burung Laut Banda Aceh
memiliki kantor perwakilan utama di Medan yang beralamat di Jalan Bantam No. 3
perusahaan karena seluruh anggota direksi berdomisili di Medan. PT Burung Laut
adalah perusahan Swasta Nasional yang begerak di bidang pelayaran dan perkapalan
serta keagenan sejak tahun 1989, dengan visi dan misi sebagai berikut :
Visi PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
a. Melaksanakan kegiatan usaha di bidang pelayaran dan perkapalan secara
profesional dan sekaligus ikut membantu pemerintah dalam pengembangan dunia
Maritim di Indonesia
b. Ikut membantu pemerintah dalam upaya mengurangi pengangguran dengan
merekrut tenaga kerja (pelaut) sesuai ijazah dan kemampuan yang dimiliki, dan
mengembangkannya menjadi pelaut yang profesional pada bidangnya.
Misi PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
a. Melaksanakan angkutan laut untuk jenis muatan cair terutama BBM Pertamina
serta semen curah (Bulk Carrier), sesuai order dari pemilik muatan atau pencarter
atau penyewa kapal, dengan memperhatikan mutu layanan yang memuaskan,
tepat waktu dan tepat guna.
b. Melaksanakan usaha keagenan umum (General Agent) untuk kapal-kapal
perusahaan pelayaran asing (luar negeri) maupun kapal-kapal perusahaan
pelayaran nasional yang mempercayakan PT. Burung Laut untuk melayani
kapal-kapalnya yang ditunjuk di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia,dengan biaya
B. Jenis Usaha
PT. Burung Laut Banda Aceh bergerak di bidang usaha pelayaran kapal milik
sendiri maupun sewa. Perusahaan juga berperan sebagai keagenan umum dan komisi
dari perusahaan-perusahaan yang sama atau sejenisnya baik dalam negeri maupun
luar negeri. PT. Burung Laut Banda Aceh dalam menjalankan operasinya mempunyai
empat kapal milik sendiri yaitu : MT. Pelita Laut (Motor Tanker), MT. Pelita Energi
(Motor Tanker), MT. Pelita Andalas (Motor Tanker), MT. Pelita Samudera (Motor
Tanker). Kapal lain yang tetap dioperasikan oleh PT. Burung Laut adalah MT.
Bumeugah yang mulai Bulan Mei tahun 2000 beroperasi untuk melayani angkutan
BBM milik PT. Kiani Kertas dari Pulau Sambu ke Sungai Brau, Tanjung Redeb,
Kalimantan Timur.
C. Struktur Organisasi
Untuk menjalankan sebuah perusahaan maka dibutuhkan berbagai sumber
daya, yang digerakkan untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Sumber daya
ini seperti manusia, mesin-mesin, bahan baku dan lain-lain. Manusia mengambil
peranan penting dalam menjalankan perusahaan. Dalam menjalankan perusahaan
maka dibuat struktur organisasi dalam perusahaan, struktur organisasi ini berisikan
pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab daripada anggota-anggota dalam sebuah
organisasi perusahaan yang diarahkan untuk dapat mencapai tujuan yang telah
Seperti pada umumnya, organisasi biasanya dipimpin oleh Direktur,
Struktur merupakan perwujudan yang menunjukkan di antara fungsi-fungsi
dalam tubuh organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota
organisasi yang menjalankan tugas-tugas dapat dengan jelas diterima. Untuk itulah
struktur organisasi perlu dibuat setiap perusahaan agar kegiatan yang menyangkut
kepentingan perusahaan dapat dijalankan secara efisien sesuai dengan fungsi
masing-masing.
