• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DALAM PENINGKATKAN PEREKONOMIAN LOKAL (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Pada Sentra Industri Batik di DesaTanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DALAM PENINGKATKAN PEREKONOMIAN LOKAL (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Pada Sentra Industri Batik di DesaTanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, dampak krisis ekonomi yang menyebabkan krisis multi

sektoral menimbulkan banyak permasalahan yang masih belum terselesaikan,

salah satu permasalahan lama dan menjadi PR rutin pemerintah adalah masalah

kemiskinan. Berdasarkan data dari BPS tahun 2006 jumlah penduduk miskin di

Indonesia dari tahun ke tahun baik itu di desa maupun di kota cenderung

mengalami kenaikan. Pada tahun 1999 jumlah penduduk miskin di kota dan di

desa secara keseluruhan mencapai 37,50 juta penduduk. Tiga tahun kemudian,

pada tahun 2002 meningkat menjadi 38,39 juta penduduk. Dan data terakhir pada

tahun 2006 jumlah penduduk miskin di desa dan di kota mencapai 39,05 juta

penduduk1.

Berbagai macam kebijakan pada setiap rezim pemerintahan belum mampu

menyelesaikan permasalahan yang identik menimpa negara berkembang ini. Hal

ini karena belum adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dengan

masyarakat. Berdasarkan pada kenyataan tersebut, beberapa strategi dan kebijakan

yang perlu dilakukan antara lain2:

1. Strategi pertumbuhan berkualitas (quality growth).

2. Strategi peningkatan akses pelayanan dasar bagi keluarga miskin (accesibility to basic public services).

3. Strategi perlindungan sosial (social protection)..

4. Strategi pemberdayaan masyarakat (community development).

1

Wrihatnolo, R. R. dan Dwidjowijoto R. N. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. PT Gramedia:Jakarta

2

(2)

Salah satu langkah nyata dalam menanggulangi masalah kemiskinan

tersebut bisa dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat yang dikhususkan pada

pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Keberadaan usaha mikro,

kecil, dan menengah mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi

sebagian besar rakyat Indonesia. Usaha kecil mampu bertahan menghadapi

goncangan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.

Pada saat yang sama banyak usaha besar yang gulung tikar. Indikatornya antara

lain, serapan tenaga kerja antara kurun waktu sebelum krisis dan ketika krisis

berlangsung tidak banyak berubah, dan pengaruh negatif krisis terhadap

pertumbuhan jumlah usaha kecil lebih rendah dibanding pengaruhnya pada usaha

besar3.

Kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam PDB nasional dari

tahun ketahun mengalami peningkatan dan dapat mewujudkan pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan. Namun dalam kenyataannya Usaha Kecil masih

kurang mendapatkan perhatian, dan dapat dikatakan bahwa kesadaran akan

pentingnya Usaha Kecil baru muncul ketika banyak usaha besar gulung tikar

diterjang krisis ekonomi. Perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah

menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Jumlah usaha mikro kecil dan

menengah di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 51,26 juta unit usaha atau

99,66 % dari total unit usaha di Indonesia telah memberikan kontribusi Produk

Domestik Bruto (PDB) dari UMKM sebesar Rp 3.609,3 triliun atau 52,67% dari

3

(3)

total PDB Indonesia. Tenaga kerja yang diserap oleh UMKM mencapai 90,89 juta

orang atau 94,42 % dari total angkatan kerja Indonesia4.

Perkembangan usaha kecil skala nasional sudah pasti tidak terlepas dari

perkembangan usaha kecil lokal, karena usaha kecil dan menengah berkembang

dan tumbuh pesat di pedesaan. Jumlah usaha kecil khususnya di Jawa Timur

tercatat menunjukkan perkembangan yang cukup berarti dalam kurun waktu lima

tahun. Berdasarkan data yang diolah dari situs Dinas Perindustrian dan

Perdagangan, pada tahun 2001 jumlah Usaha Kecil dan kerajinan rumah tangga di

Jawa Timur sebanyak 609.421 unit usaha, dengan nilai investasi sebesar 575

miliar rupiah, jumlah tenaga kerja yang mencapai 1.338.968 orang, dan nilai

produksi sebesar 1.687 miliar rupiah. Jumlah usaha tersebut meningkat menjadi

646.928, dengan nilai investasi sebesar 671 miliar rupiah, tenaga kerja yang

terserap 1.477.296 orang, dan total nilai produksi mencapai 1.935 miliar rupiah5. Meskipun demikian, Usaha Kecil juga tidak lepas dari berbagai masalah

yang dapat menghambat laju perkembangan untuk menjadi lebih baik, terutama

untuk mengoptimalkan peluang yang ada. Beberapa masalah yang dihadapi usaha

kecil adalah seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen

sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran, dan keuangan. Lemahnya

kemampuan manajerial dan sumber daya manusia ini mengakibatkan pengusaha

kecil tidak mampu mengembangkan usahanya dengan baik6. Semakin pentingnya

4

http://arifnurahmanblog.blogspot.com/2009/12/kontribusi-koperasi-dalam-umkm.html Diakses pada tanggal 23 Desember 2010

