• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Tpak) Dan Jumlah Penduduk Usia Kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur Dengan Linear Structural Relationships (Lisrel) Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Tpak) Dan Jumlah Penduduk Usia Kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur Dengan Linear Structural Relationships (Lisrel) Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN

KERJA (TPAK) DAN JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA

TERHADAP JUMLAH ANGKATAN KERJA

MENGGUNAKAN METODE ANALISIS

JALURDENGAN LINEAR STRUCTURAL

RELATIONSHIPS (LISREL)

DI PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2007-2011

TUGAS AKHIR

NURUL ICHWANI BR SEMBIRING

102407056

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALIS

KERJ

Diajukan u

FAKULT

ISIS PENGARUH

RJA (TPAK)

TERHADAP

MENG

JALUR

RE

DI P

n untuk meleng

NUR

PROGRAM

DE

TAS MATE

UNIVE

NGARUH TIN

AK) DAN JUM

ADAP JUM

NGGUNAKAN

URDENGAN L

RELATIO

I PROVINSI

TAH

TUG

lengkapi tuga

RUL ICHW

1

RAM STUDI

DEPARTEM

EMATIKA D

UNIVERSITAS

INGKAT PA

UMLAH PE

UMLAH ANG

NAKAN METO

AN LINEAR

IONSHIPS (L

NSI SUMATE

AHUN 2007-2

UGAS AKHI

gas dan mem

Madya

WANI BR S

102407056

UDI DIPLOM

MEN MATE

A DAN ILM

AS SUMATE

MEDAN

2013

PARTISIPAS

ENDUDUK

NGKATAN K

ODE ANAL

AR STRUCTU

(LISREL)

TERA UTARA

2011

HIR

menuhi syara

SEMBIRING

MA 3 STAT

TEMATIKA

MU PENGE

ATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul :

Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) dan Jumlah Penduduk Usia Kerja

Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan

Metode Analisis Jalur Dengan Linear Structural

Relationships (Lisrel) Di Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2007-2011

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Nurul Ichwani Br Sembiring

NIM : 102407056

Program Studi : D3 Statistika Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di Medan, Juli 2013

Diketahui/Disetujui oleh:

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT

PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK)

DAN JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA TERHADAP

JUMLAH ANGKATAN KERJA MENGGUNAKAN METODE

ANALISIS JALUR DENGAN LINEAR STRUCTURAL

RELATIONSHIPS (LISREL) DI PROVINSI

SUMATERA UTARA TAHUN

2007-2011

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pengaruh Angka Partisipasi Sekolah dan Penduduk Buta Huruf Terhadap Persentase Penduduk Miskin Di Provinsi Sumatera Utara.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metode Penelitian 5

1.7 Sistematika Penulisan 6

BAB 2 Landasan Teori

2.1 Analisis Jalur 9

2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur 12

2.3 Dekomposisi Hubungan Antar Variabel 17

2.4 Koefisien Jalur 18

2.5 Pengujian Koefisien Jalur 21

2.6 LISREL (Linear Structural Relationships) 23

2.7 Angkatan Kerja 25

BAB 3 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

3.1 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara 26

3.2 Sejarah Provinsi Sumatera Utara 28

3.3 Lambang Provinsi Sumatera Utara 29

3.4 Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara 30

3.4.1 Visi Provinsi Sumatera Utara 31

3.4.2 Misi Provinsi Sumatera Utara 32

BAB 4 Analisis Data

4.1 Pengumpulan Data 35

4.2 Sumber Data 36

4.3 Data Hasil Penellitian 36

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 39

4.5 Menentukan Model Diagram Jalur 39

4.6 Menentukan Hubungan Antar Variabel 41

4.7 Menghitung Koefisien Jalur 42

(7)

5.1 Uji t dengan SPSS 54

5.2 Uji F dengan SPSS 56

5.3 Asumsi-asumsi Analisis Jalur 58

5.4 Menampilkan Program LISREL 8.80 63

5.5 Mengimport Data 64

5.6 Membuat Tabel Hasil Analisis Jalur 66 5.7 Menampilkan Gambar Analisis Jalur 74

BAB 6 Penutup

6.1 Kesimpulan 75

6.2 Saran 77

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Presentase TPAK Penduduk Unur 15 Tahun Keatas

Menurut Kabupaten/Kota 36

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Usia Kerja Provinsi Sumatera Utara 38 Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis

Kegiatan Tahun 2007-2011 38

Tabel 4.4 TPAK, Jumlah Penduduk Usia Kerja, dan

Jumlah Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Utara 39

Tabel 5.1 Hasil Uji Linieritas 59

Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinieritas 60

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Model Diagram Jalur dengan 2 Variabel 10 Gambar 2.2 Model Diagram Jalur dengan 4 Variabel 11 Gambar 2.3 Model Diagram Jalur dengan 3 Variabel Eksogen dan 1

Variabel Endogen 18

Gambar 3.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara 29

Gambar 4.1 Diagram Jalur 39

Gambar 4.2 Diagram Jalur dengan Persamaan Struktural 42

Gambar 5.1 Grafik Normal P-P Plot 59

Gambar 5.2 Grafik Scatterplot 60

Gambar 5.3 Grafik Scatterplot Sub Struktur I 62 Gambar 5.4 Grafik Scatterplot Sub Struktur II 62

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulis terhadap pemilihan

judul penelitian dalam tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Jumlah Penduduk Usia Kerja Terhadap

Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur dengan Linear

Structural Relationships (LISREL) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 –

2011”, selain itu penulis juga menguraikan tentang latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun sampai 65 tahun ke atas

yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis. Angkatan kerja terdiri dari

penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetaptetapi sementara tidak

bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan

secara aktif. Jumlah angkatan kerja dipengaruhi oleh jumlah Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah angka yang

(11)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengetahui penduduk yang aktif bekerja ataupun mencari pekerjaan yang disebut

juga sebagai angkatan kerja.

Untuk negara berkembang seperti Indonesia yang dimaksud penduduk usia

kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun sampai 64 tahun. Penduduk usia

kerja sering juga disebut dengan penduduk usia produktif.

Analisis jalur dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari pengaruh

secara langsung dan secara tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel

terikat. Analisis ini merupakan salah satu pilihan dalam rangka mempelajari

ketergantungan sejumlah variabel dalam model.

Cara melakukan analisis jalur adalah melalui Structural Equation Model

(SEM), untuk menguji berbagai model hubungan yang ada, baik tanpa

memperhitungkan ataupun dengan memperhitungkan besarnya kesalahan

menggunakan program Linear Structural Relationship (LISREL) yang

dikembangkan oleh Jöreskog dan Sorbom.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk

meneliti dan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh langsung dan pengaruh

tidak langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat antara tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja terhadap

jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 - 2011. Maka

penulis memaparkan ke dalam sebuah tulisan Tugas Akhir yang berjudul

(12)

Penduduk Usia Kerja Terhadap Jumlah Angkatan Kerja Menggunakan Metode Analisis Jalur dengan Linear Structural Relationships (LISREL) di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 - 2011.”

