ANALISIS PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN
KERJA (TPAK) DAN JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA
TERHADAP JUMLAH ANGKATAN KERJA
MENGGUNAKAN METODE ANALISIS
JALURDENGAN LINEAR STRUCTURAL
RELATIONSHIPS (LISREL)
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2007-2011
TUGAS AKHIR
NURUL ICHWANI BR SEMBIRING
102407056
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALIS
KERJ
Diajukan u
FAKULT
ISIS PENGARUH
RJA (TPAK)
TERHADAP
MENG
JALUR
RE
DI P
n untuk meleng
NUR
PROGRAM
DE
TAS MATE
UNIVE
NGARUH TIN
AK) DAN JUM
ADAP JUM
NGGUNAKAN
URDENGAN L
RELATIO
I PROVINSI
TAH
TUG
lengkapi tuga
RUL ICHW
1
RAM STUDI
DEPARTEM
EMATIKA D
UNIVERSITAS
INGKAT PA
UMLAH PE
UMLAH ANG
NAKAN METO
AN LINEAR
IONSHIPS (L
NSI SUMATE
AHUN 2007-2
UGAS AKHI
gas dan mem
Madya
WANI BR S
102407056
UDI DIPLOM
MEN MATE
A DAN ILM
AS SUMATE
MEDAN
2013
PARTISIPAS
ENDUDUK
NGKATAN K
ODE ANAL
AR STRUCTU
(LISREL)
TERA UTARA
2011
HIR
menuhi syara
SEMBIRING
MA 3 STAT
TEMATIKA
MU PENGE
ATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul :
Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) dan Jumlah Penduduk Usia Kerja
Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan
Metode Analisis Jalur Dengan Linear Structural
Relationships (Lisrel) Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2007-2011
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Nurul Ichwani Br Sembiring
NIM : 102407056
Program Studi : D3 Statistika Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara
Diluluskan di Medan, Juli 2013
Diketahui/Disetujui oleh:
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing
PERNYATAAN
ANALISIS PENGARUH TINGKAT
PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK)
DAN JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA TERHADAP
JUMLAH ANGKATAN KERJA MENGGUNAKAN METODE
ANALISIS JALUR DENGAN LINEAR STRUCTURAL
RELATIONSHIPS (LISREL) DI PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN
2007-2011
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2013
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pengaruh Angka Partisipasi Sekolah dan Penduduk Buta Huruf Terhadap Persentase Penduduk Miskin Di Provinsi Sumatera Utara.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metode Penelitian 5
1.7 Sistematika Penulisan 6
BAB 2 Landasan Teori
2.1 Analisis Jalur 9
2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur 12
2.3 Dekomposisi Hubungan Antar Variabel 17
2.4 Koefisien Jalur 18
2.5 Pengujian Koefisien Jalur 21
2.6 LISREL (Linear Structural Relationships) 23
2.7 Angkatan Kerja 25
BAB 3 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara
3.1 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara 26
3.2 Sejarah Provinsi Sumatera Utara 28
3.3 Lambang Provinsi Sumatera Utara 29
3.4 Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara 30
3.4.1 Visi Provinsi Sumatera Utara 31
3.4.2 Misi Provinsi Sumatera Utara 32
BAB 4 Analisis Data
4.1 Pengumpulan Data 35
4.2 Sumber Data 36
4.3 Data Hasil Penellitian 36
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 39
4.5 Menentukan Model Diagram Jalur 39
4.6 Menentukan Hubungan Antar Variabel 41
4.7 Menghitung Koefisien Jalur 42
5.1 Uji t dengan SPSS 54
5.2 Uji F dengan SPSS 56
5.3 Asumsi-asumsi Analisis Jalur 58
5.4 Menampilkan Program LISREL 8.80 63
5.5 Mengimport Data 64
5.6 Membuat Tabel Hasil Analisis Jalur 66 5.7 Menampilkan Gambar Analisis Jalur 74
BAB 6 Penutup
6.1 Kesimpulan 75
6.2 Saran 77
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Presentase TPAK Penduduk Unur 15 Tahun Keatas
Menurut Kabupaten/Kota 36
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Usia Kerja Provinsi Sumatera Utara 38 Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis
Kegiatan Tahun 2007-2011 38
Tabel 4.4 TPAK, Jumlah Penduduk Usia Kerja, dan
Jumlah Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Utara 39
Tabel 5.1 Hasil Uji Linieritas 59
Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinieritas 60
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Model Diagram Jalur dengan 2 Variabel 10 Gambar 2.2 Model Diagram Jalur dengan 4 Variabel 11 Gambar 2.3 Model Diagram Jalur dengan 3 Variabel Eksogen dan 1
Variabel Endogen 18
Gambar 3.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara 29
Gambar 4.1 Diagram Jalur 39
Gambar 4.2 Diagram Jalur dengan Persamaan Struktural 42
Gambar 5.1 Grafik Normal P-P Plot 59
Gambar 5.2 Grafik Scatterplot 60
Gambar 5.3 Grafik Scatterplot Sub Struktur I 62 Gambar 5.4 Grafik Scatterplot Sub Struktur II 62
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulis terhadap pemilihan
judul penelitian dalam tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Jumlah Penduduk Usia Kerja Terhadap
Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur dengan Linear
Structural Relationships (LISREL) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 –
2011”, selain itu penulis juga menguraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun sampai 65 tahun ke atas
yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis. Angkatan kerja terdiri dari
penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetaptetapi sementara tidak
bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan
secara aktif. Jumlah angkatan kerja dipengaruhi oleh jumlah Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah angka yang
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengetahui penduduk yang aktif bekerja ataupun mencari pekerjaan yang disebut
juga sebagai angkatan kerja.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia yang dimaksud penduduk usia
kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun sampai 64 tahun. Penduduk usia
kerja sering juga disebut dengan penduduk usia produktif.
Analisis jalur dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari pengaruh
secara langsung dan secara tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel
terikat. Analisis ini merupakan salah satu pilihan dalam rangka mempelajari
ketergantungan sejumlah variabel dalam model.
Cara melakukan analisis jalur adalah melalui Structural Equation Model
(SEM), untuk menguji berbagai model hubungan yang ada, baik tanpa
memperhitungkan ataupun dengan memperhitungkan besarnya kesalahan
menggunakan program Linear Structural Relationship (LISREL) yang
dikembangkan oleh Jöreskog dan Sorbom.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk
meneliti dan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh langsung dan pengaruh
tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat antara tingkat
partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja terhadap
jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 - 2011. Maka
penulis memaparkan ke dalam sebuah tulisan Tugas Akhir yang berjudul
Penduduk Usia Kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur dengan Linear Structural Relationships (LISREL) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 - 2011.”
