• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU KESEHATAN PADA PEMULUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU KESEHATAN PADA PEMULUNG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU KESEHATAN PADA PEMULUNG

SKRIPSI

Oleh: Ghea Rezky

(2)

PERILAKU KESEHATAN PADA PEMULUNG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Ghea Rezky

07810201

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Perilaku Kesehatan Pada Pemulung”. Penulisan skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Hudaniah, M. Si., Psi dan Ibu Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M. Psi selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Subjek penelitian (para pemulung) yang berada di kota Cirebon yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

5. Kedua orang tua, Apih dan Amih yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

(5)

7. Teman- teman angkatan 2007 khususnya kelas D yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya, bagi para pembaca pada umumnya dan juga bagi perkembangan psikologi kesehatan.

Malang, Oktober 2011 Penulis

(6)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kesehatan ... 7

1 Definisi Perilaku Kesehatan ... 7

2 Klasifikasi Perilaku Kesehatan ... 8

3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan ... 15

4 Pengukuran dan Indikator Perilaku ... 17

B. Pemulung ... 19

1. Definisi Pemulung ... 19

2. Kriteria Pekerjaan sebagai Pemulung ... 20

(7)

4. Peralatan yang Digunakan ... 22

C. Kerentanan Pemulung terhadap Kesehatan ... 22

D. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 25

B. Batasan Istilah ... 25

C. Subyek Penelitian ... 26

D. Konteks Penelitian... 27

E. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan data . 27 F. Prosedur Penelitian ... 29

G. Analisa Data ... 30

H. Keabsahan Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

1. Deskripsi Subyek dan Informan Penelitian ... 33

2. Deskripsi Data ... 35

B. Analisa Data ... 50

C. Pembahasan ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran- saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 4.1 : Identitas Subjek... 34

Tabel 4.2 : Identitas Informan ... 35

Tabel 4.3 : Analisa Data Subjek N ... 51

Tabel 4. 4 : Analisa Data Subjek E... 52

Tabel 4. 5 : Analisa Data Subjek K ... 54

Tabel 4. 6 : Analisa Data Subjek S ... 56

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar 1 : kondisi kali tempat segala aktivitas subjek ... 126

Gambar 2 : kondisi kali tempat mencuci ... 126

Gambar 3 : kondisi rumah subjek N ... 127

Gambar 4 : kondisi rumah subjek N tampak samping ... 127

Gambar 5 : kondisi atap rumah subjek N... 128

Gambar 6 : dinding rumah subjek E ... 128

Gambar 7 : kondisi rumah bagian dalam subjek E ... 129

Gambar 8 : kursi ruang tamu subjek E ... 129

Gambar 9 : dapur dan MCK rumah subjek E ... 130

Gambar 10: peralatan dapur subjek E ... 130

Gambar 11: kondisi rumah bagian depan subjek K ... 131

Gambar 12: kondisi kamar tidur subjek K ... 131

Gambar 13: MCK rumah subjek K ... 132

Gambar 14: pompa air rumah subjek K ... 133

Gambar 15: kondisi got belakang rumah subjek K ... 133

Gambar 17: kondisi ruang tamu subjek R ... 134

Gambar 18: gudang penyimpanan barang- barang hasil mulung subjek R ... 134

Gambar 19: MCK rumah subjek R ... 135

Gambar 20: tempat mencuci piring subjek R ... 135

Gambar 21: Puskesmas setempat ... 136

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1: Guide Wawancara ... 67

Lampiran 2: Guide Observasi ... 73

Lampiran 3: Verbatim Interview Subjek Penelitian ... 78

Lampiran 4: Hasil Observasi ... 99

Lampiran 5: Verbatim Informan ... 106

Lampiran 6: Denah Rumah Subjek ... 113

Lampiran 7: Hasil Survey Awal di Cirebon ... 118

Lampiran 8: Foto- foto Kondisi Rumah Subjek Penelitian ... 126

Lampiran 9: Inform Consent ... 137

Lampiran 10: Hasil Survey Di TPA- TPA ... 142

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2010). Dibalik Kehidupan Pemulung. Diakses 28 Maret 2011 dari http://yanrehsos.depsos.go.id

Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ghofur, Abdul. (2009). Manusia Gerobak: Kajian Mengnenai Taktik- Taktik Pemulung Jatinegara Di Tengah Kemiskinan Kota. Diakses 26 April 2011 dari http://smeru.or.id/report/research/manusiagerobak/manusiagerobak.pdf Hanurawan dan Diponegoro. (2005). Psikologi Sosial Terapan dan Masalah-

masalah Sosial. Yogyakarta: UAD Press

Imelda, H. Sandra. (2002). Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat menuju paradigma sehat. Diakses 16 Mei 2011 dari

http://eprint.ui.ac.id/6443/1/71470-T3046-Faktor%20sosial%20budaya-TOC.pdf

Kartu Jamkesda Pun Diperjualbelikan hingga Rp. 2 Juta. (2011, 06 April). Kompas, hal. 26

Marimbi, Hanum. (2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Niven, Neil. (2000). Psikologi Kesehatan: pengantar untuk perawat dan professional kesehatan lain. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta ___________________. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Rep- apun. (2011). Subsidi Dana Kesehatan Bagi Warga Miskin. Diakses tanggal 16 Maret 2011 dari http://jabarprov.go.id

Santoso, Djoko. (2010). Orang Miskin Boleh Sehat. Surabaya: Jaring Pena

Sarudji, Anwar, S., Suparni, I., & Datta, Sri M. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat jilid 1. Jakarta: Bakti Husada

(12)

Susanti, Eka Yana Erfi. (2007). Pemulung di TPA Winong Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara dalam Memanfaatkan Puskesmas. Diakses tanggal 26 April 2011 dari http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/ HASH0169/8a145d21.dir/doc.pdf

Tayloy, E. Shelly., Peplau, Anne Letitia., & Sears, O David. (2009). Psikologi sosial edisi dua belas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Widodo, Rohmad. (1999). Upaya Pemulung untuk Meningkatkan Taraf Hidupnya.Laporan Penelitian. Malang: UMM

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kondisi yang memprihatinkan yang dialami oleh bangsa Indonesia setiap tahunnya adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat. Pertumbuhan jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah 237,6 juta jiwa sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebanyak 0,64% (Anon: 2010). Akibat bertambahnya jumlah penduduk maka permasalahan yang dialami pun semakin banyak dan kompleks salah satunya dalam penyediaan kebutuhan dasar penduduk seperti pangan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, transportasi, energi dan sebagainya. Sempitnya lapangan kerja yang disediakan oleh pemerintah menyebabkan banyak orang kesulitan untuk mencari pekerjaan, salah satunya bagi mereka yang memiliki pendidikan rendah sedangkan pekerjaan-pekerjaan yang ada memerlukan persyaratan yang tinggi seperti pendidikan, pengalaman kerja dan ketrampilan yang memadai atau tinggi. Oleh karena itu, jumlah lapangan usaha dalam sektor informal semakin meningkat yang pada dasarnya tidak memerlukan modal ataupun ketrampilan yang tinggi sebagai persyaratannya seperti salah satunya adalah pekerjaan sebagai pemulung yang hadir sebagai akibat dari keterbatasan pekerjaan.

(14)

2

setiap harinya. pekerjaan sebagai pemulung adalah individu yang bekerja dengan cara memunguti dan mengumpulkan barang- barang bekas. Pemulung adalah orang yang kegiatannya mengambil dan mengumpulkan barang- barang bekas yang masih memiliki nilai jual yang kemudian akan dijual kepada juragan barang bekas (Lestari: 2005). Jadi, pemulung adalah orang yang bekerja dengan cara memunguti dan mengumpulkan barang- barang bekas yang terdapat diberbagai tempat seperti pinggiran jalan, pasar, terminal, tempat pembuangan sampah sementara dan tempat pembuangan sampah akhir. Di samping itu juga, para pemulung telah banyak berperan dalam proses daur ulang barang-barang bekas dan juga banyak membantu dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Kebanyakan pemulung bekerja dimulai dari jam 03.00 atau jam 06.00 wib sampai dengan 18.00 wib dengan penghasilan yang diperoleh setiap harinya adalah berkisar antara Rp 15.000,00- Rp 30.000,00 per hari. Penghasilan yang diperoleh dari hasil memunguti tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti membeli beras, minyak tanah dan biaya sekolah anak- anaknya. Mereka bekerja hanya dengan menggunakan peralatan yang sederhana dalam melakukan pekerjaannya. Hal itu terlihat dari hasil observasi sementara yang dilakukan sekitar bulan September 2010 di berbagai tempat seperti pinggiran jalan, perumahan, tempat pembuangan sampah sementara dan terminal yaitu mereka hanya menggunakan peralatan seperti karung beras yang berukuran besar atau karung goni, gerobak bahkan becak sambil membawa pengait atau penjepit sampah dan benda panjang yang pada bagian ujungnya terdapat banyak paku yang menempel.

(15)

3

Selain itu, pekerjaan sebagai pemulung memiliki dampak terhadap kesehatan mereka yang dikarenakan berbagai hal seperti kondisi lingkungan pekerjaan yang kotor, berbahaya dan merupakan sarang dari berbagai penyebab penyakit karena mereka bekerja setiap harinya berkumun dengan sampah yang secara kimia banyak dari sampah- sampah tersebut berbahaya seperti botol- botol bekas rumah sakit, paku yang berkarat dan lain- lain. Secara umum, jenis sampah dapat dibagi menjadi dua yaitu sampah organik atau sampah basah dan sampah anorganik atau sampah kering. Sampah jenis organik atau sampah basah itu lebih mudah membusuk dan hal itu berbahaya untuk kesehatan. Hal itu dapat dilihat dari hasil observasi sementara yang dilakukan sekitar bulan September 2010 yang bertempat di tempat pembuangan sampah sementara yaitu didapat bahwa perilaku ketika makan, mereka tidak mencuci tangan terlebih dahulu padahal sebelumnya memegang sampah, makan dari hasil memunguti sayuran bekas di pasar, mengenakan pakaian yang kotor, tidak mengenakan alas kaki, sarung tangan ataupun masker dan kemudian langsung masuk ke dalam kubangan atau bak sampah.

Tidak jarang dengan kondisi seperti itu menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang memungkinkan mereka alami. Gangguan kesehatan yang memungkinkan mereka alami adalah penyakit kulit (gatal- gatal, enzim basah, panu, tinea pedis,dan scabies), disentri, diare, muntaber, penyakit saluran pernapasan dan

lain- lain (Admin: 2010). Pemulung merupakan golongan masyarakat dari kalangan ekonomi ke bawah, tidak jarang ketika mereka sakit, mereka terbentur dengan biaya pengobatan yang sangat mahal sedangkan dana atau anggaran yang disediakan oleh pemerintah belum memadai.

(16)

4

oleh peneliti dari Unpad, Kondrat Wibowo dalam seminar “Sehari Bagi Pengelola Program Tingkat Provinsi Jawa Barat dalam Rangka Optimalisasi Pemanfaatan Hasil SDK” mengatakan bahwa dana kesehatan pada wilayah Jawa Barat untuk masyarakat miskin yang disubsidi oleh pemerintah adalah untuk puskesmas sebesar Rp 7.000,00 per orang per tahun dan rumah sakit sebesar Rp 500.000,00 per orang per tahun (Rep- apun: 2011). Namun, anggaran kesehatan untuk masyarakat miskin belum sepenuhnya mereka rasakan karena pembagian yang tidak merata untuk setiap daerahnya dan dikarenakan oleh ketidaktahuan tentang prosedur penggunaan jamkesmas yang mereka terima dari pemerintah (Susanti: 2007) dan kompas (2011, 06 April) menguraikan bahwa adanya tindak perjualbelian kartu tersebut yang dilakukan oleh berbagai oknum pengurus rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) setempat. Hal itu juga dikarenakan Indonesia memiliki beribu kepulauan dan tidak jarang juga kartu sehat itu tidak berlaku lagi atau ada obat yang tidak tersedia di sana dan tidak terdaftar dalam daftar obat Askeskin sehingga mereka harus membelinya sendiri. Apalagi untuk mereka yang bekerja sebagai pemulung yang pada dasarnya ada yang tidak memiliki tempat tinggal yang jelas sehingga untuk memperoleh dana kesehatan dari pemerintah sangat sulit (Santoso: 2010).