1.2 Rumusan Masalah

Untuk membahas permasalahan yang dihadapi perlu diadakan perumusan

masalah, yaitu sejauh mana pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung

antara jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap jumlah

angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 – 2011, dan Sejauh mana

pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antara jumlah penduduk usia

kerja (15 - 64 tahun) terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara

tahun 2007 - 2011.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian tidak menyimpang, maka

penulis membatasi wilayah penelitian yaitu pada ruang lingkup provinsi Sumatera

Utara tahun 2007 - 2011. Selain itu pembahasan permasalahan hanya sebatas pada

analisa untuk mengetahui seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak

langsung, kemudian permasalahan yang dianalisis adalah jumlah angkatan kerja.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penulisan ini adalah jumlah angkatan

kerja (Y), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X1), jumlah penduduk usia kerja

(13)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis

seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap jumlah angkatan kerja di provinsi

Sumatera Utara, dan untuk menganalisis seberapa besar jumlah penduduk usia

kerja terhadap jumlah angkatan kerja di provinsi Sumatera Utara tahun 2007 –

2011.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan diperoleh model hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

dan jumlah penduduk usia kerja terhadap jumlah angkatan kerja di Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2007 – 2011 maka manfaat yang diperoleh adalah melihat

seberapa besar pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Tingkat

Partisipasi Ankatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja terhadap

jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 – 2011, menambah

dan memberikan wawasan bagi penulis dalam penerapan ilmu yang didapat di

bangku kuliah dengan menyatukan materi perkuliahan dengan objek

permasalahan yang dijadikan materi pembahasan, sebagai masukan dan bahan

pertimbangan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara guna meningkatkan

kualitas angkatan kerja dengan penyediaan pendidikan yang lebih baik, dan

sebagai referensi sekaligus bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian

(14)

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang terdiri dari langkah-langkah kegiatan

yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan penelitian dapat terwujud.

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data untuk

memperoleh data dan informasi dari perpustakaan dengan cara membaca

buku-buku referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang

mendukung penulisan tugas akhir.

2. Penelitian lapangan, yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh

data dan informasi mengenai jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk usia

kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi

Sumatera Utara tahun 2007 - 2011 dengan cara mengadakan penelitian di

Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan menulis data

yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data

sekunder yaitu data yang pengumpulannya bukan diusahakan sendiri oleh

peneliti tetapi data yang diolah/diperoleh dari BPS Provinsi Sumatera

Utara.

Data penelitian di analisis dengan menggunakan analisis jalur. Analisis

jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis suatu hubungan langsung dan

(15)

Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan satu jalur. Pada model

persamaan satu jalur ini, hubungan pertamanya sama dengan model regresi

berganda, yaitu variabel bebas lebih dari satu variabel dan variabel terikatnya

tediri dari satu variabel. Adapun rumus persamaan jalurnya dapat dituliskan

sebagai berikut:

Y= yx1x1 + yx2x2 + (1.1)

Dengan:

yx1 = koefisien jalur dari yx1

yx2 = koefisien jalur dari yx2

x1 = variabel bebas pertama

x2 = variabel bebas kedua

Y = variabel terikat

= error

Dimana koefisien jalur dari variabel-variabel tersebut akan dicari nilai dan

pengaruhnya masing-masing terhadap variabel terikat dengan menggunakan

aplikasi Lisrel.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan tugas akhir ini secara garis besarnya dibagi

dalam 6 bab yang masing-masing bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu

(16)

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang analisis jalur, asumsi analisis jalur,

dekomposisi hubungan antar variabel, koefisien jalur, pengujian

koefisien jalur, LISREL (Linear Structural Relationship).

BAB 3 : GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA Bab ini berisi tentang letak geografis provinsi Sumatera Utara,

sejarah provinsi Sumatera Utara, lambang provinsi Sumatera

Utara, dan visi dan misi provinsi Sumatera Utara.

BAB 4 : ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang cara pengumpulan data, sumber data, data

hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, menentukan model

diagram jalur, menentukan hubungan antar variabel, menghitung

koefisien jalur, dan pengujian koefisien jalur.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan mengenai penggunaan rumus-rumus analisis

(17)

BAB 6 : PENUTUP

Bab ini memberikan hasil dari analisis dan pendugaan pada

bab-bab sebelumnya dirangkum pada bab-bab ini. Selain kesimpulan,

pada bab ini juga memberikan saran-saran yang bersifat untuk

(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan beberapa metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun metode yang digunakan adalah analisis jalur, asumsi analisis jalur, dekomposisi hubungan antar variabel, koefisien jalur, dan Linear Structural Relationship (LISREL).

2.1 Analisis Jalur

Analisis jalur menerjemahkan hipotesis penelitian yang bentuknya proporsional ke dalam bentuk diagram. Diagram yang digunakan dalam analisis jalur disebut diagram jalur (path Diagram). Untuk menyederhanakan lambang, hanya digunakan dua lambang saja yaitu Xdan

ε

yang selanjutnya dinyatakan dengan

(

X1,X2, ,Xn

)

terdiri dari variabel eksogen (exogenous variable) yang

merupakan variabel penyebab dan variabel endogen (endogenous variable) sebagai variabel akibat. Sedangkan faktor-faktor lain yang merupakan variabel yang tidak sengaja diukur disebut implisit variabel (implisite variable) dilambangkan dengan

ε

yang dibedakan oleh

(

ε

1,

ε

2, ,

ε

k

)

yang selanjutnya disebut variabel galat. Dalam diagram jalur digunakan 2 macam anak panah yaitu:

1. Anak panah satu arah (single beaded arrow) yang menyatakan pengaruh

langsung dari sebuah variabel eksogen ke sebuah variabel endogen.

Misalnya : X1 → X2, ini berarti X1 sebagai variabel eksogen

mempengaruhi secara langsung X2 sebagai variabel endogennya.

Gambar 2.1 Model diagram jalur dengan 2 variabel

Diagram jalur di atas menyatakan hubungan kausal dari X1 ke X2, dengan :

1

X = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable).

2

X = menyatakan variabel endogen (edogenous variable).

ε

= menyatakan galat (error)
(19)

ρ

= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung atau biasa disebut juga koefisien jalur (path coefficient).

1 2X X

ρ

= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X2 terhadap

1

X

ε

ρ

X2 = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung penyebab yang sedang dilakukan tidak di ukur

( )

ε yang mempengaruhi

2

X

2. Anak panah 2 arah (double beaded arrow) yang menyatakan hubungan

korelatif antara variabel eksogen. Misalnya : X1 → X2, menyatakan

bahwa X1 dan X2 sebagai variabel eksogen dimana keduanya

mempunyai hubungan korelasi.

Gambar 2.2 Model diagram jalur dengan 4 variabel.

Model diagram jalur diatas mengisyaratkan bahwa X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh secara langsung terhadapX3, dan X3 berpengaruh terhadap X4. Gambar 3.2 menggambarkan dua substruktur atau menyatakan bahwa ada dua kejadian sebab akibat yang akhirnya mengakibatkan 1 kejadian yaitu X4.

Didalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan analsiis jalur penulis juga harus menentukan persamaan struktural. Persamaan struktural adalah persamaan yang menyatakan hubungan antar variabel pada diagram jalur yang ada.

Berdasarkan model diagram jalur pada Gambar 2.1 diatas dapat dibuat persamaan struktural sebagai berikut :

ε

ρ

+

= 1

2 2 1X

X X X (2.1)

Persamaan diatas menyatakan pengaruh langsung dari variabel eksogen (X1) terhadap variabel endogen (X2) dengan galat

ε

.

3

X

X

4

1 3ε

ρ

X 2 4ε

ρ

X 3 4X X

ρ

1

X

2

X

3 2
(20)

Untuk diagram jalur pada Gambar 2.2 diatas mempunyai 2 persamaan struktural yaitu :

1. Hubungan kausal dari X1 dan X2 ke X3 yang dinyatakan :

X3 =

ρ

X3X1X1+

ρ

X3X2X2+

ε

1 (2.2) 2. Hubungan kausal dari X3 ke X4 yang dinyatakan :

X4 =

ρ

X4X3X3+

ε

2 (2.3) Makin kompleks sebuah hubungan struktural maka makin kompleks diagram jalurnya, dan makin banyak pula substruktur serta persamaan struktural yang membangun diagram jalur tersebut.