1.2 Rumusan Masalah
Untuk membahas permasalahan yang dihadapi perlu diadakan perumusan
masalah, yaitu sejauh mana pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung
antara jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap jumlah
angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 – 2011, dan Sejauh mana
pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antara jumlah penduduk usia
kerja (15 - 64 tahun) terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara
tahun 2007 - 2011.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian tidak menyimpang, maka
penulis membatasi wilayah penelitian yaitu pada ruang lingkup provinsi Sumatera
Utara tahun 2007 - 2011. Selain itu pembahasan permasalahan hanya sebatas pada
analisa untuk mengetahui seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak
langsung, kemudian permasalahan yang dianalisis adalah jumlah angkatan kerja.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penulisan ini adalah jumlah angkatan
kerja (Y), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1), jumlah penduduk usia kerja
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis
seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap jumlah angkatan kerja di provinsi
Sumatera Utara, dan untuk menganalisis seberapa besar jumlah penduduk usia
kerja terhadap jumlah angkatan kerja di provinsi Sumatera Utara tahun 2007 –
2011.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan diperoleh model hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
dan jumlah penduduk usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2007 – 2011 maka manfaat yang diperoleh adalah melihat
seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Tingkat
Partisipasi Ankatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja terhadap
jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 – 2011, menambah
dan memberikan wawasan bagi penulis dalam penerapan ilmu yang didapat di
bangku kuliah dengan menyatukan materi perkuliahan dengan objek
permasalahan yang dijadikan materi pembahasan, sebagai masukan dan bahan
pertimbangan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara guna meningkatkan
kualitas angkatan kerja dengan penyediaan pendidikan yang lebih baik, dan
sebagai referensi sekaligus bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang terdiri dari langkah-langkah kegiatan
yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan penelitian dapat terwujud.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data untuk
memperoleh data dan informasi dari perpustakaan dengan cara membaca
buku-buku referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang
mendukung penulisan tugas akhir.
2. Penelitian lapangan, yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh
data dan informasi mengenai jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk usia
kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi
Sumatera Utara tahun 2007 - 2011 dengan cara mengadakan penelitian di
Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan menulis data
yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data
sekunder yaitu data yang pengumpulannya bukan diusahakan sendiri oleh
peneliti tetapi data yang diolah/diperoleh dari BPS Provinsi Sumatera
Utara.
Data penelitian di analisis dengan menggunakan analisis jalur. Analisis
jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis suatu hubungan langsung dan
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan satu jalur. Pada model
persamaan satu jalur ini, hubungan pertamanya sama dengan model regresi
berganda, yaitu variabel bebas lebih dari satu variabel dan variabel terikatnya
tediri dari satu variabel. Adapun rumus persamaan jalurnya dapat dituliskan
sebagai berikut:
Y= yx1x1 + yx2x2 + (1.1)
Dengan:
yx1 = koefisien jalur dari yx1
yx2 = koefisien jalur dari yx2
x1 = variabel bebas pertama
x2 = variabel bebas kedua
Y = variabel terikat
= error
Dimana koefisien jalur dari variabel-variabel tersebut akan dicari nilai dan
pengaruhnya masing-masing terhadap variabel terikat dengan menggunakan
aplikasi Lisrel.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan tugas akhir ini secara garis besarnya dibagi
dalam 6 bab yang masing-masing bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang analisis jalur, asumsi analisis jalur,
dekomposisi hubungan antar variabel, koefisien jalur, pengujian
koefisien jalur, LISREL (Linear Structural Relationship).
BAB 3 : GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA Bab ini berisi tentang letak geografis provinsi Sumatera Utara,
sejarah provinsi Sumatera Utara, lambang provinsi Sumatera
Utara, dan visi dan misi provinsi Sumatera Utara.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang cara pengumpulan data, sumber data, data
hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, menentukan model
diagram jalur, menentukan hubungan antar variabel, menghitung
koefisien jalur, dan pengujian koefisien jalur.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan mengenai penggunaan rumus-rumus analisis
BAB 6 : PENUTUP
Bab ini memberikan hasil dari analisis dan pendugaan pada
bab-bab sebelumnya dirangkum pada bab-bab ini. Selain kesimpulan,
pada bab ini juga memberikan saran-saran yang bersifat untuk
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan beberapa metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun metode yang digunakan adalah analisis jalur, asumsi analisis jalur, dekomposisi hubungan antar variabel, koefisien jalur, dan Linear Structural Relationship (LISREL).
2.1 Analisis Jalur
Analisis jalur menerjemahkan hipotesis penelitian yang bentuknya proporsional ke dalam bentuk diagram. Diagram yang digunakan dalam analisis jalur disebut diagram jalur (path Diagram). Untuk menyederhanakan lambang, hanya digunakan dua lambang saja yaitu Xdan
ε
yang selanjutnya dinyatakan dengan(
X1,X2, ,Xn)
terdiri dari variabel eksogen (exogenous variable) yangmerupakan variabel penyebab dan variabel endogen (endogenous variable) sebagai variabel akibat. Sedangkan faktor-faktor lain yang merupakan variabel yang tidak sengaja diukur disebut implisit variabel (implisite variable) dilambangkan dengan
ε
yang dibedakan oleh(
ε
1,ε
2, ,ε
k)
yang selanjutnya disebut variabel galat. Dalam diagram jalur digunakan 2 macam anak panah yaitu:1. Anak panah satu arah (single beaded arrow) yang menyatakan pengaruh
langsung dari sebuah variabel eksogen ke sebuah variabel endogen.
Misalnya : X1 → X2, ini berarti X1 sebagai variabel eksogen
mempengaruhi secara langsung X2 sebagai variabel endogennya.
Gambar 2.1 Model diagram jalur dengan 2 variabel
Diagram jalur di atas menyatakan hubungan kausal dari X1 ke X2, dengan :
1
X = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable).
2
X = menyatakan variabel endogen (edogenous variable).
ε
= menyatakan galat (error)ρ
= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung atau biasa disebut juga koefisien jalur (path coefficient).1 2X X
ρ
= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X2 terhadap1
X
ε
ρ
X2 = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung penyebab yang sedang dilakukan tidak di ukur( )
ε yang mempengaruhi2
X
2. Anak panah 2 arah (double beaded arrow) yang menyatakan hubungan
korelatif antara variabel eksogen. Misalnya : X1 → X2, menyatakan
bahwa X1 dan X2 sebagai variabel eksogen dimana keduanya
mempunyai hubungan korelasi.
Gambar 2.2 Model diagram jalur dengan 4 variabel.
Model diagram jalur diatas mengisyaratkan bahwa X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh secara langsung terhadapX3, dan X3 berpengaruh terhadap X4. Gambar 3.2 menggambarkan dua substruktur atau menyatakan bahwa ada dua kejadian sebab akibat yang akhirnya mengakibatkan 1 kejadian yaitu X4.
Didalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan analsiis jalur penulis juga harus menentukan persamaan struktural. Persamaan struktural adalah persamaan yang menyatakan hubungan antar variabel pada diagram jalur yang ada.
