• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan dan, Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Pengaruh Sosio-Ekonomi, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung

Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016

Kelurahan :...

Lingkungan :... Identitas Ibu

1. Nama Ibu :... 2. Umur Ibu :... Sosio-ekonomi Ibu

1. Pendidikan Ibu 1) Tidak Sekolah 2) Tamat SD 3) Tamat SLTP 4) Tamat SLTA 5) Perguruan Tinggi 2. Pekerjaan Ibu

1) Bekerja 2) Tidak Bekerja 3. Waktu Kerja Ibu

(2)

Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu

 Pilihlah salah satu jawaban yang alig sesuai menurut anda

 Beri tanda cheklis (v) pada jawaban yang anda pilih

No. Pertanyaan Tahu Tidak

Tahu 1 Posyandu adalah suatu kegiatan dari, oleh,

untuk, dan bersama masyarakat dalam upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas

2 Posyandu bertujuan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)

3 Posyandu merupakan sarana untuk meningkatkan pemantauan tumbuh kembang balita

4 Pelayanan kesehatan yang dilakukan di Posyandu meliputi : Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), Keluarga Berencana (KB), P2M ( Penanggulangan Diare), Imunisasi, dan Gizi

5 Posyandu dilakukan 1x per bulan

6 Sistem pelayanan di Posyandu menggunakan sistem 5 meja, meliputi : pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan

7 Selain imunisasi dasar lengkap, di Posyandu juga bisa dilakukan pengobatan dasar , seperti pengobatan diare pada balita

(3)

9 Kegiatan posyandu bukan hanya penimbangan saja

10 Bila balita sehat, masih perlu dibawa ke posyandu

Sikap Ibu Terhadap Posyandu

 Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda

 Beri tanda cheklis (v) pada jawaban yang anda pilih

No. Pertanyaan Sangat

(4)

8 Membawa balita ke Posyandu untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan

9 Salah satu upaya menjaga kesehatan balita adalah dengan datang ke posyandu

10 Datang atau tidak datang ke posyandu sama saja

Pemanfaatan posyandu

(5)

Lampiran 2. Distribusi Responden

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

No Pernyataan Tahu Tidak Tahu

F % F %

1 Posyandu adalah suatu kegiatan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas

97 97 3 3

2 Posyandu bertujuan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB)

6 Sistem pelayanan di Posyandu menggunakan sistem 5 meja, meliputi : pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan

92 92 8 8

(6)

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

(7)

10 Datang atau tidak datang ke posyandu sama saja

(8)
(9)
(10)
(11)

Lampiran 4. Output Kuesioner

Univariat

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Bekerja 57 57,0 57,0 57,0

Tidak bekerja 43 43,0 43,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Waktukerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 3 3,0 3,0 3,0

1 97 97,0 97,0 100,0

(12)

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 18 18,0 18,0 18,0

1 82 82,0 82,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 5 5,0 5,0 5,0

1 95 95,0 95,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 35 35,0 35,0 35,0

1 65 65,0 65,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 1 1,0 1,0 1,0

1 99 99,0 99,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 8 8,0 8,0 8,0

1 92 92,0 92,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 54 54,0 54,0 54,0

1 46 46,0 46,0 100,0

(13)

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 31 31,0 31,0 31,0

1 69 69,0 69,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 25 25,0 25,0 25,0

1 75 75,0 75,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 15 15,0 15,0 15,0

1 85 85,0 85,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Ptotal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

cukup 34 34,0 34,0 34,0

baik 66 66,0 66,0 100,0

(14)

s1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 5 5,0 5,0 5,0

3 74 74,0 74,0 79,0

(15)

s6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

2 2 2,0 2,0 2,0

3 71 71,0 71,0 73,0

4 27 27,0 27,0 100,0

(16)

s10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

kurang baik 1 1,0 1,0 1,0

cukup baik 72 72,0 72,0 73,0

baik 27 27,0 27,0 100,0

(17)

Pemanfaatanposyandu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

(18)

Bivariat

Pendidikan dengan Pemanfaatan Posyandu menggunakan uji (One Way Anova)

Pekerjaan dengan Variabel Pemanfaatan Posyandu menggunakan uji t independen

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

(19)

Waktu Kerja dengan Pemanfaatan Posyandu menggunakan uji t independen

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Pengetahuan dan Sikap terhadap Pemanfaatan Posyandu menggunakan uji Correlations Pearson

PemPosyandu Pearson Correlation ,474** ,273** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,006

N 100 100 100

(20)

Multivariat

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,49140238

Most Extreme Differences Absolute ,153

Positive ,073

a. Predictors: (Constant), Stotal, Pendidikan, Waktu, Ptotal

b. Dependent Variable: PemPosyandu

a. Predictors: (Constant), Stotal, Pendidikan, Waktu, Ptotal

(21)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -6,923 3,489 -1,984 ,053

Pendidikan 1,042 ,552 ,260 1,889 ,044 ,686 1,458

Waktu 1,766 ,976 ,214 1,810 ,076 ,927 1,079

Ptotal ,469 ,331 ,213 1,418 ,039 ,576 1,737

Stotal ,206 ,115 ,233 1,783 ,035 ,758 1,320

(22)
(23)
(24)
(25)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan.2011.Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi,Ekonomi, dan Kebijakan Publik Sera Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.Jakarta : Kencana

Dinas Kesehatan Kota Medan.2015.Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2014.Medan

Depkes RI. 2010.Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Dever, Alan.1984.Epidemiology In Health Services Management.Aspen Publication, Rockville

Hastono.2009.Analisis Data Riskesdas 2007/2008 : Kontribusi Karakteristik Ibu Terhadap Status Imunisasi Anak di Indonesia.Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vo.4 No.2, Oktober 2009

Ilyas, Yaslis.2003.Kiat Sukses Manajemen Kesehatan.PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Jannah, Musyrifatul. 2012. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Jarak Tempat Tinggal, dan Sikap Ibu kepada Pelayanan Petugas Puskesmas Terhadap Frekuensi Kunjungan Ibu ke Posyandu di Kabupaten Lamongan. Jurnal.

Kementerian Kesehatan RI.2011.Buku Pedoman Penyelenggaraan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

_________.2015.Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan 2014.Jakarta

Nofianti, Susi.2012.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemanfaatan Posyandu Oleh Ibu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Maek Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2012..Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.Jakarta

Notoatmojo, S.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta ____________.2012.Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta :

(26)

Oktarina, Sri.2015.Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita Di Kelurahan Kurao Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2015.JurnalFKM Baiturahmah.

Pradianto.1989.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakhadiran Ibu Balita Dalam Penggunaan Posyandu Di Kecamatan Bogor Barat.Tesis Universitas Indonesia.Depok.

Poerdji.2002.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Balita Berkunjung Ke Posyandu. Edisi II, EGC. Jakarta.

Riski.2011.Determinan Rendahnya Partisipasi Ibu Berbalita dalam Pemanfaatan Posyandu.Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Santoso. 2004. Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta.

Sembiring, N.2004.Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat.USU Digital Library. Singarimbun, Masri.1989.Metode Penelitian Survei.Jakarta : LP3ES

Suryaningsih, Hestri.2012.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita Ke Posyandu Di Puskesmas KemiriMuka Kota Depok Tahun 2012.Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.Depok.

Syafrudin, Theresia, Jomima. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Trans Info Media

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel independen (pendidikan, pekerjaan, dan waktu kerja) dan variabel dependen (pemanfaatan Posyandu) akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Singarimbun, 1989).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung, dengan alasan Puskesmas Martubung dalam pemanfaatan Posyandu belum optimal. 3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dari Bulan Desember 2015 – Maret 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti (Singarimbun, 1989). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita yang berjumlah 7159 orang di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung.

3.3.2 Sampel

(28)

dimiliki oleh peneliti baik tenaga, waktu, maupun biaya, maka peneliti menetapkan sampel dengan teknik Slovin sebagai berikut :

Rumus :

n = N

1+ N (d2)

n = 7159

1 + 7159 (0,12)

n = 98,7 orang

n = 100 orang

Keterangan : n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = derajat ketetapan yang diinginkan (0,1)

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita yang berjumlah 100 orang.

(29)

Tabel 3.1 Daftar Distribusi Jumlah Sampel Masing-Masing di Wilayah Penelitian

KELURAHAN BESAR

64 Orang

No. Nama Lingkungan Jumlah Populasi Jumlah Sampel

(30)

20 Lingkungan XXII 90

No. Nama Lingkungan Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 Lingkungan I 95

Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara Proportionate Stratified Random Sampling (Bungin, 2011).

(31)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan.

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat (dependen) yaitu tingkat pemanfaatan posyandu. Tingkat pemanfaatan posyandu adalah jumlah kunjungan ibu balita ke Posyandu dalam satu tahun terakhir.