Struktur organisasi yang dipergunakan PT. Burung Laut Banda Aceh adalah
sistem organisasi garis dan staf, dimana pada sistem ini seorang pemimpin
perusahaan harus menetapkan kebijaksanaan secara konsekuen terhadap persoalan
yang akan dihadapi yakni dengan jalan pembagian tugas dan kerja tertentu secara
terperinci dan kelas terhadap penerimaan kerja, dengan demikian pihak pimpinan data
mengkoordinasikan hanya kepada kepala bagian saja. Untuk menggerakkan
operasi tersebut dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam
organisasi, dimana masing-masing personil diberi tugas, wewenang dan tanggung
jawab sesuai dengan jabatannya. Hubungan dan kerja sama dari orang-orang yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi diharapkan
dapat memberikan gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta
Struktur organisasi PT. Burung Laut Banda Aceh digambarkan sebagai
D. Uraian Tugas
Susunan struktur organisasi pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang
Medan sebagai penjabaran tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari
masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
Direktur Utama
Adapun tugas dan tanggung jawab dari Direktur Utama adalah menetapkan
tujuan, kebijaksanaan, program dan prosedur yang mencakup semua segi dari
kegiatan PT. Burung Laut Banda Aceh.
Direktur
Memberikan saran dan pertimbangan kepada direktur utama sesuai dengan
hirarki tentang langkah-langkah pengembangan perusahaan yang perlu diambil.
Direktur juga bertugas mewakili perusahaan bila direktur utama berhalangan.
Manajer Keuangan
Manajer keuangan ini bertugas untuk memberikan otorisasi mengenai uang
keluar maupun uang masuk. Manajer keuangan bertanggung jawab secara penuh
terhadap masalah keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya manajer keuangan
menggunakan anggaran biaya sebagai alat pengendalian atas pengeluaran yang
dilakukannya
Manajer Operasi
1. Mengkoordinasikan tugas-tugas pemasaran, pelayanan pelanggan di seluruh
cabang.
Manajer Umum dan Personalia
Melaksanakan kegiatan administrasi, kepegawaian dan kesejahteraan
karyawan, promosi jabatan dan kenaikan pangkat serta membuat dan mengirimkan
surat-surat atau dokumen penting baik keluar maupun ke dalam perusahaan.
Kepala Pembukuan
1. Memeriksa daftar kas harian.
2. Melakukan kas opname, stock opname serta membuat laporannya.
3. Melakukan pencatatan atas mutasi akuntansi dan memeriksa kebenaran atas
pencatatan semua transaksi.
4. Memeriksa kesesuaian jurnal transaksi dan memastikan semua transaksi sudah
dilengkapi dengan bukti pendukung.
Juru Bayar
1. Bertanggung jawab atas keamanan dan kelancaran atas penerimaan maupun
pengeluaran kas.
2. Mencatat bukti penerimaan dan pengeluaran kas ke dalam daftar kas harian.
3. Melaporkan daftar kas harian kepada bagian akuntansi dan klaim.
Kepala Penagihan
1. Bertanggung jawab atas penagihan dan dokumentasinya.
2. Membuat daftar tagihan terhadap faktur-faktur yang telah jatuh tempo.
3. Melakukan opname faktur secara berkala.
E. Rencana Kegiatan
PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan mempunyai rencana kegiatan
perusahaan untuk tahun mendatang yaitu sebagai berikut :
a. Menambah Jumlah Kapal
Perusahaan berencana untuk menambah kapal untuk memaksimalkan kelancaran
pengangkutan untuk jenis muatan cair terutama BBM Pertamina.
b. Memperluas Perpustakaan
Pihak perusahaan berencana untuk memperluas perpustakaan kantor yang terletak
di jalan Bantam No. 3 untuk tahun mendatang guna untuk menambah buku-buku
yang di perlukan perusahaan dalam menambah pengetahuan untuk mengelola
perusahaan menjadi lebih baik.
c. Menambah Inventaris Kantor
Inventaris kantor sangat diperlukan para karyawan perusahaan untuk menjalankan
kegiatan perusahaan. Perusahaan berencana untuk menambah mesin fotokopi
serta komputer untuk mendukung dan mempermudah pekerjaan para karyawan.
F. Laporan Realisasi Anggaran PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan Berikut adalah realisasi laporan anggaran operasional tahun 2010 dari PT.
