• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bhara Hardyca Pendidikan Sosiologi 2014 A 14413241033 Tugas Esai Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bhara Hardyca Pendidikan Sosiologi 2014 A 14413241033 Tugas Esai Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bhara Hardyca

Pendidikan Sosiologi 2014 A 14413241033

Tugas Esai Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Cinta Tanah Air

Jika kita mendengar atau membaca kalimat ‘cinta tanah air’, hal apakah yang terlintas pertama kali di benak kita? Apakah kita berpikir mengenai kecintaan kita terhadap negeri tempat kita lahir, bertumbuh, dan menimbulkan suatu ikatan ini? Atau yang di luar pemikiran kita pada umumnya yaitu kecintaan kita terhadap tanah dan air, dalam konteks ini kita hanya mencintai tanah dan air, dimana tanah dan air yang dimaksudkan adalah materi atau unsur tanah dan air yang ada di seluruh belahan bumi. Tentu saja kebanyakan dari kita mengartikan kalimat cinta tanah air seperti pemikiran yang telah disebutkan pada baris kedua paragraf ini, yaitu kecintaan kita terhadap negeri tempat kita lahir, bertumbuh, dan menimbulkan suatu ikatan.

Cinta tanah air yang sesungguhnya memberikan sebuah wawasan yang luas bagi kita dalam menyikapi sebuah realita berupa kekayaan, keberagaman, dan kekhasan yang dimiliki negeri kita tercinta ini, Indonesia. Kita sering mendengar kalimat yang berbunyi ‘sejengkal tanah pun di negeri ini harus kita jaga’. Kalimat ini hampir memiliki makna yang sama dengan pemikiran mengenai kecintaan kita hanya pada materi atau unsur tanah dan air yang ada di muka bumi. Namun sesungguhnya makna dari kalimat tersebut sangatlah luas, tidak hanya melulu soal kecintaan kita pada unsur atau materi dalam sejengkal tanah yang dimaksud. Pertama, kita harus menjaga sejengkal tanah pun di negeri kita ini dari upaya klaim maupun tindakan – tindakan yang merugikan yang dilakukan oleh negara lain. Selanjutnya kita sebagai warga negara Indonesia, apalagi di negeri sendiri, juga tidak bisa seenaknya memperlakukan sejengkal tanah pun yang dijadikan sebagai perumpamaan di atas. Kita tidak diperkenankan merusak aset – aset yang terdapat di atas tanah tersebut, baik merusak secara fisik maupun merusak kehidupan sosio-kultural yang telah bertumbuh di atasnya.

(2)

pihak – pihak lain. Rasa ini akan tumbuh sebagai sebuah kebanggaan, pengorbanan, dan penghormatan tertinggi bagi negeri kita tercinta yaitu Indonesia.

Ada banyak figur yang dapat dijadikan contoh atau panutan bagi kita terutama dalam hal mencintai tanah air. Salah satunya yang tentu tidak asing lagi di telinga kita adalah sang bapak pahlawan pendidikan, yaitu Ki Hajar Dewantara.

Sedikit pengetahuan saja, Ki Hajar Dewantara dilahirkan pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Sebelum berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara, beliau memiliki nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Namun, saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, beliau mengubah nama menjadi Ki Hajar Dewantara tersebut. Tahukah alasan beliau mengganti nama tersebut? Alasannya cukup sederhana namun memiliki makna. Ya, beliau menggantinya agar tidak ada lagi gelar bangsawan dalam namanya. Hal ini dimaksudkan supaya beliau dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Dari hal sepele seperti pergantian nama pun beliau cukup memperlihatkan karakternya yang merakyat sekalipun beliau seorang bangsawan. Karakter merakyat ini pula yang mencerminkan bahwa beliau adalah seorang tokoh yang mencintai tanah airnya atau nasionalis.

Bersama rekan – rekan seperjuangannya, Ki Hajar Dewantara berusaha menciptakan pendidikan yang mampu dijangkau oleh seluruh elemen masyarakat. Usaha tersebut diwujudkannya dengan mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922. Perguruan itu bercorak nasional dan berusaha menanamkan rasa kebangsaan dalam jiwa peserta didik.

Dipilihnya bidang pendidikan dan kebudayaan sebagai medan perjuangan tidak terlepas dari “strategi” untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Adapun logika berpikirnya relatif sederhana, apabila rakyat diberi pendidikan yang memadai maka wawasannya semakin luas, dengan demikian keinginan untuk merdeka jiwa dan raganya tentu akan semakin tinggi.

(3)

rasa rendah diri, ketakutan, keseganan dan peniruan yang membuta. Selain itu anak – anak dididik menjadi putra tanah air yang setia dan bersemangat, untuk menanamkan rasa pengabdian kepada bangsa dan negara.

Dari gambaran sekilas cukup terlihat bahwa Ki Hajar Dewantara adalah sosok nasionalis yang sejati. Kita dapat sedikit melihat buah – buah pemikiran yang didasari kecintaannya pada tanah air yang salah satunya beliau tuangkan dalam asas Taman Siswa yang berisi tujuh pasal. Dimana di dalamnya dijelaskan agar anak – anak berkembang menjadi merdeka dan serasi, terikat dengan kebudayaan milik sendiri sehingga terhindar dari pengaruh buruk dan tekanan yang diciptakan oleh rezim kolonial. Serta yang terpenting adalah anak – anak dididik menjadi putra tanah air yang setia dan bersemangat, demi menanamkan rasa pengabdian kepada bangsa dan negara.i

Dari Ki Hajar Dewantara, kita sebagai bangsa Indonesia patut berbangga pernah memiliki seorang tokoh sekaligus pahlawan pendidikan yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Lantas sebagai penghargaan kepada beliau, apakah kita hanya berbangga saja? Tentu saja tidak. Namun untuk menjadi seorang insan yang memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi, kita juga tidak diharuskan untuk menjadi sama persis seperti Ki Hajar Dewantara. Kita cukup menjadikan karya – karya ataupun buah – buah pemikirannya semasa hidup sebagai referensi bagi kita dalam pengembangan diri untuk menjadi seorang insan yang cinta tanah air.

