Lampiran 2: Bagan Plot Tanaman
Tanaman sampel
Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan lahan X
2 Persemaian X
3 Aplikasi pupuk kandang x
4 Penanaman X
5 Pemeliharaan tanaman
Penyiraman Disesuaikan kondisi lahan
Penyulaman x
Penyiangan Disesuaikan kondisi lahan
Pembumbunan Disesuaikan kondisi tanaman
Pengendalian hama dan penyakit Disesuaikan kondisi tanaman
6 Panen x X
7 Pengamatan parameter
Tinggi Tanaman (cm) x x x X
Rata-Rata Berat Buah (g) x
Jumlah Tandan Buah x
Jumlah Buah Pertanaman x
Jumlah Buah Pertandan x
Lampiran 4. Deskripsi Varietas Tomat V1 : Varietas Rempai
Golongan : Hibrida F1
Tipe pertumbuhan : Determinate
Umur berbunga : 25 hari setelah tanam Umur panen awal : 70 – 80 hari setelah tanam Umur panen akhir : 100 hari setelah tanam Tinggi tanaman : 25 – 55 cm
Diameter batang : 2-3 cm Kedudukan daun : Datar Panjang tangkai daun : 7,0 – 9,0 cm Ukuran daun ( p x d ) : 40 cm x 25 cm Warna daun : Hijau sedang Warna mahkota bunga : Kuning Jumlah bunga per tandan : 6 – 10
Warna buah muda : Hijau keputih-putihan Warna pundak buah : Hijau keputih-putihan Warna buah masak : Merah
Rasa buah : Manis ( 4,5 briks ) Tekstur daging buah : Renyah
Jumlah biji per buah : 100
Potensi hasil : 50 – 70 ton / ha Daerah adaptasi : Dataran rendah
Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap fusariumoxyporus race O,
fusariumoxyporus race I, TMV, da pseudomonas solanacearum, serta toleran
V2: Varietas Vida
Tinggi tanaman : 100 – 110 cm Tipe pertumbuhan : Indeterminate
Umur berbunga : 21 hari setelah tanam Umur panen : 53 hari setelah tanam Jumlah bunga per tandan : 12 – 13
Jumlah buah per tandan : 7 – 8 Berat per buah : 45,4 g Berat buah per tanaman : 3 – 4 kg Diameter buah : 4,6 cm Panjang buah : 4,13 cm Bentuk buah : Bulat lonjong Warna buah muda : Hijau muda Warna buah masak : Merah
Rasa buah : Manis
Potensi hasil : 50 – 70 ton / ha Daerah adaptasi : Dataran rendah
V3 : Varietas Super King
Tipe pertumbuhan : Determinate Berat per buah : 43 g
Bentuk buah : Bulat oval Warna buah muda : Hijau muda Warna buah masak : Merah
Rasa buah : Manis
Potensi hasil : 13 ton/ha Daerah adaptasi : Dataran rendah
Lampiran 5. Tinggi Tanaman 2 MST
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST
Lampiran 7. Tinggi Tanaman 3 MST
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST
Lampiran 9. Tinggi Tanaman 4 MST
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 11. Tinggi Tanaman 5 MST
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 13. Tinggi Tanaman 6 MST
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 15. Tinggi Tanaman 7 MST
Lampiran 23. Rata – Rata Berat Buah
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 24. Sidik Ragam Rata – Rata Berat Buah
Lampiran 19. Jumlah Tandan Buah
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3
Lampiran 20. Sidik Ragam Jumlah Tandan Buah
Lampiran 17. Jumlah Buah Pertanaman
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 18. Sidik Ragam Jumlah Buah Pertanaman
Lampiran 21. Jumlah Buah Pertandan
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
Lampiran 22. Sidik Ragam Jumlah Buah Pertandan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2011. Data Produksi Tomat. Diunduh dari
http://www.bps.go.id/
Bahar, M., dan A. Zein, 1993. Parameter Genetik Pertumbuhan Tanaman, Hasil dan Komponen Hasil Jagung. Zuriat 4(1):4-7. dalam Sudarmadji, R. Mardjono dan H. Sudarmo., 2007. Variasi Genetik, Heritabilitas, dan Korelasi Genotipik Sifat-Sifat Penting Tanaman Wijen (Sesamum indicum L.). Jurnal Littri Vol. 13 No. 3, September 2007: hal. 88 – 92.
Desiana, D. dan Rahmah, A. N. 2011. Perbandingan Berbagai Macam Jenis Pupuk Pada Pertumbuhan Tanaman Tomat. Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS.
Fauziati, N. N., E. Maftu’ah dan R. S. Simatupang. 2004. Pengaruh Olah Tanah Konsevasi Terhadap Hasil Varietas Tomat Di Lahan Lebak. Balittra.
Gould, W. A., 1983. Tomato Production, Processing and Quality Evaluation. Avi Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut.
Hanson, W. D. 1963. Heritability. 125-138. In: W.D. Hanson and H. F. Robinson (ed.) Statistical Genetics and Plant Breeding. Nat. Acad. Sci., Washington, D.C. dalam Sudarmadji, R. Mardjono dan H. Sudarmo., 2007. Variasi Genetik, Heritabilitas, dan Korelasi Genotipik Sifat-Sifat Penting Tanaman Wijen (Sesamum indicum L.). Jurnal Littri Vol. 13 No. 3, September 2007: hal. 88 – 92.
Hartatik, W. dan L. R. Widowati, 2011. Pupuk Kandang. Diakses dari
balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk.
Hasibuan, B. E., 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU Press. Medan.
Mulat, T., 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Pitojo, S., 2005. Benih Tomat. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Purwati, E. 2009. Daya Hasil Tomat Hibrida (F1) di Dataran Medium. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Rismunandar. 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algesindo. Bandung.
Simamora, D. T. 2009. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Dan Padat. USU Repository.
Trisnawati, Y. dan Setiawan, A. I. 2001. Tomat; Pembudidayaan Secara Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tugiyono, H. 2001. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wigati, E.S., A. Syukur, dan D.K.Bambang. 2006. Pengaruh takaran bahan organik dan tingkat kelengasan tanah terhadap serapan fosfor oleh kacang tunggak di tanah pasir pantai. J. I. Tanah Lingk.
Welsh, J.R., 2005. Fundamentals of Plant Gnenetics and Breeding. John Wiley and Sons, New York. 453 pp.
Wiryanta, B. T. W. 2002. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka. Tangerang. Yani, T. dan Ade Iwan, S. 2004. Tomat : Pembudidayaan Secara Komersial.