3.5.2 Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas (independen) yaitu sosio-ekonomi ibu, pengetahuan ibu, dan sikap ibu.

1. Sosio-ekonomi ibu, yang meliputi :

a. Pendidikan adalah pembelajaran terakhir ibu sampai mendapatkan ijazah.

b. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh ibu. c. Waktu kerja adalah waktu saat ibu bekerja.

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang Posyandu.

(32)

3. Sikap adalah reaksi atau tindakan ibu terhadap Posyandu.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)

Variable terikat (dependen) tingkat pemanfaatan Posyandu menggunakan skala ordinal. Variabel diukur dengan menggunakan jumlah kunjungan ibu ke Posyandu dalam satu tahun terakhir, dengan kategori :

1. Tinggi, apabila ibu responden berkunjung ke Posyandu 7-12 kali dalam satu tahun terakhir

2. Rendah, apabila ibu responden berkunjung ke Posyandu 0-6 kali dalam satu tahun terakhir.

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen) 1. Sosio Ekonomi Ibu

Sosio Ekonomi Ibu meliputi variabel pendidikan, pekerjaan dan waktu kerja.

a. Pendidikan diukur menggunakan skala ukur ordinal, yaitu : 1) Tidak Sekolah

2) Tamat SD 3) Tamat SLTP 4) Tamat SLTA 5) Perguruan Tinggi

b. Pekerjaan dijabarkan dalam dua kategori jawaban dengan menggunakan skala ukur nominal, yaitu :

(33)

2) Tidak Bekerja

c. Waktu Kerja dijabarkan dalam tiga kategori jawaban dengan menggunakan skala ukur nominal, yaitu :

1) Pagi hari 2) Siang hari 3) Sore hari

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Sosio Ekonomi Ibu

No Variabel Kriteria Skala Ukur

1 Pendidikan 1) Tidak Sekolah 2) Tamat SD

Pengetahuan Ibu terdiri dari 10 indikator pertanyaan, apabila menjawab benar maka diberi nilai 1, sedangkan yang menjawab salah diberi niai 0. Pengetahuan menggunakan skala ordinal dengan teknik pilihan jawaban:

a. Jika responden mengetahui 0-3 pertanyaan, maka dikategorikan kurang

b. Jika responden mengetahui 4-7 pertanyaan, maka dikategorikan cukup

c. Jika responden mengetahui 8-10 pertanyaan, maka dikategorikan baik

(34)

Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan Ibu

Untuk mengetahui sikap diukur melalui 10 indikator pertanyaan, menggunakan skala ordinal dengan teknik pilihan jawaban :

a. Kurang baik dengan skor (10-20) b. Cukup baik dengan skor (21-30) c. Baik dengan (31-40)

Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Sikap Ibu Variabel Bobot Nilai

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer pengolah data statistic, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(35)

1) Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2) Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari kategori.

3) Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer.

3.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.

1) Analisis Univariat

Analisis ini berfungsi memberikan gambaran karakteristik populasi dan penyajian hasil deskriptif melalui frekuensi dan distribusi dari variabel independen dan variabel dependen.

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui nilai p-value, tergantung pada besarnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang dinyatakan dalam :

Dimana : b = Jumlah baris dalam tubuh table silang k = Jumlah kolom dalamtubuh table silang

df = (b – 1) (k – 1)

(36)

Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95% (α = 0,05). Jika p-value

lebih kecil dari α (p< 0,05), artinya terdapat hubungan yang bermakna

dari kedua variabel yang diteliti. Bila p-value lebih besar dari α (p> 0,05), artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara kedua variabel yang diteliti.

3) Analisis Multivariat

(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi

Puskesmas Martubung terletak di Jalan Tempirai Lestari Raya No. 1 Blok V Griya Martubung. Puskesmas Martubung berada di Kecamatan Medan Labuhan, memiliki luas wilayah 36,67 Km2 yang terbagi menjadi dua wilayah kerja, yaitu : Kelurahan Besar dan Kelurahan Tangkahan.

Jumlah Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Martubung adalah sebanyak 34 Posyandu yang termasuk dalam 28 Posyandu tingkat purnama dan 6 Posyandu tingkat mandiri.

4.1.2 Demografi

Data kependudukan wilayah kerja Puskesmas Martubung adalah sebagai berikut :

(38)

4.2 Analisis Univariat

Pada analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan masing-masing distribusi dari variabel independen dan variabel dependen.

