• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CARA MANUSIA DALAM MEMELIHARA DAN MELESTARIKAN ALAM MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III SEMESTER II MI INFARUL GHOY 01 PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CARA MANUSIA DALAM MEMELIHARA DAN MELESTARIKAN ALAM MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III SEMESTER II MI INFARUL GHOY 01 PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

i

TALKING STICK PADA SISWA KELAS III

SEMESTER II MI INFARUL GHOY 01 PEDURUNGAN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NUR ISTIQOMAH

115-13-094

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

TALKING STICK PADA SISWA KELAS III

SEMESTER II MI INFARUL GHOY 01 PEDURUNGAN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

NUR ISTIQOMAH

115-13-094

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”

َِل مُتْنَسْحَا ْنِإ

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri (QS. Al

-Isra’ ayat 7)”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tua yang sangat saya sayangi Ayahanda Zaenabun dan Ibunda

Muawanah, yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan kasih sayang yang

tulus.

Kakak-kakakku tercinta Choirul Anam & Alm. Achmad Irwan Fauzi dan

adik-adikku tersayang Muhammad Muhlisin Nalahuddin & M. Ilham Arridwan Abdul

Hadi, yang telah mendukung dan memberikan semangat.

Seseorang yang menjadi doa dan harapan saya, yang selalu memberikan dukungan

dan semangat.

Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman serta

memberikan motivasi, khususnya jeng Tiyas Milati, Mbak Alif, Mbak Nina dan

Mbak Fitri fatmawati.

Teman-teman tercinta Konsentrasi IPA, PPL, KKN dan semuanya yang telah

(8)

viii

meluangkan waktu untuk mengajari dan menyusun skripsi, terimakasih atas

semuanya atas kekompakannya dari awal sampai akhir.

Juga saya persembahkan kepada pembaca yang budiman.

(9)

ix

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tetap

terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di IAIN Salatiga. Judul yang penulis ajukan

adalah PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CARA

MANUSIA DALAM MEMELIHARA DAN MELESTARIKAN ALAM

MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III

SEMESTER II MI INFARUL GHOY 01 PEDURUNGAN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini dengan senang hati menyampaikan terimakasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan pendidikan Guru Madrasah

(10)

x

dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam

menyelesaikan skripsi ini

5. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan

selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini

6. Kepala sekolah MI Infarul Ghoy 01 Ibu Ida Khoirun Nisa’, S.Pd.I. beserta

guru dan karyawan, yang berkenan memberikan ijin pada penulis untuk

melakukan penelitian di MI Infarul Ghoy 01

7. Wali kelas III MI Infarul Ghoy 01 Ibu Rosidah, S.Pd yang berkenan

meluangkan waktu untuk membantu jalannya penelitian di MI Infarul Ghoy

01

8. Siswa siswi kelas III MI Infarul Ghoy 01 yang sudah berkenan menjadi

subyek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan

sungguh-sungguh

9. Ayahanda tercinta Zaenabun, Ibunda tercinta Muawanah, kakakku dan

adik-adikku tersayang Choirul Anam, Achmad Irwan Fauzi (alm) Muhammad

Muhlisin Nalahuddin, M. Ilham Arridwan Abdul Hadi yang telah

mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi, semangat dan dorongan,

serta tidak henti mendo’akan penulis dalam menempuh studi dan

mewujudkan cita-cita

(11)
(12)

xii

pada Siswa Kelas III Semester II MI Infarul Ghoy 01 Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan PGMI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Metode Talking Stick

Banyak permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA. Salah satunya adalah hasil belajar siswa yang masih rendah dan guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran secara efektif, efisien, dan menyenangkan. Penyampaian pembelajaran hanya ceramah dan diakhiri dengan mengerjakan soal, hal ini membuat siswa menjadi jenuh sehingga pembelajaran menjadi tidak maksimal dan siswa susah memahami materi yang disampaikan. Peneliti memberikan alternatif permasalahan tersebut dengan meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan metode talking stick materi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam pada siswa kelas III MI Infarul Ghoy 01 Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan upaya penulis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui metode talking stick

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I, siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitiannya adalah kelas III yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi.

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

1. Hipotesis Tindakan ... 5

2. Indikator Keberhasilan ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(14)

xiv

3. Prosedur Penelitian ... 11

4. Instrumen Penelitian ... 13

5. Teknik Pengumpulan Data ... 14

6. Analisis Data ... 15

H. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18

A. Hasil Belajar ... 18

1. Belajar ... 18

a. Definisi Belajar ... 18

b. Ciri-ciri Belajar ... 20

c. Prinsip-prinsip Belajar ... 21

2. Hasil Belajar ... 22

a. Definisi Hasil Belajar ... 22

b. Macam-macam Hasil Belajar ... 24

c. Indikator Hasil Belajar ... 27

d. Pengukuran Hasil Belajar... 30

e. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 31

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 34

1. Definisi IPA ... 34

(15)

