• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Daya Dukung Fisik Wisata Danau di Pantai Pasir Putih Parbaba Kabupaten Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Daya Dukung Fisik Wisata Danau di Pantai Pasir Putih Parbaba Kabupaten Samosir"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

58

Lampiran 1. Alat yang digunakan

a) Secchi disk b) Bola duga

c) GPS d) Kamera digital

(3)

Lampiran 2. Metode Pengukuran di Lapangan

a) Pengukuran panjang danau b) Pengukuran kecerahan

(4)

60

Lampiran 3. Kondisi Kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba

a) Pintu masuk wisata b) Pasir

c) Tempat sampah d) Toilet

e) Tempat parkir f) Pondok

(5)

Lampiran 3. Lanjutan

i) Pelabuhan j) Tumbuhan

k) Kegiatan duduk santai l) Kegiatan berperahu

m)Kegiatan banana boat n) Kegiatan sepeda air

(6)

62

Lampiran 4. Kuisioner penelitian untuk pengunjung Pantai Pasir Putih Parbaba Desa Hutabolon Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

A. Data Umum Jumlah tanggungan : ... orang

B. Persepsi Wisatawan 1. Teman seperjalanan ?

Teman Keluarga

Rombongan wisata/tour Lainnya

2. Bagaimanakah pengalaman wisata yang anda rasakan dalam mengunjungi lokasi wisata ini ?

a. Menyenangkan c. Tidak menyenangkan

b. Biasa d.Lainnya

3. Sudah berapa kali kunjungan anda ke Pantai Pasir Putih Parbaba? ... kali 4. Berapa lama waktu yang anda habiskan untuk perjalanan wisata ini? ...

(menit/jam)

5. Apa alat transportasi yang anda gunakan ke wisata Pantai Pasir Putih Parbaba? ………..

6. Apakah sebelumnya anda pernah mengunjungi tempat wisata lain?... Jika pernah, dimana?... Bagaimana pendapat anda, jika

dibandingkan dengan Pantai Pasir Putih Parbaba? ……… ……… 7. Kegiatan wisata yang dilakukan ?

Berenang Jalan-jalan

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

No. :

(7)

Lampiran 4. Lanjutan

Duduk-duduk Lainnya (sebutkan) ... 8. Sambutan masyarakat ?

a. Kurang c. Baik

b. Cukup d. Sangat Baik

9. Apakah Bapak/ibu/saudara/I berkeinginan untuk kembali berkunjung melakukan rekreasi di Pantai Pasir Putih Parbaba ke depannya? a. Ya, karena…..

b. Tidak, karena….

C. Sarana Prasarana

1. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyediaan pondok ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

2. Bagaimana harga makanan, penyewaan pondok, dan fasilitas kegiatan wisata?

a. Murah b. Sedang c. Mahal

3. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan air bersih? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

4. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang transportasi menuju Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Kurang d. Sangat Baik b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

5. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyediaan kios makanan dan minuman ?

a. Kurang d. Sangat Baik b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

6. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang kondisi jalan menuju Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Kurang d. Sangat Baik b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

7. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan listrik ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

(8)

64

Lampiran 4. Lanjutan

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

9. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyedian tempat parkir ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

10. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang tempat ibadah ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

11. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan toilet? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

12. Apakah ada sarana dan prasarana yang perlu perbaikan atau penambahan di wisata Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Ya, yaitu….. b. Tidak ada

13. Sebaiknya aktivitas wisata apa yang perlu penambahan atau perbaikan? a. Berenang d. Banana boat dan Jet ski

b. Berperahu e. Duduk santai c. Sepeda air f. Lainnya

14. Selama kunjungan Bapak/ibu/saudara/I di kawasan ini, apakah ada aktivitas wisata yang menurut anda berpotensi untuk dikembangkan?

a. Ya, yaitu…

b. Tidak tahu/tidak ada

D. Kualitas Ekologi

1. Apa saja daya tarik sumberdaya untuk wisata di Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Pantai d. Tumbuhan

b. Pasir pantai e. ... c. Air danau

2. Keindahan alam Pantai Pasir Putih Parbaba? a. Kurang indah (tidak ada panorama) b. Cukup indah (panorama cukup indah) c. Indah (panorama indah, danau jernih)

d. Sangat indah (panorama indah, danau yang jernih, arus perairan) e. Tidak tahu

3. Kondisi pasir Pantai Pasir Putih Parbaba?

(9)

Lampiran 4. Lanjutan c. Baik (coklat) 4. Kejernihan air danau ?

a. Kurang (sangat keruh) d. Sangat baik (terlihat sampai dasar) b. Cukup (keruh) e. Tidak tahu

c. Baik (terlihat tidak sampai dasar) 5. Warna air danau?

a. Kurang (Hitam) d. Sangat baik (Hijau jernih) b. Cukup (Hijau kecoklatan) e. Tidak tahu

c. Baik (Hijau)

6. Apakah air danau berbau?

a. Sangat berbau d. Tidak Berbau b. Berbau e. Tidak tahu c. Sedikit berbau

7. Kenyamanan Pantai Pasir Putih Parbaba untuk kegiatan wisata (kelapangan, ketentraman dan keamanan) ?

a. Kurang nyaman d. Sangat nyaman

b. Cukup nyaman e. Tidak tahu

c. Nyaman

8. Apakah Bapak/ibu/saudara/i setuju dengan adanya pembatasan jumlah pengunjung ke kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Ya, karena….. b. Tidak, karena…..

9. Menurut Bapak/ibu/saudara/i, bagaimana kesadaran masyarakat di Pantai Pasir Putih Parbaba akan pentingnya kelestarian lingkungan ?

a. Kurang d. Sangat baik

b. Cukup e. Tidak tahu

c. Baik

10. Apakah ada tempat pembuangan limbah khusus yang disediakan masyarakat di Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Iya b. Tidak

11. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/i, apakah sampah-sampah yang berserakan akibat dari sisa hasil pembuangan dari bangunan-bangunan dan hotel-hotel di sekitar pantai semakin memperburuk keadaan sekitar pantai?

a. Iya b. Tidak

12. Apakah ada penyuluhan kepada pengunjung/wisatawan tentang pembuangan sampah dan penyediaan fasilitas pembuangan limbah di sekitar Pantai Pasir Putih?

(10)

66

Lampiran 4. Lanjutan

13. Apakah kegiatan domestik dari pemukiman dan rumah tangga masyarakat

menghasilkan limbah cair dan limbah padat termasuk sampah? a. Iya

b. Tidak

14. Apakah ada area pembuangan limbah masyarakat berdekatan dengan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Ada b. Tidak ada

15. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/i, apakah pembuangan limbah ke daerah Pantai Pasir Putih mengganggu aktivitas pengunjung/wisatawan?

a. Iya b. Tidak

16. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/i, apakah ada larangan pembuangan sampah di Pantai Pasir Putih untuk pengunjung/wisatawan?

a. Ada b. Tidak ada

17. Apakah pembuangan limbah di sekitar Pantai Pasir Putih sering mengeluarkan bau tidak enak?

a. Iya b. Tidak

E. Isu dan Masalah

Permasalahan apa saja yang anda temui ketika anda berkunjung ke Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Susahnya akomodasi c. Kenyamanan

b. Mahalnya biaya d. Lainnya (Sebutkan)...

F. Pengembangan Wisata

Apa harapan Bapak/ibu/saudara/i kedepannya untuk memajukan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba?

(11)

Lampiran 5. Kuisioner penelitian untuk masyarakat sekitar Pantai Pasir Putih Parbaba Desa Hutabolon Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Jumlah tanggungan : ... orang

Lama tinggal di Kecamatan Pangururan : ... Bulan/Tahun

Status di daerah wisata Pantai Pasir Putih Parbaba: ...

B. Sarana Prasarana

1. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyediaan pondok ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

2. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan air bersih? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

3. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang transportasi menuju Pantai Pasir Putih Parbaba ?

a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

No. :

(12)

68

Lampiran 5. Lanjutan

4. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyediaan kios makanan dan minuman ?

a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

5. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang kondisi jalan menuju Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

6. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan listrik ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

7. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan tempat sampah a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

8. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyedian tempat parkir ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

9. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang tempat ibadah ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

10. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan toilet? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu

c. Baik

C. Kualitas Ekologi

1. Apa saja daya tarik sumberdaya untuk wisata di Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Pantai d. Tumbuhan

b. Pasir pantai e. ... c. Air Danau

(13)

Lampiran 5. Lanjutan e. Tidak tahu

3. Kondisi pasir pantai ?

a. Kurang (abu-abu kehitaman) d. Sangat baik (warna putih kecoklatan) b. Cukup (coklat kehitaman) e. Tidak tahu

c. Baik (coklat) 4. Kejernihan air danau ?

a. Kurang (sangat keruh) d. Sangat baik (terlihat sampai dasar) b. Cukup (keruh) e. Tidak tahu

c. Baik (terlihat tidak sampai dasar) 5. Warna air danau?

a. Kurang (Hitam) d. Sangat baik (Hijau jernih) b. Cukup (Hijau kecoklatan) e. Tidak tahu

c. Baik (Hijau)

6. Apakah air danau berbau?

a. Sangat berbau d. Tidak Berbau b. Berbau e. Tidak tahu c. Sedikit berbau

7. Kenyamanan pantai untuk kegiatan wisata (kelapangan, ketentraman dan keamanan) ?

a. Kurang nyaman d. Sangat nyaman b. Cukup nyaman e. Tidak tahu c. Nyaman

8. Apakah ada pengunjung yang berniat sengaja/tidak sengaja merusak keindahan Pantai Pasir Putih Parbaba?

a. Ada, yaitu…. b. Tidak ada

9. Apakah ada perubahan lingkungan seperti letak atau luas pantai akibat pembangunan hotel disekitar pantai?

a. Iya b. Tidak

10. Apakah ada tempat pembuangan limbah khusus yang disediakan masyarakat di Pantai Pasir Putih Parbaba?

12. Apakah sering terjadi pencemaran akibat adanya pembuangan limbah di Pantai Pasir Putih?

(14)

70

Lampiran 5. Lanjutan b. Tidak

13. Apakah limbah yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat dibuang langsung ke perairan?

a. Iya b. Tidak

14. Adakah evaluasi yang dilakukan pemerintah/pengelola pantai mengenai keadaan sampah, limbah, dan lainnya yang membuat pantai semakin tidak indah?

a. Ada b. Tidak Ada

15. Apakah adanya pembangunan hotel meningkatkan kebutuhan terhadap pemanfaatan air bersih maupun produksi sampah limbah?

a. Iya b. Tidak

16. Apa saja kegiatan pemanfaatan perairan di Pantai Pasir Putih Parbaba? a. ... b. ... c. ... (misal: menangkap ikan, kegiatan budidaya ikan)

17. Alasan melakukan kegiatan pemanfaatan tersebut ?

... ... ...

(misal: kebutuhan sehari-hari, berhubungan dengan kegiatan wisata)

18. Apakah ada faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata?

a. ... b. ... c. ... 19. Apa harapan Bapak/Ibu dari adanya kegiatan wisata, terutama wisata Pantai

Pasir Putih Parbaba?

a. ... b. ... c. ...

D. Isu dan Masalah

(15)

Lampiran 5. Lanjutan

b. ... c. ... 3. Apakah ada peran pemerintah dalam pengelolaan dan pengembangan Pantai Pasir Putih Parbaba? ... 4. Apakah ada sarana dan prasarana yang seharusnya dibuat pemerintah, tetapi sampai saat ini belum terealisasi? ……… ……….

D. Pengembangan Wisata

Apa harapan Bapak/ibu/saudara/i kedepannya, untuk memajukan wisata Pantai Pasir putih Parbaba?

(16)

72

Lampiran 6. Perhitungan Jumlah Responden Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Pasir Putih Parbaba

Jumlah Wisatawan Nusantara pada tahun 2015 = 15.778 orang Jumlah Wisatawan Mancanegara pada tahun 2015 = 193 orang

Total = 15.971 orang

Rata-rata per bulan = 15.971/12

=1.330,9 orang/bulan

≈ 1.331 orang/bulan

n = 93,01 n ≈ 93

(17)

Lampiran 7. Daftar Data Pribadi Responden Wisatawan yang Berkunjung ke

Tanjung PR 22 Lintongnihuta Mahasiswi −

14 Putra Dalimunte LK 25 Medan Wiraswasta > 2 juta

Siantar Supervisor 1 juta-2 juta

32 Sardaria Malau PR 26 Pangururan Wiraswasta 1 juta-2 juta

33 Lisna Manihuruk PR 28 Medan Wiraswasta > 2 juta

34 Fitri Tanjung PR 27 Lintongnihuta Karyawan 1 juta-2 juta

(18)

74

Lampiran 7. Lanjutan

No. Nama

Jenis

Kelamin Umur Asal Pekerjaan Pendapatan

36 Andida Sidabutar PR 22 Sidamanik Mahasiswi −

Masihol Mahasiswi −

41 Debby Bintang PR 30 Samosir PNS > 2 juta

Siantar Mahasiswa −

(19)

Lampiran 7. Lanjutan

No. Nama

Jenis

Kelamin Umur Asal Pekerjaan Pendapatan

68 Rena Yuita PR 20

Pematang

Siantar Mahasiswi −

69

Melisa

Oktaviana PR 22

Pematang

Siantar Mahasiswi −

70 Susi Yanti PR 22

Pematang

Siantar Mahasiswi −

71 Diana Sitepu PR 26 Tiga Dolok Pegawai Swasta 1 juta-2 juta

Sanggul Pegawai Swasta > 2 juta

(20)

76

Lampiran 8. Daftar Data Pribadi Responden Masyarakat Pantai Pasir Putih Parbaba

No. Nama Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

(21)

Lampiran 9. Persepsi Wisatawan yang Berkunjung ke Pantai Pasir Putih Parbaba A. Persepsi Wisatawan

1. Pengalaman yang dirasakan wisatawan saat mengunjungi Pantai Pasir Putih Parbaba

Pengalaman Jumlah Orang Persentase (%)

Menyenangkan 81 87,10%

Biasa 10 10,75%

Tidak Menyenangkan 2 2,15%

Lainnya 0 0,00%

Jumlah 93 100,00%

2. Kegiatan wisata yang dilakukan saat mengunjungi Pantai Pasir Putih Parbaba

Kegiatan wisata Jumlah Orang Persentase (%)

Berenang 46 49,46%

Melihat Pemandangan 56 60,22%

Duduk-duduk 54 58,06%

Jumlah Orang Persentase (%)

Kurang 3 3,23%

4. Apakah Bapak/ibu/saudara/I berkeinginan untuk kembali berkunjung melakukan rekreasi di Pantai Pasir Putih Parbaba ke depannya?

Jumlah Orang Persentase(%)

Ya 87 93,55%

Tidak 6 6,45%

(22)

78

Lampiran 9. Lanjutan

B. Persepsi Wisatawan terhadap Sarana dan Prasarana 1. Jenis Aksesibilitas, Sarana dan Prasarana

Jenis Aksesibilitas

Sarana dan Prasarana Kriteria/Persepsi Jumlah

Kurang Cukup Baik

2. Bagaimana harga makanan, penyewaan pondok, dan fasilitas kegiatan wisata? Jumlah orang Persentase (%)

Murah 4 4,30%

Sedang 55 59,14%

Mahal 34 36,56%

Jumlah 93 100,00%

3. Sebaiknya aktivitas wisata apa yang perlu penambahan atau perbaikan? Jumlah orang Persentase (%)

Berenang 20 21,51%

Banana boat 26 27,96%

Berperahu 15 16,13%

Sepeda air 15 16,13%

Duduk santai 37 39,78%

Lainnya (memancing) 18 19,35%

4. Selama kunjungan Bapak/ibu/saudara/I di kawasan ini, apakah ada aktivitas wisata yang menurut anda berpotensi untuk dikembangkan?

Jumlah Orang Persentase (%)

Ya 44 47,31%

(23)

Lampiran 9. Lanjutan C. Kualitas Ekologi

1. Apa saja daya tarik sumberdaya untuk wisata di Pantai Pasir Putih Parbaba? Jumlah orang Persentase (%)

Pasir pantai 70 75,27%

Air danau 33 35,48%

Tumbuhan 4 4,30%

Pemandangan pegunungan 26 27,96%

2. Kondisi pasir Pantai Pasir Putih Parbaba?

Jumlah orang Persentase (%)

Kurang (abu-abu kehitaman) 13 13,98%

Cukup (Coklat kehitaman) 19 20,43%

Baik (Coklat) 40 43,01%

Sangat baik (warna putih

kecoklatan) 21 22,58%

Tidak tahu 0 0,00%

Jumlah 93 100,00%

3. Kejernihan air danau ?

Jumlah orang Persentase (%)

Kurang (sangat keruh) 27 29,03%

Cukup (keruh) 36 38,71%

Baik (terlihat tidak sampai

dasar) 25 26,88%

Sangat baik (terlihat sampai

dasar) 5 5,38%

Tidak tahu 0 0,00%

Jumlah 93 100,00%

4. Warna air danau?

Jumlah orang Persentase (%)

Kurang (Hitam) 0 0,00%

Cukup (Hijau kecoklatan) 66 70,97%

Baik (Hijau) 21 22,58%

Sangat baik (Hijau jernih) 6 6,45%

Tidak tahu 0 0,00%

Jumlah 93 100,00%

5. Apakah air danau berbau?

Jumlah orang Persentase (%)

Sangat berbau 0 0,00%

(24)

80

Lampiran 9. Lanjutan

Jumlah orang Persentase (%)

Sedikit berbau 32 34,41%

Tidak berbau 44 47,31%

Tidak tahu 4 4,30%

Jumlah 93 100,00%

6. Apakah Bapak/ibu/saudara/i setuju dengan adanya pembatasan jumlah pengunjung ke kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba?

Jumlah orang Persentase (%)

Ya 27 29,03%

Tidak 66 70,97%

Jumlah 93 100,00%

7. Menurut Bapak/ibu/saudara/i, bagaimana kesadaran masyarakat di Pantai Pasir Putih Parbaba akan pentingnya kelestarian lingkungan ?

Jumlah orang Persentase (%)

Kurang 12 12,90%

8. Keindahan alam Pantai Pasir Putih Parbaba

Keindahan Alam Jumlah orang Persentase (%)

Kurang Indah 5 5%

9. Kenyamanan Pantai Pasir Putih Parbaba

(25)

Lampiran 10. Perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan 1. Indeks Kesesuaian Wisata

a. Wisata Berperahu

(26)

82

Lampiran 10. Lanjutan b. Wisata Sepeda Air

Pantai Pasir Putih Parbaba

(27)

Lampiran 10. Lanjutan c. Wisata Duduk Santai

Pantai Pasir Putih Parbaba

Contoh Perhitungan: Pantai Pasir Putih Parbaba (Stasiun 2)

(28)

84

Lampiran 10. Lanjutan d. Wisata Berenang

Pantai Pasir Putih Parbaba

(29)

Lampiran 10. Lanjutan e. Wisata Banana Boat

Pantai Pasir Putih Parbaba

Parameter Bobot Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Hasil Skor Ni Hasil Skor Ni Hasil Skor Ni

Kedalaman (m) 5 >8 3 15 >8 3 15 >8 3 15

Kecepatan arus

(m/s) 3 0,227 2 6 0,222 2 6 0,135 3 9

Total Skor 24 21 21 24

Tingkat

Kesesuaian S1 S1 S1

Contoh perhitungan: Pantai Pasir Putih Parbaba (Stasiun 2) 1. Ni kedalaman (m) : bobot x skor = 5 x 3 = 15 2. Ni kecepatan arus (m/s) : bobot x skor = 3 x 2 = 6

Total = 15 + 6 = 21

2. Daya Dukung Kawasan (DDK)

DDK = K x

x

Daya dukung kawasan untuk berperahu = 1 x x = 400 orang

Daya dukung kawasan untuk sepeda air = 2 x x = 928 orang

Daya dukung kawasan untuk duduk santai = 1 x x = 3016 orang

Daya dukung kawasan untuk berenang = 1 x x = 326 orang

Daya dukung kawasan untuk banana boat = 1 x x = 696 orang

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. 2013. Pengantar Falsafah Sains. Environmental Marketing pada Ekowisata Pesisir. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Akliyah, L. S. dan M. Z. Umar. 2013. Analisis Daya Dukung Kawasan Wisata

Pantai Sebanjar Kabupaten Alor dalam Mendukung Pariwisata yang Berkelanjutan.

Alam, A. S. N. 2009. Kajian Sumberdaya Setu Bababkan untuk Pengelolaan dan Pengembangan Ekowisata DKI Jakarta. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Arikunto, M. 2002. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Pradnya Paramitha. Jakarta.

Armos, N. H. 2013. Studi Kesesuaian Lahan Pantai Wisata Boe desa Mappakalompo Kecamatan Galesong Ditinjau Berdasarkan Geofisik. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Bratadiredja, R. R. 2010. Kajian Pengelolaan Sumberdaya Alam Danau Situgunung untuk Pengembangan Ekowisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Davies, J. dan C. C. Frederich. 1995. Manfaat Lahan Basah, Potensi Lahan Basah dalam Mendukung dan Memelihara Pembangunan [Terjemahan dari Wetland Benefit: The Potential for Wetlands to Support and Maintain Development]. Nirarita, E. dan Baehaqie, A. (Penerjemah). Asian Wetland Bureau Publication No. 87. Bogor. xiii+52 hlm.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisus. Yogyakarta.

English, S., Wilkinson. dan V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. ASEAN-Australian Marina Science Project. Living Coastal Resources. Australian Institut of Marine Science.

Enggraini, R. 2011. Kajian Sumberdaya Danau untuk Pengembangan Wisata Danau Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(31)

Inskeep, E. 1991. Tourism Planning: an Integrated and Sustainable Development Approach. Van Nostrand Reinhold. New York.

Irawan, B. P. U., A. Mulyadi. dan Elizal. 2014. Marine Ecotourism Potential of Sironjong Gadang Island Pesisir Selatan Regency of West Sumatra Province. 1(2). ISSN : 2355-6900.

Kumurur, V. A. 2002. Aspek Strategis Pengelolaan Danau Tondano secara Terpadu. Jurnal EKOTON, 2(1):73-80. ISSN : 1412-3487.

Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari.

Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti. Jakarta.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. [Terjemahan dari Marine Biology an Ecological Approach]. H. M. Eidman, D. G. Bengen, Malikusworo, H., dan Sukristijono S. (Penerjemah). Gramedia. Jakarta.

Pragawati, B. 2009. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Pantai Binangun, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sari, T. E. Y., dan Usman. 2012. Studi Parameter Fisika dan Kimia Daerah Penangkapan Ikan Perairan Selat Asam Kabupatrn Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 17(1):88-100.

Soemarwoto, O. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. IMAGRAPH. Jakarta.

Sumampouw. 2000. Ekosistem Pantai Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. ISBN: 978-602-17001-1-2.

Tambunan, J. M., S. Anggoro. dan H. Purnaweni. 2013. Kajian Kualitas Lingkungan dan Kesesuaian Wisata Pantai Tanjung Pesona Kabupaten Bangka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

(32)

56

Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. [Makalah]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(33)

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2016 di Pantai Pasir Putih Parbaba, Desa Hutabolon, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis terletak antara 2º41ʹ36,78ʺ LU dan 98º41ʹ22,9128ʺ LS (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning

System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stopwatch, secchi disk, dan tali

plastik (Lampiran 1).

(34)

16

Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Samosir. Kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

Prosedur Penelitian

Penentuan Stasiun

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi pengambilan sampel adalah purpossive sampling. Pertimbangan menggunakan metode ini karena

purpossive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau sumber data dengan

pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung atau wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.

a. Stasiun 1

Stasiun 1 terletak di bagian Timur Pantai Pasir Putih Parbaba yang secara geografis terletak pada 2º41ʹ39,16ʺ LU dan 98º41ʹ23,13ʺ LS. Daerah ini merupakan daerah perbatasan Pantai Pasir Putih Parbaba dan terdapat tali pembatas tegak lurus dengan tepi danau. Pengunjung dapat melakukan aktivitas memancing, berperahu dan banana boat. Kondisi stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.

(35)

b. Stasiun 2

Stasiun 2 terletak di bagian tengah Pantai Pasir Putih Parbaba yang secara geografis terletak pada 2º41ʹ36,78ʺ LU dan 98º41ʹ22,9128ʺ LS. Pada daerah ini lebih banyak pengunjung melakukan kegiatan wisata seperti berperahu, sepeda air, banana boat dan duduk santai menikmati pemandangan alam dibandingkan dengan stasiun 1. Kondisi di stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Stasiun 2

c. Stasiun 3

(36)

18

Gambar 5. Stasiun 3

Teknik Pengumpulan Data

Data Primer

Data primer diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara dan kuisioner. Observasi lapangan yaitu meninjau langsung kondisi lokasi lapangan dengan melakukan pengukuran terhadap kondisi fisik perairan, pengamatan fauna, dan vegetasi yang ada di kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba. Wawancara dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada pengunjung dan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar tempat wisata untuk mengetahui persepsi wisatawan dan masyarakat terhadap kondisi kawasan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba. Teknik pengumpulan data dilapangan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Data Sekunder

(37)

Penentuan Responden

Metode yang digunakan dalam penentuan responden adalah metode dengan melakukan kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai persepsi masyarakat, sarana dan prasarana, isu dan permasalahan, serta kebijakan dan dampak pengelolaan. Menurut Arikunto (2002), jika subjek penelitian atau wisatawan kurang dari 100 orang maka lebih baik semuanya sebagai sampel dan jika lebih dari 100 orang maka sampel dapat diambil antara 10-15 % sebagai ukuran sampel. Rumus Slovin diacu Sumampouw dkk., (2000) yang digunakan, yaitu:

Keterangan:

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasi

e = Margin error yang diperkenankan (10% - 15%)

Analisis Data

Pengukuran Parameter Fisik Perairan

a. Kecerahan

Pengukuran kecerahan (meter) ditentukan dengan menggunakan secchi

disk dan dilakukan pada siang hari ketika matahari cerah. Metode yang digunakan

sesuai dengan yang tercantum dalam English dkk., (1994) yaitu secchi disk diturunkan ke perairan sampai pada kedalaman tertentu saat secchi disk tersebut mulai hilang dari pandangan mata (D1), kemudian secchi disk ditarik lagi ke atas sampai mulai terlihat (D2).

(38)

20

Keterangan :

K : Kecerahan secchi

D1 : Kedalaman perairan saat keping secchi mulai tidak terlihat D2 : Kedalaman perairan saat keping secchi mulai terlihat b. Kecepatan Arus

Kecepatan arus yang diukur adalah kecepatan arus permukaan perairan saja. Pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan bola duga bertali yang memiliki skala ukuran panjang 5 meter. Bola duga diletakkan di permukaan perairan, kemudian dicatat waktu tempuh bola duga (t) sampai jarak 5 meter (S) dengan menggunakan stopwatch. Kecepatan arus (V) perairan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan umum berikut (Yulianda, 2007) :

Keterangan :

v : Kecepatan arus (m/s) s : Jarak yang ditempuh (m) t : Waktu tempuh (detik) c. Kedalaman

(39)

d. Warna

Warna dan bau perairan diamati dengan cara visual (langsung) berdasarkan indera penglihatan.

e. Bau

Bau perairan diamati dengan cara visual (langsung) berdasarkan indera penciuman.

Analisis Kesesuaian Wisata

Kegiatan wisata yang telah disediakan atau akan dikembangkan di suatu kawasan mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang disesuaikan antara peruntukannya dengan potensi sumberdaya yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Hal ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis kesesuaian wisata (Yulianda, 2010).

Berdasarkan Yulianda (2007) persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisata adalah :

Keterangan :

IKW : Indeks Kesesuaian Wisata

Ni : Nilai parameter ke-i (bobot x skor)

Nmaks : Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

(40)

22

Analisis kesesuaian wisata danau diperoleh berdasarkan pertimbangan masing-masing parameter yang berbeda dalam kategori wisata tersebut (Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4).

Tabel 1. Parameter Kesesuaian Sumberdaya untuk Berperahu

No. Parameter Bobot Kategori Skor

Sumber: Modifikasi Yulianda (2007), Yulianda (2010)

(41)

Tabel 3. Parameter Kesesuaian Sumberdaya untuk Duduk Santai

Danau, hutan, pegunungan, sungai

2 s.d 3 dari 4 pemandangan Satu dari 4 pemandangan

Tidak ada pemandangan

3 2 1 0

3. Vegetasi yang hidup

di tepi danau 5

Jumlah jenis pohon ≥ 4 Jumlah jenis pohon 2-3

Jumlah jenis pohon 1 Semak belukar Lebih dari 3 jenis

3 2 1 0 Sumber: Modifikasi Yulianda (2007), Yulianda (2010)

Tabel 4. Parameter Kesesuaian Sumberdaya untuk Berenang No. Parameter Bobot Kategori Sumber: Hasil Modifikasi Yulianda (2007)

Nilai parameter ke-i (Ni) merupakan hasil perkalian antara bobot dan skor

(42)

24

suatu parameter. Nilai maksimum untuk wisata perahu adalah 42, untuk duduk santai adalah 51, untuk wisata sepeda air adalah 51, untuk wisata berenang adalah 72. Kemudian dihitung tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh dengan menjumlahkan nilai dari seluruh parameter.

Nilai indeks kesesuaian wisata yang diperoleh akan dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu sangat sesuai, sesuai, sesuai bersyarat, dan tidak sesuai. Untuk menilai kategori kesesuaian wisata dapat dilihat Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Kesesuaian Wisata

No. Kategori Nilai Kesesuaian Wisata

1. Sangat Sesuai (S1) 83 - 100 %

2. Sesuai (S2) 50 - < 83 %

3. Sesuai Bersyarat (S3) 17 - < 50 %

4. Tidak Sesuai (TS) < 17 %

Sumber: Bratadiredja (2010)

Penilaian Kesesuaian Wisata untuk Kategori Banana Boat

Penilaian kesesuaian sumberdaya untuk kegiatan banana boat berdasarkan parameter kedalaman dan kecepatan arus. Matriks kesesuaian sumberdaya untuk

banana boat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Kesesuaian Sumberdaya untuk Banana Boat

No. Parameter Kategori Penelitian Bobot Nilai (Skor) 1. Kedalaman (m) S1 : > 8 Sumber : Yulianda (2007) diacu oleh Irawan dkk., (2014)

(43)

Tabel 7. Kategori Kesesuaian Wisata Banana Boat

No. Kategori Nilai Kesesuain Wisata

1. Sangat Sesuai (S1) 18,7 – 24

2. Sesuai (S2) 13,3 – 18,6

3. Tidak Sesuai (S3) < 13,3

Sumber: Yulianda (2007) diacu oleh Irawan dkk., (2014)

Daya Dukung Kawasan

Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007) :

Keterangan :

DDK : Daya Dukung Kawasan

K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari

(44)

26

Tabel 8. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)

No. Jenis Kegiatan K

ruang sepanjang 5 m

4. Berenang 1 50 m2 1 orang setiap 10 m x 5

m panjang danau 5. Banana boat 1 625 m2 1 orang setiap 62,5 m x

10 m panjang danau Sumber: Modifikasi Yulianda (2007) diacu oleh Alam (2009)

Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (Wt) merupakan lamanya waktu Pantai Pasir Putih Parbaba dibuka dalam satu hari. Waktu yang dihabiskan oleh wisatawan untuk melakukan satu jenis kegiatan (Wp) berbeda-beda bergantung kepada jenis kegiatan wisata. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap kegiatan wisata terdapat pada Tabel 9.

Tabel 9. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata

No. Kegiatan Waktu yang

dibutuhkan Wp (jam)

Total waktu 1 hari Wt (jam)

Sumber: Modifikasi Yulianda (2007) diacu oleh Alam (2009)

Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan dan Kenyamanan Kawasan

(45)

Penilaian terhadap keindahan kawasan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan (kuisioner) yang ditujukan kepada masyarakat setempat dan wisatawan. Keindahan yang dinilai adalah keindahan alami, tidak termasuk buatan manusia. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus (Yulianda, 2004):

Keterangan:

ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden

Ka : Nilai keindahan alam (%)

Kriteria/ nilai keindahan alam: Ka ≥ 75% : Indah (3)

40 ≤ Ka ≤ 75% : Cukup Indah (2) Ka < 40% : Tidak Indah (1)

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kenyamanan, ketentraman, dan keamanan. Nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2004):

Keterangan :

Ers : Jumlah responden yang mengatakan nyaman Ero : Jumlah seluruh responden

Na : Nilai kenyamanan alam (%)

Kriteria/Nilai Kenyamanan alam (%): Na ≥ 75% : Nyaman (3)

(46)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Keadaan Umum Pantai Pasir Putih Parbaba

Pantai Pasir Putih Parbaba merupakan salah satu kawasan wisata yang berada di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Kawasan Pantai Pasir Putih dijadikan sebagai objek wisata atas dasar usulan dari Pemerintah Kabupaten Samosir pada tahun 2006, karena dilihat kawasan ini memiliki potensi alamiah untuk dijadikan kawasan wisata. Pantai Pasir Putih Parbaba dilengkapi fasilitas

banana boat, perahu dayung, pondok, sepeda air, hotel, kios souvenir dan

makanan, toilet, tempat sampah dan tempat parkir. Selain itu, pantai ini juga dilengkapi dengan pelabuhan yang dinamakan dengan Pelabuhan Parbaba. Kondisi kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba dapat dilihat pada Lampiran 3.