4.2.1 Sosio-Ekonomi Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan terakhir mayoritas responden, mayoritas adalah SLTA sebanyak 47 orang (47%) disusul lulusan tingkat SLTP sebanyak 35 orang (35%), lulusan SD sebanyak 10 orang (10%), lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang (5%), dan tidak sekolah sebanyak 3 orang (3%). Pekerjaan responden adalah bekerja sebanyak 57 orang (57%) dan tidak bekerja sebanyak 43 orang (43%). Waktu kerja responden pada pagi hari sebanyak 48 orang (48%), siang hari sebanyak 9 orang (9%), dan sore hari tidak ada. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi Sosio-Ekonomi Responden (Pendidikan, Pekerjaan, dan Waktu Kerja) di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

(39)

4.2.2 Pengetahuan Responden Tentang Pemanfaatan Posyandu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tentang pemanfaatan Posyandu kategori baik sebanyak 66 orang (66%) dan kategori cukup sebanyak 34 orang (34%). Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Nomor Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Kurang 0 0

2 Cukup 34 34

3 Baik 66 66

Total 100 100

4.2.3 Sikap Responden Tentang Pemanfaatan Posyandu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap tentang pemanfaatan Posyandu yang baik sebanyak 27 orang (27%), cukup baik sebanyak 72 orang (72%), dan kurang baik sebanyak 1 orang (1%). Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Nomor Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 Kurang baik 1 1

2 Cukup baik 72 72

3 Baik 27 27

Total 100 100

(40)

4.2.4 Pemanfaatan Posyandu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang rendah memanfaatkan Posyandu sebanyak 28 orang (28%) dan yang tinggi memanfaatkan Posyandu sebanyak 72 orang (72%). Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Pemanfaatan Posyandu Frekuensi Persentase (%)

Rendah 28 28

Tinggi 72 72

Total 100 100

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen (sosio-ekonomi, pengetahuan, dan sikap) dengan variabel dependen (pemanfaatan Posyandu).

4.3.1 Hubungan Pendidikan dengan Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Uji bivariat variabel pendidikan dengan pemanfaatan Posyandu menggunakan uji One Way Anova dengan tingkat kemaknaan nilai p<0,05, dengan hasil nilai p=0,0001 menunjukkan secara signifikan adanya hubungan antara variabel pendidikan dengan pemanfaatan Posyandu.

(41)

4.3.2 Hubungan Pekerjaan dengan Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Uji bivariat variabel pekerjaan dengan pemanfaatan Posyandu menggunakan uji t independen dengan tingkat kemaknaan nilai p<0,05, dengan hasil nilai p=0,591 menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel pekerjaan dengan pemanfaatan Posyandu.

4.3.3 Hubungan Waktu Kerja dengan Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Uji bivariat variabel waktu kerja dengan pemanfaatan Posyandu menggunakan uji t independen dengan tingkat kemaknaan nilai p<0,05, dengan hasil nilai p=0,009 menunjukkan adanya hubungan antara variabel waktu kerja dengan pemanfaatan Posyandu.

4.3.4 Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Uji bivariat variabel pengetahuan dengan pemanfaatan Posyandu menggunakan uji Pearson dengan tingkat kemaknaan nilai p<0,05, dengan hasil nilai p=0,0001 menunjukkan adanya hubungan antara variabel pengetahuan dengan pemanfaatan Posyandu.

4.3.5 Hubungan Sikap dengan Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

(42)

menunjukkan adanya hubungan antara variabel sikap dengan pemanfaatan Posyandu

4.4 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil uji statistik bivariat diketahui bahwa variabel pendidikan, waktu kerja, pengetahuan, dan sikap menunjkkan p-value<0,25, sehingga variabel-variabel tersebut dapat dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi linear berganda. Hasil uji statistik regresi linear berganda dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pendidikan (p=0,044), pengetahuan (p=0,039), dan sikap (p=0,035) terhadap pemanfaatan Posyandu.

2. Variabel waktu kerja (p=0,076) tidak memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu.

3. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan nilai 0,325 ini berarti regresi linear berganda yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh pendidikan, pengetahuan, dan sikap terhadappemanfaatan Posyandu sebesar 32,5% dan selebihnya 67,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari yang ada dalam penelitian ini.

