• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI(PHYSICAL FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL (MENTAL HYGIENE) DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS X.8 SMA NEGERI 1 WAY JEPARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI(PHYSICAL FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL (MENTAL HYGIENE) DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS X.8 SMA NEGERI 1 WAY JEPARA"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yangbertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih sedangkan dalam pelaksanaannya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, sehingga melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan

pendidikannya.Pendidikan jasmani juga merupakan proses ajar yang erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan fisik dan perkembangan mental.

Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara bertahap, progresif dan berkesinambungan terutama sekali pada anak-anak usia Sekolah

(2)

Kebugaran jasmani merupakan unsur kekuatan tubuh yang ditunjang oleh ketersediaan energi yang memadai termasuk kandungan gizi yang baik, disamping itu juga adanya unsur gerak (dalam olahraga) sehingga peredaran darah menjadi lancar. Kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stressfisik yang layak. Definisi kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya (Cholik dan Maksum ,2007:51)

Dari beberapa pengertian kebugaran jasmani di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan energi untuk melakukan aktifitas lain. Atau dengan kata lain kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan kerja tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dia masih masih sanggup untuk melakukan pekerjaan lainnya yang bersifat darurat.

(3)

penuh semangat. Sedangkan orang yang mempunyai kebugaran jasmani rendah, ketika ia melakukan banyak aktivitas maka setelah itu ia akan merasakan

kelelahan yang sangat berarti,sehingga ia tidak bisa melakukan aktivitas lain bahkan ia dapat sakit karena aktivitas yang telah dilakukannya (Sadoso, 1989 : 9)

Kebugaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan dari yang buruk menjadi lebih baik. Kebugaran jasmani dapat ditingkatkan dengan cara berolahraga, akan tetapi banyak sekali orang yang telah melakukan olahraga teratur tapi kebugaaran jasmaninya masih saja rendah, adapula orang yang olahraganya sudah lama tapi kebugaran jasmaninya masih rendah juga.

Pendidikan keterampilan hidup sehat pada dasarnya merupakan penanaman kebiasaan yang meliputi kesehatan fisik berupa tingkat kebugaran jasmani, kesehatan mental dan kehidupan sosial. Kesehatan mental yang dimiliki dapat diketahui dengan sifat-sifatefisien, memiliki tujuan hidup jelas, punya konsep diri yang sehat dan konsentrasitinggi, ada koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usaha,memilikiintregitas kepribadian dan batinnyaselalu tenang.

Adanya motto “Mens sana in corpore sano“ yang merupakan semboyan hidup Bangsa Romawi terkesan bahwa tubuh yang sehat itu dianggap sebagai suatu presupposisi atau Condisi Sine Quanom, yang berupa

“manusia sempurna”, Hal ini menunjukkan bahwa pribadi normal atau sehat dengan mental sehat itu secara relatif dekat dengan intregitas jasmaniah dan rokhaniah ideal, yang merupakan pembagian dari dua unsur saja

(4)

Dengan kesehatan mental yang dimiliki dapat diketahui dengan sifat-sifat efisien, memiliki tujuan hidup jelas, punya konsep diri yang sehat dan konsentrasi tinggi, ada koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usaha, memiliki intregitas kepribadian cukup tinggi dan perasaan batinnya selalu tenang.

Masalah kesehatan mental dankebugaranjasmani merupakan hal yangsangat penting kaitannya dalam prestasi belajar pendidikanjasmani dan kesehatandi sekolah. Sebagai contoh ada siswa yang memiliki tingkat kebugaran yang sangat baik, tetapi ia berprilaku kurang baik dalam kehidupan sehari-hari, hal ini

ditunjukkan prilakunya yang sering berbicara kotor, berkelahi dengan kawan, arogan dan lain-lain. Demikian pula ada siswa yang tingkat kebugaran jasmaninya rendah atau penampilan fisiknya kurang baik seperti kurus atau pendek, tetapi ia berprilaku sopan dan rajin belajar. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sehingga diharapkan kepada siswa untuk memiliki tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental yang baik agar mendapatkan prestasi belajar yang baik.

(5)

sehatjasmani dan rohani.Di lain pihak kenyataandi SMA Negeri 1 Way Jepara terdapat juga ada anakyang tidak suka dengan aktivitas olahraga khususnya dalam mengikuti pendidikanjasmani.Pada anak tersebut ada keinginan untuk mengikuti olahraga, namuntimbul rasa minder, rasa takut, keluar keringat, takut salah, hal ini dikarenakaadanya rasa tidak percaya diri.

Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Hubungan Antara TingkatKebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) Dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa KelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1.2Identifikasi Masalah

Suatu penelitian tentu mempunyai suatu permasalahan yang perlu

diteliti,dianalisis dan diusahakan pemecahan masalah tersebut. Berdasarkanlatar belakang masalahtersebut maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Masih rendahya tingkat kebugaran jasmani siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara sehingga mempengaruhi performance atau semangat belajar.

b. Masih rendahya motivasi yang berkaitan dengan kesehatan mental siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara dalam mengikuti pelajaran

Penjas, hal ini ditunjukkan dengan cara siswa dalam menghadapi masalah. c. Masih rendahnya pemahaman gerak dan implementasi praktik olahraga

(6)

ditunjukkan banyak siswa yang kurang terampil dalam praktik di lapangan.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan identifikasi penelitian ini, adapun batasan masalah tersebut yaitu tentang hubungan antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness) dan kesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara tahun ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Seberapa besar hubungan antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan prestasi pelajar penjas siswa kelasX.8 SMA Negeri 1 Way

Jepara?

b. Seberapa besar hubungan antarakesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara? c. Seberapa besar hubungan antara tingkat kebugaran jasmani (physical

fitness)dengan kesehatan mental (mental hygiene) siswa kelas X.8 SMA

Negeri 1 Way Jepara?

1.5 Tujuan Penelitian

(7)

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antara tingkat kebugaran jasmani(physical fitness)dengan prestasi pelajar penjas siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara

b. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antarakesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara

c. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan kesehatan mental (mental hygiene) siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara

1.6 Batasan Istilah

Adapun istilah yang menjadi pokok penelitian ini sebagai berikut :

a. Penulisan ini menggunakan panduan penulisan Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Progam Strata 1 Universitas Lampung Tahun 2012.

b. Tingkat adalah susunan yangberlapis-lapis atau berlenggek-lenggek: tinggi rendah, yang dimaksud tingkatpada penelitian ini adalah tingkat kebugaran jasmani siswa kelas X.8 SMA Negeri 1Way Jepara.(WJS. Poerwodarminto, 2003: 1280)

c. Yang dimaksud Kebugaran Jasmani pada penelitian iniadalah

kesanggupan dan kemauan tubuh melakukanpenyesuaian (adaptasi) terhadap fisik yang diberikan kepadanya tanpamenimbulkan kelelahan yang berarti (Dangsina Moeloek, 1984 : 2).

(8)

D. Gunarso (1995 : 5) dalam bukunya yang berjudul “ Psikologiperawatan, cet. 2 “ menyatakan :Kesehatan Mental (Mental Hygiene) ialah suatu ilmu yang mempelajaridanmencakup kesejahteraan manusia, dan memasuki semua bidang jalinanhubungan manusia.

e. Yang dimaksud Prestasi Belajar dalam penelitian ini dalam Kamus Umum BahasaIndonesia (KUBI) WJS. Poerwodarminto, (2003: 910) Prestasi adalah hasilyang telah dicapai, dan Belajar (2003: 121) adalah Berusaha (berlatih dansebagainya) supayamendapat sesuatu kepandaian.

1.7 Manfaat Penelitian

Bertolak dari tujuan penelitian ini, penulis berharap penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Dapat menjadikan teori danrujukan bagi peneliti-peneliti lainnya,

khususnyapenelitian yang membahas seperti halnya judul skripsi ini atau pokok masalah tentang hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental terhadap prestasi belajar penjas.

b. Manfaat Praktis i. Bagi Penulis

Sebagai upaya untuk menambah dan memperluas wawasan tentang hubungan antara tingkatkebugaran jasmani dengan kesehatan mental.

ii. Bagi Guru

(9)

(aktivitas Penjas) di sekolah dengan kesehatan mental.

Jadi dapat disimpulkan prestasi belajar pendidikan jasmani: penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran pendidikan jasmani. Lazimnya ditunjukkan denganhasil tes atau nilaiyang diberikan Guru.

iii. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan mental siswa sehingga prestasi belajar Penjas menjadi lebih baik dan siswa dapat sehat secara jasmani rohani.

iv. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu keolahragaan, khususnya untuk tes kebugaran jasmani dan kesehatan mental.

1.8 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tes kebugaran jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui data dan fakta tingkat kebugaran jasmani siswa. b. Tes kesehatan mental melalui angket yang dikerjakan oleh siswa

bertujuan untuk mengetahui data dan fakta tingkat kesehatan mental siswa.

(10)

d. Tempat penelitian dilaksanakan di dalam kelas dan lapangan olahraga SMA Negeri 1 Way Jepara.

e. Objek penelitian yang diamati adalah prestasi belajar Penjas siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara yang dihubungkan dengan tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental siswa.

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar dan Cara Penilaiannya

Pengertian Prestasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)WJS. Poerwodarminto, (2003: 910) Prestasi adalah hasil yang telah dicapai,

yangdimaksud dengan prestasi dalam hal ini adalah prestasi belajar. Jadi prestasibelajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

dikembangkanpelajaran penjas. Lazimnya ditunjukkan dengan hasil tes atau nilai yang diberikanoleh Guru Penjas.

Penilaian itu untuk memberikan informasi secara berkesinambungan dan

menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Penilaian penjas meliputi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, aspek yang

dinilai mencakup:Aspek ketrampilan, Sikap, Pengetahuan, Prilaku hidup sehat, Kehadiran.

a. Teknik penilaian dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut :

1) Dengan tes penampilan yaitu tes yang hasilnya bersifat subyektif dankualitatif (baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali).

(12)

b. Untuk mengukur pengetahuan dilakukan dengan tes teori, baik tes

tertulismaupun lisan. Tes tertulis dapat dilakukan dengan tes bentuk objektif

atauuraian.

c. Untuk mengukur sikap siswa dapat dilakukan dengan memeriksa daftar hadirdan kesungguhan siswa dalam melakukan kegiatan bermain, bersenam

danatletik, sportif atau tidak, bersungguh-sungguh atau malas. d. Sedangkan perilaku dapat diketahui dengan pengamatan dan

pemeriksaanterhadap kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, baikselama siswa berada di kelas maupun luar kelas.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Penjas

Belajar adalah suatu proses terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan

dalam tingkah laku atau kecakapan. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Menurut Sumadi Suryabrata (1991) faktor-faktor dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :

1) Faktor yang berasal dari luar individu (ekstern), dan ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :

2) Faktor-faktor non sosial dalam belajar

Kelompok faktor-faktor ini jumlahnya sangat banyak, misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam) tempat

(letaknya, gedungnya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga dan sebagainya).

Faktor-faktor tersebut harus diatur sedemikian rupa, sehingga dapat

(13)

Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai,

bangunan harus memenuhi syarat kesehatan. Demikian pula alat-alat pelajaran harus sedapat mungkin diusakan untuk memenuhi syarat-syarat menurut petimbangan didaktis, psikologis dan pedagogis.

3) Faktor-faktor sosial dalam belajar

Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial adalah faktor manusia

(sesame manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadiran itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak

mengganggu belajarnya itu, misalnya kalau satu kelas sedang

mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap

disamping kelas dan sebagainya. Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan diatas, pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar. Dengan berbagai cara faktor-faktor tersebut harus diatur, supaya belajar

dapat berlangsung dengan baik.

a. Faktor yang berasal dari dalam individu (intern) dan inipun dapat

dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Faktor-faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

i. Tonus jasmani pada umumnya

(14)

belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang lelah, lain pengaruhnya

dengan yang tidak lelah.

ii. Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera.

Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan

belajar dengan mempergunakan panca inderanya. Fungsi baiknya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar berlangsung dengan baik. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi setiap

pendidik untuk menjaga, agar panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang bersifat kuratif

maupun prefentif. iii.Faktor-faktor psikologis

Faktor pendorong yang biasanya besar pengaruhnya terhadap

belajar anak didik kita adalah cita-cita. Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, sehingga dorongan tersebut mampu memobilitasi energi psikis untuk belajar. Oleh karena itu

anak-anak yang masih sangat muda biasanya belum benar-benar menyadari cita-cita yang sebenarnya. Karena itulah mereka perlu

(15)

2.3 Pengertian Kebugaran Jasmani

Kebugaran Jasmani secara umum dibedakan dalam fungsi penerapannya,

sebagai berikut : 1) secara kesehatan, ditinjau dari segi ilmu faal (fisiologi),kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemauan tubuh melakukanpenyesuaian (adaptasi) terhadap fisik yang diberikan kepadanya

tanpamenimbulkan kelelahan yang berarti (Dangsina Moeloek, 1984 : 2), sedangkanmenurut Engkos Kosasih (1983 : 8), artikebugaranjasmani dalam

ketrampilanadalah orang yang memilikikebugaranjasmani ialah orang yang cukupmempunyai kekuatan (Strenght), kemampuan(ability), kesanggupan, daya kreasi,dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisiensi

tanpamenimbulkan kelelahan yang berarti.

Dalam hal ini penulis akan membahas lebih rinci kaitannya dengankebugaran jasmani untuk kesehatan, mengingat tesinstrument yang dilakukansalah satunya

menggunakan lari sedang yang bertujuan untuk mengetahui dayatahan jantung, peredaran darah dan pernapasan pada tubuh manusia.

Pada dasarnyakebugaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang terhadap perubahan faal tubuh yang disebabkan oleh kerja tertentu dan menggambarkan derajat sehat seseorang untuk berbagai tingkatkesehatan

fisik.

Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa setiap aktivitas fisik

(fisikmendapat pembebanan) dibutuhkan suatu tingkatkebugaranjasmani yang didukung oleh faal tubuh yang selanjutnya akan

(16)

kepada sesorang untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tip-tiapaktivitas fisik. Dapat diketahui bahwa untuk dapat

melakukan suatu kerjadiperlukan kondisi jiwa raga yang sesuai dengan tingkat kerja tersebut.

2.3.1 Komponen Kebugaran Jasmani

Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Tahun 2003,

menjelaskanunsur-unsur Kebugaran Jasmani atau kondisi fisik ada sepuluh komponen, yaitu:

a. Daya Tahan (Endurance)

Dikenal dua daya tahan, yaitu :

1) Daya Tahan Umum (General endurance), adalah kemampuan

seseorangdalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan system peredarandarahnya secara efektif dan efisiensi untuk menjalankan kerja otot denganintensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

2) Daya Tahan Otot (Local Endurance), adalah kemampuan seseorang dalammenggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus

dalamwaktu relatif lama serta dengan beban tertentu (M. Sajoto, 1988 : 16).

b. Kekuatan Otot (Muscle Strenght)

kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot

(17)

c. Tenaga Ledak Otot (Muscular Explosive Power)

Adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja

secaraEksplosif (Dangsina Moeloek,1984: 7). Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak (Power) = kekuatan (Force) x Kecepatan (Velocity). Seperti dalamlompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang

bersifat explosive (M. Sajoto,1988 : 17).

d. Kecepatan (Speed)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan

berkesinambungandalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, seperti lari,pukulan tinju. Hal ini merupakan kecepatan gerak

dan explosive (M. Sajoto,1988 : 17)

e. Daya Lentur (Flexibility)

Kelenturan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat

dilakukanoleh suatu persendian jadi meliputi hubungan antara bentuk persendian (tulang yang berbentuk sendi) otot, tendo, ligament dan

sekeliling persendian (Dangsina Moeloek, 1984: 9).

f. Ketangkasan (Agility)

Ketangkasan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh

ataubagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. (Dangsina Moeloek, 1984:8). Seseorang akan mampu merubah satu posisi yang

berbeda dalamkecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahan baik.

(18)

Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi padasuatu gerakan. Misalnya dalam olahraga tenis, seseorang pemain

akankelihatan mempunyai kordinasi yang baik, bila ia dapat bergerak kearah bolasambil mengayunkan raket, kemudian memukul dengan teknik yang benar.(Dangsina Moeloek, 1984: 11).

h. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepatpada saat melakukan gerakan. Bergantung pada kemampuan intregasi

antara.kerja indera penglihatan (kanalis semisirkularis) pada telinga dan reseptorpada otot yang diperlukan tidak hanya pada olahraga tetapi dalam

kehidupan sehari-hari. (Dangsina Moeloek, 1984: 11).

i. Ketepatan (Accuracy)

Adalah ketepatan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas

dalamsuatu sasaran. Sasaran ini dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu objeklangsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian anggota

tubuh. (M.Sajoto, 1988 : 18).

j. Kecepatan Reaksi (Reaction Time)

Kecepatan Reaksi adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untukmemberi

jawaban kinetis setelah menerima suatu rancangan. Hal ini berhubungan sertadengan waktu refleks, waktu gerakan, dan waktu respon. (Dangsina

Moeloek,1984: 10).

(19)

berartiseseorang harus dapat mengembangkan secara keseluruhan. Tiap-tiap manusiamempunyai kemampuan yang berbeda-beda, karena kemampuan

seseorangdipengaruhi oleh banyak hal, seperti keturunan, jenis kelamin, lingkungan,aktivitas latihan, struktur anatomi dan lain-lain, dengan demikian, tidaklahmengherankan bahwa komponen tersebut sangat berbeda

perkembangannyaantara individu yang satu dengan yang lain.

2.3.2 ManfaatKebugaran Jasmani

Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Tahun 2003, bahwa manfaatkebugaranjasmani secara garis besaryaitu :

a. Meningkatkan Prestasi Belajar,kebugaran jasmani baik bagi pelajar, santri dan mahasiswa sangat membantu meningkatkan prestasi belajar. Siswa,

santri danmahasiswa yang memiliki badan yang sehat dan kuat akan mendukung prosesbelajar sehingga penyerapan materi pelajaran yang diberikan dapat diterimadengan cepat dan hasil akhirnyapun diharapkan

baik.

b. Meningkatkan Prestasi Olahraga, seorang atlet yang ingin

berprestasimaksimal harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang

sangat baik, karenasepuluh komponenkebugaran jasmani akan membantu mendukung aktifitasgerak pada cabang olahraga.

1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhiKebugaran Jasmani

(20)

tingkatkebugaranjasmani seseorang,yaitu : a. Makanan

Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, namun untukmemelihara tubuh agar menjadi sehat makanan harus memenuhi beberapasyarat yaitu : 1) Dapat untuk pemeliharaaan tubuh, 2) Dapat

menyediakanuntuk pertumbuhan tubuh, 3) Dapat untuk mengganti keadaan tubuh yangsudah aus dan rusak, 4) Mengandung unsur-unsur

yang diperlukan oleh tubuh,5) Dapat sebagai sumber penghasil energi. Setiap aktivitas tubuh membutuhkan asupan energi yang

memadahi,sehinggafaktor makanan ini harus mendapatkan perhatian yang

serius.Konsumsi makanan yang terprogam dan terkontrol dengan baik dapatmendukung meningkatkan tingkatkebugaranjasmani seseorang, oleh

karenaitu unsur-unsur gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral danair harus benar-benar tersedia dalam tubuh dan mencukupi untuk beraktivitas.

b. Olahraga

Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang mempunyaipengaruh positif terhadap tingkat kebugaran jasmani manusia bila dilakukandengan

tepat dan terarah, karena dengan berolahraga semua organ tubuh kitaakan bekerja dan terlatih. Kebanyakan pada masa sekarang ini orangcenderung

disibukan oleh aktivitas keseharian yang kurang gerak padahalolahraga dapat membebaskan kita dari perasaan yang membelenggu kita,

danmelancarkan system peredaran darah sehingga pikiran kita akan

(21)

Para ahli membuktikan berbagai fungsi tugas organ tubuh

akanmeningkat daya kerjanya apabila diberi latihan fisik yang memadahi

(EngkosKosasih, 1983: 141). Berolahraga juga dapat meningkatkan imunitas(kekebalan) tubuh sehingga dapat mengurangi resiko terserang penyakit.

c. Usia

Semakin tua usia seseorang maka tingkat kebugaran tubuhnya

akanmenurun, mengalami masalah dengan tubuhnya seperti berkurangnya otot, ukuran jantung mengecil dan kekuatan memompanya berkurang, terjadikekakuan pada pembuluh nadi (arteri) yang penting, kulit berubah

menjadi tipis dan aktivitasnya menjadi lambat, penurunan ini disebabkan karena fungsi seluruh anggota tubuh menjadi lemah, namun penuruan

tersebut dapatdiperlambat dengan melakukan olahraga diusia muda, kondisi tubuh yanglemah akibat usia tua mengakibatkan

tingkatkebugaranjasmani seseorangmenurun.

d. Kebiasaan Hidup

Masing-masing orang memiliki kebiasaan hidup yang berbeda-beda,tergantung pada tingkat aktivitas sehari-hari, kebiasaan hidup

sehatmerupakan pengaturan antara olahraga, istirahat maupun kebiasaandiripribadi untuk menjaga kebersihan.

Begitu juga dengan siswa-siswi Kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jeparamemiliki aktivitas selain belajar juga kebiasaan melakukan olahragakhususnya pada saat pelajaran penjas dan ekstrakurikuler pada

(22)

melakukan akanmengalami kesulitan baik fisik maupun psikologis, secara fisik karena tubuhmanusia membutuhkan waktu untuk penyesuaian

dengan aktivitas gerak tubuhyang berlebih dari biasanya. Secara psikologis aktivitas kerja yang lebih dari biasa

akanmempengaruhi kerja otak seseorang, seseorang yang biasanya hidup

santaidan memiliki kesibukan yang rendah jika suatu saat memiliki

kesibukan yangtinggi biasanya pada awal-awalnya akan mengalami stress,

namun setelahmelewati kurun waktu tertentu akan menyesuaikan diri. e. Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang menetap dan

tinggal,dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial mulai dari lingkungandi sekitar tempat tinggal sampai lingkungan di tempat dimana

para siswabelajar. Kualitas kesehatan seseorang dapat dilihat dengan keadaan statuskebugaran jasmaninya.

1.2.4 Kriteria Kebugaran Jasmani

Pengolongan kriteria kebugaran jasmani dalam penelitian ini, disesuaikan dengan panduan tes yang dilakukan. Jenis tes tersebut

denganmenggunakan panduan (TKJI) Tes TingkatKebugaran Jasmani Indonesia, denganitem tes sebagai berikut:

a. Untuk putra terdiri dari:

(23)

2) Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik 3) Baring duduk (sit up) selama 60 detik

4) Loncat tegak (vertical jump)

5) Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1200 meter (usia 16-19 tahun)

b. Untuk putri terdiri dari:

1) Lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun)

2) Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik 3) Baring duduk (sit up) selama 60 detik

4) Loncat tegak (vertical jump)

5) Lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1000 meter (usia 16-19 tahun)

1.3 Kesehatan Mental Anak Usia SMA 2.3.1 Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan ilmu pengetahuan yang praktis,

sebagaipenerapan ilmu jiwa di dalam pergaulan hidup. Pandangan terhadap ilmukesehatan mental ini agak berbeda-beda sesuai dengan lapangan hidup,

keahliandan kepentingan masing-masing.

Ada beberapa pengertian kesehatan mentalyang dikemukakan para ahli,

demikian pula lapangan-lapangan hidup lainnya, diantaranya yaitu : a. Hubungan Kesehatan Mental dengan Kesehatan Fisik.

b. Hubungan Kesehatan Mental dengan Kehidupan Spiritual

(24)

d. Hubungan Kesehatan Mental dengan Kehidupan Berkeluarga. e. Hubungan Kesehatan Mental dengan Perusahaan.

f. Hubungan Kesehatan Mental dengan Lapangan Hukum. g. Hubungan Kesehatan Mental dengan Kebudayaan.

Didalam penelitian ini akan dikembangkan pengertian kaitan KesehatanMental

dengan pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah menengah atas. Sekolahmerupakan masyarakat yang lebih besar dari keluarga, dan bukan

sekedarmemberikan pelajaran, tetapi berusaha memberikan pendidikan sesuai denganperkembangan agar anak didik mengembangkan potensinya secara puas

dansenang serta mempunyai pribadi yang intregal.

Pengertian kesehatan mental sendiri sehubungan dengan anak didik di sekolah dalam masa perkembangan, menurut Munif Prasetyo dan Anwar Sutoyo (2004 : 3). memberikan definisi Kesehatan Mental adalah pengetahuan dan

perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan

segalapotensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga

terhindar dari ganguan-gangguan dan penyakit jiwa.

Dengan demikian kesehatan mental adalah suatu usaha orang

memecahkansegala keruwetan batin manusia yang ditimbulkan oleh

macam-macamketenangan, ketakuatan-ketakutan dan konflik terbuka serta konflik batin.

Jadi harus ada usaha untuk mendapatkan keseimbangan jiwa,

menggerakkan kepribadian yang terintregasi dengan baik yang dapat

(25)

danhirarkisnya, sehingga mereka akan mendapatkan keseimbangan batin dan jiwanyayang ada dalam keadaan tenang dan seimbang.

2.3.2 Tujuan Kesehatan Mental

Tujuan kesehatan mental, menurut Siti Sundari HS. (2005:2) Sebagai berikut:

a. Mengusahakan agar manusia memiliki kemampuan mental yang sehat. b. Mengusahakan pencegahan terhadaptimbulnya sebab-sebab

gangguanmental dan penyakit mental.

c. Mengusahakan pencegahan berkembangnya bermacam-macam gangguanmental dan penyakit mental.

d. Mengurangi atau mengadakan penyembuhan terhadap gangguan dan penyakitmental.

2.3.3 Ciri-Ciri Sehat Mental pada Anak Usia SMA

Menurut Abdur Rauf (1976: 341-342) dan H.C Witherington dalambukunya

Educational Psychologi yang diterjemahkan oleh M. Buchori dalamMunif Prasetyo dan Anwar Sutoyo (2004: 12-14), memberikan deskripsi lebihterperinci tentang ciri-ciri kesehatan mental pada anak-anak, sebagai berikut :

a. Merasa disenangi oleh anak-anak lain

b. Merasa aman, terutama terhadap kejadian-kejadian dimasa depan.

c. Biasanya merasa tegar dan bertenaga. d. Tidak Takut untuk tidak berteman

e. Tertawa dengan penuh hatinya, kalau ada kesempatan untuk tertawa.

(26)

g. Memperlihatkan sikap tenang serta puas, tidak dihinggapi rasa takut yangberkaitan dengan air, tempat-tempat yang tinggi dan sebagainya.

h. Senang bersekolah, senang akan atau rombongan-rombongan bermainsebelum masa sekolah.

i. Ingin bermain, mempunyai permainan kesukaan.

j. Merasa dirinya termasuk dalam suatu rombongannya. k. Bersikap gembira dan optimistik.

l. Dapat tidur nyenyak.

m. Dapat melupakan “kejadian” yang dilakukan orang terhadap dirinya. n. Memperlakukan teman-temannya dengan ramah tamah.

o. Merasa bahagia dengan orang tua serta lingkungan keluarganya.

p. Mempunyai hobi-hobi tertentu, gemar akan rekreasi-rekreasi khusus tertentu.

q. Memperlihatkan sikap tidak tergantung kepada orang lain, dapat mengurusdirinya sendiri.

r. Merasa bahwa ia dipercaya oleh anak-anak lain, orang tuanya dan orang lain.

s. Menyatakan isi hatinya dengan terus terang, tertawa atau menangis pada saat-saat yang tepat.

t. Mempunyai napsu makan yang baik.

2.3.4 Perkembangan Kesehatan Mental di Sekolah

Mulai umur 15-16 tahun, seorang anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan badannya relatif seimbang hingga usia 17 tahun merasa senang bermainkeseimbangan dan penguasaan badan. Pertumbuhan fisik yang

(27)

perkembangan psikis anak.

Adapun perkembangan jiwa anak pada masa sekolah ini yang menonjolantara lain:

a. Adanya keinginan yang cukup tinggi, terutama yang menyangkut intelektual anak, biasanya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, atau

senang dengansistem percobaan.

b. Energi yang melimpah, sehingga kadangkala anak itu tidak

memperdulikanbahwa dirinya telah lelah atau capek. Karena energi yang

sangat cukup, inilahnantinya sebagai sumber potensi dan dorongan anak untuk belajar.

c. Perasaan kesosialan yang berkembang pesat, sehingga anak menyukai untukmematuhi teman sebayanya (Peer Group), malah terkadang anak lebihmementingkan keperluan peer groupnya,dibanding padaorang

tuanya. Hal inimemungkinkan karena anak telah banyak kawan sekolahnya.

d. Sudah dapat berpikir secara abstrak, sehingga memungkinkan bagi anak untukmenerima hal-hal yang berupa teori-teori ataupun norma-norma tertentu.Adanya kekejaman yaitu : “Perhatian anak ditujukan kepada dunia

luar, akantetapi dirinya tidak mendapat perhatian, saat itu juga anak belum mengenaljiwa orang lain”.

Akibatnya anak berlaku kejam terhadap orang lain, kekejaman pada masaini bukanlah kejam sebenarnya, sebab anak belum menyadari akan

tindakankekejaman itu. Perilaku ini biasanya ditujukan kepada orang yang

(28)

jugadengan makhluk lain.

Sehingga dapat disimpulkan masa anak sekolah ini sebenarnya telahtumbuh sikap obyektifnya, yang menyangkut tentang :

1) Kenyataan: anak mempunyai sikap yang serius kepada dunia nyata (Realistis).

2) Kesusilaan: Sikap anak terhadap norma susila sudah jujur meskipun terkadangacuh tak acuh.

2.3.5 Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Mental

Sebab-sebab kelakuan yang tidak mampu menyesuaikan, ada anak-anakyang mewarisi kecenderungan yang mengarah ketidakseimbangnya mental danemosi.

Kecenderungan yang diwarisi ini dapat diubah atau diperlemah

melaluiinteraksinya dengan pengaruh lingkungan yang positif dan konstruktif.

Pengalaman frustasi dan konflik-konflik yang tidak dapat

diselesaikanmerupakan perangsang terjadinya mental breakdown dan gangguan emosi, danjuga dapat mempengaruhi terhadap perkembangan gangguan

mentalnya.

a. Gejala-gejala gangguan mental :

Gejala penting dari penyakit mental berbeda dalam derajat dan bukan dalamnya macamnya penyimpangan kelakuan dari orang yang penyesuaiannya adekwat. Walaupun demikian gejala kelakuan yang

(29)

b. Gejala yang menetap dan terus menerus dari gangguan mental danemosi yang sedang tumbuh dapat digolongkan dalam 4 golongan sebagaiberikut:

1) Gejala-gejala fisik

2) Gejala-gejala tingkah laku 3) Gejala-gejala mental

4) Gejala-gejala emosionalitas yang menyimpang

2.4 Sekolah dan Kesehatan Mental

Pendidikan pada umumnya diartikan sebagai proses pada seseorang dalampenguasaan ilmu pengetahuan, kecakapan dan sikap selama hidupnya.

Dalam halini pendidikan mempengaruhi cara manusia menyesuaikan diri sejak lahir hinggameninggal. Sedikit banyaknya seseorang memperolehpendidikan,

merupakanhasil perkembangan manusia kearah kedewasaannya.

Selama periode penyesuain diri itu, ada masa dimana anak didik tidakbegitu saja dilepaskan dari pengaruh-pengaruh luarnya, sehingga dibentuklah usaha

dengan mengatur pengeruh luar itu dengan sebaik-baiknya, disesuikan dengan sifat kodrat anak didik, yang semuanya adalah tugas sekolah.

Oleh karena itu pendidikan berkewajiban melatih anak didik

menyadarikemampuan-kemampuannya dan mengadakan penyesuaian diri terhadap pengaruh-pengaruh luarnya melalui cara-cara yang patut bagi

lingkungansosialnya dan konsep diri yang sehat, agar ia menjadi warga masyarakat yangberguna dan bahagia.

(30)

Pada umumnya tindakan manusia akan dipengaruhi oleh suasana batinnya. Sama halnya dengan keadaan jasmaniah seseorang, yang akan ikut

mempengaruhitindakan-tindakan seseorang, sehingga kita dapat membedakan tindakan-tindakanseseorang bila jasmaninya sedang dalam keadaan sakit.

Dalam buku Psikologi Olahraga oleh BKS SGO (1978), ada tiga aspekyang

saling berhubungan satu sama lain yaitu : jiwa, raga, dan olahraga, yaitu : a. Jiwa dan Raga

Sejak dahulu manusia telah menyadari adanya kesatuan antara jiwadan raga. Hal ini terbukti dengan adanya motto yang berbunyi “Mens sana incorpora sano” yang berarti bahwa badan yang sehat terdapat dalam jiwa yangsehat

pula dan jiwa raga itu tidak dapat dipisahkan.

Apabila seseorang sedang sakit jasmaninya, jelas dia tidak akanberfikir sebaik bila ia sehat. Begitu pula seseorang sedang mengalamiketakutan, kebigungan

atau fungsi-fungsi kejiwaan yang lain sedangterganggu, orang tersebut tidak dapat hidup tentram, makan tidak enak, tidurtidak nyenyak, mau tidak mau

keadaan fisiknya juga terganggu. Jadi apa yangterjadi pada jiwa akan

berpengaruh pada raga, begitu pula sebaliknya apa yangterjadi pada raga akan

berpengaruh pada jiwa.

b. Raga dan Olahraga

Tes dan pengukuran dalam olahraga telah memperkirakan sumbangandalam usaha memecahkan masalah peningkatan prestasi. Telah banyak sport skill

(31)

yang tepat bagi setiap cabang olahraga atas dasar pengukurankemampuan jasmaniah yang telahdisesuaikan dengan kebutuhan darimasing-masing

cabang olahraga tersebut. Hal ini menunjukan bahwa raga ikutmenentukan seseorang dalam mengarahkan para atlit/siswa sesuai denganhasil tes yang dilaksanakan.

Jadi dengan kenyatan tersebut diatas, maka ada hubungan timbal balikantara badan atau raga dengan olahraga.

c. Jiwa dan Olahraga

Dengan olahraga dapat dikembangkan fungsi-fungsi kejiwaanseseorang seperti keberanian, kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri,loyalitas,

kecepatan proses berpikir, dan sebagainya, bahkan tidak terbataspada fungsi-fungsi kejiwaan saja, tetapi juga dapat mempengaruhi tingkat lakuseseorang. Hal ini disebabkan karena dalam masyarakat juga dituntut sifatloyal, sportif,

dan percaya pada kemampuan diri sendiri.Jadi dapat dikatakan ada hubungan timbal balik antara olahraga danperkembangan fungsi kejiwaan dan dapat

mempengaruhi tindakan dalamberolahraga dalam mencapai prestasi.

2.6Pendidikan Jasmani

2.6.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

Bahwa pendidikan jamani adalah pendidikan dari jasmani dan perludiberikan

dilembaga pendidikan karena aktivitas jasmani yang berbentuk latihanyang memberikan manfaat bagi peserta didik dalam bentuk kebugaran jasmani

danpemeliharaan kesehatan.

(32)

dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Arma Abdullah danAgus Manadji, 1994: 3). Jadi jelaslah dapat disimpulkan bahwa pendidikanjasmani

merupakan suatu pendidikan yang perlu dilaksanakan di lembagapendidikan sekolah, khususnya guna mendapatkan aktivitas jasmani yang dapatmemberikan manfaat bagi peserta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.

2.6.2 Gerak Sebagai Unsur Pertama Penjas

Gerak adalah unsur pokok pendidikan jasmani penting bagi gurupendidikan jasmani dalam memahami beberapa dimensinya. Guru pendidikanjasmani perannya membantu dan mendidik peserta didik bergerak secara

efisien,meningkatkan kualitas unjuk kerjanya (Performance), kemampuan belajar

dankesehatannya, gerak manusia adalah perubahan posisi dalam ruang atau

terhadapbagian tubuh lainnya, dari tunduk pada azas mekanika tertentu.

2.7 Olahraga dan Pendidikan Jasmani

2.7.1 Olahraga

Sepadan dengan kata-kata “sport” dalam Bahasa Inggris yang berartiaktivitas, yang

dikerjakan untuk mendapatkan kesenangan atau berartirekreasi. Sedangkan olahraga

adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yangterdapat dalam permainan, perlombaan,

dan kegiatan jasmani yang intensifdalam rangka memperoleh rekreasi, kesenangan, dan

prestasi yang optimal(Arma Abdullah dan Agus Manadji, 1994: 9).

2.7.2Pendidikan Jasmani

(33)

olahraga. Pendidikan jasmani itu sendiri adalah pendidikan yangdikaitkan dengan aktivitas jasmani, dilaksanakan dalam lembaga pendidikan,membutuhkan sarana

dan prasarana yang pasti, mempunyai kurikulum, danterdapat siswa sebagai peserta didik yang tetap, namun dalam olahraga pesertadidik atau perkumpulan tidak menjadi anggota tim yang tetap, tidak adamusim, atau kompetisi formal, dan

tidak dilakukan pencatatan.

2.8 Tujuan Pendidikan Jasmani

Bahwa tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan dalam lima aspeksebagai berikut :

a. Perkembangan kesehatan, jasmani atau organ-organ tubuh b. Perkembangan mental-sosial

c. Perkembangan neuro Muskular d. Perkembangan sosial

e. Perkembangan intelektual

Arma Abdullah dan Agus Manadji, (1994:17), jadi dapat dirumuskantujuan pendidikan jasmani merupakan perkembangan optimal dari individu yangutuh, dan berkemampuan menyesuaikan diri secara jasmaniah, sosial, dan

mentalmelalui pekerjaan yang terpimpin dan partisipasi dalam olahraga yang dipilih,senam irama dan senam yang dilaksanakan sesuai dengan standartsosial

dankesehatan.

2.9 Kerangka Berfikir

Pendidikan Sekolah Menengah

(34)

Gambar 1

Pola Pikir Masalah Penelitian

Pendidikan Jasmani Kesehatan Mental

Tingkat Kebugaran Jasmani

(35)

2.10 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementaraterhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul(Suharsimi Arikunto, 2002: 64).

2.10.1 Hipotesis Kerja (Ha)

Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan prestasi pelajar penjas siswa kelasX.8

SMA Negeri 1 Way Jepara

Ho1 :Menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antaratingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan prestasi pelajar

penjas siswa kelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara

Ha2 :Ada hubungan yang signifikan antara antarakesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa kelas

X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara

Ho2 :Menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antarakesehatan mental (mental hygiene) dengan prestasi pelajar penjas siswa

kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara

Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)dengan kesehatan mental (mental hygiene)

siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara

(36)
(37)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Suatu researh khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empirik, padaumumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaransuatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untukmengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedang menguji kebenaran dilakukan jika yang sudah ada masih atau diragukan kebenarannya, sehingga hasil

daripenelitiantersebutmerupakan karya ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan. (Sutrisno Hadi, 2004a : 3) dalam penelitian ini hanyamencakup menemukan.

Metode adalah pengetahuan berbagai macam cara kerja yang digunakandengan objek ilmu-ilmu yang bersangkutan. Penggunaan metode penelitian dalamsuatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta

(38)

3.2 Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh penduduk yang diselidiki dam dibagi olehsejumlah individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama (Sutrisno Hadi,2004a : 77). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X. SMA Negeri 1 Way Jepara Tahun Ajaran 2012 / 2013 yang berjumlah 320 orang, dan berusia antara 14-16 tahun.

3.3 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto,2002 :109), sedangkan besar kecilnya sampel dari jumlah populasi sebenarnyatidak ada ketentuan yang mutlak, berapa persen sampel yang diambil dari populasi

(Sutrisno Hadi, 2004a : 81).

(39)

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 96), variabel adalah objek penelitian,atau apa yang mejadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini variabel

yangdigunakan atau yang akan diselidiki adalah

1) Variabel Bebas (independen).

Variabel bebas (independent) merupakan faktor yang menjadi

pokokpermasalahan yang ingin diteliti, ada dua variabel yaitu X1Tingkat KebugaranJasmani danX2Kesehatan Mental.

2) Variabel Terikat (tergantung).

Variabel terikat (tergantung) pengamatan sebagai hasil atau akibat darivariabel bebas dan merupakan pokok persoalan.Yaitu Y Prestasi BelajarPendidikan Jasmani, sedangkan variabel yang tidak diutamakan,

3) Variabel Moderator

Variabel yang penting tetapi tidak diutamakan. Kondisi kesehatanjasmani siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jeparasaat pengambilan data melalui(TKJI) Tes Tingkat Kebugaran Jasmani.

3.5 Rancangan Penelitian

X1

Y

X2

(40)

ini adalah korelasi antara tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mentaldengan prestasi belajar pendidikan jasmani.

3.6 Teknik Pengambilan Data

Data adalah segala informasi mengenai variabel yang diteliti. Data adalahfakta tentang situasi, fakta adalah sesuatu yang dibuat atau dihasilkan oleh

situasipengukuran (Eri Pratiknyo DW. dan Erni Suharini, 2003 : 35).Dalam penelitianini yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah survei dengan teknik tes,metode angket dan dokumentasi.

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan uji coba alatukur yang merupakan uji kevaliditas dan reabilitas instrumen metode angketpada sampel yang lain sebagai pembanding untuk kelayakan instrumen

angketdigunakan peneliti untuk sampel yang sebenarnya.

3.7.2 Penentuan Populasi

Populasi yang digunakan sebagai uji metode angket adalah siswa kelasXI IPA 2 SMA TELADAN Way Jepara yang berjumlah 15 orang. Sedangkan populasi yang ditetapkan dalampenelitian ini adalah semua siswa kelas X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara tahun ajaran 2012 / 2013 sebanyak 40 siswa. Semua siswa diteliti tanpa mengambil sampel.

(41)

3.7.3 Uji Coba Alat Ukur

Alat ukur berupa angket diberikan kepada 15 siswa kelasXI IPA 2 SMA TELADAN Way Jepara terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa

perempuan untuk dijawab.Jawaban 15 siswa dianalisis untuk menguji validitas dan reabilitas angket.

3.7.4 Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan, selanjutnya

dilaksanakanpengambilan data dengan memberikan angket kepada siswa pada waktu jampelajaran kosong yaitu hari jum’atpukul 07.30 WIB. Siswadisuruh mengisi angket kemudian dilakukan pengambilan data tes kebugaranjasmani dan hasil nilai belajar menggunakan data dari Guru Penjas.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen mencakup segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini adalah :

3.8.1 Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yangdigunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuanatau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengambilan data

(42)

3.8.2 Metode Angket

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode angket langsungdengan bentuk tertutup. Responden memilih alternatif jawaban yang telahdisediakan dengan pendapatnya.

1) Untuk setiap pernyataan diberi skor :

Mengelompokkan jawaban menunjukkan di atas rata-rata sehat mental. Dan jawaban menunjukkan di bawah rata-rata sehat mental.

2) Pengelompokan siswa terhadap hasil angket kesehatan mental dan hasil prestasi belajar penjas.

Suatu penelitian akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknyasebagian tergantung pada alat pengumpul data yang digunakan. Alat pengumpultersebut dikatakan baik apabila memenuhi syarat tertentu, diantaranya adalahvaliditas dan reabilitas, dengan demikian validitas dan reabilitas menjadi tolakukur kualitas alat pengumpul data.

1) Validitas

Yang dimaksud dengan validitas menurut Sutrisno Hadi adalah

kejituan,ketepatan, atau pengenaan pengukuran. Suatu alat ukur disebut jitu jika iadengan jitu mengenai sasarannya (Sutrisno Hadi, 2004b : 120).

(43)

a. Face validity

b. Logical validity

c. Factorial validity

d. Empirical validity (Sutrisno Hadi, 2004b : 122)

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas logik (Logical validity). Konsep validity bertitik tolak dari kontruksi teoritik tentang aspek-aspek yang hendak diukur oleh sutu alat pengukur (Sutrisno Hadi, 2004b: 122).

Untuk mengetahui validitas logik maka alat ukur yang dipergunakandalam penelitian ini yaitu berupa angket tentang kesehatan mental.

Untukmemperoleh instrumen yang valid Peneliti mengikuti langkah-langkahpenyusunan instrumen yaitu menentukan variabel/sub variabel dan indikatornyayang dijabarkan dalam kisi-kisi seperti pada tabel diatas.

Hasil tes angket diuji dengan teknik korelasi poinrt biserial yangkemudian hasilnya dikorelasikan dengan RtabelProduct Momen, setelahdilakukan perhitungan dihasilkan r hitung sebesar = 0,610 dikonsultasikan denganr tabel 5 % sebesar 0,514 berarti signifikan.

2) Reabilitas Tes

Suatu tes adalah reliabel apabila tes itu memiliki ketetapan hasil

ataukonsistensi. artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto,2002: 170).

(44)

diramalkan walau alat ukur itu diberikan kepada subjek berkali-kali dalam waktu yang berlainan, namun hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.

Cara yang dipergunakan untuk menetapkan reabilitas alat ukur

dalampenelitian ini adalah dengan teknik belah dua ganjil, dengan langkah sebagaiberikut :

a. Alat ukur yang berupa angket diberikan kepada subjek

b. Setelah data diambil, diadakan pengelompokan item-item pertanyaan yangganjil dan genap. Kemudian hasilnya dikorelasikan dengan Rtabel productmoment. Untuk mendapatkan koefisien korelasi penuh

dipergunakan rumusK-R 21, yaitu :

( )

Keterangan : = Reabilitas Instrumen (Kuder dan Richardson) k = Banyaknya butir soal

m = Rata-rata score total

Vt = Varians total (Suharsimi, 2002: 164)

Dengan menggunakan tehnik uji K-R 21 (Kuder dan Richatdson) hasilnya = 0,598 hasilnya lebih besar dari sebesar 0,514 berarti reliable.

c. Dokumentasi

(45)

3.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian dipengaruhi oleh beberapa hal, oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kemungkinan-kemungkinan kesalahan,

hambatan dan hal lain sebagainya. Peneliti harus bisa mengantisipasi supaya hasilpenelitiannya dapat dipertanggungjawabkan.

Pada penelitian ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasilpenelitian(Suharsimi Arikunto,2002), yaitu :

3.9.1 Faktor Kesungguhan Hati

Faktor kesungguhan hati menyangkut semua yang terlibat padapenelitian yaitu peneliti, pengetes, dan testee. Jika semua yang terlibat dalampenelitian memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja atau beraktivitas dengansungguh maka hasilnya akan baik, untuk itu sebelum melakukan tes terlebihdahulu testee diberi pengarahan oleh peneliti dan guru penjas SMA Negeri 1 Way Jepara supaya bersungguh-sungguh dalam mengikuti tes.

3.9.2 Faktor Alat

Peralatan yang digunakan pada penelitian harus benar-benar valid dandapat dipertanggungjawabkan, alat yang digunakan sebelum tes

dilaksanakanhendaknya di uji validitasnya dan sesuai dengan testee, sehingga pada saat tesdan setelah data diperoleh tidak terjadi masalah.

