S K R I P S I
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (STUDI
KASUS PADA PT. TASPEN PERSERO CABANG
MEDAN)
OLEH :
DISI AISA FITRI
0 7 0 5 0 3 1 4 4
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus pada PT.
TASPEN Persero Cabang Medan)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan
judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi
yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 20 Maret 2011 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis ucapkan
kepada Allah SWT, yang tak pernah jemu melimpahkan nikmat- Nya yang tak
terkira, belaian kasih sayang-Nya, atas semua karunia, kenikmatan,
keistiqomahan, kesehatan, kekuatan, serta waktu dan kesempatan yang telah
diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus pada PT. TASPEN Persero Cabang
Medan)”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan,
dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program
3. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini.
4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak
Drs. Zainal Abidin Tarigan Silangit, Ak selaku Dosen Penguji II atas
segala masukan dan saran yang telah diberikan.
5. Kedua orang tua yang saya cintai, Sunardi,S.H dan Susyiana Ishak yang
senantiasa melimpahkan cinta dan kasih saying yang tak terbalas serta
selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada kedua adik lelaki penulis, Dian Rahmat Dermawan dan Ikhsan
Dian Nugraha yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada
kakakmu tersayang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri dan
memohon ridha-Nya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin.
Medan, 20 Maret 2011 Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah PT.TASPEN Persero Cabang Medan dan yang menjadi sampel penelitian ini adalah para karyawan di perusahaan tersebut. Metode sensus digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada karyawan perusahaan dalam waktu kurang dari dua minggu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja SIA, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah. Penelitian ini menggunakan uji kualitas data untuk menilai pertanyaan dalam kuesioner dan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu keterlibatan pengguna, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keterlibatan pengguna, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence factors affecting the performance of Accounting Information Systems (AIS) in government corporation.
The design of this research is associative causal research. The population in this study is PT. TASPEN Persero Cabang Medan and the sample are employees in that corporation. This research using census method. The type of data in this study is primary data obtained from questionnaires. The data collected with the questionnaires. The dependent variable used is the AIS performance, while the independent variables used are user involvement, capability of Information Systems (IS) personnel, top management support, formalization of system development and steering committee. This study used test goodness of data to evaluate the questions in the questionnaire and multiple linear regression analysis for statistical analysis and regression models were tested first in the classical assumption test.
The results showed that partially, each independent variable investigated; user involvement, top management support, formalization of system development and steering committee have a significant effect on AIS peformance. The simultaneous tests showed that user involvement, capability of IS personnel, top management support, formalization of system development and steering committee have also significant effect on profitability.
Key word : user involvement, capability of IS personnel, capability of IS
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 6
2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 6
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual ... 12
2. Hipotesis ... 14
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 15
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 16
D. Teknik Pengumpulan Data ... 16
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 17
F. Metode Analisis Data 1. Uji Kualitas Data ... 19
2. Uji Asumsi Klasik ... 20
3. Uji Hipotesis ... 22
G. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 25
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. TASPEN (Persero) ... 26
2. Gambaran Singkat tentang Sistem di PT. TASPEN Persero Cabang Medan ... 28
B. Analisis Data 1. Deskripsi Responden ... 29
2. Statistik Deskriptif ... 31
a. Uji Validitas ... 32
b. Uji Reliabilitas ... 36
4. Uji Asumsi Klasik ... 38
a. Uji Normalitas ... 38
b. Uji Multikolinearitas ... 41
c. Uji Heteroskedastisitas ... 42
5. Uji Hipotesis ... 44
a. Koefisies Determinasi (R2) ... 45
b. Analisis Regresi ... 46
c. Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 49
d. Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Keterbatasan Penelitian ... 58
C. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ...11
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...18
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ...25
Tabel 4.1 Deskripsi Responden ... ...29
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ...31
Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Kinerja SIA (Y) ...33
Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1)...34
Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3) ...34
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Formalisasi Sistem (X4) ...35
Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Keberadaan Dewan Pengarah (X5) ...35
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja SIA (Y) . ...36
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1) ...36
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3) ...37
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variabel Formalisasi Sistem (X4) ...37
Tabel 4.12 Uji Kolmogorov-Smirnov...40
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ...41
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas Koefisien Korelasi ...42
Tabel 4.15 Uji Glejser ...44
Tabel 4.16 Koefisien Determinasi (R2) ...45
Tabel 4.18 t-test ...50
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 13
Halaman
Gambar 4.1 Histogram ... 39
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot ... 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Kuesioner ... 62
Halaman
Lampiran 2 Data Penelitian... 68
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah PT.TASPEN Persero Cabang Medan dan yang menjadi sampel penelitian ini adalah para karyawan di perusahaan tersebut. Metode sensus digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada karyawan perusahaan dalam waktu kurang dari dua minggu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja SIA, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah. Penelitian ini menggunakan uji kualitas data untuk menilai pertanyaan dalam kuesioner dan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu keterlibatan pengguna, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keterlibatan pengguna, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA.
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence factors affecting the performance of Accounting Information Systems (AIS) in government corporation.
The design of this research is associative causal research. The population in this study is PT. TASPEN Persero Cabang Medan and the sample are employees in that corporation. This research using census method. The type of data in this study is primary data obtained from questionnaires. The data collected with the questionnaires. The dependent variable used is the AIS performance, while the independent variables used are user involvement, capability of Information Systems (IS) personnel, top management support, formalization of system development and steering committee. This study used test goodness of data to evaluate the questions in the questionnaire and multiple linear regression analysis for statistical analysis and regression models were tested first in the classical assumption test.
The results showed that partially, each independent variable investigated; user involvement, top management support, formalization of system development and steering committee have a significant effect on AIS peformance. The simultaneous tests showed that user involvement, capability of IS personnel, top management support, formalization of system development and steering committee have also significant effect on profitability.
Key word : user involvement, capability of IS personnel, capability of IS
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang dan manufaktur, serta
perusahaan pemerintah (BUMN) maupun perusahaan swasta, memerlukan Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) untuk menjalankan usahanya terutama pada era
globalisasi seperti sekarang ini, dimana teknologi sangat berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Sistem informasi akuntansi dapat menambah nilai bagi suatu
perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu.
Perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu meningkatkan sistem
informasi akuntansi. PT.TASPEN (Persero), sebagai salah satu perusahaan milik
negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang asuransi untuk pegawai negeri juga
memilki sistem informasi. Beberapa contoh sistem yang dipakai di perusahaan
tersebut seperti: JAD (Joint Application Development), yang dipakai untuk
mengoperasionalkan klim pegawai negeri dan pensiunan yang telah dipakai sejak
tahun 2007, SAP (System Application Programme) yang digunakan untuk
membantu proses akuntansi perusahaan dan telah dipakai selama lima tahun, dan
DMS (Document Management System) yang merupakan sistem yang dibangun
dalam membantu kinerja karyawan sehari-hari yang dipakai sejak tahun 2007.
Sistem informasi akuntansi dapat dinilai kinerjanya, agar tidak membawa
kegagalan dalam perusahaan. Kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat
informasi akuntansi itu sendiri. Beberapa peneliti seperti Soegiharto (2001),
Jong-Min (1996), dan Komara (2005) telah menggunakan kepuasan pemakai
sistem informasi dan penggunaan dari sistem informasi itu sendiri sebagai tolok
ukur keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi. Ada beberapa faktor yang
berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, faktor tersebut antara lain
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil
sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai,
keberadaan dewan pengarah, serta lokasi departemen sistem informasi.
Hasil penelitian Soegiharto (2001), dengan responden perusahaan di
Australia, menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan
sistem menunjukkan pengaruh negatif terhadap kepuasan pemakai dan pengaruh
positif signifikan terhadap penggunaan sistem itu sendiri. Variabel lain seperti
kemampuan teknik personil sistem informasi, dukungan manajemen puncak, dan
formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi berpengaruh negatif
terhadap kinerja sistem informasi, baik itu dengan variabel kepuasaan pemakai
maupun penggunaan sistem informasi, sedangkan untuk variabel keberadan
dewan pengarah, perusahaan yang tidak memiliki dewan pengarah lebih baik
kinerjanya daripada perusahaan yang memiliki dewan pengarah.
Hasil penelitian Soegiharto (2001) bertentangan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Jong-Min (1996), dimana hasil dari penelitian
Jong-Min menunjukkan bahwa semua faktor yang diuji dalam mempengaruhi
sistem, kemampuan teknik personil sistem, dukungan manajemen puncak, dan
formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja sistem informasi itu sendiri dan untuk variabel keberadaan dewan
pengarah, hasil penelitian menunjukkan penggunaan sistem lebih tinggi pada
organisasi yang tidak memiliki dewan pengarah.
Hasil penelitian oleh Soegiharto dan Jong-Min, sebagian didukung oleh
hasil penelitian Komara, tetapi ada juga beberapa hasil penelitian tersebut yang
masih berlawanan. Hasil penelitian Komara (2005) menunjukkan terdapat
pengaruh positif signifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan
sistem informasi akuntansi dan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi yang dalam hal ini diwakilkan oleh kepuasan pemakai
dan penggunaan sistem informasi akuntansi. Faktor lain seperti formalisasi
pengembangan sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel
kepuasan pemakai, dan berpengaruh negatif terhadap penggunaan sistem
informasi. Lain halnya dengan variabel kemampuan teknik personil sistem
informasi yang berpengaruh negatif terhadap variabel kepuasan pemakai dan
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel penggunaan sistem informasi,
sedangkan variabel keberadaan dewan pengarah memberikan hasil bahwa ada atau
tidaknya keberadaan dewan pengarah memberikan kepuasan pengguna yang
sama.
Penelitian tentang kinerja sistem informasi akuntansi telah banyak
dilakukan oleh para peneliti. Walaupun demikian, hasil penelitian antara peneliti
ada juga hasil penelitian yang saling mendukung. Maka dari itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai kinerja sistem informasi akuntansi di
perusahaan negara (BUMN) seperti PT.Taspen Persero Cabang Medan.
Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari sisi
perusahaan yang dijadikan objek penelitian, dimana objek penelitian sebelumnya
adalah perusahaan manufaktur dan sejenisnya dan lebih dari lima puluh
perusahaan. Sedangkan penulis akan meneliti di satu perusahaan dengan
mengambil data dari para individu yang ada diperusahaan. Alasan peneliti
mengambil perusahaan ini sebagai sampel adalah apakah kinerja sistem informasi
akuntansi yang sebelumnya diteliti untuk perusahaan swasta, juga dapat
digunakan untuk meneliti perusahaan negara yang memiliki sistem yang
universal. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi
pada PT. Taspen Persero Cabang Medan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: apakah faktor keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil sistem informasi,
dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi dan
keberadaan dewan pengarah berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor keterlibatan
pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil sistem
informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem
informasi dan keberadaan dewan pengarah berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Taspen Persero
Cabang Medan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak, seperti:
a. Peneliti
Penelitian ini sebagai bahan masukan apabila suatu saat penulis
diminta pendapat tentang faktor yang mempengaruhi kinerja sistem
informasi.
b. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis
lebih lanjut.
c. Perusahaan
Penelitian ini sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan
mengenai faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi,
sehingga perusahaan dapat memanfaatkan dengan baik sistem informasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Banyak ahli yang mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi
akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Bodnar dan Hopwood (2000:3),
“sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi”.
Hall (2001:10), “sistem informasi akuntansi adalah sistem yang terdiri
dari tiga sub sistem, yaitu transaction processing system, general
ledger/financial reporting system, management reporting system”
Defenisi-defenisi tersebut menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah kumpulan beberapa sub sistem yang sama-sama bekerja untuk
melakukan dan memproses data ekonomi menjadi informasi akuntansi yang
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi.
2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Keen (1980) mengemukakan penelitian tentang sistem informasi
akuntansi ditujukan untuk mempelajari desain dan dampak dari teknologi
informasi yang efektif dalam masyarakat dan organisasi, dan memerlukan
pengukuran kinerja untuk melihat efektivitas sistem informasi. Kinerja sistem
secara langsung. Beberapa peneliti lebih memilih untuk mengukur kinerja
sistem informasi secara tidak langsung, dengan menggunakan variabel
kepuasan pengguna dan penggunaan sistem sebagai tolok ukur untuk
mengukur keberhasilan kinerja sistem informasi. Berdasarkan hal tersebut,
kinerja sistem informasi akuntansi akan menunjukkan keberhasilan yang
diukur dengan menggunakan variabel kepuasan pengguna dan penggunaan
sistem informasi.
Kepuasan pengguna mengungkapkan kesesuaian antara harapan
seseorang dengan hasil yang didapatnya karena ia berpartisipasi dalam
pengembangan sistem informasi. Oleh karena itu penting sekali untuk
memperhatikan output seperti apa yang diperlukan oleh pengguna untuk
meminimalisasi kesalahan dalam mencapai keberhasilan suatu sistem informasi
akuntansi. Goodhue (1988) dalam Jong-Min (1996) membedakan kepuasan
pengguna dalam dua bentuk, yaitu : a) kepuasan sistem informasi yang
diperoleh dari correspondence antara manfaat intrinsik dan kebutuhan
pemakai, serta b) kepuasan sistem informasi yang dihasilkan dari
correspondence persyaratan pekerjaan dan fungsionalitas sistem.
Penggunaan sistem informasi merupakan variabel pengganti kinerja
sistem informasi akuntansi yang dipilih karena menyatakan ukuran
keberhasilan yang berbeda, dan sudah dipakai oleh beberapa peneliti
sebelumnya.
3. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kinerja SIA
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi:
a. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem. Ives dan
Olson (1984) mendefinisikan keterlibatan pemakai sebagai partisipasi
dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau dari
kelompok pengguna target. Dalam Soegiharto (2001), diungkapkan
bahwa keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem diprediksi
akan mengembangkan/memperbaiki kualitas sistem dengan: 1)
memberikan sebuah penelitian yang lebih akurat dan lengkap terhadap
syarat informasi pengguna (McFarlan dan McKenney 1983; Robey
1979), 2) memberikan keahlian tentang organisasi dimana sistem tersebut
didukung, keahlian yang biasanya tidak terdapat dalam kelompok sistem
informasi (Lucas 1978; Robey 1979), 3) menghindari pengembangan
yang tidak dapat diterima atau tidak penting (Robey 1979), 4)
meningkatkan pemahaman pemakai akan sistem yang ada (Lucas 1978).
b. Kemampuan teknik personil dalam sistem informasi. Kemampuan teknik
personil sistem informasi diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu
kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. Kemampuan spesialis
meliputi teknik-teknik desain sistem yang berhubungan dengan suatu
sistem tertentu, komputer dan model. Sedangkan kemampuan generalis
berhubungan dengan organisasi, manusia dan masyarakat (Benbasat et al,
c. Dukungan manajemen puncak. Cerullo (1980) dalam Jong-Min (1996)
mengungkapkan dukungan manajemen puncak meliputi penyusunan
sasaran atau penilaian tujuan, pengevaluasian usulan proyek
pengembangan sistem informasi, pendefenisian informasi dan
pemrosesan yang dibutuhkan, dan pemantauan program dan rencana
pengembangan sistem informasi. Lucas (1981) dalam Soegiharto (2001)
mengatakan bahwa dukungan manajemen puncak kepada sistem
informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting
dalam menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dan
keberhasilan semua kegiatan yang berhubungan dengan sistem informasi.
d. Formalisasi pengembangan sistem informasi. Komara (2005)
menyimpulkan bahwa formalisasi menunjukkan adanya kejelasan
peraturan dan prosedur yang didokumentasikan dan dilaporkan dan
merupakan mekanisme organisasi yang berguna untuk memastikan
keseragaman dalam proses bisnis. Lebih lanjut Komara (2005)
mengungkapkan tingkat formalisasi akan rendah jika anggota organisasi
mampu melakukan penilaian dan pengawasan terhadap diri sendiri
dengan baik, dan jika anggota organisasi dipandang tidak mampu
membuat keputusan untuk diri mereka sendiri dan memerlukan banyak
aturan sebagai pedoman bagi perilaku mereka, maka formalisasi akan
menjadi sangat tinggi.
e. Keberadaan dewan pengarah. Jong-Min (1996) mengemukakan
petunjuk aktivitas, 2) mendistribusikan sumber daya, 3) menyusun
struktur departemen, 4) menyusun staf personil sistem informasi, 5)
memberikan nasehat dan audit terhadapaktivitas sistem informasi.
f. Ukuran organisasi. Ein-Dor dan Segev (1978) mengungkapkana bahwa
ukuran organisasi memiliki tingkat kepentingan khusus, karena variabel
ukuran organisasi tidak dapat dikontrol, tapi memiliki pengaruh yang
besar terhadap: 1) syarat-syarat yang diperlukan untuk mengintegrasikan
unit-unit profesional yang berbeda dalam suatu organisasi; 2) tingkat
formalisasi sistem organisasi; 3) ketersediaan sumber daya dan tenggang
waktu untuk merencanakan dan mengimplementasikan program berbasis
komputer.
g. Pelatihan dan pendidikan pengguna. Brady (1967) dan Dickson, et al
(1980) dalam Soegiharto (2001) mengungkapkan bahwa pendidikan dan
pelatihan yang berhubungan dengan sistem informasi mempengaruhi
penerimaan dan penggunaan teknologi sistem informasi di seluruh
organisasi.
h. Lokasi departemen sistem informasi. Gibson dan Nolan (1974) dalam
Soegiharto (2001) mengemukakan bahwa pada awalnya unit EDP
(Electronic Data Processing) diletakkan diletakkan bersama dengan
departemen yang sering menggunakan EDP. Tetapi lokasi peletakan EDP
B.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti, tahun, dan judul
penelitian
Variabel penelitian Hasil penelitian
1 Jong-Min
Variabel independen adalah dukungan
manajemen puncak, kemampuan teknik personil sistem informasi,
keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, formalisasi pengembangan sistem, ukuran organisasi,
keberadaan dewan pengarah dan tingkat perubahan sistem informasi. Variabel dependen adalah pemakaian sistem dan
kepuasan pemakai.
Seluruh variabel yang diteliti berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen yang dalam hal ini adalah variabel kepuasan pengguna dan penggunaan sistem informasi dan untuk variabel keberadaan dewan pengarah, perusahaan yang tidak memiliki dewan pengarah lebih baik kinerjanya.
2 Soegiharto adalah keterlibatan
pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personil sistem informasi,
ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah, lokasi departem
sistem informasi akuntansi. Variabel dependen adalah pemakaian sistem dan
kepuasan pemakai.
3 Komara (2005), adalah keterlibatan
pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personil sistem informasi,
ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah, lokasi departem
sistem informasi akuntansi. Variabel dependen adalah pemakaian sistem dan
kepuasan pemakai.
Variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem dan variabel dukungan manajemen puncak berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kepuasan pengguna dan penggunaan sistem. Variabel ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem informasi juga menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap variabel kepuasan pengguna, dan variabel kemampuan teknik personal menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap variabel penggunaan sistem.
Sumber : Peneliti, 2011
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi
akuntansi, dan variabel independen untuk penelitian ini adalah keterlibatan
pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personil sistem,
dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi,
serta keberadaan dewan pengarah.
Penggunaan seluruh variabel independen dalam penelitian ini dapat
meningkatkan kinerja sistem informasi, dimana semakin pemakai terlibat
dalam pengembangan sistem, semakin tinggi kemampuan teknik personil
yang dimiliki pemakai, semakin baik dukungan manajemen, semakin sistem Keterlibatan pemakai
dalam pengembangan (X1)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
(Y) Kemampuan teknik personil
sistem informasi(X2)
Dukungan manajemen puncak (X3)
Formalisasi pengembangan sistem informasi (X4)
Keberadaan dewan pengarah (X5)
terformalisasi serta ada keberadaan dewan pengarah dalam perusahaan, akan
dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi pada perusahaan.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Kuncoro (2003:47) merupakan penjelasan sementara
tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan
terjadi. Dari kerangka konseptual dan uraian teoretis tersebut, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
Ha : keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik
personil sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi dan keberadaan dewan pengarah
sistem informasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Taspen Persero Cabang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel
dengan variabel yang lainnya sehingga terdapat hubungan sebab akibat (Umar,
2003 : 30).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006 : 55). Populasi
dalam penelitian ini diambil dari struktur organisasi yang terdapat di perusahaan,
yaitu seluruh karyawan/staff yang menggunakan sistem informasi akuntansi,
sekitar 71 orang, dengan rincian sebagai berikut:
1. Bidang pelayanan 33 orang
2. Bidang personalia dan umum 15 orang
3. Bidang keuangan 14 orang
4. Bidang sistem informasi 3 orang
5. Fungsional pengendali 5 orang
Menurut Erlina (2008), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan ditentukan dengan
menggunakan teknik sensus, yaitu seluruh elemen populasi menjadi data
penelitian”, maka seluruh karyawan akan dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individu, karena
yang diamati adalah persepsi pemakai sistem.
C. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan terdiri dari:
1. Data primer merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara
langsung dari perusahaan atau data yang terjadi di lapangan penelitian
yang diperoleh melalui kuesioner. Data primer yang dikumpulkan oleh
penulis merupakan jawaban dari kuesioner yang diisi oleh karyawan
yang menjadi sampel penelitian.
2. Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung, yaitu sejarah singkat perusahaan,
struktur organisasi, catatan, ataupun laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang dipubikasikan dan tidak dipublikasikan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan
data primer, dimana kuesioner tersebut diadopsi dari penelitian Soegiharto (2001),
penelitian ini, dan juga dengan teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data
sekunder, berupa sejarah organisasi dan struktur organisasi.
Teknik pengumpulan data primer dengan kuesioner dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Kuesioner diantar langsung oleh peneliti ke PT.TASPEN Persero Cabang
Medan, dan penyebaran kuesioner di perusahaan tersebut dibantu oleh
bagian umum dan personalia.
2. Karyawan diperusahaan tersebut diberikan waktu satu minggu untuk
mengisi dan mempelajari kuesioner penelitian.
3. Peneliti menunggu selama satu minggu dan 70 responden tersebut
mengembalikan kuesioner kepada peneliti. Tetapi dari 70 kuesioner yang
kembali ada 15 kuesioner yang tidak lengkap pengisiannya, sehingga
peneliti tidak memasukkan hasil kuesioner tersebut untuk diteliti lebih
lanjut. Maka kuesioner yang dijadikan sampel adalah 55 kuesioner.
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam
elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioperasionalisasikan dalam riset. (Jogiyanto, 2004 : 62).
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang dapat memberi pengaruh
kepada variabel terikat (Erlina dan Mulyani, 2007 : 33). Variabel independen
kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak,
formalisasi pengembangan sistem informasi dan keberadaan dewan pengarah
sistem informasi.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang tidak bebas dalam suatu
hubungan penelitian, sehingga variabel ini selalu dipengaruhi oleh variabel
bebas. Hal ini menyebabkan variabel terikat adalah konsekuensi dari variabel
bebas (Erlina dan Mulyani, 2007 : 33). Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi.
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Variabel Independen sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok target.
Tingkat partisipasi dan pengaruh dalam pengembangan komputer dan tingkat
minat, dukungan, dan pengetahuan tentang
pengembangan sistem
Format dokumentasi yang distandarisasi, teknik dan waktu pencatatan.
Keberadaan dewan pengarah (X5)
Komite yang membantu dan mengarahkan dan penggunaan sistem informasi yang efektif dan efisien serta ekonomis
Kepuasan pemakai, penggunaan sistem informasi
Interval
Sumber : Peneliti, 2011
F. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 18.0.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik. Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel yang diteliti
terhadap profitabilitas, maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda dengan terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik.
