• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Performansi Mesin Genset Otto 1 Silinder Dengan Bahan Bakar Campuran Premium Dan Super Fuel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Performansi Mesin Genset Otto 1 Silinder Dengan Bahan Bakar Campuran Premium Dan Super Fuel"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Performansi Mesin Genset Otto 1 Silinder Dengan Bahan Bakar Campuran Premium Dan Super Fuel

SKRIPSI

Skripsi Yang DiajukanUntuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Efrin Simbolon NIM. 090401086

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KAJIAN PERFORMANSI MESIN GENSET OTTO 1 SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DAN SUPER FUEL

EFRIN SIMBOLON NIM. 090401086

Diketahui / Disahkan Disetujui

Ketua Departemen Teknik Mesin Dosen Pembimbing,

DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri

(3)

TUGAS SARJANA

NAMA : EFRIN SIMBOLON

NIM : 090401086

MATA PELAJARAN : MOTOR BAKAR

SPESIFIKASI : Uji performansi dan emisi gas buang mesin generator set

otto satu silinder dengan menggunakan bahan bakar

premium dan campuran bahan bakar premium dengan

super fuel. Lakukan survei lapangan dan survei literatur

sebagai pendukung. data-data lain yang dibutuhkan dapat

diperoleh dari literatur dan internet.

DIBERIKAN TANGGAL : 16-07-2013

SELESAI TANGGAL : 22-01-2014

Medan, 22 Januari 2014

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN, DOSEN PEMBIMBING,

DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri Ir. Abdul Halim Nasutio, Msc NIP. 1964 1224 1992 111001 NIP. 1972 0610 2000 121001

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK USU

MEDAN

AGENDA : 2117/TS/2013 DITERIMA TGL : 16-07-2013

(4)

KARTU BIMBINGAN

TUGAS SARJANA MAHASISWA

Sub. Program Studi : Konversi Energi

Bidang Tugas : Motor Bakar

Judul Tugas : Kajian Performansi Mesin Genset Otto 1 Silinder Dengan Bahan Bakar

Campuran Premium dan Super Fuel No :2117 / TS / 2013

Diberikan tanggal : 16-07-2013 Selesai Tgl : 22-01-2014

Dosen Pembimbing :Ir. A.Halim Nasution,Msc Nama Mhs : Efrin Simbolon

NIM : 090401086

No Tanggal Kegiatan Asistensi Bimbingan Tanda Tangan Dosen Pemb. 1 16-07-2013 Meminta Spesifikasi Tugas

2 17-07-2013 Studi Literatur dan Pencarian Referensi 3 20-07-2013 Pengadaan Bahan Bakar

4 27-09-2013 Uji Nilai Kalor Bahan Bakar 5 14-10-2013 Pengadaan Alat Uji

6 28-10-2013 Pemasangan Alat dan Pengujian 7 02-12-2013 Asistensi Laporan Bab I dan Bab II 8 09-12-2013 Asistensi Laporan Bab III

9 16-12-2013 Asistensi Laporan Bab IV 10 07-01-2014 Asistensi keseluruhan 11 13-01-2014 Perbaikan

12 21-01-2014 Asistensi Slide Presentasi Seminar 13 22-01-2014 ACC Seminar

CATATAN :

Diketahui,

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

1. Kartu ini harus diperlihatkan kepada FT - USU

Dosen Pembimbing setiap Asistensi

2. Kartu ini harus dijaga bersih dan rapi

3. Kartu ini harus dikembalikan ke Departemen,

bila kegiatan Asistensi telah selesai.

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri

(5)

KAJIAN PERFORMANSI MESIN GENSET OTTO 1 SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DAN SUPER FUEL

EFRIN SIMBOLON NIM. 09 0401 086

Telah diperiksa dan disetujui dari hasil seminar Tugas Skripsi Periode ke-679 Tanggal 29 Januari 2014

Disetujui Oleh: Pembimbing

(6)

KAJIAN PERFORMANSI MESIN GENSET OTTO 1 SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DAN SUPER FUEL

EFRIN SIMBOLON NIM. 09 0401 086

Telah diperiksa dan disetujui dari hasil seminar Tugas Skripsi Periode ke-679 Tanggal 29 Januari 2014

Disetujui Oleh:

Dosen Pembanding I Dosen Pembanding II

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

atas segala karunia dan rahmatNya yang senantiasa diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi Sarjana

Teknik di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

Utara. Adapun Skripsi yang dipilih, diambil dari mata kuliah Motor Bakar, yaitu

“Kajian Eksperimental Mesin Otto 1 silinder Bahan Bakar Premium dengan

Campuran Premium- Super Fuel.”

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis telah berupaya dengan segala

kemampuan pembahasan dan penyajian, baik dengan disiplin ilmu yang diperoleh

dari perkuliahan, menggunakan literatur serta bimbingan dan arahan dari Dosen

Pembimbing.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Abdul Halim Nasution, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya membimbing penulis dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

2. Bapak Dr.Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik USU.

3. Bapak Ir. M. Syahril Gultom, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin Fakultas

Teknik USU.

5. Staff Laboratorium Motor Bakar Deparetemen Teknik Mesin USU, Bang

Atin yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama

penelitian ini berjalan.

6. Kedua Orang Tua penulis, Ayahanda tercinta J. Simbolon dan Ibunda J.

Sinaga yang terus memberikan dukungan doa, dana dan semangat.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Teknik Mesin, terkhusus stambuk 2009 yang

(8)

8. Rekan-rekan seperjuangan, Hendri A Gultom, Edward L Sitanggang,

Stefanus Situmorang, Agustinus Sitio terima kasih atas segala kebersamaan

dalam suka dan duka yang telah kita lalui bersama.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

penyempurnaan di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini berguna bagi kita semua. Semoga

Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita.

Medan, Maret 2014

Penulis,

(9)

ABSTRAK

Semakin berkurangnya bahan bakar minyak menyebabkan timbulnya

berbagai pemikiran bagaimana mengatasi permasalahan ini. Super fuel merupakan

salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan pada berbagai mesin, salah

satunya adalah mesin bensin pada generator set 4-langkah. Penelitian dilakukan

dengan variasi jumlah bola lampu dan variasi bahan bakar. Bola lampu yang

digunakan untuk pengujian yaitu lampu 100 Watt dengan variasi jumlah

lampunya 2; 4; 6; 8; 10 dan 12. Sedangkan variasi bahan bakar untuk pengujian

yaitu 100% premium; 95% premium + 5% super fuel; 90% premium + 10% super

fuel; 85% premium + 15% super fuel. Berdasarkan analisis, diketahui bahwa

performansi campuran super fuel mengalami penurunan torsi, Specific Fuel

Consumption (SFC), efisiensi termal, dan Air Fuel Ratio (AFR. Tetapi emisi gas

buang yang dihasilkan dengan menggunakan campuran super fuel, mampu

mereduksi kandungan emisi gas buang beracun seperti karbon monoksida (CO),

dan hidrokarbon (HC). Kadar sisa oksigen (O2) dari campuran super fuel

mengalami penurunan sedangkan kadar karbon dioksida (CO2) mengalami

peningkatan dibanding premium 100%.

(10)

ABSTRACT

The decreasing availability of fossil fuels led to a variety of ideas how to

solve this problem. Super fuel is one of the alternative fuel that can be used in

various engine, one of which is a gasoline engine generator sets in 4-stroke.

Research done by variation of the lamp and fuel variations . lamp that is used in

research is the 100 Watt lamp. The variation of the lamp is 2; 4; 6; 8; 10 and 12.

the variations of fuel for the reseacrh is 100% gasoline; 95% gasoline + 5 %

super fuel; 90% gasoline + 10% super fuel and 85% gasoline + 15% super fuel .

Based on the analysis , it is known that performance a super fuel mixture

decreased torque, Specifiic Fuel Consumption (SFC), the thermal efficiency, and

Air Fuel Ratio (AFR). But emissions by using a super fuel mixture , can reduced

the content of toxic exhaust emissions such as carbon monoxide (CO) and

hydrocarbons (HC) . And Residual rate of oxygen (O2) from the super fuel mixture

decreased while the rate of carbon dioxide (CO2) have increased compared to

100% gasoline .

