• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium, Hidrogen, Dan Etanol 96% Terhadap Performansi Dan Emisi Gas Buang Esin Genset Otto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium, Hidrogen, Dan Etanol 96% Terhadap Performansi Dan Emisi Gas Buang Esin Genset Otto"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM,

HIDROGEN DAN ETANOL 96% TERHADAP PERFOMANSI

DAN EMISI GAS BUANG MESIN GENSET OTTO

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Martinus Idastanta Tarigan NIM : 090401032

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

Abstrak

Semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dan pemakaian bahan bakar fosil yang terus meningkat menyebabkan timbulnya ancaman krisis energi. Mengantisipasi hal tersebut diperlukan pengembangan sumber energi terbarukan sebagai energi alternatif. Pencampuran bahan bakar untuk menghemat penggunaan minyak merupakan salah satu alternatif. Ketersediaan hidrogen dan melimpahnya bahan bakar dari hasil pemurnian fermentasi menempatkan hidrogen dan etanol menjadi salah satu yang bahan bakar yang diunggulkan sebagai bahan bakar alternatif. Selain itu penggunaan bahan bakar hidrogen dan etanol inidapat digunakan pada bebagai mesin, salah satunya adalah pada mesin otto 4-langkah. Walaupun performansi mesin cenderung belum memberikan hasil yang optimal seperti performansi mesin pada saat menggunakan Premium, tetapi bahan bakar campuran hidrogen dan etanol ini tetap mempunyai keuntungan,yaitu ketersediaan bahan baku yang melimpah dan fleksibilitas dari

Internal Combustion Engine ( ICE ).

(3)

Abstract

The depletion of oil reserves and fuel consumption that is on the rise cause the onset of the threat of an energy crisis. It is necessary of renewable sources of energy as an alternative energy. Mixing fuel oil usage to save is one alternative. The availability of hydrogen fuel and bountiful from the purification of fermentation, placed hydrogen and ethanol become one of the highlights as an alternative fuel. In addition the use of hydrogen and ethanol can be used on different machines, one of them is on the oot engine 4-step. Although the appropriate machine performance is yet to give optimal results, such us engine performanc while using premium, but the mixed fuel of hydrogen and ethanol are still has advantage, namely the abundent raw material availability and flexibility of Internal Combustion Engine (ICE).

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat yang diberikan-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

untuk mencapai gelar sarjana di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara. Adapun yang menjadi judul skripsi ini yaitu

“PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM, HIDROGEN,

DAN ETANOL 96% TERHADAP PERFORMANSI DAN EMISI GAS

BUANG ESIN GENSET OTTO”

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat dukungan dari

berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus ST. MT sebagai dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr.Ing.Ir.Ikwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik USU.

3. Ir. M. Syahril Gultom, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin USU.

4. Laboran Laboratorium Prestasi Mesin Departemen Teknik Mesin Fakultas

Teknik

5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Drs B.A Tarigan dan Ibunda M br

Sinuhaji, yang telah dengan sabar membesarkan penulis serta memberikan

dukungan doa, dana, dan semangat.

6. Kedua saudara penulis, Eka Genta Tarigan dan Nina Karina Tarigan, yang

telah membimbing penulis untuk melewati hal-hal yang sulit.

7. Seluruh kerabat penulis, yang tergabung dalam Keluarga Besar Departemen

Teknik Mesin USU, terkusus rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih penulis ucapkan atas

(5)

Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.Terima kasih.

Medan, Februari 2013

Penulis,

Martinus Idastanta Tarigan

NIM. 090401032

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR NOTASI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Pengujian ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Metodologi Penulisan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Otto ... 5

2.1.1 Karburator ... 5

2.1.2 Busi ... 6

2.1.3 Alat Pembangkit Tegangan Tinggi ... 6

2.2 Mesin Otto Empat Langkah ... 9

2.3 Performansi Mesin Otto ... 10

2.3.1 Torsi dan Daya ... 10

2.3.2 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik ... 11

2.3.3Perbandingan Udara Bahan Bakar (AFR) ... 11

2.3.4 Efisiensi Thermel Brake ... 12

2.4 Nilai Kalor Bahan Bakar ... 12

2.5 Bahan Bakar Hidrogen ... 14

2.5.1 Sejarah Bahan Bakar Hidrogen ... 14

2.5.2 Sifat-sifat Bahan Bakar Hidrogen ... 15

2.5.3 Hidrolisis Air (H2O) ... 17

2.6 Bahan Bakar Etanol ... 18

(7)

2.6.2 Sifat-sifat Bahan Bakar Etanol ... 20

2.6.3 Proses Pembuatan Etanol ... 21

2.7 Emisi Gas Buang ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat ... 25

3.2 Alat Dan Bahan ... 25

3.2.1 Alat ... 25

3.2.1.1 Alat Pendukung Pengujian ... 25

3.2.1.2 Alat Pendukung Proses Pembuatan Bahan Bakar ... 31

3.2.2 Bahan ... 36

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4 Metode Pengolahan Data ... 36

3.5 Pengamatan Dan Tahap Pengujian ... 36

3.6 Prosedur Pengujian Performansi Mesin ... 37

3.7 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang ... 40

3.8 Prosedur Pengujian Niai Kalor Bahan Bakar ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Daya ... 43

4.1.1 Besar Daya Dengan Menggunakan Bahan Bakar P 100% ... 43

4.1.2 Besar Daya Dengan Menggunakan Bahan Bakar E 100% ... 44

4.1.3 Besar Daya Dengan Menggunakan Bahan Bakar P50% + E50% ... 45

4.1.4 Besar Daya Dengan Menggunakan Bahan Bakar (P 50% + E 50%)97,5% + H 2,5% ... 46

4.2 Torsi ... 49

4.2.1 Besar Torsi Dengan Menggunakan Bahan Bakar P 100% ... 49

4.2.2 Besar Torsi Dengan Menggunakan Bahan Bakar E 100% ... 50

(8)

P50% + E50% ... 52

4.2.4 Besar Torsi Dengan Menggunakan Bahan Bakar (P 50% + E 50%)97,5% + H 2,5% ... 53

4.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (sfc) ... 55

4.3.1 Besar SFC Dengan Menggunakan Bahan Bakar P100% ... 56

4.3.2 SFC Yang Dihasilkan Menggunakan Bahan Bakar E100% ... 59

4.3.3 SFC Yang Dihasilkan Menggunakan Bahan Bakar P50%+E50% ... 61

4.3.4 SFC Yang Dihasilkan Menggunakan Bahan Bakar (P 50% + E 50%)97,5% + H 2,5% ... 64

4.4 Efisiensi Thermal ... 67

4.4.1 Efisiensi termal yang dihasilkan bahan bakar P100% ... 68

4.4.2 Efisiensi termal yang dihasilkan bahan bakar E100% ... 70

4.4.3 Efisiensi termal yang dihasilkan bahan bakar P50% + E50% ... 72

4.4.4 Efisiensi termal yang dihasilkan bahan bakar (P50% + E 50%)97,5% + H2,5% ... 74

4.5 Rasio Udara- Bahan Bakar(AFR) ... 83

4.5.1 AFR Yang Dihasilkan Bahan Bakar P 100% ... 83

4.5.2 AFR Yang Dihasilkan Bahan Bakar E (100%) ... 88

4.5.3 AFR Yang Dihasilkan Bahan Bakar P 50% + E 50% ... 93

4.5.4 AFR Yang Dihasilkan Bahan Bakar (P 50% + E 50%)97,5 %+ H 2,5%... 98

4.6 Hasil Pembakaran ... 108

4.7 Pengujian Emisi Gas Buang ... 111

4.7.1 Emisi Gas Buang Bahan Bakar P 100% ... 111

4.7.2 Emisi Gas Buang Bahan Bakar E100% ... 111

4.7.3 Emisi Gas Buang Bahan Bakar P 50% + E50% ... 112

4.7.4 Emisi Gas Buang Bahan Bakar (P 50% + E 50%)97,5 %+ H 2,5% ... 112

(9)

4.8.1 Analisa Perbandingan Kadar CO2 Dalam Gas Buang ... 113

4.8.2 Analisa Perbandingan Kadar CO Dalam Gas Buang ... 114

4.8.3 Analisa Perbandingan Kadar HC Dalam Gas Buang ... 116

4.8.4 Analisa Perbandingan Kadar O2 Dalam Gas Buang ... 117

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 120

5.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... xv

LAMPIRAN ... vxi

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Pembangkit Tegangan Tinggi ... 7