Penebar Swadaya. Jakarta.
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian masyarakat di Jl. Setiabudi Pasar 1 Tanjung Sari, Medan dengan ketinggian ± 25 meter diatas permukaan laut, dimulai pada bulan Juni 2013 sampai Agustus 2013.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat varietas Rempai, Vida dan Super King sebagai objek penelitian, topsoil sebagai media tanam, kompos untuk campuran media tanam, pupuk kandang sebagai perlakuan, NPK sebagai pupuk dasar dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk membersihkan lahan dan membuat plot tanaman, polibag sebagai tempat tanam, gembor untuk menyiram tanaman, tugal untuk membuat lubang tanam, tali rafia untuk membuat batas lahan, meteran untuk mengukur lahan, gunting/cutter untuk memotong, pacak sampel sebagai penanda sampel, alat tulis untuk menulis data, kalkulator untuk menghitung data, timbangan untuk menimbang, dan peralatan lainnya yang mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu:
Faktor I : Varietas Tomat (V), yaitu: V1 : Rempai
V2 : Vida
Faktor II : Dosis pupuk kandang ayam (P) terdiri dari 4 taraf, yaitu: P0 : Tanpa pupuk kandang ayam (kontrol)
P1 : 250 gr
P2 : 500 gr
P3 : 750 gr
Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan yaitu : V1P0 V1P1 V1P2 V1P3
V2P0 V2P1 V2P2 V2P3
V3P0 V3P1 V3P2 V3P3
Jumlah ulangan : 3
Jumlah plot : 36
Jumlah polibag/plot : 4
Jumlah tanaman/polibag : 1 Jumlah tanaman sampel/plot : 2 Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 72 Jumlah tanaman seluruhnya : 144
Luas plot : 100 cm x 100 cm
Jarak antar plot : 25 cm
Jarak antar blok : 50 cm
µ = Nilai tengah
ρi = Efek blok ke-i
αj = Efek varietas pada taraf ke-j
βk = Efek dosis pupuk kandang ayam pada taraf ke-k
(αβ)jk = Efek interaksi antara varietas pada taraf ke-j dan dosis pupuk kandang ayam pada taraf ke-k
εijk = Efek galat pada blok ke-i yang disebabkan varietas pada taraf ke-j dan
dosis pupuk kandang ayam pada taraf ke-k
Jika perlakuan menunjukkan pengaruh dan berbeda nyata melalui analisis sidik ragam, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1993).
Heritabilitas
Menurut Stansfield (1991) untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan merupakan fenotip disebabkan lingkungan atau genotip, maka digunakan heritabilitas, berdasarkan rumus: Dengan kriteria heritabilitas adalah sebagai berikut: h2 < 0,2 : rendah
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan
Diukur areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran 100 cm x 100 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 25 cm dan jarak antar ulangan 50 cm.
Persemaian
Pembibitan dilakukan dengan mengecambahkan benih terlebih dahulu dalam bak perkecambahan yang berukuran 50 x 30 cm dengan media perkecambahan top soil, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Setelah berumur 2 minggu dipindahkan ke polibag besar.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah tanah top soil dicampur dengan pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1:1, kemudian dimasukkan dalam polibag.
Aplikasi Pupuk Kandang Ayam
Aplikasi pupuk kandang ayam dilakukan pada saat 1 minggu sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan.
Penanaman Bibit
Pemeliharaan Tanaman Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari atau disesuaikan dengan kondisi lapangan, penyiraman dilakukan bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal dengan tanaman cadangan yang masih hidup. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 1-2 minggu setelah pindah tanam (MSPT).
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk menghindari persaingan antara gulma dengan tanaman. Penyiangan gulma dilakukan secara manual atau menggunakan cangkul dengan membersihkan gulma yang ada di lahan penelitian. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit hanya dilakukan apabila terjadi serangan, waktu dan dosis pemberian sesuai dengan kondisi di lapangan.
Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah tomat yang sudah berwarna merah dengan menggunakan gunting atau pisau.
Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Buah Pertanaman (buah)
Jumlah buah pertanaman dihitung dengan menjumlahkan semua buah yang dihasilkan dalam satu tanaman dihitung setiap kali panen lalu dirata-ratakan pada saat panen terakhir.
Jumlah Tandan Buah (buah)
Jumlah tandan buah dihitung dengan menjumlahkan semua tandan buah dalam satu tanaman dihitung pada saat akhir panen.
Jumlah Buah Pertandan (buah)
Jumlah buah pertandan dihitung dengan menjumlahkan semua buah yang muncul pada satu tandan.
Rata-Rata Berat Buah (g)
Berat buah dihitung dengan menimbang sampel dalam setiap perlakuan setiap kali panen kemudian dirata-ratakan pada saat panen terakhir.
Heritabilitas
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa perlakuan varietas menunjukkan perbedaan yang nyata pada parameter tinggi tanaman mulai dari 2 sampai dengan 7 MST, rataan berat buah (g), jumlah tandan buah (buah), jumlah buah pertanaman (buah) dan jumlah buah pertandan (buah). Pada perlakuan pupuk kandang parameter yang menunjukkan pengaruh yang nyata adalah pada parameter tinggi tanaman sampai dengan 5 MST, jumlah tandan buah dan jumlah buah pertandan, sedangkan perlakuan yang menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada parameter 6 MST dan 7 MST, rataan berat buah dan jumlah buah pertanaman. Pada perlakuan interaksi dapat diketahui bahwa parameter tanaman yang menunjukkan pengaruh yang nyata adalah pada parameter tinggi tanaman pada saat 2 MST sampai dengan 5 MST, jumlah tandan buah, jumlah buah pertanaman dan jumlah buah pertandan, sedangkan pada perlakuan interaksi yang tidak nyata terdapat pada parameter tinggi tanaman pada saat 6 MST dan 7 MST serta pada parameter rataan berat buah.
Untuk mengetahui hasil penelitian yang lebih terperinci mengenai masing-masing parameter penelitian akan dibahas pada paragraf sebagai berikut ini: Tinggi Tanaman (cm)
Data pengamatan dan sidik ragam dari tinggi tanaman saat 2,3,4,5,6 dan 7 MST dapat dilihat pada Lampiran 5-16. Berdasarkan sidik ragam
Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan Minggu Setelah Tanam
2 3 4 5 6 7
Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa Varietas menunjukkan
perbedaan yang nyata pada parameter tinggi tanaman pada saat 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 MST. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada varietas Vida,
sedangkan tinggi tanaman pada varietas Rempai dan Super King tidak menunjukkan adanya perbedaan. Sedangkan pada perlakuan pupuk kandang menunjukkan pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman saat 2,3,4, dan 5 MST. Jumlah Buah Pertanaman (buah)
Tabel 2. Rataan Jumlah Buah Pertanaman (buah)
Varietas Pupuk Kandang (g/polibag) Rataan
P0 P1 P2 P3
V1 = Rempai 3.11 bc 4.48 ab 5.56 a 5.22 ab 4.59 a
V2 = Vida 1.82 cd 1.97 c 1.88 cd 1.95 cd 1.91 b
V3 = Super King 1.18 d 0.80 d 0.71 d 0.80 d 0.87 c
Rataan 2.04 2.42 2.71 2.66
Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%
Untuk melihat bagaimana hubungan interaksi antara varietas dan dosis pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 2. sebagai berikut :
Gambar 2. Interaksi Antara Varietas dan Dosis Pupuk Pada Parameter Jumlah Buah Pertanaman (buah)
Pada Gambar 2. Dapat diketahui bahwa varietas yang menunjukkan hubungan yang masih berbentuk kurva kubik terhadap jumlah buah pertanaman (buah) adalah pada varietas Super King dan varietas Vida sedangkan pada varietas Rempai menunjukkan bentuk kurva kuadratik positif, sehingga berdasarkan persamaan yang telah dibentuk dapat diduga nilai optimal dari aplikasi pupuk kandang terhadap jumlah buah pertanaman (buah) yaitu pada varietas Rempai akan menghasilkan jumlah buah pertanaman (buah) pada dosis 546.75 g/polibag, sedangkan varietas Super King menunjukkan bentuk kubik.
Jumlah Tandan Buah (buah)
Data pengamatan dan sidik ragam dari jumlah tandan buah (buah) dapat dilihat pada Lampiran 19-20. Berdasarkan sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan yang menunjukkan perbedaan yang nyata pada perlakuan varietas dan perlakuan interaksi dan pupuk menunjukkan pengaruh yang nyata. Rataan jumlah tandan buah (buah) dapat dilihat pada Tabel 3. sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Tandan Buah (buah)
Varietas Pupuk Kandang (g/polibag) Rataan
P0 P1 P2 P3
V1 = Rempai 2.86 cd 3.50 bc 4.18 a 4.16 ab 14.69 a
V2 = Vida 1.41 efg 2.03 def 2.10 de 2.08 de 7.62 b
V3 = Super King 1.18 fg 0.80 g 0.71 g 0.94 g 3.63 c
Rataan 1.82 b 2.11 ab 2.33 a 2.39 a
Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%
Untuk melihat bagaimana hubungan interaksi antara varietas dan dosis pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 3. sebagai berikut :
jumlah tandan buah (buah) yaitu pada varietas Rempai dan varietas Vida sehingga berdasarkan persamaan yang telah dibentuk dapat diduga nilai optimal dari aplikasi pupuk kandang terhadap jumlah jumlah tandan buah (buah) masing-masing pada dosis 633,33 dan 450,00 g/polibag.
Jumlah Buah Pertandan (buah)
Data pengamatan dan sidik ragam dari jumlah buah pertandan (buah) dapat dilihat pada Lampiran 21-22. Berdasarkan sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan yang menunjukkan perbedaan yang nyata pada perlakuan varietas sedangkan perlakuan interaksi dan pupuk menunjukkan pengaruh yang nyata. Rataan jumlah buah pertandan (buah) dapat dilihat pada Tabel 4. sebagai berikut :
Tabel 4. Jumlah Buah Pertandan (buah)
Varietas Pupuk Kandang (g/polibag) Rataan
P0 P1 P2 P3
V1 = Rempai 3.61 b 4.01 ab 5.04 a 4.93 a 4.40 a
V2 = Vida 1.18 c 3.10 b 3.05 b 3.13 b 2.61 b
V3 = Super King 0.71 c 0.71 c 0.71 c 1.05 c 0.79 c
Rataan 1.83 b 2.61 a 2.93 a 3.04 a
Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%
Untuk melihat bagaimana hubungan interaksi antara varietas dan dosis pupuk kandang dapat dilihat pada Gambar 4. sebagai berikut :
Gambar 4. Interaksi Antara Varietas dan Dosis Pupuk Pada Parameter Jumlah Buah Pertandan (buah)
Pada Gambar 4. Dapat diketahui bahwa varietas yang menunjukkan hubungan yang masih linier positif terhadap jumlah buah pertandan (buah/tandan) adalah pada varietas Super King dan varietas Rempai sedangkan pada varietas Vida menunjukkan bentuk kurva kuadratik positif, sehingga berdasarkan persamaan yang telah dibentuk dapat diduga nilai optimal dari aplikasi pupuk kandang terhadap jumlah buah pertandan (buah) yaitu pada varietas Vida akan menghasilkan jumlah buah pertandan (buah) pada dosis 507.039 g/polibag.
Rataan Berat Buah (g)
Data pengamatan dan sidik ragam dari rataan berat buah (g) dapat dilihat pada Lampiran 23-24. Berdasarkan sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan
Tabel 5. Berat Buah (g)
Varietas Pupuk Kandang (g/polibag) Rataan
P0 (0) P1 (250) P2 (500) P3 (750)
V1 = Rempai 2.75 2.63 2.72 2.46 2.64 b
V2 = Vida 6.69 6.85 6.02 7.53 6.77 a
V3 = Super King 3.54 1.79 0.71 2.64 2.17 b
Rataan 4.32 3.76 3.15 4.21
Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%
Heritabilitas
Perhitungan heritabilitas ialah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menduga apakah suatu tampilan fenotipe pada suatu tanaman dipengaruh oleh faktor genetik atau faktor lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa seluruh parameter yang diamati menunjukkan kriteria heritabilitas yang tinggi. Adapun hasil pendugaan heritabilitas pada msing-masing parameter amatan dapat dilihat pada Tabel 6. sebagai berikut ini :
Tabel 6. Heritabilitas pada Parameter Amatan
Parameter Amatan σ²g σ²p H Kriteria
Tinggi Tanaman 7 MST (cm) 1976.80 2998.51 0.66 Tinggi Jumlah Buah Pertanaman (buah/tanaman) 3.57 3.9 0.91 Tinggi Jumlah Tandan Buah (buah) 1.91 2.03 0.94 Tinggi Jumlah Buah Pertandan (buah/tandan) 3.18 3.36 0.94 Tinggi
Rataan Berat Buah (g) 6.29 8.05 0.78 Tinggi
Pembahasan
Perbedaan Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tomat Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa perlakuan varietas menunjukkan perbedaan yang nyata pada parameter tinggi tanaman mulai dari 2 sampai dengan 7 MST, rataan berat buah (g), jumlah tandan buah (buah), jumlah buah pertanaman (buah) dan jumlah buah pertandan (buah).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa adanya perbedaan varietas pada penelitian menyebabkan terjadinya perbedaan pada tinggi tanaman. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada varietas Vida sedangkan varietas Rempai dan Super King tidak menunjukkan adanya perbedaan secara statistik. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan susunan gen antara varietas Vida dengan varietas Rempai dan varietas Vida dengan varietas Super King, perbedaan susunan gen tersebutlah yang juga menjadi penyebab perbedaan tinggi tanaman. Hal ini sejalan dengan literatur Bahar dan Zein (1993) faktor pengaruh genetik lebih besar terhadap penampilan fenotip bila dibandingkan dengan lingkungan.
Pengaruh Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Organik
Pada perlakuan pupuk kandang parameter yang menunjukkan pengaruh yang nyata adalah pada parameter tinggi tanaman mulai dari 2 MST sampai dengan 5 MST, jumlah tandan buah (buah), dan jumlah buah pertandan (buah), sedangkan perlakuan yang menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada parameter 6 MST dan 7 MST, rataan berat buah (buah) dan jumlah buah pertanaman (buah).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pupuk organik yang berbahan dasar kotoran ayam menunjukkan pengaruh yang nyata adalah pada parameter tinggi tanaman mulai dari 2 MST sampai dengan 5MST, jumlah tandan buah (buah), dan jumlah buah pertandan (buah). Hal ini berarti bahwa pupuk organik tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap tanaman, pengaruh tersebut dapat terjadi karena pupuk kandang dapat memperbaiki sifat fisika tanah, yaitu memperbaiki porositas tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Wigati, et al (2006) yang menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah, yaitu kapasitas tanah menahan air, kerapatan massa tanah, dan porositas total, memperbaiki stabilitas agregat tanah dan meningkatkan kandungan humus tanah, serta meningkatkan kesuburan tanah.
terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya.
Pengaruh pupuk kandang tidak secara langsung berpengaruh positif terhadap tanah. Dimana pupuk organik tersebut mengandung asam amino yang berfungsi dalam meningkatkan keaktifan mikroorganisme dalam menguraikan unsur hara yang belum tersedia menjadi tersedia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yetti dan Elita (2008) yang menyebutkan bahwa pupuk kandang ayam banyakn mengandung asam amino yang berasal dari makanannya sehingga mengalami pelapukan karena keaktifan mikroorganisme pengurai menjadi meningkat, akibatnya ketersediaan unsur hara meningkat.
Pengaruh Interaksi Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Organik
Pada perlakuan interaksi dapat diketahui bahwa parameter tanaman yang menunjukkan pengaruh yang nyata adalah pada parameter tinggi tanaman pada saat 2 MST sampai dengan 5 MST, jumlah tandan buah, jumlah buah pertanaman dan jumlah buah pertandan, sedangkan pada perlakuan interaksi yang tidak nyata terdapat pada parameter tinggi tanaman pada saat 6 MST dan 7 MST serta pada parameter rataan berat buah.
ayam pada varietas Super King dan varietas Rempai menunjukkan interaksi linier positif artinya bahwa semakin banyak dosis pupuk kandang yang diberikan maka jumlah buah pertandan juga akan meningkat.
Parameter lain yang menjadi objek penelitian adalah parameter jumlah tandan, hubungan interaksi kuadratik positif terhadap parameter yaitu pada varietas Rempai dan varietas Vida sehingga berdasarkan persamaan yang telah dibentuk dapat diduga dosis pupuk maksimal dari aplikasi pupuk kandang masing-masing yaitu sebesar 633,33 dan 450,00 g/polibag.
Parameter selanjutnya yang menunjukkan hubungan interaksi antara varietas dan pupuk kandang yang signifikan adalah pada parameter jumlah buah pertanaman (buah). Varietas Rempai menunjukkan bentuk kurva kuadratik positif, sehingga aplikasi pupuk kandang akan mencapai jumlah buah yang maksimum pada dosis 546.75 g/polibag, sedangkan varietas Super King menunjukkan bentuk kurva kuadratik yang negatif sedangkan varietas Vida menunjukkan interaksi yang berbentuk kubik. Interaksi yang berbentuk kurva kubik menggambarkan bahwa penambahan dosis atau pengurangan dosis belum menggambarkan terhadap jumlah buah pertanaman.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Aplikasi pupuk kandang optimum untuk meningkatkan jumlah buah pertandan (buah/tandan) dapat dilakukan pada aplikasi dosis pupuk kandang sebesar 507.03 g/polibag.
2. Aplikasi pupuk kandang optimum untuk meningkatkan jumlah tandan buah (buah) dapat dilakukan pada aplikasi dosis pupuk kandang sebesar 633.33 dan 450 g/polibag pada masing-masing varietas Rempai dan varietas Vida.
3. Seluruh karakter tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah buah pertanaman (buah), jumlah tandan buah (buah), jumlah buah pertandan (buah) dan rataan berat buah (g) menunjukkan kriteria heritabilitas yang tinggi.
Saran
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman
Menurut Wiryanta (2002) tanaman tomat dapat diklasifikasikan dalam divisio Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, ordo Solanales, genus Lycopersicum, spesies Lycopersicum esculentum Mill.
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih–putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30–40 cm, namun dapat mencapai kedalaman 60–70 cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh jarena itu tingkat kesuburan tanah dilapisan atas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah (Pitojo, 2005).
Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat. Warna batang hijau dan berbentuk persegi sampai bulat. Pada permukaan batangnya ditumbuhi banyak rambut halus terutama bagian yang berwarna hijau. Di antara rambut-rambut tersebut biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada bagian buku-bukunya terjadi penebalan dan kadang-kadang pada buku bagian bawah terdapat akar-akar pendek. Jika dibiarkan (tidak dipangkas), tanaman tomat akan mempunyai banyak cabang yang menyebar merata (Yani dan Ade, 2004).
yang terdiri atas dua baris bunga. Tiap – tiap jurai terdiri atas 5 hingga 12 bunga. Mahkota bunganya berwarna kuning muda, bentuk bakal buahnya ada yang bulat panjang, berbentuk bola atau jorong melintang (Rismunandar, 2001).