Berdasarkan model diagram jalur pada Gambar 2.1 diatas dapat dibuat persamaan struktural sebagai berikut :
ε
ρ
+= 1
2 2 1X
X X X (2.1)
Persamaan diatas menyatakan pengaruh langsung dari variabel eksogen (X1) terhadap variabel endogen (X2) dengan galat
ε
.3
X
X
41 3ε
ρ
X 2 4ερ
X 3 4X Xρ
1X
2X
3 2Untuk diagram jalur pada Gambar 2.2 diatas mempunyai 2 persamaan struktural yaitu :
1. Hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 yang dinyatakan :
X3 =
ρ
X3X1X1+ρ
X3X2X2+ε
1 (2.2) 2. Hubungan kausal dari X3 ke X4 yang dinyatakan :X4 =
ρ
X4X3X3+ε
2 (2.3) Makin kompleks sebuah hubungan struktural maka makin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula substruktur serta persamaan struktural yang membangun diagram jalur tersebut.2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur
Sebelum melakukan analisis, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Asumsi Normalitas
Asumsi normalitas sangat penting terutama untuk kepentingan penarikan kesimpulan. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui variabel endogen dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Alat yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data sangat banyak modelnya. Salah satunya dengan menggunakan statistik Kolmogrov-Smirnov. Selain dengan statistik Kolmogrov-Smirnov, Uji normalitas dapat dilihat melalui tampilan grafik histogram maupun grafik Normal P-P Plot.
Deteksi normalitas yang sering digunakan pada program SPSS adalah dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik (Santoso, 2001 : 212-214). Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Jika sisaan menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi mempunyai galat yang
b. Jika sisaan menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak mempunyai galat
yang berdistribusi normal.
2. Asumsi Linieritas
Asumsi berikutnya yang harus dipenuhi adalah linieritas. Asumsi ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara variabel dependen dengan variabel independen. Uji asumsi linearitas dipenuhi apabila nilai Variance Inflation factor (VIF) disekitar 1 atau tepat 1 dan nilai Tolerance mendekati 1 atau tepat 1 (Santoso, 2001: 142).
3. Asumsi Homoskedastisitas
Pada asumsi ini, homoskedastisitas terjadi apabila nilai–nilai variabel endogen untuk setiap nilai tertentu pada variabel eksogen selalu sama atau hampir sama. Dengan kata lain bahwa variansi galat pada semua nilai variabel eksogen adalah konstan, artinya bahwa variansi galat adalah sama untuk semua nilai variabel eksogen. Jika variansi galat tidak sama untuk semua nilai variabel eksogen, maka dapat dikatakan bahwa model regresi mengalami problem heteroskedastisitas (Goldstein dan Phedazur dalam Winarsunu, 2002: 284). Prosedur yang digunakan dalam SPSS untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value (Santoso, 2001: 146). Dari grafik tersebut dilihat apakah data membentuk pola tertentu atau tidak. Jika galat membentuk pola tertentu dan teratur maka diindikasi terdapat masalah heteroskedastisitas. Jika sisaan tidak membentuk pola maka model regresi memenuhi asumsi homoskedastisitas.
4. Independensi variabel eksogen
Tolerance <0.10 atau Variance Inflation Factors (VIF) >10
(Ghozali, 2009 : 28).
5. Galat tidak berkorelasi dengan variabel endogen (dependen)
Asumsi bahwa variabel galat tidak berkorelasi dengan variabel-variabel yang ada dalam suatu model analisis jalur, mengimplikasikan bahwa variabel–variabel yang relevan saja yang digunakan di dalam model yang akan diuji. Atau dengan kata lain, bahwa variabel – variabel yang tidak digunakan dan berada dibawah variabel galat diasumsikan menjadi tidak berkorelasi dengan variabel relevan. Setiap variabel endogen dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel– variabel eksogen dan endogen di dalam model dan galat (Phedazur dalam Winarsunu, 2002 : 285). Prosedur yang digunakan dalam SPSS untuk mendeteksi galat tidak berkorelasi dengan variabel endogen yaitu dapat dilihat dari grafik scatterplot antara antara Regression StudentisedResidual dengan Regression Standardized Predicted Value (Santoso, 2001: 146) . Dari grafik tersebut dilihat jika sisaan berada disekitar nol menyebar secara acak (tidak membentuk pola) maka galat dapat disimpulkan tidak berkorelasi terhadap variabel endogen.
6. Hanya ada satu arah kausal didalam model
Asumsi mengenai adanya satu arah jalur di dalam model, mengindikasikan bahwa arah jalur yang mengandung arti hubungan timbal balik di dalam suatu model analisis jalur menjadi diabaikan. Satu arah jalur didalam model analaisis jalur dikenal dengan sebutan model rekursif (recursive models). Dalam waktu yang bersamaan suatu variabel tidak dapat menjadi variabel eksogen sekaligus sebagai variabel endogen terhadap variabel lain. Variabel yang diperlakukan sekaligus menjadi variabel eksogen dan endogen dalam suatu model analisis jalur disebut sebagai model nonrekursif (nonrecursive models) yang bisa dianalisis dengan baik oleh analisis selain teknik analisis jalur, yaitu Linear Structural Relation atau terkenal dengan sebutan LISREL yang dikembangkan oleh Joreskog (Phedazur & Hasan dalam Winarsunu,2002: 285-286).
2.3 Dekomposisi Hubungan Antar Variabel
Hubungan antara variabel yang dapat digambarkan oleh diagram jalur yang dibuat, dapat mengisyaratkan beberapa keadaan yang dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Pengaruh langsung adalah pengaruh dari variabel X ke variabel Y yang langsung tanpa melalui variabel lain. Pada analisis jalur pengaruh langsung ditunjukkan oleh bentuk panah satu arah lurus dari X ke Y. Pada Gambar 2.2 pengaruh langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X1
dan X2 terhadap X3. Besarnya pengaruh langsung pada Gambar 2.2 ditunjukkan oleh
1 3X X
ρ dan
2 3X X
ρ .
2. Pengaruh tidak langsung
Pengaruh tidak langsung ini terjadi jika variabel X mempengaruhi variabel Y melalui variabel ketiga. Pada Gambar 2.2 pengaruh tidak langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X1 dan X2 terhadap X4 yaitu harus melalui X3. Besarnya pengaruh tidak langsung pada Gambar 2.2 diatas ditunjukkan oleh
1 3X X ρ . 3 4X X
ρ dan
2 3X X ρ . 3 4X X ρ .
2.4 Koefisien Jalur
Untuk menghitung nilai koefisien jalur ini sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menggambar diagram jalur yang mencerminkan model teoritik yang
diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Dalam langkah ini
hipotesis yang diajukan harus bisa menerjemahkan hipotesis yang di
ajukan ke dalam diagram jalur, sehingga tampak jelas variabel apa saja
yang merupakan variabel eksogen dan variabel endogen. Misalkan
diagram jalur sebagai berikut :
Dengan : 1
X , X2, X3 = variabel eksogen Y
X = variabel endogen
2. Perhitungan matriks korelasi antar semua variabel yang ada. Input data
yang digunakan dalam analisis jalur berupa data korelasi atau kovariansi,
oleh karena itu perlu dicari terlebih dahulu matriks korelasi (R) yang
menyatakan korelasi antara semua variabel.
R = 1 1 1 1 3 2 1 3 2 3 1 3 2 3 2 1 2 1 3 1 2 1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X k k k Y Y Y r r r r r r r r r r r r (2.4)
3. Identifikasi substruktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien
jalurnya. Misalnya saja dalam substruktur yang diidentifikasi terdapat k
buah variabel eksogen dan sebuah variabel endogen (selalu hanya 1 buah).