5

perindagkopjatim.go.id diakses pada tanggal 23 desember 2010

6

(4)

peranan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam perekonomian nasional, dan

semakin besarnya tantangan usaha kecil, menunjukkan bahwa perlu adanya

perhatian serius dari pemerintah dalam pemberdayaan usaha kecil agar mampu

menjadi penyokong perekonomian baik daerah maupun nasional serta agar

mampu bersaing baik dalam pasar domestik maupun pasar internasional. Tiap

daerah bisa dipastikan mempunyai potensi yang bisa digali untuk dijadikan

kekuatan daerah yang bersangkutan. Bentuknya pun bisa bervariasi mulai dari

pesona lingkungan sampai produk olahan. Keberhasilan promosi maupun

penjualan produk unggulan ini pun berarti pemasukan dan nama daerah ikut

berkibar pula.

Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu daerah yang terletak di Pulau

Madura, besarnya potensi yang dimiliki Kabupaten Bangkalan berjalan searah

dengan peningkatan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahunnya, dapat

dilihat Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS), penduduk miskin di

Bangkalan ada tahun 2006 sebanyak KK atau 365.951 jiwa, 365.951 jiwa

merupakan penduduk yang tergolong berada di bawah garis kemiskinan yang

terdiri dari 93.356 kepala keluarga, dan bila dipersentasekan maka 39% penduduk

Kabupaten Bangkalan tergolong miskin7. Untuk itu Kemiskinan di kabupaten Bangkalan harus ditangani dengan serius oleh pemerintah daerah.

Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Bangkalan

terbilang mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Hal ini tidak terlepas dari

dampak krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998 yang juga

7

(5)

menjadi penyebab naiknya jumlah penduduk miskin. Setelah kolaps terkena badai

krisis, perlahan tapi pasti usaha kecil mencoba untuk bangkit. Salah satu usaha

mikro kecil dan menengah yang dimiliki Kabupaten Bangkalan sebagai penggerak

perekonomian masyarakat khususnya masyarakat pedesaan adalah industri batik.

Usaha kecil ini banyak tersebar di DesaTanjung Bumi. Industri kecil ini menjadi

kebanggaan daerah kabupaten Bangkalan, batik bukan hanya sehelai kain, namun

telah menjadi ikon budaya. Motif dan warna yang tertuang di dalam kain panjang

itu, merefleksikan karakter masyarakatnya. Khususnya batik buatan Tanjung

Bumi di Kabupaten Bangkalan.

Di desa ini hampir semua warga bekerja sebagai perajin batik tulis.

Menurut Kepala Sie Pengembangan UMKM Kabupeten Bangkalan, Panca Setiadi

menjelaskan ada sekitar 900 perajin batik tulis yang ada di Desa Tanjung Bumi

ini. Ketrampilan membatik ini sudah menjadi warisan secara turun menurun,

sehingga sudah menjadi pemandangan yang wajar jika banyak remaja di desa

tersebut mahir membatik8. Desa Tanjung Bumi berdekatan dengan pantai, sehingga banyak warga yang bekerja sebagai nelayan. Sambil menunggu suami

pulang dari berlayar ke daerah yang jauh, sang istri banyak yang mengisi waktu

luangnya dengan membatik. Kebanyakan motif yang dibuat yaitu motif batik tulis

pesisir yang dipengaruhi oleh lingkungan dan letak geografisnya. Warna-warna

khas batik tulis di daerah ini menggunakan warna-warna yang tajam atau ngejreng

yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura. Dahulu batik ini

diperlakukan sebagai barang berharga layaknya emas atau tabungan dan

8

(6)

diwariskan kepada anak cucu. Namun, seiring berjalannya waktu, batik sudah

mulai dikomersialkan. Kontribusi dari adanya industri batik adalah terserapnya

banyak tenaga kerja pada industri ini. Selain itu, juga membuka beberapa

lapangan kerja baru dengan berkembangnya industri kecil batik di Desa Tanjung

bumi, yakni banyaknya masyarakat yang membuka toko khusus untuk menjual

Batik khas daerah Bangkalan.

Seperti halnya usaha kecil pada umumnya, industri Batik di Desa Tanjung

Bumi juga tidak lepas dari masalah permodalan, ketatnya persaingan usaha,

pemasaran, kurangnya penguasaan teknologi sehingga proses produksi batik

relatif lama, dan labilnya harga bahan baku pembuatan batik9. Pemasalahan yang seperti ini jika dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan industri kecil ini akan

bangkrut (failed) dan pengangguran akan bertambah sehingga kemiskinan sulit

diatasi. Seperti yang terjadi di daerah bekasi Sejumlah usaha kecil menengah

(UKM) di kota Bekasi, Jawa Barat terpaksa menghentikan kegiatan produksi

akibat menurunnya daya beli konsumen di samping produk yang kalah bersaing di

pasaran. Jika masalah ini tidak segera ditanggulangi bisa terjadi kebangkrutan

massal di sektor UKM sebagai dampak krisis ekonomi global. Jumlah mereka

mencapai puluhan pelaku UKM dengan mayoritas sebagai usaha makanan olahan,

bordiran dan boneka terpaksa menghentikan kegiatan opersional produksi. Faktor

penyebabnya gara-gara krisis ekonomi global belum berakhir sehingga mereka

belum bisa kembali berproduksi. Pihak dinas perindustrian dan perdagangan kota

Bekasi akan mengkaji penghentian produksi UKM tersebut. Bila persoalan terkait

9

(7)

permodalan akan dicarikan solusi. Jika menyangkut mutu diperlukan pelatihan.