Buah tomat muda terasa getir dan berbau tidak enak karena mengandung likopersikin. Senyawa ini berupa lendir yang dikeluarkan dari 2-9 kantong lendir. Pada buah matang likopersikin lambat lambat laun hilang sehingga baunya dan rasanya enak, asam–asam manis. Proses pematangan, buah dari hijau menjadi kuning. Ketika buahnya matang, warnanya merah. Ukuran buahnya bervariasi, berdiameter 2cm–15cm tergantung varietas (Gould, 1983).
Biji tomat pipih, berbulu, ringan dan diselimti daging buah, warna bijinya putih kekuningan dan kecoklatan. Biji tomat umumnya digunakan untuk perbanyakan tanaman. Setiap gram berisi antara 200–500 biji, tergantung varietasnya. Biji berkecambah setelah ditanam 5–10 hari, keping terangkat ke atas (tipe epigeal) langsung memanjang dan berwarna hijau (Gould, 1983).
Syarat Tumbuh Iklim
Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman tomat sekurang– kurangnya 10–12 jam setiap hari. Cahaya matahari tersebut digunakan untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukkan buah, dan pemasakan buah. Jika tanaman ternaungi alias kekurangan cahaya matahari akan berdampak negatif, misalnya umur panen menjadi lemas, tanaman tumbuh meninggi, dan tanaman lebih gampang terkena cendawan (Wiryanta, 2002).
Tanaman tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya pada fase generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan yang tinggi pada fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh yang lebih rendah.curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 750 – 1250 mm/tahun. Curah hujan tidak menjadi factor penghambat dalam penangkaran benih tomat, dimusim kemarau jika kebutuhan air dapat dicukupi dari air irigasi (Pitojo, 2005).
Tanah
Tanaman tomat tidak memilih–milih jenis tanah. Di tanah yang ringan dan banyak mengandung pasir hingga tanah yang berat pun dapat tumbuh dan menghasilkan, yang penting kesuburan tanahnya cukup mengandung zat hara yang dibutuhkan (Rismunandar, 2001).
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam sampai waktu tanaman mulai dapat di panen (Tugiyono, 2001).
Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman karena mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, serta kalium, dan unsur mikro seperti kalsium, magnesium, dan sulfur. juga akan menyumbangkan unsur hara bagi tanaman serta meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman. Disamping itu pemberian pupuk kandang juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah, yaitu kapasitas tanah menahan air, kerapatan massa tanah, dan porositas total, memperbaiki stabilitas agregat tanah dan meningkatkan kandungan humus tanah, serta meningkatkan kesuburan tanah (Wigati et al., 2006).
Pupuk organik yang banyak digunakan adalah pupuk kandang ayam, karena selain mudah didapat pupuk kandang ayam mengandung unsur hara N total (%) 0,28, P total (% ) 1,06, K total (%) 2,26, C- total (%) 6,8, Kadar air (%) 52,57 dan unsur hara mikro seperti Cu dan Mn (Syarif, 1986).
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya (Mulat, 2003).
meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk kandang ayam banyak mengandung asam amino yang berasal dari makanannya sehingga mengalami pelapukan karena keaktifan mikroorganisme pengurai menjadi meningkat, akibatnya ketersediaan unsur hara meningkat (Yetti dan Elita, 2008)
Varietas
Penggunaan varietas yang dapat beradaptasi dan menghasilkan produksi yang tinggi merupakan pilihan dalam pengembangan tanaman tomat, karena tanaman tomat yang diusahakan masih didominasi varietas lokal. Di dataran rendah pengembangan varietas berdaya hasil tinggi mengalami hambatan karena tidak tahan terhadap temperatur tinggi dan adanya penyakit layu bakteri. Namun pada saat ini sudah banyak dihasilkan varietas - varietas yang berdaya hasil tinggi dan dapat beradaptasi di dataran rendah, baik varietas unggul maupun varietas hibrida (Fauziati, dkk, 2004).
Peningkatan produksi tomat yang diupayakan petani dalam usaha taninya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Penggunaan varietas baru yang unggul merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas, dimana hasil varietas tersebut cukup tinggi, kualitas buah baik, tahan terhadap gangguan hama dan penyakit penting serta mampu beradaptasi pada berbagai lingkungan tumbuh (Sutapradja, 2007).
sampai setelah panen. Benih yang berasal dari tanaman yang menyerbuk alami umumnya memiliki keragaman, antara lain penampilan morfologi tanaman, umur panen, daya hasil, dan kualitas hasil, tetapi memiliki adaptasi spesifik lokasi, sedangkan dalam era perdagangan bebas diperlukan benih tomat varietas unggul yang memiliki daya hasil tinggi, kualitas buah baik dan seragam, serta tersedia secara konyinu. Dalam hal ini varietas hibrida lebih dapat memenuhi permintaan pasar (Purwati, 2009).
Heritabilitas
Variasi keseluruhan dalam suatu populasi merupakan hasil kombinasi genotipe dan pengaruh lingkungan. Proporsi variasi merupakan sumber yang penting dalam program pemuliaan karena dari jumlah variasi genetik ini diharapkan terjadi kombinasi genetik yang baru. Proporsi dari seluruh variasi yang disebabkan oleh perubahan genetik disebut heritabilitas. Heritabilitas dalam arti yang luas adalah semua aksi gen termasuk sifat dominan, aditif, dan epistasis. Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1 bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik. Dengan demikian nilai heritabilitas akan terletak antara kedua nilai ekstrim tersebut (Welsh, 2005).
lingkungan, sehingga dapat diketahui sejauh mana sifat tersebut dapat diturunkan pada generasi berikutnya.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Tomat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Sehingga dari tahun ke tahun Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan produksi tomat dengan cara perluasan wilayah budidaya tomat. Namun Indonesia masih mengimpor tomat baik dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk olahan yang berasal dari berbagai negara (Simamora, 2009).