Dari substruktur tersebut diperoleh sebuah persamaan:
Xy =ρX X X +ρX X X +ρX X Xk +ε
K Y Y
Y 1 1 2 2 (2.5)
4. Pada bagian ini yang dihitung hanya matriks korelasi antar variabel
eksogen karena akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Menghitung matriks korelasi
antar variabel eksogen yang menyusun sub struktur adalah dengan cara :
R1=
1 1 1 1 3 2 1 3 2 3 1 3 2 3 2 1 2 1 3 1 2 1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X k k k Y Y Y r r r r r r r r r r r r (2.6)
R1−1= kk k k k k k k C C C C C C C C C C C C C C C C 3 2 1 3 33 32 31 2 23 22 21 1 13 12 11 (2.7)
6. Perhitungan koefisien jalur yang ada pada persamaan
i YX X
ρ untuk
k
i=1,2,..., , dengan mengalikan matriks invers r1−1, dengan elemen ke-yi
pada matriks r.
k YX X
ρ = R1−1
k YX X
r (2.8)
= K Y Y Y Y X X X X X X X X ρ ρ ρ ρ 3 2 1 kk k k k k k k C C C C C C C C C C C C C C C C 3 2 1 3 33 32 31 2 23 22 21 1 13 12 11 k Y Y Y Y X X X X X X X X r r r r 3 2 1 (2.9) k Y Y Y y k Y Y Y y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y X X k X X k X X k X X k X X X X k X X X X X X X X X X k X X X X X X X X X X k X X X X X X X X r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C 4 3 2 1 3 33 32 31 2 23 22 21 1 13 12 11 3 2 1 3 3 2 1 3 2 3 2 1 2 1 3 2 1 1 + + + + = + + + + = + + + + = + + + + = ρ ρ ρ ρ (2.10)
7. Perhitungan koefisien determinasi total RX
(
X X Xk)
y 1, 2, ,
2
yaitu
koefisien yang menyatakan seberapa besar kontribusi variabel
k
X X
X1, 2, , terhadap variabel Xy dilakukan penghitungan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
( )
[
]
k Y Y Y Y kY X X X X X X X X X X X X
X
R
ρ
ρ
ρ
ρ
(2.11) 8. Perhitungan koefisien jalur untuk galat
1
ε
ρ
Y X
Xy R XY(X ,X ,...,Xk)
2
2 1 1 1 = 1−
ε
ρ (2.12)
2.5 Pengujian Koefisien Jalur
Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara sendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesa operasional) yang akan diuji.
Ho : pxuxi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu)
terhadap variabel endogen (Xi).
H1 : pxuxi 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) terhadap
variabel endogen (Xi).
2. Untuk menguji setiap koefisien jalur
(2.13)
Dengan: i = 1,2,…,k Cii = nilai dari R-1
n = banyaknya data atau sampel
k = banyaknya variabel eksogen dengan sub-struktur yang sedang diuji t = nilai tabel distribusi t, dengan derajat bebas n – k – 1
Kriteria pengujian:
Tolak H0 apabila t0 ttabel (n-k-1).
Terima H0 apabila ttabel(n-k-1) thit > ttabel(n-k-1) .
3. Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama
! (2.14)
Dengan: i = 1,2,…,k
F = nilai tabel distribusi F, dengan derajat bebas n – k – 1
Kriteria Pengujian:
Tolak Ho apabila Fhit Ftabel(k, n-k-1).
Terima H0 apabila Ftabel(k,n-k-1) Fhit > Ftabel(k,n-k-1) .
4. Untuk menguji perbedaan besarnya pengaruh antara dua variabel eksogen
terhadap variabel endogen
"
# "" "
(2.15)
Kriteria pengujian :
Tolak H0 apabila t0 ttabel (n-k-1).
Terima H0 apabila ttabel(n-k-1) thit > ttabel(n-k-1) .
2.6 Linear Structural Relationships (LISREL)
Linear Structural Relationships (LISREL) merupakan metode analisis data yang menggunakan model persamaan struktural (Structural Equation Model) yang dikembangkan oleh Joreskog (Pedhazur dalam Winarsunu 2002: 308). Model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) adalah generasi kedua teknik analisis multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model (Bagozzi dan Fornell dalam Ghozali, 2008: 3).
Model LISREL menaksir koefisien–koefisien dari sejumlah persamaan struktural linier. Kemaknaan taksiran parameter–parameter tersebut dapat diketahui dari output yang dihasilakan LISREL jika model yang dianalisis cocok dengan data. Menurut Schumaker dan Lomax, 1996: 124 – 126 untuk mengetahui apakah model cocok dengan data digunakan kriteria sebagai berikut:
a) P>
α
model cocok dengan datab) GFI (Goodness of Fit Index)
Goodness of Fit Index (GFI) merupakan suatu ukuran mengenai ketepatan model dalam menghasilkan observed matriks kovariansi. Nilai GFI harus berkisar antara 0 dan 1. Nilai GFI yang lebih besar daripada 0,9 menunjukkan fit suatu model yang baik.
c) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation)
Nilai RMSEA yang kurang daripada 0,05 mengindikasikan adanya model fit ( Byrne dalam Ghozali, 2008: 32). RMSEA digunakan untuk mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan matriks kovarians ( Brown dan Cudec dalam Ghozali, 2008: 31). Nilai RMSEA yang berkisar antara 0,01 sampai dengan 0,08 menyatakan bahwa model fit yang cukup (MacCallum et all dalam Ghozali, 2008: 32).
2.7 Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Baik yang sudah bekerja maupun yang belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah berusia minimal 15 tahun sampai 64 tahun. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Seperti ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, dan sebagainya.
BAB 3
GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA
Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum Provinsi Sumatera Utara.
Uraian ini dimulai dengan letak geografis Provinsi Sumatera Utara, sejarah
Provinsi Sumatera Utara, lambang Provinsi Sumatera Utara dan visi dan misi
Provinsi Sumatera Utara.
3.1 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara berda di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1o –
4o Lintang Utara dan 98o – 100o Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan
provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah
Selatan berbatasan dengan provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat
berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan provinsi Sumatra Utara adalah
71.680,68 Km2, sebagian besar berada d daratan pulau Sumatera dan sebagian
kecil berada di pulau Nias, pulau – pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di
bagian Barat maupun di bagian Timur pantau pulau Sumatera. Berdasarkan luas
daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah
kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 Km2, atau sekitar 9,23% dari
total luas Sumatera utara, diikuti kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 Km2
sekitar 6,12%. Sedangkan luas daerahterkecil adalah kota Sibolga gengan luas
10,77 Km2 atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara.
Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam
3 (tiga) kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, dan Pantai
Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara,
Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli
Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten
Tapanuli Tenggah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota
Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran tinggi meliputi Kabupaten
Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalunggun, Kabupaten
Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak
Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pemantang Siantar. Kawasan Pantai Timur
meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten
Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli
Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai,
Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai.
Karena terletak dekat gariskhatulistiwa. Provinsi Sumatera Utara tergolong
kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera
Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas
permukaan laut, beriklim cukup panas bias mencapai 33,40C, sebagian daerah
berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi
Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara
mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya
terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya
terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim
itu diselingi oleh musim pancaroba.
3.2 Sejarah Provinsi Sumatera Utara
Sumatera Utara berdiri pada tanggal 15 April 1948 dengan wilayah mencakup tiga
keresidenan, yaitu Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada saat itu ibukota dari
Sumatera Utara adalah Kutaraja yang sekarang menjadi banda Aceh, dan
dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur Sumatera Utara yang pertama adalah
Mr. S.M. Amin.
Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera.
Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 mei 1949 Nomor
22/Pem/PDRI yang mengatakan bahwa jabatan gubernur Sumatera Utara
dtiadakan, selanjutnya dengan ketetapan pemerintah Darurat RI tanggal 17
Desember 1949 di bentuk provinsi Aceh dan provinsi Tapanuli atau Sumatera
Timur yang kemudian dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang
nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dujabut dan kembali
dibentuk Provinsi Sumatera Utara.
Tanggal 7 Desember 1956 di dalam undang-undang Nomor 24 Tahun
peraturan pembentukan provinsi Sumatera Utara yang artinya wilayah Sumatera
Utara dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai daerah otonomi
provinsi Aceh.
[image:32.612.255.387.244.421.2]3.3 Lambang Provinsi Sumatera Utara
Gambar 3.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara
Makna lambang provinsi Sumatera Utara di atas adalah :
1. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai
beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat
Provinsi Sumatera Utara melawan imperialism atau kolonialisme,
feodalisme dan komunisme.
2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan
3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun
padi, dan tulisan “Sumatera Utara” melambangkan daerah yang indah
permai masyhur dengan kekayaan alamnya yang berlimpah-limpah.
4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba, dan empat
puluh lima butir padi menggambarkan tanggal bulan dan tahun
kemerdekaan. Dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan
tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran
bangsa, patriotism, pencinta, keadaan, dan pembela keadilan.
5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan
yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan kegotongroyongan
yang dinamis.
3.4 Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara
Untuk mewujudkan pembanguna Provinsi Sumatera Utara yang lebih terarah,
terencana, menyeluruh, terpadu, realistis, dan dapat dievaluasi, maka perlu
dirumuskan rencana strategik sebagai broad guide line penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Provinsi
Sumatera Utara untuk lima tahun kedepan.
Rencana strategi yang ditetapkan sekaligus menjasi strategi dasar bagi
kebijakan, program kegiatan pembangunan dan pengembangan provinsi, serta
memberikan orientasi dan komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan
handal, perlu adanya pengukuran capaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas
publik guna menjamin peningkatan pelayanan umum yang diinginkan.
3.4.1 Visi Provinsi Sumatera Utara
Pembanguna Provinsi Sumatera Utara merupakan rangkain kegiatan yang
dlaksanakan secara bertahap dan berkesimanbungan untuk meraih masa depan
yang lebih baik. Oleh karena itu visi merupakan simpul dalam menyusun rencana
strategis pembangun Provinsi Sumatera Utara. Sebagai gambaran identitas masa
depan Provinsi Sumatera Utara maka, visi provinsi Sumatera Utara adalah
“Sumatera Utara yang Maju dan Sejahtera dalam Harmoni Keberagaman” dengan
pemahaman sebagai berikut:
1. Sumatera Utara yang Maju
Bermakna masyarakatnya berpengetahuan dan sadar akan kebutuhan
secara individual atau kelompok, serta menggunakan akal sehat, dapat
mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan nasional dan global,
namun tetap mempertahan cirri dan identitas masyarakat Sumatera Utara
yang majemuk serta bijaksana menghargai adat.
2. Sumatera Utara yang Sejahtera
Adalah masyarakat yang terpenuhi kebutuhan secara lahir dan batin
berdasarkan keperluan baik individu maupun kelompok yang dipenuhi
akan terwujud derajat kehidupan penduduk Sumatera Utara yang sehat,
layak, dan manusiawi.
3. Sumatera Utara dalam Harmoni Keberagaman
Bermakna terbentuknya kesesuaian dan keharmonisan masyarakat
Sumatera Utara yang beragam di mana hak, kesempatan, dan keberagaman
tersebut dapat dinikmati scara bersama-sama dan adil oleh setiap
kelompok dalam masyarakat di Sumatera Utara.
3.4.2 Misi Provinsi Sumatera Utara
Untuk mempertegas tugas dan tanggungjawab pembangunan dari seluruh
stakeholder maka visi pembangunan provinsi Sumatera Utara djabarkan ke dalam
misi yang jelas, terarah, dan terukur. Misi ini menjelaskan tujuan dan saran yang
ingin dicapai dalam pembangunan provinsi sehingga diharapkan selruh
stakeholder dapat mengetahui dan memahami kedudukan dan peran
masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Adapun misi provinsi Sumatera Utara
adalah:
1. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju, aman, bersatu, rukun, dan damai
dalam kesetaraan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi
sumatera yang maju, aman, bersatu, rukun dan damai dalam kesetaraan
maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada
mewujudkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
yang lebih maksimal dari berbagai sektor-sektor potensial seperti bidang
pertanian, kehutanan, industri, usaha kecil dan menengah dan pariwisata.
2. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri, sejahtera, dan
berwawasan lingkungan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan
kondisi masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan sejahtera maka arah
kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan pada pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta meningkatkan
kepekaan sosial melalui pengembangan berbagai program yang lebih
menyentuh kepada kebutuhan masyarakat terutama dalam bidang
pendidikan dan kesehatan, yang berlandaskan pada pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
3. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religious, dan
keberagaman. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi
Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam keberagaman maka arah
kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada
kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suasana kehidupan intern dan antar
umat yang saling menghormati dalam rangka menciptakan suasana yang
aman dan damai serta meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan
beragama bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak
dasar dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai
agama dan kepercayaannya.
4. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang pastisipatif dan peduli
kondisi pemberdayaan masyarakat demi menciptakan masyarakat yang
mandiri arah kebijakan kebijakan pembangunan kedepannya diarahkan
kepada: penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling): memperkuat potensi atau daya yang
dimiliki masyarakat (empowering) serta melindungi kelompok lemah agar
tidak tertindas oleh kelompok kuat, dan mencegah terjadinya persaingan
BAB 4
PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan diuraikan beberapa tahapan menganalisis data yang digunakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun tahap-tahapan yang digunakan adalah pengumpulan data, sumber data, data hasil penelitian, pembahan hasil penelitian, menentukan model diagram jalur, menentukan hubungan antar variabel, menghitung koefisien jalur, dan menghitung pengujian koefisien jalur.
4.1 Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan melakukan riset penelitian pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Adapun data yang dikumpulkan merupakan penggabungan dari tabel Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK), jumlah penduduk usia kerja, dan jumlah angkatan kerja dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
4.2 Sumber Data
Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data hasil survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun data sekunder ini berupa presentase dan jumlah dari variabel-variabel yang meliputi variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, jumlah penduduk usia kerja, dan jumlah angkatan kerja.
