• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setelah China, India menempati urutan kedua dengan jumlah penduduk

terpadat di dunia. Penduduk India bertambah 181 juta jiwa dalam sepuluh tahun

terakhir pada tahun 2011.1 Dan pada tahun itu pula jumlah penduduk India

mencapai 1.21.01.93.422jiwa.2 Jumlah peningkatan penduduk yang hampir 1,2

milyar jiwa dengan tingkat pendidikan yang rendah serta tingkat kemiskinan

yang masih tinggi terdapat di setiap wilayahnya menjadikan India negara yang

rawan akan ancaman unstabilitas baik dari sektor eknomi, politik, dan sosial.

Dalam latar belakang ini akan dibahas secara singkat mengenai sejarah panjang

perekonomian India mulai dari awal kemerdekaannya hingga reformasi ekonomi

yang dilakukan India di tahun 1991 sampai ekonomi India dapat terintegrasi

dengan dunia internasional khususnya dengan negara-negara di kawasan Asia

Tenggara.Pada tahun 1947 setelah meraih kemerdekaan dari Britania Raya,

perekonomian India berjalan amat lambat. Hal itu dikarenakan India memilih

sebuah sistem perekonomian yang cendrung tertutup dan sulit ditembus oleh

pasar.

1

Dalam Provisio al Populatio Totals : I dia : Ce sus . Diakses melalui

http://censusindia.gov.in/2011-prov-results/indiaatglance.html. Diakses pada tanggal 15 Nopember 2013.

2

(2)

2 Pemerintah saat itu menerapkan sistem ekonomi yang tidak pro pasar

dimana terdapat campur tangan serta kontrol kuat pemerintah dalam setiap

kegiatan ekonomi. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya India

juga mengandalkan subtitusi impor.3 Sistem perekonomian yang cendrung

tertutup tersebut merupakan warisan ajaran Mahatma Gandhi yang dikenal dengan

swadeshi (gerakan cinta produk dalam negri).4 Tidak hanya itu, hampir 80%

penduduk India tinggal di pedesaan yang sepertiga dari penduduknya hidup

dibawah garis kemiskinan. Beberapa yang menjadi faktor kemiskinan di India

pada awal kemerdekaan adalah pertumbuhan polulasi manusia yang tidak

seimbang dengan jumlah sumber daya tanah dan kapital yang terbatas. Selain itu

besarnya tingkat buta huruf di India serta minimnya infrastruktur guna

menjangkau masyarakat India yang berada di berbagai wilayah pedalaman juga

menjadi salah satu faktor yang menjadikan distribusi barang/ jasa dalam konteks

ekonomi dan pendidikan menghadapi dilema. Di satu sisi pemerintah dituntut

segera membuka jalan agar roda ekonomi dapat berputar dan dinikmati secara

merata, namun di sisi lain terdapat ganjalan-ganjalan yang menghambat roda

tersebut untuk berputar.

Mahatma Gandhi yang dikagumi oleh dunia atas anjurannya untuk sikap

tanpa kekerasan dan desakan moral untuk membantu orang-orang miskin,

mendukung kebijakan yang bertujuan untuk memastikan kemerdekaan ekonomi

India dari industrialisasi barat. Selain kemerdekaan masyarakat India juga

3

Dalam Iptek Mendongkrak Ekonomi India . Diakses melalui

http://herivirpat.multiply.com/journal/item/ Diakses tanggal 29 Januari 2013.

4“u a, Taufa . Dala

(3)

3 membutuhkan kesejahteraan, bagi Gandhi apalah arti kemerdekaan tanpa

kesejahteraan, baginya hal tersebut tidaklah jauh berbeda dengan India yang

masih berada di tangan penjajah. Jauh sebelum merdeka, Gandhi telah dikenal

dengan gerakan roda pintalnya. Gandhi menganjurkan alat-alat prouksi

tradisional salah satunya dengan menggunakan alat pintal dari kayu, yang mana

masing-masing keluarga harus memiliki mesin pintal sederhana untuk

memproduksi kain.dan meminta rakyat India untuk berhenti memakai pakaian

impor serta menggunakan barang-barang impor lainnya, sebagai bentuk

pemberontakan keterkaitan ekonomi dengan kekuasaan kolonialisme. Namun

hal tersebut tidaklah cukup untuk mengantarkan masyarakat India dengan

jumlah populasinya yang besar untuk keluar dari jurang kemiskinan.

Di tahun 1947, Perdana Menteri India Jawaharal Nehru melakukan

berbagai macam terobosan baru dalam bidang ekonomi, seperti perencanaan

ekonomi serta kontrol ekonomi versi India dengan menciptakan komisi

perencanaan India selain itu Nehru juga membuat rencana lima tahunan di tahun

1951. Pada masa pemerintahannya Nehru melakukan pembangunan disektor

pertanian dan irigasi. Meskipun ekonomi India mendekati kestabilan dengan

adanya peningkatan hasil panen dan industrialisasi, di sisi lain juga terjadi

kelaparan, pengangguran, dan kemiskinan di India. Nehru merupakan

pendukung sosialisme, Perencanaan terpusat seperti yang dijalankan China dan

Soviet menjadi sangat populer selama pacsca perang dunia II.

Gandhi dan Nehru memiliki impian untuk membuat India sebagai negara

yang swasembada. Mereka takut bahwa investor asing akan menjadi British East

(4)

4 asing untuk berinvestasi di India, begitupun sebaliknya sulit bagi perusahaan

India untuk mengekspor barang, dan amat mahal bagi India untuk mengimpor

barang. Apa yang disebut dengan rezim inward looking selalu di

gembor-gemborkan oleh PM Nehru dan penasihatnya Mahalanobis. Namun cara

pandang yang dikenal dengan Nehruvian Vison hanyalah sebuah manifest yang

membelengu India hampir selama 40 tahun hingga 1991. Gandhi dan Nehru

merupakan guru India, semenjak pasca kolonial ajaran anti industri

Mahatmagandhi dan sosialisme Jawaharlal Nehru telah bersama-sama

menyebabkan India menarik diri dari ekonomi dunia setelah India

memenangkan kemerdekaan dari Inggris 1947.

Meskipun mereka berdua telah tiada, namun filosofi dan ide-ide mereka

tetap dihormati selama puluhan tahun lamanya setelah kematian mereka. Partai

kongres yang didirikan oleh Gandhi dan Nehru, meneruskan desakan swasembada

dan mencegah India yang merdeka bergabung dengan ekonomi global. Pada awal

tahun kemerdekaan, kebijakan-kebijakan tersebut membantu berdirinya

perusahaan India dengan subur, namun lebih dari puluhan tahun, terlindungi dari

tekanan luar, menyebabkan banyak perusahaan India malas dan tidak kompetitif.

Adapun gambaran India yang saya kutip dari tulisan Simon Saragih dalam

laporannya dari India yang berjudul “Maju setelah melucuti model Nehru” adalah

sebagai berikut

(5)

5

mengandalkan peran perusahaan negara, menolak peran pemodal asing. Peran swasta domestik diikutkan, tetapi dikontrol ketat lewat

regulasi pemerintah”.5

Pada model ini perizinan amatlah ketat, sehingga perekonomian India

sangatlah berbeda jauh dengan negara-negara yang berada dikawasan Asia Timur.

Pada dasarnya India memiliki visi pembangunan kedepan hanya saja salah dalam

strategi. Ajaran Nehru yang meniru gaya dari sistem Soviet dibawah Joseph

Stalin serta didukung dengan semangat Mahatma Gandhi dengan swadeshinya

membuat pemerintah India merasa tidak membutuhkan barang-barang Impor dan

menutup diri dari perekonomian Internasional. Laju perekonomian India yang

lambat tersebut baru berakhir pada tahun 1980-an, pada masa pemeringahan Rajiv

Gandhi.

Di India sendiri terdapat dua sektor ekonomi yang justru luput dari

perhatian pemerintah, yaitu industrialisasi dan dunia perfilman Bollywood,

selebihnya adalah kegiatan ekonkomi tanpa jiwa yang pada akhirnya

menjerumuskan jutaan rakyat India kedalam jurang kemiskinan dan kelaparan

massal. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun 1991 telah membangkitkan

kesadaran India dimana perekonomian dalam negeri saat itu sangatlah kritis,

negara tidak lagi memiliki devisa yang memadai. India bangkrut total, seratus

sepuluh juta orang jatuh ke dalam kemiskinan hanya dalam waktu dua tahun

sebelumnya. Inflasi mencapai angka 17% dan memakan pendapatan rakyat

kecil. Hingga 1991 pertengahan, 330 juta orang atau dua dari setiap lima orang

5

(6)

6 India hidup di bawah garis kemiskinan, keuangan pemerintah ambruk, dan India

menghadapi krisis.6

Namun beberapa bulan selanjutnya tepatnya pada hari senin , 1 juli 1991

reformasi bersejarah di India dimulai, pertumbuhan perekonomian India terus

mengalami peningkatan, yaitu pada masa pemerintahan PM P.V Narasimha Rao

dimana terjadi perubahan ekonomi yang amat signifikan. Pada tahun1991 India

memilih untuk membuka ekonominya kepada ekonomi global dan merumuskan

suatu Kebijakan Ekonomi Baru (New Economic Policy/NEP). Dibawah kebijakan

ini, NEP bertujuan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dengan

menghilangkan hambatan-hambatan dan peraturan-peraturan yang membawa

efisiensi dan dinamisme dalam suatu sistem ekonomi, dalam hal ini adalah sistem

ekonomi. India membutuhkan akses untuk dapat terintegrasi dengan ekonomi

internasional, maka dari itu Pemerintah India membuat beberapa kerjasama

dengan negara-negara yang berada di kawasan Asia, salah satunya adalah dengan

negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara yang dikenal dengan ASEAN.

Kerjasama antara India dengan ASEAN sendiri telah terjalin sejak tahun

1991, yaitu dalam rangka meningkatkan keterlibatannya di wilayah Asia Timur,

sehingga di tahun selanjutnya 1992 India menjadi mitra dialog sektoral ASEAN

yang merupakan sebuah kekuatan geo-politik serta ekonomi negara-negara di

kawasan Asia Tenggara, yang terdiri dari sepuluh negara anggota dan dibentuk

pada bulan Agustus tahun 1967 oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan

Thailand. Diperluas dengan bergabungnya Brunai Darussalam, Vietnam,

6 Meredith, Robyn, Dalam Menjadi Raksasa Dunia, Fenomena kebangkitan India dan China yang

(7)

7 Kamboja, Laos, serta Myanmar. Tujuan dibentuknya ASEAN sendiri adalah

untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan

budaya di antara negara-negara anggotanya, dan juga untuk menjaga perdamaian

serta stabilitas kawasan, dengan menjadi forum dialog antara negara anggota

untuk membahas permasalahan melalui jalur perdamaian.7

Pada tahun 1992 India menjadi mitra wicara sektoral dengan ASEAN, di

tahun 1995 India telah menjadi mitra dialog penuh ASEAN8, dan di tahun

selanjutnya 1996 India telah bergabung menjadi anggota dari ASEAN Regional

Forum (ARF). Seiring dengan berjalannya waktu, kerjasama antara India dan

ASEAN terus mengalami peningkatan. Jalinan kerjasama yang kian erat ini pun

ditandai dengan adanya kerjasama pasar bebas antara ASEAN dengan India

melalui ASEAN+1 atau yang biasa kita sebut dengan ASEAN India Free Trade

Agreement (AIFTA) yang mulai dibahas pada bulan Oktober tahun 2003 saat

KTT ASEAN ke-3 di Bali, yaitu mengenai kerangka kerjasama perdagangan

bebas yang berupa barang, jasa, dan investasi dengan kemudian diikuti oleh

sektor barang dan berlaku mulai 1 Januari 2010 lalu.

Namun ASEAN-India Free Trade Agreement sendiri baru ditandatangani

pada 13 Agustus 2009 di Bangkok, yang mana negosiasi perdagangan barang

dalam perjanjian antara India dan ASEAN tersebut telah dimulai pada Maret

2004. Negosiasi berlangsung selama enam tahun, yaitu di sela-sela pertemuan

para Menteri Ekonomi ASEAN. Adapun perjanjian ini hanya untuk sektor

7

Dalam http://www.aseansec.org.htm diakses pada tanggal 16 Mei 2012.

8

Dalam I dia- ASEAN Bahas Peta Kerjasa a Masa Depa . Diakses melalui

(8)

8 perdagangan barang, karena negosiasi untuk kesepakatan sektor jasa dan

investasi telah dimulai sejak bulan Oktober 2008 dan telah selesai pada

Desember 2009 lalu. FTA sendiri efektif diberlakukan sejak tanggal 1 Januari

2010 dan masih sebatas dengan negara Singapura, Malaysia dan Thailand.

Kerjasama dalam pasar bebas ini akan diikuti oleh negara anggota

ASEAN di tahun 2013. Kedepannya FTA akan menghapus tarif untuk sekitar

4000 (yang mencakup elektronik, bahan kimia, mesin dan tekstil) dari mana

tugasnya untuk produk 3200 akan dikurangi dengan Desember 2013, sedangkan

untuk 800 produk yang tersisa akan dibawa turun ke nol atau mendekati nol

tingkat pada Desember 2016.9 Pada tahun 2010, total nilai perdagangan antara

ASEAN dengan India mencapai 55,4 miliar dolar, naik 42 persen dari 2009.

Pencapaian itu mencakup 2,7 persen dari total pangsa perdagangan ASEAN

pada tahun yang sama. Nilai perdagangan ASEAN-India diprediksi akan

menembus 70 miliar dolar AS pada tahun 2012. Begitu pula investasi asing

langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari India ke ASEAN pada 2010

mencapai 2,6 miliar dolar, naik 221 persen dari 2009. Angka tersebut mencakup

3,4 persen dari total FDI ke ASEAN selama 2010.10

India dengan jumlah 1,2 miliar jiwa penduduknya jelas merupakan pasar

menjanjikan bagi ASEAN.11 Studi oleh McKinsey Global Institute (MGI)

menyebutkan bahwa pasar India diperkirakan akan menjadi kelima terbesar di

9

Dalam http://www.southasiaanalysis.org.html diakses tanggal 16 Mei 2012.

10

Dalam I dia Ki i Me jadi Mag et Bagi A“EAN . Diakses melalui http://www.antaratv.com/berita india-kini-menjadi-magnet-bagi-asean diakses pada tanggl 16 Mei 2012

11

(9)

9 dunia tahun 2030 dengan jumlah kelas menengahnya 50 juta jiwa yang akan

meledak menjadi 583 juta di tahun 2030.12 Sementara ASEAN sendiri

merupakan pasar dengan 600 juta jiwa penduduk di mana total nilai Produk

Domestik Bruto (PDB) mencapai 1,8 triliun dolar AS. Kombinasi dari

keduanya, ASEAN-India akan menciptakan integrasi pasar bagi 1,8 miliar orang

dengan nilai PDB mencapai 3,6 triliun dolar AS atau 5,7 persen dari total PDB

dunia.

Banyak yang memprediksi bahwa dengan terintegrasinya pasar serta arus

perekonomian antara ASEAN dan India akan menjadi sebuah kekuatan baru.

Pada masa pemerintahan Manmohan Singh, India berkomitmen untuk

menyatukan infrastruktur antara India dengan negara-negara di kawasan

ASEAN, yaitu melalui ASEAN Infrastructure Fund (AIF) yang baru saja

dibentuk. Bagi India sendiri, ASEAN merupakan mitra dagangnya terbesar

keempat setelah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.13 Sedangkan bagi

ASEAN sendiri India merupakan mitra dagang ketujuh terbesar. Dari sisi

investasi, FDI dari India ke ASEAN pada tahun 2008 mencatat nilai USD

476,8 juta.14

Dalam melihat pertumbuhan ekonomi yang terjadi di ASEAN, India

hadir sebagai kekuatan ekonomi baru bagi negara-negara anggota ASEAN.

seperti halnya ASEAN India ingin tidak lagi bergantung dengan mitra

12

Dalam The Great “hari g . Diakses melalui http://financialpress.com. the-great-sharing. di akses pada atnggal 16 Mei 2012.

13

Dalam ASEAN-I dia MOU Perdaga ga Bebas Diakses melalui http://dunia.vivanews.com/news/read/82724-asean_india_mou_perdagangan_bebas diakses pada tanggal 16 Mei 2012.

14

(10)

10 dagangnya yang lama. Hal serupa juga diinginkan India kepada ASEAN.

Meskipun tingkat liberalisasi perdagangan barang dalam AIFTA tidak setinggi

liberalisasi perdagangan barang yang dicapai antara ASEAN dengan mitra FTA

lainnya. Namun kedua pihak sepakat untuk meningkatkan komitmen liberalisasi

melalui proses “review” setelah perjanjian diimplementasikan.