Oleh karena itu, tidak jarang pemulung berobat ke rumah sakit ataupun puskesmas hanya ketika mereka benar- benar merasa tidak mampu dan selanjutnya mereka hanya mengobati diri mereka ketika sakit dengan cara yang tradisional atapun secara mandiri. Hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susanti (2007) bahwa pengobatan atau upaya yang mereka lakukan ketika sakit adalah membeli obat di warung, membuat jamu sendiri dari daun- daunan yang ada di kebunnya, kerokan dan kalau sudah parah pergi ke mantri kesehatan

Selanjutnya juga berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2007) mengatakan bahwa pemulung memiliki persepsi yang kurang benar mengenai sehat dan sakit yang pada akhirnya berpengaruh terhadap perilaku kesehatannya. Menurut Skinner (Notoatmodjo: 2010), mendefinisikan perilaku kesehatan (health behavior) adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan

(17)

5

Menurut Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2010) membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan menjadi tiga, yakni perilaku sehat (healthy behavior), perilaku sakit (illness behavior) dan perilaku peran orang sakit (the sick role behavior). Perilaku sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau tindakan

untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Perilaku sakit adalah segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatan atau rasa sakitnya. Perilaku peran sakit adalah perilaku yang terkait dengan hak seperti misalnya hak untuk memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan dan sebagainya dan kewajiban orang sakit yaitu memberitahuan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter atau petugas kesehatan lain, tidak menularkan penyakit pada orang lain dan sebagainya.

Oleh karena kondisi lingkungan pekerjaan pemulung tidak sehat dan kotor, maka hal itu menjadi salah satu penyebab mereka lebih rentan mengalami gangguan kesehatan. Hal itu didukung pula dengan kondisi dimana pendapatan yang diperoleh minim setiap harinya dan pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan tentang kesehatan pun minim dan keterbatasan biaya berobat ketika sakit yang berakibat pada mereka akan berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan jika dirasa sudah parah dan menghambat pekerjaan mereka. Para pemulung juga memiliki konsep yang salah tentang sehat dan sakit sehingga berpengaruh terhadap perubahan perilaku mereka terkait dengan kesehatannya.

(18)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimanakah gambaran perilaku kesehatan yang terdiri dari perilaku sehat, perilaku sakit dan perilaku peran sakit yang dimunculkan oleh pemulung?

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai perilaku kesehatan yang terdiri dari perilaku sehat, perilaku sakit, dan perilaku peran sakit yang dimunculkan oleh pemulung.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu psikologi dalam bidang kesehatan dan sosial, khususnya berhubungan dengan perilaku kesehatan yang dimunculkan oleh pemulung.

2. Secara praktis

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Menteri Koordinator ini mulai berlaku, seluruh jabatan dan pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Sekretariat DJSN berdasarkan Peraturan

Berdasarkan prosesnya inovasi Smart Card yang berada di UPTD Terminal Purabaya-Bungurasih termasuk Sustaining innovation (inovasi terusan) merupakan proses inovasi yang

Soal no.23 yaitu, “apakah anda mempunyai keinginan untuk tidak melakukan aktivitas olahraga?” dari 120 siswa, 18 siswa (15%) menjawab IYA, jadi 18 siswa tersebut

[r]

berjudul “Efektifitas Trichoderma harzianum dan Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah ( Capsicum annuum L.) di Media

Stres yang dialami oleh atlet remaja bukan hanya dari tuntutan dan juga perubahan-perubahan itu saja melainkan juga terdapat stres lain yang berasal dari

Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel kompetensi, independensi, dan pemanfaatan teknologi informasi secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan keterampilan kognitif (intelektual), manual, dan sosial. Keterampilan kognitif melibatkan peserta didik