Kelezatan cita rasa masakan seolah-olah kurang sempurna tanpa kehadiran tomat, baik berupa buah segar maupun saos. Demikian juga tomat sebagai minuman, jus tomat semakin digemari orang. Bahkan tanpa susah payah pun, sebenarnya tomat sudah dapat dinikmati dengan lezat sebab enak dimakan segar. Bentuk buahnya yang bulat dengan warna merah merekah serta rasanya yang manis-manis asam merupakan daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh buah yang lainnya. Tidak hanya terbatas di lingkungan rumah tangga, penggunaan tomat sebagai bahan baku industri juga telah dikembangkan. Apabila buah tomat merupakan bahan baku industri, maka nilai komersial buah akan meningkat. Banyak industri kecil (industri rumah tangga) dan industri besar yang mengelola
menjadi macam-macam olahan seperti sari buah, saos dan sirup (Trisnawati dan Setiawan, 2001).
Perkembangan ilmu pertanian yang kini telah digalakkan, diharapkan varietas-varietas baru hasil penelitian dalam negeri akan bermunculan dan disebarluaskan di dataran rendah maupun di dataran tinggi (Rismunandar, 2001).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun (2011), produksi tomat di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2008 mencapai 725.973 ton kemudian tahun 2009 mencapai 853.061 ton selanjutnya pada tahun 2010 mencapai 891.616 ton dan angka ramalan menunjukkan produksi tomat pada tahun 2011 mencapai 950.385 ton.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas tomat adalah dengan penambahan bahan organik dalam tanah yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan akar tanaman lebih mudah menembus tanah dan menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah dengan baik hal ini akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Rismunandar, 2001).
faktor antara lain: jenis ternak dan umurnya, makanan hewan ternak, hasil hewan ternak, jumlah dan macam alas kandang, bentuk atau struktur kandang dan tempat penyimpanan pupuk. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang kuda, kambing dan ayam. Pupuk dingin lebih lama terurai, misalnya pada sapi dan kerbau (Hasibuan, 2006).
Peningkatan produktivitas tanaman dengan menggunakan pupuk anorganik bukan merupakan langkah yang bijaksana mengingat akhir-akhir ini terjadi peningkatan konsumen yang menghendaki produk pertanian yang bebas residu pestisida dan pupuk buatan agar produk tersebut aman dikonsumsi dan terciptanya lingkungan hidup yang sehat (Desiana dan Rahmah, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tomat dataran rendah terhadap pemberian pupuk organik.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tomat dataran rendah terhadap pemberian pupuk organik.
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan respons beberapa varietas tomat dataran rendah terhadap beberapa taraf pemberian pupuk organik.
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman
Menurut Wiryanta (2002) tanaman tomat dapat diklasifikasikan dalam divisio Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, ordo Solanales, genus Lycopersicum, spesies Lycopersicum esculentum Mill.
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih–putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu dalam, menyebar ke semua arah hingga kedalaman rata-rata 30–40 cm, namun dapat mencapai kedalaman 60–70 cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh jarena itu tingkat kesuburan tanah dilapisan atas sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah (Pitojo, 2005).
Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat. Warna batang hijau dan berbentuk persegi sampai bulat. Pada permukaan batangnya ditumbuhi banyak rambut halus terutama bagian yang berwarna hijau. Di antara rambut-rambut tersebut biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada bagian buku-bukunya terjadi penebalan dan kadang-kadang pada buku bagian bawah terdapat akar-akar pendek. Jika dibiarkan (tidak dipangkas), tanaman tomat akan mempunyai banyak cabang yang menyebar merata (Yani dan Ade, 2004).
yang terdiri atas dua baris bunga. Tiap – tiap jurai terdiri atas 5 hingga 12 bunga. Mahkota bunganya berwarna kuning muda, bentuk bakal buahnya ada yang bulat panjang, berbentuk bola atau jorong melintang (Rismunandar, 2001).
Buah tomat muda terasa getir dan berbau tidak enak karena mengandung likopersikin. Senyawa ini berupa lendir yang dikeluarkan dari 2-9 kantong lendir. Pada buah matang likopersikin lambat lambat laun hilang sehingga baunya dan rasanya enak, asam–asam manis. Proses pematangan, buah dari hijau menjadi kuning. Ketika buahnya matang, warnanya merah. Ukuran buahnya bervariasi, berdiameter 2cm–15cm tergantung varietas (Gould, 1983).
Biji tomat pipih, berbulu, ringan dan diselimti daging buah, warna bijinya putih kekuningan dan kecoklatan. Biji tomat umumnya digunakan untuk perbanyakan tanaman. Setiap gram berisi antara 200–500 biji, tergantung varietasnya. Biji berkecambah setelah ditanam 5–10 hari, keping terangkat ke atas (tipe epigeal) langsung memanjang dan berwarna hijau (Gould, 1983).
Syarat Tumbuh Iklim
Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan tanaman tomat sekurang– kurangnya 10–12 jam setiap hari. Cahaya matahari tersebut digunakan untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukkan buah, dan pemasakan buah. Jika tanaman ternaungi alias kekurangan cahaya matahari akan berdampak negatif, misalnya umur panen menjadi lemas, tanaman tumbuh meninggi, dan tanaman lebih gampang terkena cendawan (Wiryanta, 2002).
Tanaman tomat pada fase vegetatif memerlukan curah hujan yang cukup. Sebaliknya pada fase generatif memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan yang tinggi pada fase pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh yang lebih rendah.curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 750 – 1250 mm/tahun. Curah hujan tidak menjadi factor penghambat dalam penangkaran benih tomat, dimusim kemarau jika kebutuhan air dapat dicukupi dari air irigasi (Pitojo, 2005).
Tanah
Tanaman tomat tidak memilih–milih jenis tanah. Di tanah yang ringan dan banyak mengandung pasir hingga tanah yang berat pun dapat tumbuh dan menghasilkan, yang penting kesuburan tanahnya cukup mengandung zat hara yang dibutuhkan (Rismunandar, 2001).
Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan yang teratur dan cukup mulai tanam sampai waktu tanaman mulai dapat di panen (Tugiyono, 2001).
Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman karena mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, serta kalium, dan unsur mikro seperti kalsium, magnesium, dan sulfur. juga akan menyumbangkan unsur hara bagi tanaman serta meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman. Disamping itu pemberian pupuk kandang juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah, yaitu kapasitas tanah menahan air, kerapatan massa tanah, dan porositas total, memperbaiki stabilitas agregat tanah dan meningkatkan kandungan humus tanah, serta meningkatkan kesuburan tanah (Wigati et al., 2006).
Pupuk organik yang banyak digunakan adalah pupuk kandang ayam, karena selain mudah didapat pupuk kandang ayam mengandung unsur hara N total (%) 0,28, P total (% ) 1,06, K total (%) 2,26, C- total (%) 6,8, Kadar air (%) 52,57 dan unsur hara mikro seperti Cu dan Mn (Syarif, 1986).
