1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setelah China, India menempati urutan kedua dengan jumlah penduduk
terpadat di dunia. Penduduk India bertambah 181 juta jiwa dalam sepuluh tahun
terakhir pada tahun 2011.1 Dan pada tahun itu pula jumlah penduduk India
mencapai 1.21.01.93.422jiwa.2 Jumlah peningkatan penduduk yang hampir 1,2
milyar jiwa dengan tingkat pendidikan yang rendah serta tingkat kemiskinan
yang masih tinggi terdapat di setiap wilayahnya menjadikan India negara yang
rawan akan ancaman unstabilitas baik dari sektor eknomi, politik, dan sosial.
Dalam latar belakang ini akan dibahas secara singkat mengenai sejarah panjang
perekonomian India mulai dari awal kemerdekaannya hingga reformasi ekonomi
yang dilakukan India di tahun 1991 sampai ekonomi India dapat terintegrasi
dengan dunia internasional khususnya dengan negara-negara di kawasan Asia
Tenggara.Pada tahun 1947 setelah meraih kemerdekaan dari Britania Raya,
perekonomian India berjalan amat lambat. Hal itu dikarenakan India memilih
sebuah sistem perekonomian yang cendrung tertutup dan sulit ditembus oleh
pasar.
1
Dalam Provisio al Populatio Totals : I dia : Ce sus . Diakses melalui
http://censusindia.gov.in/2011-prov-results/indiaatglance.html. Diakses pada tanggal 15 Nopember 2013.
2
2 Pemerintah saat itu menerapkan sistem ekonomi yang tidak pro pasar
dimana terdapat campur tangan serta kontrol kuat pemerintah dalam setiap
kegiatan ekonomi. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya India
juga mengandalkan subtitusi impor.3 Sistem perekonomian yang cendrung
tertutup tersebut merupakan warisan ajaran Mahatma Gandhi yang dikenal dengan
swadeshi (gerakan cinta produk dalam negri).4 Tidak hanya itu, hampir 80%
penduduk India tinggal di pedesaan yang sepertiga dari penduduknya hidup
dibawah garis kemiskinan. Beberapa yang menjadi faktor kemiskinan di India
pada awal kemerdekaan adalah pertumbuhan polulasi manusia yang tidak
seimbang dengan jumlah sumber daya tanah dan kapital yang terbatas. Selain itu
besarnya tingkat buta huruf di India serta minimnya infrastruktur guna
menjangkau masyarakat India yang berada di berbagai wilayah pedalaman juga
menjadi salah satu faktor yang menjadikan distribusi barang/ jasa dalam konteks
ekonomi dan pendidikan menghadapi dilema. Di satu sisi pemerintah dituntut
segera membuka jalan agar roda ekonomi dapat berputar dan dinikmati secara
merata, namun di sisi lain terdapat ganjalan-ganjalan yang menghambat roda
tersebut untuk berputar.
Mahatma Gandhi yang dikagumi oleh dunia atas anjurannya untuk sikap
tanpa kekerasan dan desakan moral untuk membantu orang-orang miskin,
mendukung kebijakan yang bertujuan untuk memastikan kemerdekaan ekonomi
India dari industrialisasi barat. Selain kemerdekaan masyarakat India juga
3
Dalam Iptek Mendongkrak Ekonomi India . Diakses melalui
http://herivirpat.multiply.com/journal/item/ Diakses tanggal 29 Januari 2013.
4“u a, Taufa . Dala
3 membutuhkan kesejahteraan, bagi Gandhi apalah arti kemerdekaan tanpa
kesejahteraan, baginya hal tersebut tidaklah jauh berbeda dengan India yang
masih berada di tangan penjajah. Jauh sebelum merdeka, Gandhi telah dikenal
dengan gerakan roda pintalnya. Gandhi menganjurkan alat-alat prouksi
tradisional salah satunya dengan menggunakan alat pintal dari kayu, yang mana
masing-masing keluarga harus memiliki mesin pintal sederhana untuk
memproduksi kain.dan meminta rakyat India untuk berhenti memakai pakaian
impor serta menggunakan barang-barang impor lainnya, sebagai bentuk
pemberontakan keterkaitan ekonomi dengan kekuasaan kolonialisme. Namun
hal tersebut tidaklah cukup untuk mengantarkan masyarakat India dengan
jumlah populasinya yang besar untuk keluar dari jurang kemiskinan.
Di tahun 1947, Perdana Menteri India Jawaharal Nehru melakukan
berbagai macam terobosan baru dalam bidang ekonomi, seperti perencanaan
ekonomi serta kontrol ekonomi versi India dengan menciptakan komisi
perencanaan India selain itu Nehru juga membuat rencana lima tahunan di tahun
1951. Pada masa pemerintahannya Nehru melakukan pembangunan disektor
pertanian dan irigasi. Meskipun ekonomi India mendekati kestabilan dengan
adanya peningkatan hasil panen dan industrialisasi, di sisi lain juga terjadi
kelaparan, pengangguran, dan kemiskinan di India. Nehru merupakan
pendukung sosialisme, Perencanaan terpusat seperti yang dijalankan China dan
Soviet menjadi sangat populer selama pacsca perang dunia II.
Gandhi dan Nehru memiliki impian untuk membuat India sebagai negara
yang swasembada. Mereka takut bahwa investor asing akan menjadi British East
4 asing untuk berinvestasi di India, begitupun sebaliknya sulit bagi perusahaan
India untuk mengekspor barang, dan amat mahal bagi India untuk mengimpor
barang. Apa yang disebut dengan rezim inward looking selalu di
gembor-gemborkan oleh PM Nehru dan penasihatnya Mahalanobis. Namun cara
pandang yang dikenal dengan Nehruvian Vison hanyalah sebuah manifest yang
membelengu India hampir selama 40 tahun hingga 1991. Gandhi dan Nehru
merupakan guru India, semenjak pasca kolonial ajaran anti industri
Mahatmagandhi dan sosialisme Jawaharlal Nehru telah bersama-sama
menyebabkan India menarik diri dari ekonomi dunia setelah India
memenangkan kemerdekaan dari Inggris 1947.
Meskipun mereka berdua telah tiada, namun filosofi dan ide-ide mereka
tetap dihormati selama puluhan tahun lamanya setelah kematian mereka. Partai
kongres yang didirikan oleh Gandhi dan Nehru, meneruskan desakan swasembada
dan mencegah India yang merdeka bergabung dengan ekonomi global. Pada awal
tahun kemerdekaan, kebijakan-kebijakan tersebut membantu berdirinya
perusahaan India dengan subur, namun lebih dari puluhan tahun, terlindungi dari
tekanan luar, menyebabkan banyak perusahaan India malas dan tidak kompetitif.
Adapun gambaran India yang saya kutip dari tulisan Simon Saragih dalam
laporannya dari India yang berjudul “Maju setelah melucuti model Nehru” adalah
sebagai berikut
5
mengandalkan peran perusahaan negara, menolak peran pemodal asing. Peran swasta domestik diikutkan, tetapi dikontrol ketat lewat
regulasi pemerintah”.5
Pada model ini perizinan amatlah ketat, sehingga perekonomian India
sangatlah berbeda jauh dengan negara-negara yang berada dikawasan Asia Timur.
Pada dasarnya India memiliki visi pembangunan kedepan hanya saja salah dalam
strategi. Ajaran Nehru yang meniru gaya dari sistem Soviet dibawah Joseph
Stalin serta didukung dengan semangat Mahatma Gandhi dengan swadeshinya
membuat pemerintah India merasa tidak membutuhkan barang-barang Impor dan
menutup diri dari perekonomian Internasional. Laju perekonomian India yang
lambat tersebut baru berakhir pada tahun 1980-an, pada masa pemeringahan Rajiv
Gandhi.