Yang menarik dalam penelitian ini adalah, penulis berusaha memberikan

gambaran dalam batasan, bagaimana kebijakan liberalisasi ekonomi dan look

east policy India menjadi faktor pendorong lahirnya ASEAN-India Free Trade

Agreement (AIFTA) di tahun 2009. Maka dalam bab-bab selanjutnya akan

dibahas tentang sejarah kerjasma India-ASEAN, hingga pengaruh liberalisasi

dan look east policy India terhadap terbentuknya kerjasama tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Peneliti akan mengangkat masalah “Bagaimana liberalisasi ekonomi dan

India look east policy sebagai faktor pendorong lahirnya kerjasama

ASEAN-IndiaFree Trade Agreement AIFTA ?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan liberalisasi ekonomi dan look

east policy India sebagai faktor pendorong lahirnya kerjasama

(11)

11 2. Untuk menggambarkan regionalisasi Indai dan ASEAN dalam kerangka

kerjasama ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan akan memperluas

khasanah kajian Ilmu Hubungan Internasional bagi para akademisi yang

menekankan pada aktor-aktor serta peran mereka dalam proses menjalin

hubungan kerjasama dengan negara lain khususnya dalam regionalisasi kawasan

yang sedang menjadi topik hangat dalam Kajian Hubungan Internasional.

1.4.2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini maka akan memperluas khasanah kajian

Ilmu Hubungan Internasional meliputi hubungan kerjasama antara India dengan

negara-negara anggota ASEAN baik secara bilateral maupun multilateral dalam

bidang ekonomi serta melihat dampak dan peluang yang dapat dimanfaatkan

bagi negara Indonesia guna memainkan perannya, sebagai salah satu negara

yang berpengaruh dalam kawasan regional ASEAN.

1.5. Penelitian Terdahulu

Tema besar hubungan kerjasama antara India-ASEAN serta kebangkitan

(12)

12 oleh Sinthya Tegela15 dalam skripsinya yang membahas tentang kebangkitan

perekonomian India, dengan judul skripsinya Suatu Analisis Tentang

China-India (CHINDIA) Sebagai Negara Maju di Kawasan Asia. Hanya saja dalam

tulisannya tersebut Sinthya hanya mendeskripsikan faktor-faktor pendukung

yang mendorong China dan India dapat menjadi raksasa baru dalam dunia

internasional seperti kebangkitan perekonomian India ditahun 1991 setelah

dibukanya jalur bagi investor, serta penghapusan beberapa kebijakan-kebijakan

pada masa sebelumnya yang menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi mulai

India dihapuskan, Dalam skripsinya itu juga Sinthya mencoba menggambarkan

bagaimana kemajuan perekonomian India yang diperoleh pada masa

pemerintahan Narasimha Rao melalui kebijakan “India Look East”. Setelah

kebijakan tersebut diimplementasikan ke dalam kebijakan-kebijakan yang

berorientasi pada pasar. India mengalami pertumbuhan perekonomian yang

pesat khususnya kebijakan yang membolehkan investasi asing masuk serta

penghapusan kebijakan yang mengharuskan negara ikut campur didalamnya.

Selain tulisan dari Sinthya Tegela ada pula tulisan dari Indra Prasetyo16.

Yang dalam skripsinya juga menulis tema tentang kerjasama ekonomi

India-Indonesia dengan judul Peningkatan Hubungan Kerjasama Antara Indonesia

dan India Bidang Ekonomi Melalui Comprehensive Economic Cooperation

Agreement. Dalam skripsinya Indra Prasetyo membahas bagaimana kerjasama

antara Indonesia dan India dalam bidang ekonomi dimulai melalui perdagangan

15

Sinthya Tegela adalah mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin Makassar angkatan 2007.

16 Indra prasetyo adalah mahasiswa hubungan internasional Universitas Muhammadiyah Malang

(13)

13 dan investasi dapat ditingkatkan. Dengan menggunakan landasan teori

interependensi dari Robert Keohane dan Joseph Nye tulisan ini mencoba

menganalisis tentang mengapa terjadi peningkatan hubungan kerjasama kedua

negara melalui Compeherensive Economic Cooperation Agreement (CECA).

Sedangkan dari tulisan Naota. A. Parongko17 dalam skripsinya yang

berjudul Suatu Analisis Pengaruh Kerjasama Free Trade Area ASEAN-India

dan Pengaruhnya Terhadap Industri Domestik Indonesia (Studi Kasus: Industri

Kelapa Sawit) Dalam tulisannya, Naota menjelaskan kerjasama Free Trade

ASEAN-India atau lebih dikenal dengan AIFTA dan pengaruhnya terhadap

industri kelapa sawit Indonesia dalam produk Crude Palm Oil (CPO). Secara

spesifik penelitian dari Naota bertujuan untuk mengetahui pengaruh

ASEAN-India Free Trade Area terhadap industri domestik Indonesia khususnya industri

kelapa sawit. Strategi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi

AIFTA guna melindungi industri kelapa sawit nasional, serta peluang dan

tantangan yang dihadapi produk kelapa sawit Indonesia pasca diberlakukannya

AIFTA.

Penelitian dari Haiyyu Darman Moenir18, pada bab tiganya mengambarkan

tentang bagaimana kemajuan perekonomian China dan India serta implikasinya

terhadap ASEAN. Dalam tulisannya Darman memberikan gambaran tentang

sejarah perekonomian China berjalan dari yang bersifat sosialis dengan

perekonnomiannya yang tertutup secara konsisten melakukan kebijakan

17

Naota. A. Parongko adalah mahasiswa hubungan internasional Universitas Hasanuddin Makassar

18 Haiyyu Dorman Moenir adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan politik Universitas Indonesia

(14)

14 reformasi. Pada tahun 1978 dalam rapat dewan partai komunis China yang ketiga,

diluncurkanlah kebijakan membuka diri dan reformasi. Begitupun dengan India

yang pada awalnya menganut sistem sosialis dari era Gandhi hingga pada

akhirnya terjadi krisis ditahun 1990 dan mulai membuka diri pada tahun 1991.

Dalam tulisannya tersebut Darman memberikan gambaran bagaimana pengaruh

dari kemajuan ekonomi kedua negara terhadap kawasan ASEAN. Dan dari tulisan

tersebut Darman memberikan kesimpulan bahwa peningkatan yang pesat dari

China dan India pada dekade terakhir ini secara relatif telah mengurangi pangsa

ASEAN dalam perekonomian dunia, khususnya, penurunan pangsa ASEAN

dalam penerimaan FDI global yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan

pesat dari China dan India sebagai tujuan FDI .

Sementara penulis ingin lebih memfokuskan tentang gambaran

bagaimana liberalisasi ekonomi dan look east policy yang dilakukan India

menjadi faktor pendorong lahirnya kerjasama ASEAN India Free Trade

Agreement (AIFTA). Dalam penelitian ini nantinya, peneliti akan memberikan

ulasan sejarah liberalisai perdagangan dan India look east policy serta

perkembangan kerjasamanya sebagai mitra dagang ASEAN dengan disertai data

yang berupa angka-angka nilai perdaganan yang dilakukan oleh India kepada

masing-masing negara anggota ASEAN. Sehingga tulisan ini akan membahas

bagaimana liberalisasi ekonomi dan look east policy India dapat menjadi faktor

(15)

15 Nama (Judul

Penelitian)

Metode Penelitian Hasil Penelitian Sinthya Tegela“Suatu

Analisis Tentang China-India (CHINDIA) Sebagai Negara Maju di Kawasan Asia”.

faktor-faktor pendukung yang mendorong China dan India dapat menjadi raksasa baru dalam dunia internasional seperti kebangkitan

perekonomian India ditahun 1991 setelah dibukanya jalur bagi investor, serta

penghapusan beberapa kebijakan-kebijakan pada masa sebelumnya yang menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi mulai India dihapuskan

Penulis menemukan bahwa perkembangan ekonomi yang dicapai oleh China-India tidak lepas dari berbagai aspek yakni, strategi

pembangunan berjangka dan mitra dagang yang dijalin dengan dunia internasional. Strategi pembangunan yang diterapkan China sangat mengedepankan zona-zona industrinya dan India dengan

pembangunan sumber daya manusia. Indra Prasetyo

Peningkatan Hubungan Kerjasama Antara Indonesia dan India Bidang Ekonomi Melalui Compreh ensive

Economic Cooperation Agreement”

kerjasama antara Indonesia dan India dalam bidang ekonomi dimulai melalui

perdagangan dan investasi dapat ditingkatkan. Dengan menggunakan landasan teori interependensi dari Robert Keohane dan Joseph Nye tulisan ini mencoba menganalisis tentang mengapa terjadi peningkatan hubungan kerjasama kedua negara melalui

Compeherensive Economic Cooperation Agreement (CECA).

