• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGAMBARAN PESAN SOSIAL DALAM FILM YANG DIANGKAT DARI SEBUAH NOVEL (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Reza)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGAMBARAN PESAN SOSIAL DALAM FILM YANG DIANGKAT DARI SEBUAH NOVEL (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Reza)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGAMBARAN PESAN SOSIAL DALAM FILM YANG

DIANGKAT DARI SEBUAH NOVEL

(Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Reza)

SKRIPSI

Diajukan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

Nugroho Suryo P.S.P

06220072

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Nugroho Suryo Purnomo S.P

NIM : 06220072

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Penggambaran Pesan Sosial Dalam Film Yang Diangkat Dari Sebuah Novel (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Reza)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Nasrullah, S.Sos., M.Si) (Drs. Imam Hidayat, MM)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nugroho Suryo Purnomo S.P

NIM : 06220072

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Penggambaran Pesan Sosial Dalam Film Yang Diangkat Dari Sebuah Novel (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Reza)

Telah Dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi,

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dan Dinyatakan LULUS

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 26 Juli 2012

Tempat : Ruang Dosen FISIP

Mengesahkan,

Dekan FISIP UMM

(Dr.Wahyudi, M.Si)

Dewan Penguji:

1.Widiya Yutanti, MA : (………)

2.Novin Styo Wibowo, S.Sos : (………)

3.Nasrullah, M.Si : (………)

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nuroho Suryo Purnomo S.P

Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 24 mei 1986 Nomor Induk Mahasiswa : 06220072

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan judul:

Penggambaran Pesan Sosial Dalam Film Yang Diangkat Dari Sebuah Novel (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Reza)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang laim, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan keteyuan yang berlaku.

Malang, 26 Juli 2012 Yang Menyatakan,

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Nugroho Suryo Purnomo S.P

2. NIM : 06220072

3. Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

4. Jurusan : Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi : Audio Visual

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: Penggambaran Pesan Sosial Dalam Film Yang Diangkat Dari Sebuah novel (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Reza)

Skripsi ini disusun oleh penulis sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam skripsi ini penulis tertarik dan membahas tentang pesan social yang ter kandung dalam film Sang Pemimpi.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh Karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak DR. Muhadjir Effendy, M.AP selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr.Wahyudi,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Nurudin, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Nasrullah, S.Sos., M.Si selaku pembimbing satu dan Drs. Imam Hidayat, MM selaku pembimbing dua penulis, terimakasih atas waktu yang diluangkan dan kesabarannya dalam membimbing, terutama atas nasehat-nasehat yang diberikan kepada penulis.

5. Ibu Widiya Yutanti, MM selaku penguji dan bapak Novin Styo Wibowo, S.Sos, terimakasih atas evaluasinya terhadap penulis selama proses ujian. 6. Tak luput juga saya ucapkan kepada orang seperjuangan saya Adit sincan,

dimas, dan father.

(7)

Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Namun, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Dikarenakan kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan dari seluruh pihak yang membaca. Pada akhirnya penulis berharap agar karya ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Malang,26 Juli 2012

(8)

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

D.Kegunaan Penelitian ... 4

D.1. Kegunaan Akademis... 4

D.2. Kegunaan Praktis ... 4

E.Tujuan Pustaka ... 4

E.1. Pemahaman Tentang Film ... 4

E.2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa ... 9

E.3. Pesan Dalam Film ... 11

E.4. Pemahaman Tentang Sosial ... 16

F.Definisi Konseptual... 18

F.1. Pesan Sosial ... 18

F.2. Film ... 19

G.Struktur Kategorisasi Pesan Sosial ... 20

H.Metode Penelitian ... 22

H.1. Jenis Penelitian ... 22

H.2. Ruang Lingkup Penelitian ... 23

H.3. Unit Analisis ... 23

H.4. Satuan Ukur ... 23

H.5. Teknik Pengumpulan Data ... 24

H.6. Teknik Analisis Data ... 24

(9)

Bab II Gambaran Umum obyek Penelitian

A.Sekilas tentang MILES Films ... 27

B. Sekilas tentang Film Sang Pemimpi... 28

C.Pemeran dan Tokoh ... 29

D.Sinopsis Film Sang Pemimpi ... 30

Bab III Penyajian Data dan Analisis A.Penyajian Dan Analisis Data ... 33

A. Pesan Sosial Dari Segi Persahabatan ... 44

B. Pesan Sosial Dari Segi Pendidikan ... 46

C. Pesan Sosial Dari Segi Agama ... 49

B. Analisis Data ... 59

Bab IV Penutup A.Kesimpulan ... 64

B.Saran ... 64

Daftar Pustaka Lampiran Daftar Gambar Gambar 1 Persahabatan Ketiga Orang Sahabat ... 44

Gambar 2 Jimbron,Ikal, Dan Arai Menonton TV ... 45

Gambar 3 Nilai atau Norma Dalam Pendidikan ... 46

Gambar 4 Interaksi Julian Belia (Guru) dengan Murid... 47

Gambar 5 Kepala Sekolah Memberikan Motivasi Kepada Siswa ... 47

Gambar 6 Pak Mistar Menjemput siswanya di Bioskop ... 48

Gambar 7 Ikal, Arai dan Jimbron Mengaji ... 49

(10)

Daftar Tabel

Tabel 1 Isi scene dalam Film Sang Pemimpi... 33

Tabel 2 Pesan Sosial Dari Segi Persahabatan ... 50

Tabel 3 Pesan Sosial Dari Segi Pendidikan………...55

Tabel 4 Frekuensi Isi Pesan Sosial Film Sang Pemimpi……….60

Tabel 5 Frekuensi Isi Pesan Sosial Film Sang Pemimpi koder 1………...60

Tabel 6 Frekuensi Isi Pesan Sosial Film Sang Pemimpi koder 2………...61

Daftar Lampiran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Baksin, A. 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang, Bandung, Katarsis. Fiske, John. 1990. Cultural and Communication Studies; sebuah pengantar

paling komprehensif, Jogjakarta, Jalasutra.

Gerungan, DR. W.A. 2002. Dipl. Psych. Psikologi Sosial, Refika Aditama. Hirata, Andria. 2006. Sang Pemimpi. Yogyakarta: Benteng Pustaka.

Irawan, B. 1999. Film, Ideologi, dan Militer, Yogyakarta, Media Pressindo. Klaus Krippendorff. 1991. Analisis isi (Pengantar teori dan Metodologi), Jakarta. Mc Quail, 1987, Teori Komunikasi Masa, Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga. Nasir, M. 1983. Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Rahmad, Jalaludin, 2002, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, remaja Rosda Karya.

Sumanto, Drs., M.A.. 1990. Metodologi Penelitian; Sosial dan Pendidikan, Jogjakarta, Andi offset.

Soekanto, 2005, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi , PT. Remaja Rosda Karya. Sobur, Alex, 2004, Analisis Teks, Media PT. Remaja Rosda Karya Bandung. Widjaja, H.A.W. 1997. Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan

(12)

Sumber nonbuku:

Modul Pendidikan dan Pelatihan, 2004. 96 hours Sinematografi, Kine_Klub,

Universitas Muhammadiyah Malang.

Suprapto, Budi., Drs., M.Si. 2006. Artikel /I; Analisa Isi, rtf, edt. Malang.

www.sangpemimpi.com 17 Desember 2009

www.pembelajar.com syahril syam. 27 Maret 2006. Artikel; Kekuatan Pilihan

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Film Indonesia sekarang ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan

rakyat sejak masa tradisional, dan masa penjajahan sampai masa

kemerdekaan. Untuk meningkatkan apresiasi penonton film Indonesia

adalah dengan menyempurnakan permainan trik-trik serealistis dan sehalus

mungkin, seni akting yang lebih nyata, pembenahan struktur cerita,

pembenahan setting budaya yang lebih dapat dipertanggung jawabkan,

penyuguhan gambar yang lebih estetis dan sebagainya. Menurut Onong

Uchjana (2003), “film adalah cerita singkat yang ditampilkan dalam bentuk

gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa dengan permainan kamera,

teknik editing, dan scenario yang ada sehingga membuat penonton

terpesona”. Film sendiri merupakan gambar hidup, yang juga sering disebut

movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup adalah

bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan

dengan rekaman dari orang lain dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu)

dengan kamera, atau oleh animasi.

Dalam perkembangannya film tidak hanya dijadikan sebagai media

hiburan semata tetapi juga digunakan sebagai alat propaganda, terutama

menyangkut tujuan sosial atau nasional. Berdasarkan pada pencapaiannya

yang menggambarkan realitas, film dapat memberikan imbas secara

(14)

2

jiwa manusia, sehubungan dengan ilmu jiwa sosial terdapat gejala apa yang

disebut identifikasi psikologis. Kekuatan dan kemampuan sebuah film

menjangkau banyak segmen sosial, membuat film memiliki potensi untuk

mempengaruhi khalayak. Film merupakan dokumen kehidupan sosial

sebuah komunitas yang mewakili realitas kelompok masyarakat. Baik

realitas bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenarnya.

Perkembangan film begitu cepat dan tidak terprediksi, membuat film kini

disadari sebagai fenomena budaya yang progresif.

Baru-baru ini muncul sebuah film yang menggambarkan kegigihan

tiga orang sahabat dalam menjalani kehidupan. Film ini dikutip dari sebuah

novel yang ditulis oleh Andrea Hirata. Novel Sang Pemimpi ini adalah

kelanjutan dari novel sebelumnya yang berjudul Laskar Pelangi

menceritakan tentang sekelompok anak SD di Belitong. Ditengah kesusaan

perekonomian tetapi mereka tetap berusaha untuk bersemangat menuntut

ilmu demi menggapai impian-impian mereka untuk pergi keparis.

Film ini sangat digemari para pencinta film Indonesia serta

mendapatkan komentar Luar biasa. Alur cerita dan gaya bahasa yang

tampilkian mampu dikemas begitu apik dari awal hingga akhir. Pada setiap

peristiwa dengan cerdas menggambarkan karakteristik dan deskripsi yang

begitu kuat pada tiap karakternya sehingga penonton bisa bisa dengan

mudah menafsirkan arah jalan ceritanya. Pada gaya bahasanya pun sangat

memikat dan diimbangi dengan imajinasi yang luas. Mulanya, cerita ini

(15)

3

canda tawa khas siswa SMA sangat kental. Apa lagi sewaktu film membawa

kita pada kenyataan hidup yang harus dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya

seakan sudah mencapai titik kemustahilan dengan semangat meraih mimpi

dan menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat

mengantarkannya ke Sorbonne, kota impiannya.

