• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI STRES KERJA PADA PT. PERTAMINA HULU ENERGI WMO GRESIK (BAGIAN PRODUKSI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI STRES KERJA PADA PT. PERTAMINA HULU ENERGI WMO GRESIK (BAGIAN PRODUKSI)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI STRES KERJA PADA PT. PERTAMINA HULU ENERGI

WMO GRESIK (BAGIAN PRODUKSI)

SKRIPSI

oleh

Priandari Ramadhana 08610098

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI STRES KERJA PADA PT. PERTAMINA HULU ENERGI

WMO GRESIK (BAGIAN PRODUKSI)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

Priandari Ramadhana 08610098

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)
(4)
(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Priandari Ramadhana

NIM : 08610098

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan sebenar-benarnya bahwa tugas akhir dengan judul PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI STRES KERJA PADA PT. PERTAMINA HULU ENERGI WMO GRESIK BAGIAN PRODUKSI hasil karya saya dan naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 26 April 2013 Yang Menyatakan

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul : “Pengaruh Sressor Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Stress Kerja Pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik Bagian Produksi”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas

Muhammadiyah Malang.

Selama penyusunan skripsi, penulis telah banyak mendapat bimbingan,

dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhajir Effendi, M.A.P selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Aniek Rumijati, M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dra. Siti Nurhasanah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pertama dan Ibu

Dra. Nurul Asfiah, M.M selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

memberikan bimbingan serta petunjuk dengan sabar hingga penulisan skripsi

(12)

5. Bapak Drs. H. Shobari, M.M selaku Dosen Wali Kelas B Manajemen 2008

yang telah memberikan bantuan dan nasehat selama menempuh perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan pengetahuan selama

masa perkuliahan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Seth Samuel Ambat selaku manager field operation PT. Pertamina

Hulu Energi WMO Gresik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

8. Bapak Akbar Pradima selaku pembimbing instansi yang telah membantu

dalam penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Seluruh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik yang telah

bersedia dan bekerja sama dengan baik dalam membantu penyelesaian skripsi

ini.

10.Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun materi serta do’anya sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

11.Saudari Linda Ari Anggraeni yang selalu memberikan dukungan, semangat

serta doa kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman – teman program studi manajemen angkatan 2008 serta teman – teman

kontrakan yang tidak mungkin disebut satu persatu, terima kasih atas

(13)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti, oleh karena itu peneliti

mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, April 2013 Peneliti

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 7

B. Landasan Teori ... 9

C. Kerangka Pikir ... 24

(15)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Jenis Penelitian ... 27

C. Sumber Data ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

G. Metode Pengukuran Variabel ... 31

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 32

I. Teknik Analisa Data ... 34

J. Pengujian Hipotesis ... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

1. Sejarah Perusahaan ... 38

2. Lokasi Perusahaan ... 39

3. Struktur Organisasi ... 39

B. Gambaran Karakteristik Responden ... 43

1. Jenis Kelamin Responden ... 43

2. Tingkat Usia Responden ... 43

3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ... 44

4. Masa Kerja Responden ... 45

(16)

C. Uji Instrumen ... 47

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 49

D. Hasil Analisis Data ... 50

1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 50

2. Pengaruh Stressor Terhadap Kinerja Melalui Stress Kerja 55 a. Persamaan Analisis Regresi Linier Sederhana... 56

b. Nilai Koefisien Determinasi (R2) ... 58

c. Nilai Koefisien Korelasi ... 59

d. Hasil Analisis Uji F ... 59

3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sumber Potensial dari Stress ... 14

Gambar 2.2 Hubungan U Terbalik Antara Stress Dan Kinerja ... 24

Gambar 2.3 Kerangka Pikir ... 25

Gambar 3.1 Kurva Penerimaan Dan Penolakan Uji F ... 37

Gambar 4.1 Struktur PT. Pertamina PHE WMO ... 40

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Target Realisasi Hasil Gas Pada PT. Pertamina Hulu Energi

WMO Gresik Tahun 2011 ... 4

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang ... 8

Tabel 3.1 Penilaian Rentang Skala ... 35

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .... 45

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 46

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 47

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Stressor (X) ... 48

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Stres Kerja (Y) ... 48

Tabel 4.8 Uji Validitas Kinerja (Z) ... 49

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 49

Tabel 4.10 Variabel Stressor (X)... 50

Tabel 4.11 Variabel Stress Kerja (Y) ... 52

Tabel 4.12 Variabel Kinerja (Z) ... 54

Tabel 4.13 Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja ... 56

Tabel 4.14 Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja ... 56

Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 60

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Angket Penelitian

2. Skor Jawaban Responden

3. Hasil Distribusi Frekuensi

4. Hasil Uji Validitas

5. Reliability

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.

Darma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi. Jilid Pertama. Penerbit Binarupa Aksara : Jakarta.

Handoko, Hani. 1993. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Penerbit BPFE : Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset : Bandung. Robbins, Stephen. 1996. Perilaku Organisasi Konsep Kontoversi Aplikasi.

Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jilid 2. Prenhalindo : Jakarta.

Umar, Husein. 2004. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam proses

manajemen dan akan semakin diperhatikan eksistensinya pada saat ini dan

masa-masa yang akan datang dalam menghadapi persaingan yang semakin

ketat. Manusia yang merupakan tenaga kerja bagi perusahaan kadang kala

sering diabaikan sebagai asset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya

mengganggap bahwa tenaga kerja (karyawan) sebagai beban yang harus

selalu ditekan untuk mengurangi biaya dalam produksi. Perkembangan

zaman yang semakin maju menuntut kita harus bisa beradaptasi dalam segala

kondisi. Beban kerja yang semakin berat, semakin banyaknya kebutuhan

yang ingin dipenuhi, tingkat pendapatan yang tak sejalan dengan biaya hidup,

persaingan yang semakin ketat dan seterusnya dapat menjadi ancaman untuk

dapat tetap bertahan hidup. Kondisi ini sering dihadapi oleh karyawan dalam

perusahaan sehingga sangat tidak mungkin untuk terkena stress. Stress yang

terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi

lingkungan. Stres pekerjaan dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan

karyawan karena tugas – tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi.

Gejala stress akan muncul pada saat karyawan tidak mampu

memenuhi apa yang menjadi tuntutan – tuntutan pekerjaan, ketidak jelasan

apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan, kekurangan waktu untuk

(22)

2

pekerjaan, tugas-tugas yang saling bertentangan, merupakan contoh pemicu

stress atau biasa disebut sebagai Stessor. Karyawan akan menjadi tertekan,

tidak termotivasi, dan frustasi menyebabkan karyawan bekerja tidak optimal

sehingga kinerjanya pun akan terganggu. Apabila stress dibiarkan begitu saja,

dapat membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan akan mengundurkan

diri. Menanggapi kondisi yang seperti ini, maka perusahaan dituntut untuk

menjaga agar karyawan tidak sampai mengalami stres yang terlalu berlebihan

sehingga karyawan akan bekerja lebih baik dan dapat meningkatkan kinerja

dengan tujuan kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lancar sesuai

yang diharapkan.

PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik merupakan perusahaan

yang bekerja dalam bidang penghasil minyak mentah dan gas bumi di

wilayah Gresik. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,

karyawan bagian produksi menjadi kunci utama bagi keberhasilan yang dapat

dicapai selama ini. Dalam menjalankan aktivitasnya, bagian ini sering

dihadapkan oleh target – target tertentu yang dibuat oleh perusahaan dan pada

sisi lain harus dapat dicapai dalam waktu yang telah ditetapkan. Pekerjaan

perusahaan meliputi pekerja yang berjumlah 169 karyawan. Setiap karyawan

bagian produksidiharuskan menghasilkan gas sebanyak 6.500.000 kaki

kubikper bulan.

Pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik, stress yang dialami

yaitu masalah beban kerja yang diberikan kepada karyawan terlalu tinggi dan

(23)

3

kaki kubik per bulannya. Konflik yang terjadi antar karyawan pada PT.

Pertamina Hulu Energi WMO Gresik yaitu perbedaan pendapat atau

ketidakcocokan dalam diri individu dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal

tersebut menyebabkan kondisi karyawan sering mengeluh sakit kepala.

Pemimpin sering menetapkan sanksi secara sepihak tanpa melihat latar

belakang permasalahan.