2.2 Asumsi-asumsi Analisis Jalur

Sebelum melakukan analisis, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi sebagai berikut :

1. Asumsi Normalitas

Asumsi normalitas sangat penting terutama untuk kepentingan penarikan kesimpulan. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui variabel endogen dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Alat yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data sangat banyak modelnya. Salah satunya dengan menggunakan statistik Kolmogrov-Smirnov. Selain dengan statistik Kolmogrov-Smirnov, Uji normalitas dapat dilihat melalui tampilan grafik histogram maupun grafik Normal P-P Plot.

Deteksi normalitas yang sering digunakan pada program SPSS adalah dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik (Santoso, 2001 : 212-214). Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Jika sisaan menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi mempunyai galat yang

(21)

b. Jika sisaan menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak mempunyai galat

yang berdistribusi normal.

2. Asumsi Linieritas

Asumsi berikutnya yang harus dipenuhi adalah linieritas. Asumsi ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier antara variabel dependen dengan variabel independen. Uji asumsi linearitas dipenuhi apabila nilai Variance Inflation factor (VIF) disekitar 1 atau tepat 1 dan nilai Tolerance mendekati 1 atau tepat 1 (Santoso, 2001: 142).

3. Asumsi Homoskedastisitas

Pada asumsi ini, homoskedastisitas terjadi apabila nilai–nilai variabel endogen untuk setiap nilai tertentu pada variabel eksogen selalu sama atau hampir sama. Dengan kata lain bahwa variansi galat pada semua nilai variabel eksogen adalah konstan, artinya bahwa variansi galat adalah sama untuk semua nilai variabel eksogen. Jika variansi galat tidak sama untuk semua nilai variabel eksogen, maka dapat dikatakan bahwa model regresi mengalami problem heteroskedastisitas (Goldstein dan Phedazur dalam Winarsunu, 2002: 284). Prosedur yang digunakan dalam SPSS untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value (Santoso, 2001: 146). Dari grafik tersebut dilihat apakah data membentuk pola tertentu atau tidak. Jika galat membentuk pola tertentu dan teratur maka diindikasi terdapat masalah heteroskedastisitas. Jika sisaan tidak membentuk pola maka model regresi memenuhi asumsi homoskedastisitas.

4. Independensi variabel eksogen

(22)

Tolerance <0.10 atau Variance Inflation Factors (VIF) >10

(Ghozali, 2009 : 28).

5. Galat tidak berkorelasi dengan variabel endogen (dependen)

Asumsi bahwa variabel galat tidak berkorelasi dengan variabel-variabel yang ada dalam suatu model analisis jalur, mengimplikasikan bahwa variabel–variabel yang relevan saja yang digunakan di dalam model yang akan diuji. Atau dengan kata lain, bahwa variabel – variabel yang tidak digunakan dan berada dibawah variabel galat diasumsikan menjadi tidak berkorelasi dengan variabel relevan. Setiap variabel endogen dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel– variabel eksogen dan endogen di dalam model dan galat (Phedazur dalam Winarsunu, 2002 : 285). Prosedur yang digunakan dalam SPSS untuk mendeteksi galat tidak berkorelasi dengan variabel endogen yaitu dapat dilihat dari grafik scatterplot antara antara Regression StudentisedResidual dengan Regression Standardized Predicted Value (Santoso, 2001: 146) . Dari grafik tersebut dilihat jika sisaan berada disekitar nol menyebar secara acak (tidak membentuk pola) maka galat dapat disimpulkan tidak berkorelasi terhadap variabel endogen.

6. Hanya ada satu arah kausal didalam model

Asumsi mengenai adanya satu arah jalur di dalam model, mengindikasikan bahwa arah jalur yang mengandung arti hubungan timbal balik di dalam suatu model analisis jalur menjadi diabaikan. Satu arah jalur didalam model analaisis jalur dikenal dengan sebutan model rekursif (recursive models). Dalam waktu yang bersamaan suatu variabel tidak dapat menjadi variabel eksogen sekaligus sebagai variabel endogen terhadap variabel lain. Variabel yang diperlakukan sekaligus menjadi variabel eksogen dan endogen dalam suatu model analisis jalur disebut sebagai model nonrekursif (nonrecursive models) yang bisa dianalisis dengan baik oleh analisis selain teknik analisis jalur, yaitu Linear Structural Relation atau terkenal dengan sebutan LISREL yang dikembangkan oleh Joreskog (Phedazur & Hasan dalam Winarsunu,2002: 285-286).

2.3 Dekomposisi Hubungan Antar Variabel

Hubungan antara variabel yang dapat digambarkan oleh diagram jalur yang dibuat, dapat mengisyaratkan beberapa keadaan yang dapat dibagi menjadi dua yaitu :

(23)

Pengaruh langsung adalah pengaruh dari variabel X ke variabel Y yang langsung tanpa melalui variabel lain. Pada analisis jalur pengaruh langsung ditunjukkan oleh bentuk panah satu arah lurus dari X ke Y. Pada Gambar 2.2 pengaruh langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X1

dan X2 terhadap X3. Besarnya pengaruh langsung pada Gambar 2.2 ditunjukkan oleh

1 3X X

ρ dan

2 3X X

ρ .

2. Pengaruh tidak langsung

Pengaruh tidak langsung ini terjadi jika variabel X mempengaruhi variabel Y melalui variabel ketiga. Pada Gambar 2.2 pengaruh tidak langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X1 dan X2 terhadap X4 yaitu harus melalui X3. Besarnya pengaruh tidak langsung pada Gambar 2.2 diatas ditunjukkan oleh

1 3X X ρ . 3 4X X

ρ dan

2 3X X ρ . 3 4X X ρ .

2.4 Koefisien Jalur

Untuk menghitung nilai koefisien jalur ini sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menggambar diagram jalur yang mencerminkan model teoritik yang

diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Dalam langkah ini

hipotesis yang diajukan harus bisa menerjemahkan hipotesis yang di

ajukan ke dalam diagram jalur, sehingga tampak jelas variabel apa saja

yang merupakan variabel eksogen dan variabel endogen. Misalkan

diagram jalur sebagai berikut :

(24)

Dengan : 1

X , X2, X3 = variabel eksogen Y

X = variabel endogen

2. Perhitungan matriks korelasi antar semua variabel yang ada. Input data

yang digunakan dalam analisis jalur berupa data korelasi atau kovariansi,

oleh karena itu perlu dicari terlebih dahulu matriks korelasi (R) yang

menyatakan korelasi antara semua variabel.

R = 1 1 1 1 3 2 1 3 2 3 1 3 2 3 2 1 2 1 3 1 2 1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X k k k Y Y Y r r r r r r r r r r r r (2.4)

3. Identifikasi substruktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien

jalurnya. Misalnya saja dalam substruktur yang diidentifikasi terdapat k

buah variabel eksogen dan sebuah variabel endogen (selalu hanya 1 buah).