Selain menggambarkan betapa superpower-nya kekuatan mimpi, pada

novel ini Andrea juga mencitrakan kebijaksanaan seorang ayah yang begitu

besar. Pengorbanan dan ketulusan seorang ayah dalam mendukung mimpi

anaknya di tengah keterbatasan hidup menjadikan semangat tak terbeli bagi

Ikal dan Arai dalam menggapai impiannya. Kesabaran seorang ayah dan

rasa sayang seorang anak yang luar biasa besarnya kepada sang ayah

menjadi kan film ini memiliki rating sangat tinggi pada saat pemutaran

perdana dibandingkan dengan judul film yang ada, dikarenakan film tersebut

memiliki banyak pesan sosial di dalamnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari fenomena yang ada diatas maka penelitian ini

memfokuskan kepada seberapa besar pesan sosial yang muncul dalam film

Sang Pemimpi.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

(16)

4

D. Kegunaan Penelitian D.1. Kegunaan Akademis

Sebagai karya ilmiah maka hasil penelitian diharapkan memberi

konstribusi bagi perkembangan ilmu pada umumnya, mengenai

kesosialan pada khususnya dan menambah pengetahuan khususnya

mengenai kesosialan.

D.2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan

masukan yang berguna bagi mahasiswa dalam menangkap pesan sosial

yang terkandung dalam film, serta member masukan terhadap insan

perfilman Indonesia agar lebih baik dalam menampilkan pesan sosial

didalam film yang dibuat.

E. Tinjauan Pustaka

E.1. Pemahaman Tentang Film

Film merupakan sebuah media komunikasi yang bersifat audio

visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang

yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, 1986: 134). Pesan

film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari

misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup

berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.

Pesan dalam film menggunakan mekanisme lambang-lambang yang

ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan,

(17)

5

komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya,

karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup.

Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu

singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus

ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan

dapat mempengaruhi audiens.

Sebuah film dianggap berhasil berkomunikatif secara baik jika

berhasil menyampaikan pesan secara mengesankan, bisa kita tarik

sebuah contoh pada adegan Arai yang demi meraih cita-citanya dia

rela bekerja keras dalam belajar atau menuntut ilmu dan dalam

mencari uang untuk membiyayai kehidupanya sehari-hari, itu adalah

sebuah contoh adegan yang dramatis dan sangat menyentuh. Apabila

penyampaian pesan dalam sebuah film dapat mempengaruhi

khalayaknya, maka isi pesan dari sebuah film juga berdampak pada

masyarakat pula. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah penelitian film yang

mengambil berbagai topik seperti pengaruh film terhadap anak, film

dan agresivitas, dan masih banyak lagi. Bahkan, film juga bisa

digunakan sebagai sarana multimedia yang sangat efektif untuk bisa

merangsang perenungan filosofis.

Sebagai suatu media komunikasi dan seni, nilai film lebih mudah

menyajikan suatu hiburan dari pada bentuk komunikasi lainnya. Hal

ini dapat dilihat dari sifatnya yang ringan dan menitik beratkan pada

(18)

6

artistik. Hampir semua film dalam beberapa hal bermaksud untuk

menghibur, mendidik dan menawarkan rasa keindahan. Ada beberapa

jenis film diantaranya yaitu :

a. Film cerita (Story Film).

Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang

dikarang atau dimainkan oleh actor dan aktris. Film cerita ini bias

berupa film drama, horror, komedi, musical, fiksi , ilmiah dan lain

sebagainya.

b. Film berita.

Film berita atau news real adalah film mengenai fakta atau peristiwa

yang benarbenar terjadi. Karena sifatnya berita maka film yang

disajikan kepada public harus mengandung nilai berita (news value).

Proses pembuatan dan penyajian film berita memerlukan waktu

yang cukup lama, maka suatu berita harus bersifat actual.

c. Film documenter (Dokumentary Film).

Film documenter hanya merekam kejadian tanpa diolah lagi,

misalnya dokumentasiperistiwa perang, upacara kenegaraan, film

documenter mengandung fakta dan mengandung subyektifitas

pembuat.subyektifitas diartikan sebagai sikp atau opini terhadap

(19)

7

d. Film kartun.

Film kartun atau film animasi adalah suatu sequence gambar yang

diekspos pada tenggang waktu tertentu sehingga tercipta sebuah

ilusi gambar bergerak.

Film dapat menggambarkan atau sabagai potret dari

masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang

tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, kemudian diproyeksikan

ke atas layar. Film yang diproduksi memiliki pesanpesan di dalam

ceritanya yang dikemas sedemikian rupa dengan tujuan yang

berbedabeda, ada yang menghibur dan memberi informasi, namun ada

pula yang mencoba memasukkan dogmadogma tertentu yang secara

perlahan mengajak pada penontonnya. Jadi, justru menjadi hal utama

baik terbentuknya isi film, agar bisa diterima secara luas oleh khalayak.

Isi pesan dari sebuah film dapat memberikan dampak bagi masyarakat.

Perspektif film sebagai refleksi masyarakat ini dikemukakan oleh Garth

Jowett, dan karena film selalu bertautan dengan nilai yang hidup dalam

masyarakat dan selera publik, maka para pembuat film dapat

mengambil jalur kepentingan komersil.

Sebagai medium atau suatu cara untuk berkomunikasi, dalam

sebuah film ada sesuatu yang ingin disampaikan pada penonton. Dalam

film, cara berkomunikasinya adalah cara bertutur (ada tema) , tokoh,

cerita, secara audiovisual, yang ada pada akhirnya mengkomunikasikan

(20)

8

bertutur ini adalah penghadiran kembali kenyataan, dengan makna yang

lebih luas. Sebuah film dianggap berhasil berkomunikatif secara baik

jika berhasil menyampaikan pesan secara mengesankan, mengesankan

disini dicontohkan oleh Seno pada kasus penonton yang tidak hanya

tahu bahwa peristiwa pada film itu mengharukan, melainkan juga ikut

terharu ketika menyaksikannya. Apabila penyampaian pesan dalam

sebuah film dapat mempengaruhi khalayaknya, maka isi pesan dari

sebuah film juga berdampak pada masyarakat pula. Hal ini bisa dilihat

dari sejumlah penelitian film yang mengambil berbagai topik seperti

pengaruh film terhadap anak, film dan agresivitas, dan masih banyak

lagi. Bahkan, film juga bisa digunakan sebagai sarana multimedia yang

sangat efektif untuk bisa merangsang perenungan filosofis.

Film dalam pandangan ilmu komunikasi merupakan media

yang pada prosesnya telah diuraikan dalam bentuk dramaturgi, akting

dan dialog oleh para tokoh dan pemain, namun untuk lebih memahami

pengertian antara kedudukan media komunikasi dan komunikasi massa,

kita dapat melihatnya pada bagan tentang lingkup komunikasi.

Memahami dan menangkap isi pesan dalam sebuah film melalui

pernyataan maupun sebagai apresiasi yang dapat di pahami secara logis,

maka berkembanglah ilmu dan metode-metode yang sangat membantu

dalam proses memahami isi pesan. Respon yang diberikan oleh subyek

atas tes tersebut dapat dijelaskan dengan analisis isi untuk mengetahui

(21)

9

sosial masyarakat yang mengelilinginya, tergantung pada pesan dan

citra apa yang ingin dibangun dimana film itu dibuat.

Film dalam pandangan ilmu komunikasi merupakan media

yang pada prosesnya telah diuraikan dalam bentuk dramaturgi, akting

dan dialog oleh para tokoh dan pemain, namun untuk lebih memahami

pengertian antara kedudukan media komunikasi dan komunikasi massa,

kita dapat melihatnya pada bagan tentang lingkup komunikasi.

Memahami dan menangkap isi pesan dalam sebuah film melalui

pernyataan maupun sebagai apresiasi yang dapat di pahami secara logis,

maka berkembanglah ilmu dan metode-metode Yang sangat membantu

dalam proses memahami isi pesan. Analisis isi sangat berguna untuk

mengetahui karakteristik yang menunjukkan kebiasaan seseorang dalam

lingkup sosial masyarakat yang terdapat disekitarnya, tergantung pada

pesan dan citra apa yang ingin dibangun dimana film itu dibuat. Seperti

pada film Sang Pemimpi karya Riri Reza yang mengulas tentang

mimpi-mimpi tiga anak SMU.

E.2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Film merupakan alat komunikasi massa yang muncul kedua di

dunia, masa pertumbuhanya pada akhir abat ke-19. Munculnya film

didunia membuat perkembangan surat kabar menjadi merosot di

karnakan munculnya film di dunia.

Dengan ini film lebih mudah untuk menjadi sebuah alat

(22)

10

teknik, politik, ekonomi, social dan demografi yang mirintangi

kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya pada abat-18 dan

permulaan abat-19. Film mencapai masa puncaknya di antara perang

dunia I dan perang dunia II, dan merosot tajam pada tahun 1945,

seiring dengan munculnya medium televisi. Seiring dengan

kebangkitan film muncul pula film-film yang mengumbar seks,

criminal dan kekerasan. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau

banyak sekmen social, membuat yakin kepada para ahli untuk

mempengaruhi halayaknya (Sobur 2004)

Menurut Sobur, (2004) Film mempunyai kemampuan untik

menarik kemampuan orang dan sebagian lagi didasari alas an bahwa

film memiliki kemampuan mengantar pesan secara unik. Terlepas dari

dominasi penggunaan film sebagai alat hiburan dalam sejarah film,

tampaknya ada pengaruh yang menyatu dan mendorong

kecenderungan sejarah menuju ke penerapannya didaktik-propagandis,

atau dengan kata lain bersifat manipulative. Film pada dasarnya

memang mudah dipengaruhi oleh tujuan manipulative, karna film

memerlukan penanganan yang lebih sungguh-sungguh dan kontruksi

yang lebih artificial pula (melalui manipulasi) dari pada media lain

(McQuail, 1987).

Menurut McQuail, (1987) dalam banyak penelitian tentang

dampak film terhadap masyarakat hubungan antara film dan

(23)

11

mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan

dibaliknya tanpa pernah berlaku sebaliknya. Film selalu merekam

realitas yang berkembang dan tumbuh dalam masyarakat dan

kemudian memproyeksikannya keatas layar. Pada umumnya film

dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk berbagai

system tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai

efek yang diharapkan.

E.3. Pesan dalam Film

Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.

Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin. Agar

pesan dapat diterima dari pengguna satu ke pengguna lain, proses

pengiriman pesan memerlukan sebuah media perantara agar pesan

yang dikirimkan oleh sumber dapat diterima dengan baik oleh

penerima. Dalam proses pengiriman tersebut, pesan harus dikemas

sebaik mungkin untuk mengatasi gangguan yang muncul dalam

transmisi pesan, agar tidak mengakibatkan perbedaan makna yang

diterima oleh penerima. Dalam penelitian ini yang perlu dibahas

adalah pesan karna pesan termasuk komponen komunikasi. Pesan

merupakan salah satu komponen dalam kamunikasi yang harus

dipenuhi, selain komunikator dan komunikan. Karna dalam

komunikasi kalau salah satu dari ketiga komponen ini tidak ada maka

(24)

12

penyampaian pesan , cara, atau teknik penyampaian pesan merupakan

salah satu indikator bagi keberhasilan aktivitas komunikan.

Dalam penyampaian pesan yang efektif, sebaiknya pesan yang

disampaikan komunikator dapat menghasilkan feedback, maka harus

memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Pesan yang hendak disampaikan harus disusun secara sistematis.

Untuk menyusun sebuah pesan, baik berupa pidato maupun

percakapan, maka harus mengikuti urutan-urutan, misal an dalam

bentuk tulisan, maka ada pengantar, pernyataan, argumen, dan

kesimpulan. Sedangkan dalam retorika, urutan-urutannya

sebagaimana saran Aristoteles dikembangkan menjadi enam

macam, yaitu urutan deduktif, induktif, krono-logis, logis, spesial,

dan topikal. Dalam hal ini, penulis memilih urutan topikal, yaitu

bahwa pesan komunikasi hendak-nya disusun berdasarkan topic

pembi-caraan, dimulai dari yang penting kepada yang kurang

penting, dari yang mudah kepada yang sukar, dari hal-hal yang

dikenal ke hal-hal yang asing. Allan H. Monroe membuat teknik

penyusunan pesan yang kemudian disebut “motivated sequence

(T. Suprapto : 1994, 42) dan ini merupakan teknik penyusunan

pesan paling terkenal dan paling awal ia lakukan, yaitu :

a. Attention (perhatian).

b. Need (kebutuhan).

(25)

13

d. Visualization (visualisasi)

e. Action (tindakan)

Menurut pendapat Monroe tersebut, jika kita ingin

mempengaruhi orang lain, maka terlebih dahulu merebut

perhatiannya, kemudian membangkitkan kebutuhannya, berikan

petunjuk pada orang tersebut bagaimana cara memuaskan

kebutuhan tersebut, kemudian berikan gambaran dalam fikirannya

mengenai keuntungan dan kerugian yang akan ia peroleh apabila

menerapkan atau tidak menerapkan gagasan kita, pada akhirnya

berilah dorongan kepadanya agar ia mau mengambil tindakan.

b. Pesan yang disampaikan komunikator harus mampu menarik

perhatian komunikan.

Dalam bukunya How Communication Works?, Wilbur

Shramm juga mengetengahkan apa yang disebut sebagai the

condition of success in communication. Disitu Schramm

menjelaskan tentang bagaimana seharusnya seorang komunikator

menyiapkan pesan komunikasi yang efektif.

Menurutnya, pesan yang menarik adalah pesan yang memiliki

keterkaitan dengan sesuatu yang dibutuhkan komunikan sekaligus

memberikan caracara untuk mendapatkan kebutuhan tersebut. Jika

pesan tidak terkait dengan kebutuhan komunikan, terlebih tidak

memberikan cara bagaimana mendapatkan kebutuhan yang

(26)

14

dianggap tidak penting, dan karena dianggap tidak penting maka

komunikan tidak akan memperhatikan pesan tersebut. Oleh

karenanya, sebelum menyampaikan pesan komunikasinya,

komunikator hendaknya melakukan identifikasi kebutuhan yang

diinginkan audience (komunikan).

Disamping itu, komunikan juga akan tertarik dengan

pesan-pesan yang memberikan solusi bagaimana cara memecahkan

masalah yang sedang dialaminya. Terlebih jika permasalahan

tersebut pernah dialami langsung oleh komunikator, dan berhasil

diatasinya. Maka solusi pemecahan masalah itu akan dianggap

sebagai sesuatu yang penting dan menarik oleh komunikan. Disini

perlu adanya upaya identifikasi permasalahan oleh komunikator

sebelum menyampaikan pesan komunikasinya kepada audience.

Pada ranah ini, komunikator seringkali mengalami kesulitan dalam

mengidentifikasi permasalahan di lapangan. Kesulitan

mengindentifikasi permasalahan itu disebabkan oleh faktor budaya,

factor psikologis, dan sebagainya.

c. Pesan harus mudah difahami oleh komunikan.

Dalam menyampaikan pesan ini biasanya dipengaruhi oleh

factor semantis, yakni menyangkut penggunaan bahasa sebagai alat

untuk menyalurkan fikiran dan perasaan komunikator kepada

komunikan. Agar komunikasi berjalan lancar, maka gangguan

(27)

15

kesalahan ucap atau kesalahan tulis, maka akan menimbulkan salah

pengertian (mis-understanding), atau salah tafsir (

mis-interpretation), yang pada gilirannya dapat menimbulkan salah

komunikasi (mis-communication). Salah ucap seringkali disebabkan

oleh terlalu cepatnya komunikator dalam menyampaikan pesan.

Maksud komunikator ingin mengatakan “kedelai”, tapi yang terucap

“keledai”, “demokrasi” menjadi “demonstrasi”, “partisipasi”

menjadi “partisisapi”. Terkadang, gangguan semantis bisa juga

disababkan oleh aspek antropologis, yaitu kata-kata yang sama

bunyinya dan tulisannya, tetapi mempunyai makna yang berbeda,

seperti “Atos” bahasa Sunda berbeda dengan “Atos” bahasa Jawa.

“Rampung” Sunda lain dengan “Rampung” Jawa, dan sebagainya.

Komunikator dalam menyampaikan pesannya terkadang

menggunakan

istilah-istilah yang mengandung pengertian konotatif

(mengandung makna emosional atau evaluative disebabkan oleh

latar belakang kehidupan dan pengalaman se-seorang), sehingga

menimbulkan salah tafsir pada diri komunikan. Agar komunikasi

berjalan efektif, bahasa yang digunakan sebaiknya yang

mengandung pengertian denotatif (mengandung makna seperti yang

tercantum dalam kamus dan diterima secara umum oleh kebanyakan

(28)

16

Pesan yang disampaikan dalam film seharusnya dapat

menimbulkan dampak – dampak yang dapat mempengaruhi dan

menimbulkan efekefek tertentu. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah

penelitian yang telah dilakukan seperti pengaruh tayangan film

terhadap anak. Dalam sebuah media massa termasuk juga media film,

semua pesan yang terkandung dapat ditangkap dan dipahami dengan

cara menganalisanya. Pada dasarnya studi media massa mencakup

pencarian pesan dan makna yang terdapat didalamnya

E.4. Pemahaman Tentang sosial

Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial

sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia

dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan

kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Dan juga sering

diartikan sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa empati terhadap

kehidupan manusia sehingga memunculkan sifat tolong menolong,

membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah terhadap

orang lain, sehingga sering dikataka sebagai mempunyai jiwa sosial

yang tinggi.

Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sosial dari

kenyataan-kenyataan tentang istilah tersebut di atas. Dilihat dari sasaran atau

tujuan dari istilah tersebut yang berkaitan dengan kemanusiaan, maka

dapat diasumsikan bahwa semua pernyataan tersebut pada dasarnya

(29)

17

dalam artian kelompok, mengarah pada hubungan antar manusia

sebagai anggota masyarakat atau kemasyarakatan. Sehingga dapat

dimaksudkan bahwa social merupakan rangkaian norma, moral, nilai

dan aturan yang bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat atau

komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar

manusia.

Dalam kehidupan suatu masyarakat atau komuniti, seorang

individu akan berhubungan dengan individu lain yang juga anggota

masyarakat atau komuniti yang bersangkutan, dan hubungan tersebut

tidak hanya dalam satu arena tertentu saja akan tetapi sangat berkaitan

dengan kebutuhan dari manusia itu sendiri. Kebutuhan-kebutuhan

manusia dalam rangka kehidupannya terwujud dalam bentuk-bentuk

mata pencaharian, kesenian, bahasa dan struktur kemasyarakatan,

kekerabatan, teknologi dan agama. Wujud pelaksanaan kebutuhan

tersebut merupakan elemen dalam kebudayaan manusia, oleh karena

itu masing-masing elemen tersebut memunculkan suasana-suasana

tertentu yang sesuai dengan aktivitasnya.

Kualitatif dan kuantitatif menjadikan penggambaran kehidupan

masyarakat dapat bersifat menyeluruh atau holistik. Yaitu

menggambarkan secara keseluruhan aspek dari keadaan masyarakat

dari setiap pranata yang ada di dalamnya. Selain penggambaran

keadaan masyarakat secara keseluruhan baik secara diakronis atau

(30)

18

antar pranata yang berlaku di dalamnya yang berisi tentang

kebiasaan-kebiasaan dari anggotaanggota masyarakat dalam mewujudkan status

dan perannya dalam setiap pranata yang berlaku.

Pemetaan sosial secara mendalam sering dilakukan oleh para

peneliti social khususnya antropologi dalam menggambarkan

kehidupan secara menyeluruh suatu masyarakat sukubangsa dengan

mengorbankan waktu bertahun-tahun untuk tinggal bersama

masyarakat yang ditelitinya. Usaha yang dilakukan oleh para

antropolog tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah data etnografi.

F. Definisi Konseptual F.1. Pesan Sosial

Pesan (message) adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan

oleh komunikator (Widjada, 2008:14). Istilah sosial (Social) pada ilmu

sosial mempunyai arti yang berbeda-beda seperti istilah sosial pada

Departemen Sosial, menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di lapangan

sosial.

Artinya kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi

persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang

kesejahteraan yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan ataupun

kesejahteraan sosial (Soekanto, 2005).

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pesan sosial

merupakan semua yang disampaikan oleh komunikator yang

(31)

19

masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkupnya adalah

kesejahteraan sosial.

Pesan sosial adalah sebagai suatu sifat yang mengarah pada rasa

empati terhadap kehidupan manusia sehingga memunculkan sifat tolong

menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah

terhadap orang lain, sehingga sering dikataka sebagai mempunyai jiwa

social. Sisial dalam sisi ini mengutip tentang sosial dari segi kebiasaan,

sosial dari segi pertemanan dan sosial dari segi perjuangan muncul dari

setiap scene dari cerita sebuah film.

F.2. Film

Sesuai dengan Undang-undang perfilman No.6 tahun 1992, Bab1,

Pasal 1 menyebutkan bahwa: yang dimaksud dengan film adalah karya

cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa

pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan

direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video dan atau bahan

hasil temuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran, melalui

kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang

dapat mempertunjukkan atau ditayangkan dengan system proyeksi

mekanik, elektronik dan atau lainnya. (Baksin, 2003:6)

Secara teoritis film merupakan salah satu bentuk komunikasi masa

yang paling dinamis. Hal yang terlihat oleh mata dan terdengar oleh

telinga lebih mudah dan lebih cepat masuk akal daripada hal yang perlu

(32)

20 G. Struktur Kategorisasi Pesan Sosial

Kategorisasi sosial merupakan kesatuan manusia yang terwujut karna

adanya suatu ciri khas atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat

dikenakan kepada manusia. Ciri khas tersebut dilakukan dengan maksud

untuk memudahkan penggolongan untuk suatu tujuan dan biasanya

dikenakan oleh pihak luar tanpa disadari oleh pihak yang bersangkutan.

Sebut saja suatu peneliti yang akan melakukan penelitian terhadap

kehidupan masyarakat tertentu dalam melakukan penggolongan untuk

memudahkan penelitian mereka, walaupun pihak yang diteliti tidak

menyadari hal tersebut.

Penelitian yang menggunakan metode analisis isi, validitas serta hasil–

hasilnya sangat bergantung pada kategori – kategorinya. Seperti yang

dikatakan Bernard Barelson, bahwa analisis isi tidak bisa lebih baik dari

kategori-kategorinya. Kategorisasi oleh penulis secara hakikat didasarkan

pada sesuatu yang terjadi karena perbuatan manusia itu sendiri, dengan

dengan pertimbangan kondisi riil dari film tersebut menjadi dasar acuan

dalam proses analisis isi yang akan dilakukan dengan menggunakan

beberapa kategori. Adapun kategorisasi yang disusun dalam penelitian ini

untuk analisis film ” Sang Pemimpi ” adalah sebagai berikut:

1. Pesan sosial dari segi Persahabatan

Menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung

(33)

21

Misalnya : Scene 50, Arai yang sedang menjelaskan

mimpi-mimpi mereka bertiga untuk bisa menjelajahi eropa,

Ikal dan Jimron juga berambisi dengan omongan

arai.

2. Pesan sosial dari segi pendidikan

a. Nilai atau Norma yang berlaku pada intansi pendidikan

Misalnya : Scene 39, Pak Julian Belia yang memberikan

motifasi kepada anak-anak didiknya supaya tidak

takut bermimpi untuk menggapai cita-cita.

b. Cara berinteraksi Guru dan Murit dalam dunia Pendidikan

Misalnya : Scene 54, halaman sekolah, Ikal, Arai dan

Jimron pada saat istirat sekolah mereka gunakan

untuk membaca buku pelajaran.

3. Pesan sosial dari segi Agama

Sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan

peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang

berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta

lingkungannya. Nilai-nilai Islam mengenai teologi atau keimanan yaitu

kepercayaan terhadap sang pencipta. Misalnya shalat, puasa dan

sebagainya.

Misalnya : Scene42, Ikal, Arai dan Jimron yang sedang

menunaikan sholat mahrib ditengah kesibukan

(34)

22 H. METODE PENELITIAN

H.1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

analisis isi. Dengan pendekatan Kuantitatif. Alasan menggunakan

analisis isi karena akan memperoleh suatu hasil atau pemahaman

terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan oleh media

massa atau sumber informasi yang lain secara objektif dan sistematis.

Menurut Kerlinger (1986), analisis isi adalah suatu metode untuk

mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif,

dan kuantitaif terhadap pesan yang tampak. (Bungin, 2001:187)

Menurut Stone, analisis isi adalah sebuah teknik penelitian untuk

membuat inferensi dengan mengidentifikasikan secara sistematik dan

objektif, karakteristik khusus dalam sebuah teks selanjutnya meyakini

karakter inferensial pengkodean unitunit analisis (Krippendorf,

1991:19).

Analisis isi bisa diartikan sebagai metode untuk menganalisis

semua bentuk komunikasi: Surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat,

lukisan, pidato dan sebagainya (Rakhmat,2002:89). Analisis isi bersifat

kuantitatif, dengan menggunakan perangkat statistik sebagai analisis,

hal ini dapat mempermudah penelitian dalam membuat kesimpulan

(35)

23 H.2. Ruang Lingkup Penelitian

Yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah film SANG

PEMIMPI yang difokuskan pada tiap scene yang berupa adegan

dimana setiap scene akan diambil dan kemudian dimasukan kedalam

pesan sosial berdasarkan kategorisasi yang ada yaitu sebanyak 71

scene. Kategorisasi pesan sosial dalam film ini adalah semua hal yang

menyangkut tentang Sosial dari segi Persahabatan, Sosial dari segi

Pendidikan dan Sosial dari segi Agama.

H.3. Unit Analisis

Unit Analisis yang digunakan adalah scene yaitu sebanyak 71

scene yang terdapat dalam film Sang Pemimpi berupa adegan yang

mengandung pesan Sosial pada Film tersebut yang telah dilakukan

observasi dengan melihat secara detail audio dan visualnya pada film

tersebut.

H.4. Satuan Ukur

Penelitian ini diarahkan pada setiap scene atau adegan yang

mengandung tema pesan sosial dalam kemunculan pesan sosial yang

terdapat pada film Sang Pemimpi. Dalam hal ini penelitian dapat

difokuskan pada unsur-unsur audio dan visual yang berupa tindakan

atau perbuatan (purpose action) dengan satuan ukur frekwensi

kemunculan setiap sub kategori dari akting dan dialog dalam setiap

(36)

24 H.5. Teknik Pengumpulan Data.

Data diperoleh dengan tehnik telaah dokumen. Telaah dokumen

dalam hal ini dilakukan dengan cara melihat langsung dengan

mengamati film Sang Pemimpi karya Riri Reza.

Versi VCD dari film Sang Pemimpi diproduksi oleh Miles films

dan Mizan Production, Film yang telah melalui badan sensor film , dan

dinyatakan telah lulus sensor pada tanggal 12 april 2010, dengan

Nomor Seri Lulus Sensor: 1740/VCD/R/PA/4.2015/2010 untuk

kategori remaja.

H.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi. Alat analisis ini

digunakan dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi kemunculan

masing-masing kategori. Dalam penerapannya, data berupa setiap isi

pesan yang terdapat dalam Film SANG PEMIMPI dimasukkan ke

dalam kategorisasi yang telah ditetapkan. Data tersebut kemudian

dianalisis menggunakan alat distribusi frekuensi untuk mengetahui

frekuensi kemuculan dari setiap kategori tema penelitian.

H.7. Uji Reliabilitas

Untuk menghasilkan data yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan, maka secara terminologi reliabilitas adalah

manakala terjadi pengulangan penggunaan suatu metode pengukuran

(37)

25

Reliabilitas antar koder dapat dihitung dengan beberapa cara, dengan

formula yang dibuat Holsti (1969), yang digunakan untuk menentukan

nominal.

Untuk menghitung kesepakatan dari hasil penilaian para koder

peneliti menggunakan rumus Holsty sebagai berikut:

CR =

CR : Coefisien Reliability

M : Jumlah coding yang disepakati oleh peneliti dan dua orang

coder.

N1 : Total jumlah coding dari peneliti 1

N2 : Total jumlah coding dari peneliti 2

Hasil ini kemudian menurut Scott dikembangkan dalam index of

reliability yang bukan hanya mengoreksi dalam suatu kelompok

kategori, tetapi juga kemungkinan frekwensi yang timbul atau

memperkuat hasil reliabilitas digunakan rumus Scott yaitu:

Pi =

Pi : Nilai Keterhandalan

ObserervedAgreement : Nilai CR

ExpectedAgreement : Jumlah persetujuan yang diharapkan

(38)

26

Meski belum ada standar reliabilitas yang mutlak namun menurut

Wimmer dan Dominick, ambang penerimaan yang sering digunakan

adalah 0,75 untuk menggunakan Pi. Jika kesesuaian antar penyusun

kode tidak mencapai 0,75 maka kategorisasi operasional mungkin

Referensi

Dokumen terkait

When the cost of acquisition is less than the Company’s interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition (i.e.

Peradilan tata usaha negara diberikan kompetensi tambahan yaitu menyelesaikan sengketa terhadap tindakan nyata pemerintah karena tindakan pemerintah tidak hanya dalam

Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara mengutip dari buku-buku literature yang berhubungan dengan cara mencatat bahan-bahan hukum yang berhubungan

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

2. Pesatnya perkembangan teknologi dan informatika, sehingga tidak ada lagi jarak satu dengan yang lainnya bahkan antar benua sekalipun. Mulai ditinggalkannya budaya-budaya lokal

id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/fatwadanlandasanhukum.aspx (12 desember 2017). Konsep Dasar Obligasi Syariah – Edukasi Profesional Syariah. Metamorfosa Bursa

Situasi sosial yang sesuai dengan konteks dilukiskan hingga ditemukan makna perilaku para responden (pelaku) utama yaitu konselor dalam mengimplementasikan

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan Dividen Payout Ratio