Karyawan PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik bertanggung

jawab terhadap kesempurnaan hasil gas yang baik. Hal tersebut merupakan

salah satu penyebab stress yang seringkali muncul pada karyawan. Dengan

demikian karyawan memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan

tugasnya, selain sering mendapat tekanan dari perusahaan dalam pencapaian

target produksi, pada sisi lain beban kerja yang berlebihan juga dapat

mempengaruhi tingkat stress kerja yang terjadi. Pada sisi lain terjadinya

kebosanan dalam melaksanakan pekerjaan juga sering dirasa oleh karyawan

bagian produksi dan terkadang tidak bisa mendapatkan kepuasan dalam

bekerja.

Kondisi tersebut apabila tidak diikuti dengan ketenangan sikap dan

kestabilan emosi, karyawan akan merasakan beban psikologis semakin

berlebihan yang pada akhirnya stress kerja semakin meningkat. Apabila

kondisi tersebut dapat dikendalikan secara maksimal, juga akan

mempengaruhi terhadap kinerja yang akan dicapai oleh karyawan. Adapun

data mengenai target dan realisasi produksi yang telah dicapai oleh

(24)

4

diketahui bahwa selama satu tahun tersebut tingkat kinerja karyawan yang

ditinjau dari gas yang dihasilkan menunjukkan adanya penurunan yang

sangat drastis pada bulan Desember dan belum tercapainya target yang

diinginkan oleh perusahaan.

Tabel 1.1

Target dan Realisasi Hasil Gas Pada PT.Pertamina Hulu Energi WMO Gresik Tahun 2011

Bulan Target(Kaki Kubik) Realisasi

Januari 6.500.000 6.145.336

Februari 6.500.000 5.624.025

Maret 6.500.000 6.028.019

April 6.500.000 5.787.221

Mei 6.500.000 5.903.606

Juni 6.500.000 5.555.006

Juli 6.500.000 5.996.957

Agustus 6.500.000 5.395.641

September 6.500.000 5.367.108

Oktober 6.500.000 5.585.526

November 6.500.000 5.424.171

Desember 6.500.000 4.176.637

Sumber: PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, yang menyatakan

bahwa stressor dan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

(Robbins, 229:2006) maka secara khusus akan dibahas mengenai kondisi

(25)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat

menyusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana stressor yang terjadi pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO

Gresik?

2. Bagaimana stress kerja karyawan pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO

Gresik?

3. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO

Gresik?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara stressor dengan stress kerja

pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara stress kerja terhadap kinerja

karyawan pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah terbatas pada stressor,

stress kerja dan kinerja karyawan bagian produksi yang berkaitan dengan

tuntutan tugas, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan

organisasi terhadap variabel stress kerja dan kinerjapada PT. Pertamina Hulu

(26)

6 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendiskripsikan stressor pada PT. Pertamina Hulu Energi

WMO Gresik

b. Untuk mendiskripsikan stress kerja pada PT. Pertamina Hulu Energi

WMO Gresik

c. Untuk mendiskripsikan kinerja karyawan pada PT. Pertamina Hulu

Energi WMO Gresik

d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara

stressor dengan stress kerja pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO

Gresik

e. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara stress

kerja dengan kinerja karyawan pada PT. Pertamina Hulu Energi

WMO Gresik

2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Perusahaan

Untuk masukan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan kondisi

karyawan dan dalam pengambilan keputusan dibidang personalia,

khususnya mengenai pengaruh stressor terhadap stress kerja

dankinerja karyawan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai dasar dan acuan penelitian selanjutnya yang mengkaji

(27)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian lain yang berhubungan dengan stressor dilalukan oleh Dewi

Purwanti (2005) dengan judul Pengaruh Stressor Terhadap Produktivitas

Kerja Bagian Produksi CV Surya Medika Isabela Kabupaten Magetan. Pada

penilitian tersebut variabel bebasnya stressor (X), serta variabel terikatnya

adalah kinerja (Y). Alat anlisis yang digunakan adalah menggunakan regresi

linier berganda dan regresi linier sederhana. Hasil penilitian tersebut

menunjukan bahwa dari rentang skala terlihat bahwa stress kerja pada CV.

