I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yangbertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih sedangkan dalam pelaksanaannya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, sehingga melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan
pendidikannya.Pendidikan jasmani juga merupakan proses ajar yang erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan fisik dan perkembangan mental.
Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara bertahap, progresif dan berkesinambungan terutama sekali pada anak-anak usia Sekolah
Kebugaran jasmani merupakan unsur kekuatan tubuh yang ditunjang oleh ketersediaan energi yang memadai termasuk kandungan gizi yang baik, disamping itu juga adanya unsur gerak (dalam olahraga) sehingga peredaran darah menjadi lancar. Kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stressfisik yang layak. Definisi kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya (Cholik dan Maksum ,2007:51)
Dari beberapa pengertian kebugaran jasmani di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan energi untuk melakukan aktifitas lain. Atau dengan kata lain kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan kerja tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dia masih masih sanggup untuk melakukan pekerjaan lainnya yang bersifat darurat.
penuh semangat. Sedangkan orang yang mempunyai kebugaran jasmani rendah, ketika ia melakukan banyak aktivitas maka setelah itu ia akan merasakan
kelelahan yang sangat berarti,sehingga ia tidak bisa melakukan aktivitas lain bahkan ia dapat sakit karena aktivitas yang telah dilakukannya (Sadoso, 1989 : 9)
Kebugaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan dari yang buruk menjadi lebih baik. Kebugaran jasmani dapat ditingkatkan dengan cara berolahraga, akan tetapi banyak sekali orang yang telah melakukan olahraga teratur tapi kebugaaran jasmaninya masih saja rendah, adapula orang yang olahraganya sudah lama tapi kebugaran jasmaninya masih rendah juga.
Pendidikan keterampilan hidup sehat pada dasarnya merupakan penanaman kebiasaan yang meliputi kesehatan fisik berupa tingkat kebugaran jasmani, kesehatan mental dan kehidupan sosial. Kesehatan mental yang dimiliki dapat diketahui dengan sifat-sifatefisien, memiliki tujuan hidup jelas, punya konsep diri yang sehat dan konsentrasitinggi, ada koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usaha,memilikiintregitas kepribadian dan batinnyaselalu tenang.
Adanya motto “Mens sana in corpore sano“ yang merupakan semboyan hidup Bangsa Romawi terkesan bahwa tubuh yang sehat itu dianggap sebagai suatu presupposisi atau Condisi Sine Quanom, yang berupa
“manusia sempurna”, Hal ini menunjukkan bahwa pribadi normal atau sehat dengan mental sehat itu secara relatif dekat dengan intregitas jasmaniah dan rokhaniah ideal, yang merupakan pembagian dari dua unsur saja
Dengan kesehatan mental yang dimiliki dapat diketahui dengan sifat-sifat efisien, memiliki tujuan hidup jelas, punya konsep diri yang sehat dan konsentrasi tinggi, ada koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usaha, memiliki intregitas kepribadian cukup tinggi dan perasaan batinnya selalu tenang.
Masalah kesehatan mental dankebugaranjasmani merupakan hal yangsangat penting kaitannya dalam prestasi belajar pendidikanjasmani dan kesehatandi sekolah. Sebagai contoh ada siswa yang memiliki tingkat kebugaran yang sangat baik, tetapi ia berprilaku kurang baik dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
ditunjukkan prilakunya yang sering berbicara kotor, berkelahi dengan kawan, arogan dan lain-lain. Demikian pula ada siswa yang tingkat kebugaran jasmaninya rendah atau penampilan fisiknya kurang baik seperti kurus atau pendek, tetapi ia berprilaku sopan dan rajin belajar. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sehingga diharapkan kepada siswa untuk memiliki tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental yang baik agar mendapatkan prestasi belajar yang baik.
sehatjasmani dan rohani.Di lain pihak kenyataandi SMA Negeri 1 Way Jepara terdapat juga ada anakyang tidak suka dengan aktivitas olahraga khususnya dalam mengikuti pendidikanjasmani.Pada anak tersebut ada keinginan untuk mengikuti olahraga, namuntimbul rasa minder, rasa takut, keluar keringat, takut salah, hal ini dikarenakaadanya rasa tidak percaya diri.
Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Hubungan Antara TingkatKebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) Dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa KelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1.2Identifikasi Masalah
Suatu penelitian tentu mempunyai suatu permasalahan yang perlu
diteliti,dianalisis dan diusahakan pemecahan masalah tersebut. Berdasarkanlatar belakang masalahtersebut maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Masih rendahya tingkat kebugaran jasmani siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara sehingga mempengaruhi performance atau semangat belajar.
b. Masih rendahya motivasi yang berkaitan dengan kesehatan mental siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara dalam mengikuti pelajaran
Penjas, hal ini ditunjukkan dengan cara siswa dalam menghadapi masalah. c. Masih rendahnya pemahaman gerak dan implementasi praktik olahraga
ditunjukkan banyak siswa yang kurang terampil dalam praktik di lapangan.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan identifikasi penelitian ini, adapun batasan masalah tersebut yaitu tentang hubungan antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness) dan kesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara tahun ajaran 2012/2013.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Seberapa besar hubungan antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan prestasi pelajar penjas siswa kelasX.8 SMA Negeri 1 Way
Jepara?
b. Seberapa besar hubungan antarakesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara? c. Seberapa besar hubungan antara tingkat kebugaran jasmani (physical
fitness)dengan kesehatan mental (mental hygiene) siswa kelas X.8 SMA
Negeri 1 Way Jepara?
1.5 Tujuan Penelitian
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antara tingkat kebugaran jasmani(physical fitness)dengan prestasi pelajar penjas siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara
b. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antarakesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara
c. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan kesehatan mental (mental hygiene) siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara
1.6 Batasan Istilah
Adapun istilah yang menjadi pokok penelitian ini sebagai berikut :
a. Penulisan ini menggunakan panduan penulisan Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Progam Strata 1 Universitas Lampung Tahun 2012.
b. Tingkat adalah susunan yangberlapis-lapis atau berlenggek-lenggek: tinggi rendah, yang dimaksud tingkatpada penelitian ini adalah tingkat kebugaran jasmani siswa kelas X.8 SMA Negeri 1Way Jepara.(WJS. Poerwodarminto, 2003: 1280)
c. Yang dimaksud Kebugaran Jasmani pada penelitian iniadalah
kesanggupan dan kemauan tubuh melakukanpenyesuaian (adaptasi) terhadap fisik yang diberikan kepadanya tanpamenimbulkan kelelahan yang berarti (Dangsina Moeloek, 1984 : 2).
D. Gunarso (1995 : 5) dalam bukunya yang berjudul “ Psikologiperawatan, cet. 2 “ menyatakan :Kesehatan Mental (Mental Hygiene) ialah suatu ilmu yang mempelajaridanmencakup kesejahteraan manusia, dan memasuki semua bidang jalinanhubungan manusia.
e. Yang dimaksud Prestasi Belajar dalam penelitian ini dalam Kamus Umum BahasaIndonesia (KUBI) WJS. Poerwodarminto, (2003: 910) Prestasi adalah hasilyang telah dicapai, dan Belajar (2003: 121) adalah Berusaha (berlatih dansebagainya) supayamendapat sesuatu kepandaian.
1.7 Manfaat Penelitian
Bertolak dari tujuan penelitian ini, penulis berharap penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Dapat menjadikan teori danrujukan bagi peneliti-peneliti lainnya,
khususnyapenelitian yang membahas seperti halnya judul skripsi ini atau pokok masalah tentang hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental terhadap prestasi belajar penjas.
b. Manfaat Praktis i. Bagi Penulis
Sebagai upaya untuk menambah dan memperluas wawasan tentang hubungan antara tingkatkebugaran jasmani dengan kesehatan mental.
ii. Bagi Guru
(aktivitas Penjas) di sekolah dengan kesehatan mental.
Jadi dapat disimpulkan prestasi belajar pendidikan jasmani: penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran pendidikan jasmani. Lazimnya ditunjukkan denganhasil tes atau nilaiyang diberikan Guru.
iii. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan mental siswa sehingga prestasi belajar Penjas menjadi lebih baik dan siswa dapat sehat secara jasmani rohani.
iv. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu keolahragaan, khususnya untuk tes kebugaran jasmani dan kesehatan mental.
1.8 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tes kebugaran jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui data dan fakta tingkat kebugaran jasmani siswa. b. Tes kesehatan mental melalui angket yang dikerjakan oleh siswa
bertujuan untuk mengetahui data dan fakta tingkat kesehatan mental siswa.
d. Tempat penelitian dilaksanakan di dalam kelas dan lapangan olahraga SMA Negeri 1 Way Jepara.
e. Objek penelitian yang diamati adalah prestasi belajar Penjas siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara yang dihubungkan dengan tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental siswa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prestasi Belajar dan Cara Penilaiannya
Pengertian Prestasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)WJS. Poerwodarminto, (2003: 910) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai,
yangdimaksud dengan prestasi dalam hal ini adalah prestasi belajar. Jadi prestasibelajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkanpelajaran penjas. Lazimnya ditunjukkan dengan hasil tes atau nilai yang diberikanoleh Guru Penjas.
Penilaian itu untuk memberikan informasi secara berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Penilaian penjas meliputi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, aspek yang
dinilai mencakup:Aspek ketrampilan, Sikap, Pengetahuan, Prilaku hidup sehat, Kehadiran.
a. Teknik penilaian dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut :
1) Dengan tes penampilan yaitu tes yang hasilnya bersifat subyektif dankualitatif (baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali).
b. Untuk mengukur pengetahuan dilakukan dengan tes teori, baik tes
tertulismaupun lisan. Tes tertulis dapat dilakukan dengan tes bentuk objektif
atauuraian.
c. Untuk mengukur sikap siswa dapat dilakukan dengan memeriksa daftar hadirdan kesungguhan siswa dalam melakukan kegiatan bermain, bersenam
danatletik, sportif atau tidak, bersungguh-sungguh atau malas. d. Sedangkan perilaku dapat diketahui dengan pengamatan dan
pemeriksaanterhadap kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, baikselama siswa berada di kelas maupun luar kelas.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Penjas
Belajar adalah suatu proses terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan
dalam tingkah laku atau kecakapan. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Menurut Sumadi Suryabrata (1991) faktor-faktor dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
1) Faktor yang berasal dari luar individu (ekstern), dan ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
2) Faktor-faktor non sosial dalam belajar
Kelompok faktor-faktor ini jumlahnya sangat banyak, misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam) tempat
(letaknya, gedungnya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga dan sebagainya).
Faktor-faktor tersebut harus diatur sedemikian rupa, sehingga dapat
Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai,
bangunan harus memenuhi syarat kesehatan. Demikian pula alat-alat pelajaran harus sedapat mungkin diusakan untuk memenuhi syarat-syarat menurut petimbangan didaktis, psikologis dan pedagogis.
3) Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial adalah faktor manusia
(sesame manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadiran itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak
mengganggu belajarnya itu, misalnya kalau satu kelas sedang
mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap
disamping kelas dan sebagainya. Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan diatas, pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar. Dengan berbagai cara faktor-faktor tersebut harus diatur, supaya belajar
dapat berlangsung dengan baik.
a. Faktor yang berasal dari dalam individu (intern) dan inipun dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Faktor-faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
i. Tonus jasmani pada umumnya
belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang lelah, lain pengaruhnya
dengan yang tidak lelah.
ii. Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera.
Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan
belajar dengan mempergunakan panca inderanya. Fungsi baiknya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar berlangsung dengan baik. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi setiap
pendidik untuk menjaga, agar panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang bersifat kuratif
maupun prefentif. iii.Faktor-faktor psikologis
Faktor pendorong yang biasanya besar pengaruhnya terhadap
belajar anak didik kita adalah cita-cita. Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, sehingga dorongan tersebut mampu memobilitasi energi psikis untuk belajar. Oleh karena itu
anak-anak yang masih sangat muda biasanya belum benar-benar menyadari cita-cita yang sebenarnya. Karena itulah mereka perlu
2.3 Pengertian Kebugaran Jasmani
Kebugaran Jasmani secara umum dibedakan dalam fungsi penerapannya,
sebagai berikut : 1) secara kesehatan, ditinjau dari segi ilmu faal (fisiologi),kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemauan tubuh melakukanpenyesuaian (adaptasi) terhadap fisik yang diberikan kepadanya
tanpamenimbulkan kelelahan yang berarti (Dangsina Moeloek, 1984 : 2), sedangkanmenurut Engkos Kosasih (1983 : 8), artikebugaranjasmani dalam
ketrampilanadalah orang yang memilikikebugaranjasmani ialah orang yang cukupmempunyai kekuatan (Strenght), kemampuan(ability), kesanggupan, daya kreasi,dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisiensi
tanpamenimbulkan kelelahan yang berarti.
Dalam hal ini penulis akan membahas lebih rinci kaitannya dengankebugaran jasmani untuk kesehatan, mengingat tesinstrument yang dilakukansalah satunya
menggunakan lari sedang yang bertujuan untuk mengetahui dayatahan jantung, peredaran darah dan pernapasan pada tubuh manusia.
Pada dasarnyakebugaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang terhadap perubahan faal tubuh yang disebabkan oleh kerja tertentu dan menggambarkan derajat sehat seseorang untuk berbagai tingkatkesehatan
fisik.
Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa setiap aktivitas fisik
(fisikmendapat pembebanan) dibutuhkan suatu tingkatkebugaranjasmani yang didukung oleh faal tubuh yang selanjutnya akan
kepada sesorang untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tip-tiapaktivitas fisik. Dapat diketahui bahwa untuk dapat
melakukan suatu kerjadiperlukan kondisi jiwa raga yang sesuai dengan tingkat kerja tersebut.
2.3.1 Komponen Kebugaran Jasmani
Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Tahun 2003,
menjelaskanunsur-unsur Kebugaran Jasmani atau kondisi fisik ada sepuluh komponen, yaitu:
a. Daya Tahan (Endurance)
Dikenal dua daya tahan, yaitu :
1) Daya Tahan Umum (General endurance), adalah kemampuan
seseorangdalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan system peredarandarahnya secara efektif dan efisiensi untuk menjalankan kerja otot denganintensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
2) Daya Tahan Otot (Local Endurance), adalah kemampuan seseorang dalammenggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus
dalamwaktu relatif lama serta dengan beban tertentu (M. Sajoto, 1988 : 16).
b. Kekuatan Otot (Muscle Strenght)
kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot
c. Tenaga Ledak Otot (Muscular Explosive Power)
Adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja
secaraEksplosif (Dangsina Moeloek,1984: 7). Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak (Power) = kekuatan (Force) x Kecepatan (Velocity). Seperti dalamlompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang
bersifat explosive (M. Sajoto,1988 : 17).
d. Kecepatan (Speed)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan
berkesinambungandalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, seperti lari,pukulan tinju. Hal ini merupakan kecepatan gerak
dan explosive (M. Sajoto,1988 : 17)
e. Daya Lentur (Flexibility)
Kelenturan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat
dilakukanoleh suatu persendian jadi meliputi hubungan antara bentuk persendian (tulang yang berbentuk sendi) otot, tendo, ligament dan
sekeliling persendian (Dangsina Moeloek, 1984: 9).
f. Ketangkasan (Agility)
Ketangkasan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh
ataubagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. (Dangsina Moeloek, 1984:8). Seseorang akan mampu merubah satu posisi yang
berbeda dalamkecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahan baik.
Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi padasuatu gerakan. Misalnya dalam olahraga tenis, seseorang pemain
akankelihatan mempunyai kordinasi yang baik, bila ia dapat bergerak kearah bolasambil mengayunkan raket, kemudian memukul dengan teknik yang benar.(Dangsina Moeloek, 1984: 11).
h. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepatpada saat melakukan gerakan. Bergantung pada kemampuan intregasi
antara.kerja indera penglihatan (kanalis semisirkularis) pada telinga dan reseptorpada otot yang diperlukan tidak hanya pada olahraga tetapi dalam
kehidupan sehari-hari. (Dangsina Moeloek, 1984: 11).
i. Ketepatan (Accuracy)
Adalah ketepatan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas
dalamsuatu sasaran. Sasaran ini dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu objeklangsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian anggota
tubuh. (M.Sajoto, 1988 : 18).
j. Kecepatan Reaksi (Reaction Time)
Kecepatan Reaksi adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untukmemberi
jawaban kinetis setelah menerima suatu rancangan. Hal ini berhubungan sertadengan waktu refleks, waktu gerakan, dan waktu respon. (Dangsina
Moeloek,1984: 10).
berartiseseorang harus dapat mengembangkan secara keseluruhan. Tiap-tiap manusiamempunyai kemampuan yang berbeda-beda, karena kemampuan
seseorangdipengaruhi oleh banyak hal, seperti keturunan, jenis kelamin, lingkungan,aktivitas latihan, struktur anatomi dan lain-lain, dengan demikian, tidaklahmengherankan bahwa komponen tersebut sangat berbeda
perkembangannyaantara individu yang satu dengan yang lain.
2.3.2 ManfaatKebugaran Jasmani
Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Tahun 2003, bahwa manfaatkebugaranjasmani secara garis besaryaitu :
a. Meningkatkan Prestasi Belajar,kebugaran jasmani baik bagi pelajar, santri dan mahasiswa sangat membantu meningkatkan prestasi belajar. Siswa,
santri danmahasiswa yang memiliki badan yang sehat dan kuat akan mendukung prosesbelajar sehingga penyerapan materi pelajaran yang diberikan dapat diterimadengan cepat dan hasil akhirnyapun diharapkan
baik.
b. Meningkatkan Prestasi Olahraga, seorang atlet yang ingin
berprestasimaksimal harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
sangat baik, karenasepuluh komponenkebugaran jasmani akan membantu mendukung aktifitasgerak pada cabang olahraga.
1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhiKebugaran Jasmani
tingkatkebugaranjasmani seseorang,yaitu : a. Makanan
Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, namun untukmemelihara tubuh agar menjadi sehat makanan harus memenuhi beberapasyarat yaitu : 1) Dapat untuk pemeliharaaan tubuh, 2) Dapat
menyediakanuntuk pertumbuhan tubuh, 3) Dapat untuk mengganti keadaan tubuh yangsudah aus dan rusak, 4) Mengandung unsur-unsur
yang diperlukan oleh tubuh,5) Dapat sebagai sumber penghasil energi. Setiap aktivitas tubuh membutuhkan asupan energi yang
memadahi,sehinggafaktor makanan ini harus mendapatkan perhatian yang
serius.Konsumsi makanan yang terprogam dan terkontrol dengan baik dapatmendukung meningkatkan tingkatkebugaranjasmani seseorang, oleh
karenaitu unsur-unsur gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral danair harus benar-benar tersedia dalam tubuh dan mencukupi untuk beraktivitas.
b. Olahraga
Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang mempunyaipengaruh positif terhadap tingkat kebugaran jasmani manusia bila dilakukandengan
tepat dan terarah, karena dengan berolahraga semua organ tubuh kitaakan bekerja dan terlatih. Kebanyakan pada masa sekarang ini orangcenderung
disibukan oleh aktivitas keseharian yang kurang gerak padahalolahraga dapat membebaskan kita dari perasaan yang membelenggu kita,
danmelancarkan system peredaran darah sehingga pikiran kita akan
Para ahli membuktikan berbagai fungsi tugas organ tubuh
akanmeningkat daya kerjanya apabila diberi latihan fisik yang memadahi
(EngkosKosasih, 1983: 141). Berolahraga juga dapat meningkatkan imunitas(kekebalan) tubuh sehingga dapat mengurangi resiko terserang penyakit.
c. Usia
Semakin tua usia seseorang maka tingkat kebugaran tubuhnya
akanmenurun, mengalami masalah dengan tubuhnya seperti berkurangnya otot, ukuran jantung mengecil dan kekuatan memompanya berkurang, terjadikekakuan pada pembuluh nadi (arteri) yang penting, kulit berubah
menjadi tipis dan aktivitasnya menjadi lambat, penurunan ini disebabkan karena fungsi seluruh anggota tubuh menjadi lemah, namun penuruan
tersebut dapatdiperlambat dengan melakukan olahraga diusia muda, kondisi tubuh yanglemah akibat usia tua mengakibatkan
tingkatkebugaranjasmani seseorangmenurun.
d. Kebiasaan Hidup
Masing-masing orang memiliki kebiasaan hidup yang berbeda-beda,tergantung pada tingkat aktivitas sehari-hari, kebiasaan hidup
sehatmerupakan pengaturan antara olahraga, istirahat maupun kebiasaandiripribadi untuk menjaga kebersihan.
Begitu juga dengan siswa-siswi Kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jeparamemiliki aktivitas selain belajar juga kebiasaan melakukan olahragakhususnya pada saat pelajaran penjas dan ekstrakurikuler pada
melakukan akanmengalami kesulitan baik fisik maupun psikologis, secara fisik karena tubuhmanusia membutuhkan waktu untuk penyesuaian
dengan aktivitas gerak tubuhyang berlebih dari biasanya. Secara psikologis aktivitas kerja yang lebih dari biasa
akanmempengaruhi kerja otak seseorang, seseorang yang biasanya hidup
santaidan memiliki kesibukan yang rendah jika suatu saat memiliki
kesibukan yangtinggi biasanya pada awal-awalnya akan mengalami stress,
namun setelahmelewati kurun waktu tertentu akan menyesuaikan diri. e. Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang menetap dan
tinggal,dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial mulai dari lingkungandi sekitar tempat tinggal sampai lingkungan di tempat dimana
para siswabelajar. Kualitas kesehatan seseorang dapat dilihat dengan keadaan statuskebugaran jasmaninya.
1.2.4 Kriteria Kebugaran Jasmani
Pengolongan kriteria kebugaran jasmani dalam penelitian ini, disesuaikan dengan panduan tes yang dilakukan. Jenis tes tersebut
denganmenggunakan panduan (TKJI) Tes TingkatKebugaran Jasmani Indonesia, denganitem tes sebagai berikut:
a. Untuk putra terdiri dari:
2) Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik 3) Baring duduk (sit up) selama 60 detik
4) Loncat tegak (vertical jump)
5) Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1200 meter (usia 16-19 tahun)
b. Untuk putri terdiri dari:
1) Lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun)
2) Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik 3) Baring duduk (sit up) selama 60 detik
4) Loncat tegak (vertical jump)
5) Lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1000 meter (usia 16-19 tahun)
1.3 Kesehatan Mental Anak Usia SMA 2.3.1 Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan ilmu pengetahuan yang praktis,
sebagaipenerapan ilmu jiwa di dalam pergaulan hidup. Pandangan terhadap ilmukesehatan mental ini agak berbeda-beda sesuai dengan lapangan hidup,
keahliandan kepentingan masing-masing.
Ada beberapa pengertian kesehatan mentalyang dikemukakan para ahli,
demikian pula lapangan-lapangan hidup lainnya, diantaranya yaitu : a. Hubungan Kesehatan Mental dengan Kesehatan Fisik.
b. Hubungan Kesehatan Mental dengan Kehidupan Spiritual
d. Hubungan Kesehatan Mental dengan Kehidupan Berkeluarga. e. Hubungan Kesehatan Mental dengan Perusahaan.
f. Hubungan Kesehatan Mental dengan Lapangan Hukum. g. Hubungan Kesehatan Mental dengan Kebudayaan.
Didalam penelitian ini akan dikembangkan pengertian kaitan KesehatanMental
dengan pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah menengah atas. Sekolahmerupakan masyarakat yang lebih besar dari keluarga, dan bukan
sekedarmemberikan pelajaran, tetapi berusaha memberikan pendidikan sesuai denganperkembangan agar anak didik mengembangkan potensinya secara puas
dansenang serta mempunyai pribadi yang intregal.
Pengertian kesehatan mental sendiri sehubungan dengan anak didik di sekolah dalam masa perkembangan, menurut Munif Prasetyo dan Anwar Sutoyo (2004 : 3). memberikan definisi Kesehatan Mental adalah pengetahuan dan
perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan
segalapotensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga
terhindar dari ganguan-gangguan dan penyakit jiwa.
Dengan demikian kesehatan mental adalah suatu usaha orang
memecahkansegala keruwetan batin manusia yang ditimbulkan oleh
macam-macamketenangan, ketakuatan-ketakutan dan konflik terbuka serta konflik batin.
Jadi harus ada usaha untuk mendapatkan keseimbangan jiwa,
menggerakkan kepribadian yang terintregasi dengan baik yang dapat
danhirarkisnya, sehingga mereka akan mendapatkan keseimbangan batin dan jiwanyayang ada dalam keadaan tenang dan seimbang.
2.3.2 Tujuan Kesehatan Mental
Tujuan kesehatan mental, menurut Siti Sundari HS. (2005:2) Sebagai berikut:
a. Mengusahakan agar manusia memiliki kemampuan mental yang sehat. b. Mengusahakan pencegahan terhadaptimbulnya sebab-sebab
gangguanmental dan penyakit mental.
c. Mengusahakan pencegahan berkembangnya bermacam-macam gangguanmental dan penyakit mental.
d. Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap gangguan dan penyakitmental.
2.3.3 Ciri-Ciri Sehat Mental pada Anak Usia SMA
Menurut Abdur Rauf (1976: 341-342) dan H.C Witherington dalambukunya
Educational Psychologi yang diterjemahkan oleh M. Buchori dalamMunif Prasetyo dan Anwar Sutoyo (2004: 12-14), memberikan deskripsi lebihterperinci tentang ciri-ciri kesehatan mental pada anak-anak, sebagai berikut :
a. Merasa disenangi oleh anak-anak lain
b. Merasa aman, terutama terhadap kejadian-kejadian dimasa depan.
c. Biasanya merasa tegar dan bertenaga. d. Tidak Takut untuk tidak berteman
e. Tertawa dengan penuh hatinya, kalau ada kesempatan untuk tertawa.
g. Memperlihatkan sikap tenang serta puas, tidak dihinggapi rasa takut yangberkaitan dengan air, tempat-tempat yang tinggi dan sebagainya.
h. Senang bersekolah, senang akan atau rombongan-rombongan bermainsebelum masa sekolah.
i. Ingin bermain, mempunyai permainan kesukaan.
j. Merasa dirinya termasuk dalam suatu rombongannya. k. Bersikap gembira dan optimistik.
l. Dapat tidur nyenyak.
m. Dapat melupakan “kejadian” yang dilakukan orang terhadap dirinya. n. Memperlakukan teman-temannya dengan ramah tamah.
o. Merasa bahagia dengan orang tua serta lingkungan keluarganya.
p. Mempunyai hobi-hobi tertentu, gemar akan rekreasi-rekreasi khusus tertentu.
q. Memperlihatkan sikap tidak tergantung kepada orang lain, dapat mengurusdirinya sendiri.
r. Merasa bahwa ia dipercaya oleh anak-anak lain, orang tuanya dan orang lain.
s. Menyatakan isi hatinya dengan terus terang, tertawa atau menangis pada saat-saat yang tepat.
t. Mempunyai napsu makan yang baik.
2.3.4 Perkembangan Kesehatan Mental di Sekolah
Mulai umur 15-16 tahun, seorang anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan badannya relatif seimbang hingga usia 17 tahun merasa senang bermainkeseimbangan dan penguasaan badan. Pertumbuhan fisik yang
perkembangan psikis anak.
Adapun perkembangan jiwa anak pada masa sekolah ini yang menonjolantara lain:
a. Adanya keinginan yang cukup tinggi, terutama yang menyangkut intelektual anak, biasanya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, atau
senang dengansistem percobaan.
b. Energi yang melimpah, sehingga kadangkala anak itu tidak
memperdulikanbahwa dirinya telah lelah atau capek. Karena energi yang
sangat cukup, inilahnantinya sebagai sumber potensi dan dorongan anak untuk belajar.
c. Perasaan kesosialan yang berkembang pesat, sehingga anak menyukai untukmematuhi teman sebayanya (Peer Group), malah terkadang anak lebihmementingkan keperluan peer groupnya,dibanding padaorang
tuanya. Hal inimemungkinkan karena anak telah banyak kawan sekolahnya.
d. Sudah dapat berpikir secara abstrak, sehingga memungkinkan bagi anak untukmenerima hal-hal yang berupa teori-teori ataupun norma-norma tertentu.Adanya kekejaman yaitu : “Perhatian anak ditujukan kepada dunia
luar, akantetapi dirinya tidak mendapat perhatian, saat itu juga anak belum mengenaljiwa orang lain”.
Akibatnya anak berlaku kejam terhadap orang lain, kekejaman pada masaini bukanlah kejam sebenarnya, sebab anak belum menyadari akan
tindakankekejaman itu. Perilaku ini biasanya ditujukan kepada orang yang
jugadengan makhluk lain.
Sehingga dapat disimpulkan masa anak sekolah ini sebenarnya telahtumbuh sikap obyektifnya, yang menyangkut tentang :
1) Kenyataan: anak mempunyai sikap yang serius kepada dunia nyata (Realistis).
2) Kesusilaan: Sikap anak terhadap norma susila sudah jujur meskipun terkadangacuh tak acuh.
2.3.5 Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Mental
Sebab-sebab kelakuan yang tidak mampu menyesuaikan, ada anak-anakyang mewarisi kecenderungan yang mengarah ketidakseimbangnya mental danemosi.
Kecenderungan yang diwarisi ini dapat diubah atau diperlemah
melaluiinteraksinya dengan pengaruh lingkungan yang positif dan konstruktif.
Pengalaman frustasi dan konflik-konflik yang tidak dapat
diselesaikanmerupakan perangsang terjadinya mental breakdown dan gangguan emosi, danjuga dapat mempengaruhi terhadap perkembangan gangguan
mentalnya.
a. Gejala-gejala gangguan mental :
Gejala penting dari penyakit mental berbeda dalam derajat dan bukan dalamnya macamnya penyimpangan kelakuan dari orang yang penyesuaiannya adekwat. Walaupun demikian gejala kelakuan yang
b. Gejala yang menetap dan terus menerus dari gangguan mental danemosi yang sedang tumbuh dapat digolongkan dalam 4 golongan sebagaiberikut:
1) Gejala-gejala fisik
2) Gejala-gejala tingkah laku 3) Gejala-gejala mental
4) Gejala-gejala emosionalitas yang menyimpang
2.4 Sekolah dan Kesehatan Mental
Pendidikan pada umumnya diartikan sebagai proses pada seseorang dalampenguasaan ilmu pengetahuan, kecakapan dan sikap selama hidupnya.