Gambar 2.2 P-V dan T-S diagram... 9

Gambar 2.3 Elektrolisis Air ... 18

Gambar 2.4 Bentuk Molekul Etanol ... 21

Gambar 3.1 Bom Kalori Meter ... 25

Gambar 3.2 Genset STARKE Tipe GFH1900LX... 26

Gambar 3.3 Alat uji emisi Sukyong SY-GA 401... 27

Gambar 3.4 Tachometer ... 28

Gambar 3.5 Timbangan Digital... 28

Gambar 3.6 Muti Meter... 29

Gambar 3.7 Stop watch ... 30

Gambar 3.8 Saluran Udara Modifikasi ... 30

Gambar 3.9 Alat Hidrolisi... 31

Gambar 3.10 Wadah Penampung Hidrogen ... 33

Gambar 3.11 Katub Udara... 34

Gambar 3.12 Regulator... 34

Gambar 3.13 Manometer... 35

Gambar 3.14 Diagram Alir Pengujian Performansi Mesin Otto Generator Set... 39

Gambar 3.15 Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang... 40

Gambar 4.1 Grafik Daya (watt) VS Beban(@100Watt)... 47

Gambar 4.2 Grafik Daya (watt) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar... 48

Gambar 4.3 Grafik Torsi (Nm) VS Beban (@100 Watt)... 54

Gambar 4.4 Grafik Torsi (N.m) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... 55

(11)

Gambar 4.5 Grafik SFC (g/kW.h) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... 67

Gambar 4.6 Grafik Efisiensi Thermal Brake (%) VS Beban (@100Watt)... 82

Gambar 4.7 Grafik Efisiensi Termal (%) vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar .... 82

Gambar 4.8 Grafik AFR vs Beban (@100Watt)... 107

Gambar 4.9 Grafik AFR vs Putaran (rpm) tiap bahan bakar ... 107

Gambar 4.10 Busi yang digunakan dalam pengujian... 108

Gambar 4.11 Busi yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar P100% ... 109

Gambar 4.12 Busi yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar E100% ... 109

Gambar 4.13 Busi yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar P50% + E 50% ... 110

Gambar 4.14 Busi yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar (P 50% + E 50%)97,5 %+ H 2,5% ... 110

Gambar 4.16 Grafik kadar CO2 vs Beban ... 113

Gambar 4.17 Grafik Kadar CO2 (%) vs Putaran (rpm) ... 114

Gambar 4.18 Grafik kadar CO vs Beban ... 115

Gambar 4.19 Grafik Kadar CO (%) vs Putaran (rpm) ... 115

Gambar 4.20 Grafik kadar Hidrokarbon vs beban ... 116

Gambar 4.21 Grafik Kadar HC (ppm) vs Putaran (rpm) ... 117

Gambar 4.22 Grafik kadar O2 vs Beban ... 118

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Properties of Hydrogen and Other Fuels... 16

Tabel 4.1 Daya pengujian menggunakan bahan bakar P100% ... 44

Tabel 4.2 Daya pengujian menggunakan bahan bakar E100% ... 45

Tabel 4.3 Daya pengujian menggunakan bahan bakar P 50% + E50% ... 46

Tabel 4.4 Daya pengujian menggunakan bahan bakar (P50% + E50%)97,5% + H2,5% ... 47

Tabel 4.5 Torsi pengujian menggunakan bahan bakar P100% ... 50

Tabel 4.6 Torsi pengujian menggunakan bahan bakar E100% ... 51

Tabel 4.7 Torsi pengujian menggunakan bahan bakar P50% +E50% ... 53

Tabel 4.8 Torsi pengujian menggunakan bahan bakar (P50% +E50%)97,5% + H 2,5%... 54

Tabel 4.9 Sfc pengujian menggunakan bahan bakar P100% ... 58

Tabel 4.10 Sfc pengujian menggunakan bahan bakar E100% ... 61

Tabel 4.11 Sfc hasil pengujian dengan bahan bakar P 50 % + E 50% ... 63

Tabel 4.12 Sfc hasil pengujian dengan bahan bakar (P50% + E50%)97,5 % + H2,5%... 66

Tabel 4.13 Efisiensi thermal hasil pengujian dengan bahan bakar P 100%... 70

Tabel 4.14 Efisiensi thermal hasil pengujian menggunakan bahan bakar E100%... 72

Tabel 4.15 Efisiensi thermal pengujian menggunakan bahan bakar P50%+E50%... 74 Tabel 4.16 Efisiensi thermal hasil pengujian dengan bahan bakar (P50% + E50%)97,5% + H2.5 %... 81 Tabel 4.17 AFR hasil pengujian dengan bahan bakar P 100%... 88

Tabel 4.18 AFR hasil pengujian dengan bahan bakar E (100%)... 93

Tabel 4.19 AFR hasil pengujian dengan bahan bakar P 50% + E50%... 98

Tabel 4.20 AFR hasil pengujian dengan bahan bakar

(P50% + E 50%)+ H2,5%...

(13)

Tabel 4.21 Emisi Bahan Bakar P100 % ... 111

Tabel 4.22 Emisi Emisi Bahan Bakar E100% ... 111

Tabel 4.23 Emisi Bahan Bakar P50% + E50% ... 112

(14)

DAFTAR NOTASI

SIMBOL KETERANGAN

�� Massa udara kg

SATUAN

AFR Rasio massa udara-bahan bakar

HHV Nilai kalor atas kJ/kg

LHV Nilai kalor bawah kJ/kg

��̇ Laju aliran massa udara kg/s

�� Massa bahan bakar kg

��̇ Laju aliran bahan bakar kg/jam

n Putaran mesin rpm

�� Effisiensi termal brake %

� Daya Watt

Sfc Konsumsi bahan bakar spesifik g/kWh

�� Waktu untuk menghabiskan bahan bakar detik

T Torsi keluaran mesin N.m

Pa Tekanan udara Pa

Ta Temperatur udara K

Vd Volume langkah torak m3

Vc Volume clearance m3

(15)

Abstrak

Semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dan pemakaian bahan bakar fosil yang terus meningkat menyebabkan timbulnya ancaman krisis energi. Mengantisipasi hal tersebut diperlukan pengembangan sumber energi terbarukan sebagai energi alternatif. Pencampuran bahan bakar untuk menghemat penggunaan minyak merupakan salah satu alternatif. Ketersediaan hidrogen dan melimpahnya bahan bakar dari hasil pemurnian fermentasi menempatkan hidrogen dan etanol menjadi salah satu yang bahan bakar yang diunggulkan sebagai bahan bakar alternatif. Selain itu penggunaan bahan bakar hidrogen dan etanol inidapat digunakan pada bebagai mesin, salah satunya adalah pada mesin otto 4-langkah. Walaupun performansi mesin cenderung belum memberikan hasil yang optimal seperti performansi mesin pada saat menggunakan Premium, tetapi bahan bakar campuran hidrogen dan etanol ini tetap mempunyai keuntungan,yaitu ketersediaan bahan baku yang melimpah dan fleksibilitas dari

Internal Combustion Engine ( ICE ).

(16)

Abstract

The depletion of oil reserves and fuel consumption that is on the rise cause the onset of the threat of an energy crisis. It is necessary of renewable sources of energy as an alternative energy. Mixing fuel oil usage to save is one alternative. The availability of hydrogen fuel and bountiful from the purification of fermentation, placed hydrogen and ethanol become one of the highlights as an alternative fuel. In addition the use of hydrogen and ethanol can be used on different machines, one of them is on the oot engine 4-step. Although the appropriate machine performance is yet to give optimal results, such us engine performanc while using premium, but the mixed fuel of hydrogen and ethanol are still has advantage, namely the abundent raw material availability and flexibility of Internal Combustion Engine (ICE).

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini, bahan bakar fosil menjadi satu-satunya sumber energi di

bumi ini. Sehingga tidak heran kalau beberapa tahun belakangan ini wajah dunia

babak belur disebabkan perebutan kuasa atas sumber utama penghasil energi ini.

Penggunaan energi fosil dengan skala besar menimbulkan berbagai masalah.

Ketika pembakaran berlangsung untuk menghasilkan energi, bahan bakar ini

melepaskan karbon dan zat hasil pembakarannya yang dapat merusak ozon.

Masalah dengan bahan bakar fosil ini tidak hanya sampai di situ.

Besarnya konsumsi bahan bakar ini dalam seabad terakhir, membuat fakta

menipisnya cadangan bahan bakar ini tidak bisa kita hindari. Sementara itu,

ketika cadangan bahan bakar fosil semakin menipis, kebutuhan atas energi

bukannya turun malah semakin hari semakin tinggi. Karena alasan itulah,

belakangan ini mulai banyak usaha umat manusia untuk mulai memanfaatkan

sumber energi terbarukan dengan lebih maksimal. Sumber energi terbarukan itu

bisa berupa tenaga matahari, angin, air, panas bumi, bio massa bahkan gelombang

laut. Sebenarnya selain berbagai sumber energi terbarukan seperti yang disebut di

atas, masih ada satu sumber energi lain yang sangat potensial menggantikan bahan

bakar fosil sebagai sumber energi utama. Sumber energi alternatif pengganti

bahan bakar fosil ini bernama hidrogen. Dibandingkan semua energi terbarukan

seperti yang disebutkan di atas hidrogen memiliki beberapa keunggulan antara

lain ; bahan bakar hidrogen bersifat mobil seperti bahan bakar fosil yang kita

kenal selama ini. Bedanya, tidak seperti bahan bakar fosil, pembakaran hidrogen

tidak menyebabkan polusi karbon.

Hidrogen adalah unsur yang paling sederhana dari semua unsur yang ada

di alam ini . Tiga perempat dari massa jagat raya ini adalah hidrogen. Di bumi

sendiri bentuk hidrogen yang paling umum dikenal adalah air (H2O).

Kebanyakan dari hidrogen yang diproduksi sampai hari ini adalah

(18)

reforming". Tapi yang lebih potensial untuk dilakukan di masa depan adalah

memproduksi hidrogen dari air melalui proses elektrolisis.

Karena bersifat sekunder itulah, untuk tahap awal penggunaan hidrogen

sebagai bahan bakar, kita harus mengkombinasikan penggunaannya dengan bahan

bakar primer (hibrida). Jadi fungsi hidrogen lebih sebagai bahan bakar

pendamping yang berfungsi membantu mesin mengurangi konsumsi bahan bakar

utama. Memadukan teknologi elektrolisis yang menghasilkan hidrogen dari air

dengan teknologi pembakaran menggunakan bahan bakar bensin atau solar kepada

kendaraan ataupun mesin industri terbukti cukup efektif mengurangi konsumsi

bahan bakar fosil .

Selain hidrogen belakangan juga sudah ada bahan bakar alternatif yang

ramah akan lingkungan disebut etanol (C2H5OH). Ethanol adalah salah satu

bent

merupakan bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku tanaman yang

mengandung pati seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu biasanya disebut

dengan bioethanol. Ubi kayu, ubi jalar, dan jagung merupakan tanaman pangan

yang biasa ditanam rakyat hampir di seluruh wilayah Indonesia, sehingga jenis

tanaman tersebut merupakan tanaman yang potensial untuk dipertimbangkan

sebagai sumber bahan baku pembuatan ethanol Penggunaan bahan bakar

alternatif harus segera dilakukan terutama yang berbentuk cair, karena masyarakat

sudah sangat familiar dengan bahan bakar cair.

1.2 Tujuan Pengujian

1. Untuk mengetahui performansi mesin genset otto menggunakan campuran

bahan bakar premium-etanol-hidrogen.

2. Untuk memperoleh komposisi emisi gas buang mesin otto dengan bahan

bakar premium-etanol-hidrogen.

1.3Batasan Masalah

1. Bahan bakar yang digunakan dalam percobaan adalah premium 100%,

etanol (96%), 100%, premium 50% + etanol (96%) 50% dan premium

50%+ etanol (96%) 50%+ hidrogen 2,5% Mesin otto yang digunakan

(19)

2. Performansi mesin yang diteliti berupa: Daya, Torsi, SFC, Efisiensi

Termal, Rasio Udara – Bahan Bakar (AFR) dan Emisi gas buang

3. Alat uji emisi yang digunakan untuk menghitung nilai emisi adalah “Alat

Uji Emisi Sukyjung SY-GA401 Gas Analyzer”.

4. Senyawa gas buang yang dikaji adalah karbon monoksida (CO)

karbondioksida (CO2), hidrokarbon (HC) dan oksigen (O2).

1.4 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

a. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan

tulisan-tulisan yang terkait.

b. Browsing internet, berupa studi artikel-artikel, gambar-gambar dan

buku elektronik (e-book) serta data-data lain yang berhubungan.

c. Metode studi lapangan, yaitu dengan mengambil data dari hasil

pengujian yang dilakukan di laboratorium fakultas teknik.

d. Diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing yang ditunjuk

oleh Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar penyusunan skripsi ini dapat tersusun secara sistematis dan

mempermudah pembaca memahai tulisan ini, maka dilakukan pembagian bab

berdasarkan isinya. Tulisan ini akan disusun dalam lima bab, bab I pendahuluan,

berisi latar belakang , tujuan, batasan masalah, metodologi penulisan, dan

sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka, berisi landasan teori yang

diperoleh dari literatur untuk mendukung pengujian. Bab III metodologi

penelitian, berisi metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan penulisan

skripsi. Pada bab ini juga akan di bahas mengenai langkah-langkah pengujian,

pengolahan dan analisa data yang akan digunakan untuk menyelesaikan teori

dari topik yang akan diangkat. Bab IV analisa data dan pembahasan, pada bab

(20)

pengujian yang telah dilakukan. Bab V kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Otto

Motor bakar Otto adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi

termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia

dari bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk

melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar

pada masin itu sendiri. Dimana mesin pengkonversi ini memiliki ruang bakar

yang dilengkapi dengan busi yang menghasilkan lecutan listrik/api yang

berfungsi sebagai pembakar mula campuran bahan bakar yang telah mencapai

takanan yang sesuai untuk mengalami pembakar. Mesin otto dilengkapi dengan

sebuah karburator. Karburator ini berfungsi untuk mengatur percampuran antar

bahan bakar dengan udara kemudian menyemprotkan hasil campuran tersebut

kedalam ruang bakar.

Mesin bensin memiliki perbandingan kompresi sekitar 8 : 1 sampai 11 : 1

jauh lebih rendah dibandingkan dengan mesin diesel yang memiliki

perbandingan kompresi sekitar 12 : 1 hingga 24 : 1.

2.1.1 Karburator

Karburator pada dasarnya merupakan pipa terbuka dikedua ujungnya,

dalam pipa ini udara bergerak menuju

mesin/ruang bakar. Pipa ini berbentuk venturi, yaitu dari satu ujung

permukaannya lebar lalu menyempit dibagian tengah kemudian melebar lagi di

ujung satunya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara meningkat

ketika melewati bagian yang sempit.

Pada tipe venturi tetap, diujung karburator dilengkapi dengan katup

udara berbentuk kupu-kupu yang disebut sebagai katup gas (throttle valve), yaitu

semacam cakram yang dapat berputar untuk menutup dan membuka pergerakan

(22)

yang masuk dalam ruang bakar. Banyaknya campuran udara/bahan bakar inilah

yang menentukan besar tenaga dan/atau kecepatan gerak mesin. Pedal gas, atau

pada sepeda motor, grip gas dihubungkan langsung dengan katup ini melalui

kabel.

2.1.2 Busi

Busi (bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang

pada

dipasang untuk membakar

cara kerja busi itu sendiri iyalah busi tersambung ke tegangan yang besarnya

ribuaignition coil). Tegangan listrik

dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektrode di bagian

tengah busi dengan yang di bagian samping.

bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar

beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektrode tersebut berubah. Pada saat

tegangan melebihi

mengalami proses

konduktor.

Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya

elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000

sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat,

seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip

denga

2.1.3 Alat Pembangkit Tegangan Tinggi

dan bahan bakar di dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada

busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang telah di

kompresikan ole

Karena pada

bunga api pada busi, maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi menghasilkan

(23)

menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan untuk proses pembakaran.

Sistem pengapian (ignition sistem) pada automobile berfungsi untuk menaikkan

tegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil

dan kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel tegangan tinggi.

Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem pengapian baterai

pada motor bensin yang masih menggunakan platina untuk memutus hubungkan

arus primer koil, yang nantinya bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan

tinggi pada kumparan skunder yang akan disalurkan ke masing masing busi.

Adapun sistem pembakaran konvensional terdiri dari :

a.

Menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk

ignation coil.

b. Ignition Coil

Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi

yang diperlukan untuk pengapian di dalam silinder. Lebih spesifiknya ignition

coil berfungsi untuk merubah arus listrik 12 volt yang diterima dari baterai

menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga

api yang kuat pada busi.

c. Distributor

Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang

dihasilkan oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap

selinder sesuai dengan urutan pengapian(firing order).

Adapun komponen dari alat pembangkit teganggan tinggi dapat kita lihat

pada gambar di bawah ini :

(24)

Gambar 2.1 Alat Pembangkit Tegangan Tinggi

Bagian-bagian tersebut terdiri dari:

- Cam (nok)

Membuka Kontak point platina (breaker point) pada sudut

- Platina (breaker point)

Berfungsi Memutuskan hubungkan arus listrik yang mengalir melalui

kumparan primer (arus primer) dari ignation coil, yang bertujuan untuk

menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan skunder ignition coil,

yang diperlukan untuk pengapian di masing masing silinder.

- Capasitor (condensor)

Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara pada platina (breaker

point) pada saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.

- Centrifugal Governor advancer

Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan

putaran mesin. Bagian ini terdiri dari governor weight dan governor spring.

- Vacuum Advancer

Memajukan atau mengundurkan saat pengapian sesuai dengan beban

mesin (vacuum Intake manifold) yang bertambah atau berkurang.

- Rotor

Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation

coil ke tiap-tiap busi.

- Distributor Cap

Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang telah

dibangkitkan di kumparan skunder dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk

masing- masing selinder sesuai dengan urutan pengapian.

d. Kabel tegangan tinggi

Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi. Kabel

tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik tegangan tinggi yang

dihasilkan oleh ignition coil ke busi melalui distributor tanpa adanya kebocoran.

(25)

T 3

4 2

1

S

untuk menghindari adanya kebocoran arus listrik tegangan tinggi. Isolator karet

tersebut, kemudian dilapisi oleh pembungkus (sheath).

e. Busi

Berfungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi

loncatan bunga api melalui elektrodanya. Arus listrik tegangan tinggi dari

distributor menimbulkan bunga api dengan temperatur tinggi di antara elektroda

tengah dan massa dari busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar

yang sebelumnya telah di kompresikan.

2.2 Mesin Otto Empat Langkah

Motor bensin dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu motor bensin 2-langkah

dan motor bensin 4-langkah. Pada motor bensin 2-langkah, siklus terjadi dalam

dua gerakan torak atau dalam satu putaran poros engkol. Sedangkan motor

bensin 4-langkah, pada satu siklus tejadi dalam 4-langkah dalam dua putaran

poros engkol.

Gambar 2.2 P-V dan T-S diagram[ Lit. 17]

 Langkah Isap (0-1): Piston bergerak dari Titik Mati Atas(TMA)

menuju Ke Titik Mati Bawah(TMB) dengan katup In membuka,

(26)

 Langkah Kompresi (1-2) : Piston bergerak dari TMB menuju

TMA dengan kedua katup menutup. Udara dan bahan bakar

ditekan sehingga kompresi menjadi tinggi, kemudian busi

memercikkan bunga api.

 Langkah Usaha (3-4): Piston bergerak dari TMA menuju Ke TMB

karena dorongan daya ledakan dari percikan bunga api busi.

 Langkah Buang (4-1-0): piston bergerak dari TMB menuju Ke

TMA dengan Katup Ex membuka, gas sisa pembakaran didorong

keluar ke saluran pembuangan.

2.3Performansi Mesin Otto

2.3.1 Torsi dan Daya

Multi meter adalah alat pengukur

sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur besar tegangan,

hambatan, maupun kuat arus. Sementara tachometer adalah sebuah alat

pengujian yang dirancang untuk mengukur kecepatan rotasi dari sebuah objek,

seperti alat pengukur dalam sebua

menit (RPM) dari poros engkol mesin. Dengan menggunakan multimeter,

voltase dan kuat arus dapat diketehui sehingga daya yag keluar dapat dihitung

dengan rumus dibawah ini.

�� =��... (2.1) Dimana :

V = Tegangan (volt)

I= Kuat Arus (ampere)

Sedangkan dengan mnegunakan alat ukur tachometer dapat diketahui

jumlah putaran mesin sehngga besar torsi dapat dihitung dengan menggunakan

rumus berikut :

PB =

2 . � . �

60 .�... ... (2.2) [Lit. 3 hal 46]

Dimana: PB = Daya keluaran (Watt)

(27)

� = Torsi (N.m)

2.3.2 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Konsumsi bahan bakar spesifik (specific fuel consumption,sfc) adalah

parameter unjuk kerja mesin yang berhubungan langsung dengan nilai ekonomis

sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan

bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu

tertentu.

Bila daya rem dinyatakan dalam satuan kW dan laju aliran massa bahan

bakar (��)dalam satuan kg/jam, maka :

Sfc = �� . 103

�� ... ... (2.3)

dimana: Sfc = Konsumsi bahan bakar spesifik (g/kW.h).

mf = Laju aliran massa bahan bakar (kg/jam)

Besarnya laju aliran massa bahan bakar (mf) dihitung dengan persamaan berikut:

mf = �

. �� . 10−3

�� x 3600 ... (2.4)

dimana: � = masa jenis bahan bakar

V = Volume bahan bakar yang diuji

= Lama waktu menghabiskan bahan bakar uji (s).

2.3.3 Perbandingan udara bahan bakar (AFR)

Untuk memperoleh pembakaran sempurna, bahan bakar harus dicampur

dengan udara dengan perbandingan tertentu. Perbandingan udara bahan bakar ini

disebut dengan Air Fuel Ratio (AFR), yang dirumuskan sebagai berikut:

AFR = ��

�� ... ... (2.5)

=

��(�.+��)... ... (2.6)

dimana: � = massa udara di dalam silinder per siklus

.

.

.

(28)

�� = massa bahan bakar di dalam silinder per siklus

= laju aliran udara didalam mesin

= laju aliran bahan bakar di dalam mesin

= tekanan udara masuk silinder

= temperatur udara masuk silinder

� = konstanta udara

= volume langkah (displacement)

= volume sisa

2.3.4 Efisiensi Thermal Brake

Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energi yang di

bangkitkan piston karena sejumlah energi hilang akibat adanya kerugian

mekanis (mechanical losses). Dengan alasan ekonomis perlu dicari kerja

maksimum yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar.

Efisiensi ini sering disebut sebagai efisiensi termal brake (brake thermal

efficiency, ηb).

�� = ������������������ ������������������ ... ... (2.7) [Lit .6 hal 59]

Laju panas yang masuk Q, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Qin = mf QHVηc ... (2.8)

dimana: mf = laju aliran bahan bakar (kg/h)

QHV = Nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)

ηc = efisiensi pembakaran (dalam pengujian diambil 0,97)

2.4Nilai kalor Bahan Bakar

Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara

menghasilkan panas. Besarnya panas yang ditimbulkan jika satu satuan bahan

bakar dibakar sempurna disebut nilai kalor bahan bakar (Calorific Value, CV).

Berdasarkan asumsi ikut tindaknya panas laten pengembunan uap air dihitung

sebagai bagian dari nilai kalor bahan bakar, maka nilai kalor bahan bakar dapat

dibedakan menjadi nilai kalor atas dan nilai kalor bawah.

(29)

Nilai kalor atas (High Heating Value) HHV, merupakan nilai kalor yang

diperoleh secara eksperimen dengan menggunakan bom kalorimeter dimana

hasil pembakaran bahan bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga

sebagian besar uap air yang terbentuk dari pembakaran hidrogen mengembun

dan melepaskan panas latennya. Data yang diperoleh dari hasil pengujian bom

kalorimeter adalah temperatur air pendingin sebelum dan sesudah penyalaan. .

Secara teoritis, besarnya nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung bila diketahui

komposisi bahan bakarnya dengan menggunakan persamaan Dulong :

HHV = 33950C + 144200 (H2-�2

8) + 9400 S………...(2.9)[Lit. 1]

Dimana: HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

C = Persentase karbon dalam bahan bakar

H2 = Persentase hidrogen dalam bahan bakar

O2 = Persentase oksigen dalam bahan bakar

S = Persentase sulfur dalam bahan bakar

Nilai kalor bawah Low Heating Value, (LHV), merupakan nilai kalor bahan

bakar tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air. Umumnya

kandungan hidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15 % yang berarti setiap

satu satuan bahan bakar 0,15 bagian merupakan hidrogen . Pada proses

pembakaran sempurna, air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar adalah

setengah dari jumlah mol hidrogen.

Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap yang terbentuk pada proses

pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada

didalam bahan bakar (moisture).

Dalam perhitungan efisiensi panas dari mesin bakar, dapat

menggunakan nilai kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas

buang meninggalkan mesin tidak terjadi pengembunan uap air. Namun dapat

juga menggunakan nilai kalor atas ( HHV) karena nilai tersebut umumnya lebih

cepat tersedia. Peraturan pengujian berdasarkan ASME (American Society of

Mechanical Enggineers) menentukan penggunaan nilai kalor atas (HHV),

sedangkan peraturan SAE (Society of Automotive Engineers) menentukan nilai

kalor bawah (LHV). Besarnya nilai kalor bawah (LHV) dapat dihitung

(30)

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2)………(2.10)[Lit. 1]

2.5 Bahan Bakar Hidrogen

Hidrogehydrogenium, darihydro:

air, genes: membentuk) adalah

simbol H da

berwarna, tidak berbau, bersifat

merupaka

2.5.1 Sejarah Bahan Bakar Hidrogen

Gas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von

Hohenheim (dikenal juga sebagai

pencampura

terbakar yang dihasilkan oleh

Pada tahun,

antara

diskret dengan mengidentifikasikan gas tersebut dari

"udara yang mudah terbakar". Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan

bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar. Pada tahun 1783,

hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk) ketika dia

da

pembakaran hidrogen menghasilkan air.

Hidrogen pertama kali dicairkan oleh

dengan menggunakan penemuannya,

hidrogen padat setahun kemudian.

Desember oleh

deuterium menggantikan hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk. pada tahun

(31)

udara yang aman dan pada tahun 1

yang diangkat oleh hidrogen. Bangsawan Jerman

hidrogen dan kemudian dinamakan

tahun 1900. Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai

pecahnya

insiden yang serius.

Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali

dilakukan kapal udara Britania

udara dipulihkan pada tahun 1920 dan penemuan cadangan

pemerintah Amerika Serikat menolak menjual gas tersebut untuk digunakan

dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan di pesawat

yang pada akhirnya meledak di langit

Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang

menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden tersebut,

namun investigasi lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena

terbakarnya salut fabrik oleh

keragu-raguan atas keamanan penggunaan hidrogen muncul.

2.5.2 Sifat-sifat Bahan Bakar Hidrogen

Hidrogen merupakan unsur pertama dalam tabel periodik. Dalam kondisi

normal, hidrogen merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berwarna yang

dibentuk oleh molekul diatomik, H2.

Atom hidrogen, simbol H, dibentuk oleh inti dengan satu unit muatan

positif dan satu elektron. Nomor atom hidrogen adalah 1 dan berat atom 1,00797

g/mol. Hidrogen merupakan salah satu unsur utama dalam air dan semua bahan

organik serta tersebar luas tidak hanya di bumi tetapi juga di seluruh alam

semesta.

Terdapat tiga isotop hidrogen yaitu protium, massa 1, ditemukan di lebih

(32)

0,015%; dan tritium, massa 3, yang muncul dalam jumlah kecil di alam, tetapi

dapat diproduksi secara artifisial oleh berbagai reaksi nuklir.

Hidrogen memiliki berat molekul 2,01594 g. Dalam bentuk gas, hidrogen

memiliki kerapatan 0,071 g/l pada 0 ºC dan 1 atm.

Kepadatan relatif hidrogen dibandingkan udara adalah 0,0695. Hidrogen

adalah yang paling mudah terbakar dari semua zat yang dikenal.

Atom hidrogen adalah agen reduktif kuat, bahkan pada suhu kamar.

Unsur ini bereaksi dengan oksida dan klorida untuk menghasilkan logam bebas.

Tabel 2.1 Properties of Hydrogen and other fuels [Lit 7]

Description Hidrogen Gasoline Methana Etanol LPG Biogas

Density kg/m3 0.081 4.4 0.6512 789 2.24 1.1

Mol. Wt 2.016 107 16.043 46.07 44.1 25.46

Auto ignition temp OC 500 257 537 423 493-549 700

Boiling Point ( OC) at 1 atm -252 25-225 -162 78 -42

Ignition energy in Air (MJ) 0.02 0.24 NA

Flame temp in air ( OC) 2045 2197 1918 1980 1911

Lower flammability limit

(vol% in air)

4 1.4 5 4.3 2.2 7.7

Upper flammability (vol%

in air)

74 7.6 15 19 9.5 23

Buoyancy: Gas or vapor

density relative to air

0.07 2-4% 0.6 1.51 1.51 0.863

Carbon Constituent NA 85-88 75 50-52 82

Hydrogen Constituent 100 12-15% 25 13-15 18

Lower heat of combustion

(MJ/kg)

119.93 44.5 50.02 26.9 46

Burning Velocity in air

(m/sec)

2.65-3.25 0.37 NA

Specific Heat Ratio of NTP

gas

(33)

Diffusion coefficient in NTP

air (cm2 /sec)

0.61 0.005 0.16 0.11

Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung

menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen

lebih ringan dari ledakan hidrokarbon. Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua

pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal

disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.

H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia

bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin,

menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.

2.5.3 Hidrolisis Air (H2O)

Elektrolisis air adalah peristiwa pengurain senyawa air (H2O) menjadi

oksigen (O2) dan hidrogen dalam bentuk gas dengan menggunakan arus listrik

yang dialirkan kedalam air tersebut. Pada katode, dua molekul air bereaksi

dengan menangkap dua2 dan ion hidrokida

(OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi

gas2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katode. Ion

H+dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul

air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai

berikut.

2H

2

O (

l

)

2H

2

(

g

) + O

2

(

g

)

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk

gelembung pada

dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang

dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.

(34)

Gambar 2.3 Elektolisis Air [ Lit 12 ]

2.6 Bahan Bakar Etanol

Bahan bakar etanol adalah

ditemukan pada

Etanol seringkali dijadikan bahan tambahanbiofuel.

Produksi etanol dunia untuk bahan bakar transportasi meningkat 3 kali lipat

dalam kurun waktu 7 tahun, dari 17 miliar liter pada tahun 2000 menjadi 52

miliar liter pada tahun 2007. Dari tahun 2007 ke 2008, komposisi etanol pada

bahan bakar bensin di dunia telah meningkat dari 3.7% menjadi 5.4%. Pada

tahun 2010, produksi etanol dunia mencapai angka 22,95 miliar galon AS (86,9

miliar liter), dengan Amerika Serikat sendiri memproduksi 13,2 miliar galon AS,

atau 57,5% dari total produksi dunia. Etanol mempunyai nilai

Etanol digunakan secara luas di

negara ini memproduksi 88% dari seluruh jumlah bahan bakar etanol yang

diproduksi di dunia. Kebanyakan mobil-mobil yang beredar di Amerika Serikat

saat ini dapat menggunakan bahan bakar dengan kandungan eta

(35)

penggunaan bensin yang dicampur dengan etanol, dan sejak tahun 2007,

campuran yang legal adalah berkisar

bulan Desember 2010 Brasil sudah mempunyai 12 juta

menggunakan bahan bakar etanol murni

bent

dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, misalnya

da

menggantikan bensin yang ada saat ini. Kekhawatiran mengenai produksi dan

adanya kemungkinan naiknya harga makanan yang disebabkan karena

dibutuhkan lahan yang sangat besar, ditambah lagi energi dan polusi yang

dihasilkan dari keseluruhan produksi etanol, terutama tanaman jagung.

Pengembangan terbaru dengan munculnya

selulosa, komponen utama pada dinding sel di semua tumbuhan, dapat

digunakan untuk memproduksi etanol.

2.6.1 Sejarah Bahan Bakar Etanol

Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan

pemabuk dalam

peninggalan

menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh

manusia

Etanol dan alkohol membentuk larutan

etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu

menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan

pertama kali pada tahun

menyaring alkohol hasil distilasi melalui

dari

(36)

(1858)

adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya.

Etanol pertama kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara

terpisah oleh Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari Perancis.

Pada tahun 1828,

hidrasi

etanol industri modern.

Etanol telah digunakan sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat

sejak tahun 1840, namun pajak yang dikenakan pada alkohol industri

sem

Pajak ini dihapuskan pada tahun 1906 , dan sejak tahun 1908 otomobil

pelarangan minuman beralkohol pada tahun 1920, para penjual bahan bakar

etanol dituduh berkomplot dengan penghasil minuman alkohol ilegal, dan bahan

bakar etanol kemudian ditinggalkan penggunaannya sampai dengan akhir abad

ke-20.

2.6.2 Sifat-sifat Bahan Bakar Etanol

Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma

yang khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang

kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa.

Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan

gugus

berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih

sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang

sama.

Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut didalam air dan pelarut bagi

organik lainnya, diantaranya asam asetat,

da

seperti

(37)

Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah

kedua cairan tersebut secara terpisah. Campuran etanal dan air dengan volume

yang sama akan menghasilkan campuran yang volumenya hanya 1,92 kali

jumlah volume awal. Pencampuran etanol dan air bersifat

energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K.

Campuran etanol dan air akan membentuk

perbandingkan kira-kira 89 mol% etanol dan 11 mol% air. Perbandingan ini juga

dapat dinyatakan sebagai 96% volume etanol dan 4% volume air pada tekanan

normal dan T = 351 K. Komposisi azeotropik ini sangat tergantung pada suhu

dan tekanan. Ia akan menghilang pada temperatur di bawah 303 K.

Gambar 2.4 Bentuk Molekul Etanol [Lit 13]

Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat

sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara. Sifat gugus hidroksil yang polar

menyebabkannya dapat larut dalam banyak senyawa ion, utamanya

karbon nonpolar, ia juga larut dalam senyawa nonpolar, meliput

kebanyaka

Penambahan beberapa persen etanol dalam air akan

menurunkan

yang lebih dari 50% etanol bersifat mudah terbakar dan mudah menyala.

Campuran yang kurang dari 50% etanol juga dapat menyala apabila larutan

tersebut dipanaskan terlebih dah

(38)

2.6.3 Proses Pembuatan Etanol

Pada awalnya Langkah dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi

etanol adalah

Sebelum dilakukan fermentasi, beberapa tanaman

membutuhka

Hidrolisis selulosa disebut sebagai

amilum menjadi gula. Berikut merupakan langkah-langkah proses produksi

bahan bakar etanol.

1. Fermentasi

Etanol diproduksi dengan cara

mikroba saat ini hanya bisa dilakukan langsung pada gula. 2 komponen utama

dalam tanaman,

diubah menjadi gula melalui fermentasi. Sekarang ini, hanya gula (contohnya

tebu) dan amilum (contohnya jagung) yang masih bernilai ekonomis jika

dikonversi.

2. Distilasi

Jika etanol ingin digunakan sebagai bahan bakar, maka sebagian besar

kandungan airnya harus dihilangkan dengan cara

etanol setelah didistilasi masih sekitar 95-96%. (masih ada kandungan airnya

3-4%). Campuran ini dinamakan etanol hidrat dan bisa digunakan sebagai bahan

bakar, tapi tidak bisa dicampur sama sekali dengan bensin. Jadi, biasanya

kandungan air dalam etanol hidrat dibuang habis terlebih dahulu dengan

pengolahan lainnya sehingga baru bisa dicampurkan dengan bensin.

3. Dehidrasi

Pada dasarnya ada 5 tahap proses dehidrasi untuk membuang kandungan

air dalam campuran etanol

yang sudah digunakan di banyak pabrik etanol sejak dulu, adalah proses yang

disebut

menambahka

ditambahkan, maka akan membentuk campuran azeotropik heterogen. Hasil

(39)

sikloheksana/benzena. Ketika dikondensasi, uap ini akan menjadi cairan. Metode

lama lainnya yang digunakan adalah

dengan cara menambahkan komponen terner dalam etanol hidrat sehingga akan

meningkatkan ketidakstabilan relatif etanol tersebut. Ketika campuran terner ini

nantinya didistilasi, maka akan menghasilkan etanol anhidrat.

Saat ini penelitian juga sedang mengembangkan metode pemurnian

etanol dengan menghemat energi. Metode yang saat ini berkembang dan mulai

banyak digunakan oleh pabrik-pabrik pembuatan etanol adalah

penggunaa

ini, uap etanol bertekanan melewati semacam tatakan yang terdiri dari butiran

saringan molekul. Pori-pori dari dari saringan ini dirancang untuk menyerap air.

Setelah beberapa waktu, saringan ini pun divakum untuk menghilangkan

kandungan air di dalamnya. 2 tatakan biasanya digunakan sekaligus sehingga

ketika satu sedang dikeringkan, yang satunya bisa dipakai untuk menyaring

etanol.

2.7 Emisi Gas Buang

Emisi gas buang adalah polutan yang mengotori udara yang dihasilkan

oleh gas buang mesin itu sendiri. Polutan yang lazim terdapat pada gas buang

yaitu carbonmonoksida (CO), hydrocarbon (HC), dan nitrogen oksida (NO x )

serta partikel – partikel lainnya.

1. CO (Carbon Monoksida)

CO adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan sukar larut dalam air.

Gas CO dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar yang terjadi akibat

kekurangan oksigen atau udara dari jumlah yang diperlukan.gas CO ini bersifat

racun bagi tubuh karena bila masuk ke dalam darah, CO dapat bereaksi dengan

Hemoglobin (Hb) untuk membentuk karboksihemoglobin (COHb). Bila reaksi

tersebut terjadi, maka kemampuan darah mengangkut O2 untuk kepentingan

pembakaran dalam tubuh akan menjadi berkurang hal ini disebabkan

kemampuan Hb untuk mengikat CO jauh lebih besar dibandingkan kemampuan

Hb untuk mengikat O 2 . Persentase CO sebanyak 0,3 % sudah merupakan racun

(40)

menerus dapat mengakibatkan kematian. Selain itu kandungan COHb dalam

darah dapat mengakibatkan terganggunya sistem urat syaraf dan fungsi tubuh

pada konsentrasi rendah (2 – 10 %) antara lain : penampilan agak tidak normal,

mempengaruhi sistem syaraf sentral, reaksi panca indera tidak normal, benda

kelihatan agak kabur, perubahan fungsi jantung dan pulmonari. Jika terdapat

konsentrasi tinggi COHb dalam darah (> 10 %) dapat mengakibatkan kematian.

Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan 100 ppm terhadap

tanaman

hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas

CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, akan

mempengaruhi fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan

terutama yang terdapat pada akar tanaman. Besarnya emisi gas CO untuk mesin

bensin yang menggunakan karburator berkisar antara 1,5% – 3,5% dan untuk

mesin yang menggunakan EFI (Electronic Fuel Injection) berkisar antara 0,5% -

1,5%. Gas ini akan dihasilkan bila karbon yang terdapat dalam bensin terbakar

tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi apabila campuran

udara dan bahan bakar lebih gemuk dari campuran stoichiometric, dan dapat

terjadi selama idling, pada beban rendah dan output maksimum

2. HC (Hydrocarbon)

HC adalah gas yang merupakan ikatan unsur dari carbon dan hydrogen.

Sumber penghasil utama gas HC pada kendaraan bermotor adalah uap bahan

bakar yang belum terbakar sempurna dan hidrokarbon yag hanya bereaksi

sedikit dengan oksigen yang ikut keluar bersama dengan gas buang. Jika

campuran udara bahan bakar tidak terbakar sempurna didekat dinding silinder

dimana apinya lemah dan suhunya rendah. Hidrokarbon dapat keluar tidak hanya

kalau campuran udara bahan bakarnya gemuk, tetapi bisa saja kalau

campurannya kurus seperti

grafik di atas. Kepekatan gas buang yang sangat tinggi dapat merusak system

pernapasan manusia.

3. NO x (Nitrogen Oksida)

NO x adalah emisi yang dihasilkan oleh pembakaran yang terjadi pada

(41)

kompresi tinggi dan campuran bahan bakar dengan udara yang kurus. NO x

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pengujian dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan bengkel Toyota

Auto2000 SM Raja selama kurang lebih 3 bulan.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

3.2.1.1 Alat Pendukung Pengujian

Alat yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Bom Kalori Meter

Gambar 3.1 Bom Kalori Meter

Bom kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah

kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (O2 berlebih)

(43)

2. Genset STARKE Tipe GFH1900LX

Gambar 3.2 Genset STARKE Tipe GFH1900LX

Spesifikasi :

• Capacity : 900 Watts/ 220V/ 50Hz

• Tank Capacity : 6 L

• DC Current : 12V/ 8.3A

• Starter : Manual

• Peak Power : 1,3 KW

• Rate Power : 1,0 KW

• Power Faktor : 1,0

• Noise Level 7 m distance : 63 dB

• Mesin : 3.0 Hp air Cooled OHV/ 3600 rpm

• Bore: 55 mm

• Stroke: 40 mm

• Vd : 95 × 10−6 �3 • Vc : 10 × 10−6 �3 • Rasio kompresi: 10,5 : 1

• Jumlah Silinder: 1 Silinder

• Operation Time : 7 Hours

• Weight : 26 Kg

(44)

3. Alat uji emisi Sukyong SY-GA 401

Gambar 3.3 Alat uji emisi Sukyong SY-GA 401

Spesifikasi:

• Model No : SY-GA401

• Measuring Range : CO : 0.00 – 9.99%

HC : 0-9999 ppm

CO2 : 0.0- 20.0 %

O2 : 0.0- 25.0 %

λ : 0- 2.000

AFR: 0.0 – 99.0

• Operating Temp : 0- 40 oC

(45)

4. Tachometer

Gambar 3.4 Tachometer

Tachometer merupakan alat untuk mengukur jumlah putaran yang akan di

hasilkan mesin.

Spesifikasi:

• Display Counts : 99.999 counts LCD

• Range rpm : 5 to 99.999

• Ft/min : 0.2 to 6560

• M/min : 0.05 to 1999.9

• Basic Accuracy : ±0.05% ±1d • Max RPM Resolution (rpm) : 0.1

5. Timbangan Digital

(46)

Timbangan digital digunakan untuk mengukur massa dari bahan bakar yang

akan di uji.

6. Multi meter

Gambar 3.6 Multi meter

Spesifikasi:

• Power Supply : 2 x AA 1.5V Battery

• Dimension : 180 x 89 x 51.1mm

AC Volts : 400mV / 4V / 40V / 400V / 1000V, +/-3.0+3, 0.1Mv to

1,000V

• DC Volts : 400mV / 4V / 40V / 400V / 1000V, +/-1.0+10, 0.1Mv to 1,000V

• AC Current : 400uA / 4000uA / 40mA / 400mA / 4A / 10A, +/-1.5%+3

,0.1UA to 10A

• DC Current : 400uA / 4000uA / 40mA / 400mA / 4A / 10A, +/-1.5%+3

0.1UA to 10A

• Capacitance : 50nF/ 200Nf / 2Uf / 20Uf / 200Uf / 20Mf ,+/-2%+5, 0.01nF

• Resistance :400 / 4K / 40K / 400K / 4M / 40M Ohm, +/-0.5%+3, 0.1

ohm

(47)

Gambar 3.7 Stop Watch

Stop watch digunakan untuk menghitung lama waktu yang dibutuhkan

untuk menghabiskan 30 gram bahan bakar dari setiap variasi bahan uji yang

sudah disediakan.

8. Bola lampu pijar 100 watt

Bola lampu pijar 100 Watt sejumlah 12 buah lampu digunakan sebagai

beban ketika proses pengujian berlangsung.

9. Saluran udara modifikasi

(48)

Adapun tujuan pengunaan alat ini adalah untuk mencegah larinya atau

lepasnya bahan bakar hidrogen ke lingkugan sebelum masuk ke ruang bakar.

Sehinga sesuai dengan harapan kita, udara dan bahan bakar hidrogen dapat

masuk secara bersama-sama melalui saluran hawa.

3.2.1.2 Alat Pendukung Proses Pembuatan Bahan Bakar

Adapun alat pendukungdalam proses pembuatan adalah :

1. Alat Hidrolisis

Gambar 3.9 Alat Hidrolisis

Adapun perinsip kerja alat hidrolisis ini adalah dengan mengalirkan

listrik searah ke lempengan katoda dan lempengan anoda dalam wadah atau

bejana yang berisi air sehinga terjadi reaksi redoks yaitu pemisahan air (H2O)

menjadi unsur H2 dan O2. Unsur inilah yang di tangkap untuk digunakan

sebagai bahan bakar.

Adapun bagian-bagian dari alat hidrolisis adalah :

1. Tabung hidrolisis

Tabung ini diharapkan mampu terhadap tekanan dan tahan terhadap

panas karena ketika proses elektrolisis berlangsung tabung akan terisi

oleh tekanan dari gas itu seniri dan temperatur air juga akan

(49)

2. Elektroda

Elektroda terbagi atas dua kutub, kutub anoda dan kutub katoda pada

dua kutub inilah nantinya akan dialirkan arus searah untuk

mengelektolisis air. Untuk menghasilkan plat anoda dan plat katoda

yang mampu tahan terhadap korosi sebaiknya digunakan bahan dari

stainless steel.

3. Kabel Tunggal

Fungsi dari kabel ini adalah untuk menghubungkan elektroda dengan

sumber arus. Pengunaan kabel tunggal digunakan untuk mencegah

terjadinya terbakarnya kabel karena besarnya arus yang akan

dihantarkan kabel tersebut.

4. Ring, Mur, dan Karet isolator

Ring dan mur berfungsi sebagai terminal elektroda sedangkan karet

isolator digunakan untuk mencegah terjadinya arus pendek.

5. Selang Bertekanan

Alat ini berfungsi sebagai saluran untuk memindahkan hidrogen dari

tabung elektrolisis kedalam tabung mineral sebagai wadah

penyimpanya.

6. Katub udara

Katub ini berfungsi sebagai pemutus dan penyambung tabung

elektrolisis dengan wadah tempat penyimpan hidrogen.

7. Air dan Soda Kue ( Natrium Karbonat)

Adapun fungsi dari air adalah sebagai media yang dieletrolisis

sedangkan fungsi dari soda kue atau natrium karbonat adalah sebagai

katalis( mempercepat proses elektrolisis air).

8. Batrai charger

Fungsi dari alat ini dalah sebagai alat penyedia arus searah yang

digunakan ketika proses elektrolisis berlangsung.

(50)

1. Plat stainless stell diukur dan dipotong sesuai dengan panjang dan

lebar diameter tabung.

2. Ke-empat sisi plat saitnless stell dilubangi sehingga baut bisa

masuk sebagai pengikat rangkaian plat stainless stell.

3. Plat stainless stell dirangkai sesuai dengan funsinya sebagai anoda

dan katoda mengunakan mur, baut, dan karet isolator

4. Tutup tabung dilubangi sesuai dengan lebar diameter elbow dan

diameter kabel tunggal.

5. Tutup yang sudah dipasang elbow dan kabel tunggal diberi lem

agar hidrogen yang dihasilkan tidak lepas ke udara.

6. Plat stainless steel yang sudah di rakit dihubungkan dengan kabel

tunggal yang sudah merekat dengan tutup tabung.

7. Tinggi plat stainless steel diatur agar tidak bersentuhan dengan sisi

tabung.

8. Elbow yang sudah dipasang pada tutup tabung dihubungkan

dengan selang bertekanan.

9. Selang bertekanan yang terhubung dengan elbow diikat dengan

kleman agar hidrogen yang dihasilkan tidak lepas ke lingkungan.

10.Tabung elektrolisis diisi dengan air sesuai dengan batas paling atas

plat stainless steel.

11.Air pada tabung dicampur dengan soda kue (natrium karbonat).

12.Tabung elektrolisis ditutup dengan tutup tabung.

13.Tabung elektrolisis diuji apakah mengalami kebocoran atau tidak.

(51)

Gambar 3.10 Wadah Penampungan Hidrogen

Gas hidrogen yang dihasilkan oleh tabung elektrolisis terlebih dahulu

ditampung dalam wadah yang terbuat dari wadah bekas air mineral ukuran 150

ml. Hal ini bertujuan agar ketika proses pengujian berlangsung bahan bakar

hidrogen dapat segera digunakan tanpa harus menunggu proses elektrolisis itu

sendiri yang memakan waktu yang cukup lama. Selain itu wadah yang kita

gunakan haruslah wadah yang tahan terhadap tekanan 1 bar dan ukuran 150 ml.

Adapun bagian-bagian dari wadah penampungan itu adalah sebagai

berikut :

1. Botol mineral 150 ml

Botol yang digunakan sebagai wadah adalah botol mineral bekas dengan ukuran

150 ml dan tahan terhadap tekanan 1 bar.

2. Katup Udara

Gambar 3.11 Katup Udara

Fungsi dari katup udara inilah untuk memutus dan menyambungkan

wadah penampungan dengan tabung elektrolisis tanpa harus ada terbuangnya gas

(52)

3. Regulator

Gambar 3.12 Regulator

Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan keluaran hidrogen dari

tempat penampungan menuju intake manifold.