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR NOTASI... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Pengujian ... 3

1.3 Manfaat Pengujian ... 3

1.4 Ruang Lingkup Pengujian... 3

1.5 Metodologi Penulisan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Bensin ... 6

2.1.1 Cara Kerja Motor Bensin Empat Langkah ... 6

2.1.2 Performansi Motor Bakar ... 8

2.1.3 Torsi dan Daya ... 9

2.1.3 Konsumsi Bahan Bakar (sfc) ... 9

2.1.4 Efisiensi Thermal ... 10

2.1.5 Rasio Udara - Bahan Bakar (AFR) ... 10

2.2 Nilai Kalor Bahan Bakar ... 11

2.3 Super Fuel ... 13

2.4 Generator Set ... 15

2.4.1 Tipe Generator Set ... 16

2.5 Emisi Gas Buang ... 17

2.5.1 Sumber ... 17

2.5.2 Komposisi Kimia ... 18

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat ... 21

3.2 Bahan Dan Alat ... 21

3.2.1 Bahan ... 21

3.2.2 Alat ... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.4 Metode Pengolahan Data ... 22

3.5 Pengamatan Dan Tahap Pengujian ... 22

3.6 Prosedur Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar ... 23

3.7 Prosedur Pengujian Performansi Mesin Otto Generator Set ... 26

3.8 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar ... 31

4.2 Daya yang Dihasilkan ... 34

4.2.1 Daya Bahan Bakar Premium 100% ... 35

4.2.2 Daya Bahan Bakar 95% Premium +5% Super fuel ... 36

4.2.3 Daya Bahan Bakar 90% Premium +10% Super fuel ... 37

4.2.4 Daya Bahan Bakar 85% Premium +15% Super fuel ... 39

4.3 Torsi Yang Dihasilkan... 41

4.3.1 Torsi Bahan Bakar Premium 100% ... 41

4.3.2 Torsi Bahan Bakar 95% Premium +5% Super fuel ... 43

4.3.3 Torsi Bahan Bakar 90% Premium +10% Super fuel ... 44

4.3.4 Torsi Bahan Bakar 85% Premium +15% Super fuel ... 46

4.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Sfc) ... 48

4.4.1 Sfc Bahan Bakar 100% Premium ... 49

4.4.2 Sfc Bahan Bakar 95% Premium + 5% Super fuel ... 52

4.4.3 Sfc Bahan Bakar 90% Premium + 10% Super fuel ... 55

4.4.4 Sfc Bahan Bakar 85% Premium + 15% Super fuel ... 57

4.5 Efisiensi Thermal ... 61

4.5.1 Efisiensi Thermal Bahan Bakar 100% Premium... 61

(13)

4.5.3 Efisiensi Thermal 90% Premium + 10% Super fuel ... 66

4.5.4 Efisiensi Thermal 85% Premium + 15% Super fuel ... 68

4.6 Rasio Udara- Bahan Bakar(AFR) ... 71

4.6.1 AFR Bahan Bakar Premium 100% ... 72

4.6.2 AFR Bahan Bakar 95% Premium + 5% Super fuel ... 77

4.6.3 AFR Bahan Bakar 90% Premium + 10% Super fuel ... 82

4.6.4 AFR Bahan Bakar 85% Premium + 15% Super fuel ... 87

4.7 Pengujian Emisi Gas Buang ... 93

4.7.1 Gas Buang Bahan Bakar Premium 100% ... 94

4.7.2 Gas Buang Bahan Bakar 95% Premium+5% Super fuel ... 94

4.7.3 Gas Buang Bahan Bakar 90% Premium+10% Super fuel .. 95

4.7.4 Gas Buang Bahan Bakar 85% Premium+15% Super fuel .. 95

4.8 Analisa Perbandingan Kadar Gas Buang ... 95

4.8.1 Kadar COPada Gas Buang ... 95

4.8.2 Kadar CO2 Pada Gas Buang ... 97

4.8.3 Kadar HC Pada Gas Buang ... 98

4.8.4 Kadar O2 Pada Gas Buang ... .98

4.9 Hasil Pembakaran ... .99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... xi

LAMPIRAN ... xii

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram P-V Siklus Otto Ideal ... 6

Gambar 2.2 Cara kerja motor bensin 4 langkah. ... 8

Gambar 2.3 Premium dan campuran premium-super fuel ... 14

Gambar 2.4 Generator Set ... 16

Gambar 3.1 Bom kalorimeter ... 23

Gambar 3.2 Diagram alir pengujian nilai kalor bahan bakar ... 25

Gambar 3.3 Genset STARKE Tipe GFH1900LX ... 26

Gambar 3.4 Diagram alir pengujian performansi mesin otto generator set ... 28

Gambar 3.5 Alat uji emisi Sukyong SY-GA 401 ... 29

Gambar 3.6 Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang ... 30

Gambar 4.1 Grafik Daya (watt) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... 40

Gambar 4.2 Grafik Torsi (N.m) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... 48

Gambar 4.3 Grafik Sfc (g/kW.h) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... 60

Gambar 4.4 Grafik Efisiensi Termal (%) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar .... 71

Gambar 4.5 Grafik AFR vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... 93

Gambar 4.6 Grafik Kadar CO (%) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar... 96

Gambar 4.7 Grafik Kadar CO2 (%) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... .97

Gambar 4.8 Grafik Kadar HC (ppm) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar... ... .98

Gambar 4.9 Grafik Kadar O2 (%) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... 99

Gambar 4.10 Busi yang akan digunakan dalam pengujian ... 100

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan premium dengan campuran premium-super fuel ... 14

Tabel 2.2 Hasil test uji emisi Honda Accord 2007 ... 15

Tabel 4.1 Nilai Specific Grafity dari sampel uji ... 32

Tabel 4.2 Data hasil pengujian nilai kalor bahan bakar ... 34

Tabel 4.3 Data bahan bakar 100% premium ... 36

Tabel 4.4 Daya bahan bakar 95% premium + 5% Super fuel ... 37

Tabel 4.5 Daya bahan bakar 90% premium + 10% Super fuel ... 38

Tabel 4.6 Daya bahan bakar 85% premium + 15% Super fuel ... 40

Tabel 4.7 Torsi bahan bakar 100% premium ... 43

Tabel 4.8 Torsi bahan bakar 95% premium + 5% Super fuel ... 44

Tabel 4.9 Torsi bahan bakar 90% premium + 10% Super fuel ... 46

Tabel 410 Torsi bahan bakar 85% premium + 15% Super fuel ... 47

Tabel 4.11Sfc bahan bakar 100% premium ... 52

Tabel 4.12 Sfc bahan bakar 95% premium + 5% Super fuel ... 54

Tabel 4.13 Sfc bahan bakar 90% premium + 10% Super fuel ... 57

Tabel 4.14 Sfc bahan bakar 85% premium + 15% Super fuel ... 60

Tabel 4.15 Efisiensi Termal bahan bakar 100% premium ... 63

Tabel 4.16 Efisiensi bahan bakar Termal 95% premium + 5% Super fuel ... 66

Tabel 4.17 Efisiensi Termal bahan bakar 90% premium + 10% Super fuel ... 68

Tabel 4.18 Efisiensi Termal bahan bakar 85% premium + 15% Super fuel ... 70

Tabel 4.19 AFR bahan bakar 100% premium ... 77

Tabel 4.20 AFR bahan bakar 95% premium + 5% Super fuel ... 82

Tabel 4.21 AFR bahan bakar 90% premium + 10% Super fuel ... 87

Tabel 4.22 AFR bahan bakar 85% premium + 15% Super fuel ... 92

Tabel 4.23 Emisi bahan bakar Premium 100 % ... 94

Tabel 4.24 Emisi bahan bakar 95% premium + 5% super fuel ... 94

Tabel 4.25 Emisi bahan bakar 90% premium + 10% super fuel ... 95

(16)

DAFTAR NOTASI

SIMBOL KETERANGAN SATUAN

AFR Rasio massa udara-bahan bakar

HHV Nilai kalor atas kJ/kg

LHV Nilai kalor bawah kJ/kg

�� Massa udara kg

�̇� Laju aliran massa udara kg/s

�� Massa bahan bakar kg

��̇ Laju aliran bahan bakar kg/jam

n Putaran mesin rpm

�� Effisiensi termal brake %

� Daya Watt

Pa Tekanan udara Pa

QHV Nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)

R Konstanta gas J/kg.K

Sfc Konsumsi bahan bakar spesifik g/kW.h

T Torsi keluaran mesin N.m

Ta Temperatur udara K

�� Waktu untuk menghabiskan bahan bakar s

Vc Volume clearance m3

(17)

ABSTRAK

Semakin berkurangnya bahan bakar minyak menyebabkan timbulnya

berbagai pemikiran bagaimana mengatasi permasalahan ini. Super fuel merupakan

salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan pada berbagai mesin, salah

satunya adalah mesin bensin pada generator set 4-langkah. Penelitian dilakukan

dengan variasi jumlah bola lampu dan variasi bahan bakar. Bola lampu yang

digunakan untuk pengujian yaitu lampu 100 Watt dengan variasi jumlah

lampunya 2; 4; 6; 8; 10 dan 12. Sedangkan variasi bahan bakar untuk pengujian

yaitu 100% premium; 95% premium + 5% super fuel; 90% premium + 10% super

fuel; 85% premium + 15% super fuel. Berdasarkan analisis, diketahui bahwa

performansi campuran super fuel mengalami penurunan torsi, Specific Fuel

Consumption (SFC), efisiensi termal, dan Air Fuel Ratio (AFR. Tetapi emisi gas

buang yang dihasilkan dengan menggunakan campuran super fuel, mampu

mereduksi kandungan emisi gas buang beracun seperti karbon monoksida (CO),

dan hidrokarbon (HC). Kadar sisa oksigen (O2) dari campuran super fuel

mengalami penurunan sedangkan kadar karbon dioksida (CO2) mengalami

peningkatan dibanding premium 100%.