Dalam halini pendidikan mempengaruhi cara manusia menyesuaikan diri sejak lahir hinggameninggal. Sedikit banyaknya seseorang memperolehpendidikan,
merupakanhasil perkembangan manusia kearah kedewasaannya.
Selama periode penyesuain diri itu, ada masa dimana anak didik tidakbegitu saja dilepaskan dari pengaruh-pengaruh luarnya, sehingga dibentuklah usaha
dengan mengatur pengeruh luar itu dengan sebaik-baiknya, disesuikan dengan sifat kodrat anak didik, yang semuanya adalah tugas sekolah.
Oleh karena itu pendidikan berkewajiban melatih anak didik
menyadarikemampuan-kemampuannya dan mengadakan penyesuaian diri terhadap pengaruh-pengaruh luarnya melalui cara-cara yang patut bagi
lingkungansosialnya dan konsep diri yang sehat, agar ia menjadi warga masyarakat yangberguna dan bahagia.
Pada umumnya tindakan manusia akan dipengaruhi oleh suasana batinnya. Sama halnya dengan keadaan jasmaniah seseorang, yang akan ikut
mempengaruhitindakan-tindakan seseorang, sehingga kita dapat membedakan tindakan-tindakanseseorang bila jasmaninya sedang dalam keadaan sakit.
Dalam buku Psikologi Olahraga oleh BKS SGO (1978), ada tiga aspekyang
saling berhubungan satu sama lain yaitu : jiwa, raga, dan olahraga, yaitu : a. Jiwa dan Raga
Sejak dahulu manusia telah menyadari adanya kesatuan antara jiwadan raga. Hal ini terbukti dengan adanya motto yang berbunyi “Mens sana incorpora sano” yang berarti bahwa badan yang sehat terdapat dalam jiwa yangsehat
pula dan jiwa raga itu tidak dapat dipisahkan.
Apabila seseorang sedang sakit jasmaninya, jelas dia tidak akanberfikir sebaik bila ia sehat. Begitu pula seseorang sedang mengalamiketakutan, kebigungan
atau fungsi-fungsi kejiwaan yang lain sedangterganggu, orang tersebut tidak dapat hidup tentram, makan tidak enak, tidurtidak nyenyak, mau tidak mau
keadaan fisiknya juga terganggu. Jadi apa yangterjadi pada jiwa akan
berpengaruh pada raga, begitu pula sebaliknya apa yangterjadi pada raga akan
berpengaruh pada jiwa.
b. Raga dan Olahraga
Tes dan pengukuran dalam olahraga telah memperkirakan sumbangandalam usaha memecahkan masalah peningkatan prestasi. Telah banyak sport skill
yang tepat bagi setiap cabang olahraga atas dasar pengukurankemampuan jasmaniah yang telahdisesuaikan dengan kebutuhan darimasing-masing
cabang olahraga tersebut. Hal ini menunjukan bahwa raga ikutmenentukan seseorang dalam mengarahkan para atlit/siswa sesuai denganhasil tes yang dilaksanakan.
Jadi dengan kenyatan tersebut diatas, maka ada hubungan timbal balikantara badan atau raga dengan olahraga.
c. Jiwa dan Olahraga
Dengan olahraga dapat dikembangkan fungsi-fungsi kejiwaanseseorang seperti keberanian, kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri,loyalitas,
kecepatan proses berpikir, dan sebagainya, bahkan tidak terbataspada fungsi-fungsi kejiwaan saja, tetapi juga dapat mempengaruhi tingkat lakuseseorang. Hal ini disebabkan karena dalam masyarakat juga dituntut sifatloyal, sportif,
dan percaya pada kemampuan diri sendiri.Jadi dapat dikatakan ada hubungan timbal balik antara olahraga danperkembangan fungsi kejiwaan dan dapat
mempengaruhi tindakan dalamberolahraga dalam mencapai prestasi.
2.6Pendidikan Jasmani
2.6.1 Pengertian Pendidikan Jasmani
Bahwa pendidikan jamani adalah pendidikan dari jasmani dan perludiberikan
dilembaga pendidikan karena aktivitas jasmani yang berbentuk latihanyang memberikan manfaat bagi peserta didik dalam bentuk kebugaran jasmani
danpemeliharaan kesehatan.
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Arma Abdullah danAgus Manadji, 1994: 3). Jadi jelaslah dapat disimpulkan bahwa pendidikanjasmani
merupakan suatu pendidikan yang perlu dilaksanakan di lembagapendidikan sekolah, khususnya guna mendapatkan aktivitas jasmani yang dapatmemberikan manfaat bagi peserta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
2.6.2 Gerak Sebagai Unsur Pertama Penjas
Gerak adalah unsur pokok pendidikan jasmani penting bagi gurupendidikan jasmani dalam memahami beberapa dimensinya. Guru pendidikanjasmani perannya membantu dan mendidik peserta didik bergerak secara
efisien,meningkatkan kualitas unjuk kerjanya (Performance), kemampuan belajar
dankesehatannya, gerak manusia adalah perubahan posisi dalam ruang atau
terhadapbagian tubuh lainnya, dari tunduk pada azas mekanika tertentu.
2.7 Olahraga dan Pendidikan Jasmani
2.7.1 Olahraga
Sepadan dengan kata-kata “sport” dalam Bahasa Inggris yang berartiaktivitas, yang
dikerjakan untuk mendapatkan kesenangan atau berartirekreasi. Sedangkan olahraga
adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yangterdapat dalam permainan, perlombaan,
dan kegiatan jasmani yang intensifdalam rangka memperoleh rekreasi, kesenangan, dan
prestasi yang optimal(Arma Abdullah dan Agus Manadji, 1994: 9).
2.7.2Pendidikan Jasmani
olahraga. Pendidikan jasmani itu sendiri adalah pendidikan yangdikaitkan dengan aktivitas jasmani, dilaksanakan dalam lembaga pendidikan,membutuhkan sarana
dan prasarana yang pasti, mempunyai kurikulum, danterdapat siswa sebagai peserta didik yang tetap, namun dalam olahraga pesertadidik atau perkumpulan tidak menjadi anggota tim yang tetap, tidak adamusim, atau kompetisi formal, dan
tidak dilakukan pencatatan.
2.8 Tujuan Pendidikan Jasmani
Bahwa tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan dalam lima aspeksebagai berikut :
a. Perkembangan kesehatan, jasmani atau organ-organ tubuh b. Perkembangan mental-sosial
c. Perkembangan neuro Muskular d. Perkembangan sosial
e. Perkembangan intelektual
Arma Abdullah dan Agus Manadji, (1994:17), jadi dapat dirumuskantujuan pendidikan jasmani merupakan perkembangan optimal dari individu yangutuh, dan berkemampuan menyesuaikan diri secara jasmaniah, sosial, dan
mentalmelalui pekerjaan yang terpimpin dan partisipasi dalam olahraga yang dipilih,senam irama dan senam yang dilaksanakan sesuai dengan standartsosial
dankesehatan.
2.9 Kerangka Berfikir
Pendidikan Sekolah Menengah
Gambar 1
Pola Pikir Masalah Penelitian
Pendidikan Jasmani Kesehatan Mental
Tingkat Kebugaran Jasmani
2.10 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementaraterhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul(Suharsimi Arikunto, 2002: 64).
2.10.1 Hipotesis Kerja (Ha)
Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan prestasi pelajar penjas siswa kelasX.8
SMA Negeri 1 Way Jepara
Ho1 :Menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antaratingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan prestasi pelajar
penjas siswa kelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara
Ha2 :Ada hubungan yang signifikan antara antarakesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelas
X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara
Ho2 :Menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antarakesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa
kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara
Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan kesehatan mental (mental hygiene)
siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Suatu researh khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empirik, padaumumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaransuatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untukmengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedang menguji kebenaran dilakukan jika yang sudah ada masih atau diragukan kebenarannya, sehingga hasil
daripenelitiantersebutmerupakan karya ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan. (Sutrisno Hadi, 2004a : 3) dalam penelitian ini hanyamencakup menemukan.
Metode adalah pengetahuan berbagai macam cara kerja yang digunakandengan objek ilmu-ilmu yang bersangkutan. Penggunaan metode penelitian dalamsuatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta
3.2 Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh penduduk yang diselidiki dam dibagi olehsejumlah individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama (Sutrisno Hadi,2004a : 77). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X. SMA Negeri 1 Way Jepara Tahun Ajaran 2012 / 2013 yang berjumlah 320 orang, dan berusia antara 14-16 tahun.
3.3 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto,2002 :109), sedangkan besar kecilnya sampel dari jumlah populasi sebenarnyatidak ada ketentuan yang mutlak, berapa persen sampel yang diambil dari populasi
(Sutrisno Hadi, 2004a : 81).
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 96), variabel adalah objek penelitian,atau apa yang mejadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini variabel
yangdigunakan atau yang akan diselidiki adalah
1) Variabel Bebas (independen).
Variabel bebas (independent) merupakan faktor yang menjadi
pokokpermasalahan yang ingin diteliti, ada dua variabel yaitu X1Tingkat KebugaranJasmani danX2Kesehatan Mental.
2) Variabel Terikat (tergantung).
Variabel terikat (tergantung) pengamatan sebagai hasil atau akibat darivariabel bebas dan merupakan pokok persoalan.Yaitu Y Prestasi BelajarPendidikan Jasmani, sedangkan variabel yang tidak diutamakan,
3) Variabel Moderator
Variabel yang penting tetapi tidak diutamakan. Kondisi kesehatanjasmani siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jeparasaat pengambilan data melalui(TKJI) Tes Tingkat Kebugaran Jasmani.
3.5 Rancangan Penelitian
X1
Y
X2
ini adalah korelasi antara tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mentaldengan prestasi belajar pendidikan jasmani.
3.6 Teknik Pengambilan Data
Data adalah segala informasi mengenai variabel yang diteliti. Data adalahfakta tentang situasi, fakta adalah sesuatu yang dibuat atau dihasilkan oleh
situasipengukuran (Eri Pratiknyo DW. dan Erni Suharini, 2003 : 35).Dalam penelitianini yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah survei dengan teknik tes,metode angket dan dokumentasi.
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan uji coba alatukur yang merupakan uji kevaliditas dan reabilitas instrumen metode angketpada sampel yang lain sebagai pembanding untuk kelayakan instrumen
angketdigunakan peneliti untuk sampel yang sebenarnya.
3.7.2 Penentuan Populasi
Populasi yang digunakan sebagai uji metode angket adalah siswa kelasXI IPA 2 SMA TELADAN Way Jepara yang berjumlah 15 orang. Sedangkan populasi yang ditetapkan dalampenelitian ini adalah semua siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara tahun ajaran 2012 / 2013 sebanyak 40 siswa. Semua siswa diteliti tanpa mengambil sampel.
3.7.3 Uji Coba Alat Ukur
Alat ukur berupa angket diberikan kepada 15 siswa kelasXI IPA 2 SMA TELADAN Way Jepara terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa
perempuan untuk dijawab.Jawaban 15 siswa dianalisis untuk menguji validitas dan reabilitas angket.
3.7.4 Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan, selanjutnya
dilaksanakanpengambilan data dengan memberikan angket kepada siswa pada waktu jampelajaran kosong yaitu hari jum’atpukul 07.30 WIB. Siswadisuruh mengisi angket kemudian dilakukan pengambilan data tes kebugaranjasmani dan hasil nilai belajar menggunakan data dari Guru Penjas.
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen mencakup segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini adalah :
3.8.1 Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yangdigunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuanatau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengambilan data
3.8.2 Metode Angket
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode angket langsungdengan bentuk tertutup. Responden memilih alternatif jawaban yang telahdisediakan dengan pendapatnya.
1) Untuk setiap pernyataan diberi skor :
Mengelompokkan jawaban menunjukkan di atas rata-rata sehat mental. Dan jawaban menunjukkan di bawah rata-rata sehat mental.
2) Pengelompokan siswa terhadap hasil angket kesehatan mental dan hasil prestasi belajar penjas.
Suatu penelitian akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknyasebagian tergantung pada alat pengumpul data yang digunakan. Alat pengumpultersebut dikatakan baik apabila memenuhi syarat tertentu, diantaranya adalahvaliditas dan reabilitas, dengan demikian validitas dan reabilitas menjadi tolakukur kualitas alat pengumpul data.
1) Validitas
Yang dimaksud dengan validitas menurut Sutrisno Hadi adalah
kejituan,ketepatan, atau pengenaan pengukuran. Suatu alat ukur disebut jitu jika iadengan jitu mengenai sasarannya (Sutrisno Hadi, 2004b : 120).
a. Face validity
b. Logical validity
c. Factorial validity
d. Empirical validity (Sutrisno Hadi, 2004b : 122)
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas logik (Logical validity). Konsep validity bertitik tolak dari kontruksi teoritik tentang aspek-aspek yang hendak diukur oleh sutu alat pengukur (Sutrisno Hadi, 2004b: 122).
Untuk mengetahui validitas logik maka alat ukur yang dipergunakandalam penelitian ini yaitu berupa angket tentang kesehatan mental.
Untukmemperoleh instrumen yang valid Peneliti mengikuti langkah-langkahpenyusunan instrumen yaitu menentukan variabel/sub variabel dan indikatornyayang dijabarkan dalam kisi-kisi seperti pada tabel diatas.
Hasil tes angket diuji dengan teknik korelasi poinrt biserial yangkemudian hasilnya dikorelasikan dengan RtabelProduct Momen, setelahdilakukan perhitungan dihasilkan r hitung sebesar = 0,610 dikonsultasikan denganr tabel 5 % sebesar 0,514 berarti signifikan.
2) Reabilitas Tes
Suatu tes adalah reliabel apabila tes itu memiliki ketetapan hasil
ataukonsistensi. artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto,2002: 170).
diramalkan walau alat ukur itu diberikan kepada subjek berkali-kali dalam waktu yang berlainan, namun hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.
Cara yang dipergunakan untuk menetapkan reabilitas alat ukur
dalampenelitian ini adalah dengan teknik belah dua ganjil, dengan langkah sebagaiberikut :
a. Alat ukur yang berupa angket diberikan kepada subjek
b. Setelah data diambil, diadakan pengelompokan item-item pertanyaan yangganjil dan genap. Kemudian hasilnya dikorelasikan dengan Rtabel productmoment. Untuk mendapatkan koefisien korelasi penuh
dipergunakan rumusK-R 21, yaitu :
( )
Keterangan : = Reabilitas Instrumen (Kuder dan Richardson) k = Banyaknya butir soal
m = Rata-rata score total
Vt = Varians total (Suharsimi, 2002: 164)
Dengan menggunakan tehnik uji K-R 21 (Kuder dan Richatdson) hasilnya = 0,598 hasilnya lebih besar dari sebesar 0,514 berarti reliable.
c. Dokumentasi
3.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian
Keberhasilan suatu penelitian dipengaruhi oleh beberapa hal, oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kemungkinan-kemungkinan kesalahan,
hambatan dan hal lain sebagainya. Peneliti harus bisa mengantisipasi supaya hasilpenelitiannya dapat dipertanggungjawabkan.
Pada penelitian ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasilpenelitian(Suharsimi Arikunto,2002), yaitu :
3.9.1 Faktor Kesungguhan Hati
Faktor kesungguhan hati menyangkut semua yang terlibat padapenelitian yaitu peneliti, pengetes, dan testee. Jika semua yang terlibat dalampenelitian memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja atau beraktivitas dengansungguh maka hasilnya akan baik, untuk itu sebelum melakukan tes terlebihdahulu testee diberi pengarahan oleh peneliti dan guru penjas SMA Negeri 1 Way Jepara supaya bersungguh-sungguh dalam mengikuti tes.
