• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (Pkbl) Dalam Mengembangkan Usaha Kecil” (Studi Pada Mitra Binaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CD Sub Area Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (Pkbl) Dalam Mengembangkan Usaha Kecil” (Studi Pada Mitra Binaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CD Sub Area Medan)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Akib, Header dan Tarigan, Antonius. 2000. Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan:

Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya. Jurnal

Anggusti, Martono. 2010. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Bandung: Books Terrace & Library.

Arif, Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Mediatama.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan H.M, 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana: Jakarta.

Badrulzaman, Darus Mariam. 1991. Perjanjian Kredit Bank. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

Claude, Nazarudin. 1994. Intergrasi Ketahanan Sosial. Jakarta: Erlangga. Daniel, Moehar. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara

Desinda, Derry. 2003. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Program Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitasw Pharayangan. Bandung

Effendy, Onong Uchjana. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung:Informatika.

Gibson, et. al. 2006. Organisasi (Terjemahan), Edisi Ke Lima. Jakarta. Erlangga

Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang : UMM Pres

Handayaningrat, Soewarno, 1996, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta, PT. Toko Gunung Agung.

Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

(2)

Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility, Transformasi Konsep Sustainability

Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama.

Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Moleong, Lexy. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Moore, Frazier. 2005. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: PT Remaja .

Rosdakarya.

Maryono. 2010. Menakar Kebijakan RSBI: Analisis Kritis Studi Implementasi. Yogyakarta Notoatmodjo, Seokidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Richad M Steers. 1985. Organization Effectiveness. Jakarta: Erlangga.

Rizky Dewi Anggorowati, dkk. Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL) Pada PT. PLN (Persero) Area Semarang, Jurnal, Ilmu Hukul Fakultas

Universitas Diponegoro.

Sati, Irmulan. 2011. Kontribusi Strategis Public Relations dalam Organisasi. Public

Relations dan Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Aspikom.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT. LP3ES. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suryana, (2004). Evaluasi & Pengembangan Usaha. Jakarta: Direktorat.

Suryana, Siti Erna Latifi. 2009. “Implementasi Kebijakan tentang Pengujian Kendaraan

Bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang”. Tesis: Sekolah Pasca Sarjana, Universitas

Sumatera Utara.

Susanto, Astrid S. (1975). Pendapat Umum.Bandung:Bina Cipta.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Social Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada.

Suseno. 2005. Reposisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam Perekonomian Nasional. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

(3)

Winardi. 2006. Evaluasi Efektivitas dan Strategi Penyaluran Dana Program Kemitraan

BUMN Dengan Usaha Kecil di Perum Perhutani. Skripsi.

Sumber Undang-Undang

Undang-undang No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT) Pasal 74

Surat Keputusan Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil Dan Bina Lingkungan (PKBL)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Sumber Internet www.pkbl.go.id

https://harjasaputra.wordpress.com/tag/bumn/ pada tanggal 22 Januari 2015 Pukul 22.15 http://beritasore.com/2012/09/26/telkom-kucurkan-rp-228-miliar-kepada-ukm/ pada tanggal 22 Januari 2015 pukul 22.00 Wib.

http://harrisfadilah.wordpress.com/2012/04/17/pengembangan-usaha.htm pada tanggal 30 Januari 2015 pukul 15.43.

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/461/jbptunikompp-gdl-resminings-23003-10-unikom_h-i.pdf

http://elibrary.mb.ipb.ac.id/files/disk1/21/mbipb-12312421421421412-mangasaerb-1043-5-e30-05-m-n.pdf.

(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Tentang PT. Telkom, Tbk

3.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Telkom, Tbk

Perusahaan Telekomunikasi sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang menyelenggarakan adalah pihak swasta. Pada awalnya PERUMTEL bernama Post-en

Telegraaftdients yang didirikan pada tahun 1884 dengan Staasblad Nomor 52. Bahkan

sampai tahun 1905 tercatat 38 Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia, namum pada tahun 1906 diambil ahli oleh Pemerintah Hindia Belanda dan diubah menjadi Post, Telegraaf En

Telegfoondiest (PTT) berdasarkan Staasblad Nomor 395 atau dengan kata lain lebih dikenal

dengan nama PTT-Dienst. Pada tahun 1927 ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasarkan Staasblad Nomor 419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijivenment (IBW, Undang-Undang Perusahaan Negara).

Jawatan PTT-Dienst ini berlangsung sampai dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia tentang persyaratan suatu perusahaan Negara dan PTT-Dienst memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan tersebut dan tetap menjadi Perusahaan Negara (PN). Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961, tentang Pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekumunikasi disebutkan bahwa Perusahaan Negara sebagaimana dimaksud pada pasal 2 IBW dilebur ke dalam Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Posdan Telekomunikasi).

(5)

1965, maka berdirilah Perusahaan Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1965 tentang pendirian perusahaan Negara Telekomunikasi. Bentuk ini dikembangkan menjadi Perusahaan Umum (Perum) Telekomunikasi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1974, dalam Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan Perusahaan Umum Telekomunikasi untuk umum, baik hubungan Telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri. Tentang hubungan telekomunikasi luar negeri pada saat itu juga diselenggarakan PT. Indonesia Satellite Corporation (Indosat) yang masih berstatus perusahaan yang didirikan berdasarkan Peraturan Perundangan Negara Badian Delaware, Amerika Serikat.