(18)

ABSTRACT

The decreasing availability of fossil fuels led to a variety of ideas how to

solve this problem. Super fuel is one of the alternative fuel that can be used in

various engine, one of which is a gasoline engine generator sets in 4-stroke.

Research done by variation of the lamp and fuel variations . lamp that is used in

research is the 100 Watt lamp. The variation of the lamp is 2; 4; 6; 8; 10 and 12.

the variations of fuel for the reseacrh is 100% gasoline; 95% gasoline + 5 %

super fuel; 90% gasoline + 10% super fuel and 85% gasoline + 15% super fuel .

Based on the analysis , it is known that performance a super fuel mixture

decreased torque, Specifiic Fuel Consumption (SFC), the thermal efficiency, and

Air Fuel Ratio (AFR). But emissions by using a super fuel mixture , can reduced

the content of toxic exhaust emissions such as carbon monoxide (CO) and

hydrocarbons (HC) . And Residual rate of oxygen (O2) from the super fuel mixture

decreased while the rate of carbon dioxide (CO2) have increased compared to

100% gasoline .

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi belakangan ini telah

memberikan dampak yang sangat luas di berbagai sektor kehidupan. Sektor yang

paling cepat terkena dampaknya adalah sektor transportasi. Fluktuasi suplai dan

harga minyak bumi seharusnya membuat kita sadar bahwa jumlah cadangan

minyak yang ada di bumi semakin menipis. Karena minyak bumi adalah bahan

bakar yang tidak bisa diperbarui maka kita harus mulai memikirkan bahan

penggantinya.

Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi yang cukup tinggi

di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi Kementerian ESDM, dalam beberapa tahun terakhir

pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun. Angka tersebut

berada di atas pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per tahun.

Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi untuk sektor industri (50%),

transportasi (34%), rumah tangga (12%) dan komersial (4%) (ESDM, 2012).

Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut hampir 95% dipenuhi dari

bahan bakar fosil. Dari total tersebut, hampir 50%-nya merupakan Bahan Bakar

Minyak (BBM). Konsumsi BBM yang cukup tinggi ini menjadi masalah bagi

Indonesia. (Sumber : Direktorat Jenderal Migas, 2012, Statistik Minyak Bumi.

Jakarta).

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi (Sesditjen EBTKE) Djadjang Sukarna, dengan potensi

cadangan energi fosil yang sudah terbatas dan semakin menipis, pemenuhan

kebutuhan energi akan menghadapi kendala yang besar. Bahkan menurut

prediksinya, tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara pengimpor energi.

Menurut Harm J de Blij, salah satu indikator yang membedakan negara

berkembang dengan negara maju adalah penggunaan energi per orang. Semakin

tinggi penggunaan energinya, semakin maju negara tersebut. Menghadapi

(20)

langkah cerdas. Namun demikian, tidak dapat pula dipungkiri bahwa konsumsi

energi tetap harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan

ekonomi Indonesia. (Sumber : http://

esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/6071-potensi-energi-baru-terbarukan-indonesia-cukup-untuk-100

tahun-.html)

Menghadapi tantangan cadangan sumber daya fosil yang semakin menipis,

menghemat energi merupakan langkah cerdas. Namun demikian, peningkatan

konsumsi energi sebagai indikator kemajuan ekonomi Indonesia tetap harus

difasilitasi dengan keberadaan sumber energi yang mendukung. Menghadapi

tantangan tersebut, Indonesia perlu memperluas pemanfaatan sumber energi lain

untuk menggantikan pemakaian energi fosil.

Indonesia memerlukan pengembangan sumber energi terbarukan sebagai

energi alternatif campuran bahan bakar untuk menghemat penggunaan minyak.

Sebenarnya di Indonesia terdapat berbagai sumber energi terbarukan yang

melimpah, sepeti biodiesel dari tanaman jarak pagar, kelapa sawit maupun kedelai

untuk mesin diesel. Atau methanol dan ethanol dari biomassa, tebu, jagung, dll

yang bisa dipergunakan sebagai pengganti bensin, dan sekarang ini yaitu

penghemat bahan bakar atau yang sering disebut dengan “ Super fuel”.

Selain itu pembakaran bahan bakar fosil ini telah memberikan dampak

negatif terhadap lingkungan. Kualitas udara yang semakin menurun akibat asap

pembakaran minyak bumi, adalah salah satu efek yang dapat kita lihat dengan

jelas. Kemudian efek gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas CO2 hasil

pembakaran minyak bumi. Seperti kita ketahui pembakaran bahan bakar fosil

yang tidak sempurna akan menghasilkan gas CO2, yang lama kelamaan akan

menumpuk di atmosfer. Radiasi sinar matahari yang dipancarkan kebumi

seharusnya dipantulkan kembali ke angkasa, namun penumpukan CO2 ini akan

menghalangi pantulan tersebut. Akibatnya radiasi akan kembali diserap oleh bumi

yang akhirnya meningkatkan temperatur udara di bumi. Kedua efek tersebut

hanya sebagian dari efek negatif bahan bakar fosil yang kemudian masih diikut i

serangkaian efek negatif lain bagi manusia. Oleh karena itu pemakaian suatu

bahan bakar terbarukan yang lebih aman bagi lingkungan adalah suatu hal yang

(21)

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dilakukan pengujian mesin otto

dengan menggunakan Super fuel, disini penulis memilih ”PowerMax”, karena

powermax ini merupakan inovasi putra Indonesia dalam bidang suplemen bahan

bakar yang dapat memberikan solusi dalam masalah efisiensi/penghematan

pemakaian bahan bakar, mengatasi masalah polusi gas buang.

Interaksi super fuel powermax dengan bensin menimbulkan reaksi

seketika dalam memecah dan melembutkan partikel bahan bakar sehingga mudah

terbakar dalam ruang bakar menjadikan pembakaran menjadi lebih sempurna,

tenaga menjadi lebih besar, tidak ngelitik/detonasi dan kadar polusi gas buang

turun drastis.

1.2 Tujuan Pengujian

Adapun tujuan dilakukan pengujian ini ialah:

1. Mengetahui pengaruh pemakaian campuran premium dengan super fuel

terhadap unjuk kerja mesin generator set otto.

2. Mengetahui pengaruh pemakain campuran premium dengan super fuel

terhadap emisi gas buang

1.3 Manfaat Pengujian

Adapun manfaat dilakukan pengujian ini ialah:

1. Untuk pengembangan super fuel yang akan digunakan pada mesin otto,

dan untuk mengurangi emisi gas buang ditinjau dari sudut prestasi mesin.

2. Memberikan informasi sebagai referensi bagi kalangan dunia pendidikan

yang ingin melakukan riset di bidang otomotif dalam pengembangan super

fuel dan pengaruhnya terhadap performansi mesin generator set otto.

1.4 Ruang lingkup Pengujian

Bahan bakar yang dipakai adalah super fuel ” PowerMax” .

1. Alat uji yang digunakan untuk menghitung nilai kalor pembakaran super

fuel adalah ”Bom Kalorimeter”

2. Mesin uji yang digunakan untuk mendapatkan unjuk kerja motor bakar

(22)

GFH1900LX pada laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik Mesin

USU.

3. Unjuk kerja mesin generator set otto yang dihitung adalah : −Daya (Brake Power)

−Torsi (Torsion)

−Konsumsi bahan bakar spesifik (Specific Fuel Consumption) −Efisiensi termal brake (Brake Thermal Effeciency)

−Rasio perbandingan udara-bahan bakar (Air Fuel Ratio) −Emisi gas buang

4. Alat uji emisi yang digunakan untuk menghitung nilai emisi adalah “Alat

Uji Emisi Sukyjung SY-GA401 Gas Analyzer”.

5. Senyawa gas buang yang dikaji adalah karbon monoksida (CO)

karbondioksida (CO2), hidrokarbon (HC) dan oksigen (O2).

1.5 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

a. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan

tulisan-tulisan yang terkait.

b. Browsing internet, berupa studi artikel-artikel, gambar-gambar dan buku

elektronik (e-book) serta data-data lain yang berhubungan.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas sarjana ini dibagi dalam beberapa bab dengan garis besar tiap bab adalah

sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup pengujian.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisikan landasan teori yang digunakan yaitu mengenai motor bensin,

bahan bakar super fuel, pembakaran motor bensin, persamaan-persamaan yang

(23)

Bab III : Metodologi Pengujian

Bab ini memberikan informasi mengenai tempat pelaksanaan pengujian, bahan

dan peralatan yang dipakai serta tahapan dan prosedur pengujian.

Bab IV : Hasil dan Analisa Pengujian

Bab ini membahas tentang hasil data yang diperoleh dari setiap pengujian melalui

pembahasan perhitungan dan penganalisaan dengan memaparkan kedalam bentuk

tabel dan grafik.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini sebagai penutup berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan untuk menyusun laporan.