Di India sendiri terdapat dua sektor ekonomi yang justru luput dari
perhatian pemerintah, yaitu industrialisasi dan dunia perfilman Bollywood,
selebihnya adalah kegiatan ekonkomi tanpa jiwa yang pada akhirnya
menjerumuskan jutaan rakyat India kedalam jurang kemiskinan dan kelaparan
massal. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun 1991 telah membangkitkan
kesadaran India dimana perekonomian dalam negeri saat itu sangatlah kritis,
negara tidak lagi memiliki devisa yang memadai. India bangkrut total, seratus
sepuluh juta orang jatuh ke dalam kemiskinan hanya dalam waktu dua tahun
sebelumnya. Inflasi mencapai angka 17% dan memakan pendapatan rakyat
kecil. Hingga 1991 pertengahan, 330 juta orang atau dua dari setiap lima orang
5
6 India hidup di bawah garis kemiskinan, keuangan pemerintah ambruk, dan India
menghadapi krisis.6
Namun beberapa bulan selanjutnya tepatnya pada hari senin , 1 juli 1991
reformasi bersejarah di India dimulai, pertumbuhan perekonomian India terus
mengalami peningkatan, yaitu pada masa pemerintahan PM P.V Narasimha Rao
dimana terjadi perubahan ekonomi yang amat signifikan. Pada tahun1991 India
memilih untuk membuka ekonominya kepada ekonomi global dan merumuskan
suatu Kebijakan Ekonomi Baru (New Economic Policy/NEP). Dibawah kebijakan
ini, NEP bertujuan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dengan
menghilangkan hambatan-hambatan dan peraturan-peraturan yang membawa
efisiensi dan dinamisme dalam suatu sistem ekonomi, dalam hal ini adalah sistem
ekonomi. India membutuhkan akses untuk dapat terintegrasi dengan ekonomi
internasional, maka dari itu Pemerintah India membuat beberapa kerjasama
dengan negara-negara yang berada di kawasan Asia, salah satunya adalah dengan
negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara yang dikenal dengan ASEAN.
Kerjasama antara India dengan ASEAN sendiri telah terjalin sejak tahun
1991, yaitu dalam rangka meningkatkan keterlibatannya di wilayah Asia Timur,
sehingga di tahun selanjutnya 1992 India menjadi mitra dialog sektoral ASEAN
yang merupakan sebuah kekuatan geo-politik serta ekonomi negara-negara di
kawasan Asia Tenggara, yang terdiri dari sepuluh negara anggota dan dibentuk
pada bulan Agustus tahun 1967 oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan
Thailand. Diperluas dengan bergabungnya Brunai Darussalam, Vietnam,
6 Meredith, Robyn, Dalam Menjadi Raksasa Dunia, Fenomena kebangkitan India dan China yang
7 Kamboja, Laos, serta Myanmar. Tujuan dibentuknya ASEAN sendiri adalah
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan
budaya di antara negara-negara anggotanya, dan juga untuk menjaga perdamaian
serta stabilitas kawasan, dengan menjadi forum dialog antara negara anggota
untuk membahas permasalahan melalui jalur perdamaian.7
Pada tahun 1992 India menjadi mitra wicara sektoral dengan ASEAN, di
tahun 1995 India telah menjadi mitra dialog penuh ASEAN8, dan di tahun
selanjutnya 1996 India telah bergabung menjadi anggota dari ASEAN Regional
Forum (ARF). Seiring dengan berjalannya waktu, kerjasama antara India dan
ASEAN terus mengalami peningkatan. Jalinan kerjasama yang kian erat ini pun
ditandai dengan adanya kerjasama pasar bebas antara ASEAN dengan India
melalui ASEAN+1 atau yang biasa kita sebut dengan ASEAN India Free Trade
Agreement (AIFTA) yang mulai dibahas pada bulan Oktober tahun 2003 saat
KTT ASEAN ke-3 di Bali, yaitu mengenai kerangka kerjasama perdagangan
bebas yang berupa barang, jasa, dan investasi dengan kemudian diikuti oleh
sektor barang dan berlaku mulai 1 Januari 2010 lalu.
Namun ASEAN-India Free Trade Agreement sendiri baru ditandatangani
pada 13 Agustus 2009 di Bangkok, yang mana negosiasi perdagangan barang
dalam perjanjian antara India dan ASEAN tersebut telah dimulai pada Maret
2004. Negosiasi berlangsung selama enam tahun, yaitu di sela-sela pertemuan
para Menteri Ekonomi ASEAN. Adapun perjanjian ini hanya untuk sektor
7
Dalam http://www.aseansec.org.htm diakses pada tanggal 16 Mei 2012.
8
Dalam I dia- ASEAN Bahas Peta Kerjasa a Masa Depa . Diakses melalui
8 perdagangan barang, karena negosiasi untuk kesepakatan sektor jasa dan
investasi telah dimulai sejak bulan Oktober 2008 dan telah selesai pada
Desember 2009 lalu. FTA sendiri efektif diberlakukan sejak tanggal 1 Januari
2010 dan masih sebatas dengan negara Singapura, Malaysia dan Thailand.
Kerjasama dalam pasar bebas ini akan diikuti oleh negara anggota
ASEAN di tahun 2013. Kedepannya FTA akan menghapus tarif untuk sekitar
4000 (yang mencakup elektronik, bahan kimia, mesin dan tekstil) dari mana
tugasnya untuk produk 3200 akan dikurangi dengan Desember 2013, sedangkan
untuk 800 produk yang tersisa akan dibawa turun ke nol atau mendekati nol
tingkat pada Desember 2016.9 Pada tahun 2010, total nilai perdagangan antara
ASEAN dengan India mencapai 55,4 miliar dolar, naik 42 persen dari 2009.
Pencapaian itu mencakup 2,7 persen dari total pangsa perdagangan ASEAN
pada tahun yang sama. Nilai perdagangan ASEAN-India diprediksi akan
menembus 70 miliar dolar AS pada tahun 2012. Begitu pula investasi asing
langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari India ke ASEAN pada 2010
mencapai 2,6 miliar dolar, naik 221 persen dari 2009. Angka tersebut mencakup
3,4 persen dari total FDI ke ASEAN selama 2010.10
India dengan jumlah 1,2 miliar jiwa penduduknya jelas merupakan pasar
menjanjikan bagi ASEAN.11 Studi oleh McKinsey Global Institute (MGI)
menyebutkan bahwa pasar India diperkirakan akan menjadi kelima terbesar di
9
Dalam http://www.southasiaanalysis.org.html diakses tanggal 16 Mei 2012.
10
Dalam I dia Ki i Me jadi Mag et Bagi A“EAN . Diakses melalui http://www.antaratv.com/berita india-kini-menjadi-magnet-bagi-asean diakses pada tanggl 16 Mei 2012
11
9 dunia tahun 2030 dengan jumlah kelas menengahnya 50 juta jiwa yang akan
meledak menjadi 583 juta di tahun 2030.12 Sementara ASEAN sendiri
merupakan pasar dengan 600 juta jiwa penduduk di mana total nilai Produk
Domestik Bruto (PDB) mencapai 1,8 triliun dolar AS. Kombinasi dari
keduanya, ASEAN-India akan menciptakan integrasi pasar bagi 1,8 miliar orang
dengan nilai PDB mencapai 3,6 triliun dolar AS atau 5,7 persen dari total PDB
dunia.
Banyak yang memprediksi bahwa dengan terintegrasinya pasar serta arus
perekonomian antara ASEAN dan India akan menjadi sebuah kekuatan baru.
Pada masa pemerintahan Manmohan Singh, India berkomitmen untuk
menyatukan infrastruktur antara India dengan negara-negara di kawasan
ASEAN, yaitu melalui ASEAN Infrastructure Fund (AIF) yang baru saja
dibentuk. Bagi India sendiri, ASEAN merupakan mitra dagangnya terbesar
keempat setelah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.13 Sedangkan bagi
ASEAN sendiri India merupakan mitra dagang ketujuh terbesar. Dari sisi
investasi, FDI dari India ke ASEAN pada tahun 2008 mencatat nilai USD
476,8 juta.14
Dalam melihat pertumbuhan ekonomi yang terjadi di ASEAN, India
hadir sebagai kekuatan ekonomi baru bagi negara-negara anggota ASEAN.
seperti halnya ASEAN India ingin tidak lagi bergantung dengan mitra
12
Dalam The Great “hari g . Diakses melalui http://financialpress.com. the-great-sharing. di akses pada atnggal 16 Mei 2012.
13
Dalam ASEAN-I dia MOU Perdaga ga Bebas Diakses melalui http://dunia.vivanews.com/news/read/82724-asean_india_mou_perdagangan_bebas diakses pada tanggal 16 Mei 2012.
14
10 dagangnya yang lama. Hal serupa juga diinginkan India kepada ASEAN.
Meskipun tingkat liberalisasi perdagangan barang dalam AIFTA tidak setinggi
liberalisasi perdagangan barang yang dicapai antara ASEAN dengan mitra FTA
lainnya. Namun kedua pihak sepakat untuk meningkatkan komitmen liberalisasi
melalui proses “review” setelah perjanjian diimplementasikan.