Tabel 2.1
Tabel Realisasi Anggaran PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG MEDAN LAPORAN REALISASI BIAYA
TAHUN 2010 (Dalam Rupiah)
No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih
1 Beban Pemeliharaan :
Sumber: PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
e. Telepon 237.276.000 283.005.088 -45.729.088
f. PAM 57.768.000 21.740.880 36.027.120
g. Listrik 169.572.000 128.301.307 41.270.693
h. Stationeries 14.040.000 51.344.940 -37.304.940
i. Bea Pos 15.648.000 19.478.415 -3.830.415
j. Retribusi 23.040.000 14.829.209 8.210.791
k. Perjalanan 867.756.000 272.683.665 595.072.335
l. Surat Kabar 12.564.000 15.131.000 -2.567.000
m. Zakat 20.160.000 71.450.000 -51.290.000
n. Beban Pendidikan Khusus 7.800.000 1.960.000 5.840.000
o. Beban Tamu 164.640.000 158.167.960 6.472.040
p. Beban Bank 48.324.000 184.795.559 -136.471.559
q. Sewa Kendaraan 1.225.596.000 1.253.649.000 - 28.053.000
Jumlah 2.935.716.000 2.558.353.269 377.362.731
4 Penyusutan dan Amortisasi :
a. Bangunan 48.881.000 76.423.182 -27.542.182
b. Kendaraan 137.628.000 116.003.167 21.624.833
c. Perpustakaan 2.300.000 4.621.835 -2.321.835
d. Inventaris Kantor 50.011.000 58.057.502 -8.046.502
BAB III PEMBAHASAN
A. Perencanaan Anggaran Pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
Aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan atau organisasi
merupakan usaha untuk mencapai tujuan dari organisasi itu, misalnya mencapai laba
optimal. Dua fungsi utama para manajer adalah membuat perencanaan dan
melakukan pengawasan anggaran.
Pengertian anggaran menurut Nafarin (2004:12) adalah suatu rencana
keuangan periode yang disusun berdasarkan periode yang telah disahkan. Anggaran
merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan
secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu
tertentu.
Dalam rangka penyusunan anggaran, maka PT. Burung Laut Banda Aceh
Cabang Medan mengikuti kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan dengan
memperhatikan hasil rapat Dewan Komisaris. Selain itu, penyusunan anggaran juga
didasarkan pada anggaran tahun-tahun sebelumnya.
Dalam penyusunan anggaran, masing-masing manajer departemen menyusun
rencana anggarannya, karena merekalah yang lebih mengetahui kebutuhan mereka
bidang akan dibawa dalam rapat komisi anggaran untuk mengetahui beban
operasional pada setiap departemen.
Dalam rapat komisi anggaran akan dibahas tentang rencana anggaran dari
masing-masing kepala departemen tadi. Rapat komisi anggaran ini dihadiri oleh
masing-masing manajer serta salah seorang dari dewan direksi dan manajer
keuangan/administrasi (HRD Departemen Head).
B. Anggaran Beban Operasional
Menurut Herman (2006:371), Anggaran operasional terdiri dari
anggaran yang menetapkan limit dan target dalam rupiah dan kuantitatif
yang harus dicapai oleh bagian operasional seperti produksi, marketing,
riset dan pengembangan, kepegawaian dan sebagainya dalam waktu satu
tahun mendatang.
PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan pada dasarnya
mengklasifikasikan 4 jenis anggaran beban operasional secara keseluruhan, yaitu:
1. Anggaran Beban Pemeliharaan, terdiri dari :
a. Tank cleaning,
b. Telekomunikasi/Radio,
c. Cat,
d. Majun,
e. Pelumas,
g. Perawatan,
h. Penyusutan Kapal,
i. Penyusutan Inventaris Kapal.
2. Anggaran Beban Personil, terdiri :
a. Gaji Direksi dan Komisaris,
b. Gaji Karyawan,
c. Lembur,
d. Cuti,
e. THR,
f. Pesangon,
g. Jamsostek
3. Anggaran Beban Kantor dan Umum, terdiri dari :
a. Izin Usaha,
b. Rapat Management,
c. Iklan/Publikasi,
d. Pengacara dan Konsultasi,
e. Telepon,
f. PAM,
g. Listrik,
h. Stationeries,
i. Bea Pos,
k. Perjalanan,
l. Surat Kabar/Majalah,
m. Zakat Perusahaan,
n. Beban Pendidikan Khusus,
o. Beban Tamu,
p. Bunga Bank,
q. Sewa Kendaraan.