xv

6. Standar Kompetensi IPA Kelas III SD/MI ... 38

C. Materi Cara Manusia dalam Memelihara dan Melestarikan Alam ... 39

1. Cara Memanfaatkan Sumber Daya Alam ... 39

2. Bencana Alam yang dapat Merusak Kelestarian Sumber Daya Alam 43 3. Perilaku Manusia yang Peduli Lingkungan ... 45

D. Metode Talking Stick ... 47

1. Metode ... 47

2. Metode Talking Stick ... 47

3. Langkah-langkah Metode Talking Stick ... 48

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Talking Stick ... 49

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 51

A. Gambaran Umum MI Infarul Ghoy 01 ... 51

1. Lokasi Penelitian ... 51

2. Visi dan Misi MI Infarul Ghoy 01 ... 51

3. Karakteristik Guru dan Karyawan MI Infarul Ghoy 01 ... 52

4. Subjek Penelitian ... 53

5. Pelaksanaan Penelitian ... 54

B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 55

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 55

(16)

xvi

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 61

1. Perencanaan ... 61

2. Tindakan ... 62

3. Observasi ... 65

4. Refleksi ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus... 67

1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus... 67

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I... 70

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 80

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

1. Hasil Rekapitulasi ... 88

2. Pra Siklus ... 90

3. Siklus I ... 90

4. Siklus II ... 91

BAB V PENUTUP ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(17)

xvii

SD/MI Tahun 2016/2017 ... 38

TABEL 3.1 Guru dan Karyawan MI Infarul Ghoy 01 ... 52

TABEL 3.2 Daftar Siswa Kelas III MI Infarul Ghoy 01 ... 53

TABEL 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 68

TABEL 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 73

TABEL 4.3 Pengamatan Guru Siklus I ... 75

TABEL 4.4 Pengamatan Siswa Siklus I ... 78

TABEL 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 83

TABEL 4.6 Pengamatan Guru Siklus II ... 85

TABEL 4.7 Pengamatan Siswa Siklus II ... 87

TABEL 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per Siklus ... 89

(18)

xviii

GAMBAR 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa Pra Siklus ... 70

GAMBAR 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa Siklus I ... 74

GAMBAR 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar

Siswa Siklus II ... 85

GAMBAR 4.4 Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar

(19)

xix

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 3. Instrumen Observasi Guru Siklus I

Lampiran 4. Instrumen Observasi Guru Siklus II

Lampiran 5. Instrumen Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 6. Instrumen Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 7. Lembar Otentik (Asli) Hasil Tes Siklus I

Lampiran 8. Lembar Otentik (Asli) Hasil Tes Siklus II

Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa

Lampiran 10. Dokumentasi

Lampiran 11. Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 13. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 14. Nilai SKK

(20)

1

A. Latar Belakang Masalah

IPA adalah salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari di

sekolah dasar. IPA merupakan ilmu pegetahuan yang mempelajari tentang

alam semesta, baik gejala-gejalanya maupun perubahan-perubahannya.

Belajar IPA sangat diperlukan, karena pelajaran tersebut sangat berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari, sehingga apabila seorang siswa belajar IPA

dengan benar, maka siswa juga dapat mengaplikasikan ilmu yang

didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

Mata pelajaran IPA berfungsi untuk memberikan pengetahuan

lingkungan alam, mengembangkan keterampilan wawasan dan kesadaran

teknologi dalam kaitannya dengan pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari.

Dengan mempelajari IPA siswa dapat mengenal berbagai lingkungan alam,

sehingga diharapkan siswa dapat menjaga dan merawat lingkungan yang ada.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006: 417, IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

(21)

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk

menciptakan pengetahuan secara sendiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

Kegiatan belajar mengajar harus ditingkatkan keefektifitasan dan

keefisienannya. Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah, dalam

usaha meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita

waktu siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut.

Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan di sekolah. Dan salah satu yang menentukan kualitas

pembelajaran adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat dengan

materi yang yang diajarkan. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di MI

Infarul Ghoy 01, peneliti mendapatkan informasi bahwa pembelajaran IPA

kelas III materi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam pada

tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 siswa, yaitu hanya 9 siswa atau

45% yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 11 siswa atau

55% yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu dengan nilai 70.

Hal ini berarti masih banyak siswa yang belum mencapai KKM dan dengan

kata lain siswa masih menganggap materi tersebut sulit untuk dipahami.

Penyebab permasalahan ini antara lain: 1) masih kurangnya penerapan

(22)

menggunakan metode ceramah yang terkesan monoton dan membuat siswa

menjadi bosan dan jenuh, sehingga pembelajaran menjadi tidak maksimal dan

siswa susah memahami materi yang disampaikan, 2) masih kurang lancarnya

siswa dalam menulis dan membaca, 3) kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam

mengikuti pembelajaran IPA, 4) kurangnya aplikasi langsung dalam

penerapan pembelajaran IPA, 5) kurangnya pemahaman siswa, 6) kurang

aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA, serta 7) masih ada siswa yang

bermain sendiri ketika guru menjelaskan.

Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan sebuah metode yang

mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa dengan memperhatikan

karakteristik siswa MI yaitu tanpa menghilangkan dunia bermain anak. Salah

satu metode yang dapat dijadikan alternatif untuk memecahkan permasalahan

di atas adalah metode Talking Stick. Metode ini secara langsung mengajak

siswa untuk berperan aktif dalam pelajaran.