Namun demikian masih dianggap wajar bila dari 84.000 UKM di kota Bekasi ada

beberapa yang tidak lagi berproduksi. Sebab usaha skala besar yang sudah ekspor

sekalipun cukup banyak yang mengurangi aktivitasnya bahkan berhenti

beroperasi10.

Pemerintah tidak tinggal diam menanggapi permasalahan yang melanda

dunia industri batik tersebut. Pada bulan November 2009, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bangkalan selaku utusan pemerintah yang menangani

masalah Usaha Kecil dan Menengah, mengadakan pelatihan dan perlindungan

terhadap Batik. Selain itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga kerap

melakukan pengenalan Batik pada event bulanan Bull race dan pada acara

pameran pembangunan Bangkalan DEKRANASDA pada tanggal 09 Desember

2010 dengan diadakannya gemar membatik kepada pelajar yang meliputi SD,

SMP, dan SMA dengan mengundang 100 pengrajin Batik tulis asli dari desa

Tanjung Bumi.11

Upaya yang sudah dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

belum cukup untuk menanganin masalah-masalah yang melanda industri kecil

Batik secara luas. Permasalahan tersebut hendaknya menjadi pemacu pemerintah

Kabupaten Bangkalan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk dapat

memberikan solusi dan strategi yang tepat dan lebih efektif lagi. Diharapkan peran

industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah akan semakin bisa menjadi penyangga

perekonomian masyarakat. Semakin majunya industri Batik secara otomatis akan

10

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_2291/little_usah-kecil-dan-menengah/

11

(8)

mengurangi angka pengangguran sebagai imbas dari meningkatnya pendapatan

yang bersumber dari meningkatnya produksi, dan pada akhirnya jumlah

masyarakat miskin di Kecamatan Tanjung Bumi semakin berkurang.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini

penulis mengangkat topik: Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa

Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan).

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan pemikiran diatas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peran pemerintah (DISPERINDAG) dalam pemberdayaan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung

Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan?

2. Bagaimana hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan masyarakat

dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik

di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan ?

C. Tujuan Penelitian

Dengan melihat permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peran pemerintah (DISPERINDAG) dalam

pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di

(9)

2. Untuk mengetahui hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan

masyarakat dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada

sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten

Bangkalan.

D. KontribusiPenelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah.

2. Sebagai bahan informasi dalam rangka menambah wawasan tentang

pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

b. Manfaaat Praktis

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Bangkalan

dalam melaksanakan pembangunan yang berorientasi pada

pemberdayaan masyarakat, khususnya pemberdayaan usaha kecil.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

disiplin ilmu pemerintahan dan juga sebagai bahan pembanding atau

lanjutan atas penelitian yang serupa.

E. Definisi Konsep

Untuk memperjelas pengertian variabel penelitian ini, maka diperlukan

suatu konsep untuk menghindari kesalah pahaman. Berdasarkan penelitian yang

(10)

MENENGAH DALAM PENINGKATAN PEREKONOMIAN LOKAL. (Studi

Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada

Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi, KecamatanTanjung Bumi,

Kabupaten Bangkalan) maka definisi konsep yang dijabarkan adalah:

1. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu upaya meningkatkan kemampuan dan potensi

yang dimiliki oleh masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati

diri, hasrat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan

diri secara maksimal.12 Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung.13

Konsep “empowermnet” (pemberdayaan) muncul karena dua premis

mayor, yakni kegagalan dan harapan. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya

model-model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan

dan lingkungan yang berkelanjutan. Sementara itu, harapan muncul karena adanya

alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi,

persamaan gender, persamaan antar-generasi, dan pertumbuhan ekonomi yang

memadai”.14

Jadi berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dipahami pemberdayaan

adalah suatu upaya meningkatkan kemampuan, potensi dan kekuasaan orang yang

lemah atau tidak beruntung untuk mengaktualisasikan diri, hasrat dan martabatnya

12

Bakri, Mansyur. 2007. Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan RRA dan PRA. Visipress Media:Surabaya Hal. 17

13

Ife, J.W., 1995. Community Development: Creating Community Alternatives-vision, Analysiis and Practice. Melbourne : Longman Hal. 56

14

(11)

secara maksimal agar mampu bertahan dan mengembangkan diri secara

maksimal.

2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Selama ini masih banyak pihak yang rancu dalam menggunakan istilah

usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan usaha kecil menengah (UKM)

dalam berbagai pembahasan. Perbedaan tersebut disebabkan adanya beberapa

definisi dan kriteria berbeda yang dikeluarkan oleh instansi dan

perundang-undangan mengenai UMKM. Beberapa definisi dan kriteria UMKM adalah15: a. Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang

Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil):

1. Usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia.

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun. b. Usaha Kecil (Menurut UU No. 9/1995, tentang Usaha Kecil):

1. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi.

2. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Menengah atau Besar.

3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

c. Usaha Menengah (menurut Inpres no. 10/1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah)

1. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia yang berbentuk badan usaha orang perorangan, tidak berbadan hukum, atau berbadan hukum termasuk koperasi

2. Berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar.

3. Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta, sampai

(12)

F. Definisi Operasional

Berdasarkan pada masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka definisi

operasional dari penelitian ini adalah membahas PEMBARDAYAAN USAHA

MIKRO KECIL DAN MENENGAH DALAM RANGKA PENINGKATAN

PEREKONOMIAN LOKAL. (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi,

Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan), Dengan demikian definisi

operasional yang diperoleh antara lain sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang dilakukan oleh

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan yang meliputi

hal-hal sebagai berikut:

a. Pengembangan sumber daya manusia yang meliputi: pendidikan dan

pelatihan, magang, studi banding, konsultasi.

b. Bantuan peralatan penunjang produksi (teknologi) yang meliputi:

membantu perbaikan, inovasi dan alih teknologi; membantu pengadaan

sarana dan prasarana produksi sebagai unit percontohan; membantu

perbaikan sistem produksi dan kontrol kualitas; membantu

pengembangan disain dan rekayasa produk;membantu meningkatkan

efisiensi pengadaan bahan baku.

c. Kemudahan pengurusan perizinan yang berupa: pembukaan usaha,

perlindungan paten.

d. Promosi pemasaran berupa: membantu akses pasar; memberikan

(13)

mengembangkan jaringan usaha; membantu melakukan identifikasi

pasar dan perilaku konsumen; membantu peningkatan mutu produk dan

nilai tambah kemasan

e. Permodalan, dengan : pemberian informasi sumber-sumber kredit; tata

cara pengajuan penjaminan dari berbagai sumber lembaga penjaminan;

mediator terhadap sumber-sumber pembiayaan; informasi dan tata cara

penyertaan modal; membantu akses permodalan

2. Yang menjadi tolak ukur keberhasilan program pemberdayaan meliputi:

a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin yang diakibatkan terserapnya

tenaga kerja.

b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan

penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

c. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai berkembangnya

usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan

kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta makin

luasnya interaksi sosial dengan kelompok lain.

3. Hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan masyarakat dalam

pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa

Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan

a. Peran Pemerintah sebagai motivator para perajin untuk membangun dan

mempertahankan produksi

b. Peran pemerintah sebagai fasilitator dalam pemberdayaan Usaha Mikro

(14)

G. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan data-data yang lengkap

untuk memberi jawaban semua masalah-masalah yang diteliti, oleh karena itu

digunakan metode sebagai berikut:

1. Tipe Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan guna mendapatkan sesuatu yang dilakukan

secara sistematis, terencana dan mengikuti konsep ilmiah yang ada. Penelitian

pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan dengan cara-cara tertentu untuk

memahami suatu obyek (fenomena) yang ada. Uraian yang jelas dan sistematis

atas data yang dikumpulkan diharapkan memberi hasil yang maksimal sehingga

dapat dikategorikan sebagai tulisan yang mempunyai nilai ilmiah.

Memperhatikan tujuan penelitian yang sedang diteliti, peneliti

menggunakan jenis penelitian kualitatif yang mendeskripsikan peristiwa atau

kejadian yang ada pada masa sekarang. Beberapa definisi mengenai penelitian

kualitatif, dinyatakan oleh Bogdan dan Taylor (1975) seperti dikutip Moleong,

yang mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini

diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Individu yang

sedang diamati haruslah dipandang sebagai bagian yang dari suatu keutuhan, tidak

boleh hanya mengisolasikan16.

16

(15)

2. Tehnik Pengambilan Data

Tehnik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk

memperoleh atau mengumpulkan data sebaik-baiknya dan diolah serta dianalisa

sesuai dengan kerangka metode penelitian. Sehingga dalam penelitian ini tehnik

pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan

untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan

disini diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan

indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyan.17 Dengan melakukan observasi kita bisa mengamati secara langsung suatu

benda, keadaan, kondisi, situasi, kegiatan, proses atau penampilan tingkah

laku seseorang.

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul

data) kepada responden dan jawaban-jawaban responden di catat atau di

rekam dengan alat perekam.18 Penulis melakukan wawancara untuk memperoleh informasi yang tidak bisa diperoleh hanya dengan melihat

objek yang diteliti. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk

memperoleh data kualitatif, serta untuk mengetahui beberapa

permasalahan yang penulis hadapi melalui pertanyaan-pertanyaan.

17

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Hal: 69

18

(16)

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat

berupa berbagai macam, tidak hanya dokumentasi resmi.19 Dengan dokumentasi penulis bisa menganalis data yang diperoleh dari

penelitiannya, misalnya dalam bentuk tabel, daftar, dan sebagainya.