3.9.2 Faktor Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian harus benar-benar valid dandapat dipertanggungjawabkan, alat yang digunakan sebelum tes
dilaksanakanhendaknya di uji validitasnya dan sesuai dengan testee, sehingga pada saat tesdan setelah data diperoleh tidak terjadi masalah.
Daya tahan seseorang terhadap cuaca berbeda-beda, dan dampakterhadap fisiologis tubuh masing-masing orang juga berbeda. Tes KebugaranJasmani pada penelitian ini berada dilapangan yang tempatnya dalam
lingkungansekolah yang meliputi 5 jenis tes yaitu lari 50/60 meter, Loncat tegak (Vertical Jump), Bergantung Siku Tekuk (Flexed Arm Hang) atau gantung angkat tubuh (sit up) selama 60 detik, Baring Duduk (Sit Up) selama 60 detik, Lari 1000/1200 meter. Karena jumlah sampel yang cukup banyak sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan tiap-tiap item tes cukup lama dan diperlukan stamina yang baik.
Peneliti memulai kegiatan penelitian pada pukul 07.30 WIB pagi denganpertimbangan cuaca pada pagi hari tidak terlalu panas dan tes bisa selesaisebelum waktu siang yang biasanya suhu udara meningkat.
3.9.4 Faktor Kemampuan Sampel
Tiap sampel memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda, terutamadalam menyerap penjelasan dan peragaan yang diberikan oleh peneliti, olehkarena itu untuk mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan dalam tes penelitiselalu melakukan koreksi secara dini dan terus- menerus selama
dilakukanpengambilan data. 3.9.5 Faktor Tenaga Penilai
Karena penilaian pada tes ini membutuhkan kecermatan dan ketelitianyang tinggi, maka faktor tenaga penilai sangat penting untuk diperhatikan.Dalam penelitian ini tenaga pembantu dalam proses pelaksanaan tes
pelaksanaan tes,sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan pada saat pengambilan data.
3.10 Analisis Data
Bagian ini menyebutkan dan menjelaskan teknik analisis yang digunakanuntuk mengolah data yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang bermakna.
Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah multikorelasi dengan menggunakan tes analisis regresi, karena untuk menganalisahubungan lebih dari 2 variabel tes. (Eri Pratiknyo DW. dan Erni Suharini, 2003:39). Penganalisasiannya dengan menggunakan korelasi yaitu dengan istilahstatistik yang menyatakan derajat hubungan garis linier antara variabel daripenelitian yang terdiri lebih dari dua variabel yaitu dua variabel bebas dan satuvariabel terikat, maka penganalisisan data menggunakan Analisis Regresi Ganda.
3.10.1 Sedangkan untuk langkah-langkah analisis sebagai berikut : 1) Analisis tes kebugaran jasmani, dengan melakukan kriteria dari hasil
komulatifnilai setiap item tes.
2) Analisis tes kesehatan mental, dengan menstabulasi jawaban yang benar dansalah, menentukan rata-rata nilai yang sehat mental dan yang tidak sehatmental.
3) Analisis nilai prestasi, dengan mengambilnilai semester I, menstabulasi yang sehat mental dan yang tidak sehat mental dengan hasil prestasi belajar penjas. 4) Analisis korelasi dengan rumus multi korelasi yaitu dengan analisis regresi
i. Membuat tabel persiapan analisis regresi dua preditor ii. Hasil perhitungan diubah dalam skor deviasi
iii. Menentukan koefisien regresi (a0, a1 dan a2) iv. Menentukan garis regresi dalam skor deviasi
v. Persamaan garis dua prediktor adalahY = a1X1 dan a2X2 + K
vi. Menguji keberartian persamaan regresi ( , ) = ∑ ∑ ∑
Ry ( 1,2 ) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2
= koefisien prediktor = koefisien prediktor X2
Σx1y = jumlah produk antara X1 dengan Y
Σx2y = jumlah produk antara X2 dengan Y
Σy2 = jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno Hadi, 2004c: 28)
vii. Menentukan Korelasi Multiple
viii. Menentukan korelasi sederhana =
( )
(Sudjana, 1996 : 355)
3.10.2 Sedangkan untuk langkah-langkah Korelasi Berganda : 1) Mencari Koefisien Korelasi Berganda
( , ) = Koefisien korelasi ganda antara variabel dan secarabersama-sama dengan variabel y
∑ = Jumlah produk antara x1 dan y
∑ = Jumlah produk antara x2 dan y
= Koefisien prediktor x1
= Koefisien prediktor
2) Menguji Keberartian Persamaan Regresi Berganda
=
( )
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil uraian yang telah dikemukakan dalam pengolahan data dengan
menggunakan analisis regresi berganda maka dapat disimpulkan:
a. Terdapat hubungan linier yang cukup kuat dan signifikan antara prestasi belajar
penjas siswadengan tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental.
b. Variabel yang paling signifikan mempengaruhi prestasi belajar penjas siswa
adalah variabel kesehatan mental, sedangkan variabel tingkat kebugaran
jasmani tidak mempunyai pengaruh yang berarti untuk prestasi belajar penjas
siswa.
c. Berdasarkan model, keragaman prestasi belajar penjas siswa terjelaskan oleh
faktor-faktornya, yaitu tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental. Dan
keragaman prestasi belajar penjas siswa terjelaskan oleh faktor lain, mungkin
dipengaruhi oleh faktor lain di luar tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan
untuk dijadikan bahan masukan:
a. Tingkat kebugaranjasmanisiswakelasX.8tahun pelajaran
2012/2013secaraumumdalamkategorisedang, sehinggabagi guru Penjas untuk
dapat
memperhatikannyagunapeningkatanprestasidalambelajardengancaramemberi
kanmateripelajaranpendidikanjasmanidengan memperhatikan kebugaran
jasmani, banyak menggunakan permainan kelompok untuk menumbuhkan
jiwa sosial, sportifitas, dan kepercayaan diri.
b. Denganprosentasenilaiyang rata-rata dibawahkesehatan mental
padasiswamakahubungansosialanak di sekolah, keluarga,
danlingkungantempattinggalsebagai orang
tuauntukdapatperhatiannyadalamkehidupansehari-hari.
c. Bahwapendidikanjasmanimerupakanaktualisasipotensiaktivitasmanusiayang
berupasikap, tindakdankaryauntukmenjaminpetumbuhandan perkembangan
yang baik maka tiap individu tetap menjaga dan mempertahankan
aktivitasmelaluilatihan yang berupa jogging,permainan yang
ii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN
JASMANI(PHYSICAL FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL
(MENTAL HYGIENE) DENGAN PRESTASI X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara.
PopulasidalampenelitianiniadalahsemuasiswakelasX.8SMA Negeri 1 Way
Jeparasebanyak 40 orang yang berusia 14 – 16tahunsehinggatekniksampling yang digunakanadalah total sampling. Metodepengambilan datamenggunakanmetode survey dengantekniktesdanpengukuran, sedangkaninstrumen yang
digunakanadalahteskebugaranjasmanidenganpanduandari(TKJI)
TesKebugaranJasmani Indonesia olehPusatKebugaranJasmanidanRekreasi, 1999. Sedangkan data kesehatan mental menggunakan angket dengan reabilitas sebesar 0,610 dikonsultasikan dengan r tabel sebesar 5% sebesar 0,514,
danhasilnilaiprestasibelajarpendidikanjasmani melalui dokumentasi (Raport).