4. Anggaran Beban Penyusutan dan Amortisasi, terdiri dari :
a. Bangunan,
b. Kendaraan,
c. Perpustakaan,
d. Inventaris Kantor.
C. Penyusunan Anggaran Operasional
Dalam rangka penyusunan anggaran beban operasional perusahaan, maka PT.
Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, mengikuti kebijaksanaan yang telah
digariskan oleh perusahaan dengan memperhatikan hasil Rapat Dewan Komisaris
pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan, sistem anggaran beban
operasional ditetapkan dengan konfirmasi, dimana Dewan Direksi terlebih dahulu
menentukan kebijakan-kebijakan pokok operasional periode yang akan datang
Anggaran beban operasional perusahaan disusun berdasarkan unit-unit kerja
organisasi yang ada. Oleh karena itu PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
tidak mempunyai departemen anggaran, maka tanggung jawab penyusunan anggaran
perusahaan dialihkan kepada Manager Bagian Administrasi Umum dan Keuangan.
Usulan anggaran dari tiap departemen dikoordinir oleh bidang Administrasi Umum
dan Keuangan, dan harus mendapat persetujuan Dewan Direksi melalui rapat
koordinasi. Setelah anggaran perusahaan dibuat dan disetujui dewan Direksi, maka
usulan anggaran perusahaan dikirim kepada Dewan Direksi untuk disetujui.
Prosedur lengkap penyusunan anggaran beban operasional PT. Burung Laut
Banda Aceh Cabang Medan adalah sebagai berikut :
a. Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan menerima formulir anggaran
yang dikirimkan oleh Managing Director. Formulir tersebut memuat
kerangka-kerangka pendapatan dan biaya yang diperlukan oleh masing-masing unit kerja
selama satu tahun.
b. Kemudian formulir anggaran tersebut dibagikan kepada unit-unit kerja yang
berada dibawahnya, dan kepada unit-unit kerja yang ada di departemen lainnya.
Setiap departemen akan merancang pendapatan dan biayanya masing-masing,
yang nantinya akan disampaikan dalam rapat anggaran perusahaan.
c. Perusahaan mengadakan Rapat Penyusunan Anggaran. Rapat ini diikuti oleh
Dewan Direksi, Manager Bagian Administrasi Umum dan Keuangan, dan
manager dari setiap departemen. Dalam rapat ini akan didiskusikan anggaran
membuat anggarannya terlebih dahulu, tetapi dalam rapat inilah secara langsung
akan ditentukan bersama anggaran setiap departemen, yang tentunya akan
disesuaikan dengan rencana kerja perusahaan.
d. Setelah mendapat pengesahan dari Dewan Komisaris, maka anggaran PT. Burung
Laut Banda Aceh Cabang Medan akan dikirimkan kembali kepada perusahaan
untuk dapat dilaksanakan secara resmi. Anggaran beban operasional tersebut akan
dibagikan kepada masing-masing departemen yang ada di perusahaan, paling
lambat awal Januari tahun berjalan.
Setiap satu bulan sekali, perusahaan akan mengadakan Budget Meeting yang
dihadiri oleh Dewan Direksi, dan Manager tiap departemen, untuk mengadakan
evaluasi mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, pembahasan dalam
Budget Meeting ini menekankan pada bidang operasional dan pemasaran serta
realisasi beban.
D. Laporan Realisasi Beban Operasional
Setelah membuat rencana berdasarkan anggaran dan beban standar, maka
semua penyimpangan biaya operasional dari rencana yang dianggap penting bagi
manajemen harus dicatat dan dicantumkan dalam laporan realisasinya. Laporan
realisasi anggaran beban operasional dibuat dengan tujuan untuk memperlihatkan
perbandingan antara jumlah yang dianggarkan dengan jumlah yang telah direalisasi.
perbandingan antara angka-angka realisasi pelaksanaannya yang tercantum dalam
catatan akuntansi. Hal ini menjadi tolak ukur dalam penyusunan anggaran biaya
operasional tahun berikutnya. Perbandingan ini menunjukkan apakah terjadi
penyimpangan-penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, apakah
penyimpangan yang terjadi itu bersifat menguntungkan ataukah bersifat merugikan
perusahaan.
Pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan menyusun laporan
anggaran beban operasional pada setiap akhir tahun, hal ini dapat kita lihat dengan
diadakannya evaluasi pada akhir periode anggaran. Selain itu, diadakan juga evaluasi
pada saat periode anggaran berjalan. Dengan evaluasi tersebut dapat diketahui
penyimpangan beban operasional yang terjadi, apakah beban operasional yang
dikeluarkan lebih besar jumlahnya dari yang telah dianggarkan atau sebaliknya. Jika
beban operasional yang terjadi lebih kecil dari jumlah yang dianggarkan, maka
disebut penyimpangan yang menguntungkan, sehingga dapat berpengaruh pada
kenaikan tingkat laba. Sedangkan jika beban operasional yang terjadi lebih besar dari
jumlah yang dianggarkan, maka disebut penyimpangan yang merugikan, dan ini
dapat memperkecil laba perusahaan.
Adapun penyimpangan yang terjadi pada realisasi anggaran PT. Burung Laut
Banda Aceh Cabang Medan adalah sebagai berikut:
1. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan, terjadi peningkatan biaya pada docking
telekomunikasi, cat, majun, pelumas yang jumlahnya senilai Rp.
6.814.591.647 dari anggaran awal senilai Rp. 5.669.662.000, hal tersebut
dapat disebabkan antara lain :
a. Adanya kenaikan beban perbaikan dan perawatan kapal,
b. Kenaikan beban perbaikan alat-alat kapal,
c. Kenaikan upah pekerja bagian perawatan kapal.
Maka terjadi defisit anggaran pada bagian tersebut senilai Rp. 1.144.929.647.
2. Biaya Personil terjadi penghematan pada biaya berikut:
a. Gaji Direksi dan Komisaris sebesar Rp. 363.150.000 dari anggaran awal
yang jumlahnya sebesar Rp. 415.944.000. hal ini disebabkan karena
pemotongan gaji sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dan
personal tersebut. Maka terjadi surplus sebesar Rp. 52.794.000.
b. Gaji Karyawan sebesar Rp. 751.978.700 dari anggaran awal yang
jumlahnya sebesar Rp. 890.820.000. Hal ini disebabkan karena adanya
beberapa karyawan yang dimutasi ke cabang lain, pensiun, dan
mengundurkan diri. Maka terjadi surplus sebesar Rp. 138.841.300.
c. Dana lembur sebesar Rp. 10.439.873 dari anggaran awal yang jumlahnya
sebesar Rp. 13.980.000. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak
memberlakukan lembur sebanyak yang diperkirakan, dan lembur hanya
dilakukan saat diperlakukan saja. Maka terjadi surplus sebesar Rp.
d. Dana cuti sebesar Rp. 5.340.102 dari anggaran awal yang jumlahnya
sebesar Rp. 12.480.000. Hal ini dikarenakan pengurangan dana dan jadwal
cuti yang disepakati bersama oleh karyawan. Maka terjadi surplus sebesar
Rp. 7.139.898.
e. Dana THR sebesar Rp. 196.985.609 dari anggaran awal yang jumlahnya
sebesar Rp. 210.276.000. Hal ini dikarenakan pengurangan jumlah THR
yang disetujui oleh direksi. Maka terjadi surplus sebesar Rp. 13.290.391.
f. Dana Jamsostek sebesar Rp. 29.566.022 dari anggaran awal yang
jumlahnya sebesar Rp. 27.252.000. Hal ini dikarenakan meningkatnya
persentase premi yang harus dibayar oleh perusahaan. Maka terjadi defisit
anggaran sebesar Rp. 2.314.022.
Dari kaseluruhan biaya pada bagian biaya personil, perusahaan telah
menggunakan dana sebesar Rp. 1.357.460.306 dari anggaran awal yang
jumlahnya sebesar Rp. 1.570.752.000. Ini berarti perusahaan mampu
menghemat biaya sebesar Rp. 213.291.694.
3. Biaya umum dan kantor terjadi peningkatan biaya pada:
a. Biaya telepon, stationeries, bea pos , surat kabar, zakat, beban bank,
iklan/publikasi, dan sewa kendaraan sebesar Rp. 1.930.499.002, sementara
anggaran awalnya adalah Rp. 1.591.080.000. Hal tersebut dapat
disebabkan antara lain :
- Kenaikan beban perbaikan dan pemeliharaan alat-alat kantor,
- Pengiriman via pos yang meningkat sehingga terjadi kenaikan pada bea
pos,
- Kenaikan beban bank pada saat peminjaman untuk hutang jangka panjang
maupun jangka pendek,
- Kebutuhan akan hal iklan dan publikasi perusahaan meningkat,
- Kenaikan beban sewa kendaraan untuk keperluan perusahaan.
Maka pada poin ini terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 339.419.002.
b. Biaya izin usaha/administrasi, rapat manajemen, pengacara dan konsultasi,
PAM, listrik, retribusi, perjalanan, beban pendidikan khusus, biaya tamu
sebesar Rp. 627.854.267, sementara anggaran awalnya sebesar Rp.
1.344.636.000. Hal ini disebabkan antara lain:
- Penghematan penggunaan air dan alat-alat elektronik,
- Efisiensi terhadap kegiatan perusahaan yang memerlukan biaya,
- Pengurangan biaya lain-lain sesuai dengan kesepakatan direksi.
Maka dalam hal ini terjadi surplus dan penghematan anggaran sebesar Rp.
716.786.733.
Dari kaseluruhan biaya pada bagian biaya umum dan kantor, perusahaan
telah menggunakan anggaran sebesar Rp. 2.558.353.269 dari angaran awal
yang jumlahnya sebesar Rp. 2.935.716.000. Ini berarti perusahaan telah
4. Biaya penyusutan dan amortisasi terjadi peningkatan biaya sebagai berikut:
a. Penyusutan dan pemeliharaan bangunan sebesar Rp. 76.423.182, dari
anggaran awal sebesar Rp. 48.881.000. Hal ini disebabkan oleh kegiatan
perawatan bangunan yang lebih banyak memakan biaya. Maka terjadi
defisit anggaran sebesar Rp. 27.542.182.
b. Pada penyusutan kendaraan, perusahaan telah menggunakan anggaran
sebesar Rp. 116.003.167 dari anggaran awal sebesar Rp. 137.628.000. Hal
ini disebabkan karena perusahaan mampu menghemat penggunaan
kendaraan perusahaan dan memakainya hanya bila diperlukan saja. Ini
berarti perusahaan berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. 2.1624.833.
c. Perpustakaan sebesar Rp. 4.621.835 dari anggaran awal sebesar Rp.
2.300.000. Hal ini dikarenakan perusahaan memerlukan banyak buku
sebagai sumber pengetahuan untuk menjalankan perusahaan dan sebagai
paduan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada
di perusahaan. Maka terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 2.321.835.
d. Inventaris kantor sebesar Rp. 58.057.502 dari anggaran awal sebesar
50.011.000. Hal ini disebabkan banyaknya pembelian perlengkapan kerja
yang baru seperti meja kantor, komputer kantor, dan alat-alat tulis. Ini
berarti dana yang terpakai melewati anggaran yang telah dianggarkan
sehingga perusahaan harus mengeluarkan tambahan dana untuk biaya
Dari kaseluruhan biaya pada bagian penyusutan dan amortisasi,
perusahaan telah menggunakan dana sebesar Rp. 255.105.686 dari anggaran
awal yang jumlahnya sebesar Rp. 238.820.000. Ini berarti perusahaan harus
memberikan dana lebih untuk anggaran bagian penyusutan dan amortisasi
sebesar Rp. 16.285.686.
Secara keseluruhan, jumlah anggaran yang harus dikeluarkan PT. Burung Laut
Banda Aceh Cabang Medan pada masing-masing kategori dapat direkapitulasi dalam
tabel seperti berikut:
Tabel 3.1
Tabel Rekapitulasi Realisasi Anggaran pada masing-masing kategori
Sumber: PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
Total anggaran yang harus dikeluarkan PT. burung Laut Banda Aceh Cabang
Medan sebesar Rp. 10.985.510.908, dari anggaran awal yang telah disetujui oleh
perusahaan sebesar Rp. 10.414.950.000. Ini berarti perusahaan mengalami defisit
anggaran sebesar Rp. 570.560.908.
Ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele oleh PT. Burung Laut Banda
Aceh Cabang Medan karena angka defisit yang besarnya Rp. 570.560.908 terbilang
No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih
1 Beban Pemeliharaan Rp 5.669.662.000 Rp 6.814.591.647 Rp (1.144.929.647)
2 Beban Personil Rp 1.570.752.000 Rp 1.357.460.306 Rp 213.291.694
3 Beban Kantor dan Umum Rp 2.935.716.000 Rp 2.558.353.269 Rp 377.362.731
4 Penyusutan dan Amortisasi Rp 238.820.000 Rp 255.105.686 Rp (16.285.686)
jumlahnya cukup besar, dan belum pernah menyentuh angka tersebut pada
periode-periode sebelumnya. Padahal PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan sudah
melakukan penghematan pada masing-masing poin dan sudah direncanakan dari awal
periode.
Berdasarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasi, banyak unit-unit
yang mengalami kekurangan biaya, sehingga jumlah biaya realisasi lebih besar
dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan karena
perusahaan menyusun anggaran biaya operasional dengan melihat situasi dan kondisi
yang terjadi pada tahun-tahun yang sebelumnya.
Namun hal ini bisa menjadi acuan bagi PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang
Medan agar bisa menyusun anggaran dengan lebih teliti dan lebih relevan sesuai
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan dan memaparkan beberapa hal yang
berhubungan dengan perencanaan anggaran, menguraikan penerapan perencanaan
dan pengawasan beban operasional pada PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang
Medan, selanjutnya akan dibuat beberapa kesimpulan dari pemaparan sebelumnya.
Beberapa kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Perencanaan Anggaran dilakukan melalui penyusunan anggaran beban
operasional yang terdiri dari anggaran beban administrasi dan umum, beban
pemeliharaan, beban personil, dan anggaran beban penyusutan dan amortisasi.
2. Dalam rangka penyusunan anggaran beban operasional perusahaan, PT. Burung
Laut Banda Aceh Cabang Medan mengikuti kebijaksanaan yang telah digariskan
oleh perusahaan dengan memperhatikan hasil rapat Dewan Komisaris. Selain itu,
beban operasional juga didasarkan pada anggaran beban operasional tahun-tahun
sebelumnya.
3. Perencanaan beban operasional PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang Medan
sudah cukup baik, dimana perencanaan beban operasional yang didasarkan atas
standar anggaran yang akan berlaku untuk tahun fiscal berikutnya, meskipun pada
periode kali ini perusahaan mengalami defisit anggaran.
4. Dari segi pengawasan beban operasional, PT. Burung Laut Banda Aceh Cabang
Medan belum melakukan pengawasan yang baik, dimana masih terdapat beban
operasional melebihi anggaran yang telah ditentukan.
B. SARAN
Dalam hal ini, penulisan mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan
berguna untuk perkembangan perusahaan, yaitu :
1. Mengingat peranan anggaran yang sangat vital, diharapkan anggaran disusun
secara teliti dengan suatu panitia anggaran atau seksi khusus lainnya, sehingga
anggaran benar-benar merupakan pedoman kerja. Dan hendaknya setiap kepala
departemen hendaknya mendelegasikan pembuatan anggaran operasional kepada
bawahan, sehingga bawahan/karyawan memahami pentingnya anggaran, dan
berusaha bekerja lebih giat untuk melaksanakan anggaran yang telah dibuat,
sehingga tidak terjadi penyimpangan material dari anggaran tersebut.
2. Sebaiknya manager setiap departemen dapat lebih meningkatkan analisa san
pemahaman kondisi yang akan datang terhadap perusahaan, agar beban yang
kemungkinan besardapat terjadi pada masa yang akan datang, dan tidak
antara anggaran dengan laporan realisasi beban operasional yang nilainya sangat
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan & Anggrini, Yunita. 2007. Anggaran Bisnis, Analisis,
Perencanaan danPengendalian Laba, Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN :
Yogyakarta.
Herman, Edi, 2006. Penganggaran Korporasi, Edisi Satu, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Nafarin, 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Suandy, Erly, 2001. Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.