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya (Mulat, 2003).
meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk kandang ayam banyak mengandung asam amino yang berasal dari makanannya sehingga mengalami pelapukan karena keaktifan mikroorganisme pengurai menjadi meningkat, akibatnya ketersediaan unsur hara meningkat (Yetti dan Elita, 2008)
Varietas
Penggunaan varietas yang dapat beradaptasi dan menghasilkan produksi yang tinggi merupakan pilihan dalam pengembangan tanaman tomat, karena tanaman tomat yang diusahakan masih didominasi varietas lokal. Di dataran rendah pengembangan varietas berdaya hasil tinggi mengalami hambatan karena tidak tahan terhadap temperatur tinggi dan adanya penyakit layu bakteri. Namun pada saat ini sudah banyak dihasilkan varietas - varietas yang berdaya hasil tinggi dan dapat beradaptasi di dataran rendah, baik varietas unggul maupun varietas hibrida (Fauziati, dkk, 2004).
Peningkatan produksi tomat yang diupayakan petani dalam usaha taninya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Penggunaan varietas baru yang unggul merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas, dimana hasil varietas tersebut cukup tinggi, kualitas buah baik, tahan terhadap gangguan hama dan penyakit penting serta mampu beradaptasi pada berbagai lingkungan tumbuh (Sutapradja, 2007).
sampai setelah panen. Benih yang berasal dari tanaman yang menyerbuk alami umumnya memiliki keragaman, antara lain penampilan morfologi tanaman, umur panen, daya hasil, dan kualitas hasil, tetapi memiliki adaptasi spesifik lokasi, sedangkan dalam era perdagangan bebas diperlukan benih tomat varietas unggul yang memiliki daya hasil tinggi, kualitas buah baik dan seragam, serta tersedia secara konyinu. Dalam hal ini varietas hibrida lebih dapat memenuhi permintaan pasar (Purwati, 2009).
Heritabilitas
Variasi keseluruhan dalam suatu populasi merupakan hasil kombinasi genotipe dan pengaruh lingkungan. Proporsi variasi merupakan sumber yang penting dalam program pemuliaan karena dari jumlah variasi genetik ini diharapkan terjadi kombinasi genetik yang baru. Proporsi dari seluruh variasi yang disebabkan oleh perubahan genetik disebut heritabilitas. Heritabilitas dalam arti yang luas adalah semua aksi gen termasuk sifat dominan, aditif, dan epistasis. Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1 bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik. Dengan demikian nilai heritabilitas akan terletak antara kedua nilai ekstrim tersebut (Welsh, 2005).
lingkungan, sehingga dapat diketahui sejauh mana sifat tersebut dapat diturunkan pada generasi berikutnya.
ABSTRAK
ALI ZAINAL ABIDIN: Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum Esculentum L.) Dataran Rendah Terhadap Pemberian
Pupuk Organik dibimbing oleh EMMY HARSO KARDHINATA dan YUSUF HUSNI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tomat dataran rendah terhadap pemberian pupuk organik. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Setiabudi Pasar 1 Tanjung Sari, Medan dengan ketinggian ± 25 meter diatas permukaan laut, dimulai pada bulan Juni 2013 sampai Agustus 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor yaitu varietas tomat dataran rendah (Rempai,
Vida, dan Super King) dan dosis pupuk kandang ayam (0, 250, 500, 750 g/polibag). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah buah
pertanaman, jumlah tandan buah, jumlah buah pertandan, rata-rata berat buah, heritabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas tomat berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman mulai dari 2 sampai dengan 7 MST, rataan berat buah (g), jumlah tandan buah (buah), jumlah buah pertanaman (buah) dan jumlah buah pertandan (buah), dosis pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman mulai dari 2 MST sampai dengan 5 MST, jumlah tandan buah (buah), dan jumlah buah pertandan (buah), dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada saat 2 MST sampai dengan 5 MST, jumlah tandan buah, jumlah buah pertanaman dan jumlah buah pertandan, sedangkan pada perlakuan interaksi yang tidak nyata terdapat pada parameter tinggi tanaman pada saat 6 MST dan 7 MST serta pada parameter rataan berat buah.
ABSTRACT
ALI ZAINAL ABIDIN: The Growth Response and Yield of Some Varieties of
Lowland Tomato (Lycopersicum esculentum L.) Against Giving Organic Fertilizer
supervised by EMMY HARSO KARDHINATA and YUSUF HUSNI.
The purpose of the study was to determine the growth response and yield
of some varieties of lowland tomato (lycopersicum esculentum l.) against giving
organic fertilizer. The research was conducted at Pasar I Tanjung Sari street,
Medan with the height of 25 metres above sea level, began from June until August
2013. The research design is a randomized block design with two factors, the
factors were tomato varieties (Rempai; Vida and Super King) and organic
fertilizer (0, 250, 500, and 750 g/polybag). Parameter was observed plant height,
total irrigated fruit, total fruit bunches, the number of per cluster, average fruit
weight, heritabilitas. The results showed that tomato varieties showed significant
parameters of plant height from 2 to 7 MST, averaging fruit weight (g), the
amount of fresh fruit bunches (fruit), the amount of irrigated fruit (fruit) and the
amount of per cluster (fruit), a dose of fertilizer henhouse showed significant
parameters plant height from 2 to 5 MST , the amount of fresh fruit bunches (of
fruit), and the amount of per cluster (fruit), and the interaction of both treatments
showed significant parameters of plant height at 2 to 5 MST, the number of
bunches, and the total amount of irrigated fruit per cluster, whereas in interaction
behavior that is not expressly found in plant height parameters at 6 and 7 MST in
fruit weight averaging parameter.