Surya Medika Isabela memiliki kriteria tinggi dengan rentang skala 187 –

242 dimana rata – rata skor total adalah 205.

Sedangkan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Jerry Rivanto

(2009) dengan judul PengaruhStressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja

Karyawan Pada Perusahaan Susu Sapi Anugerah Kediri. Adapun tujuan yang

dilakukan adalah mengetahui tingkat stressor, stress dan kinerja pada

Perusahaan Susu Sapi Anugerah Kediri. Metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut menggunakan metode convenience sampling. Berdasarkan

hasil analisisdan pengujian hipotesis diperoleh dua hipotesis yaitu : stressor

berpengaruh terhadap stress kerja dan stress kerja berpengaruh terhadap

(28)

8

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang No Peneliti Judul Variabel Pnelitian Alat

Analisis

Hasil

1 Pengaruh Stressor Terhadap

2 Pengaruh Stressor Terhadap Stress (X1.2), Tuntutan Antar Pribadi (X1.3),Kepemimpinan Dalam Organisasi(X1.4), Strukutur Organisasi (X1.5),Tahap perkembangan Organisasi (X1.6)

Variabel terikat : stress kerja (Y1) Dan kinerja (Y2) 3 Pengaruh Stressor

Terhadap

Variabel bebas: stressor (X), meliputi:Tuntutan

Tugas(X1.1), Tuntutan antar Pribadi(X1.2), Struktur Organisai(X1.3), Kepemimpinan

Organisasi(X1.4) Variabel Intervening : Stress Kerja (Y) Variabel terikat: Kinerja(Z)

Regresi linier Sederhana

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak

pada variabel bebas dan terikat, obyek penelitian, lokasi, populasi, jumlah

sampel dan analisis data. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan

(29)

9

lebih menjelaskan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian

sekarang dapat dilihat melalui tabel berikut

B. Landasan Teori

1. Pengertian Stressor

Stressor menimbulkan berbagai macam tanggapan dari orang yang

berbeda – beda. Beberapa orang lebih mampu menanggulangi suatu

penekanan dari pada orang lain dan mereka dapat menyesuaikan perilaku

mereka sehingga dapat menguasi tekanan tersebut. Sebaliknya banyak

orang lebih dipengaruhi oleh tekanan, artinya mereka tidak mampu

menyesuaikan diri terhadap penekanan.

Menurut Gibson (1996:339), menyatakan stressor adalah keadaan

lingkungan khusus sebagai sumber potensial stress. Adapun pendapat dari

(Robbin 2003:794) stressor adalah kondisi yang cenderung menyebabkan

stress. Sedangkan menurut Kreitner, R & Kinicki, A (2005:353), stressor

adalah faktor – faktor lingkungan yang menimbulkan stress. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa stressor merupakan sumber potensial

atau penyebab terjadinya stress pada diri seorang karyawan.

2. Sumber Potensial Stress

Ada bebrapa pendapat tentang sumber potensial stress yaitu

Menurut Gibson (1996:342) penyebab stress dibedakan menjadi dua yaitu:

stress di tempat kerja dan stress yang bukan berkaitan dengan kerja,

(30)

10

Menurut Gibson (1996:343), membagi stress di tempat kerja menjadi

empat kategori, yaitu :

a. Stress Lingkungan Fisik

Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan dari kondisi

lingkungan pekerjaan atau perusahaan yang tidak nyaman. Selain itu

penyebab stress lingkungan fisik juga termasuk masalah di dalam

pekerjaan. Indikator : cahaya, suhu, suara, dan udara terpolusi.

b. Stress Individu

Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan karena adanya

perbedaan pendapat antar individu. Dalam hal ini terjadi

ketidakcocokan kepribadian antar karyawan. Indikator : konflik peran,

peran ganda, beban kerja berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab

dan kondisi kerja.

c. Stress Kelompok

Merupakan penyebab stress yang terjadi karena

ketidakefektifan organisasi yang dipengaruhi oleh sifat hubungan

antara kelompok. Dengan kata lain, hubungan yang baik diantara

anggota suatu kelompok kerja merupakan faktor utama dalam

kehidupan individu yang baik. Indikator : hubungan yang buruk

dengan kawan, bawahan atau atasan.

d. Stress Organisasional

Merupakan penyebab stress yang terjadi karena kurangnya

(31)

11

keputusan. Indikator : desain struktur jelek, politik jelek, tidak ada

kebijakan khusus.