Pada akhir tahun 1980 Pemerintahan Negara Republik Indonesia mengambil kebijakan untuk membeli seluruh saham PT. Indosat dengan modal asing ini dari American

Cable dan Radio Corporation, dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa Telekomunikasi

untuk umum, Pemerintah mengeluarkan peraturan Nomor 53 tahun 1980, PERUMTEL ditetapkan sebagai badan usaha yang berwewenang menyelenggarakan telekomunikasi untuk umum dalam Negeri dan Indosat ditetapkan sebagai bada usaha penyelenggaraan telekomunikasi untuk umum Internasional.

Memasuki Replita V (lima) Pemerintah merasakan perlunya percepatan pembangunan telekomunikasi, karena sabagai infrasctural diharapkan dapat memacu pembangunan sektor lainnya. Selain hal tersebut penyelenggaraan telekomunikasi membutuhkan manajemen yang lebih profesional, oleh sebab itu perlu menyesuaikan bentuk perusahaan.

(6)

Nomor 9 tahun 1989. Sejak saat itu berdirilah Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi atau Telkom.

Kronologi sejarah PT. Telkom dijelaskan sebagai berikut:

1. 1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda.

2. 1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone dienst/PTT).

3. 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.

4. 1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).

5. 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

6. 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomuniasi nasional maupun internasional.

7. 1980 PN Indonesia Satellite Coorporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.

8. 1989 Undang-undang Nomor 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi.

9. 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP Nomor 25 tahun 1991.

(7)

diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE), dan London Stock Exchange (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing) di Tokyo Stock Exchange,

11.1996 Kerja Sama Oprasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatera dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara (Paramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Benten dengan mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan dengan mitra PT Dayamitra Telekomuniasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia dengan mitra PT Bukaka Singtel.

12.1999 Undang-undang nomor 36 tahun 1999 tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi.

13.2001 KOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telkomuniasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dengan Indosat. Dengan transaksi ini, Telkom menguasai 72,72% saham Telkomsel. Telkom membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsilidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan Telkom.

(8)

3.1.2. Logo dan Makna PT. Telkom, Tbk

Gambar 3.1

Logo PT. Telkom Indonesia, Tbk

Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan simpel, simplikasi logo ini terdiri dari lingkaran biru yang ada di depan tangan berwarna kuning. Logo ini merupakan cerminan dari “brand value” baru yang selanjutnya disebut dengan “Life in Touch” dan diperkuat dengan tag line baru pengganti “committed 2U” yakni “the world is in your hand”.

Untuk lebih mengenal logo ini, ada baiknya kita memaknai arti dari simbol-simbol tersebut.

1. Expertise: makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan

dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication,

Infromation, Media and Edutainment)

2. Empoweing: makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan

pertumbuhan dan ekspansi ke luar.

3. Assured: makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan,

perhatian, seta kepercayaan dan hubungan yang erat.

4. Progressive: kombinasi tangga dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang

(9)

5. Heart: simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai

masa depan.

6. Expert Blue pada teks Telkom: melambangakan keahlian dan pengalaman yang

tinggi.

7. Vital Yellow pada telapak tangan: mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan

dinamis.

8. Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bahwa: mencerminkan inovasi dan

peluang yang tak terhingga untuk masa depan.

3.1.3. Kredo PT. Telkom, Tbk

Adapun kredo yang dimiliki oleh PT. Telkom “the world in your hand”. Sehingga

pelanggan dapat melakukan komunikasi tanpa harus terbatas oleh tempat, jarak, waktu, dan sarana yang digunakan, karena semua tersedia dalam genggaman kita (pelangan).

3.1.4. Visi dan Misi PT. Telkom, Tbk

3.1.4.1. Visi

Adapun Visi PT. Telkom Indonesia, Tbk adalah: Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutaiment dan Services (TIMES) di kawasan regional.

3.1.4.2. Misi

a. Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan haraga yang kompetitif.

b. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di di Indonesia.

(10)

Corporature Culture : The New Telkom Way

Basic Belief : Always The Best

Core Values : Solid, Speed, Smart

Key Behaviors : Imagine, Focus, Action

3.1.5. Struktur Organisasi

Telkom telah mencanangkan sebuah grand strategy menuju sustainable competitive

growth, dengan sasaran sebagai berikut:

1. Pertumbuhan organik yang akan dicapai denganpenguatan bisnis inti melalui fokus pada strategi segmentasi pelenggan yaitu layanan konsumer, layanan enterprise, dan layanan wholesale dan internasional, yang didukung oleh 10 juta sambungan dan POST dan 5 juta sambungan speedy.

2. Pertumbuhan inorganik yang akan dicapai melalui strategi relateddiversification berupa pengembangan bisnis baru, pengelolaan portofolio strategis, serta membangun sinergi antara kami dan etitas anak kami.

Melalui implementasi yang efektif dari strategi-strategi tersebut, dipandang perlu adanya beberapa hal sebagai berikut:

1. Direktur yang fokus menangani segmen layanan wholesale dan internasional. 2. Direktur yang fokus menangani pengembangan portofolio bisnis.

3. Mekanisme atau model parenting yang mampu membangun sinergi antara Entitas Anak dengan Induk Perusahaan maupun antar-Entitas Anak.

(11)

1. Mengalihkan tugas dan wewenang penanganan bisnis di segmen Wholesale dan internasional, dari semula di bawah direktur Enterprise& Wholesale (“EWS”) menjadi di bawah Direktur Compliance & Risk Management (“CRM”). Dengan demikian

Direktur EWS dapat lebih fokus pada pengembangan segmen bisnis enterprise.

2. Menambah tugas dan wewenang direktur CRM untuk menangani segmen bisnis wholesale dan internasional, selain tugas dan wewenangnya sebagai Direktur CRM. 3. Menyesuaikan tugas dan wewenang Direktur IT, Solution & Strategic Portfolio

(“ITSSO”) agar lebih fokus pada upaya inovasi dan pengembangan potofolio binis,

dengan mengahlikan sebagian aktivitas Direktorat ITSSP, khususnya yang terkait dengan pengelolaan dan pendayagunaan IT dan tarif, menjadi di bawah Direktorat Network & Solution (“NWS”).

4. Menambah tugas dan wewenang Direktur NWS untuk menangani pengelolaan dan pendayagunaan IT serta service opration & management, untuk mendukung upaya pengembangan bisnis yang sudah berjalan (established).

Selain itu, untuk membangun sinergi yang lebih efektif di lingkungan Telkom Group, kami membentuk struktur Dewan Eksekutif beranggotakan empat Direktur Utama dari Entitas Anak. Dewan Eksekutif menjalankan tugas advisory terkait dengan formulasi strategi, perencanaan, penetapan kebijakan serta pemantauan kinerja, untuk masing-masing lini bisnis yaitu binis seluler, bisnis internasional, bisnis IME dan bisnis menara telekomunikasi.

3.2. Gambaaran Umum Tentang Unit Telkom Community Development Center

(12)

a. Bahwa pembentukan organisasi pusat pengelolaan program kemitraan dan bina linkungan (Community Development Center) yang ditetapkan dengan keputusan Direksi Nomor KD.51/PS 150/COP-b0030000/2006 tanggal 13 September 2006, telah menjadi landasan dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara terpusat yang diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

b. Bahwa keputusan direksi tersebut masih diperlukan penyempurnaan agar organisasi Community Development Center(CDC) mampu secara efektif menjalankan peran dalam mewujudkan misi perusahaan sebagai good

coporate citizenship dengan cara yang memadai dan dapat dipertanggung

jawabkan sesuai dengan regulasi.

c. bahwa penyelaraan organisasi sebagaimana dimaksud pada butir b. Diatas perlu diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

a. Anggaran dasar perusahaan perseroan (persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang telah diumukan dalamBerita Negara R.I Nomor 5 tanggal 17 Januari 1992, tambahan Berita Negara R.I Nomor 210, sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir telah diumumkan dalam Berita Negara R.I Nomor 51 tanggal 27 juni 2006 tambahan BeritaNegara R.I Nomor 666.

b. Keputusan rapat umum pemegang saham lar bisas (RUPSLB) tanggal 28 februari 2007, sebagaimana dinyatakan dalam akta berita acara RUPSLB nomor 16 dibuat oleh DR. A. Partomuan pohan, S.H.LLM.

c. peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor PER-5/MBU.2007 tanggal 27 tanggal 27 April 2007. Tentang Program Mengingat:

(13)

Kemitraan dan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha kecil dan Program Bina Lingkungan.

d. keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) TP. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, nomor KD. 04/PS150/CTG-10/2006 tanggal 13 januari 2006 tentang Organisasi Kantor Perusahaan.

Menetapkan : Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk. Tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center).

3.2.2. Visi

Adapun visi dari Unit Telkom Community Development adalah ingin tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan terbesar di Sumatera bersama masyarakat melalui program pemberdayaan berbagai komunitas.

3.2.3. Misi Community Development Center (CDC)

1. Memberikan dampak positif bagi Telkom 2. Meningkatkan kompetensi pengelola usaha kecil

3. Memberikan benefit bagi komunitas di sekitar lingkungan usaha Telkom 3.2.4. Tujuan

Adapun tujuan dari dibentuknya Unit Telkom Community Development Centeradalah :

1. Menumbuhkan dan meningkatkan usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri

2. Meningkatkan peran usaha kecil adalah pembentukan produk nasional, perluasan lapangan kerja, dan mningkatakan ekspor.

(14)

4. Menciptakan keseimbangan sosial dan menggalang kebersamaan dengan masyarakat sekitar lingkungan perusahaan sehingga tercipta iklim yang kondusif bagi pelaksanaan oprasional.

