• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUREALISME PADA FILM (Analisis Deskriptif Pada Alur Cerita Film Banyu Biru Karya Teddy Soeriatmadja)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SUREALISME PADA FILM (Analisis Deskriptif Pada Alur Cerita Film Banyu Biru Karya Teddy Soeriatmadja)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

SUREALISME PADA FILM (Analisis Deskriptif Pada Alur Cerita Film 

Banyu Biru Karya Teddy Soeriatmadja)

 

Oleh: Yanoar Risky Hendiarno ( 06220436 ) 

communication science  Dibuat: 2008­02­06 , dengan 2 file(s). 

Keywords:surealisme film, deskriptif alur cerita 

ABSTRAKS 

Surealisme itu sendiri merupakan semangat seni atau bentuk estetika yang terdapat dalam karya  seni. Dalam pendekatan surealisme ini adalah gambaran mengenai seni yang berbentuk pada  ketidaksadaran dari realitas manusia. Sehingga pada gambaran seni surealisme ini memiliki  bentuk artistik yang keluar dari kaidah­kaidah rasionalitas yang ada pada kenyataan manusia.  Pada film Banyu Biru karya Teddy Soeriatmadja ini banyak menampilkan visual­visual yang  simbolis tentang cerita yang terdapat di dalam film tersebut. Beberapa adegan dalam film ini  seperti ketika tokoh Banyu berada di perahu pada sebuah laut, merupakan bentuk simbolis dari  kesadaran seorang Banyu yang berada pada masa lalunya. Pada film ini pun banyak model  penyajian cerita yang tidak linier atau tidak memiliki sekuen yang logis, sehingga mengajak para  penonton untuk berpikir dan berteka­teki tentang maksud cerita dalam film ini. Berkaitan dengan  penggambaran diatas, maka penelitian ini berminat untuk mengambil tema tentang surealisme  yang terdapat dalam film Banyu Biru karya Tedy Soeriatmadja. 

Penelitian ini adalah untuk mengkaji alur cerita surealisme yang terkandung pada film Banyu  Biru, sehingga pada penelitian ini diberikan peluang yang sebesarnya untuk melakukan  interpretasi. Sedangkan Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan  kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang  memaparkan situasi dan peristiwa. Bogdan dan Tylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai  prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata­kata tertulis/lisan dari orang­orang dan  perilaku yang diamati (Moleong, 2000:3). 

Pada penggambaran film Banyu Biru ini, Banyu mengalami halusinasi dan tiba­tiba berada  dalam dunia dimana ia sedang mencari ayahnya. Penggambaran Banyu yang terhalusinasi dalam  film diungkapkan melalui adanya adegan para orang­orang di kantor dan disekeliling Banyu  yang sedang menari. Kemudiaan dalam film Banyu Biru ini banyak terdapat tokoh­tokoh yang  fiktif yang secara rasional sangat tidak logis ditemukan dalam dunia nyata. Adanya tokoh fiktif  tersebut misalnya adalah adanya tokoh Tukang Warung yang sangat tidak rasional 

menggambarkan karakter preman, kemudiaan dalam perjalanan mencari sang ayah, Banyu  bertemu dengan teman lamanya bernama Arif. Karakter tokoh Arif ini adalah gambaran tentang  panduan antara wanita dan pria (waria), pada narasi film digambarkan bahwa Arif adalah  seorang teman yang sangat bijak yang 

banyak memberikan inspirasi kepada Banyu tentang makna hidup dan cinta kepada seseorang.  Selanjutnya tokoh fiktif lainnya adalah pemilik dan pengemudi kapal sebagai alat transportasi  Banyu untuk menemui ayahnya. Dari beberapa gambaran tokoh dan kemudian alur cerita pada  film ini, banyak mengungkapkan ketidakrasionalan yang menjadi sebuah bentuk surealisme  sebagai karakter yang terdapat dalam film. 

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka bisa di tarik kesimpulan sebagai  berikut: Penggambaran makna mengenai surealisme pada film Banyu Biru karya Tedi 

(2)

Referensi

Dokumen terkait

Energi arc flash terbesar terjadi di bus 4 dan bus 5 sehingga kedua bus tersebut masuk dalam kategori 3.Potensi besarnya energi arc flash dipengaruhi oleh

Ombudsman Republik Indonesia sejak bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2015 telah menerima laporan/pengaduan masyarakat atas dugaan maladministrasi dalam

Status sosial ekonomi ternyata sangat mempengaruhi pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua. Salah seorang informan yaitu Imis yang sudah berusia 65 tahun. Kepada

Kelompok Usaha mengakui aset keuangan yang terjadi akibat adanya perjanjian konsesi jasa ketika memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk menerima kas atau aset

Fenologi tanaman yang meliputi waktu muncul bunga (Bunga), waktu pemangkasan (Pangkas), waktu panen akhir (PA), lama wak- tu dari berbunga sampai panen akhir (Bunga- PA),

Perancangan Sistem Informasi Monitoring Pengunaan Ruangan Rawat Inap di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC) memiliki tujuan yaitu dihasilkannya sebuah rancangan

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan

 Keresahan masyarakat, untuk pemantauan hasil pengelolaan yang dilakukan oleh pemrakarsa terhadap dampak ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung di