• Tidak ada hasil yang ditemukan

t mat 0907752 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t mat 0907752 chapter3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan metode kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subyek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya (Ruseffendi, 1994: 47). Penggunaan desain dalam penelitian ini berupa “randomized control group pretest-posttest design” (Fraenkel, 1990). Penggunaan desain dilakukan dengan pertimbangan bahwa, kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya sehingga tidak dilakukan lagi pengelompokan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan kacaunya jadwal pelajaran yang telah ada di sekolah.

Penelitian dilakukan pada siswa dari dua kelas yang memiliki kemampuan yang setara dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda. Kelompok pertama diberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Kelompok pertama ini merupakan kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol yang memperoleh pembelajaran konvensional. Diagram dari desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Kelompok Eksperimen O X O

Kelompok Kontrol O - O

(2)

O : Pretes dan postes

(tes kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik)

X: Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran kooperatif tipe CIRC

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa MTs Negeri Tanggeung Kabupaten Cianjur. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII, dengan sampel penelitian terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas yang satu sebagai kelas eksperimen dan kelas yang lainnya sebagai kelas kontrol yang dipilih secara acak dari 7 kelas yang ada. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan pertimbangan guru bidang studi matematika yang mengajar, yang menyatakan bahwa penyebaran siswa tiap kelas merata ditinjau dari segi akademiknya.

Penelitian ini bertujuan mencari solusi alternatif pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswanya yang mayoritas pendatang/bermukim di pesantren dan memiliki jadwal kegiatan yang padat di luar sekolah.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan dari bulan Mei sampai awal Juni 2011 dengan rincian sebagai berikut:

1. Tahap persiapan, dengan kegiatan:

a. Akhir Februari 2011, seminar proposal.

(3)

c. Pertengahan Maret 2011 melakukan observasi di sekolah tempat penelitian. Wawancara dengan guru bidang studi matematika yang mengajar pada tingkatan kelas tersebut untuk mendapatkan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kelas sampel.

d. April 2011 pelaksanaan uji coba instrumen dan melakukan analisis dari hasil uji coba instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah menentukan sampel kelas, selanjutnya penelitian dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut

a. Melakukan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Melakukan proses pembelajaran dengan dengan menggunakan model CIRC pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol

c. Melakukan observasi pada setiap pertemuan di kelas eksperimen d. Melakukan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

e. Melakukan pengumpulan data melalui angket skala pendapat pada kelas eksperimen.

D. Instrumen Penelitian

(4)

1. Tes Matematika

Tes matematika digunakan untuk mengukur kemampuan koneksi dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Soal ini dibuat dalam dua paket soal, yaitu soal untuk mengukur kemampuan koneksi dan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Dalam bentuk soal uraian yang terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal, yang dilanjutkan dengan menyusun soal-soal, membuat kunci jawabannya dan pedoman penskoran tiap butir soal.

Soal tes dikatakan baik apabila soal tes tersebut sudah dinilai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Berdasarkan hal itu untuk mendapatkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda maka soal tersebut terlebih dahulu dikonsultasikan pada ahlinya (expert) dan diuji cobakan pada kelas lain yang tingkatannya lebih tinggi.

Tes kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini, telah diuji cobakan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri. Dari hasil uji coba selanjutnya dianalisis validitas item soal.

Pengukuran validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal tes tersebut diuraikan berikut ini.

a. AnalisisValiditas Butir Soal

(5)

memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Perhitungan validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2001: 72), yaitu sebagai berikut:

2 2

 

2 2

Interpretasi besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2001: 75) sebagai berikut:

Tabel 3.1 Koefisien Validitas Koefisien Korelasi (r) Interpretasi

0,80 < r  1,00

(6)

Tabel 3.2 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba No.

Soal

Soal Koneksi

Korelasi Pearson Interpretasi Signifikan

1 0,21 Rendah

2a 0,81 Sangat Tinggi Signifikan

2b 0,74 Tinggi Signifikan

3a 0,69 Tinggi Signifikan

3b 0,86 Sangat Tinggi Signifikan

3c 0,75 Tinggi Signifikan

4a 0,87 Sangat Tinggi Signifikan

4b 0,74 Tinggi Signifikan

4c 0,90 Sangat Tinggi Signifikan

Soal Pemecahan Masalah

5 0,81 Sangat Tinggi Signifikan

6 0,85 Sangat Tinggi Signifikan

7 0,90 Sangat Tinggi Signifikan

8 0,39 Rendah Signifikan

Berdasarkan Tabel di atas, disimpulkan bahwa nilai korelasi masing-masing item ke dalam kategori cukup (sebanyak 15,4%), kategori tinggi (31%), kategori sangat tinggi (38%), dan kategori rendah (15,4%). Perhitungan secara terperinci dapat dilihat pada lampiran C hal.181.

b. Analisis Reliabilitas Tes

(7)

r11 : Reabilitas tes secara keseluruhan n : Banyak soal

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas, kemudian ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti interpretasi menurut J.P. Guilford (Suherman , 2003:139), yaitu:

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Interval Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Soal aspek koneksi matematik, diperoleh nilai r11 adalah 0,86 yang termasuk kategori reliabilitas sangat tinggi.

(8)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka tes ini tergolong baik karena mempunyai reliabilitas tinggi. Perhitungan yang lebih terperinci dapat dilihat pada lampiran C hal.182.

c. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal yang membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda atau indeks diskriminasi tes adalah dengan membagi dua subjek, menjadi bagian 50%-50% setelah diurutkan menurut peringkat perolehan skor hasil tes. Dalam menentukan daya pembeda tiap butir soal menggunakan rumus (disesuaikan dari Suherman, 2003:161)

IA S S

DPAB

Keterangan :

DP : daya pembeda,

SA : jumlah skor pada kelompok atas yang menjawab benar, SB : jumlah skor pada kelompok bawah yang menjawab benar, IA : jumlah skor ideal salah satu kelompok.

(9)

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi Soal

0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00

Kurang baik Cukup

Baik Sangat baik

Berdasarkan hasil perhitungan, daya pembeda hasil uji coba diperoleh pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Daya Pembeda

Koneksi Matematik

No. Daya Pembeda

Soal Nilai Interpretasi

1 0,03 Kurang Baik

2a 0,37 Cukup

2b 0,40 Cukup

3a 0,33 Cukup

3b 0,53 Baik

3c 0,37 Cukup

4a 0,31 Cukup

4b 0,33 Cukup

4c 0,43 Baik

Pemecahan Masalah Matematik

5 0,31 Cukup

6 0,39 Cukup

7 0,37 Cukup

(10)

d. Analisis Tingkat Kesukaran

Menganalisis tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung berdasarkan jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes. Skor hasil tes yang diperoleh siswa diklasifikasikan atas benar dan salah seperti pada analisis daya pembeda. Sedangkan rumus yang digunakan digunakan adalah :

r r

I S

TK , (Suherman, 2003:170)

Keterangan:

TK : Tingkat kesukaran.

Sr : Jumlah skor siswa yang menjawab soal dengan benar. Ir : Jumlah skor ideal

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kategori Soal

0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00

Sukar Sedang Mudah

Berdasarkan perhitungan, tingkat kesukaran soal hasil uji coba diperoleh seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran

Koneksi Matematik

No. Tingkat Kesukaran Soal Nilai Interpretasi

1 0,19 Sukar

2a 0,65 Sedang

(11)

3a 0,77 Mudah

3b 0,67 Sedang

3c 0,78 Mudah

4a 0,60 Sedang

4b 0,57 Sedang

4c 0,70 Sedang

Pemecahan Masalah Matematik

5 0,55 Sedang

6 0,56 Sedang

7 0,55 Sedang

8 0,26 Sukar

Berdasarkan analisis hasil uji coba soal, baik validitas, reliabilitas tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal, peneliti mengambil kesimpulan soal nomor 1 dan nomor 8 tidak dipakai sebagai soal instrumen penelitian (dibuang). Rekapitulasi keseluruhan analisis hasil uji coba soal instrumen, disajikan dalam lampiran C hal. 185.

2. Format Observasi

Format observasi digunakan untuk mengukur kegiatan siswa selama proses pembelajaran dan pada waktu tes individu diberikan. Aktivitas siswa diamamati oleh peneliti yang berperan sebagai guru, aktivitas siswa yang diamati mencakup:

(12)

b. Pada waktu tes individu aktifitas yang diamati ketekunan/ keseriusan kemandirian, dan keuletan siswa dalam mengerjakan soal tes.

3. Skala Pendapat Siswa

Skala sikap digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang diberikan. Pertanyaan-pertanyaan disusun dalam bentuk pertanyaan tertutup, tentang pendapat siswa.

Model Skala sikap yang digunakan adalah model skala sikap Likert. Tes skala sikap diberikan kepada siswa pada kelompok eksperimen setelah semua kegiatan pembelajaran berakhir yaitu setelah postes. Skala sikap pada penelitian ini terdiri atas 25 butir pertanyaan dengan empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Empat pilihan ini, berguna untuk menghindari sikap ragu-ragu atau rasa aman untuk tidak memihak pada suatu pernyataan yang diajukan.

Respon siswa pada angket dianalisis menggunakan dua jenis skor respon yang dibandingkan yaitu, skor respon siswa yang diberikan melalui angket dan skor respon netral. Jika skor subjek lebih besar dari pada jumlah skor netral, maka subyek tersebut mempunyai sikap positif. Sebaliknya jika skor subjek kurang dari jumlah skor netral maka subjek tersebut memiliki sikap negatif.

Menurut Sumarmo (dalam Putri, 2006) butir skala sikap yang diambil untuk dianalisis, diseleksi dengan menggunakan seleksi butir skala sikap dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

(13)

2) Menentukan kelompok tinggi dan kelompok rendah (sekitar 25% atau 30%)

3) Menentukan mean skor kelompok tinggi (xT ) dan kelompok rendah (xR ) 4) Tentukan variansi sT2 dsan sR2

5) Hitung satatistik t dengan rumus:

)

x = rata-rata kelompok atas

R

x = rata-rata kelompok bawah

n = banyaknya siswa kelompok atas atau kelompok bawah

Selanjutnya validitas butir diestimasi dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel . Jika thitung > ttabel maka butir skala sikap tersebut mempunyai validitas isi yang baik sehingga dapat digunakan

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan, yaitu data kuantitatif berupa hasil tes kemampuan koneksi dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dan data kualitatif berupa hasil observasi dan skala pendapat siswa.

1. Data kuantitatif

(14)

perlakuan penerapan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif model CIRC, dianalisa dengan cara membandingkan skor pretes dan postes.

Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1 :

H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematika siswa yang memperoleh pembelajaran Kooperatif model CIRC dan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional sama.

H1 : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang memperoleh pembelajaran Kooperatif model CIRC lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional.

Hipotesis 2 :

H0 : Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh pembelajaran Kooperatif model CIRC dan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional sama.

(15)

Hipotesis 3 :

H0 : Tidak terdapat keterkaitan antara kemampuan koneksi dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

H1 : Terdapat kaitan yang signifikan antara kemampuan koneksi dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan uji perbedaaan dua rata-rata (uji-t) dengan taraf signifikan  = 0,05 dan derajat kebebasan dk= (ne + nk – 2), dengan kriteria uji H0 diterima jika thitung < ttabel (Ruseffendi,1998:278) dan dalam keadaan lain H0 ditolak.

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji perbedaan rata-rata, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata skor hasil pretes dan postes menggunakan rumus

b. Menghitung deviasi standar pretest dan postest menggunakan rumus:

c. Menghitung indek gain (g) ternormalisasi dengan rumus:

(16)

Keterangan :

< g > : Gain Ternormalisasi Spos : Skor postes

Spre : Skor Pretes Sideal : Skor Ideal

Adapun kriteria indeks gain adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi

Skor Gain Interpretasi

g < 0,3 SPSS 17.0 uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov). (Uyanto, 2009: 37).

e. Menguji homogenitas varians dengan (Levene Statistic).(Uyanto, 2009:40) f. Perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan pemecahan masalah

diketahui dengan melakukan uji perbedaan rata-rata atau uji-t, rumusnya adalah sebagai berikut:

)

(17)

Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, dengan kriteria pengujian H0 diterima bila nilai signifikan > �, sedangkan dalam keadaan lainnya tolak H0, pada taraf signifikan (�=0,05) (Uyanto, 2009: 88). Jika sebaran data normal dan homogen, dilakukan dengan uji-t (Independent Samples t-Test) dan jika sebaran data tidak normal, dilakukan dengan uji uji non-parametrik U. Mann Whitney (2-independent Samples). Perhitungan lengkap disajikan pada lampiran D hal.197

g. Hubungan yang signifikan antara kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik siswa, diketahui dengan melakukan Uji Korelasi. Jika sebaran data berdistribusi normal, dilakukan dengan uji korelasi Product Moment Pearson

Diagram 3.1

Langkah-langkah uji perbedaan rata-rata

Data

Tidak normal Deviasi Standar

Rata-rata

Uji Normalitas

Indeks Gain

Uji Mann-Whitney

Uji Non Parametrik

(Uji t’)

Uji Mann-Whitney

Uji Parametrik ( Uji t)

Uji Homogenitas Tidak homogen normal

(18)

Pengujian hipotesis ke-3 digunakan uji korelasi. Jika data sebaran normal maka perhitungan dilakukan dengan uji korelasi Product Moment Pearson, sedangkan jika sebaran data tidak normal maka perhitungan menggunakan uji statistik non parametrik. Karena data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka pengujiannya tidak menggunakan uji non parametrik pengganti uji-t yaitu uji Mann-Whitney atau uji Wilcoxon.

