IMPLEMENTASI
PERAN FORUM LEMBAGA KOMUNIKASI MASYARAKAT (FLKM) DALAM PROSES DISEMINASI INFORMASI PEMERINTAH
TAHUN 2016
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Strata 1 Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh
KRISTRI PRIYANTARA WIBOWO 20080530016
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dan disahkan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Agustus 2016
Tempat : Ruang Multimedia Ilmu Komunikasi.
SUSUNAN TIM PENGUJI Ketua
Aswad Ishak, S.IP., M.Si.
Penguji I Penguji II
Sovia Sitta Sari, S.IP., M.Si Zein Mufarrih Muktaf, S.IP., M.I.Kom
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S-1)
Tanggal 23 Agustus 2016
Haryadi Arief Nuur Rasyid, S.IP., M.Sc Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahawa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan karya saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya-karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi manapun. Sepenjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya dan atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau disebutkan dalam daftar pustaka.
Selanjutnya apabila dikemudian hari terbukti terdapat duplikasi dan ada pihak lain yang merasa dirugikan dan menuntut maka saya akan bertanggung jawab dan menerima konsekwensi yang menyertainya.
Yogyakarta, Agustus 2016 Yang Menyatakan,
MOTTO
“Urip iku urup” ( Hidup itu Nyala )
“Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita.
Semakin besar manfaat yang kita berikan, tentu akan semakin baik bagi kita maupun orang lain, tetapi sekecil apapun manfaat yang kita berikan kepada orang lain jangan
HALAMAN PERSEMBAHAN ِميِحهرلا ِنَم ْحهرلا ِ هَ ِمْسِب
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5) Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Alhamdulillahirobbil ‘alamin….
Segala Puji dan Syukur kupersembahkan kepadamu Ya Allah,
Terima Kasih atas ridha-Mu, Engkau telah memberikan aku kesempatan untuk belajar (Berpendidikan), memberikan aku umur yang panjang dan memberikan aku kenikmatan yang tiada henti-hentinya.Ya Allah yang Maha pengasih, tanpa-Mu hamba ini bukanlah siapa-siapa, hamba-Mu ini manusia yang lemah dan bukan apa-apa bagi-Mu, Ya Allah yang Maha penguasa Alam Semesta hamba-Mu tidak akan henti-hentinya memanjatkan Do’a, rasa syukur dan berterimakasih dengan segala hal yang Engkau berikan.
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi :
Bapak Drs. Wido Murwadi dan Ibu Sukristiyah, S.Pd Bapak Supadi Partodikromo dan Ibu Parmi
“Maturnuwun sanget. Keteladanan, kesabaran, keihklasan cinta dan kasih sayangmu senantiasa
memberikan inspirasi bagiku. Memberikan kekuatan dalam hidupku. Memberikan semangat untuk
menjadi orang yang bermanfaat dalam kehidupanku. Maafkan kesombongan, dan kecuekanku selama
ini. Aku akan memperbaiki diri. Doakan selalu nggih… semoga Semua senantiasa Sehat dan berkah
Istriku Siti Muslimah, A.Md. Keb dan Anakku M. Suluh Adibrata Al-mahri
“Maturnuwun sabar menemani pembuatan skripsi yang sekian lama. Maafkan aku, tdk bisa
menepati janjiku untuk lulus saat kandunganmu 4 bulan dulu. Begitu banyak hutangku padamu, trimakasih atas kasih sayangmu, engkau ikhlas menganggap semuanya lunas. Aku yakin Tuhan tersenyum melihat perjuanganmu.”
“Suluh….Bapakmu Sarjana Le… hehe. Terimakasih kesabaranmu, keikhlasan dan
keceriaanmu yang selalu menciptakan energi-energi baru dalam kehidupanku. Perjuangan tak pernah selesai, terus bergerak dan memberi manfaat ya nak.. Maaf bapakmu blm bisa memberi teladan yang baik untukmu. Tapi bapak janji le…menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Semangat terus ya Le…..”
Mas Eko, Mas Wiwid beserta keluarga
Maaf adikmu tidak bisa membanggakanmu. Engkau selalu menjadi arah pembimbing dalam kehidupanku. Maafkan begitu banyak dosa dan kesalahan adikmu. Kehidupan mas beserta keluarga, semoga selalu Sehat, Rukun, berkah manfaat, ya mas..
Rekan-rekan Bagian Humas Setda, Rekan FLKM, especially to : Kangmas Marno, Mas Suryo
dan promotor-promotor pem-“Bully”ku di Salatiga, terimakasih tak terhingga. Apa yang telah panjenengan semuanya berikan. Semangat Sehat teruss….. Dan kebaikan penjenengan
Semoga senantiasa menjadi amal yang tak lekang ditelan waktu dan angkuhnya zaman.
Untuk Semua pihak…terimakasih. Jangan pernah letih berjuang… dan Ayo Kita Berkarya
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan judul “Implementasi Peran Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (Flkm)Dalam Proses
Diseminasi Informasi Pemerintah Tahun 2016”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini tanpa mereka Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Haryadi Arief Nuur Rasyid, S.IP., M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Aswad Ishak, S.IP., M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi Bapak Zein Mufarrih, M.I.Kom, dan Bu Sovia Sitta Sari Selaku dosen penguji, beserta Seluruh Dosen, TU, dan Karyawan UMY, terimakasih buat segalanya.
3. Kepada teman-teman Humas Sekretariat daerah Kota Salatiga terimakasih telah memberikan kemudahan dalam pengambilan data-data yang penulis perlukan.
ABSTRAK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Public Relations
Kristri Priyantara Wibowo : Implementasi Peran Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) dalam proses Diseminasi Informasi Pemerintah Kota Salatiga Tahun 2016
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui perencanaan program yang dilakukan Bagian Humas pemerintah yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan bersama dengan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kota Salatiga (2) Mengetahui seberapa jauh Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kota Salatiga dapat berfungsi sebagai media penyebarluasan informasi dari pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya dari masyarakat kepada Pemerintah Kota Salatiga.
Subyek penelitian adalah Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Kota Salatiga dan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) yang di dua wilayah kecamatan Pemerintah Kota Salatiga. Diseminasi informasi dari pemerintah kepada masyarakat luas merupakan hal yang harus mendapatkan prioritas
Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) merupakan jembatan perantara menerima informasi dari pemerintah Kota Salatiga dan mengkomunikasikan kepada masyarakat. Dengan sistem komunikasi yang harmonis, transparan, dan akuntabel, diharapkan kebijakan pembangunan pemerintah akan lebih “mendengarkan” kepentingan masyarakat dan berorientasi pada rakyat.
Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus yang berdasarkan perolehan permasalahan dari objek penelitian pada tahun 2014 hingga 2015. Pendekatan yang dilakukan dengan wawancara Bagian Humas Pemerintah Kota Salatiga dan FLKM/LKM Kota Salatiga dalam menyatukan persepsi antara pemerintah daerah dengan masyarakat, penyebarluasan informasi dan penyaluran aspirasi masyarakat.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: Pertama perencanaan program humas pemerintah bersama Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kota Salatiga sudah berjalan baik; KeduaForum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kota Salatiga berfungsi dengan baik dan strategis sebagai media penyebarluasan informasi dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada Pemerintah Kota Salatiga.