(16)

16 Naota. A. Parongko

Suatu Analisis Pengaruh Kerjasama Free Trade Area ASEAN-India dan Pengaruhnya Terhadap Industri Domestik Indonesia (Studi Kasus: Industri Kelapa Sawit)”

menjelaskan kerjasama

Free Trade ASEAN-India atau lebih dikenal dengan AIFTA dan pengaruhnya terhadap industri kelapa sawit Indonesia dalam produk Crude Palm Oil

(CPO)

mengetahui pengaruh

ASEAN-India Free Trade Area terhadap industri domestik Indonesia khususnya industri kelapa sawit. Strategi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi AIFTA guna melindungi industri kelapa sawit nasional, serta peluang dan tantangan yang dihadapi produk kelapa sawit Indonesia pasca diberlakukannya AIFTA.

Haiyyu Darman Moenir, dalam “Kemajuan Perekonomian China dan India Serta implikasinya terhadap ASEAN

Dalam tulisannya tersebut Darman memberikan gambaran bagaimana pengaruh dari kemajuan ekonomi kedua negara terhadap kawasan ASEAN

peningkatan yang pesat dari China dan India pada dekade terakhir ini secara relatif telah mengurangi pangsa ASEAN dalam perekonomian dunia, khususnya, penurunan pangsa ASEAN dalam penerimaan FDI global yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pesat dari China dan India sebagai tujuan FDI

Penelitian Haryo Prasodjo“Liberalisasi Ekonomi dan Look East policy India Sebagai Faktor Pendorong Lahirnya Kerjasama ASEAN-India Free Trade Agreement

Mengambarkan

liberalisasi ekonomi dan

look east policy India sebagai faktor

pendorong lahirnya kerjasama ASEAN-India free trade agreement (AIFTA)

Adanya pengaruh dari liberalisasi ekonomi dan India look east policy sebagai faktor

(17)

17 1.6. Kerangka Pemikiran Landasan Teori dan Konseptual

1.6.1. Kerangka Teoritis 1.6.1.1 Neo Liberalisme

Neoliberalisme adalah sebuah teori tentang praktek ekonomi yang

menekankan pada deregulasi dan pengurangan peran negara. Teori ini juga

meyakini bahwa kesejahteraan umat manusia dapat ditingkatakan sebaik mungkin

dengan memberikan kebebasan berusaha bagi individu dalam kerangka institusional

yang bercirikan hak milik pribadi yang kuat, pasar bebas, dan perdagangan bebas.

Peran negara adalah menciptakan dan melindungi kerangka institusional yang tepat

untuk praktek tersebut. Negara harus dapat menjamin, stabilitas keuangan,

keamanan, serta hukum. Bila perlu negara dapat menggunakan kekuatannya agar

pasar berfungsi dengan baik. Lebih jauh lagi bila tidak terdapat pasar dalam area

seperti tanah, air, pendidikan, jasa kesehatan, jaminan sosial, ataupun polusi

lingkungan. Maka pasar harus diciptakan, bila perlu dengan menggunakan kebijakan

negara. Namun di luar dari pada tugas-tugas tersebut, negara tidak perlu iktu campur.

Karena seperti dalam teorinya negara tidak akan memiliki cukup informasi untuk

memprediksi harga. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh David Harvey dalam

bukunya A Brief History of Neoliberalism:

(18)

18

such as land, water, education, health care, social security, or environmental pollution) then they must be created, by state action if necessary. But beyond these tasks the state should not venture. State interventions in markets (once created) must be kept to a bare minimum because, according to the theory, the state cannot possibly possess enough information to second-guess market signals (prices) and because powerful interest groups will inevitably distort and bias state interventions (particularly in democracies) for their own benefit” (Harvey 2005:2).19

Karenanya rezim-rezim politik akan dikurangi pengaruhnya, sejauh negara

dapat memuaskan hasrat dan keinginan para pelaku ekonomi serta telah menjadi

sebuah paradigma baru dalam dunia teori ekonomi dan pembuat kebijakan.20Maka

dari itu, para penganut paham neoliberal membuat gebrakan agar negara

mengurangi campur tangannya secara signifikan dalam aktifitas ekonomi

masyarakatnya. Para neolib juga percaya bahwa kekuatan pasar lebih memiliki

kekuatan untuk menyelesaikan dari pada paket kebijakan yang dibuat oleh

regulasi dan intervensi pasar oleh negara. Paham neoliberalisme merupakan

paham yang juga mendukung penuh pasar bebas “free trade”, ekspansi modal,

dan globalisasi.

Dalam tulisan ini, penulis akan menggunakan kerangka neoliberal

sebagai pisau analisa, dalam melihat usaha serta peran pemerintah India untuk

membuka pasar domestik dan meningkatkan investasi di India dalam rangka

meningkatkan pembangunan ekonomi dalam negeri India. Seperti yang akan

penulis bahas pada bab selanjutnya, berawal dari Pemerintah India yang

menggunakan sistem sosialis dengan kontrol kuat negara dalam segala sektor

ekonominya sejak masa awal kemerdekaannya membuat ekonomi India

19Ha ve , David. A B ief Histo Of Neoli e alis . O

ford University Press 2005

20 Dag Einar Thorsen and Amund Lie. What is Neoliberalis ? . Department of Political Science

(19)

19 tenggelam dalam stagnansi yang cukup lama tanpa adanya persaingan dan

pergerakan ekonomi yang dinamis. Keadaan tersebut berujung pada kenyataan

bahwa ekonomi India mengalami defisit dan terjerumus pada krisis neraca

pembayaran.

Secara bertahap, tepatnya setelah reformasi ekonomi di tahun 1991,

dengan mengurangi peran negara dalam perekonomiannya Pemerintah India

secara perlahan terus membuka kran-kran investasi bagi swasta dengan

mengembalikannya pada sistem pasar. Selain itu Pemerintah India juga secara

konsisten terus melakukan peningkatan kerjasama baik bilateral maupun

multilateral dalam segala bidang strategis, khususnya dalam bidang ekonomi

dengan negara-negara di kawasan sekitar India termasuk Kawasan Asia

Tenggara yang salah satunya melalui kerangka ASEAN-India Free Trade

Agreement (AIFTA). Keadaan ini mengambarkan bagaimana India beranjak dari

sebuah sistem sosialis lama, secara bertahap berubah menjadi sebuah negara

dengan sistem ekonopmi neoliberal. Dimana negara tidak melepas seutuhnya

pergerakan ekonomi kepada pasar, namun secara konsisten negara berusaha

membentuk sebuah lembaga dan rule yang memungkinkan para pelaku ekonomi

India baik swasta maupun negeri untuk dapat melakukan ekspansi ke luar

(20)

20 1.6.2. Kerangka Konseptual

1.6.2.1 Free Trade

Free trade adalah kegiatan perdagangan tanpa adanya hambatan buatan

dari segi kebijakan pemerintah dalam perdaganan antar individu ataupun

perusahaan-perusahaan yang melintasi batas wilayah negara. Perdagangan bebas

terjadi ketika tidak ada lagi berbagai macam hambatan buatan yang

diberlakukan oleh pemerintah untuk membatasi arus barang dan jasa antar

negara yang melakukan aktivitas perdagangan21. Hal ini memungkinkan negara

untuk fokus pada keunggulan kompetitif inti mereka, sehingga dapat

memaksimalkan output ekonomi dan mendorong pertumbuhan pendapatan bagi

warga negara mereka.

Free trade sendiri merupakan sebuah konsep yang lahir dari aktivitas

globalisasi, dengan adanya open border transaction (membuka transaksi antar

batas wilayah), dari perspektif ini globalisasi merupakan fungsi dari liberalisasi

yaitu dimana komunikasi, instrumen finansial, aset-aset tetap dan orang-orang

dapat mengsirkulasikan melalui dunia ekonomi yang bebas dari kendali

penekanan negara. Kebijakan yang digunakan adalah, dimana pemerintah tidak

mendiskriminasikan impor atau mengganggu ekspor dengan menerapkan tarif

(impor) atau subsidi (untuk ekspor). Dapat diartikan pula bahwa kebijakan

perdagangan bebas berarti, sebuah negara meninggalkan semua kontrol dan pajak

21Edge, Ke .Dala

Free trade and protection: advantages and disadvantages of free trade .Diakses melalui

(21)

21 impor dan ekspor. Dalam hal ini gangguan atau halangan legal terhadap transaksi

ekonomi antar negara mengalami pengurangan secara menyeluruh, dalam waktu

yang bersamaan arus lintas batas pelayanan, uang, dan investasi telah mencapai non

hambatan tarif.

Pada akhirnya tidak adanya penghalang pergerakan barang yang melintasi

batas negara turut membuka dan mendorong terjadinya aliran uang dan aliran

investasi ke seluruh dunia. Pasar bebas dengan penghapusan berbagai macam

hambatan ekonomi diklaim akan memberikan tingkat pendapatan yang lebih

tinggi. Dengan demikian dengan adanya pasar bebas diharapkan dapat

mengurangi jumlah angka kemiskinan di suatu negara. Hal ini berlandaskan atas

asas keunggulan komperatif yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda.

Keuntungan dari hasil perdagangan bahwa setiap negara berbeda, yaitu dengan

adanya sumberdaya yang berbeda, maka akan menghasilkan produk yang

bervariasi antara negara yang satu dengan negara lainnya. Dibawah kontrol

ekonomi yang sedikit hambatan, penditribusian barang dapat berjalan secara

efisien dan dinamis. Di era globalisasi pengintegrasian ekonomi terhadap dunia

internasional adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh negara untuk

menjaga dinamisasi kegiatan ekonominya.

Dalam penelitian, ini konsep free trade digunakan untuk melihat,

bagaimana kerjasama ekonomi yang dibentuk oleh India dan ASEAN menjadi

sebuah kerjasama ekonomi yang saling melengkapi. Seperti yang akan dibahas

pada bab selanjutnya, Selain dikenal dengan industri bajanya, belakangan India

(22)

22 dunia. Hal ini berdampak pada kemajuan india sebagai negara industri baja dan

juga negara yang memiliki sumber daya manusia terdidik terbanyak di dunia .

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan-perusahaan asing baik di

Amerika maupun Eropa, yang memindahkan perusahaannya ke India

dikarenakan tersedianya sumber daya manusia terdidik dengan upah murah

sebagai sumber jasa layanan perusahaan. Selain itu negara-negara ASEAN

dikenal sebagai negara yang bergerak pada sektor agraris seperti perkebunan

kelapa sawit, kopi, cengkeh, dan rempah-rempah. Selain itu beberapa negara

ASEAN juga memiliki cadangan sumber daya alam seperti biji besi, minyak,

dan tembaga yang berfungsi untuk bahan dasar industri.

Dengan menggunakan konsep free trade ini penulis akan melihat

bagaimana, India maupun ASEAN saling berkontribusi dalam bidang yang

menjadi sektor unggulan masing-masing negara tersebut untuk dapat saling

melengkapi tanpa harus adanya lagi hambatan baik berupa tarif maupun non

tarif. Sehingga kerjasama yang telah ada sebelumnya, mendorong kedua pihak

untuk melakukan kerjasama dalam tingkat yang lebih tinggi yaitu melalui

kerangka ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA). Sehingga dengan

adanya kerjasama tersebut, diharapkan roda perekonomian baik dalam skala

mikro maupun makro dimasing-masing negara dapat lebih cepat berputar

sehingga menjadikan kawasan India dan ASEAN menjadi kawasan

pertumbuhan ekonomi strategis yang kedepannya menjadi magnet bagi para

(23)

23 1.6.2.2. Konsep Look East Policy

India Look East Policy atau yang kita kenal dengan politik luar negeri

India dengan “kebijakan melihat ke timur” adalah sebuah kebijakan luar negeri

India yang dimulai pada tahun 1991. Kebijakan melihat ke timur India ini

menandai telah dibukanya kran ekonomi untuk mengejar ketertinggalan India

dalam hal perekonomian. Perspektif ini pun menandai pergeseran strategis India

dari negara dengan ekonomi sosialis menuju ekonomi terbuka yang terintegrasi

dengan dunia luar. Kebijakan melihat ke timur diberlakukan pada masa

pemerintahan Narasimha Rao, di tahun 1991. Yaitu India mengalami krisis

ekonomi hebat dan runtuhnya Uni Soviet. Saat itu sendi-sendi ekonomi yang

menopang perekonomian India tidak dapat bergerak dan negara dalam status

lemah. Setelah tahun 1992, India telah kembali aktif dalam pembangunan politik

nasional maupun internasionalnya 22. PM Narasimha Rao dalam sebuah pidatonya

ditahun 1994 di Singapura menjelasakan, alasan India memilih ASEAN adalah,

karena ASEAN dapat menjadi batu loncatan bagi India untuk dapat masuk

kedalam pasar global. Hal ini dikarenakan Asia tenggara telah menjadi bagian dari

pasar global dan perekonomiannya pun cukup terbuka, serta terdapat banyak

perusahaan dengan model pembangunan perekonomian dunia ketiga.23

Dengan menggunakan konsep ini, penulis ingin mengambarkan bagaimana

look east policy menjadi sebuah formulasi bagi pemerintah India dalam

mengeluarkan kebijakan, baik dalam bidang reformasi ekonomi maupun

22

Dala I dia’s look east poli f o e o o i i teg atio to st ategi stakeholder in the asia

pa ifi egio diakses elalui

http://www.isis.org.my/files/ISIS_FOCUS_2012/IF9_2012/IF9_Index1.pdf. Pada tanggal 12 Nopember 2012.

23

(24)

24 kebijakan dalam melakukan hubungan kerjasama luar negeri India setelah 1991.

Dimana kebijakan melihat ke timur, menuntun India untuk dapat merajut kembali

hubungan kerjasama yang telah lama ada dengan menunjuk negara-negara di

kawasan ASEAN sebagai mitra kerjasama dalam bidang ekonomi dan strategis.

Kerjasama yang terjalin nantinya diharapkan dapat membawa dampak positif bagi

masing negara khsusunya dalam hal pertumbuhan ekonomi bagi

masing-masing negara. Dan salah satu jalan kerjasama ekonomi antara India dan ASEAN

adalah melalui kerangka ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA).

1.7. Metode penelitian 1.7.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan peneliti dalam tulisan ini yaitu deskriptif

dimana peneliti mencoba mengambarkan bagaimana liberalisasi ekonomi dan

look east policy India menjadi faktor pendorong lahirnya kerjasama

ASEAN-India free trade agreement (AIFTA). Yaitu melalui peningkatan ekonomi dan

kerjasama India-ASEAN dalam beberapa kurun waktu tertentu.

1.7.2. Tingkat Analisa

Guna mempermudah tulisan penelitian serta menghindari kesalahan yang

sifatnya metodologis, maka perlu adanya penyederhanaan ke dalam bentuk variabel

dan level analisis, adapun hubungan antar variabel dalam tulisan ini bersifat

reduksionis, dimana unit eksplanasinya lebih rendah dari pada unit analisisnya.

Dalam tulisan ini liberalisasi perekonomian yang menggunakan kacamata

(25)

25 veriabel independennya sedangkan sistem internasional yang berupa kerjsama

regional dikawasan ASEAN sebagai unit analisanya (yang akan dianalisa) .

Unit analisis sendiri merupakan sebuah prilaku yang dijelaskan melalui

hubungan kerjasama ekonomi ASEAN-India, sedangkan unit eksplanasinya yaitu

suatu yang digunakan untuk menjelasklan objek analisis yaitu dengan mengunakan

liberalisai ekonomi dan look east policy India sebagai analisis pada level negara.

1.7.3. Tekhnik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan sebuah studi pustaka (library researc) yang

mana baik data maupun informasi lainnya dicari dan dikumpulkan dari berbagai

sumber informasi sekunder, baik bahan yang berupa buku, majalah, artikel,

jurnal, catatan, laporan penelitian berupa hasil dari skripsi, tesis, serta desertasi

dan lain sebagainya. Data yang telah di dapat tersebut kemudian akan

dikumpulkan, diolah, dan diidentifikasi yang kemudian akan digunakan sebagai

sarana pendukung dalam penulisan serta uraian penelitian dalam menjawab

rumusan masalah.

1.7.4. Tekhnik Analisis Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif

yaitu berbagai informasi tentang fenomena atau permasalahan yang disimbolkan

dalam bentuk tulisan, angka, dan data statistik. Akan tetapi, data yang dimaksud

berorientasi pada makna dan hubungan antar variabel yang membentuk

permasalah yang dibahas. Data-data yang diperoleh dari berbagai sumber

(26)

26 penelitian serta kerangka berfikir akan ditempatkan serta dicari tingkat

koherensinya yang seterusnya akan diolah dan kemudian diubah dalam bentuk

kalimat yang kemudian digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab dan

menjelaskan rumusan masalah.

