Lampiran i
38 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 76
39 6 6 6 7 4 7 7 7 6 7 7 70
40 6 6 6 7 4 5 4 6 7 7 6 64
41 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 76
42 7 7 7 7 5 7 7 7 7 7 7 75
43 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 76
44 7 7 6 7 6 7 6 7 6 7 7 73
45 6 7 7 5 6 7 6 7 6 6 6 69
46 7 7 7 4 3 4 5 4 4 5 4 54
47 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 75
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
49 5 6 5 5 6 5 6 5 6 6 5 60
50 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 50
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
52 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 75
53 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 76
54 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 76
55 7 7 7 7 6 7 7 7 6 7 7 75
56 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 76
57 6 7 7 6 6 6 7 6 7 6 7 71
58 6 7 7 7 7 6 6 6 6 6 7 71
59 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 76
60 3 4 3 7 2 2 2 3 3 3 3 35
61 4 4 4 5 6 4 3 5 6 6 6 53
Lampiran ii
Jawaban Responden Atas Bagian Pemakai Sistem
Lampiran iii
Lampiran iv
Jawaban Responden Atas Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
No
responden P17 Total
38 1 1
39 7 7
40 4 4
41 4 4
42 4 4
43 5 5
44 7 7
45 7 7
46 7 7
47 7 7
48 7 7
49 6 6
50 7 7
51 7 7
52 4 4
53 5 5
54 7 7
55 1 1
56 7 7
57 4 4
58 4 4
59 4 4
60 5 5
61 7 7
Lampiran v
38 7 7
39 7 7
40 6 6
41 7 7
42 7 7
43 7 7
44 4 4
45 5 5
46 6 6
47 7 7
48 7 7
49 7 7
50 5 5
51 6 6
52 4 4
53 5 5
54 4 4
55 5 5
56 7 7
57 7 7
58 7 7
59 7 7
60 6 6
61 7 7
Lampiran vi
Lampiran vii
Jawaban Responden atas Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi
39 6 7 6 6 7 32
40 7 7 7 7 7 35
41 7 7 7 7 7 35
42 7 7 7 7 7 35
43 6 7 6 7 7 33
44 6 7 6 6 6 31
45 6 7 6 6 6 31
46 5 4 1 4 6 20
47 7 7 7 6 7 34
48 4 4 4 4 4 20
49 4 4 4 4 4 20
50 4 4 4 4 4 20
51 5 5 5 5 5 25
52 7 7 7 7 7 35
53 6 7 7 7 7 34
54 7 7 7 7 7 35
55 6 7 7 7 7 34
56 7 7 7 7 7 35
57 6 6 6 6 6 30
58 6 6 7 7 6 32
59 7 7 7 7 7 35
60 5 4 4 5 5 23
61 5 6 5 4 5 25
Lampiran viii
Statistik Deskriptif Kinerja SIA
N
Minimum
Lampiran x
Statistic Descriptif Kapabilitas Personal
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P21 62 3.00 7.00 5.8871 1.17494 Valid N (listwise) 62
Lampiran xi
Statistik Deskriptif Dukungan Manajemen Puncak
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P22 62 4.00 7.00 6.2742 .96103 P23 62 4.00 7.00 6.2581 .93975
P24 62 1.00 7.00 6.0645 1.15760 P25 62 1.00 7.00 6.1452 1.17133
P26 62 1.00 7.00 6.1935 1.14289 Valid N (listwise) 62
Lampiran xii
Statistik Deskriptif Formalisasi Pengembangan SIA
Lampiran xiii
Statistik Desriptif Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P17 62 1.00 7.00 5.6613 1.62908 Valid N (listwise) 62
Lampiran xiv
Hasil Uji Validitas bagian kepuasan Pemakai
R r-tabel Keterangan
P1 ,827 ,250 Valid
P2 , 868 Valid
P3 ,858 Valid
P4 ,682 Valid
P5 ,809 Valid
P6 ,892 Valid
P7 ,859 Valid
P8 ,911 Valid
P9 ,906 Valid
P10 ,957 Valid P11 ,857 Valid
Lampiran xv
Hasil Uji Validitas Bagian Pemakai Sistem
R r-tabel Keterangan
Lampiran xvi
Hasil Uji Validitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA.
R r-tabel Keterangan
P14 ,843 ,250 Valid P15 ,859 Valid
Lampiran xvii
Hasil Uji Validitas Dukungan Manajemen Puncak
R r-tabel Keterangan
P22 ,780 ,250 Valid P23 ,816 Valid P24 ,926 Valid P25 ,943 Valid P26 ,921 Valid
Lampiran xviii
Hasil Uji Validitas Formalisasi Pengembangan SIA
R r-tabel Keterangan
P27 ,873 ,250 Valid P28 ,904 Valid P29 ,953 Valid P30 ,958 Valid P31 ,908 Valid
Lampiran xix
Cronbach's Alpha N of Items .960 11
Lampiran xx
Hasil Uji Reliabilitas Bagian Keterlibatan Pemakai
Cronbach's Alpha N of Items .696 2
Lampiran xxi
Hasil Uji Relibilitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA
Cronbach's Alpha N of Items .620 2
Lampiran xxii
Hasil Uji Reliabilitas Dukungan Manajemen Puncak
Lampiran xxiii
Hasil Uji Formalisasi Pengembangan SIA (X4)
Cronbach's Alpha N of Items .953 5
Lampiran xxiv
Lampiran xxvi
Hasil Uji Gejala Multikolinearlitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant)
Lampiran xxvii
Lampiran xxviii
Lampiran xxix
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .803a .645 .613 6.84049
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
Lampiran xxx
Uji f Simultan
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 4759.001 5 951.800 20.341 .000a
Residual 2620.370 56 46.792 Total 7379.371 61
Lampiran xxxi
Uji t Parsial
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1(Constant) 23.711 9.815 2.416 .019
DAFTAR PUSTAKA
Choe, J.M, (1996) “ The Relationships Among Performance of accounting information systems, Influence factors, an Evolution level of Information
Systems”.
Erlina., 2011. Metodologi Penelitian, USU Press , Medan.
Fung Jen, Tjhai. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume IV No.2.
Faisal Amri, 2010 “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Medan
Hazar Daoud, Muhamed Triki “ Accounting Information Systems in an ERP Environment an Tunisian Firm Performance. “ The International Journal Of Digital Accounting Research Vol. 13, 2013 pp.1-35
ISSN : 1577- 8517
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Buku Petunjuk Teknik Penulisan Skripsi dan Ujian Comprehensif Program Strata (S1) Jurusan Akuntansi , Fakultas Ekonomi USU, Medan.