Dari substruktur tersebut diperoleh sebuah persamaan:

XyX X X +ρX X X +ρX X Xk

K Y Y

Y 1 1 2 2 (2.5)

4. Pada bagian ini yang dihitung hanya matriks korelasi antar variabel

eksogen karena akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi

variabel eksogen terhadap variabel endogen. Menghitung matriks korelasi

antar variabel eksogen yang menyusun sub struktur adalah dengan cara :

R1=

1 1 1 1 3 2 1 3 2 3 1 3 2 3 2 1 2 1 3 1 2 1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X k k k Y Y Y r r r r r r r r r r r r (2.6)

(25)

R1−1= kk k k k k k k C C C C C C C C C C C C C C C C 3 2 1 3 33 32 31 2 23 22 21 1 13 12 11 (2.7)

6. Perhitungan koefisien jalur yang ada pada persamaan

i YX X

ρ untuk

k

i=1,2,..., , dengan mengalikan matriks invers r1−1, dengan elemen ke-yi

pada matriks r.

k YX X

ρ = R1−1

k YX X

r (2.8)

= K Y Y Y Y X X X X X X X X ρ ρ ρ ρ 3 2 1 kk k k k k k k C C C C C C C C C C C C C C C C 3 2 1 3 33 32 31 2 23 22 21 1 13 12 11 k Y Y Y Y X X X X X X X X r r r r 3 2 1 (2.9) k Y Y Y y k Y Y Y y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y X X k X X k X X k X X k X X X X k X X X X X X X X X X k X X X X X X X X X X k X X X X X X X X r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C r C 4 3 2 1 3 33 32 31 2 23 22 21 1 13 12 11 3 2 1 3 3 2 1 3 2 3 2 1 2 1 3 2 1 1 + + + + = + + + + = + + + + = + + + + = ρ ρ ρ ρ (2.10)

7. Perhitungan koefisien determinasi total RX

(

X X Xk

)

y 1, 2, ,

2

yaitu

koefisien yang menyatakan seberapa besar kontribusi variabel

k

X X

X1, 2, , terhadap variabel Xy dilakukan penghitungan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

( )

[

]

k Y Y Y Y k

Y X X X X X X X X X X X X

X

R

ρ

ρ

ρ

ρ

(26)

(2.11) 8. Perhitungan koefisien jalur untuk galat

1

ε

ρ

Y X

Xy R XY(X ,X ,...,Xk)

2

2 1 1 1 = 1−

ε

ρ (2.12)

2.5 Pengujian Koefisien Jalur

Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara sendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesa operasional) yang akan diuji.

Ho : pxuxi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu)

terhadap variabel endogen (Xi).

H1 : pxuxi 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (Xu) terhadap

variabel endogen (Xi).

2. Untuk menguji setiap koefisien jalur

(2.13)

Dengan: i = 1,2,…,k Cii = nilai dari R-1

n = banyaknya data atau sampel

k = banyaknya variabel eksogen dengan sub-struktur yang sedang diuji t = nilai tabel distribusi t, dengan derajat bebas n – k – 1

Kriteria pengujian:

Tolak H0 apabila t0 ttabel (n-k-1).

Terima H0 apabila ttabel(n-k-1) thit > ttabel(n-k-1) .

3. Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama

! (2.14)

Dengan: i = 1,2,…,k

(27)

F = nilai tabel distribusi F, dengan derajat bebas n – k – 1

Kriteria Pengujian:

Tolak Ho apabila Fhit Ftabel(k, n-k-1).

Terima H0 apabila Ftabel(k,n-k-1) Fhit > Ftabel(k,n-k-1) .

4. Untuk menguji perbedaan besarnya pengaruh antara dua variabel eksogen

terhadap variabel endogen

"

# "" "

(2.15)

Kriteria pengujian :

Tolak H0 apabila t0 ttabel (n-k-1).

Terima H0 apabila ttabel(n-k-1) thit > ttabel(n-k-1) .

2.6 Linear Structural Relationships (LISREL)

Linear Structural Relationships (LISREL) merupakan metode analisis data yang menggunakan model persamaan struktural (Structural Equation Model) yang dikembangkan oleh Joreskog (Pedhazur dalam Winarsunu 2002: 308). Model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) adalah generasi kedua teknik analisis multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model (Bagozzi dan Fornell dalam Ghozali, 2008: 3).

Model LISREL menaksir koefisien–koefisien dari sejumlah persamaan struktural linier. Kemaknaan taksiran parameter–parameter tersebut dapat diketahui dari output yang dihasilakan LISREL jika model yang dianalisis cocok dengan data. Menurut Schumaker dan Lomax, 1996: 124 – 126 untuk mengetahui apakah model cocok dengan data digunakan kriteria sebagai berikut:

a) P>

α

model cocok dengan data
(28)

b) GFI (Goodness of Fit Index)

Goodness of Fit Index (GFI) merupakan suatu ukuran mengenai ketepatan model dalam menghasilkan observed matriks kovariansi. Nilai GFI harus berkisar antara 0 dan 1. Nilai GFI yang lebih besar daripada 0,9 menunjukkan fit suatu model yang baik.

c) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation)

Nilai RMSEA yang kurang daripada 0,05 mengindikasikan adanya model fit ( Byrne dalam Ghozali, 2008: 32). RMSEA digunakan untuk mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan matriks kovarians ( Brown dan Cudec dalam Ghozali, 2008: 31). Nilai RMSEA yang berkisar antara 0,01 sampai dengan 0,08 menyatakan bahwa model fit yang cukup (MacCallum et all dalam Ghozali, 2008: 32).

2.7 Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Baik yang sudah bekerja maupun yang belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah berusia minimal 15 tahun sampai 64 tahun. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Seperti ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, dan sebagainya.

(29)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum Provinsi Sumatera Utara.

Uraian ini dimulai dengan letak geografis Provinsi Sumatera Utara, sejarah

Provinsi Sumatera Utara, lambang Provinsi Sumatera Utara dan visi dan misi

Provinsi Sumatera Utara.

3.1 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara berda di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1o –

4o Lintang Utara dan 98o – 100o Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan

provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah

Selatan berbatasan dengan provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat

berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan provinsi Sumatra Utara adalah

71.680,68 Km2, sebagian besar berada d daratan pulau Sumatera dan sebagian

kecil berada di pulau Nias, pulau – pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di

bagian Barat maupun di bagian Timur pantau pulau Sumatera. Berdasarkan luas

daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah

kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 Km2, atau sekitar 9,23% dari

total luas Sumatera utara, diikuti kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 Km2

(30)

sekitar 6,12%. Sedangkan luas daerahterkecil adalah kota Sibolga gengan luas

10,77 Km2 atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara.

Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam

3 (tiga) kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, dan Pantai

Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara,

Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli

Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten

Tapanuli Tenggah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota

Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran tinggi meliputi Kabupaten

Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalunggun, Kabupaten

Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak

Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pemantang Siantar. Kawasan Pantai Timur

meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten

Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli

Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai,

Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai.

Karena terletak dekat gariskhatulistiwa. Provinsi Sumatera Utara tergolong

kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera

Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas

permukaan laut, beriklim cukup panas bias mencapai 33,40C, sebagian daerah

berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi

(31)

Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara

mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya

terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya

terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim

itu diselingi oleh musim pancaroba.

3.2 Sejarah Provinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara berdiri pada tanggal 15 April 1948 dengan wilayah mencakup tiga

keresidenan, yaitu Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada saat itu ibukota dari

Sumatera Utara adalah Kutaraja yang sekarang menjadi banda Aceh, dan

dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur Sumatera Utara yang pertama adalah

Mr. S.M. Amin.

Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera.

Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 mei 1949 Nomor

22/Pem/PDRI yang mengatakan bahwa jabatan gubernur Sumatera Utara

dtiadakan, selanjutnya dengan ketetapan pemerintah Darurat RI tanggal 17

Desember 1949 di bentuk provinsi Aceh dan provinsi Tapanuli atau Sumatera

Timur yang kemudian dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang

nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dujabut dan kembali

dibentuk Provinsi Sumatera Utara.

Tanggal 7 Desember 1956 di dalam undang-undang Nomor 24 Tahun

(32)

peraturan pembentukan provinsi Sumatera Utara yang artinya wilayah Sumatera

Utara dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai daerah otonomi

provinsi Aceh.