1.8. Ruang Lingkup Penelitian

Salah satu dari bagian point terpenting dalam penulisan ilmiah adalah

menentukan ruang lingkup pembahasan. Dengan ruang lingkup pembahasan,

kita dapat membatasi permasalahan yang diajukan, sehingga pembahasan

menjadi terarah dan fokus dimana tidak menimbulkan kerancuan dan tentu saja

tepat sasaran. Untuk itu, penulis menggunakan dua batasan yaitu batasan waktu

dan batasan materi.

1.8.1. Batasan Materi

Materi yang dibahas pada penelitian ini memfokuskan padakebijakan

liberalisasi ekonomi dan look east policy India sebagai faktor pendorong

lahirnya kerjasama ASEAN-India melalui kerangka ASEAN- India Free Trade

Agreement (AIFTA).

1.8.2. Batasan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan membatasi penelitian pada masa

pemerintahan Narasimha Rao 1991 yaitu sebagai titik awal dimulainya

liberalisasi serta diluncurkannya look east policy hingga dilakukannya rumusan

kerjasama free trade area dengan ASEAN dalam bingakai ASEAN-India Free

(27)

27 Behari Vajpayee sampai ditanda tanganinya ASEAN-India Free Trade

Agreement

1.9. Asumsi Dasar

Adapun asusmsi dasar peneliti mengenai liberalisasi ekonomi India sebagai

faktor pendorong lahirnya kerjasama AIFTA adalah sebagai berikut. Pertama,

dengan adanya liberalisasi menjadikan pasar domestik dan internasional semakin

terbuka. Selain itu, kebijakan liberalisasi ekonomi memungkinkan semua pihak

untuk melakukan investasi langsung. Dengan demikian setiap pelaku ekonomi

India memiliki kesempatan yang sama untuk berkompetisi sehingga terbentuk

iklim ekonomi kawasan yang dinamis yang nantinya akan memicu pertumbuhan

ekonomi yang signifikan.

Kedua, dengan kebijakan look east, India memandang ASEAN merupakan

kawasan regional yang strategis guna perluasan pasar dan kerjasama luar negeri

India. Sehingga ASEAN menjadi salah satu mitra strategis India dalam orientasi

kebijakan luar negeri India.

1.10. Sistematika Penulisan

Penulisan ini disusun dalam lima bab di mana masing-masing bab akan

menyajikan penjelasan yang berbeda, hal ini dimaksudkan untuk menjawab

(28)

28 Bab I merupakan bagian pendahuluan yang menggambarkan latar belakang masalah yang akan dibahas, rumusan masalah, tujuan serta manfaat

penelitian. Disajikan pula dalam bab ini penelitian terdahulu (literature review)

untuk menjelaskan posisi penelitian ini dibanding dengan penelitian lain. Bab ini

juga menyajikan landasan konsep dan teori yang digunakan sebagai kerangka

dalam menganalisis permasalahan dan menjawab rumusan masalah penelitian.

Selanjutnya, bab ini juga menguraikan metodologi penelitan yang

digunakan serta pengindentifikasian dua variabel dan level analisis. Selain itu

penting untuk mengemukakan ruang lingkup penelitian agar penelitian dapat

fokus pada masalah yang dibahas, hipotesis sebagai jawaban sementara hasil

penelitian yang selanjutnya akan dibuktikan melalui penelitian ini serta terdapat

sistematika penulisan sebagai gambaran alur penulisan.

Bab II penelitian menyajikan gambaran sejarah bagaimana kerjasama ASEAN-India terbentuk mulai dari masa sebelum kolonial, masa kolonialisasi

oelh Inggris hingga masa setelah reformasi ekonomi tahun 1990 yaitu

keterlibatan India dalam mitra dialog penuh ASEAN di tahun 1995, menjadi

anggota dari ASEAN Regional Forum (ARF) di tahun 1996, hingga peningkatan

hubungan kerjasamanya dalam ASEAN+1 melalui kerangka kerjasama

ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) pada bulan Oktober di tahun

2003. Hingga ditanda tanganinya Asean India Free Trade Agreement di tahun

2009. Gambaran yang diberikan peneliti dalam bab ini setidaknya berfungsi

sebagai alat bagi pembaca untuk memahami masalah yang dibahas dalam

(29)

29 Bab III memuat gambaran mengenai bagaimana liberalisasi ekonomi India menjadi faktor pendorong lahirnya kerjasama ekonomi ASEAN-India free

trade agreement yang dilakukan India dalam menganalisis permasalahan

penelitian. Selain itu dalam bab ini juga akan disertai dengan data mengenai

nilai ekspor-impor India dengan negara-negara anggota ASEAN. Secara

sederhana pada bab III berupaya memberikan jawaban dari rumusan masalah

yang diajukan.

Bab IV memuat gambaran mengenai bagaimana look east policy yang dilakukan India menjadi faktor pendorong lahirnya Asean India Free Trade

Agreement, dalam menganalisis hubungan kerjasama ekonomi melalui pasar

bebas. bab ini juga menyajikan temuan pustaka dan analisis peneliti mengenai

look east policy India dalam pentingnya meningkatkan kerjasama dengan

ASEAN melalui free trade agreement.

Bab V yang merupakan sebagai bab penutup dari penelitian ini akan dipertegas dengan berbagai hasil temuan penelitian, selain itu akan diuraikan

diskusi lanjutan yang menyajikan permasalahan yang belum terselesaikan dalam

penelitian ini atau hal-hal lain yang perlu untuk diteliti lebih lanjut sehingga

(30)

SKRIPSI

KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST

POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA

FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA)

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

OLEH:

HARYO PRASODJO NIM. 09260012

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(31)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Haryo Prasodjo

NIM : 09260012

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK

EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG

LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA).

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari: Senin

Tanggal : 21 Oktober 2013

Tempat : LAB Hubungan Internasional

Mengesahkan

Dekan FISIP-UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji:

1. Dyah Estu Kurniawati S.Sos, M.si ( )

2. Demiati Nur Kusumaningrum MA ( )

3. Gonda Yumitro S,IP M.A ( )

(32)

LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Haryo Prasodjo

NIM : 09260012

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA).

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Gonda Yumitro S,IP M.A Ayusia Sabhita, M. Soc. Sc

Mengetahui

Dekan Ketua Jurusan

FISIP UMM Hubungan Internasional

(33)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI Nama : Haryo Prasodjo

NIM : 09260012

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGRbinEEMENT (AIFTA).

Pembimbing : 1. Gonda Yumitro S,IP M.A

2. Ayusia Sabhita M. Soc. Sc

Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf

Pembimbing

Keterangan

11 Nopember 2012

Pengajuan Judul

Nopember-Februari

Bimbingan

10 Februari 2013 Persetujuan Seminar

Proposal

18 Mei Seminar Proposal

21 Juni ACC BAB 2

24 September

4 Oktober ACC BAB 4&5

21 Oktober Ujian SKripsi

Malang, 10 Nopember 2013

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Gonda Yumitro S,IP M.A Ayusia Sabhita, M. Soc. Sc

Mengetahui

Dekan FISIP- UMM

(34)

PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Haryo Prasodjo

NIM : 09260012

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA).

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya

dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 10 Nopember 2013

Yang menyatakan,

(35)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam

yang telah mencurahkan berbagai limpahan kuasaNya yang berupa rahmat dan

nikmat untuk seluruh alam semesta serta dunia dan seisinya. Shalawat beriringkan

salam kepada junjugan Nabi akhir zaman Muhammad SAW yang telah membawa

ummat manusia dengan dari zaman kejahiliyaan menuju zaman yang terang

benderang dengan akhlaq, adab, dan ilmu pengetahuan.

Tulisan yang ada ditangan anda ini merupakan sebuah buah karya pertama

dari penulis mengenai kebijakan dari liberalisasi ekonomi serta India look east

policy sebagai faktor yang mendorong terlahirnya kerangka kerjasama ekonomi

dalam bentuk ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA). Yang menarik

dalam hal ini adalah saat di mana India melakukan reformasi ekonomi di tahun 1991 dan mengeluarkan ‘kebijakan melihat ke timur’ yang nanti akan mengantarkan kepada wajah baru India dalam hubungannya dengan dunia

internasional khususnya dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan, penulisan, dan penyajian

tulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan yang perlu

ditambahi dan disempurnakan. Oleh karena itu, masukan dan kritikan yang

membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk membantu memperbaiki

kekurangan tersebut.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi, yang

bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi

Hubungan Internasional di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang saja

akan tetapi juga disiplin Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia secara umum.