(46)

Daya tahan seseorang terhadap cuaca berbeda-beda, dan dampakterhadap fisiologis tubuh masing-masing orang juga berbeda. Tes KebugaranJasmani pada penelitian ini berada dilapangan yang tempatnya dalam

lingkungansekolah yang meliputi 5 jenis tes yaitu lari 50/60 meter, Loncat tegak (Vertical Jump), Bergantung Siku Tekuk (Flexed Arm Hang) atau gantung angkat tubuh (sit up) selama 60 detik, Baring Duduk (Sit Up) selama 60 detik, Lari 1000/1200 meter. Karena jumlah sampel yang cukup banyak sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan tiap-tiap item tes cukup lama dan diperlukan stamina yang baik.

Peneliti memulai kegiatan penelitian pada pukul 07.30 WIB pagi denganpertimbangan cuaca pada pagi hari tidak terlalu panas dan tes bisa selesaisebelum waktu siang yang biasanya suhu udara meningkat.

3.9.4 Faktor Kemampuan Sampel

Tiap sampel memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda, terutamadalam menyerap penjelasan dan peragaan yang diberikan oleh peneliti, olehkarena itu untuk mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan dalam tes penelitiselalu melakukan koreksi secara dini dan terus- menerus selama

dilakukanpengambilan data. 3.9.5 Faktor Tenaga Penilai

Karena penilaian pada tes ini membutuhkan kecermatan dan ketelitianyang tinggi, maka faktor tenaga penilai sangat penting untuk diperhatikan.Dalam penelitian ini tenaga pembantu dalam proses pelaksanaan tes

(47)

pelaksanaan tes,sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan pada saat pengambilan data.

3.10 Analisis Data

Bagian ini menyebutkan dan menjelaskan teknik analisis yang digunakanuntuk mengolah data yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang bermakna.

Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah multikorelasi dengan menggunakan tes analisis regresi, karena untuk menganalisahubungan lebih dari 2 variabel tes. (Eri Pratiknyo DW. dan Erni Suharini, 2003:39). Penganalisasiannya dengan menggunakan korelasi yaitu dengan istilahstatistik yang menyatakan derajat hubungan garis linier antara variabel daripenelitian yang terdiri lebih dari dua variabel yaitu dua variabel bebas dan satuvariabel terikat, maka penganalisisan data menggunakan Analisis Regresi Ganda.

3.10.1 Sedangkan untuk langkah-langkah analisis sebagai berikut : 1) Analisis tes kebugaran jasmani, dengan melakukan kriteria dari hasil

komulatifnilai setiap item tes.

2) Analisis tes kesehatan mental, dengan menstabulasi jawaban yang benar dansalah, menentukan rata-rata nilai yang sehat mental dan yang tidak sehatmental.

3) Analisis nilai prestasi, dengan mengambilnilai semester I, menstabulasi yang sehat mental dan yang tidak sehat mental dengan hasil prestasi belajar penjas. 4) Analisis korelasi dengan rumus multi korelasi yaitu dengan analisis regresi

(48)

i. Membuat tabel persiapan analisis regresi dua preditor ii. Hasil perhitungan diubah dalam skor deviasi

iii. Menentukan koefisien regresi (a0, a1 dan a2) iv. Menentukan garis regresi dalam skor deviasi

v. Persamaan garis dua prediktor adalahY = a1X1 dan a2X2 + K

vi. Menguji keberartian persamaan regresi ( , ) = ∑

Ry ( 1,2 ) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2

= koefisien prediktor = koefisien prediktor X2

Σx1y = jumlah produk antara X1 dengan Y

Σx2y = jumlah produk antara X2 dengan Y

Σy2 = jumlah kuadrat kriterium Y

(Sutrisno Hadi, 2004c: 28)

vii. Menentukan Korelasi Multiple

viii. Menentukan korelasi sederhana =

( )

(Sudjana, 1996 : 355)

3.10.2 Sedangkan untuk langkah-langkah Korelasi Berganda : 1) Mencari Koefisien Korelasi Berganda

(49)

( , ) = Koefisien korelasi ganda antara variabel dan secarabersama-sama dengan variabel y

∑ = Jumlah produk antara x1 dan y

∑ = Jumlah produk antara x2 dan y

= Koefisien prediktor x1

= Koefisien prediktor

2) Menguji Keberartian Persamaan Regresi Berganda

=

( )

(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil uraian yang telah dikemukakan dalam pengolahan data dengan

menggunakan analisis regresi berganda maka dapat disimpulkan:

a. Terdapat hubungan linier yang cukup kuat dan signifikan antara prestasi belajar

penjas siswadengan tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental.

b. Variabel yang paling signifikan mempengaruhi prestasi belajar penjas siswa

adalah variabel kesehatan mental, sedangkan variabel tingkat kebugaran

jasmani tidak mempunyai pengaruh yang berarti untuk prestasi belajar penjas

siswa.

c. Berdasarkan model, keragaman prestasi belajar penjas siswa terjelaskan oleh

faktor-faktornya, yaitu tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental. Dan

keragaman prestasi belajar penjas siswa terjelaskan oleh faktor lain, mungkin

dipengaruhi oleh faktor lain di luar tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan

(51)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan

untuk dijadikan bahan masukan:

a. Tingkat kebugaranjasmanisiswakelasX.8tahun pelajaran

2012/2013secaraumumdalamkategorisedang, sehinggabagi guru Penjas untuk

dapat

memperhatikannyagunapeningkatanprestasidalambelajardengancaramemberi

kanmateripelajaranpendidikanjasmanidengan memperhatikan kebugaran

jasmani, banyak menggunakan permainan kelompok untuk menumbuhkan

jiwa sosial, sportifitas, dan kepercayaan diri.

b. Denganprosentasenilaiyang rata-rata dibawahkesehatan mental

padasiswamakahubungansosialanak di sekolah, keluarga,

danlingkungantempattinggalsebagai orang

tuauntukdapatperhatiannyadalamkehidupansehari-hari.

c. Bahwapendidikanjasmanimerupakanaktualisasipotensiaktivitasmanusiayang

berupasikap, tindakdankaryauntukmenjaminpetumbuhandan perkembangan

yang baik maka tiap individu tetap menjaga dan mempertahankan

aktivitasmelaluilatihan yang berupa jogging,permainan yang

(52)

ii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN

JASMANI(PHYSICAL FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL

(MENTAL HYGIENE) DENGAN PRESTASI X.8 SMA Negeri 1 Way Jepara.

PopulasidalampenelitianiniadalahsemuasiswakelasX.8SMA Negeri 1 Way

Jeparasebanyak 40 orang yang berusia 14 – 16tahunsehinggatekniksampling yang digunakanadalah total sampling. Metodepengambilan datamenggunakanmetode survey dengantekniktesdanpengukuran, sedangkaninstrumen yang

digunakanadalahteskebugaranjasmanidenganpanduandari(TKJI)

TesKebugaranJasmani Indonesia olehPusatKebugaranJasmanidanRekreasi, 1999. Sedangkan data kesehatan mental menggunakan angket dengan reabilitas sebesar 0,610 dikonsultasikan dengan r tabel sebesar 5% sebesar 0,514,

danhasilnilaiprestasibelajarpendidikanjasmani melalui dokumentasi (Raport).

Hasilanalisis regresi ganda (Multiple Regression) diperoleh koefisien korelasi F Hitung sebesar 12,10, sedangkan F tabel dengan tarafsignifikan 5 % sebesar 3.252 . Dapat disimpulkan bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Kebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) dengan Prestasi Belajar Penjas siswakelasX.8 SMA Negeri 1 Way Jepara”.

Penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar perlu kebugaran jasmani dan kesehatan mental yang baik,

(53)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT K

JASMANI(PHYSICAL FITNESS

(MENTAL HYGIENE

BELAJAR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS

iii

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN

PHYSICAL FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL

MENTAL HYGIENE) DENGAN PRESTASI

BELAJAR PENJAS SISWA KELAS X.8 SMA NEGERI 1 WAY JEPARA

Oleh

Muhammad Chandra

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar

(54)

iv

Judul Skripsi : HubunganAntara Tingkat

KebugaranJasmani(Physical Fitness) dan

Kesehatan Mental(Mental Hygiene)

DenganPrestasiBelajarPenjasSiswaKelas X.8 SmaNegeri 1 Way JeparaTahunPelajaran 2012/2013

Nama Mahasiswa : Muhammad Chandra

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913051044

Program Studi : Pendidikan JasmaniKesehatan dan Rekreasi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. KomisiPembimbing

Pembimbing I PembimbingII

Drs. Frans Nurseto, M.Psi. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.