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk memastikan apakah semua data yang
terkumpul telah mengukur dengan tepat dan dapat menjawab research
question (Efferin et al, 2008 : 118) . Untuk menentukan valid tidaknya suatu
item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi product
moment Pearson (rhitung) dengan rtabel pada level signifikansi 0,05 nilai
kritisnya. Sehingga apabila angka korelasi berada di atas nilai kritis atau
angka probabilitasnya berada di bawah atau sama dengan (P<0,05 ; P=0,05),
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Efferin et al (2008 : 118) bertujuan untuk
memastikan apakah data yang ada telah terukur dengan tepat dan tidak
mengandung kesalahan material dari data yang diukur, proses pengukuran,
maupun ukuran yang dipergunakan itu sendiri. Menurut Kuncoro (2003 :
154) reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skala
pengukuran. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang
digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Suatu
instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Ghozali (2006 : 110) mengatakan uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik hendaknya memiliki
distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik.
Normalitas data dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran
data melalui sebuah grafik. Data yang menyebar di sekitar dan mengikuti
arah garis diagonal menandakan bahwa data berdistribusi normal dan
memenuhi asumsi normalitas. Uji statistik juga dapat digunakan untuk
statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data residual berdistribusi normal.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual
tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai korelasi antar variabel independen. Menurut Umar (2003 : 132)
“multikolinearitas adalah ada tidaknya korelasi yang sempurna tetapi relatif
tinggi pada variabel-variabel bebasnya”. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali, 2006
: 91). Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas, dapat dilakukan
dengan cara:
1) Nilai R2 pada estimasi model regresi,
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen,
3) Menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.
Multikolinearitas terjadi jika VIF lebih dari 5 dan nilai tolerance
lebih kecil dari 0,1.
Pengujian multikolinearitas data dalam penelitian ini menggunakan
variance inflation factor dan nilai tolerance. Model regresi linier berganda
harus terbebas dari gejala multikolinearitas agar dapat digunakan dalam
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas, demikian jika sebaliknya. Model regresi yang
baik tidak terjadi gejala heterokedastisitas (Erlina, 2007 : 108).
Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
Grafik Plot, deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan
terlihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –
Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006 : 105).
3. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menentukan besarnya variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel
independennya, dengan kisaran nilai antara 0 dan 1 (Ghozali, 2006 : 83).
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
b. Uji Regresi Linier Berganda
Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menganalisis
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi
yang digunakan, yaitu:
Dimana:
Y = skors dimensi variabel kinerja sistem informasi akuntansi
a = konstanta
X1 = skors dimensi variabel keterlibatan pengguna dalam
proses pengembangan sistem
X2 = skors dimensi variabel kemampuan teknik personal
sistem informasi
X3 = skors dimensi variabel dukungan manajemen puncak
X4 = skors dimensi variabel formalisasi pengembangan sistem
informasi
X5 = skors dimensi variabel keberadaan dewan pengarah ε = variabel penganggu
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4, X5
c. Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
Ha : bi≠ 0 : ada pengaruh
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah:
1) Ha diterima apabila – ttabel > thitung > ttabel pada α = 5% dan nilai
probabilitas < level of significant sebesar 0,05.
2) Ha ditolak apabila – ttabel < thitung < ttabel pada α = 5% dan nilai
probabilitas > level of significant sebesar 0,05.
d. Uji Signifikansi Simultan (F-test)
Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai
pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006 :
84). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
Ha : b0 = b1 = b2 ≠ 0 :semua variabel independen berpengaruh secara
bersama.
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis
adalah :
1). Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas
< level of significant sebesar 0,05,
G. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan November 2010, di PT.TASPEN Persero
Cabang Medan, yang beralamat di Jalan H. Adam Malik No. 64, Medan –
Sumatera Utara. Jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Tahapan penelitian Nov
2010
Perbaikan proposal dan bimbingan proposal
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Sejarah Singkat PT.TASPEN (Persero)
TASPEN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi
tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program
Dana Pensiun dan Tabungan Mengelola Hari Tua (THT). Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor: 15 tahun 1963 dengan nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan
Asuransi Pegawai Negeri yang disingkat dengan PN TASPEN.
Pendirian PN TASPEN dilatarbelakangi keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi
Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil
konferensi tersebut dituangkan kedalam Keputusan Menteri Pertama RI
Nomor: 388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain menetapkan
perlunya pembentukan jaminan sosial bagi pegawai negeri dan keluarganya
pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada negara.
Tahun 1970, PN TASPEN mendapat peningkatan status menjadi
Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan Surat keputusan Menteri Keuangan
RI Nomor: Kep.749/MK/IV/11/1970 sehingga menjadi PERUM TASPEN.
Pada tahun 1981, PERUM TASPEN mendapat peningkatan status menjadi
1981 dengan nama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan
Asuransi Pegawai Negeri, disingkat PT TASPEN.
Sejak awal berdirinya, TASPEN mengelola Program Tabungan Hari Tua
bagi Pegawai Negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat tugas untuk
mengelola Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan demikian
TASPEN telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai dengan
PP 25 tahun 1981 yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana
Pensiun dan THT. Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang pesertanya
bersifat wajib (compulsory) bagi PNS, saat ini TASPEN juga mengelola
Program THT untuk pegawai BUMN/BUMD yang pesertanya bersifat
sukarela (voluntary). Sebagai upaya untuk memudahkan peserta TASPEN yang
tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987
TASPEN membuka kantor cabang di semua propinsi dan beberapa
kabupaten/kota yang saat ini seluruhnya berjumlah 42 kantor cabang.
Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan semula adalah
Kantor Perwakilan yang mulai beroperasi pada tahun 1984 di jalan Iskandar
Muda, dengan adanya pelimpahan pembayaran pensiun dari Direktorat
Jenderal Anggaran kepada PT TASPEN (PERSERO) terhitung mulai tanggal 1
Januari 1988. Pembukaan Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO)
Medan cukup strategis, mengingat kondisi geografis Sumatera Utara
khususnya kabupaten Nias yang mempunyai kendala dalam hal transportasi
demikian pula dengan kabupaten lainnya walaupun dapat ditempuh melalui
sehingga dengan adanya Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO)
Medan diharapkan dapat mempersingkat waktu dan mempermudah pengajuan
permohonan klim serta dapat meningkatkan pelayanan kepada para pegawai
Negeri Sipil di Wilayah Sumatera Utara.
2. Gambaran Singkat tentang Sistem di PT.TASPEN Persero Cabang Medan
Sistem yang dipakai oleh PT.TASPEN Persero Cabang Medan,
merupakan sistem yang bersifat universal dan dipakai di seluruh cabang
PT.TASPEN diseluruh Indonesia. Sistem yang dipakai oleh PT.TASPEN
Persero Cabang Medan, adalah:
a. DMS (Document Management Systems)
Sistem ini merupakan sistem internal yang dipakai perusahaan
untuk menunjang komunikasi diantara para karyawan dan pejabat di
perusahaan. Sistem ini digunakan untuk mengirim e-mail, surat nota
dinas antar kantor cabang, atau dari kantor pusat ke kantor cabang.
b. JAD (Joint Application Development)
JAD merupakan sistem yang dipakai untuk membantu proses
penghitungan klim pensiun, dan berisi tentang data-data para pelanggan
c. ERP (Enterprise Resource Plan)
Perusahaan ini memakai SAP (System Application Programme)
yang berguna untuk membantu kinerja perusahaan dalam membuat
laporan keuangan dan membantu perusahaan dengan cepat untuk
mengambil keputusan yang sesuai.
B. Analisis Data
1. Deskripsi Responden
Pengumpulan data oleh peneliti dilakukan dalam satu tahap, karena
semua jawaban didapat dalam waktu kurang dari dua minggu. Data yang
terkumpul sebanyak 55 kuesioner. Responden yang menjadi sampel penelitian
dapat dilihat dalam tabel 4.1 di halaman selanjutnya:
Tabel 4.1 Deskripsi Responden
Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2011
No. Deskripsi Karakteristik Responden Jumlah Persentase a. Jenis Kelamin
d. Lama Penggunaan Sistem
a. < 1 tahun 0 0%
b. 1-3 tahun 23 42%
c. 3-5 tahun 32 58%
d. 5-7 tahun 0 0%
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan tabel diatas adalah sebagai
berikut:
a. Berdasarkan jenis kelamin, pegawai/karyawan pria lebih banyak
dibandingkan dengan karyawan wanita, dimana jumlah karyawan pria
sebanyak 38 orang atau sekitar 69% dan karyawan wanita sebanyak 17
orang atau sekitar 31%.
b. Berdasarkan umur karyawan, karyawan yang berusia dibawah umur 25
tahun sebanyak 4 orang atau sekitar 7%, sedangkan karyawan yang
berumur antara 25 sampai 35 tahun sebanyak 13 orang atau sekitar 24%,
dan untuk karyawan yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 38
orang, atau sekitar 69%.
c. Berdasarkan lama karyawan bekerja, karyawan yang bekerja dibawah 10
tahun sebanyak 7 orang, atau sekitar 13%. Untuk karyawan yang lama
bekerjanya diantara 10 sampai 25 tahun sebanyak 29 orang, atau sekitar
53%, dan untuk karyawan yang telah bekerja selama lebih dari 25 tahun
sebanyak 19 orang, atau sekitar 34%.
d. Berdasarkan lama penggunaan sistem di perusahaan, ada sebanyak 23
orang atau sekitar 42% karyawan yang menggunakan sistem di
perusahaan selama 1 sampai 3 tahun, sedangkan sisa karyawan sebanyak
32 orang atau sekitar 58% menggunakan sistem di perusahaan selama 3
2. Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 menyajikan deskripsi jawaban kuesioner dari 55 responden
yang dimintai pendapatnya tentang sistem yang dipakai di perusahaan.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kinerja SIA 55 57 91 77.85 8.409
Keterlibatan pemakai 55 8 14 10.27 1.672
Kemampuan teknik personil 55 1 2 1.24 .429
Dukungan manajemen puncak 55 20 35 30.56 3.282
Formalisasi sistem 55 20 35 27.56 3.775
Keberadaan dewan pengarah 55 4 7 5.53 .766
Sumber : Hasil pengolahan data, 2011
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dideskripsikan hal-hal berikut:
a. Untuk variabel kinerja SIA (Y) sebagai variabel dependen, didapat nilai
minimum kumulatif sebesar 57 dan nilai maksimum kumulatif sebesar 91
dari total tiga belas pertanyaan, dengan mean 77,85 dan standar deviasi
8,409.
b. Untuk variabel keterlibatan pemakai (X1) sebagai variabel independen,
didapat nilai minimum kumulatif sebesar 8 dan nilai maksimum
kumulatif sebesar 14 dari total dua pertanyaan, dengan mean 10,27 dan
standar deviasi 1,672.
c. Untuk variabel kemampuan teknik personil (X2) sebagai variabel
independen, didapat nilai minimum kumulatif sebesar 1 dan nilai
maksimum kumulatif sebesar 2, dengan mean 1,24 dan standar deviasi
d. Untuk variabel dukungan manajemen puncak (X3) sebagai variabel
independen, didapat nilai minimum kumulatif sebesar 20 dan nilai
maksimum kumulatif sebesar 35 dari total lima pertanyaan, dengan mean
30,56 dan standar deviasi 3,282.
e. Untuk variabel formalisasi sistem (X4) sebagai variabel independen,
didapat nilai minimum kumulatif sebesar 20 dan nilai maksimum
kumulatif sebesar 35 dari total lima pertanyaan, dengan mean 27,56 dan
standar deviasi 3,775.
f. Untuk variabel keberadaan dewan pengarah (X5) sebagai variabel
independen, didapat nilai minimum kumulatif sebesar 4 dan nilai
maksimum kumulatif sebesar 7 dari total dua pertanyaan, dengan mean
5,53 dan standar deviasi 0,766.
3. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk memastikan apakah semua data yang
terkumpul telah mengukur dengan tepat dan dapat menjawab research
question (Efferin et al, 2008 : 118). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 18, dimana batas angka kritis (α) adalah 0,05
(5%). Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan antara rhitung
dan rtabel, dimana:
2. Ghozali (2007:45) mengungkapkan rtabel atau degree of freedom (df) =
n-k, dimana n = jumlah sampel, dan k = jumlah variabel independen
dan dependen. Penelitian ini memiliki sampel sebanyak 55, variabel
independen sebanyak 5 dan variabel dependen 1, maka: k = 6, n = 55,
dan df = 55-6 = 49.
Tabel 4.3
Uji Validitas Variabel Kinerja SIA (Y)
Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation
(rhitung)
rtabel Keterangan
Kepuasan pengguna
Pertanyaan 1 0,793 0,2329 Valid
Pertanyaan 2 0,737 0,2329 Valid
Pertanyaan 3 0,787 0,2329 Valid
Pertanyaan 4 0,699 0,2329 Valid
Pertanyaan 5 0,733 0,2329 Valid
Pertanyaan 6 0,684 0,2329 Valid
Pertanyaan 7 0,827 0,2329 Valid
Pertanyaan 8 0,738 0,2329 Valid
Pertanyaan 9 0,703 0,2329 Valid
Pertanyaan 10 0,805 0,2329 Valid
Pertanyaan 11 0,677 0,2329 Valid
Penggunaan sistem
Pertanyaan 12 0,676 0,2329 Valid
Pertanyaan 13 0,763 0,2329 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa
butir pertanyaan yang mengukur variabel kinerja SIA dari butir pertanyaan
1 sampai butir pertanyaan 13 telah valid, karena dapat dilihat bahwa
koefisien validitas (rhitung), berkisar antara 0,676 sampai 0,827 lebih besar
Tabel 4.4
Uji Validitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1)
Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation
(rhitung)
rtabel Keterangan
Keterlibatan pemakai
Pertanyaan 14 0,661 0,2329 Valid
Pertanyaan 15 0,661 0,2329 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011
Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa
butir pertanyaan yang mengukur variabel keterlibatan pemakai dari butir
pertanyaan 14 dan butir pertanyaan 15 telah valid, karena dapat dilihat
bahwa koefisien validitas (rhitung) adalah 0,661 dan lebih besar dibanding
dengan rtabel yang bernilai 0,2329.
Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3)
Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung)
rtabel Keterangan
Dukungan manajemen puncak
Pertanyaan 22 0,543 0,2329 Valid
Pertanyaan 23 0,709 0,2329 Valid
Pertanyaan 24 0,632 0,2329 Valid
Pertanyaan 25 0,741 0,2329 Valid
Pertanyaan 26 0,689 0,2329 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa
butir pertanyaan yang mengukur variabel dukungan manajemen puncak dari
butir pertanyaan 22 sampai dengan butir pertanyaan 26 telah valid, karena
dapat dilihat bahwa koefisien validitas (rhitung) berkisar antara 0,543 sampai
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Formalisasi Sistem (X4)
Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung)
rtabel Keterangan
Formalisasi Sistem
Pertanyaan 27 0,605 0,2329 Valid
Pertanyaan 28 0,408 0,2329 Valid
Pertanyaan 29 0,681 0,2329 Valid
Pertanyaan 30 0,646 0,2329 Valid
Pertanyaan 31 0,664 0,2329 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa
butir pertanyaan yang mengukur variabel formalisasi sistem dari butir
pertanyaan 27 sampai dengan butir pertanyaan 31 telah valid, karena dapat
dilihat bahwa koefisien validitas (rhitung) berkisar antara 0,408 sampai
dengan 0,681 dan lebih besar dibanding dengan rtabel yang bernilai 0,2329. Tabel 4.7
Uji Validitas Variabel Keberadaan Dewan Pengarah (X5)
Butir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung)
rtabel Keterangan
Keberadaan dewan pengarah
Pertanyaan 21 0,318 0,2329 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Hasil pengolahan data dari uji validitas tersebut menunjukkan bahwa
butir pertanyaan yang mengukur variabel keberadaan dewan pengarah pada
butir pertanyaan 21 telah valid, karena dapat dilihat bahwa koefisien
validitas (rhitung) adalah 0,318 dan lebih besar dibanding dengan rtabel yang
b.Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Efferin et al (2008 : 118) bertujuan untuk
memastikan apakah data yang ada telah terukur dengan tepat dan tidak
mengandung kesalahan material dari data yang diukur, proses pengukuran,
maupun ukuran yang dipergunakan itu sendiri. Suatu instrumen dikatakan
reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6.
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas Variabel Kinerja SIA (Y)
Cronbach's
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Hasil pengujian reliabilitas terhadap jawaban kuesioner untuk variabel
kinerja SIA, menunjukkan bahwa angka Cronbach’s alpha sebesar 0,946
dan ini berarti lebih besar dari 0,6. Maka, butir pertanyaan yang mengukur
variabel kinerja SIA telah reliabel.
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Variabel Keterlibatan Pemakai (X1)
Hasil pengujian reliabilitas terhadap jawaban kuesioner untuk variabel
keterlibatan pemakai, menunjukkan bahwa angka Cronbach’s alpha sebesar
0,795 dan ini berarti lebih besar dari 0,6. Maka, butir pertanyaan yang
mengukur variabel keterlibatan pemakai telah reliabel.
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3)
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Hasil pengujian reliabilitas terhadap jawaban kuesioner untuk variabel
dukungan manajemen puncak, menunjukkan bahwa angka Cronbach’s
alpha sebesar 0,850 dan ini berarti lebih besar dari 0,6. Maka, butir
pertanyaan yang mengukur variabel dukungan manajemen puncak telah
reliabel.