4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah :

(43)

Keterangan :

Y = Variabel pemanfaatan Posyandu X1 = Variabel pendidikan

X2 = Variabel pengetahuan X3 = Variabel sikap

Berdasarkan persamaan di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Apabila dinaikkan satu poin pendidikan, maka pemanfaatan Posyandu

akan naik sebesar 1,042 kali.

b. Apabila dinaikkan satu poin pengetahuan, maka pemanfaatan Posyandu akan naik sebesar 0,469 kali.

c. Apabila dinaikkan satu poin sikap, maka pemanfaatan Posyandu akan naik sebesar 0,206 kali.

Hasil regresi linear berganda dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Taraf sig B R R square F value P value Pendidikan 0,044* 1,042 0,570 0,325 6,260 0,0001 Waktu Kerja 0,076 1,766

Pengetahuan 0,039* 0,469

Sikap 0,035* 0,206

(44)

BAB V PEMBAHASAN

Hasil uji statistik dengan menggunakan regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel pekerjaan dan waktu kerja tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu. Sedangkan, variabel pendidikan, pengetahuan, dan sikap menunjukkan adanya pengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu.

5.1 Pengaruh Sosio-Ekonomi Terhadap Pemanfaatan Posyandu

Variabel sosio-ekonomi meliputi : variabel pendidikan, pekerjaan, dan waktu kerja.

5.1.1 Pengaruh Pendidikan dengan Pemanfaatan Posyandu

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji regresi linear berganda, variabel pendidikan memiliki nilai p=0,044<0,05 yang artinya bahwa variabel pendidikan menyatakan adanya pengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

(45)

Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2012), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk memberikan kemampuan berfikir, menelaah, dan memahami informasi yang diperoleh dengan pertimbangan yang lebih rasional dan pendidikan yang baik akan memberikan kemampuan yang baik pula dalam mengambil keputusan tentang kesehatan (Hastono, 2009).

Beberapa studi empiris menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu maka akan mudah pula bagi ibu tersebut untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seorang ibu makan akan sulit ibu tersebut memperoleh informasi mengenai kesehatan (Poerdji, 2002).

5.1.2 Pengaruh Pekerjaan dengan Pemanfaatan Posyandu

Variabel pekerjaan tidak masuk dalam kandidat uji regresi linear berganda, karena memiliki nilai p=0,591<0,25. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel pekerjaan tidak memiliki pengaruh terhadp pemanfaatan Posyandu Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

(46)

ibu balita yang bekerja tidak mempunyai waktu luang sehingga tidak dapat membawa anaknya ke Posyandu. Sebab, semakin tinggi aktivitas pekerjaan ibu, maka semakin sulit untuk ibu datang ke Posyandu.

Di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016, variabel pekerjaan tidak memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu, penulis berasumsi bahwa ibu-ibu yang bekerja pun masih sempat membawa balita ke Posyandu. Hal ini dapat dilihat pada waktu penelitian, ibu-ibu yang bekerja banyak yang datang ke Posyandu, para ibu tersebut meminta izin atau meluangkan sedikit waktunya untuk datang ke Posyandu.

5.1.3 Pengaruh Waktu Kerja dengan Pemanfaatan Posyandu

Variabel waktu kerja masuk dalam kandidat uji regresi linear berganda, karena memiliki nilai p=0,009<0,25, tetapi setelah dilakukan analisis regresi linear berganda variabel waktu kerja memiliki nilai p=0,076>0,05. Sehingga dapat diartikan bahwa variabel waktu kerja tidak memiliki pengaruh terhadp pemanfaatan Posyandu Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Peneliti berasumsi bahwa, ibu yang bekerja pada pagi hari akan jarang dalam memanfaatkan Posyandu, dibanding ibu yang bekerja selain pagi hari. Tetapi di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016, ibu yang bekerja pada pagi hari lebih tinggi dalam memanfatkan Posyandu.

(47)

5.2 Pengaruh Pengetahuan dengan Pemanfaatan Posyandu

Pengetahuan merupakan faktor yang mendasari seseorang untuk berperilaku (Green dan Keuter) dalam Notoatmojo (2012), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji regresi linear berganda, variabel pengetahuan memiliki nilai p=0,039<0,05 yang artinya bahwa variabel pengetahuan menyatakan adanya pengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Riski (2011), menyatakan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan ibu tentang Posyandu terhadap pemanfaatan Posyandu.