ABSTRACT Muhammadiyah University of Yogyakarta
Faculty of Political and Social Science Department of Communications Concentration of Public Relations Kristri Priyantara Wibowo:
The Role Implementation of the Communication Society Forum in Dissemination of Salatiga Local Government’s Information, the year 2016.
The purposes of this research are (1). To view about the Public Relation (PR) Division of Salatiga Local Goverment’s programm, related to gather activities with the Communication Society Forum in Salatiga; (2). To know further the relativism between the Communication Society Forum in Salatiga and the Public Relation (PR) Division of Salatiga Local Government in spreading information from top (Governmet) to down (society), or down to top.
The research subjects are the Public Relation (PR) Division of Salatiga Local Government and the Communication Society Forum in Salatiga, focussed only on two subdistricts. Dissemination from Government to the society is a must priority.
Through Communication Society Forum, Government has the brief way to spread information to society.With harmonic, transparent, and trustworthy communication system,governmental development policy will hopefully ‘listen’ the society interest or needs, and will be society oriented.
This research used qualitative descriptive method with study case approach based on problems appear on the year 2014 until 2015. The Public Relation (PR) Division of Salatiga Local Government approached the Communication Society Forum in Salatiga by interviewing to match the perception between local government and the society; to spread information; and to absorb society’s aspiration.
The conclusions of this research are: (1) The plan programs between the Public Relation (PR) Division of Salatiga Local Government and the Communication Society Forum in Salatiga go well so far. (2) The Communication Society Forum in Salatiga is well functioned, and it is strategicly used as the media for spreading information from government to society, and viceversa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN ……….. ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ……… iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……… iv
ABSTRAK ……… v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….. vii
KATA PENGANTAR ……….. viii
D. Manfaat Penelitian ….………...………….. 6
E. Kajian Teori ….………... 7
F. Metode Penelitian ……… .27
G. Sistematika Penulisan. ………. 38
BAB II PROFILE DAN GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Bagian Humas Setda Kota Salatiga,………. 40
B. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Humas ………. 42
1. Tugas Pokok dan Fungsi ………. 42
Bagian Hubungan Masyarakat 2. Tugas Pokok dan Fungsi ………. 43
3. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian …………. 43 Analisis Kemitraan Media
4. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian …………. 43 Protokol .
5. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Bagian ...44 PPDE
C. Penerapan Tugas Pokok dan Fungsi ………... 44 Bagian Humas
D. Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat ……..………... 48 (FLKM)
BAB III SAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……….61 B. Analisis Data Penelitian ……….71
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………. 87
B. Saran-saran ………. 89
DAFTAR PUSTAKA ………. 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Daftar pertanyaan Interview Guide dan hasil wawancara 2. Contoh bulletin GERTAK dari FLKM Argomulyo
3. Peraturan Walikota Salatiga nomor 49 tahun 2006 tentang Pedoman dasar Pembentukan LKM dan FLKM Kota Salatiga
4. Surat keputusan Walikota Salatiga tentang Tim penyelenggara kegiatan FLKM dan LKM 5. Foto-foto kegiatan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Humas Setda Kota Salatiga... 42
Gambar 2.Struktur organisasi LKM/FLKM……….. 50
Gambar 3. Alur hubungan kerjasama antar lembaga bidang informasi. 58
Gambar 4. Alur informasi LKM/FLKM……….. 59
Gambar 5. Alur Aspirasi LKM/FLKM... 60
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keadaan FLKM Kecamatan Argomulyo... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar pertanyaan Interview Guide dan hasil wawancara
Lampiran 2 Contoh bulletin GERTAK dari FLKM Argomulyo
Lampiran 3 Peraturan Walikota Salatiga nomor 49 tahun 2006 tentang Pedoman dasar Pembentukan LKM dan FLKM Kota Salatiga
Lampiran 4 Surat keputusan Walikota Salatiga tentang Tim penyelenggara kegiatan FLKM dan LKM
Lampiran 5 Foto-foto kegiatan
Lampiran 6 Guntingan Pers/kliping pemberitaan dari harian Jawa Pos Tanggal 17 Maret 2016
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi, selama sepuluh tahun terakhir ini
memperoleh perhatian yang demikian besar dari pemerintah. Dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005- dise utka ahwa Pe a gu a
aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk
meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan
tata pemerintahan yang baik, baik di pusat maupun di daerah agar
a pu e duku g ke erhasila pe a gu a di ida g lai ya.
Selanjutnya, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2010-2014, Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
ditempatkan menjadi prioritas pertama pembangunan. Peran birokrasi
yang begitu penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, disatu pihak
birokrasi menjadi pemegang kunci bagi kemajuan negara, tetapi dilain
pihak birokrasi juga menjadi obyek pembangunan yang perlu terus
diperbaiki sehingga mampu berfungsi menjalankan pemerintahan dengan
2
Humas Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan
reformasi birokrasi. Sebagai ujung tombak informasi, Humas pemerintah
harus mampu menjalankan perannya dengan baik. Dengan arus globalisasi
yang tak terbendung, isu-isu berhembus cepat, saling pengaruh dan
bertalian satu sama lain Keterbukaan akses informasi menjadi salah satu
dampak nyata dari pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
Pegawai dan pemangku kepentingan, organisasi di sektor publik maupun
swasta semakin menyadari bahwa pengetahuan, strategi, kepemimpinan
dan teknologi di masa lalu yang statis tidak akan membawa banyak
keberhasilan di masa depan. Organisasi yang lambat melakukan perubahan
dan gagal beradaptasi dengan lingkungan baru akan sulit bertahan dalam
perubahan.
Kehumasan Lembaga Publik tengah memasuki era baru seiring telah
disahkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik. Kehadiran undang-undang ini telah memberikan jaminan
bagi publik untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya secara luas
berkenaan dengan lembaga publik. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008
ini mendefinisikan informasi publik sebagai informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang
berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau
3
dengan undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 ini , serta informasi lain nya
yang berkaitan dengan kepentingan publik.
Keterbukaan informasi publik merupakan langkah strategis dalam
mengawal dan mewujudkan tata kelola negara yang bersih, profesional dan
berwibawa, serta mengembangkan tatanan masyarakat informasi yang
sehat. Dengan demikian, humas tidak hanya berperan sebagai corong
lembaga semata, akan tetapi ia juga menjadi media komunikatif yang
menghubungkan lembaga dan masyarakat, sehingga menghasilkan
timbal-balik yang positif dan saling menguntungkan. Kebebasan memperoleh
informasi merupakan hal penting dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Undang-undang kebebasan informasi dan produk hokum ini menjamin
keterbukaan informasi serta transparansi (Frost, 2003:31)
Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk dapat
menerjemahkan dan menyatukan visi reformasi birokrasi dan keterbukaan
informasi publik. Dalam perjalanan pemerintahan, proses komunikasi 2 arah
ini tidak mudah dilaksanakanl. Banyak daerah yang kurang mampu
menangkap aspirasi masyarakat terbawah, sehingga implementasi proses
pembangunan tidak berjalan dengan maksimal. Humas pemerintah pun
hanya terkonsentrasi dengan metode top-down sehingga partisipasi
masyarakat kurdang dapat direngkuh. Masyarakat pun terkesan cuek,
4
Rendahnya implementasi ini tidak terlepas dari manajemen komunikasi
pemerintah yang belum menyesuaikan karakteristik komunikasi Negara
demokrasi. Selain itu, luncurnty kepercayaan public kepada penyelenggara
Negara juga menjadi salah satu penyebab utama. J.A. Heise (1985:20)
mngungkapkanpenurunan kepercayaan pemerintahan adalah konsekuensi
atas komunikasi yang kurang baik antara pemerintah dan masyarakat. Hal
ini merupakan masalah serius dalam pemerintahan. Dimana public merasa
bahwa lembaga pemerintahan tidak merealisasikan kegiatan sesuai struktur
politik demokrasi. Mereka tidak mendapat variasi informasi yang akurat dari
kegiatan pemerintahan. Sehingga partisipasi public menjadi sangat rendah.
Humas Pemerintah Kota Salatiga pun tidak luput dari usaha-usaha
perbaikan itu. Salatiga sebagai kota kecil yang hanya terdiri dari : 4
kecamatan dan 23 kelurahan, dituntut untuk mampu menjadi contoh dalam
hal pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, Humas Pemerintah Kota Salatiga
berusaha melakukan terobosan berbagai cara, dengan menciptakan Forum
Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di tingkat kecamatan dan Lembaga
Komunikasi Masyarakat (LKM) di tingkat kelurahan. Lembaga Komunikasi
Masyarakat (LKM) dan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM)
adalah organisasi yang dibentuk dengan tujuan sebagai media untuk
menyamakan persepsi antara pemerintah daerah dengan masyarakat,
penyebarluasan informasi dan penyaluran aspirasi masyarakat. Dengan
5
pembangunan. Fungsi yang strategis ini adalah modal awal bagi
keberhasilan pembangunan.
Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) yang baik adalah lembaga
yang mampu mengakomodasi informasi dari masyarakat dan pemerintah. Di
era reformasi saat ini, berbagai informasi mengenai pemerintah yang
berkembang di masyarakat terkesan simpang siur. Akibatnya mudah
menjadi isu yang sangat rawan bagi kenyamanan kehidupan di masyarakat.
Diharapkan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) harus mampu
menjadi lembaga yang mumpuni dalam mengelola dan menyampaikan
informasi dari pemerintah, tanpa menghilangkan daya kritis terhadap
pemerintah itu sendiri. Dengan komunikasi dua arah, pemerintah dapat
mengetahui aspirasi masyarakat, sedangkan masyarakat sendiri akan
memperoleh informasi yang benar mengenai program-program
pembangunan bagi masyarakat dan lingkungannya. Fungsi inilah yang harus
disadari oleh lkm, sehingga keberadaan lembaga ini bukan hanya formalitas
6 C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah perencanaan program serta implementasi komunikasi
pemerintah yang dilakukan Humas Pemerintah Kota Salatiga dan
penyelenggaraannya yang berhubungan dengan Forum Lembaga
Komunikasi Masyarakat (FLKM) Kota Salatiga ?
2. Seberapa jauh Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kota
Salatiga dapat berfungsi sebagai media penyebarluasan informasi dari
pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya dari masyarakat
kepada Pemerintah Kota Salatiga
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui perencanaan pogram yang dilakukan humas
pemerintahyang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan
bersama dengan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di
Kota Salatiga
2. Mengetahui Seberapa jauh Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat
(FLKM) di Kota Salatiga dapat berfungsi sebagai media penyebarluasan
informasi dari pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya dari
7 E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu khususnya
ilmu komunikasi dalam menjalankan metode komunkasi dua arah antara
pemerintah dan masyarakat, serta mendapatkan referensi aplikatif terkait
implementasi dan komunikasi humas pemerintah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan pemerintah dalam
membuat metoda atau pola komunikasi dengan masyarakat, sehingga
pola yang terjadi 2 arah (bottom up dan top down) efektif dalam
menyampaikan informasi kebijakan dan program pemerintah demikian
pula dapat menyerap kebutuhan yang diperlukan masyarakat.
F. KAJIAN TEORI
1. Hubungan Masyarakat Pemerintah
1.1. Pengertian humas pemerintah
Eksistensi humas dalam suatu lembaga atau instansi pemerintah
merupakan suatu keharusan baik secara fungsional maupun
operasional. Kelengkapan ini dianggap sangat penting karena
falsafah negara yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
seperti yang dikehendaki dalam sistem demokrasi Negara
Indonesia. Sebagai negara demokrasi, humas berfungsi melayani
8
Apabila tidak sesuai dengan aspirasi rakyat, maka rakyat berhak
secara cepat mengajukan kritik maupun saran. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011
tentang Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan
Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa, humas pemerintah
adalah lembaga humas atau praktisi humas yang melakukan fungsi
manajemen dalam bidang informasi dan komunikasi (persuasif,
efektif, dan efisien) untuk menciptakan hubungan yang harmonis
dengan publiknya melalui berbagai sarana kehumasan dalam
rangka menciptakan citra dan reputasi yang positif bagi instansi
pemerintah.
Di dunia pemerintahan, humas bertugas menjalankan
kegiatan kebijakan publik dan pelayanan public. Salah satu kegiatan
humas pemerintah dalam bidang kebijakan public adalah
memberikan berbagai informasi tentang kebijakan pemerintah
yang mengikat rakyat dan masyarakat .
Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran untuk
memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi
mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerjasama
9
menggunakan media tradisional lainnya (wayang kulit atau wayang
golek dan lain sebagainya .
Menurut Rachmadi (1996:79) humas pemerintah
merupakan subsistem dari sistem penerangan secara keseluruhan
dan merupakan bagian dari kegiatan komunikasi sosial. Humas di
lembaga pemerintah lebih mengarahkan kegiatannya untuk
meraih kepercayaan dan dukungan nyata masyarakat dalam rangka
mensukseskan berbagai kebijakan pembangunan yang ditetapkan
oleh pemerintah nantinya. Selanjutnya di dalam Pedoman Umum
Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan Instansi Pemerintah
(2011:9), dijelaskan mengenai visi dan misi humas pemerintah. Visi
humas pemerintah adalah terciptanya pengelolaan kehumasan
(kelembagaan, ketatalaksanaan, dan SDM) yang proporsional,
profesional, efektif, dan efisien dalam mendukung penerapan
prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik.
Misi humas pemerintah adalah:
1. Membangun citra dan reputasi positif pemerintah.
2. Membentuk, meningkatkan, dan memelihara opini positif publik.
3. Menampung dan mengolah aspirasi masyarakat.
4. Mencari, mengklasifikasi, mengklarifikasi, serta menganalisis
data dan informasi.
10 1.2. Tujuan Humas Pemerintah
Penerapan humas dalam lembaga pemerintahan digunakan untuk
menjembatani pemerintah agar dapat menyentuh langsung setiap
aspek yang terdapat di masyarakat. Hampir semua bagian
pemerintah mengandalkan orang-orang kehumasan untuk
mendekatkan diri kepada masyarakat. Hal tersebut tentunya tidak
lepas dari tujuan-tujuan humas pemerintah. Untuk mencapai
tujuan itu berbagai upaya dilakukan, diantaranya dengan
mengembangkan good will dan memperoleh opini publik yang
favorable, harmonis dengan berbagai lapisan publik serta kegiatan
kehumasan yang harus diarahkan kedalam dan keluar. Menurut
Cutlip (2011:466) terdapat tujuh tujuan dari humas pemerintah,
diantaranya:
a. Memberi informasi konstituen tentang aktivitas agen
pemerintah.
b. Memastikan kerja sama aktif dalam program pemerintah seperti
kepatuhan terhadap program aturan, kewajiban menggunakan
sabuk pengaman, atau mengenai aturan dilarang merokok.
c. Mendorong warga agar mendukung kebijakan dan program
11
keamanan lingkungan, kampanye penyadaran akan kesehatan
personal, bantuan untuk upaya pertolongan bencana.
d. Melayani sebagai advokat publik untuk administrator
pemerintah seperti menyampaikan opini publik kepada
pembuat keputusan, mengelola isu publik di dalam organisasi,
meningkatkan aksesibilitas publik ke pejabat administrasi.
e. Mengelola informasi internal seperti menyiapkan newsletter
organisasi, pengumuman elektronik, dan isi dari situs internet
organisasi untuk karyawan maupun masyarakat.
f. Menfasilitasi hubungan media seperti menjaga hubungan
dengan pers lokal, bertugas sebagai saluran untuk semua
pertanyaan media, memberi tahu pers tentang organisasi,
praktik, dan kebijakannya.
g. Membangun komunitas dan bangsa seperti menggunakan
kampanye kesehatan publik dengan dukungan pemerintah dan
program keamanan publik lainnya serta mempromosikan
12 1.3 Peran Humas Pemerintah
Ruslan dalam bukunya Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi
(2011:110-111) mengemukakan bahwa, peran humas pemerintah menyangkut
beberapa hal sebagai berikut :
1. Secara taktis (jangka pendek), humas instansi pemerintah berupaya
memberikan pesan-pesan atau informasi yang efektif kepada
masyarakat sebagai khalayak sasarannya. Kemampuan untuk
melaksanakan komunikasi yang efektif, memotivasi dan memiliki
pe garuh terhadap opi i pu lik se agai upaya e ya aka
persepsi de ga tujua da aksud dari i sta si atau le aga ya g
bersangkutan.
2. Secara strategis (jangka panjang), humas instansi pemerintah berperan
aktif dalam proses pengambilan keputusan (decision making process),
dalam memberikan sumbang saran, gagasan, dan ide yang kreatif serta
cemerlang untuk mensukseskan program kerja lembaga yang
bersangkutan, sehingga mampu menunjang keberhasilan
pembangunan nasional jangka panjang serta mendorong melalui kerja
sama dan mendapat dukungan dari masyarakat.
Di dalam Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan
Instansi Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 yang dikeluarkan oleh
13
Republik Indonesia, disebutkan mengenai peran humas pemerintah
meliputi unsur-unsur berikut:
2.1 Komunikator
Humas pemerintah berperan membuka akses dan saluran komunikasi
dua arah, antara instansi pemerintah dan publiknya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, melalui sarana kehumasan.
3. Fasilitator
Humas pemerintah berperan menyerap perkembangan situasi dan
aspirasi publik untuk dijadikan masukan bagi pimpinan instansi
pemerintah dalam pengambilan putusan.
4. Diseminator
Humas pemerintah berperan dalam pelayanan informasi terhadap
internal organisasi dan publiknya, baik langsung maupun tidak langsung,
mengenai kebijakan dan kegiatan masing-masing instansi pemerintah.
5. Katalisator
Humas pemerintah berperan dalam melakukan berbagai pendekatan
dan strategi guna mempengaruhi sikap dan pendapat publik untuk
menyelaraskan kepentingan pemerintah dengan publik.
6. Konselor, Advisor, dan Interprator
Humas pemerintah merupakan konsultan, penasihat, dan penerjemah
kebijakan pemerintah.
14
Humas pemerintah berperan sebagai salah satu instrumen strategis
pemimpin puncak penentu kebijakan.
1.4 Tugas Humas Pemerintah
Menurut Sam Black dalam Effendy (1999:37) humas pemerintah
diklasifikasikan menjadi dua yaitu humas pemerintah pusat dan humas
pemerintah daerah. Menurutnya kedua klasifikasi tersebut mempunyai
tugas yang sama, walaupun ruang lingkupnya berbeda. Tugas humas
pemerintah disini pertama menyebarkan informasi secara teratur
mengenai kebijaksanaan perencanaan dan hasil yang telah dicapai, kedua
menerangkan dan mendidik mengenai perundang-undangan,
peraturan-peraturan serta hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat.
Menurut Ruslan (1999:297) melalui seorang humas, pemerintah dapat
menyampaikan informasi atau menjelaskan hal-hal yang berhubungan
dengan kebijaksanaan dan tindakan tertentu serta aktivitas dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban kepemerintahannya. Terdapat
beberapa hal untuk melaksanakan tugas utama humas:
1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan dan aspirasi yang
terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration).
2. Kegiatan memberikan nasihat atau saran untuk menanggapi dan
dilakukan oleh instansi atau lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki
15
3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan
yang diperoleh antara hubungan publik dan aparat pemerintah (ensuring
satifactory contact between and government official).
4. Memberikan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu
lembaga atau instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and
about what an agency is doing).
Selain itu humas pemerintah juga bertugas memberikan informasi dan
penjelasan kepada khalayak publik mengenai kebijakan, langkah ataupun
tindakan yang diambil oleh pemerintah, serta mengusahakan tumbuhnya
hubungan yang harmonis antara lembaga atau instansi dengan publiknya
dan memberikan pengertian kepada publiknya tentang apa yang
dikerjakan oleh instansi pemerintah dimana humas itu berada dan
berfungsi. Jadi, pada dasarnya tugas humas pemerintah menurut Dimock
dan Koenig dalam Ruslan (1999:298) yaitu :
1. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat
tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan apa dan
bagaimana yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan
program kerja tersebut.
2. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak
masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program
pembangunan di berbagai bidang sosial, budaya, ekonomi, maupun politik
16
3. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah
yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam
melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing.
1.5 Fungsi Humas Pemerintah
Fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antara lembaga atau instansi dengan publiknya, baik
internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan
iklim pendapat (opini public) yang menguntungkan. Ermery (1988:382)
e ye utka fu gsi hu as pe eri tah se agai to establish mutually
benefid throught acceptable communication relationship with its various
public . “e ara umum sasaran kegiatan humas swasta maupun pemerintah
adalah menciptakan opini publik yang menguntungkan perusahaan atau
lembaga pemerintah yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan atau
sasaran tersebut, perlu diupayakan hubungan yang harmonis antara
humas dan lingkungannya. Pendapat lain muncul dari Rachmadi (1994:22)
mengenai fungsi pokok humas pemerintah menyatakan bahwa fungsinya
mengatur lalu-lintas atau sirkulasi informasi internal dan eksternal dengan
memberikan informasi serta penjelasan seluas mungkin kepada publik
17
lembaga dan organisasinya, agar dapat dipahami sehingga memperoleh
public support dan public acceptance.
Senada dengan penjabaran fungsi pokok humas pemerintah oleh
Ra h adi aka e urut Rusla : dala uku ya Ma aje e
Hu as da Ma aje e Ko u ikasi , pada dasar ya fu gsi pokok hu as
pemerintah di Indonesia antara lain :
1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.
2. Memberikan pelayanan dan penyebarluasan pesan atau informasi
mengenai kebijaksanaan ataupun program-program kerja secara nasional
kepada masyarakat.
3. Menjadi komunikator sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam
menjembatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak dan
menampung aspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya
di lain pihak.
4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis
demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan
nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
1.6 Aktivitas Humas Pemerintah
Me urut “u arto dala uku ya Hu as Pe eri taha da Ko u ikasi
Persuasif : -47) menerangkan bahwa dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi kehumasan, maka humas pemerintah perlu melakukan
18
1. Membina pengertian kepada publik terhadap kebijaksanaan
pemerintah. Dalam hal ini, publik yang menjadi sasaran terdiri dari:
a. Publik internal yaitu karyawan di lingkungan pemerintah itu sendiri.
b. Publik eksternal yaitu media massa, pejabat pemerintah, pemuka
pendapat (opinion leader), dan masyarakat sekitar yang menjadi publiknya.
2. Menyelenggarakan dokumentasi kegiatan pokok aparatur pemerintah,
khususnya yang berkenaan dengan pemberian pelayanan kepada
masyarakat dan yang telah direlease untuk publikasi.
3. Memonitor dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat masyarakat.
4. Mengumpulkan data dan informasi yang datang dari berbagai sumber.
Masalah pengumpulan dan penyimpanan data serta informasi yang
menjadi perhatian semua orang. Tidak saja besarnya jumlah informasi,
tetapi juga terus menumpuknya informasi yang relevan serta diperlukan
oleh perorangan, badan atau instansi, media, kantor berita, lembaga
pendidikan dan perusahaan yang memerlukan data dan informasi.
5. Melakukan analisa terhadap permasalahan yang telah diklasifikasikan ke
dalam bidang-bidang permasalahan yang sesuai dengan bidang pekerjaan
humas yang bersangkutan, kemudian membuat kesimpulan terhadap
permasalahan tersebut. Hasil dari proses pengolahan ini dipergunakan
untuk memberikan gambaran atau informasi kepada pimpinan dan
19
6. Kegiatan humas merupakan penyampaian informasi yang mengandung
penjelasan-penjelasan atas fakta pendapat atau sikap yang akan
dikomunikasikan. Sifat informasi biasanya bermacam-macam, yaitu:
a. Rahasia atau tidak rahasia.
b. Nilai aktualitasnya bagi khalayak rendah atau tinggi.
c. Nilai kebutuhan khalayak yang luas atau terbatas.
7. Penyebaran informasi merupakan suatu proses kegiatan humas kepada
khalayak internal maupun eksternal. Informasi humas yang akan
disebarkan kepada masyarakat pada umumnya harus mengandung
jaminan akan validitas dan kredibilitas informasi yang dikomunikasikan.
Penyebaran informasi humas hendaknya disesuaikan dengan sasaran yang
hendak dicapai. Oleh karena itu penyebaran dapat ditinjau dari segi
pengelompokan sasaran yang bersifat vertikal, misalnya : kelompok
cendekiawan, kelompok pendidikan, dan sebagainya.
2. UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
Keterbukaan informasi dapat dimaknai sebagai kondisi yang
memungkinkan sektor komunikasi untuk menyentuh hampir semua bidang
kehidupan masyarakat. Ketika keterbukaan informasi tersebut
disandingkan dengan konteks informasi dalam sektor publik,
pembahasannya akan mengerucut pada informasi yang dihasilkan dan
20
Landasan konstitusional mengenai keterbukaan informasi publik telah
tertulis dalam UUD 1945, yaitu Pasal 28 F yang berbunyi sebagai berikut:
“etiap ora g erhak u tuk erko u ikasi da e peroleh informasi
u tuk e ge a gka pri adi da li gku ga sosial ya... . “elai itu,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah mengatur hak atas informasi
dalam Resolusi 59 Ayat 1 Tahun 1946 dan menegaskan kembali dalam
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB Pasal 19 yang menyatakan
bahwa hak atas informasi merupakan hak asasi dan hak konstitusional
sehingga wajib dilindungi oleh negara. Pentingnya keterbukaan informasi
dalam penyelenggaraan pemerintah dapat dijumpai dalam berbagai
macam aspek. Misalnya, pada aspek hubungan antara keterbukaan
informasi dan partisipasi masyarakat.
Pemaparan terkait hal tersebut pernah diungkapkan oleh Huntington dan
Nelson (1994:4) yaitu untuk memungkinkan partisipasi rakyat secara
efektif dibutuhkan dua syarat penting, salah satunya adalah adanya
kebebasan untuk memperoleh informasi, menyampaikan pendapat, dan
berorganisasi. Partisipasi masyarakat tersebut dapat berwujud kontrol
masyarakat terhadap kinerja pemerintah dan unit-unit kerjanya,
pengawalan proses pembuatan kebijakan, dan lain sebagainya. Selain
untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, keterbukaan informasi
21
komitmen pemerintah dalam melaksanakan salah satu prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) yaitu transparansi.
Menurut buku Penerapan Prinsip-Prinsip Tata Kepemerintahan Yang Baik
yang dikeluarkan oleh Bappenas (2007), transparansi adalah suatu prinsip
yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, informasi
tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta
hasil-hasil yang dicapai oleh pemerintah.
Instrumen perundangan yang mengatur masalah keterbukaan informasi
publik di Indonesia adalah UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik. UU tersebut disahkan pada bulan April 2008 dan telah
resmi dijalankan pada bulan Mei 2010 serta terdiri dari 64 pasal. UU ini
merupakan salah satu upaya dalam perwujudan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance) dan konsep pemerintahan terbuka (open
government) di Indonesia. Hal tersebut dilakukan karena konsep
pemerintahan yang terbuka mensyaratkan beberapa jaminan hak publik,
salah satunya adalah hak publik untuk mendapatkan dan mengakses
informasi. Dengan hadirnya UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik, maka setiap badan publik wajib untuk melaksanakan
prinsip-prinsip keterbukaan informasi publik yang tertuang dalam UU
22
Merujuk pada Justive Initiative dalam (Warta Bakohumas, 2011), prinsip
keterbukaan informasi publik adalah standar internasional yang memuat
10 prinsip tentang akses informasi, yaitu:
1) Akses informasi merupakan hak setiap individu yang dijamin oleh
peraturan perundang-undangan.
2) Akses informasi merupakan kelaziman, sementara kerahasiaan
merupakan kekecualian.
3) Hak akses informasi berlaku terhadap semua badan publik.
4) Permintaan atas informasi harus dibuat cepat, sederhana, dan bebas
biaya.
5) Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi wajib membantu
pemohon informasi dalam mengakses informasi.
6) Penolakan pemberian informasi harus dengan alasan yag dibenarkan.
7) Kepentingan publik harus diletakkan di atas kepentingan merahasiakan
informasi.
8) Setiap orang punya hak mengajukan permohonan banding atas
keputusan yang merugikannya.
9) Badan publik harus proaktif dalam memberikan informasi.
10) Hak memperoleh informasi harus dijamin oleh suatu badan publik.
UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik memuat 12
bab dan 64 pasal yang tidak hanya mengatur tentang hak publik atas
23
tersebut. Secara umum, UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik memuat beberapa pikiran pokok, seperti yang dijabarkan
oleh “u agiyo, dkk dala uku A otasi UU No. Tahu te ta g
Keter ukaa I for asi Pu lik , : -18) yaitu :
1) Setiap badan publik wajib menjamin keterbukaan informasi publik.
2) Setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh publik.
3) Informasi publik yang dikecualikan bersifat terbatas, ketat, dan tidak
mutlak atau permanen.
4) Setiap informasi publik dapat diperoleh dengan cepat, tepat waktu,
biaya ringan, dan cara sederhana.
5) Informasi publik bersifat proaktif.
6) Informasi publik harus bersifat utuh, akurat, dan dapat dipercaya.
7) Penyelesaian sengketa secara cepat, murah, kompeten, dan independen
8) Ancaman pidana bagi para penghambat informasi publik.
Informasi publik yang dimaksud dalam UU No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan,
dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan
dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau
penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya. Oleh
karenanya, UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
banyak mengatur mengenai kewajiban, tugas, dan wewenang badan
24
Badan publik yang dimaksud antara lain yaitu lembaga eksekutif, lembaga
legislatif, lembaga yudikatif, serta badan-badan publik lain yang fungsi dan
tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi non
pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, dan sumbangan masyarakat. Semua badan publik tersebut
memiliki tiga kewajiban yang tercantum dalam UU No. 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik. Tiga kewajiban tersebut yaitu
pertama adalah informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara
berkala. Kedua, informasi yang wajib diumumkan secara sertamerta.
Terakhir, informasi yang wajib tersedia setiap saat.
3. Keterkaitan Humas dan UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik
Bermula dari budaya kehidupan masyarakat yang tertutup serta
banyaknya penyelewengan yang terjadi di masyarakat hingga terbentuklah
culture of secrecy atau budaya ketertutupan, maka pada tanggal 30 April
2008 dibentuklah UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
25
culture of secrecy dan menciptakan clean and good governance dalam
institusi kepemerintahan.
Pemerintah mengupayakan terciptanya undang-undang tersebut untuk
melindungi hak-hak publik terkait kebutuhan informasi. Sebelum adanya
UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, kebutuhan
informasi masyarakat sangat bergantung dengan kemurahan hati para
pejabat publik serta budaya dokumentasi masih tidak dianggap penting
untuk dijadikan sebagai bukti ataupun catatan dokumen. UU No. 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik kemudian merubah budaya
tertutup menjadi suatu budaya yang terbuka dan accountable,
e i i alisir „pe yelewe ga ‟ yang terjadi karena wilayah tertutup,
menghormati hak masyarakat untuk tahu sebagai bagian dari kontrol
publik, serta menempatkan pentingnya sistem informasi dan dokumentasi.
UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan
suatu kewajiban untuk setiap badan publik. Kewajiban dari badan publik
itu sendiri yaitu :
1. Menyediakan dan memberikan informasi publik.
2. Membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi
secara baik dan efisien.
3. Menetapkan peraturan mengenai standar prosedur operasional layanan
26
4. Menetapkan dan memutakhir secara berkala seluruh informasi publik
yang dikelola.
5. Menunjuk dan mengangkat PPID untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab serta wewenangnya.
6. Menyediakan sarana dan prasarana layanan informasi publik termasuk
situs resmi.
7. Menetapkan standar biaya perolehan salinan informasi publik.
8. Menganggarkan pembiayaan secara memadai bagi layanan informasi
publik.
9. Memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh pemohon.
10. Membuat dan mengumumkan laporan tentang layanan informasi
publik serta menyampaikan salinan laporan kepada komisi informasi.
11. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan layanan
informasi publik di Instansi badan publik tersebut.
Kewajiban yang dimiliki setiap badan publik tersebut diemban oleh
seorang humas karena humas merupakan suatu kebutuhan badan publik
untuk membangun dan menjaga reputasi. Selain itu, humas juga memiliki
tugas untuk melayani informasi atas dasar kesadaran etis dan bagian dari
strategi komunikasi kepada publiknya. Pada dasarnya UU No. 14 Tahun
2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik memiliki ketentuan sendiri
dalam menjalankan UU tersebut. Ketentuan tersebut yaitu adanya Pejabat
27
untuk melayani informasi sebagai kewajiban yang diatur oleh hukum. Pada
kesimpulannya antara humas dan PPID bisa saling melengkapi dan saling
mendukung dalam pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif,
dengan menggunakan pendekatan studi kasus yang berdasarkan
perolehan permasalahan dari objek penelitian pada tahun 2014 hingga
2015. Menurut Neuman (1997:20), definisi dari deskriptif itu sendiri yaitu
penelitian yang mengharuskan peneliti untuk mendefinisikan subjek
secara akurat. Penelitian deskriptif juga menitikberatkan pada kalimat
pertanyaan how dan who seperti bagaimana hal itu terjadi dan siapa saja
yang terlibat di dalamnya. Rakhmat (1998:25) menambahkan dalam
definisinya mengenai deskriptif yang diartikan sebagai lukisan dari variabel
demi variabel di dalam sebuah penelitian. Pada hakikatnya, penelitian
deskriptif yaitu mengumpulkan data secara univariat.
Menurut Kuncoro (2003:21) pengertian keseluruhan dari penelitian
deskriptif kualitatif adalah suatu penelitian yang berisi tentang pemaparan
28
pemaparan Strauss dan Corbin (1997), penelitian deskriptif kualitatif
merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang tidak dapat dicapai dengan cara atau prosedur statistik. Dalam
penelitian ini data yang dikumpulkan tidak dalam bentuk angka, melainkan
dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan, dan konsep. Tujuannya adalah
untuk menggambarkan secara terperinci dan relatif akurat dengan hasil
objek yang sedang diteliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini
menggunakan suatu pendekatan studi kasus. Menurut Yin (2006:1) studi
kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pertanyaan penelitian
berkenaan dengan how atau why.