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas Variabel Formalisasi Sistem (X4)
Hasil pengujian reliabilitas terhadap jawaban kuesioner untuk variabel
formalisasi pengembangan sistem, menunjukkan bahwa angka Cronbach’s
alpha sebesar 0,807 dan ini berarti lebih besar dari 0,6. Maka, butir
pertanyaan yang variabel mengukur formalisasi pengembangan sistem telah
reliabel.
4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik tersiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
keteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Uji asumsi klasik digunakan untuk
memastikan bahwa model regresi didalam penelitian ini sudah baik. Pengujian
asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedstisitas. Sedangkan uji autokorelasi tidak
digunakan dalam penelitian ini, karena data didalam penelitian ini merupakan
data primer dan tidak bersifat time-series.
a. Uji Normalitas
Ghozali (2006 : 110) mengatakan uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Ada beberapa pendekatan untuk melakukan uji
normalitas, Situmorang et al (2010) menyampaikan bahwa beberapa
pendekatan untuk melakukan uji normalitas yaitu: pendekatan histogram,
pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Untuk pendekatan
Gambar 4.1 Histogram
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Pada grafik histogram di atas, terlihat bahwa variabel berdistribusi
normal, hal tersebut ditunjukkan oleh kurva yang berbentuk lonceng (bell
shaped) yang tidak memiliki kecondongan ke sisi kiri ataupun ke sisi kanan.
Selain pendekatan histogram, uji normalitas dapat dilihat dengan
menggunakan pendekatan grafik yang digambarkan dalam grafik P-P Plot
seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Berdasarkan grafik P-P Plot di atas, terlihat bahwa plot data
berbentuk linier dan berada disekitar garis diagonal, maka data dalam
penelitian ini dikatakan berdistribusi normal. Untuk melengkapi uji
normalitas, dipakai uji normalitas dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov,
yang menilai kenormalan data dengan menguji data residual. Peneliti
membandingkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) dengan nilai signifikansi yaitu
0,05. Data dikatakan lolos uji normalitas, jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
lebih besar dari 0,05.
Tabel 4.12
Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardiz ed Residual
N 55
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.37347540 Most Extreme
Differences
Absolute .104
Positive .072
Negative -.104
Kolmogorov-Smirnov Z .769
Asymp. Sig. (2-tailed) .595
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Pada tabel Kolmogorov-Smirnov di atas, terlihat bahwa nilai
Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0.595 yang berarti lebih besar daripada 0.05
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai korelasi antar variabel independen. Untuk menilai apakah suatu
model regresi terkena gejala multikolinearitas, dapat dilakukan tiga
pendekatan, yang pertama dengan melihat nilai tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor). Pada tabel 4.13 dapat dilihat gejala
multikolinearitas, pada kolom collinearity statistics, dimana jika nilai
tolerance < 0,1 dan VIF > 5 maka model variabel yang digunakan diduga
memiliki persoalan multikoinearitas.
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
a. Dependent Variable: Kinerja_SIA
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa nilai Tolerance untuk setiap
variabel independen lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF dari setiap variabel
independen lebih kecil dari 5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi. Selain melihat nilai tolerance dan VIF, uji multikolinearitas dapat
Tabel 4.14
Uji Multikolinearitas Koefisien Korelasi
Coefficient Correlationsa
Model Keberadaan Kemampuan Dukungan Keterlibatan Formalisasi
1 Correlations Keberadaan 1.000 .091 .050 -.161 -.195
Kemampuan .091 1.000 -.026 -.290 -.005
Dukungan .050 -.026 1.000 .086 -.626
Keterlibatan -.161 -.290 .086 1.000 -.385
Formalisasi -.195 -.005 -.626 -.385 1.000
Covariances Keberadaan .761 .123 .011 -.064 -.043
Kemampuan .123 2.391 -.010 -.205 -.002
Dukungan .011 -.010 .065 .010 -.040
Keterlibatan -.064 -.205 .010 .209 -.044
Formalisasi -.043 -.002 -.040 -.044 .063
a. Dependent Variable: Kinerja_SIA
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Pada tabel 4.14 diatas, dapat dilihat hasil korelasi antar variabel
independendibawah 0,9. Hal tersebut berarti tidak terjadi multikolinearitas
pada model regresi ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas, demikian jika sebaliknya. Dalam uji
heteroskedastisitas terdapat beberapa pendekatan, pendekatan yang sering
digunakan adalah pendekatan grafik, dengan meninjau grafik scatterplot,
Gambar 4.3
Scatterplot Sumber: Hasil pengolahan data 2011
Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen yaitu kinerja
SIA berdasarkan masukan variabel independen keterlibatan pemakai dalam
pengembangan sistem, kemampuan teknik personil, dukungan manajemen
puncak, formalisasi pengembangan sistem dan keberadaan dewan pengarah.
Untuk membenarkan uji heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik,
maka dalam penelitian ini disertakan uji hetersokedastisitas dengan
menggunakan uji glejser. Hasil dari uji Glejser dapat dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Uji Glejser Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Pada tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi untuk setiap
variabel independen lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada data yang digunakan.
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
suatumodel regresi,terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear berganda. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak, digunakan uji t (t-test) dan uji F (F-test). Hipotesis untuk
Ha : keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik
personil sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi dan keberadaan dewan pengarah sistem
informasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi pada PT. Taspen Persero Cabang Medan.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menentukan besarnya variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel
independennya, dengan kisaran nilai antara 0 dan 1 (Ghozali, 2006 : 83).
Semakin mendekati nilai nol, berarti model tidak baik atau variasi model
dalam menjelaskan informasi yang ada sangat terbatas.
Tabel 4.16
Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Keberadaan_Dewan_Pengarah, Kemampuan_Teknik_Personil,Dukungan_Manajemen_Puncak Keterlibatan_Pemakai,Formalisasi_Sistem
b. Dependent Variable: Kinerja_SIA Sumber: Hasil pengolahan data, 2011
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,854 atau 85,4%,
yang berarti hubungan antara variabel dependen yang dalam hal ini adalah
kinerja SIA dengan variabel independen yang terdiri dari keterlibatan