3.2.5. Pola Pegorganisasian

CDC adalah unit bisnis perusahaan yang secara struktural berasal dari direktorat

human capital & general affair (HCGA) dalam menyelenggarakan perannya, CDC

mengelola program-programnya dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Thema untuk PKBL diarahkan oleh Direktur Utama

b. Secara struktural penyelenggaraan oprasional PKBL dilaksanakan dengan supervisi oleh direktur HCGA dan pertanggung jawsaban atas efektifitas penyelenggaraannya dilaporkan kepada Direktur Utama melalui Direktur HCGA.

c. Penyelenggaraan oprasional di area dikendalikan langsung oleh SGM CDC dan dilaksanakan oleh manager CD Area.

d. SGM CDC melaksanakan koordinasi program, thema, serta pelaksanaan kegiatan bersama dengan seluruh Unit Bisnis.

CDC memberikan layanan pengelolaan dana PKBL diseluruh wilayah oprasi Telkom, dalam menjalankan fungsinya, CDC melakukan business prosess insourching dengan unit-unit bisnis dan menjalin hubungan langsung dengan mitra binaan serta masyarakat di masing-masing area, untuk menjalankan fungsinya, kantor perusahaan melalui CDC mengalokasikan biaya pegawai, biaya gendung dan fasilitas kerja.

3.2.5.1. Organisasi CDC

(15)

a. Pimpinan CDC, yaitu Senior General Manager CDC. b. Pengelolaan fungsi dukungan managemen yaitu:

1) Senior manager perencanaan dan pengendalian. 2) Senior manager keuangan.

3) Manager sekretariat c. Pengelolaan oprasional yaitu:

1) Senior manager program kemitraan. 2) Senior manager program bina lingkungan 3) Manager Community Development (CD) Area

3.2.5.2. Struktur Organisasi Community Development Center (CDC)

Struktur Organisasi PKBL PT. Telkom Medan

CEO

DIREKTUR OF HCGA

SGM CDC

SM COMMUNITY DEVELOPMENT

SM PLANNING & CONTROL SM

PARTNERSHIP

SM PLANNING & CONTROL

MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER

Kadrive I s/d VII

(16)

Senior General Manager (SGM) bertanggung jawab atas pengelolaan penyelenggaraan aktifitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara efektif, efisien dan terkontrol. SGM memiliki kewajiban utuk menyusun rencana kerja dan anggaran PKBL dan oprasional, menetapkan sasaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di wilayah oprasi perusahaan serta merumuskan strategi pencapaian dan mensuspervisi implementasinya, melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon mitra binaan secara langsung, menyiapkan dan menyalurkan dan program kemitraan kepada mitra binaan dan dana program Bina Lingkungan kepada masyarakat, mengendalikan anggaran biaya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan oprasional.

Manager Sekretariatan bertanggung jawab atas kelancaran dan efektifitas dukungan kesekretariatan, administrasi dan logistik. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya Manager sekretariatan menjalankan proses utama sebagai penyelenggaraan peran kesekreatariatan dan dukungan administrasi perkantoran dan kepegawaian termasuk aktifitas komunikasi internal dan eksternal dan sebagai penyelenggaraan fungsi logistik.

Senior Manager bidang perencanaan dan pengendalian bertanggung jawab atas perumusan, pemanduan penerapan, serta pengendalian strategi bisnis Community

Development Center(CDC), serta memastikan terlaksananya kegiatan yang mengacu

(17)

Senior Manager Keuangan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan keuangan Community Development Center (CDC). Senior manager dalam melakukan tanggung jawab tersebut menjalankan proses utama yaitu meyusun anggaran, melkukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi penyerapan anggaran, penyelenggaraan Cash Management dan Financial Management, melakukan analisis keuangan, dukungan informasi financial, melakukan penyusunan laporan keuangan.

Senior Manager bidang kemitraan bertanggung jawab untuk mengenali turbulensi lingkungan, penetapan sasaran layanan dan melkukan supervisi pelaksanaan program kemitraan serta pengintegrasian dan penyelarasan kapabilitas Community

Development Area. Senior Manager bidang Kemitraan bertugas menjalankan proses

utama yakni perencanaan program kemitraan, pengembangan sistem dan prosedur program kemitraan, implementasi program Kemitraan, Implementasi program hibah kemitraan, pengelolaan komunits kemitraan, evaluasi dan pengawasan program kemitraan serta memonitoring dan palaporan.

Senior Manager bidang Bina Lingkungan bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyelenggaraan aktifitas program bina Lingkungan di wilayah oprasi perusahaan secara sistematik, efektif dan efisien. Tanggung jawab senior bidang Bina Lingkunggan yaitu menjalankan proses utama untuk melakukan perencanaan program Bina Lingkungan, pengembangan sistem dan prosedur program Bina Lingkunngan, implementasi program Bina Lingkungan, Pengelolaan komunitas Bina Lingkungan, evaluasi dan pengawasan program Bina Lingkungan serta memonitoring dan pelaporan.

(18)

langsung kepada SeniorGeneral Manager Community Development Center.Manager Communitu Development area dalam melaksanakan perannya ditugaskan untuk melaksanakan aktifitas dengan lingkup melaksanakan survery dan evaluasi terhadap calon penerima Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), menyalurkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), melakukan pembinaan terhadap mitra binaan, melakukan kegiatan collection/penagihan kepada mitra binaan, mengadministrasikan piutang dan tunggakan serta membuat laporan.