Adapun pendapat lainnya tentang penyebab stress menurut

Menurut Robbins(2003:794). Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa

menyebabkan stress tergantung pada reaksi karyawan. Bagaimanapun juga

ada kondisi kerja yang sering menyebabkan stress bagi karyawan. Menurut

Robbins(2003:794) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu

a. Faktor Lingkungan

Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:

1. Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian

ekonomi. Bila perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi

semakin mencemaskan kesejahteraan mereka.

2. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti

yang terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai

kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian

semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti

penutupan jalan karena ada yang berdemo atau mogoknya

angkutan umum dan membuat para karyawan terlambat masuk

kerja.

3. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka

hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru.

Yang membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan

(32)

12

4. Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang

semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa

penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan

orang-orang Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa stres.

b. Faktor Organisasi

Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat

menimbulkan stress.Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau

menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja

berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang

tidak menyenangkan.Dari beberapa contoh diatas, penulis

mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh– contoh

itu terkandung di dalamnya. Yaitu:

1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau

tekanan untuk menunaikan tugasnya secara baik dan benar.

2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam

organisasi itu.Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang

barangkali sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan peran terjadi

bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang

dimungkinkan oleh waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan

peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti

(33)

13

3. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh

karyawanlain.

Kurangnya dukungan sosial dari rekan – rekan dan hubungan antar

pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar,

khususnya di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial

yang tinggi.

4. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam

organisasi, tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu

diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada karyawan

merupakan potensi sumber stres.

c. Faktor Individu

Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama

faktor–faktor persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan

karakteristik kepribadian bawaan.

1. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten

menunjukkan bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi

dan keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan

pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak

merupakan contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi

karyawan dan terbawa ke tempat kerja.

2. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat

(34)

14

kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan

mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.

3. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting

mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang.

Artinya gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu

sebenarnya berasal dari dalam kepribadian orang itu.

Model gambar yang mengindentifikasi tiga perangkat faktor

lingkungan, organisasional, dan individual yang bertindak sebagai

sumber potensial dan stress ada pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Sumber Potensial dari Stress

Sumber potensial Konsekuensi

Sumber : (Robbins : 224, 2006)

Faktor lingkungan

 Tahap hidup organisasi itu

Faktor Individual

 Keyakinan akan tempat kedudukan control

 Sikap bermusuhan

Stres yang dialami

Gejala fisiologi

 Sakit kepala

 Tekanan darah tinggi

(35)

15 3. Pengertian Stress Kerja

Stress berasal dari bahasa Yunani eustress dari kata eu yang berarti

baik, seperti dalam kata euphoria adalah rangsangan dalam pengertian

positif. Stress yaitu suatu tanggapan penyesuaian yang diperantarai oleh

perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu

konsekuensi dari lingkungan. Dalam artian umum stress bisa didefinisikan

sebagai suatu tanggapan penyesuaian yang merupakan konsekuensi dari

setiap tindakan, situasi atau peristiwa di lingkungan luarnya yang

menetapkan tuntutan berlebihan pada seseorang. Beberapa pendapat juga

mendefinisikan istilah stress sebagai berikut :

Menurut Gibson(1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah

suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan - perbedaan

individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi

dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang

menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada

seseorang.Menurut Robbin (1996:222), stress merupakan suatu kondisi

dinamik dimana seorang individu dikonfrontasikan dengan satu peluang,

kendala atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat

diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sehingga tidak pasti dan

(36)

16

4. Konsekuensi Dari Stress Kerja Karyawan

Menurut Gibson, dkk (1996:343) konsekuensi yang terjadi akibat

dari stress kerja karyawan terbagi menjadi tiga aspek, yaitu meliputi :

a. Physiological (Fisiologis), yaitu stress yang dapat menciptakan

perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan

pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala

dan menyebabkan serangan jantung.

b. Psychological (Psikologis), yaitu stress yang dapat menyebabkan

ketidakpuasan dalam bekerja.

c. Behavior (Perilaku), yaitu stress yang berpengaruh terhadap perubahan

produktifitas, absensi juga perubahan dalam kebiasaan makan,

meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah

dan gangguan tidur.

5. Gejala Stress Kerja

Adapun menurut Robbin (1997:168) gejala yang ditimbulkan stress adalah

sebagai berikut :

a. Gejala subyektif, dimana gejala yang ditimbulkan berupa kegelisahan,

ketakutan dan apatis.

b. Gejala perilaku, dimana gejala yang ditimbulkan adalah mudah terkena

kecelakaan, alkoholik, dan ketergantungan pada obat.

c. Gejala kognitif, dimana gejala yang ditimbulkan adalah tidak mampu

(37)

17

d. Gejala fisiologis, dimana gejala yang ditimbulkan adalah penyakit

jantung dan tekanan darah.

e. Gejala organisasi, dimana gejalayang ditimbulkan berupa produktifitas

kerja rendah, tingkat absensi dan hukum.

6. Hal – Hal Yang Mempengaruhi Stress

Menurut Robbins (1996:232) sekurang-kurangnya terdapat lima variabel

yang relevan untuk mengurangi terjadinya stress yaitu meliputi :

a. Persepsi, karyawan bereaksi untuk menanggapi persepsi mereka

terhadap realitas bukannya realitas itu sendiri. Oleh karena itu persepsi

akan memperlunak hubungan antara suatu kondisi stress potensial dan

reaksi seorang karyawan terhadap kondisi itu.

b. Pengalaman kerja, dikatakan beban orang yang berpengalaman

merupakan guru yang sangat baik. Pengalaman dapat juga merupakan

pengurang stress.

c. Dukungan sosial, makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa

hubungan sosial yaitu hubungan kolegal dengan rekan kerja dapat

menyangga dampak stress.

d. Keyakinan akan tempat kedudukan kendali, tempat kedudukan kendali

diperkenalkan sebagai atribut kepribadian. Dengan tempat kedudukan

kendali internal yakin bahwa mereka mengendalikan tujuan akhir

mereka sendiri. Sedangkan mereka dengan kedudukan eksternal yakin

(38)

18

e. Permusuhan, seseorang yang gila kerja, selalu bergegas dan tidak sabar

atau kompetitif. Janganlah diartikan bahwa ia benar-benar rawan

terhadap penyakit atau terhadap efek negatif stress. Sebaliknya,

cepatnya moral, pandangan yang senantiasa bermusuhan dan

ketidakpercayaan yang sinis kepada orang lain.

7. Langkah-langkah Mengatasi Stress

Mendeteksi stress kerja dan bentuk reaksinya maka terdapat

beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka

mengatasi stress kerja yang dihadapi para karyawan. Langkah-langka yang

dilakukan perusahaan dalam mengatasi stress kerja menurut Siagian

(2002:302) meliputi :

a. Merumuskan kebijaksanaan manajemen dalam membantu para

karyawan menghadapi berbagai stress.

b. Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan

sehingga mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta

bantuan dan dalam bentuk apa jika mereka menghadapi stress.

c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap

timbulnya gejala stress dikalangan para bawahannya dan dapat

mengambil langkah-langkah tertentu sebelum stress berdampak negatif

terhadap prestasi kerja para bawahannya.

d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber

stress.

(39)

19

f. Memantau terus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat

menjadi sumber stress dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara

dini.

g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan ruang kerja sedemikian

rupa sehingga berbagai sumber stress yang berasal dari kondisi kerja

yang dapat dielakkan.

h. Menyediakan jasa bantuan bagi karyawan apabila mereka sempat

menghadapi stress.

8. Pengertian Kinerja

Menurut (Mangkunegara,2005:9) Kinerja Karyawan (Prestasi

Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan penegertian Kinerja

pegawai menurut Bambang Kusriyanto yang dikutip oleh Harbani Pasolong dalambukunya “Teori Administrasi Publik” adalah “Kinerja

pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi”.(Pasolong, 2007:175).