[image:32.612.255.387.244.421.2]

3.3 Lambang Provinsi Sumatera Utara

Gambar 3.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara

Makna lambang provinsi Sumatera Utara di atas adalah :

1. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai

beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat

Provinsi Sumatera Utara melawan imperialism atau kolonialisme,

feodalisme dan komunisme.

2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan

(33)

3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun

padi, dan tulisan “Sumatera Utara” melambangkan daerah yang indah

permai masyhur dengan kekayaan alamnya yang berlimpah-limpah.

4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba, dan empat

puluh lima butir padi menggambarkan tanggal bulan dan tahun

kemerdekaan. Dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan

tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran

bangsa, patriotism, pencinta, keadaan, dan pembela keadilan.

5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan

yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan kegotongroyongan

yang dinamis.

3.4 Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara

Untuk mewujudkan pembanguna Provinsi Sumatera Utara yang lebih terarah,

terencana, menyeluruh, terpadu, realistis, dan dapat dievaluasi, maka perlu

dirumuskan rencana strategik sebagai broad guide line penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Provinsi

Sumatera Utara untuk lima tahun kedepan.

Rencana strategi yang ditetapkan sekaligus menjasi strategi dasar bagi

kebijakan, program kegiatan pembangunan dan pengembangan provinsi, serta

memberikan orientasi dan komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan

(34)

handal, perlu adanya pengukuran capaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas

publik guna menjamin peningkatan pelayanan umum yang diinginkan.

3.4.1 Visi Provinsi Sumatera Utara

Pembanguna Provinsi Sumatera Utara merupakan rangkain kegiatan yang

dlaksanakan secara bertahap dan berkesimanbungan untuk meraih masa depan

yang lebih baik. Oleh karena itu visi merupakan simpul dalam menyusun rencana

strategis pembangun Provinsi Sumatera Utara. Sebagai gambaran identitas masa

depan Provinsi Sumatera Utara maka, visi provinsi Sumatera Utara adalah

“Sumatera Utara yang Maju dan Sejahtera dalam Harmoni Keberagaman” dengan

pemahaman sebagai berikut:

1. Sumatera Utara yang Maju

Bermakna masyarakatnya berpengetahuan dan sadar akan kebutuhan

secara individual atau kelompok, serta menggunakan akal sehat, dapat

mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan nasional dan global,

namun tetap mempertahan cirri dan identitas masyarakat Sumatera Utara

yang majemuk serta bijaksana menghargai adat.

2. Sumatera Utara yang Sejahtera

Adalah masyarakat yang terpenuhi kebutuhan secara lahir dan batin

berdasarkan keperluan baik individu maupun kelompok yang dipenuhi

(35)

akan terwujud derajat kehidupan penduduk Sumatera Utara yang sehat,

layak, dan manusiawi.

3. Sumatera Utara dalam Harmoni Keberagaman

Bermakna terbentuknya kesesuaian dan keharmonisan masyarakat

Sumatera Utara yang beragam di mana hak, kesempatan, dan keberagaman

tersebut dapat dinikmati scara bersama-sama dan adil oleh setiap

kelompok dalam masyarakat di Sumatera Utara.

3.4.2 Misi Provinsi Sumatera Utara

Untuk mempertegas tugas dan tanggungjawab pembangunan dari seluruh

stakeholder maka visi pembangunan provinsi Sumatera Utara djabarkan ke dalam

misi yang jelas, terarah, dan terukur. Misi ini menjelaskan tujuan dan saran yang

ingin dicapai dalam pembangunan provinsi sehingga diharapkan selruh

stakeholder dapat mengetahui dan memahami kedudukan dan peran

masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Adapun misi provinsi Sumatera Utara

adalah:

1. Mewujudkan Sumatera Utara yang maju, aman, bersatu, rukun, dan damai

dalam kesetaraan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi

sumatera yang maju, aman, bersatu, rukun dan damai dalam kesetaraan

maka arah kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada

mewujudkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang

(36)

yang lebih maksimal dari berbagai sektor-sektor potensial seperti bidang

pertanian, kehutanan, industri, usaha kecil dan menengah dan pariwisata.

2. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang mandiri, sejahtera, dan

berwawasan lingkungan. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan

kondisi masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan sejahtera maka arah

kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan pada pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta meningkatkan

kepekaan sosial melalui pengembangan berbagai program yang lebih

menyentuh kepada kebutuhan masyarakat terutama dalam bidang

pendidikan dan kesehatan, yang berlandaskan pada pembangunan

berkelanjutan (sustainable development).

3. Mewujudkan Sumatera Utara yang berbudaya, religious, dan

keberagaman. Yang bermakna bahwa untuk mewujudkan kondisi

Sumatera Utara yang berbudaya, religius dalam keberagaman maka arah

kebijakan pembangunan kedepannya difokuskan kepada

kebijakan-kebijakan yang mampu menciptakan suasana kehidupan intern dan antar

umat yang saling menghormati dalam rangka menciptakan suasana yang

aman dan damai serta meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan

beragama bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak

dasar dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai

agama dan kepercayaannya.

4. Mewujudkan masyarakat Sumatera Utara yang pastisipatif dan peduli

(37)

kondisi pemberdayaan masyarakat demi menciptakan masyarakat yang

mandiri arah kebijakan kebijakan pembangunan kedepannya diarahkan

kepada: penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling): memperkuat potensi atau daya yang

dimiliki masyarakat (empowering) serta melindungi kelompok lemah agar

tidak tertindas oleh kelompok kuat, dan mencegah terjadinya persaingan

(38)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan diuraikan beberapa tahapan menganalisis data yang digunakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun tahap-tahapan yang digunakan adalah pengumpulan data, sumber data, data hasil penelitian, pembahan hasil penelitian, menentukan model diagram jalur, menentukan hubungan antar variabel, menghitung koefisien jalur, dan menghitung pengujian koefisien jalur.

4.1 Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan melakukan riset penelitian pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Adapun data yang dikumpulkan merupakan penggabungan dari tabel Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK), jumlah penduduk usia kerja, dan jumlah angkatan kerja dari tahun 2007 sampai dengan 2011.

4.2 Sumber Data

Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data hasil survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun data sekunder ini berupa presentase dan jumlah dari variabel-variabel yang meliputi variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, jumlah penduduk usia kerja, dan jumlah angkatan kerja.

4.3 Data Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di Badan Pusat Statistik (BPS), maka didapat data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Presentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Umur 15 Tahun Ke atas menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2011

Kabupaten/Kota

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

(39)

Kabupaten

Nias 76,03 77,14 77,69 77,10 76,51

Mandailing Natal 71,95 70,95 73,60 71,30 73,79 Tapanuli Selatan 77,75 78,77 83,58 80,48 75,57 Tapanuli Tengah 73,05 72,96 75,26 73,55 74,03 Tapanuli Utara 83,84 85,11 83,91 84,16 74,80 Toba Samosir 76,18 83,35 81,81 80,78 74,51 Labuhan Batu 63,31 64,89 66,34 59,93 73,55

Asahan 59,39 63,59 62,32 63,39 73,22

Simalungun 68,41 69,03 69,75 69,81 73,84

Dairi 86,81 88,96 91,11 90,46 76,09

Sambung Tabel 4.1

Kabupaten/Kota

Tingkat Partisipasi angkatan Kerja (TPAK)

2007 2008 2009 2010 2011

Karo 81,30 84,99 83,93 85,47 75,75

Deli Serdang 69,34 66,41 68,31 69,96 70,24

Langkat 67,70 65,06 66,00 67,76 74,26

Nias Selatan 69,18 79,41 76,20 82,59 75,19 Humbang Hasundutan 88,22 85,72 87,82 89,93 75,23 Pakpak Bharat 88,44 84,29 87,42 89,37 83,03