4.3 Data Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di Badan Pusat Statistik (BPS), maka didapat data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Presentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Umur 15 Tahun Ke atas menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2011
Kabupaten/Kota
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Kabupaten
Nias 76,03 77,14 77,69 77,10 76,51
Mandailing Natal 71,95 70,95 73,60 71,30 73,79 Tapanuli Selatan 77,75 78,77 83,58 80,48 75,57 Tapanuli Tengah 73,05 72,96 75,26 73,55 74,03 Tapanuli Utara 83,84 85,11 83,91 84,16 74,80 Toba Samosir 76,18 83,35 81,81 80,78 74,51 Labuhan Batu 63,31 64,89 66,34 59,93 73,55
Asahan 59,39 63,59 62,32 63,39 73,22
Simalungun 68,41 69,03 69,75 69,81 73,84
Dairi 86,81 88,96 91,11 90,46 76,09
Sambung Tabel 4.1
Kabupaten/Kota
Tingkat Partisipasi angkatan Kerja (TPAK)
2007 2008 2009 2010 2011
Karo 81,30 84,99 83,93 85,47 75,75
Deli Serdang 69,34 66,41 68,31 69,96 70,24
Langkat 67,70 65,06 66,00 67,76 74,26
Nias Selatan 69,18 79,41 76,20 82,59 75,19 Humbang Hasundutan 88,22 85,72 87,82 89,93 75,23 Pakpak Bharat 88,44 84,29 87,42 89,37 83,03
Samosir 89,78 89,36 92,40 92,32 75,01
Serdang Bedagai 67,27 63,62 67,98 68,64 73,69
Batu Bara 64,53 64,39 64,23 64,48 74,09
Padang Lawas Utara x x 82,36 79,88 76,16
Padang Lawas x x 73,40 72,76 74,87
Labuhan Batu Selatan x x x 63,80 76,15
Labuhan Batu Utara x x x 60,57 75,04
Nias Utara x x x 75,04 74,35
Niar Barat x x x 79,18 74,91
Kota
Sibolga 60,08 57,31 63,13 65,14 68,76
Tanjungbalai 61,01 61,95 8,81 62,55 68,17 Pemantangsiantar 58,76 60,72 11,16 65,78 65,79 Tebing Tinggi 55,99 57,64 11,51 61,49 67,31
Medan 58,62 62,58 13,08 65,00 67,11
Binjai 62,50 63,84 11,90 67,37 67,85
Padangsidempuan 63,69 68,43 11,06 71,31 69,45
Gunung Sitoli x x x 69,51 72,78
Sumatera Utara 67,49 68,33 69,14 77,10 72,09 Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2007, Agustus 2008,
Agustus 2009, Agustus 2010, dan Agustus 2011
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Usia Kerja Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011
Golongan
Umur 2007 2008 2009 2010 2011
[image:40.612.134.491.126.326.2]15 – 19 1.389.200 1.387.000 1.386.600 1.264.562 1.268.040 20 – 24 1.292.600 1.310.000 1.326.400 1.109.868 1.139.596 25 – 29 1.120.800 1.158.000 1.189.200 1.105.138 1.080.643 30 – 34 946.300 968.800 990.200 986.664 1.011.138 35 – 39 844.500 857.200 870.500 903.263 913.452 40 – 44 767.400 781.400 794.400 812.579 823.825 45 – 49 672.400 689.500 704.900 705.150 724.452 50 – 54 534.000 560.800 586.500 592.808 608.270 55 – 59 377.900 403.500 430.500 420.309 446.919 60 – 64 262.300 269.600 284.300 261.617 285.150 Jumlah 8.207.400 8.358.800 8.563.500 8.161.958 8.301.485 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2007 – 2011
Jenis
Kegiatan 2007 2008 2009 2010 2011
1. Angkatan
kerja 5.654.131 6.094.802 6.298.070 6.617.377 6.314.239 - Bekerja 5.082.797 5.540.263 5.765.643 6.125.571 5.912.114 - Mencari
Kerja 571.334 554.539 532.427 491.806 402.125 Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2007-2011
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari beberapa tabel di atas, penulis dapat membuat bentuk tabel untuk analisis jalur sebagai berikut:
Tabel 4.4 TPAK, Jumlah penduduk Usia Kerja, dan Jumlah Angkatan kerja Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011
Tahun TPAK Jumlah Penduduk Usia Kerja
Jumlah Angkatan kerja
2007 67,49 8.207.400 5.654.131
2008 68,33 8.358.800 6.094.802
2009 69,14 8.563.500 6.298.070
[image:40.612.130.507.390.484.2] [image:40.612.171.468.614.704.2]2011 72,09 8.301.485 6.314.239 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara
4.5 Menentukan Model Diagram Jalur
[image:41.612.141.459.229.316.2]Menentukan model diagram jalur berdasarkan paradigma hubungan antar variabel, penulis menggambarkan diagram jalur sebagai berikut:
Gambar 4.1 Dagram Jalur
Dengan diagram jalur tersebut terdiri atas dua persamaan struktural, dengan dua sub struktural, yaitu TPAK yang diberi symbol dengan X1, jumlah penduduk usia
kerja yang diberi symbol X2 sebagai variabel eksogen, dan angkatan kerja yang
diberi simbol X3 seagai variabel endogen. Bentuk persamaan strukturalnya adalah
sebagai berikut :
- X1 = $% % &'( $% ) *
- X3 = $%+% & ( $%+% &'( $%+) *'
Dengan:
1
X = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable).
2
X = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable).
3
X = menyatakan variabel endogen (edogenous variable).
ε
= menyatakan galat (error)ρ
= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung atau biasa disebut juga koefisien jalur (path coefficient).2 1X X
ρ
= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X1 terhadap X2.1 3X X
ρ
= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X3 terhadap X1.2 3X X
ρ
= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X3 terhadap X2.1 1ε
ρ
X = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung penyebab yang sedang dilakukan tidak di ukur( )
ε1 yang mempengaruhi X1.2 3ε
ρ
X = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung penyebab yang sedang dilakukan tidak di ukur( )
ε3 yang mempengaruhi X3.4.6 Menentukan Hubungan antar Variabel
Hubungan antara variabel yang dapat digambarkan oleh diagram jalur yang dibuat oleh penulis yang terlihat pada gambar 4.1, dapat mengisyaratkan beberapa keadaan yang dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pengaruh lansung
Pengaruh langsung adalah pengaruh dari variabel eksogen ke variabel endogen yang langsung tanpa melalui variabel lain. Pada analisis jalur pengaruh langsung ditunjukkan oleh bentuk panah satu arah lurus dari variabel eksogen ke variabel endogen. Pada Gambar 4.1 pengaruh langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X1 dan X2 terhadap X3, dan
2
X terhadap X1. Besarnya pengaruh langsung pada Gambar 4.1 ditunjukkan oleh 1 3X X ρ , 2 3X X
ρ , dan
2 1X X
ρ
2. Pengaruh tidak langsung
Pengaruh tidak langsung ini terjadi jika variabel eksogen mempengaruhi variabel endogen melalui variabel ketiga. Pada Gambar 4.1 pengaruh tidak langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X2 terhadap X3 yaitu harus melalui X1. Besarnya pengaruh tidak langsung pada Gambar 4.1 diatas ditunjukkan oleh 1 2X X ρ . 1 3X X ρ .
4.7 Menghitung Koefisien Jalur
Untuk menghitung nilai koefisien jalur, sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
[image:42.612.167.498.549.627.2]9. Menggambar diagram jalur lengkap dengan persamaan strukturalnya.
Gambar 4.2 Diagram Jalur dengan Persamaan Struktural Dengan:
1
X , X2 = variabel eksogen 1
X , X3 = variabel endogen X1 X2 X3 1
ε
2ε
3ε210.Perhitungan matriks korelasi antar variabel. Sebelumnya penulis telah
mencari nilai matriks korelasi dengan bantuan LISREL 8.80.