Penggunaan suatu metode dalam sebuah pembelajaran bertujuan untuk

mempermudah para siswa dalam memahami materi pelajaran. Apabila siswa

belajar dengan suasana yang menarik dan aktif, maka siswa akan lebih senang

dan mudah memahami pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Menurut Huda

(2003: 224) metode pembelajaran talking stick merupakan metode

pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Dengan menggunakan

metode ini sangat bermanfaat karena guru mampu menguji kesiapan siswa,

melatih keterampilan siswa dalam membaca dan memahami materi pelajaran

(23)

Metode pembelajaran talking stick adalah pendekatan komunikatif

terhadap siswa. Metode talking stick diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman tentang materi pembelajaran IPA, meningkatkan nilai hasil

belajar pembelajaran IPA sekaligus dapat melatih siswa untuk berperan aktif

pada kegiatan pembelajaran IPA.

Dari uraian di atas peneliti bertujuan untuk mengadakan penelitian

pembelajaran IPA dengan menggunakan suatu metode dengan judul

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CARA MANUSIA

DALAM MEMELIHARA DAN MELESTARIKAN ALAM MELALUI

METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS III SEMESTER II

MI INFARUL GHOY 01 PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah apakah penerapan metode talking stick dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi cara manusia dalam memelihara dan

melestarikan alam pada siswa kelas III semester II MI Infarul Ghoy 01

Pedurungan Semarang tahun pelajaran 2016/2017?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

(24)

melestarikan alam pada siswa kelas III semester II MI Infarul Ghoy 01

Pedurungan Semarang tahun pelajaran 2016/2017 melalui metode talking

stick.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis yang peneliti kemukakan adalah bahwa metode

talking stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cara manusia

dalam memelihara dan melestarikan alam bagi siswa kelas III MI Infarul

Ghoy 01 Pedurungan Semarang.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode talking stick ini dikatakan berhasil apabila

indikator yang diaharapkan telah tercapai. Adapun indikator pembelajaran

yang peneliti paparkan adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Siswa mencapai ketuntasan secara individu apabila Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu sebesar  70.

b. Ketuntasan Klasikal

Menurut Trianto (2009: 241) ketuntasan siswa secara klasikal dalam

pembelajaran IPA, khususnya materi cara manusia dalam memelihara

dan melestarikan alam adalah 85% siswa di kelas dapat mencapai

(25)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa

kelas III MI Infarul Ghoy 01 Pedurungan Semarang melalui metode

talking stick.

b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penerapan metode

talking stick.

c. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru MI Infarul Ghoy 01

Pedurungan Semarang sebagai alternatif metode pembelajaran

dalam megembangkan pembelajaran formal dengan strategi yang

tepat dan dapat memotivasi siswa sehingga diperoleh hasil yang

optimal.

2) Guru mendapat pengalaman secara langsung untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran dan profesi guru.

b. Bagi Siswa

1) Mendorong siswa untuk lebih memahami pentingnya belajar IPA.

(26)

3) Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick dapat

memberi masukan atau sumbangan pikiran kepada sekolah untuk

proses perbaikan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih

efektif dan mutu pendidikan dapat meningkat.

d. Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman langsung dalam proses belajar

mengajar pembelajaran IPA sekaligus metode pembelajaran yang

dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak. Selain itu, sebagai calon

guru, agar lebih siap dalam melaksanakan tugas sesuai perkembangan

jaman.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud peneliti

dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan

definisi operasional sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar, yaitu

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek

(27)

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA merupakan rumpun ilmu, memliki karakteristik khusus yaitu

mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan

(reality) atau kejadian (event) dan hubungan sebab akibatnya (Asih dan

Sulistyowati, 2014: 22).

3. Cara Manusia dalam Memelihara dan Melestarikan Alam

Cara yang digunakan manusia untuk memanfaatkan sumber daya

alam untuk memanfaatkan tumbuhan yaitu dengan cara pencangkokan,

penyetekan, penanaman biji, kultur jaringan dan sebagainya. Sedangkan

cara yang digunakan manusia untuk memanfaatkan hewan adalah dengan

beternak dan perikanan. Kemudian cara yang digunakan untuk

memanfaatkan air adalah dengan cara membuat perikanan, pertanian,

objek wisata dan pembangkit tenaga listrik.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan manusia dalam memelihara

dan melestarikan alam adalah mengadakan reboisasi, mengadakan

sengkedan, mengolah dan memupuk tanah, menebang pohon secara

berencana, membuat hutan lindung, membentuk cagar alam dan suaka

marga satwa, dan lain sebagainya.

Selain itu, bencana alam dapat merusak kelestarian sumber daya

alam. Bencana alam dapat terjadi karena faktor alam, antara lain adalah

gempa bumi, gunung berapi meletus dan banjir. Bencana alam juga dapat

terjadi karena faktor manusia, diantaranya adalah penebangan hutan yang

(28)

banjir dan tanah longsor, membuang sampah di sungai juga menyebabkan

aliran air sungai tersumbat dan ketika hutan lebat akan mudah terjadi

banjir, perladangan berpindah dapat menyebabkan tanah hilang

kesuburannya, dan lain sebagainya.

4. Metode Talking Stick

Menurut Imas dan Berlin (2016: 82-83) metode pembelajaran

talking stick merupakan satu dari sekian banyak satu metode

pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran ini dilakukan dengan

bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk

berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa

mempelajari materi pelajaran.

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Berdasarka fenomena di atas peneliti mengadakan penelitian

tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian tindakan

kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersama.