3.2.5.3. Lingkup Peran CDC

CDC adalah corporate suport yang dibentuk untuk menjalankan peran sebagai berikut:

a. Pengelolaan dana PKBL.

b. Penyelenggaraan PKBL sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi BUMN.

CDC bertanggung jawab atas hal-hal sebagai berikut:

a. Menyusun strategi dan rencana pengembangan PKBL. b. Menyusun dan mengendalikan anggaran PKBL.

c. Membangun, menyelenggarakan dan mengelola komunitas kemitraan dan bina lingkungan seluruh wilayah kerja oprasional perusahaan secara sistematis, efektif, dan efisien.

d. Menyusun rincian program sesuai kebutuhan unit-unit bisnis dan provinsi. e. Mengatur dan menyelaraskan pelaksanaan tahap-tahap PKBL.

f. Mengelola proses pemenuhan berbagai persyaratan administratif dan aspek legal yang berkaitan dengan tahapan pengelolaan PKBL.

(19)

3.2.5.4. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang SGM CDC

1) CDC dipimpin oleh satu posisi yaitu Senior General Manager, yang selanjutnya disebut SGM CDC.

2) SGM CDC bertanggung jawab atas pengelolaan penyelenggaraan aktifitas PKBL secara efektif, efisien dan terkontrol.

3) Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada uraian sebelumnya, SGM DCD mempunyai kewajiban sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kerja dan anggaran PKBL & oprasional.

b. Menetapkan sasaran PKBL di wilayah oprasi perusahaan serta merumuskan strategi pencapaian dan mensupervisi implementasinya.

c. Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon mitra binaan secara langsung.

d. Menyiapkan dan menyalurkan dana program kemitraan kepada mitra binaan dan dana program bina lingkungan kepada masyarakat.

e. Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap mitra binaan. f. Mengendalikan anggaran biaya PKBL dan oprasional.

g. Mengintegrasikan dan menyelaraskan kapabilitas fungsional di jajaran CDC guna mencapai sasaran yang ditetapkan.

h. Mengawasi dan mengendalikan personil dijajarannya, serta betanggung jawab atas pengwakan, pelatihan serta tugas-tugas terkait untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

i. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan PKBL.

(20)

k. Membina hubungan dengan relasi yang menyediakan bantuan dan informasi yang diperlukan organisasi.

4) SGM CDC diberikan wewenang untuk:

a. Menetapkan Pemberian Pinjaman Kepada Mitra Binaan Dan Pemberian Bantuan Kepada Masyarakat.

b. Menetapkan Pemegang Imprest Found Dana PKBL. c. Memberikan Ijin Pembukaan Rekening di CD Area. d. Menetapkan Alokasi Anggaran PKBL per Area.

e. Memberi Informasi Kepada Pihak Luar Lingkungan CDC tentang Rencana, Dan Etika Perusahaan.

5) Dalam menjalankan perannya, SGM CDC berinteraksi dengan: a. Direktur Utama, dalam hal arahan thema serta pelaporan.

b. Direktur HCGA, dalam hal supervisi implementasi kebijakan dan pelaporan. c. Direktur Keuangan, dalam hal pencarian dana PKBL.

d. Pimpinan Unit Bisnis dalam hal koordinasi penyelenggaraan dan pengelolaan PKBL.

e. SGM Finance Center, dalam hal koordinasi dukungan funsional SDM. f. SGM ISC, dalam hal koordinasi pengelolaan information system. 6) Dalam pelaksanaan tugasnya, SGM CDC di bantu oleh:

a. Manager Sekertariat

b. Senior Manager Perencanaan dan Pengendalian c. Senior Manager Keuangan

d. Senior Manager Kemitraan e. Senior manager Bina Lingkungan

(21)

3.3.Bidang Program Kemitraan

1) Bidang program kemitraan dipimpin oleh seorang senior manager yang selanjutnya disebut SM Program Kemitraan, bertanggung jawab kepada SGM CDC.

2) SM Program Kemitraan bertanggung jawab menemukenali turbulensi lingkungan, penetapan sasaran layanan dan melakukan supervisi pelaksanaan program kemitraan, serta pengitegrasian dan penyelarasan kapabilitas CD Area

3) Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud, SM Program Kemitraan menjalankan proses utama:

a. Perencanaan program kemitraan.

b. Pengembangan sistem dan prosedur program kemitraan. c. Implementasi program kemitraan.

d. Implmentasi program hibah kemitraan. e. Pengelolaan komunitas kemitraan.

f. Evaluasi dan pengawasan program kemitraan. g. Monitoring dan pelaporan.

4) Dalam menjangkau perannya, SM Program Kemitraan dibantu oleh: a. Manager Distribusi dan Pembinaan.

b. Manager Evaluasi dan Analisa. c. Manager Pengelolaan Piutang.

5) Dalam menjalankan perannya, SM Program Kemitraan berinterkasi dengan manajer CD Area, dalam hal penetapan dan penyaluran dana Program Kemitraan kepada Mitra Binaan.