X1 X2 X3
X1 1 -0,4665 0,8420
X2 -0,4665 1 0,0564
X3 0,8420 0,0564 1
, -/% %. /% %. //% %% %++ /%+% /%+% .
0
, 123 4556. 23 4556 3 7483. 3 3654
3 7483 3 3654 . 9
11.Identifikasi sub struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien
jalurnya.
- Sub struktur I
X1 = $% % &'( *
- Sub struktur II
X3 = $%+% & ( $%+% &'( *'
12.Menghitung matriks korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub
struktur.
- Sub struktur I
X1 = $% % &'
, :/% % ;
, <.=
, .
- Sub struktur II
, >/% %. /% %. >
, >23 4556. 23 4556. > , <. 2 3 8.?5=
, 3 ?784
13.Menghitung matriks invers korelasi variable eksogen.
- Sub struktur I X1 = $% % &'
, <@''=
, <.=
- Sub struktur II
X3 = $%+% & ( $%+% &'
, A@ @ '
@' @''B
, C,C A. 23 4556. 23 4556. B
, 3 ?784 A. 3 4556. 3 4556. B , A. 8?7. 3 6D583 6D58 . 8?7.B
14.Menghitung semua koefisien jalur E% % .
- Sub struktur I X1 = $% % &'
:$% % ; <@''=:/% % ;
:$% % ; <.=<23 45?=
:$% % ; <23 45?=
- Sub struktur II
X3 = $%+% & ( $%+% &'
F$%+%
$%+% G A@
@'
@' @''B A
/%+% /%+% B
F$%+%
F$%+%
$%+% G F. .3D73 6?4.G
15.Menghitungan koefisien determinasi total.
- Sub struktur I X1 = $% % &'
,% %' :$% % ;:/% % ;
,% %' <23 4556=<23 4556=
,% %' 3 8.?5
- Sub struktur II
X3 = $%+% & ( $%+% &'
,%'+ % % :$
%+% $%+% ; A /%+% /%+% B
,%'+ % % < . .3D7 3 6?4.= F3 7483
3 3654G
,%'+ % % 3 DH446.5 ( 3 3H8H?D84
,%'+ % % 3 D557
16.Menghitungan koefisien jalur untuk galat.
- Sub struktur I
X1 = $% % &'
$% ) I. 2 ,% %'
$% ) J. 2 3 8.?5
$% ) J3 ?784
$% ) 3 7746
- Sub struktur II
X3 = $%+% & ( $%+% &'
$%+) I. 2 ,%'+% %
$% ) J. 2 3 D557
$% ) 3 .788
4.8 Menghitung Pengujian Koefisien Jalur
1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesa operasional) yang akan diuji. Ho : E % % % %+ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel
eksogen & &' terhadap variabel endogen & &K .
H1 : E % % % %+ 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogen
eksogen & &' terhadap variabel endogen & &K . 2. Menguji setiap koefisien jalur
E% %
. 2 ,% %' @''
L 2 M 2 . 23 4556 I . 2 3 8.?5 .6 2 . 2 . 23 4556
I3 ?748H 23 4556 N3 8535 23 4556 3 6.3? 23 D.H6
thit = -0,9135, dan ttabel = 3,18.
Kesimpulan:
thit < ttabel. Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen &'
terhadap variabel endogen & . E%+%
. 2 ,%'+% @ L 2 M 2 .
. .3D7
. .3D7
I 3 3HH8 . 8?7.8
. .3D7 I3 34848
. .3D7 N3 38.8 . .3D7 3 .46? ? 5.?3
thit = 7,6170, dan ttabel = 4,30.
Kesimpulan:
thit ttabel. Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen &
terhadap variabel endogen &K . E%+%
. 2 ,%'+% @'' L 2 M 2 .
3 6?4.
I . 2 3 D557 3 6D586 2 8 2 . 3 6?4.
I 3 3HH8 3 67588
3 6?4. I3 3.D78
3 6?4. N3 33DD 3 6?4. 3 3DD6 6 ?5D7
thit = 5,7698, dan ttabel = 4,30.
Kesimpulan:
thit ttabel. Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen &
terhadap variabel endogen &K .
3. Menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama
X1 = $% % &'( *
L 2 M 2 . ,% %'
M . 2 ,% %'
6 2 . 2 . 3 8.?5 . . 2 3 8.?5 3 5687
3 ?784 3 7H44
Fhit = 0,8344, dan Ftabel(1,3) = 10,13.
Kesimpulan:
Fhit < Ftabel(1,3). Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen
&' terhadap variabel endogen & . - Sub struktur II
X3 = $%+% & ( $%+% &'( *'
L 2 M 2 . ,%'+% % M . 2 ,%'+% % 6 2 8 2 . 3 D557
8 . 2 3 D557 8 3 D557
8 3 3HH8 . DHH5 3 3554 8D .836
Fhit = 29,1205, dan Ftabel(2,2) = 19,00.
Kesimpulan:
Fhit Ftabel(1,3). Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen
& &' terhadap variabel endogen &K .
4. Menguji perbedaan besarnya pengaruh antara dua variabel eksogen
terhadap variabel endogen
E%+% E%+%
. 2 ,'OK O O' @ ( @''2 8@'
L 2 M 2 . . .3D7 2 3 6?4.
3 6H6?
I 3 3HH8 H ?4758
3 6H6? I3 .8448
3 6H6? N3 3588 3 6H6? 3 84D4 8 .4?D
thit = 2,1479, dan ttabel = 4,30.
Kesimpulan:
thit < ttabel. Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh variabel eksogen
& &' terhadap variabel endogen & &K .
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan diuraikan beberapa tahapan menyelesaikan analisis jalur dengan software LISREL. Adapun tahap-tahapan yang digunakan oleh penulis adalah uji t dengan SPSS, uji F dengan SPSS, asumsi-asumsi analisis jalur, menampilkan program LISREL 8.80, megimport data, membuat tabel hasil analisis jalur, dan menampilkan gambar analisis jalur.
5.1 Uji t dengan SPSS
Adapun tahap-tahap uji t dengan SPSS adalah sebagai berikut: 1. Input data di dalam SPSS
2. Pilih menu Analyze
3. Klik Regression
4. Klik Linear, seperti gambar di bawah ini
6. Pindahkan variabel X1 ke kotak dependent karena dalam penelitian ini
variabel X1 adalah variabel endogen, dan pindahkan variabel X2 ke kotak
independent karena dalam penelitian ini variabel X2 adalah variabel
eksogen untuk sub struktur I, dan variabel X3 ke kotak dependent karena
dalam penelitian ini variabel X3 adalah variabel endogen, dan pindahkan
variabel X1 dan X2 ke kotak independent karena dalam penelitian ini
variabel X1 dan X2 adalah variabel eksogen untuk sub struktur II.