Secara teoritis, pengetahuan seorang ibu akan mempengaruhi perilakunya dalam membawa balita ke Posyandu. Semakin baik pengetahuan ibu, maka akan semakin mengerti tentang manfaat yang diberikan Posyandu terhadap tumbuh dan kembang balitanya.

5.3 Pengaruh Sikap dengan Pemanfaatan Posyandu

Sikap adalah perasaan atau keyakinan yang relatif terhadap suatu objek. Menurut Newcom dalam Notoatmojo (2012), menyatakan sikap merupakan kesiapan dan kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup.

(48)

menyatakan adanya pengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Riski (2011), menyatakan bahwa ada pengaruh antara sikap ibu tentang Posyandu terhadap pemanfaatan Posyandu.

Secara teoritis, sikap akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak, Karena sikap merupakan awal dari suatu tindakan. Meskipun secara teoritis variabel sikap berpengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu, tetapi di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung variabel sikap tidak berpengaruh dalam pemanfaatan Posyandu. Hal ini bisa saja disebabkan oleh situasi tertentu, seperti indikator sikap yang dipilih dan juga kondisi tempat penelitian dilakukan.

Sikap ibu yang menyadari bahwa Posyandu merupakan hal yang sangat penting, dapat menimbulkan sikap positif ibu terhadap Posyandu. Namun, terbentuknya sikap positif ibu terhadap Posyandu belum menjamin apakah ibu berperilaku baik terhadap Posyandu.

(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di ambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Ada pengaruh antara variabel pendidikan dengan pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

2. Tidak ada pengaruh antara variabel pekerjaan dengan pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

3. Tidak ada pengaruh antara variabel waktu kerja dengan pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

4. Ada pengaruh antara variabel pengetahuan dengan pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

(50)

6.2Saran

1. Diharapkan kepada kader untuk lebih menyesuaikan kondisi waktu pelaksanaan Posyandu dengan waktu kerja ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

2. Petugas kesehatan hendaknya lebih proakif dalam memotivasi ibu untuk datang ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Tahun 2016.

3. Disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu.

(51)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (Kemenkes, 2011).

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, serta lintas sektor dan lembaga terkait lainnya (Kemenkes, 2011).

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004).

(52)

2.1.2 Tujuan Posyandu

Menurut Kemenkes (2011), tujuan Posyandu sebagai berikut :

Tujuan Umum : Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

Tujuan Khusus :

a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

2.1.3 Sasaran Posyandu

Menurut Kemenkes (2011), sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:

1. Bayi 2. Anak balita

3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui 4. Pasangan Usia Subur (PUS)

(53)

2.1.4 Fungsi Posyandu

Menurut Kemenkes (2011), adapun fungsi posyandu adalah sebagai berikut :

1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan AKABA.

2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

2.1.5 Manfaat Posyandu

Manfaat posyandu menurut Kemenkes (2011) adalah : 1. Bagi Masyarakat

a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.

c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial dasar sektor lain terkait

2. Bagi Kader, Pengurus Posyandu dan Tokoh Masyarakat

a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA

(54)

b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA

3. Bagi Puskesmas

a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.

b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat. 4. Bagi sektor lain

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB dan AKABA sesuai kondisi setempat.

b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.

2.1.6 Kegiatan Posyandu

(55)

A. Kegiatan Utama

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Ibu Hamil

b. Ibu Nifas dan Menyusui c. Bayi dan Anak balita

Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita.

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:

1) Penimbangan berat badan 2) Penentuan status pertumbuhan 3) Penyuluhan dan konseling

4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2) Keluarga Berencana (KB)

(56)

Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.

3) Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

4) Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT), suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.

5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.

B. Kegiatan Pengembangan/Tambahan

(57)

penyakit menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.

Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:

1. Bina Keluarga Balita (BKB). 2. Kelas Ibu Hamil dan Balita.

3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.

4. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman

7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).

8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.

(58)

9. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas). 10. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).

11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).

12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

2.1.7 Penyelenggaraan Posyandu A. Waktu Penyelenggaraan

Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.

B. Tempat Penyelenggaraan

Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

C. Penyelenggaraan Kegiatan

(59)

D. Tugas dan Tanggung jawab Para Pelaksana

Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai berikut :

1. Kader

Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:

a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat.

b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu. c. Mempersiapkan sarana Posyandu.

d. Melakukan pembagian tugas antar kader.

e. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.

f. Mempersiapkan bahan Pemberi Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan.