Beberapa alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas yaitu:

a. Melalui PTK guru akan menjadi peka dan tanggap terhadap segala

(29)

b. Dalam melaksanakan tahap-tahap PTK, guru akan mampu

memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu rangkaian kegiatan

untuk mengkaji secara cermat apa yang terjadi di kelasnya

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Infarul Ghoy 01 yang

terletak di Jl. Brigjent Sudiarto No. 652 Plamongansari Kecamatan

Pedurungan Semarang 50193 Telp: (024) 6730933. MI Infarul Ghoy

01 memiliki letak yang sangat strategis dan mudah untuk dijangkau

dari seluruh penjuru Pedurungan Semarang.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan, yaitu

pada tanggal 13 April-15Mei 2017. Penelitian dilaksanakan dengan

beberapa siklus, setiap siklusnya 1 pertemuan dan setiap pertemuan 2

jam pelajaran (2 x 35 menit).

c. Subjek Penelitian

Adapun subyek yang dikenai penelitian adalah siswa kelas III MI

Infarul Ghoy 01 Kelurahan Plamongansari Kecamatan Pedurungan

Kota Semarang. Siswa yang diteliti sejumlah 15 siswa yang terdiri

dari 5 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. latar belakang orang

tua sangat heterogen mulai dari petani, buruh tani, sopir, pedagang

(30)

Dasar pertimbangan pemilihan subyek yakni perlunya penerapan

tindakan penelitian ini terhadap pembelajaran IPA pada materi cara

manusia dalam memelihara dan melestarikan alam khususnya pada

siswa kelas III Semester II.

3. Prosedur Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006: 16) mengemukakan penelitian tindakan

kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan (observasi) dan refleksi.

Berikut skema dari proposal penelitian:

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindak Kelas (Arikunto, 2006: 16) Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(31)

Rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan setiap

siklusnya terdiri dari:

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang kritis

untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil

pengamatan awal yang refleksif.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada

tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa

pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus

terkesan alamiah dan tidak direkayasa.

Pada tahap ini, peneliti mengamati pelaksanaan proses

pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi cara manusia dalam

memelihara dan melestarikan alam dengan menggunakan metode

talking stick dan hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan

tersebut pada hasil belajar siswa, pada tahap pengamatan ini peneliti

meminta bantuan kepada teman sejawat.

c. Pengamatan (observing)

Menurut Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan

bahwa observasi yang dimaksud adalah pengumpulan data dengan

kata lain observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek

(32)

Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran dari awal

sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses kegiatan

belajar-mengajar.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

telah dilakukan. Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika

pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan (Suyadi, 2010: 64-65).

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam

kegiatan penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data adalah sebagai berikut:

a. Lembar pengamatan/blanko pengamatan, digunakan untuk mengamati

secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran

IPA materi melestarikan alam melalui metode Talking Stick.

1) Lembar observasi guru

Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini menurut

Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek diantaranya:

kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru dalam proses

pembelajaran, penguasaan bahan belajar, kegiatan belajar

mengajar, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran,

evaluasi pembelajaran, kemampuan menutup kegiatan

(33)

2) Lembar observasi siswa

Pedoman atau lembar pengamatan observasi siswa

digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran IPA melalui metode talking stick.

b. Tes/evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA terkait

materi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam.

c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran

kegiatan dalam proses pembelajaran penerapan model talking stick.

Dokumentasi juga digunakan sebagai hasil penelitian yang berupa

gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa kamera.

d. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang

digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah diadakan

tindakan siklus I, siklus II, dst.

5. Teknik pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik pengumpulan data yang

diperlukan diperoleh melalui:

a. Tes

Tes merupakan alat pengukur data dalam penelitian. Tes ialah

seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang

dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan

penetapan skor angka. Jenis tes yang digunakan peneliti adalah tes

hasil belajar (Paizaluddin dan Ermalinda, 2013: 131). Tes digunakan

(34)

b. Teknik Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian

dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Teknik ini

digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan

menggali data melalui pengamatan secara langsung dan mendalam

terhadap subjek dan objek penelitian (Paizaluddin dan Ermalinda,

2013: 113). Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik pada saat pembelajaran IPA dengan

diterapkannya metode talking stick.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data

dengan mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar baik melalui

foto maupun video atau rekaman (Sugiyono, 2013: 312). Data yang

diperoleh peneliti dari dokumen ini dapat melengkapi untuk

melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil observasi dan tes yag

dilakukan.

6. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitisn tindakan kelas, secara umum

dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap

data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data

kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif sederhana,

yakni dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis dengan

(35)

Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah

terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam

penelitian untuk perbaikan belajar siswa.

Untuk persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan

rumus (Djamarah, 2005: 262):

P = NF x 100%

P = Persentase

F = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Jumlah siswa

Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib,

2010: 204):

X =

𝑁𝑋

Dengan:

X = Nilai rata-rata

X = Jumlah nilai

N = Jumlah siswa

H. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi maupun uraian

penyajian data penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan

(36)

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,

dan daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan, dalam bab pendahuluan terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator

keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, strategi penelitian, dan

sistematika penelitian.

Bab II Kajian pustaka, dalam bab ini peneliti mengemukakan landasan

teori dari tiap-tiap variabel penelitian.

Bab III Pelaksanaan penelitian dalam bab ini berisi tentang gambaran

umum MI Infarul Ghoy 01 Pedurungan Semarang dan pelaksanaan penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi hasil

penelitian meliputi diskripsi per siklus dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Penutup, dalam bab ini terdiri dari kesimpulan

(37)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Belajar

a. Definisi belajar

1) Definisi belajar menurut bahasa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis

belajar memiliki arti “berusaha memeperoleh kepandaian atau

ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah

sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini

usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha

manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau

kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya (Baharuddin dan

Wahyuni, 2007: 13).

2) Definisi belajar menurut para ahli

Definisi belajar menurut para ahli antara lain sebagai

berikut:

a) Menurut R. Gagne (1989) dalam Susanto (2013: 1), belajar

dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana sebuah

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

(38)

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan, dan tingkah laku.

b) Menurut W.S. Winkel (2002) dalam Susanto (2013: 4), belajar

adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi

aktif atara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan

berbekas.

c) Menurut Susanto (2013: 4), belajar adalah suatu aktivitas yang

dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar

untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang

terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam

berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

d) Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2007: 11), belajar adalah

proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,

keterampilan dan sikap.

e) Menurut Riyanto (2010: 6), belajar adalah suatu proses untuk

mengubah performasi yang tidak terbatas pada keterampilan,

tetapi juga meliputi fungsi-fungsi seperti skill, persepsi, emosi,

proses berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan

(39)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh perubahan tingkah laku melalui pengalaman individu

dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Ciri-ciri Belajar

Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya

beberapa ciri-ciri belajar yang dikutip oleh Baharuddin dan Wahyuni

(2017: 15), yaitu:

1) Belajar di tandai dengan adanya perunahan tingkah laku (change

behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati

dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.

2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa

perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu

tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan

tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut

bersifat potensial.

(40)

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu

yang memperkua itu akan memberikan semangat atau dorongan

untuk mengubah tingkah laku.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Seokamto dan Winataputra (1997) dalam Baharuddin

dan Wahyuni (2007: 16) di dalam tugas melaksanakan proses belajar

mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar

sebagai berikut:

1) Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan

orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses

belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan

siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi

tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Prinsip-prinsip belajar dapat dijadikan sebagai dasar dalam

upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya

belajarnya, maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan

mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan

(41)

tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual (Dimyati

& Mudjiono: 42)

2. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat

dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Definisi

hasil belajar di atas dipertegas lagi oleh Bukhori, (2003: 178) yang

menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai atau

ditunjukkan oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik itu berupa

angka, huruf, atau tindakan mencerminkan hasil belajar yang dicapai

oleh masing-masing anak dalam periode tertentu.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui

evaluasi, sebagaimana dikemukakan oleh Sudijono (2011: 8) evaluasi

adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai,

sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat

dilaksanakan. Kemajuan prestasi belaja siswa tidak hanya diukur dari

tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan

keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa

(42)

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata

pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah

mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang diraih

siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima

pengalaman belajar. Adapun hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dalam hal ini yang dimaksud hasil belajar IPA materi cara

manusia dalam memelihara dan melestarikan alam adalah kemampuan

yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman

tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan hasil

belajar siswa secara berkelanjutan baik pada aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik, serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), dengan nilai KKM yaitu 70.

Dalam penelitian ini, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya

(ketuntasan individu) jika memperoleh nilai  70, dan suatu kelas

dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas

tersebut  85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Berdasarkan ketuntasan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan oleh

(43)

minimal (KKM) yang berbeda dengan sekolah lain (Trianto, 2012:

241).

b. Macam-macam hasil belajar

Hasil belajar sebagaimana dijelaskan di atas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6)

diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau

bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah

seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau

sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia

baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil

penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Susanto (2013: 8) konsep

merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu

pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi konsep ini

merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan

tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa

(44)

Winkel dalam Susanto (2013: 8) menyatakan bahwa melalui

produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu

tujuan instruksional telah tercapai; semua tujuan itu merupakan

hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa. Berdasakan

pandangan Winkel, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa erat

hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang

telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar

mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan

mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun

tertulis.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)

mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan

keterampilan yang mengarah kepada pembangunan mental, fisik,

dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan mental,

fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan

yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Indrawati dalam

Susanto (2013: 9-10) merumuskan bahwa keterampilan proses

merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik

kogitif, maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk

menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk

(45)

Indrawati menyebutkan bahwa ada enam aspek

keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi,

pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan atau

interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan

eksperimen. Kemudian Indrawati membagi keterampilan proses

menjadi dua tingkatan, yaitu: keterampilan proses tingkat dasar

(meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran,

prediksi, dan interference), dan keterampilan proses terpadu

(meliputi: menentukan, variabel, menyusun tabel data, menyusun

grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis

penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara

operasional, merencanakan penyelidikan, dan melakukan

(eksperimen).

3) Sikap

Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11) sikap

merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,

metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik

berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap

merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini

lebih di arahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam

pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah

(46)

c. Indikator Hasil Belajar

Menurut pendapat Benjamin S. Bloom yang dikutip oleh

Sudijono (2011: 49), hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu: ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan

mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut

aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah

kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari

jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.

Keenam jenjang tersebut meliputi:

a) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenal kembali

tentang nama, istilah, ide, gejala-gejala, rumus-rumus, dan

sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk

menggunakannya.

b) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu

diketahui dan diingat. Pemahaman digolongkan menjadi tiga,

yaitu: menerjemahkan, menafsirkan, dan mengeksplorasi

(memperluas wawasan).

c) Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk

(47)

ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,

teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan konkret.

d) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk

merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut

bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami

hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu

dengan faktor-faktor lainnya.

e) Sintesis (synthesis) merupakan suatu proses yang memadukan

bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga

menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk

pola baru.

f) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) merupakan

kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap

suatu situasi, nilai, atau ide berdasarkan kriteria yang

dipakainya, misalnya; baik-buruk, benar-salah, kuat-lemah dan

sebagainya (Sudijono, 2011: 49-52).

2) Ranah afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap

dan nilai. Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1974) dan

kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang.

Kelima jenjang tersebut meliputi:

a) Menerima atau memperhatikan (receiving atau attending)

(48)

(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk

masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

b) Menanggapi (responding) adalah kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam

fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan

salah satu cara.

c) Menilai (valuing) adalah memberikan nilai atau memberikan

penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga

apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa

kerugian atau penyesalan.

d) Mengatur (organization) adalah pengembangan dari nilai ke

dalam satu sistem organisasi, termasuk di dalamnya hunungan

satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang

telah dimilikinya.

e) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai

(Characterization by a Value or Value Complex) adalah

keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang,

yang memepengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya

(Sudijono, 2011: 54-56).

3) Ranah psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan

(49)

menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah ini meliputi:

Persepsi (cara pandang).

a) Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak

sadar.

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

c) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan

visual, auditif, motoris, dan lain-lain.

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan,

keharmonisan.

e) Gerakan-gerakan skill dari yang sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks (Sudijono, 2011: 57-58).

d. Pengukuran Hasil Belajar

Kegiatan penilaian dan pengujian pendidikan merupakan salah

satu mata rantai yang menyatu terjalin di dalam proses pembelajaran

siswa. Azwar (2004: 8) berpendapat tes sebagai pengukur prestasi

sebagaimana oleh namanya, tes prestasi belajar bertujuan untuk

mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

belajar.

Penilaian atau tes berfungsi untuk memperoleh umpan balik

yang selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar. Penilaian juga dapat berfungsi untuk mendapatkan

(50)

belajar siswa yang selanjutnya diperuntukkan bagi penentuan lulus

tidaknya seorang siswa (Azwar, 2004: 11-12).

Dilihat dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Tes ada yang

diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ini dapat

dilakukan secara individu maupun kelompok, ada tes tulisan

(menuntut jawaban dalam bentuk tulisan), tes ini ada yang disusun

secara obyektif dan uraian, dan tes tindakan (menuntut jawaban dalam

bentuk perbuatan). Non tes sebagai alat penilaiannya mencakup

observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri, dan studi kasus

(Sudjana, 2000: 5).

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis

besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi:

a) Faktor jasmani (fisiologis)

Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat

kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat

(51)

dan pengetahuan. Khususnya yang disajikan di kelas

(Muhibbin Syah, 2010: 130).

b) Faktor rohani (psikologis)

Faktor rohani siswa yang pada umumnya dipandang

lebih esensial adalah sebagai berikut:

(1) Inteligensi siswa

Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tidak

dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi

kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin

rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka

semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses

(Muhibbin Syah, 2010: 131).

(2) Sikap siswa

Sikap (attitude) siswa yang positif kepada guru dan

mata pelajaran yang disajikan merupakan awal yang baik

bagi proses belajar siswa. sebaliknya sikap siswa yang

negatif kepada guru dan mata pelajaran apalagi diiringi

kebencian kepada guru atau mata pelajaran dapat

menimbulkan kesulitan belajar siswa (Muhibbin Syah,

(52)

(3) Bakat siswa

Menurut Chaplin, bakat (aptitude) adalah

kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat

dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing

(Muhibbin Syah, 2010: 133).

(4) Minat siswa

Menurut Reber, minat (interest) minat berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah, 2010: 133).

(5) Motivasi siswa

Menurut Gleitaman, motivasi ialah keadaan internal

organisme manusia yang mendorongnya untuk berbuat

sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok

daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah

(Muhibbin Syah, 2010: 134).

2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa menurut Purwanto (2004:

104), meliputi:

a) Faktor sosial

Faktor sosial, meliputi lingkungan keluarga, sekolah

dan masyarakat. Keluarga memegang peranan penting karena

(53)

dapat membina kebiasaan, cara berpikir, sikap, dan cita-cita

yang mendasari kepribadiannya. Lingkungan sosual inilah yang

dapat mempengaruhi minat karena kebiasaan yang telah ada

pada lingkungan-lingkungan tersebut.

b) Faktor non sosial

Faktor non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,

tempat tinggal dan letaknya, keadaan belajar, waktu belajar dan

sebagainya. Hal ini terkait dengan sarana dan fasilitas yang

menunjang minat seseorang.