3. Subjek penelitian

Subjek penelitian berkaitan dengan sumber informasi berupa orang yang

bias memberikan informasi secara lengkap terkait dengan penelitian. Oleh karena

itu, penelitian yang dilakukan di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi

Kabupaten Bangkalan maka subjek peneliti yang diambil adalah:

1. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan

2. Kepala Bagian yang terkait dalam pemberdayaan UMKM

3. 3 pengrajain Batik di Desa Tanjung bumi beserta pekerjanya

4. 2 pengusaha Batik

5. perangkat desa setempat yakni Kepala Desa Tanjung bumi

4. Sumber Data

a. Data Primer, merupakan Data, fakta dan / atau informasi yang diperoleh

langsung oleh peneliti dari lapangan (lokasi penelitian) termasuk juga

dari narasumber. Data primer dalam penelitian ini adalah segala unsur,

baik itu berupa data dan fakta di lapangan maupun informasi dari

19

(17)

narasumber yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM pada sentara

Batik di desa Tanjung Bumi.

b. Data Sekunder, data dalam penelitian ini diperoleh dari Dinas

Perindustrian Dan Perdagangan yang berkaitan dengan pokok

pembahasan dalam penelitian, yang sifatnya melengkapi dan

memperkuat hasil penelitian, yaitu: berupa literatur ilmiah, laporan dan

segala bentuk dokumen yang berkaitan dengan pemberdayaan batik di

desa Tanjung Bumi.

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian utama adalah di desa Tanjung bumi Kecamatan Tanjung

bumi kabupaten Bangkalan. Dipilihnya Desa Tanjung Bumi dilakukan secara

sengaja karena beberapa keunikan yang dimilikinya yaitu: Desa Tanjung Bumi

merupakan tempat pengrajin Batik Tulis yang pertama dan masih bersifat

tradisional serta mempunyai kualitas terbaik jika dibandingkan dengan desa

lainnya di Daerah Bangkalan.

6. Analisa Data

Teknik analisis data yang dilakukan peneliti menggunakan analisis

kualitatif, teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk

menafsirkan dan menginterpretasikan data yang didapat dari observasi,

dokumentasi, dan wawancara dengan responden dengan tujuan mendeskripsikan

bagaimana peran pemerintah (DESPERINDAG) dalam pemberdayaan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan

(18)

(DESPERINDAG) dengan masyarakat dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung

Bumi Kabupaten Bangkalan. Adapun tahapan dalam menganalisa data:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang haly ang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

dilakukan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama

penelitian berlangsung.20 b. Display Data

Display data adalah rakitan organisasi informal yang

memungkinkan kesimpulan dapat dilakaukan yang meliputi gambar atau

skema, jaringan kerja berkaitan dengan kegiatan kedalam tabel. Dengan

demikian maksud peneliti melakukan display data beertujuan untuk

menyajikan data yang berkaitan kedalam tabel sesuia dengan data yang

diperoleh.21

c. Pengambilan Keputusan.

Akhir dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada

pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti

berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti.22

20

Ibid Hal: 72

21

Ibid Hal: 72

22

(19)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh:

Achmad Marzuki

07230042

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG

(20)

Nama : Achmad Marzuki

NIM : 07230042

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan).

(21)
(22)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Achmad Marzuki

NIM : 07230042

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan) adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 27-Juli- 2011

Yang menyatakan

(23)

Jurusan : Ilmu Pemerintahan Program Studi : Strata. 1 (S-1)

Judul Skripsi : Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan).

(24)

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, nikmat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan pikiran, oleh

karena itu diharapkan akan banyak memberikan kontribusi, manfaat dan informasi

baru tentang pemberdayaan UMKM dalam peningkatan perekonomian lokal serta

membangun wawasan berfikir dibidang sosial dan politik dalam upaya

peningkatan pengetahuan politik yang baik.

Penelitian yang saya lakukan ini berjudul “Pemberdayaan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri

Batik di Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan).

Secara sadar saya mengakui, bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan

terutama karena penelitian sifatnya kasuistik, sehingga kesimpulan yang

dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara umum. Untuk itu, penelitian lebih

lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian ini sangat diperlukan.

Kemudian bersamaan dengan ucapan syukur Alhamdullillah atas

(25)

dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

2. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.si, selaku dosen Pembimbing I yang telah

mengarahkan dan memberikan saran serta kritik hingga terselesaikannya

skripsi ini.

3. Noenik sofiati, SH. M.H, selaku Dosen Pembimbing II yang benar-benar

sabar dan baik hati telah menyertai selama proses pengerjaan skripsi ini.

4. Drs. Krisno Hadi selaku Ketua penguji, kepada beliau saya ucapkan terima

kasih atas saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Drs. H. Achmadur Rifa’I, M.Si, juga selaku penguji, kepada beliau saya

ucapkan terima kasih atas perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

6. Saudara-saudarku: Mbak Wiwik, Mas Hasan, Mbak Munifah, Mas farid,

Dyan, dan keponakanku: Nada, Anjas, rani, serta saudara sepupuku:

Ilham, Ulfa, taufik, Mila, Sihun, Kak Semmil, Sini, Zinal Saya ucapkan

terima kasih atas dukungan dana dan do’a yang diberikan kepada dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman “EA Community F7” : Yanto, Indik Longor, Sapta, Ucil,

Epeng, yuez, Sanusi, Panggih dan Afika, saya ucapkan terima kasih atas

dukungan dan gangguannya selama pengerjaan skripsi ini.

8. Teman-teman Scooterist RSF Malang City: Penol, mas Singkong, Mas

(26)

Ony, mamank, mamad pamekasan dan Dicky saya ucapkan terima kasih

atas dukungan selama pengerjaan skripsi ini.

10.KOTAK Band dan Tony Q, saya ucapkan terima kasih atas lagu-lagu hitz

mereka yang dapat menghibur saya, sehingga saya bisa menyelesaikan

skripsi ini

11.Anak IP (2007), terima kasih atas kebersamaan selama kuliah

12.Anak KKN (30) ayo kapan kumpul-kumpul lagi

13.Serta seluruh pihak yang belum tersebut namanya, terima kasih banyak…

Malang, 27-juli-2011

Peneliti

(27)

Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dalam Peningkatkan Perekonomian Lokal (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, dan Pada Sentra Industri Batik di Desa Tanjung Bumi, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan). Pembimbing I: Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si; Pembimbing II: Noenik Sofiati, SH

Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Bangkalan terbilang mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Salah satu usaha mikro kecil dan menengah yang dimiliki Kabupaten Bangkalan sebagai penggerak perekonomian masyarakat khususnya masyarakat pedesaan adalah industri batik. Usaha kecil ini banyak tersebar di Desa Tanjung Bumi sekaligus menjadi kebanggaan daerah kabupaten Bangkalan. Motif dan warna yang tertuang di dalam kain panjang itu, merefleksikan karakter masyarakatnya. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan selaku utusan pemerintah yang menangani masalah Usaha Kecil dan Menengah, mengadakan pelatihan dan perlindungan terhadap Batik. Fokus penelitian ini ditekankan pada: (1) Pengembangan sumber daya manusia (2). Bantuan peralatan penunjang produksi (teknologi) (3) Kemudahan pengurusan perizinan. (4) Promosi pemasaran (5) Permodalan, dan keberhasilan program pemberdayaan. Sedangkan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana peran pemerintah (DISPERINDAG) dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan? (2) Bagaimana hubungan pemerintah (DISPERINDAG) dengan masyarakat dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan ?

Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemberdayaan, dimana faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pemberdayaan antara lain meliputi: obyek yang diberdayakan, sasaran materiil, dan sasaran fomal, desain pemberdayaan, subyek pemberdayaan, materi pemberdayaan, budaya pemberdayaan, struktur pemberdayaan, dan iklim pemberdayaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara mendalam serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

(28)

pemerintah dan yang memberi modal adalah pengusaha batik yang melakukan kerjasama dengan pengrajin sendiri dan pengrajin mendapatkannya dari pegusaha batik tersebut. Keberadaan UMKM Kabupeten Bangkalan, khususnya di Desa Tanjung Bumi ini sangat membantu untuk mengurangi jumlah penduduk miskin di desa Tanjung Bumi dikarena adanya pengrajin batik yang merekrut pegawai dan dilibatkan dalam setiap pameran atau pelatihan (ukir dan manajemen). (2) Hubungan pemerintah (DESPERINDAG) dengan masyarakat dalam pemberdayaan UMKM pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi selama ini kurang terjalin dengan baik denga industri kecil yang tidak pernah memberikan dukungan atau motivasi kepada industri kecil. Pemerintah daerah hanya aktif berhubungan dengan pengusaha besar yang telah menghasilkan produk yang banyak. Hal ini berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Bidang Usaha Industri bahwa UMKM sudah difasilitasi oleh pemerintah daerah. Berkaitan dengan peningkatan akses UMKM kepada Perbankan, pemerintah daerah telah mengupayakan peningkatan kualitas pendamping UMKM dengan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis kepada pendamping UMKM baik yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil maupun pendamping UKM yang merupakan lembaga swasta (BDS). Tolak Ukur Keberhasilan Program Pemberdayaan terhadap UMKM adalah terlihat pada menurunnya jumlah pengangguran akibat terserapnya tenaga kerja yang direkrut sebesar 40 pekerja batik 20 pekerja tetap di pesona batik di luar lebih dari 200 pekerja yang tidak langsung dapat mengurangi jumlah penduduk miskin di Desa Tanjung Bumi sudah dapat berkembang dan rata-rata bisa mandiri dari pendapatan batik itu sendiri.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa DESPERINDAG selalu melakukan pendampingan terhadap kualitas manajemen SDM dan SDA seperti diberikannya peralatan alat produksi batik dan dibuatkan webset yang bekerja sama dengan Bang Jatim. UMKM di Desa Tanjung Bumi cukup efektif dalam mengurangi jumlah penduduk miskin yang rata-rata bisa mandiri dari pendapatan batik itu sendiri. Walupun selama ini hubungan DESPERINDAG dengan industri batik kurang terjalin dengan baik.

(29)

Small and Medium Enterprises in Local Economic Enhancement (Studies in Industry and Trade Bangkalan, and the Batik Industrial Center in the village of Tanjung Bumi, Bangkalan). Supervisor I: Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si; Supervisor II: Noenik Sofiati, SH

The development of micro small and medium enterprises in Bangkalan fairly experienced ups and downs from year to year. One of the small and medium micro enterprises owned Bangkalan as a driver of the economy, especially rural communities is the batik industry. Small businesses are widely spread in the village of Tanjung Bumi once the pride of Bangkalan district. Motifs and colors contained in a long cloth that reflects the character of its people. Department of Industry and Trade Bangkalan as government representatives who deal with Small and Medium Enterprises, training and protection of Batik. The focus of this study focused on: (1) Human resource development (2). Help supporting equipment production (technology) (3) Ease of licensing arrangements. (4) Promotion of marketing (5) Capital, and the success of empowerment programs. While the formulation of the problem in this study were: (1) What is the role of government (Disperindag) in the empowerment of Micro, Small and Medium Enterprises in the center of Batik in the Village District of Tanjung Bumi Bangkalan? (2) How does the government (Disperindag) with the community in the empowerment of Micro, Small and Medium Enterprises in the center of Batik in the Village District of Tanjung Bumi Bangkalan?

Theory approach used in this study is the theory of empowerment, where the factors that may affect the process of empowerment included: the empowered object, material goals, and objectives fomal, design enablement, empowerment of the subject, matter of empowerment, cultural empowerment, structural empowerment, climate and empowerment. The research was conducted using a qualitative approach. Techniques of data collection is done through: observation and in-depth interviews and documentation. After examination validity, data were analyzed by data reduction, data presentation and drawing conclusions.

(30)

Micro, Small and Medium Enterprises Kabupeten Bangkalan, especially in the village of Tanjung Bumi is very helpful to reduce the number of poor in the village of Tanjung Bumi because batik craftsmen who recruit staff and are involved in each exhibition or training (carving and management)

(2) Reject Measure the success of the Empowerment Program to Small and Medium Enterprises is seen in the declining number of unemployed due to absorption of labor by 40 workers recruited 20 workers remained in batik charm out of more than 200 workers that are not immediately able to reduce the number of poor in the village of Tanjung Bumi been able to grow and the average income of batik can be independent of itself. (3) Government Relations (DESPERINDAG) with the community in the empowerment of Small and Medium Enterprises in the center of the village of Tanjung Bumi Batik has been less well established small industrial premises that do not ever give support or motivation to small industries. Local governments are active only associated with large employers that have produced a lot of products. This is different from what is conveyed by the Head of Industrial Enterprises that Small and Medium Enterprises are facilitated by local government. Associated with increased access of Small and Medium Enterprises to banks, local governments have attempted to increase the quality of the companion SMEs by providing training and technical assistance to MSMEs good companion with the status as a civil servant and companion of Small and Medium Enterprises which are private institutions.

(31)

Lembar Pernyataan ... iii

2. Tehnik Pengambilan Data ... 15

3. Subjek penelitian ... 16

4. Sumber Data ... 16

5. Lokasi Penelitian. ... 17

6. Analisa Data. ... 17

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.. ... 19

1. Konsep pemberdayaan ... 19

2. Proses Pemberdayaan ... 21

3. Tahapan Pemberdayaan ... 21

4. Strategi Pemberdayaan ... 25

5 Konsep pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. ... 26

B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)... 27

1. Pengertian UMKM ... 27

2. Peranan UMKM ... 31

3. Potensi UMKM ... 32

4. Kelemahan dan Kelebihan UMKM ... 33

5. Faktor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan Usaha Kecil. ... 34

6. Industri Kecil. ... 35

C. Ekonomi Lokal ... 37

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi ... 37

2. Pengembangan Ekonomi Lokal ... 38

(32)

4. Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Bangkalan 2008–2013 ... 51

5. Pariwisata ... 52

B. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan ... 53

C. Industri Batik di DesaTanjung Bumi ... 55

BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Pemberdayaan UMKM oleh DISPERINDAG Kabupaten Bangkalan ... 58

1. Pengembangan SDM ... 58

2. Bantuan peralatan penunjang produksi (teknologi)... 63

3. Kemudahan pengurusan perizinan usaha ... 67

4. Promosi pemasaran ... 73

5. Permodalan... 76

B. Tolak Ukur Keberhasilan Program Pemberdayaan ... 80

1. Berkurangnya Jumlah Penduduk Miskin yang Diakibatkan Terserapnya Tenaga Kerja... 80

2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan penduduk miskin ... 84

3. Meningkatnya kemandirian kelompok ... 89

C. Hubungan pemerintah (DESPERINDAG) dengan masyarakat dalam pemberdayaan UMKM pada sentra Batik di Desa Tanjung Bumi ... 91

1. Peran Pemerintah sebagai motivator ... 91

2. Peran pemerintah sebagai fasilitator dalam pemberdayaan UMKM ... 94

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 99

(33)

Bakri, Mansyur. 2007. Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan RRA dan PRA. Visipress Media:Surabaya.

Bararuallo, Frans. 2001. Majalah Ilmiah Atma Nan Jaya: Kajian Strategi Pengelolaan Dan Keunggulan Bisnis Usaha Kecik di Indonesia. Universitas Katolik Atma Jaya: Jakarta

Hubeis,Musa.2009. Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis. Ghalia Indonesia: Bogor

Ife, J.W., 1995. Community Development: Creating Community Alternatives-vision, Analysiis and Practice. Melbourne : Longman.

Iqbal, Muhammad dan Anugrah, Iwan S. 2009. Rancang Bangun Sinergi Kebijakan Agropolitan dan Pengembangan Ekonomi Lokal Menunjang Percepatan Pembangunan Wilayah. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian: Bogor

Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pemberdayaan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Cides: Jakarta

Kuncoro, Mudrajad, 2008. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, Dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP. AMP YKPN.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung

Munir, Risfan dan Fitanto Bachtiar. 2007. Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif: Masalah, Kebijakan, Dan Panduan Pelaksanaan Kegiatan Cetakan Ketiga. Local Governance Support Program (LGSP): Jakarta

Pranarka, AMW dan Prijono, Onny S (Ed). 1996. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi. CSIS.: Jakarta

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

(34)

Wrihatnolo, R. R. dan Dwidjowijoto R. N. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. PT Gramedia: Jakarta.

Sumber Lain:

Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha

Mikro dan Kecil

UU No. 9/1995, tentang Usaha Kecil

Inpres no. 10/1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

http://maduracenter.wordpress.com/2007/07/14/batik-tanjung-bumi-batik-madura-nan-eksotik/ diakses tanggal 28 desember 2010

ttp://kabarmadura.blogspot.com/2007/03/penduduk-miskin-bangkalan-capai-365951.html diakses tanggal 28 Desember 2010

http://www.perindagkopjatim.go.id diakses pada tanggal 23 desember 2010

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_2291/title_usaha-kecil-dan-menengah/

(35)

Tgl wawancara:

1. Bagaimana peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan dalam upaya pengembangan sumber daya manusia yang meliputi: Pendidikan dan pelatihan, Magang, Studi banding, dan Konsultasi?

2. Bantuan apa saja yang telah diberikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam menunjang sistem produksi?

3. Apakah bantuan perbaikan sistem produksi dan kontrol kualitas produksi; sudah diimplementasikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan?

4. Upaya apa saja yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mempermudah pengurusan perizinan produksi ?

5. Bagaimana keterlibatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam promosi pemasaran berupa: membantu akses pasar; memberikan bantuan informasi pasar; memberikan bantuan promosi; mengembangkan jaringan usaha; membantu melakukan identifikasi pasar dan perilaku konsumen; membantu peningkatan mutu produk dan nilai tambah kemasan?

6. Bagaimana dukungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam hal Permodalan, dengan: pemberian informasi sumber-sumber kredit; tata cara pengajuan penjaminan dari berbagai sumber lembaga penjaminan; mediator terhadap sumber-sumber pembiayaan; informasi dan tata cara penyertaan modal; membantu akses permodalan?

7. Bagaimana efektivitas program pemberdayaan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan, yang meliputi:

a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin

b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan penduduk miskin

c. Peningkatan kemandirian kelompok yang ditandai berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta makin luasnya interaksi sosial dengan kelompok lain.

8. Bagaimana implementasi pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai motivator para pengrajin untuk membangun dan mempertahankan produksi?

9. Bagaimana implementasi pemberdayaan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai fasilitator dalam pemberdayaan UMKM?

Informan:

a. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan b. Kepala Bagian yang terkait dalam pemberdayaan UMKM

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sebuah rencana bayaran kompetitif pasar, kompensasi suatu pekerjaan mencerminkan nilai pekerjaan tersebut dalam perusahaan, serta berapa yang dibayarkan pemberi kerja

Rumah Potong Hewan adalah Bangunan atau kompleks bangunan yang prasarananya hanya dipergunakan untuk kegiatan pemotongan ternak dan di tetapkan oleh

asus komplikasi abses serebri pada pasien tetralogy o allot yang tidak dioperasi paling sering pada anak di atas usia  tahun. Pada studi pada pasien P&',

Sektor lain yang juga berperan besar dalam struktur ekonomi Kalimantan Tengah adalah sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dengan andil sebesar 20,88 persen pada triwulan

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pemberian perasan S.crassifolium berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan tidak berpengaruh terhadap jumlah daun, berat basah dan berat

Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran job stress terhadap intensi turnover melalui perceived organizational support sebagai variabel moderator pada..

Ditetapkan di Sidoarjo Pada Tanggal 12 Juni 2013 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SIDOARJO.. SEDATI.

Nilai uji signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara konflik intrapersonal kerja perawat dengan kinerja perawat di