Pada hari buka Posyandu, antara lain:

a. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.

b. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu.

c. Mencatat hasil penimbangan di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) dan mengisi buku register Posyandu. d. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) pada ibu hamil dan WUS. e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi

sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.

(60)

f. Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.

g. Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka Posyandu, antara lain:

a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita.

b. Membuat diagram batang (balok) tentang jumlah semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik.

c. Melakukan tindak lanjut terhadap 1. Sasaran yang tidak datang.

2. Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.

d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka .

(61)

2. Petugas Puskesmas

Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:

a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.

b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.

c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.

d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu.

e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.

(62)

3. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)

a. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu kecamatan:

1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.

2) Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.

3) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.

b. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu desa/kelurahan:

1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Posyandu.

2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu

3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.

4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya.

(63)

c. Instansi/Lembaga Terkait:

1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya. 2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan

sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.

2.1.8 Langkah Kegiatan Posyandu

Langkah Kegiatan Pelaksana

Pertama Pendaftaran Kader

Kedua Penimbangan Kader

Ketiga Pengisian KMS Kader

Keempat Penyuluhan Kader

Kelima Pelayanan

Kesehatan

Kader atau kader bersama

petugas kesehatan

Sumber : Kemenkes 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan posyandu

2.1.9 Tingkatan Perkembangan Posyandu

(64)

alat telaahan perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut :

1)

Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader. 2) Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain:

a) Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu dengan metode simulasi.

(65)

b) Menerapkan Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu.

3) Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% Kepala Keluarga (KK) di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain:

a) Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat. b) Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh

dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.

(66)

4) Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% Kepala Keluarga (KK) yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing.

2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

2.2.1 Pengertian Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan proses pendayafungsian layanan kesehatan oleh masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973), yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Ilyas, 2003).

(67)

perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan.

2.2.2 Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 2.2.2.1 Teori Dever

Menurut Dever (1984), Dever mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Faktor-faktor tersebut, yaitu :

A. Faktor sosio budaya mencakup teknologi dan norma-norma yang berlaku. B. Faktor organisasi meliputi ada tidaknya fasilitas pelayanan kesehatan,

kemudahan secara geografis, acceptability, affordability, struktur organisasi, dan proses pelayanan kesehatan.

C. Faktor yang berhubungan dengan konsumen, meliputi derajat sakit, mobilitas penderita, cacat yang dialami, sosio demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan), sosio psikologi (persepsi sakit, kepercayaan dsb), sosio ekonomi (pendidikan, pendapatan, pekerjaan, jarak tempat tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan).

(68)

2.2.2.2 Teori Pride

Menurut Pride dalam Santoso (2004), disebutkan ada beberapa faktor – faktor yang dapat mempengaruhi individu dalam memanfaatkan suatu pelayanan kesehatan. Faktor tersebut yaitu :

A. Faktor Pribadi

1. Demografi : usia, jenis kelamin, suku bangsa, siklus kehidupan keluarga dan pekerjaan.

2. Situasional : keadaan eksternal yang mempengaruhi kepuasan individu.

3. Tingkat keterlibatan : banyak aspek dalam keputusan dipengaruhi oleh tingkat keterlibatan individu tersebut termasuk besarnya minta individu.

B. Faktor Psikologis

1. Persepsi merupakan proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterpretasian informasi yang diperolehnya untuk menghasilkan makna.

2. Motif merupakan kekuatan internal yang mengarahkan kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhannya.

3. Pengetahuan merupakan konsekuensi dari keputusan menggunakan suatu jasa pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah kecenderungan diulangi kembali.

(69)

4. Sikap adalah ketika masyarakat memiliki sikap yang negatif terhadap salah satu aspek pelayanan kesehatan, maka kemungkinan masyarakat tersebut berhenti untuk datang kembali.

5. Kepribadian umumnya produk yang digunakan seseorang kemungkinan mencerminkan satu atau beberapa dari arti kepribadian orang yang bersangkutan.

C. Faktor Sosial

1. Peran dan pengaruh keluarga : peran keluarga berkaitan langsung dengan keputusan dalam penggunaan.

2. Kelempok referensi : dapat berfungsi sebagai titik perbandingan dan sumber informasi bagi seorang individu.

3. Kelas sosial : berpengaruh terhadap keputusan termasuk dalam penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan, pola pemeriksaan dan jenis tempat pelayanan kesehatan yang dipilihnya.