James A. Hall. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Buku satu. Salemba Empat. Jakarta Mulyadi, 2002 Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan k-3, Jakarta , Salemba Empat.
Soegiharto. 2001.” Influence Factors Affecting The Performance Of Accounting Information System “. Gajah Mada Internatioanal Journal Of Bussiness Volume III No.2.
Sugiyono, 2005, Statistik untuk Penelitian, CV. Alfarbeta, Jakarta.
Wijayanto Nugroho, 2001. ‘’ Sistem Informasi Akuntansi / Yati Sumiharti Jakarta ; Erlangga.
BAB III
METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat asosiatif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. ( Sugiyono,
2004:11). Jadi disini ada variabel independent ( variabel yang mempengaruhi ) dan variabel
yang devenden ( dipengaruhi ) ( Sugiyono, 2006 : 41 ). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan membuktikan hubungan keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem, kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai sebagai
variabel independen dan kinerja sistem informasi akuntansi sebagai variabel dependen.
1.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2006 : 89 ). Populasi dari penelitian ini diambil
dari seluruh pengguna sistem informasi akuntansi yang terdapat diperusahaan.
Menurut Sugiyono (2005:56) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi untuk
mewakili karakteristik populasi yang diambil untuk keperluan penelitian. Dengan rincian
1. Departemen Operasional 69 orang
2. Departemen Finansial 48 orang
3. Departemen Lainnya 105 orang
222 orang
Dari jumlah karyawan tersebut, sampel yang akan diambil sebesar 62 Orang yaitu
30% dari total populasi. Dengan cara proposional masing-masing kelompok departemen
tersebut maka sampel yang diambil dengan rincian sebagai berikut :
1. Departemen Operasional 20 orang
2. Departemen Finansial 8 orang
3. Departemen Lainnya 34 orang
62 orang
Sumber : Departemen Personalia, 2014
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individu, karena
yang diamati adalah persepsi para pemakai sistem. oleh karena jumlah populasi dalam
penelitian ini sedikit, maka semua populasi dijadikan sampel. Sehingga teknik sampel yang
digunakan adalah sensus.
1.3. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan bersifat kualitatif yang terdiri dari :
a. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
perusahaan atau data yang terjadi di lapangan penelitian yang diperoleh melalui
kuesioner atau angket. Data primer yang dikumpulkan oleh penulis adalah jawaban
b. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung, yaitu sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, catatan,
ataupun laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan
yang tidak dipublikasikan.
1.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi, dan
variabel dependent adalah keterlibatan pemakai, kapabilitas personal sistem informasi,
dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program
Tabel 3.1
data yang dilakukan, yaitu :
a. Teknik kuesioner, teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer berupa
jawaban dari pada responden yang diteliti. Untuk variabel dependent kinerja sistem
No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
1 Dependent
Kinerja SIA
Kepuasan pengguna dan penggunaan sistem informasi yang efektif dan
efisien serta ekonomis apakah spesialis umum atau khusus.
Pemahaman manajemen puncak terhadap sistem computer dan tingkat minat, dukungan, dan pengetahuan tentang sistem.
Prosedur yang diterapkan untuk formalisasi
pengembangan sistem
Usaha secara formal untuk tujuan transfer pengetahuan SI
Lokasi yang ada dalam departemen SI
Tingkat partisipasi dan
pengaruh dalam pengembangan sistem.
Kemampuan teknik yang dimiliki personel SI dan tingkat pendidikan personel SI.
Kemampuan manajemen menggunakan computer, perhatian terhadap kinerja SI, rating pemakai SI dari departemen pemakai.
Penyerahan Laporan proyek kepada manajemen SI, format dokumentasi yang
distandarisasi, teknik dan waktu pencatatan, biaya
pengembangan SI dan pengenalan terhadap pengendalian SI.
Adanya program pelatihan dan pendidikan, cara pemakaian sistem dan keuntungan yang di dapat.
informasi akuntansi instrument peneliti ini menggunakan kuesioner yang diadopsi
dari Doll Dan Torkzadeh (1998) dalam seddon dan Yip (1992) untuk kepuasan
pengguna, untuk pemakai sistem diukur dengan 2 item pertanyaan dari instrument
yang dikembangkan Choe (1996) menggunakan point skala likert 1 - 7. Dan untuk
variabel independent keterlibatan pemakai diukur dengan 2 item pertanyaan 7 point
skala likert yang dikembangkan oleh Soegiharto (2001), variabel kapabilitas
personal sistem informasi diukur dengan menggunakan instrument yang
dikembangkan oleh soegiharto (2001), variabel dukungan manajemen puncak dan
formulasi pengembangan sistem informasi diukur dengan instrument yang
dikembangkan oleh
Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) dengan 5 item pertanyaan menggunakan
menggunakan 7 poin skala liketr.
b. Teknik Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengcopyan atas data-data
sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.
Langka-Langkah pengumpulan data primer atau pengiriman kuesioner :
1. Tahap I, kuesioner dikirim langsung oleh peneliti kepada semua anggota
sampel dan ditunggu selama 5 (lima) hari dengan pertimbangan kesibukan
responden dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
2. Setelah ditunggu selama 5 (lima) hari, peneliti mengumpulkan jawaban
responden, jumlah jawaban yang terkumpul tidak mencukupi kuesioner yang
dibagikan oleh para responden.
3. Tahap II, peneliti mendatangi langsung responden guna mengumpulkan
4. Jika terjadi pengiriman kuesioner dalam 2 (dua) tahap, maka dilakukan
penyampaian kuisioner langsung. Dengan cara mendatangin langsung
responden dan membantu mengisi kuisioner yang responden tidak
mengetahui maksud responden tersebut.
3.6. Metode Analisis Data
3.6.1. Pengujian Kualitas Data 3.6.1.1. Uji Realibilitas
Uji realibilitas menurut Riyadi (2000) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Uji reliabilitas berguna untuk
menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu
kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan
kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat
digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman Brown. Nilai
koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik).
3.6.1.2.Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat validitas atau keaslihan suatu
instrument, sebuah instrument dikatakan valid apabilah mampu mengukur apa yang ingin
diukurnya . Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument
yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak
akan valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137). Untuk menentuka valid tidaknya suatu item,
ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi produck moment pearson (r hitug)
dengan r table pada level signifikansi 0,05 nilai kritisnya. Sehingga apabila angka korelasi
berada diatas nilai kritis atau angka probabilitasnya berada dibawah atau sama dengan
penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS for windows untuk memperoleh hasil
yang terarah.
3.7. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka
diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian : (1) Normalitas, (2)
Multikolinearitas, dan (3) heterokedastisitas.
3.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi
normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu
data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang
banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi
normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.
Namun untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau
tidak, sebaiknya digunakan uji statistik normalitas. Karena belum tentu data yang lebih dari
30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data yang banyaknya kurang
dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal, untuk itu perlu suatu pembuktian. uji statistik
normalitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau
grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
3.7.2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi
variabel-variabel independent antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut
variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal
adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah
: (1). Koefisien-koefision regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2). Nilai standar error setiap
koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas.
Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation
Factor) dari model penelitian dan korelasi di antara variabel independen. Jika nilai VIF lebih
besar dari 2 (Hair , 2003), maka terjadi gejala multikolinieritas di antara variabel
independenlebih besar dari 0,9 (Ghozali, 2001). Ada dua cara yang dapat dilakukan jika
terjadi multikolinieritas, yaitu :
a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B
saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan
dari model regresi.
b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.
3.7.3. Uji Heterokedasitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain
disebut homokedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heteroskedasitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedatisitas.
Dalam penelitian ini, cara yang digunakan adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat dengan residualnya, dasar analisis yang digunakan yaitu :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angkah 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada ketiga uji diatas, sedangkan uji
autokorelasi tidak digunakan. Hal ini dikarenakan uji autokorelasi yang bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Uji autikorelasi ini
sering ditemukan pada data time series, bukan yang section (Erlina, 2007:108). Data yang digunakan dalam penelitian iniadalah cros section.
3.8. Model dan Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi liner berganda dengan
menggunakan uji-F, uji-t dan koefisien determinan. Metode analisi regresi linear berganda
berfungsi untuk mengetahui pengaruh / hubungan dari variabel bebas dengan variabel
terikat. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi software
SPSS for windows. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis, dengan formulasi
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Keterangan :
a : Konstanta atau titik perpotongan dengan sumbuh y, bila
x = 0
X1 : Variabel keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan sistem.
X2 : Variabel kemapuan teknik personal sistem
informasi
X3 : Variabel dukung manajemen puncak
X4 : Variabel formalisasi pengembangan sistem
informasi
X5 : Variabel program pendidikan dan pelatihan
pemakai
X6 : Variabel lokasi yang ada dalam departemen
sistem informasi
Y : Variabel kinerja SIA
b1-b8 : Koefisien regresi parsial
e : Kesalahan (error term) 3.8.1. Uji-F ( uji simultan )
Uji-F ( uji serentak ) adalah untuk melihat apakah variabel independen secara
bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Melalui
uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ho : b1=b2=b3=b4=b5=b6=0
Artiya secara bersama-sama (serentak) variabel independen tidak terdapat pengaruh
Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠b6≠0
Artinya secara bersama-sama (serentak) variabel independen tidak terdapat pengaruh
terhadap variabel dependen.
Dengan kriteria dilihat dari nilai signifikan :
Jika F-hitung > dari 0,05 , maka Ho ditolak
Jika F-hitung < dari 0,05, maka Ha diterima
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Pengujian
hipotesis ditunjukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara
keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan mengunakan Uji F atau
yang biasa disebut dengan Analysis of Varian (ANOVA).
Pengujian ANOVA atau Uji F bisa dilakukan dengan dua cara yaiu dengan melihat
tingkat signifikan atau dengan membandingkan F hitung dengan F table. Pengujian dengan
tingkat signifikan dilakukan dengan ketentuan yaitu apabilah hasil signifikan pada tabel
ANOVA < α 0,05 , maka Ho ditolak (berpengaruh), sementara sebaliknya apabilah tingkat
signifikan pada tabel ANOVA > α 0,05 , maka Ho diterima (tidak berpengaruh).
Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan dengan
ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel (α 0,05) maka Ho ditolak (berpengaruh),
sementara sebaliknya apabila hitung < F tabel (α 0,05) maka Ho diterima (tidak
berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan memperhatikan tingkat kepercayaan (α) dan
derajat bebas (degree of freedom). 3.8.2. Uji –t (signifikan Parsial)
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukan
seberapa jauh pengaruh varibel independen secara parsial terhadap variabel dependen ,
Ho1 : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha1 : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Ada 2 (dua) cara menguji t, yaitu dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel dan
nilai signifikansi, Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima, apabila t-hitung < t-tabel pada α = 5%
Ha diterima, apabila t-hitung > t-tabel pada α = 5%
Dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi.
3.8.3. Koefisiensi Determinan (R2)
Pengujian koefisien determinan (adjusted R Square) digunakan untuk mengukur
proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0
≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen, bila adjusted R Square semakin besar mendekati 1
menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan
bila Adjusted R Square semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3.9. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan February 2014 sampai dengan selesai dan lokasi
penelitian di PTPN III Rambutan Tebing Tinggi, yang beralamat di Jalan Lintas Medan –
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Data Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantasa III Rambutan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu BUMN yang bergerak
di sektor perkebunan. Pada saat ini, PT. Perkebunan Nusantara III adalah perusahaan yang
terdepan dibandingkan dengan BUMN – BUMN lain yang bergerak di sektor perkebunan,
terbukti dari keuntungan yang dicapai dan pencapaian produktifitas yang terus meningkat,
terkait dengan tindakan perubahan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero), yakni dengan menerapkan suatu sistem yang disebut dengan Sistem Transformasi
Bisnis dan berpedoman pada Paradigma baru yang bertujuan untuk mewujudkan Visi dan
Misi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
Visi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah “Menjadi Perusahaan
Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik”.
Untuk mendukung Visi dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) tersebut maka
diperlukan misi – misi untuk mendukungnya, yaitu :
1. Mengembangkan Industri Hilir yang berbasis perkebunan secara berkesinambungan.
2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya secara
optimal.
4. Menjadi perusahaan terpilih yang memberikan ‘Imbal – Hasil’ terbaik bagi para
investor.
5. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.
Peran yang sangat dominan untuk mewujudkan cita-cita perusahaan adalah Sumber
Daya Manusia. PTPN III melakukan peningkatan sumber daya manusia yang dimiliki dengan
melaksanakan proses rekruitmen (seleksi) secara ketat dan adil, untuk memperoleh SDM
yang berkualitas dan produktif, dinamis dan mempunyai wawasan serta pengetahuan yang
luas, memiliki mental dan fisik yang tangguh dalam menghadapi tantangan dan persaingan di
masa depan.
Calon Karyawan Pimpinan (CKP) yang akan menduduki jabatan pimpinan harus
dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan dengan dilaksanakannya On The Job Training
(OJT). Masa OJT yang dilaksanakan oleh Calon Karyawan Pimpinan, merupakan suatu
langkah awal guna membentuk sikap perilaku, karakter dan budaya kerja serta membekali
dan mempersiapkan kompetensi yang dapat menjalankan bidang tugas secara efektif dan
efisien.
1.2 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan PTPN III (Persero) adalah merealisasikan visi dan misi perusahaan
yang didukung oleh sistem transformasi bisnis yaitu menjadi perusahaan agribisnis kelas
dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik. Dengan
meningkatkan sumber daya manusia yang merupakan modal dasar untuk tercapainya visi
tersebut.
2.4 Struktur Organisasi Kantor Kebun Rambutan dan PPK Kebun Rambutan
Untuk menjalankan kegiatannya, PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan
menggunakan struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat
tersebut. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk
mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui dengan jelas
darimana mendapatkan perintah dan kepada siapa harus bertanggung jawab atas hasil
kerjanya. Struktur organisasi yang dianut perusahaan ini adalah struktur organisasi lini atau
garis. PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan membuat pembagian tugas
berdasarkan jenis pekerjaan atau fungsi, dimana kegiatankegiatan yang sejenis atau
fungsi-fungsi manajemen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok kerja. Tugas,
wewenang dan tanggung jawab berjalan vertikal menurut garis lurus mulai dari pimpinan
tertinggi sampai pada bawahan masing-masing.
Pimpinan tertinggi Kebun Rambutan berada ditangan seorang Manajer yang dibantu
oleh 2 orang Asisten Kepala, seorang Asisten Pengolahan, 7 orang Asisten Tanaman,
seorang Asisten Teknik, seorang Asisten Tata Usaha, dan seorang Asisten Personalia
Struktur organisasi yang dianut perusahaan ini adalah struktur organisasi lini atau
garis, hal ini dapat dilihat dari beberapa posisi seperti Askep, Papam, APK, KTU, Ast.
Pengolahan dan Asisten Teknik bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya yang
dipertanggungjawabkan kepada Manager.
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab dari berbagai
jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Manajer Tugas dan tanggung jawab Manajer yaitu:
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan
b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai
dengan sistem prosedur yang berlaku.
d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke Direksi. Manager Askep A,
Askep B Ast. Peng/ Lab Papam APK KTU Ast. Teknik Ast. Tanaman Ast.
Tanaman Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan
sesuai dengan norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum.
e. Menelaah dan mendisposisi surat-surat masuk untuk penyelesaian
selanjutnya.
f. Membina dan meningkatkan kesejahteraan sosial karyawan.
g. Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya
koperasi.
2. Asisten Kepala (Askep) Untuk wewenang Askep A dan Askep B berdasarkan
luas wilayah yang dibagi menjadi wilayah A dan Wilayah B. Tugas dan
tanggung jawab Asisten Kepala yaitu :
a. Menerima perintah dan tanggung jawab Manajer.
b. Mengkoordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Asisten.
c. Melaporkan data serta kegiatan produksi pada Manajer.
d. Mengawasi kegiatan-kegiatan Asisten.
e. Mengajukan saran dan usulan untuk meningkatkan efesiensi pabrik
3. Asisten Pengolahan Tugas dan tanggung jawab Asisten Pengolahan yaitu :
a. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, diterapkan dan
dipelihara seluruh mandor-mandor dan pekerja diproses pengolahan.
b. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan
bahan-bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan
RKAP (Rencana Kerja Anggaran Pendapatan) dan penjabarannya ke
c. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan dipengolahan lateks
pekat dan BSR efektif dan efisiensi supaya produktifitas dapat
tercapai.
d. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses
pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan
kimia yang digunakan.
e. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan.
4. Asisten Tata Usaha dan Personalia Tugas dan tanggung jawab Asisten Tata
Usaha dan Personalia yaitu :
a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum,
jamsostek/dapenbun dan bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum
(LPMU)/kependudukan.
b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha
mengerti, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah
ditetapkan oleh Top Management.
c. Menjamin bahwa semua akt ifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur
mutu dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan
sampai dengan efektif.
d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada
di bagian personalia.
e. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil.
f. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pelatih dan
mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima pada bagian
g. Menyusun schedule tanggal pelatihan untuk disampaikan ke bagian
terkait.
h. Menjamin bahwa daftar hadir pelatihan, identifikasi kebutuhan
pelatihan, sertifikat dan catatan-catatan mutu lainnya yang
berhubungan dengan akifitasaktifitas pelatihan dipelihara dan
disimpan dengan baik di bagian personalia.
i. Membuat laporan bulanan pelatihan.
j. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang
berhubungan dengan personalia dan umum dengan persetujuan
manajer.
k. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan.
l. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan. m.
Mengkoordinir proses pembuatan RKAP/RKO bekerjasama dengan
bagian terkait.
m. Melaksanakan evaluasi bulanan, semester dan tahunan.
n. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang,
penyimpanan barang dan pengeluaran barang dari gudang.
o. Melaksanakan administrasi kas dan bank.
p. Melaksanakan dan mengawasi proses financial.
q. Bertanggung jawab kepada Manajer.
5. Asisten Tanaman Tugas dan tanggung jawab Asisten Tanaman yaitu :
Bertanggung jawab atas keberhasilan dan peningkatan hasil kebun.
a. Membuat laporan hasil kebun yang dipertanggung jawabkan kepada
manager.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Deskripsi Responden
Pengumpulan data oleh peneliti hanya dilakukan dalam satu tahap, karena
jawaban responden terkumpul dalam waktu lebih kurang 2minggu. Data yang terkumpul
sebanyak 62. Responden yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
No. Deskripsi Karakteristik Responden Jumlah Persentase
a. Jenis Kelamin
d. Lama Penggunaan Sistem
a. < 1 tahun 7 11%
b. 1-3 tahun 7 11%
c. 3-5 tahun 7 11%
d. 5-7 tahun 4 7%
e. > 7 tahun 37 60%
Sumber : hasil dari pengolahan data primer, 2014
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan tabel diatas adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah pria lebih banyak di banding dengan wanita, yaitu 50
orang atau 81% pria dan 12 orang atau 19% wanita.
b. Berdasarkan usia, jumlah usia 25 - 35 tahun sebesar 14 responden atau 23%. Sedangkan
c. Berdasarkan lamanya bekerja pada rentang waktu <10 tahun yaitu 9 responden atau
14%. Sedangkan untuk waktu 10 - 25 tahun sebanyak 32 responden atau 52%. Dan
untuk waktu >25 tahun terdiri dari 21 responden atau 34%.
d. Berdasarkan lama penggunaan sistem, pada rentang waktu <1 tahun yaitu 7 responden
atau 11%, dalam rentang waktu 1-3 tahun sebanyak 7 responden atau 11%, dalam
rentang waktu 3-5 tahun juga sebanyak 7 responden atau 11%, tetapi dalam rentang
waktu 5-7 tahun terdapat 4 responden atau 7% dan dalam rentang waktu >7 tahun
terdapat 37 responden atau 60%.
Statistik deskriptif
2.1 Kepuasan Pemakai SI (Y)
Tabel 4.2 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Kinerja SIA
N
Minimum
Maximum Mean Std. Deviation P1 62 3.00 7.00 6.2742 .99456
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SPSS (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.2. dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah N terdapat 62
b. Berdasarkan jawaban pertanyaan 1, berkaitan dengan sistem mampu membantu
7.00 serta terdapat nilai rata-rata 6.2742 dengan nilai standar deviasi .99456
menunjukan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim .
c. Berdasarkan jawaban pertanyaan 2, yang berkaitan dengan sistem penting dalam
kesuksesan kinerja departemen. Nilai minimum 4.00 dan nilai maximum 7.00
dengan rata-rata 6.4839. hal ini menunjukan bahwa sistem penting dalam kesuksesan
kinerja departemen. Nilai standar deviasi .84430.
d. Berdasarkan jawaban pertayaan 3, yang berkaitan dengan sistem mampu
meningkatkan kepuasan kerja pemakai. Nilai minimum 3.00 dan maximum 7.00,
dengan rata-rata 6.4516 ini menunjukan bahwa sistem mampu meningkatkan
kepuasan kerja pemakai. Nilai standar deviasi sebesar .93524.
e. Berdasarkan jawaban pertanyaan 4, yang berkaitan dengan sistem selalu memberikan
informasi yang dibutuhkan depart.emen pemakai. Nilai minimum 4.00 dan nilai
maximum 7.00, dengan nilai rata-rata 6.4194. ini menunjukan sistem mampu
meningkatkan kepuasan kerja pemakai. Nilai standar deviasi .85982.
f. Berdasarkan jawaban pertanyaan 5, yang berkaitan dengan sistem dalam aplikasi lain
( contoh excel ) dapat digunakan untuk mengakses informasi guna memenuhi
kebutuhan didepartemen pemakai. Nilai minimum 2.00 dan nilai maximum 7.00,
dengan rata-rata 6.0968 menunjukan bahwa sistem di dalam aplikasi lain dapat
digunakan untuk mengakses informasi guna memenuhi kebutuhan didepartemen
pemakai. Dengan nilai standar deviasi 1.12657.
g. Berdasarkan jawaban pertanyaan 6, yang berkaitan dengan pemakai senang
menggunakan sistem yang ada. Nilai minimum 2.00 dan nilai maximum 7.00, dengan
rata-rata 6.1452, ini menunjukan bahwa pengguna senang menggunakan sistem yang
h. Berdasarkan jawaban pertanyaan 7, yang berkaitan dengan departemen pemakai
mampu mengerjakan tugasnya lebih mudah dan lebih efisien dengan sistem yang ada.
Nilai minimum 2.00 dan nilai maximum 7.00, dengan rata-rata 6.2419 menunjukan
sistem yang ada mampu mengerjakan tugas dari departemen pemakai lebih mudah
dan lebih efisien. Dan nilai standar deviasi 1.09672.
i. Berdasarkan jawaban pertanyaan 8, yang berkaitan dengan sistem dapat memberikan
kontribusi dalam pencapaian tujuan dan misi organisasi. Nilai minimum 3.00 dan
nilai maximum 7.00 dengan rata-rata 6.2903, ini menunjukan bahwa sistem dapat
memberikan kontribusi dalam tujuan dan misi organisasi. Dan nilai standar deviasi
1.01444.
j. Berdasarkan jawaban pertanyaan 9, yang berkaitan dengan sebagian besar karyawan
departemen pemakai tertarik untuk menggunakan sistem yang ada. Nilai minimum
3.00 dan nilai maximum 7.00 dengan rata-rata 6.1774, ini menunjukan bahwa
karyawan departemen pemakai tertarik untuk menggunakan sistem yang ada. Dan
nilai standar deviasi .98387.
k. Berdasarkan jawaban pertanyaan 10, yang berkaitan dengan sistem telah dilengkapi
dengan informasi yang akurat dan reliabel. Nilai minimum 3.00 dan nilai maximum
7.00 dengan rata-rata 6.2419, ini menunjukan bahwa sistem telah dilengkapi dengan
informasi yang akurat. Dan nilai standar deviasi .95274.
l. Berdasarkan jawaban pertanyaan 11, yang berkaitan dengan sistem dengan mudah
melakukan penyesuaian pada berbagai kondisi baru, sesuai dengan prkembangan
kebutuhan informasi sekarang dan dimasa yang akan datang. Nilai minimum 3.00
dan nilai maximum 7.00 dengan rata-rata 6.1935, ini menunjukan bahwa sistem
dengan mudah melakukan penyesuaian pada berbagai kondisi baru, sesuai dengan
Kesimpulan dari pertanyaan 1 sampai dengan pertanyaan 11, menunjukan seberapa
baik tingkat kepuasan para pemakai terhadap sistem informasi akuntansi. Rata-rata
jawaban pemakai melebihi 6, yang menunjukan bahwa para pemakai memiliki tingkat
kepuasan terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan . standar deviasi
menunjukan tidak ada yang melebihi nilai rata-rata pemakai.
m.Berdasarkan jawaban 12 dan 13, menunjukan seberapa sering pemakaian sistem
informasi akuntansi. Rata-rata jawaban melebihi 5. Ini menunjukan bahwa para
pemakai memiliki frekuensi penggunaan sistem informasi ketersediaan yang tinggi.
Nilai standar deviasi tidak melebihi nilai rata-rata.
2.6 Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA (X1)
tabel 4.3 berikut menyajikan deskrifsi jawaban responden pada kuesioner.
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P14 62 1.00 7.00 5.7419 1.35423 P15 62 1.00 7.00 5.6774 1.42316 Valid N (listwise) 62
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SPSS (data diolah) Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut :
a. Berdasarkan jawaban pertanyaan 14, yang berkaitan dengan tingkat partisipasi
pemakai dalam pengembangan SIA. Nilai minimum 1.00 dan nilai maximum 7.00,
dengan nilai rata-rata 5.7419 dan nilai deviasi 1.35423.
b. Berdasarkan jawaban pertanyaan 15, yang berkaitan dengan tingkat pengaruh dalam
pengembangan sistem. Nilai minimum 1.00 dan nilai maximum 7.00, dengan
2.7Kapabilitas Personal SIA (X2)
Tabel 4.4 berikut meyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner.
Tabel 4.4
Statistic Descriptif Kapabilitas Personal
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P21 62 3.00 7.00 5.8871 1.17494 Valid N (listwise) 62
Sumber : Hasil Pengolahan data dengan SPSS (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa, nilai minimum 3.00 dan nilai
maximum 7.00. hal ini menunjukan bahwa para pemakai memiliki kemampuan dan tingkat
pendidikan yang cukup tinggi. Nilai rata-rata 5.8871 dengan nilai standar deviasi 1.17494 .
menunjukan bahwa standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.
2.4 Dukungan Manajemen Puncak (X3)
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Dukungan Manajemen Puncak
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P22 62 4.00 7.00 6.2742 .96103 P23 62 4.00 7.00 6.2581 .93975
P24 62 1.00 7.00 6.0645 1.15760 P25 62 1.00 7.00 6.1452 1.17133
P26 62 1.00 7.00 6.1935 1.14289 Valid N (listwise) 62
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan jawaban pertanyaan 22, yang berkaitan dengan tingkat kemahiran
manajemen puncak dalam penggunaan komputer. Nilai minimum 4.00 dan nilai
maximum 7.00. dengan nilai rata-rata 6.2742 ini menunjukkan bahwa para
manajemen puncak memiliki tingkat kemahiran yang tinggi dalam penggunaan
computer. Nilai standar deviasi .96103.
b. Berdasarkan jawaban pertanyaan 23, yang berkaitam dengan manajemen puncak
memiliki harapan harapan yang tinggi terhadap penggunaan sistem informasi. Nilai
minimum 4.00 dan nilai maximum 7.00, dengan nilai rata-rata 6.2581 ini menunjukan
bahwa manajemen puncak memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan sistem
informasi yang ada. Dengan nilai standar deviasi .93975.
c. Berdasarkan jawaban pertanyaan 24, yang berkaitan dengan manajemen puncak
secara aktif terlibat dalam perencanaan operasi sistem informasi. Nilai minimum 1.00
dan nilai maximu 7.00. dengan nilai rata-rata 6.0645 dan nilai standar deviasi
1.15760.
d. Berdasarkan jawaban pertanyaan 25, yang berkaitan dengan manajemen puncak
memberikan perhatian tingggi terhadap kinerja sistem informasi. Nilai minimum 1.00
dan nilai maximum 7.00 dengan nilai rata-rata 6.1452. ini menunjukan bahwa para
manajemen puncak memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja sisteminformasi.
Nilai standar deviasi 1.17133.
e. Berdasarkan jawaban pertanyaan 26, yang berkaitan dengan manajemen puncak
sangat senang dalam pemakaian sistem informasi departemen. Nilai minimum 1.00
dengan nilai maximum 7.00, dengan rata-rata 6.1935 ini menunjukkan bahwa para
manajemen memiliki tingkat kesenangan yang cukup tinggi terhadap rating
2.5Formalisasi Pengembangan SIA (X4)
Tabel 4.6 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Formalisasi Pengembangan SIA
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P27 62 2.00 7.00 5.8548 1.23934 P28 62 1.00 7.00 5.9032 1.44528 P29 62 1.00 7.00 5.8065 1.60775 P30 62 1.00 7.00 5.7903 1.42733 P31 62 1.00 7.00 6.0323 1.35462 Valid N (listwise) 62
Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS (data dioalah)
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan jawaban pertanyaan 27, yang berkaitan dengan laporan proyek
diserahkan kepada manajer departemen sistem informasi. Nilai minimum 2.00 dan
nilai maximum 7.00 dengan nilai rata-rata 5.8548 ini menunjukan bahwa tingkat
frekuensi para karyawan dalam penyerahan proyek kepada manajemen
departemen sistem informasi. Nilai standar deviasi 1.23934.
b. Berdasarkan jawaban pertanyaan 28, yang berkaitan dengan dokumentasi
pengembangan sistem disiapkan dengan format yang telah distandarisasi. Nilai
minimum 1 dan nilai nilai maximum 7.00 dengan nilai rata-rata 1.44528. Ini
menunjukan bahwa penyiapan dokumen pengembangan dengan format telah
distandarisasi. Nilai standar devisi 1.44528.
c. Berdasarkan jawaban pertanyaan 29, yang berkaitan dengan teknik dan waktu
informasi disosialisasikan. Nilai minimum 1.00 dan nilai maximum 7.00 dengan
nilai rata-rata 5.8065. ini menunjukan teknik dan waktu pencatatan dilakukan
setiap orang telah disiapkan saat sistem informasi disosialisasikan. Nilai stadar
deviasi 1.60775.
d. Baerdasarkan jawaban pertanyaan 30, yang berkaitan dengan biaya
pengembangan sistem informasi dialokasikan ke pengembangan sistem informasi
per bagian. Nilai minimum 1.00 dan nilai maximum 7.00 dengan nilai rata-rata
5.7903. ini menunjukan bahwa frekuensi alokasi biaya pengembangan sistem
informasi dan pengembangan per bagian . nilai standar deviasi 1.42733.
e. Berdasarkan jawaban pertanyaan 31, yang berkaiatan dengan dilakukan
pengenalan terhadap pengendalian sistem informasi berbasis computer pada
pengembangan sistem informasi yang saat ini dipakai. Nilai minimu 1.00 dan nilai
maximum 7.00 dengan nilai rata-rata 6.0323. ini menunjukkan bahwa frekuensi
pengenalan terhadap pengendalian sistem informasi. Nilai standar deviasi
1.35462.
2.6Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai (X5)
Tabel 4.7 berikut menyajikan deskriptif jawaban responden pada kuesioner
Tabel 4.7
Statistik Desriptif Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai N Minimum Maximum Mean Std. Deviation P17 62 1.00 7.00 5.6613 1.62908 Valid N (listwise) 62
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa jawaban minimum 1.00 dan
nilai maximum 7.00. hal ini menunjukan bahwa apresiasi para pemakai
program-program pelatihan dan pendidikan, nilai rata-rata 5.6613 dan nilai standar deviasi
1.62908.
6. Hasil uji kualitas data 3.1 Uji validitas
Uji validitas dari instrument penelitian dimaksudkan untuk menguji keabsahan
dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian. Validitas item
ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total ( skor total ),
perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor
total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas
item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian
dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan
dari beberapa faktor ). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien
korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Pada program SPSS
teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected
Item-Total Correlation. Dimana batas angka kritis (α) adalah 0.05 (5%). Criteria pengujian dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel.
1). Jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka instrument dianggap valid.
3). Menurut Ghozali (2007:45) r tabel atau degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini (n) adalah jumlah sampel. Yaitu 62-2=60 (lihat r tabel pada df=60
dengan uji 2 sisi)
a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Tabel 4.8 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan
variabel kepuasan pemakai
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas bagian kepuasan Pemakai
R r-tabel Keterangan
P1 ,827 ,250 Valid
P2 , 868 Valid
P3 ,858 Valid
P4 ,682 Valid
P5 ,809 Valid
P6 ,892 Valid
P7 ,859 Valid
P8 ,911 Valid
P9 ,906 Valid
P10 ,957 Valid
P11 ,857 Valid
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8 kesebelas item pertanyaan
menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Sehingga petanyaan mampu
mengukur kepuasan pemakai berdasarkan kinerja SIA. berdasarkan hal ini maka item
pertanyaan variabel Y bagian kinerja sistem informasi akuntansi dapat disimpulkan lolos uji
validitas.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Bagian Pemakai Sistem
R r-tabel Keterangan
P12 ,915 ,250 Valid
P13 ,844 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.9, kedua item pertanyaan menghasilkan
koefisiensi korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Sehingga pertayaan mampu mengukur
kepuasaan pemakai berdasarkan keterlibatan pemakai sistem informasi akuntansi.
Berdasarkan hal ini maka item pertanyaan variabel Y dapat dikatakan lolos uji
b. Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA (X1)
Tabel 4.10 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan
variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA.
R r-tabel Keterangan
P14 ,843 ,250 Valid
P15 ,859 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.10, kedua item pertanyaan
meghasilkan koefiensi korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Proses keterlibatan pemakai
dalam proses pengembangan SIA , pertanyaan variabel X1 dapat disimpulkan lolos uji
validitas.
c. Kapabilitas Personal (X2)
Untuk variabel kapabilitas personal (X2) tidak dilakukan uji validitas dan
realibilitas, karena hanya terdiri dari satu item pertanyaan. Hal ini didasarkan pada
penelitian sebelumnya yang menyatakan uji kualitas data (validitas dan realibilitas)
hanya dilakukan beberapa item pertanyaan saja. Maka dari itu tidak dilakukan uji
d. Dukungan Manajemen Puncak (X3) Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Dukungan Manajemen Puncak
R r-tabel Keterangan
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.11, kelima item pertanyaan menghasilkan
koefisiensi yang lebih besar dari r-tabel, sehingga dukungan manajemen puncak mampu
mengukur dalam pengembangan SIA. Item pertanyaan X3 dapat disimpulkan lolos uji
validitas sehingga hasil pengolahan data bersifat valid.
e. Formalisasi Pengembangan SIA (X4)
Tabel 4.12 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel
formalisasi pengembangan SIA
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Formalisasi Pengembangan SIA
R r-tabel Keterangan
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.12, kelima item pertanyaan menghasilkan
pengembangan SIA. Item pertanyaan X4 dapat disimpulkan lolos uji validitas sehingga hasil
pengolahan data bersifat valid.
f. Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakaian (X5)
Untuk variabel pendidikan dan pelatihan pemakaian (X5) tidak dilakukan uji
validitas dan uji reabilitas, karena hanya terdiri dari satu item pertanyaan. Hal ini
dikarenakan pada penelitian sebelumnya yang menyatakan uji kualitas data ( uji
validitas dan realibilitas ) hanya dilakukan pada beberapa item saja.
3.2Uji Reliabilitas
Reliabilitas mempunyai berbagai makna lain seperti kepercayaan, keteladanan,
kestabilan, konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam
konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Sedangkan angket dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang. Perhitungan dilakukan Dalam program SPSS 17, metode yang
sering digunakan adalah dengan menggunakan motode “Alpha Cronbach’s”.
Menurut Nunally dalam Ghozali (2005:74), pemberian interprestasi terhadap realibilitas pada umumnya digunakan sebagai berikut :
a) Reliabilitas uji coba ≥ 0.60 berarti hasil uji coba memiliki realibilitas baik.
b) Reliabilitas uji coba ≤ 0.60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas kurang
a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 berikut menyajikan hasil uji reabilitas terhadap item
pertanyaan variabel kinerja sistem informasi akuntansi bagian kepuasan pemakai.
Tabel 4.13
Hasil Uji Realibilitas Bagian Kepuasan Pemakai
Cronbach's Alpha N of Items .960 11
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Bagian Keterlibatan Pemakai
Cronbach's Alpha N of Items .696 2
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Hasil pengujian terhadap tabel 4.13 dan tabel 4.14 terhadap reliabilitas kuesioner
menghasilkan angka cronbanch alpha lebih besar dari 0.60 yaitu sebesar 0.960 dan 0.696
berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam item pertanyaan kuesioner
b. Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA (X1) Tabel 4.15
Hasil Uji Relibilitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA
Cronbach's Alpha N of Items .620 2
Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS (data diolah)
Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach's Alpha lebih besar dari 0.60 yaitu sebesar 0.620. berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
dalam item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang baik.
c. Dukungan Manajemen Puncak (X3)
Tabel 4.16 berikut menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan
dukungan manajemen puncak
Tabel 4.16
Hasil Uji Reliabilitas Dukungan Manajemen Puncak
Cronbach's Alpha N of Items .927 5 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka yang
d. Formalisasi Pengembangan SIA (X4)
Tabel 4.17 berikut menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap pertanyaan
formalisasi pengembangan SIA
Tabel 4.17
Hasil Uji Formalisasi Pengembangan SIA (X4)
Cronbach's Alpha N of Items .953 5
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach's
Alpha lebih besar dari 0.60 yaitu sebesar 0.953. dalam hal ini dapat disimpulkan item
pertanyaan kuesioner lebih tinggi dan reliabilitas nilai yang baik.
4. Uji asumsi klasik
Untuk mendapatkan nilai periksa yang tidak biasa dan efisien (best Linier
Estimator/BLUE) dari satu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares) perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik.
a. Berdistribusi Normal
Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi berdistribusi normal. Untuk menguji
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Gambar 4.2 : Normal P-P Plot
Dari grafik normal plot diatas, tampak bahwa sebaran data mendekati garis lurus
dan tersebar di disekitaran garis lurus. Sedangkan untuk grafik histogram, residual
membentuk pola sebagaimana halnya berdistribusi normal. maka regresi memenuhi
asumsi kenormalan tidak dilanggar.
b. Multikolinearlitas
Uji multikolinearlitas dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan linear
diantara variabel dalam model regresi. Tabel 4.18 menunjukkan ada tidaknya gejala
Tabel 4.18
Hasil Uji Gejala Multikolinearlitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data dioalah)
Dari data tabel 4.18 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
Multikolinearlitas dengan nilai dasar VIF untuk setiap variabel independent tidak ada
yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1.
c. Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan
variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam metode
regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Jika sebaran
data membentuk pola tertentu maka mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas.
Sedangkan jika sebaran acak maka homogenitas variansi terpenuhi. Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant)
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)
Gambar 4.3 Scatterplot
Dari garfik Scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa titik 0 titik penyebaran
secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini
mengidikasikan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga
model regresi layak dipakai. Dan homogenitas variansi terpenuhi.
5. Hasil pengujian hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Pengujian terhadap regresi
a. Predictors: (Constant), X5, X2, X4, X1, X3 b. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS ( data dioalah) Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 X5, X2, X4, X1, X3a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent variabel : Y
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS ( data dioalah) Berdasarkan tabel 4.19 diatas, menunjukkan analisis variabel
sebagai berikut :
1. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah
variabel independent yaitu keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan SIA (X1), kapabilitas personal
sistem informasi (X2), dukungan manajemen puncak (X3),
formalisasi pengembangan SIA (X4), dan program
pendidikan dan pelatihan pemakai (X5).
2. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan.
3. Metode yang digunakan untuk memasukan data yaitu
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara simultan R sebesar
0.803 yang berarti bahwa hubungan antara variabel dependent memiliki hubugan yang cukup
besar dan kuat sebesar 80.3% dikatakan cukup kuat karena diatas 0.5 atau 50%. Sedangkan
nilai R square 0.645 (berasal dari 0.803 x 0.803). Hal ini berarti variabel independent (kinerja
sistem informasi akuntansi) mampu dijelaskan oleh variabel dependent sebesar 64.3% .
Tabel 4.21
Uji f
Simultan
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 4759.001 5 951.800 20.341 .000a
Residual 2620.370 56 46.792 Total 7379.371 61
a. Predictors: (Constant), X5, X2, X4, X1, X3 b. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS ( data dioalah)
Dari uji F atau Uji ANOVA (analysis of variance) dapat F hitung sebesar
20.341 dengan tingkat signifikan 0.000 jauh lebih kecil dari 0.05. maka model regresi
bisa dipakai untuk menprediksi faktor-faktor yang mempengauhi kinerja sistem
Tabel 4.22 1(Constant) 23.711 9.815 2.416 .019
X1 .864 .473 .186 1.827 .073 .613 1.631 X2 -.124 .770 -.013 -.161 .873 .938 1.067 X3 1.337 .291 .577 4.593 .000 .402 2.489 X4 .219 .202 .130 1.081 .285 .441 2.268 X5 -.070 .578 -.010 -.121 .904 .864 1.158 a. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS ( data dioalah)
Berdasarkan tabel 4.22 pada kolom unstandardized coefficients bagian B regresi
linier berganda.
Y = 23.711+0.864X1+-0.124X2+1.337X3+0.219X4+-0.070X5
Konstanta sebesar 23.711 menyatakan bahwa variabel independen tidak berpartisipasi
terhadap kinerja SIA sebesar 23.711. berdasarkan tabel uji t, untuk mengetahui signifikansi
konstanta variabel independen a). keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA
(X1), b). kapabilitas personal sistem informasi (X2), c). dukungan manajemen puncak (X3),
memiliki tingkat signifikasi jauh dibawah 0.05 (0.000) untuk X3 d). formalisasi
pengembangan SIA (X4), e). program pendidikan dan pelatihan pemakai (X5).
Dapat disimpulkan bahwa bergerak secara parsial keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan SIA (X1), kapabilitas personal sistem informasi (X2), dukungan
manajemen puncak (X3), formalisasi pengembangan SIA (X4), program pendidikan dan
pelatihan pemakai (X5) berpengaruh negatif terhadap pengembangan SIA (Y). Dengan
Hal ini berarti, secara parsial semakin tinggi dukungan manajemen puncak (X3)
maka semakin tinggi pula kinerja SIA.
Hasil penelitian ini tidak sepenuhnya sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Faisal Amri (2009). Konsistensi penelitian dapat terlihat pada variabel dukungan
manajemen puncak (X3), dimana penulis memperoleh hasil bahwa variabel tersebut
berpengaruh positif terhadap kinerja SIA. Hasil penelitian keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan SIA (X1), kapabilitas personal sistem (X2), formalisasi
pengembangan SIA (X4), program pendidikan dan pelatihan (X5) berpengaruh negatif
terhadap pengembangan SIA (Y). sedangkan pada penelitian yang dilakukan Faisal Amri
(2009) diperoleh hasil bahwa variabel tersebut berpengaruh positif terhadap pengembangan
SIA.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Soegiarto (2001) dan Fung Jen
(2002) yang menyatakan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi, kapabilitas personal sistem informasi dan formalisasi pengembangan sistem
informasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakaian sistem informasi.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Choe (1996) dan Komara (2005)
dimana keterlibatan pemakai, formalisasi pengembangan sistem informasi memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian ini tidak
mendapatkan bukti perbedaan kinerja berkenaan dengan ada atau tidaknya program
pendidikan dan pelatihan. Lain halnya dengan DeLone (1988) yang menyebutkan bahwa
program pendidikan dan pelatihan tidak meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi,
karena sebagian besar responden yang ia teliti telah memperoleh keahlian khusus melalui
pendidikan dan pelatihan yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kemampuan
penggunaan komputer.
Hal ini kemungkinan karena perbedaan sampel yang digunakan oleh
masing-masing para peneliti. Dalam hal ini penulis hanya menggunakan satu perusahaan dari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Penelitian ini menguji terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi. Dimana enam variabel independen, yaitu keterlibatan pemakai,
kapabilitas personal sistem informasi , dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, program pendidikan dan pelatihan serta lokasi
departemen dengan satu variabel independen yaitu kinerja sistem informasi akuntansi.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap pemakai sistem informasi pada PTPN III
Rambutan Sumatera Utara dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dari uji ANOVA (analysis of variance) atau uji F, didapat F hitung sebesar 20,341
dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05.
Hasil analis regresi secara keseluruhan menunjukan R sebesar 0,803 yang berarti bahwa
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen memiliki hubungan
yang cukup kuat sebesar 80,3 % dikatakan cukup kuat karena berada diatas 0,05 atau
50%. Sedangan nilai R square atau nilai koefisien determinasi sebesar 0,645 (berasal
dari 0,803 x 0,803).
Bila diuji secara parsial, keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA (X1),
kapabilitas personal sistem informasi (X2), dukungan manajemen puncak(X3) 0.00 <
0.05 berpengaruh positif, formalisasi pengembangan SIA (X4), program pendidikan dan
pelatihan (X5), dan lokasi departemen berpengaruh negatif terhadap kinerja SIA (Y).
Hal ini berarti secara parsial, keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
SIA (X1), kapabilitas personal sistem (X2), formalisasi pengembangan SIA (X4),