Yang menarik dalam penelitian ini adalah, penulis berusaha memberikan
gambaran dalam batasan, bagaimana kebijakan liberalisasi ekonomi dan look
east policy India menjadi faktor pendorong lahirnya ASEAN-India Free Trade
Agreement (AIFTA) di tahun 2009. Maka dalam bab-bab selanjutnya akan
dibahas tentang sejarah kerjasma India-ASEAN, hingga pengaruh liberalisasi
dan look east policy India terhadap terbentuknya kerjasama tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Peneliti akan mengangkat masalah “Bagaimana liberalisasi ekonomi dan
India look east policy sebagai faktor pendorong lahirnya kerjasama
ASEAN-IndiaFree Trade Agreement AIFTA ?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan liberalisasi ekonomi dan look
east policy India sebagai faktor pendorong lahirnya kerjasama
11 2. Untuk menggambarkan regionalisasi Indai dan ASEAN dalam kerangka
kerjasama ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA)
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan akan memperluas
khasanah kajian Ilmu Hubungan Internasional bagi para akademisi yang
menekankan pada aktor-aktor serta peran mereka dalam proses menjalin
hubungan kerjasama dengan negara lain khususnya dalam regionalisasi kawasan
yang sedang menjadi topik hangat dalam Kajian Hubungan Internasional.
1.4.2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini maka akan memperluas khasanah kajian
Ilmu Hubungan Internasional meliputi hubungan kerjasama antara India dengan
negara-negara anggota ASEAN baik secara bilateral maupun multilateral dalam
bidang ekonomi serta melihat dampak dan peluang yang dapat dimanfaatkan
bagi negara Indonesia guna memainkan perannya, sebagai salah satu negara
yang berpengaruh dalam kawasan regional ASEAN.
1.5. Penelitian Terdahulu
Tema besar hubungan kerjasama antara India-ASEAN serta kebangkitan
12 oleh Sinthya Tegela15 dalam skripsinya yang membahas tentang kebangkitan
perekonomian India, dengan judul skripsinya Suatu Analisis Tentang
China-India (CHINDIA) Sebagai Negara Maju di Kawasan Asia. Hanya saja dalam
tulisannya tersebut Sinthya hanya mendeskripsikan faktor-faktor pendukung
yang mendorong China dan India dapat menjadi raksasa baru dalam dunia
internasional seperti kebangkitan perekonomian India ditahun 1991 setelah
dibukanya jalur bagi investor, serta penghapusan beberapa kebijakan-kebijakan
pada masa sebelumnya yang menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi mulai
India dihapuskan, Dalam skripsinya itu juga Sinthya mencoba menggambarkan
bagaimana kemajuan perekonomian India yang diperoleh pada masa
pemerintahan Narasimha Rao melalui kebijakan “India Look East”. Setelah
kebijakan tersebut diimplementasikan ke dalam kebijakan-kebijakan yang
berorientasi pada pasar. India mengalami pertumbuhan perekonomian yang
pesat khususnya kebijakan yang membolehkan investasi asing masuk serta
penghapusan kebijakan yang mengharuskan negara ikut campur didalamnya.
Selain tulisan dari Sinthya Tegela ada pula tulisan dari Indra Prasetyo16.
Yang dalam skripsinya juga menulis tema tentang kerjasama ekonomi
India-Indonesia dengan judul Peningkatan Hubungan Kerjasama Antara Indonesia
dan India Bidang Ekonomi Melalui Comprehensive Economic Cooperation
Agreement. Dalam skripsinya Indra Prasetyo membahas bagaimana kerjasama
antara Indonesia dan India dalam bidang ekonomi dimulai melalui perdagangan
15
Sinthya Tegela adalah mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin Makassar angkatan 2007.
16 Indra prasetyo adalah mahasiswa hubungan internasional Universitas Muhammadiyah Malang
13 dan investasi dapat ditingkatkan. Dengan menggunakan landasan teori
interependensi dari Robert Keohane dan Joseph Nye tulisan ini mencoba
menganalisis tentang mengapa terjadi peningkatan hubungan kerjasama kedua
negara melalui Compeherensive Economic Cooperation Agreement (CECA).
Sedangkan dari tulisan Naota. A. Parongko17 dalam skripsinya yang
berjudul Suatu Analisis Pengaruh Kerjasama Free Trade Area ASEAN-India
dan Pengaruhnya Terhadap Industri Domestik Indonesia (Studi Kasus: Industri
Kelapa Sawit) Dalam tulisannya, Naota menjelaskan kerjasama Free Trade
ASEAN-India atau lebih dikenal dengan AIFTA dan pengaruhnya terhadap
industri kelapa sawit Indonesia dalam produk Crude Palm Oil (CPO). Secara
spesifik penelitian dari Naota bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ASEAN-India Free Trade Area terhadap industri domestik Indonesia khususnya industri
kelapa sawit. Strategi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi
AIFTA guna melindungi industri kelapa sawit nasional, serta peluang dan
tantangan yang dihadapi produk kelapa sawit Indonesia pasca diberlakukannya
AIFTA.
Penelitian dari Haiyyu Darman Moenir18, pada bab tiganya mengambarkan
tentang bagaimana kemajuan perekonomian China dan India serta implikasinya
terhadap ASEAN. Dalam tulisannya Darman memberikan gambaran tentang
sejarah perekonomian China berjalan dari yang bersifat sosialis dengan
perekonnomiannya yang tertutup secara konsisten melakukan kebijakan
17
Naota. A. Parongko adalah mahasiswa hubungan internasional Universitas Hasanuddin Makassar
18 Haiyyu Dorman Moenir adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan politik Universitas Indonesia
14 reformasi. Pada tahun 1978 dalam rapat dewan partai komunis China yang ketiga,
diluncurkanlah kebijakan membuka diri dan reformasi. Begitupun dengan India
yang pada awalnya menganut sistem sosialis dari era Gandhi hingga pada
akhirnya terjadi krisis ditahun 1990 dan mulai membuka diri pada tahun 1991.
Dalam tulisannya tersebut Darman memberikan gambaran bagaimana pengaruh
dari kemajuan ekonomi kedua negara terhadap kawasan ASEAN. Dan dari tulisan
tersebut Darman memberikan kesimpulan bahwa peningkatan yang pesat dari
China dan India pada dekade terakhir ini secara relatif telah mengurangi pangsa
ASEAN dalam perekonomian dunia, khususnya, penurunan pangsa ASEAN
dalam penerimaan FDI global yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan
pesat dari China dan India sebagai tujuan FDI .
Sementara penulis ingin lebih memfokuskan tentang gambaran
bagaimana liberalisasi ekonomi dan look east policy yang dilakukan India
menjadi faktor pendorong lahirnya kerjasama ASEAN India Free Trade
Agreement (AIFTA). Dalam penelitian ini nantinya, peneliti akan memberikan
ulasan sejarah liberalisai perdagangan dan India look east policy serta
perkembangan kerjasamanya sebagai mitra dagang ASEAN dengan disertai data
yang berupa angka-angka nilai perdaganan yang dilakukan oleh India kepada
masing-masing negara anggota ASEAN. Sehingga tulisan ini akan membahas
bagaimana liberalisasi ekonomi dan look east policy India dapat menjadi faktor
15 Nama (Judul
Penelitian)
Metode Penelitian Hasil Penelitian Sinthya Tegela“Suatu
Analisis Tentang China-India (CHINDIA) Sebagai Negara Maju di Kawasan Asia”.
faktor-faktor pendukung yang mendorong China dan India dapat menjadi raksasa baru dalam dunia internasional seperti kebangkitan
perekonomian India ditahun 1991 setelah dibukanya jalur bagi investor, serta
penghapusan beberapa kebijakan-kebijakan pada masa sebelumnya yang menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi mulai India dihapuskan
Penulis menemukan bahwa perkembangan ekonomi yang dicapai oleh China-India tidak lepas dari berbagai aspek yakni, strategi
pembangunan berjangka dan mitra dagang yang dijalin dengan dunia internasional. Strategi pembangunan yang diterapkan China sangat mengedepankan zona-zona industrinya dan India dengan
pembangunan sumber daya manusia. Indra Prasetyo
“Peningkatan Hubungan Kerjasama Antara Indonesia dan India Bidang Ekonomi Melalui Compreh ensive
Economic Cooperation Agreement”
kerjasama antara Indonesia dan India dalam bidang ekonomi dimulai melalui
perdagangan dan investasi dapat ditingkatkan. Dengan menggunakan landasan teori interependensi dari Robert Keohane dan Joseph Nye tulisan ini mencoba menganalisis tentang mengapa terjadi peningkatan hubungan kerjasama kedua negara melalui
Compeherensive Economic Cooperation Agreement (CECA).