Samosir 89,78 89,36 92,40 92,32 75,01

Serdang Bedagai 67,27 63,62 67,98 68,64 73,69

Batu Bara 64,53 64,39 64,23 64,48 74,09

Padang Lawas Utara x x 82,36 79,88 76,16

Padang Lawas x x 73,40 72,76 74,87

Labuhan Batu Selatan x x x 63,80 76,15

Labuhan Batu Utara x x x 60,57 75,04

Nias Utara x x x 75,04 74,35

Niar Barat x x x 79,18 74,91

Kota

Sibolga 60,08 57,31 63,13 65,14 68,76

Tanjungbalai 61,01 61,95 8,81 62,55 68,17 Pemantangsiantar 58,76 60,72 11,16 65,78 65,79 Tebing Tinggi 55,99 57,64 11,51 61,49 67,31

Medan 58,62 62,58 13,08 65,00 67,11

Binjai 62,50 63,84 11,90 67,37 67,85

Padangsidempuan 63,69 68,43 11,06 71,31 69,45

Gunung Sitoli x x x 69,51 72,78

Sumatera Utara 67,49 68,33 69,14 77,10 72,09 Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2007, Agustus 2008,

Agustus 2009, Agustus 2010, dan Agustus 2011

(40)

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Usia Kerja Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011

Golongan

Umur 2007 2008 2009 2010 2011

[image:40.612.134.491.126.326.2]

15 – 19 1.389.200 1.387.000 1.386.600 1.264.562 1.268.040 20 – 24 1.292.600 1.310.000 1.326.400 1.109.868 1.139.596 25 – 29 1.120.800 1.158.000 1.189.200 1.105.138 1.080.643 30 – 34 946.300 968.800 990.200 986.664 1.011.138 35 – 39 844.500 857.200 870.500 903.263 913.452 40 – 44 767.400 781.400 794.400 812.579 823.825 45 – 49 672.400 689.500 704.900 705.150 724.452 50 – 54 534.000 560.800 586.500 592.808 608.270 55 – 59 377.900 403.500 430.500 420.309 446.919 60 – 64 262.300 269.600 284.300 261.617 285.150 Jumlah 8.207.400 8.358.800 8.563.500 8.161.958 8.301.485 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

Tabel 4.3 Penduduk Umur 15 Tahun keatas Menurut Jenis Kegiatan Tahun 2007 – 2011

Jenis

Kegiatan 2007 2008 2009 2010 2011

1. Angkatan

kerja 5.654.131 6.094.802 6.298.070 6.617.377 6.314.239 - Bekerja 5.082.797 5.540.263 5.765.643 6.125.571 5.912.114 - Mencari

Kerja 571.334 554.539 532.427 491.806 402.125 Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2007-2011

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari beberapa tabel di atas, penulis dapat membuat bentuk tabel untuk analisis jalur sebagai berikut:

Tabel 4.4 TPAK, Jumlah penduduk Usia Kerja, dan Jumlah Angkatan kerja Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011

Tahun TPAK Jumlah Penduduk Usia Kerja

Jumlah Angkatan kerja

2007 67,49 8.207.400 5.654.131

2008 68,33 8.358.800 6.094.802

2009 69,14 8.563.500 6.298.070

[image:40.612.130.507.390.484.2] [image:40.612.171.468.614.704.2]
(41)

2011 72,09 8.301.485 6.314.239 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

4.5 Menentukan Model Diagram Jalur

[image:41.612.141.459.229.316.2]

Menentukan model diagram jalur berdasarkan paradigma hubungan antar variabel, penulis menggambarkan diagram jalur sebagai berikut:

Gambar 4.1 Dagram Jalur

Dengan diagram jalur tersebut terdiri atas dua persamaan struktural, dengan dua sub struktural, yaitu TPAK yang diberi symbol dengan X1, jumlah penduduk usia

kerja yang diberi symbol X2 sebagai variabel eksogen, dan angkatan kerja yang

diberi simbol X3 seagai variabel endogen. Bentuk persamaan strukturalnya adalah

sebagai berikut :

- X1 = $% % &'( $% ) *

- X3 = $%+% & ( $%+% &'( $%+) *'

Dengan:

1

X = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable).

2

X = menyatakan variabel eksogen (exogenous variable).

3

X = menyatakan variabel endogen (edogenous variable).

ε

= menyatakan galat (error)

ρ

= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung atau biasa disebut juga koefisien jalur (path coefficient).

2 1X X

ρ

= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X1 terhadap X2.

1 3X X

ρ

= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X3 terhadap X1.

2 3X X

ρ

= menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung X3 terhadap X2.

1 1ε

ρ

X = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung penyebab yang sedang dilakukan tidak di ukur

( )

ε1 yang mempengaruhi X1.

2 3ε

ρ

X = menyatakan besarnya hubungan pengaruh langsung penyebab yang sedang dilakukan tidak di ukur

( )

ε3 yang mempengaruhi X3.
(42)

4.6 Menentukan Hubungan antar Variabel

Hubungan antara variabel yang dapat digambarkan oleh diagram jalur yang dibuat oleh penulis yang terlihat pada gambar 4.1, dapat mengisyaratkan beberapa keadaan yang dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Pengaruh lansung

Pengaruh langsung adalah pengaruh dari variabel eksogen ke variabel endogen yang langsung tanpa melalui variabel lain. Pada analisis jalur pengaruh langsung ditunjukkan oleh bentuk panah satu arah lurus dari variabel eksogen ke variabel endogen. Pada Gambar 4.1 pengaruh langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X1 dan X2 terhadap X3, dan

2

X terhadap X1. Besarnya pengaruh langsung pada Gambar 4.1 ditunjukkan oleh 1 3X X ρ , 2 3X X

ρ , dan

2 1X X

ρ

2. Pengaruh tidak langsung

Pengaruh tidak langsung ini terjadi jika variabel eksogen mempengaruhi variabel endogen melalui variabel ketiga. Pada Gambar 4.1 pengaruh tidak langsung ditunjukkan oleh pengaruh dari X2 terhadap X3 yaitu harus melalui X1. Besarnya pengaruh tidak langsung pada Gambar 4.1 diatas ditunjukkan oleh 1 2X X ρ . 1 3X X ρ .

4.7 Menghitung Koefisien Jalur

Untuk menghitung nilai koefisien jalur, sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

[image:42.612.167.498.549.627.2]

9. Menggambar diagram jalur lengkap dengan persamaan strukturalnya.

Gambar 4.2 Diagram Jalur dengan Persamaan Struktural Dengan:

1

X , X2 = variabel eksogen 1

X , X3 = variabel endogen X1 X2 X3 1

ε

2

ε

3ε2
(43)

10.Perhitungan matriks korelasi antar variabel. Sebelumnya penulis telah

mencari nilai matriks korelasi dengan bantuan LISREL 8.80.

X1 X2 X3

X1 1 -0,4665 0,8420

X2 -0,4665 1 0,0564

X3 0,8420 0,0564 1

, -/% %. /% %. //% %% %++ /%+% /%+% .

0

, 123 4556. 23 4556 3 7483. 3 3654

3 7483 3 3654 . 9

11.Identifikasi sub struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien

jalurnya.

- Sub struktur I

X1 = $% % &'( *

- Sub struktur II

X3 = $%+% & ( $%+% &'( *'

12.Menghitung matriks korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub

struktur.

- Sub struktur I

X1 = $% % &'

, :/% % ;

, <.=

, .

- Sub struktur II

(44)

, >/% %. /% %. >

, >23 4556. 23 4556. > , <. 2 3 8.?5=

, 3 ?784

13.Menghitung matriks invers korelasi variable eksogen.