Key words : organic fertilizer, variety, lowland tomato
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH
TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
SKRIPSI
Oleh :
ALI ZAINAL ABIDIN/080307049 PEMULIAAN TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH
TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
SKRIPSI
Oleh :
ALI ZAINAL ABIDIN/080307049 PEMULIAAN TANAMAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum L.) Dataran Rendah Terhadap Pemberian Pupuk Organik
Nama : Ali Zainal Abidin NIM : 080307049 Program Studi : Agroekoteknologi Minat : Pemuliaan Tanaman
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
(Ir. Emmy Harso Kardhinata, M.Sc) (Ir. Yusuf Husni Ketua Anggota
)
Mengetahui
Ir. T. Sabrina, M.Sc., Ph.D. Ketua Program Studi Agroekoteknologi
ABSTRAK
ALI ZAINAL ABIDIN: Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum Esculentum L.) Dataran Rendah Terhadap Pemberian
Pupuk Organik dibimbing oleh EMMY HARSO KARDHINATA dan YUSUF HUSNI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi beberapa varietas tomat dataran rendah terhadap pemberian pupuk organik. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Setiabudi Pasar 1 Tanjung Sari, Medan dengan ketinggian ± 25 meter diatas permukaan laut, dimulai pada bulan Juni 2013 sampai Agustus 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor yaitu varietas tomat dataran rendah (Rempai,
Vida, dan Super King) dan dosis pupuk kandang ayam (0, 250, 500, 750 g/polibag). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah buah
pertanaman, jumlah tandan buah, jumlah buah pertandan, rata-rata berat buah, heritabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas tomat berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman mulai dari 2 sampai dengan 7 MST, rataan berat buah (g), jumlah tandan buah (buah), jumlah buah pertanaman (buah) dan jumlah buah pertandan (buah), dosis pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman mulai dari 2 MST sampai dengan 5 MST, jumlah tandan buah (buah), dan jumlah buah pertandan (buah), dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada saat 2 MST sampai dengan 5 MST, jumlah tandan buah, jumlah buah pertanaman dan jumlah buah pertandan, sedangkan pada perlakuan interaksi yang tidak nyata terdapat pada parameter tinggi tanaman pada saat 6 MST dan 7 MST serta pada parameter rataan berat buah.
ABSTRACT
ALI ZAINAL ABIDIN: The Growth Response and Yield of Some Varieties of
Lowland Tomato (Lycopersicum esculentum L.) Against Giving Organic Fertilizer
supervised by EMMY HARSO KARDHINATA and YUSUF HUSNI.
The purpose of the study was to determine the growth response and yield
of some varieties of lowland tomato (lycopersicum esculentum l.) against giving
organic fertilizer. The research was conducted at Pasar I Tanjung Sari street,
Medan with the height of 25 metres above sea level, began from June until August
2013. The research design is a randomized block design with two factors, the
factors were tomato varieties (Rempai; Vida and Super King) and organic
fertilizer (0, 250, 500, and 750 g/polybag). Parameter was observed plant height,
total irrigated fruit, total fruit bunches, the number of per cluster, average fruit
weight, heritabilitas. The results showed that tomato varieties showed significant
parameters of plant height from 2 to 7 MST, averaging fruit weight (g), the
amount of fresh fruit bunches (fruit), the amount of irrigated fruit (fruit) and the
amount of per cluster (fruit), a dose of fertilizer henhouse showed significant
parameters plant height from 2 to 5 MST , the amount of fresh fruit bunches (of
fruit), and the amount of per cluster (fruit), and the interaction of both treatments
showed significant parameters of plant height at 2 to 5 MST, the number of
bunches, and the total amount of irrigated fruit per cluster, whereas in interaction
behavior that is not expressly found in plant height parameters at 6 and 7 MST in
fruit weight averaging parameter.
Key words : organic fertilizer, variety, lowland tomato
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 14 Februari 1989 dari ayah Fauzun Yahya dan ibu Nelmi. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara
Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 8 Medan dan pada tahun 2008 masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih program studi Pemuliaan Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN II Kebun Melati, Kabupaten Serdang Bedagai, pada tanggal 20 Juni sampai
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum L.) Dataran Rendah Terhadap Pemberian Pupuk Organik” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Emmy Harso Kardhinata, M.Sc selaku ketua dan Bapak Ir. Yusuf Husni selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Medan, Desember 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTARLAMPIRAN...viii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
Hipotesis Penelitian ... 4
Kegunaan Penelitian ... 4
TINJAUAN PUSTAKA Tempat dan Waktu Penelitian ... 12
Bahan dan Alat ... 12
Metode Penelitian ... 12
Pengendalian Hama dan Penyakit ... 17
Panen ... 17
Pengamatan Parameter ... 18
Tinggi Tanaman (cm) ... 18
Jumlah Buah Pertanaman (buah) ... 18
Jumlah Tandan Buah (buah) ... 18
Jumlah Buah Pertandan (buah) ... 18
Rata-Rata Berat Buah (g) ... 18
Heritabilitas ... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19
Tinggi Tanaman (cm) ... 19
Jumlah Buah Pertanaman (buah) ... 20
Jumlah Tandan Buah (buah) ... 22
Jumlah Buah Pertandan (buah) ... 23
Rata-Rata Berat Buah (g) ... 25
Heritabilitas ... 26
Pembahasan ... 26
Perbedaan Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tomat ... 26
Pengaruh Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Organik ... 27
Pengaruh Interaksi Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Organik ... 29
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan……….31
Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Rataan Tinggi Tanaman (cm)... 20
2. Rataan Jumlah Buah Pertanaman (buah) ... 21
3. Rataan Jumlah Tandan Buah (buah) ... 22
4. Rataan Jumlah Buah Pertandan (buah) ... 24
5. Rataan Berat Buah (g) ... 25
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Interaksi Antara Varietas dan Dosis Pupuk Pada Parameter Tinggi
Tanaman (cm) ... 20 2. Interaksi Antara Varietas dan Dosis Pupuk Pada Parameter Jumlah Buah
Pertanaman (buah) ... 21 3. Interaksi Antara Varietas dan Dosis Pupuk Pada Parameter Jumlah
Tandan Buah (buah) ... 23 4. Interaksi Antara Varietas dan Dosis Pupuk Pada Parameter Jumlah Buah
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Bagan Penelitian... 34
2. Bagan Plot Tanaman ... 35
3. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 36
4. Deskripsi Varietas Tomat ... 37
5. Tinggi Tanaman 2 MST ... 40
6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST ... 40
7. Tinggi Tanaman 3 MST ... 41
8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST ... 41
9. Tinggi Tanaman 4 MST ... 42
10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST ... 42
11. Tinggi Tanaman 5 MST ... 43
12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST ... 43
13. Tinggi Tanaman 6 MST ... 44
14. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST ... 44
15. Tinggi Tanaman 7 MST ... 45
16. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MST ... 45
17. Jumlah Buah Pertanaman ... 46
18. Sidik Ragam Jumlah Buah Pertanaman ... 46
24. Sidik Ragam Rata - Rata Berat Buah ... 49
25. Data Analisis Tanah ... 50
26. Data BMKG ... 51
27. Foto Lahan ... 52