Hasilanalisis regresi ganda (Multiple Regression) diperoleh koefisien korelasi F Hitung sebesar 12,10, sedangkan F tabel dengan tarafsignifikan 5 % sebesar 3.252 . Dapat disimpulkan bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Kebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) dengan Prestasi Belajar Penjas siswakelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara”.
Penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar perlu kebugaran jasmani dan kesehatan mental yang baik,
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT K
JASMANI(PHYSICAL FITNESS
(MENTAL HYGIENE
BELAJAR
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS
iii
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN
PHYSICAL FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL
MENTAL HYGIENE) DENGAN PRESTASI
BELAJAR PENJAS SISWA KELAS X.8 SMA NEGERI 1 WAY JEPARA
Oleh
Muhammad Chandra
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar
iv
Judul Skripsi : HubunganAntara Tingkat
KebugaranJasmani(Physical Fitness) dan
Kesehatan Mental(Mental Hygiene)
DenganPrestasiBelajarPenjasSiswaKelas X.8 SmaNegeri 1 Way JeparaTahunPelajaran 2012/2013
Nama Mahasiswa : Muhammad Chandra
Nomor Pokok Mahasiswa : 0913051044
Program Studi : Pendidikan JasmaniKesehatan dan Rekreasi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. KomisiPembimbing
Pembimbing I PembimbingII
Drs. Frans Nurseto, M.Psi. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.
NIP 19630926 198901 1 001 NIP 19581210 198712 1 001
2. KetuaJurusanImuPendidikan
v
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Frans Nurseto, M.Psi .…………....
Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd …………...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes …………...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si
NIP. 19600315 198503 1 003
vi
SURAT PERNYATAAN
Bahwasaya yang bertandatangan di bawahini :
Nama Mahasiswa : Muhammad Chandra
Nomor Pokok Mahasiswa : 0913051044
TempatTanggalLahir : Way Jepara, 19 Januari 1991
denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul“HubunganAntara Tingkat
KebugaranJasmani(Physical Fitness) dan Kesehatan Mental(Mental
Hygiene) DenganPrestasiBelajarPenjasSiswaKelas X.8 SmaNegeri 1 Way
JeparaTahunPelajaran 2012/2013”adalahbenarhasilkaryapenulisberdasarkan
penelitian yang dilaksanakan pada tanggal8 Januari 2012,
bukanhasilplagiatataupunhasilkarya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya,
apabiladikemudianhariternyataadahal yang melanggardariketentuanakademikUniversitas
Lampungmakapenulisbersediabertanggungjawabdanmenerima sanksi akademik
sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, 04 Februari 2013
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Muhammad Chandra, dilahirkan di
Way Jepara pada tanggal 19 Januari 1991 sebagai anak kedua
dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak
Ahmad Efendi dan Ibu Cikyah.
Pendidikan formal yang ditempuh antara lain:
Taman kanak-kanak (TK) Al-Muslimun Way Jepara pada tahun 1997, dilanjutkan
pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Dua Kec. Way
Jepara dan selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 1 Way Jepara Pada Tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006.
Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Way Jepara pada
tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.
Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN).
viii
MOTTO
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalu kaum itu tidak mau merubahnya sendiri
(QS. Ar-Ra’ad : 11)
Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi
jika kamu mengingkari nikmat Ku maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih
(QS. Ibrahim : 7)
Sesungguhnya Allah Beserta Orang-orang yang sabar
(Q.S Albaqarah : 153)
♥ menjadipribadi yang lebihbaikitubukankarenapujian,
tetapikarenakesadaranbahwaituadalahcaramemaknaihidupdenganbaik
ix
PERSEMBAHAN
Bissmillahirrahmanirrahim. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua
anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada
Papa dan Mama
Yang telah memberikan do’a dan dukungan kepadaku dan juga yang telah memberikan kasih
sayang dan dukungan yangbegitu besar sampai sepanjang masa
Untuk kakak ku Andrian Juwan Syah dan adik ku Rio Afandi, Para sahabatku yang telah
membantuku dan memberikan motivasi serta dukungannya
Saudara-saudaraku Uni Dila, Dhita,Emak Indri, Yuni, Lina, Ivah, Teteh Irma, Cepi,
Mutiara, Budi, Tiara, Jihan yang sangatpenulissayangi, terimakasih atas segalanasihat dan
perhatiankaliansehinggamembuatpenulissemakindewasa dan bertanggungjawab
Guruku Pak Okriyandi.S.Pd dan Babe (Drs. Frans Nurseto, M.Psi) yang telah
membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan
x
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi
yang berjudul “HubunganAntara Tingkat KebugaranJasmani(Physical
Fitness) dan Kesehatan Mental(Mental Hygiene)
DenganPrestasiBelajarPenjasSiswaKelas X.8 SmaNegeri 1 Way
JeparaTahunPelajaran 2012/2013”dapat diselesaikan sebagai salahsatu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak DrsFransNurseto, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing
Pertamaataskesediaanyamemberikanbimbinganmateri, waktu, sarandan kritik dalampenyusunansekripsiini.
2. Bapak DrsAde Jubaedi, M.Pd. selaku Pembimbing Kedua atas
Kesediaannya untuk memberikan bimbingan, waktu, dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Dr Rahmat Hermawan, M.Kes. selaku Penguji atas Kesediaannya
untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan
xi
7. Bapak dan ibu dosen Penjaskesrek yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.
9. KepadaPak Okriyandi, S.Pdyang
telahmelatihdanmendukungSayasampaisekarang.
10.Keluarga kuPapah dan Mamah, saudara ku Adriyan Juwan Syah dan Rio
Afandi, Walid Harsono dan Walida Eniwati yang telah banyak memberi dukungan dan nasihat.
11.Para Sahabat semua, dan teman – teman angkatan 2009 yang tidak dapat
disebutkansatu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
Bandar Lampung, 04 Februari 2013 Penulis
xii
2.1 Prestasi Belajar dan Cara Penilaiannya ... 11
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Penjas ... 12
2.3 Pengertian Kebugaran Jasmani ... 15
2.3.1 Komponen Kebugaran Jasmani... 16
2.3.2 Manfaat Kebugaran Jasmani ... 19
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 20
2.3.4 Kriteria Kebugaran Jasmani ... 23
2.3 Kesehatan Mental Anak Usia SMA ... 23
2.3.1 Pengertian Kesehatan Mental ... 23
2.3.2 Tujuan Kesehatan Mental ... 25
xiii
2.5 Hubungan Timbal Balik Fisik dan Mental ... 30
2.6 Pendidikan Jasmani ... 32
2.6.1 Pengertian Pendidikan Jasmani ... 32
2.6.2 Gerak Sebagai Unsur Utama Penjas ... 32
2.7 Olahraga dan Pendidikan Jasmani ... 33
2.7.1 Olahraga ... 33
2.7.2 Pendidikan Jasmani ... 33
2.8 Tujuan Pendidikan Jasmani ... 33
2.9 Kerangka Berfikir ... 34
3.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi peneitian ... 45
3.10 Analisis Data ... 47
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1 Deskripsi Data ... 50
4.2 Hasil Penelitian ... 51
4.2.1 Hasil Tes Tingkat Kebugaran Jasmani ... 51
4.2.2 Hasil Tes Kesehatan Mental... 52
4.2.3 Hasil Nilai Belajar Pendidikan Jasmani Siswa ... 52
4.2.4 Hubungan Nilai Kebugaran Jasmani, Kesehatan Mental dan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani ... 54
4.2.5 Hasil Hubungan Nilai Kebugaran Jasmani (X1) dan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani (Y) ... 55
4.2.6 Hasil Hubungan Nilai Kesehatan Mental (X2) dan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani (Y) ... 56
4.2.7 Hasil Hubungan Kebugaran Jasmani (X1) dan Nilai Kesehatan Mental (X2) ... 57
xiv
DAFTAR PUSTAKA ... 63