Lampiran

Pada lampiran dapat dilihat hasil data yang diperoleh dari pengujian dalam bentuk

tabel dan Undang-undang lingkungan hidup tentang baku mutu emisi untuk mesin

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Bensin

Motor bensin yang mengerakkan mobil penumpang, truk, sepeda motor,

skuter, dan jenis kendaraan lain saat ini merupakan perkembangan dan perbaikan

mesin yang sejak semula dikenal dengan motor Otto. Motor bensin dilengkapi

dengan busi dan karburator. Busi berfungsi sebagai penghasil loncatan api yang

akan menyalakan campuran udara dengan bahan bakar. Sedangkan karburator

merupakan tempat pencampuran udara dan bahan bakar.

Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dihisap ke dalam

silinder dimampatkan dengan torak kemudian dibakar untuk memperoleh tenaga

panas. Gas-gas yang terbakar akan meningkatkan suhu dan tekanan di dalam

silinder, sehingga torak yang berada di dalam silinder akan bergerak turun-naik

(bertranslasi) akibat menerima tekanan yang tinggi.

2.1.1 Cara Kerja Motor Bensin Empat Langkah

Motor bensin dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu motor bensin 2-langkah dan

motor bensin 4-langkah. Pada motor bensin 2-langkah, siklus terjadi dalam dua

gerakan torak atau dalam satu putaran poros engkol. Sedangkan motor bensin

4-langkah, pada satu siklus tejadi dalam 4-langkah. Langkah langkah yang terjadi

pada motor bensin 4 langkah dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :

(25)

Proses yang terjadi pada siklus otto adalah sebagai berikut:

Proses 0-1 : langkah isap

Proses 1-2 : kompresi isentropic

Proses 2-3 : proses pembakaran volume konstan dianggap sebagai proses

pemasukan kalor

Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi mendorong

piston turun menuju TMB

Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston

Proses 1-0 : langkah buang pada tekanan konstan

Langkah kerja yang terjadi pada motor bensin 4 langkah adalah :

1. Langkah isap

Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin di hisap ke dalam

silinder. Katup hisap membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu

torak bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB),

menyebabkan ruang silinder menjadi vakum dan menyebabkan masuknya

campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder yang disebabkan

adanya tekanan udara luar.

2. Langkah Kompresi

Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan.

Katup hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati

bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), campuran yang dihisap tadi

dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan naik, sehingga

akan mudah terbakar. Saat inilah percikan api dari busi terjadi. Poros

engkol berputar satu kali ketika torak mencapai titk mati atas (TMA).

3. Langkah Kerja

Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakkan

kendaraan. Saat torak mencapai titik mati atas (TMA) pada saat langkah

kompresi, busi memberikan loncatan bunga api pada campuran yang telah

dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas

pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang

(26)

4. Langkah Pembuangan

Dalam langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar silinder.

Katup buang membuka sedangkan katup hisap tertutup.Waktu torak

bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA),

mendorong gas bekas keluar dari silinder. Pada saat akhir langkah buang

dan awal langkah hisap kedua katup akan membuka sedikit (valve overlap)

yang berfungsi sebagai langkah pembilasan (campuran udara dan bahan

bakar baru mendorong gas sisa hasil pembakaran). Ketika torak mencapai

TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah berikutnya, yaitu

langkah hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh dalam satu

siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1 langkah

kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar kerja

dari pada mesin empat langkah.

Pada motor bensin 4-langkah, poros engkol berputar sebanyak dua putaran

penuh dalam satu siklus dan telah menghasilkan satu tenaga. Cara kerja motor

bensin 4 langkah ini dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Cara kerja motor bensin 4 langkah

2.1.2 Performansi Motor Bakar

Ada beberapa hal yang mempengaruhi performansi mesin otto, antara lain

besarnya perbandingan kompresi, tingkat homogenitas campuran bahan bakar

dengan udara, angka oktan bensin sebagai bahan bakar, tekanan udara masuk

(27)

tetapi semakin besar perbandingan kompresi akan menimbulkan knocking pada

motor yang berpotensi menurunkan daya motor, bahkan bisa menimbulkan

kerusakan serius pada komponen motor. Untuk mengatasi hal ini maka harus

dipergunakan bahan bakar yang memiliki angka oktan tinggi. Angka oktan pada

bahan bakar motor Otto menunjukkan kemampuannya menghindari terbakarnya

campuran udara bahan bakar sebelum waktunya (self ignition) yang menimbulkan

knocking tadi. Untuk memperbaiki kualitas campuran bahan bakar dengan udara

maka aliran udara dibuat turbulen, sehingga diharapkan tingkat homogenitas

campuran akan lebih baik.

Parameter mesin diukur untuk menentukan karakteristik pengoperasian

pada motor bakar. Parameter dan performansi mesin dapat dilihat dari rumus-

rumus dibawah ini. (Pulkrabek,2004 dan Heywood,1998)

2.1.3 Torsi dan Daya

Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan

dynamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Oleh karena sifat

dynamometer yang bertindak seolah-olah seperti sebuah rem dalam sebuah mesin,

maka daya yang dihasilkan poros output ini sering disebut sebagai daya rem

(Brake Power).

�� =2×60�×� � ... (2.1)[lit 7 hal 46]

Dimana : � = Daya keluaran (Watt)

N = putaran mesin (rpm)

T = Torsi (N.m)

2.1.4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (specific fuel consumption, sfc)

Konsumsi bahan bakar spesifik adalah parameter unjuk kerja mesin yang

berhubungan langsung dengan nilai ekonomis sebuah mesin, karena dengan

mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk

menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu.

Bila daya rem dalam satuan kW dan laju aliran massa bahan bakar dalam satuan

(28)

���= ṁ�×103

� ...(2.2) [lit 7 hal 51]

Dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik (g/kW.h).

�̇f = laju aliran bahan bakar (kg/jam)

Besarnya laju aliran massa bahan bakar (�̇f) dihitung dengan persamaan berikut :

�= �������10−3

�� × 3600 ...(2.3) [lit 7 hal 51]

Dimana : sgf = spesific gravity

�� = volume bahan bakar yang diuji

�� = waktu untuk menghabiskan bahan bakar (detik)

2.1.5 Effisiensi Thermal

Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energi yang

dibangkitkan piston karena sejumlah energi hilang akibat adanya rugi–rugi

mekanis (mechanical losses). Dengan alasan ekonomis perlu dicari kerja

maksimum yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar.

Efisiensi ini sering disebut sebagai efisiensi termal brake (brake thermal

efficiency, �)

�� = ������������������������������������ ...(2.4) [lit 7 hal 47]

Laju panas yang masuk Q, dapat dihitung dengan rumus berikut :

� =���� ...(2.5) [lit 8 hal 59] Dimana, LHV = nilai kalor bahan bakar (kj/kg)

Jika daya keluaran (�) dalam satuan kW, laju aliran bahan bakar � dalam

satuan kg/jam, maka:

�� = �̇ .��� × 3600 ...(2.6) [lit 7 hal 52]

2.1.6 Rasio Udara - Bahan Bakar (AFR)

Energi yang masuk kedalam sebuah mesin ��� berasal dari pembakaran

bahan bakar hidrokarbon. Udara digunakan untuk menyuplai oksigen yang

(29)

reaksi pembakaran, jumlah oksigen dan bahan bakar harus tepat. Yang

dirumuskan sebagai berikut:

���= �

� =

ṁ�

ṁ� ...(2.7) [lit 7 hal 53]

�� =��(��.+��) ...(2.8) [lit 7 hal 53]

Dimana: � = massa udara di dalam silinder per siklus

�� = massa bahan bakar di dalam silinder per siklus ṁ� = laju aliran udara didalam mesin

ṁ� = laju aliran bahan bakar di dalam mesin �� = tekanan udara masuk silinder

�� = temperatur udara masuk silinder � = konstanta udara

�� =volume langkah (displacement) �� = volume sisa

2.2 Nilai Kalor Bahan Bakar

Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara menghasilkan

panas. Besarnya panas yang ditimbulkan jika satu satuan bahan bakar dibakar

sempurna disebut nilai kalor bahan bakar (Calorific Value, CV). Bedasarkan

asumsi ikut tidaknya panas laten pengembunan uap air dihitung sebagai bagian

dari nilai kalor suatu bahan bakar, maka nilai kalor bahan bakar dapat dibedakan

menjadi nilai kalor atas dan nilai kalor bawah.

Nilai kalor atas (High Heating Value,HHV), merupakan nilai kalor yang

diperoleh secara eksperimen dengan menggunakan bom kalorimeter dimana hasil

pembakaran bahan bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar

uap air yang terbentuk dari pembakaran hidrogen mengembun dan melepaskan

panas latennya. Data yang diperoleh dari hasil pengujian bom kalorimeter adalah

temperatur air pendingin sebelum dan sesudah penyalaan. Selanjutnya untuk

menghitung nilai kalor atas, dapat dihitung dengan persamaan berikut:

(30)

Dimana: HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

T1 = Temperatur air pendingin sebelum penyalaan (0C).

T2 = Temperatur air pendingin sesudah penyalaan (0C).

Cv = Panas jenis bom kalorimeter (73529.6 kJ/kg 0C).

Tkp = Kenaikan temperatur akibat kawat penyala (0.05 0C).

Secara teoritis, besarnya nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung bila diketahui

komposisi bahan bakarnya dengan menggunakan persamaan Dulong :

HHV = 33950 + 144200 (H2-�2

8) + 9400 S ... (2.10) [lit 9 hal 61]

Dimana: HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

C = Persentase karbon dalam bahan bakar

H2 = Persentase hidrogen dalam bahan bakar

O2 = Persentase oksigen dalam bahan bakar

S = Persentase sulfur dalam bahan bakar

Nilai kalor bawah (low Heating Value, LHV), merupakan nilai kalor bahan

bakar tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air. Umumnya

kandungan hidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15 % yang berarti setiap satu

satuan bahan bakar, 0,15 bagian merupakan hidrogen. Pada proses pembakaran

sempurna, air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar adalah setengah dari

jumlah mol hidrogennya.

Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap air yang terbentuk pada

proses pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada

didalam bahan bakar (moisture). Panas laten pengkondensasian uap air pada

tekanan parsial 20 kN/m2 (tekanan yang umum timbul pada gas buang) adalah

sebesar 2400 kJ/kg, sehingga besarnya nilai kalor bawah (LHV) dapat dihitung

berdasarkan persamaan berikut :

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) ... (2.11) [lit 14 hal 6 ]

H2 = 26 – 15d ... (2.12) [lit 5 hal 7-11]

Dimana: LHV = Nilai Kalor Bawah (kJ/kg)

(31)

Dalam perhitungan efisiensi panas dari motor bakar, dapat menggunakan

nilai kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang

meninggalkan mesin tidak terjadi pengembunan uap air. Namun dapat juga

menggunakan nilai kalor atas (HHV) karena nilai tersebut umumnya lebih cepat

tersedia. Peraturan pengujian berdasarkan ASME (American of Mechanical

Enggineers) menentukan penggunaan nilai kalor atas (HHV), sedangkan

peraturan SAE (Society of Automotive Engineers) menentukan penggunaan nilai

kalor bawah (LHV).

2.3 Super Fuel

Super Fuel Powermax adalah gasohol peningkat oktan yang dibuat khusus

untuk meningkatkan oktan BBM Premium. Powermax adalah Fuel Additive

inovasi putra Indonesia dalam bidang suplemen bahan bakar yang kinerjanya

mampu mendisfersikan air kedalam bahan bakar sehingga terjadi emulsi antara

air, Powermax dan bahan bakar yang menjadikannya solusi dalam masalah

penghematan pemakaian bahan bakar, mengatasi masalah polusi gas buang.

Powermax oktan 115 dikembangkan dari bioetanol. Pada kendaraan yang

diproduksi mulai tahun 2000 ke atas umumnya telah bermesin injeksi dengan

tingkat kompresi yang tinggi, sehingga memerlukan bensin oktan tinggi.

Tambahan Super Fuel 5-10% dalam BBM (bensin Premium), terbukti membuat

gas buang kendaraan aman dari polusi dan ramah lingkungan, karena Super Fuel

Powermax mampu membuat bahan bakar (bensin) terbakar sempurna dalam ruang

(32)
[image:32.595.118.515.404.663.2]

Gambar 2.3 a) Bahan bakar super fuel, b) premium murni dan campuran dengan

super fuel kadar 5-15%

Pengujian yang pernah dilakukan badan lembaga minyak dan gas sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan premium dengan campuran premium-super fuel

(33)
[image:33.595.196.428.143.418.2]

Pengujian test uji yang pernah dilakukan Honda Accord 2007 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Hasil test uji emisi Honda Accord 2007

Sumber : http//:lemigas.esdm.go.id

2.4 Generator Set

Generator set atau sering disebut genset adalah sebuah perangkat yang

berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan

pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu

mesin dan generator atau alternator. Mesin sebagai perangkat pemutar

sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik.

Mesin dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau

mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan

kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator (kumparan statis ) dan

rotor (kumparan berputar).

Gases Values Analysis

Value Udm Residu

CO 0.02 % Vol OK

CO₂ 11.6 % Vol OK

HC 74 ppm Vol OK

O₂ 4.51 % Vol OK

COC 0.03 % Vol ⁻

NO ⁻ ppm Vol ⁻

Lamda Fact 1.261 % Vol ⁻

Oil T. ⁻ Mv ⁻

mVLamda 0.0 °C ⁻

(34)

Gambar 2.4 Generator Set

Dalam ilmu fisika yang sederhana dapat dijelaskan bahwa mesin memutar

rotor pada generator sehingga timbul medan magnet pada kumparan

stator generator, medan magnit yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan

rotor yang berputar akan menghasilkan arus listrik sesuai hukum Lorentz.

Arus listrik yang dihasilkan oleh generator akan memiliki perbedaan

tegangan di antara kedua kutub generatornya sehingga apabila dihubungkan

dengan beban akan menghasilkan daya listrik, atau dalam rumusan fisika sebagai

P dapat diperoleh dengan:

P = V x I ... (2.13)

Dimana: P = Daya (Watt)

V = Tegangan ( Volt)

I = Arus (Ampere)

2.4.1 Tipe Generator Set

Genset dapat dibedakan dari jenis mesin penggeraknya, dimana dikenal

tipe-tipe mesin yaitu mesin diesel dan mesin non diesel /bensin. Mesin diesel

dikenali dari bahan bakarnya berupa solar, sedangkan mesin non diesel berbahan

bakar bensin premium.

Di pasaran, genset dengan mesin non diesel atau berbahan bakar premium

biasa diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil atau dalam kapasitas

maksimum 10.000 VA atau 10 kVA, sedangkan genset diesel berbahan bakar

(35)

yang dihasilkan oleh diesel lebih besar daripada mesin non diesel, dimana cara

kerja pembakaran diesel yang lebih sederhana yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam

pemeliharaan, lebih responsif dan bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industri

dimana bahan bakar diesel (solar) lebih murah daripada bensin (gasoline).

Dalam aplikasi dijumpai bahwa genset terdiri dari genset 1 phasa atau 3

phasa. Pengertian 1 phasa atau 3 phasa adalah merujuk pada kapasitas tegangan

yang dihasilkan oleh genset tersebut. Tegangan 1 phasa artinya tegangan yang

dibentuk dari kutub L yang mengandung arus dengan kutub N yang tidak berarus,

atau berarus No.l atau sering dikenal sebagai Arde atau Ground. Sedangkan

tegangan 3 phase dibentuk dari dua kutub yang bertegangan. Genset tiga phase

menghasilkan tiga kali kapasitas genset 1 phase. Pada sistem kelistrikan PLN,

kapasitas 3 phase yang dihasilkan untuk aplikasi rumah tangga adalah 380 Volt,

sedangkan kapasitas 1 phase adalah 220 Volt.

Daya listrik dalam ilmu fisika merupakan besaran vektor, artinya besaran

yang memiliki besar dan arah, tegangan dan arus yang dihasilkan merupakan

gelombang sinusoidal dengan frekuensi tertentu. Di Indonesia, frekuensi tegangan

dan arus ditetapkan sebesar 50 Hz, dimana hal ini mengikuti standar frekuensi di

Belanda atau negara-negara Eropa, sedangkan di negara Amerika Serikat dan

Kanada menggunakan frekuensi 60 Hz

2.5 Emisi Gas Buang

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam

2.5.1. Sumber

Polutan dibedakan menjadi polutan primer atau sekunder.Polutan primer

seperti nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC) langsung dibuangkan ke

udara bebas dan mempertahankan bentuknya seperti pada saat pembuangan.

Polutan sekunder seperti ozon (O3) dan peroksiasetil nitrat (PAN) adalah polutan

(36)

2.5.2 Komposisi Kimia

Polutan dibedakan menjadi organik dan inorganik. Polutan organik

mengandung karbon dan hidrogen, juga beberapa elemen seperti oksigen,

nitrogen, sulfur atau fosfor, contohnya : hidrokarbon, keton, alkohol, ester dan

lain-lain. Polutan inorganik seperti : karbon monoksida (CO), karbonat, nitrogen

oksida, ozon dan lainnya.

2.5.3. Bahan Penyusun

Polutan dibedakan menjadi partikulat atau gas. Partikulat dibagi menjadi

padatan dan cairan seperti : debu, asap, abu, kabut dan spray, partikulat dapat

bertahan di atmosfer. Sedangkan polutan berupa gas tidak bertahan di atmosfer

dan bercampur dengan udara bebas.

a.) Partikulat

Polutan partikulat yang berasal dari kendaraan bermotor umumnya

merupakan fasa padat yang terdispersi dalam udara dan membentuk asap. Fasa

padatan tersebut berasal dari pembakaran tak sempurna bahan bakar dengan

udara, sehingga terjadi tingkat ketebalan asap yang tinggi. Selain itu partikulat

juga mengandung timbal yang merupakan bahan aditif untuk meningkatkan

kinerja pembakaran bahan bakar pada mesin kendaraan.

Apabila butir-butir bahan bakar yang terjadi pada penyemprotan kedalam

silinder motor terlalu besar atau apabila butir–butir berkumpul menjadi satu, maka

akan terjadi dekomposisi yang menyebabkan terbentuknya karbon–karbon padat

atau angus. Hal ini disebabkan karena pemanasan udara yang bertemperatur

tinggi, tetapi penguapan dan pencampuran bahan bakar dengan udara yang ada di

dalam silinder tidak dapat berlangsung sempurna, terutama pada saat–saat dimana

terlalu banyak bahan bakar disemprotkan yaitu pada waktu daya motor akan

diperbesar, misalnya untuk akselerasi, maka terjadinya angus itu tidak dapat

dihindarkan. Jika angus yang terjadi itu terlalu banyak, maka gas buang yang

(37)

b.) Hidrocarbon (HC)

Hidrokarbon yang tidak terbakar dapat terbentuk tidak hanya karena

campuran udara bahan bakar yang gemuk, tetapi bisa saja pada campuran kurus

bila suhu pembakarannya rendah dan lambat serta bagian dari dinding ruang

pembakarannya yang dingin dan agak besar. Motor memancarkan banyak

hidrokarbon kalau baru saja dihidupkan atau berputar bebas (idle) atau waktu

pemanasan.

Pemanasan dari udara yang masuk dengan menggunakan gas buang

meningkatkan penguapan dari bahan bakar dan mencegah pemancaran

hidrokarbon. Jumlah hidrokarbon tertentu selalu ada dalam penguapan bahan

bakar, di tangki bahan bakar dan dari kebocoran gas yang melalui celah antara

silinder dari torak masuk kedalam poros engkol, yang disebut dengan blow by

gasses (gas lalu).Pembakaran tak sempurna pada kendaraan juga menghasilkan

gas buang yang mengandung hidrokarbon. Hal ini pada motor diesel terutama

disebabkan oleh campuran lokal udara bahan bakar tidak dapat mencapai batas

mampu bakar.

c.) Karbon Monoksida (CO)

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon

monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon

dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida

merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal

berbentuk gas yang tidak berwarna. Gas ini akan dihasilkan bila karbon yang

terdapat dalam bahan bakar (kira–kira 85% dari berat dan sisanya hidrogen)

terbakar tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi bila campuran

udara bahan bakar lebih gemuk dari pada campuran stoikiometris, dan terjadi

selama idling pada beban rendah atau pada output maksimum. Karbon monoksida

tidak dapat dihilangkan jika campuran udara bahan bakar gemuk. Bila campuran

(38)

d.) Oksigen (O2)

Oksigen (O2) sangat berperan dalam proses pembakaran, dimana oksigen

tersebut akan diinjeksikan ke ruang bakar. Dengan tekanan yang sesuai akan

mengakibatkan terjadinya pembakaran bahan bakar. Nitrogen monoksida (NO)

merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sebaliknya nitrogen

dioksida (NO2) berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. NO merupakan gas

yang berbahaya karena mengganggu saraf pusat. NO terjadi karena adanya reaksi

antara N2 dan O2 pada temperature tinggi di atas 1210oC. Persamaan reaksinya

adalah sebagai berikut:

O2 → 2O

N2 + O → NO + N

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pengujian dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara selama kurang lebih 2 bulan.

3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan

Bahan yang menjadi objek pengujian ini adalah bahan bakar premium dan

campuran premium- super fuel dengan kadar:

1. 95% Premium + 5% Super Fuel dalam campuran.

2. 90% Premium + 10% Super Fuel dalam campuran.

3. 85% Premium + 15% Super Fuel dalam campuran.

3.2.2 Alat

Alat yang dipakai dalam eksperimental ini terdiri dari:

1. Mesin Generator set 4-langkah dengan merk STARKE Tipe GFH1900LX

merupakan mesin uji yang digunakan untuk mendapatkan unjuk kerja

motor bakar bensin.

2. Bom kalorimeter untuk menghitung nilai kalor bahan bakar.

3. Autologic gas analyzer untuk menguji emisi gas buang.

4. Alat bantu perbengkelan, seperti : kunci pas, kunci Inggris, kunci ring,

kunci L, obeng, tang, palu, kertas amplas dan lain sebagainya.

5. Stop watch untuk menentukan waktu yang dibutuhkan mesin uji untuk

menghabiskan bahan bakar dengan volume sebanyak 50 ml.

6. Termometer untuk menghitung perubahan suhu yang terjadi antara

(40)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam pengujian ini meliputi:

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran

dan pembacaan pada unit instrumentasi dan alat ukur pada masing-masing

pengujian.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian

karakteristik bahan bakar super fuel yang dilakukan oleh PT WATS

Jakarta dan data mengenai karakteristik bahan bakar premium dari PT

Pertamina.

3.4 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder diolah ke dalam rumus

empiris, kemudian data dari perhitungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan

grafik.

3.5 Pengamatan dan Tahap Pengujian Pada penelitian yang akan diamati adalah:

1. Parameter torsi (T)

2. Parameter daya (PB).

3. Parameter konsumsi bahan bakar spesifik (sfc).

4. Effisiensi thermal (�).

5. Rasio perbandingan udara bahan bakar (AFR).

6. Parameter komposisi gas buang.

Prosedur pengujian dapat dibagi beberapa tahap, yaitu:

1. Pengujian nilai kalor bahan bakar.

2. Pengujian unjuk kerja mesin otto dengan bahan bakar premium murni.

3. Pengujian unjuk kerja motor bensin dengan bahan bakar campuran 95%

premium + 5% super fuel .

4. Pengujian unjuk kerja motor bensin dengan bahan bakar campuran 90%

premium + 10% super fuel .

5. Pengujian unjuk kerja motor bensin dengan bahan bakar campuran 85%

(41)

3.6 Prosedur Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

Alat yang digunakan dalam pengukuran nilai kalor bahan bakar ini adalah alat uji

“Bom Kalorimeter¨.

Gambar 3.1 Bom kalorimeter.

Peralatan yang digunakan meliputi :

− Kalorimeter, sebagai tempat air pendingin dan tabung bom. − Tabung bom, sebagai tempat pembakaran bahan bakar yang diuji. − Tabung gas oksigen.

− Alat ukur tekanan gas oksigen, untuk mengukur jumlah oksigen yang

dimasukkan ke dalam tabung bom.

− Termometer, dengan akurasi pembacaan skala 0.01 0C.

− Elektromotor yang dilengkapi pengaduk untuk mengaduk air pendingin. − Spit, untuk menentukan jumlah volume bahan bakar.

− Pengatur penyalaan (saklar), untuk menghubungkan arus listrik ke tangkai

penyala pada tabung bom.

− Kawat penyala (busur nyala), untuk menyalakan bahan bakar yang diuji. − Cawan, untuk tempat bahan bakar di dalam tabung bom.

− Pinset untuk memasang busur nyala pada tangkai penyala, dan cawan pada

(42)

Adapun tahapan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengisi cawan bahan bakar dengan bahan bakar yang akan diuji.

2. Menggulung dan memasang kawat penyala pada tangkai penyala yang ada

pada penutup bom.

3. Menempatkan cawan yang berisi bahan bakar pada ujung tangkai penyala,

serta mengatur posisi kawat penyala agar berada tepat diatas permukaan

bahan bakar yang berada didalam cawan dengan menggunakan pinset.

4. Meletakkan tutup bom yang telah dipasangi kawat penyala dan cawan

berisi bahan bakar pada tabungnya serta dikunci dengan ring sampai rapat.

5. Mengisi bom dengan oksigen (30 bar).

6. Mengisi tabung kalorimeter dengan air pendingin sebanyak 1250 ml.

7. Menempatkan bom yang telah terpasang kedalam tabung kalorimeter.

8. Menghubungkan tangkai penyala penutup bom ke kabel sumber arus

listrik.

9. Menutup kalorimeter dengan penutupnya yang dilengkapi dengan

pengaduk.

10. Menghubungkan dan mengatur posisi pengaduk pada elektromotor.

11.Menempatkan termometer melalui lubang pada tutup kalorimeter.

12.Menghidupkan elektromotor selama 5 (lima) menit kemudian membaca

dan mencatat temperatur air pendingin pada termometer.

13.Menyalakan kawat penyala dengan menekan saklar.

14.Memastikan kawat penyala telah menyala dan putus dengan

memperhatikan lampu indikator selama elektromotor terus bekerja.

15.Membaca dan mencatat kembali temperatur air pendingin setelah 5 (lima)

menit dari penyalaan berlangsung.

16.Mematikan elektromotor pengaduk dan mempersiapkan peralatan untuk

pengujian berikutnya.

17.Mengulang pengujian sebanyak 5 (lima) kali berturut-turut.

Diagram alir pengujian nilai kalor bahan bakar yang dilakukan dalam penelitian

(43)
[image:43.595.155.496.77.690.2]

Gambar 3.2 Diagram alir pengujian nilai kalor bahan bakar Mencatat temperatur air pendingin T2(°C)

Menghitung HHV bahan bakar

HHV = (T2-T1-Tkp) x Cv x 1000 (J/kg)

Melakukan pengadukan terhadap air pendingin selama 5 menit Menyalakan bahan bakar

Mencatat temperatur air pendingin T1(°C)

Melakukan pengadukan terhadap air pendingin selama 5 menit • Berat sampel beban 0,20 gr

• Volume air pendingin 1250 ml • Tekanan oksigen 30 Bar

Mulai

Pengujian = 5 kali

HHV rata-rata =

∑5=1HHVi

5 (J/kg)

(44)

3.7 Prosedur Pengujian Performansi Motor Bensin

Sistem kerja genset otto ini adalah dengan menyesuaikan besarnya beban

dengan jumlah putaran yang dilakukan mesin. Hal ini disebabkan telah

terintegrasi mesin dengan generator sehingga mesin akan menaikkan putaran

[image:44.595.229.419.236.379.2]

secara otomatis jika beban pada generator ditambah.

Gambar 3.3 Genset STARKE Tipe GFH1900LX

Spesifikasi :

• Capacity : 900 Watts/ 220V/ 50Hz • Tank Capacity : 6 L

• DC Current : 12V/ 8.3A • Starter : Manual

• Peak Power : 1,3 KW • Rate Power : 1,0 KW • Power Faktor : 1,0

• Noise Level 7 m distance : 63 dB

• Mesin : 3.0 Hp air Cooled OHV/ 3600 rpm • Bore: 55 mm

• Stroke: 40 mm • Vd : 95 × 10−6 �3

• Vc : 10 × 10−6 �3

(45)

• Operation Time : 7 Hours • Weight : 26 Kg

• Dimensions : 370 x 400 x 460 mm

Pada pengujian ini akan diteliti performansi mesin otto serta komposisi

emisi gas buang. Pengujian ini dilakukan dalam 6 variasi jumlah lampu, yaitu : 2

lampu, 4 lampu, 6 lampu, 8 lampu, 10 lampu dan 12 lampu serta waktu pengujian

selama 5 menit.

Pengujian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengoperasikan mesin dengan cara menarik starter penyalaan mesin,

kemudian memanaskan mesin selama 10 menit.

2. Setelah mesin beroperasi dengan baik, timbanglah massa bahan bakar awal

sebelum dilakukan pengujian.

3. Memulai pengujian dengan menyalakan 2 lampu sebagai variasi beban

awal (pengujian pertama).

4. Menyalakan stopwatch dan menghitung waktu pengujian sampai 5 menit.

5. Mengukur putaran mesin dengan menggunakan tachometer.

6. Mencatat tegangan dan kuat arus menggunakan multi meter.

7. Mematikan mesin dengan cara menekan tombol Off setelah 5 menit

pengujian.

8. Mencatat bahan bakar yang habis selama pengujian melalui pembacaan

timbangan digital.

9. Mengulang pengujian untuk variasi jumlah lampu berikutnya.

10.Mengulang pengujian dengan bahan bakar yang berbeda.

Untuk lebih ringkasnya prosedur pengujian performansi yang dilakukan

(46)

[image:46.595.114.422.80.582.2]

Gambar 3.4 Diagram alir pengujian performansi mesin otto generator set

3.8 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

Pengujian emisi gas buang yang dilakukan meliputi kadar CO, CO2, HC,

dan O2 yang terdapat pada hasil pembakaran bahan bakar. Pengujian ini dilakukan

bersamaan dengan pengujian unjuk kerja motor bakar bensin dimana gas buang

yang dihasilkan oleh mesin uji pada saat pengujian diukur untuk mengetahui Mulai

•Jumlah beban lampu: n lampu

•Massa awal bahan bakar (gr) •Waktu pengujian: 5 menit

Mengulang pengujian dengan beban jumlah

lampu yang berbeda

selesai Validasi

Kesimpulan • Mencatat putaran • Mencatat tegangan • Mencatat kuat arus

• Menimbang bahan bakar yang terpakai

Tidak

(47)

kadar emisi dalam gas buang. Pengujian emsi gas buang yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan alat uji emisi Sukyong SY-GA 401.

Gambar 3.5 Alat uji emisi Sukyong SY-GA 401

Spesifikasi:

• Model No : SY-GA401

• Measuring Range : CO : 0.00 – 9.99% HC : 0-9999 ppm

CO2 : 0.0- 20.0 %

O2 : 0.0- 25.0 %

λ : 0- 2.000

AFR: 0.0 – 99.0

• Operating Temp : 0- 40 oC

• Power Source : AC 220 V ± 10% 50/60 Hz

Diagram alir pengujian emisi gas buang motor bakar bensin yang dilakukan dalam

(48)

Mengolah data dari

6 kali pengujian

[image:48.595.160.449.85.753.2]

selesai

Gambar 3.6 Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang • Menyiapkan perangkat alat

uji emisi gas buang • Memastikan semua kabel

terpasang dengan baik

• Tekan tombol power yang ada di belakang alat

• Alat akan melakukan proses warming up

• tekan tombol select sampai muncul “ready code gasoline”

• tunggu beberapa detik sampai muncul tampilan ECC TEST

• Pasang probe tester ke ujung knalpot mesin

• Tunggu pembacaan stabil, kemudian print hasil pengujian dengan menekan tombol

“hold print”

• Lepas sensor probe tester dari knalpot mesin

Mengulang pengujian dengan variasi beban

(49)

BAB IV

ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN

4.1. Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

Besarnya nilai kalor yang dihasilkan dari masing-masing pengujian baik

dengan menggunakan bahan bakar 100% premium, 95% premium + 5% super

fuel, 90% premium + 10% super fuel, dan 85% premium + 15% super fuel dapat

dihitung berdasarkan persamaan berikut:

HHV = (T2 – T1 – Tkp) x Cv (kJ/kg)...(4.1) [lit 14 hal 12]

dimana: HHV = Nilai kalor atas ( High Heating Value ).

T1 = Temperatur air pendingin sebelum penyalaan (0C).

T2 = Temperatur air pendingin sesudah penyalaan (0C).

Cv = Panas jenis bom kalorimeter (73529,6 kJ/kg 0C).

Tkp = Kenaikan temperatur akibat kawat penyala (0,05 0C).

Selanjutnya untuk memperoleh harga nilai kalor rata–rata bahan bakar

digunakan persamaan berikut ini:

HHV(rata – rata) = ∑5� =1HHVᵢ

5 (kJ/kg) ...(4.2) [lit 14 hal 12]

Pada pengujian pertama bahan bakar Premium murni, diperoleh:

T1 = 24,62 0C

T2 = 25,33 0C, maka:

HHV = (24,62–25,33 – 0,05 ) x 73529,6

= 48529,54 kJ/kg

HHV(rata – rata) = 47353,06 kJ/kg

Pada pengujian pertama bahan bakar 95% premium + 5% super fuel, diperoleh:

T1 = 25,99 0C

T2 = 26,58 0C, maka:

HHV = (25,99 – 26,58 – 0,05 ) x 73529,6

= 39705,98 kJ/kg

(50)

Pada pengujian pertama bahan 90% premium + 10% super fuel, diperoleh:

T1 = 25,24 0C

T2 = 25,79 0C, maka:

HHV = (25,24 – 25,79 – 0,05 ) x 73529,6

= 36764,80 kJ/kg

HHV(rata – rata) = 34411,85 kJ/kg

Pada pengujian pertama bahan 85% premium + 15% super fuel, diperoleh:

T1 = 26,41 0C

T2 = 26,84 0C, maka:

HHV = (26,41 – 26,84 – 0,05 ) x 73529,6

= 27941,25 kJ/kg

HHV(rata – rata) = 27941,25 kJ/kg

Selanjutnya untuk memperoleh harga nilai Nilai Kalor Bawah (Low

Heating Value, LHV), bahan bakar digunakan persamaan berikut ini:

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) ... (4.3) [lit 14 hal 6]

H2 = 26 – 15d. ... (4.4) [lit 5 hal 7-11]

Dimana: LHV = Nilai Kalor Bawah (kJ/kg)

M = Persentase kandungan air dalam bahan bakar (moisture)

H2 = Persentase hidrogen dalam bahan bakar

d = Specific Gravity ( bensin = 0,76 dan super fuel = 0,785)

Tabel 4.1 Nilai Specific Grafity dari sampel uji

No Jenis Sampel uji Specific Grafity (d) % H₂

1 Premium 100% 0,76 14,6

2 95% Premium + 5% Super fuel 0,762 14,57

3 90% Premium + 10% Super fuel 0,763 14,56

(51)

Sumber:Heywood, John B., Internal Combustion Engines Fundamentals,

McGraw-Hill Book Company, Pennsylvania, 1988.

Pada pengujian bahan bakar 100% Premium, diasumsikan M (moisture) = 0, dan

H2 = 14,6 diperoleh:

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) kJ/kg

= 47353,06 – 2400 x 9(0,146)

= 47353,06 – 3153,6

= 44199,46 kJ/kg

Pada pengujian bahan bakar 95% premium + 5% super fuel, diasumsikan M

(moisture) = 0, dan H2 = 14,57 diperoleh:

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) kJ/kg

= 43441,27 – 2400 x 9(0,1457)

= 43441,27 – 3147,12

= 40294,15 kJ/kg

Pada pengujian bahan bakar 90% premium + 10% super fuel diasumsikan M

(moisture) = 0, dan H2 = 14,56 diperoleh:

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) kJ/kg

= 4234411,85 – 2400 x 9(0,1456)

= 42411,85 – 3144,96

= 39266,89 kJ/kg

Pada pengujian bahan bakar 85% premium + 15% super fuel diasumsikan M

(moisture) = 0, dan H2 = 14,54 diperoleh:

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) kJ/kg

= 38941,25 – 2400 x 9(0,1454)

= 38941,25 – 3140,64

= 35800,61 kJ/kg

Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah penyalaan serta hasil

perhitungan untuk nilai kalor pada pengujian pertama hingga kelima dan nilai

(52)

95% premium + 5% super fuel, 90% premium + 10% super fuel, dan 85%

premium + 15% super fuel dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Data hasil pengujian nilai kalor bahan bakar

Bahan Bakar

No

Pengujian T₁°C T₂°C

HHV (kJ/kg) HHVmean (kJ/kg) LHV (kJ/kg) 100% Premium

1 24,62 25,33 48529,54

47353,06 44199,46 2 25,45 26,13 46323,65

3 26,25 26,94 47058,94 4 27,12 27,82 47794,24 5 28,95 29,64 47058,94

95% Premium +

5% super fuel

1 25,99 26,64 44117,8

43441,27 40294,15 2 26,75 27,41 44853,1

3 27,55 28,2 44117,8 4 28,65 29,29 43382,5 5 29,37 29,99 41911,9

90% Premium +

10% super fuel

1 25,11 25,74 42647,2

42411,85 39266,89 2 25,77 26,38 41176,6

3 26,46 27,1 43382,5 4 27,25 27,88 42647,2 5 27,9 28,53 42647,2

85% Premium +

15% super fuel

1 24,45 25,02 38235,4

38941,25 35800,61

2 25,13 25,72 39706

3 25,82 26,41 39706

4 26,73 27,3 38235,4 5 27,45 28,03 38970,7

4.2. Daya

Besarnya daya yang dihasilkan oleh mesin menggunakan bahan bakar

bahan bakar 100% premium, 95% premium + 5% super fuel, 90% premium +

10% super fuel, dan 85% premium + 15% super fuel dapat dihitung dari besar

tegangan (volt) dan kuat arus (ampere) yang dihasilkan Besarnya daya yang

(53)

dan putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

� =��...(4.5)

dimana: P = Daya Keluaran (watt)

V = Tegangan (volt)

I = Kuat arus (ampere)

4.2.1. Daya yang dihasilkan menggunakan bahan bakar 100% Premium • Jumlah lampu = 2 ⇒ Putaran 4330 rpm

� =�×� � = 250,5 × 0,8 � = 200,4 ����

• Jumlah lampu = 4 ⇒ Putaran 4410 rpm � =�×�

� = 250 × 1,605 � = 401,2 ����

• Jumlah lampu = 6 ⇒ Putaran 4510 rpm � =�×�

� = 250,5 × 2,41 � = 603,7 ����

• Jumlah lampu = 8 ⇒ Putaran 4600 rpm � =�×�

(54)

• Jumlah lampu = 10⇒ Putaran 4690 rpm � =�×�

� = 250 × 4,005 � = 1001 ����

• Jumlah lampu = 12 ⇒ Putaran 4560 rpm � =�×�

� = 224 × 4,5 � = 1008 ����

Tabel 4.3 Data hasil pengujian dengan bahan bakar 100% premium

Bahan Bakar Parameter Uji Jumlah lampu (@100 Watt)

2 4 6 8 10 12

Premium 100%

n (rpm) 4330 4410 4510 4600 4690 4560

V (volt) 250,5 250 250,5 250 250 224

I (Ampere) 0,8 1,605 2,41 3,205 4,005 4,5

P (Watt) 200,4 401,2 603,7 801,2 1001 1008

4.2.2. Daya yang dihasilkan menggunakan bahan bakar 95% Premium + 5% Super fuel

• Jumlah lampu = 2, Putaran 4343 rpm � =�×�

� = 250,25 × 0,8 � = 200,20

• Jumlah lampu = 4, Putaran 4439 rpm � =�×�

(55)

• Jumlah lampu = 6, Putaran 4420 rpm � =�×�

� = 249,85 × 1,6 � = 401,01

• Jumlah lampu = 8, Putaran 4525 rpm � =�×�

� = 250,30 × 3,205 � = 801,06

• Jumlah lampu = 10⇒ Putaran 4734 rpm � =�×�

� = 250,50 × 4,01 � = 1002,0

• Jumlah lampu = 12 ⇒ Putaran 4437,5 rpm � =�×�

� = 214,50 × 4,425 � = 962,46

Tabel 4.4 Data hasil pengujian dengan bahan bakar 95% Premium + 5% Super fuel

Bahan Bakar Parameter Uji

Jumlah lampu (@100 Watt)

2 4 6 8 10 12

Premium 95% + Super Fuel

5%

n (rpm) 4343 4439 4525 4632 4734 4437,5 V (volt) 250,25 249,85 250,65 250,30 250,50 214,50 I (Ampere) 0,8 1,6 2,4 3,205 4,01 4,425

(56)

4.2.3. Daya yang dihasilkan menggunakan bahan bakar Premium 90% + Super fuel 10%

• Jumlah lampu = 2 ⇒ Putaran 4362,5 rpm � =�×�

� = 250,15 × 0,8 � = 200,12

• Jumlah lampu = 4⇒ Putaran 4432 rpm � =�×�

� = 249,50 × 1,605 � = 400,45

• Jumlah lampu = 6⇒ Putaran 4525 rpm � =�×�

� = 249,50 × 2,41 � = 601,29

• Jumlah lampu = 8 ⇒ Putaran 4585 rpm � =�×�

� = 249,75 × 3,205 � = 800,45

• Jumlah lampu = 10 ⇒ Putaran 4678,5 rpm � =�×�

� = 250,25 × 4 � = 1001,0

• Jumlah lampu = 12 ⇒ Putaran 4359 rpm � =�×�

(57)

Tabel 4.5 Data hasil pengujian dengan bahan bakar 90% Premium + 10% Super

Fuel

Bahan Bakar Parameter Uji

Jumlah lampu (@100 Watt)

2 4 6 8 10 12

Premium 90% + Super Fuel

10%

n (rpm) 4362,5 4432 4525 4585 4678,5 4359 V (volt) 250,15 249,50 249,50 249,75 250,25 212,00 I (Ampere) 0,8 1,605 2,41 3,205 4 4,5

P (Watt) 200,12 400,45 601,29 800,45 1001 954,02

4.2.4. Daya yang dihasilkan menggunakan bahan bakar 85% Premium + 15% Super fuel

• Jumlah lampu = 2, Putaran 4391 rpm � =�×�

� = 250 × 0,8 � = 200

Gambar

Gambar 2.3 a) Bahan bakar super fuel, b) premium murni dan campuran dengan
Tabel 2.2 Hasil test uji emisi Honda Accord 2007
Gambar 2.4 Generator Set
Gambar 3.1 Bom kalorimeter.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Pajak

You can also say with a clear conscience, that the tech- nical cadaster and the legal land registry are - in the sense of the operational guidelines for UNESCO World Heritage

Dewan Komisaris telah menerima dengan baik laporan keuangan perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor akuntan publik osman bing

Functions and Interpolation Topic 5 The Open GIS Feature Topic 6 The Coverage Type Topic 7 Earth Imagery Topic 10 Feature Collections Topic 8 Relations Bet’n Features Topic 11

Ditempatkan oleh Mandom Corporation pada tahun 2010 ke Perseroan dan diangkat sebagai Direktur oleh RUPS tanggal 22 April 2010 sebagaimana dicantumkan dalam Akta Berita Acara

Sentralindo Teguh Gemilang yang menerapkan sistem konvensional hanya menggunakan satu pemicu biaya yaitu unit produksi sehingga harga pokok produksi untuk produk Box Aqua 600ml

While operating revenues from fixed telecommunication services decreased 14.6% from Rp956.9 billion to Rp817.2 billion year on year due to the increased competition in

Dunia bisnis memerlukan pengukuran kinerja yang mampu menjawab tantangan â tantangan global untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datin, Analisis Kepuasan merupan factor