3.3.1. Bentuk Program dan Dana Kemitraan

(22)

membiayai modal kerja dan/ atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, dan pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dan pelaksanaan kegiatan usaha mitra binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan. Sedangakan Program Bina Lingkungan, sesuai dengan Pasal 11 ayat 2 menyatakan bahwa program bina lingkunan BUMN diberikan dalam bentuk bantuan-bantuan untuk kormban bencana alam , pendidikan dan/atau pelatihan, pengingkatan kesehatan, pengembanan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah atau pelestarian alam. Sumber dana yang dapat dipergunakan oleh BUMN guna melaksanakan kedua program tersebut diatas berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebesar 2%, jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposit dan/atau jasa giro dari dana (sisa) program tersebut pada tahun-tahun sebelumnya, atau pelimpahan dan program dari BUMN lain. Yang diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu .55

1. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi penjualan.

2. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pekasanaan kegitaan usaha mitra binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha mitra binaan.

3. Biaya pembinaan yang bersifat hibah, yang meliputi biaya pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas mitra binaan serta untuk mengkajian/penelitian yang berkaitan dengan program kemitraan.

55

(23)

3.3.2. Kriteria Mitra Binaan

BUMN yang menjalankan program kemitraan dan bina lingkungan memiliki kriteria yang hampir berbeda-beda untuk usaha kecil yang nantinya akan memperoleh pembiayaan dari PKBL perusahaan tersebut. Adapun secara umum kriteria usaha kecil yang memperoleh pembiayaan dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Usaha Industri, Petani, Peternak, Nelayan, Perambah Hutan, Pedagang, dan Jasa. 2. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah),

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

3. Memiliki hasil penjualan tanunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

4. Milik Warga Negara Indonesia.

5. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, agau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

6. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum.

7. Telah melakukan kegiatan usaha minimal satu tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

8. Usaha kecil tidak sedang dibina oleh BUMN lain. 9. Memiliki tempat tinggal yang tetap.

3.4.Community Development Area (CDC)

1) Community Development Area adalah unit pelaksana oprasional CDC yang berlokasi di area/lokasi unit-unit bisni, yang selanjutnya disebut dengan CD Area.

(24)

3) Tugas pokok manageer CD Area adalah bertanggung jawab atas efektifitas dan kelancaran pelaksanaan PKBL di wilayahnya, dan dalam pelaksanaan oprasionalnya, manager CD Area bertanggung jawab langsung kepada SGM CDC.

4) Untuk melaksanakan perannya, manager CD Area ditugaskan untuk melaksanakan aktifitas dengan lingkup sebagai berikut:

a. Melaksanakan survey dan evaluasi terhadap calon penerima PKBL. b. Menyalurkan dana PKBL.

c. Melakukan pembinaan terhadap mitra binaan.

d. Melakukan kegiatan collction/penagihan kepada mitra binaan. e. Mengadministrasikan piutang dan tunggakan.

f. Membuat laporan.

5) Dalam menyelenggarakan aktifitas, manager CD Area berinteraksi antara lain dengan: a. Para Pimpinan Unit Bisnis di Area

b. Para SM dilingkungan CDC dalam hal perencanaan dan implementasi PKBL.

3.5.Tempat Kedudukan CDC

1) CDC berkedudujkan di Bandung

2) Kedudukan CDC Area adalah sebagai berikut:

a. CDC Area 01 Sumatera berkedudukan di Medan

b. CDC Area 02 DKI Jakarta dan Banten berkedudukan di Jakarta c. CDC Area 03 Jawa Barat berkedudukan di Bandung

d. CDC Area 04 Jawa Tengah & DIY berkedudukan di Bandung e. CDC Area 05 Jawa Timur berkedudukan di Surabaya

f. CDC Area 06 Kalimantan berkedudukan di Balikpapan

(25)

3.6.Aset Dan Pelaporan Keuangan CDC

1) CDC mempunyai kewenangan untuk mengelola aktifa fisik meliputi, perangkat, fasilitas, dan aktifitas lainnya yang telah dimiliki serta dibeli dikemudian hari oleh CDC.

2) CDC wajib menyusun laporan pelaksanaan PKBL secara triwulan yang dilaporkan oleh direksi kepada menteri negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pejabat lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

3) CDC wajib menyusun laporan pelaksanaan PKBL dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang ditujuk atau sesuai peraturan pemerintah. 4) Laporan sebagaimana dimaksud pada uraian sebelumnya dilaporkan oleh direksi kepeda

(26)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis menyajikan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Data-data yang disajikan dalam bab ini adalah berdasarkan hasil wawancara mendalam serta observasi dilapangan yang disajikan dalam bentuk penyajian data dengan teks yang bersifat naratif.

Penelitian tentang efektivitas program kemitraan dan bina lingkungan dalam mengembangkan usaha kecil studi pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2015 s/d 30 Juni 2015 atau selama dua bulan di kantor CDC PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CD Sub Area Medan bagian kemitraan dan bina lingkungan yang berada di Jalan Prof. HM. Yamin, SH No. 13 Medan. Selain itu peneliti juga melakukan penelitian kebeberapa mitra binaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CD yang berada di Kota Medan dan Kabupaten Stabat.

(27)
[image:27.595.25.574.403.554.2]

Tabel 4.1 Informan kunci PT. Telkom CDSA Medan

No. Nama Jabatan

1 Ben Sugito Koordinator Pelaksana PKBL (CDC) Telkom CDSA Medan 2 Isnaini Administrasi PKBL (CDC) Telkom CDSA Medan

Selain melakukan wawancara kepada informan kunci peneliti juga melakukan wawancara dengan informan utama yaitu enam orang mitra binaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan sendiri. Informan utama dari penelitian ini adalah Ibu Juliana Siregar yang memiliki usaha percetakan, kedua Bapak Suwandi dengan usaha grosir, Nani Syahfitri dengan usaha klinik dan apotik, Bapak Suparno yang memiliki usaha industri tahu, Bapak Gunawan usaha bengkel las, dan bapak Bahri yang memiliki usaha industri tempe.

4.2 Informan utama Mitra Binaan PT. Telkom CDSA Medan

No. Nama Jenis Usaha Usia Pendidikan Alamat

1. Juliana Siregar Percetakan 48 D3 Jl. Panglima Denai Gg Jala

2. Suwandi Grosir 43 SMP Jl. Balam No. 67

3. Nani Syahfitri, AMB. Keb Klinik & Apotik 23 D3 Dusun IV Stungkit Kec. Wampu 4. Suparno Industri Tahu 53 SD Dusun IV Stungkit Kec. Wampu 5. Gunawan Bengkel Las 25 SMP Dusun IV Stungkit Kec. Wampu 6. Khairul Bahri Industri Tempe 32 SMA Dusun IV Stungkit Kec. Wampu

4.1. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

(28)

PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dalam peraturan ini ditegaskan bahwa seluruh Badan Usaha Milik Negara Wajib menjalankan program kemitraan dan bina lingkungan, karena hal ini merupakan wujud dari kepedulian perusahaan kepada masyarakat.

Keseriusan dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dibentuklah satu direksi khusus mengangani Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang dinamakan Community Development Center (CDC). PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk membagi kedalam tujuh Central Distrik Area yang pertama, yaitu CD Area I Sumatera, Sumatera luas wilayah yang begitu luas maka dibagi lagi kedalam sub area yang dinamakan Central Distrik Sub Area atau CD Sub Area (CDSA) yang terdapat sebelas CD Sub Area, yaitu CD Sub Area Aceh, CD Sub Area Medan, CD Sub Area Sumut, CD Sub Area Sumut, CD Sub Area Sumbar, CD Sub Area Riau Daratan, CD Sub Area Kepualaun, CD Sub Area Jambi, CD Sub Area Sumsel, CD Sub Area Bengkulu, CD Sub Area Bangka- Belitung, CD Sub Area Lampung. CD Area selanjutnya adalah CD Area II Jakarta-Banten, CD Area III Jawa Barat, CD Area IV Jawa Tengah, CD Area V Jawa Timur, CD VI Kalimantan, CD Area VII Kawasan Timur Indonesia.

(29)

Telkom. Maka untuk mengetahui gambaran dan penjelasan lebih mengenai program kemitraan yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan penulis melakukan wawancara dengan informan dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan yang dianggap dapat memberikan keterangan mengenai program kemitraan dan bina lingkungan.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada informan kunci bahwa program kemitraan dan bina lingkungan ini yaitu wujud kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitar yang terdiri dari dua program yaitu program kemitraan yang memberikan pinjaman kepada usaha kecil dan program bina lingkungan yang merupakan program untuk memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat sekitar PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan. Sama halnya dengan penjelasan informan kunci kedua penelitian ini yang mengatakan pengertian dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini ialah suatu bentuk kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Yang terdiri dari dua program yaitu perogram kemitraan berupa pemberian kredit kepada masyarakat yang memiliki usaha kecil dan program bina lingkungan pemberian dana untuk pembangunan seperti mesjid, perbaikan sekolah kepada masyarakat di wilayah kerja perusahaan secara cuma-Cuma.

(30)

menyajikan data dari hasil temuan berdasarkan indikator efektivitas yang telah peneliti tentukan, yaitu sebagai berikut:

4.2. Efektivitas

4.2.1. Pencapaian Tujuan

Untuk dapat mengukur keberhasilan suatu program dapat dilihat dari seberapa jauh program itu mencapai tujuannya. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya.

Ketepatan sasaran program yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang menjadi sasaran utama PKBL PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan. Karena apabila sasaran dari program ini tidak tepat, maka otomatis tujuan dan sasaran dari program ini tidak akan tercapai secara maksimal serta bagaimana penggunaan dana dan waktu dalam pencapaian dari program itu menentukan seberapa besar efektivitas dari pencapaian tujuan program. Dalam mengukur pencapaian tujuan, terdapat tiga factor yang mempengaruhi, yakni:

a. Tujuan

(31)

dana yang diambil dari laba perusahaan dengan pengembalian biaya yang artinya dana yang dipinjamkan harus bermanfaat bagi masyarakat yang memiliki usaha kecil. Untuk bentuk perogram kemitraan selain memberikan pijaman pembina juga melakukan pembinaan-pembinaan dan juga seperti pameran agar setiap yang menjadi mitra binaan kita bisa mandiri. Tak jauh berbeda dengan penejelasan informan kunci kedua yaitu Ibu Insnaini. Dari hasil wawancara mengenai tujuan program kemitraan ini dapat disimpulkan bahwa tujuannya yaitu untuk mengembangkan dan menjadikan mandiri setiap usaha kecil yang menjadi mitra binaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan.

Setelah mengetahui tujuan dari program kemitraan yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan maka peneliti juga ingin mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran utama dalam mewujudkan tujuan dari program kemitraan maka, peneliti menanyakan kembali kepada kedua informan kunci dari penelitian ini. Informan kunci pun menyatakan bahwa yang menjadi sasaran utama dari program ini sesuai dengan penjelasan dari Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara usaha kecil yang dimaksud usaha yang nilai kekayaannya tidak lebih dari dua ratus juta tidak termasuk harta dan bangunan pada waktu penelitian informan juga mengatakan ada revisi mengenai indikator usaha kecil yang dinaikan menjadi lima ratus juta rupiah tidak termasuk harta dan bangunan. Jadi, yang menjadi sasaran dari program ini selalu mengikuti aturan yang berlaku dan yang untuk sekarang usaha yang nilai kekayaannya lima ratus juta rupiah tidak termasuk harta dan bangunan.

(32)

b. Waktu dan Dana

Waktu merupakan salah satu faktor untuk melihat efektivitas dari program kemitraan yang dilaksanakan dalam upaya mengembangkan usaha kecil. Adapun waktu yang dimaksud disini adalah uraian proses pemulangan pinjaman dana kemitraan oleh mitra binaan. Penulis ingin mengetahui seberapa lama waktu yang diberikan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan kepada mitra binaan untuk memulangkan kembali dana yang telah dipinjamkan dan apakah waktu tersebut dapat dikatakan efektif dalam memberikan kemudahan bagi usaha kecil untuk mengembangkan usahanya.

Dari hasil penelitian terhadap informan kunci bahwa waktu yang diberikan kepada setiap mitra binaan untuk melakukan pengembalian pinjaman yaitu selama dua tahun atau dua puluh empat bulan hal ini sesuai dengan KEPMEN. Tak terlepas dari berapa jumlah pinjaman dari si mitra untuk waktu pengembalian tetap dua tahun lamanya. Jika si mitra selesai dalam dua tahun melakukan peminjaman maka ia juga berhak untuk melakukan peminjaman kembali atau melakukan penyambungan pinjaman dengan syarat tidak adanya kemacetan waktu pengembalian pijaman dan selalu ikut serta dalam setiap kegiatan atau program-program yang diadakan pembina kepada mitra bianaan. Batas setiap mitra melakukan penyambungan yaitu sebanyak tiga kali.

(33)

Untuk alokasi dana anggaran ditentukan oleh pusah karena pusat yang mengatur lalu turun ke area setelah kearea dibagi kedalam sub-sub suatu area. Proporsi dana kepada calon mitra binaan tergantung dari permohonan setiap mitra binaan berapa jumlah yang diajukan kemudian pembina melakukan survei kepada calon mitra binaan dari hasil survei dilakukan analisis apakah jumlah dana yang diajukan sesuai dengan kemampuan calon mitra binaan, jika tidak maka pembina berhak untuk membatalkan peromohonan atau melakukan penguranan pinjaman sesuai dengan kemampuan calon mitra untuk mengembalikan pinjaman.

Walaupun telah diketahui bahwa jumlah atau proporsi dana yang diterima mitra binaan tidaklah sama atau berbeda-beda sesuai permitaan, maka selanjutnya untuk lebih memastikan bahwa program ini dapat dikatakan efektif dalam mengembangkan usaha kecil, perlu juga diketahui besarnya jumlah bunga pinjaman yang ditetapkan PT. Telkom kepada mitra binaannya. Dari hasil wawancara kepada Bapak Ben dan Ibu Isnaini bahwa telkom menyebutkan tetapi administrasi yang harus dibayar si mitra sebesar 6% pertahunnya.

4.2.2. Integrasi

(34)

a. Prosedur

Prosedur atau syarat juga peneliti gunakan untuk melihat efektivitas dari program kemitraan ini. Untuk itu peneliti ingin melihat bagaimana prosedur atau syarat yang diberikan kepada setiap calon mitra binaan untuk mendapatkan dana pinjaman dari progam ini. Oleh sebab itu, penulis juga melakukan wawancara dengan informan mengenai syarat yang diberikan kepada calon mitra binaan agar dapat menjadi mitra binaan dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk CDSA Medan.

Informan kunci ini menjelaskan untuk menjadi mitra binaan yang pasti calon mitra binaan atau pengusaha kecil yang ingin melakukan pengajuan pinjaman dari program kemitran ini datang ke wilayahnya masing-masing seperti CDSA Medan yang menaungi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai itu datang ke CD Sub Area Medan yang berada di sini di jalan HM Yamin SD No. 13 Medan. Sesuai dengan penjelasan kedua informan syarat-syarat yang perlu calon mitra binaan bawa seperti poto copy KTP, KK, Surat Nikah, Surat Ijin Usaha, Phaspoto lalu buat lokasi.

Gambar

Tabel 4.1 Informan kunci PT. Telkom CDSA Medan

Referensi

Dokumen terkait