• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP PERLINDUNGAN HUKUM KAWASAN RESAPAN AIR TERHADAP PERTAMBANGAN PASIR DI KABUPATEN SLEMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP PERLINDUNGAN HUKUM KAWASAN RESAPAN AIR TERHADAP PERTAMBANGAN PASIR DI KABUPATEN SLEMAN."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

55 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengamatan atau penelitian yang diperoleh

penulis selama ini, dan dari berbagai hal yang telah di paparkan di dalam bab

II maka dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum kawasan Resapan Air

terhadap kegiatan Pertambangan pasir di Kabupaten Sleman belum dilakukan

secara optimal. Keberadaan ini disebabkan oleh kurangnya tenaga di

instansi-instansi pemerintah daerah dan minimnya dana operasional untuk menjaga,

mengelola, dan mengawasi Kawasan Resapan Air. Hal ini disebabkan juga

oleh tidak adanya payung hukum yang secara khusus mengatur tentang

pengelolaan Kawasan Resapan Air, serta kurang keseriusan dari pemerintah

untuk menjaga kelestarian fungsi kawasan resapan air sehingga keberadaan

Kawasan Resapan Air dari waktu-kewaktu semakin berkurang jumlahnya.

Selain itu kurangnya koordinasi dari instansi-instansi terkait untuk melakukan

pengelolaan, pengawasan, dan pengendalian penambangan di kawasan resapan

air yang semakin lama bila dibiarkan saja akan menimbulkan masalah yang

kompleks bagi masyarakat disekitar kawasan resapan air. Kesadaran

masyarakat untuk menjaga fungsi kawasan resapan air masih dirasa kurang

(2)

56

B. Saran

1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman.

Pemerintah yang terkait seharusnya saling berkoordinasi dalam satu misi

dan visi yang sama. Selain itu pemerintah daerah harus menyusun

peraturan yang secara khusus mengatur tentang penggelolaan Kawasan

Resapan Air sebagai dasar untuk menjaga dan mengelola fungsi kawasan

resapan air. Serta pemerintah daerah harus bersikap tegas dalam

pemberian sanksi bagi mereka yang melakukan penambangan di kawasan

resapan air yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan fungsi

resapan air terutama di Kabupaten Sleman.

2. Bagi para penambang pasir.

Para penambang pasir wajib memperhatikan, melindungi serta

memperbaiki lingkungna yang rusak akibat penambangan pasir. Para

penambang yang melakukan eksploitasi diharapkan segera melakukan

reklamasi. Hal ini dilakukan sebagai wujud dari pertanggung jawaban atas

kegiatan usaha pertambangan yang telah mereka lakukan. Selain itu harus

dibentuk suatu organisasi yang beranggotakan para penambang pasir agar

Pemerintah Daerah mudah untuk mendata, memberikan pengarahan,

penjelasan, pembinaan dan pengawasan terhadap para pelaku

penambangan serta untuk mengantisipasi terjadinya pengurangan Kawasan

(3)

57

3. Bagi masyarakat.

Masyarakat harus menjaga lingkungan sekitar resapan air, khususnya

dilingkungan pertambangan. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam

melaksanakan program pemerintah khususnya dalam program

perlindungan kawasan resapan air, yang dalam tujuan program ini adalah

untuk menjaga fungsi kawasan resapan air dan menggurangi kerusakan

lingkungan akibat kegiatan pertambangan yang dilakukan di daerah

(4)

58

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bambang Marhijanto, 1995, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bintang Timur, Surabaya.

Bambang Suggono, 2007, Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Daud Silalahi, 2003, Pengaturan Hukum Sumber Daya Air dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia, PT. Alumni, Bandung.

Departemen P&K.2002. Kamus besar bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Joko Subagyo P, 1992, Hukum Lingkungan Masalah Dan Penaggulangannya, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Lutfi Effendi, 2003, Pokok-pokok Hukum Administrasi, Banyumedia Publishing Malang.

Roni Hanitijo Soemitro, 1990, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Ghalia Indonesia.

Salim H.S, 2007, Hukum Pertambangan di Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Makalah

Seminar segi-segi hukum dari pengelolaan lingkungan hidup, Pembinaan Hukum Nasional. Binacipta. Bandung

Website

http://www.kompas.com, tanggal 17-18 Juni 2009

www. Wikipedia.org, Pertambangan dan Penggalian. 8 Oktober 2009.

www.yahoo.com, Isma Rosdianti, Daerah Resapan Air, 8 Oktober 2009.

Referensi

Dokumen terkait

MOU = Jumlah angka dihasilkan dari penggalangan kerjasama dengan institusi lain di bidang P2M yang dituangkan dalam bentuk MOU.

Dengan demikian,dapat dikatakan bahwa resolusi ini merupakan penyimpangan dari prinsip umum yang menyatakan bahwa perjanjian itu hanya mengikat bagi mereka yang mengikatkan

Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih baik dibanding pada kelas kontrol, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa terdapat perbedaan

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: pertama, penyerahan mahar yang dilakukan sebelum akad nikah di KUA Kecamatan Prambon adalah penyerahan mahar oleh calon mempelai laki-laki

Hipotesis penelitian pada Bab II yaitu faktor pemilihan karir yang meliputi penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pengakuan profesional,

Karena itu, seharusnyalah setiap orang yang percaya kepada Kristus men- jadi saksi Kristus yang hidup, yang memberitakan kepada dunia bahwa Yesus Tuhan adalah Mesias yang turun

•  Tidak direkomendasikan pada tahap awal identifikasi kebutuhan pelanggan à karena tidak menangkap kebutuhan konsumen yang tersembunyi..