NIP 19630926 198901 1 001 NIP 19581210 198712 1 001

2. KetuaJurusanImuPendidikan

(55)

v

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Frans Nurseto, M.Psi .…………....

Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd …………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes …………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si

NIP. 19600315 198503 1 003

(56)

vi

SURAT PERNYATAAN

Bahwasaya yang bertandatangan di bawahini :

Nama Mahasiswa : Muhammad Chandra

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913051044

TempatTanggalLahir : Way Jepara, 19 Januari 1991

denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul“HubunganAntara Tingkat

KebugaranJasmani(Physical Fitness) dan Kesehatan Mental(Mental

Hygiene) DenganPrestasiBelajarPenjasSiswaKelas X.8 SmaNegeri 1 Way

JeparaTahunPelajaran 2012/2013”adalahbenarhasilkaryapenulisberdasarkan

penelitian yang dilaksanakan pada tanggal8 Januari 2012,

bukanhasilplagiatataupunhasilkarya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya,

apabiladikemudianhariternyataadahal yang melanggardariketentuanakademikUniversitas

Lampungmakapenulisbersediabertanggungjawabdanmenerima sanksi akademik

sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 04 Februari 2013

(57)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Muhammad Chandra, dilahirkan di

Way Jepara pada tanggal 19 Januari 1991 sebagai anak kedua

dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak

Ahmad Efendi dan Ibu Cikyah.

Pendidikan formal yang ditempuh antara lain:

Taman kanak-kanak (TK) Al-Muslimun Way Jepara pada tahun 1997, dilanjutkan

pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Dua Kec. Way

Jepara dan selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 1 Way Jepara Pada Tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006.

Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Way Jepara pada

tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN).

(58)

viii

MOTTO

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalu kaum itu tidak mau merubahnya sendiri

(QS. Ar-Ra’ad : 11)

Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi

jika kamu mengingkari nikmat Ku maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih

(QS. Ibrahim : 7)

Sesungguhnya Allah Beserta Orang-orang yang sabar

(Q.S Albaqarah : 153)

♥ menjadipribadi yang lebihbaikitubukankarenapujian,

tetapikarenakesadaranbahwaituadalahcaramemaknaihidupdenganbaik

(59)

ix

PERSEMBAHAN

Bissmillahirrahmanirrahim. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua

anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada

Papa dan Mama

Yang telah memberikan do’a dan dukungan kepadaku dan juga yang telah memberikan kasih

sayang dan dukungan yangbegitu besar sampai sepanjang masa

Untuk kakak ku Andrian Juwan Syah dan adik ku Rio Afandi, Para sahabatku yang telah

membantuku dan memberikan motivasi serta dukungannya

Saudara-saudaraku Uni Dila, Dhita,Emak Indri, Yuni, Lina, Ivah, Teteh Irma, Cepi,

Mutiara, Budi, Tiara, Jihan yang sangatpenulissayangi, terimakasih atas segalanasihat dan

perhatiankaliansehinggamembuatpenulissemakindewasa dan bertanggungjawab

Guruku Pak Okriyandi.S.Pd dan Babe (Drs. Frans Nurseto, M.Psi) yang telah

membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan

(60)

x

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi

yang berjudul “HubunganAntara Tingkat KebugaranJasmani(Physical

Fitness) dan Kesehatan Mental(Mental Hygiene)

DenganPrestasiBelajarPenjasSiswaKelas X.8 SmaNegeri 1 Way

JeparaTahunPelajaran 2012/2013”dapat diselesaikan sebagai salahsatu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak DrsFransNurseto, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing

Pertamaataskesediaanyamemberikanbimbinganmateri, waktu, sarandan kritik dalampenyusunansekripsiini.

2. Bapak DrsAde Jubaedi, M.Pd. selaku Pembimbing Kedua atas

Kesediaannya untuk memberikan bimbingan, waktu, dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr Rahmat Hermawan, M.Kes. selaku Penguji atas Kesediaannya

untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan

(61)

xi

7. Bapak dan ibu dosen Penjaskesrek yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

9. KepadaPak Okriyandi, S.Pdyang

telahmelatihdanmendukungSayasampaisekarang.

10.Keluarga kuPapah dan Mamah, saudara ku Adriyan Juwan Syah dan Rio

Afandi, Walid Harsono dan Walida Eniwati yang telah banyak memberi dukungan dan nasihat.

11.Para Sahabat semua, dan teman – teman angkatan 2009 yang tidak dapat

disebutkansatu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

Bandar Lampung, 04 Februari 2013 Penulis

(62)

xii

2.1 Prestasi Belajar dan Cara Penilaiannya ... 11

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Penjas ... 12

2.3 Pengertian Kebugaran Jasmani ... 15

2.3.1 Komponen Kebugaran Jasmani... 16

2.3.2 Manfaat Kebugaran Jasmani ... 19

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 20

2.3.4 Kriteria Kebugaran Jasmani ... 23

2.3 Kesehatan Mental Anak Usia SMA ... 23

2.3.1 Pengertian Kesehatan Mental ... 23

2.3.2 Tujuan Kesehatan Mental ... 25

(63)

xiii

2.5 Hubungan Timbal Balik Fisik dan Mental ... 30

2.6 Pendidikan Jasmani ... 32

2.6.1 Pengertian Pendidikan Jasmani ... 32

2.6.2 Gerak Sebagai Unsur Utama Penjas ... 32

2.7 Olahraga dan Pendidikan Jasmani ... 33

2.7.1 Olahraga ... 33

2.7.2 Pendidikan Jasmani ... 33

2.8 Tujuan Pendidikan Jasmani ... 33

2.9 Kerangka Berfikir ... 34

3.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi peneitian ... 45

3.10 Analisis Data ... 47

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Deskripsi Data ... 50

4.2 Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Hasil Tes Tingkat Kebugaran Jasmani ... 51

4.2.2 Hasil Tes Kesehatan Mental... 52

4.2.3 Hasil Nilai Belajar Pendidikan Jasmani Siswa ... 52

4.2.4 Hubungan Nilai Kebugaran Jasmani, Kesehatan Mental dan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani ... 54

4.2.5 Hasil Hubungan Nilai Kebugaran Jasmani (X1) dan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani (Y) ... 55

4.2.6 Hasil Hubungan Nilai Kesehatan Mental (X2) dan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani (Y) ... 56

4.2.7 Hasil Hubungan Kebugaran Jasmani (X1) dan Nilai Kesehatan Mental (X2) ... 57

(64)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 63

Gambar

Gambar 1 Pola Pikir Masalah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Frekuensi pribadi pada modus getar yang sama dihubungkan untuk membentuk garis yang menyajikan perubahan frekuensi pribadi pada beberapa kecepatan putar tertentu, sehingga

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan..

Gambar 6. Contro pada biji r Berdasarkan gambar 6, da menyatakan bahwa semua kendali. Ini menandakan ba Namun dari segi kapabi permintaan pelanggan jika C pk sebesar 0,46,

Kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan.. Dan hal ini juga merupakan faktor terpenting munculnya loyalitas

Data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan tiga macam instrumen, yang terdiri dari tes matematika berupa tes kemampuan koneksi dan kemampuan pemecahan

Berarti sumbangan dari faktor biaya promosi terhadap hasil penjualan sebesar 58.73 %, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti selera, harga dan

Regina sudah ekonomis atau belum, penulis menghitung jumlah persediaan bahan baku menggunakan rumus metode Economical Order Quantity ( EOQ ) dan membandingkannya dengan

Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Waroeng Spesial Sambal Cabang Lampersari Semarang)..