Bagi orang yang kurang memiliki rasa ketertarikan dengan bidang pendidikan dan sejarah, pemaparan bab cinta tanah air dengan menghadirkan figur seorang Ki Hajar Dewantara tentunya akan terasa sedikit membosankan. Demi mengantisipasi rasa bosan tersebut, maka penulis akan memberikan sedikit pemaparan dengan ilustrasi dari salah satu bidang yang cukup dicintai atau digemari oleh mayoritas bangsa Indonesia bahkan dunia yaitu bidang olahraga, lebih spesifik lagi adalah olahraga sepakbola.

(4)

lawan – lawannya di sebuah even tertentu. Salah satu cara sederhana yang memperlihatkan bagaimana kecintaan mereka pada tanah air adalah ketika mereka, bahkan juga para pemain, turut berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ sebelum pertandingan dimulai.

Bagaimanapun kondisi persepakbolaan Indonesia, semua pemain yang dipanggil untuk turut membela tim nasional pasti memiliki rasa bangga dan kehormatan tersendiri. Rasa bangga dan kehormatan inilah yang akan memupuk jiwa cinta tanah air bagi seorang atlet khusunya pesepakbola. Mereka akan bersemangat dalam latihan demi memberikan hasil yang terbaik bagi tim nasional Indonesia. Semangat mereka demi hasil terbaik bagi tim nasional tentunya sudah cukup mencerminkan jiwa ataupun rasa cinta tanah air mereka terhadap bangsa ini. Walau pada kenyataannya penulis memiliki wawasan ada pula pemain yang dipanggil untuk membela tim nasional namun enggan untuk bergabung. Pemain tersebut adalah pemain bintang dari tanah Papua yaitu Boaz Solossa. Namun keengganan Boaz untuk bergabung dengan tim nasional bukan berarti ia tidak cinta terhadap tanah air, melainkan ada faktor – faktor temporer yang membuatnya enggan untuk bergabung dengan tim nasional. Sebab pada kenyataannya di lain kesempatan Boaz menerima panggilan negara tersebut dan turut bergabung dalam pemusatan latihan tim nasional Indonesia.

Berbicara mengenai prestasi tim nasional, di kancah Asia Tenggara saja kita sudah mulai tertinggal dengan negara – negara tetangga. Sebut saja Singapura, negara kecil di dekat Kepualauan Riau yang lebih sering menjadi juara di turnamen tingkat Asia Tenggara dibandingkan Indonesia. Begitu juga kini Filipina yang tengah mulai menunjukkan taringnya di tingkat Asia Tenggara. Pecinta sepakbola tentu tahu keberhasilan dua negara tersebut adalah disebabkan dengan adanya proses naturalisasi.

(5)

Kita juga tidak tahu latar belakang sesungguhnya yang mendasari para pemain asing ini bersedia berubah kewarganegaraannya untuk menjadi warga negara Indonesia. Mungkin saja hanya untuk memperoleh kesempatan bermain di tim nasional guna membantu menunjang karirnya atau benar - benar tulus membela negara barunya dengan motif kecintaannya pada tanah air. Salah satu pemain naturalisasi yaitu Tonnie Cussel beralasan jika menjadi warga negara Indonesia dan bergabung dengan tim nasional adalah cita – citanya sejak kecil dan hal ini baginya adalah panggilan negara. Bagaimana alasan sesungguhnya tentu kita tidak tahu, yang jelas dengan adanya beberapa ‘bule’ di skuad tim nasional kita saat ini tetap belum memberikan hasil yang maksimal bagi persepakbolaan Indonesia. Bangsa kita tentu akan lebih bangga dan meningkat rasa cinta tanah airnya jika tim nasional kita dapat berprestasi dengan pemain – pemain yang murni berdarah Indonesia, bahkan secara fisik pun ‘orang Indonesia asli’.ii

(6)

i Sugihartono, dkk. 2013. Psikologi pendidikan, halaman 123-125. Yogyakarta: UNY Press

ii

Ini Alasan Tiga Pemain Naturalisasi Tertarik Membela Timnas Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini memiliki makna bahwa lima indikator dalam variabel motivasi yaitu: target yang ingin dicapai (MB1), kuliah sangat penting untuk bekal di masa depan (MB2), adanya penghargaan

It was a one-shot case study investigating the effects of process- oriented approach in teaching English composition on the students’ writing process and products.. The subjects

Pembelajaran kontekstual dalam dalam suatu pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

independensi hakim dalam memutus perkara. 5) Minimnya jumlah dan kualitas/kompetensi yang dimiliki oleh mediator yang berimplikasi pada tidak optimalnya penyelesaian

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol dan fraksi etil asetat dari daun Peronema canescens (sungkai)

- Electronics Technician : Tenaga Ahli Level Madya yang mampu membuat perancangan secara rinci dari sistem, rangkaian dan perangkat elektronika, baik menggunakan teknologi

Dari fabel di atas, bagian komplikasi sampai klimaks terdapat pada. paragraf