Adapun pengertian kinerja menurut Stephen Robbins yang diterjemahkan oleh Harbani Pasolong: “Kinerja adalah hasil evaluasi

terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawaidibandingkan kriteria

(40)

20 9. Pengukuran Kinerja

Secara umum pengukuran kinerja berarti perbandingan yang dapat

dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda. Seperti yang

dikemukakan oleh Sinungan (2000:23) yaitu:

a. Perbandingan - perbandingan antara pelaksanaan secara historis yang

tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan,

namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta

tingkatannya.

b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan, tugas, seksi,

proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan

pencapaian relatif

c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang

terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.

Penerapan standar diperlukan untuk mengetahui apakah kinerja

karyawan sesuai sasaran yang diharapkan sekaligus melihat besarnya

penyimpangan dengan cara membandingkan antara hasil yang aktual

dengan hasil yang diharapkan olah karena itu adanya suatu standar yang

baku merupakan tolak ukur bagi kinerja yang akan dievaluasi.Sedangkan menurut Atmosoeprapto (2001:6) menyatakan bahwa “Kinerja tidak dapat

diukur secara kuantitatif semata-mata, sehingga mempunyai nilai mutlak,

melainkan menggambarkan keragaman dari suatu kegiatan”. Ada dua titik

kunci untuk mengukur keragaman pada setiap situasi atau kegiatan, yaitu

(41)

21

a. Lebih memusatkan pada hasil akhir daripada kegiatan-kegiatan.

Sebagai contoh, bagi bisnis yang berorientasi pada keuntungan,

sasaran nilai dolar penjualan lebih berarti daripada jumlah penjualan

yang tercapai.

b. Berfikir pada perbandingan dari “kenyataan” terhadap “yang seharusnya”. Meskipun pada output yang “tangible” dan dapat diukur

secara kuantitatif, hasil bagi output terhadap input saja kurang berarti

apabila tidak diperbandingkan dengan hasil bagi atau sasaran yang

diharapkan.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2000:67) terdapat tiga metode

yang digunakan dalam rangka pengukuran kinerja para karyawan atau

pegawai pada perusahaan, yaitu:

a. Mutu atau kualitas produk.

Pada pengukuran ini perusahaan lebih mendasarkan pada tingkat

kualitas produk yang telah dihasilkan para pegawai atau

karyawannya.Pengukuran melalui kualitas ini dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana seorang karyawan perusahaan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan

kepadanya.

b. Kuantitas atau jumlah produk.

Pengukuran melalui kuantitas atau jumlah produk yang dihasilkan ini

erat kaitannya dengan kemampuan seorang karyawan dalam

(42)

22

langsung juga berhubungan dengan tingkatkecepatan yang dimiliki

oleh seorang karyawan dalam menghasilkan produk.

c. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu dalam menghasilkan suatu produk menjadi salah satu

sarana untuk mengukur tingkat kinerja yang telah dicapai oleh seorang

pegawai.Dalam pengukuran inianggaran perusahaan dapat dijadikan

ukuran atau barometer untuk mengetahui tingkat kinerja yang telah

dicapai seorang karyawan.

10.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau

tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer

sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu

jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya

kinerja telah merosot sehingga perusahaan/instansi menghadapi krisis yang

serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan

mengabaikan tanda–tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja:

a. Faktor individu, terdiri dari :

1) kemampuan, ketrampilan,

2) latar belakang keluarga, pengalaman kerja,

(43)

23 b. Faktor psikologis, terdiri dari :

1) persepsi, peran,

2) sikap, kepribadian,

3) motivasi dan kepuasan kerja

c. Faktor organisasi,terdiri dari :

1) struktur organisasi,

2) desain pekerjaan, kepemimpinan,

3) sistem penghargaan (reward system)

11.Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Karyawan

Pola yang paling meluas dipelajari dalam literatur stres–

kinerjaadalah hubungan Terbalik. Logika yang mendasari hubungan

U-Terbalik ini adalah bahwa stress pada tingkat rendah sampai sedang

merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi. Pada

saat itulah individu sering melakukan tugasnya dengan lebih baik, lebih

intensif, atau lebih cepat. Tetapi terlalu banyak stres menempatkan

tuntutan yang tidak dapat dicapai atau kendala pada seseorang, yang

mengakibatkan kinerja menjadi lebih rendah. Pola U-Terbalik ini juga

menggambarkan reaksi terhadap stres sepanjang waktu, dan terhadap

perubahan intensitas stress. Artinya, stres tingkat sedang mempunyai

pengaruh yang negatif pada kinerja jangka panjang karena intensitas stress

yang berkelanjutan itu meruntuhkan individu itu dan melemahkan sumber

(44)

24

Tingkat sedang dari stress yang dialami terus menerus selama

waktu yang panjang dapat mengakibatkan kinerja yang lebih rendah.

Meskipun model U-Terbalik ini popular dan secara intuisi menarik, namun

model ini tidak mendapatkan banyak dukungan empiris, sehingga para

peneliti maupun para manajer perusahaan harus barhati – hati dalam

mengandalkan bahwa model ini dengan tepat melukiskan hubungan stres

kinerja (Robbins, 2006).

Gambar 2.2

Hubungan U-Terbalik antara Stres dan Kinerja (Tinggi)

Kinerja

(Rendah) Stres (Tinggi)

Sumber : Robbins (229:2006)

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir digunakan untuk mempermudah alur pemikiran yang

akan dilakukan dalam penelitian. Pada kerangka pikir tersebut menunjukkan

bahwa stressor meliputituntutan tugas, tuntutan sarana, tuntutan antar pribadi,

(45)

25

2006:797). Keenam faktor tersebut merupakan konsekuensi stressor yang

pada akhirnya berpengaruh terhadap stress kerja dan kinerja.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

digambarkan kerangka pemikiran yang menghubungkan keterkaitan

hubungan stressor, stress kerja dan kinerja karyawan yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

Keterkaitan Antara Stressor, Stress Kerja Dan Kinerja

Kerangka pemikiran dapat digunakan untuk mempermudah alur

pemikiran yang akan dilakukan dalam penelitian. Dalam hal ini untuk

mengetahui pengaruh stressor terhadap kinerja melalui stress kerja

karyawan pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik. Pada kerangka

pikir tersebut menunjukkan bahwa stressor yang berindikator: tuntutan

tugas, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi

(Robbin 2006:225) menyebabkan terjadinya stress kerja yang terdiri dari:

stress fisiologis, stress psikologis, stress perilaku (Robbin 2006:228). Stressor Kerja (X)

X1.1 Tuntutan tugas X1.2 Tuntutan antar

pribadi

(46)

26

Sedangkan stress kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan yang

menggunakan indikator: kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan

waktu (Mangkunegara 2000:67).

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau pendapat yang

kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum

meyakinkan, sedangkan kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau

dibuktikan. Pengertian hipotesis menurut Arikunto (2002:63) adalah suatu

teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran).

Berdasarkan perumusan masalah dan penelitian terdahulu, dalam penelitian

ini hipotesis yang diambil yaitu:

a. Ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap stress kerja

karyawan pada PT. Pertamina Hulu Energi WMO Gresik.

b. Ada pengaruh yang signifikan antara stress kerja terhadap kinerja

Gambar

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Hasil Gas Pada PT.Pertamina Hulu Energi WMO
Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian SekarangTabel 2.1
Gambar 2.1  Sumber Potensial dari Stress
Gambar 2.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), peserta didik diharapkan dapat menganalisis struktur dan

Untuk mendapatkan koordinasi parameter PI yang optimal pada sistem motor PMDC dapat dilakukan dengan menggunakan komputasi cerdas yang lain untuk mendapatkan hasil yang

Penyusunan strategi yang terletak pada step ketiga dalam proses managemen strategik, tidak terpisahkan dengan kegiatan step pertama dan kedua, yaitu pembentukan

Panitta pngadaan telah mengunduh dan melakukan dekripsi frIe Wnawaran dengan menggunakan APENDOc. Jumlah Penyedia

[r]

Tabel 4 : Pengaruh Musik Terhadap Respirasi BBLR Selama KMC di RSUD Aloei Saboe Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi Musik Tingkat Respirasi N Sebelum intervensi (%) N

Program PKBL ini (Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan) terdiri dari dua kegiatan yaitu program perkuatan usaha kecil melalui

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk Untuk mengetahui strategi