- Sub struktur I X1 = $% % &'

, <@''=

, <.=

- Sub struktur II

X3 = $%+% & ( $%+% &'

, A@ @ '

@' @''B

, C,C A. 23 4556. 23 4556. B

, 3 ?784 A. 3 4556. 3 4556. B , A. 8?7. 3 6D583 6D58 . 8?7.B

14.Menghitung semua koefisien jalur E% % .

- Sub struktur I X1 = $% % &'

:$% % ; <@''=:/% % ;

:$% % ; <.=<23 45?=

:$% % ; <23 45?=

- Sub struktur II

X3 = $%+% & ( $%+% &'

F$%+%

$%+% G A@

@'

@' @''B A

/%+% /%+% B

F$%+%

(45)

F$%+%

$%+% G F. .3D73 6?4.G

15.Menghitungan koefisien determinasi total.

- Sub struktur I X1 = $% % &'

,% %' :$% % ;:/% % ;

,% %' <23 4556=<23 4556=

,% %' 3 8.?5

- Sub struktur II

X3 = $%+% & ( $%+% &'

,%'+ % % :$

%+% $%+% ; A /%+% /%+% B

,%'+ % % < . .3D7 3 6?4.= F3 7483

3 3654G

,%'+ % % 3 DH446.5 ( 3 3H8H?D84

,%'+ % % 3 D557

16.Menghitungan koefisien jalur untuk galat.

- Sub struktur I

X1 = $% % &'

$% ) I. 2 ,% %'

$% ) J. 2 3 8.?5

$% ) J3 ?784

$% ) 3 7746

- Sub struktur II

X3 = $%+% & ( $%+% &'

$%+) I. 2 ,%'+% %

$% ) J. 2 3 D557

(46)

$% ) 3 .788

4.8 Menghitung Pengujian Koefisien Jalur

1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesa operasional) yang akan diuji. Ho : E % % % %+ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel

eksogen & &' terhadap variabel endogen & &K .

H1 : E % % % %+ 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogen

eksogen & &' terhadap variabel endogen & &K . 2. Menguji setiap koefisien jalur

E% %

. 2 ,% %' @''

L 2 M 2 . 23 4556 I . 2 3 8.?5 .6 2 . 2 . 23 4556

I3 ?748H 23 4556 N3 8535 23 4556 3 6.3? 23 D.H6

thit = -0,9135, dan ttabel = 3,18.

Kesimpulan:

thit < ttabel. Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen &'

terhadap variabel endogen & . E%+%

. 2 ,%'+% @ L 2 M 2 .

. .3D7

(47)

. .3D7

I 3 3HH8 . 8?7.8

. .3D7 I3 34848

. .3D7 N3 38.8 . .3D7 3 .46? ? 5.?3

thit = 7,6170, dan ttabel = 4,30.

Kesimpulan:

thit ttabel. Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen &

terhadap variabel endogen &K . E%+%

. 2 ,%'+% @'' L 2 M 2 .

3 6?4.

I . 2 3 D557 3 6D586 2 8 2 . 3 6?4.

I 3 3HH8 3 67588

3 6?4. I3 3.D78

3 6?4. N3 33DD 3 6?4. 3 3DD6 6 ?5D7

thit = 5,7698, dan ttabel = 4,30.

Kesimpulan:

thit ttabel. Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen &

terhadap variabel endogen &K .

3. Menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama

(48)

X1 = $% % &'( *

L 2 M 2 . ,% %'

M . 2 ,% %'

6 2 . 2 . 3 8.?5 . . 2 3 8.?5 3 5687

3 ?784 3 7H44

Fhit = 0,8344, dan Ftabel(1,3) = 10,13.

Kesimpulan:

Fhit < Ftabel(1,3). Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen

&' terhadap variabel endogen & . - Sub struktur II

X3 = $%+% & ( $%+% &'( *'

L 2 M 2 . ,%'+% % M . 2 ,%'+% % 6 2 8 2 . 3 D557

8 . 2 3 D557 8 3 D557

8 3 3HH8 . DHH5 3 3554 8D .836

Fhit = 29,1205, dan Ftabel(2,2) = 19,00.

Kesimpulan:

Fhit Ftabel(1,3). Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhvariabel eksogen

& &' terhadap variabel endogen &K .

4. Menguji perbedaan besarnya pengaruh antara dua variabel eksogen

terhadap variabel endogen

E%+% E%+%

. 2 ,'OK O O' @ ( @''2 8@'

L 2 M 2 . . .3D7 2 3 6?4.

(49)

3 6H6?

I 3 3HH8 H ?4758

3 6H6? I3 .8448

3 6H6? N3 3588 3 6H6? 3 84D4 8 .4?D

thit = 2,1479, dan ttabel = 4,30.

Kesimpulan:

thit < ttabel. Maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh variabel eksogen

& &' terhadap variabel endogen & &K .

(50)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan diuraikan beberapa tahapan menyelesaikan analisis jalur dengan software LISREL. Adapun tahap-tahapan yang digunakan oleh penulis adalah uji t dengan SPSS, uji F dengan SPSS, asumsi-asumsi analisis jalur, menampilkan program LISREL 8.80, megimport data, membuat tabel hasil analisis jalur, dan menampilkan gambar analisis jalur.

5.1 Uji t dengan SPSS

Adapun tahap-tahap uji t dengan SPSS adalah sebagai berikut: 1. Input data di dalam SPSS

2. Pilih menu Analyze

3. Klik Regression

4. Klik Linear, seperti gambar di bawah ini

(51)

6. Pindahkan variabel X1 ke kotak dependent karena dalam penelitian ini

variabel X1 adalah variabel endogen, dan pindahkan variabel X2 ke kotak

independent karena dalam penelitian ini variabel X2 adalah variabel

eksogen untuk sub struktur I, dan variabel X3 ke kotak dependent karena

dalam penelitian ini variabel X3 adalah variabel endogen, dan pindahkan

variabel X1 dan X2 ke kotak independent karena dalam penelitian ini

variabel X1 dan X2 adalah variabel eksogen untuk sub struktur II.

7. Klik OK, kemudian akan muncul output seperti gambar di bawah ini.

Sub struktur I

(52)

5.2 Uji F dengan SPSS

Adapun tahap-tahap uji F dengan SPSS adalah sebagai berikut: 1. Input data di dalam SPSS

2. Pilih menu Analyze

3. Klik Regression

4. Klik Linear, seperti gambar di bawah ini

(53)

6. Pindahkan variabel X1 ke kotak dependent karena dalam penelitian ini

variabel X1 adalah variabel endogen, dan pindahkan variabel X2 ke kotak

independent karena dalam penelitian ini variabel X2 adalah variabel

eksogen untuk sub struktur I, dan variabel X3 ke kotak dependent karena

dalam penelitian ini variabel X3 adalah variabel endogen, dan pindahkan

variabel X1 dan X2 ke kotak independent karena dalam penelitian ini

variabel X1 dan X2 adalah variabel eksogen untuk sub struktur II.

7. Klik OK, kemudian akan muncul output seperti gambar di bawah ini.

Sub struktur I

(54)

5.3 Asumsi-asumsi Analisis Jalur dengan SPSS

Uji asumsi digunakan untuk mengetahui apakah data memenuhi asumsi untuk dilakukannya analisis jalur atau tidak. Dibawah ini merupakan uji asumsi yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis, yaitu:

7. Uji Asumsi Normalitas

[image:54.612.163.482.95.164.2]

Pada pengujian asumsi normalitas digunakan program SPSS.

Gambar 5.1 Grafik Normal P-P Plot

Pada grafik tersebut tampak sisaan menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut, yang berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.