16 Naota. A. Parongko
“Suatu Analisis Pengaruh Kerjasama Free Trade Area ASEAN-India dan Pengaruhnya Terhadap Industri Domestik Indonesia (Studi Kasus: Industri Kelapa Sawit)”
menjelaskan kerjasama
Free Trade ASEAN-India atau lebih dikenal dengan AIFTA dan pengaruhnya terhadap industri kelapa sawit Indonesia dalam produk Crude Palm Oil
(CPO)
mengetahui pengaruh
ASEAN-India Free Trade Area terhadap industri domestik Indonesia khususnya industri kelapa sawit. Strategi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi AIFTA guna melindungi industri kelapa sawit nasional, serta peluang dan tantangan yang dihadapi produk kelapa sawit Indonesia pasca diberlakukannya AIFTA.
Haiyyu Darman Moenir, dalam “Kemajuan Perekonomian China dan India Serta implikasinya terhadap ASEAN”
Dalam tulisannya tersebut Darman memberikan gambaran bagaimana pengaruh dari kemajuan ekonomi kedua negara terhadap kawasan ASEAN
peningkatan yang pesat dari China dan India pada dekade terakhir ini secara relatif telah mengurangi pangsa ASEAN dalam perekonomian dunia, khususnya, penurunan pangsa ASEAN dalam penerimaan FDI global yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pesat dari China dan India sebagai tujuan FDI
Penelitian Haryo Prasodjo“Liberalisasi Ekonomi dan Look East policy India Sebagai Faktor Pendorong Lahirnya Kerjasama ASEAN-India Free Trade Agreement”
Mengambarkan
liberalisasi ekonomi dan
look east policy India sebagai faktor
pendorong lahirnya kerjasama ASEAN-India free trade agreement (AIFTA)
Adanya pengaruh dari liberalisasi ekonomi dan India look east policy sebagai faktor
17 1.6. Kerangka Pemikiran Landasan Teori dan Konseptual
1.6.1. Kerangka Teoritis 1.6.1.1 Neo Liberalisme
Neoliberalisme adalah sebuah teori tentang praktek ekonomi yang
menekankan pada deregulasi dan pengurangan peran negara. Teori ini juga
meyakini bahwa kesejahteraan umat manusia dapat ditingkatakan sebaik mungkin
dengan memberikan kebebasan berusaha bagi individu dalam kerangka institusional
yang bercirikan hak milik pribadi yang kuat, pasar bebas, dan perdagangan bebas.
Peran negara adalah menciptakan dan melindungi kerangka institusional yang tepat
untuk praktek tersebut. Negara harus dapat menjamin, stabilitas keuangan,
keamanan, serta hukum. Bila perlu negara dapat menggunakan kekuatannya agar
pasar berfungsi dengan baik. Lebih jauh lagi bila tidak terdapat pasar dalam area
seperti tanah, air, pendidikan, jasa kesehatan, jaminan sosial, ataupun polusi
lingkungan. Maka pasar harus diciptakan, bila perlu dengan menggunakan kebijakan
negara. Namun di luar dari pada tugas-tugas tersebut, negara tidak perlu iktu campur.
Karena seperti dalam teorinya negara tidak akan memiliki cukup informasi untuk
memprediksi harga. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh David Harvey dalam
bukunya A Brief History of Neoliberalism:
18
such as land, water, education, health care, social security, or environmental pollution) then they must be created, by state action if necessary. But beyond these tasks the state should not venture. State interventions in markets (once created) must be kept to a bare minimum because, according to the theory, the state cannot possibly possess enough information to second-guess market signals (prices) and because powerful interest groups will inevitably distort and bias state interventions (particularly in democracies) for their own benefit” (Harvey 2005:2).19
Karenanya rezim-rezim politik akan dikurangi pengaruhnya, sejauh negara
dapat memuaskan hasrat dan keinginan para pelaku ekonomi serta telah menjadi
sebuah paradigma baru dalam dunia teori ekonomi dan pembuat kebijakan.20Maka
dari itu, para penganut paham neoliberal membuat gebrakan agar negara
mengurangi campur tangannya secara signifikan dalam aktifitas ekonomi
masyarakatnya. Para neolib juga percaya bahwa kekuatan pasar lebih memiliki
kekuatan untuk menyelesaikan dari pada paket kebijakan yang dibuat oleh
regulasi dan intervensi pasar oleh negara. Paham neoliberalisme merupakan
paham yang juga mendukung penuh pasar bebas “free trade”, ekspansi modal,
dan globalisasi.
Dalam tulisan ini, penulis akan menggunakan kerangka neoliberal
sebagai pisau analisa, dalam melihat usaha serta peran pemerintah India untuk
membuka pasar domestik dan meningkatkan investasi di India dalam rangka
meningkatkan pembangunan ekonomi dalam negeri India. Seperti yang akan
penulis bahas pada bab selanjutnya, berawal dari Pemerintah India yang
menggunakan sistem sosialis dengan kontrol kuat negara dalam segala sektor
ekonominya sejak masa awal kemerdekaannya membuat ekonomi India
19Ha ve , David. A B ief Histo Of Neoli e alis . O
ford University Press 2005
20 Dag Einar Thorsen and Amund Lie. What is Neoliberalis ? . Department of Political Science
19 tenggelam dalam stagnansi yang cukup lama tanpa adanya persaingan dan
pergerakan ekonomi yang dinamis. Keadaan tersebut berujung pada kenyataan
bahwa ekonomi India mengalami defisit dan terjerumus pada krisis neraca
pembayaran.
Secara bertahap, tepatnya setelah reformasi ekonomi di tahun 1991,
dengan mengurangi peran negara dalam perekonomiannya Pemerintah India
secara perlahan terus membuka kran-kran investasi bagi swasta dengan
mengembalikannya pada sistem pasar. Selain itu Pemerintah India juga secara
konsisten terus melakukan peningkatan kerjasama baik bilateral maupun
multilateral dalam segala bidang strategis, khususnya dalam bidang ekonomi
dengan negara-negara di kawasan sekitar India termasuk Kawasan Asia
Tenggara yang salah satunya melalui kerangka ASEAN-India Free Trade
Agreement (AIFTA). Keadaan ini mengambarkan bagaimana India beranjak dari
sebuah sistem sosialis lama, secara bertahap berubah menjadi sebuah negara
dengan sistem ekonopmi neoliberal. Dimana negara tidak melepas seutuhnya
pergerakan ekonomi kepada pasar, namun secara konsisten negara berusaha
membentuk sebuah lembaga dan rule yang memungkinkan para pelaku ekonomi
India baik swasta maupun negeri untuk dapat melakukan ekspansi ke luar
20 1.6.2. Kerangka Konseptual
1.6.2.1 Free Trade
Free trade adalah kegiatan perdagangan tanpa adanya hambatan buatan
dari segi kebijakan pemerintah dalam perdaganan antar individu ataupun
perusahaan-perusahaan yang melintasi batas wilayah negara. Perdagangan bebas
terjadi ketika tidak ada lagi berbagai macam hambatan buatan yang
diberlakukan oleh pemerintah untuk membatasi arus barang dan jasa antar
negara yang melakukan aktivitas perdagangan21. Hal ini memungkinkan negara
untuk fokus pada keunggulan kompetitif inti mereka, sehingga dapat
memaksimalkan output ekonomi dan mendorong pertumbuhan pendapatan bagi
warga negara mereka.
Free trade sendiri merupakan sebuah konsep yang lahir dari aktivitas
globalisasi, dengan adanya open border transaction (membuka transaksi antar
batas wilayah), dari perspektif ini globalisasi merupakan fungsi dari liberalisasi
yaitu dimana komunikasi, instrumen finansial, aset-aset tetap dan orang-orang
dapat mengsirkulasikan melalui dunia ekonomi yang bebas dari kendali
penekanan negara. Kebijakan yang digunakan adalah, dimana pemerintah tidak
mendiskriminasikan impor atau mengganggu ekspor dengan menerapkan tarif
(impor) atau subsidi (untuk ekspor). Dapat diartikan pula bahwa kebijakan
perdagangan bebas berarti, sebuah negara meninggalkan semua kontrol dan pajak
21Edge, Ke .Dala
Free trade and protection: advantages and disadvantages of free trade .Diakses melalui
21 impor dan ekspor. Dalam hal ini gangguan atau halangan legal terhadap transaksi
ekonomi antar negara mengalami pengurangan secara menyeluruh, dalam waktu
yang bersamaan arus lintas batas pelayanan, uang, dan investasi telah mencapai non
hambatan tarif.