7. Klik OK, kemudian akan muncul output seperti gambar di bawah ini.
Sub struktur I
5.2 Uji F dengan SPSS
Adapun tahap-tahap uji F dengan SPSS adalah sebagai berikut: 1. Input data di dalam SPSS
2. Pilih menu Analyze
3. Klik Regression
4. Klik Linear, seperti gambar di bawah ini
6. Pindahkan variabel X1 ke kotak dependent karena dalam penelitian ini
variabel X1 adalah variabel endogen, dan pindahkan variabel X2 ke kotak
independent karena dalam penelitian ini variabel X2 adalah variabel
eksogen untuk sub struktur I, dan variabel X3 ke kotak dependent karena
dalam penelitian ini variabel X3 adalah variabel endogen, dan pindahkan
variabel X1 dan X2 ke kotak independent karena dalam penelitian ini
variabel X1 dan X2 adalah variabel eksogen untuk sub struktur II.
7. Klik OK, kemudian akan muncul output seperti gambar di bawah ini.
Sub struktur I
5.3 Asumsi-asumsi Analisis Jalur dengan SPSS
Uji asumsi digunakan untuk mengetahui apakah data memenuhi asumsi untuk dilakukannya analisis jalur atau tidak. Dibawah ini merupakan uji asumsi yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis, yaitu:
7. Uji Asumsi Normalitas
[image:54.612.163.482.95.164.2]Pada pengujian asumsi normalitas digunakan program SPSS.
Gambar 5.1 Grafik Normal P-P Plot
Pada grafik tersebut tampak sisaan menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut, yang berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.
8. Uji Asumsi Linieritas
[image:54.612.223.427.399.556.2]Suatu model regresi dikatakan memenuhi asumsi linearitas jika mempunyai nilai Variance Inflation factor (VIF) disekitar 1 atau tepat 1 dan nilai Tolerance mendekati 1 atau tepat 1. Kedua nilai ini dapat dilihat pada bagian Collinearity Statistics. Dari output di atas diketahui nilai VIF disekitar 1 yaitu untuk variabel eksogen TPAK (X1) 1,278, dan jumlah penduduk usia kerja (X2) 1,278 dengan variabel endogen jumlah angkatan kerja (X3) , serta nilai Tolerance mendekati 1 yaitu untuk variabel eksogen TPAK (X1) 0,782, dan jumlah penduduk usia kerja (X2) 0,782 dengan variabel endogen jumlah angkatan kerja (X3 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas.
9. Uji Asumsi Homoskedastisitas
[image:55.612.192.501.446.602.2]Pada pengujian asumsi homoskedastisitas digunakan program SPSS.
Gambar 5.2 Grafik Scatterplot
Pada grafik di atas tampak sisaan menyebar merata diatas dan dibawah sumbu Y dengan kata lain penyebaran data tidak mengikuti suatu pola tertentu yang berarti model regresi memenuhi asumsi homoskedastisitas.
Asumsi ini dapat dipenuhi dengan jalan memeriksa multikolinieritas antar variabel eksogen. Pada pengujian asumsi multikolinieritas digunakan program SPSS.
Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinieritas
Dalam pengujian asumsi multikolinieritas diatas menyatakan bahwa hasil analisis tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dimana nilai VIF<10 dan nilai Tolerance > 0,10 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas.
11.Galat (error) diasumsikan tidak berkorelasi dengan variabel bebas
( )
XAsumsi ini dapat dilihat dari Scatterplot antara Standardized Residual dengan Predicted Value dari masing – masing persamaan, maka didapat output sebagai berikut:
- Sub struktur I
[image:56.612.196.487.429.618.2]- Sub struktur II
Gambar 5.4 Grafik Scatterplot Sub Struktur II
Dari scatterplot diatas, titik – titik sisaan berada disekitar angka nol dan menyebar secara acak, oleh karena itu galat dapat disimpulkan tidak berkorelasi terhadap variabel endogen.
12.Hanya ada satu arah kausal di dalam sistem
Dalam model teoritis diatas hubungan kausal antara variabel semuanya berlangsung satu arah. Jadi secara otomatis model dikatakan recursive (satu arah).
5.4 Menampilkan Program LISREL 8.80
Cara menampilkan program LISREL adalah :
1. Double klik icon LISREL yang ada pada desktop.
3. Setelah itu kan muncul tambilan seperti berikut :
5.5 Mengimport Data
Sebelum mengimport data, penulis terlebih dahulu telah menginput data di SPSS dan menyimpan data itu dengan nama data.sav. Adapun tahap-tahapan mengimport data di LISREL adalah sebagai berikut :
1. Klik menu file.
3. Kemudian akan muncul kotak dialog “open”. Bukalah file yang telah
penulis input di dalam SPSS dengan nama file “data.sav”.
4. Klik open, kemudian simpan dengan nama “data.psf”. Seperti tampilan
5. Kemudian akan muncul data yang telah penulis input di SPSS.
5.6 Membuat Tabel Hasil Analisis Jalur
Setelah data di import, maka langkah selanjutnya adalah membuat tabel hasil analisis jalur dengan cara:
1. Pilih menu File
3. Kemudian akan muncul jendela New
4. Pilih SIMPLIS Project
5. Klik OK, seperti gambar di bawah ini
6. Lalu kotak dialog Save As akan muncul. Simpan file dengan nama
“Data.spj”
8. Kemudian akan muncul tampilan Data.spj yang akn digunakan untuk
menuliskan syntax SIMPLIS
9. Pilih Setup
11.Kemudian akan muncul jendela Label, seperti gambar di bawah ini
12.Pada kotak Observed Variables klik Add/Read Variables, lalu akan
13.Kemudian ganti kolom Read from file dengan PRELIS System File
14.Kik Browse
15.Pilih file dengan nama “Data.psf”, seperti gambar di bawah ini
16.Klik Open
18.Klik Next
19.Pada kolom Number of observations diisi sesuai banyak data penelitian.
Karena banyak data pada penelitian ini adalah 5 maka pada kolom Number
of observations diisi dengan angka 5. Seperti gambar di bawah ini
20.Klik OK
22.Pilih Build SIMPLIS Syntax atau tekan F8 pada keyboard, seperti gambar
di bawah ini
23.Kemudian akan muncul jendela seperti di bawah ini
24.Input syntax di bawah baris Relationships seperti gambar di bawah ini
-0,4665
1,1098 0,5741
1 = 0,8845
2 = 0,1822
[image:67.612.165.477.150.365.2]Kemudian akan muncul output yang bisa dilihat di lampiran. Dari hasil output akan diperoleh tabel hasil analisis jalur, seperti di bawah ini.
Tabel 5.3 Hasil Analisis Jalur
Variabel
Koefisien
Jalur
Pengaruh
Langsung
Tidak
langsung
Total
X2 terhadap X1 -0,467 -0,467 - -0,467
X2 terhadap X3 0,574 0,574 -0,518 0,056
X1 terhadap X3 1,110 1,110 - 1,110
( )
ε1 0,884 0,884( )
ε3 0,182 0,1825.7 Membuat Gambar Analisis Jalur
Dilihat dari tabel hasil analisis jalur, maka dapat digambarkan analisis jalur sebagai berikut:
Gambar 5.4 Diagram Jalur X1
X3
[image:67.612.165.437.473.646.2]BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pengaruh variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap
variabel jumlah angkatan kerja secara langsung adalah sebesar 1,1098 atau
berkontribusi sebesar 123,16%. Hubungan antara variabel TPAK dengan
jumlah angkatan kerja secara langsung sangat kuat dan searah. Semakin
tinggi Tingkat Partisipa