Spesifikasi :

• Tipe : AR20-02 Steins fluida gas

• Ukuran maksimum : 150 psi

• Ukuran minimum pengukuran : 0 psi

4. Manometer

Gambar 3.13 Manometer

Manometer digunakan untuk mengetahui tekanan hidrogen dalam wadah

penampungan. manometer juga dapat menjadi acuan terisi atau kosongnya

hidrogen dalam wadah tempat penampungan.

3.2.2 Bahan

Bahan yang menjadi objek pengujian ini adalah bahan bakar premium,

etanol 96% dan gas hidrogen. Dengan komposisi :

(53)

 etanol (96%) 100%

 premium 50% + etanol(96%) 50%

 (premium 50% + etanol(96%) 50%)97.5% + Hidrogen 2,5%

Untuk mempermudah proses pembacaan maka bahan bakar diatas

dilakukan peyimbolan. Untuk bahan bakar premium disimbolkan menjadi P

sedangkan bahan bakar etanol dengan kemurnian 96% disimbolkan menjadi E,

dan untuk bahan bakar hidrogen disimbolkan dengan H.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam pengujian ini meliputi :

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran

dan pembacaan pada unit instrumentasi dan alat ukur pada masing –

masing pengujian.

2. Data sekunder, merupakan data tentang karakteristik bahan bakar yang

digunakan dalam pengujian

3.4 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah menggunakan rumus yang ada,

kemudian hasil dari peritungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik.

3.5 Pengamatan dan Tahap Pengujian

Parameter yang akan ditinjau dalam pengujian ini adalah :

1. Torsi motor ( T )

2. Daya motor ( N )

3. Konsumsi bahan bakar spesifik ( sfc )

4. Rasio udara bahan bakar (AFR)

5. Efisiensi thermal

6. Emisi gas buang

Prosedur pengujian dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :

1. Pengujian nilai kalor bahan bakar

2. Pengujian mesin otto menggunakan bahan bakar Premium 100%

3. Pengujian mesin otto menggunakan bahan bakar Etanol 100%

4. Pengujian mesin otto menggunakan bahan bakar Premium50% +

(54)

5. Pengujian mesin otto menggunakan bahan bakar campuran (Premium 50%

+ Etanol 50%) 97,5% + Hidrogen 2,5%

3.6 Prosedur Pengujian Performansi Mesin

Prosedur pengujian performansi motor dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Pada pengujian ini akan diteliti performansi mesin otto serta komposisi emisi gas

buang. Pengujian ini dilakukan dalam 6 variasi jumlah lampu, yaitu : 2 lampu, 4

lampu, 6 lampu, 8 lampu, 10 lampu dan 12 dengan menghabiskan 30 gr bahan

bakar.

Pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengoperasikan mesin dengan cara menarik starter penyalaan mesin,

kemudian memanaskan mesin selama 5 menit.

2. Setelah mesin beroperasi dengan baik, mesin dipadamkan dan bahan bakar

ditimbang sebanyak 30 gr.

3. Memulai pengujian dengan menghidupkan rilai 2 lampu sebagai variasi

beban awal (pengujian pertama).

4. Menghidupkan stopwatch dan menghitung waktu pengujian sampai bahan

bakar 30 gr habis.

5. Mengukur putaran mesin dengan menggunakan tachometer.

6. Mencatat tegangan dan kuat arus menggunakan multi meter.

7. Mencatat waktu yang diperlukan dalam menghabiskan bahan bakar.

8. Mengulang pengujian untuk variasi jumlah lampu berikutnya adapun

variasi pembebanan jumlah lampu berikutnya yaitu, 4, 6, 8, 10, dan 12

lampu.

9. Mengulang pengujian dengan bahan bakar premium 100%, etanol (96%)

100%, premium50% + etanol(96%)50%, (premium50% + etanol(96%)

(55)

Sementara untuk campuran yang mengandung hidrogen langkah pengujian adalah

sebagai berikut:

1. Mengoperasikan mesin dengan cara menarik starter penyalaan mesin,

kemudian memanaskan mesin selama 5 menit.

2. Setelah mesin beroperasi dengan baik, mesin dipadamkan dan bahan bakar

cair ditimbang dengan timbangan digital seberat 29,27 gr.

3. Mengatur keluaran hidrogen lewat regulator.

4. Memulai pengujian dengan menghidupkan rilei 2 lampu sebagai variasi

beban awal (pengujian pertama) dan secara bersamaan membuka katup

keluaran hidrogen.

5. Menghidupkan stopwatch dan menghitung waktu pengujian sampai bahan

bakar habis.

6. Mengukur putaran mesin dengan menggunakan tachometer.

7. Mencatat tegangan dan kuat arus menggunakan multi meter.

8. Mencatat waktu yang diperlukan dalam menghabiskan bahan bakar.

9. Mengulang pengujian untuk variasi jumlah lampu berikutnya adapun

variasi pembebanan jumlah lampu berikutnya yaitu, 4, 6, 8, 10, dan 12

lampu.

10.Mengulang pengujian dengan bahan bakar premium 100%, etanol (96%)

100%, premium50% + etanol(96%)50%, (premium50% + etanol(96%)

(56)

Untuk lebih ringkasnya prosedur pengujian performansi yang dilakukan dapat dilihat melalui melalui diagram alir di bawah ini :

Gambar 3.14 Diagram alir pengujian performansi mesin otto generator set

3.7 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

Pengujian emisi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

alat Sukyong SY-GA 401. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar gas buang

yang dihasilkan mesin diketahui kadar emisinya. Prosedur pengujian dapat

dilihat melalui diagram alir berikut ini : Mulai

• Jumlah beban lampu: n lampu

• Massa bahan bakar = 30 gr

Mengulang pengujian dengan beban jumlah lampu yang berbeda

selesai Kesimpulan

• Mencatat putaran

• Mencatat tegangan

• Mencatat kuat arus

(57)

Gambar 3.15 Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

3.8 Prosedur Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

Alat yang digunakan dalam pengukuran nilai kalor bahan bakar ini adalah alat

uji “Bom Kalorimeter”.

Peralatan yang digunakan meliputi :

● Kalorimeter, sebagai tempat air pendingin dan tabung bom

● Tabung bom, sebagai tempat pembakaran bahan bakar yang diuji. ● Tabung gas oksigen.

● Alat ukur tekanan gas oksigen, untuk mengukur jumlah oksigen yang dimasukkan ke dalam tabung bom.

● Termometer, dengan akurasi pembacaan skala 0.010

C.

● Elektromotor yang dilengkapi pengaduk untuk mengaduk air pendingin. ● Spit, untuk menentukan jumlah volume bahan bakar.

• Mengulang pengujian dengan variasi beban jumlah lampu yang berbeda

Selesai

• Tekan tombol power yang ada di belakang

Kesimpulan

• Pilih opsi official test

• Tunggu sampai “auto zero” mengkalibrasi alat dan layar menunjukkan tampilan ECC TST

• Pasang probe tester ke ujung knalpot

Gambar

Tabel 2.1 Properties of Hydrogen and other fuels [Lit 7]
Gambar 2.3 Elektolisis Air [ Lit 12 ]
Gambar 2.4 Bentuk Molekul Etanol [Lit 13]
Gambar 3.1  Bom Kalori Meter
+7

Referensi

Dokumen terkait

usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan informasi bagi pemakai intern kemudian dihentikan dan diganti dengan penentuan harga pokok persediaan (inventory costing), yang

You can also say with a clear conscience, that the tech- nical cadaster and the legal land registry are - in the sense of the operational guidelines for UNESCO World Heritage

Dewan Komisaris telah menerima dengan baik laporan keuangan perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor akuntan publik osman bing

Functions and Interpolation Topic 5 The Open GIS Feature Topic 6 The Coverage Type Topic 7 Earth Imagery Topic 10 Feature Collections Topic 8 Relations Bet’n Features Topic 11

Ditempatkan oleh Mandom Corporation pada tahun 2010 ke Perseroan dan diangkat sebagai Direktur oleh RUPS tanggal 22 April 2010 sebagaimana dicantumkan dalam Akta Berita Acara

Memahami pendidikan yang semakin hari semakin kompleks baik aspek pendidik, peserta didik, materi, media, metode dan lingkungan pendidikan diperlukan pula diperlukan

Peneliti memberikan alternatif permasalahan tersebut dengan meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan metode talking stick materi cara manusia dalam memelihara dan

[r]