2. Data kualitatif

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah data hasil observasi dan skala sikap. Data hasil observasi yang dianalisa adalah aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan pada waktu tes individu diberikan. Sedangkan, hasil skala pendapat penganalisaannya difokuskan pada respons siswa terhadap model pembelajaran yang diberikan, yaitu pembelajaran model CIRC.

Data dianalisa dengan menggunakan pemberian skor butir skala sikap model Likert. Penskoran respon pada tiap pernyataan dinyatakan secara tidak seragam, yaitu dengan berdasarkan sebaran respon siswa pada suatu butir pernyatan (Anwar, 2003). Pemberian skor pada item skala sikap dilakukan seperti pada pernyataan 1 dalam Tabel 3.13. berikut:

Tabel 3.9 Pemberian Skor Item Skala Sikap Pernyataan 1

No. Nilai Jenis Respon

SS S TS STS

1. Frekuensi (f) 18 12 6 0

2. Proporsi (p) 0,50 0,33 0,17 0,00

3. Kumulatif p 1,00 0,50 0,17 0,00

(19)

5. Nilai Z daftar 0,67 -0,43 -1,38 -3,49 6. Nilai Z daftar + 4,49 5,16 4,06 3,11 1,00

7. Pembulatan Z 5 4 3 1

8. Skor 5 4 3 1

Berdasar Tabel 3.9 untuk pernyataan 1, proporsi kumulatif (pk) adalah proporsi dalam suatu kategori (=0,50) ditambah dengan proporsi kategori disebelah kanannya (=0,33), titiik tengah kumulatif atau pktengah = ½ p + pkb , dengan pkb adalah proporsi kumulatif dalam kategori di sebelah kirinya. Jadi pktengah = ½ (0,50) + 0,50 = 0,75 dst. Nilai deviasi z merupakan harga z untuk masing-masing pktengah.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dari tiga tahap, yaitu: 1) tahap persiapan; 2) tahap pelaksanaan; dan 3) tahap analisis data. Uraian ketiga tahap tersebut adalah: 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dimulai setelah proposal diterima dalam seminar untuk ditindaklanjuti dalam penelitian. Kemudian, menghubungi MTs Negeri Tanggeung Kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat yang akan dijadikan tempat penelitian. Selanjutnya, menyusun kisi-kisi dan instrumen tes serta merancang pengembangan bahan ajar yang validasi isinya dilakukan oleh kedua dosen pembimbing. Berikutnya, dilakukan revisi, diujicobakan di luar subjek penelitian, dan dianalisis hasilnya.

(20)

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan diawali dengan memberikan pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing selama 120 menit. Selanjutnya, pembelajaran dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan. Banyaknya jam pelajaran matematika adalah 4  40 menit per minggu yang dibagi dalam 2 pertemuan. Saat pembelajaran berlangsung peneliti berperan sebagai guru matematika dengan pertimbangan agar tidak terjadi pembiasan dalam perlakuan terhadap masing-masing kelompok yang diteliti. Dengan demikian, pengamatan kegiatan siswa dilakukan langsung oleh peneliti dan guru matematika. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan postes di kedua kelas dengan soal-soal yang diujikan sama dengan soal-soal pretes serta pengisian angket pendapat siswa di kelas eksperimen. Selanjutnya, semua data yang terkumpul dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan.

3. Tahap Analisis Data

Gambar

Tabel 3.1 Koefisien Validitas
Tabel 3.2 Rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Daya Pembeda
+4

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi dari me- tode ini adalah bagaimana permasalahan dianalisa dari aspek regulasi (Rule), peluang (Oppotunity), kemampuan (Capacity), komunikasi (Communication),

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang khasiat antibakteri ekstrak n -heksana dan etilasetat daun Gulma Siam ( Chromolaena odorata (L.)

Tugas Akhir yang berjudul “Analisa Sifat Mekanis dan Mikrografi Pada Piston Panther” ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata

Biosaintropis Kajian Potensi Wisata dan Persepsi Wisatawan …Wisata Hutan 58 ( Calophyllum inophyllum L.), duwe’ atau juwet ( Syzygium cumini ) dan accem atau

Jika dalam sebuah masalah memuat kata-kata seperti di atas, maka hal ini merupakan indicator bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan

Untuk Peserta yang mewakili/dikuasakan membawah Surat Kuasa dari Pimpinan Perusahaan yang namanya tercantum dalam Akta Pendirian atau Akta Perubahan (apabila ada

Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah pengambilan keputusan oleh petani, dengan judul Pengambilan Keputusan Pemilihan Jenis Tanaman dan Pola Tanam di Lahan Hutan Negara

2010.Analisis Faktor Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa (Studi Pada Usaha Jasa Mikro Kampus Undip Pleburan).Fakultas Ekonomika dan Bisnis