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Definisi IPA

Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 22) memaparkan bahwa IPA

merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari

fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau

kejadian (event) dan hubungan sebab akibatnya. Ipa merupakan ilmu yang

pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan

(induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Menurut Susanto (2013: 167)

sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta

melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur,

(54)

2. Hakikat IPA

Hakikat pembelajaram sains yang didefinisikan sebagai ilmu

tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu

pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu

pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. Pertama, ilmu

pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil penelitian yang

telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji

sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai

produk, antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA.

Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu: untuk menganali

dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan

kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam

menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan.

Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses

sains (science process skills) adalah keterampilan yang dilakukan oleh

para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan

menyimpulkan. Ketiga, ilmu pengetahuan sebagai sikap. Sikap ilmah

harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan

sikap yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan dalam melakukan

penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Menurut

Sulistyorini (2006), ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap

ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat

(55)

mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri

(Susanto, 2013: 168-169).

3. Fungsi Mata Pelajaran IPA

Fungsi mata pelajaran IPA diantaranya yaitu:

a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai

lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan

pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan keterampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa

untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehati-hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan

yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi

dengan adanya lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan

sehari-hari.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam

kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke

tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Gamida, 2002: 253-254).

4. Tujuan Pendidikan IPA

Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan

(56)

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar

(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) meliputi aspek-aspek berikut:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan

(57)

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22

Tahun 2006: 485).

6. Standar Kompetensi IPA Kelas III SD/MI

Dalam silabus kelas III Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI

Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi untuk mata

pelajaran IPA. Standar kompetensi yaitu kompetensi yang harus dikuasai

oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Standar kompetensi IPA

untuk kelas III SD/MI adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas III SD/MI Tahun Pelajaran 2016/2017

Materi Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

(58)

3. Pemanfaatan

Sumber: Panduan pengembangan silabus pembelajaran IPA kelas 1-3 untuk MI/SD menurut BNSP

C. Materi Cara Manusia dalam Memelihara dan Melestarikan Alam

Setiap hari kita memerlukan makanan, pakaian, perabotan rumah

tangga, bahan bangunan, dan sumber energi seperti seperti minyak bumi,

bensin, batu bara dan gas alam. Semua yang kita perlukan tersebut berasal

dari sumber daya alam. Bumi kita memiliki berbagai sumber daya alam.

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang dapat

digunakan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

1. Cara Memanfaatkan Sumber Daya Alam

Telah diketahui bahwa sumber daya alam ada dua, yaitu sumber

daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat

(59)

Namun, penggunaannya harus bijaksana. Hal ini disebabkan sumber daya

alam, khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti

minyak bumi, batu bara, dan gas alam yang jumlahnya sangat terbatas.

Bila telah habis, maka sumber daya alam ini tidak dapat dibentuk lagi

dalam waktu yang relatif singkat.

Tumbuhan, hewan dan air adalah contoh-contoh sumber daya alam

yang dapat diperbaharui. Meskipun termasuk sumber daya alam yang

dapat diperbaharui, jika kita tidak bijaksana dalam memanfaatkannya,

maka kelestarian sumber daya alam ini dapat terganggu. Bukan tidak

mungkin pada suatu saat, sumber daya alam tersebut menjadi langka

bahkan punah. Untuk itu, selain memanfaatkannya kita juga harus

melakukan tindakan-tindakan pelestarian.

a. Pemanfaatan tumbuhan

Tumbuhan adalah sumber daya alam nabati yang sangat

diperlukan dalam kehidupan. Banyak manfaat yang diperoleh manusia

dari tumbuhan antara lain, berupa makanan, pakaian, peralatan rumah

tamgga, dan obat-obatan.

Tumbuhan sebagai sumber daya alam nabati dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

1) Tumbuhan pangan yang menghasilkan bahan makanan. Contoh

tumbuhan pangan antara lain padi, ketela pohon, jagung, kacang,

(60)

2) Tumbuhan perdagangan yang sengaja dibudidayakan untuk

kepentingan perdagangan. Tumbuhan ini biasanya ditanam pada

kawasan yang luas. Contoh tumbuhan tersebut antara lain kelapa,

teh, cengkeh, kelapa sawit, kopi, coklat, tembakau, dan karet.

3) Tumbuhan hasil hutan yang banyak dimanfaatkan untuk membuat

rumah dan perabotan rumah tangga. Hasil hutan tersebut sebagian

besar berupa kayu, sebagian lainnya berupa rotan dan damar.

b. Pemanfaatan hewan

Hewan termasuk salah satu contoh sumber daya alam yang

dapat diperbaharui. Dengan kemampuan berkembang biak, hewan

dapat menghasilkan keturunan baru dalam waktu yang tidak terlalu

lama. Sumber daya alam hewani tersebut meliputi peternakan dan

perikanan.

Selain peternakan dan perikanan, hewan-hewan lain yang di

tempat liar juga termasuk sumber daya alam hewani. Contohnya

harimau, singa, gajah, buaya, berbagai jenis burung, ular, penyu,

kadal, dan berbagai jenis serangga. Kita tidak boleh mengusik

keberadaan hewan-hewan liar tersebut, apalagi memburunya karena

dapat merusak kelestariannya.

c. Pemanfaatan air

Air merupakan sumber daya alam yang paling banyak tersedia

di alam. Air terdapat dimana-mana. Di danau, di laut, di sungai,

(61)

kehidupan sehari-hari, juga bermanfaat sebagai bidang sebagai

berikut:

1) Perikanan

Danau, sungai, rawa, dan laut dapat dimanfaatkan untuk

kegiatan perikanan. Kegiatan perikanan ini umumnya dilakukan

oleh masyarakat dengan cara membuat kolam ikan, tambak atau

karamba.

2) Pertanian

Air digunakan untuk irigasi atau pengairan pada lahan

pertanian. Irigasi dapat membuat tanah menjadi subur.

3) Objek wisata

Wisata air sangat digemari oleh wisatawan dari dalam

maupun luar negeri. Contoh tempat wisata air tersebut antara lain

Ancol, Pantai Parangtritis, Pantai Kuta, Danau Toba, Waduk Gajah

Mungkur, dan lain sebagainya.

4) Pembangkit tenaga listrik

Air dapat dimanfaatkan untuk membuat pembangkit tenaga

listrik. Air yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga

listrik adalah air yang memiliki tekanan besar atau memiliki tenaga

besar. Air yang memiliki tenaga besar biasanya berwujud aliran

(62)

2. Bencana Alam yang dapat Merusak Kelestarian Sumber Daya Alam

Bencana alam yang terjadi semata-mata atas kehendak Tuhan Yang

Maha Esa. Kita tidak dapat memperkirakan kapan terjadinya. Contoh

bencana itu antara lain: gempa bumi, gunung merapi meletus dan banjir.

Meskipun bencana tersebut disebabkan oleh alam, manusia juga

mempunyai peranan akan timbulnya peristiwa itu. Misalnya menebang

hutan secara besar-besaran dan dapat membuat hutan menjadi gundul.

Apabila hutan telah gundul, maka bencana alam seperti tanah longsor,

banjir, dan kekeringan. Bencana alam yang telah terjadi dapat merusak

sumber daya alam yang berada di sekitarnya.

Berdasarkan hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan

sumber daya alam dapat terjadi karena faktor alam dan faktor manusia.

a. Kerusakan sumber daya alam karena faktor alam

Kerusakan sumber daya alam dapat terjadi karena faktor alam.

Faktor alam tersebut antara lain berupa gempa bumi, gunung berapi

meletus, dan banjir.

1) Gempa bumi

Gempa bumi sering terjadi di Negara kita. Apabila suatu

daerah mengalami gempa bumi, maka kerusakan terjadi

dimana-mana. Rumah dan gedung banyak yang roboh, pohon-pohon

bertumbangan, sebagian tanah ada yang retak, sebagian tanah

(63)

saja dampak yang ditimbulkan gempa bumi sungguh sangat

merugikan, termasuk bagi kelestarian sumber daya alam.

2) Gunung berapi meletus

Gunung berapi meletus karena adanya dorongan dari dalam

perut bumi yang sangat kuat. Peristiwa alam ini dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan. Contohnya, tumbuhan

banyak yang mati, hewan-hewan menjadi korban, bangunan

banyak yang roboh dan rusak, terjadi hujan abu dan semburan

awan panas bahkan kadang-kadang jatuh korban jiwa manusia.

3) Banjir

Banjir sering terjadi saat musim hujan. Banjir banyak

menimbulkan kerugian. Contohnya, rumah banyak yang rusak,

tanaman pertanian tergenang air, hewan-hewan hanyut, jembatan

roboh karena diterjang banjir, kadang-kadang jatuh korban jiwa

manusia.

b. Kerusakan sumber daya alam karena faktor manusia

Manusia kadang-kadang ada yang tidak mempedulikan alam.

Mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat merugikan

kelestarian sumber daya alam. Akibatnya, timbul bencana alam yang

tidak kita inginkan. Jika terjadi bencana alam, maka kerugianlah yang

kita dapatkan karena sumber daya alam banyak yang rusak.

Beberapa kegiatan manusia yang dapat menyebabkan

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindak Kelas (Arikunto, 2006: 16)
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas III
Tabel 3.1 Guru dan Karyawan MI Infarul Ghoy 01
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas III MI Infarul Ghoy 01 Tahun 2016/2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penyelesaian relokasi PKL di kota Kediri peran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi adalah fasilitator antara bidang Perdagangan dengan

Apabila diwakilkan diharuskan membawa Surat Kuasa dan diminta kepada Saudara hadir tepat waktu serta membawa seluruh berkas 1 (satu) Dokumen Asli berikut salinannya. Demikian

Gambar 3.32 Grafik traffic harian SMS (System Management Server) 74 Gambar 3.33 Grafik traffic mingguan SMS (System Management Server) 74 Gambar 3.34 Grafik traffic bulanan

Pihak yang mendukung konservatisme menyatakan bahwa penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah

Saya sudah lama menjadi kontraktor di Dairi, semenjak jaman bapak saya hingga sekarang kami semua merupakan pengusaha yang bergerak di bidang kontraktor, jujur yang menjadi

Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengidentifikasi jenis tuturan berdasarkan modus kalimat yang digunakan, serta

Topik 4: Analisa Kurikulum Lama dan Kurikulum Baru Pendidikan Islam Sekolah Rendah dan Pengenalan Kurikulum Standart Sekolah Rendah.  Kurikulum Lama Sek