Malang, 10 Nopember 2013

Penulis,

(36)

UNGKAPAN PERSEMBAHAN

“Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, dari mana kita belajar

ikhlas? Jika semua yang kita impikan segera terwujud, dari mana kita belajar sabar? Jika setiap doa kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat

belajar ikhtiar?” (Dahlan Iskan)

Sebagai rasa syukur atas selesainya skripsi ini, maka penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga saya, bapak dan ibu saya yang selalu mengomeli saya supaya selesai

tepat pada waktunya. Serta adik saya yang telah mengambil alih tugas-tugas saya

selagi mengerjakan skripsi.

2. Ibu negara, Waidatun Hasanah, yang telah mensupport, menemani saya dan

merawat dan menemani saya saat saya sakit. Terimakasih untuk semua waktunya.

3. Dosen pembimbing dan penguji saya, Ustadz Gonda Yumitro, Ibu Ayus, Ibu

Dyah, Ibu Ningrum yang telah memberikan banyak pengarahan dan masukan.

4. Ibu/Bapak Dosen HI UMM. Pak Ruli, Pak Tony, Pak Victor, Mas Syaprin, Mas

Erry, Mas Dion, Ryo Hinata serta dosen-dosen yang terdahulu yang sudah tidak

lagi di UMM. Terimakasih untuk semua ilmunya.

5. Teman-teman part time di jurusan HI Syarief dan Chotitah serta yang di LAB HI

Mba Fitri dan Aditya. Yang sudah sering saya repotkan. Terimakasih banyak

untuk semua bantuan dan pertolongannya.

6. Teman-teman dan keluarga besar HI UMM angkatan 2009, yang sudah seperti

keluarga sendiri bagi saya.

7. Panglima Besar Jendral Soedirman, Ir Soekarno, Dahlan Iskan, Ahok, Jokowi

yang merupakan para inspirator saya. “Tak Ada Yang Tak Bisa” akan selalu

(37)

ABSTRACT

Haryo Prasodjo, 09260012, “Economic Liberalization and India Look East

Policy as Driving Factors of ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA)”. Faculty of Social and Political Science Universitas Muhammadiyah Malang. Advisor I Gonda Yumitro., MA, Advisor II Ayusia Sabhita K., M. Soc. Sc

In 1947, after became independent from Britain, India’s economic was running slowly due to its choice in closed-economics by import substitution and its difficulties to be penetrated by market. In 1990, India was in balancing of payment crisis. In the reign of Narasimha Rao, India started to reform its economy by opening the economy into international market and formulate one policy named as Look East Policy. The reform aimed at triggering economics growth through removing barriers that was government regulations. India needed access to be integrated with the international economy, therefore, India government cooperated with the countries located in Southeast Asia, known as ASEAN. Gradually, the relationship between India and ASEAN was getting in and strategic. The climax of relationship between ASEAN and India was when India and ASEAN planned for free trade agreement between the two regions in 2003, and it was signed in 2009. The issue raised in this study is how the economic liberalization and India’s Look East Policy became driving factors for economic cooperation framework between ASEAN-India through ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) in 2003.

The method used by the writer was descriptive through literature study. The approach used was neo liberal, free trade, and India’s Look East Policy.

The result of this study revealed there are several evidences that support economic liberalization and look east policy which contribute as driving factors of ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) economic cooperation.

Keyword: economic liberalization, look east policy, ASEAN-India free trade agreement (AIFTA)

Malang,8 October 2013

Author

Haryo Prasodjo

Advisor I Advisor II

(38)

ABSTRAKSI

Haryo Prasodjo, 09260012, “Kebijakan Liberalisasi Ekonomi dan India Look East Policy Sebagai Faktor Pendorong Lahirnya ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA)”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing I Gondah Yumitro., MA, Pembimbing II Ayusia Sabhita K., M. Soc. Sc

Pada tahun 1947 setelah merdeka dari Britania Raya, ekonomi India berjalan lambat dikarenakan India memilih sistem perekonomian tertutup dengan subtitusi impor dan sulit ditembus oleh pasar.Di tahun 1990 India mengalami krisis neraca pembayaran.Pada masa PM Narasimha Rao India memulai reformasi ekonominya dengan jalan membuka ekonominya kepada pasar internasional danmerumuskan suatu KebijakanLook East Policy. Reformasi tersebut bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomidengan menghilangkan hambatan yang berupa aturan pemerintah. India membutuhkan akses untuk dapat terintegrasi dengan ekonomi internasional, maka dari itu Pemerintah India membuat beberapa kerjasama ekonomi denganperhimpunan negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Secara bertahap hubungan yangterjalin antara India dengan ASEAN semakin dalam dan strategis. Puncaknya adalah saat India dan ASEAN mewacanakan adanya sebuah perjanjian perdagangan bebas antara kedua wilayah tersebut di tahun 2003, dan baru ditandatangani di tahun 2009.Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana liberalisasi ekonomi dan India look east policy

India menjadi faktor pendorong lahirnya kerangka kerjasama ekonomi antara ASEAN-India melalui ASEAN-India free trade agreement (AIFTA).

Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan metode deskriptif melalui studi literatur dengan menggunakan pendekatan neo liberal, perdagangan bebas, dan India look east policy.

Hasil temuan peneliti dalam tulisan ini, adanya bukti-bukti kuat yang meunjukkan bahwa liberalisasi ekonomi serta India look east policy menjadi faktor pendorong lahirnya kerjasama ekonomi ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA).

Kata kunci: liberalisasi ekonomi, look east policy, ASEAN-India free trade agreement (AIFTA)

Malang,8 Oktober 2013

Penulis

Haryo Prasodjo

Pembimbing I Pembimbing II

(39)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 10

1.3Tujuan Penelitian ... 10

1.4Manfaat Penelitian ... 11

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 11

1.4.2 Manfaat Praktis ... 11

1.5Penelitian Terdahulu ... 11

1.6Kerangka Pemikiran Landasan Teori dan Konseptual. ... 17

1.6.1 Kerangka Teoritis ... 17

Neo Liberalisme ... 17

1.6.2 Kerangka Konseptual ... 20

1.6.2.1Free Trade ... 20

1.6.2.2Look East Policy ... 23

1.7Metode Penelitian ... 24

1.7.1 Tipe Penelitian. ... 24

1.7.2 Tingkat Analisa ... 24

1.7.3 Tekhnik Pengumpulan Data ... 25

1.7.4 Tekhnik Analisa Data. ... 25

1.8Ruang Lingkup Penelitian ... 26

1.8.1 Batasan Materi ... 26

1.8.2 Batasan Waktu Penelitian ... 26

1.9Asumsi Dasar ... 27

1.10Sistematika Penulisan ... 27

BAB II INTEGRASI EKONOMI ASEAN-INDIA 2.1Hubungan India-ASEAN Sebelum 1990 ... 30

2.2Hubungan India ASEAN Setelah 1990 ... 35

2.3Sejarah Terbentuknya ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) ... 43

(40)

3.1.1 Ekonomi masa Jawaharlal Nehru (1951-1965) ... 54

3.1.2 Liberalisasi Masa Indira Gandhi (1965-1981) ... 57

3.1.3 Liberalisasi Masa Rajeev Gandhi (1984-1990) ... 60

3.1.4 Krisis Ekonomi India 1990 Awal Liberalisasi 1991 ... 63

3.1.5 Liberalisasi Masa Narasimha Rao (1991-1996) ... 65

3.1.6 Liberalisai Masa Atal Behari Vajpayee (1998-2004).. ... 70

3.2 Liberalisasi Sebagai Pendorong Lahirnya AIFTA ... 73

3.2.1 Dinamika Ekonomi India ... 74

3.2.2 Keunggulan Komparatif India dan ASEAN ... 79

3.2.3 Meningkatknya Nilai Perdagangan India-ASEAN ... 82

BAB IV INDIA LOOK EAST POLICY 4.1 Sejarah Lahirnya India Look East Policy (LEP) ... 89

4.1.1 Look East Policy Sebagai Penanda Berakhirnya Perang Dingin ... 90

4.1.2 Look East Policy Sebagai Awal Dibukanya Kembali Hubungan India-Asia ... 91

4.1.3 Look East Policy Sebagai Tujuan Kerjasama Ekonomi India ... 93

4.1.4 Look East Policy Sebagai Agenda Pembangunan ... 93

4.1.5 Look East Policy Sebagai Penanda Reformasi Ekonomi India ... 95

4.1.6 Look East Policy Sebagai Pengintegrasi Ekonomi India Dengan Ekonomi Internasional ... 97

4.2 India Look East Policy Dan Kerjasama Dengan ASEAN ... 101

4.2.1 Keadaan Ekonomi Politik Dunia Pasca Perang Dingin .... 102

4.2.2 Keadaan Ekonomi Politik Kawasan Asia Selatan ... 104

4.2.3 Membendung Kekuatan China di Asia ... 106

4.2.4 Upaya India Menjadi Pemain Penting di Kawasan Asia .. 109

4.2.5 Kedekatan Geografis, Sejarah, dan Budaya ... 111

4.2.6 Kepentingan Ekonomi Pasar India ... 112

4.3 Look East Policy dan Lahirnya AIFTA ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 120

5.2 Saran ... 123

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi, Suherman. “Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan Kepada teori Ekonomi Mikro & Makro”. Rajawali Press. Jakarta 2006.