Potensi pemandangan pegunungan yang menarik terdapat di Pantai Pasir Putih Parbaba menambah nilai keindahan alam kawasan tersebut. Pemandangan pegunungan dapat dinikmati dari tepi danau sambil duduk santai di pondok-pondok dan dapat juga dinikmati dengan menggunakan sarana permainan yang disediakan oleh pengelola.

(47)

pembayaran tiket masuk seharga Rp 2.000,00/orang. Uang tiket masuk tersebut disetor ke Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir.

Obyek wisata Pantai Pasir Putih Parbaba dikelola oleh masyarakat yang memiliki hak milik tanah yang ada di sepanjang kawasan Pasir Putih Parbaba. Pada tahun 2016, Kepala Desa, Desa Hutabolon menyatakan masyarakat yang berada di sepanjang Pantai Pasir Putih ± 29 KK (Kepala Keluarga). Jumlah responden masyarakat sebanyak 29 orang. Daftar data pribadi responden masyarakat Pantai Pasir Putih Parbaba dapat dilihat pada Lampiran 8.

Kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba memiliki peran penting bagi masyarakat sekitarnya. Berdasarkan kuisioner dan wawancara yang dilakukan kepada masyarakat selain menjadi tempat wisata, perairan Pantai Pasir Putih Parbaba juga dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan setiap hari seperti menangkap ikan, dan mencuci. Adanya kawasan wisata ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Pekerjaan masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba adalah dominan wirausaha. Tingkat penghasilan masyarakat tergolong baik.

Persepsi Wisatawan

(48)

30

Persepsi wisatawan yang menyatakan menyenangkan saat mengunjungi Pasir Putih Parbaba lebih dominan daripada wisatawan yang menyatakan biasa dan tidak menyenangkan. Wisatawan yang menyatakan menyenangkan sebanyak 87,10%. Hal ini dikarenakan keindahan pemandangan alam Pantai Pasir Putih Parbaba yang masih alami dan wisatawan dapat melakukan berbagai jenis kegiatan wisata yang telah disediakan pihak pengelola. Selain itu, wisatawan juga lebih dominan menyatakan sambutan masyarakat baik (52,69%). Ada sebanyak 2,15% wisatawan menyatakan tidak menyenangkan saat mengunjungi wisata ini dikarenakan adanya hambatan atau permasalahan yang dihadapi wisatawan sehingga mereka merasa tidak senang dengan kegiatan wisatanya antara lain mahalnya biaya, susahnya akomodasi, kenyamanan yang masih kurang dan tidak adanya waktu luang. Grafik persentase pengalaman yang dirasakan wisatawan saat mengunjungi Pantai Pasir Putih Parbaba dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pengalaman Wisatawan saat Mengunjungi Pantai Pasir Putih Parbaba

(49)

duduk-duduk (58,06%) menikmati keindahan Danau Toba dan pegunungan yang dimiliki Pantai Pasir Putih Parbaba. Sebanyak 49,46% wisatawan menyukai kegiatan berenang karena air Danau Toba yang mendukung kegiatan tersebut. Wisatawan yang menyukai kegiatan jalan-jalan sebanyak 30,11%, dikarenakan para wisatawan merasa lelah setelah melakukan perjalanan menuju tempat wisata, sedangkan wisatawan yang menyukai kegiatan memancing hanya 12,90% disebabkan banyaknya wisatawan yang melakukan kegiatan di air sehingga banyak wisatawan yang merasa tidak memungkinkan untuk mendapatkan ikan. Wisatawan yang menyukai kegiatan lainnya seperti sepeda air dan banana boat sebanyak 26,88% (Gambar 7).

Gambar 7. Kegiatan Wisata yang Dilakukan Wisatawan di Pantai Pasir Putih Parbaba

(50)

32

Gambar 8. Persepsi Wisatawan terhadap Sambutan Masyarakat Pantai Pasir Putih Parbaba

Wisatawan (93,55%) lebih dominan berkeinginan kembali berkunjung melakukan rekreasi di Pantai Pasir Putih Parbaba (Gambar 9). Hal ini dikarenakan berbagai alasan wisatawan anatar lain tempatnya menyenangkan, pemandangannya yang indah, pasir yang berwarna putih, ingin menikmati berbagai kegiatan wisata yang tersedia dan ingin mengisi waktu luang bersama keluarga. Wisatawan yang tidak berkeinginan kembali berkunjung melakukan rekreasi ke wisata ini hanya 6,45% dengan alasan kawasannya kurang bagus dan membosankan. Hal ini dapat menjadi suatu acuan untuk pengelola untuk meningkatkan daya tarik obyek wisata tersebut.

(51)

Persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas, sarana dan prasarana di Pantai Pasir Putih Parbaba bervariatif. Persepsi wisatawan terhadap aksesibilitas menuju kawasan Pasir Putih Parbaba seperti transportasi tergolong baik sedangkan untuk kondisi jalan masih tergolong cukup. Jenis sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan ini antara lain penyediaan pondok, ketersediaan air bersih, kios makanan dan minuman, ketersediaan listrik, tempat sampah, tempat parkir, tempat ibadah dan toilet. Wisatawan yang berpendapat bahwa sarana dan prasarana yang tersedia tergolong cukup seperti ketersediaan air bersih, tempat parkir dan tempat ibadah. Persepsi wisatawan yang tergolong kurang adalah ketersediaan tempat sampah. Hal ini menjadi salah satu yang perlu diperhatikan pihak pengelola untuk kelestarian lingkungan Pantai Pasir Putih Parbaba. Grafik persepsi wisatawan terhadap jenis aksesibilitas, sarana dan prasaran yang tersedia dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Persepsi Wisatawan terhadap Jenis Aksesibilitas, Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Pantai Pasir Putih Parbaba

(52)

34

makanan, penyewaan pondok dan fasilitas kegiatan wisata tegolong sedang. Sebanyak 59,14% wisatawan menyatakan harga makanan, penyewaan pondok dan fasilitas kegiatan wisata tergolong sedang, sebanyak 36,56% wisatawan yang menyatakan mahal dan selebihnya 4,30% wisatawan menyatakan murah (Gambar 11).

Gambar 11. Persepsi Wisatawan terhadap Harga Makanan, Penyewaan Pondok dan Fasilitas Kegiatan Wisata

(53)

Selama melakukan kunjungan di kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba, sebanyak 47,31% wisatawan menyatakan ada aktivitas yang berpotensi untuk

dikembangkan dan sebanyak 52,69% wisatawan menyatakan tidak ada (Gambar 13).

Gambar 13. Persepsi Wisatawan terhadap Aktivitas yang Berpotensi untuk Dikembangkan

Daya tarik sumberdaya alam untuk kegiatan wisata yang terdapat di Pantai Pasir Putih dapat berupa pasir, air danau, pemandangan pegunungan. Sebanyak 75,27% wisatawan menyatakan pasir pantai yang menjadi daya tarik untuk kegiatan wisata, tetapi ada wisatawan juga berpendapat air danau, pemandangan dan pegunungan sebagai daya tarik untuk berwisata ke Pantai Pasir Putih Parbaba.

(54)

36

Persepsi wisatawan yang menyatakan baik (coklat) dan sangat baik kondisi pasir di Pantai Pasir Putih Parbaba berturut-turut sebanyak 43,01% dan 22,58%, sedangkan yang menyatakan cukup (coklat kehitaman) dan kurang (abu-abu kehitaman) berturut-turut sebanyak 20,43% dan 13,98% (Gambar 15).

Gambar 15. Persepsi Wisatawan terhadap Kondisi Pasir di Pantai Pasir Putih Parbaba

Wisatawan lebih banyak menyatakan air danau keruh (cukup) sebanyak 38,71% dan yang menyatakan baik (terlihat tidak sampai dasar) sebanyak 26,88% (Gambar 16).

Gambar 16. Persepsi Wisatawan terhadap Kejernihan Air Danau di Pantai Pasir Putih Parbaba

(55)

(hijau kecoklatan). Wisatawan yang menyatakan baik (hijau) sebanyak 22,58% dan sangat baik (hijau jernih) sebanyak 6,45% (Gambar 17). Wisatawan yang menyatakan air danau di Pantai Pasir Putih Parbaba tidak berbau sebanyak 47,31%, sedikit berbau sebanyak 34,41% dan berbau sebanyak 13,98% (Gambar 18). Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan wisatawan yang dilakukan di air serta adanya aktivitas masyarakat. Menurut wisatawan kesadaran masyarakat Pantai Pasir Putih Parbaba dengan kelestarian lingkungan tergolong cukup, karena masih ada masyarakat yang dijumpai melakukan kegiatan seperti mencuci pakaian di kawasan wisata.

Gambar 17. Persepsi Wisatawan terhadap Warna Perairan di Pantai Pasir Putih Parbaba

(56)

38

Menurut wisatawan kesadaran masyarakat Pantai Pasir Putih Parbaba dengan kelestarian lingkungan tergolong cukup sebanyak 63,44%, yang menjawab baik sebanyak 20,43% dan yang menjawab kurang sebanyak 12,90% (Gambar 19).

Gambar 19. Persepsi Wisatawan tehadap Kesadaran Masyarakat Pantai Pasir Putih Parbaba dengan Kelestarian Lingkungan

(57)

Gambar 20. Persepsi Wisatawan dengan Adanya Pembatasan Pengunjung Pantai Pasir Putih Parbaba

Persepsi wisatawan terhadap keindahan dan kenyamanan wisatawan dengan keadaan kawasan obyek wisata Pantai Pasir Putih Parbaba diperoleh berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung. Wisatawan yang menyatakan kurang indah obyek wisata danau Pantai Pasir Putih Parbaba sebanyak 5,38%, 25,81% wisatawan menyatakan indah, 11,83% pengunjung menyatakan sangat indah dan dominan menyatakan cukup indah sebanyak 56,99%. Tingkat persepsi wisatawan terhadap keindahan alam kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba pada Gambar 21.

(58)

40

Wisatawan yang menyatakan kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba kurang nyaman 6,45% dan 8,60% yang menyatakan kawasan sangat nyaman. Pengunjung lebih dominan menyatakan nyaman sebanyak 44,09% dan 40,86% menyatakan cukup nyaman. Persepsi wisatawan terhadap kenyamanan kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba disajikan pada Gambar 22.

Gambar 22. Persepsi Wisatawan terhadap Kenyamanan Kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba

Indeks Kesesuaian Wisata

(59)

Indeks kesesuaian wisata untuk kegiatan berperahu di Pantai Pasir Putih Parbaba ditinjau dari empat parameter yaitu kedalaman, kecepatan arus, bau dan warna perairan. Hasil dari pengukuran yang diperoleh dan nilai indeks kesesuaian wisata dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Berperahu di Pantai Pasir Putih Parbaba

Nilai indeks kesesuaian wisata untuk berperahu, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa pada stasiun 1 dan stasiun 3 termasuk kategori sesuai (S2) dengan nilai 71,43% dan 59,52% sedangkan pada stasiun 2 termasuk kategori sangat sesuai (S1) dengan nilai 83,33%.

(60)

42

Tabel 11. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Sepeda Air di Pantai Pasir Putih Parbaba

Nilai indeks kesesuaian wisata sepeda air pada stasiun 2 termasuk kategori sangat sesuai (S1) dengan nilai 84,31%, sedangkan pada stasiun 1 dan stasiun 3 termasuk kategori sesuai (S2) dengan IKW 76,47% dan 74,51%.

Parameter kesesuaian wisata duduk santai dipengaruhi oleh lebar tepi danau, pemandangan yang dapat dinikmati, vegetasi yang hidup di tepi danau, hamparan dataran dan biota berbahaya. Nilai dari setiap parameter dan indeks kesesuaian wisata untuk kegiatan duduk santai di Pantai Pasir Putih Parbaba disajikan pada Tabel 12. Nilai indeks kesesuaian wisata untuk duduk santai pada setiap stasiun sama yaitu 74,51% termasuk kategori sesuai (S2).

Tabel 12. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Duduk Santai di Pantai Pasir Putih Parbaba

(61)

Tabel 12. Lanjutan

Kesesuaian wisata berenang di Pantai Pasir Putih Parbaba ditinjau dari beberapa parameter yaitu kedalaman perairan, material dasar perairan, kecepatan arus, lebar danau, kecerahan perairan, dan biota berbahaya. Hasil pengukuran setiap parameter dan nilai indeks kesesuaian wisata untuk kegiatan berenang di Pantai Pasir Putih Parababa disajikan pada Tabel 13.

(62)

44

Nilai indeks kesesuaian wisata untuk kategori berenang di ketiga stasiun tergolong sangat sesuai (S1) dengan IKW di stasiun 1 dan stasiun 2 sama yaitu 84,72%, sedangkan IKWdi stasiun 3 yaitu 91,67%.

Kegiatan banana boat di Pantai Pasir Putih Parbaba ditinjau berdasarkan dua parameter yaitu kedalaman perairan dan kecepatan arus. Nilai indeks kesesuaian wisata

yang diperoleh pada setiap stasiun sama termasuk kategori sangat sesuai (S1). Hasil pengukuran untuk kesesuaian wisata kegiatan banana boat disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Pengukuran Kesesuaian Wisata Kategori Banana Boat

Pantai Pasir Putih Parbaba

Daya dukung kawasan wisata danau Pantai Pasir Putih Parbaba dihitung berdasarkan luasan kawasan dan waktu yang disediakan dalam satu hari untuk melakukan kegiatan. Luas area kegiatan diketahui dari hasil perkalian panjang dan lebar kawasan yang dimanfaatkan. Selain berdasarkan hasil pengukuran langsung, informasi mengenai lebar dan panjang kawasan yang digunakan untuk setiap kegiatan juga berdasarkan masyarakat Pantai Pasir Putih Parbaba sebagai pengelola.

(63)

kegiatan wisata seperti berperahu, sepeda air, duduk santai, berenang dan banana

boat. Luas area yang dimanfaatkan untuk semua kegiatan adalah 93.315 m2. Luas area untuk kegiatan berperahu sebesar 12.500 m2 memiliki daya dukung 400 orang. Area yang dimanfaatkan untuk kegiatan sepeda air sebesar 14.500 m2 dengan daya dukung 928 orang. Area yang dimanfaatkan untuk kegiatan berenang sebesar 8.140 m2 dengan daya dukung kawasan 326 orang, sedangkan untuk kegiatan banana boat memiliki luas area pemanfaatan 54.405 m2 dengan daya dukung 696 orang. Perhitungan daya dukung kawasan untuk setiap kegiatan dapat dilihat pada Lampiran dan daya dukung kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Daya Dukung Kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba

No Jenis Kegiatan Luas Area (Lp) (m2) DDK (Orang)

1. Berperahu 12.500 400

2. Sepeda air 14.500 928

3. Duduk santai 3.770 3.016

4. Berenang 8.140 326

5. Banana boat 54.405 696

Jumlah 93.315 5.366

Pembahasan

Indeks Kesesuaian Wisata

(64)

46

kedalaman perairan yang tidak terjangkau dan persepsi wisatawan terhadap kualitas ekologi melalui kuisioner yaitu untuk kategori warna dan bau perairan.

Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pasir Putih Parbaba lebih dominan melakukan kegiatan duduk santai dilihat dari hasil kuisioner (Lampiran 9). Hal ini juga didukung karena kegiatan duduk santai di setiap stasiun tergolong sesuai (S2) pada saat pengukuran. Kegiatan duduk santai dilakukan di bawah pondok dan pohon beralaskan tikar yang disediakan oleh pengelola. Lebar tepi danau di setiap stasiun tergolong sangat sesuai untuk melakukan kegiatan duduk santai. Lebar tepi danau di Pantai Pasir Putih Parbaba > 8 m dapat dimanfaatkan wisatawan untuk melakukan kegiatan duduk santai dengan menikmati pemandangan pegunungan dan danau. Hal ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung menikmati keaslian pemandangan alam. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (2004), daya tarik wilayah pantai untuk pariwisata adalah keindahan dan keaslian lingkungan seperti lebar pantai, dan hutan pantai dengan kekayaan jenis tumbuh-tumbuhan, burung, dan hewan-hewan lainnya. Sehingga untuk pengembangan pariwisata pantai, lebar pantai sangat mempengaruhi keberlanjutan program yang akan dikembangkan.

(65)

Batasan tersebut minimal sampai batas leher orang dewasa dengan pertimbangan bahwa sampai batas leher tersebut orang masih dapat berdiri dan mengambil nafas saat berenang.

Kecerahan merupakan penetrasi cahaya matahari yang masuk ke perairan. Nilai kecerahan di Pantai Pasir Putih Parbaba tergolong sesuai bersyarat berkisar antara 0,81 m sampai dengan 1,19 m dengan kisaran kedalaman 6 – 10 m. Hal ini disebabkan karena pada saat pengukuran terdapat banyak aktivitas wisatawan sehingga terjadinya pengadukan pada kolom perairan. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (2003) yang menyatakan bahwa nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh padatan tersuspensi dan kekeruhan, keadaan cuaca, waktu pengukuran, serta ketelitian orang yang melakukan penelitian.

Perairan Pantai Pasir Putih Parbaba tergolong sangat sesuai pada stasiun 3 dan sesuai pada stasiun 1 dan 2 karena biota berbahaya tidak dijumpai di kawasan ini sehingga aman untuk kegiatan berenang. Data mengenai keberadaan biota berbahaya di perairan ini diketahui dari wisatawan dan pihak pengelola. Menurut Akbar (2013) adanya biota berbahaya berpengaruh terhadap nilai kesesuaian dan wisatawan harus waspada terhadap berbagai ancaman yang ada dilokasi wisata. Bau perairan Pantai Pasir Putih Parbaba tergolong tidak berbau. Diperoleh melalui indera penciuman dan dari hasil persepsi wisatawan terhadap kualitas kawasan. Menurut Enggraini (2011) aroma atau bau (odor) bersifat “chemical

sense” karena merupakan suatu kontak langsung bahan air sampel dengan reseptor cell yang terletak di hidung. Senyawa organik dan anorganik yang ada

(66)

48

Kecepatan arus perairan pada stasiun 3 tergolong sangat sesuai untuk kegiatan banana boat. Kecepatan arus pada stasiun ketiga sebesar 0,135 m/s termasuk kategori arus lambat sehingga untuk melakukan kegiatan banana boat nyaman. Sari dan Usman (2012) mengemukakan bahwa penggolongan kecepatan arus terdiri atas 4 kategori yaitu kategori arus lambat dengan kecepatan pada kisaran 0 – 0,25 m/s, kategori arus sedang dengan kecepatan pada kisaran 0,25 – 0,50 m/s, kategori arus cepat dengan kecepatan pada kisaran 0,5 – 1 m/s dan kategori arus sangat cepat dengan dengan kecepatan di atas 1 m/s.

Daya Dukung Kawasan

Daya dukung kawasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba untuk menerima sejumlah wisatawan dengan berbagai kegiatan wisata yang tersedia. Daya dukung kawasan sangat menentukan keberlanjutan suatu kegiatan wisata itu sendiri. Daya dukung yang diperoleh berdasarkan luas kawasan waktu yang disediakan dalam satu hari untuk melakukan kegiatan. Hal ini sesuai dengan Soemarwoto (2004) yang menyatakan daya dukung lingkungan dinyatakan dalam jumlah wisatawan per satuan luas per satuan waktu. Perencanaan pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan daya dukung lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dengan cara identifikasi dan pengembangan pariwisata tersebut dilakukan secara teratur dan sesuai tujuan.

(67)

membutuhkan luas area 500 m2. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai daya dukung untuk kegiatan berperahu adalah 400 orang dengan luas 12.500 m2 (Lampiran 10).

Kegiatan sepeda air dapat dilakukan di semua stasiun yang luasnya 14.500 m2. Agar wisatawan dengan nyaman melakukan kegiatan sepeda air membutuhkan luas area 500 m2. Satu sepeda air dapat digunakan oleh 2 orang wisatawan. Waktu yang disediakan oleh pihak pengelola adalah 8 jam/hari dan waktu yang biasa digunakan wisatawan untuk kegiatan sepeda air adalah 0,50 jam. Berdasarkan perhitungan daya dukung diperoleh nilai daya dukung untuk kegiatan sepeda air sebanyak 928 orang (Lampiran 10). Nilai daya dukung tersebut diperkirakan wisatawan dapat melakukan kegiatan sepeda air dengan santai dan nyaman.

(68)

50

Aktivitas berenang dapat dilakukan disepanjang Pantai Pasir Putih Parbaba dengan luas 8.140 m2. Agar dapat berenang dengan nyaman diperkirakan membutuhkan 50 m2 untuk satu orang wisatawan. Waktu yag disediakan oleh pihak pengelola adalah 4 jam/hari dengan lama waktu yang biasa digunakan wisatawan 2 jam. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai daya dukung untuk kegiatan berenang adalah sebanyak 326 orang (Lampiran 10). Dilihat dari nilai daya dukung yang diperoleh tersebut diperkirakan wisatawan dapat berenang nyaman.

Banana boat dapat dilakukan disepanjang Pantai Pasir Putih Parbaba

dengan luas 54.405 m2. Agar dapat melakukan kegiatan banana boat dengan nyaman diperkirakan membutuhkan luas area 625 m2. Adapun waktu yang disediakan oleh pihak pengelola adalah 8 jam per hari dengan lama waktu yang biasa digunakan wisatawan untuk kegiatan banana boat adalah 1 jam. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh nilai daya dukung untuk kegiatan banana

boat adalah 696 orang. Dilihat dari nilai daya dukung yang diperoleh tersebut

(69)

hari libur dan jika dibandingkan dengan daya dukung kawasan terhadap berbagai kegiatan secara umum belum melebihi kapasitas daya dukung kawasan wisata Pantai Sebanjar.

Hasil analisis daya dukung diatas, dapat menjadi masukan sebagai pertimbangan kedepan dalam pengembangan kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba sehingga jika di masa yang akan datang kawasan ini berkembang tidak melebihi daya dukung yang ada. Dengan demikian, keberlanjutan kegiatan pariwisata di kawasan ini dapat tetap terjaga.

Persepsi Wisatawan

Persepsi wisatawan terhadap keindahan kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba dinyatakan indah dan sangat indah oleh sebanyak 35 orang dari 93 orang responden. Hasil yang diperoleh dari 35 orang responden tersebut diperoleh nilai keindahan alam kawasan ini sebesar 37,63%. Nilai ini termasuk kategori tidak indah berdasarkan kriteria Yulianda (2004) dikarenakan nilai keindahan alam < 40%. Nilai keindahan yang demikian, daya tarik yang ada dapat dikembangkan lebih baik lagi untuk kegiatan wisata dengan tetap memperhatikan daya dukung fisik kawasan tersebut agar tetap lestari.

(70)

52

Strategi Pengelolaan

Kegiatan wisata yang terdapat di Pantai Pasir Putih Parbaba tergolong sesuai. Banyak potensi yang bisa dikembangkan, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Pasir merupakan daya tarik sumberdaya alam yang paling banyak dinikmati wisatawan, diikuti dengan sumberdaya alam lainnya seperti air danau, pemandangan pegunungan dan tumbuhan. Banyak pondok yang didirikan di tepi danau, namun peletakannya belum ditata rapi dan keindahan pondoknya masih kurang. Untuk pengelolaan berkelanjutan perlu ditata kembali dan ditambah nilai seni pondok-pondok tersebut.

Membuang sampah secara sembarangan masih banyak terdapat di sana, apalagi saat jumlah wisatawan ramai. Hal ini disebabkan karena penyediaan tempat sampah dan kesadaran wisatawan yang kurang. Untuk itu perlu disediakan tempat sampah dalam jumlah yang banyak dan himbauan berupa pelarangan pembuangan sampah.

(71)

Kesimpulan

1. Berdasarkan indeks kesesuaian wisata, kegiatan berperahu di Pantai Pasir Putih Parbaba termasuk kategori sangat sesuai (S1) di stasiun 2 sementara pada stasiun 1 dan 3 termasuk kategori sesuai (S2). Kegiatan sepeda air termasuk kategori sangat sesuai (S1) pada stasiun 2 sedangkan pada stasiun 1 dan 3 termasuk kategori sesuai (S2). Kegiatan duduk santai tergolong sesuai (S2) pada ketiga stasiun. Kegiatan berenang tergolong sangat sesuai (S1) pada stasiun 1, 2 dan 3. Kegiatan banana boat pada ketiga stasiun pengamatan tergolong sangat sesuai (S1). Daya dukung kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba dengan luas area pemanfaatan 93.315 m2 yaitu 5.366 orang per hari.

2. Berdasarkan persepsi wisatawan nilai keindahan alam Pantai Pasir Putih Parbaba termasuk kategori tidak indah dengan nilai sebesar 37,63% sedangkan nilai kenyamanan kawasan ini termasuk kategori cukup nyaman dengan nilai sebesar 52,68%.

Saran

1. Sebaiknya perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk meningkatkan solidaritas dalam mengelola kawasan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi.

(72)

TINJAUAN PUSTAKA

Danau

Perairan pedalaman (inland water) diistilahkan untuk semua badan air (water body) yang ada di daratan. Air pada perairan pedalaman umumnya tawar meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan (hidrology) dikenal adanya dua macam perairan pedalaman yaitu perairan mengalir (lotik water) dan perairan tergenang (lentik water). Danau merupakan salah satu contoh perairan tergenang selain rawa, situ, waduk, telaga, embung dan lainnya. Danau juga merupakan bagian dari lahan basah, definisi ini dicetus dalam Konvensi Ramsar. Lahan basah menurut konvensi ramsar yaitu daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan perairan yang tergenang atau mengalir; tawar, payau, atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut (Davies dan Claridge, 1995 dalam Bratadiredja, 2010).

Danau dicirikan dengan arus yang sangat lambat (0,001-0,01 m/detik) atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu, waktu tinggal (residence time) air dapat berlangsung lama. Arus air di danau dapat bergerak ke berbagai arah. Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertikal. Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim (Effendi, 2003).

Menurut Kumurur (2002) keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia baik untuk rumah tangga, industri, dan pertanian. Beberapa fungsi penting tersebut adalah:

(73)

b. Sebagai tempat belangsungnya siklus hidup jenis flora dan fauna yang penting. c. Sebagai sumber air yang dapat digunakan oleh masyarakat baik langsung

(pertanian, industri, rumah tangga) maupun tidak langsung (sumber bahan baku air minum dan penghasil energi melalui PLTA).

d. Sebagai tempat tampungan air yang berlebih baik dari air hujan, aliran permukaan maupun sumber-sumber air bawah tanah sehingga danau berfungsi juga untuk membantu mengatas banjir.

e. Sebagai pengatur tata air.

f. Menjaga iklim mikro karena keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi kelembaban dan curah hujan setempat.

g. Sebagai sarana rekreasi dan obyek pariwisata.

Parameter Fisik Perairan

a. Kecepatan Arus

(74)

8

b. Kecerahan

Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, padatan tersuspensi dan kekeruhan serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Tingkat kecerahan air dinyatakan dalam suatu nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk (Effendi, 2003). Kecerahan perairan dalam kaitannya dengan kegiatan wisata pantai sangat berperan dalam hal kenyamanan para wisatawan pada saat berenang.

c. Warna dan Bau

Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya polusi disuatu perairan. Rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan air, baik yang masih hidup maupun yang mati (Nugroho, 2006).

d. Kedalaman

Kedalaman perairan berhubungan dengan intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolom perairan. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolom air semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman perairan (Effendi, 2003).

Wisata dan Pariwisata

(75)

kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan perpindahan atau perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasa bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan. Kenikmatan dari perjalanan ini merupakan suatu jasa yang diberikan alam kepada manusia, sehingga manusia merasa perlu untuk mempertahankan eksistensi alam (Yulianda, 2007).

Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik-buruknya lingkungan. Ia sangat peka terhadap kerusakan lingkungan, misalnya pencemaran oleh limbah domestik yang berbau dan nampak kotor, sampah yang bertumpuk, dan kerusakan pemandangan oleh penebangan hutan, gulma air di danau, gedung yang letak dan arsitekturnya tidak sesuai, serta sikap penduduk yang tidak ramah. Tanpa lingkungan yang baik pariwisata tidak mungkin dapat berkembang. Karena itu pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya dijual. Karena itu di dalam pengembangan pariwisata, asas pengelolaan lingkungan untuk melestarikan kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan yang terlanjutkan bukanlah merupakan hal yang abstrak, melainkan benar-benar konkrit dan sering mempunyai efek jangka pendek (Soemarwoto, 2004).

Dalam UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan yang dimaksud dengan kepariwisataan adalah sebagai berikut:

(76)

10

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa. Menurut Inskeep (1991) diacu dalam Armos (2013) mengatakan bahwa suatu obyek wisata harus mempunyai 5 unsur penting, yaitu:

1. Daya Tarik

Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik wisatawan mengadakan perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu tempat primer yang menjadi tujuan utamanya, atau tujuan sekunder yang dikunjungi dalam suatu perjalanan primer karena keinginannya untuk menyaksikan, merasakan, dan menikmati daya tarik tujuan tersebut. Sedangkan daya tarik sendiri dapat diklasifikasikan daya tarik lokasi yang merupakan daya tarik permanen. Daya tarik suatu obyek wisata agar dikunjungi wisatawan antara lain:

a. Keindahan alam, seperti laut, pantai, danau, dan sebagainya. b. Iklim atau cuaca misalnya daerah beriklim tropis

c. Kebudayaan, sejarah, etnik/kesukuan d. Kemudahan pencapaian obyek wisata

(77)

2. Prasarana Wisata

Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani mereka (wisatawan) selama perjalana wisata, fasilitas ini cenderung berorientasi pada daya tarik wisata di suatu lokasi, sehingga fasilitas ini harus terletak dekat dengan obyek wisatanya. Prasarana wisata cenderung mendukung kecenderungan perkembangan pada saat yang bersamaan. Prasarana wisata terdiri dari:

a. Prasarana Akomodasi

Prasarana akomodasi ini merupakan fasilitas utama yang sangat penting dalam kegiatan wisata. Proporsi terbesar dari pengeluaran wisatawan biasanya dipakai untuk kebutuhan menginap, makam dan minum. Daerah wisata yang menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan mempunyai nilai estetika tinggi, menu yang cocok, menarik, dan asli daerah wisata. b. Prasarana Pendukung

Prasarana pendukung harus terletak ditempat yang mudah dicapai oleh wisatawan. Pola gerakan wisatawan harus diamati atau diramalkan untuk menentukan lokasi yang optimal mengingat prasarana pendukung akan digunkana untuk melayani mereka. Jumlah dan jenis prasarana pendukung ditentukan berdasarkan kebutuhan wisatawan.

3. Sarana Wisata

(78)

12

berbagai sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata antara lain biro perjalanan, alat transportasi, dan alat komunikasi, serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua obyek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

4. Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik di atas permukaan tanah dan dibawah tanah, seperti: sistem pengairan, sumber listrik dan energi, sistem jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi, serta sistem keamanan atau pengawasan. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

5. Masyarakat, Lingkungan dan Budaya

Daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai obyek dan daya tarik wisata akan mengundang kehadiran wisatawan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan budaya adalah sebagai berikut:

a. Masyarakat

(79)

Untuk itu masyarakat disekitar obyek wsiata perlu mengetahui berbagai jenis dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan.

b. Lingkungan

Disamping masyarakat disekitar obyek wisata, lingkungan lama disekitar obyek wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak dan tercemar. Pengunjung yang terus meningkat dari tahun ke tahun dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem dari fauna dan flora disekitar obyek wisata. Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan dalam pengelolaan suatu obyek wisata.

c. Budaya

Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu obyek wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh kaena itu lingkungan budaya ini pun kelestariannya tidak boleh tercemar oleh budaya asing tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi setiap wisatawan yang berkunjung.

Analisis Kesesuaian Wisata

Gambar

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 3.  Gambar 3. Stasiun 1
Gambar 4. Stasiun 2
Gambar 5. Stasiun 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Reflection : Learning involves becoming aware of how individuals think, know and learn aboutlanguage, culture, knowing, understanding and the relationship between these, as

Jakarta, November 6, 2007 – PT Indosat Tbk (“Indosat” or “the Company”) announced today that the Company had fully repaid the principal of Indosat Bond II Series A,

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Selain kegiatan promosi, jangka waktu masa berlaku dari kartu prabayar menjadi pertimbangan dalam keputusan pembelian konsumen, karena semakin lama masa aktif kartu

Tradisi mairiak yang merupakan tradisi masyarakat Minangkabau pada masa tidak padi dalam rangka memisahkan bulir padi dari tangkainya dengan menggunakan telapak kaki manusia,

Bebas Tanggungan Sumbangan Pengembangan Fasilitas Pendidikan (SPFP) dan Sumbangan Pembanguna Institusi Pendidikan (SPIP) mahasiswa Angkatan 2012