• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 22/PUU-XIII/2015 MENGENAI PENGUJIAN UNDANG-UNDANG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 TERKAIT PENGANGKATAN KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 22/PUU-XIII/2015 MENGENAI PENGUJIAN UNDANG-UNDANG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 TERKAIT PENGANGKATAN KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ELECTRONIC THESIS AND DISSERTATION UNSYIAH

TITLE

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 22/PUU-XIII/2015 MENGENAI PENGUJIAN UNDANG-UNDANG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 TERKAIT PENGANGKATAN KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA

ABSTRACT

ABSTRAK

Fadhil Mardiansyah, STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH

2016 KONSTITUSI NOMOR 22/PUU-XIII/2015 MENGENAI PENGUJIAN UNDANG-UNDANG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 TERKAIT PENGANGKATAN KAPOLRI DAN PANGLIMA TNI

Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (v,84), pp, bibl, app

(Sufyan, S.H., M.H.)

Salah satu kewenangan Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut MK) sebagaimana telah diatur dalam Pasal 24C UUD NRI 1945 yaitu menguji Undang-Undang terhadap UUD NRI 1945. Putusan MK Nomor 22/PUU-XIII/2015 mengenai keterlibatan DPR dengan memberikan persetujuan dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri dan Panglima TNI. Pasal-pasal yang diujikan ke MK yaitu Pasal 11 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan Pasal 13 ayat (2), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), ayat (9) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Menurut para Pemohon pasal-pasal tersebut bertentangan dengan UUD NRI 1945.

Studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan pertimbangan hukum dari Hakim MK dalam menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo dan melakukan analisa konsekuensi yuridis terhadap putusan a quo.

Studi kasus ini merupakan penelitian Normatif, yang artinya data diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan (library research). Studi kepustakaan dilakukan dengan maksud memperoleh data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.

Hasil penulisan menunjukkan bahwa MK telah memutuskan menolak semua permohonan untuk seluruhnya. Adapun pertimbangan hukum dari MK bahwa terkait dengan kedudukan hukum (legal standing) para Pemohon, serta dalam pokok permohonan yang mejelaskan bahwa undang-undang aquo tidak bertentangan dengan UUD NRI 1945 yang dikarenakan setelah perubahan UUD NRI 1945 Indonesia menganut sistem checks and balance antar lembaga negara. Adapun analisa dari putusan ini adalah keterlibatan DPR dengan memberikan persetujuan dalam pengangkatan Kapolri dan Panglima TNI sangat berpotensi disimpangi dan dijadikan alat bargaining politik serta dapat menimbulkan praktik politik uang (money politic), sehingga DPR lebih baik memberikan pertimbangan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa yang menjadi penyebab MK menolak permohonan Pemohon karena tanah yang dipermasalahkan Pemohon adalah tanah orangtuanya yang statusnya

Yang Mulia, kesimpulan kami dari Pihak Terkait adalah pertama Pemohon tidak memiliki kedudukan hukum atau legal standing untuk mengajukan permohonan keberatan terhadap

Bahwa berdasarkan paparan di atas, Pemohon telah memenuhi kualifikasi sebagai Pemohon perorangan warga negara Indonesia dan permohonan pengujian undang-undang tersebut

6) Bahwa dengan demikian secara sah dan menyakinkan, Pemohon tidak mempunyai kedudukan hukum (legal standing) sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 158 ayat (2)

Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, dengan demikian Pemohon mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan pembatalan “Keputusan Komisi Pemilihan

Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Pemohon mempunyai kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor … tentang … (Penetapan

Kemudian dengan adanya kedudukan hukum (legal standing) sebagaimana telah diuraikan dan dijelaskan sebelumnya adalah menjadi suatu kebodohan dan juga penghianatan hatinurani

Untuk lebih melengkapi permohonan Pemohon tentang sumpah jabatan yang dalam permohonan tanggal 12 Mei 2014 perihal Permohonan Menguji Undang- undang terhadap Undang-Undang Dasar