Ikbar M.A, Drs. Yanuar. “Ekonomi Politik Internasional 2, Implementasi Konsep dan Teori”. Rafika Aditama Press, Bandung 2007.

Halwani M.A, Prof. Dr. R. Hendra, “Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi”, Ghalia Indonesia Press, Ciawi-Bogor 2005.

Caporaso, James A, dan David P. Levine, “Teori-teori Ekonomi Politik”,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2008.

Jacson, Robert & Gorge Sorensen, “Pengantar Study Hubungan Internasional”,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009.

Deliarnov, “Ekonomi Politik, Mencakup Berbagai Teori dan Konsep Yang Komprehensif”, Penerbit Erlangga, Jakarta 2006.

Mas’oed, Mchtar, “Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan

Metodologi”,LP3ES, Yogyakarta, 1990.

Rosyidi, Suherman, “Pengantar teori Ekonomi, Pendekatan Kepada teori dan Konsep Mikro & Makro”, Rajawali Press, Jakarta 2005.

Meredith, Robyn, “Menjadi Raksasa Dunia, Fenomena kebangkitan India dan China yang Luar Biasa dan Pengaruhnya terhadap kita”.Nuansa Press,

Bandung 2008.

Drs. T. Gilarso, SJ. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro” Kanisius Press,

yogyakarta 1992.

Wijayanta, Bambang & Aristanti WidyaningsihEkonomi & Akuntansi: “Mengasah Kemampuan Ekonomi”. Citra Praya press, Surabaya 2002

Mohd, Ahmad Shukri. Nain & Rosman Yusoff. “Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan”. Universiti Tekhnologi Malaysia, Johor 2003.

Luhulima, C.P. F. “Dinamika Asia Tenggara Menuju 2015”. Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2011.

Mahbubani, Kishore. “Asia Hemisfer Baru Dunia”. Pergeseran Kekuatan Global ke Timur yang Tak Terelakkan. Diterjemahkan oleh Bambang Murtianto dari buku The new asian hemisphere the irresistible shift of global power to the east. Gramedia, Jakarta 2011.

Artikel dan Internet

Zhang, Dong. Australian Government (AUSAID). “india Look East Strategies And Impacts”. AUSAID Working Paper September 2006.

(42)

India’s look east policy from economic integration to strategic stakeholder in the asia pacific region

S. Kumara,”Burma visit highkights India’s “Look East policy”, 6 april 2005 www.wsws.org

David M. Kotz. “Globalization and Neoliberalism”. Department of Economics and Political Economy Research Institute Thompson Hall University of

Massachusetts Amherst, MA 01003 U.S.A.

http://people.umass.edu/dmkotz/Glob_and_NL_02.pdf Diakses tanggal 5 Februari 2013.

Sonia Bhalotra, “The Impact of Economic Liberalization on Employment and Wages in India. University of Bristol,UK. Paper submitted to the International PolicyGroup, International Labour Office, Geneva. 31 Januari 2002. www.efm.bris.ac.uk/ecsrb/papers/indialib/pdf. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2013.

Ahluwalia, Montek S., “India’s Economic Reforms: An Appraisal,” in Jeffrey Sachs and Nirupam Bajpa’s (eds.), “India in the Era of Economic Reform,”

Oxford University Press, New Delhi, 2000.

Ahluwalia, Montek S. “India’s Quiet Economic Revolution” The Columbia Journal of World Business-Spring 1994. Diakses melalui http://planningcommission.nic.in/aboutus/speech/spemsa/new/msa18.doc. Pada tanggal 23 Juli 2013.

Charan D. Wadhva. “India Trying to Liberalise: Economic Reforms Since

1991”. Diakses

www.apcss.org/Publications/EditedVolumes/RegionalFInalChapter/ Chapter16Wadhva.pdf. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2013.

“India’s Economic Growth since 1980”. A studyon economic growt of

India. Diakses melalui

www.indianchild.com/india_economic_growth.htm. diunduh pada tanggal 18 Mei 2013.

Dalam http://www.aseansec.org.htm diakses pada tanggal 16 Mei 2012.

Dalam http://www.southasiaanalysis.org.html diakses tanggal 16 Mei 2012. Dalam http://www.tradingeconomics.com/india/gdp diakses tanggal 16 Mei 2012.

Dalam Lawrence H. Officer, "Exchange rate between the United States dollar and forty other countries, 1913 -1999." Economic History Services, EH.Net, 2002. URL http://eh.net/hmit/exchangerates/ diakses tanggal 16 Mei 2012. Dalam http://www.antaratv.com/berita india-kini-menjadi-magnet-bagi-asean

diakses pada tanggl 16 Mei 2012

Dalam http://www.voaindonesia.com/content/jumlah-penduduk-india-meningkat-menjadi-121-milyar.html diakses pada tanggal 16 Mei 2012.

Dalam http://financialpress.com. the-great-sharing. di akses pada atnggal 16 Mei 2012.

Dalamhttp://dunia.vivanews.com/news/read/82724asean_india_mou_perdaganga n_bebas diakses pada tanggal 16 Mei 2012.

Dalam http://www.asean.org/18144.htm. Diakses tanggal 16 Mei 2012.

(43)

Dalam http://www.indianchild.com/india_economy_growth.htm. Diakses tanggal 31 Januari 2013.

Dalam http://www.tempo.co/read/news/2012/12/20/118449349/India-ASEAN-Bahas-Peta-Kerja-Sama-Masa-Depan. Diakses tanggal 10 Februari 2013.

“History of Indian Economy”. India Text Bringing World Closer to India. http://indiatext.net/history-of-indian-economy/ . Diakses pada tanggal 3 Juli 2013.

“India Economy”. Diakses melalui

http://www.mapsofindia.com/india-economy.html. Pada tanggal 23 Juli 2013.

India economy”. Diakses melalui

http://www.mongabay.com/reference/country_studies/india/ECONOMY.ht ml. Pada tanggal 2 Juli 2013.

Williamson, John. “The Rise of the Indian Economy”. Diakses melalui http://www.unc.edu/depts/diplomat/item/2006/0406/will/williamson_india.h tml. Pada tanggal 23 Juli 2013.

Sibal, D. Rajeev “The Untold story of India’s Economy”. Diakses melalui http://www.lse.ac.uk/IDEAS/publications/reports/pdf/SR010/sibal.pdf. Diakses pada tanggal 1 Juli 2013. hal 20 .

Rajan S, Ramkishan and Sen, Rahul. “India: A Decade of Economic

Liberalization”. Avian Group Campendium. Economic Order in the Global

Era, April 2002. Diakses melalui

http://ramkishenrajan.gmu.edu/pdfs/publications/other_policy_briefs_and_o peds/2002_2003/04-71.pdf. Pada tanggal 24 Juli 2013

Aghion, Philippe. Robin Burgess. Stephen

Referensi

Dokumen terkait

Seksi Sarana Teknik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b mempunyai tugas melakukan penerapan tata kelola kawasan usaha, analisis jenis, dan tata guna

dalam Pasal 8 PMK Nomor 17/PMK.03/2013, kedua, secara eksternal seperti pencapaian rencana penerimaan pajak dari kegiatan pemeriksaan seharusnya bukan target utama,

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku personal hygiene menstruasi sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media audiovisual pada siswi kelas VII

Possibility the adaptation procedure must be done by the translator with changing the existence of language which is in the source text In this translation

Masa kerja merupakan hasil penyerapan dari berbagai aktivitas manusia, sehingga mampu menumbuhkan keterampilan yang muncul secara otomatis dalam tindakan yang

Metode Persediaan Rata- Rata Tertimbang yang menggunakan suatu harga pokok tunggal yang akan digunakan untuk menghitung harga pokok barang yang dijual atau barang yang masih ada

• Kinerja produk reksadana dengan menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha, Sharpe Ratio, Treynor Ratio , M 2 , dan Information Ratio (Studi Kasus: PT. NISP Asset

Bila dibandingkan dengan hasil analisis kesenjangan, terdapat 4 atribut yang memiliki nilai kesenjangan terbesar yang termasuk juga dalam kuadran 1, yaitu atribut pelayanan