Pendekatan studi kasus pada penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu mengenai aktivitas komunikasi Humas Pemerintah Kota
Salatiga melalui FLKM/LKM Kota Salatiga dalam menyatukan persepsi
antara pemerintah daerah dengan masyarakat, penyebarluasan informasi
dan penyaluran aspirasi masyarakat.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Humas Pemerintah Kota Salatiga dan
FLKM Kecamatan Argomulyo, Kecamatan Sidorejo dan Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
jangka waktu atau periode yaitu periode tahun 2014 sampai dengan tahun
2015 dengan waktu penelitian tanggal 11 November 2014 sampai dengan
29 3. Obyek Penelitian
Objek penelitian dalam hal ini adalah Humas Kota Salatiga dan Forum
Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) di Kecamatan Argomulyo,
Kecamatan Sidorejo dan Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, karena
penelitian ini memfokuskan diri pada aktifitas Humas Pemerintah Kota dan
Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) sebagai media untuk
menyatukan persepsi antara pemerintah daerah dengan masyarakat,
penyebarluasan informasi dan penyaluran aspirasi masyarakat. Dengan
demikian, diharapkan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Bungin (2001:129) teknik pengumpulan data adalah bagian
instrument pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya
suatu penelitian. Senada dengan pernyataan di atas, Sugiyono (2005:3)
menambahkan bahwa penelitian yang menggunakan metode deskriptif
kualitatif yaitu pengumpulan data tidak dipadu oleh teori, namun
fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan oleh
30 a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.
Data tersebut yang kemudian dicatat dan diamati untuk pertama kalinya
oleh peneliti. Data primer berupa informasi-informasi penelitian yang
diperoleh secara langsung oleh peneliti ataupun dengan hasil observasi
penelitian di lapangan. Untuk teknik pengumpulan data pada data primer,
peneliti menggunakan metode sebagai berikut :
1) Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik
wawancara mendalam (depth interview) agar dapat mengetahui objek
penelitian secara lebih mendalam dan terperinci. Menurut Mulyana
(2001:180) teknik wawancara mendalam yaitu bentuk komunikasi antara
dua orang serta melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi
dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara dilakukan peneliti agar
memperoleh informasi selengkap-lengkapnya dan akurat mengenai
aktivitas komunikasi Humas Pemerintah Kota Salatiga melalui Lembaga
Komunikasi Masyarakat (LKM) dan Forum Lembaga Komunikasi
Masyarakat (FLKM) dalam kaitannya sebagai media untuk menyatukan
persepsi antara pemerintah daerah dengan masyarakat, penyebarluasan
informasi dan penyaluran aspirasi masyarakat. Ada beberapa jenis teknik
31
dalam Moleong (2010:187) yaitu wawancara pembicaraan informal,
wawancara pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara dan
wawancara baku terbuka. Penelitian ini termasuk jenis wawancara
pendekatan karena menggunakan petunjuk umum wawancara dengan
kriteria informan, yaitu :
1. Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota salatiga
Adi Setiarso S.E
Informan adalah orang pertama yang bertanggung jawab secara penuh
terhadap kinerja kehumasan Pemerintah Kota Salatiga serta memiliki
jabatan tertinggi nomor satu dalam struktural Bagian Humas Pemerintah
Kota Salatiga yang secara otomatis segala kebijakan yang diambil akan
melalui pertimbangan dari Kepala Bagian Humas yang kemudian disetujui
oleh Sekretaris Daerah sebagai kepala SKPD.
2. Kepala Sub Bagian Protokol Humas Kota Salatiga
Ibu Rahmawati Utami, S.T
Informan adalah orang yang bertanggungjawab atas Sub Bagian Protokol
Humas Setda Kota Salatiga yang secara langsung bertanggung jawab pula
terhadap kinerja FLKM/LKM serta membantu Humas Kota Salatiga dalam
32
3. Kepala Sub Bagian Analisis dan Kemitraan Media
Ibu Tri Prawiati, ST
Informan adalah orang yang bertanggungjawab terhadap aktivitas Humas
Kota Salatiga khusus menangani publikasi melalui blog, twitter, maupun
facebook serta memproses suatu informasi dari Humas Kota Salatiga untuk
diolah menjadi suatu berita yang kemudian diinformasikan kepada publik
sebagai bentuk keterbukaan informasi publik.
4. Ketua FLKM kecamatan Argomulyo
H.Faroug S.Pd, SH. M.H
Informan adalah orang yang bertanggung jawab langsung terhadap segala
aktivitas dan kegiatan FLKM di Kecamatan Argomulyo termasuk
orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
5. Ketua FLKM Kecamatan Sidomukti
Drs. H. Ali Mawardi, M.Pd
Informan adalah orang yang bertanggung jawab langsung terhadap
segala aktivitas dan kegiatan FLKM di Kecamatan Sidomukti termasuk
33 6. Tokoh Masyarakat Kota Salatiga
a. Soemarno S.Ag, M.M
Yang bersangkutan merupakan tokoh masyarakat di wilayah Kelurahan
Salatiga Kecamatan Sidorejo.
b. Drs. H. Wido Murwadi, M.Pd
Yang bersangkutan merupakan tokoh masyarakat di wilayah Kelurahan
Tegalrejo Kecamatan Argomulyo
c. Djizno Zero 45
Yang bersangkutan merupakan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal
di wilayah Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti
d. Suroso Kuncoro, S.H.
yang bersangkutan merupakan mantak kepala kantor inkom, kabag hokum
dan camat di Sidomukti Salatiga.
Informan tersebut pada a, b, c, dan d merupakan penduduk atau tokoh
masyarakat Kota Salatiga yang menjadi publik eksternal dari Humas dan
FLKM/LKM. Masyarakat juga merupakan penerima informasi ataupun
manfaat dari adanya Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM) dan
Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) dalam kaitannya
sebagai media untuk menyatukan persepsi antara pemerintah daerah
dengan masyarakat, penyebarluasan informasi dan penyaluran aspirasi
34 2) Observasi
Peneliti menggunakan teknik observasi dalam mengumpulkan data
tentang keadaan ataupun kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitian.
Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti senada dengan penjabaran
dari Rakhmat (1998:84) bahwa teknik observasi dimaksudkan agar dapat
menjelaskan secara terperinci tentang hal atau gejala yang terjadi dalam
objek penelitian. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat secara langsung seperti yang diutarakan oleh
Yin (2006:113) mengenai aktivitas komunikasi Humas Pemerintah Kota
Salatiga melalui Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM) dan Forum
Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) dalam kaitannya sebagai media
untuk menyatukan persepsi antara pemerintah daerah dengan
masyarakat, penyebarluasan informasi dan penyaluran aspirasi
masyarakat. periode 2014-2015.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literature-literatur
kepustakaan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
1) Dokumen
Pengumpulan data dan teori yang relevan dalam penelitian ini
menggunakan bahan-bahan tertulis. Sumber bukti yang dijadikan fokus
pada pengumpulan data adalah surat-surat, memorandum, pengumuman
35
peristiwa tertulis, dokumen administratif, dokumen internal,
evaluasi-evaluasi resmi, kliping-kliping, dan artikel-artikel lain seperti yang
diutarakan oleh Yin (2006:101-102). Selain perihal di atas data dan teori
diperoleh dari buku, dan jurnal. Pengumpulan data berupa dokumen
dalam penelitian ini berhubungan dengan aktivitas komunikasi Humas
Pemerintah Kota Salatiga melalui Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM)
dan Forum Lembaga Komunikasi Masyarakat (FLKM) dalam kaitannya
sebagai media untuk menyatukan persepsi antara pemerintah daerah
dengan masyarakat, penyebarluasan informasi dan penyaluran aspirasi
masyarakat.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah tahapan kelanjutan dari peneliti untuk
menganalisis data guna mencari, menata dan merumuskan kesimpulan
dari hasil wawancara, observasi, key informan, dokumentasi dan studi
kepustakaan. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah analisis data dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Analisis ini lebih menekankan pada proses penyampaian, pengamatan
yang terpisah-pisah untuk dijadikan sebagai suatu rangkaian hubungan
atau generalisasi. Teknik analisis data diperoleh dengan meneliti secara
cermat dan faktual mengenai keadaan dan gejala yang terjadi di dalam
36
Bogdan dan Tylor dalam Moleong (2010:3) menyatakan bahwa metode
kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Proses analisis data kualitatif dilakukan sejak data-data
diperoleh dengan meneliti seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, sebagaimana yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam objek penelitian,
observasi hingga menganalisis dokumen yang telah dikumpulkan oleh
peneliti sebagai bahan dari objek penelitian. Pada saat melakukan
wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban informan. Jika
jawaban yang dilontarkan oleh informan belum terasa cukup, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan selanjutnya pada tahap tertentu
hingga memperoleh data yang cukup. Analisis akan dilakukan melalui
proses-proses yang telah disebutkan di atas secara terus menerus hingga
tuntas.