8. Uji Asumsi Linieritas

[image:54.612.223.427.399.556.2]
(55)

Suatu model regresi dikatakan memenuhi asumsi linearitas jika mempunyai nilai Variance Inflation factor (VIF) disekitar 1 atau tepat 1 dan nilai Tolerance mendekati 1 atau tepat 1. Kedua nilai ini dapat dilihat pada bagian Collinearity Statistics. Dari output di atas diketahui nilai VIF disekitar 1 yaitu untuk variabel eksogen TPAK (X1) 1,278, dan jumlah penduduk usia kerja (X2) 1,278 dengan variabel endogen jumlah angkatan kerja (X3) , serta nilai Tolerance mendekati 1 yaitu untuk variabel eksogen TPAK (X1) 0,782, dan jumlah penduduk usia kerja (X2) 0,782 dengan variabel endogen jumlah angkatan kerja (X3 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi linieritas.

9. Uji Asumsi Homoskedastisitas

[image:55.612.192.501.446.602.2]

Pada pengujian asumsi homoskedastisitas digunakan program SPSS.

Gambar 5.2 Grafik Scatterplot

Pada grafik di atas tampak sisaan menyebar merata diatas dan dibawah sumbu Y dengan kata lain penyebaran data tidak mengikuti suatu pola tertentu yang berarti model regresi memenuhi asumsi homoskedastisitas.

(56)
[image:56.612.186.385.145.218.2]

Asumsi ini dapat dipenuhi dengan jalan memeriksa multikolinieritas antar variabel eksogen. Pada pengujian asumsi multikolinieritas digunakan program SPSS.

Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinieritas

Dalam pengujian asumsi multikolinieritas diatas menyatakan bahwa hasil analisis tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dimana nilai VIF<10 dan nilai Tolerance > 0,10 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas.

11.Galat (error) diasumsikan tidak berkorelasi dengan variabel bebas

( )

X

Asumsi ini dapat dilihat dari Scatterplot antara Standardized Residual dengan Predicted Value dari masing – masing persamaan, maka didapat output sebagai berikut:

- Sub struktur I

[image:56.612.196.487.429.618.2]
(57)
[image:57.612.196.505.146.345.2]

- Sub struktur II

Gambar 5.4 Grafik Scatterplot Sub Struktur II

Dari scatterplot diatas, titik – titik sisaan berada disekitar angka nol dan menyebar secara acak, oleh karena itu galat dapat disimpulkan tidak berkorelasi terhadap variabel endogen.

12.Hanya ada satu arah kausal di dalam sistem

Dalam model teoritis diatas hubungan kausal antara variabel semuanya berlangsung satu arah. Jadi secara otomatis model dikatakan recursive (satu arah).

5.4 Menampilkan Program LISREL 8.80

Cara menampilkan program LISREL adalah :

1. Double klik icon LISREL yang ada pada desktop.

(58)

3. Setelah itu kan muncul tambilan seperti berikut :

5.5 Mengimport Data

Sebelum mengimport data, penulis terlebih dahulu telah menginput data di SPSS dan menyimpan data itu dengan nama data.sav. Adapun tahap-tahapan mengimport data di LISREL adalah sebagai berikut :

1. Klik menu file.

(59)

3. Kemudian akan muncul kotak dialog “open”. Bukalah file yang telah

penulis input di dalam SPSS dengan nama file “data.sav”.

4. Klik open, kemudian simpan dengan nama “data.psf”. Seperti tampilan

(60)

5. Kemudian akan muncul data yang telah penulis input di SPSS.

5.6 Membuat Tabel Hasil Analisis Jalur

Setelah data di import, maka langkah selanjutnya adalah membuat tabel hasil analisis jalur dengan cara:

1. Pilih menu File

(61)

3. Kemudian akan muncul jendela New

4. Pilih SIMPLIS Project

5. Klik OK, seperti gambar di bawah ini

6. Lalu kotak dialog Save As akan muncul. Simpan file dengan nama

“Data.spj”

(62)

8. Kemudian akan muncul tampilan Data.spj yang akn digunakan untuk

menuliskan syntax SIMPLIS

9. Pilih Setup

(63)

11.Kemudian akan muncul jendela Label, seperti gambar di bawah ini

12.Pada kotak Observed Variables klik Add/Read Variables, lalu akan

(64)

13.Kemudian ganti kolom Read from file dengan PRELIS System File

14.Kik Browse

15.Pilih file dengan nama “Data.psf”, seperti gambar di bawah ini

16.Klik Open

(65)

18.Klik Next

19.Pada kolom Number of observations diisi sesuai banyak data penelitian.

Karena banyak data pada penelitian ini adalah 5 maka pada kolom Number

of observations diisi dengan angka 5. Seperti gambar di bawah ini

20.Klik OK

(66)

22.Pilih Build SIMPLIS Syntax atau tekan F8 pada keyboard, seperti gambar

di bawah ini

23.Kemudian akan muncul jendela seperti di bawah ini

24.Input syntax di bawah baris Relationships seperti gambar di bawah ini

(67)

-0,4665

1,1098 0,5741

1 = 0,8845

2 = 0,1822

[image:67.612.165.477.150.365.2]

Kemudian akan muncul output yang bisa dilihat di lampiran. Dari hasil output akan diperoleh tabel hasil analisis jalur, seperti di bawah ini.

Tabel 5.3 Hasil Analisis Jalur

Variabel

Koefisien

Jalur

Pengaruh

Langsung

Tidak

langsung

Total

X2 terhadap X1 -0,467 -0,467 - -0,467

X2 terhadap X3 0,574 0,574 -0,518 0,056

X1 terhadap X3 1,110 1,110 - 1,110

( )

ε1 0,884 0,884

( )

ε3 0,182 0,182

5.7 Membuat Gambar Analisis Jalur

Dilihat dari tabel hasil analisis jalur, maka dapat digambarkan analisis jalur sebagai berikut:

Gambar 5.4 Diagram Jalur X1

X3

[image:67.612.165.437.473.646.2]
(68)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Pengaruh variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terhadap

variabel jumlah angkatan kerja secara langsung adalah sebesar 1,1098 atau

berkontribusi sebesar 123,16%. Hubungan antara variabel TPAK dengan

jumlah angkatan kerja secara langsung sangat kuat dan searah. Semakin

tinggi Tingkat Partisipa

Gambar

Gambar 2.1 Model diagram jalur dengan 2 variabel
Gambar 2.2 Model diagram jalur dengan 4 variabel.
Gambar 2.3 Model diagram jalur dengan 3 variabel eksogen dan 1  variabel endogen
Gambar 3.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila filing sistem abjad yang dipilih sebagai sistem penyimpanan, maka nama merupakan ciri atau identitas penting di dalam pencarian dokumen sesuai dengan

Penerapan teknologi mikoriza dan pemupukan batuan fosfat pada tanah masam dan defisien unsur hara P, dapat menggantikan superfosfat dalam upaya meningkatkan produksi jagung dan

Dengan memanfaatkan metode profile matching dalam merancang sistem pendukung keputusan memiliki keunggulan dengan adanya core factor dan secondary factor sehingga pengguna

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa komitmen organisasional tidak dapat berpengaruh langsung ke kepuasan kerja, karena koefisien hubungan langsung lebih kecil dari koefisien

Pengujian yang telah dilakukan secara keseluruhan terhadap rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

Penambahan CaCl 2 pada proses koagulasi susu menggunakan ekstrak jahe merah pada tingkat konsentrasi 0,02% (P2) dengan 0,03% (P3) tidak memiliki perbedaan yang nyata

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa Media animasi dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS)berpengaruh signifikan

Mengingat jumlah tanaman akasia yang tersebar luas di Propinsi Riau dan potensi lempung yang berlimpah, maka perlu dilakukan suatu terobosan yang dapat mengolah