Pada akhirnya tidak adanya penghalang pergerakan barang yang melintasi
batas negara turut membuka dan mendorong terjadinya aliran uang dan aliran
investasi ke seluruh dunia. Pasar bebas dengan penghapusan berbagai macam
hambatan ekonomi diklaim akan memberikan tingkat pendapatan yang lebih
tinggi. Dengan demikian dengan adanya pasar bebas diharapkan dapat
mengurangi jumlah angka kemiskinan di suatu negara. Hal ini berlandaskan atas
asas keunggulan komperatif yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda.
Keuntungan dari hasil perdagangan bahwa setiap negara berbeda, yaitu dengan
adanya sumberdaya yang berbeda, maka akan menghasilkan produk yang
bervariasi antara negara yang satu dengan negara lainnya. Dibawah kontrol
ekonomi yang sedikit hambatan, penditribusian barang dapat berjalan secara
efisien dan dinamis. Di era globalisasi pengintegrasian ekonomi terhadap dunia
internasional adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh negara untuk
menjaga dinamisasi kegiatan ekonominya.
Dalam penelitian, ini konsep free trade digunakan untuk melihat,
bagaimana kerjasama ekonomi yang dibentuk oleh India dan ASEAN menjadi
sebuah kerjasama ekonomi yang saling melengkapi. Seperti yang akan dibahas
pada bab selanjutnya, Selain dikenal dengan industri bajanya, belakangan India
22 dunia. Hal ini berdampak pada kemajuan india sebagai negara industri baja dan
juga negara yang memiliki sumber daya manusia terdidik terbanyak di dunia .
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan-perusahaan asing baik di
Amerika maupun Eropa, yang memindahkan perusahaannya ke India
dikarenakan tersedianya sumber daya manusia terdidik dengan upah murah
sebagai sumber jasa layanan perusahaan. Selain itu negara-negara ASEAN
dikenal sebagai negara yang bergerak pada sektor agraris seperti perkebunan
kelapa sawit, kopi, cengkeh, dan rempah-rempah. Selain itu beberapa negara
ASEAN juga memiliki cadangan sumber daya alam seperti biji besi, minyak,
dan tembaga yang berfungsi untuk bahan dasar industri.
Dengan menggunakan konsep free trade ini penulis akan melihat
bagaimana, India maupun ASEAN saling berkontribusi dalam bidang yang
menjadi sektor unggulan masing-masing negara tersebut untuk dapat saling
melengkapi tanpa harus adanya lagi hambatan baik berupa tarif maupun non
tarif. Sehingga kerjasama yang telah ada sebelumnya, mendorong kedua pihak
untuk melakukan kerjasama dalam tingkat yang lebih tinggi yaitu melalui
kerangka ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA). Sehingga dengan
adanya kerjasama tersebut, diharapkan roda perekonomian baik dalam skala
mikro maupun makro dimasing-masing negara dapat lebih cepat berputar
sehingga menjadikan kawasan India dan ASEAN menjadi kawasan
pertumbuhan ekonomi strategis yang kedepannya menjadi magnet bagi para
23 1.6.2.2. Konsep Look East Policy
India Look East Policy atau yang kita kenal dengan politik luar negeri
India dengan “kebijakan melihat ke timur” adalah sebuah kebijakan luar negeri
India yang dimulai pada tahun 1991. Kebijakan melihat ke timur India ini
menandai telah dibukanya kran ekonomi untuk mengejar ketertinggalan India
dalam hal perekonomian. Perspektif ini pun menandai pergeseran strategis India
dari negara dengan ekonomi sosialis menuju ekonomi terbuka yang terintegrasi
dengan dunia luar. Kebijakan melihat ke timur diberlakukan pada masa
pemerintahan Narasimha Rao, di tahun 1991. Yaitu India mengalami krisis
ekonomi hebat dan runtuhnya Uni Soviet. Saat itu sendi-sendi ekonomi yang
menopang perekonomian India tidak dapat bergerak dan negara dalam status
lemah. Setelah tahun 1992, India telah kembali aktif dalam pembangunan politik
nasional maupun internasionalnya 22. PM Narasimha Rao dalam sebuah pidatonya
ditahun 1994 di Singapura menjelasakan, alasan India memilih ASEAN adalah,
karena ASEAN dapat menjadi batu loncatan bagi India untuk dapat masuk
kedalam pasar global. Hal ini dikarenakan Asia tenggara telah menjadi bagian dari
pasar global dan perekonomiannya pun cukup terbuka, serta terdapat banyak
perusahaan dengan model pembangunan perekonomian dunia ketiga.23
Dengan menggunakan konsep ini, penulis ingin mengambarkan bagaimana
look east policy menjadi sebuah formulasi bagi pemerintah India dalam
mengeluarkan kebijakan, baik dalam bidang reformasi ekonomi maupun
22
Dala I dia’s look east poli f o e o o i i teg atio to st ategi stakeholder in the asia
pa ifi egio diakses elalui
http://www.isis.org.my/files/ISIS_FOCUS_2012/IF9_2012/IF9_Index1.pdf. Pada tanggal 12 Nopember 2012.
23
24 kebijakan dalam melakukan hubungan kerjasama luar negeri India setelah 1991.
Dimana kebijakan melihat ke timur, menuntun India untuk dapat merajut kembali
hubungan kerjasama yang telah lama ada dengan menunjuk negara-negara di
kawasan ASEAN sebagai mitra kerjasama dalam bidang ekonomi dan strategis.
Kerjasama yang terjalin nantinya diharapkan dapat membawa dampak positif bagi
masing negara khsusunya dalam hal pertumbuhan ekonomi bagi
masing-masing negara. Dan salah satu jalan kerjasama ekonomi antara India dan ASEAN
adalah melalui kerangka ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA).
1.7. Metode penelitian 1.7.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan peneliti dalam tulisan ini yaitu deskriptif
dimana peneliti mencoba mengambarkan bagaimana liberalisasi ekonomi dan
look east policy India menjadi faktor pendorong lahirnya kerjasama
ASEAN-India free trade agreement (AIFTA). Yaitu melalui peningkatan ekonomi dan
kerjasama India-ASEAN dalam beberapa kurun waktu tertentu.
1.7.2. Tingkat Analisa
Guna mempermudah tulisan penelitian serta menghindari kesalahan yang
sifatnya metodologis, maka perlu adanya penyederhanaan ke dalam bentuk variabel
dan level analisis, adapun hubungan antar variabel dalam tulisan ini bersifat
reduksionis, dimana unit eksplanasinya lebih rendah dari pada unit analisisnya.
Dalam tulisan ini liberalisasi perekonomian yang menggunakan kacamata
25 veriabel independennya sedangkan sistem internasional yang berupa kerjsama
regional dikawasan ASEAN sebagai unit analisanya (yang akan dianalisa) .
Unit analisis sendiri merupakan sebuah prilaku yang dijelaskan melalui
hubungan kerjasama ekonomi ASEAN-India, sedangkan unit eksplanasinya yaitu
suatu yang digunakan untuk menjelasklan objek analisis yaitu dengan mengunakan
liberalisai ekonomi dan look east policy India sebagai analisis pada level negara.
1.7.3. Tekhnik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan sebuah studi pustaka (library researc) yang
mana baik data maupun informasi lainnya dicari dan dikumpulkan dari berbagai
sumber informasi sekunder, baik bahan yang berupa buku, majalah, artikel,
jurnal, catatan, laporan penelitian berupa hasil dari skripsi, tesis, serta desertasi
dan lain sebagainya. Data yang telah di dapat tersebut kemudian akan
dikumpulkan, diolah, dan diidentifikasi yang kemudian akan digunakan sebagai
sarana pendukung dalam penulisan serta uraian penelitian dalam menjawab
rumusan masalah.
1.7.4. Tekhnik Analisis Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif
yaitu berbagai informasi tentang fenomena atau permasalahan yang disimbolkan
dalam bentuk tulisan, angka, dan data statistik. Akan tetapi, data yang dimaksud
berorientasi pada makna dan hubungan antar variabel yang membentuk
permasalah yang dibahas. Data-data yang diperoleh dari berbagai sumber
26 penelitian serta kerangka berfikir akan ditempatkan serta dicari tingkat
koherensinya yang seterusnya akan diolah dan kemudian diubah dalam bentuk
kalimat yang kemudian digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab dan
menjelaskan rumusan masalah.
1.8. Ruang Lingkup Penelitian
Salah satu dari bagian point terpenting dalam penulisan ilmiah adalah
menentukan ruang lingkup pembahasan. Dengan ruang lingkup pembahasan,
kita dapat membatasi permasalahan yang diajukan, sehingga pembahasan
menjadi terarah dan fokus dimana tidak menimbulkan kerancuan dan tentu saja
tepat sasaran. Untuk itu, penulis menggunakan dua batasan yaitu batasan waktu
dan batasan materi.
1.8.1. Batasan Materi
Materi yang dibahas pada penelitian ini memfokuskan padakebijakan
liberalisasi ekonomi dan look east policy India sebagai faktor pendorong
lahirnya kerjasama ASEAN-India melalui kerangka ASEAN- India Free Trade
Agreement (AIFTA).
1.8.2. Batasan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti akan membatasi penelitian pada masa
pemerintahan Narasimha Rao 1991 yaitu sebagai titik awal dimulainya
liberalisasi serta diluncurkannya look east policy hingga dilakukannya rumusan
kerjasama free trade area dengan ASEAN dalam bingakai ASEAN-India Free
27 Behari Vajpayee sampai ditanda tanganinya ASEAN-India Free Trade
Agreement
1.9. Asumsi Dasar
Adapun asusmsi dasar peneliti mengenai liberalisasi ekonomi India sebagai
faktor pendorong lahirnya kerjasama AIFTA adalah sebagai berikut. Pertama,
dengan adanya liberalisasi menjadikan pasar domestik dan internasional semakin
terbuka. Selain itu, kebijakan liberalisasi ekonomi memungkinkan semua pihak
untuk melakukan investasi langsung. Dengan demikian setiap pelaku ekonomi
India memiliki kesempatan yang sama untuk berkompetisi sehingga terbentuk
iklim ekonomi kawasan yang dinamis yang nantinya akan memicu pertumbuhan
ekonomi yang signifikan.
Kedua, dengan kebijakan look east, India memandang ASEAN merupakan
kawasan regional yang strategis guna perluasan pasar dan kerjasama luar negeri
India. Sehingga ASEAN menjadi salah satu mitra strategis India dalam orientasi
kebijakan luar negeri India.
1.10. Sistematika Penulisan
Penulisan ini disusun dalam lima bab di mana masing-masing bab akan
menyajikan penjelasan yang berbeda, hal ini dimaksudkan untuk menjawab
28 Bab I merupakan bagian pendahuluan yang menggambarkan latar belakang masalah yang akan dibahas, rumusan masalah, tujuan serta manfaat
penelitian. Disajikan pula dalam bab ini penelitian terdahulu (literature review)
untuk menjelaskan posisi penelitian ini dibanding dengan penelitian lain. Bab ini
juga menyajikan landasan konsep dan teori yang digunakan sebagai kerangka
dalam menganalisis permasalahan dan menjawab rumusan masalah penelitian.
Selanjutnya, bab ini juga menguraikan metodologi penelitan yang
digunakan serta pengindentifikasian dua variabel dan level analisis. Selain itu
penting untuk mengemukakan ruang lingkup penelitian agar penelitian dapat
fokus pada masalah yang dibahas, hipotesis sebagai jawaban sementara hasil
penelitian yang selanjutnya akan dibuktikan melalui penelitian ini serta terdapat
sistematika penulisan sebagai gambaran alur penulisan.
Bab II penelitian menyajikan gambaran sejarah bagaimana kerjasama ASEAN-India terbentuk mulai dari masa sebelum kolonial, masa kolonialisasi
oelh Inggris hingga masa setelah reformasi ekonomi tahun 1990 yaitu
keterlibatan India dalam mitra dialog penuh ASEAN di tahun 1995, menjadi
anggota dari ASEAN Regional Forum (ARF) di tahun 1996, hingga peningkatan
hubungan kerjasamanya dalam ASEAN+1 melalui kerangka kerjasama
ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) pada bulan Oktober di tahun
2003. Hingga ditanda tanganinya Asean India Free Trade Agreement di tahun
2009. Gambaran yang diberikan peneliti dalam bab ini setidaknya berfungsi
sebagai alat bagi pembaca untuk memahami masalah yang dibahas dalam
29 Bab III memuat gambaran mengenai bagaimana liberalisasi ekonomi India menjadi faktor pendorong lahirnya kerjasama ekonomi ASEAN-India free
trade agreement yang dilakukan India dalam menganalisis permasalahan
penelitian. Selain itu dalam bab ini juga akan disertai dengan data mengenai
nilai ekspor-impor India dengan negara-negara anggota ASEAN. Secara
sederhana pada bab III berupaya memberikan jawaban dari rumusan masalah
yang diajukan.
Bab IV memuat gambaran mengenai bagaimana look east policy yang dilakukan India menjadi faktor pendorong lahirnya Asean India Free Trade
Agreement, dalam menganalisis hubungan kerjasama ekonomi melalui pasar
bebas. bab ini juga menyajikan temuan pustaka dan analisis peneliti mengenai
look east policy India dalam pentingnya meningkatkan kerjasama dengan
ASEAN melalui free trade agreement.
Bab V yang merupakan sebagai bab penutup dari penelitian ini akan dipertegas dengan berbagai hasil temuan penelitian, selain itu akan diuraikan
diskusi lanjutan yang menyajikan permasalahan yang belum terselesaikan dalam
penelitian ini atau hal-hal lain yang perlu untuk diteliti lebih lanjut sehingga
SKRIPSI
KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST
POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA
FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA)
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Strata-1
Jurusan Hubungan Internasional
OLEH:
HARYO PRASODJO NIM. 09260012
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENGESAHAN Nama : Haryo Prasodjo
NIM : 09260012
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK
EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG
LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA).
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional
Dan dinyatakan LULUS
Pada hari: Senin
Tanggal : 21 Oktober 2013
Tempat : LAB Hubungan Internasional
Mengesahkan
Dekan FISIP-UMM
Dr. Asep Nurjaman, M.Si
Dewan Penguji:
1. Dyah Estu Kurniawati S.Sos, M.si ( )
2. Demiati Nur Kusumaningrum MA ( )
3. Gonda Yumitro S,IP M.A ( )
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Haryo Prasodjo
NIM : 09260012
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA).
Disetujui
DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Gonda Yumitro S,IP M.A Ayusia Sabhita, M. Soc. Sc
Mengetahui
Dekan Ketua Jurusan
FISIP UMM Hubungan Internasional
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI Nama : Haryo Prasodjo
NIM : 09260012
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGRbinEEMENT (AIFTA).
Pembimbing : 1. Gonda Yumitro S,IP M.A
2. Ayusia Sabhita M. Soc. Sc
Kronologi Bimbingan
Tanggal Paraf
Pembimbing
Keterangan
11 Nopember 2012
Pengajuan Judul
Nopember-Februari
Bimbingan
10 Februari 2013 Persetujuan Seminar
Proposal
18 Mei Seminar Proposal
21 Juni ACC BAB 2
24 September
4 Oktober ACC BAB 4&5
21 Oktober Ujian SKripsi
Malang, 10 Nopember 2013
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Gonda Yumitro S,IP M.A Ayusia Sabhita, M. Soc. Sc
Mengetahui
Dekan FISIP- UMM
PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Haryo Prasodjo
NIM : 09260012
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
KEBIJAKAN LIBERALISASI EKONOMI DAN INDIA LOOK EAST POLICY SEBAGAI FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA ASEAN-INDIA FREE TRADE AGREEMENT (AIFTA).
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang, 10 Nopember 2013
Yang menyatakan,
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam
yang telah mencurahkan berbagai limpahan kuasaNya yang berupa rahmat dan
nikmat untuk seluruh alam semesta serta dunia dan seisinya. Shalawat beriringkan
salam kepada junjugan Nabi akhir zaman Muhammad SAW yang telah membawa
ummat manusia dengan dari zaman kejahiliyaan menuju zaman yang terang
benderang dengan akhlaq, adab, dan ilmu pengetahuan.
Tulisan yang ada ditangan anda ini merupakan sebuah buah karya pertama
dari penulis mengenai kebijakan dari liberalisasi ekonomi serta India look east
policy sebagai faktor yang mendorong terlahirnya kerangka kerjasama ekonomi
dalam bentuk ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA). Yang menarik
dalam hal ini adalah saat di mana India melakukan reformasi ekonomi di tahun 1991 dan mengeluarkan ‘kebijakan melihat ke timur’ yang nanti akan mengantarkan kepada wajah baru India dalam hubungannya dengan dunia
internasional khususnya dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan, penulisan, dan penyajian
tulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan yang perlu
ditambahi dan disempurnakan. Oleh karena itu, masukan dan kritikan yang
membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk membantu memperbaiki
kekurangan tersebut.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi, yang
bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi
Hubungan Internasional di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang saja
akan tetapi juga disiplin Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia secara umum.
Malang, 10 Nopember 2013
Penulis,
UNGKAPAN PERSEMBAHAN
“Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, dari mana kita belajar
ikhlas? Jika semua yang kita impikan segera terwujud, dari mana kita belajar sabar? Jika setiap doa kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat
belajar ikhtiar?” (Dahlan Iskan)
Sebagai rasa syukur atas selesainya skripsi ini, maka penulis ingin mengucapkan
rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga saya, bapak dan ibu saya yang selalu mengomeli saya supaya selesai
tepat pada waktunya. Serta adik saya yang telah mengambil alih tugas-tugas saya
selagi mengerjakan skripsi.
2. Ibu negara, Waidatun Hasanah, yang telah mensupport, menemani saya dan
merawat dan menemani saya saat saya sakit. Terimakasih untuk semua waktunya.
3. Dosen pembimbing dan penguji saya, Ustadz Gonda Yumitro, Ibu Ayus, Ibu
Dyah, Ibu Ningrum yang telah memberikan banyak pengarahan dan masukan.
4. Ibu/Bapak Dosen HI UMM. Pak Ruli, Pak Tony, Pak Victor, Mas Syaprin, Mas
Erry, Mas Dion, Ryo Hinata serta dosen-dosen yang terdahulu yang sudah tidak
lagi di UMM. Terimakasih untuk semua ilmunya.
5. Teman-teman part time di jurusan HI Syarief dan Chotitah serta yang di LAB HI
Mba Fitri dan Aditya. Yang sudah sering saya repotkan. Terimakasih banyak
untuk semua bantuan dan pertolongannya.
6. Teman-teman dan keluarga besar HI UMM angkatan 2009, yang sudah seperti
keluarga sendiri bagi saya.
7. Panglima Besar Jendral Soedirman, Ir Soekarno, Dahlan Iskan, Ahok, Jokowi
yang merupakan para inspirator saya. “Tak Ada Yang Tak Bisa” akan selalu
ABSTRACT
Haryo Prasodjo, 09260012, “Economic Liberalization and India Look East
Policy as Driving Factors of ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA)”. Faculty of Social and Political Science Universitas Muhammadiyah Malang. Advisor I Gonda Yumitro., MA, Advisor II Ayusia Sabhita K., M. Soc. Sc
In 1947, after became independent from Britain, India’s economic was running slowly due to its choice in closed-economics by import substitution and its difficulties to be penetrated by market. In 1990, India was in balancing of payment crisis. In the reign of Narasimha Rao, India started to reform its economy by opening the economy into international market and formulate one policy named as Look East Policy. The reform aimed at triggering economics growth through removing barriers that was government regulations. India needed access to be integrated with the international economy, therefore, India government cooperated with the countries located in Southeast Asia, known as ASEAN. Gradually, the relationship between India and ASEAN was getting in and strategic. The climax of relationship between ASEAN and India was when India and ASEAN planned for free trade agreement between the two regions in 2003, and it was signed in 2009. The issue raised in this study is how the economic liberalization and India’s Look East Policy became driving factors for economic cooperation framework between ASEAN-India through ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) in 2003.
The method used by the writer was descriptive through literature study. The approach used was neo liberal, free trade, and India’s Look East Policy.
The result of this study revealed there are several evidences that support economic liberalization and look east policy which contribute as driving factors of ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) economic cooperation.
Keyword: economic liberalization, look east policy, ASEAN-India free trade agreement (AIFTA)
Malang,8 October 2013
Author
Haryo Prasodjo
Advisor I Advisor II
ABSTRAKSI
Haryo Prasodjo, 09260012, “Kebijakan Liberalisasi Ekonomi dan India Look East Policy Sebagai Faktor Pendorong Lahirnya ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA)”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing I Gondah Yumitro., MA, Pembimbing II Ayusia Sabhita K., M. Soc. Sc
Pada tahun 1947 setelah merdeka dari Britania Raya, ekonomi India berjalan lambat dikarenakan India memilih sistem perekonomian tertutup dengan subtitusi impor dan sulit ditembus oleh pasar.Di tahun 1990 India mengalami krisis neraca pembayaran.Pada masa PM Narasimha Rao India memulai reformasi ekonominya dengan jalan membuka ekonominya kepada pasar internasional danmerumuskan suatu KebijakanLook East Policy. Reformasi tersebut bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomidengan menghilangkan hambatan yang berupa aturan pemerintah. India membutuhkan akses untuk dapat terintegrasi dengan ekonomi internasional, maka dari itu Pemerintah India membuat beberapa kerjasama ekonomi denganperhimpunan negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Secara bertahap hubungan yangterjalin antara India dengan ASEAN semakin dalam dan strategis. Puncaknya adalah saat India dan ASEAN mewacanakan adanya sebuah perjanjian perdagangan bebas antara kedua wilayah tersebut di tahun 2003, dan baru ditandatangani di tahun 2009.Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana liberalisasi ekonomi dan India look east policy
India menjadi faktor pendorong lahirnya kerangka kerjasama ekonomi antara ASEAN-India melalui ASEAN-India free trade agreement (AIFTA).
Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan metode deskriptif melalui studi literatur dengan menggunakan pendekatan neo liberal, perdagangan bebas, dan India look east policy.
Hasil temuan peneliti dalam tulisan ini, adanya bukti-bukti kuat yang meunjukkan bahwa liberalisasi ekonomi serta India look east policy menjadi faktor pendorong lahirnya kerjasama ekonomi ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA).
Kata kunci: liberalisasi ekonomi, look east policy, ASEAN-India free trade agreement (AIFTA)
Malang,8 Oktober 2013
Penulis
Haryo Prasodjo
Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 10
1.3Tujuan Penelitian ... 10
1.4Manfaat Penelitian ... 11
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 11
1.4.2 Manfaat Praktis ... 11
1.5Penelitian Terdahulu ... 11
1.6Kerangka Pemikiran Landasan Teori dan Konseptual. ... 17
1.6.1 Kerangka Teoritis ... 17
Neo Liberalisme ... 17
1.6.2 Kerangka Konseptual ... 20
1.6.2.1Free Trade ... 20
1.6.2.2Look East Policy ... 23
1.7Metode Penelitian ... 24
1.7.1 Tipe Penelitian. ... 24
1.7.2 Tingkat Analisa ... 24
1.7.3 Tekhnik Pengumpulan Data ... 25
1.7.4 Tekhnik Analisa Data. ... 25
1.8Ruang Lingkup Penelitian ... 26
1.8.1 Batasan Materi ... 26
1.8.2 Batasan Waktu Penelitian ... 26
1.9Asumsi Dasar ... 27
1.10Sistematika Penulisan ... 27
BAB II INTEGRASI EKONOMI ASEAN-INDIA 2.1Hubungan India-ASEAN Sebelum 1990 ... 30
2.2Hubungan India ASEAN Setelah 1990 ... 35
2.3Sejarah Terbentuknya ASEAN-India Free Trade Agreement (AIFTA) ... 43
3.1.1 Ekonomi masa Jawaharlal Nehru (1951-1965) ... 54
3.1.2 Liberalisasi Masa Indira Gandhi (1965-1981) ... 57
3.1.3 Liberalisasi Masa Rajeev Gandhi (1984-1990) ... 60
3.1.4 Krisis Ekonomi India 1990 Awal Liberalisasi 1991 ... 63
3.1.5 Liberalisasi Masa Narasimha Rao (1991-1996) ... 65
3.1.6 Liberalisai Masa Atal Behari Vajpayee (1998-2004).. ... 70
3.2 Liberalisasi Sebagai Pendorong Lahirnya AIFTA ... 73
3.2.1 Dinamika Ekonomi India ... 74
3.2.2 Keunggulan Komparatif India dan ASEAN ... 79
3.2.3 Meningkatknya Nilai Perdagangan India-ASEAN ... 82
BAB IV INDIA LOOK EAST POLICY 4.1 Sejarah Lahirnya India Look East Policy (LEP) ... 89
4.1.1 Look East Policy Sebagai Penanda Berakhirnya Perang Dingin ... 90
4.1.2 Look East Policy Sebagai Awal Dibukanya Kembali Hubungan India-Asia ... 91
4.1.3 Look East Policy Sebagai Tujuan Kerjasama Ekonomi India ... 93
4.1.4 Look East Policy Sebagai Agenda Pembangunan ... 93
4.1.5 Look East Policy Sebagai Penanda Reformasi Ekonomi India ... 95
4.1.6 Look East Policy Sebagai Pengintegrasi Ekonomi India Dengan Ekonomi Internasional ... 97
4.2 India Look East Policy Dan Kerjasama Dengan ASEAN ... 101
4.2.1 Keadaan Ekonomi Politik Dunia Pasca Perang Dingin .... 102
4.2.2 Keadaan Ekonomi Politik Kawasan Asia Selatan ... 104
4.2.3 Membendung Kekuatan China di Asia ... 106
4.2.4 Upaya India Menjadi Pemain Penting di Kawasan Asia .. 109
4.2.5 Kedekatan Geografis, Sejarah, dan Budaya ... 111
4.2.6 Kepentingan Ekonomi Pasar India ... 112
4.3 Look East Policy dan Lahirnya AIFTA ... 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 120
5.2 Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA
Rosyidi, Suherman. “Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan Kepada teori Ekonomi Mikro & Makro”. Rajawali Press. Jakarta 2006.
Ikbar M.A, Drs. Yanuar. “Ekonomi Politik Internasional 2, Implementasi Konsep dan Teori”. Rafika Aditama Press, Bandung 2007.
Halwani M.A, Prof. Dr. R. Hendra, “Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi”, Ghalia Indonesia Press, Ciawi-Bogor 2005.
Caporaso, James A, dan David P. Levine, “Teori-teori Ekonomi Politik”,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2008.
Jacson, Robert & Gorge Sorensen, “Pengantar Study Hubungan Internasional”,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009.
Deliarnov, “Ekonomi Politik, Mencakup Berbagai Teori dan Konsep Yang Komprehensif”, Penerbit Erlangga, Jakarta 2006.
Mas’oed, Mchtar, “Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan
Metodologi”,LP3ES, Yogyakarta, 1990.
Rosyidi, Suherman, “Pengantar teori Ekonomi, Pendekatan Kepada teori dan Konsep Mikro & Makro”, Rajawali Press, Jakarta 2005.
Meredith, Robyn, “Menjadi Raksasa Dunia, Fenomena kebangkitan India dan China yang Luar Biasa dan Pengaruhnya terhadap kita”.Nuansa Press,
Bandung 2008.
Drs. T. Gilarso, SJ. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro” Kanisius Press,
yogyakarta 1992.
Wijayanta, Bambang & Aristanti WidyaningsihEkonomi & Akuntansi: “Mengasah Kemampuan Ekonomi”. Citra Praya press, Surabaya 2002
Mohd, Ahmad Shukri. Nain & Rosman Yusoff. “Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan”. Universiti Tekhnologi Malaysia, Johor 2003.
Luhulima, C.P. F. “Dinamika Asia Tenggara Menuju 2015”. Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2011.
Mahbubani, Kishore. “Asia Hemisfer Baru Dunia”. Pergeseran Kekuatan Global ke Timur yang Tak Terelakkan. Diterjemahkan oleh Bambang Murtianto dari buku The new asian hemisphere the irresistible shift of global power to the east. Gramedia, Jakarta 2011.
Artikel dan Internet
Zhang, Dong. Australian Government (AUSAID). “india Look East Strategies And Impacts”. AUSAID Working Paper September 2006.
India’s look east policy from economic integration to strategic stakeholder in the asia pacific region
S. Kumara,”Burma visit highkights India’s “Look East policy”, 6 april 2005 www.wsws.org
David M. Kotz. “Globalization and Neoliberalism”. Department of Economics and Political Economy Research Institute Thompson Hall University of
Massachusetts Amherst, MA 01003 U.S.A.
http://people.umass.edu/dmkotz/Glob_and_NL_02.pdf Diakses tanggal 5 Februari 2013.
Sonia Bhalotra, “The Impact of Economic Liberalization on Employment and Wages in India. University of Bristol,UK. Paper submitted to the International PolicyGroup, International Labour Office, Geneva. 31 Januari 2002. www.efm.bris.ac.uk/ecsrb/papers/indialib/pdf. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2013.
Ahluwalia, Montek S., “India’s Economic Reforms: An Appraisal,” in Jeffrey Sachs and Nirupam Bajpa’s (eds.), “India in the Era of Economic Reform,”
Oxford University Press, New Delhi, 2000.
Ahluwalia, Montek S. “India’s Quiet Economic Revolution” The Columbia Journal of World Business-Spring 1994. Diakses melalui http://planningcommission.nic.in/aboutus/speech/spemsa/new/msa18.doc. Pada tanggal 23 Juli 2013.
Charan D. Wadhva. “India Trying to Liberalise: Economic Reforms Since
1991”. Diakses
www.apcss.org/Publications/EditedVolumes/RegionalFInalChapter/ Chapter16Wadhva.pdf. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2013.
“India’s Economic Growth since 1980”. A studyon economic growt of
India. Diakses melalui
www.indianchild.com/india_economic_growth.htm. diunduh pada tanggal 18 Mei 2013.
Dalam http://www.aseansec.org.htm diakses pada tanggal 16 Mei 2012.
Dalam http://www.southasiaanalysis.org.html diakses tanggal 16 Mei 2012. Dalam http://www.tradingeconomics.com/india/gdp diakses tanggal 16 Mei 2012.
Dalam Lawrence H. Officer, "Exchange rate between the United States dollar and forty other countries, 1913 -1999." Economic History Services, EH.Net, 2002. URL http://eh.net/hmit/exchangerates/ diakses tanggal 16 Mei 2012. Dalam http://www.antaratv.com/berita india-kini-menjadi-magnet-bagi-asean
diakses pada tanggl 16 Mei 2012
Dalam http://www.voaindonesia.com/content/jumlah-penduduk-india-meningkat-menjadi-121-milyar.html diakses pada tanggal 16 Mei 2012.
Dalam http://financialpress.com. the-great-sharing. di akses pada atnggal 16 Mei 2012.
Dalamhttp://dunia.vivanews.com/news/read/82724asean_india_mou_perdaganga n_bebas diakses pada tanggal 16 Mei 2012.
Dalam http://www.asean.org/18144.htm. Diakses tanggal 16 Mei 2012.
Dalam http://www.indianchild.com/india_economy_growth.htm. Diakses tanggal 31 Januari 2013.
Dalam http://www.tempo.co/read/news/2012/12/20/118449349/India-ASEAN-Bahas-Peta-Kerja-Sama-Masa-Depan. Diakses tanggal 10 Februari 2013.
“History of Indian Economy”. India Text Bringing World Closer to India. http://indiatext.net/history-of-indian-economy/ . Diakses pada tanggal 3 Juli 2013.
“India Economy”. Diakses melalui
http://www.mapsofindia.com/india-economy.html. Pada tanggal 23 Juli 2013.
“India economy”. Diakses melalui
http://www.mongabay.com/reference/country_studies/india/ECONOMY.ht ml. Pada tanggal 2 Juli 2013.
Williamson, John. “The Rise of the Indian Economy”. Diakses melalui http://www.unc.edu/depts/diplomat/item/2006/0406/will/williamson_india.h tml. Pada tanggal 23 Juli 2013.
Sibal, D. Rajeev “The Untold story of India’s Economy”. Diakses melalui http://www.lse.ac.uk/IDEAS/publications/reports/pdf/SR010/sibal.pdf. Diakses pada tanggal 1 Juli 2013. hal 20 .
Rajan S, Ramkishan and Sen, Rahul. “India: A Decade of Economic
Liberalization”. Avian Group Campendium. Economic Order in the Global
Era, April 2002. Diakses melalui
http://ramkishenrajan.gmu.edu/pdfs/publications/other_policy_briefs_and_o peds/2002_2003/04-71.pdf. Pada tanggal 24 Juli 2013
Aghion, Philippe. Robin Burgess. Stephen