6. Uji Validitas Data
Uji validitas data dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi.
Triangulasi data berusaha untuk mengecek kebenaran data yang telah
dikumpulkan dan berusaha untuk mengecek kebenaran data tertentu
dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Menurut Moleong
(2010:178) menyebutkan definisi triangulasi adalah teknik pemeriksaan
37
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
penelitian.
Triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi sumber data.
Menurut Patton dalam Bungin (2007:257) triangulasi dengan
menggunakan sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
cara yang berbeda dalam metode kualitatif. Waktu dan cara yang berbeda
tersebut yaitu :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dan
membandingkan apa yang dikatakan oleh sumber secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sumber sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai
pendapat dan pendapat orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada atau orang
pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang
berkaitan.
Pada penelitian ini hanya satu cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengukur keabsahan data yaitu dengan mengamati data hasil wawancara
38 G. Sistematika Penulisan
Guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang
dilakukan, maka disusunlah sistematika penulisan yang berisi informasi
mengenai materi dan hal-hal yang dibahas dalam setiap bab.
Adapun sistematika penulisan penelitian adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai profil Humas Setda
kota Salatiga, sejarah, visi dan misi, serta struktur organisasi. Pada bab ini
juga membahas pula mengenai FLKM dan LKM serta penelitian-penelitian
terdahulu yang mengambil topik serupa dengan penelitian ini.
BAB III SAJIAN DATA DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai proses dari aktivitas komunikasi
Humas Pemerintah Kota Salatiga melalui Lembaga Komunikasi
Masyarakat (LKM) dan Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM)
dalam kaitannya sebagai media untuk menyatukan persepsi antara
pemerintah daerah dengan masyarakat, penyebarluasan informasi dan
39
bahasan dari hasil penelitian serta analisis peneliti dengan dipadukan pada
hasil temuan data penelitian.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
40 BAB II
PROFIL DAN GAMBARAN UMUM
A.Bagian Humas Setda Kota Salatiga
Instansi Pemerintah Kota Salatiga terdiri atas 3 (tiga) jenis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu :
a. Badan
Badan dipimpin Kepala Badan membawahi Sekretaris dan Kepala Bidang (Kabid) melayani kebutuhan semua dinas/instansi, contoh Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), Badan Kepegawaian Daerah (BKD), dan lain-lain.
b. Dinas
Dinas dipimpin seorang Kepala Dinas dibantu oleh seorang sebagai sekretaris dan beberapa Kepala Bidang. Apabila memang dirasa perlu dinas tersebut dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Contoh dinas yang memiliki UPTD, misalnya Dinas Perhubungan, Komunikasi Kebudayaan dan Priwisata memiliki UPTD Parkir, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM memiliki UPTD Pasar, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga memiliki UPTD Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan, dan masih banyak lagi.
c. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Salatiga terdiri atas Bagian-bagian sebagai berikut :
1) Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) 2) Bagian Perekonomian
3) Bagian Kesejahteraan (Kesra)
41
Sekretaris Daerah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 (tiga) orang Asisten, yaitu :
a.Asisten 1 Bidang Pemerintahan
b.Asisten 2 Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesra c.Asisten 3 Bidang Administrasi
Masing-masing asisten sesuai dengan uraian tugas pokok dan fungsinya yang ditetapkan oleh walikota, mengkoordinasikan bagian-bagian yang terdapat di Sekretariat Daerah.
Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Salatiga merupakan salah satu bagian di Sekretariat Daerah, terdiri atas 3 (tiga) sub bagian, yang masing-masing dikepalai seorang Kasubag, sudah memiliki tugas pokok dan fungsi yang harus dilaksanakan sebagaimana tertulis pada Peraturan Walikota Tahun 2011 pasal 51, tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Pejabat disingkat Tupoksi.
Adapun 3 (tiga) Sub Bagian pada Hubungan Masyarakat (Humas) tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sub Bagian Protokol
b. Sub Bagian Analisis dan Kemitraan Media
c. Sub Bagian Dokumentasi, Publikasi dan Pengelolaan Data Elektronik.
42
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN HUMAS SETDA KOTA SALATIGA
Gambar 1 Struktur Organisasi Bagian Humas
B. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Humas
Berpedoman pada Peraturan Walikota Salatiga Nomor 53 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Fungsi Sekretariat Daerah Kota Salatiga dalam Paragraf 4 dijelaskan mengenai tugas pokok dan fungsi humas baik secara umum maupun khusus per sub bagian.
Adapun tugas pokok dan fungsi yang dimaksudkan adalah :
1. Bagian Hubungan Masyarakat
43 a. Kepala Bagian Humas
Peraturan Walikota Pasal 50, ayat 3 mengatur tugas pokok dan fungsi Kepala Bagian (Kabag) Humas antara lain :
1) Menyusun program kerja Bagian Hubungan Masyarakat berdasarkan peraturan maupun program-program Pemerintah Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2) Menyusun dan merumuskan kebijakan penyelenggaraan keprotokoleran, analisis dan kemitraan media, dokumentasi, publikasi dan pengelolaan data elektronik sesuai dengan kewenangan dan kebutuhan daerah;
b. Sub Bagian Analisis Kemitraan Media (AKM)
Tugas pokok dan fungsi Kepala Sub Bagian (Kasubag) Analisis Kemitraan Media (AKM) tertuang pada pasal 53, antara lain :
1) Mengumpulkan dan menyajikan data kegiatan dari Perangkat Daerah dan pihak terkait secara rutin dan berkala sebagai bahan pemberitaan di media cetak dan elektronik;
2) Melaksanakan peliputan foto dan video kegiatan Pemerintah Daerah dan pemerintahan daerah dengan perangkat daerah dan pihak terkait sebagai bahan pemberitaan kegiatan Pemerintah Daerah melalui media cetak dan elektronik;
c. Sub Bagian Protokol
Pasal 52 Peraturan Walikota Salatiga mengatur tugas pokok dan fungsi Ka. Subag Protokol antara lain sebagai berikut :