4. Budaya : mencakup nilai-nilai dan perilaku yang diterima di dalam masyarakat tertentu dan umumnya diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2.3 Faktor Sosio Ekonomi 2.3.1 Pendidikan Ibu

(70)

informasi, misalnya informasi tentang manfaat Posyandu. Seperti YB Mantra yang dikutip Notoatmojo (2012), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang.

2.3.2 Pekerjaan Ibu

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Menurut Hastono (2009) dalam Suryaningsih (2012) bahwa suatu pekerjaan dari seseorang akan memberikan pengalaman belajar terhadap yang bersangkutan baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan secara finansial ataupun psikologis.

2.3.3 Waktu Kerja Ibu

Waktu kerja adalah jadwal kegiatan bekerja seseorang.

2.4 Pengetahuan

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

(71)

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

(72)

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.5 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmodjo, 2012). Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut :

“An individual’s social attitude is a syndrome of response consistency

with regard to social object”(Campbell, 1950).

(73)

“Attitude entails an existing predisposition to response to social objects

which in interaction with situational and other dispositional variable, guide and

direct the overt behavior of the individual”(Cardno, 1955).

Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

a. Komponen pokok sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmojo (2012) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok.

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

(74)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. b. Berbagai tingkatan sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan sebagai berikut :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

(75)

2.6 Kerangka Konsep Variabel Independen

V

Variabel Independen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

2.7 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pendidikan ibu terhadap pemanfaatan Posyandu 2. Ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemanfaatan Posyandu 3. Ada pengaruh waktu kerja ibu terhadap pemanfaatan Posyandu 4. Ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemanfaatan Posyandu 5. Ada pengaruh sikap ibu terhadap pemanfaatan Posyandu

Sosio-Ekonomi - Pendidikan - Pekerjaan - Waktu Kerja

Pemanfaatan Posyandu Oleh Ibu Balita Pengetahuan

Sikap

(76)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan merupakan modal terbesar dalam mencapai kesejahteraan. Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan bagi warga negaranya, pemerintah berkewajiban mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera bagi setiap orang.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (UU No.36 Tahun 2009).

(77)

tetap lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu (Kemenkes, 2011).

Posyandu merupakan suatu pelayanan yang diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan pada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang utama untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan anak.

Pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita dapat dilakukan di posyandu melalui pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar balita di posyandu dilakukan dengan sistem 5 meja, meliputi : pemeriksaan kesehatan balita, penimbangan berat badan, pemantauan status gizi, pemberian vitamin A, pemberian imunisasi, dan konsultasi masalah kesehatan lainnya.

(78)

Posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita.

Salah satu indikator keberhasilan berjalannya program posyandu adalah meningkatnya status gizi balita sehingga jumlah balita yang berat badannya tidak naik akan semakin menurun. Status gizi balita sebenarnya dapat dipantau apabila si ibu membawa balitanya ke posyandu setiap bulan, karena Posyandu merupakan deteksi awal dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.

Secara kuantitas, perkembangan jumlah Posyandu sangat menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3- 4 Posyandu. Pada saat Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat sebanyak 25.000 Posyandu, dan pada tahun 2009, meningkat menjadi 266.827 Posyandu dengan rasio 3,55 Posyandu per desa/kelurahan. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas, masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Kemenkes, 2011).

Meskipun secara kuantitas perkembangan Posyandu sangat cepat, tetapi dari segi pemanfaatan masih terdapat beberapa kekurangan di beberapa hal. Menurut Depkes RI (2010), pemanfaatan posyandu di Indonesia berdasarkan program aktivitas posyandu cukup baik untuk balita terutama sampai usia 2 tahun. Aktivitas selanjutnya sampai usia 5 tahun, cakupan program atau partisipasi masyarakat sangat bervariasi, mulai dari terendah 10% sampai tertinggi 80%.

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Distribusi Jumlah Sampel Masing-Masing di Wilayah Penelitian
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Sosio Ekonomi Ibu No Variabel Kriteria Skala Ukur
Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan Ibu Bobot Nilai Bobot Nilai1
Tabel 4.1  Distribusi Sosio-Ekonomi Responden (Pendidikan, Pekerjaan, dan Waktu Kerja) di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung
+5

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Karakteristik, Pengetahuan

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat Nya yang tak terhingga kepada penulis,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Determinan Perilaku Pemanfaatan Posyandu

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini yang berjudul

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang berjudul

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “ Faktor- faktor yang

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang